Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa salawat beriring salam kita
hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah pada mata kuliah Bahasa Indonesia ini tepat waktu.

Makalah dengan judul “Pengertian, Fungsi dan Ragam Bahasa” ini kami susun
untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Lili
Niwirdi, Ms .
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Lili Niwirdi, Ms selaku dosen
Bahasa Indonesia, terima kasih kepada anggota kelompok I, serta pihak-pihak yang
telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan


kerendahan hati, kami memohon maaf.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian

Padang, 5 September 2013


Tim Penyusun,

                                                                                                                       
Kelompok I
DAFTAR ISI

COVER…………………..………………………...………………………………..... i
KATA PENGANTAR…………………………………...…………………………... ii
DAFTAR ISI…………………..……………………………...…………………..… iii

BAB I PENDAHULUAN
          I . 1 PENDAHULUAN ………………………………………..……………… 1

BAB II MATERI
          II . 1 PENGERTIAN BAHASA ……………………………………...………. 3
          II . 2 FUNGSI BAHASA …………………………………………...………… 4
          II . 3 RAGAM BAHASA …………………………………………………….. 4

BAB III PENUTUP


          III . 1 KESIMPULAN ………………………………………………...……..  12
          III . 2 KRITIK DAN SARAN ……………………………………………….. 12
          III . 3 REFERENSI ………………………………………………………..… 12
BAB I
PENDAHULUAN

I . 1 PENDAHULUAN

Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat
yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa
perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh.
Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan
bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak
teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan
bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk
berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita
cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa
standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah
asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif.
Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat
saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat
memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk
melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada
perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu,
bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan
bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan
istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.
Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu,
termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana
berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo,
1993, 1995).
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia)
iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam
struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai
akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa
peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan
bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari
daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yang
digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa
Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di
dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
Arti, Fungsi dan Ragam Bahasa

1. Arti Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk


berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang
berdasarkan suatu system ,yaitu seperangkat aturan yang dipenuhi oleh
pemakainya .Sistem tersebut mencakup unsur-unsur berikut

 System lambang yang bermakna dan dapat di pahami oleh masyarakat


pemakainya.
 System lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh
masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan .
 Lambang-lambang tersebut bersift arbiter(kesepakatan) digunakan secara
berulang dan tetap.
 System lambang tersebut bersifat terbatas,tetapi produktif.Artinya ,dengan
system yang sederhana dan jumlah aturanya yang terbatas dapat
menghasilkan jumlah kata ,frasa,klausa,kalimat,paragraph.dan wacana yang
tidak terbatas jumlahnya
 System lambang bersifat unik ,khas dan tidak sama dengan lambang bahasa
lain.
 System lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal. Hal ini
memungkinkan bahwa suatu system bisa sama dengan system bahasa lain

2. Fungsi Bahasa

(1) Bahasa sebagai sarana komunikasi

Indikator kemampuan berbahasa indonesia yang komunikatif mencakup :

1. Kemampuan organisasional yang terdiri atas


a) Kemampuan gramatikal (kosakata,dialek atau ragam ,morfologi
,sintaksis,fonoloi atau grafologi dan
b) Kemampuan tekstual (retorika dan kohesi)
2. Kemampuan pragmatik yang terdiri atas
a) Kemampuan sosiolinguistik (kepekaan pada dialek atau ragam,kepekaan
pada kewajaran ,kepekaan pada register , dan kepekaan pada kiasan )
(komponen kemampuan bahas komunikatif (Brachman,1990)dalam
Madya “Bahasa Indonesia sebagai alat pengembangan ipteks ,” 2006).

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat


fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan,tingkatan,dan kepentingan yang
beraneka ragam ,misalnya,komunikasi ilmiah,komunikasi bisnis,komunikasi keja,dan
komunikasis sosial,dan komuikasi budaya.Untuk itu, pemakai bahasa komunikatif
memerlukan penetahuan dan keterampilan menggunakan berbagai ragam bahasa yang
dapat mendukung pengembangan pengetahuan,keterampilan, pemikiran, dan sikap
yang hendak dikomunikasikannya.
Manusia tidak dapat hidup seorang diri dalamm memenuhi kebutuhannya
setiap orang memerlukan kerja sama dengan orang lain. Kebutuhan manusia sangat
banyak dan beraneka ragam. Meeka perlu berkomunikasi dalam berbagai lingkungan
di tempat mereka berada: antaranggota keluarga-komunikasi keluarga, antaranggota
masyarakat-komunikasi sosial, anatrlembaga dalam lingkungan kerja-komunikasi
kerja, antarpengusaha dalam lingkungan bisnis-komunikasi bisnis, antarilmuan-
komunikasi imiah, dan sebagainya.

(2) Bahasa Sebagai Sarana Integrasi dan Adaptasi

Bahasa indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara


merupakan fungsi integraif. Indikator kedudukannya sebagai bahasa nasional:

1. lambang nasional yang dapat memberikan kebanggaan jati diri


pemakaianya sebagai bangsa indonesia.
2. lambang identitas nasional yang dapat dikenali oleh masyarakat pemaakai
dan masyarakat di luar pemakainya,
3. alat pemersatu penduduk antarpulau diseluruh wilayah indonesia, dan
4. alat komunikasi antardaerah dan antarbudaya.

Indikator kedudukannya sebagai bahasa negara,bahasa indonesia


berfungsisebagai :

1. bahasa dalam kegiatan resmi kenegaraan,


2. bahasa pengantar disekolah,
3. Alat komunikasi pada tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan
dan pemerintahan, dan alat pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.

