Anda di halaman 1dari 10

ILMU MUNASABAH

Dosen pembimbing:

Muhammad ihsan Lc., M.A.

Oleh:

Nama : Nanda yuli elfizar

Nim : 170701104

Nama: Syahrul ihsan

Nim : 170701085

Nama : Zikrul khalis

Nim : 150701098

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ARRANIRY

FAKULTAS SAINTEK

JURUSAN ARSITEKTUR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I             :PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Penulisan

BAB II            :PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Munasabat


2.2 Macam-Macam Dan Segi-Segi Ilmu Munasabat
2.3 Urgensi Dan Kegunaan Ilmu Munasabat

            BAB III          :PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG

Dari pembelajaran ini mengenai Munasabah fi Al-Qur’an dalam bidang Ulumul Qur’an.
Para mahasiswa diharapkan untuk memahami makna ini. Munasabah fi Qur’an ialah Ilmu
yang berhubungan dengan  persesuaian antara ayat atau surat yang satu dengan ayat atau
surat yang sebelum atau sesudahnya.
       Menurut para pakar Ulumul Qur’an ( Ibn ‘Arabi ) menjelaskan tentang keterkaitan antar
ayat-ayat Al-Qur’an sehingga seolah-olah merupakan satu ungkapan yang mempunyai satu
kesatuan makna.
Dari pengertian diatas dapat dipahami, bahwa Munasabah adalah usaha pemikiran
manusia dalam menggali rahasia hubungan antara ayat atau surah yang dapat diterima oleh
akal.
Dari latar belakang diatas, penulis terdorong untuk mempelajari secara mendalam
dengan cara mencari wawasan yang luas yang berkaitan dengan Munasabah Fi Al-qur’an.

1.2     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa Pengertian Ilmu Munasabat ?


2.      Berapa Macam-Macam Dan Segi-Segi Ilmu Munasabat ?
3.      Apa Urgensi Dan Kegunaan Ilmu Munasabat ?

1.3     TUJUAN PENULISAN

1.      Untuk Mengetahui Pengertian Ilmu Munasabat


2.      Untuk Mengetahiu Macam-Macam Dan Segi-Segi Ilmu Munasabat
3.      Untuk Mengetahui Urgensi Dan Kegunaan Ilmu Munasabat

  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1     PENGERTIAN ILMU MUNASABAT
Secara bahasa, kata “munasabat” bentuk masdar dari kata kerja “Nasaba” yang
memiliki arti “musyakalah” dan “muqarabah” di artikan dengan: suitability, suitableness,
adequacy;correlation,analogy.
       Dalam bahasa indonesia, kata muqarabah diartikan dengan kecocokan,kesesuaian, atau
hubungan pertalian. Terkait dengan pengertian ini pula maka hubungan yang sangat erat
seperti hubungan antara dua orang yang mempunyai keterkaitan secara keturunan di sebut
nasab / kerabat.Oleh karena itu, secara bahasa kata munasabat sering diartikan dengan
kecocokan, kesesuaian, kedekatan, hubungan, atau pertalian.
       Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa secara umum munasabat itu dapat di
definisikan sebagai “Adanya hubungan atau saling keterkaitan antara dua hal pada salah satu
aspek dari berbagai aspek-aspek lainnya”.Hal ini sama seperti persoalan ‘illat dlam masalah
qiyas yang terdapat dalam pembahsan usul fiqh.Sedangkan menurut Imam As-Suyuthi yang
di tulis dalam bukunya Al-Itqan fil Ulumil Qur’an  Munasabat secara bahasa adalah
perpadanan atau kedekatan, yaitu tempat kembalinya ayat-ayat kepada suatu makna yang
menghubungkan denganya, baik yang umum
maupun yang khusus, yang bersifat logika, indrawi, khayalan, maupun hubungan-
hubungan yang lain atau keterkaiatan yang bersifat logika, seperti antara sebab dan akibat,
antara dua hal yang sepadan , dua hal yang berlawanan, dan sebagainya.
       Secara umum munasabat yang berhubungan dengan ‘Ulumul Quran Ialah “suatu upaya
untuk menemukan terjadinya korelasi atau hubungan satu ayat dengan ayat yang lain
maupun satu surat dengan surat lain atau hubungan internal dalam satu ayat maupun dalam
satu surat”.
       Dalam buku Ensiklopedi Hukum Islam di sebutkan Munasabat ialah keterkaitan antara
satu ayat dan ayat lain atau satu surah dengan surah yang lain karena adanya hubungan antara
satu ayat dengan ayat yang lain, yang umum dan yang khusus, yang kongkrit dan yang
abstrak, atau adanya hubungan keseimbangan, adanyan hubungan berlawanan atau adanya
segi-segi keserasian imformasi Al-qur’an dalam bentuk kalimat berita tentang alam semesta.
       Jadi maksud dari munasabat ialah Kesesuaian, kedekatan, keserasian, atau sling
keterkaitan dan saling berhubungan.Maksud dari Munasabat Al-qur’an ialah Suatau
pembahasan mengenai keterkaiatan dan hubungan variabel-variebel yang terdapat dalam Al-
qur’an.Variabel-variabel di maksud adalah ayat-ayat dan surat-surat dalam berbagai macam
posisi dan formatnya.

