Laporan Tugas Kelompok 1 Sistem Pemeriksaan 7 Jump
Laporan Tugas Kelompok 1 Sistem Pemeriksaan 7 Jump
KELOMPOK : 1
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan Resume Film tentang
Manusia dan Budaya dengan judul Diskusis kasus menggunakan sistem 7 jump ini dengan baik
dan lancar, untuk melengkapi nilai Mata Pemenuhan kebutuhan dasar manusia II
Kami menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam penyusunan laporan
ini, namun pastilah ada kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap
kepada semua pihak yang sekiranya membaca laporan ini dapat memberikan saran agar di
kemudian hari kami dapat menyempurnakan laporan ini.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada yang terhormat:
1. dr. Jajang Sujana Mail, SpAn., selaku Ketua Prodi D-IV Keperawatan Anestesiologi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana Bandung.
2. Richa Noprianty, S.Kep., Ners., MPH selaku Koordinator mata kuliah Sosiologi Budaya
& Antropologi Kesehatan, yang telah membimbing dalam penulisan Laporan kelompok
yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan selama ini.
3. Mahasiswa semester II Tahun Akademik 2020/2021 yang telah bekerjasama dengan baik
selama menyusun Resume Film ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Resume Film ini. Semoga
segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada kami, mendapat imbalan yang
berlipat dari Allah Subhanahu Wata’ala, amin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Refluks gastroesofageal (GERD) merupakan gejala atau kerusakan dari mukosa esofagus
karena masuknya isi lambung ke dalam esofagus (Cenelli dkk 2011) . Menurut klasifikasi
Montreal, GERD adalah keadaan refluksnya isi lambung ke dalam esofagus yang akan
menyebabkan gejala yang sangat mengganggu, dengan atau tanpa adanya komplikasi (Vakil
2008). Konsensus Asia Pasifik menyatakan bahwa GERD dapat menyebabkan terjadinya
gejala atau komplikasi yang mengganggu dimana menandakan adanya gangguan kualitas
hidup pasien (Talley 2008).
Faktor yang turut berperan dalam timbulnya GERD adalah adanya kelainan lambung
salah satu diantaranya adalah pengosongan lambung yang lambat (Makmun 2010).
Terjadinya refluks gastroesofageal disebabkan akibat sangat rendahnya atau hilangnya
perbedaan tekanan antara LES (Lower Esophageal 2 Spincter) dengan laring, karena
penurunan dari kekuatan otot LES yang terkadang tidak diketahui penyebabnya (Mahdi
2008)
1.2 Tujuan
1
BAB 2
SEVEN JUMP
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke Praktek Dokter Umum dengan keluhan dada
seperti terbakar. Keluhan disertai dengan dada berat jika bernapas. Dari anamnesis diketahui
penderita memiliki kebiasaan tidur setelah pukul 01.00 dini hari dan bangun pukul 04.00 pagi.
Pasien juga sering terbangun saat tidur karena merasakan rasa terbakar di dada. Pasien minum
kopi sebanyak 2 gelas setiap hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TB : 150cm, BB : 70 kg,
KU cukup, tekanan darah 120/70 mmHg, denyut nadi 88 kali/menit, isi dan tegangan cukup,
frekuensi pernafasan 18 kali/menit, pada palpasi nyeri tekan epigastrium (+). Dokter kemudian
mengirim penderita untuk dilakukan pemeriksaan penunjang
1. Step 1 : Mencari kata-kata yang tidak dimengerti dan cari arti kata tersebut
Jelaskan istilah yang belum kelompok ketahui. Jika masih terdapat istilah yang belum
jelas, cantumkan sebagai tujuan pembelajaran kelompok.
3
BAB 3
PEMBAHASAN
GERD adalah penyakit yang ditandai adanya aliran balik dari isi lambung ke
kerongkongan yang menyebabkan gejala yang mengganggu hingga terjadi
komplikasi. Aliran balik asam lambung ke kerongkongan tidak hanya menjadi
pemicu sindrom GERD tetapi juga menyebabkan luka pada kerongkongan atau
esofagitis. Alur balik isi lambung ini juga dilaporkan bisa menyebabkan atypical
syndrome, atau gejala ekstraesofageal (seperti asma, batuk kronis, laryngitis, suara
serak, nyeri tenggorokan kronis, erosi gigi, dan nyeri dada nonkardiak) yang dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari dan sulit diobati.
