Anda di halaman 1dari 74

Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

BAB 3. PROFIL SANITASI WILAYAH

3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat. PHBS juga berhubungan dengan
perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang yang mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya. PHBS dan promosi hygiene yang akan digambarkan disini terkait dengan
sanitasi, yaitu berkaitan dengan cuci tangan dengan sabun, air bersih, dan jamban sehat, baik pada
tatanan rumah tangga, maupun tatanan sekolah.

3.1.1. PHBS Tatanan Rumah Tangga


Kebiasaan hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga sangat berhubungan dengan perilaku.
Karena itu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan promosi higiene sangat penting dimulai dari
keluarga/ rumah tangga.

Berdasarkan hasil survey Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau Survey Environmental Health
Risk Assessment (EHRA)1 terhadap 2.000 responden di 50 kelurahan/desa/negeri, perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) dan promosi Higiene pada tatanan rumah tangga adalah:

a. Mencuci tangan memakai sabun dan diare.


Kebiasaan masyarakat kota Ambon dalam hal mencuci tangan sendiri memakai sabun telah dapat
menjadi perilaku, dimana 80,9% responden menggunakannya. Kebiasaan mencuci tangan memakai
sabun adalah salah satu faktor penting mencegah masuknya penyakit ke dalam tubuh, misalnya
diare.

Sumber: Survey EHRA, 2012


Grafik 3.1. Kebiasaan Ibu Mencuci Tangan dengan Sabun

Kebiasaan ibu mencuci tangan dengan sabun (Grafik 3.1.) secara umum dilakukan sebelum makan
(93,1%), setelah makan (88,5%), dan setelah buang air besar (75,1%). Namun beberapa kebiasaan

1 Survey EHRA dilakukan pada 50 desa/kelurahan di Kota Ambon, dengan jumlah responden sebanyak 2.000 orang,
pada April-Mei 2012.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 1
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

baik mencuci tangan memakai sabun belum dilakukan secara baik, seperti mencuci tangan
menggunakan sabun sebelum menyiapkan makanan (49,5%), setelah memegang hewan (32,1%),
setelah menceboki bayi/anak (31,1%), dan sebelum memberi/menyuapi anak (30,5%). Kebiasaan
mencuci tangan ini sering dilakukan di tempat cuci piring (80,2%), di kamar mandi (39%), dan di
dapur (27,1%).

Terkait dengan anggota keluarga yang terkena diare, 84,7% responden tidak pernah mengalaminya.
Terdapat 5,2% mengalaminya lebih dari 6 bulan yang lalu, 3,4% mengalaminya 6 bulan terakhir,
2,4% mengalaminya 3 bulan terakhir, dan terdapat 10 responden (0,5%) yang mengalaminya saat
diwawancarai (Grafik 3.2). Anggota keluarga yang mengalami diare terdapat pada semua lapisan
umur, baik balita, non balita, remaja maupun orang dewasa (Grafik 3.2). Penderita diara terbanyak
umumnya adalah anak-anak balita (32%), orang dewasa perempuan (21,3%), anak-anak non balita
(17%), dan orang dewasa laki-laki (15,4%).

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.2. Waktu Ketika Anggota Keluarga yang Terkena Diare

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.3. Anggota Keluarga yang Terkena Diare

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 2


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

b. Pengelolaan sampah rumah tangga.


Berdasarkan survey EHRA, pengelolaan sampah rumah tangga (Grafik 3.4.) secara umum adalah
dengan membuang ke TPS (38,9%). Selain itu cara pengelolaan lain yang banyak dilakukan adalah
membakar sampah (35,9%), membuang sampah ke sungai/kali/pantai/laut (10,5%), dan membuang
sampah ke lahan kosong/ kebun/hutan dan dibiarkan saja di sana (9,5%).

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

c. Pembuangan air kotor/limbah tinja manusia, dan lumpur tinja.


Berdasarkan survey EHRA, anggota keluarga dewasa bila ingin membuang air besar (Grafik 3.5)
telah 86,6% dilakukan di jamban pribadi. Namun demikian masih ditemui juga responden yang
membuang air besar di sungai/pantai/laut (105 responden atau 5,3%), MCK/WC umum (91
responden atau 4,6%), kebun/pekarangan (37 responden atau 1,9%), WC helikopter (13 responden
atau 0,7%), lubang galian (4 responden atau 0,2%), dan selokan/parit/got (2 responden atau 0,1%).

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.5. Tempat Anggota Keluarga Bila Ingin Buang Air Besar

Sementara itu, sudah 84,9% responden yang tidak lagi buang air besar (BAB) di tempat terbuka
(Grafik 3.6.). Namun demikian, ada responden yang menerangkan bahwa masih ada orang tapi tidak
jelas siapa (5,2%), laki-laki dewasa (4,5%), perempuan dewasa (4%), anak laki-laki dan anak
perempuan berumur 5.- 12 tahun, remaja laki-laki dan perempuan, bahkan orang tua yang masih
melakukan BAB di tempat terbuka.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 3


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Sumber: Survey EHRA, 2012


Grafik 3.6. Responden Yang BAB di Tempat Terbuka

Jenis kloset pada jamban pribadi di rumah (Grafik 3.7) umumnya kloset jongkok leher angsa
(77,1%). Sisanya kloset duduk siram leher angsa (13,0%), tidak punya kloset (8,3%), cempung
(0,9%), dan plengsengan (0,8%). Sedangkan tempat penyaluran akhir tinja (Grafik 3.8) umumnya
adalah tangki septik (77,7%), dan masih ada yang menyalurkan tinja ke sungai/pantai/laut (8%),
cubluk/ lobang tanah (6,4%), kebun/ tanah lapang (1,1%).

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.7. Jenis Kloset Pada Jamban Pribadi

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.8. Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja

Ketika ditanyakan kapan tangki septik terakhir dikosongkan (Grafik 3.9), umumnya responden
menjawab tidak pernah (76,8%), tidak tahu (12,5%), 1-5 tahun yang lalu (5,8%), lebih dari 5-10
tahun yang lalu (2,1%), lebih dari 10 tahun (1,7%), dan 0-12 bulan yang lalu (1,2%). Pada sisi lain,
menurut pengetahuan responden tentang kemana lumpur tinja dibuang pada saat tangki septik

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 4


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

dikosongkan (Grafik 3.10), umumnya adalah tidak mengetahui (90,3%), sungai (4,2%), dikubur di
halaman (3,6%), dan lainnya (1,9%).

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.9. Wak\]]tu Tangki Septik Terakhir Dikosongkan

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.10. Tempat Lumpur Tinja Dibuang Pada Saat Tangki Septik Dikosongkan

Selain itu ketika ditanya siapa yang mengosongkan tangki septik (Grafik 3.11) umumnya adalah
tidak tahu (56,2%), layanan sedot tinja (34,3%), dikosongkan sendiri, membayar tukang (0,6%), dan
bersih karena banjir (0,3%).

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.11. Siapa MengosongkanTangki Septik


Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 5
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

d. Drainase lingkungan/ selokan sekitar rumah dan banjir.


Berdasarkan survey EHRA, terdapat 62,3% responden mempunyai sarana pengolahan air limbah/
air kotor bukan tinja. Air bekas buangan (air limbah bukan tinja) yang berasal dari dapur, kamar
mandi, tempat cuci pakaian, dan wetafel, umumnya dialirkan ke saluran terbuka (Grafik 3.12). Air
buangan tersebut umumnya juga dialirkan ke sungai, jalan/halaman, saluran tertutup, lubang galian.

Keterangan: Sumber: Survey EHRA, 2012


1 = Saluran Terbuka 2 = Sungai/ Kanal 3 = Jalan, Halaman
4 = Saluran Tertutup 5 = Lubang Galian 6 = Pipa IPAL Sanimas 7 = Tidak Tahu

Grafik 3.12. Tempat Air Bekas Buangan (Air Limbah Selain Tinja) Dibuang

Peristiwa banjir umumnya tidak pernah dialami responden (79,1%). Untuk responden yang
mengalami banjir, banjir tersebut terjadi secara rutin (53,5%), dan ketika terakhir kali banjir, air
masuk ke rumah (62,1%). Ketinggian air ketika banjir (Grafik 3.14) adalah setumit orang dewasa
(39,5%), selutut orang dewasa (34,1%), atau juga sepinggang orang dewasa (10%). Sedangkan
durasi genangan banjir adalah antara 1-3 jam (35%), kurang dari 1 jam (30%), setengah hari
(10,3%), dan satu hari (12,6%).

