Anda di halaman 1dari 196

y

sKITA MENULIS

r Mandiri
Belaja

Pembelajaran Daring

di Tengah Pandemi СOVID - 19

Konsep , Strategi, Dampak dan Tantangan

Sri Gusty Nurmiati . Muliana Oris Krianto Sulaiman

NiLuh Wiwik Sri Rahayu Ginantra • Melda Agnes Manuhutu • Andriasan Sudarso

Natasya Virginia Leuwol . Apriza • AndiArfan Sahabuddin . Puji Hastuti

Akbar Yuli Setianto • Tia Metanfanuan - Lulu Jola Uktolseja • Jamaludin

Sherly Gaspersz . Karwanto • Erni Rante Bungin . Jamaludin • Samuel Y.Warella


ar i
Belaj Mandir

Pembelajaran Daring

di Tengah Pandemi СOVID - 19

Konsep , Strategi , Dampak dan Tantangan


UU 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifathakcipta Pasal 4
HakCiptasebagaimana dimaksud dalam Pasal3 hurufa merupakan hakeksklusifyang terdiri atashakmoraldan hakekonomi.
Pembatasan Perlindungan Pasal 26
Ketentuansebagaimanadimaksuddalam Pasal23, Pasal 24, dan Pasal25 tidakberlakuterhadap
a. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/ atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya
untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
b. Penggandaan Ciptaan dan /atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
с Penggandaan Ciptaan dan /atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram
yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar, dan
d. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan
dan / atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram , atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1 . Setiap orang yang dengan tanpa hak dan /atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d,huruff, dan / atau huruf h untuk Penggunaan
Secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan /atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratusjuta rupiah ).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/ atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) hurufa, huruf b, huruf e, dan /atau huruf g untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan / atau pidana denda paling banyak
Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Belajar Mandiri: Pembelajaran
Daring di Tengah Pandemi
Covid-19

Penulis:
Sri Gusty, Nurmiati, Muliana, Oris Krianto Sulaiman
Ni Luh Wiwik Sri Rahayu Ginantra, Melda Agnes Manuhutu
Andriasan Sudarso, Natasya Virginia Leuwol, Apriza
Andi Arfan Sahabuddin, Puji Hastuti, Akbar Yuli Setianto
Tia Metanfanuan, Lulu Jola Uktolseja, Jamaludin, Sherly Gaspersz
Karwanto, Erni Rante Bungin, Jamaludin, Samuel Y. Warella

Penerbit Yayasan Kita Menulis


Belajar Mandiri:
Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Copyright © Yayasan Kita Menulis, 2020

Penulis:
Sri Gusty, Nurmiati, Muliana, Oris Krianto Sulaiman
Ni Luh Wiwik Sri Rahayu Ginantra, Melda Agnes Manuhutu
Andriasan Sudarso, Natasya Virginia Leuwol, Apriza
Andi Arfan Sahabuddin, Puji Hastuti, Akbar Yuli Setianto
Tia Metanfanuan, Lulu Jola Uktolseja, Jamaludin, Sherly Gaspersz
Karwanto, Erni Rante Bungin, Jamaludin, Samuel Y. Warella

Editor: Janner Simarmata


Desain Sampul: Tim Kreatif Kita Menulis
Sampul: pngguru.com

Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
Sri Gusty, dkk.
Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Yayasan Kita Menulis, 2020
viii; 186 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-94636-1-8 (print)
E-ISBN: 978-623-94636-2-5 (online)
Cetakan 1, September 2020
I. Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi
Covid-19
II. Yayasan Kita Menulis

Katalog Dalam Terbitan


Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku tanpa
Ijin tertulis dari penerbit maupun penulis
Kata Pengantar
Puja dan Puji kehadirat Allah SWT atas Rahmat kesehatan dan
kesempatan yang telah dianugerahkan kepada tim penulis sehingga
buku dengan judul “Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di
Tengah Pandemi Covid-19 (Konsep, Strategi, Dampak dan
Tantangan” dapat hadir dihadapan pembaca.

Pemanfaatan internet dan teknologi multimedia di Era Revolusi 4.0


dapat memudahkan merombak metode transfer pengetahuan dari
kelas konvensional menjadi kelas digital dengan berbagai macam
platform yang menyajikan cara atau bentuk pembelajaran mandiri
merupakan solusi pada kondisi pandemi covid-19.

Buku ini akan membahas banyak hal terkait proses belajar mandiri
yang dikemas dalam 20 (Dua puluh) bab, sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran di Era Covid-19
2. Esensial Model Pembelajaran Era 4.0 di Tengah Pandemi Covid-19
3. Pandemi Covid-19 Momentum Adaptasi Pendidikan Era 4.0
4. Inovasi Pembelajaran di Era Covid-19
5. Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Pilihan di Era Pandemi Covid-19
6. Manfaat Teknologi Informasi di Tengah Pandemi Covid-19
7. Transformasi Media Pembelajaran Era Covid-19
8. Trasformasi Pendidikan di Era Pandemi Covid-19
9. Problematika Pembelajaran Media Online pada Era Pandemi Covid-19
10. Dilema Pembelajaran Daring Era Covid-19 Bagi Mahasiswa
11. Sederhanakan Kurikulum Pendidikan Saat Pandemi Covid-19
12. Kurikulum Fleksibel : Jalan Keluar Pembelajaran di Masa Covid-19
13. Strategi Pembelajaran Alternatif di Era Darurat Covid-19
14. Metamorfosa Media Pembelajaran Daring Saat Pandemi Covid-19
15. Kendala Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
16. Dampak Sistem Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi
17. Peluang Akselerasi Pendidikan 4.0 di Tengah Covid-19
18. Tantangan Pembelajaran di Masa Covid-19
vi Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

19. Tantangan Belajar Daring di Era New Normal


20. Implementasi Pembelajaran Pra dan Pasca Pandemi Covid-19

Besar harapan penulis agar buku ini dapat bernilai manfaat bagi
Masyarakat secara umum, khususnya dunia Pendidikan di dalam
mempersiapkan konsep dan strategi serta menyikapi dampak dan
tantangan selama proses Belajar Mandiri : Pembelajaran Daring di
Tengah Pandemi Covid-19. Semoga pandemi Covid-19 segera
berakhir sehingga proses pembelajaran dapat berjalan normal
kembali sebagaimana mestinya.

Aamiiin Ya Rabbal Aalamiin.

01 September 2020

Tim Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................. v
Daftar Isi......................................................................................................... vii

Model
Sri Gusty
Pembelajaran
| UniversitasdiFajar
Era Covid-19......................................................... 1

Esensial Model Pembelajaran Era 4.0 di Tengah Pandemi Covid-19.... 7


Nurmiati | Universitas Patria Artha

Pandemi Covid-19 Momentum Adaptasi Pendidikan Era 4.0............... 15


Muliana | Universitas Fajar

Inovasi
Oris Krianto
Pembelajaran
Sulaimandi
|Universitas
Era COVID-19
Islam
....................................................
Sumatera Utara 23

Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Pilihan di Era Pandemi Covid-19............ 31


Ni Luh Wiwik Sri Rahayu Ginantra | STMIK STIKOM Indonesia

Manfaat Teknologi Informasi di Tengah Pandemi Covid-19................. 37


Melda Agnes Manuhutu | Universitas Victory Sorong

Transformasi
Andriasan Sudarso
Media Pembelajaran Era Covid-19..................................... 45

Transformasi Pendidikan Di Era Pandemi Covid ............................... 59


Natasya Virginia Leuwol | Universitas Victory Sorong
19

Problematika Pembelajaran Media Online pada Era Pandemi Covid-1967


Apriza | Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Dilema Pembelajaran Daring Era Covid-19 Bagi Mahasiswa ................ 73


Andi Arfan Sahabuddin | Universitas Islam Makassar
viii Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Sederhanakan Kurikulum Pendidikan Saat Pandemic Covid-19 .......... 77


Puji Hastuti | Poltekkes Kemenkes Semarang

Kurikulum Fleksibel : Jalan Keluar Pembelajaran di Masa Covid-19.... 85


Akbar Yuli Setianto | Kantor Kemenag Kabupaten Purbalingga

Strategi Pembelajaran Alternatif Di Era Darurat ..................................... 91


Tia Metanfanuan | Universitas Victory Sorong

Lulu
Metamorfosa
Jola Uktolseja
Media | Universitas
PembelajaranVictory
saat Pandemi
Sorong Covid-19................... 99

Kendala Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19................ 107


Jamaludin | Politeknik Ganesha Medan

Dampak Sistem Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi.................. 113


Sherly Gaspersz | Universitas Victory Sorong

Peluang
KarwantoAkselerasi
| Universitas
Pendidikan
Negeri Surabaya
4.0 di Tengah Covid-19 ......................... 121

Tantangan
Erni Rante Bungin
Pembelajaran
| Universitas
di Masa
Kristen
Covid-19
Indonesia
.............................................
Paulus Makassar 133

Jamaludin
Tantangan|Belajar
Universitas
Daring
Negeri
Di Era
Medan
New Normal........................................ 143

Implementasi Pembelajaran Era dan Pasca Pandemi Covid-19 ............ 151


Samuel Y. Warella |Universitas Victory Sorong

Daftar Pustaka
Biodata Penulis............................................................................................... 163
.............................................................................................. 179
Model Pembelajaran di Era
Covid-19

A. Pendahuluan
Adanya virus Corona yang mewabah hampir merata diseluruh dunia,
tercatat kurang lebih 215 negara (Sadikin and Hamidah, 2020) termasuk
Indonesia, menjadi alasan ditetapkannya Virus Corona menjadi sebuah
Pandemi Global oleh WHO. Pandemi Virus Corona yang lebih familiar
disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) berdampak pada semua
sektor termasuk Pendidikan. Hal tersebut salah satunya ditindaklanjuti
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republilk Indonesia melalui
Surat Edaran no. 4 tahun 2020 yang isinya agar pelaksanaan proses
belajar mengajar dilakukan dari rumah atau yang sering disebut dengan
pembelajaran jarak jauh/daring, guna memutus mata rantai penyebaran
virus corona (Nasional, 2020). Demikian juga yang termaktub dalam
(Kemdikbud, 2020) tentang kegiatan proses belajar mengajar di
Perguruan tinggi yang harus dilaksanakan melalui perkuliahan secara
daring (Dalam Jaringan) yang dulunya dilaksanakan secara tatap muka
atau konvensional.
Kondisi tersebut sangat diuntungkan dengan Era 4.0 yang telah
mendekatkan masyarakat dengan Teknologi Digital. Sehingga dapat
memudahkan fase transformasi dari Konvensional menjadi Daring. Hal
ini dikuatkan oleh penelitian (Zhang et al., 2004) bahwa pemanfaatan
internet dan teknologi multimedia dapat memudahkan merombak
metode transfer pengetahuan dan dapat menjadi alternatif
pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional. Sehingga dapat
dikatakan bahwa cara atau bentuk pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi digital adalah pembelajaran Daring yang merupakan solusi
pada kondisi pandemic covid-19. Menurut (Moore, Dickson-Deane and
2 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Galyen, 2011) bahwa pembelajaran daring memiliki kekuatan, tantangan


dan hambatan tersendiri. Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas,
konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan
berbagai jenis interaksi pembelajaran meskipun tidak dapat dipungkiri
bahwa tetap membawa dampak positif maupun negatif.
Dibutuhkan media pembelajaran tepat yang harus disesuaikan dengan
situasi dan kondisi materi pembelajaran sehingga dapat digunakan
secara maksimal. Tersedia banyak media atau platform pembelajaran
berbasis teknologi yang jauh sebelum Pandemi Covid-19, sudah
digunakan hanya mungkin belum maksimal, mengingat proses
pembelajaran berlangsung secara konvensional. Beberapa Platform
tersebut terbilang efektif dan efisien dalam pengaplikasiannya karena
mudah diakses serta free (tidak membutuhkan iuran akses
berlangganan, hanya membutuhkan kuota) meliputi google suite
(google drive, google form, google site dan google classroom), Edmodo,
Schoology (Enriquez, 2014), Lark suite, Kelas Maya dari Rumah Belajar,
email dan media video conference (webex, zoom, google meet, telegram
bahkan yang paling sederhana yaitu whats app (So, 2016)). Berbagai
media sosial yang banyak digandrungi oleh kaum milenial pun dapat
digunakan dalam proses pembelajaran online seperti Facebook dan
Instagram (Kumar and Nanda, 2019).

B. Dampak Positif Model Pembelajaran


di Era Covid-19
Kondisi yang mencekam hadir sejak Pandemi Covid-19 menggerogoti
dunia dan kemudian membawa masyarakat dalam kondisi tidak
mempunyai pilihan lain selain terus bergerak dan melanjutkan hidup.
Tentu saja hal tersebut merupakan tantangan ditengah banyaknya
persoalan yang harus dilewati juga menghantarkan dunia hari ini pada
era kekhawatiran sekaligus tantangan. Di balik kondisi yang
memprihatinkan, ada tantangan yang harus dilewati. Meneropong dari
Model Pembelajaran di Era Covid-19 3

kondisi umum saat ini, terkhusus dunia pendidikan yang prosesnya


harus tetap berjalan meskipun dalam kondisi terkepung oleh Pandemi
Covid-19. Tentu saja semua itu adalah ancaman yang jika ditelisik lebih
jauh maka akan menemukan suatu peluang untuk tetap memajukan
dunia Pendidikan. Jika semua otak berpikir bahwa ini semua adalah hal
merugikan, maka dibutuhkan membuka cakrawala lain tentang manfaat
atau hal positif dari masa-masa sulit ini untuk tetap menggerakkan roda
Pendidikan. Energi negatif harus digantikan dengan energi positif, sebab
akan berpengaruh pada kondisi jiwa. Hal itu juga disampaikan (Elfiky,
2009) bahwa lebih dari 90% penyakit tubuh disebabkan oleh jiwa.
Berarti semua manusia memiliki kontrol atas dirinya untuk tetap
memilih agar energi positif mengalir dan berkembang dalam dirinya.
Pandemi Global Covid-19 yang dipandang berefek negatif ternyata disisi
lain masih menyimpan dampak positif bagi dunia Pendidikan. Melalui
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan membawa nuansa
baru dengan menghadirkan metode belajar secara online pada tingkat
sekolah hingga perguruan tinggi yang disebut dalam system Electronic
University (e-University), maka dapat dijelaskan beberapa dampak
positif model pembelajaran di Era Covid-19 yaitu 1. Akselerasi
Transformasi Dunia Pendidikan, bahwa telah lama kita berada pada era
Revolusi 4.0, tetapi proses belajar mengajar masih didominasi oleh
model konvensional. Sehingga pada kondisi sekarang ini mengharuskan
semua proses belajar mengajar diakses menggunakan teknologi digital,
2. Meningkatkan minat penelitian. Pelajar, mahasiswa hingga dosen
seakan berlomba menuangkan ide dengan melakukan berbagai riset
untuk menemukan vaksin yang bisa menghambat perkembangan Virus
Corona, 3. Proses Belajar Mengajar yang Efektif dan Efisien melalui
berbagai macam platform pembelajaran online yang bisa diakses gratis
dan mudah, 4. Banyaknya kegiatan-kegiatan yang dapat diakses gratis
melalui berbagai macam seminar online, 5. Hubungan emosional antara
anak dan orangtua lebih terbangun dengan belajar yang intens
dilakukan di rumah, 6. Pendampingan belajar yang dilakukan oleh
orangtua terhadap anaknya sehingga banyak orangtua yang melek
informasi dan teknologi.
4 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

C. Dampak Negatif Model


Pembelajaran di Era Covid-19
Siap atau tidak, dunia pendidikan harus melakukan proses pembelajaran
online. Seluruh masyarakat dihadapkan pada kondisi yang diharuskan
melakukan suatu perubahan pola hidup dan membiasakan diri dengan
situasi pandemi ini. Sekitar 25 juta anak sekolah dasar di Indonesia kini
belajar di bawah ancaman pandemi COVID-19 (The Conversation,
2020). Tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran online memudahkan
proses transfer informasi pada berbagai situasi dan kondisi (Herliandry
et al., 2020).
Selain akibat positif tersebut, terdapat juga akibat yang negatif terhadap
pendidikan di Indonesia selama pandemi covid-19, di antaranya :
1. Teknologi yang tercanggih pun selalu menyisakan suatu
kekurangan atau celah yang memungkinkan kejahatan cyber
masih didapat dilakukan pada beberapa media pembelajaran
online. Misalnya saja tindak penipuan dan penyalahgunaan
data.
2. Kurikulum Pendidikan yang selalu menyajikan mata kuliah atau
mata pelajaran terkait praktikum, maka selama pandemi Covid
19, pelaksanaannya tidak efektif lagi karena peralatan praktikum
tersebut tidak dapat diakses di rumah, bahkan dengan
kehadiran teknologi pun hal tersebut masih belum bisa
terjangkau.
3. Keterlibatan orangtua serta tuntutan kinerja yang mumpuni
oleh Tenaga Pengajar dalam hal ini guru dan dosen yang harus
lihai memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran
online, masih belum maksimal.
4. Selain sektor pendidikan, sektor lain yang terkena dampak
pandemi Covid-19 adalah perekonomian. Hal tersebut
memengaruhi perekonomian masyarakat secara keseluruhan
(siswa, mahasiswa, guru dan dosen), tentu saja berdampak
Model Pembelajaran di Era Covid-19 5

terhadap pemenuhan kuota internet yang tidak sedikit,


sekaligus menjadi syarat dilaksanakannya pembelajaran online.

Hal yang perlu disadari bahwa tidak ada satupun proses dalam hidup ini
yang tidak mengalami perubahan, yang pastinya membawa sebuah
dampak positif maupun negatif. Manusia tidak punya pilihan lain selain
mengikuti perubahan tersebut. Demikian pula dengan setiap proses
dalam melakukan suatu perubahan, pada semua sisi yang dilakoni, baik
sebagai pelajar atau mahasiswa maupun tenaga pengajar harus saling
bersinergi dan menjadi tanggungjawab bersama untuk memaksimalkan
setiap proses yang dilaksanakan termasuk proses belajar mengajar pada
masa pandemi global sekarang ini.

D. Penutup
Hal yang perlu disadari bahwa tidak ada satupun proses dalam hidup ini
yang tidak mengalami perubahan, yang pastinya membawa sebuah
dampak positif maupun negatif. Manusia tidak punya pilihan lain selain
mengikuti perubahan tersebut. Demikian pula dengan setiap proses
dalam melakukan suatu perubahan, pada semua sisi yang dilakoni, baik
sebagai pelajar atau mahasiswa maupun tenaga pengajar harus saling
bersinergi dan menjadi tanggungjawab bersama untuk memaksimalkan
setiap proses yang dilaksanakan termasuk proses belajar mengajar pada
masa pandemi global sekarang ini.
6 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Esensial Model Pembelajaran
Era 4.0 di Tengah Pandemi
Covid-19

A. Pendahuluan
Era 4.0 mulai muncul dan dibicarakan publik sejak tahun 2018, pada
dasarnya konsep Era 4.0 merupakan sebuah istilah yang mula-mula
disampaikan dan diperkenalkan oleh seorang ekonom yang berasal dari
Jerman bernama Profesor Klaus Schwab, beliau cukup familiar dan
dikenal dikalangannya beliau juga sebagai pencetus World Economic
Forum (WEF) Revolution menurutnya Era 4.0 pada dasarnya akan
mampu melakukan perubahan terhadap berbagai sendi kehidupan
mulai dari pola hidup kita sehari-hari, cara kita dalam menjalankan
pekerjaan, bahkan cara kita melakukan hubungan dengan orang lain
(Schwab, 2016)
Era 4.0 merupakan revolusi industri, dalam revolusi industri 4.0 ini
teknologi otomatisasi digabungkan dengan teknologi cyber. Era ini
berkaitan dengan adanya agenda yang sangat besar terkait perubahan di
bidang industri. Dalam perjalanannya ini merupakan tahapan keempat
dalam revolusi industri yang telah ada sejak abad ke-18. Fase ini
merupakan fase yang paling mutakhir yang ditandai dengan zaman
digital dihampir semua sektor kehidupan yang diawali pada sektor
industri selanjutnya diikuti oleh sektor lainnya (Karim, 2020). Pada fase
ini, industri telah bersentuhan dengan dunia virtual, dengan sistem yang
terkoneksi dan terintegrasi antara manusia, mesin dan data, semuanya
sudah dapat kita temukan tanpa dibatasi ruang dan waktu atau dikenal
dengan istilah Internet of Things (IoT) (Schwab, 2017)
8 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Bertambahnya interkoneksi, interaksi serta semakin berkembangnya


digitalisasi, kecerdasan artifisial dan virtual merupakan ciri khas Era 4.0.
Saat ini batas antar manusia, mesin dan sumber daya lainnya serta
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin konvergen
mengakibatkan perubahan pada setiap sektor dalam kehidupan ini
(Lase, 2019) (Simarmata, 2006). Teknologi Informasi dan komunikasi
yang semakin berkembang membawa dampak perubahan yang luar
biasa pada kehidupan zaman ini (Ginantra et al., 2020; Simarmata et al.,
2020) Untuk itu diperlukan adaptasi dari setiap orang untuk memilih
dan mempergunakan teknologi informasi dalam upaya untuk
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sektor pendidikan merupakan salah
satu sektor yang juga mengalami arus perubahan yang cukup besar dari
adanya perkembangan teknologi tersebut. Dengan demikian semua
lembaga pendidikan yang ada mulai dari pendidikan tingkat dasar,
tingkat menengah, tingkat atas hingga pendidikan tinggi harus memiliki
kemampuan untuk meningkatkan seluruh sumber daya yang
dimilikinya dalam rangka mengikuti perubahan yang berlangsung di Era
4.0 (Karim, 2020).

B. Konsep Model Pembelajaran Era 4.0


Pendidikan 4.0 merupakan loncatan dari pendidikan 3.0 yang
dikenalkan oleh para ahli di bidang pendidikan yang ditujukan untuk
memberikan gambaran tentang berbagai upaya menghubungkan antara
teknologi cyber kedalam proses pembelajaran baik secara fisik maupun
tidak (Hussain, 2012).
Dalam pendidikan 4.0 ini dibutuhkan keselarasan antara manusia dan
teknologi informasi dalam rangka menemukan solusi yang dapat
digunakan untuk memecahkan berbagai persoalan yang timbul, serta
menciptakan peluang-peluang terkini dengan kreatif dan inovatif
ditujukan untuk memperbaiki seluruh sektor kehidupan manusia
modern sebagai respon yang muncul terhadap adanya revolusi industri
4.0 (Lase, 2019).
Esensial Model Pembelajaran Era 4.0 di Tengah Pandemi Covid-19 9

Menurut (Hussin, 2018) terdapat 9 (Sembilan) tren yang muncul akibat


adanya pendidikan di era 4, penyajiannya dapat dilihat tabel:
Tabel Tren Terkait Model Pembelajaran Era 4.0
No Tren yang Muncul Implikasi
1 Fleksibilitas
waktu belajarruang dan Peserta didik akan memiliki
kesempatan untuk belajar pada
ruang dan waktu yang berbeda,
pembelajaran dapat dilakukan
dengan jarak jauh.
2 Pembelajaran Mandiri Peserta didik berusaha
mengikuti pembelajaran secara
mandiri dengan menggunakan
fasilitas pembelajaran yang
adaptif sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya,
peserta didik akan
menggunakan segala
kemampuan yang dimilikinya
untuk memahami setiap materi
yang diberikan oleh tenaga
pendidik sehingga menciptakan
pengalaman belajar sendiri bagi
para peserta didik
3 Fleksibilitas metode Peserta didik memiliki
pembelajaran kebebasan dalam menentukan
metode pembelajaran walaupun
pada dasarnya setiap
pembelajaran memiliki tujuan
yang sama, namun untuk
mencapai tujuan itu peserta
didik dapat menempuhnya
dengan cara yang bervariasi,
para peserta didik dapat
mengoversi proses
pembelajaran sesuai dengan
10 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

fasilitas yang diperlukan,


peserta didik juga akan
mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan
instrumen, program dan sistem
yang berbeda berdasarkan
preferensinya masing-masing.
4 Pembelajaran Berbasis Peserta didik akan
Proyek mengembangkan keterampilan
yang mereka miliki serta
mengembangkan kemampuan
manajerialnya mulai dari
merencanakan,
mengorganisasikan,
membangun kolaborasi serta
kemampuan dalam mengelola
waktu penyelesaian sebuah
proyek
5 Pengalaman Lapangan Model pembelajaran di Era 4.0
memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
melakukan praktek secara
langsung di lapangan sehingga
ini menuntut sebuah
perubahan kurikulum dari para
pengelola pendidikan terkhusus
kepada pendidikan menegah
atas hingga pendidikan tinggi
6 Interpretasi Data Model pembelajaran di Era 4.0
sangat didukung dan
tergantung pada teknologi
komputer yang terus
mengalami perkembangan yang
luar biasa, melalui penggunaan
teknologi ini maka analisis
statistik, analisis data dapat
Esensial Model Pembelajaran Era 4.0 di Tengah Pandemi Covid-19 11

dilakukan dengan cepat


sehingga analisis secara manual
(perhitungan matematis) akan
tergantikan. Dengan demikian
peserta didik dituntut agar
dapat memberikan interpretasi
terhadap hasil analisis yang
telah dilakukan, dan
kemampuan dalam menyusun
sebuah kesimpulan secara logis
yang didasarkan pada analisis
data yang dihasilkan.
7 Penilaian Beragam Penentuan nilai bagi peserta
didik harus beragam,
pemberian soal-soal misalnya
sistem soal jawab dianggap
tidak popular lagi. Teknik
penilaian perlu diubah,
pengetahuan secara faktual
yang ditunjukkan oleh peserta
didik pada saat pembelajaran
berlangsung menjadi alternatif
penilaian, serta penerapan
pengetahuan dan keterampilan
peserta didik bisa dinilai pada
waktu pengerjaan dan
penyelesaian proyek di
lapangan
8 Keterlibatan Peserta Didik Peserta didik dapat diberikan
kesempatan untuk terlibat dan
ikut serta dalam mendesain dan
menyusun materi pelajaran
atau kurikulum sehingga
kurikulum yang tercipta lebih
up to date dan mempunyai nilai
manfaat yang lebih tinggi
12 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

9 Pergeseran Peran dan Peran dan tanggungjawab


Tanggungjawab Tenaga tenaga pendidik lebih
Pendidik ditingkatkan baik sebagai
mentoring maupun fasilitator
pembelajaran. Tenaga pendidik
lebih berperan dalam
mendukung pelaksanaan
pembelajaran daring sehingga
diperlukan adaptasi bagi tenaga
pendidik untuk meningkatkan
berbagai pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi,
yang lebih dengan
mengoptimalkan semua potensi
yang ada dalam dirinya

C. Esensial Model Pembelajaran Era 4.0


di Tengah Pandemi Covid-19
Musibah pandemic Covid-19 melanda seluruh dunia dan umat manusia
yang sudah berlangsung selama 8 (delapan) bulan yang dimulai sejak
Desember 2019 di Wuhan, China bahkan saat ini hampir seluruh negara
mengambil kebijakan untuk melakukan isolasi terhadap masyarakatnya
bahkan hingga akhir Juli virus ini telah menyerang sebanyak 215 negara
di dunia termasuk di Indonesia (Indrayana dan Sadikin, 2020). Saat ini
seluruh Indonesia hampir mengalami musibah akibat wabah virus
covid-19. Dengan demikian dalam rangka melakukan antisipasi
penyebaran virus ini, maka pihak pemerintah Indonesia mengambil
beberapa kebijakan, mulai dari isolasi, social and physical distancing
sampai dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal ini
berimplikasi terhadap aktivitas warga Indonesia untuk tetap berada di
rumah saja bahkan sekolah, ibadah dan bekerja semuanya dilakukan di
rumah. Kenyataan ini mengharuskan setiap institusi di bidang
pendidikan untuk menciptakan sebuah terobosan terkait pelaksanaan
Esensial Model Pembelajaran Era 4.0 di Tengah Pandemi Covid-19 13

pembelajaran. Belajar secara online atau daring (dalam jaringan)


merupakan bentuk inovasi yang dikembangkan dan diterapkan oleh
hampir seluruh institusi pendidikan (Jamaluddin et al., 2020).
Pada dasarnya kehadiran virus corona di seluruh dunia mempercepat
implementasi model pembelajaran Era 4.0 yang dikenal dengan istilah
pembelajaran daring ataupun istilah e-learning termasuk di Indonesia.
Dalam hal ini semua tingkatan pendidikan mulai dari pendidikan
tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat atas hingga pendidikan tinggi
di seluruh Indonesia harus diliburkan dan menjalani model
pembelajaran dari rumah saja.
Dalam upaya memenuhi pendidikan yang bermutu, maka para pendidik
harus menciptakan berbagai inovasi sebagaimana kebutuhan revolusi
industri era 4.0 yang serba modern. Pandemi corona virus atau covid-19
mengharuskan seluruh pihak harus mampu beradaptasi dengan
penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, tak terkecuali bagi
para tenaga pendidik, termasuk guru dan dosen. Bagi beberapa guru dan
dosen, mengajar secara langsung di ruang kelas (luring) lebih dirasa
nyaman dan efektif dalam upaya mentransfer keilmuan daripada secara
online. Namun, perlu dipahami dan disadari bahwa zaman sudah
berubah dan dunia digital menawarkan kemudahan mengakses aplikasi
aplikasi yang mendukung media pembelajaran daring.
Pada era milenial ini, pembelajaran daring merupakan sebuah peluang
bagi seluruh elemen pendidikan untuk mengembangkannya secara
berkelanjutan, sebagai momentum peralihan dari pembelajaran secara
konvensional. Artinya, pembelajaran daring tidak hanya berhenti ketika
pandemi ini berakhir, namun tetap dilakukan kajian dan evaluasi secara
bertahap dalam mewujudkan efektivitas hasil pembelajaran.
Pembelajaran daring ini memberi peluang bagi guru atau dosen untuk
menumbuhkan interaksi akademik yang tidak dibatasi ruang dan waktu.
Hal ini selaras dengan program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
yakni Merdeka Belajar yang tidak mengikat siswa belajar harus di kelas
(Ayubi, 2020).
14 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

D. Penutup
Metode pembelajaran di era 4.0 mengharuskan adanya perubahan
strategi pembelajaran dari yang bersifat konvensional menjadi
pembelajaran digital daring (dalam jaringan). Realita saat ini, bukan
hanya akibat tuntutan zaman menerapkan pembelajaran daring, namun
kondisi pandemi corona maka mau tidak mau seluruh stakeholder
pendidikan meliputi guru atau dosen, siswa atau mahasiswa, para orang
tua harus bekerjasama untuk menerapkan pembelajaran daring dalam
rangka mengikuti anjuran pemerintah.
Pandemi Covid-19 Momentum
Adaptasi Pendidikan Era 4.0

A. Pendahuluan
Penyebaran virus corona (Covid-19) yang terjadi beberapa bulan
terakhir, menjadikan banyak sektor yang harus mengubah sistem atau
metode dalam pelaksanaan operasionalnya termasuk sistem pendidikan.
Proses pembelajaran yang biasanya berjalan normal di dalam kelas, kini
mau tidak mau harus diubah demi menjaga keselamatan pendidik
maupun peserta didik. Merebaknya pandemi covid-19 mengharuskan
pemerintah mengambil langkah pencegahan dengan membuat aturan
agar masyarakat senantiasa tinggal di rumah (stay at home), sehingga
hampir semua kegiatan dilaksanakan dari rumah (work from home).
Begitu juga dengan pendidikan, pelaksanaan pembelajaran dilakukan di
rumah masing-masing (study from home) melalui online.
Pada saat pembelajaran online, maka komunikasi jarak jauh tidak lepas
dengan penggunaan telepon genggam, tablet, atau laptop berikut
koneksi internet yang dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari kegiatan
pembelajaran. Pencarian bahan ajar sebagai materi diskusi atau
pemanfaatan berbagai video pembelajaran yang tersedia gratis di
berbagai situs-situs pendidikan untuk menunjang pembelajaran ini
sangat dibutuhkan pada saat seperti ini (Pujiasih, 2020).
Sebelum pandemic covid-19 merebak, sosialisasi tentang perpaduan
sistem pembelajaran daring dan juga pembelajaran tatap muka atau
blended learning sangat intens dilakukan dalam rangka menghadapi
pendidikan era 4.0. Hal ini terkait dengan semakin berkembangnya
teknologi yang memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua
sektor. Begitu juga dengan sektor pendidikan, sektor ini tidak lepas dari
16 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

pengaruh kemajuan teknologi sehingga memungkinkan terjadinya


proses belajar mengajar meski tanpa tatap muka. Perubahan paradigma
pembelajaran yang mengesampingkan ruang dan waktu antara pendidik
dan peserta didik, guru dan siswa, dosen dan mahasiswa. Sehingga
lembaga-lembaga pendidikan berusaha menyediakan fasilitas Learning
Management System (LMS) untuk mendukung pelaksanaan pendidikan
melalui elektronik (e-learning) sebagai bentuk pelaksanaan pendidikan
era 4.0 (Simarmata et al., 2020).

B. Proses Pembelajaran di Masa


Pandemi Covid-19
Wabah virus corona (Covid-19) yang terjadi secara global merubah
pelaksanaan proses belajar mengajar yang umumnya dilaksanakan
secara tatap muka di kelas menjadi proses pembelajaran jarak jauh. Hal
ini dilakukan demi menjaga keselamatan berbagai pihak termasuk
pendidik dan peserta didik dari penularan virus ini. Hal ini tentu
menjadi tantangan tersendiri bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholder). Proses pembelajaran jarak jauh ini mengandalkan
penggunaan teknologi sebagai sarana transfer ilmu atau virtual learning.
Berbagai aplikasi media pembelajaran harus dikuasai oleh para pendidik,
peserta didik maupun orangtua yang harus mendampingi anak mereka
dalam proses belajar mengajar.

1. Peran Teknologi dalam Pembelajaran Virtual (Virtual


Learning)
Teknologi di masa kini telah berkembang dengan pesat. Tuntutan global
menuntut dunia pendidikan untuk selalu dan senantiasa menyesuaikan
perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu
pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses
pembelajaran. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
Pandemi Covid-19 Momentum Adaptasi Pendidikan Era 4.0 17

memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam


proses pembelajaran (Simanjuntak, 2019).
Pelaksanaan proses pembelajaran selama pandemi covid-19, komunikasi
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti
telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara
pendidik dan peserta didik hanya dilakukan dengan menggunakan
media-media tersebut. Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini
guru/dosen dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan
langsung dengan siswa/mahasiswa. Demikian halnya dengan siswa,
mereka dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari
berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan
menggunakan gadget. Hal ini dikenal dengan pembelajaran dengan
sistem virtual (virtual learning). Peran teknologi sangat besar demi
terlaksananya proses pendidikan, mengingat masa pandemi ini belum
ada tanda kapan akan berakhir.

2. Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran Virtual


Learning
Menjalankan sistem pembelajaran yang baru untuk diterapkan tentu
butuh waktu agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
pelakasanannya, pembelajaran virtual memiliki kelebihan seperti
interaksi yang bisa dilakukan meskipun tidak bertemu langsung
sehingga pendidik dan peserta didik harus melek teknologi, proses
pembelajaran lebih fleksibel baik dari segi tempat maupun waktu.
Pelaksanaan pembelajaran virtual di masa pandemic ini masih banyak
kekurangsiapan dan proses penyesuaian yang masih terus diupayakan
seperti literasi teknologi yang belum sepenuhnya dikuasai oleh pendidik
maupun peserta didik, jaringan internet yang tidak sama disetiap
wilayah, biaya internet yang tidak murah, dan lain-lain. Kondisi ini tentu
memengaruhi kualitas penerimaan materi pelajaran.
18 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

C. Adaptasi Pendidikan Era 4.0


Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi juga
semakin canggih, sehingga memberi kemudahan pada berbagai
kebutuhan manusia. Kebutuhan dalam perluasan pendidikan secara
global mendorong perkembangan pendidikan tanpa tatap muka
langsung atau dengan jarak jauh (long distance) mampu untuk
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu bagi penggunanya. Hal ini juga
diharapkan memberikan solusi bagi pendidikan untuk mengatasi
keterbatasan biaya dalam perspektif sosial ekonomi dalam berbagai
lapisan masyarakat di negeri ini.
Berbeda mencolok dengan revolusi industri tahap sebelumnya, revolusi
industri 4.0 ditandai dengan berkembangnya Internet of atau for Things
yang diikuti teknologi baru dalam data sains, kecerdasan buatan,
robotik, cloud, cetak tiga dimensi, dan teknologi nano (Ghufron, 2018).
Menurut Scawab dalam (Putrawangsa, 2018) Era Industri 4.0 adalah
istilah yang digunakan untuk merujuk pada era di mana terjadi
perpaduan teknologi yang mengakibatkan dimensi fisik, biologis, dan
digital membentuk suatu perpaduan yang sulit untuk dibedakan.
Misalnya, dua orang dapat saling berbagi informasi secara langsung
dengan bantuan digital tanpa harus berada pada tempat yang sama atau
pada waktu yang bersamaan baik secara psikis maupun biologis.
Terjadinya digitalisasi informasi dan pemanfaatan kecerdasan buatan
(Artificial Intelligence) secara massif di berbagai sektor kehidupan
manusia, termasuk di dunia pendidikan, adalah tanda dimulainya era
industri 4.0.
Revolusi digital dan era disrupsi teknologi adalah istilah lain dari
industri 4.0. Disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasi
komputer dan otomatisasi pencatatan di semua bidang. Industri 4.0
dikatakan era disrupsi teknologi karena otomatisasi dan konektivitas di
sebuah bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan
kerja menjadi tidak linear. Salah satu karakteristik unik dari industry
industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial
intelligence, Tjandrawinata dalam Ghufron (2018).
Pandemi Covid-19 Momentum Adaptasi Pendidikan Era 4.0 19

Pemerintah melalui kebijakan lintas kementerian dan lembaga


mengeluarkan berbagai kebijakan. Hal ini terkait dengan semakin
ketatnya persaingan pendidikan baik nasional maupun internasional.
Selain pembelajaran dalam bentuk tatap muka, pemerintah juga
mengembangkan sistem pembelajaran daring (SPADA) untuk
mengubah paradigma sistem pembelajaran klasikal menjadi
pembelajaran berbasis IT. Perpaduan kedua sistem pembelajaran ini
disebut blended learning.
Blended Learning termasuk pembelajaran inovatif yaitu
mengombinasikan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran secara
daring. Dalam pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan
Blended Learning, lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi
menyediakan fasilitas Learning Management System (LMS) sebagai
sarana dalam pelaksanaan pembelajaran dengan sistem blended
learning (Setiawan et al., 2019).
Terdapat beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan dalam penerapan
blended learning yaitu :
1. Need Assessment (Analisis Kebutuhan)
2. Planning (perencanaan)
3. Developing (Pembuatan dan Pengembangan)
4. Implementation (Pelaksanaan)
5. Evaluating (Evaluasi)

Gambar Flowchart Langkah Kegiatan Blended Learning (Setiawan et al.,


2019)
20 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

1. Need Assessment (Analisis Kebutuhan)

Identifikasi dalam analisis kebutuhan diuraikan dalam prosedur kerja sebagai


berikut: a.) mengidentifikasi permasalahan utama, yaitu mengenai pre test atau
kemampuan awal mahasiswa dan hasil belajar mahasiswa pada semester
sebelumnya; b.) mendeskripsikan dari capaian pembelajaran mata kuliah
melalui jalan problem solving dalam peningkatan kompetensi mahasiswa; c.)
mengidentifikasi dan penjabaran secara komprehensif tujuan yang akan
dicapai dengan informasi pada hasil informasi di lapangan; d.)
mendeskripsikan hasil kinerja terutama pada kinerja dosen dan e.)
mendeskripsikan segala kesulitan-kesulitan serta kelemahan dalam
implementasi kegiatan. Dalam pengumpulan data, beberapa teknik yang bisa
dilakukan, antara lain melalui telepon, interview langsung, melalui e-mail,
kertas kuesioner, rekaman video, serta observasi.
2. Planning (Perencanaan)
a. Menetapkan Tujuan Pembelajaran.

Merumuskan tujuan belajar yang telah diidentifikasi berdasarkan


langkah- langkah terdahulu, kemudian disusun secara berurut dari hal
yang paling penting. Tujuan pembelajaran mencakup ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik (berdasarkan taksonomi Bloom) atau
meliputi informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
sikap, dan psikomotorik (taksonomi Gagne).
b. Memilih dan Menetapkan Strategi Pembelajaran

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen


variabel metode untuk melaksanakan program pembelajaran.
Sekurang-kurangnya ada 2 (dua) fungsi dari strategi ini, yaitu: 1.)
menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar; dan 2.)
menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar
untuk menam-pilkan unjuk-kerja (seperti latihan dan tes). Strategi
penyampaian mencakup lingkungan fisik, dosen, bahan-bahan
pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pembelajaran. Atau, dengan kata lain, media merupakan satu
komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran.
Pandemi Covid-19 Momentum Adaptasi Pendidikan Era 4.0 21

3. Developing (Pembuatan dan Pengembangan)

Tahapan ini akan menganalisis sumber daya manusia dan media sebagai
komponen tahapan, yaitu: a.) Identifikasi sumber belajar orang meliputi
kemampuan tenaga pengajar, tenaga pengajar lain, teknisi komputer untuk
mengembangkan pembelajar online, offline, dan mobile baik yang dimiliki
sekolah maupun di luar sekolah; b.) Identifikasi sumber belajar yang ada
meliputi sumber belajar cetak, audio, audio visual, komputer, internet, dan
telpon pintar (smartphone) yang ada di sekolah, c.) Identifikasi sumber belajar
yang ada meliputi sumber belajar cetak, audio, audio visual, komputer,
internet, dan telepon pintar (smartphone) yang ada di luar sekolah (website dan
akses lainnya).
4. Implementation (Pelaksanaan) Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dengan Blended Learning berbasis Learning


Management System (LMS).
5. Evaluating (Evaluasi) Tahapan

Evaluasi yang dilakukan merupakan evaluasi formatif yang bertujuan untuk


memperbaiki. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir
dari setiap pembahasan untuk mengetahui atau mengukur sejauh manakah
keterpahaman pembelajar atau mahasiswa yang menggunakan Learning
Management System dalam memperoleh informasi yang disajikan.