Dengan bahaasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan.
Misalnya: integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah
departemen, integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bisnis, integritas
berbangsa dan bernegara, dan lain lain. Integritas tersebut menimbulkan berbagai
konsekuensi, misalnya harus beradaptasi dalam integritas tersebut sehingga tidak
menimbulkan konflik, perpecahan, atau permusuhan.

Bahkan, bahasa menimbulkan suatu kekuatan yang merupakan sinergi dengan


kekuatan orang lain dalam integritas tersebut. Kemampuan berintegritas dan
beradaptasi ini dibangun melalui aturan verbal (dan nonverbal dalam bentuk simbol-
simbol), yaitu bahasa. Misalnya seseorang tidak akan menggunakan bahasa ilmiah
ketika berbelanja di warung karena menyadari bahwa ilmiah hanya digunakan untuk
berkomunikasi ilmiah dengan sesama ilmuan; seorang kondektur bus tidak akan
menggunakan bahasa baku pada saat mempersilahkan penumpang memasuki bunya;
seorang ibu tidak akan menggunakan bahasa bisnis pada waktu menasihati anaknya;
seorang anak tidak akan menggunakan bahasa resmi pada waktu minta uang untuk
transpor kuliahnya.
(3) Bahasa Sebagai Sarana Control Social

Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar


orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing masing
mengamati ucapan, prilaku, dan simbol simbol lain yang menunjukkan arah
komunikasi. Bahasa kontrol ini dapat diwujudkan dalam bentuk: aturan, anggaran
dasar, undang undang, dan lain lain. Dalam kegiatan harian dapat berbentuk
komunikasi timbale balik, baik secara lisan maupun tulisan.

Dengan demikian, masing masing dapat mengendalikan komunikasi yang


hendak dituju. Mereka dapat saling member saran, kritik, nasihat, petunjuk, tegur
sapa, dan sebagainya. Kritik tajam dapat diterima dengan hati yang lapang jika
kalimat yang dikemukakan memberikan kesan yang tulus tanpa
prasangka.Misalnya:laporan Anda akan lebih baik jika lambat kami terima sehingga
tidak dapat di proses lebih lanjut. Sudah saatnya lembaga pendidikan ini
menggunakan multimedia dalam proses pembelajaran.

(4) Bahasa Sebagai Sarana Memahami Diri

Dalam membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan


mengindentifikasi kondisi dirinya terlebih dahulu.ia harus dapat menyebutkan potensi
dirinya ,kekuatan dirinya,bakat kecerdasan ,psikis,karakternya,psikososial,dan lai-
lain.Dari pemahaman yang cermat atas dirinya,seseorang akan mampu membangun
karakternya dan mengorbitkanya ke arah pengembnagan potensi dan kemampuannya
menciptakan kreativitas baru( kemampuan menulis proposal penelitian,proposal
kegiatan ,dan lain-lain diawali dari pemahaman diri)
(5) Bahasa sebagai sarana ekspresi diri

Orang tidak memiliki pemahaman tanpa pengungkpkan .Bahasa sebagai


ekspresi (pengungkapan) diri atas pemahaman dirinya dapat dilakukan dari tingkat
yng paling sederhana sampai dengan tingkat yang kompleks atau tingkat kesulitan
yang amat tinggi .Ekpresi sederhana,misalnya ,untuk menyatakan cinta (saya akan
senantiasa setia,bngga, dan prihatin kepadamu),lapar(sudah saatnya kita makan
siang ),kecewa(saya prihatin atas keputusan itu ), dan sedih .

Kiat ekspresi diri yang kompleks dapat berupa penyataan kemampuan


mengerjakan proyek-proyek besar dalam bentuk proposal yang sulit dan rumit,
menulis laporan (formal,artikel,teknis), menulis publikasi atas kemampuannya dalam
berbagai media elektronik (website, diskusi melalui internet), menulis desain produk,
dan sebagainya.

(6) Bahasa Sebagai Sarana Memahami Orang Lain

Untuk menjamin efektivitas komunikasi, seseorang perlu memahami orang


lain, seperti dalam memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap seseorang,
pemakai bahasa dapat mengenali berbagai hal mencakup kondisi pribadinya: potensi
biologis, intelektual, emosional, kecerdasan, karakter, paradigma yang melandasi
pemikirannya, tipologi dasar temperamennya (sanguines, melankolis, kholeris,
flagmatis), bakatnya, kemampuan kreativitasnya, kemampuan inovasinya, motivasi
pengembangan dirinya dan lain-lain. Melalui pemahaman orang lain yang
dihadapinya secara cermat dan mendalam, seseorang akan memperoleh wawasan
yang luas yang sangat bermanfaat dalam berbagai tingkat pergaulan, dalam penulisan
sebuah cerita, drama, film, dan sebagainya. Selain itu, juga dapat diperoleh
kemampuan berpikir sinergis dengan memadukan pengalaman orang lain bersamaan
dengan potensi dirinya sehingga menghasilkan keativitas baru yang khas.
Pemahaman ini juga memungkinkan tercapainya keunggulan dalam berkompetisi.
(7) Bahasa Sebagai Sarana Mengamati Lingkungan Sekitar

Manusia bagian dari lingkungan sekitar, baik lingkungan sosial maupun


lingkungan alamnya. Keberhasilan seseorang menggunakan kecerdasannya
ditentukan oleh kemampuannya memanfaatkan situasi lingkungannya sehingga
memperoleh berbagai kreativitas baru yang dapat memberikan berbagai keuntungan
bagi dirinya dan masyarakatnya. Untuk mencapai kreativitas tersebut, seseorang
harus mengamati secara cermat dengan sasaran dan target yang jelas sehingga dapat
mengukur tingkat keberhasilannya. Bahasa sebagai alat untuk mengamati masalah
tersebut harus diupayakan kepastian konsep, kepastian makna, dan kepastian proses
berpikir sehingga dapat mengekpresikan hasil pengamatan tersebut secara pasti
(eksak). Misalnya : apa yang melatarbelakangi pengamatan, bagaimana masalahnya,
mengidentifikasi objek apa yang diamati, menjelaskan bagaimana hasil pengamatan,
dan apa simpulannya.