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.13. Tempat Tinggal Pernah Terkena Banjir

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 6


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.14. Ketinggian Air ketika Banjir Masuk Rumah

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.15. Durasi Genangan Banjir

e. Pengelolaan air minum, masak, mencuci dan gosok gigi yang aman dan higiene.
Sumber air ledeng PDAM masih merupakan sumber air utama bagi masyarakat di Kota Ambon,
terutama untuk air minum, masak, mencuci dan gosok gigi (Grafik 3.16). Meskipun demikian
masyarakat sering pula menggunakan sumur pompa/ tangan, air kran umum proyek, sumur gali
terlindungi, dan air hidran umum PDAM. Berdasarkan survey EHRA, sumber air yang biasa
digunakan responden untuk minum adalah air ledeng PDAM (28,5%), air isi ulang (15,8%), air kran
umum PDAM/Proyek (15,1%), air sumur pompa tangan (14,8%), dan air sumur gali terlindungi
(12,8%). Sumber air yang biasa digunakan responden untuk masak adalah air ledeng PDAM
(31,7%), air sumur pompa tangan (17%), air kran umum PDAM/Proyek (15,4%), dan air sumur gali
terlindungi (13,5%). Sumber air yang biasa digunakan responden untuk cuci piring/gelas adalah air
ledeng PDAM (30,1%), air sumur pompa tangan (18%), air sumur gali terlindungi (15,3%), dan air
kran umum PDAM/Proyek (14,2%). Sumber air yang biasa digunakan responden untuk mencuci
pakaian adalah air ledeng PDAM (28,3%), air sumur pompa tangan (17,6%), air sumur gali
terlindungi (15,3%), air kran umum PDAM/Proyek (10,8%), dan air sungai (8,4%). Sumber air yang
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 7
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

biasa digunakan responden untuk menggosok gigi adalah air ledeng PDAM (28,9%), air sumur
pompa tangan (16,8%), air kran umum PDAM/Proyek (14,7%), dan air sumur gali terlindungi
(13,3%).

Keterangan: Sumber: Survey EHRA, 2012


1 = Air botol kemasan 2 = Air isi ulang 3 = Air ledeng PDAM 4 = Air hidran umum PDAM
5 = Air kran umum proyek 6 = Sumur pompa/tangan 7 = Sumur gali terlindungi 8 = Sumur gali tdk terlindung
9 = Mata air terlindungi 10= Mata air tidak terlindungi 11 = Air hujan
12= Air dari sungai 11= Lainnya

Grafik 3.16. Sumber Air untuk Minum, Masak, Cuci Pring/Gelas, Cuci Pakaian, dan Gosok Gigi

Kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari (Grafik 3.17), umumnya tidak pernah dialami
oleh responden (68%). Untuk responden yang mengalami kesulitan memperoleh air untuk
kebutuhan sehari-hari, terdapat 11,9% mengalamnyai beberapa jam saja, 10% mengalaminya satu
sampai beberapa hari, dan 6,9% mengalaminnya lebih dari seminggu. Sedangkan cara responden
mengolah air untuk diminum secara umum adalah dengan merebus air (96,9%), dan menyimpannya
dalam teko/ketel/ceret (52,4%), panci tertutup (24,7%), dan botol/termos (16,6%).

Sumber: Survey EHRA, 2012

Grafik 3.17. Kesulitan Mendapatkan Air di Rumah Tangga

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 8


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

3.1.2. PHBS Tatanan Sekolah


PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat.

Kondisi sanitasi sekolah di Kota Ambon didasarkan pada kondisi di 114 Sekolah Dasar (55,07% dari
207 SD/MI yang ada), 15 SMP (27,8% dari 54 SMP/MTs yang ada), dan 34 SMA/SMK (72,3% dari 47
SMA/SMK/MA yang ada). Kondisi fasilitas sanitasi toilet dan tempat cuci tangan di sekolah-sekolah
tergambar pada Tabel 3.1.A untuk SD/MI, Tabel 3.1.B untuk SMP/MTs, dan Tabel 3.1.C untuk
SMA/SMK/MA. Sedangkan kondisi sarana sanitasi sekolah berupa pengelolaan sampah dan
pengetahuan higiene tergambar pada Tabel 3.2.A untuk SD/MI, Tabel 3.2.B untuk SMP/MTs, dan Tabel
3.2.C untuk SMA/SMK/MA.

Pada tingkat SD/MI, masih terdapat sekolah yang tidak memiliki toilet, ataupun kalau ada toiletnya
sudah rusak/ tidak berungsi (Tabel 3.1.A). Hal ini terjadi pada SDN 87 dan SDN 79 Ambon di Air Kuning
Desa Batu Merah, SDN 74, SDN 90 Wayame, SD Naskat Amaory – Desa Passo, SDN 11 Ambon, SDN
4 Halong, SDN 68 Ambon, SD Inpres 51 Ambon, dan SD Kristen Belakang Soya B3 Ambon. Dari
semua SD, terdapat 88 sekolah (77%) yang memiliki fasilitas cuci tangan, yang dilengkapi sabun.
Pengelolaan sampah dan hygiene di SD/MI (Tabel 3.2.A) menunjukan bahwa ada 5 sekolah yang tidak
mengajarkan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi, yaitu SDN 56 Perumnas, SDN 2 Latuhalat, SD
Ipres 49 Ambon, SDN Latta, dan SDN 7 Ambon. Sekolah umumnya mengajarkan pengetahuan tentang
hygiene dan sanitasi melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani di kelas (86%). Pada SD/MI, cara
pengolahan sampah yang utama adalah dikumpulkan bersama pada satu tempat (70%), meskipun ada
sekolah yang telah memisahkan sampah (56%), dan membuat kompos (23%).

Pada tingkat SMP/MTs, semua sekolah memiliki toilet (Tabel 3.1.B). Fasilitas cuci tangan umumnya
telah tersedia, meskipun terdapat 2 SMP yang tidak memilikinya, yaitu SMPN 9 Ambon, dan SMP Hang
Tuah. Pengelolaan sampah dan hygiene di SMP/MTs (Tabel 3.2.B) menunjukan bahwa ada 2 sekolah
yang tidak pernah mengajarkan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi, yaitu SMP Hang Tuah dan
SMPN 22 Ambon. Pada SMP/MTs, cara pengolahan sampah yang utama di semua sekolah adalah
mengumpulkan pada satu tempat. Namun demikian pada sekolah-sekolah tersebut, terdapat SMPN 9
Ambon telah juga melakukan pemisahan sampah dan pembuatan kompos, sedangkan pada SMP
LKMD Laha, juga telah melakukan pembuatan kompos di sekolah.

Pada tingkat SMA/SMK/MA, semua sekolah memiliki toilet (Tabel 3.1.C). Fasilitas cuci tangan umumnya
telah tersedia, meskipun terdapat 10 SMA yang tidak memilikinya. Pengelolaan sampah dan hygiene di
SMA (Tabel 3.2.C) menunjukan bahwa semua sekolah telah mengajarkan pengetahuan tentang
hygiene dan sanitasi. Sekolah umumnya mengajarkan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi
melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani di kelas (79,4%). Pada SMA/SMK/MA, semua sekolah
melakukan cara pengolahan sampah yang utama adalah mengumpulkan pada satu tempat (terdapat 30
sekolah atau 88%). Selain itu terdapat 9 sekolah (26,47%) telah melakukan pemisahan sampah, dan
terdapat 10 sekolah (29,41%) telah melakukan pembuatan kompos. Beberapa sekolah yang melakukan
pemisahan dan pembuatan kompos lingkungan sekolah adalah SMAN 2, SMAN 5, SMAN 7, SMAN 8,
SMA Xaverius, dan SMKN 3.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 9


Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan)

Sumber Air Bersih Fas. Persedi Siapa yang Membersihkan


Jumlah Jumlah Tempat
Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali Cuci aan Toilet
No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Ket
Pompa (SGL) Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T GURU L P GURU L P Y T Y T L P L P L P
Tidak
Air Kuning Kec.
1 SD Neg. 87 Ambon 314 328 4 15 √ √ √ ada
Sirimau
toilet
Tidak
Air Kuning Kec.
2 SD Neg. 79 Ambon 314 328 4 15 √ √ √ ada
Sirimau
toilet
Jl. Mr Chr Soplanit
3 SD Neg. 3 Rumah Tiga Rumah tiga Kec 51 38 3 7 1 1 √ √
Teluk Ambon
4 SD Alhilaal 2 Batu Merah 138 132 1 14 √ 1 1 √ √ √
JL. Ir Putuhena
5 SD Neg. 4 Rumah tiga Rumah tiga Kec 83 58 1 10 √ √ 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


