Anda di halaman 1dari 21

i

MAKALAH

PERKEMBANGAN INDIVIDU

(Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Makalah Kelompok Mata Kuliah


Psikologi Pendidikan Semester Ganjil)

Oleh :

Agussalim

Fatimah Azzahra Ayu

Rovida Nurhusna Abinsair

PROGRAM PASCASARJANA BIMBINGAN KONSELING


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023

i
ii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang tak terhingga kepada Zat Yang Maha Agung, Penulis
panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan segala karunia dan nikmat-
Nya, kesehatan jasmani dan rohani, serta kekuatan lahir dan batin. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul : “Perkembangan Individu”.
Shalawat teriring salam tak lupa penulis haturkan kepada suri tauladan umat
Islam, baginda Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarganya, sahabat dan para
pengikutnya yang telah memberikan tuntunan menuju jalan yang terang (ilmu
pengetahuan) dengan akhlak yang mulia.
Suksesnya penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini karena bantuan
banyak pihak yang telah memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi penulis baik
moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Alhamdulillah atas jasa dan bantuan semua pihak, baik nasehat maupun
kritikan penulis panjatkan do’a semoga Allah SWT membalasnya dengan imbalan
pahala yang berlipat ganda dan menjadikan sebagai amal jariah yang tidak pernah
surut mengalir pahalanya, dan mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat dan berkah bagi penulis dan semua pihak. Amiin.

Makassar, 30 September 2023

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan.......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4
A. Pengertian dan Prinsip Perkenbangan............................................ 4
B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan .................................. 8
C. Tahapan Perkembangan ................................................................. 10
D. Aspek-Aspek Perkembangan ......................................................... 12
E. Tugas-Tugas Perkembangan Secara Umum .................................. 14
F. Arti Penting Perkembangan Bagi Proses Pembelajaran ................ 16
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 17
A. Kesimpulan .................................................................................... 17
B. Saran .............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Individu dalam kehidupannya mengalami perkembangan, mulai dari masa
bayi hingga orang tua. Setiap tahap perkembangan terdapat tugas-tugas
perkembangan khusus yang harus dicapai oleh individu tersebut. Tugas-tugas ini
berkaitan erat dengan perubahan kematangan, motorik, bahasa, kognitif, sprititualitas,
sosioemosional dan sebagainya sebagai syarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan
hidupnya. Menurut Havighurst, tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang
muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas
itu berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan sukses denganya, tugastugas
perkembangan selanjutnya, namun apabila mengalami kegagalan akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan.
Perkembangan adalah perubahan fungsi yaitu, aspek-aspek psikis, bersifat
kualitatif dan berjalan terus hingga akhir hayat. Perkembangan adalah proses
perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah.
Penekanan artinya terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang
oleh organ-organ fisik. Perkembangan individu merupakan suatu proses perubahan
pada diri individu yang dipengaruhi banyak hal, baik dari faktor internal seperti
hereditas dan gen, hingga faktor luar seperti asupan makanan, pergaulan, olahraga
dan sebagainya. Begitu banyak hal yang terjadi selama masa perkembangan,
merupakan suatu dinamika yang pastinya ditentukan oleh berbagai faktor, seperti
yang disebutkan diatas. Berhasil tidaknya suatu tugas perkembangan juga merupakan
andil besar dari faktor-faktor tersebut.
Dalam perkembangan setiap individu sejak lahir hingga akhir hayatnya pasti
akan mengalami proses belajar dan akan menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya baik secara langsung maupun tidak langsung, Dalam proses ini

1
2

perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap. Perkembangan


individu ditunjukkan bagaimana perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa
tumbuh dan berkembang secara pisik, psikis dari fase ke fase seperti dalam hal
pertumbuhan pisik, kognitif, afektif, sosial, psikomotor, moral. Di dalam bidang
kegiatan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan formal, proses pengajaran
dan pembelajaran sangat penting dalam perkembangan belajar individu demi menuju
keberhasilannya. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif
dan efisien apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik
secara menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan tentang
perkembangan individu peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan prinsip perkembangan ?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ?
3. Bagaimana tahapan perkembangan ?
4. Bagaimana aspek-aspek perkembangan ?
5. Bagaimana tugas-tugas perkembangan secara umum ?
6. Bagaimana arti penting perkembangan bagi proses pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan prinsip perkembangan ?
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ?
3. Untuk mengetahui tahapan perkembangan ?
4. Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan ?
5. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan secara umum ?
6. Untuk mengetahui arti penting perkembangan bagi proses pembelajaran ?
3

