Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUGAS KELOMPOK

DISKUSI KASUS MENGGUNAKAN SISTEM 7 JUMP


PEMBELAJARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II

KELOMPOK : 1

1. M. PATHU ROHMAN (201FI03001)


2. FRISDA NURWIDYANINGRUM (201FI03007)
3. HASBY RIESANDY (201FI03011)
4. MUHAMAD RAZAD (201FI03019)
5. M.FAJRUL FADILAH (201FI03029)
6. LUTHFIYAH NURAZIZA(201FI03033)
7. SILVI AYUNI SAHANA (201FI03035)
8. TEGUH MAHARA (201FI03036)
9. TIARA PUSPITA ROSA (201FI03045)

PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG, 2021
i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan tugas kelompok


Tentang “Diskusi kasus menggunakan sistem 7 jump”

Disajikan sebagai salah satu tugas


Untuk melengkapi nilai Mata Kuliah “Pemenuhan kebutuhan dasar manusia II”

Mengetahui, Bandung, 13 Maret 2021

Ketua Kelompok (wajib ada ttd virtual mhs) Sekretaris,

(Hasby Riesandy) (Tiara Puspita Rosa)


NIM. 201FI03011 NIM.201FI03045

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan Resume Film tentang
Manusia dan Budaya dengan judul Diskusis kasus menggunakan sistem 7 jump ini dengan baik
dan lancar, untuk melengkapi nilai Mata Pemenuhan kebutuhan dasar manusia II
Kami menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam penyusunan laporan
ini, namun pastilah ada kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap
kepada semua pihak yang sekiranya membaca laporan ini dapat memberikan saran agar di
kemudian hari kami dapat menyempurnakan laporan ini.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada yang terhormat:
1. dr. Jajang Sujana Mail, SpAn., selaku Ketua Prodi D-IV Keperawatan Anestesiologi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana Bandung.
2. Richa Noprianty, S.Kep., Ners., MPH selaku Koordinator mata kuliah Sosiologi Budaya
& Antropologi Kesehatan, yang telah membimbing dalam penulisan Laporan kelompok
yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan selama ini.
3. Mahasiswa semester II Tahun Akademik 2020/2021 yang telah bekerjasama dengan baik
selama menyusun Resume Film ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Resume Film ini. Semoga
segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada kami, mendapat imbalan yang
berlipat dari Allah Subhanahu Wata’ala, amin.

Bandung,13 Maret 2021

Penulis
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………...i


LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………...………………….ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….iv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………………..v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………..1
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………………...1
BAB II SEVEN JUMP ………………………………………………………………….2-3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Step 1 …………………………………………………………………………………4
3.2 Step 2 …………………………………………………………………………………5
3.3 Step 3………………………………………………………………………………..5-6
3.4 Step 4 ……………………………………………………………………………...6-10
3.5 Step 5 ………………………………………………………………………………..10
3.6 Step 6 …………………………………………………………………………….10-12
3.7 Step 7 ………………………………………………………………………………..12
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan ……………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………...14
LAMPIRAN
1. Curriculum Vitae Mahasiswa ………………………………………………………..15-16

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Curriculum vitae mahasiswa ………………………………………………………...15-16

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Refluks gastroesofageal (GERD) merupakan gejala atau kerusakan dari mukosa esofagus
karena masuknya isi lambung ke dalam esofagus (Cenelli dkk 2011) . Menurut klasifikasi
Montreal, GERD adalah keadaan refluksnya isi lambung ke dalam esofagus yang akan
menyebabkan gejala yang sangat mengganggu, dengan atau tanpa adanya komplikasi (Vakil
2008). Konsensus Asia Pasifik menyatakan bahwa GERD dapat menyebabkan terjadinya
gejala atau komplikasi yang mengganggu dimana menandakan adanya gangguan kualitas
hidup pasien (Talley 2008).