D. Penutup
Perubahan merupakan sebuah keniscayaan. Kondisi ketidakpastian yang tinggi
mengharuskan setiap sektor harus siap dengan berbagai perubahan yang bisa
terjadi kapan saja, termasuk sektor pendidikan. Perubahan-perubahan dan
pembaharuan dalam perkembangan teknologi maupun kejadian yang tak
terduga seperti halnya merebaknya wabah virus corona mengharuskan pihak
yang berwenang mengambil kebijakan untuk diterapkan. Karena pandemi
covid-19, kebijakan baru juga terjadi pada dunia pendidikan, pemerintah
mengubah pembelajaran yang harus datang ke kelas atau suatu gedung,
menjadi belajar di rumah saja. Anjuran pemerintah untuk stay at home serta
physical and social distancing harus diikuti dengan perubahan model belajar
22 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

tatap muka menjadi online. Perubahan sistem pembelajaran karena pandemi


covid-19 ini pada dasarnya menjadi momentum untuk pelaksanaan sistem
pendidikan era 4.0, di mana pelaksanaannya sarat akan penggunaan teknologi
informasi serta mengesampingkan jarak dan waktu antara pendidik dan peserta
didik.
Teknologi informasi dalam pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses
yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, ide, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi
permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah
tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia (Sukadi, 2008) dalam
(Simanjuntak, 2019). Berdasarkan hal tersebut, proses pembelajaran yang
berubah secara tiba-tiba dan masih learning by doing ini mempunyai hidden
skill yaitu kemampuan untuk menguasai teknologi, percaya diri mempelajari
ilmu baru, dan dapat digunakan secara berkelanjutan.
Inovasi Pembelajaran di Era
COVID-19

A. Pendahuluan
Masa pendemi saat ini sangat memengaruhi proses pembelajaran baik di
sekolah maupun di perguruan tinggi. Beberapa sekolah sudah
melakukan pembelajaran tatap muka sesuai dengan protokol kesehatan
dan kesiapan dari sekolah tersebut, namun berbeda dari perguruan
tinggi yang belum dibolehkan untuk melakukan pembelajaran tatap
muka (Kemdikbud, 2020b, 2020a). Meskipun dengan kondisi pandemi
saat ini, proses pembelajaran tidak boleh terhenti. Oleh sebab itu, kita
perlu berinovasi dalam pembelajaran di era COVID-19. Inovasi ini
merupakan bagian dari cara dan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien di era COVID-19 dan setelah era COVID-19.
Dalam proses pembelajaran abad-21 ada istilah yang dikenal dengan 6C
yaitu: critical thinking, communication, collaboration, Citizenship,
Creativity dan connectivity (Innovative Teaching and learning, 2012;
Skooler, 2018). 6 pokok yang harus dilakukan dalam proses
pembelajaran tersebut harus dilakukan dalam keadaan apapun
termasuk d era COVID-19.
Secara umum pengertian dari 6C tersebut adalah sebagai berikut:
1. Critical Thinking: merupakan proses berpikir kritis dari
peserta didik. Adanya upaya untuk mencari informasi dan
permasalahan yang dihadapi, sehingga mendapatkan konstruksi
ilmu pengetahuan yang baik.
24 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

2. Communication: merupakan proses komunikasi peserta didik,


setiap peserta didik harus mampu berkomunikasi baik dalam
pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
3. Collaboration: peserta didik tidak diberikan suatu penugasan
dengan cara individu, melainkan per-kelompok. Lewat
kolaborasi akan banyak ide dan sikap yang dapat terlihat dari
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan.
4. Citizenship: Peserta didik dapat terlibat dalam aktivitas
masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan yang ada dalam
masyarakat tersebut.
5. Creativity: Menciptakan peserta didik yang kreatif dan
terampil.
6. Connectivity: Memungkinkan peserta didik untuk dapat
terkoneksi dengan siapapun terkait permasalahan yang
dihadapi. Dalam hal ini pengajar dapat memfasilitasi koneksi
peserta didik dengan pihak-pihak terkait untuk memberi
pencerahan terhadap permasalan yang dihadapi.

Kita semua mengetahui bahwa semenjak adanya pandemic COVID-19,


proses pembelajaran seluruhnya menjadi daring atau online. Meskipun
demikian seharusnya tidak meninggalkan nilai-nilai 6C tersebut.
Bagaimana proses pembelajaran daring secara efektif dengan tidak
meninggalkan unsur 6C tersebut. Berikut inovasi pembelajaran era
pandemi COVID-19 dan masa depan.

B. Inovasi Online Learning


Sebelum era pandemi COVID-19, sebagian besar kita mungkin sudah
menggunakan Blended learning sebagai model pembelajaran. Blended
learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan antara
pembelajaran konvensional tatap muka dengan Online Learning atau
pembelajaran secara daring (Microsoft, 2017; Staff TeachThought,
Inovasi Pembelajaran di Era COVID-19 25

2020)(Simarmata, 2018). Saat sekarang ini dengan adanya normal baru


maka sudah bisa melakukan kegiatan-kegiatan tatap muka dengan
menggunakan protokol kesehatan, namun jika tidak dimungkinkan
untuk melakukan pembelajaran tatap muka maka otomatis
pembelajaran akan menggunakan online learning. Pembelajaran online
learning merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara fisik namun
tetap bisa bertatap muka secara virtual seperti menggunakan video
conference. Online learning terkadang disebut juga dengan full online.
Online learning hanya menghilangkan proses tatap muka pada blended
learning. Apa saja yang dilakukan pada saat online learning dengan tanpa
menghilangkan esensi dari 6C yang disebutkan sebelumnya. Berikut
beberapa inovasi yang dapat dilakukan dalam online learning.
Menggunakan Learning Management System (LMS) untuk membuat
kelas virtual. Kelas Virtual adalah hal yang pertama kali harus dilakukan
sebelum memulai online learning, kelas virtual akan menggantikan
kelas fisik yang ada di sekolah maupun perguruan tinggi. Pada kelas
virtual ini juga terdapat materi ajar, pranala referensi, tugas dan lain
sebagainya. Kelas virtual ini dapat menggunakan Learning Management
System (LMS) seperti Moodle, Google Classroom, Microsoft Teams,
Search Results, Schoology, Edmodo dan lain sebagainya. Bahkan
kemdikbud juga sudah menyediakan LMS yang dinamakan dengan
Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA) (Spada Kemdikbud,
2015). SPADA dapat diakses melalui pranala berikut:
https://spada.kemdikbud.go.id/. Lewat LMS ini maka peserta didik
dapat melakukan pembelajaran hanya menggunakan media internet.
Lewat LMS ini pengajar juga akan mudah melakukan asesmen dan
evaluasi pembelajaran yang efektif.
Video conference sebagai pengganti proses pembelajaran tatap muka,
ada banyak sekali aplikasi yang menawarkan fasilitas ini. Video
conference memiliki fitur yang dapat melakukan presentasi secara
virtual, bahkan beberapa aplikasi video conference menyediakan fitur
white board yang dapat ditulis secara digital untuk kebutuhan
pembelajaran. Berikut beberapa aplikasi yang dapat dijadikan pilihan
untuk melakukan video conference: Zoom, Google Meet, Cisco WebEx,
Microsoft Teams dan lain sebagainya.
26 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Video learning merupakan salah satu inovasi yang dapat dilakukan di era
COVID-19 untuk mendukung proses pembelajaran. Berbeda dengan
video conference, pada video learning pengajar dapat membuat video
ajar untuk kemudian diberikan kepada peserta didik, hal ini bertujuan
agar peserta didik dapat menonton secara berulang-ulang video
pembelajaran tersebut. Sama seperti yang ada pada Massive Open Online
Courses (MOOC) (Fajrillah et al., 2020). Ada banyak aplikasi untuk
membuat video ajar seperti Filmora, KineMaster, dan lain sebagainya.
Video ini dapat disebar melalui Youtube ataupun LMS yang digunakan
untuk proses belajar mengajar. Peserta didik juga dapat melakukan
pembelajaran secara gratis dengan MOOC seperti udemy, coursera, dan
lain sebagainya. Meskipun demikian video yang telah ditonton oleh
siswa akan dapat dibahas pada pertemuan virtual baik melalui LMS
maupun melalui Video conference.
Simulation Based Learning merupakan pengganti kegiatan-kegiatan
praktikum yang dilakukan di laboratorium, namun karena era COVID
19 hal itu tidak dapat dilakukan sehingga pengajar dapat menggunakan
simulasi kasus secara virtual. Ada banyak sekali perangkat lunak untuk
melakukan simulasi seperti contoh pada teknik komputer dan jaringan
dapat menggunakan aplikasi simulasi seperti GNS 3, Cisco packet tracer
dan lain sebagainya.
Gamifikasi dalam pembelajaran merupakan teknik permainan yang
dikolaborasikan dengan pembelajaran. Contoh gamifikasi seperti
simulasi bermain peran, augmented reality, video interaktif, dan
permainan untuk menjawab soal secara individu maupun kelompok.
Beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan untuk gamifikasi
seperti kahoot, quizziz dan lain sebagainya. Kesemua itu dapat
disinkronisasi dengan LMS yang digunakan. Hal ini dapat memberi
semangat kepada peserta didik untuk bermain sembari belajar. Kita
dapat menilai peserta didik lewat kecepatan, kekompakan, keterampilan
dalam menyelesaikan permainan. Dengan gamifikasi maka dapat
meningkatkan kecekatan peserta didik.
Cloud Computing untuk pembelajaran sangat baik digunakan pada era
COVID-19 (Giap et al., 2020). Dalam cloud dikenal dengan istilah SaaS
(Software as a service) di mana kita dapat menggunakan aplikasi secara
Inovasi Pembelajaran di Era COVID-19 27

online dengan dijalankan melalui browser yang ada di komputer.


Microsoft 365, Google Docs dan lain sebagainya. Melalui SaaS kolaborasi
antar peserta didik maupun pengajar dapat terjadi dalam ruang virtual.
Dan ini dapat disinkronkan dengan LMS yang digunakan. Beberapa
LMS seperti Google Classroom dan Microsoft akan menggunakan form
yang ada di cloud untuk asesmen. Semua file yang ada di LMS Google
Classroom dan Microsoft akan tersimpan dalam cloud pada platform
tersebut.
Sering sekali jadwal menjadi tidak beraturan era COVID-19. Agenda
webinar yang banyak menyebabkan banyak jadwal kelas menjadi tidak
tepat sesuai dengan yang direncanakan hal ini menuntut pengajar agar
dapat membuat jadwal yang efisien untuk kegiatan pembelajaran
maupun di luar pembelajaran bahkan saat jam pengganti sekalipun. Kita
dapat memanfaatkan google calender atau aplikasi sejenis untuk
membantu kita dalam membuat jadwal yang terencana. Lewat google
calendar kita akan mendapatkan pemberitahuan atau notifikasi sesuai
dengan event yang kita buat di google calendar.
Membuat presentasi menarik dan infografik menjadi tuntutan agar
siswa tidak bosan melihat presentasi yang monoton, kita dapat
memanfaatkan power point untuk membuat animasi pada bahan ajar.
Kita dapat pula membuat presentasi lewat prezzi atau sejenisnya.
Gambar bahan ajar seperti infografik dapat dibuat menggunakan canva
dan lain sebagainya. Tentunya hal ini dapat dikombinasikan dengan
gamifikasi.

C. Flipped Classroom
Untuk membuat pembelajaran di era COVID-19 semakin berkualitas
maka dapat menerapkan apa yang disebut dengan kelas terbalik atau
flipped classroom. Flipped classroom merupakan bentuk pembelajaran
blended yang menggabungkan pembelajaran synchronous dengan
pembelajaran asynchronous (USD, 2020). Metode ini terbagi ke dalam
tiga bagian yaitu pre-class, in-class dan out of class. Sebelum kelas
dimulai peserta didik sudah mempelajari materi yang akan disampaikan
28 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

dalam kelas, peserta didik dapat menonton video beserta membaca


materi yang telah dibuat oleh pengajar di LMS yang digunakan. Dalam
hal ini peserta didik harus memahami apa yang disampaikan. Pada saat
kelas dimulai baik menggunakan zoom atau sejenisnya peserta dapat
mengaplikasikan dan melakukan analisis terhadap materi yang
dipelajari sebelumnya, pembelajaran dalam kelas ini didampingi oleh
pengajar dan bersifat interaktif. Lalu setelah kelas selesai maka akan
dilakukan evaluasi serta melakuan tugas yang Project Based.

D. Penutup
Ada banyak inovasi yang dapat dilakukan pada era COVID-19.
Memanfaatkan internet menjadi solusi atas permasalahan pada
pembelajaran yang tidak memperbolehkan bertatap muka secara fisik,
jika pun melakukan pembelajaran maka harus memperhatikan protokol
pencegahan penyebaran COVID-19. Beberapa inovasi dan cara
pembelajaran telah dibahas secara mendasar pada bab ini. Jika dilihat
dari pendekatan 6C yaitu: Critical Thinking, Communication,
Collaboration, Citizenship, Creativity dan Connectivity maka akan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
• Critical Thinking: Sebelum memulai pembelajaran kelas secara
video conference, peserta didik akan melihat materi dan video
yang pengajar siapkan hal ini sesuai dengan flipped classroom.
Sehingga pada saat kelas dimulai maka siswa sudah paham apa
yang akan dibahas dan peserta didik lebih mencari informasi
serta permasalahan dari apa yang dipelajari sebelum kelas
dimulai.
• Communication: Penggunaan LMS, video conference
memungkinkan peserta didik dapat berkomunikasi dengan
pengajar maupun peserta didik. Komunikasi yang baik ini juga
dapat terlihat dari penyelesaian permasalahan yang dipelajari
baik melalui simulasi maupun melalui gamifikasi.
Inovasi Pembelajaran di Era COVID-19 29

• Collaboration: Dengan menggunakan inovasi yang telah


disebutkan sebelumnya maka peserta didik dapat berkolaborasi
baik di sekolah maupun luar sekolah. Kolaborasi dapat
dilakukan di LMS, gamifikasi dan menggunakan SaaS (Software
as a service).
• Citizenship: Setelah kelas selesai dilakukan dalam flipped
classroom maka peserta didik dapat mengerjakan penugasan
berbasis project dan ini dapat diaplikasi ke masyarakat. Misal
saja tugas untuk membuat desain pencuci tangan otomatis atau
membuat hand sanitizer dengan bahan-bahan alami.
• Creativity: Dengan penugasan berbasis project peserta didik
dapat melakukan kreatifitas dalam menyelesaikan project yang
diberikan oleh pengajar. Kreatifitas peserta didik juga dapat
dilihat melalui kolaborasi yang dilakukan dan gamifikasi yang
diberikan.
• Connectivity: Dengan menggunakan video conference
memungkinkan untuk peserta didik dapat terhubung ke pihak
pihak terkait untuk penyelesaian permasalahan yang dihadapi,
tentunya pihak terkait biasanya direkomendasikan oleh
pengajar.
30 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Pembelajaran Jarak Jauh Jadi
Pilihan di Era Pandemi Covid
19

A. Pendahuluan
Pandemi covid-19 yang saat ini masih terus merebak dengan kasus per
tanggal 8 Agustus 2020 terkonfirmasi positif yaitu 123.503 kasus
(Kementerian Kesehatan, 2020). Tentunya hal ini berdampak pada
berbagai kegiatan/ aktivitas masyarakat salah satunya di bidang
pendidikan. Dalam pencegahan penyebaran covid-19 pemerintah
memberlakukan penerapan protokol kesehatan yang ketat pada setiap
bidang kegiatan. Pada bidang pendidikan pencegahan penyebaran
covid-19 dilakukan dengan melakukan proses pembelajaran secara
online tanpa tatap muka mulai pada jenjang pendidikan sekolah dasar
hingga pada jenjang perguruan tinggi hingga batas waktu yang belum
dapat ditentukan. Penerapan pembelajaran dari rumah /Teaching from
Home (TFH) menjadi salah satu alternative terbaik pada situasi pandemi
saat ini untuk mencapai tujuan dan menuntaskan capaian pembelajaran
pada masing-masing mata kuliah atau mata pelajaran.
Penerapan TFH juga merupakan salah satu bentuk implementasi
kebijakan dari Kemendikbud dalam menunjang Program Merdeka
Belajar yang dicetuskan pada tahun 2019 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim di Jakarta
(Kemendikbud, 2020). Kegiatan TFH merupakan kegiatan pembelajaran
jarak jauh yang dilakukan oleh pengajar (Dosen atau guru) dengan
memanfaatkan jaringan internet dan aplikasi seperti google meet, zoom,
google classroom, edmodo, e-learning atau lainnya dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik (mahasiswa atau siswa).
32 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Kegiatan pembelajaran jarak jauh untuk dapat memberikan hasil yang


baik memerlukan standar prosedur yang matang sehingga proses
pembelajaran dan penyampaian materi dapat diterima dengan baik oleh
peserta didik/mahasiswa.

Gambar Contoh Pembelajaran Jarak Jauh (Daring) (dokumentasi)


Pembelajaran jarak jauh (daring) memiliki tantangan tersendiri
dibandingkan pembelajaran tatap muka (konvensional) di antaranya
adalah:
1. Interaksi emosional pengajar dengan peserta didik kurang
maksimal.
2. Membutuhkan koneksi jaringan/akses internet (kuota) yang
memadai sehingga terkadang penyampaian dan penangkapan
materi tidak lancar.
3. Pemahaman terhadap materi yang disajikan akan kurang
maksimal mengingat daya serap yang berbeda-beda yang
dikarenakan oleh penyampaian dan komunikasi yang terbatas.
Peserta didik yang kurang mandiri akan tertinggal dalam
materi.
4. Kemudahan dalam mengcopy paste antar teman dalam
pengerjaan tugas peserta didik.
Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Pilihan di Era Pandemi Covid-19 33

B. Media Pembelajaran Jarak Jauh


dengan Google Classroom
Kegiatan pembelajaran dan sistem pendidikan di Indonesia umumnya
dilakukan dengan proses tatap muka di kelas (konvensional) dengan
jadwal yang telah ditentukan. Tuntutan dunia pendidikan yakni proses
pembelajaran yang berbasis daring sesungguh sudah lama dilakukan
dengan konsep pembelajaran Blended learning (Simarmata, 2018;
Simarmata et al., 2018) Pandemicovid-19 secara tidak langsung
memindahkan secara paksa guru/dosen keluar dari zona nyaman dari
pengajaran konvensional ke pengajaran jarak jauh (daring).
Keterbatasan ketrampilan dalam penggunaan platform pengajaran jarak
jauh (daring) juga menjadi ketakutan tersendiri karena kurangnya
kesiapan waktu. Namun saat ini sudah banyak platform yang tersedia
dalam mengatasi permasalahan tersebut. Pembelajaran jarak jauh
(daring) akan memberikan sisi positif seperti pengalaman belajar yang
lebih menarik dan bersifat fleksibel.
Google classroom adalah layanan web gratis yang dikembangkan oleh
google yang bertujuan untuk membuat, distribusi dan penilaian siswa.
Tujuan dari google classroom adalah untuk merampingkan proses
berbagi file guru dengan siswanya (Wikipedia, 2020). Google classroom
memfasilitasi pengajar dengan peserta didik dalam penugasan dan
pemberian materi serta penilaian. Google classroom juga sederhana
dalam penggunaannya selama memiliki akun google tanpa harus
mengeluarkan biaya tambahan sehingga pada kondisi pandemi saat ini
dapat menjadi pilihan yang dipergunakan dalam TFH.
Fitur google classroom yang dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai
media pembelajaran jarak jauh (daring) yakni:
1. Kemudahan dalam distribusi tugas dan materi.
2. Fasilitas dalam membuat kelas dan mengundang peserta didik
dalam room virtual.
3. Komunikasi melalui chat antara pengajar dengan peserta didik
dan kemudahan dalam memberi pengumuman.
34 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

4. Proses penilaian yang langsung dapat dilakukan dalam


pemberian tugas atau ujian.
5. Tersambung dengan google meet sehingga dapat menjadwalkan
tatap muka langsung secara virtual.

Gambar Pembelajaran daring dengan Google Classroom (dokumentasi)

C. Kelas Virtual dengan Google Meet


dan Zoom
Media pendukung proses pembelajaran jarak jauh agar pembelajaran
tidak semata hanya memberi tugas dan materi dapat melalui tatap muka
secara virtual dan sudah banyak dikembangkan, contohnya google meet
dan zoom. Pemanfaatan media google meet dalam pembelajaran jarak
jauh merupakan pilihan untuk dapat bertatap muka secara virtual
dengan peserta didik dalam menyampaikan materi. Google meet
merupakan produk komunikasi video dari google. Google meet memiliki
beberapa fitur yang dapat dijadikan alasan untuk media pembelajaran
jarak jauh.
Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Pilihan di Era Pandemi Covid-19 35

Fitur tersebut adalah :


1. Dapat mengundang 100 peserta dengan penggunaan G Basic
Suite, 150 peserta dengan penggunaan G Suite Business dan 260
peserta dengan G Suite Enterprise.
2. Terintegrasi dengan google calender dan google classroom
sehingga kegiatan video online dapat diagendakan jauh-jauh
hari.
3. Dapat berbagi layar untuk presentasi.
4. Platform dapat diakses melalui smartphone berbasis android
atau ios.

Gambar Pelaksanaan Ujian Tugas Akhir dengan Google Meet


(dokumentasi)
Zoom hampir sama dengan google meet yang merupakan layanan
konferensi video online. Zoom berbasis cloud computing. Zoom
memiliki fitur yang juga dapat dijadikan sebagai alternatif untuk
melakukan pembelajaran jarak jauh.
Adapun fitur-fitur zoom yaitu :
1. Host dapat melakukan pertemuan one –one-one
2. Sharing screen dan adanya fasilitas chat. Peserta dapat
mengirim chat ke peserta yang lain secara private atau kesemua
user.
36 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

3. Adanya fasilitas breakout room untuk memfasilitasi pembagian


kelompok. Seperti dalam pembelajaran konvensional adanya
pembagian kelompok untuk memberikan project atau tugas
kelompok. Pada zoom terdapat fasilitas tersebut dengan nama
breakout room ini.
4. Dapat juga diakses melalui smartphone berbasis android atau
ios.

Gambar Pembelajaran Jarak Jauh dengan Zoom (dokumentasi)

D. Penutup
Pandemi Covid-19 memberikan dampak kesemua bidang termasuk pada
bidang pendidikan. Penerapan proses pembelajaran jarak jauh (daring)
sebagai alternatif pembelajaran di era covid-19 tidak terlepas dari
implementasi teknologi informasi yang semakin berkembang.
Pergeseran pembelajar konvensional ke pembelajaran jarak jauh
(daring) merupakan langkah bidang pendidikan untuk terus mengikuti
perkembangan teknologi terkini, seperti penggunaan aplikasi video
conference (google meet dan zoom) untuk bertatap muka dengan
peserta didik serta penyampaian materi/tugas melalui classroom atau e
learning.
Manfaat Teknologi Informasi di
Tengah Pandemi Covid-19

A. Pendahuluan
Era globalisasi dan hadirnya fenomena revolusi industri 4.0 dengan
kolaborasi teknologi siber dan otomatisasi memberikan begitu banyak
pengaruh dalam kehidupan manusia. Ada sebuah perubahan massif
dalam tatanan hidup bermasyarakat saat ini, terutama dalam
berkomunikasi dan membagikan informasi. Dewasa ini, telah terjadi
pergeseran aktivitas manusia yang awalnya dilakukan di dunia nyata
menjadi beralih ke dunia maya. Fenomena ini tak lazim lagi dan dikenal
sebagai disrupsi digital. Dampak global ini sangat terasa juga di Negara
Indonesia hingga detik ini.
Menurut survei yang dilakukan We Are Social dan Hootsuite dan dirilis
pada akhir Januari 2020, disebutkan bahwa dibanding tahun 2019 lalu,
jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat sekitar 17 persen atau
25 juta pengguna. Indonesia menduduki posisi delapan dalam daftar
negara paling lama menghabiskan waktunya berselancar internet.
Jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 175,4 juta orang,
sementara total jumlah penduduk Indonesia sekitar 272,1 juta. Hal ini
berarti bahwa internet begitu familiar bagi masyarakat Indonesia dan
masyarakat Indonesia termasuk orang-orang yang mampu
menggunakan internet serta rata-rata masyarakat Indonesia telah
memiliki gawai (gadget) yang cukup mendukung sehingga dapat
mengakses internet. Kepopuleran Teknologi Informasi (TI) bukan tanpa
alasan. TI mengusung 2 (dua) hal penting yang sangat digemari banyak
orang yaitu aksesibilitas dan fleksibilitas. Melalui TI derajat kemudahan
dicapai oleh orang, terhadap suatu kebutuhan informasi dan
pengetahuan yang diinginkan.
38 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Manuhutu, Melda Agnes dan Manuhutu, Abraham (2020)


Perkembangan TI dapat dilihat dari kehadiran system informasi seperti
sistem pendukung keputusan, sistem informasi manajemen, sistem
pakar dan lainnya. TI juga memungkinkan informasi dan pengetahuan
tersebut didapatkan dari mana dan kapan saja. Menurut Martin (1999),
TI tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan
perangkat lunak) yang akan digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi
untuk mengirim/menyebarkan informasi.

B. Implementasi TI dalam Bidang


Pendidikan di Tengah Pandemi Covid
19
Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti
dengan perkembangan TI ini adalah bidang pendidikan. Proses
pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses komunikasi dan
penyampaian informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi
informasi-informasi pendidikan. Melalui perkembangan zaman saat ini,
proses komunikasi dan penyampaian informasi tersebut mendapatkan
begitu banyak perubahan dalam pola implementasinya. Dewasa ini,
beberapa bagian unsur pendidikan ini mendapatkan sentuhan media TI.
Seyogyanya memang demikian adanya. Jika sektor pendidikan mampu
menerapkan TI, maka dapat dikatakan bahwa sector lainnya mampu
melakukannya juga. Melihat fenomena Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) saat ini, maka TI adalah fasilitas yang paling sesuai digunakan
dalam rangka menghindari kelumpuhan dalam dunia pendidikan.
Kondisi Covid-19 yang saat ini sedang melanda negara-negara membuat
semua ruang gerak pada segala bidang menjadi lumpuh, namun dengan
dengan kehadiran TI maka proses pendidikan dapat terus berjalan.
Resnick (2003) mengemukakan bahwa terdapat tiga hal penting dan
harus mendapatkan perhatian dalam menyusun suatu kegiatan
Manfaat Teknologi Informasi di Tengah Pandemi Covid-19 39

pembelajaran, yaitu: 1) bagaimana seseorang belajar (how people learn);


2) apa yang dipelajari (what people learn); dan 3) kapan dan di mana
seseorang belajar (when and where people learn). Keunggulan
aksesibilitas dan fleksibilitas yang dibawa TI dapat sangat mendukung
Kerja dari Rumah (Work from Home) dan Belajar dari Rumah (Study
from Home). Pendidik dan peserta didik dapat terus saling bersua
melalui aplikasi tertentu yang diakses dengan gawai pribadi (private
gadget) yang dimilikinya. Pembelajaran seperti ini disebut dengan
Pembelajaran Elektronik (Electronic Learning/E-Learning). Menurut
Clark dan Mayer, 2003; Rosenberg, 2001, E-learning merupakan jaringan
yang mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau
memunculkan kembali, mendistribusikan, sharing pembelajaran dan
informasi dengan menggunakan CDROM, teknologi internet, dan
intranet untuk mencapai tujuan pembelajaran jarak jauh atau berbasis
luas. E-Learning ini dapat diakses melalui aplikasi perangkat lunak
untuk kegiatan dalam jaringan yang disebut Learning Management
System (LMS).
Untuk menerapkan TI dalam proses pendidikan, ada 2 (dua) skenario
yang ditawarkan yaitu:
1. Skenario A: Membangun Aplikasi Sendiri

Membangun aplikasi sendiri memang tidak mudah namun lebih aman


dan juga sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna. Hal ini
penting karena karakteristik pengguna aplikasi serta kebutuhan akses
yang diperlukan juga sangat berbeda. Dengan membangun aplikasi
sendiri, pengembang dapat menyesuaikan kebutuhan dari populasi
pengguna aplikasi tersebut.
Pertanyaan berikutnya adalah “Bagaimana membangun aplikasi
sendiri?”. Beberapa langkah pengembangan yang dapat dilakukan antara
lain sebagai berikut:
a. Rancang Aplikasi Basis Data

Tahapan ini merupakan bagian paling mendasar dalam menerapkan TI


dalam dunia pendidikan. Hal ini penting untuk menyimpan dan
40 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

mengolah berbagai data yang diperlukan seperti sistem perkuliahan,


sistem penilaian, maupun materi pembelajaran;
b. Rancang Aplikasi Pembelajaran

Setelah membangun aplikasi basis data, hal berikut yang perlu


dilakukan adalah merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
Aplikasi ini dapat berbasis portal, web, multimedia interaktif, yang
terdiri atas aplikasi tutorial dan learning tool;
c. Strategi Tepat dalam Implementasi TI

Mengimplementasikan system bukanlah hal yang mudah karena


dibutuhkan penyesuaian terhadap suatu hal yang baru dibangun.
Dibutuhkan sebuah strategi yang tepat dalam implementasi TI ini.
Contohnya seperti diimplementasikan dari lingkup yang kecil (Program
Studi) hingga meluas (Universitas), sehingga memudahkan manajemen
pemanfaatan TI dalam proses penyelenggaraan pendidikan.
2. Skenario B: Menggunakan Aplikasi Siap Pakai

Skenario ini lebih sederhana dan mudah digunakan, mengingat tidak


semua lembaga pendidikan memiliki kemampuan khususnya dana
untuk membangun aplikasi sendiri. Adapun beberapa LMS dalam
proses belajar-mengajar yang digunakan secara gratis atau open source
adalah sebagai berikut:
a. Google Classroom

LMS ini cukup terkenal karena merupakan sebuah LMS yang disediakan
perusahaan TI ternama yaitu Google. Hal ini juga membuat LMS ini
banyak digunakan karena integrasinya dengan berbagai aplikasi Google
yang memudahkan penggunaannya. LMS ini juga banyak digunakan
karena tidak hanya menyediakan kemudahan pemberian dan
penyelesaian tugas melalui modul-modul atau quiz namun juga tersedia
ruang kelas online. Pembuatan dan pemberian tugas dapat diselesaikan
melalui Google Drive dengan tetap menggunakan Gmail untuk
membuat pemberitahuan di ruang kelas Google. Terdapat pula Google
Calendar yang memudahkan pembuatan jadwal belajar. Setiap hasil
Manfaat Teknologi Informasi di Tengah Pandemi Covid-19 41

kerja juga telah digolongkan sesuai jenisnya masing-masing. Peserta


didik dapat diundang oleh pendidik dalam sebuah ruang kelas online
melalui beberapa cara yaitu melalui kode pribadi atau melalui basis data
lembaga.
b. Moodle

Aplikasi web ini merupakan salah satu LMS paling popular dalam dunia
pendidikan. Moodle ini dapat diakses lebih dari 1000 materi
pembelajaran. Moodle dilengkapi fitur keamanan yang dapat
melindungi data pribadi pengguna. Moodle juga menyediakan modul
chat bot seperti modul jurnal, modul kuis, modul survey, workshop, dan
polling.
c. Schoology

LMS ini memiliki banyak fitur yang menarik dengan tampilan visual
yang mengesankan, misalnya sebuah buku penilaian online, lembar
kehadiran, dan pencatat penggunaan fitur oleh mahasiswa. Schoology
memiliki antarmuka yang modern sehingga sangat menarik bagi
penggunanya.
d. Edmodo

LMS ini dapat membantu guru dalam membuat berita dalam grup atau
memberi tes yang bersifat online. Edmodo juga akan memungkinkan
siswa untuk mengirim artikel dan blog sesuai dengan perintah guru.
Dapat dibangun sebuah ruang diskusi dimana siswa dapat
berkomunikasi satu dengan yang lainnya diwaktu yang sama. Selain itu,
orangtua juga dapat mengambil bagian untuk mengontrol
perkembangan belajar anaknya.
e. Kahoot

LMS ini menyediakan berbagai fitur yang sangat menarik di antaranya


dapat dilakukan pre-test, post-test, latihan soal, penguatan materi,
remedial dan pengayaan. LMS ini juga sangat merangsang motorik
peserta didik sehingga mereka dapat belajar tanpa beban. Dapat
dibuatkan permainan yang berisi pertanyaan dengan waktu yang telah
42 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

ditentukan sesuai dengan kesulitan masing-masing pertanyaan. Uniknya


aplikasi ini yaitu jawabannya diwakili oleh gambar dan warna. Peserta
didik diminta untuk memilih gambar atau warna yang mewakili
jawaban tepat.
f. Quizizz

Aplikasi web ini merupakan salah satu LMS yang ringan namun sangat
berguna. Pendidik dapat membentuk kelas yang diinginkan dengan
memasukkan daftar peserta didiknya. Setiap penilaian sebagai progress
kegiatan belajar mengajar juga dapat dipantau secara bertahap. Pendidik
dapat membangun materi pelajar yang ingin disampaikan melalui
pertanyaan-pertanyaan. Setiap peserta didik menjawab pertanyaan
dengan benar maka akan muncul beberapa poin yang didapatkan dalam
satu soal dan juga mendapat ranking berapa dalam menjawab soal
tersebut. Jika peserta didik menjawab salah pertanyaan tersebut, maka
akan muncul jawaban yang benar. Jika selesai mengerjakan kuis, pada
akhir kuis akan ada tampilan Tinjauan Pertanyaan (Review Question).
Selain itu, bagi LMS yang belum memiliki fitur Video Conference, maka
LMS tersebut dapat dikombinasikan dengan aplikasi video conference.
Beberapa Video Conference yang sangat popular adalah sebagai berikut:
1. Google Meet
2. Zoom Meeting
3. Cisco Webex
4. Microsoft Teams
5. Facetime
6. Whatsapp
Manfaat Teknologi Informasi di Tengah Pandemi Covid-19 43

C. Manfaat Penerapan TI dalam Bidang


Pendidikan di Tengah Pandemi Covid
19
Penerapan TI sangatlah bermanfaat untuk menyediakan sumber bahan
ajar agar proses pendidikan dapat terus berjalan dengan optimal
(Simarmata et al., 2020). Mulyanta dan Leong (2009) mengemukakan
bahwa terdapat sepuluh peranan TI sebagai sumber bahan ajar, yaitu
sebagai berikut:
1. Sumber ilmu pengetahuan
2. Tempat bertemunya para pembelajar
3. Melahirkan inisiatif dalam kegiatan belajar mengajar
4. Alat pendukung mengatasi keterbatasan pancaindera
5. Bagian yang tidak terpisahkan dari kerangka kurikulum
6. Penyeimbang gaya belajar individu
7. Pengelolaan Institusi Pendidikan
8. Pengelola Institusi Pendidikan
9. Menjadi instruktur institusi pendidikan,
10. Mengubah institusi pendidikan menjadi pusat unggulan

Menilik keadaan Covid-19 saat ini, di mana seluruh pekerjaan harus


dilakukan dari rumah, maka kehadiran TI sangatlah bermanfaat.
Berdasarkan sepuluh peranan TI yang disampaikan Mulyanta dan Leong
tersebut. TI menjadi sebuah sumber ilmu pengetahuan di mana
pendidik yang biasanya menjadi sumber ilmu pengetahuan tidak dapat
menjangkau peserta didiknya. Peserta didik dapat berselancar dengan
aplikasi TI yang telah ada, untuk mendapatkan berbagai informasi dan
pengetahuan yang diperlukan. TI juga menjadi jembatan penghubung
ketika pendidik dan peserta didik tidak dapat bertatap muka langsung.
TI juga mengubah institusi pendidikan menjadi pusat unggulan karena
mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada, serta mampu
memanfaatkan teknologi yang telah tersedia. Bila dikatakan secara
44 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

sederhana, TI adalah obat penawar rindu bagi pendidik dan peserta


didik yang harus di minum secara teratur agar khasiatnya dapat terasa
dengan maksimal. Manfaat TI di tengah pandemic Covid-19 juga adalah
membantu pendidik untuk mengoptimalisasikan pembelajaran secara
kreatif dan inovatif serta memastikan peserta didik menerima pelajaran
secara baik dan maksimal.
Hal-hal nyata yang dapat dilihat dari pemanfaatan TI dalam pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Suasana kelas dapat lebih menyenangkan, sehingga peserta
didik lebih termotivasi dalam belajar sekalipun secara daring.
2. Peserta didik dilatih untuk menggunakan teknologi sebagai
media untuk belajar. Mereka dapat mengekplorasi lebih
kemampuan mereka dalam belajar secara mandiri.
3. Peserta didik dilatih kemampuan motoriknya dalam
pengoperasian aplikasi.

D. Penutup
Teknologi Informasi (TI) dan pendidikan tidak dapat dilepas pisahkan.
TI memiliki kaitan yang sangat erat dengan pendidikan terkhususnya
dengan proses belajar mengajar. Hal ini menjadi semakin nyata
kebenarannya ketika keadaan Covid-19 terjadi seperti saat ini. Ketika
segala sesuatu tidak dapat dilaksanakan secara langsung di dalam
ruangan kelas, maka TI hadir sebagai sebuah media yang efektif dan
efisien dalam proses belajar mengajar. TI menjadi solusi pembelajaran di
saat Covid-19 ini. Melalui akses internet dengan penggunaan LMS yang
dibutuhkan maka TI telah menyelamatkan pendidikan dari kelumpuhan
akibat Covid-19. Secara langsung pula, TI merubah budaya belajar
pendidik dan peserta didik. Pada akhirnya, pembelajaran mandiri
berbasis teknologi akan mampu diterapkan secara optimal, karena
budaya belajar yang telah berubah menjadi lebih modern.
Model Pembelajaran di Era
Covid-19

A. Pendahuluan
Dampak pandemi penyakit virus Corona 2019 (Covid-19) kini mulai
menyebar ke dunia pendidikan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya
mencegah penyebaran penularan Covid-19. Diharapkan semua institusi
pendidikan tidak melakukan kegiatan seperti biasanya; ini dapat
mengurangi penyebaran Covid-19. Hal yang sama telah dilakukan oleh
berbagai negara yang terpapar penyakit ini, kebijakan lockdown atau
karantina dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi banyak orang
yang dapat memberikan akses penyebaran Covid-19. Penyebaran Covid
19 berdampak sangat besar pada dunia ekonomi yang mulai meredup,
namun kini dampaknya dirasakan oleh dunia pendidikan. Kebijakan
yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan
membubarkan semua kegiatan pendidikan membuat pemerintah dan
instansi terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi
siswa dan siswa yang tidak dapat melaksanakan proses pendidikan di
lembaga pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini
berdasarkan informasi resmi, siap dengan semua skenario termasuk
penerapan kerja sama untuk mendorong pembelajaran online (dalam
jaringan) bagi siswa. Dalam upaya agar mahasiswa tetap belajar di
rumah, Kemendikbud telah menyiapkan sejumlah dukungan untuk
kelancaran proses tersebut. Mereka mengembangkan aplikasi
pembelajaran jarak jauh berbasis android: “portal Rumah Belajar”
(Kemdikbud, 2020). Portal ini dapat diakses di
learning.kemdikbud.go.id. Beberapa fitur unggulan yang dapat diakses
oleh siswa dan guru antara lain sumber belajar, kelas digital,
46 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

laboratorium virtual, dan bank soal. Pusat pembelajaran dapat


dimanfaatkan oleh siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas atau
Sekolah Menengah Kejuruan atau sederajat.
Saat ini berdasarkan informasi bahwa Kemendikbud telah
menggandeng tujuh platform pembelajaran online yaitu Smart Classes,
Quipper, Google Indonesia, Sekolahmu, Zenius, dan Microsoft. Setiap
platform akan menyediakan fasilitas yang dapat diakses publik dan
gratis. Beberapa platform pembelajaran online yang dapat diakses oleh
siswa dan guru untuk menambah sumber belajar antara lain Google
Indonesia, Sekolahmu, Smart Classes, Zenius, Quipper, dan Microsoft.
Pandemi Covid-19 memang menjadi ujian berat bagi semua bangsa,
menguji kemampuan semua bangsa untuk bisa mengambil hikmah
dengan terus berusaha dan berusaha mencari solusi atas setiap masalah
yang ada. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengatasi
semua permasalahan yang ada. Hal ini dibuktikan dengan Indonesia
yang siap dengan segala kemungkinan, dengan lahirnya teknologi yang
diciptakan oleh anak bangsa untuk menyediakan layanan pendidikan
online (Abidah et al., 2020).
Penyebaran penyakit virus Corona (COVID-19) telah menjangkiti
seluruh elemen masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia dan
sivitas akademika yang ada di dalamnya. COVID-19 telah ditetapkan
sebagai pandemi dunia, mengacu pada keputusan WHO yang tertuang
dalam (Khatri et al., 2020), bahwa kasus menyebar ke luar kota Wuhan
dan pada 30 Jan 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
wabah novel coronavirus (2019-nCoV) 2019 sebagai Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC). Wabah ini telah
menyebabkan sekitar 64.000 kasus COVID-19 di Tiongkok sejauh ini,
dan jumlah itu terus bertambah (Wang et al., 2020).
Perlu tindakan masif terkait kebijakan model pembelajaran, dan
pandemi ini menjadi tantangan masif bagi sistem pendidikan (Daniel,
2020). Seperti yang dilakukan di salah satu Perguruan Tinggi di Malang,
sebelumnya personal instrumental bergeser ke penggunaan media
online dan kuliah jarak jauh. Hal ini penting untuk dirumuskan sebagai
Model Pembelajaran di Era Covid-19 47

upaya mencapai hasil pembelajaran yang signifikan dalam pandemi


COVID-19. Keadaan tersebut mengharuskan seluruh warga untuk
berjaga-jaga agar COVID-19 tidak menyebar lebih luas. Menindaklanjuti
keadaan darurat ini, pemerintah memberikan instruksi melalui
pengambil kebijakan universitas, menginstruksikan transfer perkuliahan
dengan memanfaatkan jaringan internet (Wargadinata et al., 2020).
Hal itu dianggap sebagai solusi untuk memutus rantai pandemi COVID
19, ini sebagai langkah UNESCO untuk mendukung negara-negara
dalam upaya mereka untuk mengurangi dampak langsung dari
penutupan sekolah, terutama bagi masyarakat yang lebih rentan dan
tertinggal, serta untuk memfasilitasi keberlanjutan pendidikan bagi
masyarakat. semua melalui pembelajaran jarak jauh (UNESCO, 2020).
Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran online merupakan salah satu
alternatif yang dapat diterapkan di era teknologi dan komunikasi yang
sedang berkembang pesat. Lebih lanjut, pandemi COVID-19 menyoroti
perlunya menggunakan model dan aplikasi online untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam
pembelajaran untuk menjaga perkembangan dunia pendidikan. Inovasi
dalam pembelajaran dengan platform online dimaknai sebagai
pembaruan atau perubahan yang disebabkan antara lain oleh upaya
untuk memecahkan masalah yang dihadapi seseorang atau kelompok
dan untuk memecahkan masalah yang muncul dan memperbaiki suatu
situasi atau proses tertentu yang terjadi di masyarakat (Wargadinata et
al., 2020).

