Anda di halaman 1dari 2

2.

4 METODE STARTING MOTOR INDUKSI 3 FASA


1. Metode Starting Motor Induksi 3 Fasa
Sistem pengoprasian motor dilakukan pada saat start, running dan Stop. Keberhasilan
suatu pengoperasian sebuah motor listrik bukan saja ditentukan pada “ Running Performance
“ motor , tetapi juga juga ditentukan oleh “ Starting Performance “ . Pemilihan metoda
starting banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kapasitas daya motor / keperluan
arus starting , torsi starting , kecepatan , jenis atau tipe motor dan macam-macam beban yang
digerakkan oleh motor tersebut. Starting Motor induksi rotor sangkar dapat dilakukan antara
lain :
 Direct on line ( DOL )
Starting dengan metoda ini menggunakan tegangan jala-jala / line penuh yang
dihubungkan langsung ke terminal motor melalui rangkaia pengendali mekanik atau dengan
relay kontaktor magnit.
 Star Delta
Star awal dilakukan dalam hubngan bintang dan kemudian motor beroperasi normal dalam
hungan delta. Pengendalian bintang ke delta dapat dilakukan dengan sakelar mekanik Y /Δ
atau dengan relay / kontaktor magnit.
 Starting Dengan Menggunakan Tahanan Primer (Primary Resistance)
Starting dengan metoda ini adalah dengan menngunakan tahanan primer untuk
menurunkan tegangan yang masuk ke motor.
 Auto Transformer
Starting dengan metoda ini adalah dengan menghubungkan motor pada taptegangan
sekunder auto transformer terendah dan bertahap dinaikkan hingga mencapai kecepatan
nominal motor dan motor terhubung langsung pada tegangan penuh / tegangan nominal
motor .
 Motor Slip Ring / Rotor lilit.
Untuk motor rotor lilit ( Slip Ring ) starting motor dilakukan dengan metoda pengaturan
rintangan rotor ( Scondary Resistor ) . Motor beroperasi normal pada rotor dalam hubungan
bintang.

Starting dengan tegangan penuh ( Direct on line/DOL starter )


Karakteristik umum :
1. Arus starting : 4 sampai 8 kali arus nominal
2. Torsi starting : 0,5 sampai 1,5 kali torsi nominal
3. Kriteria pemakaian :
4. 3 terminal motor , daya rendah sampai menengah
5. Arus starting tinggi dan terjadi drop tegangan
6. Peralatan sederhana
7. Waktu total yang diperlukan untuk DOL Starting direkomendasikan tidak lebih dari 10
detik

Sebagai contoh :
Jika motor distart langsung ke jala-jala mengambil arus 600 % kali arus beban penuh.
Pada tap 67 %, arus pada terminal motor akan sama dengan 400 %, akan tetapi arus primer
pada waktu starting akan sama dengan k kali 400 % atau sama dengan 267 % dari arus beban
penuh ini adalah arus yang diambil dari sistem suplay. Torsi starting sebanding dengan
kuadrat arus motor. Pada tap dengan perbandingan tegangan k, torsi akan menjadi k2 kali
torsi starting yang dihasilkan pada waktu motor distarting langsung ke jala-jala. Pada tap 67
%, torsi starting akan menjadi 67 % kuadrat atau sama dengan 45 % dari harga torsi DOL.
Keuntungan dari metoda starting ini adalah tegangan motor pada saat distart pada kondisi
torsi yang telah besar daripada metoda starting dengan tahanan primer (primary resistance
starting), pada penurunan tegangan yang sama dan arus jaringan yang sama.

Starting Dengan Pengaturan Tahanan Rotor


Metoda lain untuk menurunkan arus starting (I2) adalah dengan menggunakan tahanan (R)
yang dihubungkan pada rangkaian rotor. Starting ini hanya dapat dipakai untuk motor induksi
motor rotor lilit (motor slip ring), sedangkan untuk motor induksi rotor sangkar hal ini tidak
bisa dilakukan.
Motor induksi rotor lilit juga disebut motor induksi cincin geser (slipring), rotornya
mempunyai lilitan yang dihubungkan ke tahanan luar. Pada waktu starting, motor
dihubungkan dengan tahanan (Rheostat) dengan harga R yang maksimum. Setelah motor
running, maka rheostat dihubung singkat.

Anda mungkin juga menyukai