sKITA MENULIS
r Mandiri
Belaja
Pembelajaran Daring
NiLuh Wiwik Sri Rahayu Ginantra • Melda Agnes Manuhutu • Andriasan Sudarso
Pembelajaran Daring
Penulis:
Sri Gusty, Nurmiati, Muliana, Oris Krianto Sulaiman
Ni Luh Wiwik Sri Rahayu Ginantra, Melda Agnes Manuhutu
Andriasan Sudarso, Natasya Virginia Leuwol, Apriza
Andi Arfan Sahabuddin, Puji Hastuti, Akbar Yuli Setianto
Tia Metanfanuan, Lulu Jola Uktolseja, Jamaludin, Sherly Gaspersz
Karwanto, Erni Rante Bungin, Jamaludin, Samuel Y. Warella
Penulis:
Sri Gusty, Nurmiati, Muliana, Oris Krianto Sulaiman
Ni Luh Wiwik Sri Rahayu Ginantra, Melda Agnes Manuhutu
Andriasan Sudarso, Natasya Virginia Leuwol, Apriza
Andi Arfan Sahabuddin, Puji Hastuti, Akbar Yuli Setianto
Tia Metanfanuan, Lulu Jola Uktolseja, Jamaludin, Sherly Gaspersz
Karwanto, Erni Rante Bungin, Jamaludin, Samuel Y. Warella
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
Sri Gusty, dkk.
Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Yayasan Kita Menulis, 2020
viii; 186 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-94636-1-8 (print)
E-ISBN: 978-623-94636-2-5 (online)
Cetakan 1, September 2020
I. Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi
Covid-19
II. Yayasan Kita Menulis
Buku ini akan membahas banyak hal terkait proses belajar mandiri
yang dikemas dalam 20 (Dua puluh) bab, sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran di Era Covid-19
2. Esensial Model Pembelajaran Era 4.0 di Tengah Pandemi Covid-19
3. Pandemi Covid-19 Momentum Adaptasi Pendidikan Era 4.0
4. Inovasi Pembelajaran di Era Covid-19
5. Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Pilihan di Era Pandemi Covid-19
6. Manfaat Teknologi Informasi di Tengah Pandemi Covid-19
7. Transformasi Media Pembelajaran Era Covid-19
8. Trasformasi Pendidikan di Era Pandemi Covid-19
9. Problematika Pembelajaran Media Online pada Era Pandemi Covid-19
10. Dilema Pembelajaran Daring Era Covid-19 Bagi Mahasiswa
11. Sederhanakan Kurikulum Pendidikan Saat Pandemi Covid-19
12. Kurikulum Fleksibel : Jalan Keluar Pembelajaran di Masa Covid-19
13. Strategi Pembelajaran Alternatif di Era Darurat Covid-19
14. Metamorfosa Media Pembelajaran Daring Saat Pandemi Covid-19
15. Kendala Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
16. Dampak Sistem Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi
17. Peluang Akselerasi Pendidikan 4.0 di Tengah Covid-19
18. Tantangan Pembelajaran di Masa Covid-19
vi Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Besar harapan penulis agar buku ini dapat bernilai manfaat bagi
Masyarakat secara umum, khususnya dunia Pendidikan di dalam
mempersiapkan konsep dan strategi serta menyikapi dampak dan
tantangan selama proses Belajar Mandiri : Pembelajaran Daring di
Tengah Pandemi Covid-19. Semoga pandemi Covid-19 segera
berakhir sehingga proses pembelajaran dapat berjalan normal
kembali sebagaimana mestinya.
01 September 2020
Tim Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................. v
Daftar Isi......................................................................................................... vii
Model
Sri Gusty
Pembelajaran
| UniversitasdiFajar
Era Covid-19......................................................... 1
Inovasi
Oris Krianto
Pembelajaran
Sulaimandi
|Universitas
Era COVID-19
Islam
....................................................
Sumatera Utara 23
Transformasi
Andriasan Sudarso
Media Pembelajaran Era Covid-19..................................... 45
Lulu
Metamorfosa
Jola Uktolseja
Media | Universitas
PembelajaranVictory
saat Pandemi
Sorong Covid-19................... 99
Peluang
KarwantoAkselerasi
| Universitas
Pendidikan
Negeri Surabaya
4.0 di Tengah Covid-19 ......................... 121
Tantangan
Erni Rante Bungin
Pembelajaran
| Universitas
di Masa
Kristen
Covid-19
Indonesia
.............................................
Paulus Makassar 133
Jamaludin
Tantangan|Belajar
Universitas
Daring
Negeri
Di Era
Medan
New Normal........................................ 143
Daftar Pustaka
Biodata Penulis............................................................................................... 163
.............................................................................................. 179
Model Pembelajaran di Era
Covid-19
A. Pendahuluan
Adanya virus Corona yang mewabah hampir merata diseluruh dunia,
tercatat kurang lebih 215 negara (Sadikin and Hamidah, 2020) termasuk
Indonesia, menjadi alasan ditetapkannya Virus Corona menjadi sebuah
Pandemi Global oleh WHO. Pandemi Virus Corona yang lebih familiar
disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) berdampak pada semua
sektor termasuk Pendidikan. Hal tersebut salah satunya ditindaklanjuti
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republilk Indonesia melalui
Surat Edaran no. 4 tahun 2020 yang isinya agar pelaksanaan proses
belajar mengajar dilakukan dari rumah atau yang sering disebut dengan
pembelajaran jarak jauh/daring, guna memutus mata rantai penyebaran
virus corona (Nasional, 2020). Demikian juga yang termaktub dalam
(Kemdikbud, 2020) tentang kegiatan proses belajar mengajar di
Perguruan tinggi yang harus dilaksanakan melalui perkuliahan secara
daring (Dalam Jaringan) yang dulunya dilaksanakan secara tatap muka
atau konvensional.
Kondisi tersebut sangat diuntungkan dengan Era 4.0 yang telah
mendekatkan masyarakat dengan Teknologi Digital. Sehingga dapat
memudahkan fase transformasi dari Konvensional menjadi Daring. Hal
ini dikuatkan oleh penelitian (Zhang et al., 2004) bahwa pemanfaatan
internet dan teknologi multimedia dapat memudahkan merombak
metode transfer pengetahuan dan dapat menjadi alternatif
pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional. Sehingga dapat
dikatakan bahwa cara atau bentuk pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi digital adalah pembelajaran Daring yang merupakan solusi
pada kondisi pandemic covid-19. Menurut (Moore, Dickson-Deane and
2 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Hal yang perlu disadari bahwa tidak ada satupun proses dalam hidup ini
yang tidak mengalami perubahan, yang pastinya membawa sebuah
dampak positif maupun negatif. Manusia tidak punya pilihan lain selain
mengikuti perubahan tersebut. Demikian pula dengan setiap proses
dalam melakukan suatu perubahan, pada semua sisi yang dilakoni, baik
sebagai pelajar atau mahasiswa maupun tenaga pengajar harus saling
bersinergi dan menjadi tanggungjawab bersama untuk memaksimalkan
setiap proses yang dilaksanakan termasuk proses belajar mengajar pada
masa pandemi global sekarang ini.
D. Penutup
Hal yang perlu disadari bahwa tidak ada satupun proses dalam hidup ini
yang tidak mengalami perubahan, yang pastinya membawa sebuah
dampak positif maupun negatif. Manusia tidak punya pilihan lain selain
mengikuti perubahan tersebut. Demikian pula dengan setiap proses
dalam melakukan suatu perubahan, pada semua sisi yang dilakoni, baik
sebagai pelajar atau mahasiswa maupun tenaga pengajar harus saling
bersinergi dan menjadi tanggungjawab bersama untuk memaksimalkan
setiap proses yang dilaksanakan termasuk proses belajar mengajar pada
masa pandemi global sekarang ini.
6 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Esensial Model Pembelajaran
Era 4.0 di Tengah Pandemi
Covid-19
A. Pendahuluan
Era 4.0 mulai muncul dan dibicarakan publik sejak tahun 2018, pada
dasarnya konsep Era 4.0 merupakan sebuah istilah yang mula-mula
disampaikan dan diperkenalkan oleh seorang ekonom yang berasal dari
Jerman bernama Profesor Klaus Schwab, beliau cukup familiar dan
dikenal dikalangannya beliau juga sebagai pencetus World Economic
Forum (WEF) Revolution menurutnya Era 4.0 pada dasarnya akan
mampu melakukan perubahan terhadap berbagai sendi kehidupan
mulai dari pola hidup kita sehari-hari, cara kita dalam menjalankan
pekerjaan, bahkan cara kita melakukan hubungan dengan orang lain
(Schwab, 2016)
Era 4.0 merupakan revolusi industri, dalam revolusi industri 4.0 ini
teknologi otomatisasi digabungkan dengan teknologi cyber. Era ini
berkaitan dengan adanya agenda yang sangat besar terkait perubahan di
bidang industri. Dalam perjalanannya ini merupakan tahapan keempat
dalam revolusi industri yang telah ada sejak abad ke-18. Fase ini
merupakan fase yang paling mutakhir yang ditandai dengan zaman
digital dihampir semua sektor kehidupan yang diawali pada sektor
industri selanjutnya diikuti oleh sektor lainnya (Karim, 2020). Pada fase
ini, industri telah bersentuhan dengan dunia virtual, dengan sistem yang
terkoneksi dan terintegrasi antara manusia, mesin dan data, semuanya
sudah dapat kita temukan tanpa dibatasi ruang dan waktu atau dikenal
dengan istilah Internet of Things (IoT) (Schwab, 2017)
8 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
D. Penutup
Metode pembelajaran di era 4.0 mengharuskan adanya perubahan
strategi pembelajaran dari yang bersifat konvensional menjadi
pembelajaran digital daring (dalam jaringan). Realita saat ini, bukan
hanya akibat tuntutan zaman menerapkan pembelajaran daring, namun
kondisi pandemi corona maka mau tidak mau seluruh stakeholder
pendidikan meliputi guru atau dosen, siswa atau mahasiswa, para orang
tua harus bekerjasama untuk menerapkan pembelajaran daring dalam
rangka mengikuti anjuran pemerintah.
Pandemi Covid-19 Momentum
Adaptasi Pendidikan Era 4.0
A. Pendahuluan
Penyebaran virus corona (Covid-19) yang terjadi beberapa bulan
terakhir, menjadikan banyak sektor yang harus mengubah sistem atau
metode dalam pelaksanaan operasionalnya termasuk sistem pendidikan.
Proses pembelajaran yang biasanya berjalan normal di dalam kelas, kini
mau tidak mau harus diubah demi menjaga keselamatan pendidik
maupun peserta didik. Merebaknya pandemi covid-19 mengharuskan
pemerintah mengambil langkah pencegahan dengan membuat aturan
agar masyarakat senantiasa tinggal di rumah (stay at home), sehingga
hampir semua kegiatan dilaksanakan dari rumah (work from home).
Begitu juga dengan pendidikan, pelaksanaan pembelajaran dilakukan di
rumah masing-masing (study from home) melalui online.
Pada saat pembelajaran online, maka komunikasi jarak jauh tidak lepas
dengan penggunaan telepon genggam, tablet, atau laptop berikut
koneksi internet yang dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari kegiatan
pembelajaran. Pencarian bahan ajar sebagai materi diskusi atau
pemanfaatan berbagai video pembelajaran yang tersedia gratis di
berbagai situs-situs pendidikan untuk menunjang pembelajaran ini
sangat dibutuhkan pada saat seperti ini (Pujiasih, 2020).