Faktor yang turut berperan dalam timbulnya GERD adalah adanya kelainan lambung
salah satu diantaranya adalah pengosongan lambung yang lambat (Makmun 2010).
Terjadinya refluks gastroesofageal disebabkan akibat sangat rendahnya atau hilangnya
perbedaan tekanan antara LES (Lower Esophageal 2 Spincter) dengan laring, karena
penurunan dari kekuatan otot LES yang terkadang tidak diketahui penyebabnya (Mahdi
2008)

1.2 Tujuan

1. Mendiskusikan dan mendiagnosa dengan kelompok tentang kasus pada scenario


2. Menganalisis kasus pada skenario dengan menggunakan seven jump step

1
BAB 2

SEVEN JUMP

2.1 Penjelasan Seven Jump

Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke Praktek Dokter Umum dengan keluhan dada
seperti terbakar. Keluhan disertai dengan dada berat jika bernapas. Dari anamnesis diketahui
penderita memiliki kebiasaan tidur setelah pukul 01.00 dini hari dan bangun pukul 04.00 pagi.
Pasien juga sering terbangun saat tidur karena merasakan rasa terbakar di dada. Pasien minum
kopi sebanyak 2 gelas setiap hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TB : 150cm, BB : 70 kg,
KU cukup, tekanan darah 120/70 mmHg, denyut nadi 88 kali/menit, isi dan tegangan cukup,
frekuensi pernafasan 18 kali/menit, pada palpasi nyeri tekan epigastrium (+). Dokter kemudian
mengirim penderita untuk dilakukan pemeriksaan penunjang

Diskusikan skenario diatas menggunakan seven jump step :

1. Step 1 : Mencari kata-kata yang tidak dimengerti dan cari arti kata tersebut
Jelaskan istilah yang belum kelompok ketahui. Jika masih terdapat istilah yang belum
jelas, cantumkan sebagai tujuan pembelajaran kelompok.

2. Step 2 : Membuat rumusan pertanyaan yang dapat terjadi berdasarkan kasus


Carilah masalah yang harus anda selesaikan.

3. Step 3 : Menjawab pertanyaan dari pertanyaan yang muncul


Analisis masalah tersebut dengan brainstorming agar kelompok memperoleh
penjelasan yang beragam mengenai persoalan yang didiskusikan, dengan
menggunakan prior knowledge yang telah anda miliki.

4. Step 4 : Menjelaskan dengan lebih detail jawaban yang sudah ada


Cobalah untuk menyusun penjelasan yang sistematis atas persoalan yang anda
diskusikan.

5. Step 5 : Membuat Learning Outcome / yang harus didiskusikan lebih lanjut


Susunlah persoalan-persoalan yang belum bisa diselesaikan dalam diskusi tersebut
menjadi tujuan pembelajaran kelompok (Learning issue/ learning objectives).

6. Step 6 : Independent study


Lakukan belajar mandiri untuk mencapai informasi yang anda butuhkan guna
menjawab Learning issue yang telah anda tetapkan.
2
7. Step 7 : Reporting
Jabarkan temuan informasi yang telah dikumpulkan oleh anggota kelompok,
sintesakan dan diskusikan temuan tersebut agar tersusun penjelasan yang menyeluruh
(komprehensif) untuk menjelaskan dan menyelesaikan

3
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Step 1 (Kata yang kurang dimengerti)

1. Dada seperti terbakar

Dada seperti terbakar adalah heaetburn.Heartburn adalah kondisi di mana Anda


merasakan sensasi perih dan panas seperti terbakar pada dada. Keadaan ini dapat
memburuk saat Anda sedang berbaring atau menunduk.Walaupun memiliki sebutan
heartburn, sebenarnya kondisi ini tidak ada kaitannya dengan jantung
(heart).Heartburn sebenarnya disebabkan oleh asam lambung yang naik dari lambung
ke bagian kerongkongan (esofagus). Hal ini mengakibatkan munculnya rasa terbakar
di perut bagian atas atau dada bagian bawah.

2. Refluks Gastroesophageal (GERD)

GERD adalah penyakit yang ditandai adanya aliran balik dari isi lambung ke
kerongkongan yang menyebabkan gejala yang mengganggu hingga terjadi
komplikasi. Aliran balik asam lambung ke kerongkongan tidak hanya menjadi
pemicu sindrom GERD tetapi juga menyebabkan luka pada kerongkongan atau
esofagitis. Alur balik isi lambung ini juga dilaporkan bisa menyebabkan atypical
syndrome, atau gejala ekstraesofageal (seperti asma, batuk kronis, laryngitis, suara
serak, nyeri tenggorokan kronis, erosi gigi, dan nyeri dada nonkardiak) yang dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari dan sulit diobati.

