Anda di halaman 1dari 1

Kelemahan LEISA

1. Penerapan LEISA pada awal kegiatan akan memerlukan modal besar karena merupakan
gabungan dari kegiatan pertanian, perternakan dan perikanan. Untuk memulai penerapan
LEISA harus dipilih faktor produksi yang bernilai tinggi, berkesinambungan memberikan
pendapatan secara ekonomis dan tidak memerlukan modal besar diawalnya. Di sisi lain,
kemampuan permodalan masyarakat masih rendah, sehingga penerapan LEISA terhambat
(Mustikarini, 2010).
2. Tingkat keyakinan masyarakat masih rendah terhadap keuntungan yang diadapatkan. Hal ini
dikarenakan tidak adanya bimbingan dan dukungan secara terus-menerus pada masyarakat,
sehingga mereka akan mudah merasa gagal dan segera meninggalkan usaha yang sebenarnya
menguntungkan (Mustikarini, 2010).
3. Reeves (1989) dalam Fagi (2013) mengklarifikasi LEISA dan HICF kaitannya dengan
keberlanjutan (sustainability) dari pembangunan pertanian, sustainable diartikan sebagai
supportable. Artinya pertanian yang berlanjut adalah yang mampu memenuhi kebutuhan
penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Tingkat masukan (inputs) dan keluaran (outputs)
dijadikan dasar penilaian dari keberlanjutan dan konsekuensinya yang timbul.

DAFTAR PUSTAKA

Fagi M Achmad. 2013. Threatened Indonesia Food Security: Strategy and Policy for
Stabilization and Development. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 11 No. 1, Juni 2014
: 11-25

Mustikarini, Eries Dyah; Lestari, Tri; Santi, Ratna. 2010. Penerapan Paket Teknologi LEISA
(Low External Input and Sustainable Agriculture) pada Lahan Pasca Penambangan Timah
di Kecamatan Mendo Barat, Bangka. ENVIAGRO Vol 3, No 1 (2010)

Reeves, T.G. 1998. Sustainable Intensification of Agriculture. Mexico, D.F., CIMMYT.

Anda mungkin juga menyukai