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan dalam rangka untuk
menerapkan pengembangan ilmu pengetahuan bimbingan konseling khususnya di
bidang perkembangan individu/peserta didik dalam psikologi pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Bagi Guru BK/Calon Guru BK (untuk mengetahui apa saja perkembangan
individu/peserta didik).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Prinsip Perkembangan


1. Pengertian Perkembangan
Menurut Mc. Leod (Muhibbin, 2004), menjelaskan perkembangan adalah
proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri
berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya.
Dalam Dictionary of psychology, perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-
tahapan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisma
lainnya. Jadi perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu
menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan.
Yang dimaksud dengan sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu
bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian
organisma (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Seperti
kemampuan berjalan anak-anak seiring dengan matangnya otot-otot kaki. Progresif
berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Misalnya terjadi perubahan proporsi dan ukuran
fisik anak dari pendek menjadi tinggi, kecil menjadi besar, dan perubahan
pengetahuan dan kemampuan anak dari yang sederhana sampai kepada yang
kompleks, seperti mulai mengenal abjad dan angka hingga mampu membaca dan
berhitung. Kontiniu atau berkesinambungan berarti, perubahan pada bagian atau
fungsi organisma itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara
kebetulan atau loncat-loncat. Misalnya untuk mampu berjalan seorang anak harus
terlebih dahulu bisa duduk dan merangkak.
Deskripsi perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan bervariasi menurut pendapat atau sudut pandang masing-masing pakar

4
5

psikologi perkembangan. Pada hakikatnya perkembangan mengandung makna


perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu, suatu proses atau tahapan pertumbuhan
kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Perkembangan berarti serangkaian perubahan
progresif yang terjadi karena adanya proses kematangan dan belajar. Perkembangan
bukan sekedar penambahan tinggi badan seseorang, melainkan suatu proses integrasi
dari organisasi atau struktur dan fungsi tingkah laku yang komplek dari individu yang
bersangkutan, mengarah pada tingkat yang lebih tinggi dan bersifat menetap serta
tidak dapat diputar kembali.
Konsepsi-konsepsi itu mencakup teori psikodinamika, teori yang berorientasi
biologis, lingkungan dan interaksionisme atau teori kognitif Piaget (Thalib, 2005) :
a. Teori Psikodinamika Sigmund Freud
Teori psikodinamika atau dikenal dengan istilah teori psikoanalitik.
Konsep ini memiliki kesamaan dengan konsep belajar sosial. Freud sebagai
konseptor psikoanalitik, memandang bahwa seorang anak yang dilahirkan
memiliki dua kekuatan (energy) biologik, yaitu libido dan nafsu mati. Kedua
kekuatan itu menguasai semua orang, melalui proses konsentrasi energi psikis
terhadap suatu objek atau suatu person spesifik.
b. Teori yang berorientasi biologis
Teori yang menekankan faktor-faktor menitikberatkan pengaruh faktor
bawaan atau keturunan, termasuk faktor bakat atau keadaan psikofisik yang
dibawa sejak lahir. Perkembangan bersifat endogen, artinya perkembangan itu
tidak hanya secara spontan saja, melainkan juga harus dimengerti sebagai
pemekaran predisposisi yang sudah ditentukan secara biologis (genotype).
c. Konsep yang berorientasi faktor lingkungan
Konsep lingkungan adalah kelompok konsep yang mementingkan
pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak, termasuk konsep-konsep
belajar dan konsep-konsep mengenai sosialisasi yang bersifat sosiologis. Konsep
belajar sosial memandang belajar sebagai suatu bentuk perubahan atas perilaku