Gejala GERD (gastroesophageal reflux disease) yang utama adalah heartburn


atau sensasi panas di dada. Sensasi terbakar yang dirasakan penderitanya bisa saja
ringan atau bahkan berat.

3. Anamnesis

Anamnesis merupakan kegiatan komunikasi yang di lakukan pada saat


pemeriksaan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang riwayat
kesehatan pasien

4
4. Epigastrium

Epigastrium adalah salah satu dari sembilan daerah perut, bersama dengan
hipokondria kanan dan kiri, daerah lateral kanan dan kiri (daerah lumbar atau
panggul), daerah inguinal kanan dan kiri (atau fossae), dan daerah pusar dan pubis.

3.2 Step 2 (Rumusan Permasalahan)

1) Apa yang menyebabkan pasien merasa bagian dadanya terasa seperti terbakar?
2) Apa yang menyebabkan pasien juga mengalami dada berat jika bernapas?
3) Adakah hubungan penyakit pasien dengan kebiasaan tidur pasien?
4) Istirahat tidur malam hanya 3 jam apakah baik untuk kesehatan tubuh pasien yg
umur 40 thn?
5) Adakah hubungan penyakit pasien dengan Kebiasaan minum kopi sebanyak 2 gelas
setiap hari?
6) Bagaimanakah hasil pemeriksaan fisik pasien yang didapatkan? Normal atau tidak?
7) Apakah penyakit yang di derita pasien berada di bagian epigastrum? Karena Nyeri
tekan epigastrium (+)
8) Jenis pemeriksaan penunjang apa yang perlu digunakan oleh pasien untuk
pemeriksaan lebih lanjut??

3.3 Step 3 (Menjawab Pemasalahan)

1. Apa yang menyebabkan pasien merasa bagian dadanya terasa seperti terbakar?

GERD disebabkan otot cincin lambung (sfingter) yang bertugas sebagai penahan asam pada
lambung, tidak berfungsi dengan baik. Sehingga, terjadinya asam lambung yang meningkat
hingga naik ke kerongkongan, dan menimbulkan rasa terbakar di dada dan juga pahit di mulut.

2. Apa yang menyebabkan pasien juga mengalami dada berat jika bernapas?

Disebabkan oleh ketika oksigen yang masuk ke dalam tubuh terlalu sedikit atau saat tubuh
membutuhkan lebih banyak oksigen. Biasanya napas yang berat mungkin dikarenakan adanya
penyakit yang ada dijantung, seperti gangguan pada katup jantung, serangan jantung, dan hal lain
semacam nya.

3. Adakah hubungan penyakit pasien dengan kebiasaan tidur pasien?

Tentu ada , ketika pasien kurang tidur maka mengalami pengurangan fungsi pembuluh darah
, serta fungsi kontrol nafas tampak menurun. Respon terhadap peningkatan kadar karbondioksida
tidak meningkatkan laju pernafasan seperti yang diharapkan , jika pasien berulang kali
mengalami kurang tidur untuk waktu yang lama,

5
tentu fungsi pembuluh darahnya akan terganggu. Untuk jangka waktu yang tidak dapat
ditentukan, kerusakan fungsi pembuluh darah akhirnya akan akibatkan gangguan pada kesehatan
jantung.

4. Istirahat tidur malam hanya 3 jam apakah baik untuk kesehatan tubuh pasien yg umur 40 thn?

Tidak baik karena frekuensi tidur orang dewasa itu 7-9 jam/ perhari

5. Adakah hubungan penyakit pasien dengan Kebiasaan minum kopi sebanyak 2 gelas setiap
hari?

Tentu saja ada karena kurangnya tidur dan malah lebih sering konsumsi kopi itu tidak baik
karena kemungkinan berkaitan sama asam lambung dan di kopi juga mengandung kafein jd tidak
baik juga untuk lambungnya apalgi jika minumnya sering

6. Bagaimanakah hasil pemeriksaan fisik pasien yang didapatkan? Normal atau tidak?

Pemeriksaan fisik Pasien normal, dimana tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi
pernapasan normal. Berdasarkan nilai IMT (31,1) pasien termasuklah kategori gemuk

7. Apakah penyakit yang di derita pasien berada di bagian epigastrum? Karena Nyeri tekan
epigastrium (+)

Pemeriksaan fisik Pasien normal, dimana tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi
pernapasan normal. Berdasarkan nilai IMT (31,1) pasien termasuklah kategori gemuk.

