Akuntabilitas Penggunaan Dana Desa Di Indonesia
Akuntabilitas Penggunaan Dana Desa Di Indonesia
Yanhar Jamaluddin
yanharja-ii@uisu.ac.id
FISIP Universitas Islam Sumatera Utara
ABSTRAK. Realita penggunaan dana desa pada tahun 2015 tidak dimanfaatkan dengan
baik karena tidak memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat. Hal ini disebabkan
oleh ketidaktahuan dan ketidakmampuan desa mengelola anggaran, kurangnya
kompetensi petugas pendamping, dan kurangnya pengembangan teknis pengelolaan
anggaran yang sesuai dengan anggaran nasional ke desa. Artikel ini mengacu pada isu
"Bagaimana pertanggungjawaban penggunaan dana desa dalam hal dimensi transparansi,
akuntabilitas, pengendalian, tanggung jawab, dan daya tanggap?".
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa "Akuntabilitas penggunaan dana desa tidak
optimal digunakan". Dengan demikian hal tersebut menimbulkan beberapa efek, yaitu:
a. Penduduk desa tidak mengerti substansi dana desa, sehingga masyarakat dalam
penggunaan dana desa masih rendah, b. Desa tidak dapat memprioritaskan penggunaan
anggaran secara akurat, dan c. Kebijakan program penganggaran tidak direncanakan
dan disusun berdasarkan kebutuhan dan tipologi desa yang sebenarnya. Akuntabilitas
penggunaan dana desa berguna untuk mengukur bahwa desa telah menggunakan dana
tersebut dengan baik, yang berarti bahwa hasil penggunaan dana desa oleh desa telah
dilakukan dan diberikan manfaat yang dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, dan
akan menjadi Mudah bagi desa untuk mengendalikan anggaran.
Kata kunci: Akuntabilitas, Dana, Desa
Abstract.The reality use of village fund in 2015 was not well utilized because it did
not meet the expectations and the needs of the society. This was caused by
the ignorance and the incompetence of the village to manage the budget, the lack of
competence of escort officer, and the lack of technical development of budget
management as patterned in the national budget to the village. This article refers to
the issue of "How is the accountability of the use of the village fund in terms of the
dimensions of transparency, accountability, control, responsibility, and
responsiveness? ".
The findings of this research shows that "The Accountability of the use of the village
fund is not optimal in use". Thus it causes some effects, namely: a. Villagers do not
understand the substance of village fund, so the community involvement in the use of
village fund is still low, b. The village cannot prioritize the use of the
budget accurately, and c. The policy of budgeting program is not planned
and arranged based on the real needs and typology of the village. The acountability of
the use of the village fund is useful to measure that the village has used the fund
properly which means that the result of using the village fund by the village has made
and given benefits that are accounted for the government, and it will be easy for the
village to control the budget.
Keywords: Accountability, Fund, Village
2 ………Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol 7. No 1, Januari-Juni 2016.
Akuntabilitas sebagai sebuah pilar tata Seperti yang telah diuraikan sebelumnya
pemerintahan memiliki beberapa bahwa akuntabilitas memiliki lima
dimensi. Dimensi merupakan variabel dimensi yaitu transparansi, pertang-
yang dapat digunakan untuk mengukur gunganjawab, pengendalian, tanggung-
ketercapaian kinerja organisasi sektor jawab, dan responsivitas. Maka dalam
publik menjalankan fungsi, tugas dan bagian pembahasan ini akan dianalisis
tanggung-jawab. Salah seorang pencetus masing-masing dimensi akuntabilitas
dimensi akuntabilitas adalah Koppel dikaitkan dengan fenomena penggunaan
(2005 : 96) yang menyatakan ; “ The dana desa.
five dimensions of accountability
offered are transparency, liability, Transparansi :
controllability, responsibility, and Transparansi berarti keterbukaan
responsiveness “. Maknanya bahwa (openness). Menurut Birkinshaw (2006)
terdapat lima dimensi akuntabilitas, “Transparansi adalah pelaksanaan
yaitu transparansi, kewajiban, urusan publik dalam hal keterbukaan
pengendalian, tanggung jawab, dan yang bisa menjadi pengawasan publik “.
