CJR Ekonomi Mikro Hardia Fitri
CJR Ekonomi Mikro Hardia Fitri
REVIEW
MK. PENGANTAR
EKONOMI MIKRO
PRODI S1 PENDIDIKAN
EKONOMI FAKULTAS
EKONOMI
Skor Nilai:
i
MEDAN
DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas Critical journal Review ini tepat waktu. Makalah Ini membahas tentang
SOLUSINYA”. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CJR mata kuliah pengantar
Ekonomi Mikro Dalam penulisan Critical Jurnal Review ini, saya tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terimakasih kepada orang tua yang selalu mendoakan dan kepada bapak dosen pengampu,
membantu dalam penyelesaian tugas ini. Saya menyadari bahwa Critical Jurnal Review ini
masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................2
A. Identifikasi Jurnal........................................................................................2
B. Ringkasan Jurnal.........................................................................................3
BAB 3 PEMBAHASAN..............................................................................................5
1.1 Kesimpulan....................................................................................................6
1.2 Saran..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sektor usaha kecil memiliki peran strategis baik secara ekonomi, sosial, dan politis. Fungsi
ekonomi usaha kecil karena ia menyediakan barang dan jasa bagi konsumen berdaya beli rendah
sampai sedang dan memberikan kontribusi besar pada perolehan devisa negara. Secara sosial
politis, fungsi sektor usaha kecil sangat penting dalam hal penyerapan tenaga kerja serta upaya
pengentasan kemiskinan, yang lebih penting lagi adalah sebagai sarana untuk membangkitkan
ekonomi kerakyatan. Usaha mikro tergolong jenis usaha marjinal, yang antara lain ditunjukkan
oleh penggunaan teknologi yang relatif sederhana, tingkat modal dan kadang akses terhadap
kredit yang rendah, serta cenderung berorientasi pada pasar lokal. Studi-studi yang dilakukan di
beberapa negara menunjukkan bahwa usaha mikro mempunyai peranan yang cukup besar bagi
pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja melalui penciptaan lapangan pekerjaan,
penyediaan barang dan jasa dengan harga murah, serta mengatasi masalah kemiskinan.
Disamping itu, usaha mikro juga merupakan salah satu komponen utama pengembangan
ekonomi lokal dan mampu memberdayakan golongan ekonomi lemah.
Strategi untuk memberdayakan pelaku usaha skala mikro dan kecil antara lain dilakukan melalui
peningkatan produktivitas usahanya. Namun demikian strategi pemberdayaan pengusaha mikro
pada umumnya seringkali tidak berhasil antara lain disebabkan karena (Wulandari, 2007) : -
Kurang kesadaran dan motivasi dari pengusaha sendiri untuk mengembangkan usaha lebih
profesional. Mereka sudah merasa cukup jika produknya terjual. - Kurang inovasi dalam
manajemen usaha baik di bidang pemasaran, produksi maupun strategi penjualan. Volume 6. No.
2 Januari 2010 Jurnal Administrasi Bisnis 2 - Terbatasnya waktu untuk terjun secara total dalam
usaha karena terbentur aktivitas domestik maupun sosial (pengajian, arisan, pertemuan warga,
dll) terutama bagi pengusaha perempuan, sehingga mereka tidak punya waktu untuk kegiatan
pelatihan usaha, dll - Akses kepada pendanaan dan permodalan rendah.
1
BAB II
RINGKASAN JURNAL
IDENTITAS JURNAL
ALTERNATIF SOLUSINYA
VOLUME : 6
EDISI :2
RINGKASAN JURNAL
SOLUSINYA
a. Pendahuluan
Program untuk memberdayakan UKM mendapatkan perhatian yang cukup besar dari
pemerintah terbukti dengan adanya berbagai bantuan pemberdayaan yang diberikan baik lewat
kementrian koperasi dan usaha kecil maupun lewat departemen perindustrian dan perdagangan.
Selain itu perhatian dari kalangan swasta pun cukup besar khususnya perbankan melalui skema
pendanaan kredit mikro untuk membantu permodalan usaha kecil dan mikro. Program-program
pemberdayaan dan pengembangan usaha ini umumnya mendapat respon positif dari para
pengusaha kecil dan mikro. Mereka banyak memanfaatkan program perkuatan tersebut untuk
mengembangkan usahanya. Namun demikian dari temuan di lapangan dalam penelitian yang
2
pernah dilakukan oleh peneliti, diperoleh informasi bahwa seringkali UKM kurang proaktif dan
belum memaksimalkan bantuan yang diberikan, kemandirian UKM yang diharapkan belum
sepenuhnya berhasil. Artikel ini memberi gambaran bagaimana UKM yang telah mendapatkan
bantuan apakah bantuan tersebut mampu meningkatkan usaha mereka serta peluang dan kendala
apa yang dihadapi dalam meningkatkan efektivitas pemberdayaan UKM. Artikel ini merupakan
hasil penelitian yang dilakukan pada lima UKM di Jogjakarta yang bergerak di bidang kerajinan
dan makanan.
