Anda di halaman 1dari 18

PORTOFOLIO

KEPANITERAAN KLINIK
STASE KHUSUS DOKTER PULAU

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelengkapan Penilaian Dalam

Kepaniteraan Klinik Stase Khusus Dokter Pulau

Feby Ilviana Hattu


2017-84-016

BAGIAN STASE KHUSUS DOKTER PULAU


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Feby Ilviana Hattu

NIM : 2017-84-016

Fakultas : Kedokteran

Dengan ini menyatakan bahwa portofolio yang saya susun adalah benar-benar

hasil karya sendiri dan bukan menyalin dari sumber lain. Apabila dikemudian hari

pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang

berlaku. Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Ambon, Oktober 2019

Pembuat pernyataan

Feby Ilviana Hattu


NIM 2017-84-009
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
kasih dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan portofolio Ilmu
Kesehatan Masyarakat Stase Khusus Dokter Pulau dengan baik.

Penulisan portofolio ini merupakan salah satu tugas kepaniteraan klinik


pada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Pattimura Ambon. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dokter pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
menyusun portofolio ini, guna menambah pengetahuan dan kemampuan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan portofolio ini, masih banyak


terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangatlah penulis
harapkan demi perbaikan portofolio ini. Akhir kata, saya berharap semoga
portofolio ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri maupun pembaca
umumnya.

Ambon, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBARAN PERNYATAAN …………………...........


KATA PENGANTAR …………………........... i
DAFTAR ISI …………………........... ii
DAFTAR LAMPIRAN …………………........... iii
PENDAHULUAN …………………........... 1
PENCAPAIAN KOMPETENSI KLINIK
STASE KHUSUS DOKTER PULAU …………………........... 3
Target pencapaian …………………........... 3
Pernyataan Pencapaian Kompetensi …………………........... 4
Kompetensi Yang Belum Dicapai …………………........... 7
LAMPIRAN …………………........... 8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1-3 Foto kegiatan selama ……………………… 9


Kepaniteraan Klinik Ilmu .
Kesehatan Masyarakat Stase
khusus Dokter Pulau

ii
iii
PENDAHULUAN

Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan ini merupakan

salah satu unsur kesejahteraan yang perlu diwujudkan oleh pemerintah sesuai

dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu dalam

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non-diskriminatif, partisipatif dan

berkelanjutan.

Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarat tentu tidaklah mudah, hal ini

disebabkan karena terkadang terdapat masalah yang perlu diselesaikan dalam

penyelenggaran kesehatan. Berbagai masalah tersebut dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang perlu dilakukan secara komprehensif melalui kesehatan masyarakat.

Menurut Blum terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan

masyarakat antara lain perilaku/gaya hidup, faktor lingkungan, faktor pelayanan

kesehatan dan faktor genetik.

Masalah kesehatan masyarakat dipengaruhi  oleh  berbagai macam faktor

(multi kausal) olehnya itu pemecahannya harus secara komprehensif melalui

upaya kesehatan masyarakat, seperti faktor geografis pada masyarakat di wilayah

pesisir. Wilayah pesisir yang merupakan wilayah yang secara administrative jauh

pusat kota memungkinkan terjadinya masalah kesehatan disebabkan oleh akses

dan sarana prasarana tidak memadai karena kondisi geografis yang terdiri dari 

gugusan pulau yang dipisahkan oleh laut.

1
Negara Indonesia sebagai negara kepulauan tentu memiliki tantangan yang

besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik terkait dengan

keadaan lingkungan geografis, misalnya sulitnya akses masyarakat terhadap

fasilitas kesehatan akibat masalah transportasi, termasuk terhambatnya mobilisasi

pada keadaan darurat.

Maluku sebagai salah satu daerah kepulauan, menuntut seorang dokter

untuk memahami kondisi lingkungan di wilayah Maluku. Maka diperlukan

pendidikan kedokteran yang berbasis kepulauan. Pendidikan ini bertujuan

mengenalkan kepada tenaga kesehatan tentang kondisi yang perlu diantisipasi saat

berada di daerah terpencil dengan kondisi transportasi laut yang tidak lancar.

Selain itu dokter juga dituntut untuk mampu menangani pasien dengan baik

meskipun sarana dan prasarana di daerah dinilai cukup sederhana. Pertolongan

pertama di daerah yang berbasis laut pulau sebaiknya harus lebih ditingkatkan

dengan cara melakukan pelatihan terhadap tenaga medis yang akan bertugas di

daerah kepulauan.

Evakuasi medis laut diperlukan untuk pertolongan pertama terhadap orang

yang tenggelam. Teknik penyelamatan di air, serta edukasi tentang keamanan

serta keselamatan di laut perlu ditingkatkan. Dokter di Maluku juga dituntut untuk

mampu menjadi promoter penanganan pasien dekompresi atau pun penyakit

lainnya yang dapat diterapi dengan penggunaan terapi oksigen hiperbarik yang

telah tersedia di salah satu rumah sakit di Ambon. Dengan demikian, dokter pulau

mengambil peran penting untuk disalurkan ke masyarakat.

