Anda di halaman 1dari 25

1

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul : Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV SDN 12


Tanah Abang pada Pembelajaran Tematik melalui Penggunaan
Bahan Ajar Berformat Digital Scrapbook
Nama : Betty Marlina

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pembelajaran merupakan suatu runtutan kegiatan belajar yang
interaktif, inspiratif, dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga dapat
mengembangkan kemampuan pribadinya. Pelaksanaan pembelajaran harusnya
berpusat pada peserta didik, agar tercipta prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
dari peserta didik sesuai dengan Peraturan Pemerintah no. 32 tahun 2013
tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 yang pada pasal
19 ayat 1 menjelaskan bahwa Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan bagi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian peserta didik.
Kemendikbud mengeluarkan peraturan tambahan mengenai kurikulum
pendidikan tentang penerapan proses pembelajarandi sekolah dasar. Paraturan
tersebut tertuang dalam Lampiran Permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang
kurikulum SD bahwa Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan
tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Pembelajaran tematik terpadu
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai muatan pelajaran ke dalam berbagai tema.
1
Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu sesuai kurikulum 2013
merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
2

secara serentak dimana terdapat penggabungan beberapa muatan pelajaran


menjadi satu dalam penyampaiannya. Standar isi kurikulum 2013 yang
dijelaskan pada Lampiran Permendikbud no 64 tahun 2013 tentang Standar Isi,
yaitu standar isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam
domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, serta keterampilan.
Pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013 juga dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran langsung.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 81A
tahun 2013 disebutkan, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman
belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Pada pelaksanaan sebuah pembelajaran haruslah ditunjang dengan
pemilihan format bahan ajar yang baik. Bahan ajar yang baik hendaknya
dikembangkan berdasarkan karakteristik anak, kepraktisan dalam
penggunaannya, dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu
contoh bahan ajar yang ada saat ini adalah buku teks yang digunakan peserta
didik diterbitkan oleh kemdikbud dan penerbit lain.

Berdasarkan data hasil evaluasi peserta didik pada tema 1 menunjukkan


bahwa hasil belajar peserta didik masih relatif rendah dan dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 67. Dari 19 peserta didik hanya terdapat 9 peserta
didik (47,36%) yang tuntas, sedangkan 10 peserta didik (52,64%) dinyatakan
tidak tuntas. (Arsip nilai peserta didik kelas IV Tema 1 SDN 12 Tanah Abang).
Siswa dalam proses pembelajaran kurang mampu memahami materi
pembelajaran terlihat banyak siswa yang tidak fokus dan banyak siswa yang
terlihat bosan dalam pembelajaran karena materi yang disampaikan tidak
menarik. Selain itu, Guru dalam proses belajar mengajar sebenarnya telah
menyampaikan materi dengan baik namun minimnya sumber ajar yang
digunakan membuat guru tidak memiliki referensi yang cukup dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
3

Untuk itu dibutuhkan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu


pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih bahan ajar dan
model pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh
peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik. Guru dapat
menambah referensi bahan ajar, misalnya menggunakan bahan ajar berformat
digital scrapbook dalam pembelajaran dan membimbing peserta didik untuk
bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Bahan ajar berformat
digital scrapbook adalah Dengan begitu guru mampu membantu peserta didik
berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan
pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep yang diajarkan.

Berdasarkan uraian permasalahan pembelajaran tematik di kelas IV SD


Negeri 12 Tanah Abang diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan
judul “Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV SDN 12 Tanah Abang
pada Pembelajaran Tematik melalui Penggunaan Bahan Ajar Berformat Digital
Scarpbook”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana penggunaan bahan ajar berformat digital scrapbook dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 12 Tanah Abang.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
peningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 12 Tanah Abang pada
pembelajaran tematik melalui penggunaan bahan ajar berformat digital
scrapbook.