Teluk Ambon
JL. Wolter
6 SD Neg. 2 Lateri Monginsidi Kec 131 146 10 √ 1 1 √ √ √
Baguala
JL. Wolter
7 SD Neg. 3 Poka Monginsidi Kec 46 49 2 9 √ 1 √ √ √
Baguala
JL. Mr Chr Soplanit
8 SD Neg. 1 Rumah tiga Rumah tiga Kec 76 62 1 10 1 1 √ √
Teluk Ambon
9 SD Neg. 4 Hative Besar Kec Teluk Ambon 105 84 2 9 √ √ 1 √ √ √
10 SD Neg. 2 Halong Kec Baguala 65 72 1 8 √ 1 1 √ √ √
11 SD Al-Wathan Ambon Batu Merah 106 114 2 14 1 1 √ √
Desa Eri Kec
12 SD Neg. Eri 73 75 1 11 √ √ √ 2 1 1 √ √ √ √ √ √
Nusaniwe
Desa Tawiri Kec
13 SD Neg. 2 Tawiri 94 72 1 8 √ √ √ 2 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √
Teluk Ambon
14 SD Neg. 56 Perumnas Kec Teluk Ambon 45 22 2 7 √ 3 1 2 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √
SD Neg. 46 Perumnas
15 Kec Teluk Ambon 43 29 1 8 √ √ √ 3 1 2 √ √ √
Poka
16 SD Neg. 2 Latuhalat Kec Nusaniwe 124 137 1 11 √ 1 1 1 √ √ √
17 SD Inpres 24 Ambon Skip 125 138 1 14 √ 2 1 1 √ √ √ √ √ √
18 SD Neg. 39 Ambon Skip 143 144 3 12 √ 2 1 1 √ √ √ √ √ √
19 SD Neg. 38 Ambon Jl.Dr. Kayadoe 154 164 3 17 √ 1 √ √ √
20 SD Inpres 49 Ambon Jl. Muri Anahu 83 88 3 9 √ √ 1 √ √ √
21 SD Impres 59 Tawiri Kec Teluk ambon 110 103 1 11 2 1 1 √ √ √
22 SD Neg. 95 Jl.Wara 76 68 2 11 √ 1 √ √ √
Jl. Karel
23 SD Neg. 75 Passo Satsuitubun Kec 128 113 2 14 √ 2 1 1 √ √ √

III - 10
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Baguala
Lanjutan Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan)
Sumber Air Bersih Fas. Persedi Siapa yang Membersihkan
Jumlah Jumlah Tempat
Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali Cuci aan Toilet
No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Ket
Pompa (SGL) Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T GURU L P GURU L P Y T Y T L P L P L P
24 SD Neg. Latta Kec Baguala 70 53 1 10 √ 1 √ √ √ √ √ √ √ √
Jl. Prof.Dr.G.A.
25 SD Neg. 7 Ambon 114 118 4 20 √ 3 1 2 3 1 2 √ √ √
Siwabessy
26 SD Neg. 1 Halong Kec Baguala 61 70 15 1 √ √ √ √
Toilet
27 SD Neg. 74 Jl. Sirimau 94 86 1 10 √ √ √ √
rusak
Jl. Raya Pattimura
28 SD Neg. 10 Ambon 109 98 2 15 √ 1 √ √
Kec Sirimau
29 SD Neg. 1 Tawiri Kec Teluk Ambon 67 63 4 7 √ 1 1 √ √ √
SD Neg. 2 Hative
30 Kec Teluk Ambon 86 91 1 9 √ √ √ 1 1 √ √ √ √ √ √ √
Besar
Jl. Piere Tendean
31 SD Neg. 1 Galala 90 91 2 6 √ 1 √ √ √ √ √ √
Kec Baguala

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


SD Neg. 1 Hative Jl. Dr. J. Leimena
32 70 70 3 9 √ 2 1 1 √ √ √
Besar Kec Baguala
Jl. Raya Pattimura
33 SD Neg. 65 Ambon 104 113 2 13 √ 1 √ √ √
Kec Sirimau
Jl. Wolter
34 SD Inpres Latta Monginsidi Kec 87 71 1 9 √ √ √ 1 √ √ √
Baguala
Jl. Laksdya Leo
35 SD Neg. 1 Passo Watimena Kec. 172 161 5 14 √ 2 1 1 √ √ √
Baguala
Jl. Dr. Malaihollo
SD Neg. Teladan
36 Air Salobar Kec. 138 136 1 18 √ √ √ 3 1 2 √ √ √ √ √ √ √
Ambon
Nusaniwe
Passo Kec.
37 SD Inpres 35 Passo 188 174 2 10 √ 1 √ √ √
Baguala
Desa Soya Kec
38 SD Neg. Soya 50 40 3 12 √ 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √
Sirimau
39 SD Neg. 5 Ambon Jl. Tawiri 7 21 √ 1 √ √ √
Tidak
SD Neg. 90 Wayame Wayame Kec
40 155 111 3 10 √ 1 √ √ √ ada
Permai Teluk Ambon
toilet
Desa Leahari Kec
41 SD Neg. Leahari 56 42 1 9 √ 1 1 1 √ √ √ √
Leitimur
Jl. Laksdya Leo
SD Neg. 91 Waiheru/
42 Watimena Kec. 268 223 1 19 √ 2 1 1 2 1 1 √ √ √ √ v √
Ambon
Baguala
Jl. Amanlainite
43 SD Kristen 2 Waimahu Latuhalat Kec. 143 125 1 8 √ 2 1 1 √ √ √
Nusaniwe
Jl. Jenderal

III - 11
44 SD Inpres 43 Ambon 97 75 2 10 √ 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Sudirman
Lanjutan Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan)
Sumber Air Bersih Fas. Persedi Siapa yang Membersihkan
Jumlah Jumlah Tempat
Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali Cuci aan Toilet
No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Ket
Pompa (SGL) Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T GURU L P GURU L P Y T Y T L P L P L P
45 SD Inpres 22 Jl. Kesatriaan 159 170 6 13 √ 1 √ √ √
Jl. Dusun
46 SD Alhilaal 5 Kranjang 104 88 6 √ √ √ 1 1 1 1 √ √ √
Keranjang
SD Xaverius A1 Jl. Pattimura Kec
47 237 218 6 27 √ 1 2 1 2 √ √ √ √
Ambon Sirimau
Jl.Lakdya
48 SD Inpres 28 Ambon 119 117 7 15 √ 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √
L.Wattimena
SD Neg. 3 Hative Jl. Dr. Leimena.
49 97 96 2 10 √ 1 1 √ √ √ √ √ √ √
besar Kec Teluk Ambon
Jl. Piere Tendean
50 SD Neg. 2 Galala 96 85 2 17 √ 2 √ √ √ √ √ √ √
Kec Baguala
51 SD Alhilaal 1 Ambon Jl. Anthony Rebok 67 53 12 √ √ 1 √ √ √ √ √

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


52 SD Inpres 54 Nania Desa Nania 98 91 2 7 1 1 √ √ √
Jl. Rijali Kec
53 SD Kristen Belso B1 83 74 9 √ √ 1 2 2 √ √ √ √ √
Sirimau
Jl. Gang Raja
54 Sd Neg. 2 Passo Passo Kec 168 135 19 √ 1 √ √ √ √
Baguala
55 SD Inpres 19 Ambon Jl. ST Baabullah 121 92 5 17 √ 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √
Jl. Rusa Amahusu
56 SD Inpres 42 75 100 2 10 √ 3 1 2 3 1 2 √ √ √ √ √ √ √
Kec Nusaniwe
Jl.Mr.CHR.Soplanit
57 SD Inpres 36 Ambon 69 45 4 7 √ 2 2 √ √ √
, Rumah Tiga
Jl. Dr. Wem
Tehupieory
58 SD Inpres 52 Lawena 48 29 5 4 √ 2 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √
Hutumuri Kec Lei
timur
59 SD Neg. 82 Ambon Jl.Dr. Kayadoe 89 81 3 9 √ 2 1 1 √ √ √ √ √ √
Jl. Raya Pattimura
60 SD Neg. 16 Ambon 129 110 3 13 √ 1 √ √ √
Kec Sirimau
Jl. Karel Tidak
SD Naskat Amaory
61 Satsuitubun Kec 95 84 1 11 √ √ √ √ √ ada
Passo
Baguala toilet
Jl.Lakdya
62 SD Inpres 55 Ambon 109 84 2 10 4 2 2 √ √ √ √ √ √ √
L.Wattimena
Desa Rotong Kec.
63 SD Neg. Rutong 58 57 2 2 √ √ √
Leitimur
Jl. Dr. Kayadoe
64 SD Inpres 21 Ambon 148 150 4 21 √ 1 1 √ √ √ √
Kec Sirimau
Jl. raya Pattimura

