Anda di halaman 1dari 6

Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 2017

ISBN: 978-602-61268-4-9

Sistem Fonologi Bahasa Bugis Bone (Telaah Fonologi : Field Research)


Juniato Sidauruk
AMIK BSI Jakarta
Email: junianto.jnd@bsi.ac.id

Abstract -- Bahasa Bugis Bone merupakan bahasa sehari-hari masyarakat Bone di provinsi Sulawesi Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendeskripsikan secara kualitatif sistem fonologi Bahasa
Bugis Bone. Analisis dilakukan pada 88 data perolehan dari lapangan. Hasil penelitian dikelompokkan atas tujuh
(7) kategori. Kategori dimaksud adalah pembuktian vokal, pembuktian konsonan, distribusi vokal, distribusi
konsonan, diftong, gugus vokal, dan gugus konsonan. Dalam Bahasa Bugis Bone ditemukan lima (5) fonem-fonem
vokal /u/, /Ø/, /o/, /i/, dan /a/; sembilan (9) fonem-fonem konsonan /w/, /b/, /f/, /t/, /k/, /c/, /p/, /m/, dan / /;
berdasarkan distribusi vokal ditemukan lima belas (15) fonem-fonem vokal /o/, /o:/, /Ø/, /u/, /U/, /a/, /a:/, /ú/, /A/,
/i/, /i:/, /e/, /E/, /E:/, dan /¨:/; sedangkan pada distribusi konsonan tidak terdapat konsonan di tengah silabe.
Ditemukan pula dua puluh (20) fonem-fonem konsonan /c/, /k/, /m/, /l/, /t/, /b/, /n/, /f/, /g/, /dZ/, /w/, /r/, /d/, /p/, /s/,
/N/, /h/, / /, / /, / /, dan dua (2) diftong /ai/ dan /ui/. Selain itu, ditemukan empat (4) pola gugus vokal dan gugus
konsonan per silabe V, VK, KV, KVK. Singkatnya, dalam Bahasa Bugis Bone ditemukan tiga puluh tujuh (37) bunyi
terdiri atas lima belas (15) vokoid /o/, /o:/, /Ø/, /u/, /U/, /a/, /a:/, /ú/, /A/, /i/, /i:/, /e/, /E/, /E:/, /¨:/, dua puluh (20)
kontoid /c/, /k/, /m/, /l/, /t/, /b/, /n/, /f/, /g/, /dZ/, /w/, /r/, /d/, /p/, /s/, /N/, /h/, / /, / /, / /, dan 2 diftong /ai/, /ui/.

