PENDIDIKAN
Perkembangan
Otak
A B C
Perkembangan Perkembangan
Fisik Kognitif
PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya, dengan
meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat badan maupun tinggi badan serta
kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih aktif dan berkembang keterampilan fisiknya,
dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan orang tuanya.
Aspek yang sangat penting bagi perkembangan manusia adalah otak (brain). Otak merupakan
sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Otak terdiri dari 100 miliar sel syaraf (neuron),
dan setiap sel syaraf tersebut, rata-rata memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel
syaraf yang lainnya. Sel ini terdiri dari inti sel (nucleus) dan sel body yang berfungsi sebagai
penyalur aktivitas dari sel syaraf yang satu ke sel yang lain.
Cerebrum yang berfungsi sebagai pusat otak yang paling tinggi yang
meliputi belahan otak kiri dan kanan (left and right hemispheres) dan
sebagai pengikat syaraf-syaraf yang berhubungan dengannya.
Proses pertumbuhan otak menurut para ahli melalui tiga tahap, yaitu:
DHA adalah komponen asam lemak utama dalam otak dan merupakan
zat gizi yang sangat dibutuhkan pada saat otak sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat. DHA amat penting bagi
perkembangan saraf di otak, terutama pembentukan jaringan lemak
otak (mielinisasi) dan interkoneksi antarsaraf di otak. LA atau disebut
juga Omega 6 adalah prekursor atau bahan pembentuk AA
(Arachidonic Acid) yang juga merupakan komponen asam lemak utama
otak. LA atau Omega 6 termasuk jenis asam lemak esensial karena LA
atau Omega 6 ini penting tetapi tidak dapat diproduksi sendiri oleh
tubuh sehingga harus didapatkan dari konsumsi sehari-hari,
Contoh makanan yang mengandung zat DHA bisa ditemukan dalam ASI, pun bisa didapatkan
dalam ikan tuna, salmon, kacang tanah, daging sapi, telur dan sumber makanan hewani
lainnya. Makanan yang mengandung LA atau Omega 6 ini terdapat di minyak bunga matahari,
minyak kedelai, kacang kenari, minyak zaitun, biji wijen dan biji labu.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya.
Siswa mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu
2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan
baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkrit
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena
hanya dengan mengaktifkan siswa, maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik
4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki
5. Pemahaman dan retensi akan meningkatkan jika materi pelajaran disusun
dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks
6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal
TERIMAKASIH