III - 12
65 SD Neg. 3 Ambon 124 96 2 10 √ 2 1 1 √ √ √
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Kec Sirimau
Lanjutan Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan)
Sumber Air Bersih Fas. Persedi Siapa yang Membersihkan
Jumlah Jumlah Tempat
Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali Cuci aan Toilet
No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Ket
Pompa (SGL) Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T GURU L P GURU L P Y T Y T L P L P L P
66 SD Inpres 45 Wayame Desa Wayame 63 64 3 9 √ 1 √ √ √ √ √ √ √ √

67 SD Inpres 58 Ambon Jl.Negeri Air Manis 148 177 1 11 √ √ √ 2 1 1 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √


68 SD Neg. 1 Poka Desa Poka 84 81 2 8 √ 2 3 2 √ √ √ √ √ √ √ √
69 SD Neg. 78 Ambon Jl. Dr. Siswabesy 137 111 1 14 √ 1 1 1 √ √ √
Tidak
Jl. Pattimura Kec
70 SD Neg. 11 Ambon 130 108 4 14 √ √ √ 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ ada
Sirimau
toilet
71 SD Neg. 63 Jl.Kesatriaan 104 134 2 11 √ √ 1 1 √ √ √ √ √ √
SD Kristen Rehobot 1
72 Kel. Kudamati 62 57 5 7 √ √ 2 1 1 1 1 √ √ √ √
Ambon

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


SD Kristen Rehobot 2
73 Kel. Kudamati 66 63 3 9 √ √ 2 1 1 1 1 √ √ √ √
Ambon
74 SD 76 Wayame Desa Wayame 113 87 4 10 √ 1 √ √ √ √
75 SD Neg. Hatalai Desa Hatalai 50 58 1 7 1 √ √ √
Jl. Cut nyak Dien
76 SD Neg. 29 Ambon 137 127 2 11 √ 1 √ √ √
Karpan
77 SD Neg Lama Kec Baguala 94 78 1 1 √ 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √
Tidak
78 SD Neg. 4 Halong Jl. PHB Halong 61 58 1 7 √ √ √ √ √ √ √ ada
toilet
SD Kristen BelakangJl. Rijali Kec
79 70 60 3 9 √ √ √ 1 1 √ √ √ √ √ √ √
Soya Sirimau
Jl. Amanlainite
80 SD Kristen 1 Waimahu Latuhalat Kec. 142 108 9 √ √ 1 1 √ √ √
Nusaniwe
SD Kristen Belakang Jl. Rijali Kec
81 70 60 3 9 √ √ √ 1 1 1 √ √ √ √ √
Soya A2 Sirimau
SD Kristen Belakang Jl. Rijali Kec
82 105 107 2 10 √ √ 1 √ √ √
Soya A1 Sirimau
Anahu-Desa
83 SD Inpres 48 Ambon 69 51 4 14 √ √ √ 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √
Latuhalat
84 SD Neg. Airlouw Dusun Airlouw 63 60 2 14 √ 1 1 √ √ √
Jl. Air Kuning Kec
85 SD Neg. 79 Ambon 468 323 27 7 √ 2 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √
Sirimau
Jl. BTN Kanawa
86 SD Kanawa Ambon 45 34 3 5 √ 2 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √
Kec. Sirimau
Jl.Jendral
87 SD Inpres 50 Ambon Sudirman- 144 104 4 16 √ 1 1 √ √ √

III - 13
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Galunggung
Lanjutan Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan)
Sumber Air Bersih Fas. Persedi Siapa yang Membersihkan
Jumlah Jumlah Tempat
Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali Cuci aan Toilet
No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Ket
Pompa (SGL) Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T GURU L P GURU L P Y T Y T L P L P L P
SD Kristen Urimesing
88 Jl. Diponegoro 50 55 2 10 √ 1 √ √ √ √
A3 Ambon
Tidak
Jl. Sultan Babulah
89 SD Neg. 68 Ambon 114 87 6 22 √ 1 √ √ ada
Silale
toilet
90 SD Kristen Belso B2 Belakang Soya 65 80 1 11 √ 2 2 √ √ √ √ √ √
91 SD Neg. 83 Ambon Jl.Dr. Kayadoe 124 84 3 15 √ 1 √ √ √ √ √ √ √
92 SD Neg. 85 Ambon Jl.Dr.Malaihollo 82 61 3 12 √ 2 1 1 2 1 1 √ √ √
Tidak
Jl.PHB.Halong
93 SD Inpres 51 Ambon 61 57 1 11 √ 4 4 √ √ √ ada
Atas
toilet
SD Kristen Urimesing
94 Jl. Diponegoro 71 54 3 10 √ 2 1 1 √ v √ √

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


B2 Ambon
Jl Wolter
95 SD Inpres Lateri monginsidi Kec 96 91 10 √ 1 1 1 √ √ √ √ √ √
Baguala
Jl. Jenderal
96 SD Neg. 88 Ambon 124 167 1 16 √ 2 √ √ √ √ √
Soedirman
Tidak
SD Kristen Urimesing
97 Jl. Diponegoro 43 41 1 5 √ √ ada
B3 Ambon
toilet
Jl.Jendral
98 SD Neg. 64 Ambon Sudirman- 192 216 7 14 √ 1 √ √ √ √
Galunggung
99 SD Neg Seilale Desa Seilale 119 114 11 2 1 1 √ √ √
100 SD Neg. 30 Ambon Jl.Sultan Baabulah 93 76 6 16 √ 1 1 1 1 √ √ √ √
101 SD Neg. 6 Ambon Jl.Tawiri 145 189 4 19 √ 4 √ √ √ √
102 SD Neg. Kilang Desa Kilang 81 54 3 8 √ 2 1 1 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √
Jl.Perumtel-
103 SD Neg. 37 Ambon 102 73 1 11 √ 1 1 √ √ √ √
Gunung Nona
Passo Kec.
104 SD Neg. Amaory 127 114 6 11 √ √ √ 1 1 √ √ √
Baguala
105 Sd Neg. 69 Ambon Jl.Sultan Baabulah 91 84 4 14 √ 4 2 2 √ √ √ √ √ √ √
106 SD Neg. 2 Hative kecil Desa Hative Kecil 57 53 1 7 √ 2 1 1 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √
107 SD Neg 71 Jl.Dr.Siwabessy 138 134 1 15 √ 3 1 2 √ √ √
SD Kristen Kalam
108 Jl. Cendrawasih 212 177 6 29 √ 6 3 3 3 3 √ √ √
Kudus Ambon
Desa Amahusu
109 SD Neg 2 Amahusu 76 71 4 10 √ √ √ 4 2 2 √ √ √ √ √
Kec Nusaniwe
Jl. Pattimura Kec

III - 14
110 SD Neg. 66 Ambon 110 103 11 1 √ √ √ √ √
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Sirimau
Lanjutan Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan)
Sumber Air Bersih Fas. Persedi Siapa yang Membersihkan
Jumlah Jumlah Tempat
Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali Cuci aan Toilet
No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Ket
Pompa (SGL) Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T GURU L P GURU L P Y T Y T L P L P L P
Halong AL Kec
111 SD Hang Tuah 1 68 52 2 7 √ 1 √ √ √
Baguala
Jl. Amanhuse Kec
112 SD Neg. 1 Amahusu 91 73 3 9 √ 3 4 √ √ √ √ √ √
Nusaniwe
Jl. Gajah, Benteng
113 SD Inpres 27 Ambon 106 101 2 16 √ 1 1 1 1 1 1 √ √ √ √ √
Kec. Nusaniwe
114 SD Neg. 15 Jl.Pattimura 63 100 1 13 1 1 √ √ √
TOTAL 12,265 11,301 295 1,310 30 13 13 14 - 11 44 3 7 136 74 88 45 27 29 88 26 90 24 46 48 45 55 76 17
Keterangan :

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


L : Laki-laki Y : Ya
P : Perempuan T : Tidak
S : Selalu tersedia Ari SPT : Sumur pompa tangan
K : Kadang-kadang SGL : Sumur gali
T : Tidak ada persediaan air

III - 15
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.1.B. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SMP/MTs (Toilet dan tempat cuci tangan)

