Anda di halaman 1dari 13

PSIKOLOGI

PENDIDIKAN

Ahmad Danil Lubis ( 5203131008 )


Benni Arif Purba ( 5203131001 )
Fransman Gea ( 5202431008 )
Rebecca Lyana ( 5203131030 )
Penerapan Belajar dalam Perkembangan Fisik, Otak, Kognitif

Perkembangan
Otak

A B C

Perkembangan Perkembangan
Fisik Kognitif
PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya, dengan
meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat badan maupun tinggi badan serta
kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih aktif dan berkembang keterampilan fisiknya,
dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan orang tuanya.

perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:


Sistem saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan
kecerdasan dan emosi

Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan


dan kemampuan motorik

Kelenjar Endoktrin, yang menyebabkan munculnya pola -


pola tingkah laku baru

Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi berat dan


proporsi
1) Faktor Internal 2) Faktor eksternal
• Sifat jasmaniah yang • Kesehatan. Anak
diwariskan dari orang yang sakit-sakitan
tuanya. pertumbuhan fisik
• Kematangan. Secara akan terhambat.
sepintas, • Makanan. Anak yang
pertumbuhan fisik, kurang gizi
meskipun anak sudah pertumbuhan fisiknya
diberikan makanan akan terhambat,
dengan gizi yang sebaliknya yang cukup
tinggi, tetapi apabila gizi pertumbuhannya
kematangan belum pesat.
sampai, pertumbuhan
akan tertunda.
faktor penting yang harus diperhatikan dalam menganalisis karakter siswa :
(1) karakteristik umum
(2) kompetensi atau kemampuan awal
(3) gaya belajar
(4) motivasi
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK
Tahapan Usia (Tahun) Karakteristik
Bayi Awal 0-1 Percaya Vs Tidak percaya
Bayi Lanjut ±1 - ±3 Otonomi Vs Malu dan Ragu-
ragu
Anak Awal ±4 - ±5 Inisiatif Vs Merasa Bersalah
Anak ±6 - ±11 Ketekunan Vs Rasa Rendah
Petengahan Hati
Masa Pubertas ±12 - ±20 Membuktikan kecakapan Vs
Kekacauan Parah
Dewasa Awal ±21 - ±40 Kekariban Vs Pengasingan
Section
Dewasa ±41 - ±65 Menyamaratakan Vs Tidak
Pertengahan Aktif
Masa Lanjut Diatas ±65 Menngabungkan Vs Putus
Asa
PERKEMBANGAN OTAK

Aspek yang sangat penting bagi perkembangan manusia adalah otak (brain). Otak merupakan
sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Otak terdiri dari 100 miliar sel syaraf (neuron),
dan setiap sel syaraf tersebut, rata-rata memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel
syaraf yang lainnya. Sel ini terdiri dari inti sel (nucleus) dan sel body yang berfungsi sebagai
penyalur aktivitas dari sel syaraf yang satu ke sel yang lain.

struktur otak terdiri dari atas tiga bagian, yaitu:


Brainstem (termasuk didalamnya celebellum) yang berfungsi
sebagai pengontrol keseimbangan dan koordinasi

Midbrain yang berfungsi sebagai stasiun pengulang atau


penyumbang dan pengotrol pernafasan dan fungsi menelan

Cerebrum yang berfungsi sebagai pusat otak yang paling tinggi yang
meliputi belahan otak kiri dan kanan (left and right hemispheres) dan
sebagai pengikat syaraf-syaraf yang berhubungan dengannya.
Proses pertumbuhan otak menurut para ahli melalui tiga tahap, yaitu:

1. Produksi sel (cell production), yaitu bahwa sel-sel itu telah


diproduksi di antara masa 8 sampai 16 minggu setelah masa
konsepsi
2. Perpindahan sel (cell migration) yaitu bahwa neuron-neuron itu
berimigrasi melalui daya tarik kimia ke lokasi-lokasi sasaran yang
semestinya
3. Elaborasi sel (cell elaburation) yaitu terjadinya proses di mana
Axon (jaringan syaraf panjang body sel dalam neuron) dan
dendrite (jaringan syaraf pendek bodi sel dalam neuron)
membentuk syaraf synepses (ruang kecil diantara neuron-neuron
di mana kegiatan syaraf terkomunikasikan antara sel yang satu
dengan yang lain)
Otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi aspek- aspek perkembangan
individu lainnya, baik berupa keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral
maupun kepribadian. Pertumbuhan otak yang normal (sehat) berpengaruh positif bagi
perkembangan aspek-aspek lainnya. Sedangkan apabila pertumbuhannya tidak normal
(karena pengaruh penyakit atau kurang gizi) cenderung akan menghambat perkembangan
aspek-aspek tersebut.