Kata kunci : diftong, fonem, gugus vokal, gugus konsonan, pasangan minimal

I. PENDAHULUAN Bahasa Bugis termasuk dalam rumpun bahasa


Indonesia terkenal dengan banyaknya bahasa Austronesia dituturkan di Indonesia Daerah Sulawesi
daerah. Ada Bahasa Batak, Bahasa Sunda, Bahasa Selatan dengan jumlah penutur 4 juta. Ada 4 suku
Jawa, dan banyak lagi. Bahasa Bugis Bone adalah yang berdiam di Sulawesi Selatan, yaitu suku Bugis
salah satu bahasa daerah diantara sekian banyak (70%), Makassar (25%), Toraja (2,5%) dan Mandar
bahasa daerah di Indonesia. Sebagai sebuah bahasa, (2,5%).
Bahasa Bugis Bone tentu memiliki satuan bahasa yang Menurut situs web resmi Kabupaten Bone di
membedakannya dengan bahasa lainnya. Perbedaan http://bone.go.id/geografi-dan-iklim/ Kabupaten Bone
ini bisa mencakup unsur fonetik, fonologi, morfologi, adalah salah satu Daerah otonom di provinsi Sulawesi
sintaksis dan semantik. Oleh perbedaan inilah masing- Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di
masing bahasa menjadi unik dan khas. Watampone. Kabupaten ini memiliki luas wilayah
Fonologi berkenaan bunyi yang dihasilkan 4.559 km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih
dalam bahasa tertentu yang dimplementasikan dalam 700.000 jiwa.
bentuk simfoni tertentu yang merupakan struktur Kabupaten Bone sebagai salah satu daerah yang
bunyi dalam sebuah bahasa (Roca dan Johnson, berada di pesisir timur Sulawesi Selatan memiliki
1999). Setiap bahasa mempunyai pola fonologi yang posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di
berbeda-beda satu sama lainnya, dalam penelitian Kawasan Timur Indonesia, yang secara administratif
berskala kecil ini, peneliti berfokus pada sistem terdiri atas 27 kecamatan, 333 desa dan 39 kelurahan.
fonologi yang terdapat dalam Bahasa Bugis Bone. Kabupaten ini terletak 174 km ke arah timur Kota
Bahasa Bugis Bone merupakan bahasa sehari- Makassar, berada pada posisi 4°13'- 5°6' LS dan
hari bagi masyarakat Bone baik yang masih berada di antara 119°42'-120°30' BT.
daerah asal maupun yang sudah merantau ke daerah Luas wilayah Kabupaten Bone 4.559 km²
lain tetapi masih aktif berbahasa Bugis Bone. dengan rincian batas kabupaten sebagai berikut
Komunitas pengguna Bahasa Bugis Bone akan (http://bone.go.id/geografi-dan-iklim/):
diilustrasikan berikut ini.
Bahasa Bugis adalah bahasa yang digunakan
etnik Bugis di Sulawesi Selatan, yang tersebar
sebahagian di Kabupaten Maros, sebahagian Utara Kabupaten Wajo, Soppeng
Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kota Pare- Selatan Kabupaten Sinjai, Gowa
pare, Kabupaten Pinrang, sebahagian kabupaten Barat Kabupaten Maros, Pangkep, Barru
Enrekang, sebahagian kabupaten Majene, Kabupaten Timur Teluk Bone
Luwu, Kabupaten Sidenrengrappang, Kabupaten
Penelitian ini bertujuan untuk
Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone,
mengidentifikasikan dan mendeskripsikan sistem
Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba, dan
fonologi Bahasa Bugis Bone.
Kabupaten Bantaeng (https://sulselprov.go.id/).
Dalam mendeskripsikan fonologi Bahasa Bugis
Bone, penelitian ini akan menggunakan metode

Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. C-1


kualitatif. Dimana peneliti terlebih dahulu
menguraikan perolehan data lapangan, lalu dianalisa III. METODE PENELITIAN
dan diklasifikasi, dan pada akhirnya disimpulkan.
Penelitian lapangan ini dilakukan dengan
II. LANDASAN TEORI beberapa prosedur. Mulai dari pemilihan informan,
Bunyi bahasa merupakan bidang yang sudah deskripsi identitas informan, dan teknik penjaringan
lama mendapat perhatian para linguis. Bunyi bahasa data.
manusia dipelajari dalam dua cabang ilmu, yaitu Pemilihan informan mengacu pada kriteria yaitu
fonetik dan fonologi. Fonetik mempelajari bunyi informan adalah penutur asli dan memiliki kefasihan
bahasa yang dihasilkan manusia, sedangkan fonologi sehingga mampu memberi korpus data yang
adalah ilmu yang mempelajari sistem dan pola bunyi melimpah, cermat, dan benar-benar mewakili;
yang ada dalam suatu bahasa tertentu (Clark and informan berusia cukup dewasa minimal berusia 30
Yallop, 1997). Pengertian yang hampir sama bahwa tahun sehingga memiliki pengetahuan bahasa dan
fonetik adalah ilmu yang mempelajari semua budaya yang cukup luas dan mampu memahami
inventaris bunyi bahasa yang dapat dihasilkan oleh maksud dan/atau instruksi peneliti; dan informan tidak
manusia, sedangkan fonologi adalah cabang linguistik memiliki gangguan wicara maupun pendengaran
yang menyelidiki bagaimana bunyi digunakan secara (Samarin, 1988).
sistematis dalam bahasa yang berbeda-beda untuk Informan dalam penelitian ini adalah seorang ibu
membentuk kata-kata dan ujaran-ujaran (Katamba, rumah tangga bernama Matari, berusia 60 tahun, dan
1994). lahir di Bone. Bone merupakan nama daerah di
Dalam fonologi, sekumpulan bunyi bahasa yang Sulawesi Selatan. Masa mudanya dihabiskan di Bone
dianggap sama dan dapat membedakan makna dalam hingga umur 30 tahun. Beliau menikah dengan
suatu sistem bahasa disebut fonem. Fonem merupakan seorang pemuda Bugis. Setelah menikah, lalu hijrah
abstraksi dari bunyi. Fonem biasanya dilambangkan ke Jakarta. Kriteria untuk menjadi seorang informan di
dengan huruf yang berada di antara garis miring. atas dimiliki oleh informan dan beliau sangat aktif
Fonem terdiri dari alofon yang merupakan variasi dari berbahasa Bugis Bone dalam kehidupan sehari-hari.
bentuk nyata fonem tersebut. Sedangkan alofon Bahkan pada dua putri kesayangannya beliau sering
sendiri berasal dari fon, yaitu bunyi- bunyi yang mengajarkan Bahasa Bugis Bone; dan disela-sela
dikelompokkan bersama sebagai anggota bunyi kesibukannya; keaktifan berbahasa Bugis Bone beliau
(alofon) dari fonem (Katamba, 1994). Selain itu, juga ditopang oleh intensitas penggunaan Bahasa
fonem juga dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa Bugis Bone saat acara keluarga besar.
terkecil berupa bunyi atau aspek bunyi bahasa yang Terkait dengan penjaringan data penelitian,
membedakan bentuk dan makna bahasa. Kemudian, peneliti terlebih dahulu merancang dan menyusun
jika ada dua bunyi bahasa yang mirip secara fonetik metodologi penelitian sedemikian rupa mulai dari
tidak membedakan kata, maka kedua bunyi itu disebut persamaan persepsi tentang bagaimana pelaksanaan
sebagai alofon dari fonem yang sama (Alwi, dkk., pemerolehan data saat bertemu informan. Dalam
2003). menjaring data, peneliti menggunakan beberapa
Fonem dari suatu sistem bahasa bisa didapatkan media. Media dimaksud adalah telepon selular HT63
