Anda di halaman 1dari 2

3. Bagaimana cara mendiagnosis infeksi nosokomial?

 Diagnosis Infeksi Nosokomial

Mendiagnosis infeksi nosokomial dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik,


serta pemeriksaan penunjang,seperti pemeriksaan urine, dahak, darah, atau cairan lainnya
(misalnya cairan luka operasi) untuk dibiakkan atau dikultur dalam sebuah medium untuk
melihat adanya pertumbuhan bakteri atau jamur. Dokter juga dapat menganjurkan
pemeriksaan USG saluran kemih untuk mendeteksi infeksi saluran kemih, serta foto Rontgen
dada untuk mendeteksi pneumonia.

Menanyakan keluhan dan gejala yang dialami oleh pasien, kemudian  melakukan
pemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi pasien dan ada tidak tanda infeksi lokal pada kulit.

Untuk memastikan diagnosis, dilakukan pemeriksaan penunjang berikut:

 Tes darah, untuk mendeteksi tanda infeksi dari kadar sel-sel darah
 Tes urine, untuk mengetahui ada tidaknya infeksi pada saluran kemih, termasuk untuk
melihat jenis bakteri yang menginfeksi
 Tes dahak, untuk mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi saluran pernapasan
 Kultur darah, dahak, atau cairan luka operasi, untuk memastikan keberadaan dan jenis
dari bakteri, jamur, atau parasit yang menyebabkan infeksi
 Pemindaian CT scan, MRI, USG, atau Rontgen, untuk mendeteksi ada tidaknya kerusakan
dan tanda infeksi pada organ-organ tertentu

4. Bagaimana cara pengobatan infeksi nosokomial?

 Pengobatan Infeksi Nosokomial

Infeksi nosokomial adalah kondisi yang terdiri dari berbagai jenis dan penyebab. Maka dari itu,
pengobatan yang akan direkomendasikan pun berbeda-beda pada setiap pasien. Jika penyebab infeksi
adalah bakteri, antibiotik secara empiris. Terapi antibiotik secara empiris adalah pemberian
antibiotik di awal, sebelum jenis bakteri penyebab infeksi diketahui dengan pasti.

Antibiotik tersebut dapat mengontrol atau membunuh bakteri penyebab infeksi sambil
menunggu hasil kultur keluar. Setelah hasil kultur keluar, pemberian antibiotik dan obat lain
akan disesuaikan dengan jenis bakteri atau kuman yang menyebabkan infeksi nosokomial.

Jika infeksi nosokomial disebabkan oleh infeksi luka operasi atau ulkus dekubitus, akan
dilakukan operasi debridement. Prosedur ini berguna untuk mengangkat jaringan yang
terinfeksi dan rusak agar infeksi tidak menyebar.
Terapi suportif, seperti pemberian cairan, oksigen, atau obat untuk mengatasi gejala, akan
diberikan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien. Terapi suportif dilakukan untuk memastikan
agar kondisi pasien tetap stabil.Bila memungkinkan, seluruh alat yang meningkatkan risiko
terjadinya infeksi akan dicabut atau diganti.

Memberikan terapi antijamur sebagai tambahan dari pengobatan antibiotik, seperti:

 Fluconazole
 Caspofungin
 Voriconazole
 Amphotericin B

Selain itu,untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus,diperlukan terapi antivirus
seperti acyclovir dan ganciclovir.

Seluruh alat yang menempel pada tubuh dan mengakibatkan infeksi seperti kateter,selang
napas,selang infus,atau lainnya jika memungkinkan segera dicabut.Terapi suportif seperti
pemberian cairan,oksigen,atau obat untuk mengatasi demam dapat diberikan.Prosedur operasi
dapat diberikan untuk infeksi pada luka operasi,dengan car memotong atau mengangkat
jaringan yng tidaksehat.

Penanganan infeksi ini juga akan dilakukan sesuai dengan cara penyebarannya, seperti
berikut ini:

 Apabila penularan terjadi dari satu pasien ke pasien lainnya: isolasi pasien dan
pemasangan pembatas untuk mencegah penyebaran lebih lanjut
 Apabila penularan terjadi dari sentuhan: mensosialisasikan gerakan cuci tangan
 Apabila penularan terjadi melalui udara: isolasi pasien dengan ventilasi yang tepat
 Apabila air di rumah sakit menjadi sumber penularan: melakukan pemeriksaan seluruh
saluran air dan penggunaan alat kesehatan sekali pakai.
 Apabila makanan di rumah sakit menjadi sumber penularan: menghentikan pemberian
makanan tersebut

Anda mungkin juga menyukai