(8) Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Logis

Untuk mengembangkan profesi, keahlian akademis, dan kemampuan


intelektual seseorang harus mampu berpikir logis. Kemampuan berpikir logis
memungkinkan seseorang untuk berpikir induktif, deduktif, sebab akibat, atau
kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau pemikiran secara jelas, utuh, runtut
dan konseptual. Melalui proses berpikir logis, seseorang dapat menentukan tindakan
tepat yang harus dilakukan. Proses berpikir logis merupakan hal yang abstrak. Untuk
itu, diperlukan bahasa yang efektif, sistematis, dengan ketepatan makna sehingga
mampu melambangkan konsep yang abstrak terseput menjadi konkret. Selain itu,
perlu disadari bahwa bahasa bukan hanya sarana proses berpikir melainkan juga
penghasil pemikiran, konsep, atau ide.
(9) Bahasa Membangun Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan memanfatkan potensi, pengalaman,


pengetahuan, dan situasi sehingga menghasilkan kreativitas baru yang
menguntungkan dirinya maupun masyarakatnya. Kreativitas baru dapat berupa situasi
yang diciptakan, berbagai bentuk benda, kinerja usaha, karya seni, teknologi, paduan
unsur tradisi, paduan tradisi dan modern, paduan tradisi dan produk asing. Misalnya :
cerita petualangan Bima dalam VCD, mengolah cerita tradisi menjadi cerita modern,
proposal kegiatan ilmiah yang sesuai dengan bidang keahlian, dan usulan kegiatan
pengolahan kekayaan alam kepada lembaga donasi.

Howard Gardner, peneliti kecerdasan, menyimpulkan bahwa kecerdasan


sekurang-kurangnya ada tujuh macam, yaitu :

1. linguistik yaitu kecerdasan menggunakan bahasa.


2. kecerdasan logis-matematis terkait dengan angka dan logika seperti
akuntansi, programer komputer, teknik, dan lain-lain.
3. kecerdasan spasial (terkait dengan tata ruang: arsitektur, fotografer,
pelukis, dan lain-lain),
4. kecerdasan musical terkait dengan pengolahan nada dan irama menjadi
karya musik yang dapat berfungsi untuk berbagai kepentingan, misalnya
terapi, membangkitkan semangat juang, menghibur, dan lain-lain.
5. kecerdasan kinestetik- jasmani terkait dengan kreativitas dan prestasi
keolahragaan,
6. kecerdasan antarpribadi (terkait dengan kemampuan untuk bekerja sama
dengan orang lain, memimpin, bernegoisasi dan lain-lain.), dan
7. kecerdasan intrapribadi terkait dengan kemampuannya mengendalikan
daya pikir dan emosinya dalam mengakses berbagai informasi dan potensi
yang bermanfaat bagi pengembangan dirinya.

Jenis kecerdasan ini dapat berkembang lebih banyak lagi, misalnya : kecerdasan
emosional kecerdasan spiritual, kecerdasan sosial, dan lain-lain.
Kecerdasan berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan sistem dan
fungsi bahasa dalam mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana argumentasi, narasi,
persuasi, deskripsi, analisis atau pemaparan, dan kemampuan menggunakan ragam
bahasa secara tepat sehingga menghasilkan kreatifitas baru dalam berbagain bentuk
dan fungsi kebahasaan. Orang yang memiliki kecerdasan berbahasa dapat memiliki
berbagai profesi: penulis cerita (roman, novel, skenario), penulis berita, jurnalis,
negosiator, komunikator, penerjemah, penyiar, dan lain-lain.

Indikator kecerdasan dapat diamati melalui proses peningkatan kemampuan


yang tiada henti. Indikator tersebut, antara lain, sebagai berikut :

1. Peningkatn kecerdasan, yang ditandai dengan upaya mencapai puncak


kemampuan (adversity Quotient), dari Quiters menuju Campers, meningkat
ke Campers lanjutan namun ada kalanya posisi Campers tidak berlanjut.

Jika berlanjut, kecerdasan meningkat ke Climbers, menuju puncak pendakian


sehingga mencapai kesadaran bahwa kesulitan adalah bagian dari hidup dan
menghindari kesulitan berarti menghindari kehidupan – Climbers lanjutan - berakhir
pada Top Climbers (puncak kecerdasan).

Kecerdasan ini berlaku pada berbagai karakter dan kepribadian setiap orang
dalam setiap bidang yang dikajinya. Dalam kajian bahasa, misalnya, indikator
kecerdasan seseorang dapat diamati pada peningkatan kemampuan menyusun
berbagai deskripsi, analisis, argumentasi, persuasi, dan narasi yang berlangsung
secara konsisten dan maju berkelanjutan.

2. Peningkatan kemampuan menggunakan kata, frasa, dan klausa dalam


menyusun kalimat.
3. Peningkatan kemampuan menggunakan unsur-unsur kalimat.
4. Peningkatan kemampuan membuat kalimat efektif .
5. Peningkatan kemampuan membuat paragraf.
6. Peningkatan kemampuan menyusun karangan ilmiah secara logis dan
sistematis.
7. Peningkatan kemampuan membaca secara kritis, analisis, sintesis, dan sinergis
sehingga dapat menciptakan kreativitas baru.
8. Peningkatan kemampuan menulis naskah yang dapat diterima oleh orang lain
berdasarkan kaidah yang baku.
9. Pengaplikasian lebih lanjut dapat menulis karangan yang berkualitas, proposal
yang rumit dan sulit, laporan berkualifikasi nasional yang baik dan benar; dan
sebagainya.