B. Media Pembelajaran Online Era


Covid-19
Model pembelajaran yang mungkin, bersama dengan keadaan pandemi
COVID-19, adalah pembelajaran melalui sistem jaringan, seperti e
learning yang disiapkan oleh universitas melalui situs web kampus atau
menggunakan aplikasi online. Ini adalah desain pembelajaran
instruksional terintegrasi berdasarkan pendekatan konstruktivis, yang
48 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

dilakukan dengan memanfaatkan jejaring sosial online, seperti blog,


wiki, berbagi foto, berbagi video, pesan instan, dan situs jejaring sosial
yang dapat diakses oleh siswa atau guru. E-learning terutama ditujukan
untuk menumbuhkan siswa agar mandiri pada waktu-waktu tertentu
dan bertanggung jawab atas pembelajarannya. Selain itu, e-learning
akan memungkinkan siswa untuk lebih berperan aktif dalam
pembelajarannya karena berfokus pada personalisasi, yang meliputi
kemampuan beradaptasi dengan tingkat keterampilan peserta didik dan
mengumpulkan sumber pengetahuan sebagai saling mendukung
(Simanihuruk et al., 2019). Selain itu, sikap adaptif siswa akan
memberikan ruang dan keleluasaan dalam mengatur diri sendiri, yang
dapat membawa keberhasilan dan prestasi belajar.
Selama ini kajian tentang e-learning cenderung membahas model
pembelajaran berdasarkan tiga perspektif. Pertama, kajian yang
mengkaji masalah pembelajaran online sebagai sistem media
pembelajaran baru mendorong implementasi pembelajaran yang lebih
efektif. Media pembelajaran online cenderung mewujudkan layanan
yang lebih memuaskan kepada siswa. Pembelajaran online melibatkan
pemilihan komponen yang membantu meningkatkan pembelajaran
siswa dan memungkinkan siswa untuk terlibat dengan konten. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada empat pertimbangan utama dalam
mendesain pembelajaran online; 1) struktur pembelajaran, 2) penyajian
konten, 3) kolaborasi dan interaksi, dan 4) umpan balik tepat waktu.
Kedua, pembelajaran pembelajaran online memberikan kemudahan
bagi peserta didik dalam mengakses materi pembelajaran. Tingkat
kebutuhan penggunaan internet mendorong berkembangnya materi
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan mata pelajaran dan
mengarah pada terciptanya produk akhir berupa e-material. Dalam
pembelajaran online, mahasiswa cenderung mengakses materi
pembelajaran berupa slide ceramah, video ceramah, tugas bersama, dan
pesan forum. Siswa dengan tujuan, motivasi, dan preferensi yang
berbeda dapat menunjukkan perilaku yang berbeda ketika mengakses
materi ini. Perbedaan perilaku ini selanjutnya dapat memengaruhi
prestasi belajar mereka. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa;
pertama, siswa melihat materi pembelajaran yang berkaitan dengan
Model Pembelajaran di Era Covid-19 49

perkuliahan di kelas mereka (mis., ceramah slide dan video ceramah)


lebih lama dan lebih sering daripada materi pembelajaran lainnya (mis.,
tugas bersama dan pengiriman pesan). Kedua, meskipun siswa
menghabiskan banyak waktu untuk melihat materi pembelajaran online,
kebanyakan tidak menggunakan alat analisis.
Ketiga, kajian yang memperhatikan persoalan bahwa pembelajaran
online merupakan pelengkap yang menggabungkan beberapa aspek
terbaik pembelajaran konvensional (tatap muka) dan pembelajaran
berbasis teknologi informasi dan komunikasi online. Oleh karena itu,
model pembelajaran ini membekali siswa dengan pengetahuan tentang
bagaimana memberikan kesempatan yang praktis dan realistis, yang
sejalan dengan bentuk Blended Learning. Mengingat perkembangan
teknologi dan komunikasi, tren pembelajaran online semakin hari
semakin meningkat, dengan tidak meninggalkan ruang diskusi secara
tatap muka. Blended learning merupakan kombinasi pembelajaran
online dan offline yang mendukung pembelajaran yang mendalam dan
bermakna tanpa meninggalkan nilai-nilai lembaga pendidikan tinggi
tradisional. Dengan demikian berpotensi meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pengalaman belajar dengan teknologi canggih.
Dari ketiga tren tersebut, terlihat bahwa pembelajaran online telah
terstruktur sebagai media pembelajaran yang menggabungkan
pembelajaran konvensional dengan teknologi informasi dan komunikasi
(Simarmata et al., 2019). Hal tersebut menjadi kebutuhan mendesak
dalam perjalanan pandemi COVID-19 yang melanda nusantara. Untuk
itu perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar hasil belajar yang
diharapkan dapat tercapai.
Pembelajaran merupakan pembelajaran alternatif yang dilakukan secara
bersamaan untuk mengantisipasi pandemi COVID-19. Pembelajaran
online muncul sebagai jawaban atas situasi dan kondisi yang melarang
proses pembelajaran berjalan dalam bisnis biasa. Penegasan ini diambil
sebagai langkah atas komitmen bersama agar proses perkuliahan yang
berjalan dalam waktu satu semester tidak boleh semrawut bahkan
terhenti akibat COVID-19. Proses pembelajaran pada semester genap
tahun ajaran 2019-2020 harus terus berjalan dengan pendekatan yang
sejalan dengan kebijakan protokol kesehatan.
50 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Kebijakan social distancing dan physical distancing tidak dapat memaksa


proses belajar mengajar berjalan tatap muka atau bertemu di ruang
kuliah. Efektivitas dari kebijakan social distancing ini akan terwujud jika
proses perkuliahan dilakukan dengan sistem perkuliahan jarak jauh dan
tentunya menggunakan platform online. Pembelajaran online
merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mendukung
keberhasilan social distancing dan sebagai upaya signifikan menuju
keberhasilan proses belajar mengajar dalam pandemi COVID-19 global.
Beberapa literatur menyoroti pesatnya perkembangan teknologi
informasi dan perubahan situasi sosial dan politik di seluruh dunia
membawa tantangan baru bagi sekolah dan juga secara umum bagi
semua institusi pendidikan di berbagai tingkatan, termasuk Universitas.
Pembelajaran online telah menggunakan berbagai terminologi. Istilah
yang umum digunakan meliputi e-Learning, pembelajaran internet,
pembelajaran terdistribusi, pembelajaran berjaringan, pembelajaran
virtual, pembelajaran berbantuan komputer, pembelajaran berbasis web,
dan pembelajaran jarak jauh. Dalam literatur, banyak definisi yang
mencerminkan keragaman praktik dan teknologi yang terkait dengan
pembelajaran online. Misalnya, beberapa peneliti mendefinisikan
pembelajaran online sebagai materi pendidikan yang disajikan di
komputer, dan yang lain mendefinisikan instruksi online sebagai
pendekatan inovatif untuk menyampaikan instruksi kepada audiens
yang jauh, menggunakan Web sebagai media.
Meskipun pihak kampus sendiri telah memfasilitasi seluruh dosen dan
mahasiswanya sebuah aplikasi e-Learning yang dapat diakses melalui
website universitas online SIAKAD, pada praktiknya terdapat keragaman
model dan aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran online. Data
proses pembelajaran online menunjukkan penggunaan berbagai
aplikasi, seperti WhatsApp Group (WA Group), e-Learning, Aplikasi
Zoom Cloud, Google Classroom, Google Meeting, Edmodo, YouTube
Live Streaming, Facebook Live Streaming, Instagram dan HangsOut.
Semua media dan aplikasi pembelajaran online tersebut merupakan
teknologi yang mendukung proses belajar mengajar melalui teknologi
komputer dan web. Media tersebut memungkinkan terjadinya
komunikasi antara dosen dan mahasiswa dalam melakukan
Model Pembelajaran di Era Covid-19 51

perkuliahan, pembelajaran online tersebut dapat menjembatani gap


antara guru dan mahasiswa di dua lokasi geografis yang berbeda.
Seiring berjalannya waktu, dalam perkembangannya, pembelajaran
online tidak hanya melibatkan penyajian dan penyampaian materi
dengan menggunakan Web tetapi juga melibatkan siswa yang
menggunakan internet untuk mengakses materi pembelajaran,
berinteraksi dengan konten, instruktur, dan siswa lainnya. Disamping
itu menyangkut proses pembelajaran yang harus mendapat dukungan
bagi siswa untuk memperoleh dan membangun ilmu serta tumbuh dari
pengalaman belajar. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
pembelajaran online dapat diartikan sebagai suatu pendekatan proses
belajar mengajar yang memanfaatkan perolehan dan pemanfaatan
pengetahuan dalam konteks pendidikan dengan menggunakan
teknologi internet dan komunikasi secara bekerjasama.
Model pembelajaran online yang berjalan pada saat pandemi COVID-19
tidak hanya sekedar membekali mahasiswa dengan ilmu semata, seperti
yang telah mereka lakukan dalam perkuliahan tatap muka di ruang
kuliah. Namun pembelajaran online memberikan pengalaman yang
lebih akan pentingnya proses pembelajaran yang mengimbangi
perkembangan zaman dan teknologi yang dilandasi oleh kemampuan
pengaturan diri, yang tidak diragukan lagi dimiliki oleh setiap siswa.
Untuk itu, pembelajaran online dilakukan dengan memanfaatkan
berbagai aplikasi online yang dapat dengan mudah diakses oleh siswa.
Data angket dan respon siswa menunjukkan bahwa beberapa aplikasi
yang digunakan dalam pembelajaran online dapat diklasifikasikan
berdasarkan penggunaan aplikasi dan media pembelajaran online.
Berikut ini disebutkan secara berurutan menurut persentase tingkat
keefektifan pembelajaran online yang berjalan yaitu dengan
menggunakan; Grup WhatsApp, e-Learning, Aplikasi Zoom, Google
Classroom, dan kombinasi dua aplikasi online.
WhatsApp (WA) adalah media sosial yang sudah tidak asing lagi, yang
tidak diragukan lagi digunakan oleh semua dosen dan mahasiswa. Selain
itu, mudah, mudah, dan tidak perlu paket kuota data yang besar saat
diaktifkan. Melalui akun WhatsApp ini, mudah untuk membuat grup
karena beberapa dosen telah membentuk Grup WA untuk mata kuliah
52 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

yang mereka dukung. Mengaktifkan Grup WA dalam pembelajaran


online merupakan langkah yang sangat tepat dalam pandemi COVID-19
global. Berdasarkan tanggapan dan alasan responden bahwa
pembelajaran online melalui WA Group, komunikasi dan interaksi
dapat berjalan dengan cepat dan sangat ringan tanpa ada jeda karena
jaringan yang terlalu lama. Pembelajaran melalui WA Group juga dapat
berjalan dengan cepat dan efisien karena melalui akun WA ini baik
dosen maupun mahasiswa dapat menyampaikan materi perkuliahan
melalui pengiriman file PPT, file Microsoft Word, file PDF, materi
rekaman berupa Catatan Suara, Video, dan video YouTube atau sumber
belajar online lainnya. Melalui WA Group ini, umpan balik dan review
serta evaluasi materi perkuliahan juga dapat disampaikan, sehingga
tidak ada kendala dan kendala bagi siapapun untuk melaksanakan
kegiatan diskusi ilmiah dan sharing terkait materi perkuliahan.
Pembelajaran online juga akan lebih efektif jika dilakukan dengan
memanfaatkan sistem e-Learning (SIAKAD). Di kampus program online
telah disiapkan program e-Learning. E-Learning juga merupakan salah
satu program yang mendukung dan memperkuat pembelajaran online.
Selain itu, pembelajaran dengan program e-Learning bermanfaat karena
dilengkapi dengan fitur chat untuk diskusi kelompok yang
memudahkan dosen untuk berkomunikasi dengan mahasiswa dalam
hal pengumpulan tugas dan tugas. Toh sudah ada kolom untuk
pengumpulan tugas sesuai mata kuliah dan jurusannya, yang dilengkapi
kolom untuk komentar dan review pekerjaan yang dikerjakan.
Mengenai penggunaan kedua aplikasi pembelajaran online, hasil survey
dan wawancara juga menegaskan bahwa pembelajaran online akan lebih
efektif jika kedua aplikasi (WA Group & e-Learning) dapat difungsikan
dengan lebih maksimal. WA Group untuk komunikasi proses
pembelajaran dan e-Learning sebagai aplikasi kumpulan tugas yang
harus diupload oleh siswa.
Selain kedua aplikasi online di atas, tentunya keragaman aplikasi
pembelajaran online lainnya juga turut mewarnai model pembelajaran
yang masing-masing memiliki tingkat keefektifan yang berbeda. Semua
ini bisa menjadi model alternatif pembelajaran online yang terkait
dengan pandemi COVID-19 global. Secara spesifik aplikasi zoom cloud
Model Pembelajaran di Era Covid-19 53

meeting, salah satu aplikasi yang bisa digunakan saat pembelajaran


diadakan dengan mengutamakan audiovisual. Seperti yang diakui oleh
responden bahwa belajar dengan menggunakan aplikasi zoom seperti
melakukan video call dengan kelompok. Jadi dengan mulai
menyebarkan link, membuat kesepakatan dengan seluruh peserta
perkuliahan, pembelajaran dengan aplikasi zoom bisa berlangsung
seperti tatap muka, presentasi dan penyampaian feedback, serta review
dengan berbicara langsung dan dapat disaksikan dan mendengarkan
bersama seperti telekonferensi. Hanya saja belajar dengan aplikasi zoom
ini membutuhkan paket kuota data yang lebih signifikan jika
dibandingkan dengan WA Group atau aplikasi e-Learning yang biasanya
didukung oleh universitas.
Berdasarkan model pembelajaran online dengan keragaman aplikasi dan
media yang digunakan, pada hakikatnya telah ditunjukkan bahwa
pembelajaran online yang telah menyiapkan konten sebagai sumber
belajar tentunya sangat mendukung kemandirian belajar dan kebiasaan
belajar yang baik. Dengan sistem pembelajaran online, peran terpenting
terletak pada pembelajar. Hadirnya sistem pembelajaran online
diharapkan dapat meningkatkan intensitas belajar mandiri yang
membentuk pola pikir konstruktif di kalangan siswa. Hal ini sejalan
dengan teori self regulated learning yang menekankan bahwa
kemandirian belajar diatur sebagai kemampuan siswa untuk terlibat
secara mandiri dan proaktif dalam proses memotivasi diri sendiri dan
perilaku yang meningkatkan pencapaian tujuan. Dengan demikian,
salah satu cara untuk membantu mencapai tujuan yang mengarah pada
keberhasilan pembelajaran mandiri berbasis online dapat dikembangkan
kerangka pedagogis menggunakan media sosial online, berdasarkan
tingkat interaktivitas yang dimungkinkan oleh perangkat media sosial.
Dalam pembelajaran mandiri ini terdapat tingkatan yang meliputi 1)
pengelolaan informasi pribadi, 2) interaksi dan kolaborasi sosial, dan 3)
pengelolaan agregasi dan informasi. Selain keterjangkauan media sosial,
ia memiliki fitur yang dapat diaktifkan oleh pengguna "untuk
mengaktifkan tingkat interaksi dan berbagi yang dibutuhkan untuk
belajar". Dengan demikian, model pembelajaran online dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada di tangan seluruh dosen dan
54

Belajar

Mandiri:

Pembelajaran

Daring

di
Tengah

Pandemi

Covid-19
mahasiswa dapat mengarah pada pembelajaran mandiri dan dapat cepat
dilakukan oleh mahasiswa yang pada akhirnya cita-cita bersama untuk
mewujudkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat
terwujud. tercapai.
Berdasarkan model pembelajaran online dengan keragaman aplikasi dan
media yang digunakan, pada hakikatnya telah ditunjukkan bahwa
pembelajaran online yang telah menyiapkan konten sebagai sumber
belajar tentunya sangat mendukung kemandirian belajar dan kebiasaan
belajar yang baik. Dengan sistem pembelajaran online, peran terpenting
terletak pada pembelajar. Hadirnya sistem pembelajaran online
diharapkan dapat meningkatkan intensitas belajar mandiri yang
membentuk pola pikir konstruktif di kalangan siswa. Hal ini sejalan
dengan teori self regulated learning yang menekankan bahwa
kemandirian belajar diatur sebagai kemampuan siswa untuk terlibat
secara mandiri dan proaktif dalam proses memotivasi diri sendiri dan
perilaku yang meningkatkan pencapaian tujuan. Dengan demikian,
salah satu cara untuk membantu mencapai tujuan yang mengarah pada
keberhasilan pembelajaran mandiri berbasis online dapat dikembangkan
kerangka pedagogis menggunakan media sosial online, berdasarkan
tingkat interaktivitas yang dimungkinkan oleh perangkat media sosial.
Dalam pembelajaran mandiri ini terdapat tingkatan yang meliputi 1)
pengelolaan informasi pribadi, 2) interaksi dan kolaborasi sosial, dan 3)
pengelolaan agregasi dan informasi. Selain keterjangkauan media sosial,
ia memiliki fitur yang dapat diaktifkan oleh pengguna "untuk
mengaktifkan tingkat interaksi dan berbagi yang dibutuhkan untuk
belajar". Dengan demikian, model pembelajaran online dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada di tangan seluruh dosen dan
mahasiswa dapat mengarah pada pembelajaran mandiri dan dapat cepat
dilakukan oleh mahasiswa yang pada akhirnya cita-cita bersama untuk
mewujudkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat
terwujud (Wargadinata et al., 2020).
Model Pembelajaran di Era Covid-19 55

C. Media Pembelajaran Digital di


Indonesia Menghadapi Covid-19
Sejumlah daerah memutuskan menutup sekolah untuk mencegah
penyebaran virus corona. Agar siswa dapat melanjutkan belajar di
rumah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah
menyiapkan sejumlah dukungan untuk memperlancar proses tersebut.
Kemendikbud sendiri mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh
berbasis portal dan android “Rumah Belajar”. Portal ini dapat diakses di
learning.kemdikbud.go.id.
Beberapa fitur unggulan yang dapat diakses oleh siswa dan guru antara
lain Sumber Belajar, Kelas Digital, Laboratorium Virtual, dan Bank Soal.
Pusat Pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru
Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Kejuruan atau sederajat.
Kemendikbud telah bermitra dengan tujuh platform pembelajaran
online, yaitu Smart Class, Ruangguru, Sekolahmu, Zenius, Quipper,
Google Indonesia, dan Microsoft. Setiap platform akan menyediakan
fasilitas yang dapat diakses publik dan gratis (Kemdikbud, 2020).

1. Kelas Pintar
Kelas Pintar mendukung langkah antisipasi Kemendikbud untuk
meminimalisir penyebaran Covid-19 di Indonesia. Penghentian
sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah, tidak serta merta
membuat proses belajar siswa terhenti. Siswa dapat terus belajar secara
online, guru dapat terus memberikan pendampingan dalam proses
belajar siswa, dan orang tua dapat memantau perkembangan belajar
anaknya. Semua itu bisa dilakukan dengan solusi pendidikan berbasis
teknologi seperti Kelas Pintar. Selama sebulan ke depan, guru dan siswa
di seluruh Indonesia dapat menggunakan solusi pembelajaran online
dari Kelas Pintar secara gratis. Jadi, proses belajar siswa terus berlanjut,
kapan dan dari mana saja.
56 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

2. Sekolahmu
Sekolahmu juga menyelenggarakan kelas dan pembelajaran karir
dengan bekerja sama dengan ratusan sekolah dan organisasi.
Pembelajaran online ditujukan untuk semua siswa, guru, dan bahkan
orang tua. Program-program yang disediakan Sekolahmu telah
dirancang dengan sangat baik oleh tim akademik yang berpengalaman
dalam menerapkan pembelajaran berbasis kompetensi yang sukses. Ini
akan menyediakan kelas pembelajaran di rumah untuk semua tingkatan
dari pra-sekolah hingga sekolah menengah, serta orang tua, sebagai
pengganti kegiatan belajar mengajar di sekolah yang akan dikurangi
atau ditutup karena Covid-19 gratis. Mereka juga memfasilitasi sekolah
dan guru agar tetap bisa mengajar sesuai kurikulum yang dibutuhkan
secara fleksibel (Kasih, 2020).

3. Zenius
Sedangkan platform Zenius membantu mahasiswa mempersiapkan diri
menghadapi UN dan UTBK. Jika sebelumnya belajar mandiri dianggap
tidak terarah dan terukur, Zenius juga merumuskan cara-cara
membantu anak belajar mandiri di rumah yang efektif dan efisien,
terarah dan terukur. Platform tersebut siap membantu kelancaran
proses pembelajaran dengan memberikan akses gratis ke lebih dari 80
ribu video pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh proses
belajar mandiri yang terstruktur. Zenius juga memberikan tryout setiap
minggu untuk 9 kelas dan 12 siswa kelas, sehingga mereka dapat
mempersiapkan studi selanjutnya (ke SMA 9 kelas dan Universitas
untuk 12 kelas) bahkan ketika mereka belajar di rumah (Fajrul, 2020).

4. Quipper
Quipper memberikan akses dan materi gratis ke sekolah, guru, dan
siswa. Guru dan sekolah juga dapat menggunakan layanan Quipper
School untuk memberikan tugas dan ujian sambil memantau pekerjaan
siswa. Ini termasuk video, modul, dan kumpulan soal ujian nasional
(UN) dan ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) Seleksi Mandiri
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) untuk guru SMP dan SMA se
Model Pembelajaran di Era Covid-19 57

Indonesia. Layanan platform ini khusus untuk sekolah yang terkena


dampak dan akan tersedia mulai Selasa, 17 Maret 2020 (Quipper, 2020).

5. Google Indonesia
Google membantu siswa dan guru di Indonesia untuk dapat terus
belajar di luar sekolah melalui G Suite untuk Pendidikan - alat
pembelajaran kolaboratif antara pengajar dan siswa yang tersedia gratis
dari Google. Sekolah dapat menggunakan Hangouts Meet, alat
konferensi video yang tersedia untuk semua pengguna G Suite, dan
Google classroom, untuk menghadiri kelas dan melanjutkan
pembelajaran jarak jauh dari rumah. Hingga 1 Juli 2020, Google
menyediakan fitur Hangouts Meet terlengkap secara gratis yang
mencakup kemampuan live streaming hingga 100.000 penonton dalam
satu domain dan gathering besar hingga 250 peserta per kelas hingga 1
Juli 2020 yang dapat direkam dan disimpan di Google Drive untuk hari
akses nanti. "Melalui G Suite untuk Pendidikan, siswa dapat terus belajar
meskipun akses internet lambat atau tidak tersedia dan di mana pun
mereka berada” (Widianingtyas and Sadino, 2020).
Tuhan telah menetapkan bahwa wabah Covid-19 bukanlah suatu
kebetulan. Dalam situasi yang sama, Indonesia juga telah menyadari
perlunya menerapkan program 'belajar gratis'. Di tengah situasi tersebut,
kami membutuhkan karantina diri, jarak fisik, dan sosial. Oleh karena
itu, untuk melanjutkan pendidikan, pendidikan jarak jauh atau online
mutlak dilakukan. Sebagaimana dijelaskan di atas berbagai platform
telah disiapkan untuk mendukung pembelajaran di era keterbatasan.
Kondisi ini memberikan peluang kepada semua pihak baik siswa
maupun guru untuk menerapkan kemandirian dalam pembelajaran.
Mereka bebas menjelajah. Belajar bisa dilakukan di mana saja, mulai
dari rumah, kamar, taman, kamar kost, atau asrama asalkan ada
keinginan untuk berpikir dari manusia. Dukungan fasilitas online mulai
dari media sosial, You Tube, Facebook, WhatsApp, Twitter, Google
Classroom, Line, Zoom, Kahoot, Scoology, dan lain lain memberikan
kemudahan bagi siapa saja untuk melakukan pembelajaran mandiri.
Ungkapan berikut merupakan tambahan gagasan dan pendapat dari
siswa, guru , orang tua, dan anggota fakultas.
58 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

D. Penutup
Secara umum, Covid-19 memiliki dampak yang signifikan bagi dunia
pendidikan, termasuk dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Pembelajaran tradisional dan rutin yang menekankan pada interaksi
guru dan siswa di dalam kelas dan di luar kelas bergeser ke
pembelajaran jarak jauh. Meskipun keadaan ini sejalan dengan visi dan
misi pembelajaran masa depan di era revolusi industri 4.0 dan
komunitas 5.0, namun tetap memiliki kelebihan dan kekurangan. Dari
segi kekuatan, tentunya pembelajaran online tidak dibatasi ruang dan
waktu, apalagi seruan pemerintah untuk melakukan karantina mandiri,
jarak fisik, dan sosial. Namun kebebasan saat ini tidak dapat dimaknai
sebagai kebebasan yang tidak terbatas dalam belajar. Seperti yang sudah
kita bahas di atas bahwa ada empat poin dalam belajar gratis dan 4 hal
utama dalam kampus mandiri (Abidah et al., 2020).
Transformasi Pendidikan Di
Era Pandemi Covid 19

A. Pendahuluan
Pandemik COVID-19 adalah, krisis kesehatan yang saat ini sedang
melanda dunia. Infeksi virus Corona atau Covid-19 disebabkan oleh
corona virus, yaitu, kelompok virus yang menginfeksi sistem
pernapasan. virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat,
seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus ini bisa menyerang
siapa saja, laki-laki, perempuan, anak kecil, dan orang dewasa. Parahnya
lagi, hal itu terjadi dalam tempo yang cepat dan skala yang luas.
Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat, hingga butuh
penanganan secepatnya. Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk
mencegah seseorang terinfeksi Covid-19. Cara terbaik untuk melindungi
diri kita adalah, dengan menghindari kondisi atau tempat di mana
berpotensi terpapar virus tersebut (N Leuwol, S Gaspersz, 2020).
Pandemi Covid-19 yang mewabah di berbagai negara, termasuk
Indonesia, telah mengubah pola perilaku masyarakat dalam beraktivitas
sehari-hari. Tak terkecuali dunia pendidikan yang kemudian
menyelenggarakan aktivitas belajar mengajar dari rumah sejak bulan
Maret 2020 yang lalu hingga tahun ajaran berganti. Seolah seluruh
jenjang pendidikan 'dipaksa' bertransformasi untuk beradaptasi secara
tiba-tiba drastis untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui
media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena
belum sepenuhnya siap. Di sisi lain, berbagai tantangan dan kerumitan
yang serba tiba-tiba tersebut dianggap sebagai momentum untuk
transformasi sistem pendidikan menjadi digital. Kerumitan serupa juga
dialami oleh para pemangku kebijakan, yang terpaksa menarik maju
60 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

sistem pendidikan yang baru, 10 atau bahkan 20 tahun lebih awal. Di


saat transformasi pendidikan masih terkendala oleh kesiapan
infrastruktur dan serapan teknologi.

B. Transformasi Pendidikan di Era


Pandemi Covid 19
1. Pengertian Transformasi
Transformasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan yang
sebelumnya menjadi baru dan lebih baik (Barbara J.Hoskins, 2013).
Proses transformasi merupakan perubahan yang terjadi secara perlahan
lahan atau sedikit demi sedikit, bahkan ada perubahan yang terjadi
secara cepat atau tidak dapat diduga kapan dimulainya dan sampai
kapan proses itu akan berakhir tergantung dari faktor yang
memengaruhinya, komprehensif dan berkesinambungan, dan
perubahan yang terjadi mempunyai keterkaitan erat dengan emosional
(sistem nilai) yang ada dalam masyarakat.

2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses ataupun tahapan dalam pengubahan
sikap serta etika maupun tata laku seseorang atau kelompok dalam
orang dalam meningkatkan pola pikir manusia melalui pengajaran dan
pelatihan serta perbuatan yang mendidik. Jadi pendidikan adalah proses
pembelajaran yang dibutuhkan manusia untuk mengarahkan,
membimbing, memperbaiki dan mengembangkan potensi dirinya.

3. Pengertian Transformasi Pendidikan


Transformasi pendidikan adalah perubahan wajah dan watak yang
terjadi pada sistem pendidikan sebagai akibat dari interaksi yang terjadi
di lingkungan masyarakat. Proses transformasi pendidikan adalah,
sebuah siklus, proses yang terus berjalan dan teknologi dapat
mempercepat proses ini serta memastikan bahwa perubahan yang
Transformasi Pendidikan Di Era Pandemi Covid 19 61

dibuat relevan dan efektif dalam meningkatkan mutu hasil capaian


siswa/mahasiswa.

4. Transformasi Pendidikan di Era Pandemi Covid 19


a. Perubahan Proses Belajar Mengajar (PBM) di Dunia Pendidikan

Berdasarkan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia, Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19). Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui
perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan
koneksi jaringan internet. Pendidik dapat melakukan pembelajaran
bersama di waktu yang sama, menggunakan grup di media sosial seperti
WhatsApp, telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya
sebagai media pembelajaran (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
, Jakarta Kemendikbud.2020).
Dengan demikian, pendidik dapat memastikan peserta didik mengikuti
pembelajaran dalam waktu bersamaan, meskipun di tempat yang
berbeda. Pendidik pun dapat memberi tugas terukur, sesuai dengan
tujuan materi yang disampaikan kepada peserta didik. Namun ternyata
kondisi pandemik membuat percepatan semua pihak untuk mengenal
sistem perkuliahan daring yang sebelumnya cukup asing bagi semua
pihak.
Kini pembelajaran yang biasanya on-site menjadi online. Biasanya tatap
muka menjadi tatap layar. Semua interaksi menjadi serba digital.
Jaringan internet dan tentunya keberadaan kuota menjadi tulang
punggung semua proses tersebut. Kondisi Work from Home dan Study
from Home memaksa semua pihak untuk berupaya memaksimalkan
proses pembelajaran. (Masrul, C. et al, 2020) Dahulu peserta didik
mencatat di papan tulis, lalu semua teman sekelas menyalin ke dalam
buku catatan mereka. Catat Buku Sampai Habis. Guru ceramah panjang
lebar, peserta mendengar sampai mengantuk. Zaman sudah berubah,
maka cara mendidik perlu disesuaikan dengan era pandemic covid-19
yang saat ini terjadi. Maka semua pihak harus memutar otak mencari
cara menggunakan alternatif proses kegiatan belajar-mengajar yang
62 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

dirasa terkesan “mendadak” serba digital. Siap tidak siap harus dihadapi.
Walaupun di dunia pendidikan semestinya hal ini bukan hal baru,
mungkin hanya saja kita yang terlambat mengetahui dan
mengaplikasikan.

Gambar Perubahan Proses Belajar Mengajar (PBM) di Dunia Pendidikan


b. Muncul Polemik di dunia Pendidikan

Melalui pendidikan, akan melahirkan generasi penerus yang cerdas


intelektual maupun emosional, terampil, dan mandiri untuk mencapai
pembangunan bangsa ini. Namun, muncul polemik masyarakat pada
transformasi pendidikan di masa pandemi Covid-19. Hal ini tentu dirasa
berat oleh pendidik dan peserta didik. Terutama bagi pendidik, dituntut
kreativitas dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran
daring bagi peserta didik, juga memegang peranan penting. Untuk
memastikan pembelajaran menjadi menyenangkan, penuh makna,
membangkitkan kreativitas, daya kritis, dan mampu membuat peserta
didik mandiri tentu bukan perkara mudah. Apalagi jika pendidik tidak
dapat secara langsung berhadap-hadapan dengan peserta didik.
Kejelian pendidik dalam membuat desain dan metode yang mampu
memikat anak didik untuk terus bersemangat belajar menjadi hal yang
Transformasi Pendidikan Di Era Pandemi Covid 19 63

patut diperhatikan dan perlu disesuaikan juga dengan jenjang


pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan
tekanan fisik maupun psikis (mental).
Pola pikir yang positif dapat membantu menerapkan media
pembelajaran daring, sehingga menghasilkan capaian pembelajaran
yang tetap berkualitas. Belajar di rumah dengan menggunakan media
daring mengharapkan orangtua sebagai role model dalam
pendampingan belajar anak, dihadapi perubahan sikap.
c. Tantangan Berat di Dunia Pendidikan

Guru atau dosen bukan satu-satunya tonggak penentu. Ini tantangan


berat bagi guru, dosen, maupun orangtua. Tak sedikit orangtua pun
mengeluhkan media pembelajaran jarak jauh melalui daring (internet)
ini. Terlebih bagi orangtua yang work from home (WFH), harus tetap
mendampingi anak-anaknya, khususnya anaknya yang masih usia dini.
Ini mengingat belum meratanya diperkenalkan teknologi dalam
pemanfaataan media belajar, seperti laptop, gadget, dan lainnya.
Terutama anak usia dini hingga sekolah menengah belum merata
ketersediaan fasilitas teknologi sebagai media belajar mengajar di
sekolah. Meskipun sebagian besar sudah mengenal digital, sisi
operasionalnya belum diterapkan optimal dalam media pembelajaran
(Wawan Setiawan, 2017).
Bagi guru sekolah PAUD/TK, dituntut sesuatu yang menyenangkan
dengan kreativitasnya. Fasilitas video, voice note, dan Youtube dapat
dijadikan media pembelajaran. Namun perlu pendampingan penuh dari
orangtua. Anak Sekolah Dasar (SD) juga menggunakan media-media
tersebut yang ditambah dengan penggunaan aplikasi Zoom. Bukanlah
hal yang mudah, karena anak belum bisa mengoperasikannya secara
mandiri. Jenjang Sekolah Menengah dan Pendidikan Tinggi, ini
membutuhkan inovasi dari pendidik agar peserta didik tidak jenuh,
tanpa menghilangkan poin capaian pembelajaran.
Meski, ada beberapa tantangan yang mesti dihadapi, mulai dari akses
internet yang belum merata, keterbatasan infrastruktur pembelajaran
online, hingga penguasaan terhadap teknologi di lingkup ekosistem
64

Belajar

Mandiri:

Pembelajaran

Daring

di
Tengah

Pandemi

Covid-19
pendidikan sekolah. Butuh banyak penyesuaian diri, dan bisa menjadi
langkah awal bagi kita untuk menapaki masa depan dunia pendidikan.
d. Adanya Kolaborasi antara Pendidik dan Orang tua.

Model pembelajaran jarak jauh dan bersifat daring (online) memerlukan


kolaborasi yang baik antara pendidik dan orang tua. Aktivitas dan tugas
pembelajaran bisa dilakukan bervariasi disesuaikan dengan minat siswa,
serta akses atau fasilitas belajar di rumah. Meski sampai saat ini masih
ditemui sejumlah kendala dalam pembelajaran secara daring, ada hal
positif yang muncul, yakni tumbuhnya kolaborasi orang tua dengan
guru. Partisipasi orangtua menjadi sangat penting untuk menyukseskan
pembelajaran daring. Situasi dilematis kemudian terjadi ketika orangtua
tidak dapat hadir mendampingi anak karena masih harus bekerja.
Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kemewahan untuk
bekerja dari rumah. Pada masa pandemi Covid-19 ini, orang tua mulai
melihat dan memahami bahwa tidak mudah menjadi seorang guru dan
dosen. Pada masa pandemi ini dibutuhkan keterlibatan langsung orang
tua dalam proses pembelajaran.

Gambar Kolaborasi antara pendidik dan Orang Tua


Transformasi Pendidikan Di Era Pandemi Covid 19 65

C. Penutup
Pelaksanaan pendidikan selama masa pandemi Covid-19 seharusnya
menjadi momentum untuk melakukan transformasi pendidikan. Bagi
para pendidik, situasi saat ini hendaknya menjadi kesempatan untuk
melakukan transformasi pendidikan melalui kebiasaan-kebiasaan baru
dalam pendidikan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Bagaimana
para pendidik disiapkan untuk tidak menekankan pada konten, tetapi
pada proses. Sistem pembelajaran di era pandemic Covid-19 saat ini,
hendaknya bisa langsung menyentuh kehidupan peserta didik.
Tujuannya untuk memberi kesempatan mengembangkan kemampuan
beradaptasi, bukan sekadar menghafal materi-materi yang diberikan
para pendidik.
Pembelajaran daring telah membuka berbagai problem pendidikan di
era pandemi Covid-19. Selain itu semakin menunjukkan bahwa
pembangunan pendidikan di Indonesia membutuhkan dukungan dari
berbagai pihak. Pendidikan sebagai suatu ekosistem utuh yang tidak
lepas dari kebijakan politik, daya dukung teknologi, infrastruktur yang
memadai, serta dukungan dari orangtua/masyarakat. Tanpa itu semua,
pendidikan tidak dapat optimal dalam mencerdaskan anak bangsa.
Proses belajar selama masa pandemi ini memang membutuhkan
kesiapan mental dari para pendidik, anak didik, dan orang tua. Banyak
tantangan yang dihadapi selama masa pandemi, tetapi setiap manusia
yang dianugerahi daya adaptasi justru dengan kondisi ini digiring untuk
melakukan pembelajaran yang baru. Pendidikan tidak semata harus
berada di sekolah/ kampus, tetapi di mana saja. Pendidikan jalur formal,
informal, dan nonformal, saling melengkapi dan menggantikan,
sehingga saat ini tidak perlu ada kebingungan.
66 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Problematika Pembelajaran
Media Online pada Era
Pandemi Covid-19

A. Pendahuluan
Dunia dikagetkan dengan kedatangan virus corona. Virus ini semakin
banyak menyerang dan memakan korban jiwa serta dengan cepat
menyebar hampir rata keseluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
secara resmi menyatakan virus Corona COVID-19 sebagai pandemic,
menyerang sistem pernapasan dan bisa menyebabkan pneumonia akut,
sampai kematian (Rizka Ausrianti, Rifka Putri Andayani, Defrima Oka
Surya, 2020). Kasus Covid-19 di seluruh dunia semakin meningkat dari
hari ke hari. Pada Sabtu (22/8/2020) mencapai 23.096.920 kasus dan
kematian akibat Covid-19 kini berjumlah 802.318 jiwa (Hana, 2020).
Kasus Covid 19 di Indonesia mencapai 149.408 dan tersebar di 34
provinsi dan 485 kabupaten/kota di Indonesia (Mukaromah, 2020).
Pandemi covid 19 pada umumnya mengubah tatanan sistem kehidupan,
baik segi ekonomi, kesehatan, pemerintah, pendidikan, industri dan lain
sebagainya. Kondisi ini menyebabkan pemerintah Indonesia
menentukan sikap dengan mengeluarkan himbauan kepada masyarakat
agar menjaga kesehatan dan mengurangi rantai penyebaran virus
dengan seruan berdiam diri di rumah/stay at home. Menteri pendidikan
dan kebudayaan mengeluarkan edaran tentang Pembelajaran secara
Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease (COVID- 19) sesuai dengan nomor surat
3636Z/nrX.At/itX/v:za (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, 2020).
68 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Pembelajaran daring adalah metode belajar yang menggunakan model


interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS).
Seperti menggunakan Zoom, Google Meet, dan lainnya (Farhana, 2020).
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mencatat
adanya peningkatan 15-20% traffic internet di masa pandemi Corona.
Ketua umum APJII, Jamalul Izza menyebutkan penerapan aturan PSBB
dan WFH telah mengubah pola penggunaan internet yang sebelum
adanya wabah lebih banyak corporate menjadi pengguna
ritel/broadband perumahan (Cnbcindonesia, 2020).
Selama pandemicovid-19 guru atau dosen dan siswa maupun
mahasiswa menyelenggarakan pembelajaran secara daring sesuai arahan
Mendikbud. Namun, dengan usulan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh
atau (PJJ) yang akan diberlakukan secara permanen oleh Nadiem
Makarim, tidak bisa dipungkiri memiliki problematika bahwa belum
semua pihak merasa siap menerima kondisi pembelajaran daring ini.
Tujuan penulisan ini adalah memaparkan berbagai problematika yang
muncul akibat pembelajaran media online/daring selama pandemi covid
19.