5
6

seseorang dalam disposisi atau potensi yang bersifat relative tetap dan tidak
disebabkan oleh pertumbuhan.
d. Teori Interaksionisme
Teori ini sering disebut teori perkembangan kognitif piaget. Menurut
piaget, perkembangan adalah suatu proses perubahan sebagai hasil dari proses
belajar yang merupakan kombinasi atau interaksi dari pembelajaran, pengalaman,
dan kematangan.
2. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Pada dasarnya, setiap fase perkembangan satu dengan lainnya saling berkaitan
erat. Hal ini membuktikan bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh.
Adapun tujuan perkembangan adalah untuk menjadikan individu manusia dewasa
yang mandiri. Sedangkan prinsip perkembangan itu adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan tidak terbatas pada pertumbuhan secara fisik, namun mencakup
rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren, dan
berkesinambungan.
b. Perkembangan selalu menuju proses diferensiasi dan integrasi.
c. Perkembangan dimulai dari respon-respon yang sifatnya umum menuju
khusus.
d. Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara
berantai.
e. Setiap individu mempunyai tempo kecepatan perkembangannya sendiri-
sendiri.
f. Di dalam perkembangan, dikenal adanya irama atau naik turunnya proses
perkembangan.
g. Setiap individu seperti halnya organisme lainnya memiliki dorongan dan hasrat
mempertahankan diri dari hal-hal yang negatif seperti rasa sakit, rasa tidak
aman, kematian, dan sebagainya.
7

h. Dalam perkembangan terdapat masa peka, yaitu suatu masa dalam


perkembangan individu dimana suatu fungsi jasmani ataupun rohani dapat
berkembang dengan cepat jika mendapat latihan yang baik dan kontinu.
i. Perkembangan tiap-tiap individu pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan.

Selain apa yang dijelaskan diatas terdapat pula beberapa konsep lain tentang prinsip-
prinsip yang menyertai didalam pertumbuhan dan perkembangan yang ada
sebagaimana berikut :
a. Perkembangan Melibatkan Perubahan.
Perkembangan diartikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang
teratur dan koheren, maksutnya perubahan yang terjadi terarah maju dan
menunjukkan hubungan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi
baik yang telah mendahului atau perubahan yang akan mengikutinya.
Menurut Maslow dalam. Hurlock (2007) tujuan perubahan perkembangan
adalah upaya untuk menjadi orang terbaik secara fisik dan mental (aktualisasi diri).
Namun berhasil tidaknya mencapai tujuan tersebut, tergantung pada hambatan
yang dihadapinyadan bagaimana cara menanggulanginya. Hambatan-hambatan
dating dari lingkungan dan diri sendiri.
b. Perkembangan Awal Lebih Kritis dari Pada Perkembangan Selanjutnya.
Sebuah kenyataan menunjukkan bahwa tahun-tahun pertama sekolah
merupakan saat yang kritis bagi perkembangan anak. Beberapa ahli juga
mengutarakan pendapatnya diantaranya Milton, Erikson, dan Glueck: Milton
dalam Hurlock (2004)menyatakan bahwa “Masa kanak-kanak meramalkan masa
dewasa, sebagaimana pagi hari meramalkan hari baru”.
Erikson dalam Hurlock (2004) juga menyimpulkan bahwa “masa kanak-
kanak merupakan gambaran awal manusia sebagai manusia, tempat di mana
kebaikan dan sifat buruk akan berkembang mewujudkan diri, meskipun lambat
tetapi pasti”. Ia juga menerangkan, apa yang akan dipelajari seorang anak
8

tergantung bagaimana orang tua memenuhi kebutuhananak akan makanan,


perhatian, cinta kasih. Glueck dalam Hurlock (2004) menyimpulkan bahwa remaja
yang berpotensi menjadi anak nakal, dapat diidentifikasi sedini usia dua atau tiga
tahun karena perilaku anti sosialnya.
c. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar.
Ciri perkembangan fisik dan mental sebagian berasal dari proses
kematangan intrinsic dan sebagian berasal dari latihan dan usaha individu. Proses
kematangan intrinsic adalah terbukanya karakteristik yang secara potensional ada
pada individu yang berasal dari warisan genetic.
Dalam fungsi filogenetik (fungsi umum ras), misalnya: merangkak, duduk,
dan berjalan, perkembangan berasal dari proses kematangan. Berbeda dengan
fungsi ontogenetic (fungsi khas untuk individu), misalnya: berenang, melempar
bola, naik sepeda, diperlukan latihan. Kecenderungan yang diwariskan tidak dapat
matang sepenuhnya tanpa dukungan lingkungan. Belajar adalah perkembangan
yang berasal dari latihan dan usaha, sebagai contoh anak yang mempunyai tatanan
saraf dan otot yang superior, akan mempunyai bakat tapi kalau tidak ada
kesempatan berlatih dan bimbingan yang sistematis, anak itu tidak akan dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Belajar dapat terjadi secara imitasi
(individu secara sadar meniru apa yang dilakukan oleh orang lain), identifikasi
(sebagai suatu usaha individu untuk menerima sikap, nilsi, motivasi, dan perilaku
orang yang dihormati atau dicintai).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