1.4 Manfaat Penelitian


4

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis


maupun praktis.
1) Bagi peserta didik, dengan menggunakan bahan ajar berformat digital
scrapbook diharapkan peserta didik mendapat pengetahuan dan
pemahaman yang lebih terhadap materi yang disampaikan
2) Bagi guru, Memberikan informasi tentang penggunaan bahan ajar
berformat digital scrapbook.
3) Bagi sekolah,hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang berguna bagi peningkatan dan pengembangan
pembelajaran tematik khususnya dalam pengembangan bahan ajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Hakikat Belajar
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan komponen yang paling penting dalam suatu peroses
pendidikan. Belajar pada dasarnya dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk
mendapatkan suatu kepandaian. Menurut pendapat tradisional, belajar adalah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:7) “belajar merupakan tindakan
perilaku peserta didik yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh
peserta didik itu sendiri’.
Higard dan Bower menjelaskan belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu
dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat
seseorang, misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya
(dikutip dari Fathurrohman dan Sutikno, 2009:5).

Menurut Morgan (dikutip dari Sagala, 2010:11) belajar adalah setiap


perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau pengalaman. Menurut Fontana (dikutip dari Winataputra
5

2008:1.8) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap
dalam perilaku individu sebagai suatu pengalaman.
Belajar tidak bisa terjadi begitu saja tanpa adanya unsur-unsur belajar.
Unsur-unsur yang terdapat dalam belajar antara lain : pelaku, tujuan, proses,
tempat, waktu, syarat terjadi, ukuran keberhasilan, manfaat, dan hasil ( Dimyati,
Mujiono, 2009:8)
Jadi, dapat disimpulkan belajar merupakan suatu proses dimana seseorang
mengalami perubahan bersifiat tetap yang diperoleh melalui pengalaman dan
membutuhkan waktu.

2.1.2 Jenis-jenis Belajar


Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada peserta didik, Gange
(dikitup dari Winataputra, 2008:1.9-1.11) mengemukakan delapan jenis belajar.
Jenis belajar tersebut adalah :
a. Belajar Isyarat. Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat.
b. Belajar Stimulus Respon. Belajar stimulus respon terjadi pada diri
individu karena ada rangsangan dari luar.
c. Belajar Rangkaian. Belajar rangkaian terjadi setelah proses belajar
stimulus dan respon sehingga melahirkan perilaku spontan.
d. Belajar Asosiasi Verbal. Belajar Asosiasi verbal terjadi apabila
individu telah mengetahui sebutan bentuk dan dapat menangkap
makna yang bersifat verbal.
e. Belajar Membedakan. Belajar membedakan terjadi apabila individu
berhadapan dengan benda suasana atau pengalaman yang luas, dan
berupaya untuk membeda-bedakan hal-hal tersebut.
f. Belajar Konsep. Belajar konsep terjadi apabila individu
menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan
dalam makna yang abstrak.
g. Belajar Hukuk atau Aturan. Belajar hukum atau aturan terjadi
apabila individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa dan
menarik kesimpulan dari peristiwa tersebut menjadi suatu aturan.
h. Belajar Pemecahan Masalah. Belajar pemecahan msalah terjadi
apabila individu menggunakan berbagai konsep untuk menjawab
suatu pertanyaan.

2.2 Hakikat Hasil Belajar


6

Hasil belajar berasal dari kata hasil dan belajar. Apa yang diperoleh setelah
proses belajar dilaksanakan itulah yang disebut hasil belajar. Hasil belajar
merupakan akhir dari suatu proses belajar.
Hasil belajar merupakan dua hal yang dapat dipandang dari dua sisi,
yaitu dari sisi peserta didik dan guru. Dari sisi peserta didik, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat pra-belajar. Tingkat perkembangan mental
tersebut terwujud dalam jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psokomotor. Dari sisi guru hasil belajar merupakan saat
terselesaikannya bahan pelajaran yang diajarkannya (dikutip dari
Dimyati dan Mudjiono, 2009:250-251).

Sedangkan menurut Purwanto (2011:46) “hasil belajar adalah perubahan


perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena
peserta didik mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam
proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan.”
Dari beberapa pendapat diatas dapt disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperoleh peserta didik setelah
menerima pengalaman belajar.
Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
berupa nilai akademik peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar
dalam waktu tertentu. Sedangkan kaitannya dengan penelitian ini, hasil belajar
adalah peningkatan ketercapaian tujuan pembelajaran.