Sebelum pandemic covid-19 merebak, sosialisasi tentang perpaduan
sistem pembelajaran daring dan juga pembelajaran tatap muka atau
blended learning sangat intens dilakukan dalam rangka menghadapi
pendidikan era 4.0. Hal ini terkait dengan semakin berkembangnya
teknologi yang memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua
sektor. Begitu juga dengan sektor pendidikan, sektor ini tidak lepas dari
16 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Tahapan ini akan menganalisis sumber daya manusia dan media sebagai
komponen tahapan, yaitu: a.) Identifikasi sumber belajar orang meliputi
kemampuan tenaga pengajar, tenaga pengajar lain, teknisi komputer untuk
mengembangkan pembelajar online, offline, dan mobile baik yang dimiliki
sekolah maupun di luar sekolah; b.) Identifikasi sumber belajar yang ada
meliputi sumber belajar cetak, audio, audio visual, komputer, internet, dan
telpon pintar (smartphone) yang ada di sekolah, c.) Identifikasi sumber belajar
yang ada meliputi sumber belajar cetak, audio, audio visual, komputer,
internet, dan telepon pintar (smartphone) yang ada di luar sekolah (website dan
akses lainnya).
4. Implementation (Pelaksanaan) Pelaksanaan
D. Penutup
Perubahan merupakan sebuah keniscayaan. Kondisi ketidakpastian yang tinggi
mengharuskan setiap sektor harus siap dengan berbagai perubahan yang bisa
terjadi kapan saja, termasuk sektor pendidikan. Perubahan-perubahan dan
pembaharuan dalam perkembangan teknologi maupun kejadian yang tak
terduga seperti halnya merebaknya wabah virus corona mengharuskan pihak
yang berwenang mengambil kebijakan untuk diterapkan. Karena pandemi
covid-19, kebijakan baru juga terjadi pada dunia pendidikan, pemerintah
mengubah pembelajaran yang harus datang ke kelas atau suatu gedung,
menjadi belajar di rumah saja. Anjuran pemerintah untuk stay at home serta
physical and social distancing harus diikuti dengan perubahan model belajar
22 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
A. Pendahuluan
Masa pendemi saat ini sangat memengaruhi proses pembelajaran baik di
sekolah maupun di perguruan tinggi. Beberapa sekolah sudah
melakukan pembelajaran tatap muka sesuai dengan protokol kesehatan
dan kesiapan dari sekolah tersebut, namun berbeda dari perguruan
tinggi yang belum dibolehkan untuk melakukan pembelajaran tatap
muka (Kemdikbud, 2020b, 2020a). Meskipun dengan kondisi pandemi
saat ini, proses pembelajaran tidak boleh terhenti. Oleh sebab itu, kita
perlu berinovasi dalam pembelajaran di era COVID-19. Inovasi ini
merupakan bagian dari cara dan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien di era COVID-19 dan setelah era COVID-19.
Dalam proses pembelajaran abad-21 ada istilah yang dikenal dengan 6C
yaitu: critical thinking, communication, collaboration, Citizenship,
Creativity dan connectivity (Innovative Teaching and learning, 2012;
Skooler, 2018). 6 pokok yang harus dilakukan dalam proses
pembelajaran tersebut harus dilakukan dalam keadaan apapun
termasuk d era COVID-19.
Secara umum pengertian dari 6C tersebut adalah sebagai berikut:
1. Critical Thinking: merupakan proses berpikir kritis dari
peserta didik. Adanya upaya untuk mencari informasi dan
permasalahan yang dihadapi, sehingga mendapatkan konstruksi
ilmu pengetahuan yang baik.
24 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Video learning merupakan salah satu inovasi yang dapat dilakukan di era
COVID-19 untuk mendukung proses pembelajaran. Berbeda dengan
video conference, pada video learning pengajar dapat membuat video
ajar untuk kemudian diberikan kepada peserta didik, hal ini bertujuan
agar peserta didik dapat menonton secara berulang-ulang video
pembelajaran tersebut. Sama seperti yang ada pada Massive Open Online
Courses (MOOC) (Fajrillah et al., 2020). Ada banyak aplikasi untuk
membuat video ajar seperti Filmora, KineMaster, dan lain sebagainya.
Video ini dapat disebar melalui Youtube ataupun LMS yang digunakan
untuk proses belajar mengajar. Peserta didik juga dapat melakukan
pembelajaran secara gratis dengan MOOC seperti udemy, coursera, dan
lain sebagainya. Meskipun demikian video yang telah ditonton oleh
siswa akan dapat dibahas pada pertemuan virtual baik melalui LMS
maupun melalui Video conference.
Simulation Based Learning merupakan pengganti kegiatan-kegiatan
praktikum yang dilakukan di laboratorium, namun karena era COVID
19 hal itu tidak dapat dilakukan sehingga pengajar dapat menggunakan
simulasi kasus secara virtual. Ada banyak sekali perangkat lunak untuk
melakukan simulasi seperti contoh pada teknik komputer dan jaringan
dapat menggunakan aplikasi simulasi seperti GNS 3, Cisco packet tracer
dan lain sebagainya.
Gamifikasi dalam pembelajaran merupakan teknik permainan yang
dikolaborasikan dengan pembelajaran. Contoh gamifikasi seperti
simulasi bermain peran, augmented reality, video interaktif, dan
permainan untuk menjawab soal secara individu maupun kelompok.
Beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan untuk gamifikasi
seperti kahoot, quizziz dan lain sebagainya. Kesemua itu dapat
disinkronisasi dengan LMS yang digunakan. Hal ini dapat memberi
semangat kepada peserta didik untuk bermain sembari belajar. Kita
dapat menilai peserta didik lewat kecepatan, kekompakan, keterampilan
dalam menyelesaikan permainan. Dengan gamifikasi maka dapat
meningkatkan kecekatan peserta didik.
Cloud Computing untuk pembelajaran sangat baik digunakan pada era
COVID-19 (Giap et al., 2020). Dalam cloud dikenal dengan istilah SaaS
(Software as a service) di mana kita dapat menggunakan aplikasi secara
Inovasi Pembelajaran di Era COVID-19 27
C. Flipped Classroom
Untuk membuat pembelajaran di era COVID-19 semakin berkualitas
maka dapat menerapkan apa yang disebut dengan kelas terbalik atau
flipped classroom. Flipped classroom merupakan bentuk pembelajaran
blended yang menggabungkan pembelajaran synchronous dengan
pembelajaran asynchronous (USD, 2020). Metode ini terbagi ke dalam
tiga bagian yaitu pre-class, in-class dan out of class. Sebelum kelas
dimulai peserta didik sudah mempelajari materi yang akan disampaikan
28 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
D. Penutup
Ada banyak inovasi yang dapat dilakukan pada era COVID-19.
Memanfaatkan internet menjadi solusi atas permasalahan pada
pembelajaran yang tidak memperbolehkan bertatap muka secara fisik,
jika pun melakukan pembelajaran maka harus memperhatikan protokol
pencegahan penyebaran COVID-19. Beberapa inovasi dan cara
pembelajaran telah dibahas secara mendasar pada bab ini. Jika dilihat
dari pendekatan 6C yaitu: Critical Thinking, Communication,
Collaboration, Citizenship, Creativity dan Connectivity maka akan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
• Critical Thinking: Sebelum memulai pembelajaran kelas secara
video conference, peserta didik akan melihat materi dan video
yang pengajar siapkan hal ini sesuai dengan flipped classroom.
Sehingga pada saat kelas dimulai maka siswa sudah paham apa
yang akan dibahas dan peserta didik lebih mencari informasi
serta permasalahan dari apa yang dipelajari sebelum kelas
dimulai.
• Communication: Penggunaan LMS, video conference
memungkinkan peserta didik dapat berkomunikasi dengan
pengajar maupun peserta didik. Komunikasi yang baik ini juga
dapat terlihat dari penyelesaian permasalahan yang dipelajari
baik melalui simulasi maupun melalui gamifikasi.
Inovasi Pembelajaran di Era COVID-19 29
A. Pendahuluan
Pandemi covid-19 yang saat ini masih terus merebak dengan kasus per
tanggal 8 Agustus 2020 terkonfirmasi positif yaitu 123.503 kasus
(Kementerian Kesehatan, 2020). Tentunya hal ini berdampak pada
berbagai kegiatan/ aktivitas masyarakat salah satunya di bidang
pendidikan. Dalam pencegahan penyebaran covid-19 pemerintah
memberlakukan penerapan protokol kesehatan yang ketat pada setiap
bidang kegiatan. Pada bidang pendidikan pencegahan penyebaran
covid-19 dilakukan dengan melakukan proses pembelajaran secara
online tanpa tatap muka mulai pada jenjang pendidikan sekolah dasar
hingga pada jenjang perguruan tinggi hingga batas waktu yang belum
dapat ditentukan. Penerapan pembelajaran dari rumah /Teaching from
Home (TFH) menjadi salah satu alternative terbaik pada situasi pandemi
saat ini untuk mencapai tujuan dan menuntaskan capaian pembelajaran
pada masing-masing mata kuliah atau mata pelajaran.
Penerapan TFH juga merupakan salah satu bentuk implementasi
kebijakan dari Kemendikbud dalam menunjang Program Merdeka
Belajar yang dicetuskan pada tahun 2019 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim di Jakarta
(Kemendikbud, 2020). Kegiatan TFH merupakan kegiatan pembelajaran
jarak jauh yang dilakukan oleh pengajar (Dosen atau guru) dengan
memanfaatkan jaringan internet dan aplikasi seperti google meet, zoom,
google classroom, edmodo, e-learning atau lainnya dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik (mahasiswa atau siswa).
32 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
D. Penutup
Pandemi Covid-19 memberikan dampak kesemua bidang termasuk pada
bidang pendidikan. Penerapan proses pembelajaran jarak jauh (daring)
sebagai alternatif pembelajaran di era covid-19 tidak terlepas dari
implementasi teknologi informasi yang semakin berkembang.
Pergeseran pembelajar konvensional ke pembelajaran jarak jauh
(daring) merupakan langkah bidang pendidikan untuk terus mengikuti
perkembangan teknologi terkini, seperti penggunaan aplikasi video
conference (google meet dan zoom) untuk bertatap muka dengan
peserta didik serta penyampaian materi/tugas melalui classroom atau e
learning.
Manfaat Teknologi Informasi di
Tengah Pandemi Covid-19
A. Pendahuluan
Era globalisasi dan hadirnya fenomena revolusi industri 4.0 dengan
kolaborasi teknologi siber dan otomatisasi memberikan begitu banyak
pengaruh dalam kehidupan manusia. Ada sebuah perubahan massif
dalam tatanan hidup bermasyarakat saat ini, terutama dalam
berkomunikasi dan membagikan informasi. Dewasa ini, telah terjadi
pergeseran aktivitas manusia yang awalnya dilakukan di dunia nyata
menjadi beralih ke dunia maya. Fenomena ini tak lazim lagi dan dikenal
sebagai disrupsi digital. Dampak global ini sangat terasa juga di Negara
Indonesia hingga detik ini.
Menurut survei yang dilakukan We Are Social dan Hootsuite dan dirilis
pada akhir Januari 2020, disebutkan bahwa dibanding tahun 2019 lalu,
jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat sekitar 17 persen atau
25 juta pengguna. Indonesia menduduki posisi delapan dalam daftar
negara paling lama menghabiskan waktunya berselancar internet.
Jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 175,4 juta orang,
sementara total jumlah penduduk Indonesia sekitar 272,1 juta. Hal ini
berarti bahwa internet begitu familiar bagi masyarakat Indonesia dan
masyarakat Indonesia termasuk orang-orang yang mampu
menggunakan internet serta rata-rata masyarakat Indonesia telah
memiliki gawai (gadget) yang cukup mendukung sehingga dapat
mengakses internet. Kepopuleran Teknologi Informasi (TI) bukan tanpa
alasan. TI mengusung 2 (dua) hal penting yang sangat digemari banyak
orang yaitu aksesibilitas dan fleksibilitas. Melalui TI derajat kemudahan
dicapai oleh orang, terhadap suatu kebutuhan informasi dan
pengetahuan yang diinginkan.
38 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
LMS ini cukup terkenal karena merupakan sebuah LMS yang disediakan
perusahaan TI ternama yaitu Google. Hal ini juga membuat LMS ini
banyak digunakan karena integrasinya dengan berbagai aplikasi Google
yang memudahkan penggunaannya. LMS ini juga banyak digunakan
karena tidak hanya menyediakan kemudahan pemberian dan
penyelesaian tugas melalui modul-modul atau quiz namun juga tersedia
ruang kelas online. Pembuatan dan pemberian tugas dapat diselesaikan
melalui Google Drive dengan tetap menggunakan Gmail untuk
membuat pemberitahuan di ruang kelas Google. Terdapat pula Google
Calendar yang memudahkan pembuatan jadwal belajar. Setiap hasil
Manfaat Teknologi Informasi di Tengah Pandemi Covid-19 41
Aplikasi web ini merupakan salah satu LMS paling popular dalam dunia
pendidikan. Moodle ini dapat diakses lebih dari 1000 materi
pembelajaran. Moodle dilengkapi fitur keamanan yang dapat
melindungi data pribadi pengguna. Moodle juga menyediakan modul
chat bot seperti modul jurnal, modul kuis, modul survey, workshop, dan
polling.
c. Schoology
LMS ini memiliki banyak fitur yang menarik dengan tampilan visual
yang mengesankan, misalnya sebuah buku penilaian online, lembar
kehadiran, dan pencatat penggunaan fitur oleh mahasiswa. Schoology
memiliki antarmuka yang modern sehingga sangat menarik bagi
penggunanya.
d. Edmodo
LMS ini dapat membantu guru dalam membuat berita dalam grup atau
memberi tes yang bersifat online. Edmodo juga akan memungkinkan
siswa untuk mengirim artikel dan blog sesuai dengan perintah guru.
Dapat dibangun sebuah ruang diskusi dimana siswa dapat
berkomunikasi satu dengan yang lainnya diwaktu yang sama. Selain itu,
orangtua juga dapat mengambil bagian untuk mengontrol
perkembangan belajar anaknya.
e. Kahoot
Aplikasi web ini merupakan salah satu LMS yang ringan namun sangat
berguna. Pendidik dapat membentuk kelas yang diinginkan dengan
memasukkan daftar peserta didiknya. Setiap penilaian sebagai progress
kegiatan belajar mengajar juga dapat dipantau secara bertahap. Pendidik
dapat membangun materi pelajar yang ingin disampaikan melalui
pertanyaan-pertanyaan. Setiap peserta didik menjawab pertanyaan
dengan benar maka akan muncul beberapa poin yang didapatkan dalam
satu soal dan juga mendapat ranking berapa dalam menjawab soal
tersebut. Jika peserta didik menjawab salah pertanyaan tersebut, maka
akan muncul jawaban yang benar. Jika selesai mengerjakan kuis, pada
akhir kuis akan ada tampilan Tinjauan Pertanyaan (Review Question).
Selain itu, bagi LMS yang belum memiliki fitur Video Conference, maka
LMS tersebut dapat dikombinasikan dengan aplikasi video conference.
Beberapa Video Conference yang sangat popular adalah sebagai berikut:
1. Google Meet
2. Zoom Meeting
3. Cisco Webex
4. Microsoft Teams
5. Facetime
6. Whatsapp
Manfaat Teknologi Informasi di Tengah Pandemi Covid-19 43
D. Penutup
Teknologi Informasi (TI) dan pendidikan tidak dapat dilepas pisahkan.
TI memiliki kaitan yang sangat erat dengan pendidikan terkhususnya
dengan proses belajar mengajar. Hal ini menjadi semakin nyata
kebenarannya ketika keadaan Covid-19 terjadi seperti saat ini. Ketika
segala sesuatu tidak dapat dilaksanakan secara langsung di dalam
ruangan kelas, maka TI hadir sebagai sebuah media yang efektif dan
efisien dalam proses belajar mengajar. TI menjadi solusi pembelajaran di
saat Covid-19 ini. Melalui akses internet dengan penggunaan LMS yang
dibutuhkan maka TI telah menyelamatkan pendidikan dari kelumpuhan
akibat Covid-19. Secara langsung pula, TI merubah budaya belajar
pendidik dan peserta didik. Pada akhirnya, pembelajaran mandiri
berbasis teknologi akan mampu diterapkan secara optimal, karena
budaya belajar yang telah berubah menjadi lebih modern.
Model Pembelajaran di Era
Covid-19
A. Pendahuluan
Dampak pandemi penyakit virus Corona 2019 (Covid-19) kini mulai
menyebar ke dunia pendidikan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya
mencegah penyebaran penularan Covid-19. Diharapkan semua institusi
pendidikan tidak melakukan kegiatan seperti biasanya; ini dapat
mengurangi penyebaran Covid-19. Hal yang sama telah dilakukan oleh
berbagai negara yang terpapar penyakit ini, kebijakan lockdown atau
karantina dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi banyak orang
yang dapat memberikan akses penyebaran Covid-19. Penyebaran Covid
19 berdampak sangat besar pada dunia ekonomi yang mulai meredup,
namun kini dampaknya dirasakan oleh dunia pendidikan. Kebijakan
yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan
membubarkan semua kegiatan pendidikan membuat pemerintah dan
instansi terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi
siswa dan siswa yang tidak dapat melaksanakan proses pendidikan di
lembaga pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini
berdasarkan informasi resmi, siap dengan semua skenario termasuk
penerapan kerja sama untuk mendorong pembelajaran online (dalam
jaringan) bagi siswa. Dalam upaya agar mahasiswa tetap belajar di
rumah, Kemendikbud telah menyiapkan sejumlah dukungan untuk
kelancaran proses tersebut. Mereka mengembangkan aplikasi
pembelajaran jarak jauh berbasis android: “portal Rumah Belajar”
(Kemdikbud, 2020). Portal ini dapat diakses di
learning.kemdikbud.go.id. Beberapa fitur unggulan yang dapat diakses
oleh siswa dan guru antara lain sumber belajar, kelas digital,
46 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Belajar
Mandiri:
Pembelajaran
Daring
di
Tengah
Pandemi
Covid-19
mahasiswa dapat mengarah pada pembelajaran mandiri dan dapat cepat
dilakukan oleh mahasiswa yang pada akhirnya cita-cita bersama untuk
mewujudkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat
terwujud. tercapai.
Berdasarkan model pembelajaran online dengan keragaman aplikasi dan
media yang digunakan, pada hakikatnya telah ditunjukkan bahwa
pembelajaran online yang telah menyiapkan konten sebagai sumber
belajar tentunya sangat mendukung kemandirian belajar dan kebiasaan
belajar yang baik. Dengan sistem pembelajaran online, peran terpenting
terletak pada pembelajar. Hadirnya sistem pembelajaran online
diharapkan dapat meningkatkan intensitas belajar mandiri yang
membentuk pola pikir konstruktif di kalangan siswa. Hal ini sejalan
dengan teori self regulated learning yang menekankan bahwa
kemandirian belajar diatur sebagai kemampuan siswa untuk terlibat
secara mandiri dan proaktif dalam proses memotivasi diri sendiri dan
perilaku yang meningkatkan pencapaian tujuan. Dengan demikian,
salah satu cara untuk membantu mencapai tujuan yang mengarah pada
keberhasilan pembelajaran mandiri berbasis online dapat dikembangkan
kerangka pedagogis menggunakan media sosial online, berdasarkan
tingkat interaktivitas yang dimungkinkan oleh perangkat media sosial.
Dalam pembelajaran mandiri ini terdapat tingkatan yang meliputi 1)
pengelolaan informasi pribadi, 2) interaksi dan kolaborasi sosial, dan 3)
pengelolaan agregasi dan informasi. Selain keterjangkauan media sosial,
ia memiliki fitur yang dapat diaktifkan oleh pengguna "untuk
mengaktifkan tingkat interaksi dan berbagi yang dibutuhkan untuk
belajar". Dengan demikian, model pembelajaran online dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada di tangan seluruh dosen dan
mahasiswa dapat mengarah pada pembelajaran mandiri dan dapat cepat
dilakukan oleh mahasiswa yang pada akhirnya cita-cita bersama untuk
mewujudkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat
terwujud (Wargadinata et al., 2020).
Model Pembelajaran di Era Covid-19 55
1. Kelas Pintar
Kelas Pintar mendukung langkah antisipasi Kemendikbud untuk
meminimalisir penyebaran Covid-19 di Indonesia. Penghentian
sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah, tidak serta merta
membuat proses belajar siswa terhenti. Siswa dapat terus belajar secara
online, guru dapat terus memberikan pendampingan dalam proses
belajar siswa, dan orang tua dapat memantau perkembangan belajar
anaknya. Semua itu bisa dilakukan dengan solusi pendidikan berbasis
teknologi seperti Kelas Pintar. Selama sebulan ke depan, guru dan siswa
di seluruh Indonesia dapat menggunakan solusi pembelajaran online
dari Kelas Pintar secara gratis. Jadi, proses belajar siswa terus berlanjut,
kapan dan dari mana saja.
56 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
2. Sekolahmu
Sekolahmu juga menyelenggarakan kelas dan pembelajaran karir
dengan bekerja sama dengan ratusan sekolah dan organisasi.
Pembelajaran online ditujukan untuk semua siswa, guru, dan bahkan
orang tua. Program-program yang disediakan Sekolahmu telah
dirancang dengan sangat baik oleh tim akademik yang berpengalaman
dalam menerapkan pembelajaran berbasis kompetensi yang sukses. Ini
akan menyediakan kelas pembelajaran di rumah untuk semua tingkatan
dari pra-sekolah hingga sekolah menengah, serta orang tua, sebagai
pengganti kegiatan belajar mengajar di sekolah yang akan dikurangi
atau ditutup karena Covid-19 gratis. Mereka juga memfasilitasi sekolah
dan guru agar tetap bisa mengajar sesuai kurikulum yang dibutuhkan
secara fleksibel (Kasih, 2020).
3. Zenius
Sedangkan platform Zenius membantu mahasiswa mempersiapkan diri
menghadapi UN dan UTBK. Jika sebelumnya belajar mandiri dianggap
tidak terarah dan terukur, Zenius juga merumuskan cara-cara
membantu anak belajar mandiri di rumah yang efektif dan efisien,
terarah dan terukur. Platform tersebut siap membantu kelancaran
proses pembelajaran dengan memberikan akses gratis ke lebih dari 80
ribu video pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh proses
belajar mandiri yang terstruktur. Zenius juga memberikan tryout setiap
minggu untuk 9 kelas dan 12 siswa kelas, sehingga mereka dapat
mempersiapkan studi selanjutnya (ke SMA 9 kelas dan Universitas
untuk 12 kelas) bahkan ketika mereka belajar di rumah (Fajrul, 2020).