B. Problematika Pembelajaran Media


Online ditinjau dari pihak institusi
pendidikan
Pembelajaran secara online yang telah berlangsung sejak beberapa bulan
terakhir, akibat Pandemi Covid-19 diperkirakan akan terus menjadi fitur
yang menonjol dari pendidikan di seluruh wilayah Asia Pasifik, termasuk
di Indonesia. Kondisi ini mengharuskan adanya kesiapan infrastruktur
dan platform yang memadai demi mendukung proses kegiatan belajar
mengajar secara online, termasuk kesiapan para pendidik dan juga siswa
(Andriani, 2020). Sebagian besar universitas tidak siap untuk mengajar
pelajar onlinedalam skala besar dari perspektif institusional, budaya,
struktur dan administrasi (Xiao, 2018). Beberapa penyebab utamanya
Problematika Pembelajaran Media Online pada Era Pandemi Covid-19 69

adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses


transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat
hukumnya yang mengaturnya. Selain itu masih terdapat kekurangan
pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia
dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk
pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih
rendah (Pujilestari, 2020).
Faktor ketersediaan sumber daya manusia dalam pelaksanaan
pembelajaran online pada masa pandemi sangat menentukan dalam
berjalan atau tidaknya proses pembelajaran online di institusi
pendidikan. Sebagian besar institusi pendidikan belum memiliki sumber
daya manusia yang mampu untuk membuat platform yang sesuai
dengan kondisi instusinya. Demikian juga dengan kurangnya
kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakan atau
mengaplikasikan platform yang telah tersedia. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan dan kemahiran dari sumber daya manusia dalam
menggunakan IT.
Faktor proses transformasi teknologi di institusi pendidikan tidak kalah
pentingnya dalam menunjang penerapan pembelajaran online.
Transformasi teknologi pada masa pandemi bertujuan membuat
institusi pendidikan agar lebih adaptif terhadap perubahan
pembelajaran pada masa pandemi sehingga proses belajar mengajar
tetap bisa dilaksanakan. Untuk menjamin transformasi teknologi ini bisa
diterapkan di institusi pendidikan, maka perlu dilakukan dua
pendekatan yaitu; pendekatan top-down dan kedua adalah bottom-up.
Dalam pendekatan top-down, diperlukan komitmen dari pihak
manajemen institusi pendidikan. Dana yang diperlukan tersedia dan
sumber daya manusia yang ada di institusi tersebut sudah siap untuk
berubah dalam menerima transformasi teknologi pendidikan yang akan
diberikan. Pada pendekatan bottom-up, institusi pendidikan bisa
memulai transformasi digital dimulai dari beberapa orang sumber daya
manusia yang paham dengan IT, kemudian membuat platform yang
mudah dan sederhana, kemudian diuji coba penggunaannya. Jika hasil
evaluasi memberikan hasil yang memuaskan maka platform ini bisa di
transfer ke sumber daya manusa yang lainnya agar bisa digunakan.
70 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Tentunya pendekatan ini juga memerlukan adanya komitmen dari


pihak manajerial institusi pendidikan.
Faktor infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan
informasi merupakan syarat utama terselenggaranya pembelajaran
online. Kenyataan dilapangan, masih banyak institusi pendidikan yang
masih belum memiliki infrastruktur teknologi komunikasi, terlebih
institusi pendidikan yang berada di pedesaan yang jauh dari pusat
jaringan internet. Pihak institusi pendidikan memerlukan adanya
penambahan anggaran sekolah untuk menerapkan pembelajaran online
atau usulan penambahan anggaran kepada pemerintah untuk
menerapkan E-learning. Di Indonesia, lebih dari 530,000 sekolah ditutup
sebagai upaya mengurangi penyebaran virus korona. Hal ini berdampak
pada 68 juta siswa dari tingkat pra-sekolah hingga perguruan tinggi
menjadikan kebutuhan terhadap education teknologi/EdTech (Yarrow
and Bhardwaj, 2020). Oleh karena itu, faktor infrasturktur haruslah
tersedia jika menginginkan proses pembelajaran online bisa berjalan
dengan minim hambatan.

C. Problematika Pembelajaran Media


Online ditinjau dari pihak pendidik dan
peserta didik
Problematika pembelajaran online juga melanda pihak pendidik dan
peserta didik. Problematika yang dirasakan oleh pihak pendidik guru
atau dosen berdasarkan survei yang dilakukan oleh penulis pada tanggal
23 Agustus 2020 terhadap 100 pendidik, di antaranya adalah; faktor
ketidaksiapan mereka dalam menggunakan platform pembelajaran
online, fasilitas signal internet yang terbatas terutama di daerah
terpencil, faktor biaya internet yang mahal, honor guru yang terbatas
untuk terus menyiapkan kuota internet serta sulitnya membentuk
karakter kepribadian dan etiket peserta didik.
Problematika Pembelajaran Media Online pada Era Pandemi Covid-19 71

Faktor ketidaksiapan guru atau dosen disebabkan karena mereka belum


terbiasa dengan blended learning. Masih banyak guru atau dosen yang
belum mampu menggunakan platform pembelajaran daring. Dari suvei
yang dilakukan oleh penulis terhadap 100 pendidik didapatkan data
bahwa 68% pendidik tidak mampu dalam menggunakan informasi
teknologi sehingga berimbas kepada ketidakmampuan menggunakan
platform pembelajaran. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
mereka yang belum paham menggunakan IT. Guru/dosen yang belum
terbiasa dengan media online memerlukan waktu untuk belajar
kembali, mengikuti pelatihan-pelatihan platform pembelajaran online
yang ada.
Faktor fasilitas internet yang terbatas dan besarnya biaya untuk
menyiapkan kuota internet juga menjadi salah satu penyebab masalah
dikalangan tenaga pendidik. Jaringan internet yang kurang stabil
melanda daerah yang sulit dijangkau dan jauh dari pusat sinyal
telekomunikasi. Kondisi ini sesuai dengan pendapat menurut Michael
Molinda (2005) dalam (Santoso, 2009) menyebutkan bahwa salah satu
keterbatasan online learning adalah membutuhkan alat koneksi untuk
dapat mengakses internet dengan baik.
Faktor sulitnya membentuk kepribadian peserta didik sudah mulai
dirasakan oleh guru dan dosen. Dari hasil survei didapatkan data bahwa
84,5% guru menyatakan bahwa peserta didik sudah mulai menampilkan
etiket yang kurang baik saat dilaksanakan proses pembelajaran online.
Rasa hormat dan santun kepada guru dan dosen sudah mulai luntur.
Salah satu contoh ditemukan kasus saat pembelajaran online peserta
didik merokok. Sangat ditakutkan kondisi seperti ini bisa berlarut larut
sehingga tujuan Pendidikan Nasional untuk mewujudkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab akan sulit untuk dicapai (Masruroh, 2015).
Problematika yang dapat dirangkum oleh penulis berdasarkan survei
pada tanggal 24 Agustus 2020 kepada 450 orang peserta didik di
Kabupaten Kampar diantaranya adalah ; sejumlah 55% peserta didik
tidak mampu dalam menggunakan platform pembelajaran yang
72 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

disediakan pihak pendidikan, 85,6% peserta didik kecewa dengan


jaringan internet yang tidak stabil, 85,8% peserta didik menyatakan
mahalnya kuota internet, 90,9% peserta didik kesulitan dalam
memahami materi belajar yang diberikan guru/dosen, 81,6% peserta
didik menyatakan banyaknya penugasan dan terbebani dengan deadline
pengumpulan tugas, 74,6% peserta didik menyatakan nilai penugasan
tidak tuntas, dan 86,7% peserta didik menginginkan diadakannya
pembelajaran offline/tatap muka.

D. Penutup
Pembelajaran online merupakan salah satu solusi untuk
mempertahankan agar proses pembelajaran di dunia pendidikan tetap
bisa dilaksanakan pada masa pandemi covid 19. Disisi lain terdapat
banyak problematika yang dihadapi oleh setiap individu yang terlibat
dalam proses tersebut. Problematika ini akan dapat diminimalisir jika
adanya kepedulian antara satu dan lainnya. Diperlukan adanya
komitmen lembaga pendidikan, komitmen pemerintah dan masyarakat
saling bekerjasama agar peserta didik bisa mendapatkan metode
pembelajaran yang tepat, sehingga proses untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa tetap bisa dilaksanakan.
Dilema Pembelajaran Daring
Era Covid-19 Bagi Mahasiswa

A. Pendahuluan
Dunia Pendidikan tak terhindarkan dari dampak pandemi virus Corona
(Covid-19) yang berakibat terhentinya proses pembelajaran secara tatap
muka digantikan dengan metode pembelajaran jarak jauh melalui
sistem daring (dalam jaringan). Tentu saja proses adaptasi diperlukan
oleh mahasiswa dan dosen menanggapi situasi tersebut sehingga
tercipta nuansa pembelajaran yang efektif dan fleksibel dengan
kemampuan akses teknologi yang harus dimaksimalkan meskipun pada
kenyataanya masih kurang maksimal dalam penguasaan akses sehingga
menjadikan hal tersebut sebagai sebuah tantangan tersendiri baik bagi
dosen maupun mahasiswa. Penggunaan teknologi ini memiliki peranan
penting dalam proses pembelajaran di masa pandemi global covid-19
(Pakpahan and Fitriani, 2020).
Pendekatan yang dilakukan oleh masing-masing perguruan tinggi
berbeda-beda dengan berbagai macam kendala. Ada beberapa
Perguruan tinggi yang telah menerapkan proses pembelajaran daring
tetapi itu tidaklah banyak dibandingkan angka atau jumlah PT yang
sama sekali belum menerapkan. Tentu saja hal tersebut berbanding
lurus dengan kemahiran dan akan berimbas kepada besar kecilnya
kendala yang dihadapi di dalam proses. Belum lagi dengan segala fasiltas
pendukung yang harus memadai guna maksimalnya suatu proses belajar
mengajar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebahagian besar mahasiswa merasakan
kesulitan dalam membiasakan proses preferensi tersebut. Bagi yang
sudah terbiasa tentu saja kondisi ini dipandang dapat memberi ruang
74 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

dan kebebasan yang tidak didapatkan dalam proses pembelajaran


konvensional. Proses belajar mengajar melalui daring mempunyai
beberapa kelebihan dalam pengaplikasiannya, di antaranya menjadikan
proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien karena tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu (Garg and Sharma, 2020).

B. Kendala Pembelajaran Daring Era


Covid-19 Bagi Mahasiswa
Merujuk dari surat edaran yang dikeluarkan oleh Kemendikbud terkait
instruksi kepada perguruan tinggi untuk menyelenggarakan
pembelajaran jarak jauh dan menyarankan mahasiswa untuk belajar dari
rumah masing-masing (Firman and Rahayu, 2020). Pada awalnya
pembelajaran online mendapat respon positif dari mahasiswa terutama
mengenai pelaksanannya yang fleksibilitas sehingga memberikan efek
stimulan dalam proses kemadirian belajar. Hal ini mendorong
munculnya perilaku social distancing dan meminimalisir kemungkinan
munculnya kerumunan mahasiswa di kampus. Dua hal ini merupakan
langkah-langkah yang direkomendasikan WHO dalam menekan
penyebaran Covid-19. Meski demikian, pembelajaran online harus
dilakukan dengan pendampingan ekstra, terlebih lagi jika kondisi
daerah kurang mendapatkan akses layanan internet atau hanya bias
mengakses internet pada titik tertentu sehingga memicu adanya
kerumunan di area-area tertentu yang justru meningkatkan potensi
penyebaran Covid-19.
Meskipun dalam prakteknya masih menyisakan permasalahan misalnya
saja adanya keterbatasan monitoring dosen terhadap aktivitas
mahasiswa selama proses perkuliahan berlangsung. Begitupula
sebaliknya bagi mahasiswa yang terkadang sulit mencerna bahan ajar
atau materi yang disampaikan secara daring. Hal tersebut disebabkan
oleh terbatasnya komunikasi yang terbangun antara dosen dengan
mahasiswa melalui beberapa platform pembelajaran online.
Dilema Pembelajaran Daring Era Covid-19 Bagi Mahasiswa 75

C. Pembelajaran Daring Era Covid-19


Adalah Harga Mati
Jika dikaji lebih dalam ternyata wabah corona ini sebenarnya menjadi
katalis dalam dunia Pendidikan yang mendorong lebih maksimalnya
penggunaan teknologi dalam aktivitas pembelajaran. Tetapi ada sisi lain
yang perlu diperhatikan bahwa sivitas akademika belum familiar
menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat blended learning
maupun sepenuhnya melalui daring. Seharusnya hal tersebut masuk
dalam konten kesiapan kampus dalam menjalankan metode
pembelajaran online yang mengharuskan mahasiswa melakukan semua
aktivitas perkuliahan secara daring dan itu harga mati. Cara
pembelajaran secara online tidak memungkinkan untuk melakukan
proses pembelajaran secara tatap muka langsung di dalam kelas,
sehingga seluruh kebutuhan pembelajaran tidak dapat terakomodasi
(Tuncay, Uzunboylu and Teker, 2011)
Bukti ketidaksiapan tersebut dapat dilihat dari adanya dosen hanya
melakukan pembelajaran online sekedar formalitas dengan memberikan
materi dan tugas hanya sekedar saja tanpa adanya interaksi umpan dan
timbal balik. Salahsatu hal yang menjadi pemicu adalah keterbatasan
akses internet mahasiswa dan kurang konsistennya dosen dalam
melakukan pendampingan di kelas online (Hasil and Mata, 2012). Salah
satu solusi yang disarankan dalam penelitian (Windhiyana, 2020) adalah
memberikan bantuan kuota internet kepada mahasiswa agar
mendukung proses pembelajaran agar berjalan dengan baik.
Metode perkuliahan secara online adalah salah satu sarana
pembelajaran interaktif. Dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi
dengan menggunakan media internet mulai dari proses share materi
kuliah, aktivitas umpan balik hingga proses evaluasi. Pembelajaran
online (e-learning) memang diperlukan oleh mahasiswa terkait dengan
penunjang materi kuliah berikut dengan kelebihan dan kekurangan
dalam implementasinya. Sinergitas yang baik dari berbagai elemen yang
terkait, maka integrasi dalam pengaplikasian sistem pembelajaran online
76 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

diharapkan menghasilkan mutu pembelajaran yang lebih baik bagi


mahasiswa.

D. Penutup
Aktivitas yang semula dominan berlangsung dalam kelas yang akhirnya
beralih ke daring merupakan situasi yang tidak lazim terjadi baik bagi
mahasiswa maupun dosen sehingga membutuhkan persiapan yang
mendukung aktivitas tersebut. Sementara realita yang terjadi bahwa
persiapan yang belum maksimal sementara kondisi memaksa harus
melakukan pembelajaran secara online dengan memaksimalkan
teknologi yang ternyata masih banyak yang termasuk dalam golongan
“Gagap Teknologi” sehingga proses transfer ilmu terkesan “ala kadarnya”
yang tentu saja bagi mahasiswa hal tersebut menjadi dilema karena
tidak tersaji pilihan lain selain harus memilih untuk tetap mengikuti
ritme yang ada meskipun dengan berbagai macam kendala dan
kekurangan agar proses pembelajaran tetap berlangsung meskipun tidak
sebagaimana mestinya tetapi tetap dengan tujuan menerima manfaat
semaksimal mungkin. Senada dengan apa yang disampaikan oleh
(Karwati, 2014) bahwa pembelajaran yang dilakukan secara elektronik
adalah kategori yang tinggi, sementara kualitas pembelajarannya berada
dalam kategori cukup.
Sederhanakan Kurikulum
Pendidikan Saat Pandemic
Covid-19

A. Pendahuluan
Pembelajaran daring membutuhkan tanggungjawab, kemandirian dan
ketekunan pribadi, karena tidak ada yang mengontrol selain dirinya
sendiri. Mereka harus mendownload dan membaca materi, menjawab
quiz/soal serta mensubmit tugas secara mandiri. Kapabilitas
pembelajaran online akan memberikan kinerja mahasiswa yang lebih
bagus dibanding dengan pembelajaran konvensional, karena selain
berpengetahuan mereka juga melek teknologi. Pembelajaran daring
memang memberikan media pembelajaran yang variatif seperti media
video pembelajaran yang terhubung ke youtube, media video
conference, media jurnal ilmiah atau topik yang tersistem secara digital.
Kemajuan teknologi pembelajaran harus didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai, seperti meratanya jaringan internet hingga ke
pelosok pedesaan. Namun kebijakan pembelajaran dengan sistem online
ini ternyata tidak mulus, masih banyak keluhan yang disampaikan oleh
masyarakat. (Mastuti, 2020). Keluhan-keluhan tersebut diakomodir oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kebijakan
penyederhanaan kurikulum. Mereka menyusun kurikulum darurat yaitu
penyederhanaan kompetensi dasar di mana kisi-kisinya mengarah pada
penyederhanaan kurikulum yang dirumuskan dalam fokus kurikulum
yang mencakup pada tiga hal yakni literasi, numerasi dan pendidikan
karakter.
78 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

B. Pengenalan Kurikulum
Perubahan besar terjadi dalam dunia pendidikan pada masa pandemic
Covid-19 ini. Perubahan tersebut terkait dengan system, metode dan
proses pembelajaran. Pendidikan tidak lagi di ruang kelas melainkan di
layar komputer, Ipad dan HP. Dikenal dengan online learning, daring
atau remote learning. Pembelajaran tatap muka, telah ditinggalkan
bukan karena dianggap tertutup dan dipahami sebagai model
tradisional namun awalnya lebih karena menghindarkan diri dari
penularan Covid-19. Kuliah online menjadi solusi untuk tetap
menjalankan kegiatan belajar-mengajar di tengah penyebaran virus
corona (Covid-19) yang semakin meluas.
Kebijakan tersebut sejalan dengan kebijakan kampus merdeka
bahwasanya kampus merdeka dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
proses pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel
sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Kebijakan ini juga bertujuan
untuk meningkatkan link and match dengan dunia usaha dan dunia
industri, serta untuk mempersiapkan mahasiswa dalam dunia kerja
sejak awal. Melalui kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka,
Perguruan Tinggi dituntut untuk merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian
pembelajaran secara optimal (Direktorat Jeneral Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).
Perubahan tersebut tentunya diawali dari perubahan kurikulum yang
menyesuaikan dengan situasi pandemic Covid-19 ini yang dikenal
dengan kurikulum darurat. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan
Kurikulum Darurat menurut (Amin, 2020) adalah kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan
pendidikan pada masa darurat dengan memperhatikan Panduan
Kurikulum Darurat pada Madrasah rambu rambu ketentuan yang
berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing satuan pendidikan di
Sederhanakan Kurikulum Pendidikan Saat Pandemic Covid-19 79

masa darurat. Masa darurat yang dimaksud bukan hanya pada masa
darurat wabah Corona Virus Disease (Covid-19), tetapi berlaku pula pada
masa darurat karena terjadi bencana alam, huru-hara dan sebagainya.
Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB dalam menanggulangi dampak COVID19,) dan menetapkan
bencana non-alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional.
Kebijakan ini berdampak langsung terhadap kegiatan yang bersifat
komunal atau menghimpun orang banyak dalam suatu tempat. Satuan
pendidikan merupakan institusi yang diliburkan dan peserta didik
melakukan proses pembelajaran dari rumah. Dalam situasi darurat
bencana, merujuk kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) No 72 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus dan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan
Pendidikan Aman Bencana (SPAB), dalam situasi darurat, pendidikan
harus tetap berlangsung dengan akses dan layanan pendidikan
dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan berpusat pada pemenuhan hak
pendidikan anak (Kebudayaan, 2020).

C. Penyederhanaan Kurikulum di Masa


Pandemi Covid-19
Konteks kurikulum ada dua yaitu murid dan guru di mana relasi
kurikulum dengan kebutuhan siswa harus selalu terjadi dan aktif. Maka
dalam situasi Covid-19 kurikulum menjadi sebuah hal yang perlu
disesuaikan dengan keadaan. Kurikulum apapun disederhanakan atau
tidak seorang pendidik harus selalu berinteraksi sehingga pembelajaran
harus disesuaikan dengan konteks sekolah dan murid berada. Hal
tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan Nadiem Anwar Makarim
bahwa kemerdekaan belajar adalah “Memberi kebebasan dan otonomi
kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen
dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan
80 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai." (Direktorat


Jeneral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2020).
Program merdeka belajar memberi keleluasaan kepada satuan
pendidikan, kepala sekolah dan guru untuk melakukan inovasi yang bisa
digunakan dalam berbagai keadaan. Pendidik (guru dan dosen)
diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran yang bervariasi seperti
memilih kompetensi dasar dan materi esensial yang mungkin terlalu
rumit untuk disederhanakan sehingga bisa dilaksanakan selama
pandemic Covid-19.
Mereka diharapkan melakukan inovasi pembelajaran tanpa
meninggalkan prinsip pelaksanaan pembelajaran dari rumah di masa
Covid-19. Prinsip-prinsip tersebut dalam (Kebudayaan, 2020) adalah : (1)
keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala
satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi
pertimbangan utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah. (2)
Kegiatan belajar dari rumah dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani
tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum. (3) Belajar dari
rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain
mengenai pandemi COVID-19. (4) Materi pembelajaran bersifat inklusif
sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter
dan jenis kekhususan peserta didik. (5) Aktivitas dan penugasan selama
belajar dari rumah dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan
Peserta Didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas belajar dari
rumah. (6) Hasil belajar peserta didik selama belajar dari rumah diberi
umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa
diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif. (7) Mengedepankan pola
interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang
tua/wali.
Hal tersebut untuk memastikan tujuan pelaksanaan Belajar Dari Rumah
(BDR) selama darurat COVID-19 tercapai yaitu untuk: Memastikan
pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan
selama darurat COVID-19; Melindungi warga satuan pendidikan dari
Sederhanakan Kurikulum Pendidikan Saat Pandemic Covid-19 81

dampak buruk COVID-19; Mencegah penyebaran dan penularan


COVID-19 di satuan pendidikan; Memastikan pemenuhan dukungan
psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua/wali.
Seorang mahasiswa pada masa Covid-19 sudah semestinya punya prinsip
Saya bisa berkembang, Saya bertanggung jawab atas studi, belajar tidak
perlu tatap muka dan penjelasan dosen tidak cukup. Demikian juga
dosen sudah semestinya bertindak sebagai fasilitator pembelajaran di
mana mahasiswa mampu belajar mandiri sehingga tidak perlu tatap
muka dan menganggap bahwa penjelasan yang diberikannya tidak
cukup. Pemikiran mahasiswa dan dosen yang demikian akan
menimbulkan kemandirian mahasiswa dalam pembelajaran. Pandemi
Covid-19 ini juga dapat digunakan sebagai momentum bagi kampus
melakukan pembelajaran secara luas dengan online/daring dan lintas
daerah (yang selama ini dibatasi serta peningkatan kreativitas Dosen
dalam delivered pembelajaran).
Belajar dari rumah dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
yang dibagi ke dalam 2 (dua) pendekatan: Pembelajaran jarak jauh
Dalam Jaringan/online (Daring), menggunakan gawai (gadget) maupun
laptop melalui beberapa portal dan aplikasi pembelajaran daring dan
Pembelajaran jarak jauh Luar Jaringan/offline (Luring), menggunakan
televisi, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak,
alat peraga dan media belajar dari benda di lingkungan sekitar.
Pelaksanaan Belajar Dari Rumah di mana pendidik memfasilitasi
pelaksanaan PJJ secara daring, luring, maupun kombinasi keduanya
sesuai kondisi dan ketersediaan sarana pembelajaran. Pendidik
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
Memfasilitasi pembelajaran jarak jauh daring dengan waktu
pembelajaran sepanjang hari menyesuaikan ketersediaan waktu,
kondisi, dan kesepakatan peserta didik dan orangtua/walinya.
Memfasilitasi pembelajaran jarak jauh luring dengan dengan: (a)
menggunakan media buku, modul dan bahan ajar dari lingkungan
sekitar; (b) menggunakan media televisi; dan (c) menggunakan radio
(Kebudayaan, 2020).
82 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Pelaksanaan belajar dari rumah oleh peserta didik dilaksanakan dengan


waktu PJJ daring sepanjang hari, menyesuaikan waktu dan kondisi orang
tua/ wali peserta didik atau peserta didik dan kesepakatan dengan guru
atau satuan pendidikan. Adapun Pembelajaran luring oleh peserta didik
dengan menggunakan buku, modul media buku, modul dan bahan ajar
dari lingkungan sekitar. Waktu: sepanjang hari, menyesuaikan waktu
dan kondisi orang tua/wali. Pengumpulan tugas di akhir minggu, atau
disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Pembelajaran luring dengan
media televisi dan radio nasional atau daerah. Waktu belajar sesuai
dengan jam tayang pembelajaran televisi dan radio. Waktu mengerjakan
dan pengumpulan tugas sesuai dengan kesepakatan dengan pendidik.
Pelaksanaan belajar dari rumah oleh orang tua/wali peserta didik yaitu
melakukan pendampingan PJJ baik secara daring dan luring oleh orang
tua/wali terhadap peserta didik menyesuaikan kondisi, dan ketersediaan
waktu dan sarana dan prasarana pembelajaran. Pendampingan
pembelajaran daring dengan waktu pembelajaran sesuai dengan
kesepakatan dengan guru dan peserta didik. Adapun pendampingan
pembelajaran luring menggunakan buku dan modul. Media buku,
modul, dan bahan ajar dari lingkungan sekitar. Pendampingan
pembelajaran luring dengan media televisi/radio nasional/ daerah.
Untuk metode pembelajaran di perguruan tinggi pada semua zona wajib
dilaksanakan secara daring untuk mata kuliah teori, demikian juga
untuk mata kuliah praktik sedapat mungkin tetap dilakukan dengan
daring. Dalam hal mata kuliah tidak dapat dilaksanakan secara daring,
mata kuliah diletakkan di bagian akhir semester (Direktorat Jeneral
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).

D. Penutup
Kurikulum yang disederhanakan berarti seorang pendidik harus mampu
menyesuaikan materi yang dibawakannya dengan kondisi siswa.
Kurikulum dilaksanakan dengan prinsip merdeka belajar dan berpusat
pada murid, sehingga membutuhkan kreatiitas dan inovasi untuk
menghadapi kondisi tersebut. Di masa pandemic Covid-19 ini pendidik
Sederhanakan Kurikulum Pendidikan Saat Pandemic Covid-19 83

dituntut untuk tetap dapat memberikan pembelajaran dengan


berprinsip pada protocol kesehatan. Kemendikbud menyiapkan
kurikulum darurat di masa pandemi Covid-19 di mana terdapat
penyederhanaan mengenai kompetensi dasar dan disiapkan pula modul
pembelajaran dan materi video agar peserta didik bisa belajar mandiri,
sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan baik, meski penuh
keterbatasan akibat adanya pandemi
84 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daringdi Tengah Pandemi Covid-19
Kurikulum Fleksibel: Jalan
Keluar Pembelajaran di Masa
Covid-19

A. Pendahuluan
Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang unggul,
berkarakter dan memiliki tingkat keimanan dan ketaqwaan yang tinggi.
Peserta didik yang semacam itu dapat dihasilkan dari proses pendidikan
yang luar biasa didukung kurikulum yang baik. Kurikulum sebagai
landasan berjalannya proses pendidikan hendaknya dibuat dengan
melihat kebutuhan peserta didik dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Covid-19 telah memporakporandakan hampir seluruh sendi kehidupan
termasuk dunia pendidikan. Berjalannya dunia pendidikan sekarang ini
tidak lagi sama dengan masa-masa sebelumnya. Banyak hal yang
berubah, mulai dari tempat belajar yang harus dari rumah saja, cara
belajar yang tadinya bisa tatap muka sekarang lebih banyak dalam
jaringan internet. Metode belajar yang mungkin awalnya tidak
terpikirkan menggunakan metode yang dapat diakses dengan jaringan
sekarang ini banyak dimodifikasi agar materi bisa tersampaikan melalui
metode yang dapat dengan mudah diakses siswa di rumah.
Perubahan semacam itu menuntut adanya kurikulum yang fleksibel.
Kurikulum yang dapat dengan mudah menyesuiakan dengan situasi dan
kondisi yang tidak menentu dan tidak pernah terduga sebelumnya.
86 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

B. Pengertian Kurikulum
Guna membahas lebih jauh tentang kurikulum, kita kupas dulu dari
pengertian kurikulum itu sendiri. Kurikulum tersebut berasal dari kata
Curriculum dalam bahasa latin “Currere” yang mempunyai banyak arti
seperti maju dengan cepat , berlari cepat, menjalani dan juga berusaha
serta dari bahasa inggris yakni “Curriculum” yang mempunyai arti
“rencana pelajaran“. Dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir
yang artinya pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum
diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari.
Beberapa ahli mendefinisikan kurikulum sebagai berikut :
Maurice Dulton mengatakan dalam (Mudlofir, 2012) “Kurikulum
dipahami sebagai pengalaman-pengalaman yang didapatkan oleh
pembelajar di bawah naungan sekolah. Kurikulum sebagai sebuah
program / rencana pembelajaran, tidaklah hanya berisi tentang program
kegiatan, tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta
alat evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,
disamping itu juga berisi tentang alat atau media yang diharapkan
mampu menunjang pencapaian tujuan tersebut. Kurikulum sebagai
suatu rencana disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar
dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnya.
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan
dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku
yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan
(Dakir, 2004). Menurut (INDONESIA, 2012) kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diartikan bahwa kurikulum
merupakan suatu program atau rencana pembelajaran yang
diprogramkan melancarkan proses belajar mengajar di bawah
Kurikulum Fleksibel: Jalan Keluar Pembelajaran di Masa Covid-19 87

bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan


beserta staf pengajarnya untuk mencapai tujuan pendidikan.

C. Komponen Kurikulum
Kurikulum menurut (Sudrajat, 2008) memiliki 5 komponen utama,
yaitu: (1) tujuan; (2) isi dan bahan (materi); (3) strategi, pembelajaran; (4)
organisasi kurikulum; (5) Evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki
keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.
1. Tujuan

Tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau sasaran


yang akan dicapai dari pelaksanaan kurikulum, dapat dispesifikasikan ke
dalam tujuan pembelajaran umum yaitu berupa tujuan yang dicapai
untuk satu semester, atau tujuan pembelajaran khusus yang menjadi
target pada setiap kali tatap muka.
2. Isi dan Bahan

Bahan-bahan pengajaran dan berbagai pengalaman yang diperlukan


dalam tercapainya tujuan pendidikan merupakan isi kurikulum. Para
perancang kurikulum sering mengalami berbagai kesulitan dalam
menyusun dan merencanakan isi kurikulum yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai. Hal tersebut disebabkan masyarakat yang
senantiasa terus berubah dan berkembang, sehingga banyak
bermunculan masalah kehidupan baru yang perlu dipecahkan. Hal ini
akan memengaruhi pada isi kurikulum, maka dari itu isi kurikulum
harus selalu dikembangkan.
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum yang
dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
(1) Materi kurikulum berupa bahan pelajaran yang terdiri dari bahan
kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam
proses belajar dan pembelajaran. (2) Mengacu pada pencapaian tujuan
88 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

masing-masing satuan pendidikan. (3) Diarahkan untuk mencapai


tujuan pendidikan nasional
3. Strategi Pembelajaran

Perbedaan dalam menentukan tujuan dan materi pembelajaran


memiliki konsekuensi terhadap penentuan strategi pembelajaran yang
hendak dikembangkan. Jika tujuan dalam pembelajaran yang
ditekankan adalah penguasaan informasi-intelektual,–sebagaimana yang
banyak dikembangkan oleh kalangan pendukung filsafat klasik dalam
rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi
pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru.
Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan
dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta
didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima
sejumlah informasi dari guru. Metode dan teknik pembelajaran yang
digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara
massal, seperti ceramah atau seminar. Selain itu, pembelajaran
cenderung lebih bersifat tekstual
Namun jika pembelajaran berpusat pada peserta didik, mereka secara
aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan
kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling
sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya.
4. Organisasi Kurikulum

Keragaman dalam mengorganisasikan pengembangan kurikulum


didasari oleh beragamnya pandangan yang mendasari. Enam ragam
pengorganisasian kurikulum terdiri (1) Mata pelajaran terpisah (isolated
subject) kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah
pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata
pelajaran lainnya. (2) Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan
sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat
pemisahan mata pelajaran. (3) Bidang studi (broad field); yaitu
organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa mata
pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan
dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. (4) Program
Kurikulum Fleksibel: Jalan Keluar Pembelajaran di Masa Covid-19 89

yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum


yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada
mata pelajaran. (5) Inti Masalah (core program), yaitu suatu program
yang berupa unit-unit masalah, di mana masalah-masalah diambil dari
suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan
melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan
masalahnya. (6) Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari
keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata
pelajaran dan peserta didik.
5. Evaluasi

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat


ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui
kurikulum yang bersangkutan. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai
kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada
efektivitas saja namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility)
program.

D. Kurikulum Fleksibel di Masa Pandemi


Covid-19
Pandemi Covid-19 yang telah berjalan beberapa bulan menyebabkan
penyesuaian di bidang pendidikan. Guna menghindari terjadinya
penularan yang lebih jauh, maka diambil kebijakan untuk kuliah/
sekolah dari rumah saja. Perubahan tersebut menyebabkan diambilnya
kebijakan bahwa di tengah pandemic Kemendikbud menyerahkan
penyesuaian kurikulum kepada guru dan kepala sekolah sesuai dengan
konsep merdeka. Merdeka belajar memberikan peluang kepada guru
dan kepala sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan
mengidentifikasi materi-materi esensial yang ada di dalam kompetensi
dasar di setiap tingkatan sekolah. Pembelajaran banyak dilaksanakan
dengan metode daring. Namun itu semua tidak mudah, sarana
90 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

prasarana yang dimiliki sekolah dan peserta didik tidak semua siap
menerima dalam waktu singkat untuk pembelajaran secara daring.
Sudah semestinya kurikulum di masa pandemic itu fleksibel,
menyesuaikan dengan kebutuhan daerah setempat dan kemajuan
teknologi. Dalam surat edaran (Menteri Pendidikan Nasional, 2020)
disampaikan 4 ( empat ) hal kebijakan pelaksanaan pembelajaran yakni
(1) pembelajaran mandiri ditujukan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna tanpa dibebani untuk menuntaskan capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan; (2) para pelajar
mesti dibekali dengan kecakapan hidup tentang pandemi Covid-19; (3)
guru memberikan tugas secara bervariasi dengan mempertimbangkan
perbedaan kemampuan setiap individu, dan fasilitas belajar; dan (4)
pemberian umpan balik (feedback) terhadap kinerja siswa mesti secara
kualitatif.

E. Penutup
Tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari system nilai pancasila
dirumuskan dalam (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2003)
Pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan
pendidikan tersebut di masa pandemic Covid-19 maka diperlukan
kurikulum yang fleksibel sehingga pendidikan bisa terus berjalan
menyesuiakan dengan situasi yang ada.
Strategi Pembelajaran
Alternatif Di Era Darurat

A. Pendahuluan
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap pengajar dituntut
untuk memahami benar strategi pembelajaran yang akan
diterapkannya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang pengajar perlu
memikirkan strategi pembelajaran yang akan digunakannya. Pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat berdampak pada tingkat penguasaan
atau prestasi belajar siswa. Jadi, strategi pembelajaran merupakan salah
satu unsur yang penting dipahami oleh pengajar. Jadi Penggunaan
strategi dalam pembelajaran merupakan salah satu penunjang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai
seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran
menurut Frelberg & Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai
berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan,
untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach &
Ely (1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara
cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Dick & Carey (1996) berpendapat bahwa strategi pembelajaran tidak
hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di
dalamnya materi atau paket pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri
atas semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan
digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
92 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan


pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual,
sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar
serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan. Gerlach & Ely
(1980) juga mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara strategi
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah
langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Strategi
pembelajaran terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan
menjamin bahwa siswa akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk itu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru harus
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa.
Strategi dalam dunia pendidikan menghadapi covid-19 awal tahun 2020
adalah ‘me-lockdown’ pembelajaran secara online, bersifat temporer dan
memaksimalkan ‘open up’ dengan memanfaatkan teknologi virtual dan
digital. Perlu diketahui bahwa “Covid-19” adalah salah satu virus
menular yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, telah menyebar ke 176
negara dan teritorial dengan angka orang yang terinfeksi bahkan
meninggal setiap hari semakin meningkat. Di Indonesia sendiri terjadi
peningkatan yang besar pada kasus covid-19. Tentu menjadi
kekhawatiran karena kasus ini akan terus membesar risikonya dan
mengancam banyak sektor, termasuk dunia pendidikan. Oleh sebab itu
inisiatif yang perlu dilakukan untuk tetap bersiasat di tengah kesulitan.
Dunia boleh mewabah dan terimpit oleh pertumbuhan yang melambat,
tapi dunia pendidikan harus terus berlari demi melanjutkan peradaban.
Sebab institusi pendidikan sangat bertanggungjawab terhadap
pembentukan lulusan yang berkualitas.