Berikut ini merupakan aliran-aliran yang dijadikan sebagai pedoman para ahli
mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan (Hidayah: 2009) :
1. Aliran Nativisme
Tokoh aliran ini adalah Schoupen Howern. Menurut aliran ini perkembangan
individu ditentukan oleh faktor pembawaan (nativus). Aliran ini mengemukakan
bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan baik
9

karena berasal dari keturunan orang tuanya maupun karena memang ditakdirkan
demikian. Jika individu pembawaannya baik, maka akan baik pula individu tersebut
begitu juga sebaliknya. Menurut aliran ini, pendidikan tidak dapat diubah dan
senantiasa berkembang dengan sendirinya.
2. Aliran Empirisme
Salah satu tokoh aliran ini adalah John Locke, yang mengembangkan teori
“tabula rasa”. Menurutnya manusia bagaikan “tabula rasa”, yakni meja lilin yang
putih bersih belum tergoreskan apapun. Mau dijadikan gambar gambar apa saja meja
lilin tersebut terserah pelukisnya. Meja lilin di sini diibaratkan sebagai bayi yang baru
lahir yang akan berkembang, sedangkan pelukis adalah lingkungan yang akan
membentuk jadi apapun anak yang baru lahir ini. Dengan kata lain, aliran empirisme
sangat yakin bahwa perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan.
3. Aliran Konvergensi
Tokoh aliran konvergensi adalah William Stern. Aliran ini meyakini bahwa
baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama penting bagi perkembangan
individu. Dengan kata lain aliran ini mempercayai bahwa faktor yang mempengaruhi
perkembangan manusia tidak hanya berasal dari lingkungan (pengalaman) saja atau
pembawaan saja, tapi dipengaruhi oleh keduanya. Faktor pengalaman tidak berarti
apa-apa tanpa faktor pengalaman begitu juga sebaliknya. Perkembangan yang sehat
akan berkembang jika ada kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan
dan potensial kodrati anak bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuan anak.

Berdasarkan ketiga aliran yang dijelaskan oleh para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa factor yang mempengaruhi kualitas perkembangan anak
ditentukan oleh :
1. Faktor internal
Faktor internal adalah factor yang mempengaruhi perkembangan yang berasal
dari dalam individu itu sendiri. Berikut ini merupakan beberapa hal yang diduga
10

sebagai faktor internal yang memepengaruhi proses perkembangan yaitu (a)


genetika/hereditas (keturunan) dan (b) hormon.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan factor yang mempengaruhi perkembangan anak
yang berasal dari luar individu. Berikut ini merupakan beberapa hal yang
mempengaruhi perkembangan dari lingkungan yaitu (a) keluarga, (b) kelompok
teman sebaya, (c) pengalaman hidup, dan (d) kesehatan lingkungan.

C. Tahap Perkembangan
Tahap perkembangan dapat diartikan sebagai fase atau periode perjalanan
kehidupan anak yang diwarnai dengan ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu.
Secara umum menurut Papalia dkk (Dariyo, 2007) membagi perkembangan manusia
menjadi sembilan tahapan yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Masa Pra-natal
Masa pra-natal atau lebih dikenal dengan masa sebelum lahir, ditandai dengan
proses pembentukan sistem jaringan dan struktur organ-organ fisik. Pertumbuhan dan
perkembangan dimulai sejak terjadinya pertemuan sel sperma dengan sel telur yang
bakal menjadi calon manusia. Proses perubahan tersebut berlangsung secara cepat
yakni 9 bulan 10 hari atau 42-43 minggu.
2. Masa bayi dan anak tiga tahun pertama (Atitama/Toddler)
Saat janin berusia 9 bulan 10 hari seluruh organ fisiknya telah matang dan
bayi siap dilahirkan ke dunia, setelah dilahirkan bayi segera menangis sebagai tanda
berfungsinya perasaan dan panca-indra dalam menghadapi penyesuaian diri dengan
lingkungan hidupnya yang baru. Bayi akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan dibawah pengasuhan dan bimbingan orangtua, pada masa ini anak
akan belajar mengembangkan kemampuan motoriknya dengan cara merangkak,
berjalan, bahkan berlari.
11