8. Jenis pemeriksaan penunjang apa yang perlu digunakan oleh pasien untuk pemeriksaan lebih
lanjut??

Uji Inhibitor Pompa Proton / Proton Pump Inhibitor (PPI) Trial, Pemantauan pH (pH-Metri),
Endoskopi dan Histopatologi, Tes Barium

3.4 Step 4 (Penjelasan lebih detail)

1. Efluks Gastroesophageal (GERD)

Gejala GERD (gastroesophageal reflux disease) yang utama adalah heartburn atau
sensasi panas di dada. Sensasi terbakar yang dirasakan penderitanya bisa saja ringan atau
bahkan berat. Kondisi ini terjadi ketika asam dari lambung bergerak naik menuju
kerongkongan. Naiknya asam lambung bisa menimbulkan gejala GERD yang tak
nyaman. Selain GERD Heartburn lebih sering terjadi pada wanita hamil, dan penderita
hernia hiatal.
6
Pola makan yang buruk, mengonsumsi makanan dan minuman asam atau pedas, serta
merokok, juga dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung.

Selain dada terasa panas, heartburn juga disertai gejala lain, seperti bersendawa,
sensasi terbakar di tenggorokan, rasa nyeri yang muncul tak lama setelah makan, dan rasa
nyeri yang semakin memburuk ketika berbaring.

2. Dada berat ketika bernapas

Napas berat bisa terjadi ketika oksigen yang masuk ke dalam tubuh terlalu sedikit
atau saat tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen. Untuk mencukupi kebutuhan
oksigen tersebut, tubuh pun harus bekerja lebih keras dengan cara meningkatkan
frekuensi pernapasan dan disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit. Contohnya meliputi
olahraga, ketinggian, pakaian ketat, istirahat yang kurang, pola hidup kurang aktivitas.

3. Hubungan peyakit degan cara tidur

Setiap orang bisa terkena gangguan refluks gastroesofagus atau GERD. Gejala
utamanya adalah rasa panas dan rasa terbakar di dada dan salah satu pemicunya adalah
kebiasaan yang tidak sehat, seperti langsung tidur setelah baru saja makan. Dokter
Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Gastro Enterologi Hepatologi Ari Fahrial Syam
mengatakan, sebaiknya buat jeda cukup lama antara waktu makan dan tidur.

Posisi tidur akan membuka katub lambung sehingga memudahkan asam lambung
keluar. Setelah makan, posisi badan seharusnya tegak dan biarkan lambung mengolah
makanan yang baru saja dikonsumsi. Kebiasaan lain yang perlu dihindari adalah
konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat. Menurut Ari, sejumlah
penelitian menunjukkan bahwa pasien yang memiliki GERD akan merasa panas di
bagian dada mengosumsi daging berlebih kemudian langsung tidur.

4. Tidur malam hanya 3 jam tidak baik untuk kesehatan

Tidur berkualitas tak hanya dapat meningkatkan kesehatan fisik dan emosional, tetapi
juga membuat Anda lebih produktif. Namun, menurut data dari National Sleep
Foundation, wanita yang berusia 40–60 tahun hanya tidur 6 jam dalam sehari.

Melihat fenomena ini, dapat dikatakan bahwa mereka yang sudah memasuki usia
lanjut tampaknya lebih sulit mendapatkan kualitas dan kuantitas tidur yang baik.Waktu
tidur yang cukup sangat diperlukan agar tubuh punya kekuatan untuk menjalankan
7
aktivitas sehari-hari. Memiliki kualitas tidur yang sehat ternyata berbanding lurus dengan
meningkatnya kualitas hidup. Oleh karena itu, jangan sepelekan pentingnya tidur
nyenyak