3. Anamnesis
4
4. Epigastrium
Epigastrium adalah salah satu dari sembilan daerah perut, bersama dengan
hipokondria kanan dan kiri, daerah lateral kanan dan kiri (daerah lumbar atau
panggul), daerah inguinal kanan dan kiri (atau fossae), dan daerah pusar dan pubis.
1) Apa yang menyebabkan pasien merasa bagian dadanya terasa seperti terbakar?
2) Apa yang menyebabkan pasien juga mengalami dada berat jika bernapas?
3) Adakah hubungan penyakit pasien dengan kebiasaan tidur pasien?
4) Istirahat tidur malam hanya 3 jam apakah baik untuk kesehatan tubuh pasien yg
umur 40 thn?
5) Adakah hubungan penyakit pasien dengan Kebiasaan minum kopi sebanyak 2 gelas
setiap hari?
6) Bagaimanakah hasil pemeriksaan fisik pasien yang didapatkan? Normal atau tidak?
7) Apakah penyakit yang di derita pasien berada di bagian epigastrum? Karena Nyeri
tekan epigastrium (+)
8) Jenis pemeriksaan penunjang apa yang perlu digunakan oleh pasien untuk
pemeriksaan lebih lanjut??
1. Apa yang menyebabkan pasien merasa bagian dadanya terasa seperti terbakar?
GERD disebabkan otot cincin lambung (sfingter) yang bertugas sebagai penahan asam pada
lambung, tidak berfungsi dengan baik. Sehingga, terjadinya asam lambung yang meningkat
hingga naik ke kerongkongan, dan menimbulkan rasa terbakar di dada dan juga pahit di mulut.
2. Apa yang menyebabkan pasien juga mengalami dada berat jika bernapas?
Disebabkan oleh ketika oksigen yang masuk ke dalam tubuh terlalu sedikit atau saat tubuh
membutuhkan lebih banyak oksigen. Biasanya napas yang berat mungkin dikarenakan adanya
penyakit yang ada dijantung, seperti gangguan pada katup jantung, serangan jantung, dan hal lain
semacam nya.
Tentu ada , ketika pasien kurang tidur maka mengalami pengurangan fungsi pembuluh darah
, serta fungsi kontrol nafas tampak menurun. Respon terhadap peningkatan kadar karbondioksida
tidak meningkatkan laju pernafasan seperti yang diharapkan , jika pasien berulang kali
mengalami kurang tidur untuk waktu yang lama,
5
tentu fungsi pembuluh darahnya akan terganggu. Untuk jangka waktu yang tidak dapat
ditentukan, kerusakan fungsi pembuluh darah akhirnya akan akibatkan gangguan pada kesehatan
jantung.
4. Istirahat tidur malam hanya 3 jam apakah baik untuk kesehatan tubuh pasien yg umur 40 thn?
Tidak baik karena frekuensi tidur orang dewasa itu 7-9 jam/ perhari
5. Adakah hubungan penyakit pasien dengan Kebiasaan minum kopi sebanyak 2 gelas setiap
hari?
Tentu saja ada karena kurangnya tidur dan malah lebih sering konsumsi kopi itu tidak baik
karena kemungkinan berkaitan sama asam lambung dan di kopi juga mengandung kafein jd tidak
baik juga untuk lambungnya apalgi jika minumnya sering
6. Bagaimanakah hasil pemeriksaan fisik pasien yang didapatkan? Normal atau tidak?
Pemeriksaan fisik Pasien normal, dimana tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi
pernapasan normal. Berdasarkan nilai IMT (31,1) pasien termasuklah kategori gemuk
7. Apakah penyakit yang di derita pasien berada di bagian epigastrum? Karena Nyeri tekan
epigastrium (+)
Pemeriksaan fisik Pasien normal, dimana tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi
pernapasan normal. Berdasarkan nilai IMT (31,1) pasien termasuklah kategori gemuk.
