Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN PCOS (POLYCYSTIC OVARIAN SYNDROME)

OLEH:ANNISA RAHMAWATI
KELAS: XI A-KEPERAWATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SMK YARSI MATARAM

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan tentang PCOS.
Terimakasih saya ucapkan kepada bapak Zuhdi.S,Kep.Ners. yang telah membantu
saya baik secara moral maupun materi. Terimkasih juga saya ucapkan kepda teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
ini tepat waktu.
Saya menyadari, bahwa laporan pendahuluan yang saya buat masih jauh dari kata
sempurna dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan pendahuluan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

MATARAM, 25 FEBRUARI 2021

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................3
-Kata pengantar............................................................................................2
-Daftar Isi.....................................................................................................3
-Latar belakang............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................5
1. Definisi.....................................................................................................5
2. Anatomi....................................................................................................5
3. Etiologi.....................................................................................................6
4. Patofisologi...........................................................................................6-7
5. MK ( Manifestasi Klinis)......................................................................7-9
6. Pemeriksaan penunjang...........................................................................9
7. Penatalaksanaan..................................................................................9-10
- Pencegahan.........................................................................................10
8. Komplikasi.............................................................................................10

BAB III ASKEP (Asuhan Keperawatan)........................................................11


1. Pengkajian................................................................................................11
-Biodata..................................................................................................11
-Keluhan Utama.......................................................................................11
-Riwayat Penyakit Terdahulu....................................................................12
-Pemeriksaan fisik..............................................................................12-13
2. Diagnosa Keperawatan..............................................................................13
3. Intervensi............................................................................................13-14

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................16


DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

World Health Organization (WHO) tahun 2019 menyebutkan pasangan infertil baru
setiap tahun terus meningkat, diperkirakan kasus infertilitas sebesar 10%.Gambaran
secara global populasi infertilitas sekitar 50-80 juta pasangan atau terjadi pada 1 dari 7
pasangan.Infertilitas di negara berkembang terjadi lebih tinggi yaitu sekitar 30%
dibandingkan negara maju hanya 5–8%.Dalam studi di Ghana tahun 2013 menyebutkan
persentase infertilitas 26,9% wanita dan 21,1% pria. Amerika Latin dan Karibia memiliki
sekitar 1,5% tingkat infertilitas primer. Infertilitas di Asia tertinggi terdapat di
Turkmenistan sebesar 43,7% dan 21,3% di Indonesia. Pada tahun 2013 angka infertilitas
di Indonesia telah meningkat mencapai 15-25% dari seluruh pasangan suami istri. Dari
39,8 juta pasangan usia subur, 10–15% dinyatakan infertil dan 4–6 juta pasangan
memerlukan pengobatan infertilitas untuk mendapatkan keturunan.Infertilitas pada wanita
secara umum disebabkan oleh gangguan ovulasi, salah satu penyebab terjadinya
gangguan ovulasi adalah Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). Polycystic Ovary
Syndrome (PCOS) masih menjadi masalah di bidang kesehatan reproduksi secara global
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan salah satu gangguan yang kerap
menyerang wanita yang menyebabkan kesulitan memperoleh kehamilan. PCOS
menyebabkan 5-10% wanita usia reproduktif menjadi infertil. Di Indonesia sendiri,
insidensi pasti dari PCOS belum diketahui. Menurut penelitian Wahyuni tahun 2015,
didapatkan 67 dari 93 pasien PCOS (72,04%) mengalami infertilitas. Pada tahun 2015
sebanyak 5,8% penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) mengalami infertilitas.
Sebagian besar penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) tidak mengetahui bahwa
dirinya mengalami sindrom tersebut.Hal tersebut tidak lepas dari faktor pendorong atau
pencetus.