dengan cara mencari minimal pairs (pasangan Double X sebagai alat perekam yang digunakan oleh
minimal). Minimal pairs yaitu dua kata yang hampir peneliti untuk mendapatkan bunyi ucapan informan.
sama karena hanya memiliki satu segmen yang Selain itu objek divisualisasikan dengan Laptop
berbeda. Dengan melakukan tes pasangan minimal Compaq Presario CQ40 beresolusi 1280x800 piksel
tersebut, akan didapatkan unit-unit bunyi yang sambil dilakukan juga pencatatan. Selain
membedakan makna atau fonem (Katamba, 1994). menggunakan alat bantu berupa gambar visual,
Bunyi bahasa dapat dibedakan menjadi dua, peneliti juga menunjuk atau menyentuh objek tertentu
yaitu: vokal dan konsonan. Pembedaan tersebut sambil meminta informan untuk mengucapkan dalam
didasarkan pada ada tidaknya rintangan terhadap arus Bahasa Bugis Bone.
udara dalam saluran suara. Vokal adalah bunyi bahasa Data yang sulit dipahami oleh peneliti lalu
yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan dikonfirmasi balik kepada informan dengan cara
kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: tinggi mengucapkan kata yang sulit tersebut hingga informan
rendahnya posisi lidah, bagian lidah yang dinaikkan mengangguk pertanda setuju dan menggelengkan
dan bentuk bibir pada saat pengucapan bunyi vokal kepala atau dengan gerakan tangan sebagai tanda tidak
tersebut. Sedangkan bunyi konsonan diproduksi sesuai dengan bunyi seharusnya. Tanda setuju dan
dengan cara yang berbeda sehingga ada tiga faktor tidak ini telah diarahkan peneliti sebelumnya sebelum
yang terlibat dalam pelafalan konsonan, yaitu: melakukan perekaman. Selain itu, peneliti melakukan
keadaan pita suara, penyentuhan atau pendekatan pengecekan ulang atas bunyi kata menggunakan
berbagai alat ucap dan cara alat ucap itu bersentuhan perangkat lunak Sephonics versi 1.01 untuk
atau berdekatan (Alwi, dkk., 2003). Penelitian ini juga menyelaraskan bunyi rekaman dengan bunyi fonetis
akan memaparkan gugus konsonan dalam fonologi pada Sephonics. Perangkat lunak ini diunduh dari
Bahasa Bugis Bone, yaitu deretan dua konsonan atau http://wareseeker.com/free-english-phonetic/.
lebih yang tergolong dalam satu suku kata yang sama Perangkat lunak ini sangat vital perannya dalam
(Alwi, dkk., 2003). memastikan bunyi fonetis.
[pú+búlu] ‘penjual’
IV. PEMBAHASAN [mú+búlu] ‘menjual’
Teknik penjaringan data yang telah dilakukan [madZa] ‘pintar’
peneliti sejauh ini berhasil menjaring data sebanyak 88 [kaju] ‘sayur masak’
kata. Memang jumlah data yang terjaring tidak [waju] ‘baju’
banyak. Berikut ini data perolehan dengan terlebih [matanre] ‘tinggi’
dahulu mentranskripsikan data dari informan, lalu [makunraI] ‘perempuan’
diikuti arti kata dalam Bahasa Indonesia. [be:ne] ‘istri’
Data dari informan Arti kata [ ama] ‘kerja
[súpAda] ‘sepeda’ [tama] ‘masuk’
[kappa:la] ‘kepala’ [fo:le] ‘dari’
[teduN] ‘payung’ [to:le] ‘rokok’
[tedoN] ‘kerbau’ [ba ú] ‘besok’
[kadEra] ‘kursi’ [fa ú] ‘selesai (beres)’
[gonciN] ‘gunting’ / ‘kunci’ [mac¨:n:iN] ‘manis’
[waju] ‘baju’ [maf¨:n:iN] ‘pusing’
[ akkú] ‘sikat’ [sappa] ‘cari’
[odolØ] ‘odol’ [sappo] ‘sepupu’
[utti] ‘pisang’ [tega] ‘kemana’
[parU] ‘parutan’ [mega] ‘banyak’
[sinrU] ‘sendok’ [lanceN] ‘monyet’
[pisØ] ‘pisau’ [yasE] ‘atas’
[caNkiri] ‘cangkir’ [tasE] ‘tas’
[ba:le] ‘ikan’ [buaN] ‘jatuh’