5. Hubungan penyakit pasien dengan Kebiasaan minum kopi

Kafein yang terdapat dalam kandungan kopi dapat meningkatkan produksi asam dan
peradangan pada lambung. Selain itu, kafein dapat membuat cincin otot kerongkongan
rileks pada bagian bawah, sehingga asam lambung dapat naik sampai ke kerongkongan,
seperti pada penderita refluks asam lambung. Nah, Bagi Anda yang mempunyai riwayat
penyakit gejala dada terasa kebakar, Anda perlu melihat kondisi Anda masing-masing.
Hal ini karena hingga saat ini belum ada rekomendasi dari penelitian besar tentang boleh
atau tidaknya konsumsi kafein bagi penderita sprti gejala pnykit tersebut. Namun, apabila
gejala Anda semakin parah akibat konsumsi kafein maka sebaiknya hindarilah kopi dan
minuman lainnya yang mengandung kafein.

6. Ketentuan normal diagnosis

Berdasarkan data pesien maka didapatkan hasil normal:

-TB dan BB, maka nilai IMT nya adalah (31,1) kategori ini termasuk kategori gemuk.
-Tekanan darah 120/70 mmHg termasuk normal,
- denyut nadi 88 kali/menit normal karena nadi manusia rata-rata berdenyut sekitar 60-
100 kali per menit.
-frekuensi Pernapasan 18 kali/menit normal karena
pernapasan pada orang dewasa berkisar antara 16 - 18 kali permenit.

7. Epigastrium

Secara anatomi, epigastrium (atau wilayah epigastrium) adalah daerah tengah atas
perut. Itu terletak di antara margin kosta dan bidang subkostal. Epigastrium adalah salah
satu dari sembilan daerah perut, bersama dengan hipokondria kanan dan kiri, daerah
lateral kanan dan kiri (daerah lumbar ataubpanggul), daerah inguinal kanan dan kiri (atau
fossae), dan daerah pusar dan pubis.Kemungkinan penyakit pada epigastrium adalag
gangguan pencernaan.Biasanya keadaan nyeri epigastrium karena gangguan pencernaan,
dirasakan tepat di bawah tulang rusuk dan umumnya tidak memprihatinkan. Gangguan
pencernaan biasanya terjadi setelah makan (ketika kita salah makan).

8
8. Pemeriksaan penunjang
 Uji Inhibitor Pompa Proton / Proton Pump Inhibitor (PPI) Trial Uji PPI
merupakan salah satu metode diagnostik yang paling mudah dilakukan dan tidak
invasif. Uji PPI umumnya dilakukan pada pasien-pasien GERD tanpa tanda
bahaya atau risiko esofagus Barret. Uji PPI ini dilakukan dengan pemberian PPI
selama 2 minggu tanpa dilakukan endoskopi terlebih dahulu. Bila didapatkan
perbaikan klinis dengan pemberian PPI dan gejala kembali setelah terapi
dihentikan, maka diagnosis GERD dapat ditegakkan. Uji PPI ini merupakan salah
satu metode diagnostik yang dianjurkan pada konsensus nasional di Indonesia
tahun 2014, akan tetapi studi terbaru di Inggris menunjukkan bahwa uji PPI
memiliki sensitifitas 71% dan spesifisitas hanya 44%. Hal ini membuat
penegakan diagnosis GERD berdasarkan uji PPI saja harus dipertanyakan karena
berisiko untuk penyalahgunaan/overuse PPI dan overdiagnosis GERD.

 Pemantauan/monitoring pH adalah salah satu metode diagnostik GERD yang


paling baik dan cukup sederhana. Pemeriksaan ini merupakan salah satu
pemeriksaan yang disarankan dalam konsensus nasional di Indonesia, terutama
pada pasien dengan memiliki gejala ekstraesofageal sebelum terapi PPI atau
pasien yang gagal terapi PPI. Pengukuran pH dapat dilakukan dalam 24 jam atau
48 jam (bila tersedia) dengan atau tanpa terapi supresi asam lambung. Konsensus
Lyon tahun 2018 merekomendasikan untuk melakukan pH metri tanpa terapi PPI
terutama pada pasien-pasien yang belum pernah didiagnosis GERD sebelumnya.
Apabila pasien sudah pernah terbukti GERD atau memiliki komplikasi dari
GERD, pH-metri dilakukan dengan dosis PPI 2x lebih banyak. Pasien-pasien
dengan GERD akan menunjukkan perbaikan pH bila diberikan terapi PPI.