3. Masa anak-anak awal (early childhood)


Secara kronologis usia yang tergolong masa anak-anak awal saat anak berusia
4 tahun-5 tahun 11 bulan. Anak-anak pada masa ini masih memfokuskan diri pada
hubungan dengan orangtua atau keluarga, masa anak-anak awal ditandai dengan
kemandirian, kemampuan mengontrol diri serta keinginan untuk memperluas
pergaulan melalui kegiatan bermain sendiri atau bermain dengan teman sebayanya.
4. Masa anak-anak tengah (middle childhood)
Masa anak-anak tengah dialami oleh anak-anak usia 7-9 tahun, atau secara
akademis anak-anak yang duduk di kelas awal SD (kelas 1, 2, dan 3). Kehidupan
sosial anak pada masa ini diwarnai dengan kekompakan kelompok teman sebaya
yang berjenis kelamin sejenis (homogen). Anak-anak mulai mengembangkan
kepribadian seperti pembentukan konsep diri fisik, sosial, dan akademis untuk
mendukung perkembangan harga diri, percaya diri dan efikasi diri.
5. Masa anak akhir (late childhood)
Masa anak-anak akhir (late childhood) berlangsung pada anak dengan usia 10-
12 tahun atau pada anak yang sedang duduk di SD kelas atas (kelas 4, 5, dan 6) masa
ini sering juga disebut sebagai masa bermain. Ciri-ciri anak pada masa ini adalah
memiliki dorongan untuk masuk dalam kelompok sebaya, dengan kata lain pada usia
ini anak-anak mulai membentuk geng karena anak-anak merasa nyaman berada
dalam lingkungan sebayanya. Menurut Piaget pada masa ini cara berpikir anak masuk
tahap konkrit.
6. Masa remaja (adolescence)
Masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun, perkembangan anak pada
masa ini sangat labil karena masa ini merupakan masa peralihan dari masa anak-anak
menuju ke masa dewasa. Ciri-ciri seorang anak telah memasuki masa remaja adalah
pertumbuhan fisik relatif cepat, organ-organ fisik telah mencapai taraf kematangan
yang memungkinkan berfungsinya sistem reproduksi dengan sempurna.
12

7. Masa dewasa muda (young adulthood)


Umumnya seseorang digolongkan sebagai dewasa muda saat individu berusia
22-40 tahun. Segala aspek perkembangan pada usia ini bisa dikatakan telah matang,
tapi pada organ-organ tertentu masih tetap tumbuh dan berkembang walupun berjalan
dengan sangat lambat.
8. Masa dewasa tengah (middle adulthood)
Masa dewasa tengah merupakan masa yang penuh tantangan karena kondisi
fisik individu sudah mulai mengalami penurunan, untuk wanita ditandai dengan
mulai terjadinya menopause. Masa dewasa tengah umumnya terjadi pada usia 40-60
tahun, pada beberapa orang tertentu pada masa ini muncul puber kedua dimana
individu suka berdandan bahkan mungkin jatuh cinta lagi.
9. Masa dewasa akhir (late adulthood)
Masa dewasa akhir lebih sering disebut sebagai masa tua, dimana masa ini
merupakan masa terakhir dalam kehidupan manusia. Umumnya seseorang dikatakan
sudah tua saat berusia lebih dari 60 tahun. Masa ini ditandai dengan semakin
menurunnya berbagai fungsi fisik dan organ-organ tubuh, melemahnya otot-otot
tubuh sehingga akan merasa cepat lelah dan semakin sering mendapat keluhan
penyakit, selain itu fungsi ingatan juga semakin melemah atau sering disebut pikun.

D. Aspek Perkembangan Individu


Aspek perkembangan pada anak terdiri dari perrkembangan fisik,
perkembangan intelegtual/kognitif, perkembangan emosi serta perkembangan
psikososial, berikut penjelasannya :
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik adalah perubahan struktur tubuh manusia yang terjadi
sejak individu berada dalm kandungan hingga ia dewasa. Perkembangan fisik
merupakan hal yang mendasar bagi kemajuan perkembangan aspek lainnya, jika fisik
berkembang dengan baik maka anak akan lebih bisa mengembangkan keterampilan
fisiknya, mengeksplor lingkungannya tanpa bantuan orang lain. Perkembangan fisik
13