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) adalah suatu kelainan heterogen berupa anovulasi
kronik dan hiperandrogenik yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, di mana semua
penyebab sekunder (neoplasma yang mensekresi androgen) telah disingkirkan (William
et al., 2007).PCOS bukanlah suatu penyakit namun merupakan suatu kumpulan gejala
(POGI, 2006) dengan karakteristik berupa adanya anovulasi persisten dan manifestasi
klinis berupa kista multipel pada ovarium, amenore sekunder atau oligomenore dan
infertilitas (Norwitzt et al., 2006).
2. ANATOMI FISIOLOGI
Sepasang Ovarium (Indung Telur) Terdapat dua indung telur terletak di kanan dan di kiri
rahim, dilapisi mesovarium dan tergantung di belakang ligamen Latum. Bentuknya
seperti buah almond, sebesar ibu jari tangan (jempol) ukuran 2,5–5 cm 0,6–1 cm. Indung
telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium, ligamen ovarika, ligamen
Infundibulopelvikum. Merupakan alat reproduksi yang setelah dewasa menghasilkan
ovum (telur).Ovarium mangandung 7 8 kelenjar endokrin dan jaringan penghasil sel telur
yang disebut folikel.Didalam folikel terdapat oosit (calon sel telur). Selanjutnya sel
folikel yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium melalui proses ovulasi yang
berlangsung sebulan sekali. Pada setiap ovulasi hanya satu sel telur yang mampu bertahan
hidup selama 24 jam. Saat folikel tumbuh maka ovarium menghasilkan hormon
esterogen,sedangkan setelah ovulasi maka hormon yang di hasilkan kebanyakan adalah
progesteron hormon.Ovarim juga berperan dalam mengatur siklus haid. (Potter dan Perri,
2006). Strukturnya terdiri dari : 1. Korteks / kulit : a. Tunika albuginea, yaitu epitel
berbentuk kubik b. Jaringan ikat di sela – sela jaringan lain c. Stroma, folikel primordial,
dan folikel de graf 2. Medulla / inti atau zona vaskulosa terdiri dari : a. Stroma berisi
pembuluh darah b. Serabut saraf c. Beberapa otot polos Seorang wanita diperkirakan akan
mengeluarkan sel telur kira–kira 400 butir seumur hidupnya.

5
3. ETIOLOGI
Etiologi PCOS masih belum diketahui, dan tidak ada gen atau substansi lingkungan
spesifik yang terbukti mengakibatkan terjadinya PCOS (Norwitz et al., 2006), meskipun
beberapa penelitian mencoba menghubungkan kejadian PCOS dengan pengaruh genetik
melalui aktifitas 5α-reduktase (William et al., 2007).Menurut POGI (2006) penyebab
terbanyak PCOS adalah akibat adanya gangguan hormonal. Gangguan hormonal berupa
resistensi insulin, adanya deposit lemak sentral (obesitas) dan Diabetes Mellitus tipe 2
sering dianggap berhubungan dengan kejadian PCOS pada wanita usia subur (William et
al., 2007).
4. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi dari PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome) belum sepenuhnya


dimengerti, terutama mengenai di mana sebenarnya letak gangguan
primernya.Ovarium, kelenjar adrenal, hipotalamus, hipofisis, dan jaringan yang
sensitif terhadap insulin berperan dalam patofisiologi PCOS.
Resistensi Insulin, Hiperinsulinemia, Serta Obesitas

PCOS berhubungan dengan resistensi insulin perifer serta hiperinsulinemia, dan obesitas
memperkuat derajat abnormalitas kedua kondisi tersebut.Resistensi insulin menyebabkan
hipersekresi insulin kompensatorik untuk menjaga kondisi normoglikemik.Resistensi
insulin pada PCOS dapat disebabkan kerusakan pada jalur persinyalan reseptor insulin.
Selain itu, resistensi insulin ini juga diketahui memiliki hubungan dengan adiponektin,
hormon yang dihasilkan adiposit yang mengatur metabolisme lipid dan kadar glukosa.
Kondisi hiperinsulinemia mendorong produksi androgen dari ovarium dan dari kelenjar
adrenal.Kadar insulin yang tinggi juga menekan produksi hormon SHBG (sex hormone
binding globulin) yang diproduksi di hati.Kondisi ini turut memperburuk
hiperandrogenemia karena meningkatkan proporsi androgen yang bersirkulasi bebas.
Peningkatan LH (Luteinizing Hormone)