responsif. Selanjutnya seorang pakar transparansi
Pertama ; Dimensi transparansi Florini (2007) dalam Subhan (2015: 811)
merujuk pada “ Did the organization mengartikan “ Transparansi sebagai
reveal the facts of its derajat ketersediaan informasi bagi
pihak luar (outsider) yang menjadikan Desa kurang mengetahui dan memahami
mereka mampu mengetahui proses substansi mengenai dana Desa,
pengambilan keputusan dan untuk penggunaannya untuk apa, dan siapa
menilai keputusan yang dibuat “. yang menjadi sasaran. Masyarakat Desa
Dengan demikian Transparansi dalam hanya tahu kalau dana Desa itu dikelola
konteks penggunaan dana Desa berarti oleh Kepala Desa. Akibatnya masyarakat
bentuk keterbukaan pemerintah Desa Desa kurang intens terlibat dalam
dalam mengungkapkan berbagai proses, seluruh rangkaian penggunaan dana
kegiatan dan hasilnya kepada Desa sehingga keterlibatan masyarakat
stakeholder dan masyarakat desa. menjadi minim dalam proses
Tujuannya agar masya-rakat desa dapat perencanaan dan pelaksanaan program
mengetahui sejauhmana kegiatan dan serta pengawasan anggaran. Bahkan
hasil pembangunan dengan mengunakan yang lebih ironis masyarakat Desa pun
dana Desa yang bersumber dari APBN itu cendrung mempercayakan sepenuhnya
telah dicapai. Transparansi juga berarti pengambilan keputusan kepada
adanya kesediaan pemerintah Desa pemerintah Desa, sehingga program-
dalam memberikan informasi yang program pemba-ngunan yang telah
terkait dengan penggunaan dana Desa dirumuskan oleh pemerintah Desa itu
khususnya kepada masyarakat Desa dan dengan mudah dapat ditetapkan.
kepada pihak-pihak yang membutuhkan Padahal belum tentu program-program
informasi. yang ditetapkan tersebut benar-benar
memenuhi harapan dan kebutuhan nyata
Beberapa manfaat yang didapat jika masyarakat.
transparansi ini dilaksanakan, antara
lain : Apa semestinya yang harus dilakukan ?
1. Menciptakan horizontal Sepatutnya pemerintah Desa harus
accountability antara pemerintah membuka ruang komunikasi yang lebih
Desa dengan penduduk Desa dan luas kepada masyarakat Desa dan pihak-
pihak-pihak lain sehingga tercipta pihak yang berkepentingan sehingga
pemerintahan yang transparan, dapat mengakses perkembangan
efisien, efektif dan responsif pembangunan yang menggunakan dana
terhadap aspirasi dan kepentingan Desa. Misalkan melalui kegiatan Rembug
masyarakat Desa. Desa, Silaturrahmi Program Desa atau
2. Menciptakan hubungan harmonis pun mengupayakan penyediaan jaringan
antara pemerintah Desa dengan teknologi informasi desa.
masyarakat Desa dalam mendukung
pengambilan keputusan yang Pertanggunganjawab :
ekonomis untuk kepentingan Makna Akuntabilitas pada dimensi ini
pemberdayaan masyarakat dan adalah menekankan Apakah pemerintah
pembangunan Desa. Desa telah menyadari konsekuensi atas
3. Membandingkan kinerja anggaran / tindakan dan aktivitasnya apabila
penggunaan anggaran dan untuk mematuhi atau tidak mematuhi
menilai kondisi dana dengan hasil ketentuan keuangan negara.