Sumber Air Bersih Fas. Persedi Siapa yang Membersihkan


Jumlah Jumlah Tempat
Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali Cuci aan Toilet
No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing
Pompa (SGL) Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T GURU L P GURU L P Y T Y T L P L P L P
1 SMP Neg. 9 Ambon Jl.Wolter Mongisidi 704 689 10 52 √ 1 1 √ √ √ √ √ √ √
Halong Kec
2 SMP Hang Tuah 46 36 4 11 √ 2 1 1 √ √ √
Baguala
3 SMP Pertiwi Jl.Rijali 51 57 2 15 √ √ 1 √ √ √ √
4 SMP Neg. 22 Ambon Desa Nusaniwe 89 64 3 20 √ 2 1 1 2 1 1 √ √ √ √ √ √
Desa Laha Kec
5 SMP LKMD Laha 76 67 5 17 1 √ 1 √ √ 1 1 1 √ √ √ √ √ √ √
Teluk Ambon
6 SMP Neg. 5 Ambon Jl. Namalatu 331 312 14 43 1 1 1 √ √ √ √
7 SMP Neg. 16 Ambon Nania Atas 176 148 8 38 √ 4 1 3 √ √ √ √ √ √

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


Jl.Rusa-Desa
8 SMP Neg. 11 Ambon 174 143 8 45 √ √ 1 1 1 1 √ √ √ √ √ √
Amahusu
9 SMP Neg 17 Ambon Benteng-Nusaniwe 221 189 12 39 √ √ 1 1 √ √ √ √ √ √ √
10 SMP Kristen Rehoboth Jl.Dr.Siwabessy 52 113 13 7 √ 1 √ 2 1 1 1 1 √ √ √ √
11 SMP Neg. 7 Rumah Tiga 336 358 10 35 √ 6 3 3 √ √ √
12 SMP Neg. 8 Hutumuri 115 141 9 16 √ 2 1 1 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √
Kel. Karang
13 SMP Neg. 1 419 344 13 39 √ 2 2 √ √ √ √
Panjang
14 SMP Kalam Kudus Kel. Rijali 76 101 6 15 √ 6 6 3 2 √ √ √
15 SMP Neg. 6 Kel. Rijali 543 534 16 72 √ 4 2 2 √ √ √
TOTAL 3,409 3,296 133 464 6 2 1 8 - 1 1 - 1 25 21 24 4 8 8 13 2 15 - 9 8 7 7 11 2
Keterangan :
L : Laki-laki Y : Ya
P : Perempuan T : Tidak
S : Selalu tersedia Ari SPT : Sumur pompa tangan
K : Kadang-kadang SGL : Sumur gali
T : Tidak ada persediaan air

III - 16
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.1.C. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SMA/ SMK/ MA (Toilet dan tempat cuci tangan)

Sumber Air Bersih Siapa yang Membersihkan


Sumur Fas. Persedi Toilet
Jumlah Jumlah Tempat
Jum Siswa Jum Guru Pompa Sumur Gali Cuci aan
No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing
Tangan (SGL) Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh
(SPT)
L P L P S K T S K T S K T GURU L P GURU L P Y T Y T L P L P L P
1 SMA Kalam Kudus Kel. Rijali 42 31 √ 2 2 √ √ √
2 SMA PGRI 1 Kel. Ahusen 189 145 3 18 √ 2 2 1 √ √ √ √
3 SMA Pertiwi Kel. Mangga Dua 97 113 5 18 √ 2 1 1 √ √ √
4 SMA Neg. 2 Kel. Uritetu 647 684 22 59 √ √ 4 2 2 2 1 1 √ √ √
5 SMA 45 Kota Ambon 71 17 5 13 √ 1 1 1 √ √ √
6 SMA Neg. 5 Kel. Lateri 389 492 13 43 1 √ 6 2 4 6 2 4 √ √ √ √ √ √ √
7 SMA PGRI 2 Hutumuri 43 38 4 14 1 √ 1 √ √ 1 1 √ √ √ √ √ √
8 SMA Advent Maluku Hative Besar 27 23 4 9 1 √ 2 2 1 √ √ √ √ √ √
9 SMA Kristen YPKPM Kel. Ahusen 361 402 16 29 1 √ 4 2 2 √ √ √

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


10 SMA Neg. 11 Neg. Bt Merah 747 863 30 59 √ 4 2 2 √ √ √
11 SMA Neg. 7 Hative Besar 129 143 9 33 1 √ √ √ 2 3 3 √ √ √ √ √
12 SMA Neg. 12 Kel. Nusaniwe 276 385 18 33 √ 1 1 1 √ √ √
13 SMA Neg. 8 Hutumuri 98 94 11 18 √ 1 1 1 √ √ √ √ √
14 SMA Neg. 6 Amahusu 212 218 11 36 1 2 √ √ √ √ √
15 SMA Muhammadiyah Kel. Wainitu 106 45 4 22 1 √ 4 2 2 √ √ √
16 SMA Maria Mediatrix Kel. Benteng 69 58 8 15 1 √ 2 1 1 √ √ √ √ √
17 SMA Lentera Kel. Wainitu 90 71 15 9 1 √ 2 1 1 √ √ √ √
18 SMA Kartika Kel. Waihaong 144 178 12 33 √ 4 2 2 √ √ √
19 SMA Oikumene Kel. Benteng 76 47 2 11 1 √ 1 √ √ √
20 SMA Neg. 1 Kel. Uritetu 236 434 14 44 √ 3 4 4 5 √ √ √ √
21 SMA Xaverius Kel. Bt. Meja 144 157 13 22 √ 2 4 4 √ √ √
22 SMK Neg 4 Kel. Benteng 727 13 85 61 √ 11 6 5 √ √ √ √ √
23 SMK Neg 7 Kel. Wainitu 433 247 37 46 1 √ 1 √ 5 2 3 √ √ √
24 SMK PGRI Kel. Honipopu 59 44 5 18 1 √ 2 1 1 √ √ √ √
25 SMK Kesehatan Neg. Bt Merah 79 272 √ 1 1 1 √ √ √ √ √ √
26 SMK Neg.2 Desa Wayame 237 375 13 33 1 √ 2 2 2 2 2 √ √ √
27 SMK AL Watan Neg. Bt Merah 50 15 10 13 √ √ √
28 SMK Neg.1 Kel. Amantelu 235 534 34 73 √ 5 4 √ √ √
29 SMK Neg. 5 Desa Rumah Tiga 25 85 4 28 1 √ 1 √ 3 3 3 3 √ √
30 SMK Neg. 6 Kel. Lateri 143 294 11 23 √ 2 1 1 2 1 1 √ √
31 SMK Jaya Negara Neg. Bt Merah 9 15 8 6 √ 2 1 1 √ √ √ √
32 SMK SPP Maluku Neg. Passo 106 119 27 38 √ √ 4 2 2 4 2 2 √ √ √ √ √ √
33 SMK Neg. 3 Waiheru 824 68 46 45 1 √ 1 2 4 5 √ √ √
34 SMK Muhammadiyah Neg. Bt Merah 138 99 18 20 √ 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √
TOTAL 7,258 6,818 517 942 12 2 3 8 - 1 11 2 2 77 62 64 14 22 18 21 11 26 4 14 14 9 7 23 5
Keterangan :
L : Laki-laki Y : Ya
P : Perempuan T : Tidak
S : Selalu tersedia Ari SPT : Sumur pompa tangan
K : Kadang-kadang SGL : Sumur gali

III - 17
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

T : Tidak ada persediaan air


Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)

Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air


Cara Pengelolaan Sampah
Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor
Ya, saat bersih/sanitasi/ Kapan tangki Kodisi
Ya, saat
No. Nama Sekolah Alamat mata pend. Higiene Di- Di- Dibuat Dari septik Higiene Ket.
pertemuan/ tidak Dari
pelajaran kumpul- pisah- Kom- Kamar dikosongkan Sekolah
penyuluhan pernah toilet
penjas di ya Tidak kan kan pos mandi
tertentu
kelas
Tidak
Air Kuning Kec.
1 SD Neg. 87 Ambon √ 1 √ 1 √ 1 √ - - - Kurang baik ada
Sirimau
toilet
Tidak
Air Kuning Kec.
2 SD Neg. 87 Ambon √ 1 √ 1 √ 1 √ - - - Kurang baik ada
Sirimau
toilet