anak ditandai dengan berkembangnya kemampuan motorik halus maupun


kemampuan motorik kasar, makan yang bergizi akan sangat mempengaruhi
perkembangan fisik anak dengan terpenuhinya gizi maka perkembangan fisik tidak
akan terganggu dan dapat berjalan sesuai dengan umurnya (Susanto, 2011).
2. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif merupakan kemampuan individu untuk berpikir lebih
kompleks yang meliputi perkembangan kemampuan berpikir (thinking), memecahkan
masalah (problem solving), mengambil keputusan (decision making), kecerdasan
(intellegence), bakat (aptittude). Semakin berkembangnya kemamapuan kognitif akan
memudahkan anak menguasai pengetahuan yang lebih luas, sehingga anak mampu
menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik, serta mampu berinteraksi
dengan masyarakat dan lingkunganya dengan semestinya. Optimalisasi
perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh kematangan fisiologis sehingga
perkembangan kognitif dapat berjalan dengan baik dan koordinatif (Dariyo, 2007).
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian suatu kemampuan untuk
berperilaku/bersikap sesuai dengan harapan sosial yang berlaku di lingkungan
sosialnya. Individu dikatakan sesuai dengan harapan sosial jika mencakup paling
tidak tiga komponen, yaitu belajar berperilaku dengan cara yang disetujui secara
sosial, bermain dalam peranan yang disetuji secara sosial, dan pengembangan sikap
social. Hurlock menyatakan indikator dari perilaku sosial dinyatakan sukses adalah
adanya kerjasama, persaingan yang sehat, keamauan berbagi (sharing), minat untuk
diterima, simpati, empati, ketergantungan, persahabatan, keinginan permanfaat,
imitasi, dan perilaku lekat (Hartinah, 2010).
4. Perkembangan Emosi
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan perilaku fisik
sebagai respon dari hal-hal terjadi /dirasakan individu pada waktu tertentu seperti
marah ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau gembira ditunjukkan dengan
tertawa dan melonjak kegirangan. Kemampuan bereaksi secara emosional sudah
14

dimiliki anak sejak lahir, namun perkembangan emosional berikutnya tidak berjalan
dengan sendirinya tetapi sangat dipengaruhi oleh peran pematangan dan peran proses
belajar (Poerwanti dkk, 2002).

E. Tugas-tugas Perkembangan secara Umum


Robert havighurst (Adam dan Gullota, 1983) melalui perspektif psikososial
berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk
menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang khusus. Selanjutnya, Havighurst
(1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu sebagai berikut:

A developmental task is which arises at or about a certain


period in the life of the individual , successfull achievement of
which leads to his happiness and to success with later task,
while failure leads to unhappiness in the individual,
disapproval by society, and difficulty with later task.

Maksudnya, bahwa tugas perkembangan itu adalah suatu tugas yang muncul pada
periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesa dalam menuntaskan tugas
berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada
diri individu yang bersangkutan menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-
kesulitan dalam menuntaskantugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau
keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase
perkembangannya. Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai
social expectations. Dalam arti setiap kelompok budaya mangharapkan anggotanya
menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang
disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Pada dasarnya, perkembangan merupakan suatu proses perubahan kearah yang
lebih maju. Perubahan tersebut adalah perubahan psikofisik sebagai hasil dari proses
15

pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan
proses belajar. Pakar psikologi perkembangan Indonesia, Nuryoto (1994)
menggolongkan fase-fase kehiduoan manusia atas 3 kategori utama, yaitu (a) masa
progresif umur 0-25 tahun, (b) masa statis umur 25-50 tahun dan (c) masa regresif
umur >50 tahun. Pada masa progresif, inidvidu akan tumbuh dan berkembang dalam
segi fisik,psikis, maupun social dari kondisi yang sangat sederhana menuju kearah
yang sempurna.
Pada masa progresif ini perubahan yang dialami individu sangat menonjol dan
diharapkan pada umur 25 tahun sudah mencapai tahap kematangan. Artinya, secraa
fisik sudah mencapai ukuran dewasa, tinggi badannya tidak akan bertambah,
meskipun berat mengikuti pola makan. Cara berpikir dan bertindak sudah tidak
kekanak-kanakan, tidak emosional, dan mau bertanggung jawab terhadap sikap yang
dipilihnya. Pada masa ini anak berusaha untuk mempersiapkan diri mencapai status
dalam bermasyarakat, mulai dari menentukan pilihan sekolah, dan menyelesaikan
sekolahnya. Berdasar bekal pendidikan yang dimiliki, anak berusaha memperoleh
pekerjaan untuk mencari nafkah, dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga.
Pada masa statis individu telah mencapai kematangan perkembangan secara
menyeluruh dan sempurna. Kondisi yang dimiliki itu akan dipertahankan hingga fase
berikutnya. Pada masa statis, seseorang biasanya telah bekerja dan mungkin juga
sudah berkeluarga sehingga tanggung jawabnya meningkat. Individu tersebut selain
mengurus dirinya sendiri juga mengurus keluarga serta tugas pekerjaannya. Individu
berusaha untuk meningkatkan dirinya sehingga prestasi kerja dan kariernya akan
semakin meningkat. Pada umumnya seseorang yang berada pada akhir masa statis
telah mencapai karier tertentu, atau bahkan mungkin mendekati puncak karier yang
didambakan.
Selanjutnya, usia 50 tahun merupakan terjadinya masa regresif. Pada tingkat usia
tersebut seseorang secara alami mulai mengalami kemunduran, khususnya
kemampuan fisik. Kemunduran fisik pada umumnya tidak terjadi secara statis,
sedangkan kemmapuan psikis bagi sebagian orang mungkin masih meningkat atau
16

mungkin masih dipertahankan. Hal ini dapat dijumpai bagi sebagian besar
cendekiawan yang tampak makin tajam daya analisanya seiring dengan makin
meningkatnya usia dan pengalaman mereka.
F. Arti Penting Perkembangan Bagi Proses Pembelajaran
Antara perkembangan dan belajar terdapat hubungan sangat erat, sehingga
hampir semua proses perkembangan memerlukan belajar. Pengetahuan tentang proses
perkembangan dengan segala aspeknya sangat banyak manfaatnya, antara lain
(Muhibbin, 2004) :
1. Guru dapat memberikan layanan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada para
siswa, relevan dengan tingkat perkembanganya.
2. Guru dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya kesulitan
belajar siswa tertentu, seterusnya segera mengambil langkah-langkah yang tepat
untuk menanggulanginya.
3. Guru dapat mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memulai aktivitas proses
belajar mengajar tertentu.
4. Guru dapat menemukan dan menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran dan
pengajaran materi pembelajarn tertentu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan yang progresif yang
terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisma lainnya. Jadi perkembangan
adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu menuju tingkat
kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan.
Berdasarkan ketiga aliran yang dijelaskan oleh para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa factor yang mempengaruhi kualitas perkembangan anak
ditentukan oleh faktor internal adalah factor yang mempengaruhi perkembangan yang
berasal dari dalam individu itu sendiri. Berikut ini merupakan beberapa hal yang
diduga sebagai faktor internal yang memepengaruhi proses perkembangan yaitu
genetika/hereditas (keturunan) dan hormon. Faktor eksternal merupakan factor yang
mempengaruhi perkembangan anak yang berasal dari luar individu. Berikut ini
merupakan beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan dari lingkungan yaitu
keluarga, kelompok teman sebaya, pengalaman hidup, dan kesehatan lingkungan.
Tahap perkembangan dapat diartikan sebagai fase atau periode perjalanan
kehidupan anak yang diwarnai dengan ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu.
Aspek perkembangan pada anak terdiri dari perrkembangan fisik, perkembangan
intelegtual/kognitif, perkembangan emosi, serta perkembangan psikososial. Keempat
aspek tersebut sangat penting bagi perkembangan anak, karena aspek-aspek tersebut
saling terkait satu dengan yang lain sehingga semua aspek perkembangan tersebut
harus mendapat perhatian yang sama.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ajhuri, Kayyis F. 2019. Psikologi Perkembangan : Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Yogyakarta : Penebar Media Pustaka
Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hartinah, Siti. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Rafika Aditama.
Hidayah, Rifa. 2009. Psikologi Pengasuhan Anak. Malang: UIN Malang Press
(Anggota IKAPI).
Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Muhibbin, Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Musilka, Haryadi. 2013. Perkembangan Individu. Semarang : Pendidikan Deepublish
Poerwanti, Endang dan Nur Widodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang:
UMM.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Thalib, Syamsul B. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif.
Jakarta : Kencana, Prenada Media Group

18

Anda mungkin juga menyukai