Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN UNTUK TES BUATAN GURU

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Evaluasi Pendidikan

Yang diampu oleh Ibu Dr. Endang Sri Andayani, S.E., M.Si., Ak.

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Margaretha Yosvrita Valeria (190421628836)

Nirmala Ayunda Wizurai (190421628929)

Oktavia Eka Wahyu Saputri (190421628878)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

FEBRUARI 2021

KATA PENGANTAR
1
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PERENCANAAN UNTUK TES BUATAN GURU” sebagai tugas dari mata kuliah
Evaluasi Pendidikan yang diampu oleh Ibu Dr. Endang Sri Andayani, S.E., M.Si., Ak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Penulis telah berusaha sebaik-baiknya
dalam menyusun makalah ini, namun bila ada salah dan kekurangan penulis mohon kritik dan
sarannya.

Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak, khususnya kepada dosen mata
kuliah Evaluasi Pendidikan yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat tidak hanya bagi para civitas akademik Universitas Negeri Malang,
tetapi juga bagi semua pihak.

Malang,15 Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................2

DAFTAR ISI ................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................5

1.3 Tujuan.......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................6

2.1 Peran Guru dalam Program Evaluasi........................................................6

2.2 Jenis Evaluasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran................................6

2.3 Jenis Instrumen Pengukuran.....................................................................9

2.4 Syarat Kualitas Instrumen Pengukuran yang Baik.................................11

BAB III PENUTUP ....................................................................................13

3.1 Kempulan ...............................................................................................13

3.2 Saran ......................................................................................................13

DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran
adalah dengan evaluasi pada sistem penilaian. Penilaian merupakan kegiatan yang sangat
penting di dalam proses pembelajaran. Penilaian dapat dikatakan sebagai ujung tombak dari
suatu kegiatan pencapaian taraf berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Alat penilaian yang
biasa diterapkan dalam pembelajaran adalah tes.
Suatu tes adalah alat pengukuran (measurement) yang memberi informasi tentang
peserta didik, mungkin juga orang lain, akan tetapi dalam dunia pendidikan yang menjadi
pokok perhatian adalah peserta didik. Terdapat beberapa macam tes dan berdasarkan tes ini
para pendidik memperoleh informasi tentang peserta didiknya yang kemudian menjadi
landasan untuk mengambil keputusan yang dapat menentukan nasib peserta didik tersebut.
Sebenarnya bukan tes atau pengukuran itu sendiri yang menjadi penentu nasib, akan tetapi
interpretasi dari hasil pengukuran dan alat pengukuran tersebut.
Berdasarkan informasi yang sama, bermacam-macam orang akan memberi
interpretasi yang berlainan. Interpretasi yang bermacam-macam inilah yang harus dihindari
karena akan berbahaya bagi peserta didik. Sama halnya bila informasi yang diberikan itu
salah karena tes yang dipakai salah atau pengukuran yang diterapkan salah. Dari sini dapat
dilihat betapa pentingnya suatu tes dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, kita tidak
dapat mengabaikan pembuatan suatu tes atau cara mengukurnya, penyelenggaraannya,
maupun cara menginterpretasikannya.
Perencanaan untuk tes buatan guru ini penting sekali dilakukan. Pembinaan
penyusunan tes buatan guru dalam pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
guru dalam ranah evaluasi pembelajaran. Meningkatnya pemahaman dan keterampilan guru
dalam hal penyusunan tes pada akhirnya akan meningkattkan kualitas pembelajaran. Tes
yang baik mampu mengukur dengan tepat sejauh mana pembelajaran itu berhasil.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyusun pembuatan makalah terkait
“Perencanaan untuk Tes Buatan Guru” untuk mengetahui dan membahas lebih dalam terkait
hal – hal yang berhubungan dengan peran guru, instrument penilaian, jenis – jenis tes dan
sebagainya.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan rumusan masalah berikut :
1. Bagaimana peran guru dalam program evaluasi?
2. Apa saja jenis evaluasi dalam pendidikan dan pembelajaran (teacher made test &
standardized test)?
3. Apa saja jenis instrument pengukuran (test & non test)?
4. Bagaimana syarat kualitas instrument pengukuran yang baik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami peran guru dalam program evaluasi
2. Untuk mengetahui dan memahami jenis evaluasi dalam pendidikan dan pembelajaran
(teacher made test & standardized test)
3. Untuk mengetahui dan memahami jenis instrument pengukuran (test & non test)
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana syarat kualitas instrument pengukuran
yang baik.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Guru dalam Program Evaluasi