[caNgoreN] ‘kacang’ [fuaN] ‘Tuan, Nyonya (salutasi)’
[loppa] ‘udang’ [makEssiN] ‘cantik, indah’
[su:lara:] ‘celana’ [malEssi] ‘kuat’
[alafuN] ‘kura-kura’ [tunu] ‘bakar’
[kacå] ‘gelas’ [bunu] ‘mematikan’
[handu ] ‘handuk’ [tellu] ‘tiga’
[sissiri] ‘sisir’ [tello] ‘telor’
[meZúN] ‘meja’ [kaliki] ‘pepaya’
[palofeN] ‘pulpen’ [kalaki] ‘sekalian (orang)’
[tasE] ‘tas’ [cEmme] ‘mandi’
[sure kabara] ‘surat kabar’ [cEkke] ‘dingin’
[ ikkA] ‘jaket’ [bala ui] ‘benalu’
[taNgala] ‘kalender’
[kasoro] ‘kasur’ Penelitian ini membuktikan gambaran sistem
[tappEre] ‘tikar’ fonologi Bahasa Bugis Bone yang dapat dianalisis
[to:le] ‘rokok’ seperti berikut ini.
[colo] ‘korek api’
[pennE:] ‘piring’ 4.1. Pembuktian Vokal
[rEnriN] ‘dinding’ Untuk membuktikan apakah terdapat bunyi
[bo:] ‘album’ fonemis atau tidak, maka peneliti mengidentifikasi
[bo:lú] ‘bola’ pasangan minimal khususnya bunyi-bunyi fonemis
[adEneN] ‘tangga’ vokal. Bunyi-bunyi yang dipasangkan adalah bunyi-
[ambo] ‘ayah’ bunyi yang memiliki kemiripan bunyi.
[ambe] ‘ayah’ Vokal Pasangan Makna dalam
[wújo] ‘nama daerah’ Minimal Bahasa Indonesia
[bújo] ‘orang’, ‘suku’ [u] [Ø] [tellu] ‘tiga’
[warU] ‘pohon waru’ [tellØ] ‘telor’
[parU] ‘parutan’ [u] [o] [teduN] ‘payung’
[manre] ‘makan’ [tedoN] ‘kerbau’
[menre] ‘naik’ [i] [a] [kaliki] ‘pepaya’
[nanre] ‘nasi’ [kalaki] ‘sekalian (orang)’
[kaluku] ‘kelapa’
[a] [o] [sappa] ‘cari’
[tellØ] ‘telur’
[sappo] ‘sepupu’
[ikØ] ‘kamu’
[ikkó] ‘ekor’
Berdasarkan perolehan data pasangan minimal
[mac¨:n:iN] ‘manis’
yang peneliti peroleh dari informan, sejauh ini
[mac¨:n:aN] ‘bisul’
membuktikan bahwa dalam Bahasa Bugis Bone ‘pisang’ ‘perempuan’ ‘membunuh’
terdapat fonem-fonem vokal sebagai berikut: /u/, /Ø/, /U/
[pa-rU]
/o/, /i/, dan /a/. ‘parutan’
[a-dE-neN] [sap-po] [ka-li-ki]
/a/
‘tangga’ ‘sepupu’ ‘pepaya’
4.2. Pembuktian Konsonan [ma-c¨:n-
/a:/
Untuk membuktikan apakah terdapat bunyi na:N] ‘bisul’
fonemis atau tidak, maka peneliti mengidentifikasi [me-dZúN] [ba- ú]
/ú/ ‘besok’
‘meja’
pasangan minimal khususnya bunyi-bunyi fonemis [sú-pA-da]
konsonan. Bunyi-bunyi yang dipasangkan adalah /A/ ‘sepeda’
bunyi-bunyi yang memiliki kemiripan bunyi. [i-kØ] [ma-kEs-siN] [ka-li-ki]
/i/ ‘kamu’ ‘cantik’ / ‘pepaya’
‘indah’
Konsonan Pasangan Makna dalam [ma-c¨:n-ni:N]
Minimal Bahasa Indonesia /i:/
‘manis’
[w] [b] [wú o] ‘nama daerah’ /e/
[tel-lo] [cEk-ke]
‘telur’ ‘dingin’
[bú o] ‘orang’, ‘suku’
[cEm-me] [ta-sE] ‘tas’
[b] [f] [buaN] ‘jatuh’ /E/ ‘mandi’
[fuaN] ‘Tuan, Nyonya /E:/
[pen-nE:]
(salutasi)’ ‘piring’
[ma-c¨:n-ni:N]
[j] [t] [jasE] ‘atas’ /¨:/ ‘manis’
[tasE] ‘tas’
[f] [t] [fo:le] ‘dari’
[to:le] ‘rokok’ Berdasarkan pemerian vokal pada bagan di atas,
dalam Bahasa Bugis Bone sesuai perolehan data
[k] [w] [ka u] ‘sayur masak’
dalam penelitian ini, terdapat 15 fonem vokal yaitu
[wa u] ‘baju’
/o/, /o:/, /Ø/, /u/, /U/, /a/, /a:/, /ú/, /A/, /i/, /i:/, /e/, /E/,
[c] [f] [mac¨:n:iN] ‘manis’
/E:/, /¨:/.
[maf¨:n:iN ‘pusing’
Setelah melakukan distribusi vokal pada data
[w] [p] [warU] ‘pohon waru’ yang peneliti peroleh, maka peneliti dapat
[parU] ‘parutan’ menyimpulkan peta vokal yang ditampilkan dalam
[t] [m] [tega] ‘kemana’ bagan untuk mengetahui sistem fonotaktik atau urutan
[mega] ‘banyak’ fonem yang memungkinkan adalah sebagai berikut :
[ ] [t] [ ama] ‘kerja’
[tama] ‘masuk’
[p] [m] [pú+búlu] ‘penjual’
[mú+búlu] ‘menjual’
[t] [b] [tunu] ‘bakar’
[bunu] ‘mematikan’