2.2     MACAM-MACAM DAN SEGI-SEGI ILMU MUNASABAT


Menurut Abdul Jalal, Di tinjau dari segi sifatnya munasabat terbagi menjadi 2 bagian:
1.         Zhahir Al-Irtibath (persesuaian yang nyata)
Maksudnya adalah munasabah ini terjadi karena bagian al-Qur’an yang satu dengan yang lain
nampak jelas dan kuat disebabkan kuatnya kaitan kalimat yang satu dengan yang lain.
Deretan beberapa ayat yang menerangkan sesuatu materi itu terkadang, ayat yang satu berupa
penguat, penafsir, penyambung, penjelas, pengecualian, atau pembatas dengan ayat yang lain.
Sehingga semua ayat menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan. Contoh
hubungan antara ayat 1 dan 2 dari surat al-Isra’, yang menjelaskan tentang di-isra’-kannya
Nabi Muhammad saw, dan diikuti oleh keterangan tentang diturunkannya kitab Taurat
kepada Nabi Musa as. Dari kedua ayat tersebut nampak jelas bahwa keduanya memberikan
keterangan tentang diutusnya nabi dan rasul.
2.         Khafiy al-Irtibath (persesuaian yang tidak nyata)
Munasabah ini terjadi karena antara bagian-bagian al-Qur’an tidak ada kesesuaian, sehingga
tidak tampak adanya hubungan diantara keduanya, bahkan tampak masing-masing ayat atau
surat berdiri sendiri, baik karena ayat-ayat yang dihubungkan dengan ayat lain maupun
karena yang satu bertentangan dengan yang lain.

Secara rinci sebagaimana yang di temukan dalam kitab-kitab ‘Ulumul Qur’an bahwa
munasabat yang ada di dalam Al-Qur’an terdapat pada beberapa kemungkinan berikut:
  Tanasub As-Suwar (Munasabat antar surat) Membahas korelasi sebagai berikut:
1.      Munasabat antar satu surat dengan surat yang lainnya
Contoh: Munasabat antara surat al-fatihah dengan surah al-baqarah.Akhir surat al-fatihah
berisi doa permohonan petunjuk kepada jalan yang lurus, dan akhir surat
al-baqarah juga berisi do’a. Jadi ke dua surat ini sama-sama di akhiri dengan do’a.
2.      Munasabat antara tema sentral suatu surat dengan judul (nama) surat tersebut
Contoh: surat Nun yang mana di dalamnya banyak mengandung huruf Nun, yakni sampai
lebih dari 120 kali. Demikian juga pada surat Qaf Yang di dalamnya banyak menggunakan
huruf Qaf, sampai 50 kali.
3.      Munasabat antara awal dan akhir sebuah surat
Contoh: Awal surat al-qashas menceritakan perjuangan Nabi Musa dalam melawan
kekuasaan fir’un dan usahanya untuk keluar dari mesir atas perintah dan bantuan Allah SWT.
Sedangkan pada akhir surat Allah menyampaikan kabar gembira kepada Nabi Muhammad
SAW dengan menjanjikan akan mengembalikan beliau ke mekah setelah sebelumnya
melakukan hijrah ke Madinah. Selain itu dalam surah itu di ceritakan juga Bahwa Nabi Musa
tidak akan menolong Orang yang berbuat dosa, sementara pada akhir surah itu juga Allah
melarang Nabi untuk menolong orang-orang yang kafir.
4.      Munasabat antara akhir satu surat dengan awal surat berikutnya
Contoh: Akhir surat al-fatihah berkaitan erat dengan awal surat al-baqarah. Jika akhir surat
al-fatihah mengandung do’a agar umat islam di beri jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang
yang di beri nikmat, maka awal surah al-baqarah menjawab do’a tersebut dengan petunjuk
agar umat islam berpedoman pada al-qur’an. Orang yang menjadikan al-qur’an sebagai
pedoman hidupnya akan mendapat nikmat dan tidak di murkai Allah. Contoh lain ialah
munasabat antara awal surat al-hadiid dengan akhir surat al-waqi’ah, yang mana keduanya
sama-sama berbicara tentang kesucian Allah SWT.