Dari berbagai tugas yang diembankan kepada guru, tugas mengevaluasi adalah salah
satu yang terpenting. Sebagai evaluator guru berperan melaksanakan evaluasi mulai dari fase
merencanakan evaluasi, melaksanakan perencanaan evaluasi tersebut sampai pada pelaporan
hasil evaluasi. Evaluasi dapat di gunakan oleh para guru untuk mendapatkan berbagai
informasi berkenaan dengan pembelajaran. Bagi guru informasi penting tersebut akan
menjadi rujukan untuk perbaikan kedepannya, sehingga ada pedoman dalam melakukan
tindak lanjut.
Sebagai Evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Yang mempunyai fungsi untuk menentukan
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan
keberhasilan siswa dalam menyerap materi dan untuk menentukan keberhasilan guru dalam
melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.
Menentukan asal evaluator harus mempertimbangkan keterkaitan orang yang
bersangkutan dengan program yang akan dievaluasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut
Suharsimi Arikunto dan Cep Safrudin (2008: 23 – 25) mengklasifikasikan evaluator menjadi
dua macam, yaitu evaluator dari dalam (internal evaluator) dan evaluator dari luar (external
evaluator). Dalam program evaluasi pembelajaran guru tergolong sebagai evaluator dari
dalam. Dimana guru sebagai petugas evaluasi program sekaligus menjadi bagian dari
pelaksanaan program yang dievaluasi. Guru selain sebagai perencana sekaligus pelaksana
program pembelajaran mempunyai kewajiban menilai, sikap dan perilaku maupun partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran, juga mempunyai kewajiban menilaihasil belajar siswa.
Sedangkan evaluator dari luar adalah petugas evaluasi program yang tidak terkait dengan
implementasi program.

2.2 Jenis Evaluasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran


1. Tes Buatan Guru (Teacher made test)
Tes Buatan Guru adalah suatu tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan
mempergunakan tes tersebut. Menurut Arifin (2011: 22) tes ini biasa diberikan untuk
ulangan harian (formatif), ulangan umum (sumatif), dan ujian sekolah. Karena belum
diuji cobakan taraf kesukaran item, taraf pembeda item, taraf distraktor, taraf validitas

6
tes, dan taraf reliabilitas tesnya maka belum begitu meyakinkan. Tes tersebut
dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan setelah
berlangsungnya proses pembelajaran yang dikelola oleh guru kelas yang
bersangkutan, penyusunan butir-butir tes harus mendasarkan diri kepada tujuan
(khusus) dan deskripsi bahan yang yang telah diajarkan. (Putra, 2013: 210)
Pada umumnya tes buatan guru tidak diujicobakan terlebih dahulu karena
beberapa hal, baik yang menyangkut masalah waktu, kesempatan, tenaga, biaya, dan
juga kemampuan guru sering dikatakan rendah atau tidak diketahui secara pasti
karena memang jarang dilakukan pengujian. (Putra, 2013: 210)
Tes buatan guru bertujuan untuk mengetahui kadar pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah disusun, tingkat penguasaan bahan siswa, memberikan nilai
kepada siswa sebagai laporan hasil belajarnya di sekolah. Tes buatan guru didasarkan
pada tujuan khusus yang dirumuskan sendiri oleh guru tersebut. .(Putra, 2013: 211)
Kegunaan tes buatan guru adalah :
a. Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang di
berikandalam waktu tertentu. 
b. Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai.
c. Untuk memperoleh suatu nilai.
2. Tes Standar (Standardized test)
Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli,
atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional. Tes
tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang baik. Tes ini dapat digunakan
dalam waktu yang relatif lama,dapat diterapkan pada beberapa obyek mencakup
wilayah yang luas. Untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diuji-cobakan
beberapa kali sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Tes standar adalah suatu tes dimana semua siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang sama dari sebagian besar pertanyaan dikerjakan dengan mengikuti
petunjuk yang sama dandalam batasan waktu yang sama pula. Tes standar
dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu
diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan perseoranganmaupun siswa sebagai
anggota dari suatu kelompok.
Tes Standar (Standardized Test) dirancang oleh ahli tes yang bekerja sebagai
ahlikurikulum sekaligus sebagai guru. Tes tersebut distandarisasi dalam arti
pengelolaan dan penyekoran yang dilakukan berdasarkan standar dan asumsi kondisi

