4 PENGGOLONGAN KEBUDAYAAN
Dinyatakan oleh Hasansulama dkk (1983), kebudayaan digolongkan menjadi dua, yaitu
kebudayaan material dan kebudayaan immaterial.
• Kebudayaan material bentuk atau wujud konkritnya atau nyata (berwujud).
• Sedangkan kebudayaan immaterial tidak nyata atau abstrak, mencakup ide, gagasan
atau inisiatif, kebiasaan, kepercayaan dan lainnya yang tidak berwujud.
Penggolongan lain dari kebudayaan dibedakan menjadi tiga wujud, seperti dikemukakan
oleh Koendjaraningrat (1965) berikut ini.
1) Sebagai suatu kompleks ide-ide, atau gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan
sebagainya (aspek pola pikir).
2) Sebagai suatu kompleks kegiatan dan tindakan berpola dari manusia (aspek sistem
sosial).
3) Sebagai benda-benda hasil karya manusia (aspek artefak atau kebendaan).
Wujud kebudayaan yang pertama adalah wujud yang ideal, bersifat abstrak, tidak
dapat diraba atau difoto, tempatnya di dalam kepala atau di dalam alam pikiran
warga masyarakat.
Wujud kedua dari kebudayaan yang disebut sistem sosial (sosial system) adalah
menyangkut tindakan berpola dari manusia.
Wujud ketiga dari kebudayaan adalah kebudayaan fisik yang merupakan seluruh hasil
fisik dari kegiatan, perbuatan atau karya manusia dalam suatu masyarakat.
Tabel 1. Kerangka Kluckhon Mengenai Lima Maslah Hidup Yang Menentukan Orientasi
Nilai Budaya
Masalah Hidup Orientasi Nilai Budaya
Hakikat dan sifat hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk, tetapi
harus diperbaiki
Hakikat karya Karya itu untuk hidup Karya itu untuk kedudukan Karya itu
untuk menambah karya
Hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu Masa lalu Masa kini Masa depan
Hakikat hubungan manusia dengan alam Tunduk terhadap alam Mencari
keselarasan dengan alam Menguasai alam
Hakikat hubungan manusia dengan manusia Memandang tokoh-tokoh atasan. Mementingkan
rasa ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa gotong-royong) Mementingkan rasa
tidak tergantung kepada sesamanya (berjiwa individualis)
Sumber : Koentjaraningrat, 1969 (Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo, 1982)