  Tanasub Al-Ayat (Munasabat antar Ayat) Membahas korelasi sebagai berikut:


5.      Munasabat antara satu ayat dengan ayat yang lainnya dalam sebuah surat
Contoh: Surat Al-baqarah ayat 1-20. Kedua puluh ayat itu membicarakan tiga kelompok
sosial, yaitu orang-orang Mukmin (1-5), orang-orang kafir (6-7), dan orang-orang munafik
(8-20). Pada setiap kelompok dibicarakan pula sifat-sifat ketiga kelompok tersebut. Jika suatu
surat sangat pendek, mka seluruh ayatnya saling mendukung. Misalnya surat al-ikhlas yang
terdiri dari 4 ayat, keterkaitan antara ayat sangat terlihat dan semuanya saling mendukung.
6.      Munasabat antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu ayat
Contoh: penyebutan kata rahmat setelah kata’azab, kata raghbah setelah rahbah, dan lain-
lain. Hubungan kalimat demi kalimat dalam satu ayat sangat jelas terlihat misalnya pada
pembahasan al-qur’an tentang siapa yang haram di kawini
(An-nisa’ ayat 22-23).
7.      Munasabat antara nama dan isi yang mendominasi sebuah surat
Contoh: Surat al-fatihah memiliki banyak nama, di antaranya fatihah al-kitab, Um Al-
Qur’an, Sab’u al-matsany, dan al-kanz. Nama-nama ini sesuai dengan kandungan yang ada
dalam surat al-fatihah tersebut.
8.      Munasabat antara kandungan suatu ayat dengan penutup ayat tersebut
Kajian tentang munasabat model ini tidak banyak menjadi perhatian. Oleh karena itu, kitab-
kitab khusus tentang munasabat seperti ini sangat sulit di dapatkan.
       Adapun segi munasabat yang di cari dan di bahas terletak pada adanya keterkaitan
maknawi, seperti adanya keterkaitan yang terjadi antara maudhu’-maudhu’nya (tema-tema
pokok), antara kalimat ‘am (umum) dan  khas (khusus), maupun pada keterkaitan makna
yang terjadi dalam hukum konsekwensi logis yang muncul karena adanya kausalitas dan pada
keterkaitan lafadz, baik yang berupa persamaan atau perlawanan.
2.3     Urgensi Dan Kegunaan Ilmu Munasabat
Secara faktual dan berdasarkan bukti-bukti historis, Al-Qur’an di turunkan secara
berangsur-angsur dan bertahap selama beberapa kurun waktu dan dalam situasi serta sebab-
sebab turun yang beragam. Keadaan yang demikian tentunya bukan tnpa maksud dan tujuan.
Allah berfirman yang artinya:
”Berkatalah Orang-orang yang kafir:”Mengapa Al-Qur’an itu tidak di turunkan
kepadanya sekali turun saja?” Demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami
membacanya secara tartil (teratur dan benar)”.QS Al-furqan ayat 32
Dalam kaitannya dengan Al-Qur’an, sebagai kitab Allah yang bernuansa mukjizat,
pengetahuan tentang munasabat Al-Qur’an sangatlah membantu bagi upaya eksplorasi dan
pengungkapan makna dari pesan-pesan yang ingin di sampaikan. Di samping itu dengan
jelas, dengan jalan pendekatan korelasi (tanasub) yang terjadi antar-intern surat maupun
antar-intern ayat, maka Al-Qur’an yang pada hakikatnya memang satu kesatuan yang utuh
dan saling terkait, akan tetap terjaga keutuhan dan kesinambungannya.
Ilmu munasabat cukup erat kaitannyan dengan ilmu tafsir, oleh karena itu kegunaannya
juga sangat tidak dapat di pisahkan dengan penafsiaran ayat Al-Qur’an itu sendiri sebagai
mana pentingnya ilmu Asbabun Nuzul dalam penafsiran Al-Qur’an yang sangat berpengaruh
kepada hasil penafsiran tersebut.
Pentingnya mencari dan menemukan keberadaan ilmu munasabat ini adalah untuk
melihat struktur dan susunan ayat maupun surat sehingga pesan-pesan dan maksud dari pesan
tersebut lebih mudah di pahami. Maka tidaklah terlalu berlebihan jika di katakan bahwa
menguasi Ilmu munasabat berarti menguasai ilmu atau suatu pengetahuan yang agung dan
mengagumkan. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Abu Bakar ibnu ‘Araby berikut ini:
“Mengungkapkan korelasi antar ayat-ayat Al-Qur’an Sehingga ia menjadi satu kesatuan
yang utuh, berkesinambungan, dan teratur maknanya, merupakan pengetahuan yang sangat
agung”.
Senada dengan ungkapan yang di atas, Al-Zarkasyi juga mengungkapkan sebagai
berikut:
“Keindahan suatu pembicaraan terletak pada keteraturan satu kalimat dengan kalimat
yang lainnya, sehingga tidak tampak adanya makna yang tidak berhubungan”.
  