Berdasarkan perolehan data pasangan minimal


membuktikan bahwa dalam bahasa Bugis Bone
terdapat fonem-fonem konsonan sebagai berikut: /w/,
/b/, /f/, /t/, /k/, /c/, /p/, /m/, dan / /. Mungkin saja ada
fonem konsonan lainnya yang belum peneliti temukan.
Temuan ini hanya didasarkan pada perolehan data Gambar 1. Peta Vokal Bahasa Bugis Bone
penelitian.
4.4. Distribusi Konsonan
4.3. Distribusi Vokal Untuk melihat posisi dari keberadaan bunyi
Untuk melihat posisi dari keberadaan bunyi konsonan, dapat juga dilihat dari distribusi
vokal, dapat juga dilihat dari distribusi vokalnya. konsonannya. Dalam Bahasa Bugis Bone, distribusi
Dalam Bahasa Bugis Bone, distribusi vokalnya akan konsonannya akan ditampilkan dalam tabel berikut.
ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 2. Distribusi Konsonan per Silabe
Tabel 1. Distribusi Vokal per Silabe

Vokal Awal Silabe Tengah Silabe Akhir Silabe


[o-do-lØ] [lop-pa] [tel-lo]
/o/ ‘odol’ ‘udang’ ‘tiga’
[to:-le]
/o:/ ‘rokok’
[pi-sØ]
/Ø/ ‘pisau’
/u/ [ut-ti] [ma-kun-raI] [bu-nu]
Berdasarkan pembuktian di atas sejauh penelitian yang Konso- Tengah
Awal Silabe Akhir Silabe
nan Silabe
peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa di dalam Bahasa
[cEm-me]
Bugis Bone tidak terdapat konsonan di tengah silabe. /c/ ‘mandi’
Berdasarkan pemerian konsonan pada bagan di atas, dalam [ka-la-ki] [ik-kó] ‘ekor’
/k/ ‘sekalian’
Bahasa Bugis Bone sesuai perolehan data dalam penelitian
ini, terdapat 20 fonem konsonan yaitu /c/, /k/, /m/, /l/, /t/, [cEm-me] [cEm-me]
/m/
‘mandi’ ‘mandi’
/b/, /n/, /f/, /g/, /dZ/, /w/, /r/, /d/, /p/, /s/, /N/, /h/, / /, / [ka-la-ki] [tel-lo] ‘Telor’
/, / /. /l/ ‘sekalian’
Setelah melakukan distribusi konsonan atas data, /t/ [ta-sE] ‘tas’ [ut-ti] ‘pisang’
[bu-aN]
maka peneliti dapat menyimpulkan peta konsonan /b/ ‘jatuh’
ditampilkan dalam bagan untuk mengetahui sistem [nan-re] [nan-re] ‘nasi’
/n/
fonotaktik atau urutan fonem yang memungkinkan ‘nasi’
adalah seperti terlihat berikut : /f/
[a-la-fuN]
‘kura-kura’
Postalveolar