(10) Bahasa Mengembangkan Kecerdasan Ganda

Selain kecerdasan berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki beberapa


kecerdasan sekaligus. Kecerdasan –kecerdasan tersebut dapat berkembang secara
bersamaan. Selain memiliki kecerdasan berbahasa.

(11) Bahasa Membangun Karakter

Kecerdasan merupakan bagian dari karakter manusia. Kemampuan berbahasa


yang efektif, logis, sistematis, lugas, jelas, dan mudah dipahami merupakan refleksi
kecerdasan.

Kecerdasan berbahasa yang terkait dengan kemampuannya memahami orang


lain, dalam bentuk sederhana, misalnya, menyatakan simpatik, mengucapkan rasa
terima kasih, atau menyatakan kecewa terhadap orang lain. Kecerdasan bahasa yang
dikembangkan dan didukung kecerdasan lain secara sinergis memungkinkan
seseorang memiliki kecerdasan ganda. Kecerdasan berbahasa berpengaruh terhadap
karakter dan kepribadian seseorang.
(12) Bahasa Mengembangkan Profesi

Profesi seseorang tidak akan berkembang tanpa menunjukkan kemampuannya


kepada orang lain. Proses pengembangan profesi diawali dengan pembelajaran
dilanjutkan dengan pengembangan diri, dan pendakian puncak karier atau profesi.

(13) Bahasa Sarana Menciptakan Kreativitas Biru

Bahasa sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang menjadi


sarana berpikir logis yang memungkinkan pemakainya untuk mengembangkan segala
potensinya. Untuk menciptakan kreativitas baru, setiap mahasiswa harus mengkaji
konsep dasar secara menyeluruh dan tuntas,aplikasi konsep, studi kasus,dan
dilanjutkan dengan memikirkan solusinya.

Tidak ada pelestarian tanpa kreativitas biru. Seluruh bangsa bertanggung


jawab atas masalah ini. Para cerdik pandai, pemikir, praktisi, ilmuwan, pejabat, atau
siapapun warga bangsa selayaknya memikirkannya, bagaimana melestarikan potensi
bangsa dengan kreativitas baru.

3.Ragam Bahasa

I. Ragam Bahasa berdasarkan Media


A. Ragam Bahasa Lisan : berpidato, berdiskusi, dan bertelepon.
Ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan, intonasi (lagu
kalimat), kosakata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata,
dan penyusunan kalimat.

Ragam bahasa lisan terdiri dari :


 Ragam bahasa lisan baku sejalan dengan ragam bahasa tulis baku
 Ragam bahasa lisan tidak baku (bahasa pergaulan)

B. Ragam Bahasa Tulis .


Ditandai dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca, kosa
kata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, penyusuna
kalimat, paragraf dan wacana.

Contoh :

1. Pelafalan buku (dicetak miring) :


Asas (azas atau asas)
Bus ( bis atau bus)
Izin (ijin atau izin)
Khawatir (kawatir atau khawatir)
Computer (kompyuter atau komputer)
Logis (lojik atau logis)
Maksimum (maksimal atau maksimum)
Merger (merjer atau merger)
Minus (mines minus)
Nomor (nomer atau nomor)
Plus (ples atau plus)
Seksama (saksama atau seksama)
Target (tarjet atau target)
Tank (tenk, teng atau tang)
Teknik (tehnik, tekhnik, teknik)
Truk (trek atau truk)
Unit (yunit atau unit)
Zaman (jaman atau zaman)
Zakat (jakat atau zakat)

2. Pelafalan singkatan:
AC ( ace/ ase)
BBC (bebece/bibisi)
B.Sc. (beesce / biessi)
TBC (tebece/tebese)
TV (tivi /teve)
WC (wece/wese)

3. Ragam bahasa lisan


Tidak baku
a. Kosa kata lebih menekankan pilihan kata yang tidak baku.
Bini Pak Camat bina ibu-ibu bikin kerajinan dari bambu.
Arjuna sedang bikin skripsi.
b. Bentuk kata bahasa lisan cenderung tidak menggunakan imbuhan (awalan,
akhiran).
Arjuna sedang tulis skripsi.
Rina sedang masak nasi.
c. Kalimat cenderung tanpa unsure yang lengkap (tanpa subjek, predikat, atau
objek). Kejelasan kalimat dipengaruhi oleh unsur-unsur situasi ketika kalimat
tersebut diucapkan. Isi kalimat dapat dimengerti tetapi sruktur kalimatnya
salah. Misalnya, berupa anak kalimat, gabungan anak kalimat, tanpa subjek,
dan tanpa predikat (objek).
Di sini akan membicarakan pertumbuhan ekonomi 2004.
Untuk TKI yang akan dikirim ke luar negeri harus memiliki paspor.
Di Jakarta memiliki Pusat Bahasa.

Contoh;
Kita dalam rapat kerja ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah
konsep baru yang kreatif. Hasil kerja ini akan dijadikan acuan pada program
kerja 2005. Oleh karena itu, kita semua di tempat ini diharapkan dapat bekerja
secara serius sesuai dengan jadwal dan target yang sudah ditetapkan. Untuk
itu, kita semua disediakan sarana yang dapat mendukung pencapaian target
tersebut. Apa pun yang Anda perlukan untuk mencapai target tersebut dapat
disediakan.

4) Ragam bahasa tulis.


Raga mini menekankan penggunaan ragam bahasa baku, ejaan (EYD) yang
baku, kosa kata yang baku, bentuk kata berimbuhan, dan kalimat yang
lengkap secara gramatikal.