Dari kedua ungkapan di atas dapat disimpulkan urgensi atau pentingnya menemukan
Ilmu munasabat dalam Al-Qur’an adalah untuk memelihara agar struktur atau susunan
pembicaraan ayat-ayat Al-Qur’an tetap utuh dan runtut sehingga pesan-pesan Al-Qur’an lebih
mudah dipahami. Karena salah satu mukjizat Al-Qur’an terletak pada keindahan susunan
kalimat-kalimat, ayat-ayat maupun surat-suratnya.

  

BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
            Dari penjelasan singkat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.      Munasabat adalah suatu upaya untuk menemukan terjadinya korelasi atau hubungan satu ayat
dengan ayat yang lain maupun satu surat dengan surat lain atau hubungan internal dalam satu
ayat maupun dalam satu surat.

2.      Di tinjau dari segi sifatnya munasabat terbagi menjadi 2 bagian: 1. Zhahir Al-Irtibath
(persesuaian yang nyata), 2. Khafiy al-Irtibath (persesuaian yang tidak nyata). Sedangkan
yang umumnya juga terbagi 2 yaitu: 1. Tanasub As-Suwar (Munasabat antar surat), 2.
Tanasub Al-Ayat (Munasabat antar Ayat).
3.      Dengan ilmu Munasabat akan sangat membantu dalam memahami al-qur’an dan menafsirkan
ayat-ayat al-qur’an. Setelah di ketahui hubungan suatu kalimat/ suatu ayat dengan kalimat/
ayat yang lain. Sehingga sangat mempermudah penginstimbatan hukum-hukum atas isi
kandungannya.
4.      Pentingnya mencari dan menemukan keberadaan ilmu munasabat ini adalah untuk melihat
struktur dan susunan ayat maupun surat sehingga pesan-pesan dan maksud dari pesan tersebut
lebih mudah di pahami.
5.      Keindahan suatu pembicaraan terletak pada keteraturan satu kalimat dengan kalimat yang
lainnya, sehingga tidak tampak adanya makna yang tidak berhubungan inilah salah satu yang
di kaji dalam ilmu munasabat.

Dr.Muhammad Zaini,M.Ag, Analisis Terhadap


Munasabat :Banda Aceh (Cet.1, Jl lingkar Kampus Darussalam,
Banda Aceh 23111 (NASA)), Hal.29
Al-Zarkasyi,  Al-Burhan Fil ‘Ulum Al-Quran (berikut: Dar
al-Ma’arif,1975), hal.61
Imam As-Suyuthi,  Al-Itqan fil Ulumil Qur’an, (Cet.1
Muharam1430 H/ Januari 2008).  Hal.625
Dr.Muhammad Zaini,M.Ag, Analisis Terhadap
Munasabat..........., hal.30
Abdul Jalal, , Ulumul Qur’an, (Cet. Ke-1:Surabaya:Dunia Ilmu, 1998), hal. 155-157

Dr.Muhammad Zaini,M.Ag, Analisis Terhadap Munasabat...., hal. 34-37

Dr.Muhammad Zaini,M.Ag, Analisis Terhadap Munasabat...., hal. 41-44

 Share:  
  Facebook
  Twitter
  Google+
  Stumble
  Digg

POST META

AUTHOR

POSTED

CATEGORIES
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Related Posts:

Anda mungkin juga menyukai