2.3 Hakekat Scrapbook


2.3.1 Pengertian Scrapbook
Scrapbook adalah pengertian sehari-hari diperlakukan sebagai clippings.
Namun menurut GNU Webster’s dikutip oleh Prayogi (2013:49), scrapbook
mempunyai pengertian dasar “A blank in wich extracts cut from books and papers
may be pasted and kept…”. Dalam konteks pembelajaran scrapbook lebih dari
sekedar clipping, suatu buku yang berisi guntingan-guntingan dari berbagai artikel
surat kabar, majalah, atau printet material lainnya. Scrapbook dirumuskan sebagai
7

buku yang berisi kumpulan teks dan visual yang utuh dan relevan dengan tujuan
pembelajaran.
Scrapbook dalam pengertian konvensional berformat lembaran-lembaran
yang dibundel dalam suatu buku, sehingga tidak ubahnya seperti buku teks.
Dalam era teknologi informasi scrapbook dapat dikemas pula ke dalam e-
scrapbook atau digital scrapbook. Kelebihan digital scrapbook ialah dapat
menyertakan bahan ajar dalam format audio atau video. Kombinasi teks, visual,
audio, video dalam digital scrapbook demikian tentu lebih menarik.

2.3.2 Scrapbook Sebagai Bahan Ajar di SD

Dalam pembelajaran di SD pada umumnya menggunakan buku teks


sebagai sumber utama bahan ajar.
Burden dan Byrd (1996:152) memberikan alasan pentingnya
penggunaan buku teks, yaitu membantu guru dalam perencanaan
pembelajaran utamanya (a) menyediakan suatu organisasi atau struktur
suatu mata pelajaran, (b) menyediakan isi pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan isi mata pelajaran, (c)
menyelesiakan aktivitas dan kemungkinan strategi pembelajaran, dan
(d) memberikan informasi tentang bacaan, buku sumber, dan materi
pembelajaran lainnya.

Selain buku teks, guru menggunakan juga sumber-sumber bahan ajar


lainnya yang terkemas printed materials. Burden dan Byrd (1996) mendaftar
sumber-sumber dimaksud, antara lain buku suplemen, referensi, dan jurnal.
Smaldino, Lowter, dan Russel (2008) memberikan rambu-rambu keunggulan
bahan ajar cetak, yakni ketersediaan, fleksibelitas, portabilitas, user friendly, dan
ekonomis. Sumber-sumber tersebut pada umumnya tersedia di sekolah. Namun,
ada kalanya guru membuat sendiri bahan ajar karena sejumlah alasan tertentu,
antara lain buku yang ditulis guru benar-benar sesuai dengan silabus mata
pelajaran, sementara buku-buku yang ada isinya tidak semua bagian relevan,
hanya pada bab-bab atau bagian tertentu saja. Bahan ajar yang dibuat guru dapat
berupa buku yang tidak dipublikasikan, diktat, slide, audio, dan video.
8

Selain bahan ajar yang telah disebutkan diatas, salah satu kemasan bahan
ajar yang dapat dirancag oleh guru adalah scrapbook. Scrapbook dalam artian
sehari-hari diperlukan sebagai clipping. Scrapbook tidak ubahnya seperi buku teks
yang berbentuk lembaran-lembaran. Dalam era teknologi informasi scrapbook
dapat dikemas pula dalam bentuk e-scrapbook atau digital scrapbook.
Persoalan utama yang dihadapi guru SD dalam mengembangkan digital
scrapbook ialah memilih material scrapbook yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan kemampuan pengemasan dalam
format digital. Berangkat dari konsep ini, maka guru SD melalui model
operasional pengembangan scrapbook akan dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran di kelas.

2.3.3 Pengembangan Bahan Ajar Berformat Digital Scrapbook

Bahan ajar berformat scrapbook yang dikembangkan seyogyanya lulus uji


formatif. Uji formatif dimaksud untuk memastikan produk yang dikembangkan
memenuhi kriteria sebagai yang dijelaskan oleh Reisler dan Dick (1996), yakni
sesuai dengan karakteristik pengguna, praktis atau mudah digunakan, dan sebagai
cara efektif untuk mencapai tujuan.