6
Faktor lain yang mendorong produksi androgen dari ovarium adalah kadar LH
(luteinizing hormone) yang tinggi dalam jangka waktu yang lama pada perempuan
dengan PCOS. Peningkatan LH yang berlebihan ini diduga merupakan hasil dari
peningkatan frekuensi pulsasi GnRH dari hipotalamus.Lingkungan hormonal yang
abnormal inilah juga mungkin mengakibatkan perkembangan folikel yang tidak sempurna
sehingga menghasilkan morfologi ovarium polikistik.

 Patofisiologi terjadinya PCOS berhubungan dengan perubahan hormon androgen dan


insulin.Manifestasi dari perubahan tersebut tidak saja menimbulkan gangguan fisik
namun juga psikososial.

5. MANIFESTASI KLINIS (GEJALA DAN TANDA)

Masa awal pubertas adalah waktu di mana umumnya ciri-ciri atau gejala PCOS mulai
berkembang.Terutama ketika seseorang mengalami menstruasi untuk pertama kali atau
menarche. Usia paling umum di mana gejala PCOS pertama kali muncul adalah masa
remaja akhir atau awal usia 20-an.Namun, penyakit PCOS kemungkinan bisa
berkembang di lain waktu. Misalnya, ketika seseorang mengalami kenaikan berat badan
yang cukup drastis.

Ciri-ciri dan gejala dari penyakit ini cukup bervariasi. Beberapa gejala umum dari PCOS
adalah:

a. Siklus menstruasi tidak teratur

7
Gejala yang paling umum dialami oleh penderita PCOS atau sindrom ovarium polikistik
ini adalah siklus menstruasi yang tidak teratur.Menstruasi bisa jadi sangat jarang, terlalu
lama, atau malah tidak terjadi sama sekali selama beberapa tahun (amenorrhoea).

Kondisi ini berkaitan dengan menurunnya aktivitas ovulasi pada sistem reproduksi,
sehingga dinding rahim tidak dapat meluruh.Sejumlah wanita dengan kasus sindrom ini
mengalami menstruasi kurang dari 8 kali selama setahun.

b. Pendarahan berat

Di samping itu, pendarahan berat adalah gejala PCOS lain yang harus Anda
perhatikan.Hal ini disebabkan dinding rahim membutuhkan waktu lebih lama untuk
menumpuk dan meluruh.Maka ketika penderita PCOS mengalami menstruasi, darah yang
dikeluarkan akan lebih banyak dari perempuan pada umumnya.

c. Pertumbuhan rambut berlebih

Gejala lainnya adalah memiliki rambut berlebih pada wajah dan tubuh. Bahkan, lebih dari
70% orang yang menderita PCOS akan mengalami kondisi tersebut.Dalam beberapa
kasus, penderita memiliki rambut wajah yang lebih tebal dan gelap.Selain itu, rambut
berlebih juga dapat ditemukan pada dada, perut, dan punggung.Kondisi ini dinamakan
dengan hirsutisme.

d. Muncul jerawat

Ciri-ciri PCOS selanjutnya adalah produksi hormon androgen atau hormon pria yang
berlebihan.Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan kulit menjadi lebih berminyak dari
biasanya.Kondisi ini menyebabkan Anda berjerawat di area wajah, dada, hingga
punggung bagian atas.