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


Jl. Mr Chr Soplanit Blm pernah di
3 SD Neg. 3 Rumah Tiga √ 1 √ 1 √ 1 √ Cukup baik
Rumah Tiga kosongkan
Blm pernah di
4 SD Alhilaal 2 Batu Merah √ 1 √ 1 √ 1 √ Cukup baik
kosongkan
Jl. Mr Chr Soplanit Blm pernah di
5 SD Neg. 4 Rumah tiga 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ Cukup baik
Rumah Tiga kosongkan
JL. Wolter Blm pernah di
6 SD Neg. 2 Lateri √ 1 √ 1 √ 1 √ Cukup baik
Monginsidi kosongkan
Blm pernah di
7 SD Neg. 3 Poka Desa Poka 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ Cukup baik
kosongkan
JL. Mr Chr Soplanit Blm pernah di
8 SD Neg. 1 Rumah tiga √ 1 √ 1 √ Baik
Rumah Tiga kosongkan
9 SD Neg. 4 Hative Besar Kec Teluk Baguala √ 1 √ √ 1 √ belum pernah Cukup baik
10 SD Neg. 2 Halong Kec Baguala 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
Jl.Gunung
11 SD Al-Wathan Ambon √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Kurang baik
Malintang
12 SD Neg. Eri Kec Nusaniwe √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah Cukup baik
13 SD Neg. 2 Tawiri Kec Teluk Ambon √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Kurang baik
14 SD Neg. 56 Perumnas Kec Teluk Ambon 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah Kurang baik
15 SD Neg. 46 Perumnas Poka Kec Teluk Ambon √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah Kurang baik
16 SD Neg. 2 Latuhalat Kec Nusaniwe 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
17 SD Impres 24 Ambon Skip √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu baik
18 SD Neg. 39 Ambon Skip √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu baik
19 SD Neg. 38 Ambon Dr.Kayadoe √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah Cukup baik
20 SD Inpres 49 Ambon Jl.Muri Anahu 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak pernah Cukup baik
21 SD Impres 59 Tawiri Kec Teluk Ambon √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik

III - 18
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
.
Lanjutan Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)
Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air
Cara Pengelolaan Sampah
Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor
Ya, saat bersih/sanitasi/ Kapan tangki Kodisi
Ya, saat
No. Nama Sekolah Alamat mata pend. Higiene Di- Di- Dibuat Dari septik Higiene Ket.
pertemuan/ tidak Dari
pelajaran kumpul- pisah- Kom- Kamar dikosongkan Sekolah
penyuluhan pernah toilet
penjas di ya Tidak kan kan pos mandi
tertentu
kelas
22 SD Neg. 95 Jl.Wara √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Jl. Karel
23 SD Neg. 75 Passo 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ 1 √ tidak tahu baik
Satsuitubun
24 SD Neg. Latta Kec Baguala 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Jl. Prof.Dr.G.A.
25 SD Neg. 7 Ambon 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Siwabessy
26 SD Neg. 1 Halong Kec Baguala √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


Jl.Sirimau- Toilet
27 SD Neg. 74 √ 1 √ 1 √ - - - Kurang Baik
Galunggung rusak
28 SD Neg. 10 Ambon Jl. Raya Pattimura √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Kerjasam
a dgn
29 SD Neg. 1 Tawiri Jl. Tawiri 1 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Vlesingen
Belanda
ya
dengan
30 SD Neg. 2 Hative Besar Kec Teluk Ambon 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah bersih
Guru
UKS)
31 SD Neg. 1 Galala Jl. Piere Tendean 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum baik
32 SD Neg. 1 Hative Besar Jl. Dr. J. Leimena 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
33 SD Neg. 65 Ambon Jl. Raya Pattimura √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
Jl. Wolter
34 SD Inpres Latta 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ setahun sekali baik
Monginsidi
Jl. Laksdya Leo
35 SD Neg. 1 Passo 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah bersih
Watimena
Jl. Dr. Malaihollo
36 SD Neg. Teladan Ambon 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Air Salobar
37 SD Inpres 35 Passo Desa Passo 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
38 SD Neg. Soya Desa Soya 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ 1 √ tidak pernah baik
39 SD Neg. 5 Ambon Jl. Tawiri √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak pernah baik
Tidak
40 SD Neg. 90 Wayame Permai Desa Wayame √ 1 √ 1 √ 1 √ - Kurang baik ada
toilet
41 SD Neg. Leahari Desa Leahari √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik

III - 19
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Lanjutan Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)
Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air
Cara Pengelolaan Sampah
Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor
Ya, saat bersih/sanitasi/ Kapan tangki Kodisi
Ya, saat
No. Nama Sekolah Alamat mata pend. Higiene Di- Di- Dibuat Dari septik Higiene Ket.
pertemuan/ tidak Dari
pelajaran kumpul- pisah- Kom- Kamar dikosongkan Sekolah
penyuluhan pernah toilet
penjas di ya Tidak kan kan pos mandi
tertentu
kelas
Jl. Laksdya Leo
42 SD Neg. 91 Waiheru/ Ambon √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Watimena
Jl. Amanlainite
43 SD Kristen 2 Waimahu √ 1 √ 1 √ 1 √ Tidak tahu baik
Latuhalat
Jl. Jenderal
44 SD Inpres 43 Ambon √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
Sudirman
45 SD Inpres 22 Jl.Kesatriaan √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


Jl.Keranjang-
46 SD Alhilaal 5 Kranjang √ 1 √ 1 √ 1 √ setahun sekali cukup
Dusun Keranjang
47 SD Xaverius A1 Ambon Jl.Pattimura 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ setahun sekali cukup
Jl.Lakdya
48 SD Inpres 28 Ambon 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
L.Wattimena
ya, saat
pelajaran
49 SD Neg. 3 Hative besar Jl. Dr. Leimena 1 IPA dan √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah baik
Lingkung-
an hidup
Bersih
50 SD Neg. 2 Galala Jl. Piere Tendean 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ setahun sekali nyaman dan
indah
51 SD Alhilaal 1 Ambon Jl.Anthony Reebok √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
52 SD Kristen Belso B1 Jl.Rijali 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
53 SD Kristen Belso B1 Jl.Rijali 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Jl. Gang Raja
54 Sd Neg. 2 Passo √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah bersih
Passo
55 SD Inpres 19 Ambon Jl. ST Baabullah 1 √ √ 1 √ 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 thn sekali baik
56 SD Inpres 42 Jl. Rusa Amahusu √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum baik
JL.Mr.CHR.Soplan
57 SD Inpres 36 Ambon 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
it-Rumah Tiga
Jl. Dr. Wem
58 SD Inpres 52 Lawena Tehupieory 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
Hutumuri

III - 20
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

59 SD Neg. 82 Ambon Jl.Dr.Kayadoe 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik


Lanjutan Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)
Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air
Cara Pengelolaan Sampah
Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor
Ya, saat bersih/sanitasi/ Kapan tangki Kodisi
Ya, saat
No. Nama Sekolah Alamat mata pend. Higiene Di- Di- Dibuat Dari septik Higiene Ket.
pertemuan/ tidak Dari
pelajaran kumpul- pisah- Kom- Kamar dikosongkan Sekolah
penyuluhan pernah toilet
penjas di ya Tidak kan kan pos mandi
tertentu
kelas
60 SD Neg. 16 Ambon Jl. Raya Pattimura √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Tidak
Jl. Karel
61 SD Naskat Amaory Passo 1 √ √ 1 √ 1 √ - - - Kurang baik ada
Satsuitubun
toilet
Jl.Lakdya
62 SD Inpres 55 Ambon 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
L.Wattimena
63 SD Neg. Rutong Desa Rotong 1 √ 1 √ belum pernah baik

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


64 SD Inpres 21 Ambon Jl. Dr. Kayadoe 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
65 SD Neg. 3 Ambon Jl. raya Pattimura √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
66 SD Inpres 45 Wayame Jl.Ir.M.Putuhena 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
67 SD Inpres 58 Ambon Jl.Negeri Air Manis 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
68 SD Neg. 1 Poka Jl.Ir.M.Putuhena √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah Kurang baik
69 SD Neg. 78 Ambon Jl.Dr.Siwabessy √ 1 v 1 √ belum pernah Cukup baik
Tidak
70 SD Neg. 11 Ambon Jl. Pattimura √ 1 √ 1 √ 1 √ - baik ada
toilet
71 SD Neg. 63 Jl.Kesatriaan 1 √ √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah baik
72 SD Kristen 1 Rehobot Ambon Jl.Dr.Siwabessy √ 1 √ 1 √ 1 √ setahun sekali baik
73 SD Kristen 2 Rehobot Jl.Dr.Siwabessy √ 1 √ 1 √ 1 √ setahun sekali baik
74 SD 76 Wayame Jl.Ir.M.Putuhena 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
75 SD Neg. Hatalai Jl. Sirimau √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
Jl. Cut nyak Dien
76 SD Neg. 29 Ambon √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ Tahun 2002 baik
Karpan
77 SD Neg Lama Kec Baguala 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah cukup baik
Tidak
78 SD Neg. 4 Halong Jl. PHB Halong 1 √ √ 1 √ 1 √ √ 1 √ - cukup baik ada
toilet
79 SD Kristen Belakang Soya Jl. Rijali 1 √ √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah cukup baik
Jl. Amanlainite
80 SD Kristen 1 Waimahu 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah cukup baik
Latuhalat
81 SD Kristen Belakang Soya A2 Jl. Rijali √ 1 √ 1 √ 1 √ setahun sekali Cukup baik
82 SD Kristen Belakang Soya A1 Jl. Rijali √ 1 √ 1 √ 1 √ setahun sekali Cukup baik