Contoh 1:
a. Kosakata
Istri Pak Camat membina ibu-ibu memproduksi kerajinan tangan dari
bambu.
Arjuna sedang membuat skripsi.
b. Bentuk kata
Arjuna sedang menulis skripsi.
Rina sedang memasak nasi.
c. Kalimat
Dalam seminar ini kita akan mengkaji pertumbuhan ekonomi 2004.
TKI yang dikirim ke luar negeri harus memiliki paspor.
Jakarta memiliki Pusat Bahasa.

Contoh 2:
Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi (TI) telah
menyebabkan terjadinya proses perubahan dramatis dalam segala aspek
kehidupan. Kehadiran TI tidak memberikan pilihan lain kepada dunia
pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya. TI sekarang ini
memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang bersifat global dari dan
keseluruh penjuru dunia sehingga batas wilayah suatu Negara menjadi
tiada dan Negara-negara di dunia terhubungkan menjadi satu kesatuan
yang disebut global village atau desa dunia. Melalui pemanfaatan TI, siapa
saja dapat memperoleh layanan pendidikan dan institute pendidikan mana
saja, dan kapan saja dikehendaki. (Paulia Pannen, M. Yunus, Teguh
Prakosa dalam kongres Bahasa Indonesia VIII, 2003)

II. Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu


Bertdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa baru
(modern).
1) Ragam lama lazim digunakan dalam penulisan naskah-naskah lama(kuno).
Ragam ini perlu dipahami oleh setiap orang yang bermaksud mengkaji
peristiwa-peristiwa masa lalu, misalnya upaya menemukan lokasi kapal
dagang VOC bermuatan benda-benda mulia yang tenggelam di Selat
Sunda, perjanjian dagang pemerintah Hindia Belanda dengan kerajaan
Banten, atau peristiwa-peristiwa lain yang di tulis pada masa lalu.
Misalnya: Pemakaian kosakata kolonialisme, feudal, bobot, dan lain-lain.
2) Ragam bahasa baru (modern) ditandai dengan penggunaan kata-kata baru,
Ejaan yang Disempurnakan, dan mengekspresikan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, misalnya: internet, jaringan, dan seluler.
III. Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi
1. Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efesien, baik, dan
benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengominikasikan proses kegiatan
dan hasil penalaran ilmiah, misalnya, dalam penulisan:
1) Proposal kegiatan ilmiah, proposal penelitian;
2) Laporan kegiatan yang berbentuk surat, artikel, makalah, naskah.
3) Karya tulis ilmiah: skrips, tesis, dan disertasi.
4) Laporan rutin suatu pekerjaan yang berbentuk surat, artikel, maupun
naskah;
5) Laporan pertanggungjawaban: laporan kegiatan, laporan keuangan,
laporan pemegang saham, laporan uji coba, laporan proyek, laporan
evaluasi, laporan auditing, laporan penelitian;
6) Laporan penelitian yang berbentuk: laporan analisis, laporan deskriptif,
laporan rekomendasi, laporan deskriptif-analisis.

Ciri ragam bahasa ilmiah:


1) Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas;
2) Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi
naskah;
3) Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara
lengkap;
4) Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/kata, ejaan, bentuk
kata, kalimat, paragraph, wacana;
5) Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topic,
pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil
analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran;
6) Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu
tertentu.
7) Objektif dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum
,menghindarkan bentuk persona,dan ungkapan subjektif.
8) konsisten dalam pembahasan topic,pengendalian
variable,permasalahan,tujuan,penalaran,istilah,sudut
pandang,pendahuluan,landasan teori,deskripsi data,hasil
analisis,sampai dengan kesimpulan dan saran.

Materi (topic) ragam bahasa ilmiah:

Ragam bahasa ilmiah digunakan dalam kajian kajian ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) yang terkait dengan penulisan upaya
pencarian,penemuan,pengolahan,dokumentasi,analisis,atau publikasi,dalam bentuk
:proposal penelitian,reproduksi suatu konsep, pembuktian suatu kebenaran teori,
temuan teori baru, pengembangan teori sehingga menghasilkan temuan teori baru
atau konsep yang belum pernah ada :rekayasa teknologi komunikasi, rekayasa satelit
pengintai, rekayasa teknologi nuklir bidang kedokteran, teknologi nuklir pembangkit
listrik,strategi memenangkan persaingan bisnis, membangun karakter, dan
kecerdasan,dan lain-lain.

Contoh:

Keputusan strategis mempunyai implikasi yang kompleks bagi kegiatan


bisnis, keputusan pembaruan pelanggan dengan strategi memenangkan persaingan
akan mempengaruhi keseluruhan unit kerja usaha atau divisi usaha yang lain. Semua
divisi tersebut akan dipengaruhi oleh alokasi dan relokasi tanggung jawab dan
pemberdayaan sumber daya yang yang ditimbulkan oleh suatu keputusan. Masing-
masing akan memberdayakan potensinya demi keberhasilan keputusan strategi
tersebut. Divisi perencanaan, keungan, produksi , pemasaran, transportasi, dan
sumber daya manusia membentuk suatu jaringan yang kokoh sehingga terjalin kerja
sama yang terpadu. Hasilnya,target strategi tersebut dapat dicapai secara
efisien,efektif,baik,dan benar,serta berlangung untuk perencanaan bisnis dalam
jangka panjang.

