Anda di halaman 1dari 1

MA’RIFATULLAH

Bagian Ke-8

MAHABATULLAH (MENCINTAI ALLAH)


4. Pembahasan

4.1. Hakikat Cinta

Cinta merupakan hal yang mendasar dalam hidup ini, terkadang cinta
membawa bahagia bagi manusia, dan dapat pula berubah menjadi prahara. Cinta
adalah instrumen untuk mencapai tujuan, pada dasarnya cinta adalah netral, tetapi
terpulang siapakah yang mengemudi cinta itu sendiri, jiwa nafsu syahwat yang
mendominasi maka wajarlah cinta itu akan berakhir dengan kebinasaan, tetapi
ketika cinta yang bertaburan dengan bunga iman kepada Allah maka cinta adalah
pengikat antara manusia dengan tuhannya, sehingga akan menjadikan dia ikhlas
beribadah.
Cinta terbagi menjadi dua jenis:

1. al-mahabbatu at-thabi’i. Yang mendasarinya adalah asy-syahwah (keinginan);


2. al-mahabbatu as-syar’i (cinta yang sesuai syari’at). Yang mendasarinya adalah
al-iman (iman).
Tanda-tanda Cinta
Mahabbah (cinta) -baik itu mahabbatullah (cinta kepada Allah Ta’ala) atau
mahabbatu ghairillah (cinta kepada selain Allah)- manakala telah tertanam di dalam
diri akan terlihat tanda-tandanya.
1. katsratul dzikri (sering menyebutnya).
2. al-i’jab (kagum). Seseorang yang mencintai sesuatu pasti selalu
memperlihatkan kekagumannya kepada apa yang dicintainya itu;
3. ar-ridha (kerelaan dan penerimaan). Seseorang biasanya akan bersikap rela dan
menerima kepada apa yang dicintainya.
4. at-tadhiyah (pengorbanan). Seorang pecinta biasanya tidak akan ragu berkorban
untuk kekasihnya.
5. al-khauf (takut) dan ar-raja’ (berharap). Seorang pecinta biasanya merasa takut,
cemas dan penuh harap terhadap apa yang dicintainya
6. at-tha’ah (ketaatan). Seorang pecinta cenderung akan menuruti apa kehendak
sang kekasih. Dia akan berupaya memenuhi permintaan dan keinginan
kekasihnya itu dengan sungguh-sungguh.

Anda mungkin juga menyukai