III - 21
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Lanjutan Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)
Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air
Cara Pengelolaan Sampah
Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor
Ya, saat bersih/sanitasi/ Kapan tangki Kodisi
Ya, saat pend. Higiene
No. Nama Sekolah Alamat mata Di- Di- Dibuat Dari septik Higiene Ket.
pertemuan/ tidak Dari
pelajaran kumpul- pisah- Kom- Kamar dikosongkan Sekolah
penyuluhan pernah toilet
penjas di ya Tidak kan kan pos mandi
tertentu
kelas
Anahu-Desa
83 SD Inpres 48 Ambon 1 √ √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Latuhalat
84 SD Neg. Airlouw Jl. Airlow √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
85 SD Neg. 79 Ambon Jl. Air Kuning 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu baik
86 SD Kanawa Ambon Jl. BTN Kanawa 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Jl.Jend Sudirman-
87 SD Inpres 50 Ambon √ 1 √ 1 √ setahun sekali bersih
Galunggung

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


88 SD Kristen Urimesing A3 Jl.Diponegoro √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Tidak
Jl. Sultan Babulah
89 SD Neg. 68 Ambon √ 1 √ 1 √ 1 √ - Cukup baik ada
Silale
toilet
90 SD Kristen Belso B2 Belakang Soya 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ setahun sekali baik
91 SD Neg. 83 Ambon Jl.Dr.Kayadoe 1 √ √ 1 v 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
92 SD Neg. 85 Ambon Jl.Dr.Malaihollo 1 √ √ 1 √ 1 v 1 √ belum pernah Cukup baik
Tidak
Jl.PHB Halong
93 SD Inpres 51 Ambon 1 √ √ 1 √ - baik ada
Atas
toilet
94 SD Kristen Urimesing B2 Jl.Diponegoro 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
95 SD Inpres Lateri Jl Wolter √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah baik
96 SD Neg. 88 Ambon Jl. Jend 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
Tidak
SD Kristen Urimesing B3
97 Jl.Diponegoro √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ - Kurang baik ada
Ambon
toilet
Jl.Jendl Sudirman-
98 SD Neg. 64 Ambon 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ 1 v tidak pernah Kurang baik
Galunggung
Jl.Namalatu-
99 SD Neg Seilale 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ v 1 √ 1 √ belum bersih
Latuhalat
100 SD Neg. 30 Ambon Jl.Sultan Baabulah 1 √ 1 √ 1 √ setahun sekali bersih
101 SD Neg. 6 Ambon Jl.Tawiri 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ setahun sekali besih
102 SD Neg. Kilang Desa Kilang 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ setahun sekali baik
Jl.Perumtel-
103 SD Neg. 37 Ambon 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Gunung Nona

III - 22
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

104 SD Neg. Amaory Passo 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah cukup


Lanjutan Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)
Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air
Cara Pengelolaan Sampah
Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor
Ya, saat bersih/sanitasi/ Kapan tangki Kodisi
Ya, saat
No. Nama Sekolah Alamat mata pend. Higiene Di- Di- Dibuat Dari septik Higiene Ket.
pertemuan/ tidak Dari
pelajaran kumpul- pisah- Kom- Kamar dikosongkan Sekolah
penyuluhan pernah toilet
penjas di ya Tidak kan kan pos mandi
tertentu
kelas
105 SD Neg. 69 Ambon Jl.Sultan Baabulah 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
106 SD Neg. 2 Hative kecil Jl.Piere Tandean √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak pernah kurang baik
107 SD Neg 71 Jl.Dr.Siwabessy 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak pernah Cukup baik
108 SD Kristen Kalam Kudus Jl. Cendrawasih √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak pernah Cukup baik
109 SD Neg 2 Amahusu Desa Amahusu √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak pernah Cukup

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


110 SD Neg. 66 Ambon Jl. Pattimura √ 1 √ 1 √ 1 √ Thn 2010 Cukup baik
111 SD Hang Tuah 1 Desa Halong √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak pernah Cukup baik
112 SD Neg. 1 Amahusu Jl. Amanhuse 1 √ √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
113 SD Inpres 27 Ambon Jl. Gajah, Benteng 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
114 SD Neg. 15 Jl.Pattimura 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
JUMLAH 53 98 5 46 68 80 64 26 39 91

III - 23
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.2.B. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SMP/ MTs (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)

Apakah pengetahuan ttg Higiene Tempat buang air


Apakah ada Cara Pengelolaan Sampah
& Sanitasi diberikan kotor
dana untuk air
bersih/sanitasi/ Kapan tangki Kodisi
Ya, saat
No. Nama Sekolah Alamat Ya, saat pend. Higiene septik Higiene
mata Dari
pertemuan/ tidak Di-kumpul- Di-pisah- Dibuat Dari dikosongkan Sekolah
pelajaran Kamar
penyuluhan pernah kan kan Kom-pos toilet
penjas di mandi
tertentu ya Tidak
kelas
1 SMP Neg. 9 Ambon Jl.Wolter Mongisidi 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
2 SMP Hang Tuah Desa Halong 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
3 SMP Pertiwi Jl.Rijali 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ Tidak Tahu bersih

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


4 SMP Neg. 22 Ambon Desa Nusaniwe 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
5 SMP LKMD Laha Desa Laha 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
6 SMP Neg. 5 Ambon Desa Latuhalat 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
7 SMP Neg. 16 Ambon Nania Atas 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah bersih
Jl.Rusa-Desa
8 SMP Neg. 11 Ambon 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
Amahusu
9 SMP Neg 17 Ambon Benteng- 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
10 SMP Kristen Rehoboth Jl.Dr.Siwabessy 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ Setahun sekali baik
11 SMP Neg. 7 Rumah Tiga 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
12 SMP Neg. 8 Hutumuri 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
13 SMP Neg. 1 Jl. Karang 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
14 SMP Kalam Kudus Jl. Cenderawasih 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
15 SMP Neg. 6 Jl. Kakialy 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah baik
JUMLAH 6 13 2 9 2 15 1 2 12 12

III - 24
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.2.C. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SMA/ SMK/ MA (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)

Apakah pengetahuan ttg Higiene Apakah ada Tempat buang air


Cara Pengelolaan Sampah
& Sanitasi diberikan dana untuk air kotor
Ya, saat bersih/sanitasi/ Kapan tangki Kodisi
Ya, saat
No. Nama Sekolah Alamat mata Dari septik Higiene
pertemuan/ tidak Dikumpul- Dipisah- Dibuat Dari
pelajaran Kamar dikosongkan Sekolah
penyuluhan pernah ya Tidak kan kan Kompos toilet
penjas di mandi
tertentu
kelas
1 SMA Kalam Kudus Kel. Amantelu 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
2 SMA PGRI 1 Kel. Ahusen 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
3 SMA Pertiwi Kel. Mangga Dua 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Baik
4 SMA Neg. 2 Kel. Uritetu 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 5 tahun sekali Baik
5 SMA 45 Kota Ambon 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
6 SMA Neg. 5 Kel. Lateri 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 tahunsekali Baik
7 SMA PGRI 2 Hutumuri 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Cukup baik