b. Kajian Teori
Kenyataan bahwa usaha kecil belum dapat mewujudkan kemampuan dan peranannya secara
optimal dalam perekonomian nasional. Hal ini disebabkan antara lain karena usaha kecil masih
menghadapi berbagai hambatan baik eksternal maupun internal dalam bidang produksi dan
pengolahan, pemasaran, permodalan, sumberdaya manusia maupun teknologi, serta iklim usaha
yang belum mendukung agi pengembangannya. Kendala-kendala tersebut kemudian akan
menimbulkan kendala-kendala lain yang sangat berpengaruh dalam perkembangan dan
pertumbuhan usaha kecil dan menengah, antara lain (Sudoko, 1995) : 1. Kelemahan dalam
memperoleh peluang (akses pasar) dan memperbesar pangsa pasar. 2. Kelemahan dalam struktur
permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur akses terhadap sumber-sumber
permodalan. 3. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen. 4. Keterbatasan dalam
kelemahan pemanfaatan akses dan penguasaan teknologi, khususnya teknologi terapan. 5.
Keterbatasan jaringan usaha dan kerjasama usaha kecil. Hal-hal ini masih ditambah dengan
kendala-kendala yang bersifat eksternal yaitu adanya iklim usaha yang kurang kondusif dan
rendahnya kepedulian terhadap pembinaan usaha kecil. Selain itu kendala utama dalam
pemberdayaan usaha kecil tidak terlepas dari problema pengusaha kecil sendiri yang menurut
Panggabean (2002) adalah : 1. Sumber Daya manusia dan Manajemen SDM usaha kecil sebagian
besar memiliki keterbatasan baik dari segi pendidikan formal maupun dari segi pengetahuan dan
ketrampilan, sehingga menyebabkan motivasi berwirausaha menjadi tidak cukup kuat untuk
meningkatkan usaha dan meraih peluang pasar. Akibat keterbatasan pendidikan tersebut, pada
umumnya manajemen usaha kecil dikelola dengan cara sederhana oleh keluarga, secara turun
temurun dan hanya memenuhi kebutuhan keluarga. Misalnya tidak adanya sistem pembukuan
yang mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. 2. Modal Permodalan merupakan satu
kebutuhan penting yang diperlukan untuk memajukan dan mengembangkan UKM. Tetapi
kondisi di lapangan menunjukkan bahwa kredit Volume 6. No. 2 Januari 2010 Jurnal
Administrasi Bisnis 4 permodalan yang disediakan pemerintah sulit didapatkan oleh pengusaha
3
kecil. Dengan keterbatasan modal tersebut UKM sulit berkembang dan masuk dalam jajaran
bisnis formal yang lebih besar,sehingga mendapatkan margin usaha yang cenderung tipis. 3.
Teknologi. Pengembangan teknologi bertujuan untuk mengembangkan produksi menjadi lebih
produktif, efisien dan dapat meningkat kualitas produk. sebagian pelaku usaha kecil masih
dihadapkan pada kendala informasi yang terbatas dan kemampuan akses ke sumber teknologi. 4.
Lemahnya Asosiasi Belum ada asosiasi usaha kecil yang anggotanya mempunyai latar belakang
pengusaha. Membangun asosiasi sebaiknya dapat dikondisikan oleh lembaga penyedia jasa yang
bertugas melayani usaha kecil sehingga secara alamiah asosiasi tersebut benar-benar tumbuh dari
mereka dan berjuang untuk kepentingan UKM.
c. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, bermaksud untuk mengetahui efektivitas program
pemberdayaan UKM terhadap kemandirian dan peningkatan usahanya. Adapun data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari kata-kata dan tindakan
informan yang diamati atau diwawancarai. Data tersebut dikumpulkan melalui wawancara
kepada pengusaha kecil dan mikro yang pernah mendapatkan program bantuan pemberdayaan
(penguatan) baik dari pemerintah maupun swasta dalam berbagai bentuk dapat berupa modal,
pelatihan, pameran, manajerial, investasi alat, dll. Analisis data akan menggunakan metode
deskriptif analisis dengan cara mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari lapangan berkaitan
dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini kemudian ditarik kesimpulan.