2
PENCAPAIAN KOMPETENSI KLINIK STASE KHUSUS DOKTER PULAU

A. TARGET PENCAPAIAN
N LEARNING OUTCOMES AKTIVITAS YANG FREKUENSI/ DURASI
O
(KOMPETENSI) MEMBANTU MENCAPAI LO KEGIATAN
.
1. a. Aplikasi prinsip keamanan - Ikut serta dalam pemeriksaan Belum tercapai
dan keselamatan di laut saat kelayakan kapal muatan barang
melaksanakan tugas dalam hal kesehatan dan
keselamatan di Kapal

b. Identifikasi masalah kemanan - Mengidentifikasi masalah yang Belum tercapai


dan keselamatan dilaut pada timbul akibat tidak
masyarakat pesisir/pulau menggunakan alat keamanan
saat berlaut pada nelayan
penyelam

c. Advokasi keamanan dan - Memberikan arahan singkat Belum tercapai


keselamatan dilaut mengenai keamanan dan
keselamatan selama penyelaman
2. a. Identifikasi kecelakaan - Mengidentifikasi kecelakaan Belum tercapai
penyelaman (simulasi jika akibat penyelaman pada nelayan
tidak ada kasus) dan penyakit penyelam
kelautan (marine medicine) - Membahas masalah kesehatan Selama 5 hari
dan faktor-faktor risiko yang dapat diterapi dengan
hiperbarik oksigen.
- Ikut serta dalam melihat Belum tercapai
penanganan kasus penyakit
dekompresi di RUBT RSAL
Halong

b. Penanganan kasus penyakit - Ikut serta dalam terapi kebugaran Belum tercapai
dekompresi a.l. di RUBT di RUBT RSAL Halong.
RSAL Halong komplementer
dan tradisional) dan
pengembangan marine dan
coastal medicine

c. Penanganan kedaruratan di
laut (simulasi kasus/training) - Melakukan penanganan kasus- Belum tercapai
kasus kedaruratan di laut
3. a. Triage - Mengaplikasikan triage di lokasi Belum tercapai
bencana
b. Medical First Response - Pelatihan pemindahan korban Selama 1 hari
bencana
- Pelatihan pemasangan back Selama 1 hari
board pada korban bencana
- Melakukan pemindahan korban Belum tercapai
bencana di lokasi bencana
- Mengaplikasikan pemasangan Belum tercapai
back board pada korban bencana

3
di lokasi bencana

B. PERNYATAAN PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Safety and Survival at Sea

a. Aplikasi prinsip keamanan dan keselamatan di laut saat melaksanakan tugas.

Keselamatan dan keamanan saat melakukan pekerjaan di laut oleh para

nelayan merupakan hal yang penting mengingat banyaknya bahaya

kecelakaan yang akan terjadi saat melaut. Kompetensi ini belum kami capai

mengingat pada waktu kepaniteraan klinik di KKP tidak terdapat jadwal

pemeriksaan kesehatan ABK di kapal. Namun kami diberikan gambaran

mengenai apa saja yang perlu dilakukan ketika dilakukan pemeriksaan

kesehatan dan keselamatan ABK saat dikapal.

b. Identifikasi masalah masalah keamanan dan keselamatan dilaut pada

masyarakat pesisir/pulau. Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target

karena keterbatasan waktu kepaniteraan.

c. Advokasi keamanan dan keselamatan di laut. Pada kompetensi ini, kami

belum mencapai target karena keterbatasan waktu kepaniteraan.

2. Dokter Pulau
a. Identifikasi kecelakaan penyelaman (simulasi jika tidak ada kasus) dan

penyakit kelautan (marine medicine) dan faktor-faktor risiko.

Pada kompetensi ini kami melakukan identifikasi kecelakaan penyelaman

pada pasien yang datang berobat di ruang hiperbarik hanya berdasarkan data

rekam medis, tidak secara langsung dengan pasien; kemudian kami melakukan

pembuatan referat mengenai penggunaan terapi hiperbarik pada penyakit klinis

4
dan mempresentasikan di RSAL F.X. Suharjdo Halong. Kami juga di berikan

kesempatan melihat terapi pasien klinis dengan stroke untuk pengobatan dengan

hiperbarik chamber.

b. Penanganan kasus penyakit dekompresi a.l. di RUBT RSAL Halong

(komplementer & tradisional) dan pengembangan marine & coastal medicine.