Pharyngeal
[me-ga]
Dental

Uvular
/g/
Retroflex

Velar
Palatal

Glotal
Alveolar
Bilabial

Labiodental

‘banyak’
[ma-dZa]
/ʤ/ ‘pintar]
/w/ [wa-ju] ‘baju’
[ma-tan-re]
Hambat pb t d c kg /r/ ‘tinggi’
Nasal m n N [a-dE-neN]
Getar r /d/ ‘tangga’
Tap or Flap
Frikatif f s h [lop-pa] [kap-pa:-la]
/p/
Lateral l dZ ‘udang’ ‘kepala’
Frikatif
[ta-sE] ‘tas’ [ma-kEs-siN]
Luncuran w /s/ ‘cantik’
Lateral a-
proksiman /ŋ/ [bu-aN] ‘jatuh’
[han-du¿]
/h/ ‘handuk’
Gambar 2. Peta Konsonan Bahasa Bugis Bone
[ a- ma]
/ / ‘kerja’
4.5. Diftong [han-du ]
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan dua / /
‘handuk’
diftong. Diftong tersebut terdapat dalam suku kata di [ba-la- ui]
/ /
bawah ini: ‘benalu’
[makunraI] [ma-kun-rai] ‘perempuan’ Berdasarkan definisi di atas untuk data yang
[bala ui] [ba-la- ui] ‘benalu’ peneliti peroleh dalam penelitian ini, maka peneliti
Berdasarkan pembuktian di atas, dapat mengklasifikasikan gugus konsonan dalam suku kata
disimpulkan bahwa di dalam Bahasa Bugis Bone seperti pada tabel berikut ini.
sejauh penelitian ini dilakukan terdapat dua fonem Tabel 3. Pola Suku Kata Bahasa Bugis Bone
diftong /ai/ dan /ui/. Distribusi diftong tersebut
ditampilkan dalam peta diftong dibawah ini: V pada [o-do-lØ] ‘odol’
B [a-dE-neN] ‘tangga’
erdasa [i-kØ] ‘kamu’
[i] [u] rkan VK pada [ik-kØ] ‘ekor’
pemb [ut-ti] ‘pisang’
uktian KV pada [o-do-lØ] ‘odol’
di [a-dE-neN] ‘tangga’
atas, [lop-pa] ‘udang’
dapat KVK pada [a-dE-neN] ‘tangga’
[a]
disim [lop-pa] ‘udang’
pulka [ma-tan-re] ‘tinggi’
Gambar 3. Peta Diftong Bahasa Bugis Bone n
bahwa dalam Bahasa Bugis Bone sejauh penelitian
4.6 Gugus Vokal dan Gugus Konsonan yang peneliti lakukan, terdapat empat pola gugus
Gugus konsonan adalah dua konsonan atau lebih vokal dan gugus konsonan per silabe, yaitu V, VK,
yang merupakan satu kesatuan ucapan sehingga KV, KVK (V= Vokal, K= Konsonan).
bersifat silabik atau berderet di dalam satu silabe
dalam sebuah kata. Gugus konsonan (consonant V. KESIMPULAN
cluster) adalah kumpulan dua atau lebih konsonan Berdasarkan analisis yang telah dipaparkan
yang berlainan dalam suku kata tanpa vokal yang sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dalam Bahasa
menyelanya; misalnya pr- dalam ‘prakata’, str- dalam Bugis Bone ditemukan 37 bunyi yang terdiri atas 15
‘strategi’ (Kridalaksana, 2008). vokoid yakni /o/, /o:/, /Ø/, /u/, /U/, /a/, /a:/, /ú/, /A/,
/i/, /i:/, /e/, /E/, /E:/, /¨:/ (Gambar 1); 20 kontoid langsung ke daerah komunitas pengguna bahasa
yakni /c/, /k/, /m/, /l/, /t/, /b/, /n/, /f/, /g/, /dZ/, /w/, /r/, dimaksud untuk mendapatkan data akurat serta
/d/, /p/, /s/, /N/, /h/, / /, / /, / / (Gambar 2), dan 2 tantangan yang pada akhirnya akan sangat memberi
diftong /ai/, /ui/ (Gambar 3). kesan yang tiada tara.
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan
bahwa vokal Bahasa Bugis Bone ditemukan baik pada REFERENSI
awal silabe, tengah silabe, maupun akhir silabe (Tabel Alwi, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
1). Hal berbeda pada konsonan Bahasa Bugis Bone, Jakarta: Balai Pustaka.
dapat disimpulkan bahwa di dalam Bahasa Bugis Clark, John & Yallop, Collin. 1990. An Introduction
Bone tidak terdapat konsonan di tengah silabe (Tabel to Phonetics & Phonology. Oxford : Basil
2). Blackwell Ltd.
Dalam bahasa Bugis Bone juga tidak ditemukan Katamba, Francis. 1994. An Introduction to
adanya gugus konsonan dan gugus vokal. Sejauh Phonology. Routledge.
pengamatan peneliti dan berdasarkan perolehan data, Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik
pola suku kata dalam Bahasa Bugis Bone dapat Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia
berstruktur V, VK, KV, dan KVK (Tabel 3). Pustaka Utama.
Penelitian yang peneliti lakukan pada Bahasa Rocca, Iggy & Johnson, Wyn. 1999. A Course in
Bugis Bone ini merupakan penelitian lapangan Phonology. Oxford: Blackwell Published
berskala kecil dan masih sangat sederhana karena Ltd.
penelitian ini dilakukan dalam waktu yang singkat, Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa Lapangan.
sehingga hasil yang diharapkan mungkin masih jauh Yogyakarta: Kanisius.
dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti sangat Sephonics v.1.01. http://wareseeker.com/ free-english-
berharap penelitian ini akan memberikan tambahan phonetic/. Diunduh pada tanggal 25 Februari
pemahaman tentang sistem fonologi Bahasa Bugis 2010.
Bone. http://bone.go.id/geografi-dan-iklim/ diakses pada
Peneliti beranggapan bahwa perlu ada penelitian tanggal 9 Mei 2017.
lanjutan baik mengenai sistem fonologi Bahasa Bugis https://sulselprov.go.id/pages/kabupaten-kota-di-
Bone khususnya maupun bahasa-bahasa lainnya yang sulawesi-selatan diakses pada tanggal 9 Mei
ada di Indonesia. Penelitian dapat dilakukan baik 2017.
penelitian berskala kecil maupun besar dengan hasil
yang maksimal. Maksimal dimaksudkan dalam hal ini
karena data faktual langsung diperoleh dari penutur
asli yang menggunakan bahasa tertentu secara
produktif. Barangkali ada baiknya untuk terjun

Anda mungkin juga menyukai