4
BAB III
PEMBAHASAN
A.PEMBAHASAN
Kriteria pengusaha yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mereka yang pernah
mendapatkan bantuan atau program pemberdayaan dari berbagai lembaga pemerintah maupun
non pemerintah. Hasil penelitian ini memang tidak untuk menggeneralisir populasi karena sifat
penelitiannya kuialitatif dan responden bukan bertindak sebagai sampel dari Volume 6. No. 2
Januari 2010 Jurnal Administrasi Bisnis 6 populasi. Namun demikian hasilnya dapat
memberikan sedikit gambaran tentang pemberdayaan pengusaha kecil dan mikro. Berdasarkan
hasil wawancara diperoleh keterangan beberapa program pemberdayaan (bantuan) yang pernah
diterima oleh para responden antara lain pelatihan manajemen, permodalan, fasilitasi pameran,
serta pelatihan ketrampilan. Bantuan yang pernah diterima ini memang tidak banyak
frekuensinya dan memiliki sasaran berbeda. Permodalan merupakan program pemberdayaan
yang paling diminati baik pengusaha yang sudah lama maupun yang baru mulai menjalankan
usaha. Permodalan memang merupakan salah satu hal yang fundamental. Apalagi para
pengusaha ini mempunyai modal yang tidak banyak pada waktu membuka usaha bahkan harus
kredit agar bisa berjalan produksinya.
Cakupan ruang lingkup dari artikel tersebut kurang luas, artikel tersebut hanya membahas
manajer dalam sekolah tersebut saja.
Bahasa yang digunaka pada artikel ini berbelit-belit dan susah dimengerti jika hanya
membaca satu kali saja.
5
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : -
Berbagai skema pemberdayaan yang diberikan oleh berbagai pihak kepada para pengusaha kecil
dan mikro ini sangat bermanfaat dalam pengembangan usaha mereka. Apalagi bagi usaha yang
baru dirintis, manfaat yang dirasakan jauh lebih besar. Hal ini sesuai dengan tujuan diberikannya
skema pemberdayaan tersebut yaitu untuk meningkatkan kemandirian dan pengembangan usaha.
- Dampak yang dirasakan dari skema pemberdayaan tersebut antara lain mampu mengenalkan
usaha kepada calon pembeli jika fasilitasi berupa pameran. Manakala fasilitasi berupa pelatihan
mampu meningkatkan ketrampilan dan menambah wawasan bagi para pengusaha ini. Sedangkan
jika fasilitasi berupa permodalan mampu memberikan rangsangan bagi perluasan usaha maupun
perbaikan usaha. - Kendala yang dihadapi dalam mengefektifkan skema pemberdayaan antara
lain waktu, bagi pengusaha yang sudah lama menjalankan usahanya dan cukup besar maka
waktu untuk mengikuti pelatihan sangat minim. Mereka telah disibukkan dengan urusan rutin
bisnis dan tidak sempat untuk keluar dari rutinitas. Selain waktiu kendala lain adalah motivasi
Hasil pelatihan kadangkala sulit untuk diterapkan karena kemauan yang rendah dari para
pengusaha ini maupun kebiasaan yang telah lama ada sehingga sulit untuk berubah. Sebaliknya
bagi para pengusha pemula mereka masih punya lebih banyak waktu dan masih semangat untuk
belajar banyak hal melalui pelatihan apalagi jika hasil pelatihan tersebut dapat langsung
dirasakan misalnya mendapat ijin dari depkes ataupun pelatihan setifikasi produk misalnya. -
Masalah sumber daya juga menjadi alasan yang menjadi kendala. Sumber daya bisa berupa
manusia ataupun dana. - Selain kendala faktor pendorong efektivitas pemberdayaan adalah
kemauan dari si pengusaha untuk menerapkan apa yang telah didapat baik dari pelatihan maupun
pendampingan dalam pengelolaan usahanya. Pengusaha yang berusaha untuk memperbaiki
sistem manajemen maupun pengeloaan usaha sesuai hasil pelatihan maupun Volume 6. No. 2
Januari 2010 Jurnal Administrasi Bisnis 10 pendampingan sebenarnya merasakan manfaat yang
6
cukup besar terutama untuk mendapatkan permodalan yang mempersyaratkan pencatatan dan
administrasi yang lebih tertib.
A. Rekomendasi
Dari segi aspek ruang lingkup dan tata bahasa artikel harus diperbaiki lagi agar jurnal dapat
menjadi sumber referensi yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewanti,Ida Susi Nurul. 2010. PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MIKRO : KENDALA DAN
7
8