B. Pembelajaran Online Solusi di Masa


Pandemi Covid-19
Di masa tanggap darurat seperti ini, banyak hal yang bisa dilakukan
pengajar dalam mensukseskan program pembelajaran jarak jauh atau
remote learning atau dengan istilah “Belajar di Rumah”. sesuai dengan
Strategi Pembelajaran Alternatif Di Era Darurat 93

protokol kesehatan dari pemerintah sehingga dunia pendidikan


akademisi berupaya membangun kerjasama dengan berbagai pihak yang
fokus mengembangkan sistem pendidikan daring (dalam jaringan).
Karena Semua pihak memiliki tanggung jawab untuk memastikan
keberlangsungan dan proses berjalannya pendidikan bagi seluruh anak
bangsa. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya
pemerintah, tetapi juga sekolah (guru), dan keluarga (orang tua). Pada
prinsipnya, guru bertanggung jawab atas pelaksanaan proses belajar
mengajar dan atas materi pembelajaran, sedangkan orang tua siswa
menjadi fasilitator, memandu, menemani, bahkan saat tertentu mereka
ikut serta menjadi guru di rumah.
Dalam pembelajaran remote learning banyak aplikasi pembelajaran
online yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan masa pandemi.
Para pendidik dibuat harus berpikir keras tentang strategi, metode, atau
teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.
Akhirnya kebanyakan dari mereka menggunakan aplikasi Whatsapp
atau google classroom namun pada pemberian tugas saja, tanpa ada
tatap muka secara online padahal seharusnya guru itu memahami
bahwa gaya belajar anak berbeda-beda. Bukan hanya sekedar
mengerjakan tugas, tetapi mungkin mereka perlu mendengarkan
penjelasan dari gurunya. Karena beban tugas yang menumpuk itu,
akhirnya siswa-siswa lelah mengerjakan, orang tua ikut lelah
mendampingi, guru-guru mulai lelah memeriksa tugas siswa.
Media Whatsapp, e-mail, dan goole classroom mungkin hanya beberapa
contoh aplikasi yang dapat digunakan untuk pemberian tugas, tapi siswa
tidak memiliki gaya belajar audio mungkin perlu mendengarkkan
penjelasan dari si pengajar dan teman-temannya. Menjadi bahan
pertimbangan dari guru dan dosen dengan melihat perkembangan
pelajar maka mereka mulai melakukan pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi yang digunakan untuk melaksankan
pembelajaran seperti ini yaitu dengan sistem video conferencing, salah
satunya adalah Zoom Claud Meeting. Di era New Normal ini, kita masih
tetap di anjurkan untuk selalu menerapkan Social Distancing, Physical
Distancing, dan mentaati protokol kesehatan. Oleh karena itu, ZOOM
hadir menjawab semua permasalahan ini sebagai Media Pembelajaran
94 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Tatap Muka. Pendidik (guru) tetap bisa melaksanakan pembelajaran


dengan nyaman dan menyenangkan secara live bersama dengan peserta
didiknya
Zoom adalah aplikasi yang tidak berbayar namun dengan pembatasan
penggunaan fiturnya, seperti waktu meeting yang diberikan hanya 40
menit dan terbatas untuk 100 peserta. Namun setelah 40 menit, pengajar
dan siswa kembali dapat melanjutkan meeting dengan mengklik tautan
yang diberikan si pengajar (Host). Memiliki tampilan yang bisa terlihat
semua peserta yang bergabung. Aplikasi ini dapat diunduh melalui
smartphone, laptop, maupun komputer. Pengajar dan siswa dapat
berinteraksi, bahkan antar siswa pun saling berinteraksi untuk bertanya
dan berdiskusi. Pengajar pun bisa saling menunjukkan tampilan materi
dalam bentuk power point, gambar, maupun video. Dengan
menggunakan aplikasi ini, siswa diharapkan masih dapat mengalami
proses pembelajaran seperti didalam kelas hanya dengan situasi yang
berbeda. Namun sebagai pengajar kita tetap harus memahami kondisi
dan kemampuan siswa dan orang tua. Adakan diskusi terlebih dahulu
dengan siswa didik bahkan dengan orang tua sebelum menggunakan
aplikasi ini karena pastinya bila kita menggunakan teknologi perlu
difasilitasi oleh perangkat yang memadai termasuk jaringan internet
yang mendukung.
Sebagai dosen, saya merasa sangat terbantu dengan aplikasi ini terutama
selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) diterapkan apalagi mata kuliah
yang saya mampu mengharuskan mahasiswa melakukan harus aktif dan
presentasi. Perkuliahan berjalan cukup lancar, interaktif, dan
komunikatif. Tanggapan mahasiswa adalah walau mereka bisa belajar
mandiri, tapi mereka lebih menikmati perkuliahan dengan Zoom karena
masih bisa berkomunikasi dan berinteraksi seperti di kelas karena
hampir semua mahasiswa lebih memahami sustu materi bila ada
penjelasan secara langsung dari dosennya. Selain itu, kebanyakan dosen
hanya membebani banyak tugas tanpa adanya interaksi.
Strategi Pembelajaran Alternatif Di Era Darurat 95

Gambar Pembelajaran online dengan Zoom Cloud meetings


(Dokumentasi)

C. Tantangannya
Kunci efektivitas dari sistem pembelajaran daring adalah bagaimana
seorang guru tetap kreatif untuk menyajikan pembelajaran daring secara
menyenangkan dan mudah dimengerti sehingga para siswa tidak
merasa bosan dan tetap produktif di rumah. Penerapan pembelajaran
daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak, baik itu dari
penyedia layanan pendidikan atau dari pelajar sendiri. Pembelajaran
jarak jauh (online classroom) sebenarnya memberikan tantangan
tersendiri bagi guru-guru maupun Dosen.
Tantangan positif tersebut di antaranya adalah pertama untuk
menunjukkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media teknologi
dengan presentasi Zoom, penugasan via Google Classroom, pre-test atau
post-test dengan kuis, dan pemberian tugas proyek dengan
pemanfaatan Whatsapp, e-mail , presentasi interaktif dengan peardeck,
dan lain-lain. "Karena hal itu mutlak harus dilakukan untuk mentransfer
pengetahuan kepada peserta didik secara menarik dan efektif,"
Kedua, menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam
keterbatasan waktu. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan
96 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

quality lesson plan dan mengatur langkah-langkah pembelajaran yang


detail. Guru dan siswa dapat menetapkan tujuan pembelajaran sesuai
ketersediaan waktu dan memilih materi yang akan disampaikan dengan
langkah-langkah yang tepat dan akurat. Di sini guru dituntut pula untuk
mengatur waktu dengan baik. Sebaliknya siswa/mahasiswa kerjakan
dengan fokus tugas yang dibebankan guru atau dosen. Para
siswa/mahasiswa mesti mengatur sendiri jadwal belajar mereka. Bagi
orang-orang yang belum terbiasa belajar mandiri, biasanya akan
mengerjakan tugas-tugas sekolah di menit-menit terakhir tenggat waktu
yang ditetapkan. Oleh sebab itu, membiasakan diri untuk belajar dan
mengerjakan tugas di awal waktu adalah keterampilan yang mesti
ditanamkan kepada pelajar.
Ketiga, adalah bagaimana guru/dosen mampu menyatukan persepsi dan
konsentrasi anak-anak didik yang serba berjauhan. Ini hanya bisa
dilakukan oleh guru yang memiliki visi yg jelas dalam pembelajaran dan
mampu menjalin ikatan batin dengan siswa dengan melakukan
perannya sebagai motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator. Bagi
pelajar kesalahan yang sering dilakukannya, sebagaimana dilansir dari
Psychology Today adalah tidak fokus ketika melakukan remote learning.
Selama melakukan pembelajaran di internet, terdapat banyak sekali
distraksi yang mengganggu proses pembelajaran. Godaan untuk
menonton video, mengakses media sosial, hingga membaca-baca
konten berita secara impulsif seringkali dilakukan tanpa rencana
sebelumnya. Oleh sebab itu, penting bagi pelajar untuk berusaha fokus
dan konsisten selama waktu belajar yang ditetapkan. Hindari segala
macam distraksi yang berpotensi mengganggu proses belajar
Keempat menyampaikan pesan untuk menjadi anak yang tangguh
mengingat dalam kondisi di mana masyarakat sedang diuji secara fisik
dan mental akibat penyebaran Covid-19 yang berdampak kepada
pembelajaran. Di samping peran orang tua siswa, guru juga memiliki
peran strategis untuk membuat tangguh siswa dengan berusaha
memotivasi mereka untuk disiplin belajar, semangat dalam
melaksanakan tugas, aktif dalam sesi presentasi, dan menghidupkan
interaksi online dengan guru-guru dan teman-teman, dan tetap
Strategi Pembelajaran Alternatif Di Era Darurat 97

berusaha berkarya melalui pemanfaatan berbagai media dan sumber


belajar lainnya.
Kelima mendorong kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah.
Guru/dosen harus kreatif dalam mendesain materi, menggunakan
metode yang menyenangkan, dan memberikan tugas-tugas yang dapat
menstimulasi siswa untuk bertanya kepada baik kepada guru, teman
sekelas, maupun orang tua mereka. Hal ini dapat mendorong kolaborasi
antara orang tua dan siswa dalam membantu kebutuhan belajar siswa.
"Pembelajaran dan penugasan online menuntut orang tua ikut aktif
melihat bagaimana aktivitas anak-anak mereka bahkan bisa menjadi
teman dan motivator dalam belajar anak. Sedangkan di pihak lain guru
terus melakukan kontrol dan follow up melalui media online tersebut
untuk dapat memastikan bahwa siswa semuanya melaksanakan tugas
yang diberikan dengan baik.

D. Penutup
Suksesnya sebuah pendidikan tidak hanya terletak pada teknologi yang
digunakan, tetapi lebih jauh dari pada itu ada sosok pengajar yang akan
mengerakkan arus proses pengajaran menjadi lebih bermakna. Artinya
tanpa adanya sosok pengajar penggerak didalam dunia pendidikan
maka pembentukan karakter tidak akan tercapai. Inilah yang dikatakan
input dan proses yang baik dapat meningkatkan kapasitas intelektual
pelajar akan tetapi membangun karakter dan integritas bagi siswa
adalah sebuah keniscayaan karena generasi masa depan akan
menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu dimasa
pandemi ini perlu juga direncanakan pembelajaran yang berkualitas bagi
siswa bukan hanya sekedar menyelesaikan tanggung jawab dalam
mengajar. Jadi bukan hanya sekedar menemukan sistem daring yang
digunakan tetapi juga kesiapan para pengajar mengelola pembelajaran
yang menarik agar tidak membosankan siswa untuk mengikuti
pembelajaran secara jarak jauh. Tentu disini peran pengajar juga sangat
menentukan keberhasilan pengajaran dimasa pandemik ini.
98 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Metamorfosa Media
Pembelajaran saat Pandemi
Covid-19

A. Pendahuluan
Corona Virus Disease (Covid-19) tidak hanya memberikan dampak besar
dalam bidang kesehatan namun juga berdampak pada berbagai bidang
kehidupan lainnya, salah satunya pendidikan. Kehadiran Covid-19 secara
tiba-tiba mendesak berbagai elemen dalam dunia pendidikan
beradaptasi dengan keadaan yang ada. Kondisi pandemi Covid-19
memaksa agar setiap kegiatan dilakukan dari rumah. Slogan Work from
Home dan Study from Home menjadi begitu familiar saat ini. Hal ini
tentu memberikan shock effect yang cukup besar bagi berbagai pihak
yang terlibat dalam dunia pendidikan. Selama ini, secara umum
pendidikan di Indonesia dilakukan secara langsung dalam ruang kelas
(on-site) dengan bertatap muka, namun akhirnya harus berubah
menjadi daring (online) dengan bertatap layar handphone atau laptop.
Kekalutan tentang efektivitas pembelajaran secara daring ini dirasakan
oleh berbagai pihak. Namun, semua pihak dipaksa untuk berupaya
memaksimalkan proses pembelajaran secara jarak jauh agar tidak terjadi
kelumpuhan dalam dunia pendidikan. Bisa dibayangkan bagaimana
kelamnya masa depan, jika generasi muda saat ini tidak terus belajar.
Hal ini sebenarnya juga bukan merupakan tantangan peserta didik saja
namun juga tantangan besar bagi pendidik. Dosen dan guru sebagai
pendidik yang biasanya membawa buku dan spidol saja akhirnya harus
menggunakan perangkat teknologi untuk menyampaikan materi yang
telah disiapkan. Tantangannya menjadi double tentu saja, karena dosen
dan guru tidak dapat berinteraksi langsung dan melihat bagaimana pola
100 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

belajar siswanya di kelas. Oleh sebab itu, pembelajaran perlu dikemas


sebaik dan semenarik mungkin untuk memastikan peserta didik
menerima pembelajaran secara optimal.

B. Metamorfosa Media Pembelajaran


Secara umum, kata metamorfosa berarti proses transformasi dari bentuk
yang tidak dewasa menjadi dewasa. Saat ini, metamorfosa juga terjadi
dalam dunia pendidikan khususnya media pembelajaran. Kondisi
pandemi membuat dorongan besar-besaran bagi semua pihak untuk
mengenal sistem pembelajaran daring yang sebelumnya cukup asing
bagi semua pihak. Sebenarnya, peserta didik milenial tak asing dengan
kehidupan serba digital ini. Tak jarang kita melihat anak kecil yang
bermain gadget. Hal ini menjadi sebuah peluang optimalisasi kinerja
pembelajaran secara daring (online), walaupun tantangannya adalah
budaya belajar yang sebelumnya on-site harus berubah menjadi online.
Iklim pembelajaran daring ini pada akhirnya disadari merupakan buah
dari wabah Covid-19. Jika tidak dengan keadaan ini maka pembelajaran
tradisional akan terus menjadi satu-satunya harapan pembelajaran di
Indonesia. Yusufhadi Miarso (2004) menjelaskan bahwa media
pembelajaran berarti segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
yang disengaja, bertujuan dan terkendali. Selanjutnya, media
pembelajaran cenderung di artikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal (Gerlach & Ely, dalam Azhar Arsyad, 2004).
Kemudian, "Apa metamorfosa yang terjadi dalam dunia pendidikan saat
ini ketika Covid-19 sedang melanda?". Pertama, pembelajaran sebelum
Covid-19 pada umumnya terkenal dengan metode ceramah dan media
buku. Ada sebuah semboyan paling terkenal dahulu yaitu CBSA atau
Catat Buku Sampai Abis. Seorang peserta didik dipilih gurunya untuk
mencatat materi di papan tulis kemudian semua teman sekelasnya
menyalin ke dalam buku catatan mereka masing-masing. "Apakah ini
Metamorfosa Media Pembelajaran saat Pandemi Covid-19 101

akan efektif dalam pembelajaran saat Covid-19 ini?". Jawabannya adalah


TIDAK. Ada peserta didik yang mendengar dan bertahan adapula yang
mendengar hingga mengantuk. Perlu ada transformasi dalam
pembelajaran atau disebut metamorfosa media pembelajaran saat
pandemic Covid-19. Di era ini, teknologi sangat memegang peranan
penting. Hal ini sejalan dengan industry 4.0, yang mana segala sesuatu
dilakukan menggunakan teknologi. Sebenarnya mayoritas generasi
milenial sudah mengenal berbagai media sosial. Namun mereka belum
terlalu paham media tersebut dapat diakses sebagai media
pembelajaran.
Dryden dan Vos (2001) dalam bukunya The Learning Revolution
(Revolusi Cara Belajar) menjelaskan bahwa pendidikan adalah kunci
utama untuk membuka masa depan alternatif. Dalam metamorfosa
pembelajaran di tengah Covid-19 ini, tantangan paling terbesar adalah
adanya perubahan interaksi belajar. Biasanya pendidik dapat langsung
melihat kemajuan belajar peserta didik disertai pertanyaan "Bagian
mana yang masih sulit dipahami?", kemudian peserta didik akan
menunjukkan bagian yang sulit dipahaminya. Belajar daring (online
learning) tidak memungkinkan terjadinya interaksi secara langsung,
oleh karena itu dibutuhkan kreativitas yang mumpuni untuk membuat
interaksi terlihat nyata walaupun secara daring. Jantung dari sebuah
pembelajaran daring yaitu internet.
Tanpa internet maka media pembelajaran tidak dapat difungsikan.
Hefzallah (2004) mengungkapkan fitur-fitur unik yang dimiliki oleh
internet, antara lain:
• Akses universal, memungkinkan orang untuk mendapat
informasi dari dan di seluruh dunia tanpa dibatas oleh batas
fisik negara.
• Kaya dengan multimedia resources, sehingga menjadikan
internet sebagai informasi yang paling digemari.
• Media publishing, memungkinkan orang dari manapun dan
siapapun dapat mencari, mendapatkan dan menambahkan
dokumen ke dalamnya.
102 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

• Media interaktif, memungkinkan penggunanya untuk


berinteraksi dengan selutuh konten dan entitas pengguna
lainnya baik dalam real time maupun asynchronous time.

Beberapa aplikasi yang dapat digunakan ketika pembelajaran daring


berlangsung adalah sebagai berikut:
1. Learning Management System

Learning Management System (LMS) adalah suatu perangkat lunak atau


software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah
kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online
(terhubung ke internet), E-learning dan materi-materi pelatihan yang
semuanya itu dilakukan secara online (Ellis, 2009).
Beberapa LMS yang berlisensi open source dan sangat sering digunakan
ketika kegiatan pembelajaran saat Covid-19 adalah sebagai berikut:
a. Google Classroom
b. Moodle
c. Schoology
d. Edmodo
e. Kahoot
f. Quizizz
2. Video Conference

Video conference merupakan aplikasi multimedia yang memungkinkan


komunikasi data, suara, dan gambar yang bersifat duplex dan real time
dapat diterapkan pada jaringan yang memiliki kecepatan transfer data
yang besar karena kapasitas bandwidthnya yang besar (Nurdiansyah
dkk, 2013).
Beberapa aplikasi video conference yang digunakan sebagai penyokong
pembelajaran yaitu:
a. Google Meet
b. Zoom Meeting
c. Cisco Webex
Metamorfosa Media Pembelajaran saat Pandemi Covid-19 103

d. Microsoft Teams
e. Facetime
f. Whatsapp

Pembelajaran sebelum dan pada masa Covid-19 tidak kehilangan


strukturnya, masih tetap ada kegiatan awal, pertengahan dan akhir
pembelajaran. Masih tetap ada warming up dan cooling down. Masih
tetap ada evaluasi yang dilakukan pendidik untuk melihat tingkat
pemahaman peserta didik. Hal yang berubah adalah platform
pembelajarannya. Kreativitas pembelajarannya yang harus sangat
ditingkatkan. Metamorfosa pembelajaran saat Covid-19 ini memang
terlihat tidak mudah namun tidak sulit jika diusahakan dengan sepenuh
hati. Pendidik dan peserta didik perlu membuka cakrawala berpikir dan
melihat perkembangan dalam pembelajaran. Dengan kemajuan dunia
yang sangat pesat, dalam dunia pendidikan sekarang ini muncul
berbagai macam pendekatan baru. Dengan perubahan zaman yang
semakin maju dan berubah, maka cara mendidik perlu disesuaikan
dengan era dan zamannya.
Beradaptasi dengan metamorfosa atau transformasi media pembelajaran
saat Covid-19 membutuhkan komitmen untuk merubah budaya dalam
belajar. Jika dulu pendidik menjadi subyek pembelajaran dan peserta
didik menjadi obyek pembelajaran, dalam pembelajaran saat Covid-19
ini, kedua pihak baik pendidik maupun peserta didik didorong untuk
menjadi subyek pembelajaran dengan sama-sama memanfaatkan media
pembelajaran yang ada secara mandiri. Budaya adalah suatu sistem nilai
dan kepercayaan yang berinteraksi dengan orang dalam suatu
organisasi, struktur organisasi dan sistem kontrol yang menghasilkan
norma perilaku (Tika, Moh. Pabundu 2006).
Budaya belajar harus menjadi dasar pembelajaran di masa Covid-19 ini,
agar media pembelajaran yang ada berbasis teknologi dapat
dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini tidak berarti pendidik hanya
meminta peserta didik mencari materi sendiri, karena jika demikian
teknologi internet mungkin bisa jadi lebih pintar bahkan mampu
menyajikan dan memberikan segala macam hal informasi yang
dibutuhkan. Pendidik harus tetap hadir sebagai penggerak dan mesin
104 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

kontrol agar peserta didik tidak merasa dilepaskan sendiri dan diminta
terjun bebas begitu saja. Keresahan pendidik dan peserta didik
diharapkan dapat terbiasa menjadi budaya belajar saat dan selepas
pandemi Covid-19. Teknologi dapat sangat bermanfaat positif apabila
digunakan secara bijaksana dan tepat. Selain itu, sudah seyogyanya kita
mengiringi perkembangan teknologi pada arus globalisasi dengan
meningkatkan kualitas media pembelajaran sebagai sarana
perpanjangan tangan materi yang disampaikan.
Metamorfosa media pembelajaran saat Covid-19 ini dapat diilustrasikan
menggunakan metamorfosa sempurna kupu-kupu. Metamorfosa media
pembelajaran ini disebut metamorfosa sempurna karena ada perubahan
bentuk yang sangat berbeda antara media pembelajaran sebelum dan
saat Covid-19. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

Gambar Metamorfosa Media Pembelajaran

C. Penutup
Metamorfosa media pembelajaran di saat pandemi Covid-19 ini berarti
ada sebuah kedewasaan pemahaman dalam penggunaan media
pembelajaran sebagai perantara atau penyambung informasi dan pesan
dari pendidik kepada peserta didik. Pembelajaran konvensional yang
biasanya dilakukan bertatap muka dengan media pembelajaran
Metamorfosa Media Pembelajaran saat Pandemi Covid-19 105

tradisional seperti buku dan disampaikan melalui ceramah, tidak lagi


cukup dan cocok diterapkan dalam keadaan pembelajaran jarak jauh
seperti ini. Dibutuhkan pembelajaran yang inovatif dengan pemanfaatan
media pembelajaran berbasis teknologi seperti pembelajaran melalui
Learning Management System dan Video Conference. Keadaan Covid-19
saat ini memanglah sulit, namun ada sebuah hikmah besar dibaliknya.
Pendidik dan peserta didik yang telah lama nyaman dengan
pembelajaran konvensional tertantang dan didorong paksa untuk
mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada. Pada akhirnya,
pembelajaran mandiri berbasis teknologi akan mampu diterapkan
secara optimal, karena budaya belajar yang telah berubah menjadi lebih
modern.
106 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Kendala Pembelajaran Daring
di Tengah Pandemi Covid-19

A. Pendahuluan
Pandemi COVID-19 telah merubah sistem di seluruh aspek kehidupan
manusia, khususnya perubahan di bidang pendidikan. Kebutuhan untuk
pemenuhan hak pendidikan untuk peserta didik dan upaya untuk
mencegah penyebaran COVID-19, memaksa sekolah atau kampus untuk
mengikuti perubahan sistem pembelajaran yang telah ditetapkan
melalui kebijakan pemerintah dari pembelajaran tatap muka dan
menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau istilah lain
disebut dalam jaring (daring). Bagi daerah perkotaan yang sudah
mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung
sistem pembelajaran daring tersebut, tentu berdampak positif karena
pembelajaran daring ini memberikan pengalaman yang baru bagi
pendidik dan peserta didik. Namun bagi daerah yang tinggal di pelosok
yang sangat terbatas jaringan akses internet atau bagi daerah yang
kurang mendukung sarana dan prasarananya, tentunya mempunyai
banyak kendala yang dihadapi mulai dari ketidaksiapan menjalankan
pembelajaran daring, sampai masalah psikologi anak dan beban
ekonomi akibat dari dampak dari COVID-19 ini.
Kendala yang dihadapi selama belajar di rumah, menurut hasil survey
yang dilakukan oleh Inovasi (2020), menemukan bahwa hanya sekitar
28% responden yang menyatakan anak mereka belajar dengan
menggunakan media daring dan 66% responden menyatakan anak
belajar dengan menggunakan media offline dan sisanya 6% tidak ada
bahan yang diberikan oleh guru. Bila ditinjau dari provinsi, semakin
terpencil provinsi tersebut, maka semakin kecil persentase siswa yang
mendapatkan pembelajaran via daring. Provinsi Jawa Timur, 40%
108 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

responden menyatakan anak mereka mendapatkan pembelajaran


daring, di NTB pembelajaran online kurang dari 10% dan di NTT kurang
dari 5%, selebihnya melalui offline buku dan lembar kerja siswa.
Peran pemerintah sangat diharapkan dalam mengatasi kendala tersebut
sehingga bisa terpenuhi hak peserta didik untuk mendapatkan
pendidikan walau dalam keterbatasan akibat COVID-19, dengan tetap
menjaga protokol kesehatan sehingga usaha pemerintah dalam
menekan penyebaran dan pengendalian COVID-19 dapat berhasil.

B. Kendala Pembelajaran Daring


Salah satu kebijakan pemerintah dalam memutus penyebaran dan
pengendalian COVID-19 adalah dengan menerapkan belajar dan bekerja
di rumah dengan sebutan Work From Home (WFH). Kebijakan WFH ini
merupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat
menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun
menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya pandemi
COVID-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian
Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan
meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Dengan
menggunakan sistem pembelajaran daring ini, terkadang muncul
berbagai masalah yang dihadapi oleh peserta didik atau pendidik, seperti
materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian
guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan
bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak (Rina
Puspitasari, 2020).
Dalam keterbatasan untuk melaksanakan pembelajaran daring, tidak
semuanya berjalan dengan baik tentunya ada kendala yang dihadapi
terutama daerah yang terletak di pelosok. Masih terbatasnya
kepemilikan komputer atau laptop dan akses internet, merupakan
masalah utama yang berdampak pada tidak meratanya akses
pembelajaran daring.
Kendala Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19 109

Banyaknya tugas dari guru seringkali menjadi keluhan dalam


pembelajaran daring. Beban belajar peserta didik tentunya harus
diperhitungkan, terukur, baik secara materi maupun waktu. Tentunya
perlu diingat bahwa pembelajaran di kelas tidak setiap saat diisi dengan
tugas atau mengerjakan soal dalam jumlah banyak. Guru bisa
memberikan tugas mengamati, mencoba, dan menganalisa, sehingga
lebih menarik dan menantang (Fany Rachma, 2020).
Untuk melihat kendala-kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran daring, pada awal April 2020 lalu Inovasi untuk Anak
Sekolah Indonesia (INOVASI) melakukan penelitian untuk mengetahui
penerapan kebijakan “Belajar dari Rumah”. Inovasi mensurvei sekitar
300 orang tua siswa sekolah dasar di 18 kabupaten kota di provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Utara
(Kaltara), dan Jawa Timur. Survey kami menunjukkan adanya
ketimpangan akses media pembelajaran, yang semakin dalam antara
anak-anak dari keluarga ekonomi mampu dan kurang mampu (Inovasi,
2020).
Grafik prosentase dari keempat provinsi, yang menerapkan metode
belajar daring di rumah yang paling tinggi adalah provinsi Jawa Timur
dengan prosentase 40%, dan provinsi NTT hanya sekitar 4%, seperti
terlihat gambar di bawah ini.

Gambar Grafik persentase menggunakan media belajar online selama


belajar di rumah (Inovasi, 2020)
110 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Grafik prosentase dari keempat provinsi, yang menerapkan metode


belajar offline di rumah yang paling tinggi provinsi NTB dengan
prosentase 82% dan provinsi Kalimantan Utara sekitar 56%.

Gambar Grafik persentase menggunakan media belajar offline selama


belajar di rumah (Inovasi, 2020)
Sementara grafik prosentase dari keempat provinsi, yang tidak ada
bahan yang diberikan selama belajar di rumah yang paling tinggi
provinsi NTT dengan prosentase 25% dan provinsi Jawa Timur sekitar
0%..

Gambar Grafik persentase guru tidak menggunakan bahan selama


belajar di rumah (Inovasi, 2020)
Jadi, kendala-kendala itu menjadi catatan penting dari dunia pendidikan
kita yang harus mengejar pembelajaran daring secara cepat. Padahal,
Kendala Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19 111

secara teknis dan sistem belum semuanya siap. Selama ini pembelajaran
daring hanya sebagai konsep, sebagai perangkat teknis, belum sebagai
cara berpikir, sebagai paradigma pembelajaran. Padahal, pembelajaran
daring bukan metode untuk mengubah belajar tatap muka dengan
aplikasi digital, bukan pula membebani siswa dengan tugas yang
bertumpuk setiap hari. Pembelajaran secara daring harusnya
mendorong siswa menjadi kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber
pengetahuan, menghasilkan karya, mengasah wawasan dan ujungnya
membentuk siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat (Suharwoto,
2020).

C. Peran Pemerintah Mengatasi Kendala


dalam Pembelajaran Daring
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) telah berupaya untuk melakukan berbagai penyesuaian
pembelajaran yang tidak membebani guru dan siswa, namun sarat nilai
nilai penguatan karakter seiring perkembangan status kedaruratan
Covid-19. Untuk mengantisipasi ketimpangan di berbagai daerah, saat
ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyediakan
pembelajaran melalui TVRI dan RRI mulai 13 April lalu. Pendekatan ini
diharapkan bisa menjangkau lebih banyak siswa. Program ini juga harus
bisa mengakomodasi kepentingan anak berkebutuhan khusus, seperti
penggunaan bahasa isyarat (Inovasi, 2020).
Kementerian Pendidikan telah mengizinkan sekolah menggunakan
Biaya Operasional Sekolah (BOS) untuk membeli paket pulsa dan akses
internet. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu proses belajar jarak
jauh baik bagi guru maupun siswa. Selain sekolah, pemerintah desa juga
bisa membantu guru dan siswa untuk mendapatkan akses internet atau
kebutuhan lain untuk mengajar dan belajar. Selain itu, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Sosial, dan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi perlu mendukung
upaya tersebut dengan regulasi yang fleksibel (Inovasi, 2020).
112 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

D. Penutup
Kita semua harus beradaptasi dengan keadaan yang tidak bisa
dipastikan kapan datangnya dan kapan berakhirnya. Pandemi COVID
19 jelas membuat semua komponen dalam pendidikan harus berubah,
dengan tidak mengabaikan kendala yang dihadapi tentunya perubahan
menuju yang lebih baik. Untuk menselaraskan kebutuhan akan hak
pendidik bagi peserta didik dan mengurangi perkembangan dan
pengendalian COVID-19, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan
semua elemen masyarakat. Semoga kita bisa melewati pandemi COVID
19 dan dengan mengambil pelajaran yang baik untuk diterapkan di
masa-masa mendatang.
Dampak Sistem Pembelajaran
Daring di Perguruan Tinggi

A. Pendahuluan
Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru yang
baru muncul dan belum pernah diidentifikasikan sebelumnya pada
manusia. Gejala umum dari infeksi Covid-19 adalah gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-ratanya adalah sekitar 5 – 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang
selama 14 hari (Dewi, 2020). Pada akhir bulan Maret tahun 2020, Covid
19 mulai merebak di Indonesia. Hal ini menimbulkan banyak cara yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah penyebarannya.
Salah satunya adalah melalui Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi Nomor 1
Tahun 2020 tentang Pencegaham Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) di Perguruan Tinggi. Melalui surat edaran tersebut,
pihak Kemendikbud memberikan instruksi kepada seluruh pemimpin
perguruan tinggi untuk belajar dari rumah masing-masing (Firman &
Rahayu, 2020). Edaran yang diberikan menimbulkan fast respon dari
setiap perguruan tinggi yang ada diseluruh wilayah Indonesia untuk
melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau yang lebih dikenal
dengan pembelajaran daring.
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan
dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform
yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan
meskipun jarak jauh (Handarini & Wulandari, 2020). Pembelajaran
daring dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang
bermutu kepada para mahasiswa dengan menggunakan bantuan alat
teknologi informasi dan jaringan internet (Yuliani et al., 2020). Oleh
114 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

karena itu, bentuk perkuliahan ini dijadikan solusi dalam rangka


mendukung kebijakan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran
Covid-19. Maka terhitung sejak akhir bulan Maret lalu dampak yang
diberikan dari Covid-19 untuk kegiatan belajar mengajar secara daring
menjadi terasa.

B. Dampak Sistem Pembelajaran Daring


di Tengah Pandemi Covid-19
Pembelajaran daring adalah upaya pembelajaran yang dilakukan
menggunakan jaringan internet sehingga dapat membantu para user
dalam aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Penggunaan
jaringan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara
penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran
yang dilaksanakan dalam kelas tradisional (Sudarsana, Simarmata, Putu
Nova, et al., 2018; Sudarsana, Simarmata, Swasgita, et al., 2018;
Simarmata et al., 2019) E-learning has become a widely used tool for
teaching and training individuals in both academic and corporate settings.
It is a convenient and inexpensive way to gain knowledge and information
while pursuing higher learning (Spurlock-Johnson et al., 2004). Oleh
karena itu, kebijakan belajar daring telah memberikan dampak bagi
pihak yang terlibat didalamnya ditingkat perguruan tinggi. Penyesuaian
diri dengan keadaan saat ditempa Covid-19 telah memberikan dampat
positif maupun negatif bagi pihak yang terlibat didalamnya.

1. Dampak Positif Pembelajaran Daring di Perguruan


Tinggi
Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini membawa dunia kepada sebuah
kekhawatiran sekaligus tantangan yang harus dilewati. Tantangan yang
ada memberikan peluang baru yang besar untuk mengatasi berbagai
persoalan yang terjadi. Saat ini, pandemi Covid-19 ini memberikan
ancaman bagi dunia Pendidikan. Akan tetapi jika dilihat dari sudut
Dampak Sistem Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi 115

pandang yang berbeda, ancaman yang ada dapat memengaruhi adanya


sebuah perubahan besar dalam dunia pendidikan. Sehingga peluang
yang ada memberikan motivasi besar untuk melewati masa-masa sulit
agar tetap fokus untuk meraih tujuan Pendidikan negara Indonesia yang
lebih maju dan berkualitas.
a. Pembelajaran Daring Mendorong Percepatan Transformasi
Pendidikan

Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau yang lebih dikenal dengan
pembelajaran daring tentunya membutuhkan Information Technology
(IT). Oleh karena itu, pada dosen dan mahasiswa dituntut agar cakap
dalam mengimplementasikan teknologi tersebut. Hal inilah yang
memicu adanya percepatan transformasi teknologi pendidikan yang
selaras dengan era revolusi 4.0 yang terus bergerak maju. Era ini
tentunya akan berdampak pada peran pendidikan khususnya peran
pendidiknya. Jika peran pendidik masih mempertahankan sebagai
penyampai pengetahuan, maka mereka akan kehilangan peran seiring
dengan perkembangan teknologi dan perubahan metode
pembelajarannya.
Kondisi tersebut harus diatasi dengan menambah kompetensi pendidik
yang mendukung pengetahuan untuk eksplorasi dan penciptaan melalui
pembelajaran mandiri. Oleh karena itu, sejalan dengan upaya bangsa
Indonesia dalam menyongsong era industri 4.0, di mana semua aspek
kehidupan tidak terlepas dari sentuhan teknologi. Semua sektor
kehidupan terutama sektor pendidikan harus mampu beradaptasi dan
mengadopsi teknologi dan kemajuan sektor tersebut untuk bisa tetap
bertahan dan eksis ditengah badai efek desruptif (mengganggu
kemapanan) industry 4.0 yang semakin marak. Jika sebelumnya
berbagai wacana tentang kebijakan pendukung, serta sosialisasi tentang
era industry 4.0 belum berhasil membuat institusi pendidikan tinggi
menggapai progress yang signifikan, maka saat ini Covid-19 justru
memberikan dampak yang luar biasa dalam transformasi digital
pendidikan tinggi di Indonesia.
116 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

b. Pembelajaran Daring Meningkatkan Produktivitas Perguruan


Tinggi

Perguruan Tinggi yang disebut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30


Tahun 1990, yaitu organisasi satuan pendidikan, yang
menyelenggarakan pendidikan di jenjang pendidikan tinggi, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat (Rahmat, 1990). Dengan demikian
perguruan tinggi bertugas untuk membina kualitas dan hasil kerjanya,
merencanakan pengembangan dalam menghadapi setiap
perkembangan yang ada di masyarakat serta meningkatkan kualitas
pelayanan perguruan tinggi kepada pihak internal maupun eksternal.
Pada masa pandemi Covid-19, perguruan tinggi berupaya mematuhi
kebijakan yang dilakukan oleh pemimpin negeri dengan melakukan
pembelajaran secara daring. Dengan demikian para dosen dan
mahasiswa dituntut untuk menyesuaikan diri di dalamnya dengan tetap
meningkatkan produktivitas dalam menjalankan tridharma perguruan
tinggi.
Produktivitas dilingkungan perguruan tinggi ditandai dengan maraknya
kegiatan Webinar, Focus Group Discussion (FGD) Online, dan
Bimbingan Teknis Online ditingkat lokal, wilayah, nasional, dan
internasional. Kegiatan ini memberikan semangat para dosen untuk
terlibat sebagai peserta maupun pembicara demi menunjang tugasnya
dalam tridharma tersebut. Selain dosen, para mahasiswa juga dilibatkan
dalam berbagai kegiatan kompetisi dikampus secara online. Hal yang
tidak biasa dilakukan semasa belajar offline ini mendorong mahasiswa
untuk belajar dan berjuang dalam beragam kompetisi di tingkat lokal,
wilayah, nasional, maupun internasional secara online. Dengan
demikian hal tersebut semakin menambah wawasan dosen maupun
mahasiswa dan meningkatkan relasi dengan rekan-rekan
seperjuangannya dalam media komunikasi online.
Dampak Sistem Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi 117

c. Pembelajaran Daring Menimbulkan Maraknya Kreativitas Tanpa


Batas

Pandemi Covid-19 memberikan dampak positif untuk membuat ide-ide


baru bermunculan. Para ilmuwan, peneliti, dosen, dan mahasiswa
berupaya melakukan eksperimen untuk menemukan Vaksin Covid-19.
Selain itu, para akademisi berjuang untuk terlibat dalam kegiatan
pertemuan ilmiah secara online dan membangun relasi untuk
melakukan kolaborasi penulisan buku semakin meningkat. Para
akademisi juga semakin kreatif dalam proses belajar mengajar secara
daring. Di mana para akademisi berupaya menyesuaikan diri dalam
penggunaan aplikasi pembelajaran seperti, Google Meet, Google
Classroom, Zoom, Schoology, Skype, Edmodo dan lain sebagainya.
Kemudian, para dosen mendesain materi pembelajaran lebih kreatif dan
inovatif dengan tujuan para mahasiswa dapat memahami materi yang
diajarkan.
Kreativitas tanpa batas ini juga dilakukan dalam bentuk pengabdian
kepada masyarakat ditengah pandemi Covid-19 yaitu dengan membuat
masker yang bisa dicuci maupun meracik hand sanitizer dan dibagikan
kepada masyarakat sebagai bentuk kepedulian pihak perguruan tinggi
kepada masyarakat.

2. Dampak Negatif Pembelajaran Daring di Perguruan


Tinggi
Pandemi Covid-19 mengharuskan para dosen dan mahasiswa belajar
dari rumah. Tingkat kemampuan dan kebutuhan ekonomi
memengaruhi berbagai proses pembelajaran ini. Dengan demikian
proses pembelajaran yang berlangsung secara daring belum maksimal
dijalankan.
Hal ini terjadi karena adanya beberapa aspek di antaranya:
a. Penguasaan IT

Penyelenggaraan pendidikan bukan hanya di ruang tertutup dengan


buku dan pendidik revolusi teknologi informasi telah mengubah cara
118 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

kerja manusia mulai dari cara berkomunikasi, cara memproduksi, cara


mengoordinasi, cara berpikir, hingga cara belajar dan mengajar. Selain
itu, kemajuan teknologi informasi telah mengaburkan batas organisasi,
pasar, masyarakat, ruang dan waktu (Erlisa & Ananda, 2003). Pada saat
ini belum semua pihak menguasai teknologi infiormasi secara maksimal.
Dapat dilihat secara keseluruhan kondisi para pendidik di Indonesia
tidak semuanya memahami penggunaan teknologi informasi. Hal ini
dapat dilihat pada pendidik senior yang lahir pada tahun sebelum 1980
an. Kendala teknologi tersebut membatasi mereka dalam
mengimplementasikan media pembelajaran secara daring. Hal lain
dialami oleh para mahasiswa yang kondisinya hampir sama dengan para
pendidik yang dimaksud yang penuh dengan keterbatasan dalam
pemahaman penggunaan teknologi. Hal ini dapat dilihat pada
keberadaan para mahasiswa yang berada di daerah pinggiran, pedesaan,
terlebih lagi mereka yang terbiasa dalam dengan sistem pembelajaran
secara tatap muka dan tidak terbiasa karena tidak memiliki perangkat
yang teknologi informasi yang bisa diakses untuk belajar.
b. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai

Perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga Pendidikan yang besar


dapat menggunakan berbagai sarana dan prasarana dalam menunjang
proses Pendidikan yang berlangsung. Apalagi dimasa pandemi Covid-19
pendidikan tinggi membutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang
proses pembelajaran. Perangkat pendukung teknologi yang digunakan
oleh para dosen dan mahasiswa dapat berupa komputer atau laptop dan
handphone android yang bisa mengakses aplikasi pembelajaran. Saat
ini, perangkat pendukung teknologi informasi pastinya memiliki harga
yang mahal. Dengan demikian banyak daerah di wilayah Indonesia yang
dosen dan mahasiswanya dalam kondisi ekonomi masih
mengkhawatirkan. Apalagi ditambah dengan adanya pandemi Covid-19
yang menuntut para pekerja harus bekerja dari rumah. Hal ini yang
memicu peningkatan kesejahteraan pihak terkait masih terbatas dalam
menikmati sarana dan prasarana teknologi informasi. Dengan adanya
keterbatasan tersebut, mengakibatkan para mahasiswa tidak dapat
melibatkan diri secara maksimal dalam pembelajaran daring.
Dampak Sistem Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi 119

c. Akses Internet yang Terbatas

Perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran secara daring


tentunya membutuhkan jaringan internet. Pada kenyataannya sampai
detik ini jaringan internet benar-benar masih belum merata di seluruh
penjuru negeri ini. Tidak semua lembaga pendidikan tinggi dapat
menikmati internet. Hal lain adalah tidak semua pendidik dan
mahasiswa memiliki jaringan internet yang cukup ditempat tinggalnya
masing-masing. Hal ini yang mengakibatkan banyaknya mahasiswa
tidak terlibat dalam proses pembelajaran secara daring (Covid- et al.,
2020). Jika ada pun kondisi jaringan internetnya masih belum mampu
mengkover media pembelajaran secara daring.
d. Efektivitas dalam Penilaian

Kerugian besar melanda para pendidik dan mahasiswa ketika terjadi


penutupan kampus saat badai Covid-19 mulai menyebar. Banyak
kegiatan ujian yang semestinya dilakukan dalam kondisi tatap muka
sekarang mendadak berubah menjadi online. Penilaian yang dilakukan
oleh pihak perguruan tinggi barangkali dianggap kurang urgen. Tetapi
bagi keluarga informasi penilaian itu sangat penting. Dengan
beranggapan hilangnya informasi mahasiswa maka akan berdampak
pada penilaian yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa yang mampu dari
segi ekonomi terlihat tetapi kalah pengetahuan akan mendapat nilai
yang lebih baik ketimbang mahasiswa yang lemah dari segi ekonomi
tetapi menang pengetahuan justru memperoleh nilai yang rendah. Hal
ini memicu pupusnya semangat belajar mahasiswa yang telah mampu
menguasai banyak keterampilan di tahun ini tetapi tidak memperoleh
penilaian yang semestinya.