e. Perubahan mood

Pada penderita PCOS, tubuh menghasilkan kadar hormon yang tidak teratur, sehingga
suasana hati atau mood penderita pun dapat berubah secara terus menerus.Kondisi ini
berpotensi menyebabkan stres, bahkan depresi.Hal ini adalah salah satu pertanda atau
ciri-ciri dari sindrom ovarium polikistik atau PCOS.

f. Berat badan naik secara drastis

Sebanyak 80% wanita yang menderita sindrom ovarium polikistik mengalami kenaikan


berat badan secara signifikan.Selain itu, penderita juga umumnya kesulitan menurunkan
berat badan.

g. Muncul kebotakan

Kebotakan juga termasuk ke dalam ciri-ciri atau gejala PCOS. Seiring dengan
bertambahnya usia, penderita mungkin akan mengalami kebotakan atau yang disebut juga
dengan male-pattern baldness.Gejala PCOS ini adalah kondisi yang disebabkan produksi
hormon pria yang berlebih pada tubuh penderita.

8
h. Warna kulit menggelap

Gejala PCOS lain yang mungkin harus lebih Anda perhatikan adalah warna kulit yang
berubah menjadi lebih gelap.Kulit akan memiliki corak-corak atau warna yang lebih
gelap pada bagian lipatan, seperti leher, pangkal paha, dan bawah payudara.

i. Sakit kepala

Sakit kepala adalah ciri-ciri lainnya dari PCOS.Perubahan hormon yang terlalu ekstrim
dapat menyebabkan munculnya sakit kepala pada beberapa wanita.

j. Gangguan kesuburan

Apabila tubuh tidak berovulasi dengan baik, maka bisa terjadi masalah atau gangguan
kesuburan.Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak menghasilkan sel telur dengan cukup
untuk dibuahi.Jika penderita kesulitan saat berupaya memiliki anak, hal tersebut bisa jadi
adalah salah satu gejala atau ciri-ciri wanita dengan kondisi PCOS.

k. Kesulitan tidur (sleep apnea)

PCOS atau sindrom ovarium polikistik, terutama pada penderita obesitas, adalah kondisi
yang dapat mengganggu siklus tidur akibat pernapasan yang tidak teratur, bahkan
terhenti.Kondisi ini disebut dengan sleep apnea.Risiko penderita sindrom ovarium
polikistik untuk mengalami ini adalah 5 hingga 10 kali lebih tinggi dibanding orang
normal.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dokter biasanya akan melakukan wawancara, pemeriksaan fisik, dan beberapa


pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang rutin
dilakukan meliputi:

 Ultrasonografi transvaginal.Pemeriksaan ini menggunakan alat bernamaprobe


yang dimasukkan ke dalam vagina dan akan menghasilkan gambar pada layar
monitor melalui transmisi gelombang suara dengan frekuensi tinggi. Pada
pemeriksaan ini, dapat ditemukan gambaran indung telur yang khas, sehingga
mendukung dugaan dokter terhadap adanya kondisi PCOS.
 Pemeriksaan darah.Dokter kandungan Anda akan memeriksa kadar hormon pada
darah.

7. PENATALAKSANAAN

Penanganan medikamentosa pada PCOS merupakan penanganan dari kelainan metabolik,


anovulasi, hirsutisme dan siklus menstruasi yang terganggu.

1. Penggunaan obat insulin-sensitisizing dapat meningkatkan sensitifitas insulin


yang berhubungan dengan reduksi kadarandrogen dalam darah, sehingga dapat
memperbaiki siklus ovulasi dan toleransi glukosa (Lucidi, 2014).

9
2. Terapi pertama biasanya menggunakan kontrasepsi oral untuk memicu menstruasi
reguler. Dapat diberikan clomiphene citrate (atau comparable estrogen modulators seperti
letrozole) untuk pertumbuhan ovarium dan pelepasan ovum (Lucidi, 2014 ; Radosh, 2009
; Legro et al, 2013).