Kriteria pertama, pengembangan bahan ajar scarpbook harus praktis dan


mudah digunakan oleh anak SD. Peserta didik dapat memahami dan mengikuti
tahapan-tahapan yang ditempuh dalam membuat scrapbook tanpa kesulitan yang
berarti. Kepraktisan pada tataran ini tidak saja dilihat dari aspek isi scrapbook
tetapi juga dari aspek pengemasannya.

Pada kriteria kedua, pengembangan bahan ajar berformat scrapbook harus


sesuai dengan karakteristik pengguna, yakni guru SD. Hampir semua guru
diasumsikan belum berpengalaman dalam membuat digital scrapbook. Dengan
keadaan seperti ini scrapbook haruslah sesuai dengan karakteristik guru SD
pemula.

Kriteria ketiga, pengembangan bahan ajar berformat digital scrapbook


harus dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam konteks ini
9

penggunaan scrapbook harus berdampak pada perilaku belajar, misalnya minat


belajar, motivasi belajar, kreativitas belajar, berpikir kritis, dan hasil belajar.

2.4.4 Langkah-langkah Penggunaan Bahan Ajar Berformat Digital


Scrapbook dalam Pembelajaran

Berikut langkah-langkah dalam penggunaan bahan ajar berformat digital


scrapbook dalam proses pembelajaran:

a) Guru menampilkan beberapa gambar secara klasikal sesuai tema yang


dibahas
b) Guru mengajak peserta didik bertanya jawab terkait materi yang diajar
c) Guru membagikan bahan ajar berformat digital scrapbook kepada peserta
didik
d) Peserta didik dibentuk dalam kelompok yang terdiri atas 4 anggota.
e) Peserta didik diminta membaca dan memahami bahan ajar berformat
digital scrapbook yang dibagikan guru
f) Peserta didik di bagikan LKPD
g) Peserta didik berdiskusi bersama teman-teman kelompoknya
h) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
i) Guru mengklarifikasi hasil diskusi peserta didik
j) Peserta didik meninjau kembali pembelajaran hari ini
k) Peserta didik melaksanakan tes tertulis.

2.4 Hakikat Pembelajaran Tematik


2.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik
10

Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan salah


satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan sistem pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok, aktif
menggali dan menemukan konsep serta prinsip – prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna, dan autentik. Pada kurikulum 2013 pembelajara tematik-terpadu
diberlakukan di seluruh kelas di sekolah dasar. Strategi peningkatan efektivitas
pembelajaran pada kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang mengedepankan
pada pengalaman personal melalui observasi, bertanya, mengasosiasi,
menyimpulkan, mengkomunikasikan, dan sebagainya. Penilaian ditekankan pada
penilaian kemampuan proses, pengetahuan, dan sikap, serta kemampuan menilai
diri sendiri (Kemendikbud, 2013).

Pembelajaran yang dilaksanakan secara tematik-terpadu yaitu dengan


memadukan berbagai kompetensi dari berbagai muatan pelajaran ke dalam
berbagai tema. Tematik mengintegrasikan semua muatan pelajaran melalui
pemilihan konten atau tema dalam model tematik (Kemendikbud, 2013). Menurut
Poerwadarminta (dalam Majid, 2014:80) pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
muatan pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada peserta
didik. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
adalah pembelajaran yang menyatukan beberapa muatan pelajaran dalam sebuah
tema yang berorientasi pada praktik pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.

2.4.2 Tema 4 Berbagai Pekerjaan

Berdasarkan kurikulum 2013 di kelas IV, Tema ke-4 adalah berbagai


pekerjaan. Tema 4 ini terdiri atas 3 Subtema yaitu: Jenis-jenis Pekerjaan,
Pekerjaan di Sekitaku, dan Pekerjaan Orang Tuaku. Dalam penelitian ini yang
akan diteliti adalah ketika pembelajaran pada subtema 1 yaitu jenis-jenis
pekerjaan. Pada subtema ini terdiri atas 6 pembelajaran yang terdiri atas 6 muatan
pembelajaran yaitu PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBdP dan
PJOK.
11

2.4.3 Pembelajaran Subtema Jenis-jenis Pekerjaan dengan Menggunakan


Bahan Ajar berformat Dijital Scrapbook

Pada pembelajaran di subtema jenis-jenis pekerjaan, peserta didik akan


difasilitasi dengan penggunaan bahan ajar berformat digital scrapbook. Adapun
contoh materi pada subtema jenis-jenis pekerjaan yang akan dijadikan bahan ajar
berformat digital scrapbook adalah materi IPS tentang jenis-jenis pekerjaan baik
berupa pekerjaan yang menghasilkan barang ataupun jasa, juga mencakup pada
pembelajaran IPS dan IPA. Penyediaan bahan ajar berformat digital scrapbook
dalam subtema jenis-jenis pekerjaan ini digunakan untuk menunjang sumber
belajar peserta didik.

2.6 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan bahan ajar berformat digital scrapbook


sudah pernah dilakukan oleh Prayogi pada tahun 2013 dengan judul ” Peningkatan
Hasil Belajar Peserta didik Melalui Penggunaan Bahan Ajar Berformat Digital
Scrapbook Dalam Pembelajaran IPA Model Discovery Learning Di Kelas V SD
Negeri 02 Indralaya Utara” Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan
siklus I sebesar sebesar 66,7% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
87,5%. Ini menunjukkan indikator keberhasilan penelitian sebesar ≤85% dari
jumlah peserta didik secara klasikal telah tercapai.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh


prayogi adalah penelitian sebelumnya menggunakan bahan ajar berformat digital
scrapbook untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPA yang dikombinasikan
dengan Model Discovery Learning, sedangkan penelitian ini menggunakan bahan
ajar berformat digital scrapbook untuk meningkatkan hasil belajar pembelajaran
tematik. Selain itu, lokasi penelitian yang dilakukan Prayogi di SD Negeri 02
Indralay utara, sedangkan penelitian ini dilakukan di SD Negeri 12 Tanah Abang.
12

II. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Tanireja (2012:16) PTK adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah
aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan
belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
pembelajaran di kelas secara lebih professional. Muslich (2011:10) menjelaskan
PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta
membantu mem-berdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di
sekolah.
Menurut Arikunto (2011:3) PTK merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan. Sementara, menurut Aqib (2011:3) PTK adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan memperbaiki kinerja sehingga hasil belajar peserta didik
meningkat.
Berdasarkan definisi para ahli atas, maka dapat disimpulkan bahwa PTK
merupakan penelitian yang meneliti masalah-masalah yang ada di dalam kelas
yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru kelas sendiri melalui
refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar peserta
didik meningkat.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 12 Tanah Abang yang beralamat di
jalan Tanah Abang – Purun, Desa Muara Dua Kabupaten PALI.

3.3 Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri 12 Tanah
Abang tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 19 orang peserta didik, terdiri atas
10 peserta didik laki-laki dan 9 peserta didik perempuan. Alasan memilih SD
tersebut karena peneliti bekerja di SD tersebut.
13

3.4 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2018/2019 dimulai pada awal oktober 2018. Penentuan waktu penelitian mengacu
pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif.

Tabel 1. Kalender Jadwal Kegiatan PTK


September Oktober minggu Oktober minggu
Kegiatan
Tindakan minggu ke 4 pertama kedua
Penelitian
3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Penyusunan
Perencanaan
Proposal PTK
Observasi
Prasiklus lokasi
peneltian
Pertemuan 1
Siklus 1
dan II
Pertemuan 1
Siklus 2
dan II

3.5 Rencana Penelitian Tindakan Kelas


Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk
siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus tergantung tingkat
keberhasilan dan pencapaian dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus
terdiri atas tahapan-tahapan yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan evaluasi, dan refleksi. Adapun model dan penjelasan dari masing-
masing tahapan adalah sebagai berikut
14

Bagan 1 Tahap-Tahapan Pelaksanaan PTK


Rencana Tindaan
REFLEKSI

Observasi dan Evaluasi


Siklus 1

Pelaksanaan Tindakan

Rencana
Tindakan Ulang

REFLEKSI

Observasi dan Evaluasi


Siklus 2

Pelaksanaan Tindakan
Rencana
Tindakan Ulang

REFLEKSI

Siklus 3 Observasi dan Evaluasi

Pelaksanaan Tindakan

(Model Gabungan Sanford dan Kemis dikutip Tanireja, 2012:28)


15

1) Rencana Tindakan
Pada tahap ini peneliti mengadakan kegiatan perencanaan mempersiapkan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran tematik dan persiapan
bahan ajar berformat digital scrapbook. Yang mencakup tahapan-tahapan dalam
persiapan sebagai berikut.
a. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan
yang akan diatasi.
b. Menganalisis Kurikulum dengan meninjau Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar
c. Menyususun atau menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP)
d. Menyiapkan lembar observasi kegiatan peserta didik peserta didik
e. Menyiapkan lembar kerja peserta didik (LKPD)
f. Menyiapkan sumber belajar
g. Membuat bahan ajar berformat digital scrapbook.
h. Menyiapkan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi
i. Membuat alat evaluasi pembelajaran untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik menggunakan bahan ajar berformat digital
scrapbook

2) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan merupakan pelaksanaan program penelitian yang telah dibuat.
Untuk meningkatkan hasil belajar melalui penggunaan bahan ajar berformat
digital scrapbook, dengan tahapan sebagai berikut.
1) Siklus I
a) Guru menampilkan beberapa gambar secara klasikal sesuai tema yang
dibahas
b) Guru mengajak peserta didik bertanya jawab terkait materi yang diajar
c) Guru membagikan bahan ajar berformat digital scrapbook kepada peserta
didik
16

d) Peserta didik diminta membaca dan memahami bahan ajar berformat


digital scrapbook yang dibagikan guru
e) Peserta didik dibentuk dalam kelompok yang terdiri atas 4 anggota.
f) Peserta didik di bagikan LKPD
g) Peserta didik berdiskusi bersama teman-teman kelompoknya
h) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
i) Guru mengklarifikasi hasil diskusi peserta didik
j) Peserta didik merangkum pembelajaran
k) Peserta didik melaksanakan tes tertulis

2) Siklus II
a) Guru menampilkan beberapa gambar secara klasikal sesuai tema yang
dibahas
b) Guru mengajak peserta didik bertanya jawab terkait materi yang diajar
c) Peserta didik dibentuk dalam kelompok yang terdiri atas 4 anggota.
d) Guru membagikan bahan ajar berformat digital scrapbook kepada peserta
didik
e) Guru menampilkan bahan ajar berformat digital scrapbook pada layar
LCD
f) Peserta didik diminta membaca dan memahami bahan ajar berformat
digital scrapbook yang dibagikan guru
g) Peserta didik di bagikan LKPD
h) Peserta didik berdiskusi bersama teman-teman kelompoknya
i) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
j) Guru mengklarifikasi hasil diskusi peserta didik
k) Peserta didik merangkum pembelajaran
l) Peserta didik melaksanakan tes tertulis
17

3) Observasi dan Evaluasi


Observasi merupakan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan,
observasi pada peserta didik disiapkan secara rinci dan cermat untuk
mendeskripsikan data menggunakan lembar observasi pada saat pelaksanaan
pembelajaran. Melalui format yang tersedia guru melakukan pengamatan terhadap
seluruh aktivitas peserta didik di kelas.
Pengamatan ini untuk mendapat informasi sejauh mana hasil telah
mencapai sasaran pada proses kegiatan berlangsung, dilihat dari bagaimana proses
pem-belajaran yang menggunakan bahan ajar berformat digital scrapbook yang
dijadikan kajian pada tahap refleksi untuk memenuhi bahan rencana pada siklus
selanjutnya.

4) Refleksi

Refleksi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tindakan yang


dilakukan telah mencapai sasaran yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui
apakah melalui penggunaan bahan ajar berformat digital scrapbook dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan tindakan dapat dikatakan
telah “berhasil” apabila kemampuan hasil belajar peserta didik mencapai katagori
baik (tuntas).
Refleksi adalah gambaran dari tindakan yang telah dilakukan sebagai
acuan untuk menentukan tindakan berikutnya. Dari hasil refleksi tersebut peneliti
dapat memperkirakan tindakan (siklus) telah berhasil atau belum.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Dalam teknik pengumpulan data peneliti menggunakan instrumen tes esai
dan observasi. Pengumpulan data dilakukan dari hasil nilai observasi dan
penilaian hasil tes untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam
menguasai materi.
18

3.6.1 Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik
dalam menguasi bahan pelajaran yang diberikan. Menurut Nurgiantoro (2013:7)
tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur
suatu sampel tingkah laku, misalnya untuk menjawab pertanyaan “seberapa baik
(tinggi) kinerja seseorang” yang jawabnya berupa angka.
Tes yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tes
tertulis berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Tes ini diberikan
kepada peserta didik pada setiap akhir proses pembelajaran. Perangkat tes terdiri
dari soal dan kunci jawaban.
3.6.2 Observasi

Dalam penelitian ini hasil observasi hanya digunakan untuk mengukur


sejauh mana keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran pada setiap
siklus. Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari beberapa aspek yang
diamati. Dalam setiap observasi, pengamat atau observer memberikan tanda check

( ) pada indikator yang tampak saat pembelajaran berlangsung. Adapun contoh


format lembar observasi itu dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2. Format Penilaian Proses


No. Nama Kemampuan Keaktifan Mempresentasi- Jumlah Ket.
Peserta didik Berdiskusi menggunakan kan hasil diskusi
bahan ajar
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2
3
4
Dst

(Modifikasi Budimansyah 2009:169-171)


19

Tabel 2. Deskriptor penilaian proses

Proses yang Baik sekali Baik Cukup Perlu


diamati
(4) (3) (2) Pendampingan
(1)

Kemampuan Peserta didik Hanya Hanya Peserta didik


Berdiskusi memenuhi 3 kriteria memenuhi 2 memenuhi belum
yaitu: kriteria 1 kriteria memenuhi
semua
1) Menyampaikan kriteria
bertanya jawab
dalam diskusi
2) Menyampaikan
pendapat
(partisipasi) saat
diskusi
3) Bekerjasama
dengan teman
kelompok

Keaktifan Peserta didik Hanya Hanya Peserta didik


menggunakan memenuhi 3 kriteria memenuhi 2 memenuhi belum
bahan ajar yaitu: kriteria 1 kriteria memenuhi
semua
1) Membaca bahan kriteria
ajar dengan serius
2) Memanfaatkan
bahan ajar dengan
efektif
3) Menyampaikan isi
dari bahan ajar
Mem- Peserta didik Hanya Hanya Peserta didik
presentasikan memenuhi 3 kriteria memenuhi 2 memenuhi belum
hasil diskusi yaitu: kriteria sifat 1 kriteria memenuhi
semua
1) Penguasaan bahan kriteria
hasil diskusi
2) Penggunaan bahasa
20

yang baik
3) Volume suara
terdengar keseluruh
ruang kelas

3.7 Teknis Analis Data

3.7.1 Penilaian Hasil Tes


Dalam penilaian tes yang diberikan, Jumlah skor yang benar dibagi
dengan jumlah soal lalu dikalikan dengan 100. Jika telah mencapai 67 maka siswa
dikatakan tuntas dalam pembelajaran tersebut. Selanjutnya peneliti menjumlahkan
nilai yang diperoleh peserta didik, kemudian dibagi dengan jumlah peserta didik
kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.

∑x
x́ = x́
∑N

(Aqib, 2011 : 40)


Keterangan:
x́ = Nilai Rata-rata
∑ X = Jumlah semua nilai peserta didik
∑ N = Jumlah peserta didik
Rumus persentase Penilaian untuk Ketuntasan Belajar menurut Aqib (2011:41)

p=
∑ Siswa yang Tuntas Belajar x 100 %
∑ Siswa
(Aqib, 2011:41)
Tabel 4 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Peserta didik dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Arti


>67 Sangat Tinggi
60 – 79% Tinggi
21

40 – 59% Sedang
20 – 39% Rendah
<20% Sangat Rendah
(Aqib dkk, 2011:41)

3.7.2 Penilaian Hasil Observasi


Untuk menghitung rata-rata peserta didik dengan observasi pembelajaran
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ditentukan dengan rumus sebagai
berikut.

Deskriptor yang muncul


Skor Aktiitas Siswa= x 100 %
Jumlah maksimum deskriptor

(Sudjana, 2013:133)

Untuk menghitung rata-rata keaktifan peserta didik di kelas dengan rumus:

Nm
Persentase rata−rata keaktifan siswa di kelas=( : N ) x 100 %
Jumlah deskriptor

Keterangan :
Nm = Jumlah seluruh item yang dicek
N = Jumlah peserta didik

Adapun kriteria tingkat keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran


sebagai berikut

Tabel 5 Kriteria Tingkat Keaktifan Peserta didik

Nilai Katagori Nilai

80 – 100 Sangat Aktif

66 – 79 Aktif

56 – 65 Cukup
22

40 – 55 Kurang

≤ 39 Gagal
Modifikasi Arikunto (2013:36)

3.8 Indikator Keberhasilan


Kriteria yang dapat digunakan untuk dapat menyimpulkan penelitian ini
dikatakan berhasil antara lain:
1) Penelitian ini dianggap berhasil apabila dalam penelitian ini hasil belajar
peserta didik pada aspek penegtahuan pembelajaran tematikpada kelas IV di
SD Negeri 12 Tanah abang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 67.
2) Menurut Depdikbud 1994 (dikutip dari Daryanto, 2011:192) pembelajaran di
kelas disebut tuntas jika hasil belajar atau daya serap peserta didik secara
klasikal telah mencapai 85% atau lebih. Maka hal ini juga termasuk dalam
indikator keberhasilan penelitian.
23

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian tindakan kelas untuk guru. Bandung: CV.
Yrama Widya

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi pembelajaran prinsip teknik prosedur. Bandung :


Rosada Karya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

------------------------ 2012. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Daryanto. 2011. Penelitian tindakan kelas dan pendidikan tindakan sekolah


beserta contoh-contohnya. Yogyakarta: Gava Media.

Dimyati dan Mudjiono. 2008. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

---------------------------- 2009. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Fathurrohman dan Sutikno.2009.Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman


Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : Refika Aditama.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran


Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja
rosdakarya.
Kemendikbud. 2013. Bahan Ajar Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu
Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013
SD Kelas IV
Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung:
Alfabeta.
Sudijono, Anas. 2009. Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful.2010.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : Alfabeta.

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: DIVA


press.
24

Prayogi, Untung. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik Melalui


Penggunaan Bahan Ajar Berformat Digital Scrapbook Dalam Pembelajaran
IPA Model Discovery Learning Di Kelas V SD Negeri 02 Indralaya Utara.
Palembang: Universitas Sriwijaya (Dokumentasi UNSRI).

Winataputra.2008.Teori Belajar dan Pembelajran.Jakarta : Universitas Terbuka.

Wiyono, Ketang. Dkk. 2012. Buku Pedoman Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Palembang: Universitas Sriwijaya

Yosef. 2013. Pemanfaatan bahan ajar berformat digital scrapbook untuk


pembelajaran di sekolah dasar. Prosiding seminar nasional pendidikan 2013.
Palembang 26 januari 2013.
25

Palembang, September 2018


Peserta PPG Dalam Jabatan

BETTY MARLINA
Nomor Peserta. 201503895994

Mengetahui,

Instrukur 1 Instrukur 2

Dra. Siti Hawa, M. Pd. Dra. Hasmalena M. Pd.


NIP. 195604151980032003 NIP. 195905261984032001

Anda mungkin juga menyukai