8. Jenis pemeriksaan penunjang apa yang perlu digunakan oleh pasien untuk pemeriksaan lebih
lanjut??
Uji Inhibitor Pompa Proton / Proton Pump Inhibitor (PPI) Trial, Pemantauan pH (pH-Metri),
Endoskopi dan Histopatologi, Tes Barium
Gejala GERD (gastroesophageal reflux disease) yang utama adalah heartburn atau
sensasi panas di dada. Sensasi terbakar yang dirasakan penderitanya bisa saja ringan atau
bahkan berat. Kondisi ini terjadi ketika asam dari lambung bergerak naik menuju
kerongkongan. Naiknya asam lambung bisa menimbulkan gejala GERD yang tak
nyaman. Selain GERD Heartburn lebih sering terjadi pada wanita hamil, dan penderita
hernia hiatal.
6
Pola makan yang buruk, mengonsumsi makanan dan minuman asam atau pedas, serta
merokok, juga dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung.
Selain dada terasa panas, heartburn juga disertai gejala lain, seperti bersendawa,
sensasi terbakar di tenggorokan, rasa nyeri yang muncul tak lama setelah makan, dan rasa
nyeri yang semakin memburuk ketika berbaring.
Napas berat bisa terjadi ketika oksigen yang masuk ke dalam tubuh terlalu sedikit
atau saat tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen. Untuk mencukupi kebutuhan
oksigen tersebut, tubuh pun harus bekerja lebih keras dengan cara meningkatkan
frekuensi pernapasan dan disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit. Contohnya meliputi
olahraga, ketinggian, pakaian ketat, istirahat yang kurang, pola hidup kurang aktivitas.
Setiap orang bisa terkena gangguan refluks gastroesofagus atau GERD. Gejala
utamanya adalah rasa panas dan rasa terbakar di dada dan salah satu pemicunya adalah
kebiasaan yang tidak sehat, seperti langsung tidur setelah baru saja makan. Dokter
Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Gastro Enterologi Hepatologi Ari Fahrial Syam
mengatakan, sebaiknya buat jeda cukup lama antara waktu makan dan tidur.
Posisi tidur akan membuka katub lambung sehingga memudahkan asam lambung
keluar. Setelah makan, posisi badan seharusnya tegak dan biarkan lambung mengolah
makanan yang baru saja dikonsumsi. Kebiasaan lain yang perlu dihindari adalah
konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat. Menurut Ari, sejumlah
penelitian menunjukkan bahwa pasien yang memiliki GERD akan merasa panas di
bagian dada mengosumsi daging berlebih kemudian langsung tidur.
Tidur berkualitas tak hanya dapat meningkatkan kesehatan fisik dan emosional, tetapi
juga membuat Anda lebih produktif. Namun, menurut data dari National Sleep
Foundation, wanita yang berusia 40–60 tahun hanya tidur 6 jam dalam sehari.
Melihat fenomena ini, dapat dikatakan bahwa mereka yang sudah memasuki usia
lanjut tampaknya lebih sulit mendapatkan kualitas dan kuantitas tidur yang baik.Waktu
tidur yang cukup sangat diperlukan agar tubuh punya kekuatan untuk menjalankan
7
aktivitas sehari-hari. Memiliki kualitas tidur yang sehat ternyata berbanding lurus dengan
meningkatnya kualitas hidup. Oleh karena itu, jangan sepelekan pentingnya tidur
nyenyak
Kafein yang terdapat dalam kandungan kopi dapat meningkatkan produksi asam dan
peradangan pada lambung. Selain itu, kafein dapat membuat cincin otot kerongkongan
rileks pada bagian bawah, sehingga asam lambung dapat naik sampai ke kerongkongan,
seperti pada penderita refluks asam lambung. Nah, Bagi Anda yang mempunyai riwayat
penyakit gejala dada terasa kebakar, Anda perlu melihat kondisi Anda masing-masing.
Hal ini karena hingga saat ini belum ada rekomendasi dari penelitian besar tentang boleh
atau tidaknya konsumsi kafein bagi penderita sprti gejala pnykit tersebut. Namun, apabila
gejala Anda semakin parah akibat konsumsi kafein maka sebaiknya hindarilah kopi dan
minuman lainnya yang mengandung kafein.