4. Quipper
Quipper memberikan akses dan materi gratis ke sekolah, guru, dan
siswa. Guru dan sekolah juga dapat menggunakan layanan Quipper
School untuk memberikan tugas dan ujian sambil memantau pekerjaan
siswa. Ini termasuk video, modul, dan kumpulan soal ujian nasional
(UN) dan ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) Seleksi Mandiri
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) untuk guru SMP dan SMA se
Model Pembelajaran di Era Covid-19 57
5. Google Indonesia
Google membantu siswa dan guru di Indonesia untuk dapat terus
belajar di luar sekolah melalui G Suite untuk Pendidikan - alat
pembelajaran kolaboratif antara pengajar dan siswa yang tersedia gratis
dari Google. Sekolah dapat menggunakan Hangouts Meet, alat
konferensi video yang tersedia untuk semua pengguna G Suite, dan
Google classroom, untuk menghadiri kelas dan melanjutkan
pembelajaran jarak jauh dari rumah. Hingga 1 Juli 2020, Google
menyediakan fitur Hangouts Meet terlengkap secara gratis yang
mencakup kemampuan live streaming hingga 100.000 penonton dalam
satu domain dan gathering besar hingga 250 peserta per kelas hingga 1
Juli 2020 yang dapat direkam dan disimpan di Google Drive untuk hari
akses nanti. "Melalui G Suite untuk Pendidikan, siswa dapat terus belajar
meskipun akses internet lambat atau tidak tersedia dan di mana pun
mereka berada” (Widianingtyas and Sadino, 2020).
Tuhan telah menetapkan bahwa wabah Covid-19 bukanlah suatu
kebetulan. Dalam situasi yang sama, Indonesia juga telah menyadari
perlunya menerapkan program 'belajar gratis'. Di tengah situasi tersebut,
kami membutuhkan karantina diri, jarak fisik, dan sosial. Oleh karena
itu, untuk melanjutkan pendidikan, pendidikan jarak jauh atau online
mutlak dilakukan. Sebagaimana dijelaskan di atas berbagai platform
telah disiapkan untuk mendukung pembelajaran di era keterbatasan.
Kondisi ini memberikan peluang kepada semua pihak baik siswa
maupun guru untuk menerapkan kemandirian dalam pembelajaran.
Mereka bebas menjelajah. Belajar bisa dilakukan di mana saja, mulai
dari rumah, kamar, taman, kamar kost, atau asrama asalkan ada
keinginan untuk berpikir dari manusia. Dukungan fasilitas online mulai
dari media sosial, You Tube, Facebook, WhatsApp, Twitter, Google
Classroom, Line, Zoom, Kahoot, Scoology, dan lain lain memberikan
kemudahan bagi siapa saja untuk melakukan pembelajaran mandiri.
Ungkapan berikut merupakan tambahan gagasan dan pendapat dari
siswa, guru , orang tua, dan anggota fakultas.
58 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
D. Penutup
Secara umum, Covid-19 memiliki dampak yang signifikan bagi dunia
pendidikan, termasuk dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Pembelajaran tradisional dan rutin yang menekankan pada interaksi
guru dan siswa di dalam kelas dan di luar kelas bergeser ke
pembelajaran jarak jauh. Meskipun keadaan ini sejalan dengan visi dan
misi pembelajaran masa depan di era revolusi industri 4.0 dan
komunitas 5.0, namun tetap memiliki kelebihan dan kekurangan. Dari
segi kekuatan, tentunya pembelajaran online tidak dibatasi ruang dan
waktu, apalagi seruan pemerintah untuk melakukan karantina mandiri,
jarak fisik, dan sosial. Namun kebebasan saat ini tidak dapat dimaknai
sebagai kebebasan yang tidak terbatas dalam belajar. Seperti yang sudah
kita bahas di atas bahwa ada empat poin dalam belajar gratis dan 4 hal
utama dalam kampus mandiri (Abidah et al., 2020).
Transformasi Pendidikan Di
Era Pandemi Covid 19
A. Pendahuluan
Pandemik COVID-19 adalah, krisis kesehatan yang saat ini sedang
melanda dunia. Infeksi virus Corona atau Covid-19 disebabkan oleh
corona virus, yaitu, kelompok virus yang menginfeksi sistem
pernapasan. virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat,
seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus ini bisa menyerang
siapa saja, laki-laki, perempuan, anak kecil, dan orang dewasa. Parahnya
lagi, hal itu terjadi dalam tempo yang cepat dan skala yang luas.
Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat, hingga butuh
penanganan secepatnya. Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk
mencegah seseorang terinfeksi Covid-19. Cara terbaik untuk melindungi
diri kita adalah, dengan menghindari kondisi atau tempat di mana
berpotensi terpapar virus tersebut (N Leuwol, S Gaspersz, 2020).
Pandemi Covid-19 yang mewabah di berbagai negara, termasuk
Indonesia, telah mengubah pola perilaku masyarakat dalam beraktivitas
sehari-hari. Tak terkecuali dunia pendidikan yang kemudian
menyelenggarakan aktivitas belajar mengajar dari rumah sejak bulan
Maret 2020 yang lalu hingga tahun ajaran berganti. Seolah seluruh
jenjang pendidikan 'dipaksa' bertransformasi untuk beradaptasi secara
tiba-tiba drastis untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui
media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena
belum sepenuhnya siap. Di sisi lain, berbagai tantangan dan kerumitan
yang serba tiba-tiba tersebut dianggap sebagai momentum untuk
transformasi sistem pendidikan menjadi digital. Kerumitan serupa juga
dialami oleh para pemangku kebijakan, yang terpaksa menarik maju
60 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses ataupun tahapan dalam pengubahan
sikap serta etika maupun tata laku seseorang atau kelompok dalam
orang dalam meningkatkan pola pikir manusia melalui pengajaran dan
pelatihan serta perbuatan yang mendidik. Jadi pendidikan adalah proses
pembelajaran yang dibutuhkan manusia untuk mengarahkan,
membimbing, memperbaiki dan mengembangkan potensi dirinya.
dirasa terkesan “mendadak” serba digital. Siap tidak siap harus dihadapi.
Walaupun di dunia pendidikan semestinya hal ini bukan hal baru,
mungkin hanya saja kita yang terlambat mengetahui dan
mengaplikasikan.
Belajar
Mandiri:
Pembelajaran
Daring
di
Tengah
Pandemi
Covid-19
pendidikan sekolah. Butuh banyak penyesuaian diri, dan bisa menjadi
langkah awal bagi kita untuk menapaki masa depan dunia pendidikan.
d. Adanya Kolaborasi antara Pendidik dan Orang tua.
C. Penutup
Pelaksanaan pendidikan selama masa pandemi Covid-19 seharusnya
menjadi momentum untuk melakukan transformasi pendidikan. Bagi
para pendidik, situasi saat ini hendaknya menjadi kesempatan untuk
melakukan transformasi pendidikan melalui kebiasaan-kebiasaan baru
dalam pendidikan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Bagaimana
para pendidik disiapkan untuk tidak menekankan pada konten, tetapi
pada proses. Sistem pembelajaran di era pandemic Covid-19 saat ini,
hendaknya bisa langsung menyentuh kehidupan peserta didik.
Tujuannya untuk memberi kesempatan mengembangkan kemampuan
beradaptasi, bukan sekadar menghafal materi-materi yang diberikan
para pendidik.
Pembelajaran daring telah membuka berbagai problem pendidikan di
era pandemi Covid-19. Selain itu semakin menunjukkan bahwa
pembangunan pendidikan di Indonesia membutuhkan dukungan dari
berbagai pihak. Pendidikan sebagai suatu ekosistem utuh yang tidak
lepas dari kebijakan politik, daya dukung teknologi, infrastruktur yang
memadai, serta dukungan dari orangtua/masyarakat. Tanpa itu semua,
pendidikan tidak dapat optimal dalam mencerdaskan anak bangsa.
Proses belajar selama masa pandemi ini memang membutuhkan
kesiapan mental dari para pendidik, anak didik, dan orang tua. Banyak
tantangan yang dihadapi selama masa pandemi, tetapi setiap manusia
yang dianugerahi daya adaptasi justru dengan kondisi ini digiring untuk
melakukan pembelajaran yang baru. Pendidikan tidak semata harus
berada di sekolah/ kampus, tetapi di mana saja. Pendidikan jalur formal,
informal, dan nonformal, saling melengkapi dan menggantikan,
sehingga saat ini tidak perlu ada kebingungan.
66 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Problematika Pembelajaran
Media Online pada Era
Pandemi Covid-19
A. Pendahuluan
Dunia dikagetkan dengan kedatangan virus corona. Virus ini semakin
banyak menyerang dan memakan korban jiwa serta dengan cepat
menyebar hampir rata keseluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
secara resmi menyatakan virus Corona COVID-19 sebagai pandemic,
menyerang sistem pernapasan dan bisa menyebabkan pneumonia akut,
sampai kematian (Rizka Ausrianti, Rifka Putri Andayani, Defrima Oka
Surya, 2020). Kasus Covid-19 di seluruh dunia semakin meningkat dari
hari ke hari. Pada Sabtu (22/8/2020) mencapai 23.096.920 kasus dan
kematian akibat Covid-19 kini berjumlah 802.318 jiwa (Hana, 2020).
Kasus Covid 19 di Indonesia mencapai 149.408 dan tersebar di 34
provinsi dan 485 kabupaten/kota di Indonesia (Mukaromah, 2020).
Pandemi covid 19 pada umumnya mengubah tatanan sistem kehidupan,
baik segi ekonomi, kesehatan, pemerintah, pendidikan, industri dan lain
sebagainya. Kondisi ini menyebabkan pemerintah Indonesia
menentukan sikap dengan mengeluarkan himbauan kepada masyarakat
agar menjaga kesehatan dan mengurangi rantai penyebaran virus
dengan seruan berdiam diri di rumah/stay at home. Menteri pendidikan
dan kebudayaan mengeluarkan edaran tentang Pembelajaran secara
Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease (COVID- 19) sesuai dengan nomor surat
3636Z/nrX.At/itX/v:za (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, 2020).
68 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
D. Penutup
Pembelajaran online merupakan salah satu solusi untuk
mempertahankan agar proses pembelajaran di dunia pendidikan tetap
bisa dilaksanakan pada masa pandemi covid 19. Disisi lain terdapat
banyak problematika yang dihadapi oleh setiap individu yang terlibat
dalam proses tersebut. Problematika ini akan dapat diminimalisir jika
adanya kepedulian antara satu dan lainnya. Diperlukan adanya
komitmen lembaga pendidikan, komitmen pemerintah dan masyarakat
saling bekerjasama agar peserta didik bisa mendapatkan metode
pembelajaran yang tepat, sehingga proses untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa tetap bisa dilaksanakan.
Dilema Pembelajaran Daring
Era Covid-19 Bagi Mahasiswa
A. Pendahuluan
Dunia Pendidikan tak terhindarkan dari dampak pandemi virus Corona
(Covid-19) yang berakibat terhentinya proses pembelajaran secara tatap
muka digantikan dengan metode pembelajaran jarak jauh melalui
sistem daring (dalam jaringan). Tentu saja proses adaptasi diperlukan
oleh mahasiswa dan dosen menanggapi situasi tersebut sehingga
tercipta nuansa pembelajaran yang efektif dan fleksibel dengan
kemampuan akses teknologi yang harus dimaksimalkan meskipun pada
kenyataanya masih kurang maksimal dalam penguasaan akses sehingga
menjadikan hal tersebut sebagai sebuah tantangan tersendiri baik bagi
dosen maupun mahasiswa. Penggunaan teknologi ini memiliki peranan
penting dalam proses pembelajaran di masa pandemi global covid-19
(Pakpahan and Fitriani, 2020).