C. Penutup
Pembelajaran daring merupakan solusi terbaik perguruan tinggi untuk
mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka menerapkan social
distancing guna melakukan pencegahan terhadap penyebaran wabah
120 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Covid-19. Hal ini dikarenakan pembelajaran daring merupakan


pembelajaran jarak jauh dan dapat dilakukan di mana saja sehingga
dapat menghindari rantai penyebaran tersebut. Dalam
implementasinya, pembelajaran daring memberikan dampak positif dan
negatif. bagi para pengguna. Pembelajaran daring telah memberikan
dampak pada transformasi Pendidikan menuju era 4.0, meningkatkan
produktivitas, serta meningkatkan kreativitas tanpa batas bagi dosen
dan mahasiswa. Disamping itu, pembelajaran daring juga memberikan
dampak negatif akibat kurangnya pengetahuan dalam
mengimplementasikan IT, sarana dan prasarana teknologi informasi,
akses internet yang terbatas, serta efektivitas dalam penilaian hasil
belajar mahasiswa. Dengan demikian untuk menyikapi hal ini, pihak
perguruan tinggi mengharapkan dukungan pemerintah dalam berbagai
persoalan yang terjadi dalam pembelajaran daring. Selain itu para
pendidik dituntut untuk melaksanakan tugas secara profesional dalam
melaksanakan tugas mengajarnya agar tidak terjadi ketimpangan dalam
hasil belajar mahasiswa dan memengaruhi semangat belajar demi masa
depan Indonesia yang lebih baik.
Peluang Akselerasi Pendidikan
4.0 di Tengah Covid-19

A. Pendahuluan
Revolusi industri keempat atau yang dikenal dengan Revolusi Industri
4.0 merupakan era inovasi disruptif, di mana inovasi ini berkembang
sangat pesat, sehingga mampu membantu terciptanya pasar baru. Disisi
lain inovasi ini juga mampu mengganggu atau merusak pasar yang
sudah ada dan lebih dahsyat lagi mampu menggantikan teknologi yang
sudah ada. Menghadapi tantangan yang besar tersebut maka pendidikan
dituntut untuk berubah. Lembaga pendidikan perlu melestarikan nilai
nilai lama yang baik serta mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik
pula. Perubahan-perubahan dan inovasi-inovasi serta kemampuan
beradaptasi sangat mutlak diperlukan dalam upaya mempertahankan
eksistensi lembaga pendidikan. Termasuk pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut
pendidikan 4.0. Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan
pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran atau dikenal
dengan sistem siber (cyber system). Sistem ini mampu membuat proses
pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan
batas waktu (Darmawan, 2018). Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu cepat menimbulkan perubahan-perubahan di
masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan keterkejutan
masa depan pada diri manusia. Salah satu usaha untuk menangkal
keterkejutan masa depan tersebut adalah transformasi pendidikan
berupa penajaman arah, perubahan struktur, perbaikan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan berorientasi pada masa depan
(Sonhadji, 2012). Termasuk kemampuan beradaptasi dan kemampuan
122 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

menangkap peluang dalam upaya akselerasi pendidikan 4.0 di tengah


Covid-19.
Pandemi corona virus disease 2019 atau Covid-19 (Josep & Ashkar, 2020;
WHO, 2020; Liang, 2020; Javaid & Haleem, 2020), perlu disikapi secara
positif dalam melakukan akselerasi pendidikan 4.0. Akselerasi
pendidikan 4.0 di tengah covid-19 sangatlah penting untuk dilakukan.
Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut. Pertama, daya saing suatu
bangsa sangat ditentukan oleh seberapa kuat modal manusia (human
capital) yang bisa dihasilkan oleh pendidikan. Modal manusia bukan
hanya menyangkut jumlah populasi penduduk yang bisa masuk sektor
ekonomi, tetapi juga ditentukan oleh tingkat penguasaan terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi, berkarakter kuat, serta memiliki multi skill
yang dibutuhkan. Pengabaian atas pendidikan yang bermutu akan
menghasilkan kemunduran dan kegagalan suatu bangsa. Disinilah letak
peran peran strategis pendidikan yang tidak bisa digantikan oleh sektor
apa pun. Kedua, masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran,
keterpurukan ekonomi, krisis kepemimpinan, tingginya tingkat korupsi,
rendahnya produktivitas, rendahnya kedisiplinan, rendahnya jiwa
kewirausahaan, merupakan fenomena nyata yang bermuara pada
ketidakmampuan pendidikan dalam menentukan arah bangsa ke depan
(Baedowi, 2015).
Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa. Pertama, dampak revolusi
industri berdasarkan studi di 54 negara, 78% dari total tenaga kerja
dunia, otomatisasi akan berdampak pada: (a) 50% pekerjaan (328, 9 juta
pekerja) pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; (b) 64%
pekerjaan (237, 5 juta pekerja) di sektor manufaktur; (c) 54% pekerjaan
(187, 4 juta pekerja) di sektor ritel; (d) di China: 395, 3 juta pekerja (51%
dari total angkatan kerja); (e) di India: 235, 1 juta pekerja; (f) di USA: 60,6
juta pekerja (46% dari total angkatan kerja) (Belawati, 2020).
Kedua, dampak transformasi digital menunjukan bahwa: (1) perubahan
kerja dan pekerjaan. Banyak pekerjaan digantikan oleh robot dan mesin
cerdas, dengan laju yang lebih cepat dibanding penciptaan lapangan
kerja baru. Selain itu seseorang harus belajar pengetahuan baru,
keterampilan baru sepanjang hayat (lifelong learning); (2) ekonomi
inovasi. Terkait dengan hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Mata
Peluang Akselerasi Pendidikan 4.0 di Tengah Covid-19 123

uang baru: informasi dan data; Modal baru: talenta kreatif dan lintas
disiplin; Kecakapan baru: AI, Data Analytics & 3D Printing; Perusahaan
baru: Mass customization (vs Mass production); (3) pemberdayaan
individu. Orang kebanyakan mendapat akses pada jejaring digital untuk
mendapatkan pengetahuan, berkomunikasi global dan menjalankan
bisnis (Jusuf, 2020).
Ketiga, kehidupan dan pembelajaran pada masa covid-19 meliputi:
hidup dalam ketakutan, kesehatan dan imunitas, jarak fisik dijaga,
kerumunan orang dihindari, tinggal di rumah, tidak ada kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, anak belajar di rumah bersama orang tua
dan saudara-saudaranya, makin kecil anak makin memerlukan
pendampingan, guru memfasilitasi, memonitor dan menilai kegiatan
pembelajaran (Solehuddin, 2020).
Keempat, perubahan perilaku manusia seiring masalah pandemi covid
19 telah memicu banyak pergeseran dalam bisnis, termasuk juga dalam
dimensi pendidikan. Pergeseran-pergeseran ini bisa memunculkan
peluang-peluang bisnis yang baru diantaranya: (a) orang akan sangat
memperhatikan kebersihan dan kesehatan (clean and health); (b) digital
ekonomi bakal booming, termasuk digital pendidikan; (c) orang akan
semakin memberikan perhatian serius kepada aspek lingkungan; (d)
industri kreatif bakal berkembang ke arah digital; (e) familiy ties, ikatan
kekeluargaan akan menguat; (f) makin meningkatnya rasa nasionalisme
(Suteja, 2020).
Kelima, kondisi pendidikan di Indonesia data tahun 2019 berada pada
peringkat 6 terbawah. Indonesia diminta tinggalkan sistem pendidikan
“feodalistik”. Dalam survey kualitas pendidikan yang dikeluarkan oleh
PISA. Indonesia menempati peringkat ke72 dari 77 negara. Pengamat
menilai, kompetensi guru yang rendah dan sistem pendidikan yang
terlalu kuno menjadi penyebabnya (Suherman, 2020). Kendatipun
demikian, pemerintah tetap optimis dan harus memiliki political will
untuk mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan kompetensi
guru dan kualitas pendidikan.
Keenam, perubahan-perubahan terjadi di bidang pekerjaan, tempat
bekerja dan pekerja. Dalam bidang pekerjaan, banyak jenis pekerjaan
124 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

yang akan tergantikan dengan teknologi informasi. Di tempat bekerja,


teknologi baru menciptakan inovasi tempat bekerja. WFH-WFO atau
WFA?. Terkait pekerja, terjadi perubahan pola/system interaksi kerja
(Wibisana, 2020).
Masalah-masalah yang muncul adalah. Pertama, indeks pembangunan
manusia Indonesia (human development index/HDI) masih berada
pada peringkat bawah dibandingkan dengan negara Asia Tenggara
lainnya. HDI ini antara lain mengukur capaian dari sisi pendidikan,
ekonomi dan kesehatan. Kedua, dilihat dari kinerja sektor pendidikan
yang meliputi akses terhadap pendidikan, performansi siswa, guru,
sekolah dan output pendidikan, masih terdapat beberapa masalah
mendasar yang dihadapi oleh pendidikan Indonesia saat ini (Baedowi,
2015).
Ketiga, era pendidikan 4.0 merupakan tantangan yang sangat berat
dihadapi guru. Jack Ma yang merupakan CEO Alibaba Group dalam
pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, menyatakan bahwa
pendidikan adalah tantangan besar abad ini. Jika tidak mengubah cara
mendidik dan belajar-mengajar, maka 30 tahun mendatang kita akan
mengalami kesulitan besar. Pendidikan dan pembelajaran yang sarat
dengan muatan pengetahuan mengesampingkan muatan sikap dan
keterampilan sebagaimana saat ini terimplementasi akan menghasilkan
peserta didik yang tidak mampu berkompetisi dengan mesin
(Darmawan, 2018). Hal senada terkait tantangan global abad 21
sebagaimana digambarkan Robert B Tucker (Sardjana, 2020) yaitu
meliputi: (1) kecepatan (speed); (2) kenyamanan (convenience); (3)
gelombang generasi (age wave); (4) pilihan (choice); (5) ragam gaya
hidup (life style); (6) kompetisi harga (discounting); (7) pertambahan
nilai (value added); (8) pelayanan pelanggan (customer service); (9)
teknologi sebagai andalan (techno age); dan (10) jaminan mutu (quality
assurance). Berdasarkan pendapat Tucker tersebut, hal yang perlu
dikuatkan adalah terkait dengan kecepatan, pelayanan pelanggan,
teknologi sebagai andalan dan jaminan mutu.
Perubahan-perubahan yang terjadi akibat dampak covid-19 akan
menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baru yang tetap bertahan setelah
pandemi berlalu. Hal ini membutuhkan kolaborasi dan sinergi untuk
Peluang Akselerasi Pendidikan 4.0 di Tengah Covid-19 125

melalui masa-masa penuh tantangan seperti ini. Hal inilah yang


menjadi peluang sekaligus menjadi tantangan bagi penyelenggara
pendidikan. Dalam tulisan ini dibahas hal-hal pokok sebagai berikut: (1)
konsep pendidikan 4.0; (2) akselerasi pendidikan 4.0; (3) peluang
akselerasi pendidikan 4.0 di tengah covid-19.

B. Konsep Pendidikan 4.0


Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut
dengan pendidikan 4.0. Menurut beberapa ahli, konsep dasar
pendidikan 4.0 dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, pada era
revolusi industri 4.0: (a) sistem fisik dan siber saling terkoneksi; efisiensi
dan produktivitas produksi; (b) tren di dunia industri yang
menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber; (c)
mengubah seluruh tatanan kehidupan manusia baik secara ekonomi
maupun sosial; (d) melahirkan sharing paradigm pada berbagai praktik
bisnis, pendidikan dan komunikasi; (e) pendidikan untuk menyiapkan
peserta didik agar memiliki keterampilan untuk beradaptasi melalui
penerapan sistem pembelajaran berbasis teknologi dengan paradigma
sharing (Belawati, 2020; Mourtzis & Vlachou, 2018; Benesova & Tupa,
2017).
Kedua, revolusi industri 4.0 abad 21 merupakan sistem cerdas
memungkinkan konvergensi dunia digital dan fisik: Internet of Things,
Data, People dan Services. Revolusi industri lebih komprehensif dan
masuk ke dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam bidang
pendidikan (Jusuf, 2020). Ketiga, revolusi industri 4.0 ditandai oleh
hadirnya empat hal, yaitu komputer super, kecerdasan buatan (artificial
intelligency), sistem siber (cyber system), dan kolaborasi manufaktur.
Dengan demikian dibutuhkan kompetensi yang mampu mengimbangi
kehadiran keempat hal itu dalam era Pendidikan 4.0 (Darmawan, 2018)
Keempat, pendidikan 4.0 untuk industri 4.0 (education 4.0 fit for
industry 4.0) meliputi: (1) learning ecosystem; (2) digital technology; (3)
neuroscience; (4) new pedagogy. Pada pendidikan 4.0 ada dua hal yang
perlu diperhatikan yaitu: (a) student-centered meliputi: learning journey,
126 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

individual learning path, formative assessment, teacher as mentor,


multidisciplinary, laerning space, inclusive, collaboration, co-creation,
interconnected; (b) agile learners meliputi: flexibel; adaptive, self direction,
creative, character, complex problem solver (Jusuf, 2020)
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan 4.0 yaitu
proses pendidikan yang mengedepankan pada pembentukan pola pikir,
pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan berbekal STEM dan
keterampilan revolusi industri 4.0 untuk mengembangkan potensi dan
nilai tambah individu dengan memperhatikan aspek-aspek learning
ecosystem; digital technology; neuroscience; dan new pedagogy.

C. Akselerasi Pendidikan 4.0


Dalam rencana strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2020-2024 terkait kebijakan pendidikan nasional terkait sasaran strategis
pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2020-2024 yaitu: (1)
meningkatnya pemerataan layanan pendidikan bermutu di seluruh
jenjang; (2) meningkatnya kualitas pembelajaran dan relevansi
pendidikan di seluruh jenjang; (3) menguatnya karakter peserta didik;
(4) meningkatnya pemajuan dan pelestarian bahasa dan kebudayaan;
dan (5) menguatnya tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang
partisipatif, transparan dan akuntabel.
Akselerasi atau percepatan pendidikan 4.0 sangatlah penting dilakukan
dalam upaya mencapai tujuam yang diinginkan. Proses manajemen
akselerasi pendidikan 4.0 meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: (1)
pengembangan visi; (2) evaluasi diri dalam rangka mengidentifikasi
berbagai kebutuhan pengembangan; (3) identifikasi kebutuhan
pengembangan; (4) perumusan tujuan pengembangan; (5) penyusunan
program pengembangan; (6) implementasi program; dan (7) evaluasi
diri kembali untuk kepentingan pengembangan berikutnya. Dalam hal
ini ada empat substansi strategis yang harus diprioritaskan dalam
akselerasi pendidikan 4.0 yaitu; (a) program berwawasan mutu; (b)
kemandirian sumber daya manusia; (c) pelibatan seluruh stakeholders;
dan (d) transparansi manajemen keuangan (Bafadal, 2007).
Peluang Akselerasi Pendidikan 4.0 di Tengah Covid-19 127

Hal senada menurut Baidowi (2015) terkait akselerasi pendidikan 4.0


dibutuhkan dua hal. Pertama, perlunya reorientasi pendidikan nasional.
Sistem pendidikan harus melakukan reorientasi arah ke depan dengan
visi yang jelas, komitmen yang tinggi, kerja keras serta disiplin yang
kuat. Pendidikan Indonesia harus melahirkan manusia-manusia
Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berkarakter
kuat, berakhlak tinggi dan berwawasan kebangsaan. Tanpa melakukan
reorientasi, pendidikan Indonesia akan mengalami kemunduran,
ditengah dunia yang semakin cepat bergerak. Kedua, kebijakan
pendidikan yang pro-kualitas. Peningkatan mutu pendidikan
membutuhkan kebijakan pemerintah yang pro-peningkatan mutu pada
setiap level dan jenjang pendidikan. Kebijakan pendidikan menyangkut
kebijakan pengendalian mutu yang mengedepankan proses
pembelajaran ketimbang hasil yang instan, kebijakan terhadap anggaran
pendidikan serta kebijakan peningkatan mutu guru.
Dalam melaksanakan akselerasi pendidikan 4.0 dibutuhkan
keterampilan-keterampilan yang memadai. Menurut The World
Economic Forum Future of Jobs Report pada tahun 2016 yang dikenal
dengan istilah Top 10 Skills in 2020 (Belawati, 2020), keterampilan
keterampilan yang dibutuhkan baik tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan meliputi: (1) kemampuan pemecahan masalah yang
kompleks (complex problem solving); (2) kemampuan berpikir kritis
(critical thinking); (3) kreativitas (creativity); (4) kemampuan mengelola
orang atau sumber daya manusia (people management); (5)
kemampuan berkoordinasi (coordinating with others); (6) kecerdasan
emosi (emotional intelligence); (7) kemampuan memberikan penilaian
dan membuat keputusan (judgement and decision making); (8) sikap
yang berorientasi pada pelayanan (service orientation); (9) kemampuan
negoisasi (negotitation); (10) kemampuan kognitif yang fleksibel
(cognitive flexiblity).
Sekolah di masa depan dalam upaya akselerasi pendidikan 4.0 di tengah
covid-19 harus mengarahkan peserta didik untuk belajar bagaimana
belajar (learn how to learn). Hal ini berarti tugas guru tidak hanya
memberikan informasi tetapi juga mengajar bagaimana mengklasifikasi,
mereklasifikasi, mengevaluasi, memindah, mengolah dan
128 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

mengomunikasikan kembali informasi tersebut. Dengan demikian,


kebutaan di masa depan bukan ketidakmampuan membaca (buta
aksara) tetapi ketidakmampuan belajar bagaimana belajar (Sonhadji,
2012). Hal yang perlu diperhatikan dalam akselerasi pendidikan 4.0
terutama terkait tantangan untuk melakukan sesuatu di era new normal
adalah: (1) berkelindanya berbagai aspek; (2) pesepsi; (3) sikap; (4)
disiplin; (5) komitmen (Prijambodo, 2020). Berdasarkan uraian di atas
dapat dipahami bahwa terkait akselerasi pendidikan 4.0 dibutuhkan
komitmen, pemikiran yang serius dan cermat, komunikasi, koordinasi
dan sinergi serta dukungan dari semua pihak dalam upaya mewujudkan
akselerasi pendidikan 4.0 yang berdampak pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia.

D. Peluang Akselerasi Pendidikan 4.0 di


Tengah Covid-19
Akselerasi pendidikan 4.0 di tengah covid-19 memiliki peluang yang
sangat besar sehingga sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Untuk menciptakan sistem pendidikan di zaman
super industri diperlukan alternatif persepsi terhadap masa depan, yaitu:
(1) asumsi tentang macam-macam pekerjaan, profesi dan kejuruan yang
diperlukan 25-50 tahun mendatang; (2) asumsi tentang bentuk keluarga
dan hubungan antar manusia yang bakal terjadi; dan (3) macam
masalah etika dan moral, macam teknologi yang mengelilingi, dan
struktur organisasi yang harus dibangun (Sonhadji, 2012). Hasil
penelitian Andrew Leigh (Baidowi, 2015) menunjukan bahwa rendahnya
mutu pendidikan sangat terkait erat dengan masalah rendahnya mutu
guru. Untuk meningkatkan mutu pendidikan mutlak diperlukan
kemampuan akademik yang tinggi dari seorang guru (academic merit).
Karena bagaimanapun untuk mencerdaskan peserta didik, dibutuhkan
guru yang cerdas.
Disrupsi pandemi covid-19 ini akan menjadi peluang bagi penyelenggara
pendidikan karena didorong oleh perilaku-perilaku yang baru yang tidak
Peluang Akselerasi Pendidikan 4.0 di Tengah Covid-19 129

ada sebelumnya. Hal ini perlu ada strategi sehingga diperoleh suatu
kondisi kehidupan baru pasca gelombang pandemi covid-19 menuju
kehidupan normal baru (a new normal). Adapun peluang akselerasi
pendidikan 4.0 di tengah covid-19. Pertama, penggunaan teknologi dan
inovasi hasil revolusi industri 4.0 (IoT, big data, artificial intelligence,
robot, & the sharing economy) berpusat pada manusia untuk
memecahkan masalah sosial ekonomi, lingkungan, dan kehidupan
spiritualitas yang berkualitas. Kedua, menciptakan sistem pendidikan
berkualitas tinggi yang terjangkau dan menjangkau setiap orang
menggunakan sistem e-learning dan teknologi terkini. Ketiga,
menciptakan pendidikan yang mendukung pembentukan pola pikir dan
keterampilan untuk melakukan “apapun”, berbekal STEM dan
keterampilan revolusi industri 4.0 (Belawati, 2020).
Keempat, hal senada menurut Solehuddin (2020), di tengah Covid-19,
peluang akselerasi pendidikan yaitu dengan melakukan inovasi
pembelajaran yaitu meliputi: mencoba sesuatu yang baru, penggunaan
IT, kolaborasi guru dan orang tua, memfasilitasi orang tua untuk
mendampingi proses belajar anak, memonitor kegiatan belajar anak
secara daring dan melakukan parenting education. Adapun
pembelajaran pasca covid-19 dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu:
(1) melanjutkan inovasi pembelajaran; (2) meningkatkan inovasi
pembelajaran; dan (3) memaksimalkan inovasi pembelajaran.
Kelima, peluang akselerasi pendidikan 4.0 di tengah covid-19 yaitu
dengan melakukan re-imajinasi pengembangan keprofesian
(professional development) guru dan tenaga kependidikan (GTK) yaitu
meliputi; (1) berpusat pada murid/peserta didik dan pembelajarannya.
Tahapan-tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) observasi.
Mulai dari murid. Apa masalah pembelajaran yang dihadapi murid di
sekolah? (b) diskusi pertama, apa penyebabnya? Apa yang perlu
dilakukan guru?; (c) diskusi kedua, susun program pelatihan guru.
Lakukan diferensiasi. Juga rencanakan evaluasi pada waktu
implementasi; (d) implementasi pertama, lakukan program pelatihan
oleh guru; (e) implementasi kedua, lakukan praktik di sekolah. Lalu
lakukan evaluasi untuk melihat proses implementasi tersebut; (f)
evaluasi dan refleksi. Kembali kepada murid. Apakah program yang
130 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

dilakukan menyelesaikan masalah pembelajaran yang diidentifikasi?;


Apakah berhasil meningkatkan hasil belajar murid?; Apa yang bisa
dilakukan untuk upaya peningkatan di masa yang akan datang. (2)
teknologi sebagai pemberdaya inovasi (Syahril, 2020). Keenam, peluang
selanjutnya adalah, dengan sumber daya manusia usia produktif yang
melimpah yang memiliki kompetensi merupakan modal pembangunan
sehingga aspek-aspek terkait kurikulum, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana prasarana, pendanaan, dan pengelolaan perlu
dikuatkan di era pendidikan 4.0.
Ketujuh, peluang selanjutnya adalah melaksanakan kebijakan merdeka
belajar dengan memperhatikan hal-hal positif apa yang bisa dilakukan
untuk perubahan-perubahan dan inovasi bagi lembaga pendidikan serta
hal-hal apa saja yang perlu dikuatkan. Kebijakan merdeka belajar
menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dibagi menjadi
empat. Pertama, pokok-pokok kebijakan merdeka belajar yaitu meliputi:
(1) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN); (2) Ujian Nasional (UN);
(3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (4) Peraturan Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi. Kedua, pokok-pokok kebijakan
merdeka belajar: kampus merdeka yaitu meliputi: (a) pembukaan
program studi baru; (b) sistem akreditasi perguruan tinggi; (c)
perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH); (d) hak belajar tiga
semester di luar program studi. Ketiga, merdeka belajar episode ketiga
terkait pokok-pokok kebijakan BOS (bantuan operasional sekolah) 2020
sesuai Permendikbud No.8 Tahun 2020 yaitu meliputi: (1) penyaluran
BOS langsung ke rekening sekolah; (2) penggunaan BOS lebih fleksibel
untuk sekolah; (3) nilai satuan BOS meningkat; (4) pelaporan BOS
diperketat agar lebih transparan dan akuntabel. Keempat, merdeka
belajar episode keempat terkait program organisasi penggerak. Hal ini
meliputi: (a) sekolah penggerak; (b) program organisasi penggerak; (c)
monitoring dan evaluasi; dan (d) lini masa program organisasi
penggerak (Syahril, 2020).
Kedelapan, terkait peluang akselerasi pendidikan 4.0 di tengah covid-19.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan; (1) Ada beberapa hal yang perlu
dilakukan sekolah yaitu: Membuat strategi pembelajaran jarak jauh yang
sesuai dengan keadaan (siswa, orang tua dan guru); Mulai memikirkan
Peluang Akselerasi Pendidikan 4.0 di Tengah Covid-19 131

visi ke depan untuk sekolah jika pandemik ini tetap berlangsung;


Menyiapkan pendampingan mental siswa selama pandemik. Disamping
itu sekolah juga perlu memperhatikan: (a) Adaptasi: lakukan yang bisa
dilakukan, koordinasi, persiapan dan stay at home; (b) Evaluasi: guru,
siswa, orang tua siswa dan stake holders pendidikan; (c) Tantangan:
sistem jaringan dan sarana penunjang, SDM guru dan karyawan, inovasi
pembelajaran dan pendampingan mental dan karakter; (d) Solusi:
manfaatkan dana pemerintah, cari jejaring orang tua murid dan alumni;
(2) kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer sekolah perlu
melakukan beberapa hal yaitu: pemimpin yang melayani dengan hati;
menjadi fasilitator bagi guru, siswa dan orang tua; mau mendengar
masukan/evaluasi; mencari masukan; bergerak dan berpikir mencari
solusi; kreatif merancang kegiatan daring sesuai situasi di lapangan;
terus belajar dan mencari jejaring; berani ambil keputusan, gunakan hati
nurani dan yakin bahwa segala keputusan akan membuat baik banyak
orang (Widayanti, 2020). Pada akhir uraian ini disimpulkan bahwa
peluang akselerasi pendidikan 4.0 di tengah covid-19 perlu dikelola
dengan baik dengan tetap melakukan monitoring dan evaluasi dalam
implementasinya di tengah covid-19 secara terencana, terprogram dan
berkesinambungan. Hal-hal yang sudah baik perlu ditingkatkan bahkan
dipertahankan, dan hal-hal yang masih perlu disempurnakan perlu
dicari aspek-aspek apa saja yang belum baik.

E. Penutup
Akselerasi pendidikan 4.0 di tengah covid-19 memiliki berbagai macam
peluang untuk menyiapkan peserta didik dengan berbagai macam
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan diharapkan memiliki kemampuan beradaptasi
dalam menghadapi perubahan-perubahan dan inovasi-inovasi dalam
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui penerapan
sistem pembelajaran berbasis teknologi dan informasi dengan
paradigma sharing untuk mengembangkan potensi dan mendapatkan
nilai tambah pribadi.
132 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Tantangan Pembelajaran di
Masa Covid-19

A. Pendahuluan
Teknologi informasi adalah salah satu bidang yang mengalami
peningkatan selama masa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 banyak
membawa perubahan dalam berbagai bidang yang ada di Indonesia
pada khususnya dan dunia pada umumnya. Tidak terkecuali dalam
bidang pendidikan mulai dari sekolah Paud, Sekolah Dasar sampai ke
tingkat perguruan tinggi, di mana pola pembelajaran secara tatap muka
diubah menjadi pembelajaran secara online atau pembelajaran jarak
jauh. Kebijakan pemerintah mengeluarkan aturan pembelajaran secara
online bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid
2019. Selain itu pembatasan sosial, memakai masker, mencuci tangan
dan menjaga jarak dianjurkan oleh pemerintah untuk mencegah
penyebaran virus Covid -19. WHO juga mengeluarkan himbauan agar
kegiatan yang melibatkan massa berkerumun seperti pembelajaran
tatap muka di sekolah dan di perguruan tinggi harus ditinjau ulang
untuk melakukannya (Sadikin and Hamidah, 2020). Anjuran tersebut
mendapat banyak respon mulai dari sekolah Paud, Sekolah Dasar
sampai perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran secara online
atau daring.
Pembelajaran secara online selama masa pandemi Covid-19 tentunya
membutuhkan peran dari orang tua dan biaya serta perangkat
elektronik seperti komputer, laptop dan smartphone yang cukup
memadai serta jaringan yang harus mendukung. Selain itu dibutuhkan
metode baru dalam mengajar atau berkomunikasi secara online selama
pembelajaran daring dilaksanakan. Guru dan dosen harus mampu
merubah strategi, gaya atau metode dalam proses mengajar dan belajar
134 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

selama masa pandemi Covid-19. Penguasaan teknologi informasi bagi


pengajar dan pelajar harus mampu diterapkan dalam pembelajaran
secara online. Keterbatasan pengetahuan tentang teknologi informasi
hanya sebagian orang mampu beradaptasi. Orang di daerah perkotaan
dan pedesaan tentunya berbeda dalam pengetahuan tentang teknologi
informasi yang digunakan selama pembelajaran daring pada masa
Covid-19.
Mengingat akan anjuran pemerintah, pembelajaran secara online tetap
dilaksanakan terutama pada daerah perkotaan. Dibutuhkan kerjasama
yang baik antara pemerintah dan dinas pendidikan dalam melakukan
pembelajaran secara online. Oleh karena itu pemerintah bersama
bidang Informasi teknologi menyediakan berbagai fasilitas seperti
jaringan internet dan aplikasi untuk mewujudkan pembelajaran online
atau jarak jauh bagi pengajar dan pelajar. Aplikasi yang tersedia saat ini
banyak macamnya tergantung dari kebutuhan para pengajar dan pelajar
yang disesuaikan dengan kurikulum pada masing-masing jenjang
pendidikan. Selain ketersediaan aplikasi dan jaringan internet,
dibutuhkan juga metode baru yang harus dipikirkan oleh pengajar agar
materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para pelajar.
Perubahan minat pelajar selama pembelajaran online banyak juga
mengalami perubahan. perubahan tersebut berdampak pada psikologis
pelajar karena ketersediaan sarana dan prasarana yang tidak
mendukung selama proses pembelajaran online. Hal ini lebih dirasakan
lagi dengan masyarakat yang ada di daerah pedesaan yang sangat
terbatas dalam melakukan pembelajaran online atau daring.

B. Aplikasi Pembelajaran Online


Jaringan internet sangat berperan dalam pembelajaran online atau
pembelajaran jarak jauh pada masa pandemic covid-19. Banyak aplikasi
yang tersedia saat ini yang bisa digunakan dalam melakukan
pembelajaran secara online seperti aplikasi whatsaap, zoom, cloudx,
Web Block, Ruang Guru, Google Classroom, Schoology, dan Edmodo
serta masih banyak aplikasi lainnya (Windhiyana, 2020). Menurut
Tantangan Pembelajaran di Masa Covid-19 135

Oktafia Ika Handarini, (2020) selain aplikasi diatas, pembelajaran daring


selama pandemic covid 19 bisa juga menggunakan aplikasi lain yang
sudah tersedia pada perangkat teknologi seperti smartphone, computer
dan laptop yang dimiliki oleh pengajar dan pelajar. Beberapa aplikasi
lain yang bisa digunakan atau diakses oleh pelajar dari rumah seperti
Quipper School, Microsoft Office, Cisco Webex, Rumah belajar, Meja
kita, Icando, Indonesiax, Google for education, Kelas pintar Ruang guru,
dan Sekolahmu, Zenius.
Tersedianya banyak aplikasi pembelajaran online tersebut diatas sangat
memudahkan dalam melakukan pembelajaran online. Pengajar dan
pelajar dapat didownload secara gratis dan berbayar. Dari segi ekonomi
tidak semua pengajar dan pelajar mampu menggunakan aplikasi
berbayar. Untuk meringankan beban pengajar dan pelajar ditengah
pandemic covid 19, dibutuhkan aplikasi yang tidak berbayar. Menurut
Yuhdi and Nadra Amalia, (2018), salah satu aplikasi yang tidak berbayar
adalah schoology. Schoology adalah salah satu aplikasi yang dapat
membantu dan memudahkan pengajar dan pelajar melakukan interaksi
melalui media virtual. Aplikasi ini banyak menarik minat para pelajar
dalam melakukan pembelajaran secara online karena adanya fitur audio,
image dan video yang dapat mendukung proses pembelajaran online.
Selain aplikasi Schoology, ada juga aplikasi yang dapat digunakan
meskipun berbayar. Aplikasi tersebut adalah google classroom. Aplikasi
google classroom merupakan salah satu aplikasi dari learning
management system yang peminatnya cukup banyak baik guru dan
dosen (Suhada et al., 2020). Dan masih banyak aplikasi-aplikasi lain yang
dapat digunakan untuk pembelajaran online selama pandemic covid-19,
tergantung dari kebutuhan pengajar dan pelajar dalam pencapaian hasil
belajar mengajar yang diinginkan.
136 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Gambar Aplikasi Zoom

Gambar Aplikasi Google Classroom


Tantangan Pembelajaran di Masa Covid-19 137

Gambar Aplikasi whatsaap

C. Model Pembelajaran Daring


Pembelajaran online atau daring membutuhkan sarana dan prasarana
yang harus saling mendukung. Terkadang tersedia sarana yang baik
tetapi prasarana kurang mendukung. Salah satu contoh adalah jaringan
internet yang memadai tetapi smartphone yang digunakan tidak sesuai
dengan spesifikasi dengan aplikasi yang digunakan. Oleh karena itu
selain sarana dan prasarana yang harus saling mendukung, dibutuhkan
juga model pembelajaran online yang dapat memudahkan para pelajar
untuk bisa mengikuti dengan baik agar pencapaian kurikulum pada
masing-masing jenjang pendidikan dapat terpenuhi dengan baik.
1. Sekolah Paud

Menurut Anhusadar (2021) keefektifan pembelajaran secara online atau


daring selama masa covid-19 belum berjalan dengan baik. Pembelajaran
yang dilakukan berupa pemberian tugas di mana orang tua harus
kesekolah mengambil tugas para murid. Tetapi tidak semua sekolah
Paud melakukan metode seperti itu. Ada juga sekolah Paud yang
menggunakan aplikasi Whatsaap melalui video call kepada para
138 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

muridnya, akan tetapi kelemahannya adalah fokus para murid tidak


terpenuhi. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas dari seorang guru
Paud agar proses pembelajaran online atau daring dapat berjalan
dengan baik.
2. Sekolah Dasar (SD)

Pembelajaran secara online atau daring pada tingkat sekolah dasar dapat
berjalan dengan baik apabila ada kerjasama yang dilakukan antara guru,
murid dan orang tua. Metode pembelajaran yang dilakukan pada
sekolah dasar kebanyakan memberikan materi dan tugas dalam bentuk
video yang dikirim melalui whatsaap group, selain itu ada juga yang
menggunakan aplikasi ruang guru dan google classroom dalam
memberikan materi dan tugas. Berbagai aplikasi yang digunakan selama
pembelajaran online harus tetap mengacu pada kurikulum nasional,
penyederhanaan kurikulum secara mandiri atau dapat juga memakai
kurikulum darurat.
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Model pembelajaran online atau daring yang dilakukan ditingkat


sekolah menengah pertama adalah rata-rata menggunakan aplikasi
Zoom untuk tatap muka dan untuk pemberian tugas rata-rata
menggunakan aplikasi google classroom. Betapa tidak diakui bahwa
perubahan proses pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran
online banyak mengubah kepribadian anak atau pelajar. Pelajar harus
dapat mandiri dan menguasai teknologi yang ditawarkan. Meskipun
anak-anak sudah cukup mandiri, tetapi pendampingan orang tua sangat
berperan dalam melakukan pembelajaran online pada tingkat sekolah
menengah pertama.
4. Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat

Tidak jauh berbeda dengan sekolah menengah pertama dalam


melakukan pembelajaran secara online, pada tingkat sekolah menengah
atas, pembelajaran online rata-rata juga menggunakan aplikasi Zoom
untuk tatap muka. Aplikasi ini sangat mudah digunakan oleh para
pelajar dan pengajar. Selain aplikasi Zoom, masih banyak aplikasi lain
Tantangan Pembelajaran di Masa Covid-19 139

yang dapat diakses asalkan jaringan internet memadai dan tersedianya


kuota internet.
5. Perguruan Tinggi

Model pembelajaran online pada tingkat perguruan tinggi adalah rata


rata menggunakan aplikasi Zoom dan Cloudx Telkomsel. Kedua aplikasi
ini sangat mudah digunakan oleh dosen dan mahasiswa. Interaksi antara
dosen dan mahasiswa juga dapat berjalan dengan baik selama jaringan
internet memadai. Berbeda halnya pada tingkat pendidikan sebelumnya,
pada tingkat perguruan tinggi mahasiswa sangat mandiri dalam
melakukan pembelajaran online atau daring. Mahasiswa banyak yang
sudah menguasai teknologi informasi sehingga mereka tidak
ketinggalan dalam mengikuti perkembangan pembelajaran yang
dilakukan secara online.