Penyakit dekompresi adalah penyakit penyelaman akibat naik ke

permukaan dengan cepat yang tidak sesuai dengan prosedur penyelaman yang

baik sehingga terbentuknya gelembung gas-gas nitrogen di dalam jaringan dan

menimbulkan berbagai gejala. Penyakit dekompresi merupakan penyakit yang

paling sering dialami para penyelam. Terapi oksigen hiperbarik atau Ruang

Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) merupakan suatu metode pengobatan dengan

cara memberikan oksigen murni 100% dengan tekanan tinggi sehingga oksigen

tersebar secara menyeluruh diseluruh jaringan tubuh dan menyebabkan

meluruhnya gelembung gas nitrogen yang terbentuk sehingga mengurangi gejala

yang ditimbulkan, seperti pada pasien dengan penyakit dekompresi dan penyakit

penyelaman lainnya. Kompetensi ini belum tercapai, karena belum didapatkan

secara langsung kasus terkait pada saat waktu dinas di RUBT RSAL F.X.

Suharjdo Halong, sehingga kami hanya diberikan materi bimbingan yang

memuat kasus tersebut.

c. Penanganan kedaruratan di laut (simulasikasus/professional training)

Pada kompetensi ini belum tercapai, karena belum dilakukannya simulasi

penanganan kedaruratan di laut akibat waktu yang tidak memungkinkan.

5
Namun, kami mempelajari kasus-kasus kedaruratan serta penanganannya

melalui pertemuan ilmiah dengan Dokter maupun professional trainer selama

menjalani Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di RSAL Halong.

3. Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Kantor SAR Ambon

a. Triage

Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak adanya kasus

kedaruratan yang kami temui. Kami hanya mempelajari kasus-kasus kedaruratan

serta penanganan pertama di lokasi bencana melalui pertemuan ilmiah dengan

instruktur selama menjalani Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di

kantor SAR Ambon.

b. Medical First Response

Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena tidak adanya kasus

kedaruratan yang kami temui. Kami hanya mempelajari penanganan pertama

korban bencana, cara pemindahankorban bencana serta pemasangan back board

pada korban bencana melalui pertemuan ilmiah dan pelatihan yang dilakukan oleh

instruktur selama menjalani Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di

kantor SAR Ambon.

6
C. KOMPETENSI YANG BELUM TERCAPAI
AKTIVITAS TARGET KAPAN
LEARNING LEVEL DURASI/
YANG LEVEL
NO. OUTCOMES KOMPETENSI FREKUENSI
MEMBANTU KOMPETENSI
(KOMPETENSI) YANG DICAPAI KEGIATAN
MENCAPAI LO AKAN DICAPAI
1. Dokter Pulau Penanganan Mempelajari kasus- Saat ada kasus Tahun 2020,
kedaruratan di laut kasus kedaruratan pada saat
dilaut serta Internship di
penanganannya Puskesmas
2. Kantor SAR a. Triage Mengaplikasikan Selama 1 hari, Bila mendapat
triage di lokasi 1 x 1 jam kesempatan
bencana mengikuti
kegiatan di
lokasi bencana
- Melakukan Selama 1 hari, Bila mendapat
b. Medical First pemindahan 1 x 1 jam kesempatan
korban bencana di mengikuti
Response
lokasi bencana kegiatan di
lokasi bencana
- Mengaplikasikan
pemasangan back Selama 1 hari Bila mendapat
board pada korban 1 x 30 menit kesempatan
bencana di lokasi mengikuti
bencana kegiatan di
lokasi bencana

7
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan selama Kepanitraan Klinik di Kantor


BASARNAS, Kota Ambon

8
Gambar 1. Mengikuti pemberian materi dan demonstrasi evakuasi korban
dengan menggunakan selimut

Gambar 2. Simulasi evakuasi korban dan pemasangan Kendrik Extrication Device (KED)

9
Gambar 3. Praktik mandiri evakuasi korban dan pemasangan Kendrik Extrication Device (KED)

Gambar 4. Foto bersama Pimpinan dan Staf BASARNAS Ambon

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan selama Kepanitraan Klinik di RSAL Dr.


F. X. Suhardjo Kota Ambon.

10

Gambar 3. Presentasi Materi Congestive Heart Failure


Gambar 1. Mengikuti pemberian materi mengenai evakuasi medis laut dan cara
bertahan hidup dilaut oleh Tim RSAL Dr. F.X. Suhardjo Ambon

Gambar 2. Mengikuti pemberian materi tentang HBOT (Hiperbaric Oxygen


Therapy) oleh Tim RSAL Dr. F.X Suhardjo Kota Ambon

Gambar 3. Presentasi tentang fisiologi dan sejarah penyelaman di bawah


pengawasan tim RSAL Dr. F. X. Suhardjo Kota Ambon

11
Gambar 3. Presentasi fisiologi & sejarah penyelaman di RSAL Dr. F.X Suhardjo Kota Ambon

Gambar 3. Foto bersama Dokter Pembimbing di RSAL Dr. F.X Suhardjo Kota Ambon

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan selama Kepanitraan Klinik di Kantor


Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon

Gambar 1. Kegiatan kunjungan di Pelabuhan Tulehu

12
Gambar 2. Kegiatan Presentasi di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon

Gambar 3. Presentasi PERMENKES No. 1501 Tahun 2010 di KKP Kelas II Ambon

13

Anda mungkin juga menyukai