yang dicapai, sehingga berguna untuk Konsekuensi yang dimaksud berarti
menyusun prioritas anggaran untuk adanya pelaporan yang mutlak harus
mewujudkan program yang dipenuhi atas tindakan dan aktivitas
diprioritaskan. yang telah dilakukan dikarenakan
4. Sebagai kontrol publik terhadap pemerintah Desa menggunakan berbagai
pemerintah Desa sumber daya-sumber daya, aset maupun
anggaran. Terkait dengan dana Desa
Realita pada dimensi transparansi ini berarti terdapat pertanggunganjawab
dapat dikatakan transparansi secara legal pemerintah Desa dalam
pemerintah Desa belum optimal. menggunakan dana Desa sesuai dengan
Ditandai dengan mayoritas masyarakat peraturan pengelolaan keuangan Desa
jalan, jembatan, irigasi, layanan dari pihak luar yang berfungsi sebagai
pendidikan dan kesehatan. mitra perangkat Desa. Dalam
pelaksanaannya pendampingan ini dapat
Selama kurun waktu 2015 ternyata disinergikan dengan Program INKUBASI,
penggunaan dana desa belum yaitu program pembinaan yang
sepenuhnya mampu memenuhi harapan bersinergi antara pemerintah Desa
dan kebutuhan dasar masyarakat desa. dengan pihak terkait. Tujuan yang
Situasi ini terjadi disebabkan oleh diharapkan dalam program ini adalah
berbagai faktor antara lain; untuk menaikkan performa dan
a. Ketidakpahaman perangkat Desa ; keberdayaan perangkat Desa.
dana desa untuk apa bagaimana
menggunakannya dan sasarannya Proses pembelajaran dan pendampingan
siapa. pada akhirnya menjadi strategi
b. Ketidakmampuan perangkat Desa ; perangkat Desa untuk meningkatkan
mengidentifikasi kebutuhan, menyu- pengetahuan dan kompetensi teknisnya.
sun skala prioritas, menyusun Dengan demikian perangkat Desa yang
rencana program dan anggaran, memiliki pengetahuan dan kompetensi
menyusun strategi pelibatan yang optimal akan menjadi modal kuat
masyarakat, dan pelaksanaan untuk mewujudkan perannya dalam
program. memenuhi harapan masyarakat. Dalam
c. Minimnya kompetensi petugas istilah manajemen sumberdaya manusia
pendampingan, dan pekerja seperti ini disebut sebagai
d. Minimnya pembinaan ketrampilan human capital.
teknis penggunaan anggaran mengi-
kuti pola APBN bagi perangkat desa . Sebagaimana diungkapkan Agung (2007 :
28), “ Kompetensi human capital yang
Agar dimensi responsivitas ini terwujud, berfokus pada personal attribute yaitu
setidak-tidaknya perangkat Desa harus berorientasi pada hasil dan integritas
meningkatkan pengetahuan dan yang diwujudkan dalam komitmen
kemampuan teknisnya melalui program dalam bekerja. Dengan motivasi
pembelajaran dan pendampingan. berorientasi pada hasil, secara
sederhana karakter yang diharapkan
Proses Pembelajaran ditujukan untuk adalah suka memperhatikan hasil yang
memelihara potensi manusia dan untuk akan dicapai “
meningkatkan kualitas manusia. Dalam
proses pembelajaran terdapat dua IV. PENUTUP
kegiatan : a. Pembinaan, dimana A. Kesimpulan
dengan tindakan yang dilakukan orang-
orang dapat lebih berdaya guna dan Berdasarkan pembahasan pada bagian III
mempunyai kekuatan, dan b. diatas, maka dapat ditarik beberapa
Pengembangan; suatu proses mening- kesimpulan, antara lain ;
katkan kemampuan yang dimiliki orang- 1. Dana Desa yang bersumber dari
orang dalam rangka mencapai tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja
organisasi, terutama dalam mengatasi Negara adalah dalam rangka
dan menyelesaikan permasalahan di mewujudkan desa menjadi kuat,
masya-rakat. Sedangkan proses maju, mandiri, dan demokratis
pendampingan dimaksudkan agar sedangkan penggunaannya dipriori-
perangkat Desa terkawal secara efektif taskan untuk membiayai program
dan memiliki pengetahuan dan pembangunan dan pemberdayaan
ketrampilan baru. Para pendamping pun masyarakat desa.
ditugaskan mengajarkan hal-hal teknis 2. Penggunaan dana Desa tahun 2015
untuk penguatan sumberdaya perangkat belum optimal dan tidak sesuai
Desa agar menjadi maju, kuat, dan peruntukkannya sehingga hasilnya
mandiri. Pendampingan dapat berasal tidak sepenuhnya mampu memenuhi