 Endoskopi dan Histopatologi.Endoskopi saluran gastrointestinal atas dan


pemeriksaan histopatologi merupakan pemeriksaan baku emas untuk GERD
dengan komplikasi. Histopatologi juga dapat menunjukkan metaplasia, displasia,
atau malignansi. Pemeriksaan dengan endoskopi merupakan prosedur yang
invasif, sehingga pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan bila tidak terdapat
indikasi. Pemeriksaan ini sebaiknya hanya dilakukan pada pasien-pasien yang
memiliki gejala bahaya/alarm symptoms.

 Tes Barium.Pemeriksaan dengan barium saat ini sudah tidak rutin dilakukan
karena tidak sensitif untuk diagnosis GERD. Namun demikian, pemeriksaan ini
9
lebih unggul bila dicurigai adanya stenosis esofagus, hernia hiatus, striktur, dan
disfagia.
 Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk evaluasi disfagia pasca operasi
antirefluks bersamaan dengan endoskopi.

3.5 Step 5 (Learning Outcome)

1) Definisi dari refluks gastroesofagus atau GERD


2) Peyebabnya refluks gastroesofagus atau GERD
3) Gejala refluks gastroesofagus atau GERD
4) Pemeriksaan penujang refluks gastroesofagus atau GERD
5) Pengobatan refluks gastroesofagus atau GERD

3.6 Step 6 Independent study

1) Definisi dari refluks gastroesofagus atau GERD

Penyakit refluks gastroesofagus (Gastroesophageal reflux disease, GERD)


merupakan penyakit saluran pencernaan yang bersifat kronis. GERD terjadi ketika asam
lambung atau terkadang isi lambung naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga
seseorang akan mengalami panas dada seperti terbakar dan mulut terasa pahit.

2) Penyebab gerd

Penyebab gerd adalah kenaikan asam dari lambung sebenarnya umum terjadi.
Kondisi ini paling sering dipicu oleh kebiasaan makan dalam porsi yang banyak,
langsung berbaring setelah makan, atau konsumsi jenis makanan tertentu.

3) Anamnesis merupakan kunci utama dalam diagnosis GERD. Tanda dan gejala yang
sering kali muncul adalah:

 Gejala tipikal :
-Rasa terbakar atau asam/heartburn
-Regurgitasi
-Disfagia

 Gejala atipikal :
-Batuk kronis
-Suara serak, terutama di pagi hari
10
-Nyeri ulu hati
-Nyeri dada yang menyerupai angina pectoris
-Mengi
-Hipersalivasi
-Rasa mengganjal di tenggorokan/sensasi globus
-Odinofagia
-Mual
-Otitis medis
-Karies

4) Pemeriksaan penunjang

Uji Inhibitor Pompa Proton / Proton Pump Inhibitor (PPI) Trial.Uji PPI merupakan
salah satu metode diagnostik yang paling mudah dilakukan dan tidak invasif. Uji PPI
umumnya dilakukan pada pasien-pasien GERD tanpa tanda bahaya atau risiko esofagus
Barret. Uji PPI ini dilakukan dengan pemberian PPI selama 2 minggu tanpa dilakukan
endoskopi terlebih dahulu. Bila didapatkan perbaikan klinis dengan pemberian PPI dan
gejala kembali setelah terapi dihentikan, maka diagnosis GERD dapat ditegakkan. Uji
PPI ini merupakan salah satu metode diagnostik yang dianjurkan pada konsensus
nasional di Indonesia tahun 2014, akan tetapi studi terbaru di Inggris menunjukkan
bahwa uji PPI memiliki sensitifitas 71% dan spesifisitas hanya 44%. Hal ini membuat
penegakan diagnosis GERD berdasarkan uji PPI saja harus dipertanyakan karena berisiko
untuk penyalahgunaan/overuse PPI dan overdiagnosis GERD.

5) Pengobatan yang diguankan

Pengobatan refluks gastroesofagus atau GERD bisa mengosumsi obat yang tergolong
Antasida,H-2 receptor blockers,Proton pump inhibitors (PPIs) Dokter biasanya akan
merekomendasikan terapi modifikasi gaya hidup dan penggunaan obat bebas. Bila dalam
waktu 2 minggu muncul keluhan lain, maka dokter akan merekomendasikan pengobatan
obat paten dan pembedahan.