D. Tantangan Pembelajaran Daring


Pembelajaran secara online atau daring membawa dampak terhadap
peruban sikap pelajar serta menurunnya keterampilan yang dimilki oleh
pelajar selama pembelajaran online. Hal ini perlu dipikirkan oleh
pemerintah dalam memberikan fasilitas pembelajaran secara online agar
pendidikan pada masa mendatang tidak membawa kerugian (Rizqon
Halal Syah Aji, 2020). Salah satu cara mengurangi dampak psikologis
pelajar adalah dengan menyediakan aplikasi yang cukup untuk
menunjang proses belajar mengajar. Aplikasi yang tersedia saat ini
selama masa pandemic covid-19 dapat digunakan dengan baik apabila
jaringan internet cukup memadai. Terkadang juga jaringan internet
tersedia dengan baik tetapi kemampuan dari teknologi yang digunakan
kurang memadai untuk mengakses aplikasi yang digunakan selama
proses belajar mengajar secara online.
Pada tingkat Sekolah Paud, ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh
guru di antaranya metode pembelajaran, cara berkomunikasi, cara
penyampaian materi, dana dan penguasaan teknologi (Mubiar Agustin
et al., 2020). Masih banyak guru pada sekolah Paud tidak melakukan
140 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

pembelajaran online karena keterbatasan dalam menggunakan aplikasi


dan fasilitas pendukung seperti komputer, laptop dan smartphone.
Selain itu tidak semua guru dan orang tua mempunyai fasilitas
pendukung dalam melakukan pembelajaran online. Menurut Nadia
Fairuza Azzahra (2020) Pemerintah di tiap-tiap daerah perlu berperan
aktif dalam menjangkau sekolah-sekolah yang kurang mampu dengan
menggunakan bantuan dana BOS. Selain dengan bantuan dana BOS,
dinas pendidikan pada masing-masing daerah juga harus mampu
menyediakan dana pendukung untuk meringankan pengeluaran selama
pembelajaran jarak jauh.
Pada tingkat Sekolah Dasar pembelajaran daring yang dilakukan masih
kurang maksimal. Beberapa faktor yang berpengaruh adalah
ketersediaan handphone yang kurang memadai, kuota serta jaringan
internet yang kurang stabil. Faktor lain adalah tidak semua peserta didik
mempunyai handphone dan rata-rata orang tua masih bekerja (Putria,
Maula and Din Azwar Uswatun, 2020). Disamping itu dibutuhkan mitra
sebagai penyedia jasa dalam berkomunikasi ditambah dengan perangkat
keras yang dapat digunakan pada seluruh daerah di Indonesia.
Masalah yang lain dari pembelajaran jarak jauh adalah kurangnya
penguasaan teknologi oleh pengajar dan pelajar serta orang tua yang
mendampingi. Menurut Henry Aditia Rigianti (2020) ada beberapa
kendala atau permasalahan yang dihadapi oleh pada guru SD dalam
melakukan pembelajaran secara online, di antaranya adalah teknik
dalam mengajar dan evaluasi penilaian, penguasaan akan aplikasi
pembelajaran, dan ketersediaan jaringan internet. Menurut (Rahmawati,
2009) ada beberapa kendala yang ditemui pada model pembelajaran
jarak jauh pada tingkat S1 adalah koneksi internet yang kurang
memadai, penguasaan ICT oleh mahasiswa yang masih kurang,
kesibukan dosen sehingga terkadang lambat dalam memberi respon
terhadap mahasiswa.
Menurut Arifa (2020) ada beberapa hambatan selama melakukan
pembelajaran secara online dari rumah seperti ketersediaan sumber daya
manusia, pencapaian kurikulum dan sarana dalam proses belajar
mengajar. Tidak menutup kemungkinan bahwa ketersediaan sarana bisa
dipenuhi oleh semua pelajar dan pengajar dalam melakukan
Tantangan Pembelajaran di Masa Covid-19 141

pembelajaran secara online. Aplikasi yang tersedia juga harus mampu


mendukung prasarana pembelajaran seperti smartphone, laptop dan
komputer. Selain itu dibutuhkan juga pengawasan dari orang tua
terhadap para pelajar selama melakukan pembelajaran secara online.
Menurut Kusnayat et al., (2020) pada tingkat perguruan tinggi
penggunaan teknologi dalam melakukan pembelajaran secara daring
mampu diserap oleh mahasiswa rata-rata 60 %, akan tetapi tingkat
stress yang terjadi pada mahasiswa rata-rata juga sekitar 60 5 dalam
menerima tugas yang diberikan oleh dosen. Oleh karena itu hubungan
antara pembelajaran online dan pembelajaran tatap muka sangat
berkaitan dengan mental para pelajar atau mahasiswa. Disamping itu
pembelajaran secara online pada tingkat perguruan tinggi juga
mempunya fleksibilitas dalam melakukan perkuliahan dan mampu
menciptakan kemandirian dalam belajar serta semangat selama
melakukan pembelajaran secara online. Yang menjadi kendala adalah
jaringan internet di daerah pelosok sangat tidak bagus sehingga banyak
juga pelajar yang ketinggalan dalam mengikuti perkuliahan
Tantangan lain dari pembelajaran secara online pada masa covid-19
adalah keterbatasan pendidikan yang dimiliki oleh orang tua dalam
mendampingi anak-anak. Tidak dipungkiri bahwa pendidikan orang tua
juga membawa banyak pengaruh terhadap kemajuan prestasi anak di
sekolah. Selama masa pandemic covid-19, banyak orang tua mengeluh
terutama pada tingkat sekolah dasar yang harus mendampingi anak
anak dalam belajar di rumah yang mana tingkat pengetahuan orang tua
akan kurikulum yang disediakan oleh pihak sekolah cukup tinggi.
Pemahaman orang tua akan kurikulum juga membawa tingkat stress
sehingga banyak orang tua mengatakan bahwa lebih baik sekolah tatap
muka daripada sekolah online. Tapi dilain sisi, banyak juga orang tua
tidak menginginkan pembelajaran dilakukan secara tatap muka selama
belum ada anjuran dari pemerintah dalam keamanan akan penyebaran
virus covid-19.
142 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

E. Penutup
Pembelajaran secara online pada masa covid-19 membutuhkan sarana
dan prasarana yang cukup memadai. Selain itu pendampingan orang tua
juga sangat berperan aktif dalam pembelajaran online terutama kepada
para pelajar yag masih duduk di tingkat sekolah Paud, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Pada tingkat
perguruan tinggi pelajar sudah memiliki kemandirian dalam belajar dan
penguasaan teknologi informasi yang cukup sehingga orang tua cukup
melakukan pengawasan dalam menggunakan teknologi informasi yang
digunakan. Agar pembelajaran online selama covid-19 dapat berjalan
dengan baik, maka kerjasama yang baik harus tetap terjalin dengan baik
mulai dari pemerintah, dinas pendidikan, guru, dosen dan pelajar serta
tidak lepas dari fasilitas pendukung selama pembelajaran online atau
daring dilaksanakan pada masing-masing daerah.
Tantangan Belajar Daring Di
Era New Normal

A. Pendahuluan
Belajar merupakan usaha sadar yang diselenggarakan secara perwujudan
nyata dengan kaedah yang berlaku di dalam kehidupan manusia dalam
rangka menegakkan upaya sikap, perilaku dan tindakan yang baik dan
benar. Karenanya belajar tidak mengenal tempat, waktu maupun
medianya. Bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara menuturkan bahwa
setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru, artinya
aktivitas manusia dalam kehidupannya dalam interaksi maupun
komunikasi di mana pun dan kapanpun mengandung pesan rutinitas
belajar. Informasi yang diserap merupakan sebuah pengetahuan yang
bermanfaat bagi dirinya, dan interaksi yang terjadi atau yang dilakukan
adalah tindakan belajar. Maka belajar berkaitan upaya menempa diri,
sebagai manusia yang pembelajar maka dirinya siap dengan tempaan
yang dicetak lewat pengetahuan dan pengalamannya.
Situasi dan kondisi yang menimpa pada manusia pembelajar merupakan
ruang pengetahuan yang mempola dirinya, alih-alih ini sebuah
keniscayaan dalam melangsungkan kehidupan manusia. Lebih kritis lagi
lingkungan adalah tempat penjara bagi mereka manusia tak pembelajar,
artinya keterkejutan akan perubahan yang tidak diduga sebelumnya.
Maka ruang publik yang dinamis dengan sendirinya akan mendesain
manusia itu sendiri. Kelayakan manusia yang menempati ruang tersebut
menjadi orang-orang pilihan bagi populasinya.
Jika dilihat masa post pandemi ini, manusia ditantang mampu bertahan
hingga lolos dari seleksi ruang publik yang dinamis. Kesiapsiagaan
manusia menjadi pondasi kuat dalam kepekaan dan mawas diri untuk
144 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

mampu melewati masa perubahan yang dinamis dan pasti. Sebut saja
era distrubtion yang kini menyelimuti aktivitas manusia yang sedang
gencar memilah-milah manusia canggih dan inovatif. Maka dari itu
peran manusia pembelajar dengan bekal pengetahuan yang selalu di
upgrade menjadi syarat utama.
Penelusuran tulisan ini adalah bagaimana manusia-manusia yang hadir
di era new normal atau manusia pasca pandemic mampu melewati masa
kungkungan informasi dan interaksi dalam mengupgrade
pengetahuannya sehingga lolos dan menjadi manusia yang layak hidup
di masa depan. Tantangan belajar melalui aktivitas daring menjadi
potret penulis untuk menjajaki bagaimana fenomena tersebut menjadi
reaksi yang kuat di semua kalangan hari ini, jika masa pandemi
kehidupan manusia berubah drastis dari aktivitas sebelumnya dari yang
tatap langsung menjadi tatap layar dan dari yang dekat menjadi
berjarak, intruksi ini merupakan suara dunia yang menggema menjadi
himbauan protokol kesehatan.
Tantangan terberat bagi para orang tua dengan kondisi merebahnya
Covid-19 tentunya memengaruhi penurunan kemampuan ekonomi
mereka. Hal tersebut dapat memengaruhi sikap dan perilaku orang tua
dalam mengawasi, membimbing, melatih, serta memberikan perhatian
terhadap anak-anak mereka. Dinamika yang melanda utamanya para
orang tua dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah dengan adanya
pandemi Covid-19 ini, sangat sulit bertahan untuk mencukupi
kebutuhan hidup sehari-harinya. Kondisi yang demikian menjadi
keprihatinan kita semua, semoga para anak usia emas sebagai bagian
dari generasi penerus tetap dapat tumbuh dan berkembang sebagai
modal dan aset bangsa dalam pembangunan di masa mendatang
(Wijoyo & Indrawan, 2020).
Melalui kacamata pendidikan dapat mengungkap manusia pembelajar,
bagaimana ia mampu menelaah hambatan dan tantangan dalam
fenomena yang terjadi di era pandemi, khususnya generasi bangsa yang
akan diduga menjadi pewaris peradaban manusia. Warga negara
hipotetik (yang diduga) harus didesain kearah bekal diri yang mampu
memahami, meyakini dan melakukan dalam upaya baik, benar dan
kepatutan.
Tantangan Belajar Daring Di Era New Normal 145

B. Pergeseran Jendela Pengetahuan


melalui Daring mejadi sebuah tantangan
Mencetak estapet peradaban bangsa melalui sistem pendidikan dengan
aktivitas pembelajaran dalam jaringan (daring) membutuhkan
kematangan sarana dan prasarana yang mumpuni, sehingga secara
teknis tidak lagi menjadi kendala dalam aktivitas user. Di era pandemi
internet menjadi primadona bagi keberlangsungan hidup manusia,
karena segala sesuatunya, internet menjadi kebutuhan wajib yang harus
dimiliki khususnya dalam mengakses informasi dan pengetahuan.
Institusi pendidikan menginstruksikan mengenai pola pembelajaran di
era new normal dengan merubah rutinitas pembelajaran pra pendemi
sehingga perangkat sekolah yang terlibat harus menyahuti kebijakan
yang dibuat. Maka yang menjadi gaya baru atau kebiasaan baru di
sinyalir dengan proses adaptasi atau kepekaan lingkungan yang
muaranya menjadi sebuah budaya baru dan akan membiasakan
manusia dalam beraktivitas.
Wacana dunia pendidikan terus berkembang, hal ini dapat dilihat dari
beragam inovasi pembelajaran seperti media, model dan metode.
Tentunya perkembangan ini berorientasi pada tujuan dan manfaat
sebagai upaya mencetak peserta didik menjadi berdaya saing, daya hasil
dan daya guna. Peran serta teknologi dalam percepatan perubahan di
dunia pendidikan sangat memengaruhi eksistensinya, karena
kebermanfaatan teknologi digital memberikan sumbangsih terhadap
manfaat yang dirasakan dalam aktivitas pembelajaran daring di era
pandemi. Keseriusan dan kemandirian dalam ruang digital akan tetap
mengupayakan aktivitas belajar dalam mengakses informasi dan
pengetahuan bagi peserta didik untuk tetap menjadi manusia
pembelajar.
Beberapa kelebihan pembelajaran daring bagi peserta didik yaitu dapat
mengakses aktivitas perkuliahan di mana pun berada, mengurangi cost
anggaran, efektif waktu dalam proses belajar mengajar, fleksibilitas
dalam interaksi, tuntutan pengetahuan melek digital, membangun
kecakapan secara mandiri, kreatif, bertanggung jawab, belajar menjadi
146 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

sebuah kebutuhan bukan lagi beban karena dibangun lewat ketekunan


dan keseriusan.
Sudah pasti perkuliahan tidak dapat dilakukan secara tatap muka,
sehingga sulit untuk melihat peserta didik yang mempunyai kompetensi
atau tidak, kecuali teknologi yang digunakan sudah baik seperti ada
fasilitas vedio conference, skype dan lain-lain. Kedua mengurangi
interaksi sosial antar peserta didik, padahal mahasiswa dituntut bukan
hanya unggul di hard skill tapi juga diharuskan harus unggul di soft skill.
Dengan berkurangnya interaksi sosial di antara peserta didik, hal ini
dapat mengakibatkan krisis sosial baik itu antar mahasiswa dan dosen.
Ketiga belum meratanya infrastruktur yang memadai baik itu koneksi
internet maupun fitur-fitur yang terdapat di perkuliahan daring.
Keempat bagi peserta didik yang gagap teknologi perkuliahan daring ini
sulit untuk diterapkan (Mastuti, et al., 2020). Idealnya, pembelajaran
daring diterapkan sebagai upaya keterpaduan dan sinergitas antara
semua aspek yang terlibat seperti pemerintah, dosen/guru, peserta didik
dan swasta. Tujuannya adalah kecanggihan teknologi berjalan
beriringan dengan pengguna manusia modern.
New normal bisa menjadi momok yang mengejutkan atau malah
sebaliknya. Jika kesadaran manusia mampu direduksikan untuk
menakar kecakapan diri dalam aktualisasi. Maka kesiapan hidup dimasa
depan akan diraih, karena manusia harus memiliki perencanaan untuk
dapat mengeksiskan dirinya, sekalipun beberapa kasus pandemik telah
kita lalui seperti sars, mers, flue burung, flue babi bahkan covid 19.
peristiwa kehidupan manusia tidak akan berhenti dengan begitu saja,
disaat itu juga inovasi atau pembaharuan akan berjalan seiring dengan
itu, hal baru, pengetahuan baru atau pengalaman baru akan
mengupgrade tatanan kehidupan manusia (Jamaludin, et al., 2020).
Membangun kesadaran dan kebiasaan kehidupan new normal adalah
rutinitas dinamis karenanya manusia dituntut mampu mendidik dirinya
dengan pengetahuan baru dan pengalaman barunya. Dinamika yang
kerap ditemui adalah pemberi sinyal yang harus mampu ditangkap
sebagai penghubung untuk mampu beradaptasi dalam melangsungkan
kehidupan yang akan datang
Tantangan Belajar Daring Di Era New Normal 147

Patut disadari tantangan pembelajaran daring membutuhkan beberapa


kesiapan, misalnya sarana/prasarana dan penggunanya. Misalnya dari
penggunanya (sumber daya manusia) dalam pendidikan, dilihat dari
keberhasilan proses belajar mengajar melalui digital yaitu adanya
generation gap antara pembelajar (peserta didik) dengan pengajar
(guru/dosen). Pengajar pada umumnya merupakan generasi lama yang
lahir bukan di era yang serba teknologi (digital), namun sebaliknya,
pembelajar saat ini adalah generasi yang setiap saat menggunakan TIK
dalam berkehidupan. Perbedaan generasi menghadirkan perbedaan
sudut pandang akan kebutuhan dan penggunaan TIK dalam PBM,
sehingga hal ini dapat memengaruhi keberhasilan proses digital learning
(Juliane, et al., 2017).
Sistem pendidikan upaya terpadu dan terstruktur yang saling
bekerjasama untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan sesuai dengan
tujuan. Maka dari itu harmonisasi proses belajar mengajar harus
terstimulus untuk semua komponen yang terlibat baik sarana/prasarana
maupun sumber daya manusianya. Kendatipun digitalisasi menjadi
media yang wajib di era new normal maka harapan besar dalam
menciptakan proses pembelajaran jarak jauh secara mandiri harus tetap
mengukur kadar sasaran capaian yang akan dituju sebagai wujud hasil
pembelajaran yang diharapkan.
Misalnya dalam proses adaptasi penggunaan metode pembelajaran
melalui e-learning dalam menghadapi era new normal ini diharapkan
tetap bisa mengajarkan penanaman nilai. Bisa dilakukan dengan
meminta peserta didik melihat foto dan video biografi seseorang. Seperti
dengan memberikan contoh biografi para pemimpin lokal
(Wahyuningsih, et al., 2020). Salah satu yang menjadi tantangan
pendidikan dalam penggunaan daring adalah mengabaikan nilai-nilai
subtansi yang terkandung didalam materi ajar maupun didalam proses
belajar sehingga guru menjadi media transfer ilmu dan kecenderungan
mengabaikan transfrom nilai kepada peserta didik.
Nilai, budaya, kebiasaan, tradisi dan adat istiadat, dan moral tertentu
yang ada di masyarakat perlu diketahui dan dipelajari oleh peserta didik.
Mengingat sumber belajar bisa datang dari mana saja buku, internet,
dan lingkungan selama itu terkait dengan materi yang diajarkan
148 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

(Yuniarti, et al., 2020). Guru harus mampu mendesain pembelajaran


daring secara inovatif dalam upaya menanamkan nilai-nilai dalam ranah
membangun kepribadian dan karakter peserta didik, tiga aspek capaian
mendasar dalam pendidikan adalah attitude, knowledge dan skill. Alat
ukur pengetahuan dan keterampilan bisa dilakukan test secara normatif,
tapi pengendalian diri dalam telaah nilai membutuhkan pengawasan
dan dampingan secara nyata karena dalam hal ini perlu adanya evaluasi
yang terukur dan objektif.
Peran inovatif dan kreatif di dunia pendidikan harus mampu disikapi
dengan memicu dan memacu daya guna teknologi untuk tetap eksis
dalam implementasi tri dharmanya. Beberapa praktek tersebut telah
dilakukan dan menghasilkan pengalaman yang sangat positif, berharga,
efektif dan efesien. Hikmahnya adalah inovasi dapat mampu diserap dan
dimanfaatkan dengan cepat, teruji, dan kompetitif. Hal ini menunjukan
keseriusan pemerintah, praktisi pendidikan dan masyarakat untuk
menegaskan kembali makna tentang “keseriusan dan kolaborasi”.
Keseriusan dan kolaborasi dimaknai gotong royong dalam ideologi
pancasila yang mengandung pesan bahwa dalam situasi apapun sebuah
bangsa yang beradab mampu tetap eksis ketika pemerintah, swasta dan
masyarakat mampu bersatu padu dalam semangat untuk mencapai
tujuan yang sama, citacita bersama, dan kehendak hidup bersama
(Masrul, et al., 2020).

C. Penutup
Jendela pengetahuan dalam jaringan menjadi hal yang baru dan menjadi
trend pendidikan hari ini, oleh karena itu mendesain pemahaman baru
tentang keterkaitan teknologi dan pendidikan dalam asas
kebermanfaatan perlu ditakar melalui keseriusan dan kolaborasi. Oleh
karena itu yang menjadi tantangan di era new normal pada dunia
pendidikan adalah bagaimana peran pemerintah, pelaku pendidikan,
pemerhati pendidikan dan swasta meskipun kehidupan manusia dalam
keadaan terpasung oleh sebuah ancaman, semua elemen yang terlibat
dalam pendidikan akan berusaha semaksimal mungkin untuk tetap
Tantangan Belajar Daring Di Era New Normal 149

menggelar aktivitas belajar mengajar di institusi sekolah dan perguruan


tinggi. Karena institusi tersebut merupakan wahana mencetak
peradaban manusia yang telah dibuktikan hingga sekarang ini. Maka
dengan menyambut era digital untuk era new normal sangat relevan
karena ketersesuaian antara manfaat dan kegunaannya dapat dirasakan
jika semua sarana/prasarana dan penggunanya dapat bersinergi.
Manusia pembelajar butuh jendela informasi sebagai jalan menuju
pengetahuan yang dikehendaki dan dibutuhkannya, jika pendidikan
berdampingan dengan teknologi maka kemudahan untuk mengakses
dalam bekal peserta didik sangat dibutuhkan untuk menambah
wawasan dan meningkatkan kemampuannya. Karena pendidikan
menjadi pilar utama bagi manusia maka perlu perangkat pendukung
lainnya yang bersama-sama mensupport keberhasilan dalam mencetak
manusia yang berdaya saing daya guna dan daya hasil dalam estapet
generasi bangsa.
150 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Implementasi Pembelajaran Era
dan Pasca Pandemi Covid-19

A. Pendahuluan
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19) saat ini berdampak bagi seluruh
masyarakat dunia tidak terkecuali bagi Indonesia juga. Data Litbang
Kompas 28/03/2020 dampak virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang
seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Surat Edaran (SE)
pemerintah tanggal 18 Maret 2020 menyatakan segala kegiatan didalam
dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi
mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan. Pada
tanggal 24 Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020, Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
COVID-19, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar
dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada pendidikan
kecakapan hidup antara lain mengenai Pandemi Covid-19.
Proses pembelajaran daring/jarak jauh dilakukan pada setiap level
pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai dengan pendidikan tinggi.
Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam
proses pembelajaran. Dengan pembelajaran daring peserta didik
memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar di mana pun dan
kapanpun. Peserta didik dapat berinteraksi dengan guru menggunakan
beberapa aplikasi seperti video converence, live chat, zoom, google
meeting, skype. Ini merupakan inovasi metode pembelajaran di tingkat
pendidikan formal untuk menjawab tantangan akan ketersediaan
sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model media
152 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya.


Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nakayama bahwa dari literatur
dala e-learning mengindikasikan bahwa tidak semua peserta didik akan
sukses dalam pembelajaran online. Ini dikarenakan faktor lingkungan
belajar dan karakteristik peserta didik (Nakayama M, Yamamoto H,
2007).

B. Pembelajaran di Era Pandemi Covid


19
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuat
sejumlah kebijakan terkait pendidikan nasional di era pandemi Covid-19.
Mulai dari realokasi anggaran Kemendikbud untuk penanganan
penyebaran Covid-19 berupa pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi terkait Covid-19. Kebijakan lainnya adalah berupa fleksibilitas
bagi kepala sekolah dalam memanfaatkan dana BOS (Bantuan
Operasional Sekolah) untuk mendukung pembelajaran selama masa
pendemi Covid-19. Ada pula kebijakan berupa diterbitkannya Surat
Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 dan Surat Edaran Jenderal
Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020. Kedua surat edaran tersebut berisi
pelaksanaan kebijakan pendidikan dan panduan penyelenggaraan
belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19.
Menjelang pelaksanaan tahun ajaran dan tahun akademik baru
2020/2021, Kemendikbud bersama tiga kementerian lainnya, yaitu
Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam
Negeri menyusun panduan penyelenggaraan pembelajaran. Panduan ini
dimaksudkan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dengan
pembukaan satuan pendidikan untuk pembelajaran tatap muka.
Panduan ini juga menjadi acuan pemerintah daerah dalam mengatur
satuan pendidikan sebelum dapat diizinkan melaksanakan
pembelajaran tatap muka berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur
di dalamnya. Karena prinsip utama dalam pembelajaran di tahun ajaran
dan tahun akademik baru adalah kesehatan dan keselamatan seluruh
Implementasi Pembelajaran Era dan Pasca Pandemi Covid-19 153

peserta didik, kepada sekolah, guru, tanaga kependidikan, dan


keluarganya.
Zona Kuning, Oranye, Merah
Satuan pendidikan yang berada di daerah Zona Kuning, Oranye, dan
Merah, dilarang melakukan proses pembelajaran tatap muka di satuan
pendidikan dan tetap melanjutkan Belajar dari Rumah (BDR) sesuai
dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
Mengisi Daftar Periksa
Kepala satuan pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini
(PAUD), pendidikan dasar dan pendidikan menengah pada semua zona
wajib mengisi daftar periksa pada laman Data Pokok Pendidikan
(DAPODIK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Education
Management Informatian System (EMIS) Kementerian Agama untuk
menentukan kesiapan satuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam
ketentuan ini.
Peran Pihak-Pihak Terkait
Pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi
dan/atau, kantor Kementerian Agama kabupaten /kota sesuai
kewenangan pada semua zona:
a. Wajib memastikan seluruh kepala satuan pendidikan mengisi
daftar periksa pada laman DAPODIK atau EMS untuk
menentukan kesiapan satuan pendidikan; dan
b. Tidak memperbolehkan pembelajaran tatap muka di satuan
pendidikan bagi:
1. Satuan pendidikan yang belum memenuhi semua daftar
periksa; atau
2. Satuan pendidikan yang sudah memenuhi daftar periksa
namun kepala satuan pendidikan menyatakan belum siap.
154 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Satuan Pendidikan di Zona Hijau


Pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi
dan/atau Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya pada zona hijau dapat melakukan pembelajaran tatap
muka di satuan pendidikan secara bertahap selama masa transisi bagi
satuan pendidikan yang sudah memenuhi semua daftar periksa dan
merasa siap.
Tahapan Prioritas Pembelajran Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan pada zona hijau
dilakukan dengan penentuan prioritas berdasarkan jenjang pendidikan
yang lebih tinggi terlebih dahulu dan mempertimbangkan kemampuan
peserta didik untuk menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak
(physical distancing) dengan ketentuan:
a. Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Madrasah Aliyah (MA), Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK), Sekolah Menengah Teknologi Kristen (SMTK), Sekolah
Menengah Atas Kristen (SMAK), Paket C, Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Paket B
melaksanakan pembelajran tatap muka di satuan pendidikan
terlebih dahulu.
b. Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidiyah (MI), Paket A dan
Sekolah Luar Biasa (SLB) paling cepat 2 (dua) bulan setelah
SMA, SMK, MA, MAK, SMTK, SMAK, Paket C, SMP, MTs, dan
Paket B melaksanakan pembelajaran tatap muka di satuan
pendidikan.
c. PAUD formal (Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA),
dan TK Luar Biasa) dan nonformal paling cepat 2 (dua) bulan
setelah SD, MI, Paket A dan SLB melaksanakan pembelajaran
tatap muka di satuan pendidikan.
Implementasi Pembelajaran Era dan Pasca Pandemi Covid-19 155

Masa Transisi dan Kebiasaan Baru


Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang berada di daerah
zona hijau dilaksanakan melalui dua fase sebagai berikut:
a. Masa Transisi
1. Berlangsung selama 2 (dua) bulan sejak dimulainya
pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.
2. Jadwal pembelajaran mengenai jumlah hari dalam seminggu
dan jumlah jam belajar setiap hari dilakukan dengan
pembagian rombongan belajar (shift) yang ditentukan oleh
satuan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi
kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan.
b. Masa Kebiasaan Baru

Setelah masa transisi selesai, apabila daerahnya tetap dikategorikan


sebagai daerah zona hijau maka satuan pendidikan masuk dalam masa
kebiasaan baru.
Pilihan Bagi Orang Tua/Wali
Bagi satuan pendidikan yang sudah memulai pembelajaran tatap muka
di satuan pendidikan yang berada di daerah zona hijau, orang tua/wali
peserta didik tetap dapat memilih untuk melanjutkan BDR bagi
anaknya.
Kewajiban Menutup
Pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi
dan/atau kantor Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya pada zona hijau wajib menutup kembali pembelajaran
tatap muka di satuan pendidikan dan melakukan BDR apabila
terindikasi dalam kondisi tidak aman atau tingkat risiko daerahnya
berubah.
156 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Prosedur Pembelajaran Tatap Muka di Satuan Pendidikan yang


Berada di Daerah Zona Hijau
Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang berada di daerah
zona hijau harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan
termonitor dengan membudayakan pola hidup bersih dan sehat dalam
rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19 dengan menggunakan
prosedur sebagaimana berikut:
a. Waktu mulai paling cepat
b. Kondisi kelas
c. Jumlah hari dan jam pembelajaran tatap muka dengan
pembagian rombongan belajar (shift)
d. Perilaku wajib di seluruh lingkungan satuan pendidikan
e. Kondisi medis warga satuan pendidikan
f. Kantin
g. Kegiatan olah raga dan ekstrakulikuler
h. Kegiatan selain pembelajaran

Ketentuan khusus:
1. Peserta didik yang tinggal di daerah zona kuning, oranye atau
merah dan/atau dalam perjalannya ke dan dari satuan
pendidikan harus melalui zona kuning, oranye, dan/atau merah
tetap melanjutkan BDR.
2. Peserta didik yang berasal dari daerah zona kuning, oranye, atau
merah dan kemudian pindah ke zona hijau tempat satuan
pendidikan berada harus melakukan isolasi mandiri selama 14
(empat belas) hari setelah kepindahan dan sebelum melakukan
pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.
Implementasi Pembelajaran Era dan Pasca Pandemi Covid-19 157

C. Protokol Kesehatan Pembelajaran


Tatap Muka Pada Masa Covid-19
Ada sejumlah protokol kesehatan yang wajib dipenuhi setiap satuan
pendidikan sebelum dan setelah pembelajaran. Seluruh protokol wajib
dipenuhi oleh setiap warga sekolah. Satuan Pendidikan, sebelum
pembelajaran dan setelah pembelajaran wajib menyemprotkan
disinfektan, memastikan ketersedian masker, melakukan thermogun
(pengukur suhu tubuh tembak), melakukan pemantuan kesehatan
warga sekolah.
Warga satuan pendidikan yang terdiri dari pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik, termasuk pengantar/penjemput, wajib
mengikuti protokol, yaitu mulai dari sebelum berangkat ke satuan
pendidikan, selama diperjalanan, sebelum masuk gerbang, selama
kegiatan belajar mengajar, selesai kegiatan belajar mengajar, perjalanan
pulang dari satuan pendidikan, dan setelah sampai di rumah harus
mengikuti seluruh protokol yang sudah ditentukan.
Warga satuan pendidikan selama berada di lingkungan satuan
pendidikan, baik itu di perpustakaan, ruang pratikum, ruang
ketrampilan, kantin, toilet, tempat ibadah, tangga dan lorong, lapangan,
ruang serba guna dan ruang olah raga, dan asrama (kamar, ruang
makan, kamar mandi, tempat ibadah, ruang belajar, perpustakaan, dan
lain-lain) juga harus mematuhi semua protokol kesehatan yang
ditetapkan.
158 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

D. Ketentuan di Jenjang Pendidikan


Tinggi Serta Lembaga Kursus dan
Pelatihan
Pendidikan Tinggi
Pemimpin perguruan tinggi pada semua zona hanya dapat mengizinkan
aktivitas mahasiswa di kampus jika memenuhi protokol kesehatan dan
kebijakan yang akan dikeluarkan direktur jenderal terkait untuk
kegiatan yang tidak dapat digantikan dengan pembelajaran daring,
seperti:
a. Penelitian di laboratorium untuk skripsi, tesis, dan disertasi;
dan
b. Tugas laboratorium, praktikum, studio, bengkel, dan kegiatan
akademik/vokasi serupa.

Model pembelajaran di perguruan tinggi pada semua zona untuk mata


kuliah teori dilakukan dengan daring, demikian juga untuk mata kuliah
praktik sedapat mungkin tetap dilakukan dengan daring. Dalam hal
pencapaian kompetensi pada mata kuliah tidak dapat dicapai dengan
pembelajaran daring, seluruh mata kuliah diletakan di bagian akhir
semester.
Apabila diperlukan untuk hadir di laboratorium, bengkel, perpustakaan,
dan/atau studio, wajib menerapkan protokol kesehatan serta mengikut
kebijakan yang dikeluarkan direktur jenderal terkait.
Lembaga Kursus dan Pelatihan
Pembelajaran tatap muka pada lembaga kursus dan pelatihan pada zona
hijau dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Peserta didik yang boleh melakukan tatap muka di lembaga
kursus dan pelatihan minimal berusia 15 (lima belas) tahun;
Implementasi Pembelajaran Era dan Pasca Pandemi Covid-19 159

b. Materi pelatihan teori dilakukan dengan daring, demikian juga


dengan materi pelatihan praktik sedapat mungkin tetap
dilakukan dengan daring;

Apabila diperlukan untuk melakukan pembelajaran tatap muka ke


laboratorium, bengkel, studio, dan/atau tempat praktik lainnya, maka
wajib menerapkan protokol kesehatan. Ketentuan lebih lanjut akan
diatur dengan kebijakan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi.

E. Pembelajaran Pasca Pandemi Covid


19
Menurut Vicky dan Putri (Cicaksono & Rahcmadyanti, 2016)
Penyelenggaraan google classroom di sekolah tanpa menyampingkan
pembelajaran konvensional yang dilakukan. Hal ini merupakan
kelebihan blended learning, di mana menggabungkan dua metode
pembelajaran konvensional dan daring untuk membuat peserta didik
merasa nyaman dan aktif dalam mengonstruksi pengetahuannya. Survei
yang dilakukan Lenny N Rosalin Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh
Kembang Anak juga menunjukan harapan akan tantangan program
belajar di rumah. Anak-anak yang mengikuti survei dari 29 provinsi
berharap agar sekolah tidak terlalu banyak memberikan tugas dan
komunikasi dua arah antara guru dan murid dirasa lebih efektif (Ade
Nasihudin Al Ansori, 2020).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan saat ini
merupakan era disrupsi yang serba menggunakan teknologi, metode
pembelajaran jarak jauh nantinya bisa diterapkan permanen seusai
pandemi Covid-19. Menurut analisis Kemendikbud, pemanfaatan
teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar akan menjadi hal yang
mendasar. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model.
Adaptasi teknologi dan pemanfaatan teknologi ini akan memberikan
kesempatan bagi sekolah melakukan berbagai macam modeling
kegiatan belajar.
160 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam efisiensi dan


teknologi dengan sofware aplikasi, ini memberikan kesempatan guru
guru dan kepala sekolah serta peserta didik untuk melakukan berbagai
macam hybrid model atau school learning management system itu
potensinya sangat besar. Walau sekarang kita semua kesulitan
beradaptasi dalam pembelajaran daring, tapi belum pernah dalam
sejarah Indonesia kita melihat jumlah guru dan kepala sekolah yang
bereksperimen dan orang tua juga bereksperimen beradaptasi dengan
teknologi.
Menanggapi pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diatas,
maka dunia pendidikan bukan hanya transfer pengetahuan semata,
tetapi juga ketrampilan dan nilai yang diwujudkan dalam bentuk
pendidikan karakter. Namun jika model pembelajaran jarak jauh
diterapkan, hanya ada sebagian satuan pendidikan yang khusus untuk
hal itu. Alasannya, orientasi pembelajaran yang dikembangkan
UNESCO mengarah pada kemandirian guru dan sekolah dalam
memanfaatkan teknologi. Kalau masing-masing sekolah memiliki
platform yang mereka kembangkan, platform ini bisa dishare ke sekolah
lain sehingga alternatif pembelajaran semakin banyak.
Berdasarkan riset di AS, mahasiswa di Negeri Paman Sam tersebut tidak
terlalu menyukai pembelajaran jarak jauh. Para mahasiswa ingin
kembali ke kampus mereka karena menginginkan proses pendidikan
berlangsung dengan tatap muka. Karena sebenarnya pendidikan itu
jarak dekat, bukan jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh hanyalah
alternatif belajar saat situasi normal belum bisa dilaksanakan. Kalau
sudah normal, pendidikan itu akan efektif lewat perjumpaan langsung.
Dengan memaksakan semua sekolah dan perguruan tinggi belajar
dengan pembelajaran jarak jauh, maka akan mendiskriminasi
kelompok-kelompok tertentu yang tidak memiliki sumber daya dan
akses pada sarana teknologi digital.
Kalau pembelajaran jarak jauh nantinya dilakukan sebagai salah satu
satunya metode belajar, ini justru akan mempermiskin berbagai macam
metode belajar yang selama ini sudah terbukti efektif membentuk
karakter siswa. Hidup adalah tanggapan terhadap realistis, bila semua
dilakukan secara daring atau online, akan ada hal fundamental yang
Implementasi Pembelajaran Era dan Pasca Pandemi Covid-19 161

hilang dalam pembelajaran. Sesuatu yang hilang itu adalah sentuhan


pengalaman para realitas melalui interaksi dalam pembelajaran.
Hybrid model yang diusulkan Kemendikbud hanya cocok untuk transfer
pengetahuan, tetapi tidak cocok untuk transfer ketrampilan dan transfer
nilai. Pendidikan karakter itu bukan hanya pengetahuan saja, tapi
teladan perilaku. Gerak tubuh murid saat diterangkan oleh guru,
bagaimana cara murid menyapa guru, bergaul dengan sesamanya,
pilihan kata-katanya dalam pergaulan. Semua itu dapat dipakai sebagai
sarana melihat murid itu memiliki karakter. Relasi sosial ini sangat
penting untuk meniti karier maupun usaha setelah tamat dari sekolah.
Kalau anak-anak sejak kecil sudah dikungkung di rumah dan belajar
mandiri, selain akan melahirkan sikap yang individualis, juga akan
melahirkan keterasingan dimasa mendatang karena anak-anak tidak
memiliki relasi sosial yang mereka butuhkan. Inilah sebetulnya bahaya
dari pembelajaran jarak jauh secara permanen.

F. Penutup
Pembelajaran online memberikan kemudahan dalam memberikan
transfer informasi pada berbagai situasi dan kondisi. Kegiatan belajar
dapat berjalan baik dan efektif sesuai dengan kreativitas guru dalam
memberikan materi kepada siswa. Namun, pembelajaran daring/online
perlu dievaluasi dan disesuaikan dengan kondisi tempat satuan
pendidikan, mengingat kemampuan orang tua memberikan fasilitas
pembelajaran online berbeda. Kuncinya adalah memaksimalkan
kemampuan peserta didik belajar dalam kondisi pandemi covid-19.
Langkah stragis yang harus dilakukan sekolah pasca pandemi Covid-19:
1. Lakukan peninjauan kembali terhadap target pembelajaran yang
ingin dicapai, agar sekolah rasional dan selaras dengan situasi
dan kondisi baru dalam new normal.
162 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

2. Identifikasi sumber daya yang perlu dimiliki dan diadakan agar


tujuan baru yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan
ketersediaan sumber daya yang ada.
3. Petakan situasi dan kondisi masing-masing guru dan siswa yang
harus bersiap-siap melakukan model pembelajaran baru
berbasis blended learning sebagaimana dirancang.
4. Kajilah gap antara kebutuhan dan ketersediaan untuk
menyusun langkah-langkah strategis dan operasional yang perlu
segera dilakukan untuk menjembataninya.
5. Eksekusi langkah-langkah tersebut secara kreatif dan inovatif
dengan menjalin berbagai kemitraan dengan pihak-pihak
ekternal yang penduli mengenai pendidikan
Daftar Pustaka

Abidah, A. et al. (2020) ‘The Impact of Covid-19 to Indonesian Education


and Its Relation to the The Impact of Covid-19 to Indonesian
Education and Its Relation to the Philosophy of “ Merdeka Belajar”’,
Studies in Philosophy of Science and Education (SiPoSE), 1(1,April),
pp. 38–49. doi: 10.46627/sipose.v1i1.9.
Ade Nasihudin Al Ansori. (2020). Belajar di Rumah Akibat Corona Covid
19, ini Pendapat dan Harapan Anak Indonesia. Liputan6.
https://m.liputan6.com/health/read/4224969/belajar-di-rumah
akibat-corona-covid-19-ini-pendapat-dan-harapan-anak-indonesia.
Albertus Adit. (2020). Strategi Pendidikan di Masa Depan Pasca Pandemi.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/06/09/180742171/5
langkah-susun-strategi-pendidikan-di-masa-depan-pasca-
pandemi?page=all
Amin, K. (2020) ‘KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN
ISLAM NOMOR 2791 TAHUN 2020 TENTANG PANDUAN
KURIKULUM DARURAT PADA MADRASAH’.
Andriani, D. (2020) ‘3 Hal Penting Menjaga Integritas Akademik Ke
Ruang Belajar Online’, Mmr.Ugm.Ac.Id, p. 1. Available at:
https://lifestyle.bisnis.com.
Anhusadar, L. O. (2021) ‘Efektivitas Pembelajaran Online Pendidik PAUD
di Tengah Pandemi Covid 19’, 5(1), pp. 686–697. doi:
10.31004/obsesi.v5i1.699.
Arifa, F. N. (2020) ‘Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar dari Rumah
dalam Masa Darurat Covid-19’.
Ayubi, S. Al (2020) “Konsep Perkuliahan Daring Google Classroom,” 13(2),
hal. 106–131.
Baedowi, A. (2015). Potret Pendidikan Kita. Jakarta: PT Pustaka Alvabet.
164 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Bafadal, I. (2007). Pendidikan Dasar: Kontribusi, Artikulasi, Regulasi,


Aktualisasi, Reorientasi dan Akselerasi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Barbara J.Hoskins. (2013). Distance Leraning Transformational :. The
Journal Of Continuing Higher Education , 62-63.Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. . (Jakarta Kemendikbud.2020). Surat
Edaran Kemdikbud No.4 Tahun 2020. Pelaksanaan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (covid 19) , 21.
Belawati, T. (2020). Pendidikan di Era Masyarakat 5.0. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Benesova, A., Tupa, J. (2017). Requirement for Education and
Qualification of People in Industry 4.0. 27th International
Conference. Procedia Manufacturing 11. 2195-2202.
www.sciencedirect.com
Clark, R. C. & Mayer, R. E. (2003). E-learning and the Science of
Instruction. San Francisco: Jossey –Bass/Pfeiffer.
Cnbcindonesia (2020) ‘APJII: Efek WFH, Trafik Penggunaan Internet Ritel
Naik 20%’. Available at: https://www.cnbcindonesia.com.
Dakir (2004) Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum,. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dandy Bayu Bramasta. (2020). Wacana Belajar Jarak Jauh Permanen
Setelah Pandemi Covid-19.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/03/155830065/mente
ri-nadiem-wacanakan-belajar-jarak-jauh-permanen-setelah-
pandemi-covid?page=all
Daniel, S. J. (2020) ‘Education and the COVID-19 pandemic’, Prospects,
(April). Available at: https://doi.org/10.1007/s11125-020-09464-3.
Darmawan, J. (2018). Menjadi Guru Era Pendidikan 4.0. (Online).
(https://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/menjadi-guru-era
pendidikan-40?page=2, diakses 30 Agustus 2020)
Deby Cahya Nurdiansyah, Ir. Erfan Achmad Dahlan, MT , M. Fauzan Edy
Purnomo. ST., MT. (2013). Implementasi Video Conference Pada
Daftar Pustaka 165

Jaringan Hsupa (High Speed Uplink Packet Access) Dengan Media


Ipv6 Menggunakan Simulator Opnet Modeler v.14.5. Jurnal Skripsi,
Juli.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1982). Konsep CBSA dan
Berbagai Strategi Belajar Mengajar. Program Akta VB Modul 11.
Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-19 terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 2(1), 55–61. https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89
Dharma, S. (2020) Dunia Pendidikan Kita di Tengah Pandemi COVID-19.
Tersedia pada: https://satriadharma.com/2020/05/21/dunia
pendidikan-kita-di-tengah-pandemi-covid-
19/?fbclid=IwAR2r8SGJH3UT-_Ypq_WrdaLTfHPPQHZhn1WLMa
qCWUziNAlDZomMSy8D24.
Direktorat Jeneral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (2020) ‘Buku Panduan Merdeka Belajar’, p. 42.
Elfiky, I. (2009) Terapi Berfikir Positif. 1st edn. Edited by R. Navis. jakarta:
Penerbit Zanam. Available at:
https://books.google.co.id/books?id=JRdoeZpjlf0C&pg=PT83&lpg=
PT83&dq=Energy+Medicine,+Dr.+Herbert+Spencer+dari+Universi
tas+Harvard&source=bl&ots=Y9ZLabBhGG&sig=ACfU3U1IWhJSi5
QBafMVlfwkFKKW_jFl4Q&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjpyoCg6b
DrAhWPdn0KHbdqCG0Q6AEwCXoECAoQ.
Ellis, K. Ryann. (2009). A Field Guide to Learning Management System.
American Society For Training and Development (ASTD)
Enriquez, M. A. S. (2014) ‘Students ’ Perceptions on the Effectiveness of
the Use of Edmodo as a Supplementary Tool for Learning’, DLSU
Research Congress, pp. 6–11. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Erlisa, O. :, & Ananda, D. (2003). " PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI " ( Studi Deskriptif Mengenai Pemanfaatan Teknologi
Informasi Pada SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 4 Surabaya ). 5(20).
166 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Fajrillah, F. et al. (2020) MOOC: Platform Pembelajaran Daring di Abad


21. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Fajrul, S. (2020) Dukungan Zenius untuk Kebijakan Belajar di Rumah di
Tengah Penanggulangan Virus Corona., March 15. Available at:
https://www.zenius.net/blog/23693/corona-belajar-di-rumah
kebijakan-pemda.
Fany Rachma (2020) Dinamika Pembelajaran Daring Di Tengah Pandemi
Covid-19, Berita Magelang. Tersedia pada:
http://beritamagelang.id/kolom/dinamika-pembelajaran-daring
di-tengah-pandemi-covid-19.
Farhana, K. (2020) ‘Memahami Arti Daring dan Luring, Cari Tahu
Bedanya di Sini’. Available at: https://www.fimela.com.
Firda Zaimmatul Mufarikha. (2020). Seteleh Pandemi Covid-19,
Pembelajaran Akan Permanen.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/02/14445511/mendikbu
d-setelah-pandemi-covid-19-pembelajaran-jarak-jauh-akan-
permanen
Firman, F. and Rahayu, S. (2020) ‘Pembelajaran Online di Tengah
Pandemi Covid-19’, Indonesian Journal of Educational Science
(IJES), 2(2), pp. 81–89. doi: 10.31605/ijes.v2i2.659.
Firman, F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi
Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81–
89. https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659
Garg, S. and Sharma, S. (2020) ‘Impact of artificial intelligence in special
need education to promote inclusive pedagogy’, International
Journal of Information and Education Technology, 10(7), pp. 523–
527. doi: 10.18178/ijiet.2020.10.7.1418.
Gerlach, V.G dan Ely, D.F. (1971). Teaching and Media. A Systematic
Approach. Englewwod Cliffs: Prantice-hall.
Ghufron, M. A. (2018) “Revolusi industri 4.0: Tantangan, Peluang dan
Solusi Bagi Dunia Pendidikan,” in Seminar Nasional dan Diskusi
Daftar Pustaka 167

Panel Multidisiplin Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada


Masyarakat. Jakarta, hal. 332–337.
Giap, Y. C. et al. (2020) Cloud Computing: Teori dan Implementasi.
Yayasan Kita Menulis.
Ginantra, N. L. W. S. R. et al. (2020) Teknologi Finansial: Sistem Finansial
Berbasis Teknologi di Era Digital. Yayasan Kita Menulis.
Hana, febriana dan suly (2020) ‘UPDATE Virus Corona Dunia 22 Agustus
2020: 23 Juta Kasus, 15,6 Juta Sembuh, Indonesia di Posisi 23’.
Available at: https://mataram.tribunnews.comnesia-di-posisi
23?page=4.
Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai
Upaya Study From Home ( SFH ) Selama Pandemi Covid 19
Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home ( SFH ) …..
Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(1), 496–503.
Hasil, T. and Mata, B. (2012) ‘Pengaruh Pembelajaran E-Learning Kuliah
Statistics Mahasiswa Tadris Iain Walisongo.’, 2, Pp. 7–27.
Hefzallah, Ibrahim Michael. (2004). The New Educational Technologies
and Learning. USA: Charles C. Thomas Publisher, Ltd.
Henry Aditia Rigianti (2020) ‘Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah
Dasar di Banjarnegara’, Elementary School, Volume 7 N.
Herliandry, L. D. et al. (2020) ‘Pandemic learning during the Covid-19.’,
Jurnal Teknologi Pendidikan, 22(1), pp. 65–70. doi:
https://doi.org/10. 21009/jtp.v22i1.15286.
Hussain, F. (2012) “E-Learning 3.0= E-Learning 2.0+ Web 3.0?.,”
International Association for Development of the Information
Society. ERIC.
Hussin, A. A. (2018) “Education 4.0 made simple: Ideas for teaching,”
International Journal of Education and Literacy Studies, 6(3), hal.
92–98.
168 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

INDONESIA, M. H. D. H. A. M. R. (2012) ‘UNDANG-UNDANG


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG
PENDIDIKAN TINGGI’, 66, pp. 37–39.
Indrayana, B. dan Sadikin, A. (2020) “Penerapan E-Learning Di Era
Revolusi Industri 4.0 Untuk Menekan Penyebaran,” Indonesion
Journal of Sport Science and Coaching, 0(1), hal. 46–55.
Innovative Teaching and learning (2012) “21CLD Learning Activity
Rubrics,” 21st Century Learning Design, (December), hal. 1–44.
Inovasi (2020) Riset dampak COVID-19: potret gap akses online ‘Belajar
dari Rumah’ dari 4 provinsi. Tersedia pada:
https://theconversation.com/riset-dampak-covid-19-potret-gap
akses-online-belajar-dari-rumah-dari-4-provinsi-136534.
Jamaluddin, D. et al. (2020) “Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid
19 Pada Calon Guru : Hambatan, Solusi dan Proyeksi,” Karya Tulis
Ilmiah UIN Sunan Gunung Djjati Bandung, hal. 1–10.
Jamaludin, et al., (2020). Belajar dari Covid-19: Perspektif Sosiologi,
Budaya, Hukum, Kebijakan dan Pendidikan. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
Javaid, M., Haleem, A., et-all. (2020). Industry 4.0 Technologies and Their
Aplications in Fighting Covid-19 Pandemic. Diabetes & Metabolic
Syndrome: Clinical Research and review Journal. 419-422.
www.elsevier.com/locate/dsx.
Joseph, Tinku & Ashkar, Mohammed. 2020. Covid-19: International
Pulmonologist’s Consensus on Covid-19. Amrita Institute of Medical
Science: India
Juliane, C., A, A., Arman & Sastram, H. S., (2017). DIGITAL TEACHING
LEARNING FOR DIGITAL NATIVE; TANTANGAN DAN
PELUANG. Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem
Informasi, Volume 3(2), p. 29–35. doi: 10.24014/RMSI.V3I2.4273.
Jusuf, E. (2020). Kebangkitan Indonesia Di Tengah Pandemic Covid 19.
Bandung: Universitas Pasundan.
Daftar Pustaka 169

Karim, B. A. (2020) “Pendidikan Perguruan Tinggi Era 4.0 Dalam Pandemi


Covid-19 (Refleksi Sosiologis),” Education and Learning Journal, 1(2),
hal. 102. doi: 10.33096/eljour.v1i2.54.
Karwati, E. (2014) ‘Pengaruh Pembelajaran Elektronik (E-Learning)
terhadap Mutu Belajar Mahasiswa’, Jurnal Penelitian Komunikasi,
17(1), pp. 41–54. doi: 10.20422/jpk.v17i1.5.
Kasih, A. P. (2020) ‘Sekolah lawan Corona, Sekolahmu sediakan program
belajar online gratis.’, kompas.com. Available at:
https://www.kompas.com/edu/read/2020/03/16/154516171/sekolah
lawan-coronasekolahmu-%0Asediakan-program-belajar-online-
gratis.
Kebudayaan, S. J. K. P. dan (2020) ‘Pedoman, Tentang Belajar,
Penyelenggaraan Masa, Rumah Dalam Penyebaran, Darurat’.
Kemdikbud (2020) ‘Surat Ederan Nomor 1 Tahun 2020 Tentang
Pencegahan Penyebaran COVID-19 Di Perguruan Tinggi,
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan’,
Http://Kemdikbud.Go.Id/, 126(021), pp. 1–2. Available at:
http://kemdikbud.go.id/main/?lang=id.
Kemdikbud (2020) Cegah sebaran Covid19 di satuan pendidikan,
Kemendikbud gandeng swasta siapkan solusi belajar daring.
Available at:
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/cegah-sebaran
covid19-disatuan-%0Apendidikan-kemendikbud-gandeng-swasta-
siapkan-solusi-belajar-daring.
Kemdikbud (2020a) Buku Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
Semester Gasal 2020/2021 di Perguruan Tinggi.
Kemdikbud (2020b) Buku Saku Panduan Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19.
Kemendikbud (2020) Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. doi:
10.31219/osf.io/sv8wq.
170 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Kementerian Kesehatan (2020) COVID-19 dalam Angka. Available at:


https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-info
terkini.html (Accessed: 20 August 2020).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2003) ‘UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL’.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2020)
‘Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 35952/MPK.A/HK/2020’, Mendikbud RI, pp. 1–2.
Available at: https://www.kemdikbud.go.id.
Khatri, P. et al. (2020) ‘YouTube as source of information on 2019 novel
coronavirus outbreak: A cross sectional study of English and
Mandarin content.’, Travel Medicine and Infectious Disease,
(March). Available at: https://doi.org/10.1016/j.tmaid.2020.101636.
Kumar, V. and Nanda, P. (2019) ‘Social media in higher education: A
framework for continuous engagement’, International Journal of
Information and Communication Technology Education, 15(1), pp.
109–120. doi: 10.4018/IJICTE.2019010108.
Kumparan, (2020). Riset: 64% Penduduk Indonesia Sudah Pakai Internet.
https://kumparan.com/kumparantech/riset-64-penduduk
indonesia-sudah-pakai-internet-1ssUCDbKILp/full(diakses tanggal
16 Agustus 2020).
Kurniawan Arizona (2020). PEMBELAJARAN ONLINE BERBASIS
PROYEK SALAH SATU SOLUSI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
DI TENGAH PANDEMI COVID-19. Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan, 5 (1): 64 – 70 _ DOI: 10.29303/jipp.v5i1.111
Kusnayat, A. et al. (2020) ‘Pengaruh Teknologi Pembelajaran Kuliah
Online di era Covid-19 dan Dampaknya Terhadap Mental
Mahasiswa’, article.
Lase, D. (2019) “Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0,”
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains,
Humaniora dan Kebudayaan, 1(1), hal. 28–43.
Daftar Pustaka 171

Leuwol, N. V. (2020). Perubahan Karakter Belajar Mahasiswa. 4(1), 32–44.


Liang, Tingbo. 2020. Handbook Covid-19: Prevention an Treatment.
University School of Medicine: Zhejiang.
Manuhutu, Melda Agnes. & Manuhutu, Abraham. (2020) Konsep Sistem
Pendukung Keputusan. Jawa Tegah : Penerbit Intishar
Martin, E.Wainright. et.al, (1999). Managing Information Technology
What Managers Need to Know. New Jersey: Pearson Educational
International.
Masrul, et al., (2020). Pandemik COVID-19: Persoalan dan Refleksi di
Indonesia. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Masruroh (2015) ‘Problematika pendidik dalam melaksanakan
pembelajaran berbasis teknologi informasi di SD Islam Al madina
Semarang’.
Mastuti, R. (2020) TEACHING FROM HOME: dari Belajar Merdeka
menuju Merdeka Belajar. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Menteri Pendidikan Nasional (2020) ‘Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020
Tentang Kebijakan pendidikan dalam masa darurat Covid-19’.
Menteri Pendidikan. (2020). Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Pendidikan dalamMasa Darurat Corona Virus (Covid
19).
Microsoft (2017) Flipping the Classroom, a blended learning approach |
Microsoft EDU.
Moore, J. L., Dickson-Deane, C. and Galyen, K. (2011) ‘E-Learning, online
learning, and distance learning environments: Are they the same?’,
Internet and Higher Education. Elsevier Inc., 14(2), pp. 129–135. doi:
10.1016/j.iheduc.2010.10.001.
Mourtzis, D., Vlachou, E., et-all (2018). Syber-Physical Systems and
education 4.0-The Teaching Factory 4.0 Concept. Procedia
Manufacturing 23. 129-134. www.elsevier.com/locate/procedia.
Mubiar Agustin et al. (2020) ‘Tipikal Kedala Guru PAUD dalam Mengajar
pada Masa Pandemi Covid-19 dan Implikasinya’, Obsesi, 5 No.1.
172 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Mudlofir, A. (2012) Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mukaromah, V. F. (2020) ‘Update Corona di Dunia 22 Agustus: 23 Juta
Terinfeksi’. Available at: https://mataram.tribunnews.com.
Mulyanta dan Marlon Leong, (2009). Membangun Multimedia Interaktif;
Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
N Leuwol, S Gaspersz. (2020). Perubahan Karakter Belajar Mahasiswa di
Tengah Covid-19. Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKN , 165
171.
Nadia Fairuza Azzahra (2020) ‘Mengkaji Hambatan Pembelajaran Jarak
Jauh di Indonesia di Masa Pandemi Covid-19’.
Nakayama M, Yamamoto H, & S. R. (2007). The Impac of Learner
Characterics on Learning Performance in Hybrid Course among
Japanese Student. Elektronik Journal E-Learning, Vol.5(3).1.
Nasional, U. (2020) b. c. d.
Oktafia Ika Handarini (2020) ‘Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study
From Home (SFH) Sela Pandemi Covid 19’, Jurnal Pendidikan
Administrasi Perkantoran (JPAP), 8 Nomor 3.
Pakpahan, R. and Fitriani, Y. (2020) ‘JISAMAR (Journal of Information
System, Applied, Management, Accounting and Researh)’, 4(2), pp.
30–36.
PELUANG. Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi,
Volume 3(2), p. 29–35. doi: 10.24014/RMSI.V3I2.4273.
Pengelola Web Kemendikbud. (2020). Buku Saku Pembelajaran Masa
Pandemi Covid-19. https://www.kemdikbud.go.id.
Prijambodo, V.L. (2020). Menyambut New Normal dalam Dunia
Pendidikan. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya.
Pujiasih, E. (2020) “MEMBANGUN GENERASI EMAS DENGAN VARIASI
PEMBELAJARAN ONLINE DI MASA PANDEMI COVID-19
Daftar Pustaka 173

BUILDING A GOLDEN GENERATION BY APPLYING VARIOUS


ONLINE LEARNING IN THE PANDEMIC OF COVID-19,” Ide
Guru : Jurnal Karya Ilmiah Guru, 5(1), hal. 42–48.
Pujilestari, Y. (2020) ‘Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem
Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19’, Adalah, 4(1), pp.
49–56. Available at: http://journal.uinjkt.ac.id.
Putrawangsa, S. U. hasanah (2018) “Integrasi Teknologi Digital Dalam
Pembelajaran Di Era Industri 4.0 Kajian dari Peespektif
Pembelajaran Matematika,” Jurnal Tatsqif, 16(1), hal. 42–54.
Putria, H., Maula, L. H. and Din Azwar Uswatun (2020) ‘Analisis Proses
Pembelajaran dalam Jaringan (Daring) Masa Pandemi Covid-19
pada Guru Sekolah Dasar’, BASICEDU, 4 No.4.
Quipper (2020) Ini dia konten gratis dari Quipper untuk guru dan siswa
di seluruh Indonesia! #BisaTetapBelajar., March 17. Available at:
https://www.quipper.com/id/blog/quipper-land/quipper
info/quipper-gratis/.
Rahmat, A. S. (1990). Model Pengembangan Pendidikan Nilai. Model
Pengembangan Pendidikan Nilai Di Perguruan Tinggi, 1–10.
Rahmawati, S. D. (2009) ‘Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh
Melalui Internet Pada Mahasiswa Pjj S1 Pgsd Universitas Negeri
Semarang’, Skripsi, p. 179. Available at:
https://lib.unnes.ac.id/803/1/2106.pdf.
Resnick, (2003). Using Information Technology A Practical Introduction
to Computers & Communications (terjemahan Iwan Sofana).
Jakarta: Informatika.
Rina Puspitasari (2020) Hikmah Pandemi Covid-19 Bagi Pendidikan Di
Indonesia, IAIN Surakarta. Tersedia pada: https://iain-
surakarta.ac.id/hikmah-pandemi-covid-19-bagi-pendidikan-di
indonesia/.
Rizka Ausrianti, Rifka Putri Andayani, Defrima Oka Surya, U. S. (2020)
‘Edukasi pencegahan penularan covid 19 serta dukungan kesehatan
174 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

jiwa dan psikososial pada pengemudi ojek online’, Jurnal peduli


masyarakat, 2, pp. 59–64.
Rizqon Halal Syah Aji (2020) ‘Dampak Covid-19 pada Pendidikan di
Indonesia : Sekolah, Keterampilan dan Proses Pembelajaran’, Sosial
dan Bodaya Syar-1, 7 No.5.
Rosenberg. M. J, (2001). E-learning Strategis for Delivering Knowledge in
the Digital Age. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Sadikin, A. and Hamidah, A. (2020) ‘Pembelajaran Daring di Tengah
Wabah Covid-19’, Biodik, 6(2), pp. 109–119. doi:
10.22437/bio.v6i2.9759.
Santoso, E. (2009) ‘Pengaruh Pembelajaran Online terhadap Prestasi
Belajar Kimia Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa’, Tesis Sekolah
PascaSarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surakarta,
pp. 1–117.
Sardjana, D.A. (2020). Paradigma Pembelajaran dari Old Normal ke New
Normal Menuju Future Normal. Sultra: SCC
Schwab, K. (2016) “The Fourth Industrial Revolution: what it means, how
to respond. World Economic Forum,” Retrieved from https://www.
weforum. org/agenda/2016/01/the-fourth-industrial-revolution-
what-it-means-and-how-to-respond.
Schwab, K. (2017) The fourth industrial revolution. Currency.
Setiawan, R. et al. (2019) “Efektivitas blended learning dalam inovasi
pendidikan era industri 4.0 pada mata kuliah teori tes klasik,” Jurnal
Inovasi Teknologi Pendidikan, 6(2), hal. 148–158. doi:
10.21831/jitp.v6i2.27259.
Simanihuruk, L. et al. (2019) E-Learning: Implementasi, Strategi dan
Inovasinya. Yayasan Kita Menulis.
Simanjuntak, E. D. (2019) “Peran Teknologi Dalam Meningkatkan
Kompetensi Guru Di Era Revolusi 4.0,” in Prosiding seminar
nasional teknologi pendidikan pascasarjana UNIMED., hal. 429–
434.
Daftar Pustaka 175

Simarmata, J. (2006) “Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi,”


Yogyakarta: Andi.
Simarmata, J. (2018) “IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
SISWA SMK.” Universitas Pendidikan Indonesia.
Simarmata, J. (2018) “TEKNOLOGI SINKRONUS DAN ASINKRONUS
UNTUK PEMBELAJARAN,” TEKNOLOGI DAN APLIKASINYA
DALAM DUNIA PENDIDIKAN, hal. 13.
Simarmata, J. et al. (2018) “Design of a Blended Learning Environment
Based on Merrill’s Principles,” Journal of Physics: Conference Series,
954(1). doi: 10.1088/1742-6596/954/1/012005.
Simarmata, J. et al. (2019) Inovasi Pendidikan Lewat Transpormasi Digital.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Simarmata, J. et al. (2020) Pendidikan Di Era Revolusi 4.0: Tuntutan,
Kompetensi & Tantangan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Simarmata, J. et al. (2020) Teknologi Informasi: Aplikasi dan
Penerapannya. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Skooler (2018) The 6 Cs of Education.
So, S. (2016) ‘Mobile Instant Messaging Support for Teaching and
Learning in Higher Education’, The Internet and Higher Education,
31. doi: 10.1016/j.iheduc.2016.06.001.
Solehuddin, M. (2020). Kebangkitan Pendidikan: Belajar dari Peristiwa
Covid-19. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sonhadji, A. (2012). Manusia, Teknologi dan Pendidikan: Menuju
Peradaban Baru. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Spada Kemdikbud (2015) APA itu SPADA INDONESIA.
Spurlock-Johnson, J., Zhang, W., & Allen-Haynes, L. (2004). Can e
learning replace the traditional classroom? A case study at a private
high school. Proceedings of ISECON, 21(1), 1–7.
Staff TeachThought (2020) Definisi Blended Learning.
176 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Sudarsana, I. K., Simarmata, J., Putu Nova, O., et al. (2018) Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi, Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia. Jayapangus Press. doi:
10.21831/JPAI.V8I2.949.
Sudarsana, I. K., Simarmata, J., Swasgita, I. P. H. Y., et al. (2018) “Teknologi
Dan Aplikasinya Dalam Dunia Pendidikan,” Jayapangus Press
Books, hal. i–55.
Sudrajat, A. (2008) ‘Komponen-Komponen Kurikulum’. Available at:
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen
komponen-kurikulum/.
Suhada, I. et al. (2020) ‘Pembelajaran Daring Berbasis Google Classroom
Mahasiswa Pendidikan Biologi Pada Masa Wabah Covid-19’, Digital
Library UIN Sunan Gunung Jati, 2019, pp. 1–9. Available at:
http://digilib.uinsgd.ac.id/30584/.
Suharwoto, G. (2020) Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19,
Tantangan yang Mendewasakan, Time Indonesia. Tersedia pada:
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/261667/pembelajara
n-online-di-tengah-pandemi-covid19-tantangan-yang-
mendewasakan.
Suherman, M. (2020). Merdeka Belajar Dalam Masa Pandemi Covid-19.
Jakarta: Siswamedia.
Suteja, J. (2020). Tantangan dan Peluang Bisnis pada Masa Pandemi
Covid-19. Bandung: Universitas Pasundan.
Syahril, I. (2020). Kebijakan Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dalam Merdeka Belajar. Jakarta: Kemendikbud
The Conversation (2020) Riset dampak COVID-19: potret gap akses
online ‘Belajar dari Rumah’ dari 4 provinsi, The conversation.
Tika, Moh. Pabundu (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Penerbit: Bumi Aksara.
Tuncay, N., Uzunboylu, H. and Teker, N. (2011) ‘Students evaluation of
EDU 2.0: A case study’, Procedia - Social and Behavioral Sciences.
Daftar Pustaka 177

Elsevier B.V., 28(December 2011), pp. 948–956. doi:


10.1016/j.sbspro.2011.11.175.
UNESCO (2020) ‘COVID-19 Educational Disruption and Response.’,
Unesco.org.
USD, U. S. D. (2020) Konsep Dasar Metode Flipped Classroom | PPIP.
Wahyuningsih, S., Abbas, E. W. & Mutiani, M., (2020). Implementation of
Leadership Value of Rudy Resnawan as a Learning Resources on
Social Studies.. The Innovation of Social Studies Journal, Volume
1(2), pp. 169-177..
Wakhudin (2020) Covid-19 Dalam Rangkah Tinjauan Perspektif (Quasi
Homeschooling: Pendidikan Alternatif Saat Wabah Covid-19 (Studi
Etnografis pada Warga Sekolah Dasar di Eks Karesidenan
Banyumas)). Yogyakarta : MBridge Press
Wargadinata, W. et al. (2020) ‘Student ’ s Responses on Learning in the
Early COVID-19 Pandemic’, Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah,
5(1), pp. 141–153. doi: 10.24042/tadris.v5i1.6153.
Wawan Setiawan. (2017). Era Digital dan Tantangannya. Seminar
Nasional Pendidikan , 6-7.
Wibisana, B.H. (2020). Tetap Produktif di Era New Normal. Jakarta:
Badan Kepegawaian Negara.
Wicaksono, V. D., & Rachmadyanti, P. (2016). Pembelajaran Blended
Learning Melalui Google Classroom di Sekolah Dasar. Seminar
Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Timur.
Widayanti, C.R. (2020). Sekolah: Belajar dari Covid-19. Jakarta:
Siswamedia.
Widianingtyas, H. and Sadino, A. (2020) 8 situs gratis buat bantu kamu
belajar di rumah., kumparan.com. Available at:
https://kumparan.com/millennial/8-situsgratis-%0Abuat-bantu
kamu-belajar-di-rumah-1t2FzIOfW8k.
178 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Wijoyo, H. & Indrawan, I., (2020). Model pembelajaran menyongsong


new era normal. jurnal sekolah PGSD Unimed, Volume Vol 4 (3), pp.
205-212.
Wikipedia (2020) Google Kelas. Available at:
https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Kelas (Accessed: 20 August
2020).
Windhiyana, E. (2020) ‘Dampak Covid-19 Terhadap Kegiatan
Pembelajaran Online Di Perguruan Tinggi Kristen Di Indonesia’,
Perspektif Ilmu Pendidikan, 34(1), pp. 1–8. doi: 10.21009/pip.341.1.
World Health Organization. 2020. Clinical Management of Severe Acute
Respiratory Infection (SARI) When Covid-19 Disease is Suspected:
Interim Guidance V 1.2.
Xiao, J. (2018) ‘On the margins or at the center? Distance education in
higher education’, Distance Education. Routledge, 39(2), pp. 259–
274. doi: 10.1080/01587919.2018.1429213.
Yarrow, N. and Bhardwaj, R. (2020) ‘Teknologi pendidikan Indonesia di
masa COVID-19 dan selanjutnya’. Available at:
https://blogs.worldbank.org.
Yuhdi, A. and Nadra Amalia (2018) ‘Desain Media Pembelajaran Berbasis
Daring Memanfaatkan PortalschoologY pada Pembalajaran
Apresiasi Sastra’, Artikel, Volume 7 N.
Yuliani, M. et al. (2020) Pembelajaran Daring untuk Pendidikan: Teori
dan Penerapan. Yayasan Kita Menulis.
Yuniarti, D., Subiyakto, B. & Putra, M. A. H., (2020). Economic Activities
in Kuin Floating Market as a Learning Resource on Social Studies.
The Kalimantan Social Studies Journal, Volume 1(2), pp. 130-140.
Yusuf Hadi Miarso. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Prenoda Media
Zhang, D. et al. (2004) ‘Can e-learning replace classroom learning?’,
Communications of the ACM, 47(5), pp. 75–79. doi:
10.1145/986213.986216.
Biodata Penulis

Dr. Sri Gusty, S.T., M.T.


Lahir di Kota Watampone pada tanggal 08 Agustus 1985. Menyelesaikan
kuliah pada Universitas Muslim Indonesia dan mendapat gelar Sarjana
Teknik pada tahun 2008. Kemudian melanjutkan Program Magister pada
Universitas Hasanuddin dan menyandang gelar Magister Teknik pada
tahun 2010. Lulus pada tahun 2018 dari Universitas Hasanuddin Program
Doktoral Teknik Sipil. Pada tahun 2010 bergabung menjadi Dosen
Universitas Fajar dan ditempatkan di Fakultas Teknik Program Study
Sipil. Tahun 2019 diamanahkan tanggungjawab sebagai Ketua Program
Magister Rekayasa Infrastrustruktur dan Lingkungan Fakultas
Pascasarjana Universitas Fajar, hingga sekarang. Dalam proses belajar
menulis, telah menyelesaikan 4 buku yaitu Pengantar Korosi Material dan
Campur Panas Hampar Dingin Aspal Berongga serta 2 buku antologi
yaitu Aplikasi Teknologi Informasi (Konsep dan Penerapan) dan
Manajemen Kinerja & Budaya Organisasi.

Dr. Nurmiati, S.P., M.M., M.Si.


Dosen Magister Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Patria
Artha sejak tahun 2017-sekarang, Asesor Kompetensi LSP Manajemen
Keuangan sejak tahun 2017-sekarang.

Muliana, S.E.,M.M.
Lahir di Mattoanging, Kab.Soppeng pada tanggal 10 Desember 1983. Ia
menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi tahun 2007.
Ia merupakan alumnus Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada tahun 2013 mengikuti
Program Magister Manajemen dan lulus pada tahun 2015 dari Universitas
Hasanuddin, Makassar. Pada tahun 2016 diangkat menjadi Dosen
180 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Universitas Fajar dan ditempatkan di Fakultas Ekonomi dan Ilmu-ilmu


Sosial pada program studi Manajemen.

Oris Krianto Sulaiman, S.T., M.Kom.


lahir di Kp. Paya, 16 Maret 1990, menyelesaikan studi sarjana teknik
informatika Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) dan magister
teknik informatika Universitas Sumatera Utara (USU). Berprofesi sebagai
pengajar, dan network admin professional. Saat ini bekerja sebagai staff
pengajar di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU). Tertarik pada
bidang jaringan komputer, keamanan komputer dan jaringan, sistem
operasi, pemrograman web, open source software, education technology,
digital marketing dan publikasi ilmiah.
Website: ilmubersama.com | Whatsapp: 0823-6978-3801
E-Mail: oris.ks@ft.uisu.ac.id/ oris.ks@unimed.ac.id

Ni Luh Wiwik Sri Rahayu Ginantra.


Dosen STMIK STIKOM Indonesia program studi Teknik Informatika.
Lulus Pascasarjana Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja. Mengajar pada matakuliah Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem
Kecerdasan Buatan (AI) dan Analisa Desain Sistem Informasi (ADSI).
Aktif dalam menulis mulai April 2020 hingga sekarang.

Melda Agnes Manuhutu, S.Kom., M.Cs.


Lahir di Ambon 21 Agustus 1990. Penulis menamatkan Pendidikan Strata
1 Teknik Informatika pada Universitas Kristen Satya Wacana (2012),
Strata-2 Sistem Informasi pada Universitas Kristen Satya Wacana (2014).
Saat ini penulis merupakan Dosen Program Studi Sistem Informasi pada
Universitas Victory Sorong. Penulis aktif dalam melaksanakan tridarma
pendidikan tinggi. Adapun karya buku yang telah dihasilkan oleh penulis
yaitu buku dengan judul Konsep Sistem Pendukung Keputusan, Buku
Pengantar Teknologi Informasi, & Buku Manajemen SDM.
Biodata Penulis 181

Dr. Andriasan Sudarso, S.Mn., M.M., CMA.


Lulus S1 Jurusan Manajemen dari Universitas Terbuka dan STIE Nusa
Bangsa Medan pada tahun 2008. Gelar Magister Manajemen diraih pada
tahun 2011 dari STIE Harapan Medan. Pada tahun 2015, penulis
memperoleh gelar Doktor Ilmu Manajemen Universitas Persada
Indonesia YAI Jakarta. Penulis merupakan staf pengajar di beberapa
Universitas di antaranya Program Pasca Sarjana Univeristas HKBP
Nommensen Medan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI Medan, penulis
mengajar Manajemen Pemasaran, Kewirausahaan, Metodologi
Penelitian, Manajemen Strategik, Ekonomi Manajerial, Kepemimpinan
dan Manajemen SDM. Penulis menulis buku Manajemen Pemasaran
(Teori & Aplikasi Bisnis) (2015), Manajemen Pemasaran Jasa
Perhotelan(dilengkapi dengan Hasil Riset pada Hotel Berbintang 5 di
Sumatera Utara) (2015), Metode Penelitian(Petunjuk Praktis untuk
Penyusunan Skripsi Ekonomi dan Tesis Magister Management) Edisi 1
(2016), Metodologi Penelitian Kuantitatif (Petunjuk Praktis untuk
penyusunan Skripsi Ekonomi dan Tesis Magister Manajemen) Edisi 2
(2017), Kewirausahaan dan UKM (2020), Online Marketing (2020), Dasar
Dasar Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis (2020),
Service Management (2020), Smart Entrepreneurship : Peluang Bisnis
Kreatif dan Inovatif di Era Digital (2020), Perdagangan Elektronik: Cara
Bisnis di Internet (2020), Kewirausahaan dan Strategi Bisnis (2020),
Aplikasi Teknologi Informasi : Teori dan Implementasi (2020), Pengantar
Bisnis : Etika, Hukum & Bisnis International (2020), Manajemen
Pemasaran : Teori dan Pengembangan (2020), Bisnis Online : Strategi dan
Peluang Usaha (2020), Pemasaran Digital dan Perilaku Konsumen (2020).
Penulis juga sudah mempublikasikan beberapa karya ilmiah yang bertaraf
Internasional bereputasi terindex Scopus. Penulis juga telah lulus
sertifikasi Internasional Certified Marketing Analyst (CMA) dari
American Academy of Project Management USA dan Sertifikasi Nasional
Pemasar Strategik dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Email:
andriasans@gmail.com.
182 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Natasya Virginia Leuwol, S.Si.,M.Si.


Lahir di Jakarta 14 November 1981. Ia menyelesaikan kuliah dan mendapat
gelar Sarjana Sains pada tahun 2005. Ia merupakan alumnus Jurusan
Teologi di Universitas Kristen Satya Wacana. Pada tahun 2005 mengikuti
Program Magister Sains Sosiologi dan lulus pada tahun 2007 di
Universitas Kristen Satya Wacana. Pada tahun 2016 diangkat menjadi
dosen tetap di Universitas Victory Sorong dan ditempatkan di Fakultas
Ilmu Komputer pada Program Studi Sistem Informasi.

Ns. Apriza, M.Kep.


Lahir di Batubelah, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, Indonesia, dan
merupakan putri kelima dari pasangan Muhammad Yunus Anis Kadimi
(Alm) dan Syariah (Alm) serta istri dari H. Ismail, S.Ag, Menyelesaikan
kuliah S-1 di Universitas Riau, program studi ilmu Keperawatan (2006),
program Ners (2007) dan melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister (S
2) di Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang, program studi
Keperawatan (2012). Saat ini bertugas sebagai dosen Ners & Keperawatan
di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Provinsi Riau sejak tahun
2002-sekarang, serta sedang mempersiapkan diri untuk studi lanjut ke
Unisza Malaysia. Aktif dalam kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat dari tahun 2016-sekarang.

Andi Arfan Sahabuddin, S.H., M.H.


Lahir di Ujung Pandang pada tanggal 20 Oktober 1983. Lulus Pendidikan
Sarjana (S1) Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin (UNHAS) Tahun 2008, Program Magister Pada Jurusan
Hukum Tata Negara Universitas Muslim Indonesia (UMI) Tahun 2014,
dan saat ini Penulis menempuh Pendidikan Program Doktoral Pada Ilmu
Hukum Jurusan Hukum Tata Negara Di Universitas Hasanuddin
(UNHAS). Pada tahun 2018 bergabung menjadi Dosen Universitas Islam
Makassar di Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum. Tahun 2020
diamanahkan tanggungjawab sebagai Wakil Dekan III Fakultas Hukum
Universitas Islam Makassar.
Biodata Penulis 183

Puji Hastuti, Ahli(A)., MH.Kes.


Dosen di Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Semarang. Lulus DIII Keperawatan dari Akper Depkes Dr
Otten Bandung, DIV Perawat Pendidik Undip Semarang dan S2 Magister
Hukum Kesehatan Unika Soegijapranata Semarang. Tergabung sebagai
penulis di Yayasan Kita Menulis sejak 2019.

Akbar Yuli Setianto.


Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Purbalingga di bawah naungan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga. Lulus Sarjana
Agama dari IAIN Walisongo Semarang dan S2 Magister Psikologi
Pendidikan Islam dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tergabung dalam grup Penerbit kita menulis tahun 2020. Penulis
berharap bisa terus berpartisipasi dalam kegitana kepenulisan.

Tia Metanfanuan, S.Pd.K., M.Pd.K.


Dosen MKDU pada Universitas Victory Sorong dengan mengampu mata
kuliah Pendidikan Agama Kristen dan Etika Kristen. Penulis aktif
melakukan penelitian nasional dan melakukan pengabdian kepada
masyakat.

Lulu Jola Uktolseja, S.Pd., M.Pd.


Lahir di Ambon, 24 Mei 1993. Saat ini merupakan Dosen Pendidikan
Bahasa Inggris, Universitas Victory Sorong. Penulis menamatkan
Program Sarjana (S1) pada Universitas Victory Sorong dan program
Magister (S2) pada Universitas Cendrawasih Jayapura. Penulis telah
menulis dua buku yaitu Kumpulan Puisi berjudul “Padaku” (2020) dan
kolaborasi penulisan buku berjudul Kita Menulis, Merdeka Menulis
(2020).
184 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Jamaludin, M.Kom.
Praktisi dan akademisi yang lahir di Bah Jambi, 11 Januari 1973 memiliki
latar belakang sarjana teknik informatika dari Sekolah Tinggi Poliprofesi
Medan dan magister komputer dari Universitas Sumatera Utara dengan
peminatan komputer. Saat ini bertugas sebagai dosen di Politeknik
Ganesha Medan sejak tahun 2013 sampai sekarang. Aktif dalam penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat untuk merealisasikan kerja dosen
dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mulai aktif menulis buku sejak
akhir 2019 sampai sekarang. Tema yang digemari dalam penulisan buku
adalah komputer, bisnis online dan pendidikan.

Sherly Gaspersz, S.Pd., M.Pd.


Penulis lahir di Naku, 12 Agustus 1991. Penulis dalah seorang Dosen pada
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Victory Sorong. Penulis
menyelesaikan Studi S-1 di Universitas Victory Sorong dan melanjutkan
studi ke jenjang S-2 Magister Pendidikan Bahasa Inggris Universitas
Cendrawasih Jayapura. Selain menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi,
penulis juga terlibat sebagi Reviewer jurnal nasional dan Guru Sekolah
Minggu JIBS.

Karwanto
Lahir di Indramayu Jawa Barat. Anak ketiga dari sembilan bersaudara
pasangan Bapak Abdulloh dan Ibu Katimah. Pendidikan dasar dan
menengah diselesaikan di daerah kelahirannya. SD Negeri 1 Pekandangan
Indramayu, Lulus Tahun 1990, SMP Negeri 3 Indramayu, Lulus Tahun
1993 dan SMA Negeri 2 Indramayu (sekarang SMA Negeri 1 Indramayu)
Jurusan Fisika, Lulus Tahun 1996. Program Strata Satu (S1) ditempuh di
IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama
Islam Program Minor Pendidikan Matematika, lulus tahun 2000.
Program Magister (S2) Program Studi Manajemen Pendidikan di
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES) Lulus Tahun 2004
dan Program Doktor (S3) Program Studi Manajemen Pendidikan di
Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM) Lulus Tahun 2009. Saat ini
Biodata Penulis 185

tercatat sebagai Dosen PNS di Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas


Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) (2010-sekarang).
Pengalaman manajerial yang pernah diamanahi yaitu sebagai Ketua
Jurusan Manajemen Pendidikan FIP (2016-2019); Direktur Pendidikan
Yayasan Daru’l Hikam Cirebon Jawa Barat (2006-2008).
Kegiatan ilmiah yang pernah diikutinya antara lain sebagai pemakalah
baik ditingkat nasional maupun internasional. Saat ini juga masih aktif
sebagai instruktur dalam berbagai pelatihan, asesor seleksi substansi
calon kepala sekolah dan diklat penguatan kepala sekolah. Dalam
organisasi profesi/ilmiah, penulis aktif di Children Multicultural Center
(CMC) Indonesia (2012-sekarang) sebagai wakil sekretaris bidang
kesehatan, gizi, olah raga dan lingkungan anak; Pengurus APMAPI
(Asosiasi prodi Manajemen Administrasi Pendidikan Indonesia) Divisi
Kerjasama dan Publikasi (2013-2015; 2016-2020); Pengurus ISMAPI (Ikatan
Sarjana Manajemen Administrasi Pendidikan Indonesia) Daerah Jawa
Timur Divisi Kegiatan Ilmiah (2016-2020). Pengurus ISMAPI Pusat (2016
2020) Divisi Pengembangan Organisasi. Penulis bisa dihubungi melalui
Email. karwanto@unesa.ac.id

Dr. Erni Rante Bungin, ST., M.Eng.


Dosen Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar,
Teknik Sipil (S1) dari Universitas Kristen Indonesia Paulus, Teknik Sipil
(S2) dari Universitas Gadjah Mada Jogyakarta dan Doktor dari Universitas
Hasanuddin Makassar.

Jamaludin, S.Pd., M.Pd.


Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial
di Universitas Negeri Medan, gelar S1 dari Universitas Riau dan S2 dari
Universitas Pendidikan Indonesia. Terlibat aktif dalam penulisan buku
tentang pendidikan dan pembelajaran, serta berpartisipasi sebagai
narasumber dan moderator di beberapa diskusi publik.
186 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Samuel Y. Warella, S.E., M.M.


Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di
Universitas Victory (UNVIC) – Sorong, Sarjana Ekonomi dari Univeristas
Kristen Indonesia Maluku (UKIM) – Ambon, Magister Manajemen dari
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) – Salatiga.
Pembelajaran Daring

di Tengah Pandemi СOVID - 19

Belajar Mandiri

Pemanfaatan internet dan teknologi multimedia di Era Revolusi 4.0

dapat memudahkan merombak metode transfer pengetahuan dari


kelas konvensional menjadi kelas digital dengan berbagai macam

platform yang menyajikan cara atau bentuk pembelajaran mandiri

merupakan solusi pada kondisi pandemicovid - 19 .

Buku ini akan membahas banyak hal terkait proses belajar mandiriyang

dikemas dalam 20 ( Dua puluh ) bab , sebagai berikut :


1. Model Pembelajaran di Era Covid - 19

2. Esensial Model Pembelajaran Era 4.0 di Tengah Pandemi Covid - 19

3. Pandemi Covid - 19 Momentum Adaptasi Pendidikan Era 4.0


4. Inovasi Pembelajaran di Era Covid - 19
5. Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Pilihan di Era Pandemi Covid - 19

6. Manfaat Teknologi Informasi di Tengah Pandemi Covid - 19

7. Transformasi Media Pembelajaran Era Covid - 19


8. Trasformasi Pendidikan di Era Pandemi Covid - 19

9. Problematika Pembelajaran Media Online pada Era Pandemi


Covid - 19

10. Dilema Pembelajaran Daring Era Covid - 19 Bagi Mahasiswa


11. Sederhanakan Kurikulum Pendidikan Saat Pandemi Covid - 19

12. Kurikulum Fleksibel : Jalan Keluar Pembelajaran di Masa Covid - 19


13. Strategi Pembelajaran Alternatif di Era Darurat Covid - 19

14. Metamorfosa Media Pembelajaran Daring Saat Pandemi Covid - 19

15. Kendala Pembelajaran Daring diTengah Pandemi Covid - 19

16. Dampak Sistem Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi

17. Peluang Akselerasi Pendidikan 4.0 di Tengah Covid - 19


18. Tantangan Pembelajaran di Masa Covid - 19

19. Tantangan Belajar Daring di Era New Normal

20. Implementasi Pembelajaran Pra dan Pasca Pandemi Covid - 19

ISBN 978-623-94636-1-8

YAYASAN KITA MENULIS

press@kitamenulis.id

KITA MENULIS 9 " 786239 463618


www.kitamenulis.id

Anda mungkin juga menyukai