Pendekatan yang dilakukan oleh masing-masing perguruan tinggi
berbeda-beda dengan berbagai macam kendala. Ada beberapa
Perguruan tinggi yang telah menerapkan proses pembelajaran daring
tetapi itu tidaklah banyak dibandingkan angka atau jumlah PT yang
sama sekali belum menerapkan. Tentu saja hal tersebut berbanding
lurus dengan kemahiran dan akan berimbas kepada besar kecilnya
kendala yang dihadapi di dalam proses. Belum lagi dengan segala fasiltas
pendukung yang harus memadai guna maksimalnya suatu proses belajar
mengajar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebahagian besar mahasiswa merasakan
kesulitan dalam membiasakan proses preferensi tersebut. Bagi yang
sudah terbiasa tentu saja kondisi ini dipandang dapat memberi ruang
74 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
D. Penutup
Aktivitas yang semula dominan berlangsung dalam kelas yang akhirnya
beralih ke daring merupakan situasi yang tidak lazim terjadi baik bagi
mahasiswa maupun dosen sehingga membutuhkan persiapan yang
mendukung aktivitas tersebut. Sementara realita yang terjadi bahwa
persiapan yang belum maksimal sementara kondisi memaksa harus
melakukan pembelajaran secara online dengan memaksimalkan
teknologi yang ternyata masih banyak yang termasuk dalam golongan
“Gagap Teknologi” sehingga proses transfer ilmu terkesan “ala kadarnya”
yang tentu saja bagi mahasiswa hal tersebut menjadi dilema karena
tidak tersaji pilihan lain selain harus memilih untuk tetap mengikuti
ritme yang ada meskipun dengan berbagai macam kendala dan
kekurangan agar proses pembelajaran tetap berlangsung meskipun tidak
sebagaimana mestinya tetapi tetap dengan tujuan menerima manfaat
semaksimal mungkin. Senada dengan apa yang disampaikan oleh
(Karwati, 2014) bahwa pembelajaran yang dilakukan secara elektronik
adalah kategori yang tinggi, sementara kualitas pembelajarannya berada
dalam kategori cukup.
Sederhanakan Kurikulum
Pendidikan Saat Pandemic
Covid-19
A. Pendahuluan
Pembelajaran daring membutuhkan tanggungjawab, kemandirian dan
ketekunan pribadi, karena tidak ada yang mengontrol selain dirinya
sendiri. Mereka harus mendownload dan membaca materi, menjawab
quiz/soal serta mensubmit tugas secara mandiri. Kapabilitas
pembelajaran online akan memberikan kinerja mahasiswa yang lebih
bagus dibanding dengan pembelajaran konvensional, karena selain
berpengetahuan mereka juga melek teknologi. Pembelajaran daring
memang memberikan media pembelajaran yang variatif seperti media
video pembelajaran yang terhubung ke youtube, media video
conference, media jurnal ilmiah atau topik yang tersistem secara digital.
Kemajuan teknologi pembelajaran harus didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai, seperti meratanya jaringan internet hingga ke
pelosok pedesaan. Namun kebijakan pembelajaran dengan sistem online
ini ternyata tidak mulus, masih banyak keluhan yang disampaikan oleh
masyarakat. (Mastuti, 2020). Keluhan-keluhan tersebut diakomodir oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kebijakan
penyederhanaan kurikulum. Mereka menyusun kurikulum darurat yaitu
penyederhanaan kompetensi dasar di mana kisi-kisinya mengarah pada
penyederhanaan kurikulum yang dirumuskan dalam fokus kurikulum
yang mencakup pada tiga hal yakni literasi, numerasi dan pendidikan
karakter.
78 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
B. Pengenalan Kurikulum
Perubahan besar terjadi dalam dunia pendidikan pada masa pandemic
Covid-19 ini. Perubahan tersebut terkait dengan system, metode dan
proses pembelajaran. Pendidikan tidak lagi di ruang kelas melainkan di
layar komputer, Ipad dan HP. Dikenal dengan online learning, daring
atau remote learning. Pembelajaran tatap muka, telah ditinggalkan
bukan karena dianggap tertutup dan dipahami sebagai model
tradisional namun awalnya lebih karena menghindarkan diri dari
penularan Covid-19. Kuliah online menjadi solusi untuk tetap
menjalankan kegiatan belajar-mengajar di tengah penyebaran virus
corona (Covid-19) yang semakin meluas.
Kebijakan tersebut sejalan dengan kebijakan kampus merdeka
bahwasanya kampus merdeka dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
proses pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel
sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Kebijakan ini juga bertujuan
untuk meningkatkan link and match dengan dunia usaha dan dunia
industri, serta untuk mempersiapkan mahasiswa dalam dunia kerja
sejak awal. Melalui kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka,
Perguruan Tinggi dituntut untuk merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian
pembelajaran secara optimal (Direktorat Jeneral Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).
Perubahan tersebut tentunya diawali dari perubahan kurikulum yang
menyesuaikan dengan situasi pandemic Covid-19 ini yang dikenal
dengan kurikulum darurat. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan
Kurikulum Darurat menurut (Amin, 2020) adalah kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan
pendidikan pada masa darurat dengan memperhatikan Panduan
Kurikulum Darurat pada Madrasah rambu rambu ketentuan yang
berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing satuan pendidikan di
Sederhanakan Kurikulum Pendidikan Saat Pandemic Covid-19 79
masa darurat. Masa darurat yang dimaksud bukan hanya pada masa
darurat wabah Corona Virus Disease (Covid-19), tetapi berlaku pula pada
masa darurat karena terjadi bencana alam, huru-hara dan sebagainya.
Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB dalam menanggulangi dampak COVID19,) dan menetapkan
bencana non-alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional.
Kebijakan ini berdampak langsung terhadap kegiatan yang bersifat
komunal atau menghimpun orang banyak dalam suatu tempat. Satuan
pendidikan merupakan institusi yang diliburkan dan peserta didik
melakukan proses pembelajaran dari rumah. Dalam situasi darurat
bencana, merujuk kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) No 72 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus dan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan
Pendidikan Aman Bencana (SPAB), dalam situasi darurat, pendidikan
harus tetap berlangsung dengan akses dan layanan pendidikan
dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan berpusat pada pemenuhan hak
pendidikan anak (Kebudayaan, 2020).
D. Penutup
Kurikulum yang disederhanakan berarti seorang pendidik harus mampu
menyesuaikan materi yang dibawakannya dengan kondisi siswa.
Kurikulum dilaksanakan dengan prinsip merdeka belajar dan berpusat
pada murid, sehingga membutuhkan kreatiitas dan inovasi untuk
menghadapi kondisi tersebut. Di masa pandemic Covid-19 ini pendidik
Sederhanakan Kurikulum Pendidikan Saat Pandemic Covid-19 83
A. Pendahuluan
Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang unggul,
berkarakter dan memiliki tingkat keimanan dan ketaqwaan yang tinggi.
Peserta didik yang semacam itu dapat dihasilkan dari proses pendidikan
yang luar biasa didukung kurikulum yang baik. Kurikulum sebagai
landasan berjalannya proses pendidikan hendaknya dibuat dengan
melihat kebutuhan peserta didik dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Covid-19 telah memporakporandakan hampir seluruh sendi kehidupan
termasuk dunia pendidikan. Berjalannya dunia pendidikan sekarang ini
tidak lagi sama dengan masa-masa sebelumnya. Banyak hal yang
berubah, mulai dari tempat belajar yang harus dari rumah saja, cara
belajar yang tadinya bisa tatap muka sekarang lebih banyak dalam
jaringan internet. Metode belajar yang mungkin awalnya tidak
terpikirkan menggunakan metode yang dapat diakses dengan jaringan
sekarang ini banyak dimodifikasi agar materi bisa tersampaikan melalui
metode yang dapat dengan mudah diakses siswa di rumah.
Perubahan semacam itu menuntut adanya kurikulum yang fleksibel.
Kurikulum yang dapat dengan mudah menyesuiakan dengan situasi dan
kondisi yang tidak menentu dan tidak pernah terduga sebelumnya.
86 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
B. Pengertian Kurikulum
Guna membahas lebih jauh tentang kurikulum, kita kupas dulu dari
pengertian kurikulum itu sendiri. Kurikulum tersebut berasal dari kata
Curriculum dalam bahasa latin “Currere” yang mempunyai banyak arti
seperti maju dengan cepat , berlari cepat, menjalani dan juga berusaha
serta dari bahasa inggris yakni “Curriculum” yang mempunyai arti
“rencana pelajaran“. Dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir
yang artinya pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum
diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari.
Beberapa ahli mendefinisikan kurikulum sebagai berikut :
Maurice Dulton mengatakan dalam (Mudlofir, 2012) “Kurikulum
dipahami sebagai pengalaman-pengalaman yang didapatkan oleh
pembelajar di bawah naungan sekolah. Kurikulum sebagai sebuah
program / rencana pembelajaran, tidaklah hanya berisi tentang program
kegiatan, tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta
alat evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,
disamping itu juga berisi tentang alat atau media yang diharapkan
mampu menunjang pencapaian tujuan tersebut. Kurikulum sebagai
suatu rencana disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar
dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnya.
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan
dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku
yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan
(Dakir, 2004). Menurut (INDONESIA, 2012) kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diartikan bahwa kurikulum
merupakan suatu program atau rencana pembelajaran yang
diprogramkan melancarkan proses belajar mengajar di bawah
Kurikulum Fleksibel: Jalan Keluar Pembelajaran di Masa Covid-19 87
C. Komponen Kurikulum
Kurikulum menurut (Sudrajat, 2008) memiliki 5 komponen utama,
yaitu: (1) tujuan; (2) isi dan bahan (materi); (3) strategi, pembelajaran; (4)
organisasi kurikulum; (5) Evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki
keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.
1. Tujuan
prasarana yang dimiliki sekolah dan peserta didik tidak semua siap
menerima dalam waktu singkat untuk pembelajaran secara daring.
Sudah semestinya kurikulum di masa pandemic itu fleksibel,
menyesuaikan dengan kebutuhan daerah setempat dan kemajuan
teknologi. Dalam surat edaran (Menteri Pendidikan Nasional, 2020)
disampaikan 4 ( empat ) hal kebijakan pelaksanaan pembelajaran yakni
(1) pembelajaran mandiri ditujukan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna tanpa dibebani untuk menuntaskan capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan; (2) para pelajar
mesti dibekali dengan kecakapan hidup tentang pandemi Covid-19; (3)
guru memberikan tugas secara bervariasi dengan mempertimbangkan
perbedaan kemampuan setiap individu, dan fasilitas belajar; dan (4)
pemberian umpan balik (feedback) terhadap kinerja siswa mesti secara
kualitatif.
E. Penutup
Tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari system nilai pancasila
dirumuskan dalam (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2003)
Pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan
pendidikan tersebut di masa pandemic Covid-19 maka diperlukan
kurikulum yang fleksibel sehingga pendidikan bisa terus berjalan
menyesuiakan dengan situasi yang ada.