Ragam bahasa pidato

Ragam bahasa pidato dipengaruhi oleh :

(a) tujuan (menghibur,memberi tahu, mengajak/meminta),

(b) situasi(resmi,setengah resmi,tidak resmi), dan

(c) Pendekan isi pidato (pendekan akademis/intelektual,pendekatan


moral,pendekatan social), pidato resmi menyajikan materi bersifat mulia
dan kebenaran bersifat universal. Bahasa yang digunakan ragam lisan
baku,tanpa unsur kedaerahan, menggunakan lafal yang benar, struktur
kalimat sesuai dengan tata bahasa, misalnya pidato presiden menyambut
tamu negara. Pidato tidak resmi, pidato ilmiah, menyajikan kebenaran fakta
yang bersifat objektif, universal dengan ragam bahasa lisan baku yang
serba terukur kebenarannya, misalnya presentasi skripsi, tesis, atau
desertasi.

Ragam pidato ilmiah

Pidato ilmiah terdiri beberapa jenis, antara lain: presentasi makalah ilmiah,
presentasi desertasi, dan pidato pengukuhan guru besar. Penulisan makalah ilmiah
dilanjutkan dengan presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Sedangkan penulisan
skripsi,tesis,atau disertasi dengan presentasi, pernyataan ujian, dan diakhiri dengan
penentuan kelulusan,

Untuk mendapatkan hasil optimal,presenter ilmiah harus memperhatikan etika


ilmiah, ketentuan lembaga, kemampuan personal dan kemampuan teknis, dan
keunggulan perilaku:
a) Etika ilmiah:
(1)menggunakan ragam bahasa ilmiah,
(2) menggunakan penalaran ilmiah,
(3) bersikap objektif,menggunakan kalimat yang terukur kebenarannya,
(4) memenuhi aturan formal presentasi ilmiah,
(5) mempresentasikan seluruh materi (secara ringkas) sesuai dengan waktu
yang ditentukan,
(6) mengutip konsep, data, pendapat dengan menyebutkan sumbernya,
(7) menggunakan data yang relevan dengan pembuktian,
(8) tidak mempresentasikan materi di luar bahasan karya ilmiahnya.
(9) dapat menjawab pertanyaan pendengar (penguji)atas bahasan materi,
konsep,kata, istilah, penalaran, pembuktian dan konsekuensi logis dari karya
tulis ilmiahnya, dan
(10) mencermati setiap pertanyaan atau respon pendengaranya (pengujinya).

b) Ketentuan lembaga (universitas) :


(1) mengikuti formal penulisan sesuai dengan ketentuan lembaga/universitas,
(2) mengikuti prosedur (aturan) yang berlaku pada lembaga/universitas,
(3) mengikuti system yang berlaku pada lembaga/universitas.

c) Kemampuan personal:
 bersikap simpatik, sopan, dan hormat kepada pendengar (penguji),
 bersikap santun dalam setiap tutur kata, tidak menunjukkan kehebaran
diri, rendah hati,dan tidak menunjukkan kemampuan diri berlebihan,
 hindarkan subjektivitas:aku,saya rasa,saya pikir, menurut pendapat
saya, dan lain-lain,
 berpakaian sopan (pemakalah),
 berpakaian sopan (pemakalah),
 berpakaian lengkap untuk skripsi,tesis,disertasi,
 menunjukkan sikap positif,serius,cermat, cendikia, dan percaya diri.

d) Kemampuan teknis :
o menganalisis data primer dan sekunder baik kualitatif maupun
kuantitatif,
o mengaplikasi penggunaan data pustaka,
o melengkapi pembuktian (sumber teori, buku atau fotokopi halaman
yang dikutip jika buku asli tidak mungkin diperoleh (langka), dan
o menggunakan sarana visual:LCD (computer) dan infokus, OHP,
peraga, dan data (dokumen),
o memvisualisasikan data pendukung:gambar, grafik, atau data lain yang
relevan.

e) Perilaku unggulan

Contoh : pidato presentasi skripsi

Bapak dan ibu yang saya hormati,

Perkenalkan saya memaparkan skripsi saya secara ringkas.

Skripsi ini berjudul “pengaruh penjualan saham terhadap laba usaha pada PT
BNI Cabang Rawamangun Jakarta Timur 2006. “skripsi ini memasalahkan
bagaimana pengaruh penjualan saham terhadap laba usaha pada perusahaantersebut
sejak 1 januari hingga 31 desember 2005. Penjualan saham merupakan variable
bebas dan laba usaha merupakan variable terikat.

Kajian teoritik bersumber pada data sekunder yang diperoleh melalui buku,
jurnal, ensiklopedia, website, dan beberapa laporan penelitian dalam bahasan yang
sejalan dengan topic ini. Kajian ini menggunakan sumber data yang diterbitkan 2002-
2005. Kajian ini dideskripsikan dalam Bab II Deskripsi Teori.

Berdasarkan kajian teoritik tersebut dilakukan pengumpulan data di lapangan


yaitu di kantor PT BNI Cabang Rawamangun dan di kantor-kantor cabang pembantu
untuk mendapatkan data primer. Data ini di kumpulkan sejak 1 juli sampai dengan 31
desember 2005. Data ini di peroleh melalui observasi,angket,wawancara dan melalui
website. Data ini dideskripsikan dalam bab IV Deskripsi Data, analisis, dan hasil
analisis. Selanjutnya ,data ini analisis dengan SPSS. Hasil analisis menunjukkan
bahwa penjualan saham terhadap laba usaha berpengaruh secara signifikan.