3. Pasien dengan diabetes melitus tipe 2 diberikan pengobatan dengan antihiperglikemi


oral, seperti metformin.

4. Obat-obat lain : prednison dosis rendah atau dexametason untuk pasien


hiperandrogenisme adrenal, euprolide acetate (Lupron) efektif untuk menekan produksi
hormon ovarium yang efektif menginduksi menopause, benzoyl peroxide, retinoid
topikal (Retin-A), dan antibiotik efektif untuk acne treatment, insulin sensitisizer seperti
inositol atau thiazolidinediones

PENCEGAHAN
PCOS sulit dicegah, tetapi dengan menjaga berat badan ideal, gejala dan risiko
komplikasinya dapat dikurangi. Berikut adalah cara yang bisa dilakukan untuk menjaga
berat badan ideal:

 Batasi konsumsi makanan manis


 Perbanyak konsumsi serat
 Olahraga secara teratur

8. KOMPLIKASI

Komplikasi utama yang dikhawatirkan pada penderita PCOS adalah terjadinya infertilitas
(Bulun et al., 2011).Infertilitas merupakan suatu keadaan dimana pasangan suami istri
tidak mampu menghasilkan keturunan meskipun telah melakukan hubungan seksual yang
teratur (2-3 kali seminggu) dan tidak menggunakan kontrasepsi (Norwitz et al., 2006).
Dengan adanya kelainan metabolik pada penderita PCOS yang berupa resistensi insulin
akibat obesitas dapat mengakibatkan terjadinya DM tipe 2, serta penyakit kardiovaskular
seperti penyakit jantung koroner atau aterosklerosis (POGI, 2006), infark miokard
(William et al., 2007), dan infertilitas (Bulun et al., 2011)

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian.
Pengkajian adalah tahap awal dari seluruh proses keperawatan dengan tujuan
mengumpulkan informasi dan data-data pasien.
Pengkajian terdiri dari:
a. Biodata
Meliputi, Nama pasien, Alamat, Umur, Agama, Penanggung jawab,
Pekerjaan dan lainnya.
b. Keluhan Utama : Menstruasi tidak teratur
c.Riwayat penyakit sekarang : Kisaran 5 tahun lalu, pasien mengeluhkan
menstruasi tidak teratur. Pasien menyebutkan siklus menstruasi tidak
lancar semenjak umur 14 tahun, pasien mengaku siklus menstruasi tidak
teratur atau setiap 1 sampai 2 bulan sekali selama 5-8 hari dengan darah
berwarna merah, bergumpal dihari pertama, dan 2x ganti pembalut/hari.
Pasien berobat ke rumah sakit swasta dan diberikan obat kontrasepsi.

d. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada


e. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
f. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum: Tidak tampak sakit
Kesadaran: Compos mentis
BB : 63 kg
TB : 155 cm
Status Gizi: Overweight (26,2 kg/m2)
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi : 81x/ menit, isi/kualitas cukup, regular
Respirasi: 22x/menit, regular
Suhu :36,7oC
Pemeriksaan Khusus
Kepala

11
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
edema palpebra (-), pupil isokor 3mm, refleks
cahaya (+/+).
Hidung : Kavum nasi dextra et sinistra lapang, sekret (-),
perdarahan (-).
Telinga : CAE dekstra et sinistra lapang, sekret (-),
serumen (+), membran timpani sulit dinilai.
Mulut : Perdarahan di gusi (-), sianosis sirkumoral (-),
mukosa mulut dan bibir kering (-), fisura (-),
cheilitis (-).
Lidah : Atropi papil (-).
Faring/Tonsil : Dinding faring posterior hiperemis (-), tonsil
T1-T1, tonsil tidak hiperemis, detritus (-).
Kulit : CRT < 3 s

Leher
Inspeksi : Tidak ada kelainan
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
JVP (5-2) cmH2O
Thorax
Paru
Inspeksi : Simetris, retraksi intercostal, subkostal,
suprasternal (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler normal di kedua lapangan paru, ronkhi (-), wheezing
(-).
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba, tidak ada thrill
Perkusi : Jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi : Cembung