Strategi Pembelajaran
Alternatif Di Era Darurat
A. Pendahuluan
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap pengajar dituntut
untuk memahami benar strategi pembelajaran yang akan
diterapkannya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang pengajar perlu
memikirkan strategi pembelajaran yang akan digunakannya. Pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat berdampak pada tingkat penguasaan
atau prestasi belajar siswa. Jadi, strategi pembelajaran merupakan salah
satu unsur yang penting dipahami oleh pengajar. Jadi Penggunaan
strategi dalam pembelajaran merupakan salah satu penunjang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai
seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran
menurut Frelberg & Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai
berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan,
untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach &
Ely (1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara
cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Dick & Carey (1996) berpendapat bahwa strategi pembelajaran tidak
hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di
dalamnya materi atau paket pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri
atas semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan
digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
92 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
C. Tantangannya
Kunci efektivitas dari sistem pembelajaran daring adalah bagaimana
seorang guru tetap kreatif untuk menyajikan pembelajaran daring secara
menyenangkan dan mudah dimengerti sehingga para siswa tidak
merasa bosan dan tetap produktif di rumah. Penerapan pembelajaran
daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak, baik itu dari
penyedia layanan pendidikan atau dari pelajar sendiri. Pembelajaran
jarak jauh (online classroom) sebenarnya memberikan tantangan
tersendiri bagi guru-guru maupun Dosen.
Tantangan positif tersebut di antaranya adalah pertama untuk
menunjukkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media teknologi
dengan presentasi Zoom, penugasan via Google Classroom, pre-test atau
post-test dengan kuis, dan pemberian tugas proyek dengan
pemanfaatan Whatsapp, e-mail , presentasi interaktif dengan peardeck,
dan lain-lain. "Karena hal itu mutlak harus dilakukan untuk mentransfer
pengetahuan kepada peserta didik secara menarik dan efektif,"
Kedua, menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam
keterbatasan waktu. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan
96 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
D. Penutup
Suksesnya sebuah pendidikan tidak hanya terletak pada teknologi yang
digunakan, tetapi lebih jauh dari pada itu ada sosok pengajar yang akan
mengerakkan arus proses pengajaran menjadi lebih bermakna. Artinya
tanpa adanya sosok pengajar penggerak didalam dunia pendidikan
maka pembentukan karakter tidak akan tercapai. Inilah yang dikatakan
input dan proses yang baik dapat meningkatkan kapasitas intelektual
pelajar akan tetapi membangun karakter dan integritas bagi siswa
adalah sebuah keniscayaan karena generasi masa depan akan
menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu dimasa
pandemi ini perlu juga direncanakan pembelajaran yang berkualitas bagi
siswa bukan hanya sekedar menyelesaikan tanggung jawab dalam
mengajar. Jadi bukan hanya sekedar menemukan sistem daring yang
digunakan tetapi juga kesiapan para pengajar mengelola pembelajaran
yang menarik agar tidak membosankan siswa untuk mengikuti
pembelajaran secara jarak jauh. Tentu disini peran pengajar juga sangat
menentukan keberhasilan pengajaran dimasa pandemik ini.
98 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Metamorfosa Media
Pembelajaran saat Pandemi
Covid-19
A. Pendahuluan
Corona Virus Disease (Covid-19) tidak hanya memberikan dampak besar
dalam bidang kesehatan namun juga berdampak pada berbagai bidang
kehidupan lainnya, salah satunya pendidikan. Kehadiran Covid-19 secara
tiba-tiba mendesak berbagai elemen dalam dunia pendidikan
beradaptasi dengan keadaan yang ada. Kondisi pandemi Covid-19
memaksa agar setiap kegiatan dilakukan dari rumah. Slogan Work from
Home dan Study from Home menjadi begitu familiar saat ini. Hal ini
tentu memberikan shock effect yang cukup besar bagi berbagai pihak
yang terlibat dalam dunia pendidikan. Selama ini, secara umum
pendidikan di Indonesia dilakukan secara langsung dalam ruang kelas
(on-site) dengan bertatap muka, namun akhirnya harus berubah
menjadi daring (online) dengan bertatap layar handphone atau laptop.
Kekalutan tentang efektivitas pembelajaran secara daring ini dirasakan
oleh berbagai pihak. Namun, semua pihak dipaksa untuk berupaya
memaksimalkan proses pembelajaran secara jarak jauh agar tidak terjadi
kelumpuhan dalam dunia pendidikan. Bisa dibayangkan bagaimana
kelamnya masa depan, jika generasi muda saat ini tidak terus belajar.
Hal ini sebenarnya juga bukan merupakan tantangan peserta didik saja
namun juga tantangan besar bagi pendidik. Dosen dan guru sebagai
pendidik yang biasanya membawa buku dan spidol saja akhirnya harus
menggunakan perangkat teknologi untuk menyampaikan materi yang
telah disiapkan. Tantangannya menjadi double tentu saja, karena dosen
dan guru tidak dapat berinteraksi langsung dan melihat bagaimana pola
100 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
d. Microsoft Teams
e. Facetime
f. Whatsapp
kontrol agar peserta didik tidak merasa dilepaskan sendiri dan diminta
terjun bebas begitu saja. Keresahan pendidik dan peserta didik
diharapkan dapat terbiasa menjadi budaya belajar saat dan selepas
pandemi Covid-19. Teknologi dapat sangat bermanfaat positif apabila
digunakan secara bijaksana dan tepat. Selain itu, sudah seyogyanya kita
mengiringi perkembangan teknologi pada arus globalisasi dengan
meningkatkan kualitas media pembelajaran sebagai sarana
perpanjangan tangan materi yang disampaikan.
Metamorfosa media pembelajaran saat Covid-19 ini dapat diilustrasikan
menggunakan metamorfosa sempurna kupu-kupu. Metamorfosa media
pembelajaran ini disebut metamorfosa sempurna karena ada perubahan
bentuk yang sangat berbeda antara media pembelajaran sebelum dan
saat Covid-19. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
C. Penutup
Metamorfosa media pembelajaran di saat pandemi Covid-19 ini berarti
ada sebuah kedewasaan pemahaman dalam penggunaan media
pembelajaran sebagai perantara atau penyambung informasi dan pesan
dari pendidik kepada peserta didik. Pembelajaran konvensional yang
biasanya dilakukan bertatap muka dengan media pembelajaran
Metamorfosa Media Pembelajaran saat Pandemi Covid-19 105
A. Pendahuluan
Pandemi COVID-19 telah merubah sistem di seluruh aspek kehidupan
manusia, khususnya perubahan di bidang pendidikan. Kebutuhan untuk
pemenuhan hak pendidikan untuk peserta didik dan upaya untuk
mencegah penyebaran COVID-19, memaksa sekolah atau kampus untuk
mengikuti perubahan sistem pembelajaran yang telah ditetapkan
melalui kebijakan pemerintah dari pembelajaran tatap muka dan
menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau istilah lain
disebut dalam jaring (daring). Bagi daerah perkotaan yang sudah
mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung
sistem pembelajaran daring tersebut, tentu berdampak positif karena
pembelajaran daring ini memberikan pengalaman yang baru bagi
pendidik dan peserta didik. Namun bagi daerah yang tinggal di pelosok
yang sangat terbatas jaringan akses internet atau bagi daerah yang
kurang mendukung sarana dan prasarananya, tentunya mempunyai
banyak kendala yang dihadapi mulai dari ketidaksiapan menjalankan
pembelajaran daring, sampai masalah psikologi anak dan beban
ekonomi akibat dari dampak dari COVID-19 ini.
Kendala yang dihadapi selama belajar di rumah, menurut hasil survey
yang dilakukan oleh Inovasi (2020), menemukan bahwa hanya sekitar
28% responden yang menyatakan anak mereka belajar dengan
menggunakan media daring dan 66% responden menyatakan anak
belajar dengan menggunakan media offline dan sisanya 6% tidak ada
bahan yang diberikan oleh guru. Bila ditinjau dari provinsi, semakin
terpencil provinsi tersebut, maka semakin kecil persentase siswa yang
mendapatkan pembelajaran via daring. Provinsi Jawa Timur, 40%
108 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
secara teknis dan sistem belum semuanya siap. Selama ini pembelajaran
daring hanya sebagai konsep, sebagai perangkat teknis, belum sebagai
cara berpikir, sebagai paradigma pembelajaran. Padahal, pembelajaran
daring bukan metode untuk mengubah belajar tatap muka dengan
aplikasi digital, bukan pula membebani siswa dengan tugas yang
bertumpuk setiap hari. Pembelajaran secara daring harusnya
mendorong siswa menjadi kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber
pengetahuan, menghasilkan karya, mengasah wawasan dan ujungnya
membentuk siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat (Suharwoto,
2020).
D. Penutup
Kita semua harus beradaptasi dengan keadaan yang tidak bisa
dipastikan kapan datangnya dan kapan berakhirnya. Pandemi COVID
19 jelas membuat semua komponen dalam pendidikan harus berubah,
dengan tidak mengabaikan kendala yang dihadapi tentunya perubahan
menuju yang lebih baik. Untuk menselaraskan kebutuhan akan hak
pendidik bagi peserta didik dan mengurangi perkembangan dan
pengendalian COVID-19, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan
semua elemen masyarakat. Semoga kita bisa melewati pandemi COVID
19 dan dengan mengambil pelajaran yang baik untuk diterapkan di
masa-masa mendatang.
Dampak Sistem Pembelajaran
Daring di Perguruan Tinggi
A. Pendahuluan
Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru yang
baru muncul dan belum pernah diidentifikasikan sebelumnya pada
manusia. Gejala umum dari infeksi Covid-19 adalah gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-ratanya adalah sekitar 5 – 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang
selama 14 hari (Dewi, 2020). Pada akhir bulan Maret tahun 2020, Covid
19 mulai merebak di Indonesia. Hal ini menimbulkan banyak cara yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah penyebarannya.
Salah satunya adalah melalui Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi Nomor 1
Tahun 2020 tentang Pencegaham Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) di Perguruan Tinggi. Melalui surat edaran tersebut,
pihak Kemendikbud memberikan instruksi kepada seluruh pemimpin
perguruan tinggi untuk belajar dari rumah masing-masing (Firman &
Rahayu, 2020). Edaran yang diberikan menimbulkan fast respon dari
setiap perguruan tinggi yang ada diseluruh wilayah Indonesia untuk
melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau yang lebih dikenal
dengan pembelajaran daring.
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan
dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform
yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan
meskipun jarak jauh (Handarini & Wulandari, 2020). Pembelajaran
daring dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang
bermutu kepada para mahasiswa dengan menggunakan bantuan alat
teknologi informasi dan jaringan internet (Yuliani et al., 2020). Oleh
114 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau yang lebih dikenal dengan
pembelajaran daring tentunya membutuhkan Information Technology
(IT). Oleh karena itu, pada dosen dan mahasiswa dituntut agar cakap
dalam mengimplementasikan teknologi tersebut. Hal inilah yang
memicu adanya percepatan transformasi teknologi pendidikan yang
selaras dengan era revolusi 4.0 yang terus bergerak maju. Era ini
tentunya akan berdampak pada peran pendidikan khususnya peran
pendidiknya. Jika peran pendidik masih mempertahankan sebagai
penyampai pengetahuan, maka mereka akan kehilangan peran seiring
dengan perkembangan teknologi dan perubahan metode
pembelajarannya.