7
yang seragam sehingga hasildari penilaian dapat dibandingkan untuk kelas atau
sekolah yang berbeda. Kegunaan tes standar adalah:
a. Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok 
b. Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang
studiuntuk individu atau kelompok
c. Membandingkan prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas
d. Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu.
Selanjutnya baik tes standar dan tes buatan guru di anjurkan dipakai jika hasilnya
akandigunakan untuk:
a. Mengadakan diagnosis terhadap ketidakmampuan siswa
b. Menentukan tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok
c. Memberikan bimbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan jurusan
d. Memilih siswa untuk program-program khusus.
Perbedaan Tes Standar dan Tes buatan guru
Tes Standar Tes Buatan Guru
1.      Didasarkan atas bahan dan tujuan Didasarkan atas bahan dan tujuan
umum dari sekolah- sekolah khusus yang dirumuskan oleh guru
diseluruh negara. untuk kelasnya sendiri
2.      Mencakup aspek yang luas dan Dapat terjadi hanya mencakup
pengetahuan atau keterampilan pengetahuan atau keterampilan yang
dengan hanya sedikit butir tes untuk sempit.
setiap keterampilan atau topik
3.      Disusun dengan kelengkapan staf Biasanya disusun sendiri oleh guru
profesor,pembahas,editor,butir tes. dengan sedikit atau tanpa bantuan
orang lain atau tenaga ahli
4.      Menggunakan butir-butir tes yang Jarang-jarang menggunakan butir-
sudah diujicobakan (try out),analisis butir tes yang sudah diujicobakan,
dan direvisi menjadi sebuah tes dianalisi dan direvisi.
5.      Mempunyai reliabilitas yang tinggi Mempunyai reliabilitas yang sedang
atu rendah
6.      Dimungkinkan menggunakan Norma kelompok terbatas kelas
norma untuk seluruh negara tertentu.

8
2.3 Jenis Instrumen Pengukuran
1. Teknik Tes
Dari segi bahasa, dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan dengan “tes”, ujian atau percobaan. Dalam bahasa Arab :
Imtihan.Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan,
mengatakan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif
untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang,
dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.
Dari beberapa definisi tentang tes diatas, nampak jelas bahwa pada hakekatnya
tidak ada perbedaan. Jadi seorang tester dalam melakukan kegiatan penilaian
membutuhkan suatu perangkat yang berupa pertanyaan, tugas, dan lain-lain.
Perangkat tersebut biasa kita kenal dengan sebutan tes.
Penggolongan Tes :
Tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan tergantung dari
segi mana dan atas alasan apa penggolongan tes itu dilakukan.

a. Dilihat dari fungsinya sebagai alat ukur, tes dibagi menjadi 6 golongan, yakni Tes
Seleksi (ujian saringan atau ujian masuk), tes awal (pre-test), tes akhir (post-test),
tes diagnostic, tes formatif (ulangan harian), tes sumatif (ulangan umum).
b. Dilihat dari aspek psikis (kejiwaan) yang ingin diungkap, tes setidak-tidaknya
dibedakan menjadi 5 golongan, yakni : Tes intelegensi (inteligency test), Tes
kemampuan (aptitude test), Tes sikap (attitude test), Tes kepribadian (personality
test), Tes hasil belajar (achievement test).
 c. Penggolongan lain
Dilihat dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes, dibedakan menjadi 2 yakni
test individual dan tes kelompok. Dilihat dari segi waktu yang disediakan bagi
testee untuk menyelesaikan tes, dibagi menjadi 2 yakni Power test (waktu tidak
dibatasi) dan Speed test (waktu dibatasi). Dilihat dari segi bentuk responnya, tes
dibedakan menjadi 2, yakni Verbal Test (jawaban berupa kalimat baik lisan
maupun tulisan) dan Nonverbal Test (jawaban berupa perbuatan). Dilihat dari segi
cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dibagi menjadi
2, yakni tes tertulis dan tes lisan.

9
2. Teknik Non Tes
Penilaian non test adalah “penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang
berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik
dibandingkan dengan apa yang diketahui atau dipahaminya”. Dengan kata lain
penilaian non test behubungan dengan penampilan yang dapat diamati dibandingkan
dengan pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati oleh indera.
Teknik ini dapat digunakan sebagai suatu kritikan terhadap kelemahan teknik
tes. Dengan teknik ini, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa ”menguji” peserta
didik, malainkan dengan observasi, wawancara, dan lain-lain
Penggolongan Non Tes :
a. Pengamatan (Observation) adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu.
b. Wawancara (Interview) merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes
yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak
langsung dengan peserta didik.
c. Skala sikap (Attitude Scale/Skala Likert). Peserta didik tidak hanya disuruh
memilih pernyataan-pernyataan positif saja, tetapi juga pernyataan-pernyataan
yang negatif. Tiap item dibagi menjadi lima skala, yakni SS, S, TT, TS, dan STS.
d. Daftar cek (Check List), yaitu suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek
yang akan diamati. Daftar ini memungkinkan guru sebagai penilai untuk mencatat
tiap-tiap kejadian yang betapapun kecilnya, tetapi dianggap penting.
e. Skala penilaian (Rating Scale). Dalam daftar cek, penilai hanya dapat mencatat
ada tidaknya veriabel tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian
fenomena-fenomena yang akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan
tertentu.
f. Angket (Quesioner). Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara, kecuali
dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan
wawancara dilaksanakan secara lisan. 
g. Studi kasus (Case Study) adalah studi yang mendalam dan komprehensif tentang
peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Misalnya, peserta
didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal atau kesulitan
dalam belajar.

10
h. Catatan insidental (Anecdotal Records) adalah catatan-catatan singkat tentang
peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan.
Catatan ini merupakan pelengkap dalam rangka penilaian guru terhadap peserta
didiknya, terutama yang berkenaan dengan tingkah laku peserta didiknya.
i. Sosiometri adalah suatu prosedur untuk merangkum, menyusun, dan sampai bats
tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang
penerimaan teman sebayanya serta hubungan diantara mereka. Teknik ini
merupakan salah satu cara untuk mengetahui kemampuan sosial peserta didik.
Langkah-langkahnya yaitu memberikan petunjuk atau pertanyaan,
mengumpulkan jawaban yang sejujurnya dari semua peserta didik, jawaban-
jawaban tersebut dimasukkan ke dalam tabel.
j. Inventori kepribadian, jenis non-tes ini hampir serupa dengan tes kepribadian.
Bedanya, pada inventori, jawaban peserta didik tidak memakai kriteria benar
salah. Semua jawaban peserta didik adalah benar selama dia menyatakan yang
sesungguhnya. Walaupun demikian, dipergunakan pula skala-skala tertentu untuk
kuantifikasi jawaban sehingga dapat dibandingkan dengan kelompoknya.
k. Teknik pemberian penghargaan kepada peserta didik. Kegiatan evaluasi bukan
hanya dilakukan pada dimensi hasil, tetapi juga pada dimensi proses. Salah satu
bentuk penilaian proses adalah pemberian penghargaan (reward).

2.4. Syarat Kualitas Instrumen Pengukuran yang Baik


1. Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid atau mempunyai validitas yang tinggi apabila
alat itu bentuk mampu mengukur dan menilai apa yang ingin diukur atau dinilai.
Oleh karena itu validitas suatu intrumen merujuk kepada ketepatan suatu intrumen
menilai apa yang ingin dinilai, suatu instrumen dirancang untuk suatu objek
assessmen dan tidak valid untuk yang lain, karena setiap intrumen dirancang untuk
tujuan tertentu, sehingga kisi-kisi yang disusun berdasarkan tujuan yang telah
dirumuskan sebelumya.
Anastasi dan Urbina (dalam Lufri, 2007) menyatakan bahwa validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu dapat mengukur apa
yang hendak diukur. Oleh karena itu, validitas suatu instrumen merujuk kepada
ketepatan suatu instrumen mengukur apa yang ingin diukur.

11
2. Reliabilitas
Menurut A. Muri Yusuf (2011:78) reliabilitas adalah ketepatan pengukuran,
tetapi tentang konsistensi dan ketelitian dalam mengukur apa yang harusnya diukur.
Sedangkan menurut Wrigtstone (dalam A. Muri Yusuf 2011:78) mengemukakan
bahwa “reliability is commonly defined asa an estimate of degree of consistence,
constancy among repeated measurements of individuals with the same instrument”.
Reliabilitas atau keterandalan suatu instrumen sebagai alat ukur dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana kebenaran suatu alat ukur tersebut cocok digunakan
sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu.
3. Objektif
Menurut A. Muri Yusuf (2005:62) objektif suatu alat ukur menunjuk kepada
kesamaan skor atau diagnosis yang diperoleh dari data yang sama apabila dilakukan
oleh penskor/penilai dengan kualitas yang sama. Penskor hendaknya menilai/menskor
apa-adanya, tanpa dipengaruhi oleh subjektif penskor atau faktor-faktor lainnya diluar
yang tersedia.
Seandainya suatu instrumen diadministrasikan pada seorang anak, dan
kemudian diperiksa oleh dua orang pemeriksa, maka anak tersebut tidak akan berbeda
secara berarti. Suatu instrumen diadministrasikan secara objektif, apabila instrumen
itu diberikan sesuai dengan manual atau patokan pengadministrasian yang telah
disediakan.
4. Praktis
Ciri-ciri tes yang memenuhi persyaratan pratikalitas yang dijelaskan oleh A
Muri Yusuf (2005:103) adalah sebagai berikut:
a. Biaya yang digunakan tidak terlalu tinggi
b. Mudah diadministrasikan
c. Mudah diskor
d. Mudah diinterpretasikan
e. Waktu yang tepat dan tidak terlalu lama
5. Norma
A Muri Yusuf (2005:106) mengemukakan bahwa untuk mendapatkan
informasi dan pengambilan keputusan yang tepat, maka alat ukur yang baik haruslah
mempunyai norma sebagai patokan, sehingga memberikan kesimpulan yang tepat.
Norma alat ukur ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh
data-data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh
dikatakan tepat dan cepat. Alat penilaian yang biasa diterapkan dalam pembelajaran adalah
tes. Sebagai evaluator, guru berperan mengumpulkan data atau informasi tentang
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Terdapat 2 jenis evaluasi yang menunjang dalam pendidikan dan pembelajaaran, yaitu
Tes buatan guru (tes yang disusun sendiri oleh guru), dan Tes standar (tes yang disusun oleh
satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional).
Selain itu instrument pengukuran juga dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : Tes (sifatnya sistematis,
objektif), dan Non tes (sifatnya lebih komprehensif) yang mana didalam masing – masing
jenis tersebut terdapat penggolongan lebh spesifik lagi macam – macamnya. Untuk
mendapatkan kualitas instrument pengukuran yang baik, maka harus memperhatikan 5 syarat
berikut, antara lain : validitas, reliabilitas, objektif, praktis, dan norma.

3.2 Saran
Dengan mengetahui dan memahami lebih dalam terkait hal – hal yang
berhubungan dengan peran guru, instrument penilaian, jenis – jenis tes dan sebagainya, maka
akan meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam hal penyusunan tes, yang pada
akhirnya juga akan meningkattkan kualitas pembelajaran. Namun juga perlu diingat bahwa
peran guru, jenis evaluasi, jenis pengukuran, dan kualitas instrument pengukuran itu saling
berkaitan dan sangat berpengaruh dalam menunjang keberhasilan suatu pembelajaran. Oleh
karena itu seorang pendidik harus mampu menyesuaikan hal – hal tersebut dengan peserta
didik secara maksimal.

13
DAFTAR RUJUKAN

Ardianto. 2017. Peranan Guru Sebagai Evaluator dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI
SMPN 2 Sinjai Barat. Makassar: UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi
Aksara.
Daien Indrakusuma, Amir. Tanpa Tahun. Evaluasi Pendidikan: Penilaian Hasil-Hasil
Belajar. TT: Terbitan Sendiri.
Nurjati, S. 2016. Teori Tes Buatan Guru Dalam Evaluasi.
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410150016.pdf. (diakses
tanggal 15 Februari 2021).

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.


Suharsimi Arikunto dan Cep Safrudin A.J. 2008. Evaluasi program pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Yusuf, A Muri. 2011. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press.

14

Anda mungkin juga menyukai