Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

SEJARAH PGRI

“Bangsa yang besar adalah


bangsa yang menghargai
jasa- jasa Pahlawannya”
(Presiden Soekarno)
Sejarah PGRI
Rusli Yunus- 2003, Membagi sejarah PGRI :
masa sebelum kemerdekaan, masa awal
kemerdekaan, masa demokrasi liberal, masa
demokrasi terpinpim, masa orde baru, dan
masa reformasi.
Bagi calon guru, perlu memahami sejarah
perjuangan PGRI untuk memperkaya
pengalaman yang dapat dijadikan informasi
berharga dalam ikut memajuka PGRI.
A. PGRI masa sebelum kemerdekaan
Tahun 1912, berdirinya Persatuan Guru Hindia
Belanda (PGHB) yang diketuai Karto Soebroto.
Bersifat unitaristik, anggota terdiri dari, guru bantu,
guru desa, kepala sekolah dan penilik sekolah.
PGHB yang berbentuk Union, mengalami
perpecahan.Diantaranya berdiri Persatuan Guru
Bantu (PGB), persatuan normalschoool (PNS),
perpecahan ini sangat buruk bagi guru, martabat
guru turun dan mereka tidak kompak
memperjuangkan statusnya.
B. PGRI Masa awal
kemerdekaan
1. Kongres PGRI I, 24- 25 Nopember 1945
Semangat proklamasi menjiwai penyelenggaraan Kongres
Pendidik Bangsa. Bertempat di Sekolah Guru Putri
(SGP) Surakarta.
Dari Kongres itu, lahirlah Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI)
Diantara pendiri PGRI adalah Rh. Koesnan, Amin Singgih,
Ali Marsaban, Djajeng Soegianto, Abdullah
Noerbambang, dan Soetono.
2. Kongres II PGRI di Surakarta, 21-23 Nopember 1946,
3. Kongres III PGRI di Madiun, 27-29 Februari 1948,
C. PGRI Masa Demokrasi Liberal
Kongres IV di Yogyakarta, 26- 28 Februari 1950,
Pejabat Presiden, Assa’ at dalam sambutannya memuji
PGRI, tidak bisa lain lain percerminan semangat juang
para guru sebagai pendidik rakyat dan bangsa.
“Maklumat persatuan “ menggalang persatuan demi
perjuangan untuk mengisi kemerdekaan.
Vaksentral, Pandangan PB PGRI untuk bergabubg dengan
SOBSI (ternyata SOBSI –perjuangan politik)
Tanggal 21-22 Agustus, PB PGRI sidang biro di Yokyakarta. 20
September PGRI keluar dari SOBSI- yang berafiali PKI.
D. PGRI Masa Demokrasi terpimpin

1. Lahirnya PGRI Non Vaksentral/ PKI


Periode 1962- 1965 merupakan periode yang pahit bagi
PGRI. Kubu Komunis menunjuk, Soepardi dan
Goldfried, sebagai ketua dan wakil ketua panitia
Kongres, tapi akhirnya dikeluarkan karena terlibat
selebaran fitnah.
Akhirnya PB PGRI memmilih kembali M.E.
Soebiadinata sebagai ketua umum.
2. PGRI Pasca Peristiwa G 30S/ PKI.
1966-1972, berjuang menegakkan Orde Baru.
 3. Usaha PGRI Melawan PGRI Non Vaksentral/ PKI
 Dekret 5 Juli 1959, kembali ke UUD 1945, disambut
baik segenap bangsa Indonesia.
 Dekrit salah arah, sehingga tercipta pemerintahan
dektator.
 Kebijakan pemerintah “Politik adalah Panglima”
 Politik Nasakom (Nasional- Agama -Komunis)
 Slogan PKI, “setan desa”, kapitalis birokrat”
E. PGRI MASA ORDE BARU
1. Kesatuan Aksi Guru Indonesia
(KAGI), KAPPI, Persatuan Guru NU,
Muhammadiyah, benuntut bubarkan
PKI dan bubarkan kabinit 100 Mentri.
2. Konsolidasi Organisasi pada Awal
Orde Baru
F. PGRI Masa Reformasi.
Kongres XVIII, Nopember 1998 di
bandung.
Perubahan AD/ART sesuai tuntutan
Global dan Tantangan Nasional, dan
Organisational.
Ing ngarso Sung Tulodo
Ing madyo mangun Karso
Tutwuri Handayani
(Ki Hajar Dewantara)

Anda mungkin juga menyukai