-TB dan BB, maka nilai IMT nya adalah (31,1) kategori ini termasuk kategori gemuk.
-Tekanan darah 120/70 mmHg termasuk normal,
- denyut nadi 88 kali/menit normal karena nadi manusia rata-rata berdenyut sekitar 60-
100 kali per menit.
-frekuensi Pernapasan 18 kali/menit normal karena
pernapasan pada orang dewasa berkisar antara 16 - 18 kali permenit.
7. Epigastrium
Secara anatomi, epigastrium (atau wilayah epigastrium) adalah daerah tengah atas
perut. Itu terletak di antara margin kosta dan bidang subkostal. Epigastrium adalah salah
satu dari sembilan daerah perut, bersama dengan hipokondria kanan dan kiri, daerah
lateral kanan dan kiri (daerah lumbar ataubpanggul), daerah inguinal kanan dan kiri (atau
fossae), dan daerah pusar dan pubis.Kemungkinan penyakit pada epigastrium adalag
gangguan pencernaan.Biasanya keadaan nyeri epigastrium karena gangguan pencernaan,
dirasakan tepat di bawah tulang rusuk dan umumnya tidak memprihatinkan. Gangguan
pencernaan biasanya terjadi setelah makan (ketika kita salah makan).
8
8. Pemeriksaan penunjang
Uji Inhibitor Pompa Proton / Proton Pump Inhibitor (PPI) Trial Uji PPI
merupakan salah satu metode diagnostik yang paling mudah dilakukan dan tidak
invasif. Uji PPI umumnya dilakukan pada pasien-pasien GERD tanpa tanda
bahaya atau risiko esofagus Barret. Uji PPI ini dilakukan dengan pemberian PPI
selama 2 minggu tanpa dilakukan endoskopi terlebih dahulu. Bila didapatkan
perbaikan klinis dengan pemberian PPI dan gejala kembali setelah terapi
dihentikan, maka diagnosis GERD dapat ditegakkan. Uji PPI ini merupakan salah
satu metode diagnostik yang dianjurkan pada konsensus nasional di Indonesia
tahun 2014, akan tetapi studi terbaru di Inggris menunjukkan bahwa uji PPI
memiliki sensitifitas 71% dan spesifisitas hanya 44%. Hal ini membuat
penegakan diagnosis GERD berdasarkan uji PPI saja harus dipertanyakan karena
berisiko untuk penyalahgunaan/overuse PPI dan overdiagnosis GERD.
Tes Barium.Pemeriksaan dengan barium saat ini sudah tidak rutin dilakukan
karena tidak sensitif untuk diagnosis GERD. Namun demikian, pemeriksaan ini
9
lebih unggul bila dicurigai adanya stenosis esofagus, hernia hiatus, striktur, dan
disfagia.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk evaluasi disfagia pasca operasi
antirefluks bersamaan dengan endoskopi.
2) Penyebab gerd
Penyebab gerd adalah kenaikan asam dari lambung sebenarnya umum terjadi.
Kondisi ini paling sering dipicu oleh kebiasaan makan dalam porsi yang banyak,
langsung berbaring setelah makan, atau konsumsi jenis makanan tertentu.