Fungsi Otak Kiri Fungsi Otak Kanan


Berfikir rasional. Ilmiah, logis, kritis, linear, Berfikir holistik, non-linear, non-verbal,
analitis, refensial dan konvergen. intuitif, imajinatif, non-refensial,
Berkaitan erat dengan kemampuan belajar divergen dan bahkan mistik.
membaca, berhitung (matematika), dan bahasa
Orang tua dapat memberikan asupan nutrisi yang cukup kepada anak
berupa makanan dan minuman dengan kandungan zat-zat
Docosahexaenoic Acid (DHA), Linoleic Acid (LA), Frukto-
oligosakarida (FOS), dan Galaktooligosakarida (GOS).

DHA adalah komponen asam lemak utama dalam otak dan merupakan
zat gizi yang sangat dibutuhkan pada saat otak sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat. DHA amat penting bagi
perkembangan saraf di otak, terutama pembentukan jaringan lemak
otak (mielinisasi) dan interkoneksi antarsaraf di otak. LA atau disebut
juga Omega 6 adalah prekursor atau bahan pembentuk AA
(Arachidonic Acid) yang juga merupakan komponen asam lemak utama
otak. LA atau Omega 6 termasuk jenis asam lemak esensial karena LA
atau Omega 6 ini penting tetapi tidak dapat diproduksi sendiri oleh
tubuh sehingga harus didapatkan dari konsumsi sehari-hari,

Contoh makanan yang mengandung zat DHA bisa ditemukan dalam ASI, pun bisa didapatkan
dalam ikan tuna, salmon, kacang tanah, daging sapi, telur dan sumber makanan hewani
lainnya. Makanan yang mengandung LA atau Omega 6 ini terdapat di minyak bunga matahari,
minyak kedelai, kacang kenari, minyak zaitun, biji wijen dan biji labu.
PERKEMBANGAN KOGNITIF

Kognisi artinya kemampuan berfikir, kemampuan menggunakan


otak. Perkembangan kognisi berarti perkembangan anak dalam
menggunakan kekuatan berfikirnya. Dalam perkembangan
kognitif, anak dalam hal ini otaknya mulai mengembangkan
kemampuan untuk berfikir, belajar dan mengingat. Dunia
kognitif anak pada usia ini adalah kreatif, bebas, dan
fantastis. Imajinasi anak berkembang sepanjang waktu, dan
pemahaman mental mereka mengenai dunia menjadi lebih baik.
Pada tingkat ini anak sudah dapat meningkatkan penggunaan
bahasa dengan menirukan prilaku orang dewasa.
A. Tahap Pra-Operasional Piaget B. Teori Vigotsky
Piaget menggambarkan kognitif anak prasekolah sebagai Vigotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif
pra-operasional. Pemikiran pra-operasional adalah periode membangun pengetahuan dan pemahaman mereka. Dalam
penantian yang nyaman untuk menuju tahapan teori Vigotsky, anak-anak lebih sering digambarkan
berikutnya, yakni pemikiran operasional konkret. Akan sebagai makhluk sosial daripada dalam teori Piaget.
tetapi label praoperasional menekankan bahwa anak Mereka mengembangkan cara-cara mereka dalam berpikir
tersebut belum menunjukkan suatu operasi. Tahapan dan pemahaman, terutama melalui interaksi sosial.
pra-operasional, yang berlangsung kira-kira usia 2 hingga Perkembangan kognitif mereka bergantung pada alat yang
7 tahun, adalah tahapan kedua dari teori piaget. Dalam disediakan oleh masyarakat, dan pikiran mereka dibentuk
tahapan ini, anak mulai mempresentasikan dunia mereka oleh konteks budaya tempat mereka tinggal. Jika
dengan kata-kata, bayangan, dan gambar-gambar dibandingkan, menurut Vigotsky anak berkembang karena
Pemikiran-pemikiran simbolik berjalan melampaui koneksi- dibantu oleh lingkungan sekitar mereka. Proses
koneksi sederhana dari informasi sensorik dan tindakan pembelajaran harus mampu menjaga keseimbangan antara
fisik. Konsep stabil mulai terbentuk, pemikiran-pemikiran peran kognisi dengan peran afeksi (perasaan dan emosi
mental muncul, egosentrisme tumbuh, dan keyakinan- yang lunak), sehingga lulusan pendidikan memiliki kualitas
keyakinan magis mulai terkonstruksi. Anak mulai bisa intelektual dan moral kepribadian yang seimbang.
menulis dan menggambar dengan imajinasi mereka.
Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar
belajar lebih bermakna bagi siswa.
Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya.
Siswa mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu
2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan
baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkrit
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena
hanya dengan mengaktifkan siswa, maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik
4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki
5. Pemahaman dan retensi akan meningkatkan jika materi pelajaran disusun
dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks
6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai