Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI VIDEO CONFERENCE

(GMEET DAN ZOOM) TERHADAP PEMAHAMAN PEMBELAJARAN


MATA KULIAH GERMANITISCHE LINGUISTIK MAHASISWA
SEMESTER 5 ANGKATAN 2018 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN UNJ
PADA SAAT PJJ

(Penelitian Disusun Untuk Pemenuhan Tugas Metodologi Penelitian)

Disusun Oleh :

1. Annisa Nahdah / 1203618026


2. Ditha Talia R / 1203618045
3. Maria Anastasia / 1203618031

Dosen Pengampu :

Dr. Ellychristina D. Hutubessy, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 2020 adalah tahun dimana pandemi virus Korona merebak
secara global yang menyebabkan pemerintah menghimbau masyarakat untuk
melakukan segala aktivitas dari rumah. Dampaknya semua universitas di
Indonesia, termasuk Prodi Pendidikan Bahasa Jerman UNJ, harus menerapkan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). 
Konsep PJJ itu sendiri dilakukan dengan penyampaian materi yang
disampaikan melalui sebuah media. Dan peserta didik diharapkan mampu
menerima, merekam, dan menyimpan informasi tersebut. PJJ memerlukan
interaksi yang tinggi antara pengajar dan juga peserta didik. Manfaat interaksi
ini adalah: PJJ memperbolehkan peserta didik untuk mendengar dan mungkin
melihat pengajarnya, sebagaimana keharusan dosen untuk menjawab
pertanyaan atau komentar dari peserta didiknya.
Perangkat lunak video conference menjadi salah satu alternatif ditengah
wabah untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh. Video conferencing
adalah teknologi yang memungkinkan pengguna yang berada pada lokasi yang
berbeda untuk mengadakan pertemuan tatap muka tanpa harus pindah ke satu
lokasi bersama. Sejak COVID-19 disahkan sebagai pandemi internasional,
maka selain tempat umum dan perkantoran yang tutup, sekolah telah lebih
dulu tutup yang menyebabkan semua kegiatan belajar dialihkan pada video
conference juga kelas- kelas yang dapat di akses secara online. Tentunya
disini semua aplikasi tersebut menjadi satu- satunya tempat semua kegiatan
pembelajaran untuk tetap berlangsung.
Teknologi ini sangat nyaman serta praktis bagi para penggunanya.
Tentunya disini teknologi tersebut menjadi salah satu alternatif media
kegiatan perkuliahan untuk tetap berlangsung. Beberapa aplikasi yang paling
banyak digunakan adalah  Zoom Cloud Meeting dan Google Meet . Aplikasi
tersebut memungkinkan untuk mengundang hingga 100 partisipan online
meeting dengan dukungan perekaman video, text chatting, audio-only dan lain
sebagainya.
Salah satu aplikasi Video Conference yang akan kami bahas ialah Zoom
Meeting. Zoom merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan video.
Aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler, desktop,
hingga telepon dan sistem ruang. Pada umumnya, para pengguna
menggunakan aplikasi ini untuk melakukan meeting hingga konferensi video
dan audio. Aplikasi yang berkantor pusat di San Jose, California, Amerika
Serikat ini didirikan sejak 2011 lalu dan digunakan oleh berbagai organisasi
dan perusahaan untuk mengakomodir para karyawan juga bisa sebagai media
pembelajaran dari jarak jauh.
Kemudian ada Google Meet. Google Meet adalah produk dari Google
yang merupakan layanan komunikasi video yang dikembangkan oleh Google.
Aplikasi ini adalah salah satu dari 2 aplikasi yang merupakan versi baru dari
versi terdahulunya yaitu Google Hangouts dan Google Chat. Layanan ini
diluncurkan sebagai aplikasi konferensi video yang bisa ditonton hingga 30
peserta. Meet menjadi versi yang lebih kuat dibanding Hangouts
pendahulunya karena Meet mampu ditampilkan pada aplikasi web, aplikasi
Android dan iOS.
Pada kedua aplikasi Video Conference tersebut memiliki beberapa
kesamaan fungsi seperti mampu menampung hingga 100 partisipan,
mempunyai kemampuan untuk bergabung dengan rapat dari web atau melalui
aplikasi yang di instal oleh pengguna smartphone Android dan iOS,
kemampuan untuk melakukan rapat online dengan menggunakan link yang
disebarkan dan masih banyak yang lainnya.
Kami memilih objek penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
keefektivan penggunaan Video Conference seperti Gmeet dan Zoom sebagai
media pembelajaran pada mata kuliah Germanitische Linguistik untuk
mahasiswa semester 5 angkatan 2018 Pendidikan Bahasa Jerman UNJ pada
saat PJJ berlangsung.
Pada penelitian ini kami memilih mahasiswa semester 5 Pendidikan
Bahasa Jerman UNJ dan media pembelajaran Video Conference Gmeet dan
Zoom sebagai objek penelitian kami. Masalah dalam objek penelitian kami
adalah terkait sinyal atau jaringan pada saat PJJ berlangsung, dimana membuat
terhambatnya proses pembelajaran. Dalam pembelajaran Germanirtische
Linguistik sangat penting untuk kita bertatap muka, tetapi karena adanya
pandemi mengharuskan mahasiswa belajar secara daring atau melalui Gmeet
dan Zoom.
Dalam penelitian ini kami menggunakan variabel bebas sebagai solusi
apakah terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran dengan Video
Conference seperti Gmeet dan Zoom.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti melakukan
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apakah penyampain materi dengan konsep PJJ yang diberikan dosen
kepada mahasiswa semester 5 Pendidikan Bahasa Jerman UNJ tersampaikan
secara efektif?
2. Apakah aplikasi Video Conference seperti Zoom Meeting dan Google Meet
yang digunakan sebagai media online dalam proses PJJ dapat membantu
pemahaman dalam pembelajaran Germanitische Linguistik oleh mahasiswa
semester 5 Pendidikan Bahasa Jerman UNJ?
3. Apakah aplikasi Video Conference seperti Zoom Meeting dan Google Meet
yang digunakan sebagai media online dalam proses PJJ dapat membantu
meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran Germanitische Linguistik oleh
mahasiswa semester 5 Pendidikan Bahasa Jerman UNJ?
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, peneliti
memberikan batasan masalah agar penelitian lebih terarah, yaitu hanya
masalah Pengaruh Penggunaan Aplikasi Video Conference (Gmeet dan
Zoom) Terhadap Pemahaman Pembelajaran Mata Kuliah Germanistische
Linguistik Mahasiswa Semester 5 Angkatan 2018 Pendidikan Bahasa Jerman
UNJ Pada Saat PJJ.

1.4 Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan:

Apakah terdapat pengaruh penggunaan aplikasi VC (Zoom atau G Meet)


sebagai media pembelajaran mata kuliah Germanische Linguistik pada saat
PJJ terhadap pemahaman materi oleh mahasiswa semester 5 Pedidikan
Bahasa Jerman UNJ.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis : Manfaat dari penelitian ini untuk mengetahui adakah
pengaruh dari penggunaan media pembelajaran dengan Video Conference
seperti Gmeet dan Zoom saat pembelajaran Germanitische Linguistik
sehingga terjadi pembelajaran yang lebih interaktif.
2. Manfaat Praktis :
a. Bagi Peneliti : Peneliti dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman dalam proses kegiatan pembelajaran yang efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan.
b. Bagi Mahasiswa : Mahasiswa mampu meningkatkan pemahaman
materi pembelajaran Mata Kuliah Germanische Linguistik.
c. Bagi Dosen : Dosen dapat mengarahkan mahasiswa untuk
memperoleh pemahaman pembelajaran melalui media yang tepat
sesuai tujuan pembelajaran.
BAB II

KAJIAN TEORI

1. KAJIAN MEDIA PEMBELAJARAN

1.1 Pengertian Media Pembelajaran


Pengertian media pembelajaran menurut Rayanda Asyar (2012)
dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga terjadi
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif. Berdasarkan pendapat ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran alat bantu untuk
menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam interaksi
pembelajaran, guru menyampaikan pesan ajaran berupa materi
pembelajaran kepada siswa.
Selanjutnya Schramm (dalam Putri, 2011: 20) media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah alat bantu yang
dapat digunakan untuk pembelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat di
atas, dapat disimpulkan pengertian media pembelajaran sebagai alat bantu
mengajar untuk menyampaikan materi agar pesan lebih mudah diterima
dan menjadikan siswa lebih termotivasi dan aktif.
1.2 Fungsi Media
Sudrajat (dalam Putri, 2011: 20) mengemukakan fungsi media
diantaranya yaitu:
a) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para siswa
b) media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas
c) media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
siswa dengan lingkungan
d) media menghasilkan keseragaman pengamatan
e) media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit , dan
realistis
f) media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar
g) media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
kongkrit sampai dengan abstrak.

1.3 Video Conference sebagai media Pembelajaran

Dari waktu ke waktu teknologi informasi dan komunikasi


mengalami perkembangan yang paling pesat. Perkembangan tersebut
melahirkan berbagai teknologi canggih yang siap membantu aktivitas
manusia. Termasuk diantaranya adalah teknologi video conference yang
dapat membuat komunikasi audiovisual dua arah dapat berlangsung pada
jarak jauh. Video conferencing adalah salah satu media yang
memungkinkan pengguna yang berada pada lokasi yang berbeda untuk
mengadakan pertemuan tatap muka tanpa harus pindah ke satu lokasi
bersama. Media teknologi ini sangat nyaman serta praktis bagi para
penggunanya yang bergerak di bidang pendidikan. Ini tentu menghemat
waktu, biaya dan kerepotan yang terkait dengan perkuliahan jarak jauh
seperti saat ini, aman di kediaman masing- masing meski adanya COVID-
19. 

2. KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN

2.1 Germanitische Linguistik

Linguistik Jerman berhubungan dengan bahasa Jerman dari


perspektif yang berbeda. Fokusnya adalah pada sistem bahasa fonetik dan
tertulis (fonologi dan ortografi), struktur kata dan bentuk kata (morfologi),
kelompok kata dan kalimat (sintaksis); arti kata dan kalimat (semantik);
arti ucapan linguistik dalam situasi penggunaan tertentu (pragmatik);
fenomena lintas kalimat (linguistik teks); kosakata dan keberadaan
ekspresi tetap (leksikografi, leksikologi dan fraseologi).

Bahasa standar saat ini, dialek bahasa Jerman dan bahasa Jerman
tingkat awal dibahas di atas segalanya. Penelitian sejarah linguistik
terutama berkaitan dengan perubahan bahasa selama periode waktu
tertentu (penelitian tentang perubahan bahasa, etimologi, dll.). Pertanyaan
juga diajukan tentang relativitas sosial (sosiolinguistik) atau representasi
mental bahasa (psikolinguistik).

Linguistik Jerman menunjukkan titik kontak dengan mata pelajaran


universitas lain seperti linguistik umum, linguistik komputasi, mata
pelajaran linguistik dari filologi lain, studi abad pertengahan, fonetik,
psikolinguistik dan linguistik teoritis; karena itu cocok untuk kombinasi
dengan linguistik Jerman.

Linguistik Jerman adalah bagian dari mata pelajaran bahasa Jerman


dalam kursus pelatihan guru serta mata pelajaran independen dalam mata
pelajaran dengan ujian universitas (Magister, doktor). Sumber :
https://www.germanistik.uni-muenchen.de

3.Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian teori yang dijelaskan, diperoleh pemikiran mengenai


pengaruh penggunaan Video Converence terhadap pemahaman pembelajaran
Mata Kuliah Germanistische Linguistik pada mahasiswa Angkatan 2018 PBJ
UNJ. Germanistische Linguistik merupakan salah satu mata kuliah wajib yang
dipelajari di jurusan PBJ UNJ. Dalam perkuliahan mata kuliah Germanistische
Linguistik diharapkan mahasiswa dapat memahami materi dengan baik walaupun
melalui pembelajaran jarak jauh.

Salah satu media yang dapat membantu perkuliahan jarak jauh mata
Kuliah Germanistische Linguistik ini adalah penggunaan Video Conference.
Dengan penggunaan video Conference dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi
secara online tanpa harus bertemu. Dan dosen dapat menyampaikan materi secara
lisan dan bertatap muka. Selain itu dengan menggunakan Video Conference ini
mahasiswa dituntut agar aktif mengikuti perkuliahan.

Di dalam penelitian ini mahasiswa akan menyampaikan pendapatnya


tentang penggunaan media Video Conference ini sesuai dengan pengalaman yang
mereka rasakan selama perkuliahan Germanistische Linguistik dengan
perkuliahan jarak jauh. Sehingga pemahaman materi mata kuliah Germanistische
Linguistik pada mahasiswa dapat tersampaikan dengan baik di saat perkuliahan
jarak jauh.

4. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian,


dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan atau belum didasarkan pada fakta-fakta yang ada dari
pengumpulan data.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, hipotesis dirumuskan seperti


berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berupa Video


Conference terhadap pemahaman hasil belajar mata kuliah GL oleh mahasiswa
semester 5 angkatan 2018.

Ha : Terdapat Pengaruh penggunaan media pembelajaran berupa Video


Conference terhadap pemahaman dan hasil belajar mahasiswa semester 5
angkatan 2018 pada mata kuliah GL.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka


penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan
aplikasi Video Confrence ( GMeet dan Zoom) terhadap pemahaman
pembelajaran pada mata kuliah Germanitische Linguistik pada mahasiswa
angkatan 2018 Pendidikan Bahasa Jerman UNJ.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk membuat penelitian


ini dilakukan dalam kurun waktu 4 bulan, dari bulan Agustus 2020
sampai bulan Desember 2020, yang meliputi 2 bulan pengumpulan
data dan 2 bulan pengolahan data.

3.2.2 Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini berlokasi di Kampus A


Universitas Negeri Jakarta yang terletak di Jl. Rawamangun
Muka, Jakarta Timur.

3.3 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek


yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama
(Latipun:2015).
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang
memiliki syarat-syarat atau karakteristik tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. Adapun populasi dalam penelitian
ini adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman Universitas
Negeri Jakarta Angkatan 2018 yang sudah / sedang menjalani
perkuliahan jarak jauh pada mata kuliah Germanitische
Linguistik, dengan jumlah 39 mahasiswa.

3.3.1 Sample Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu


bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh
sebuah Populasi.
Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya
tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang
terdapat pada populasi tersebut oleh karena beberapa kendala
yang akan di hadapkan nantinya seperti: keterbatasan dana, tenaga
dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel
yang di ambil dari populasi itu.
Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut
maka akan mendapatkan kesimoulan yang nantinya di berlakukan
untuk Populasi. Oleh karena itu sampel yang di dapatkan dari
Populasi memang harus benar-benar representatif (mewakili).
(https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan-
sampel.html)
Sample dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan
2018 semester 5 Pendidikan Bahasa Jerman UNJ sebanyak 31
orang.

3.4 Metode dan Desain.

Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain


penelitian Survei. Penelitian survei merupakan desain populer dalam
pendidikan. Penelitian survey adalah prosedur dalam penelitian kuantitatif
di mana peneliti mengelola survei dengan sampel atau untuk seluruh
populasi orang untuk menggambarkan sikap, pendapat, perilaku, atau
karakteristik populasi.Desain penelitian Survei yang di pakai adalah
Cross-Sectional Survei. Desain Bentuk yang paling populer dari desain
survei yang digunakan dalam pendidikan adalah survei cross-sectional
desain. Dalam desain survei cross-sectional, peneliti mengumpulkan data
pada satu titik di waktu. Desain Survei ini memberikan informasi dalam
waktu singkat, seperti sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mengelola
survei dan mengumpulkan informasi. 

Dengan Desain Survei ini membantu peneliti mengidentifikasi


keyakinan dan sikap yang penting individu, seperti pendapat mereka
tentang penggunaan Video Conference untuk perkuliahan Mata Kuliah
Germanistische Linguistik di saat PJJ.

3.5 Hipotesis Statistik

     Adapun hipotesis statistik pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Ho : m1 = m2 maka H0 diterima, Ha ditolak.

Ha : m1 ≠ m2 maka Ha diterima, H0 ditolak.

Keterangan :

1.      Hipotesis Nol (Ho)

Tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berupa


Video Conference terhadap pemahaman hasil belajar mata kuliah GL oleh
mahasiswa semester 5 angkatan 2018.

     2.    Hipotesis Alternatif (Ha)


Terdapat Pengaruh penggunaan media pembelajaran berupa Video
Conference terhadap pemahaman dan hasil belajar mahasiswa semester 5
angkatan 2018 pada mata kuliah GL.

m1  : Hasil nilai rata-rata survei

m2 : Hasil nilai rata-rata


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian Kuantitatif

Pengumpulan data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan


dengan cara penyebaran kuesioner Google Form pada mahasiswa
angkatan 2018 Pendidikan Bahasa Jerman UNJ. Karakteristik
kuesioner dalam penelitian ini meliputi sangat tidak setuju (STS), tidak
setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Dalam penelitian ini,
terdapat beberapa skor untuk jawaban:
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
S = Setuju diberi skor 3
SS = Sangat Setuju diberi skor 4

Gambar 1.1

Dalam pertanyaan pertama, bisa diketahui bahwa (S) mendapat


responden terbanyak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan
Video Conference dapat meningkatkan pemahaman mata kuliah
Germanitische Linguistik. Dengan menggunakan data interval,
penelitian ini akan menghitung rata-rata jawban berdasarkan skoring
setiap jawaban dari responden, sebagai berikut:
 Jumlah skor untuk 1 orang menjawab STS = 1x1 =1
 Jumlah skor untuk 3 orang menjawab TS = 3x2 =6
 Jumlah skor untuk 17 orang menjawab S = 17 x 3 = 51
 Jumlah skor untuk 10 orang menjawab SS = 10 x 4 = 40
+

Jumlah Total 98
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 4×31 =124 (seandainya
semua menjawab SS). Jumlah skor yang diperoleh dari pernyataan ini
adalah 98. Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan
penggunaan Video Conference dapat meningkatkan pemahaman mata
kuliah Germanitische Linguistik = (98 : 124) x 100% = 79% dari yang
diharapkan 100%

Gambar 1.2
Pada pernyataan diatas, responden terbanyak menjawab setuju
(S). Maka dari itu mahasiswa angkatan 2018 PBJ UNJ menyatakan
bahwa penggunaan Video Conference pada mata kuliah Germanitische
Linguistik sudah berjalan maximal. Dengan menggunakan data
interval, penelitian ini akan menghitung rata-rata jawban berdasarkan
skoring setiap jawaban dari responden, sebagai berikut:
 Jumlah skor untuk 1 orang menjawab STS = 1x1 =1
 Jumlah skor untuk 2 orang menjawab TS = 2x2 =4
 Jumlah skor untuk 22 orang menjawab S = 22 x 3 = 66
 Jumlah skor untuk 6 orang menjawab SS = 6 x 4 = 24
+

Jumlah Total 95
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 4×31 =124 (seandainya
semua menjawab SS). Jumlah skor yang diperoleh dari pernyataan ini
adalah 95. Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan
penggunaan Video Conference pada mata kuliah Germanitische
Linguistik sudah berjalan maximal = (95 : 124) x 100% = 76,6% dari
yang diharapkan 100%.

Gambar 1.3
Pernyataan diatas menujukan responden terbanyak memilih
setuju (S) bahwa Video Conference pada mata kuliah Germanitische
Linguistik sudah tersampaikan dengan baik. Dengan menggunakan
data interval, penelitian ini akan menghitung rata-rata jawban
berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden, sebagai berikut:

 Jumlah skor untuk 1 orang menjawab STS = 1x1 =1


 Jumlah skor untuk 6 orang menjawab TS = 6 x 2 = 12
 Jumlah skor untuk 21 orang menjawab S = 21 x 3 = 63
 Jumlah skor untuk 3 orang menjawab SS = 3x4 =7
+

Jumlah Total 83
Jumlah skor ideal untuk seluruh item = 4×31 =124 (seandainya semua
menjawab SS). Jumlah skor yang diperoleh dari pernyataan ini adalah
83. Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan bahwa Video
Conference pada mata kuliah Germanitische Linguistik sudah
tersampaikan dengan baik = (83 : 124) x 100% = 67 % dari yang
diharapkan.
Selain jenis kuesioner setuju dan tidak setuju, pada penelitian
ini juga beberapa menggunakan kuesioner pilihan. Untuk lebih jelas,
akan dipaparkan pada tabel dibawah ini.

Gambar 1.4
Pernyataan diatas menunjukan bahwa penggunaan Google Meet
lebih efektiv dalam mata kuliah Germanitische Linguistik, dapat
disimpulkan berdasarkan penjelasan para responden karena lebih irit
kuota internet, jaringan yang lebih baik dari Zoom, dan tidak memiliki
batasan waktu seperti Zoom.
Selain jenis kuesioner setuju dan tidak setuju dan pilihan, pada
penelitian ini juga beberapa menggunakan kuesioner berupa isian.
Untuk lebih jelas, akan dipaparkan pada tabel dibawah ini.
NO PERTANYAAN JAWABAN
 Dengan menggunakan
Video Conference lebih
mudah menyampaikan
materi dan tidak terbatas
Mengapa aplikasi Video
waktunya
1 Conference tersebut lebih baik
 Ada komunikasi secara
menurut Anda?
langsung, sehingga
penjelasan materi, diskusi,
atau tanya jawab bisa
disampaikan dengan jelas.
 Jaringan Internet yang
tidak stabil
Kendala apa yang dialami
 Microphone yang tidak
2 saat menggunakan Video
berfungsi
Conference?
 Laptop yang kurang
mendukung
3 Apakah Anda memiliki saran  Sebaiknya materi bahan
agar pembelajaran GL dapat ajar diberikan berupa file
lebih baik? atau scan pdf, tidak
dengan foto. Agar lebih
jelas dan tidak tercecer.
 Pembelajaran sudah
berjalan dengan baik,
tetapi akan lebih baik jika
bisa bertatap muka
langsung.
 Dari Mahasiswa nya
sendiri agar bisa lebih
aktif dalam mengikuti
kelas, seperti bertanya
atau berdiskusi. Agar
pembelajaran pun berjalan
dengan baik.

Penelitian ini mengambil beberapa hasil kuesioner dari responden secara


garis besarnya yang dipaparkan dalam tabel.

Dari semua hasil penelitian ini berdasarkan kuesioner Google Form, dapat
disimpulkan bawah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman semester 5 yang
mengambil mata kuliah Germanitische Linguistik dengan Video Conference dapat
membantu meningkatkan pemahaman terhdapat mata kuliah tersebut dan sudah
berjalan secara maximal.

Anda mungkin juga menyukai