Dapat di simpulkan bahwa penjualan saham berpengaruh secara positif


terhadap laba usaha

Ragam pidato resmi

Kata resmi memiliki beberapa pengertian :

a) Resmi karna situasinya


b) Resmi karena kemuliaan isi dan situasinya
c) Resmi karna informasi dan kekhidtmatan situasi penyampaian dalam suatu
upacara
1. Pidato Menteri Pendidikan RI
Laporan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kepada Presiden RI
pada upacara pembukaan Kongres Bahasa Indonesia V di jakarta 28
Oktober 1988.
Pertama-tama kami atas nama para peserta Kongres Bahaasa Indonesia
V menyatakan kegembiraan serta rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya
atas perkenan Bapak Presiden untuk meresmikan dibukaanya Kongres
Bahasa Indonesia V ini di Istana Negara. Hal ini amat menjunjung martabat
kongres yang penting ini dan sekaligus meletakkan tanggung jawab pada
Kongres ini agar makin bersungguh-sungguh mengerahkan segala daya
upayanya untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang bermutu demi
pembinaan dan pengembangan bahasa indonesia adalah juga
pengejawantahan “persatuan Indonesia” sebagai salah satu sila ideologi
nasional kita, Pancasila.
Demikianlah, maka Kongres Bahasa Indonesia V ini seperti halnya
empat kongres terdahulu, bukan saja merupakan persidangan profesional dan
ilmiah, melainkan juga memiliki dimensi patriotik untuk mewujudkan
komitmen konstituasional dan ideologi tersebut. Oleh karena itu, arahan
Bapak Presiden menjelang di mulainya Kongres ini niscaya besar artinya
bagi kelangsungan dan keberhasilan Kongres ini.
Peserta Kongres ini berjumlah 858 orang, 70 orang di antaranya yang
hadir pada saat ini berasal dari luar negeri (yaitu Australia 4 orang, Belanda
5 orang, Brunai Darussalam 11 orang, Inggris 2 orang, Italia 2 orang, jepang
6 orang, Korea Selaatan 2 orang , Malaaysia 23 orang, Norwegia 1 orang,
Selandia Baru 2 orang, jerman Barat 1 orang, Singapura 11 orang ,
sedangkan dari Amerika Serikat di terima makalah-makalah).
Meluasnya peminat bahasa indonesia di berbagai kalangan
mancanegara memang bertanda yang membesarkan hati. Namun, hal ini juga
kita sadari sebagai tantangan bagi kita untuk lebih saksama mengikuti
perkembangan bahasa indonesia dan sejalan dengan itu makin
memasyarakatkan kaidah kebahasaan bagi penggunaan bahasa indonesia.
Sebagai saalah satu langkah awal, sekaligus melaksanakaan harapan-
haarapaan yang disimpulkan dalam keempat kongres bahasa indonesia
terdahulu. Maka pada kesempatan ini akan disampaikan kepada Bapak
Presiden edisi perdana Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Keduanya merupakan hasil kerja berupa tahun
dengan pengarahan segenap tenaga professional bidang kebahasaan dan
memenuhi persyaratan penyusunan kamus daan tata bahasa.
Demikianlah, sudi kiranya Bapak Presiden menerima baik Kamus
Besar Bahasa Indonesia serta buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
edisi perdaana ini.
Terima kasih atas segala perhatian Bapak Presiden terhadap Kongres
Bahasa Indonesia V yang akan Bapak Presiden resmikan pembukaannya.

Jakarta, 28 Oktober 1988

Fuad Hasan

2. Pidato Resepsi Pengantin


Bapak,Ibu dan Saudara-saudara yang kami hormati,
Cinta kasih adalah karunia Tuhan yang bersifat universal.
Kebenarannya tertuang dalam seluruh kitab suci yang difirmankan oleh
Tuhan. Demikian pula cinta kasih pasangan kedua pengantin ini. Dengan
rahmat Tuhan, kedua pengantin ini telah dipertemukan oleh Tuhan dalam
suatu upacara akad nikah yang dilaksanakan oleh pejabat pemerintah yang
ahli secara agama dan hukum dengan disaksikan oleh kedua keluarga
kerabat dan sahabat.
Bapak, Ibu dan Saudara-saudara,
Kami keluarga dan pengantin berbahagia dengan rasa tulus ikhlas
yang mendalam menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
segala dukungan, partisipasi, baik yang berupa spiritual, doa restu, maupun
dukungan material dalam acara pernikahan ini sehingga prosesi serangkaian
acara pernikahan Ananda Hamid dan Dewi Kristianti ini berlangsung
dengan baik. Semoga dukungan Saudara tersebut menjadi amal ibadah
kepada allah SWT, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, dan
mendapatkan ridho-Nya. Kami menyadari bahwa penyambutan kami masih
jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu , jika terdapat hal-hal yang kurang
berkenan di hati Bapak / ibu / saudara, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Kami berharap bapak/Ibu/sdr berkenan mendoakan kedua
mempelai . Semoga kedua mempelai dalam membina keluarga mendapatkan
ridho allah, penuh kasih sayang, rahmat , hidayah, kebahagiaan dan
kemudahan dalam menjalani bahtera keluarganya serta dikaruniai putera
puteri yang saleh dan saleha yang juga dalam keridaan-Nya.
Demikianlan sambutan kami. Lebih dan kurangnya , kami mohon
maaf lahir dan batin.

Ragam Bahasa Tulis Resmi


Ragam bahasa tulis resmi ditandai oleh:
1. Penyajian materi/pesan yang bersifat mulia dan kebenaran yang bersifat
unversal
2. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten
3. Penggunaan bentuk lengkap , bentuk yang tidak singkat
4. Penggunaan imbuhan secara eksplisit dan konsisten
5. Penggunaan kata ganti resmi dan menghindari penggunaan kata ganti tidak
resmi
6. Penggunaan pola frase yang baku
7. Penggunaan ejaan yang baku pada bahasa tulis dan lafal yang baku pada
bahasa lisan
8. Tidak menggunakan unsur tidak baku, misalnya unsur kedaerahan dan asing.
Contoh ragam bahasa tulis resmi:

“ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan


oleh sebab itu maka penjajahan di muka bumi harus di hapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan negara republik indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur.
Atas rahmat allah yang maha kuasa dan dengan didorongkaan oleh
keinginan luhu, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
indonesia dengan ini menyatakaan kemerdekaannya
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bagsa indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa , dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemardekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar
negara indonesia , yang terbentuk dalam suatu susunan negara republik
indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: ketuhanan
yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia. “

Ragam bahasa Sastra

Ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, penulis


cendrung menekankan gaya pengungkapan simbolik dengan memadukan
unsur instrinsik dan ekstrinsik , misalnya dalam roman, novel, cerita pendek ,
dan lain-lain. Namun, ragam ini sering di gunakan juga dalam iklan promosi
produk komersial, terutama dalam upaya menyentuh perasaan konsumen yang
menekankan kesenangan, keindahan , kenyamanan , dan lain-lain. Misalnya
iklan sabun mandi untuk kecantikan; mobil yang menawarkan kepuasan
kenyamanan dalam paduan keindahan, kenyamanan, dan kemewahan; pakaian
dan asesorisnya; dan lain-lain. Beda bahasa sastra dan iklan terletak pada
tujuannya. Ragam bahasa menyenangkan bagi pembacanya, tanpa mendorong
pembaca untuk membeli suatu produk, sedang iklan bersifat persuasif agar
pembaca (pendengar) membeli produk.

Contoh:

Dalam bebarapa bilangan hari, kesepian menyelimuti diriku. Aku lelah oleh
wajah-wajah kitab yang suram. Aku menyewa kereta kuda, menuju kediaman Faris
Afandi. Sewaktu aku telah berada di tengah-tengan pepohonan cemara yang amat
indah, dimana terlihat banyak sekali orang sedang berpelisir, kusir itu mengambil
jalan tengah dan terlindungi pohon-pohon willow di pinggirnya. Dengan melewati
jalan itu kami bisa menikmati indaahnya rerumputan hijau , pohon-pohon anggur ,
dan banyak sekali aneka bunga-bunga nisan yang sedang mekar; merah seperti delima
, kuning bagai emas dan biru bagai jamrud.

Ketika kereta itu memasuki taman yang luas di depan sebuah rumah terpencil,
aku melihat Faris Afandi datang menyambut kehadiranku. Beliau membawaku masuk
kedalam rumahnya dengan sambutan sepenuh hati dan duduk sekenanya di
sampingku, seperti seorang ayah ketika menjumpai puteranya sendiri. Ia menghujani
aku dengan pertanyaan sekitar kehidupanku, masa depanku dan pendidikanku. Aku
pun menjawab dengan paparan suara penuh ambisi dan bersemangat. Sebab aku
mendengar dengingan himne keagungan di telinga, dan aku sedang melayari lautan
impian penuh harapan. Bebrapa menit kemudian muncul wanita muda yang cantik
memakai gaun putih kemilau, indah muncul dari balik daun pintu bertirai belud
melangkah ke arahku. Aku dan Faris Afandi bangun dari kursi menyambutnya .
(kahlil Gibran)
Ragam Bahasa Berita

Ragam bahasa berita lazim digunakan dalam pemberitaan : media elektronik


(televisi, radio), media cetak (majalah, surat kabar), dan jurnal. Bahasa berita
menyajikan fakta secara utuh dan objektif. Untuk menjamin objektivitas berita,
penyaji perlu mempeerhatikan hal-hal seperti berikut:

1. Tidak menambah atau mengurangi fakta yaang disajikan


2. Tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat penyaji
3. Tidak menambah tanggapan pribadi
4. Tidak memihak kepada siapa pun
5. Tidaak menggunakan peraasaan suka atau tidak suka

Contoh:

Bank Muammalat (BMI) sudah bisa menutup seluruh kerugian yang di derita
akibat krisis moneter pada tahun1998 yang mencapai Rp75,5 miliar. Oleh karena itu,
rapat umum pemegang saham(RUPS) bank muammalat, rabu (21-5-2003), di jakarta
memutuskan membagikan dividen untuk tahun 2002. Setelah sejak tahun 1998 tidak
pernah membagikannya. Dividen yang dibaagikan sebesar Rp 6,4 miliar atau Rp
17,14 per saham. Jumlah itu merupakan 87,5 persen dari nilai laba bersih setelah
dikurangi kumulatif.
BAB III
PENUTUP

III . 1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa ksimpulan, antara lain :
 Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
 Dari bahasa yang baik dapat menunjukkan kepribadian seseorang
 Berbahasa-lah dengan baik dan benar agar mudah dipahami oleh orang
lain
 Perhatikan juga bahasa dalam berbicara, seperti bahasa tubuh, bahasa
isyarat, dll.
 Jika kita kurang memperhatikannya, maka akan terjadi salah paham
dalam berkomunikasi
 Bahasa menunjukkan bangsa

III . 2 KRITIK DAN SARAN

Jika dalam penilusan makalah ini terdapat banyak kekurangan seperti


penulisan huruf, atau ejaan, dan sebagainya, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat positfif / membangun.
Karena pengetahuan kami sebagai penulis juga masih kurang dan juga masih
dalam pembelajaran.

III . 3 REFERENSI
o http://dheya.ngeblogs.com/2010/01/15/definisi-ragam-fungsi-dan-unsur-
unsur-bahasa-indonesia/
o http://tugasmanajemen.blogspot.com/2011/03/pengertian-bahasa-fungsi-
bahasa-ragam.html
o http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
o http://organisasi.org/definisi-pengertian-bahasa-ragam-dan-fungsi-bahasa-
pelajaran-bahasa-indonesia
o http://kafeilmu.com/2010/12/pengertian-ragam-dan-fungsi-bahasa-
indonesia.html
o http://www.scribd.com/doc/9678465/Fungsi-Bahasa

Anda mungkin juga menyukai