Terapi GERD dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat penekan asam lambung –
seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole. Obat ini dikonsumsi sebelum makan.
Baclofen merupakan obat untuk memperkuat sfingter yang dapat diberikan. Namun obat
ini memiliki efek samping sakit kepala dan mual.
Sfingter itu sendiri merupakan cincin serat otot yang terletak di sekitar permukaan dalam
tubuh. Fungsinya adalah untuk mengatur pejalanan zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
11
Selain itu, diberikan juga obat untuk memperlancar pergerakan saluran cerna juga
terkadang diberikan –seperti domperidon. Namun semua obat-obatan tersebut harus
dikonsumsi atas petunjuk dokter.
Bila diperlukan, dokter akan merekomendasikan penggunaan obat untuk mengurangi
produksi asam lambung yang dikenal dengan proton pump inhibitors serta membantu
jaringan esofagus yang rusak untuk pulih. Tujuannya adalah agar GERD tidak terjadi
lagi.

3.7 Step 7 (Reporting)

Penyakit refluks gastroesofageal / gastroesophageal reflux disease merupakan salah


satu gangguan gastrointestinal yang paling sering ditemui dalam praktik sehari-
hari.Prevalensi GERD di negara-negara Asia cenderung lebih rendah dibandingkan
negara di Eropa dan Amerika, namun demikian selama beberapa tahun terakhir
prevalensi GERD di Asia terus meningkat. Prevalensi GERD juga diperkirakan akan
terus meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup yang menjadi lebih sedentari serta
meningkatkan penyakit-penyakit nonkomunikabel, seperti diabetes mellitus dan obesitas.
GERD dapat terjadi pada seluruh kelompok usia dan merupakan salah satu penyebab
gangguan kualitas hidup yang dapat berlangsung secara kronis dan menyebabkan
komplikasi yang cukup berat.

Penyakit ini juga terus mengalami perkembangan baik dalam patofisiologi,


diagnosis, hingga terapinya. Hal ini menjadikan GERD harus dipahami dengan baik oleh
dokter, khususnya dokter layanan primer.Diagnosis awal penyakit refluks gastroesofageal
/ gastroesophageal reflux disease dapat ditegakkan secara klinis melalui penilaian dokter
dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan apabila terdapat keraguan dalam diagnosis


atau terjadi gagal terapi serta dapat digunakan untuk menilai komplikasi dan
menyingkirkan diagnosis banding. Hasil pemeriksaan penunjang dapat mendukung
diagnosis awal dan menjadikan GERD diagnosis definitif ataupun tidak. Sistem skoring
seperti Gastroesophageal Reflux Disease Questionnaire dapat digunakan untuk
membantu diagnosis.Anamnesis merupakan kunci utama dalam diagnosis GERD.
Pemeriksaan fisik pada pasien GERD sering kali ditemukan normal, kecuali jika terjadi
komplikasi. Namun demikian, pemeriksaan fisik tetap harus dilakukan untuk eksklusi
diagnosis banding dan kemungkinan adanya kelainan lain.

12

BAB 4

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Epigastrium adalah salah satu dari sembilan daerah perut, bersama dengan
hipokondria kanan dan kiri, daerah lateral kanan dan kiri (daerah lumbar
ataubpanggul), daerah inguinal kanan dan kiri (atau fossae), dan daerah pusar dan
pubis.Kemungkinan penyakit pada epigastrium adalag gangguan
pencernaan.Biasanya keadaan nyeri epigastrium karena gangguan pencernaan,
dirasakan tepat di bawah tulang rusuk dan umumnya tidak
memprihatinkan.Pemeriksaan ini merupakan salah satu pemeriksaan yang disarankan
dalam konsensus nasional di Indonesia, terutama pada pasien dengan memiliki gejala
ekstraesofageal sebelum terapi PPI atau pasien yang gagal terapi PPI.