3) Anamnesis merupakan kunci utama dalam diagnosis GERD. Tanda dan gejala yang
sering kali muncul adalah:
Gejala tipikal :
-Rasa terbakar atau asam/heartburn
-Regurgitasi
-Disfagia
Gejala atipikal :
-Batuk kronis
-Suara serak, terutama di pagi hari
10
-Nyeri ulu hati
-Nyeri dada yang menyerupai angina pectoris
-Mengi
-Hipersalivasi
-Rasa mengganjal di tenggorokan/sensasi globus
-Odinofagia
-Mual
-Otitis medis
-Karies
4) Pemeriksaan penunjang
Uji Inhibitor Pompa Proton / Proton Pump Inhibitor (PPI) Trial.Uji PPI merupakan
salah satu metode diagnostik yang paling mudah dilakukan dan tidak invasif. Uji PPI
umumnya dilakukan pada pasien-pasien GERD tanpa tanda bahaya atau risiko esofagus
Barret. Uji PPI ini dilakukan dengan pemberian PPI selama 2 minggu tanpa dilakukan
endoskopi terlebih dahulu. Bila didapatkan perbaikan klinis dengan pemberian PPI dan
gejala kembali setelah terapi dihentikan, maka diagnosis GERD dapat ditegakkan. Uji
PPI ini merupakan salah satu metode diagnostik yang dianjurkan pada konsensus
nasional di Indonesia tahun 2014, akan tetapi studi terbaru di Inggris menunjukkan
bahwa uji PPI memiliki sensitifitas 71% dan spesifisitas hanya 44%. Hal ini membuat
penegakan diagnosis GERD berdasarkan uji PPI saja harus dipertanyakan karena berisiko
untuk penyalahgunaan/overuse PPI dan overdiagnosis GERD.
Pengobatan refluks gastroesofagus atau GERD bisa mengosumsi obat yang tergolong
Antasida,H-2 receptor blockers,Proton pump inhibitors (PPIs) Dokter biasanya akan
merekomendasikan terapi modifikasi gaya hidup dan penggunaan obat bebas. Bila dalam
waktu 2 minggu muncul keluhan lain, maka dokter akan merekomendasikan pengobatan
obat paten dan pembedahan.
Terapi GERD dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat penekan asam lambung –
seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole. Obat ini dikonsumsi sebelum makan.
Baclofen merupakan obat untuk memperkuat sfingter yang dapat diberikan. Namun obat
ini memiliki efek samping sakit kepala dan mual.
Sfingter itu sendiri merupakan cincin serat otot yang terletak di sekitar permukaan dalam
tubuh. Fungsinya adalah untuk mengatur pejalanan zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
11
Selain itu, diberikan juga obat untuk memperlancar pergerakan saluran cerna juga
terkadang diberikan –seperti domperidon. Namun semua obat-obatan tersebut harus
dikonsumsi atas petunjuk dokter.
Bila diperlukan, dokter akan merekomendasikan penggunaan obat untuk mengurangi
produksi asam lambung yang dikenal dengan proton pump inhibitors serta membantu
jaringan esofagus yang rusak untuk pulih. Tujuannya adalah agar GERD tidak terjadi
lagi.
12
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Epigastrium adalah salah satu dari sembilan daerah perut, bersama dengan
hipokondria kanan dan kiri, daerah lateral kanan dan kiri (daerah lumbar
ataubpanggul), daerah inguinal kanan dan kiri (atau fossae), dan daerah pusar dan
pubis.Kemungkinan penyakit pada epigastrium adalag gangguan
pencernaan.Biasanya keadaan nyeri epigastrium karena gangguan pencernaan,
dirasakan tepat di bawah tulang rusuk dan umumnya tidak
memprihatinkan.Pemeriksaan ini merupakan salah satu pemeriksaan yang disarankan
dalam konsensus nasional di Indonesia, terutama pada pasien dengan memiliki gejala
ekstraesofageal sebelum terapi PPI atau pasien yang gagal terapi PPI.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unissula.ac.id/7664/5/4.%20BAB%201.pdf
https://m.klikdokter.com/penyakit/gerd
https://www.google.co.id/amp/s/www.sehatq.com/artikel/10-penyebab-dada-terasa-panas-ini-
perlu-diwaspadai/amp
http://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/gerd/diagnosis
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3150456/tidur-lebih-nyenyak-di-usia-40-ke-atas
https://www.alodokter.com/ini-penyebab-nafas-berat-yang-sering-anda-rasakan#:~:text=Napas
%20berat%20bisa%20terjadi%20ketika,dengan%20cara%20meningkatkan%20frekuensi
%20pernapasan.
14
LAMPIRAN
15
6. Nama : Hasby Riesandy
Tanggal lahir : Banjarmasin, 04 April 2002
Alamat : Jl. Flamboyan A5 No.128 RT.16, Kab. Tabalong, Kalimantan Selatan
Riwayat Pendidikan : - SDN Pembataan
-SMP Hasbunallah
-SMAN 2 TANJUNG
16