Kondisi tersebut harus diatasi dengan menambah kompetensi pendidik
yang mendukung pengetahuan untuk eksplorasi dan penciptaan melalui
pembelajaran mandiri. Oleh karena itu, sejalan dengan upaya bangsa
Indonesia dalam menyongsong era industri 4.0, di mana semua aspek
kehidupan tidak terlepas dari sentuhan teknologi. Semua sektor
kehidupan terutama sektor pendidikan harus mampu beradaptasi dan
mengadopsi teknologi dan kemajuan sektor tersebut untuk bisa tetap
bertahan dan eksis ditengah badai efek desruptif (mengganggu
kemapanan) industry 4.0 yang semakin marak. Jika sebelumnya
berbagai wacana tentang kebijakan pendukung, serta sosialisasi tentang
era industry 4.0 belum berhasil membuat institusi pendidikan tinggi
menggapai progress yang signifikan, maka saat ini Covid-19 justru
memberikan dampak yang luar biasa dalam transformasi digital
pendidikan tinggi di Indonesia.
116 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
C. Penutup
Pembelajaran daring merupakan solusi terbaik perguruan tinggi untuk
mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka menerapkan social
distancing guna melakukan pencegahan terhadap penyebaran wabah
120 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
A. Pendahuluan
Revolusi industri keempat atau yang dikenal dengan Revolusi Industri
4.0 merupakan era inovasi disruptif, di mana inovasi ini berkembang
sangat pesat, sehingga mampu membantu terciptanya pasar baru. Disisi
lain inovasi ini juga mampu mengganggu atau merusak pasar yang
sudah ada dan lebih dahsyat lagi mampu menggantikan teknologi yang
sudah ada. Menghadapi tantangan yang besar tersebut maka pendidikan
dituntut untuk berubah. Lembaga pendidikan perlu melestarikan nilai
nilai lama yang baik serta mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik
pula. Perubahan-perubahan dan inovasi-inovasi serta kemampuan
beradaptasi sangat mutlak diperlukan dalam upaya mempertahankan
eksistensi lembaga pendidikan. Termasuk pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut
pendidikan 4.0. Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan
pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran atau dikenal
dengan sistem siber (cyber system). Sistem ini mampu membuat proses
pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan
batas waktu (Darmawan, 2018). Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu cepat menimbulkan perubahan-perubahan di
masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan keterkejutan
masa depan pada diri manusia. Salah satu usaha untuk menangkal
keterkejutan masa depan tersebut adalah transformasi pendidikan
berupa penajaman arah, perubahan struktur, perbaikan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan berorientasi pada masa depan
(Sonhadji, 2012). Termasuk kemampuan beradaptasi dan kemampuan
122 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
uang baru: informasi dan data; Modal baru: talenta kreatif dan lintas
disiplin; Kecakapan baru: AI, Data Analytics & 3D Printing; Perusahaan
baru: Mass customization (vs Mass production); (3) pemberdayaan
individu. Orang kebanyakan mendapat akses pada jejaring digital untuk
mendapatkan pengetahuan, berkomunikasi global dan menjalankan
bisnis (Jusuf, 2020).
Ketiga, kehidupan dan pembelajaran pada masa covid-19 meliputi:
hidup dalam ketakutan, kesehatan dan imunitas, jarak fisik dijaga,
kerumunan orang dihindari, tinggal di rumah, tidak ada kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, anak belajar di rumah bersama orang tua
dan saudara-saudaranya, makin kecil anak makin memerlukan
pendampingan, guru memfasilitasi, memonitor dan menilai kegiatan
pembelajaran (Solehuddin, 2020).
Keempat, perubahan perilaku manusia seiring masalah pandemi covid
19 telah memicu banyak pergeseran dalam bisnis, termasuk juga dalam
dimensi pendidikan. Pergeseran-pergeseran ini bisa memunculkan
peluang-peluang bisnis yang baru diantaranya: (a) orang akan sangat
memperhatikan kebersihan dan kesehatan (clean and health); (b) digital
ekonomi bakal booming, termasuk digital pendidikan; (c) orang akan
semakin memberikan perhatian serius kepada aspek lingkungan; (d)
industri kreatif bakal berkembang ke arah digital; (e) familiy ties, ikatan
kekeluargaan akan menguat; (f) makin meningkatnya rasa nasionalisme
(Suteja, 2020).
Kelima, kondisi pendidikan di Indonesia data tahun 2019 berada pada
peringkat 6 terbawah. Indonesia diminta tinggalkan sistem pendidikan
“feodalistik”. Dalam survey kualitas pendidikan yang dikeluarkan oleh
PISA. Indonesia menempati peringkat ke72 dari 77 negara. Pengamat
menilai, kompetensi guru yang rendah dan sistem pendidikan yang
terlalu kuno menjadi penyebabnya (Suherman, 2020). Kendatipun
demikian, pemerintah tetap optimis dan harus memiliki political will
untuk mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan kompetensi
guru dan kualitas pendidikan.
Keenam, perubahan-perubahan terjadi di bidang pekerjaan, tempat
bekerja dan pekerja. Dalam bidang pekerjaan, banyak jenis pekerjaan
124 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
ada sebelumnya. Hal ini perlu ada strategi sehingga diperoleh suatu
kondisi kehidupan baru pasca gelombang pandemi covid-19 menuju
kehidupan normal baru (a new normal). Adapun peluang akselerasi
pendidikan 4.0 di tengah covid-19. Pertama, penggunaan teknologi dan
inovasi hasil revolusi industri 4.0 (IoT, big data, artificial intelligence,
robot, & the sharing economy) berpusat pada manusia untuk
memecahkan masalah sosial ekonomi, lingkungan, dan kehidupan
spiritualitas yang berkualitas. Kedua, menciptakan sistem pendidikan
berkualitas tinggi yang terjangkau dan menjangkau setiap orang
menggunakan sistem e-learning dan teknologi terkini. Ketiga,
menciptakan pendidikan yang mendukung pembentukan pola pikir dan
keterampilan untuk melakukan “apapun”, berbekal STEM dan
keterampilan revolusi industri 4.0 (Belawati, 2020).
Keempat, hal senada menurut Solehuddin (2020), di tengah Covid-19,
peluang akselerasi pendidikan yaitu dengan melakukan inovasi
pembelajaran yaitu meliputi: mencoba sesuatu yang baru, penggunaan
IT, kolaborasi guru dan orang tua, memfasilitasi orang tua untuk
mendampingi proses belajar anak, memonitor kegiatan belajar anak
secara daring dan melakukan parenting education. Adapun
pembelajaran pasca covid-19 dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu:
(1) melanjutkan inovasi pembelajaran; (2) meningkatkan inovasi
pembelajaran; dan (3) memaksimalkan inovasi pembelajaran.
Kelima, peluang akselerasi pendidikan 4.0 di tengah covid-19 yaitu
dengan melakukan re-imajinasi pengembangan keprofesian
(professional development) guru dan tenaga kependidikan (GTK) yaitu
meliputi; (1) berpusat pada murid/peserta didik dan pembelajarannya.
Tahapan-tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) observasi.
Mulai dari murid. Apa masalah pembelajaran yang dihadapi murid di
sekolah? (b) diskusi pertama, apa penyebabnya? Apa yang perlu
dilakukan guru?; (c) diskusi kedua, susun program pelatihan guru.
Lakukan diferensiasi. Juga rencanakan evaluasi pada waktu
implementasi; (d) implementasi pertama, lakukan program pelatihan
oleh guru; (e) implementasi kedua, lakukan praktik di sekolah. Lalu
lakukan evaluasi untuk melihat proses implementasi tersebut; (f)
evaluasi dan refleksi. Kembali kepada murid. Apakah program yang
130 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
E. Penutup
Akselerasi pendidikan 4.0 di tengah covid-19 memiliki berbagai macam
peluang untuk menyiapkan peserta didik dengan berbagai macam
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan diharapkan memiliki kemampuan beradaptasi
dalam menghadapi perubahan-perubahan dan inovasi-inovasi dalam
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui penerapan
sistem pembelajaran berbasis teknologi dan informasi dengan
paradigma sharing untuk mengembangkan potensi dan mendapatkan
nilai tambah pribadi.
132 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Tantangan Pembelajaran di
Masa Covid-19
A. Pendahuluan
Teknologi informasi adalah salah satu bidang yang mengalami
peningkatan selama masa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 banyak
membawa perubahan dalam berbagai bidang yang ada di Indonesia
pada khususnya dan dunia pada umumnya. Tidak terkecuali dalam
bidang pendidikan mulai dari sekolah Paud, Sekolah Dasar sampai ke
tingkat perguruan tinggi, di mana pola pembelajaran secara tatap muka
diubah menjadi pembelajaran secara online atau pembelajaran jarak
jauh. Kebijakan pemerintah mengeluarkan aturan pembelajaran secara
online bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid
2019. Selain itu pembatasan sosial, memakai masker, mencuci tangan
dan menjaga jarak dianjurkan oleh pemerintah untuk mencegah
penyebaran virus Covid -19. WHO juga mengeluarkan himbauan agar
kegiatan yang melibatkan massa berkerumun seperti pembelajaran
tatap muka di sekolah dan di perguruan tinggi harus ditinjau ulang
untuk melakukannya (Sadikin and Hamidah, 2020). Anjuran tersebut
mendapat banyak respon mulai dari sekolah Paud, Sekolah Dasar
sampai perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran secara online
atau daring.
Pembelajaran secara online selama masa pandemi Covid-19 tentunya
membutuhkan peran dari orang tua dan biaya serta perangkat
elektronik seperti komputer, laptop dan smartphone yang cukup
memadai serta jaringan yang harus mendukung. Selain itu dibutuhkan
metode baru dalam mengajar atau berkomunikasi secara online selama
pembelajaran daring dilaksanakan. Guru dan dosen harus mampu
merubah strategi, gaya atau metode dalam proses mengajar dan belajar
134 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Pembelajaran secara online atau daring pada tingkat sekolah dasar dapat
berjalan dengan baik apabila ada kerjasama yang dilakukan antara guru,
murid dan orang tua. Metode pembelajaran yang dilakukan pada
sekolah dasar kebanyakan memberikan materi dan tugas dalam bentuk
video yang dikirim melalui whatsaap group, selain itu ada juga yang
menggunakan aplikasi ruang guru dan google classroom dalam
memberikan materi dan tugas. Berbagai aplikasi yang digunakan selama
pembelajaran online harus tetap mengacu pada kurikulum nasional,
penyederhanaan kurikulum secara mandiri atau dapat juga memakai
kurikulum darurat.
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
E. Penutup
Pembelajaran secara online pada masa covid-19 membutuhkan sarana
dan prasarana yang cukup memadai. Selain itu pendampingan orang tua
juga sangat berperan aktif dalam pembelajaran online terutama kepada
para pelajar yag masih duduk di tingkat sekolah Paud, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Pada tingkat
perguruan tinggi pelajar sudah memiliki kemandirian dalam belajar dan
penguasaan teknologi informasi yang cukup sehingga orang tua cukup
melakukan pengawasan dalam menggunakan teknologi informasi yang
digunakan. Agar pembelajaran online selama covid-19 dapat berjalan
dengan baik, maka kerjasama yang baik harus tetap terjalin dengan baik
mulai dari pemerintah, dinas pendidikan, guru, dosen dan pelajar serta
tidak lepas dari fasilitas pendukung selama pembelajaran online atau
daring dilaksanakan pada masing-masing daerah.