Penyakit refluks gastroesofageal / gastroesophageal reflux disease merupakan salah


satu gangguan gastrointestinal yang paling sering ditemui dalam praktik sehari-
hari.Prevalensi GERD di negara-negara Asia cenderung lebih rendah dibandingkan
negara di Eropa dan Amerika, namun demikian selama beberapa tahun terakhir
prevalensi GERD di Asia terus meningkat.GERD dapat terjadi pada seluruh
kelompok usia dan merupakan salah satu penyebab gangguan kualitas hidup yang
dapat berlangsung secara kronis dan menyebabkan komplikasi yang cukup berat.

13

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unissula.ac.id/7664/5/4.%20BAB%201.pdf
https://m.klikdokter.com/penyakit/gerd

https://www.google.co.id/amp/s/www.sehatq.com/artikel/10-penyebab-dada-terasa-panas-ini-
perlu-diwaspadai/amp

http://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/gerd/diagnosis

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3150456/tidur-lebih-nyenyak-di-usia-40-ke-atas

https://www.alodokter.com/ini-penyebab-nafas-berat-yang-sering-anda-rasakan#:~:text=Napas
%20berat%20bisa%20terjadi%20ketika,dengan%20cara%20meningkatkan%20frekuensi
%20pernapasan.

14

LAMPIRAN

A. Curriculum Vitae Mahasiswa


1. Nama : Tiara Puspita Rosa
Tempat,tanggal lahir :Durian Depun, 23 Mei 2002
Alamat : Jln.Bukit barisan Kec.Merigi Kab.Kepahiang Prov.Bengkulu
Riwayat Pendidikan : - SDN 1 Rejang Lebong
-SMPN 1 Rejang Lebong
-SMAN 1 Rejang Lebong

2. Nama : Muhamad pathu Rohman


Tanggal lahir : 09 Maret 2002
Alamat : Dsn.Baturumpil Ds.Cisempur, kec.jatinangor. kab. Sumedang
Riwayat Pendidikan : -SDN Santaka
-SMPN 2 Jatinangor
-SMK Kesehatan Bhakti Kencana Cileunyi

3. Nama : Hasby Riesandy


Tempat,tanggal lahir : Banjarmasin,04 April 2002
Alamat : Jl. Flamboyan A5 No.128 RT.16, Kab. Tabalong, Kalimantan Selatan
Riwayat Pendidikan : - SDN Pembataan
-SMP Hasbunallah
-SMAN 2 TANJUNG
4. Nama : Teguh mahara
Tempat,tanggal lahir : Lampahan,14 september 2000
Alamat : lampahan kab.bener meriah prov. Aceh
Riwayat pendidikan : -SDN 2 timang gajah
-SMP N 2 timang gajah
-SMA N 4 aceh tengah

5. Nama : Frisda Nurwidyaningrum


Tempat, Tanggal lahir : Cirebon, 01 Desember 2001
Alamat : Desa Cikalahang Kecamatan Dukupuntang, Cirebon
Riwayat pendidikan : -SDN 2 Cikalahang
-SMPN 1 Dukupuntang
-SMAN 1 Sindangwangi

15
6. Nama : Hasby Riesandy
Tanggal lahir : Banjarmasin, 04 April 2002
Alamat : Jl. Flamboyan A5 No.128 RT.16, Kab. Tabalong, Kalimantan Selatan
Riwayat Pendidikan : - SDN Pembataan
-SMP Hasbunallah
-SMAN 2 TANJUNG

7. Nama : Muhamad fajrul fadilah


Tempat, tanggal lahir : pandeglang, 20 oktober 2002
Alamat : desa gunung batu kec.munjul kab.pandeglang prov.banten
Riwayat pendidikan : -SDN Gunung batu 1
-SMPS Daar el falaah
-SMAS Daar el falaah

8. Nama : Muhamad Razad


Tempat, tanggal lahir : Duri,5 Februari 2002
Alamat : Jalan Obor Utama , Duri , Riau
Riwayat pendidikan : -SDS IT MUTIARA
-SMPS IT MUTIARA
-SMAS IT MUTIARA

9. Nama : Luthfiyah Nurazizah


Tempat,tanggal lahirr : Bengkulu, 16 April 2001
Alamat: jln padat karya
Riwayat pendidikan : - SDN 82 Kota Bengkulu
-SMPN 2 Kota Bengkulu
-SMAN 2 kota Bengkulu

16

Anda mungkin juga menyukai