Makalah Halim
Makalah Halim
Di Susun Oleh :
1. HALIM PERDANA SIREGAR : 19.42.021996
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu bagi
kita semua agar bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
LATAR BELAKANG.............................................................................................. 1
RUMUSAN MASALAH.......................................................................................... 1
TUJUAN.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
1. Pengertian Sahabat......................................................................................... 2
2. Kelebihan Para Sahabat Dalam Memahami Syari’at..................................... 2
3. Perbedaan dalam Memahami Syariat di Kalangan Sahabat........................... 2
4. Sumber Tasyri’ pada Masa Sahabat............................................................... 2
5. Faktor Kondisional dan Situasional yang Mempengaruhi Tasyri’ Islam masa
Khulafaur Rasyidin........................................................................................ 3
6. Keputusan-keputusan yang Ditetapkan pada Masa Khulafaur Rasyidin....... 4
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 7
1. Kesimpulan.................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perundang-undangan pada zaman khulafaurrasyidin dibentuk dengan metode yang
unik dan kaedah yang khas, yang sumbernya dari kitab Allah dan sunnah Rasul yang terdiri
dari kaidah kulliyah (global) dan dasar-dasar yang kokoh sehinggan bisa membuka peluang
dan memudahkan para mujtahid untuk memunculkan masalah-masalah furu’iyah sesuai
dengan aturan yang ada dapat dijalankan dengan baik , serasi untuk setiap waktu dan keadaan
yang pada akhirnya memudahkan jalan bagi kaum muslimin untuk menghadapi semua
problematika yang muncul, memberikan terapi, dan menjelaskan hukumnya.
Fase pembinaan dan penyempurnaan syari’at secara umumnya dihiasi dengan
berbagai bentuk ijtihad, mengistinbath hukum dari nash. Jika tidak ada nash mereka
menggunakan pendapat kolektif ketika ada kesempatan untuk bermusyawarah, atau kembali
kepada pendapat pribadi jika memang tidak bias.
Di dalam maklah ini akan dijelaskan pembentukan-pembentukan hukum pada masa
khulafaurrasyidin setelah pembentukan hukum pada masa Rasulullah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembentukan hukum pada masa khulafaurrasyidin?
2. Bagaimana perkembangan hukum pada masa khulafaurrasyidin?
3. Apa sebab-sebab terjadi perbedaan pendapat di kalangan sahabat?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pembentukan hukum pada masa khulafaurrasyidin.
2. Untuk mengetahiu perkembangan hukum pada masa khulafaurrasyidin.
3. Untuk mengetahui seba-sebab terjadi perbedaan pendapat dikalangan sahabat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sahabat
Sahabat menurut terminology ulama fiqh dan ushul fiqh adalah setiap orang yang
pernah bertemu dengan Rasulullah dalam status iman kepadanya, dan meninggal dalam
keadaan beriman pula.
2. Kelebihan Para Sahabat Dalam Memahami Syari’at
Para sahabat memiliki keistimewaan tersendiri dalam memahami syari’at Islam
dibandingkan orang lain, disebabkan beberapa faktor berikut:
a. Mereka sangat dekat dan bertemu langsung dengan Rasulullah sehungga memudahkan
mereka untuk mengetahui asbabun nuzul ayat dan asbabul wurud hadits. Mereka juga
mengetahui penafsiran Rasulullah tentang beberapa ayat selain juga mengetahui illat hukum
dan hikmahnya yang hasilnya dapat memudahkan mereka untuk melakukan qiyas nash-nash
yang ada kemiripan lalu menetapkan hukumnya.
b. Mereka memiliki tingkat pemahaman yang tinggi terhadap bahasa Arab yang
merupakan bahasa Al-Quran sehingga memudahkan untuk memahami makna Al-Quran
sebab diturunkan dalam bahasa Arab.
c. Mereka menghafal Al-Quran dan Sunnah Rasul, mereka menjadi orang yang pertama
mempelajari ilmu syariat dan hukumnya.
4
2. Masa Khalifah Umar bin Khattab
Setelah khalifah Abu bakar meninggal dunia, Umar bin Khattab menjadi khalifah
tahun 13 H/634 M. Dalam masanya daerah islam berkembang dan meluas antara lain : Mesir,
Iraq, Adjebijan, Parsi, Siria. Umar telah mengusir orang-orang Yahudi dan Jazirah Arab. Dan
Umarlah yang pertama kali menyusun adsministrasi pemerintahan, menetapkan peradilan dan
perkantoran, serta kalender penanggalan.