Tantangan Belajar Daring Di
Era New Normal
A. Pendahuluan
Belajar merupakan usaha sadar yang diselenggarakan secara perwujudan
nyata dengan kaedah yang berlaku di dalam kehidupan manusia dalam
rangka menegakkan upaya sikap, perilaku dan tindakan yang baik dan
benar. Karenanya belajar tidak mengenal tempat, waktu maupun
medianya. Bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara menuturkan bahwa
setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru, artinya
aktivitas manusia dalam kehidupannya dalam interaksi maupun
komunikasi di mana pun dan kapanpun mengandung pesan rutinitas
belajar. Informasi yang diserap merupakan sebuah pengetahuan yang
bermanfaat bagi dirinya, dan interaksi yang terjadi atau yang dilakukan
adalah tindakan belajar. Maka belajar berkaitan upaya menempa diri,
sebagai manusia yang pembelajar maka dirinya siap dengan tempaan
yang dicetak lewat pengetahuan dan pengalamannya.
Situasi dan kondisi yang menimpa pada manusia pembelajar merupakan
ruang pengetahuan yang mempola dirinya, alih-alih ini sebuah
keniscayaan dalam melangsungkan kehidupan manusia. Lebih kritis lagi
lingkungan adalah tempat penjara bagi mereka manusia tak pembelajar,
artinya keterkejutan akan perubahan yang tidak diduga sebelumnya.
Maka ruang publik yang dinamis dengan sendirinya akan mendesain
manusia itu sendiri. Kelayakan manusia yang menempati ruang tersebut
menjadi orang-orang pilihan bagi populasinya.
Jika dilihat masa post pandemi ini, manusia ditantang mampu bertahan
hingga lolos dari seleksi ruang publik yang dinamis. Kesiapsiagaan
manusia menjadi pondasi kuat dalam kepekaan dan mawas diri untuk
144 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
mampu melewati masa perubahan yang dinamis dan pasti. Sebut saja
era distrubtion yang kini menyelimuti aktivitas manusia yang sedang
gencar memilah-milah manusia canggih dan inovatif. Maka dari itu
peran manusia pembelajar dengan bekal pengetahuan yang selalu di
upgrade menjadi syarat utama.
Penelusuran tulisan ini adalah bagaimana manusia-manusia yang hadir
di era new normal atau manusia pasca pandemic mampu melewati masa
kungkungan informasi dan interaksi dalam mengupgrade
pengetahuannya sehingga lolos dan menjadi manusia yang layak hidup
di masa depan. Tantangan belajar melalui aktivitas daring menjadi
potret penulis untuk menjajaki bagaimana fenomena tersebut menjadi
reaksi yang kuat di semua kalangan hari ini, jika masa pandemi
kehidupan manusia berubah drastis dari aktivitas sebelumnya dari yang
tatap langsung menjadi tatap layar dan dari yang dekat menjadi
berjarak, intruksi ini merupakan suara dunia yang menggema menjadi
himbauan protokol kesehatan.
Tantangan terberat bagi para orang tua dengan kondisi merebahnya
Covid-19 tentunya memengaruhi penurunan kemampuan ekonomi
mereka. Hal tersebut dapat memengaruhi sikap dan perilaku orang tua
dalam mengawasi, membimbing, melatih, serta memberikan perhatian
terhadap anak-anak mereka. Dinamika yang melanda utamanya para
orang tua dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah dengan adanya
pandemi Covid-19 ini, sangat sulit bertahan untuk mencukupi
kebutuhan hidup sehari-harinya. Kondisi yang demikian menjadi
keprihatinan kita semua, semoga para anak usia emas sebagai bagian
dari generasi penerus tetap dapat tumbuh dan berkembang sebagai
modal dan aset bangsa dalam pembangunan di masa mendatang
(Wijoyo & Indrawan, 2020).
Melalui kacamata pendidikan dapat mengungkap manusia pembelajar,
bagaimana ia mampu menelaah hambatan dan tantangan dalam
fenomena yang terjadi di era pandemi, khususnya generasi bangsa yang
akan diduga menjadi pewaris peradaban manusia. Warga negara
hipotetik (yang diduga) harus didesain kearah bekal diri yang mampu
memahami, meyakini dan melakukan dalam upaya baik, benar dan
kepatutan.
Tantangan Belajar Daring Di Era New Normal 145
C. Penutup
Jendela pengetahuan dalam jaringan menjadi hal yang baru dan menjadi
trend pendidikan hari ini, oleh karena itu mendesain pemahaman baru
tentang keterkaitan teknologi dan pendidikan dalam asas
kebermanfaatan perlu ditakar melalui keseriusan dan kolaborasi. Oleh
karena itu yang menjadi tantangan di era new normal pada dunia
pendidikan adalah bagaimana peran pemerintah, pelaku pendidikan,
pemerhati pendidikan dan swasta meskipun kehidupan manusia dalam
keadaan terpasung oleh sebuah ancaman, semua elemen yang terlibat
dalam pendidikan akan berusaha semaksimal mungkin untuk tetap
Tantangan Belajar Daring Di Era New Normal 149
A. Pendahuluan
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19) saat ini berdampak bagi seluruh
masyarakat dunia tidak terkecuali bagi Indonesia juga. Data Litbang
Kompas 28/03/2020 dampak virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang
seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Surat Edaran (SE)
pemerintah tanggal 18 Maret 2020 menyatakan segala kegiatan didalam
dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi
mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan. Pada
tanggal 24 Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020, Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
COVID-19, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar
dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada pendidikan
kecakapan hidup antara lain mengenai Pandemi Covid-19.
Proses pembelajaran daring/jarak jauh dilakukan pada setiap level
pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai dengan pendidikan tinggi.
Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam
proses pembelajaran. Dengan pembelajaran daring peserta didik
memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar di mana pun dan
kapanpun. Peserta didik dapat berinteraksi dengan guru menggunakan
beberapa aplikasi seperti video converence, live chat, zoom, google
meeting, skype. Ini merupakan inovasi metode pembelajaran di tingkat
pendidikan formal untuk menjawab tantangan akan ketersediaan
sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model media
152 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Ketentuan khusus:
1. Peserta didik yang tinggal di daerah zona kuning, oranye atau
merah dan/atau dalam perjalannya ke dan dari satuan
pendidikan harus melalui zona kuning, oranye, dan/atau merah
tetap melanjutkan BDR.
2. Peserta didik yang berasal dari daerah zona kuning, oranye, atau
merah dan kemudian pindah ke zona hijau tempat satuan
pendidikan berada harus melakukan isolasi mandiri selama 14
(empat belas) hari setelah kepindahan dan sebelum melakukan
pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.
Implementasi Pembelajaran Era dan Pasca Pandemi Covid-19 157
F. Penutup
Pembelajaran online memberikan kemudahan dalam memberikan
transfer informasi pada berbagai situasi dan kondisi. Kegiatan belajar
dapat berjalan baik dan efektif sesuai dengan kreativitas guru dalam
memberikan materi kepada siswa. Namun, pembelajaran daring/online
perlu dievaluasi dan disesuaikan dengan kondisi tempat satuan
pendidikan, mengingat kemampuan orang tua memberikan fasilitas
pembelajaran online berbeda. Kuncinya adalah memaksimalkan
kemampuan peserta didik belajar dalam kondisi pandemi covid-19.
Langkah stragis yang harus dilakukan sekolah pasca pandemi Covid-19:
1. Lakukan peninjauan kembali terhadap target pembelajaran yang
ingin dicapai, agar sekolah rasional dan selaras dengan situasi
dan kondisi baru dalam new normal.
162 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Sudarsana, I. K., Simarmata, J., Putu Nova, O., et al. (2018) Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi, Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia. Jayapangus Press. doi:
10.21831/JPAI.V8I2.949.
Sudarsana, I. K., Simarmata, J., Swasgita, I. P. H. Y., et al. (2018) “Teknologi
Dan Aplikasinya Dalam Dunia Pendidikan,” Jayapangus Press
Books, hal. i–55.
Sudrajat, A. (2008) ‘Komponen-Komponen Kurikulum’. Available at:
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen
komponen-kurikulum/.
Suhada, I. et al. (2020) ‘Pembelajaran Daring Berbasis Google Classroom
Mahasiswa Pendidikan Biologi Pada Masa Wabah Covid-19’, Digital
Library UIN Sunan Gunung Jati, 2019, pp. 1–9. Available at:
http://digilib.uinsgd.ac.id/30584/.
Suharwoto, G. (2020) Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19,
Tantangan yang Mendewasakan, Time Indonesia. Tersedia pada:
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/261667/pembelajara
n-online-di-tengah-pandemi-covid19-tantangan-yang-
mendewasakan.
Suherman, M. (2020). Merdeka Belajar Dalam Masa Pandemi Covid-19.
Jakarta: Siswamedia.
Suteja, J. (2020). Tantangan dan Peluang Bisnis pada Masa Pandemi
Covid-19. Bandung: Universitas Pasundan.
Syahril, I. (2020). Kebijakan Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dalam Merdeka Belajar. Jakarta: Kemendikbud
The Conversation (2020) Riset dampak COVID-19: potret gap akses
online ‘Belajar dari Rumah’ dari 4 provinsi, The conversation.
Tika, Moh. Pabundu (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Penerbit: Bumi Aksara.
Tuncay, N., Uzunboylu, H. and Teker, N. (2011) ‘Students evaluation of
EDU 2.0: A case study’, Procedia - Social and Behavioral Sciences.
Daftar Pustaka 177
Muliana, S.E.,M.M.
Lahir di Mattoanging, Kab.Soppeng pada tanggal 10 Desember 1983. Ia
menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi tahun 2007.
Ia merupakan alumnus Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada tahun 2013 mengikuti
Program Magister Manajemen dan lulus pada tahun 2015 dari Universitas
Hasanuddin, Makassar. Pada tahun 2016 diangkat menjadi Dosen
180 Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
Jamaludin, M.Kom.
Praktisi dan akademisi yang lahir di Bah Jambi, 11 Januari 1973 memiliki
latar belakang sarjana teknik informatika dari Sekolah Tinggi Poliprofesi
Medan dan magister komputer dari Universitas Sumatera Utara dengan
peminatan komputer. Saat ini bertugas sebagai dosen di Politeknik
Ganesha Medan sejak tahun 2013 sampai sekarang. Aktif dalam penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat untuk merealisasikan kerja dosen
dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mulai aktif menulis buku sejak
akhir 2019 sampai sekarang. Tema yang digemari dalam penulisan buku
adalah komputer, bisnis online dan pendidikan.
Karwanto
Lahir di Indramayu Jawa Barat. Anak ketiga dari sembilan bersaudara
pasangan Bapak Abdulloh dan Ibu Katimah. Pendidikan dasar dan
menengah diselesaikan di daerah kelahirannya. SD Negeri 1 Pekandangan
Indramayu, Lulus Tahun 1990, SMP Negeri 3 Indramayu, Lulus Tahun
1993 dan SMA Negeri 2 Indramayu (sekarang SMA Negeri 1 Indramayu)
Jurusan Fisika, Lulus Tahun 1996. Program Strata Satu (S1) ditempuh di
IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama
Islam Program Minor Pendidikan Matematika, lulus tahun 2000.
Program Magister (S2) Program Studi Manajemen Pendidikan di
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES) Lulus Tahun 2004
dan Program Doktor (S3) Program Studi Manajemen Pendidikan di
Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM) Lulus Tahun 2009. Saat ini
Biodata Penulis 185
Belajar Mandiri
Buku ini akan membahas banyak hal terkait proses belajar mandiriyang
ISBN 978-623-94636-1-8
press@kitamenulis.id