12
Lihat pemeriksaan obstetrik
Ekstremitas : Akral hangat (+), edema pretibial (-).

PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar : Abdomen datar, lemas, simetris.
Pemeriksaan Dalam
Inspekulo : Tidak dilakukan
Vaginal toucher : Portio kenyal, OUE tertutup,
2. Diagnosa.
Masalah kesehatan actual dan pontensial dimana perawat berdasarkan Pendidikan
dan pengalamannya, dia mampu dan mempunyai wewenang untuk memberikan
tindakan keperawatan.
- Dan berdasarkan keluhan pasien yang mengalami rasa tidak nyaman berupa
nyeri, Setelah menjalani beberapa pemeriksaan pasien diketahui mengalami
sindrom ovarium polikistik (PCOS)

3.Intervensi
Langkah-langkah yang telah dirancang oleh perawat dalam melakukan tindakan  atau
penanganan kepada pasien.
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan Kriteria
hasil
1 Gangguan rasa Setelah 1. Kaji status 1.Memberikan
nyaman yang dilakukan nyeri data dasar
berupa nyeri asuhan 2. Ajarkan untuk
berhubungan keperawatan tehnik menentukan
dengan diharapkan menajemen dan
penyakit tingkat nyeri seperti mengevaluasi
sindrom kenyamanan tehnik intervensi yang
ovarium pasien relaksasi diberikan
polikistik meningkat napas dalam 2.Meningkatka
(PCOS) dengan n relaksasi
criteria hasil dapat
KH:Nyeri mengurangi

13
padapasien rasa nyeri
teratasi
2 Perubahan Setelah 1. Kaji intake 1. Sebagai
nutrisi kurang dilakukan (asupan) informasi dasar
dari kebutuhan asuhan pasien untuk
tubuh keperawatan 2. Tingkatkan perencanaan
dikarenakan : diharapkan intake(asupan) awal dan
Pasien pemenuhan makanan validasi data
mengalami nutrisi pasien
pasien 2. Cara khusu
pemebesaran terpenuhi
3. Sajikan tingkatkannafsu
ovarium
makanan makan:
sehingga KH : Nutrisi
pasien dapat dalam kondisi -Meningkatkan
menahan
organ sekitar terpenuhi hangat intake makanan

yang kembali -Memudahkan


menyebabkan makanan
pasien masuk
merasakan 3. Dengan
rasa mual dan menyajikan
muntah. makanan dalam
kondisi hangat
dapat
meningkatkan
nafsu makan
dan lebih enak
diverna oleh
pasien

14
BAB 1V
PENUTUP
 Kesimpulan
 Sindrom ovarium polikistik (PCOS) merupakan gangguan endokrin yang
umumnya ditemukan pada wanita usia produktif.
 Tanda dan gejala yang umumnya didapatkan pada PCOS, yaitu: gangguan
menstruasi, anovulasi, hiperandrogenisme, hirsutisme, infertilitas, obesitas,
sindroma metabolik, diabetes, dan obstructive sleep apnea.
 Pilihan terapi untuk wanita dengan PCOS tergantung dari gejala yang timbul
pada pasien.
 Beberapa teori baru untuk penatalaksanaan PCOS, yaitu: Agonis Gonadotropin
Releasing Hormone (Gn-RH), pioglitazone, dan terapi penurunan berat badan.
 Infertilitas merupakan komplikasi utama yang dikhawatirkan pada penderita
PCOS.
 Saran
Untuk kedepannya penulis harus bisa mengkaji dengan lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/342757643/Case-Infertilityy-Pcos
https://id.scribd.com/doc/245356350/PCOS-ppt
https://www.alodokter.com/pcos

15
16

Anda mungkin juga menyukai