Umar dkenal sebagai Imam Mujtahiddin. Pada masanya ia berijtihad antara lain tidak
menghukum pencuri dengan potong tangan karena tidak ada illat untuk memotongnya.
Pencuri itu merupakan pegawai dari majikannya yang kaya raya yang tidak memberikan gaji
secara wajar. Maka umar menjalankan istislah, yang kemudian dinamai almaslahatul
mursalah. Umat tidak memberikan zakat kepada almullafatu qulubuhum karena tidak ada illat
untuk memberikannya, maqashid yang terdapat dalam ayat ma’qulun-nash itu tidak terdapat.
Yang kemudian dianamai dengan al-ihtihsaan dan lain-lain.
Tindakan-tindakan Khalifah Umar
a. Turut aktif menyiarkan agama Islam sampai ke Palestina, Syiria, Irak, danPersiaserta ke
Mesir.
b. Menentukan tahun Hijriyah sebagai tahun islam yang terkenal berdasarkan peredaran bulan
(qamariyah). Dibandingkan dengan tahun Masehi yang didasarkan pada peredaran matahari
(syamsiyahh), tahun Huijriyah lebih pendek. Perbedaan pergeserannya 11 hari lebih dahulu
dari tahun sebelumnya. Penetapan tahun hijriyah ini dilakukan pada tahun 638 M dengan
bantuan para ahli hisab (hitung) pada waktu itu.
c. Menetapkan kebiasaan shalat tarawih., yaitu salat sunnah malam yang dilakukan sesudah
shalat isya’, selama bulan Ramadlan dan dilakukannya secra berjamaah yang dipimpin oleh
seorang imam. Umar berpendapat bahwa shalat tarawih berkamaah hukumnya sunat.
3. Masa Pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan
Panitia pemilihan khalifah memilih Utsman menjadi khalifah ketiga menggantikan Umar
bin khattab. Pemerintahan Utsman ini berlangsung dari tahun 644 sampai 655 M. Ketika
dipilih, Utsman telah berusia 70 tahun. Ia seorang yang mempunyai kepribadian yang lemah.
Kelemahan ini dipergunakan oleh orang-orang di sekitarnya untuk mengejar keuntungan
pribadi, kekayaan dan kemewahan. Hal ini dimanfaatkan utamanya oleh keluarganya sendiri
dan golongan Umayyah. Banyak pangkat-pangkat tinggi dan jabatan-jabatan penting dikuasai
oleh familinya. Pelaksanaan pemerintahan seperti ini dalam bahas orang-orang sekarang
disebut nepotisme(kecendrungan untuk mengutamakan atau menguntungkan sanak saudara/
keluarga sendiri). Timbullah klik system dalam pemerintahan.
Kesimpulan
Sumber pensyariatan (perundang-undangan) pada masa sahabat adalah
a. Al-Quaran
b. As-Sunnah
c. Ijma’
d. Logika (ra’yu)
Pengistimbatan pada masa khulafaurrasyidin sebatas kasus-kasus yang terjadi saja.
Mereka tidak memprediksikan masalah-masalah yang belum terjadi dan tidak mengira-ngira
bahwa hal itu akan terjadi lalu meneliti hukumnya sebagaimana ulama mutaakhirin. Sahabat
membatasi pada kasus-kasus yang perlu difatwakan saja. Mereka tidak menyenangi hal itu
dan mereka tidak menampakkan pendapat tentang sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi, jika
sesuatu itu terjadi mereka ijtihad untuk mengistimabtkan hukumnya.
Perkembangan tasyrik pada masa khulafaurrasyidin itu disesuakan dengan masa
kekhalifahannya, karena semakin berkembangnya zaman semakin benyak masalah baru yang
ditimbulkan, sehingga khlalifah atau para mijtahid memerlukan untuk berijtihad memenumak
jalan keluar dari sebuah masalah. Masing-masing khlalifah memiliki kebijakan sendiri dalam
memnyelasaikan sebuah masalah yang muncul.
7
DAFTAR PUSTAKA
Jaih Mubarak, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung: Rosda Karya, 2000.
Muhammad Zuhri, Terjemahan Tarikh Tasyrik Al-Islam, Semarang: Darul Ikhya, 1980.
Ra
[6] Supiana dan Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2001), hal 289.