1. Kultur : Suatu proses budidaya atau perbanyakan.
2. Subkultur : Memotong, membelah dan menanam kembali eksplan yang telah tumbuh sehingga jumlah tanaman akan semakin banyak. 3. In Vitro : Berasal dari bahasa Latin yang berarti di dalam gelas/di dalam kaca. 4. Isolasi : Suatu perlakuan pegambilan atau pemisahan yang bertujuan untuk mencegah masuknya kontaminan yang tidak diinginkan. 5. Aseptik : Berasal dari bahasa Yunani yaitu A berarti tanpa/tidak dan Septsi berarti kontaminasi. Sehingga aseptik adalah suatu keadaan bebas dari mikroorganisme. 6. Media Tumbuh : Media yang dipergunakan untuk mengkultur tanaman. 7. ZPT : Zat Pengatur Tumbuh adalah zat yang dihasilkan secara buatan (sintesis) dengan campur tangan manusia atau pun melalui rekayasa sebagai hormon untuk mempengaruhi pertumbuhan mau pun perkembangan tanaman. 8. Eksplan : Bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. 9. Sterilisasi : Proses destruksi atau mematikan mikroorganisme. 10. Disinfestasi : Proses menghilangkan kontaminan permukaan eksplan yang dapat tumbuh pada lingkungan kultur jaringan. 11. Multiplikasi : Suatu tindakan memperbanyak tanaman. 12. Over Planting : Memindahkan tanaman yang masih sangat kecil dari botol ke botol atau dari media lama ke media baru yang dilakukan secara aseptik di dalam Laminar Air Flow. 13. Laminar Air Flow : Suatu tempat atau meja kerja yang steril untuk melakukan setiap tahapan kultur jaringan. 14. Autoklaf : Alat pemanas tertutup yang berfungsi untuk mensterilkan suatu benda atau alat menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi. 15. Inokulum : Bahan yang diambil pada setiap subkultur. 16. Aklimatisasi : Memindahkan planlet ke dalam lingkungan tumbuh baru atau tahapan peralihan dari kondisi in vitro kepada kondisi ex vitro. 17. Regenerasi : Proses pertumbuhan dan perkembangan eksplan membentuk organ sampai menjadi planlet sempurna. 18. Browning : Pencoklatan yang terjadi pada media akibat oksidasi senyawa fenolik yang biasanya menyebabkan kematian jaringan eksplan. 19. Bibit : Benih yang telah berkecambah, pada umumnya sudah berbentuk tanaman muda, ada akar, batang dan daun meskipun sangat kecil. 20. Identik : Sifat serupa dengan induknya. 21. Kalus : Sekumpulan sel amorphous (tidak berbentuk dan belum terdiferensiasi) yang terbentuk dari sel-sel jaringan tanaman yang membelah secara terus menerus. 22. Planlet : Tanaman mini yang tumbuh secara aseptik dalam kondisi terkontrol. Telah memiliki batang, akar dan daun, serta sudah melakukan respirasi dan fotosintesis. 23. Kontaminasi : Proses pengotoran/pencemaran atau proses masuknya unsur kontaminan yang tidak diinginkan ke dalam bahan pengujian atau percobaan. 24. Totipotensi : Kemampuan suatu sel untuk dapat memperbanyak diri. 25. Meristem : Jaringan pada tumbuhan yang tersusun atas sel-sel yang aktif membelah. 26. PLB : Protocorm Like Body atau embrio pada anggrek. 27. Embrio Somatik : Embrio yang bukan berasal dari zigot melainkan dari sel tubuh tanaman. 28. Androgenesis : Proses unik secara biologi dari taman berbunga, dimana mikrospora dan atau bagian organ dari bunga jantan (anther) dapat diinduksi dan membentuk tanaman haploid dan/atau haploid ganda. 29. Embriogenesis : Proses pembentukan embrio baik secara langsung maupun tak langsung yang berasal dari sel somatik. 30. Organogenesis : Proses terbentuknya organ, seperti tunas, akar dan lainnya. 31. Tunas Adventif : Tunas yang berasal dari sel somatik tanaman yang memiliki kompetensi untuk diinduksi dan diregenerasi untuk membentuk tanaman secara utuh. 32. Tunas Axiler : Tunas yang terdapat pada bagian titik tumbuh bagian samping atau nodus Tanaman. 33. Tunas Pucuk : Tunas yang terdapat pada bagian titik tumbuh tanaman. 34. Pucuk Adventif : Pucuk yang terbentuk pada tempat yang bukan jaringan asalnya (origin) yang biasa. Seperti pucuk yang terbentuk dari kalus, hipokotil, kotiledon dan akar. 35. Somaklonal varian: Perubahan eksplan, planlet, embrio atau PLB baik penampilan (fenotipik) maupun genetik yang terjadi dalam kultur jaringan sebagai akibat dari penggunaan hormon atau aktivitas subkultur yang berlebihan. 36. Proliferasi : Pertumbuhan yg luar biasa pada sel, tunas, atau embrio mikropropagasi. 37. Diferensiasi : Pertumbuhan atau perkembangan sel dan jaringan pada tumbuhan dengan fungsi yang spesifik. 38. Dediferensiasi : Kembali dari sifat diferensiasi ke non-diferensiasi. 39. Habituasi : Suatu fenomena setelah beberapa kali sub kultur, sel dapat tumbuh tanpa penambahan hormon. 40. Tanaman Donor : Tanaman sumber materi atau eksplan yang akan digunakan dalam kultur jaringan. 41. Antioksidan : Zat yang mampu memperlambat atau mencegah terjadinya proses oksidasi pada media tanaman kultur. 42. Hormon : Pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. 43. Auksin : Kelompok hormon yang dalam kultur jaringan berfungsi menstimulasi pertumbuhan dan pemanjangan akar. Secara alami dihasilkan pada ujung tunas dan ujung akar. 44. Bipolar : Pertumbuhan ke dua arah (arah tunas atau ke atas dan arah akar atau ke bawah) yang dialami oleh sel/jaringan dalam embriogenesis. 45. Embrio Rescue : Metode yang digunakan untuk menyelamatkan embrio hasil persilangan antar genus yang biasanya menghasilkan biji tapi tidak dapat berkembang normal.