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


8 SMA Advent Maluku Hative Besar 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Baik
9 SMA Kristen YPKPM Ambon Kel. Ahusen 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Baik
10 SMA Neg. 11 Neg. Bt Merah 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Baik
11 SMA Neg. 7 Hative Besar 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 kali setahun Baik
12 SMA Neg. 12 Kel. Nusaniwe 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Baik
13 SMA Neg. 8 Hutumuri 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Amat baik
14 SMA Neg. 6 Amahusu 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
15 SMA Muhammadiyah Kel. Wainitu 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
16 SMA Maria Mediatrix Kel. Benteng 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
17 SMA Lentera Kel. Wainitu 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 Tahun Lalu Amat baik
18 SMA Kartika Kel. Waihaong 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
19 SMA Oikumene Kel. Benteng 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
20 SMA Neg. 1 Kel. Uritetu 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ Tahun 2012 Baik
21 SMA Xaverius Kel. Bt. Meja 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ Tahun 2012 Baik
22 SMK Neg 4 Kel. Benteng 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
23 SMK Neg 7 Kel. Wainitu 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Baik
24 SMK PGRI Kel. Honipopu 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Cukup baik
25 SMK Kesehatan Neg. Bt Merah 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Cukup baik
26 SMK Neg.2 Desa Wayame 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 tahun 1x Baik
27 SMK AL Watan Neg. Bt Merah 1 √ 1 √ tidak tahu Cukup baik
28 SMK Neg. 1 Kel. Amantelu 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ Tahun 2004 Sangat baik
29 SMK Neg. 5 Desa Rumah Tiga 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Cukup baik
30 SMK Neg. 6 Kel. Lateri 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 5 tahun sekali cukup baik
31 SMK Jaya Negara Neg. Bt Merah 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah cukup baik
32 SMK SPP Prov. Maluku Neg. Passo 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Baik
33 SMK Neg. 3 Waiheru 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ tidak tahu Baik
34 SMK Muhammadiyah Neg. Bt Merah 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 5 tahun sekali Baik
JUMLAH 27 27 0 19 14 30 9 10 15 25

III - 25
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan PHBS di sekolah adalah bahwa sanitasi yang baik di
sekolah belum menjadi suatu kesatuan dalam pembangunan pendidikan. Beberapa hal dapat
menjelaskan kondisi tersebut, antara lain:
a. Mencuci tangan dengan sabun selama waktu belajar di sekolah belum menjadi kebiasaan yang
baik, karena seringkali tidak ada sabun di kamar mandi dan air yang tersedia terbatas. Kondisi ini
dapat membentuk perilaku anak usia sekolah khususnya sekolah dasar (7 sampai 12 tahun),
bahwa hidup bersih dan sehat bukan merupakan hal yang penting.
b. Dana-dana pembangunan pendidikan yang bergulir sekarang lebih diutamakan kepada pemerataan
dan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan manajemen. Selain itu
Dana Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan lebih ditekankan pada pembangunan fisik,
seperti gedung kelas baru, ruang perpustakaan, meubelair kelas, ataupun meubelair perpustakaan,
yang tidak menyentuh pemenuhan sanitasi sehat di sekolah melalui pembangunan jamban sehat
dan penyediaan air bersih yang memadai di sekolah.
c. Ada sekolah yang tidak mempunyai toilet, seperti SDN 87 Ambon dan SDN 79 Ambon di Air
Kuning– Desa Batu Merah, SDN 74, SDN 90 Wayame, SD Naskat Amaory – Desa Passo, SDN 11
Ambon, SDN 4 Halong, SDN 68 Ambon, SD Inpres 51 Ambon, dan SD Kristen Belakang Soya B3
Ambon. Kalaupun ada toilet, Jumlah toilet di sekolah tidak sebanding dengan jumlah siswa.
Seringkali satu sekolah mempunyai satu toilet yang dipakai bersama-sama oleh guru dan siswa.
Selain itu sering belum ada pemisahan antara toilet perempuan dan toilet laki-laki. Untuk sekolah
yang gedungnya digunakan bersama dengan sekolah lain (Sekolah Pagi/ Sekolah Siang), toiletnya
pun sering digunakan bersama-sama.
d. Kebersihan toilet di sekolah sering tidak dijaga dan keterbatasan air bersih, seringkali menjadi toilet
sekolah bukan tempat yang nyaman, dan sering tidak menjadi prioritas dalam pemeliharaannya.
e. Pelibatan masyarakat melalui Komite Sekolah, lebih diutamakan untuk menunjang proses belajar
mengajar di sekolah, dan belum sepenuhnya menunjang pemenuhan jamban sehat dan air bersih
di sekolah.

3.2. Pengelolaan Air Limbah Domestik


Air limbah domestik (rumah tangga) di Kota Ambon, terdiri dari air kotor (grey water) dan lumpur tinja
(black water). Air kotor umumnya berasal dari kamar mandi, dapur, atau tempat cuci. Lumpur tinja
bersumber dari WC dan urinoir.

Umumnya sistem pembuangan air kotor rumah tangga di Kota Ambon masih menyatu dengan sistem
sistem pembuangan air hujan (drainase), yang dialirkan secara langsung ke saluran terbuka (primer,
sekunder), dan sungai. Pembuangan air kotor secara langsung ke saluran drainase tersebut, dilakukan
tanpa pengolahan apapun, sehingga berpotensi mengakibatkan pencemaran lingkungan. Pada sisi lain
berdasarkan survey EHRA, juga dijumpai pembuangan air kotor dilakukan secara terbuka saja di
halaman dimana air secara gravitasi akan mengalir ke bagian yang lebih rendah. Pembuangan secara
terbuka di halaman ini, menyebabkan dampak-dampak ikutan yang tidak menguntungkan, seperti
kualitas lingkungan permukiman yang kotor dan tidak sehat, terbentuknya genangan-genangan air yang
memicu endemic malaria, dan erosi/ pengikisan tanah terutama di kawasan-kawasan perbukitan yang
memicu terjadinya longsor.

Sistem pembuangan lumpur tinja rumah tangga umumnya diteruskan ke tanki septic tunggal melalui
masing-masing jamban keluarga. Berdasarkan hasil survey EHRA, masih didapat responden yang
membuang air besar di sungai/pantai/laut (5,3%), kebun/pekarangan (1,9%), WC helikopter (0,7%),
lubang galian (0,2%), dan selokan/parit/got (0,1%).

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 26


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

3.2.1. Kelembagaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berwenang dalam pengelolaan air limbah domestik di
Kota Ambon adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Tata Kota, dan Kantor Pengendalian
Dampak Lingkungan Hidup. Pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan ditangani oleh Bidang
Pertamanan, Pemakaman, dan Saluran pada Seksi Saluran dan Tinja. Pada Dinas Tata Kota ditangani
oleh Bidang Tata Bangunan dan Kawasan Perkotaan pada Seksi Penataan Perumahan dan Kawasan.
Sedangkan pada Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan ditangani oleh Seksi Pengendalian
Dampak dan Pencemaran Lingkungan.

Terkait dengan fungsi dan peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan air limbah domestik,
ternyata peran Pemerintah Kota Ambon masih dominan, baik dalam perencanaan, pengadaan sarana,
pengelolaan, pengaturan dan pembinaan, serta monitoring dan evaluasi, meskipun seringkali peran ini
belum dilakukan secara optimal dengan standar pelayanan yang baku (Tabel 3.3). Peran swasta dan
masyarakat memang ada, meskipun masih dalam tahapan pengadaan sarana yaitu menyediakan
sarana pembuangan awal limbah domestik, dan membangun sarana pengumpulan dan pengolahan
awal (tangki septik), sebagai bagian dari bebutuhan dasar di rumah.

Pengelolaan air limbah domestik di Kota Ambon belum diatur secara khusus. Peraturan Daerah Kota
Ambon Nomor 24 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon, masih
mengatur pada rencana pengembangan sistem pengelolaan limbah domestik, meliputi: pengembangan
dengan communal septic tank di kawasan padat penduduk; dan pengembangan sistem pengelolaan
limbah cair domestik dan non-domestik secara off site dan on site, dimana ketentuan lebih lanjut untuk
sistim jaringan limbah domestik akan diatur dengan Peraturan Walikota. Peraturan yang spesifik
mengatur pengelolaan limbah cair domestic adalah peraturan mengenai retribusi penyedotan air limbah
domestic yang telah berjalan efektif sesuai Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 6 Tahun 2009
tentang Retribusi Sampah, Tinja, dan Pemakaman (Tabel 3.4).
Memang disadari bahwa Kota Ambon belum memiliki peta peraturan limbah domestik yang lengkap
(Tabel 3.4), sehingga pengelolaan limbah cair domestik belum berjalan dengan baik. Beberapa hal yang
perlu dilakukan ke depan adalah menyiapkan regulasi yang matang tentang pengelolaan limbah cair
domestik.

3.2.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan


Sistem pengelolaan air limbah domestic di Kota Ambon umumnya merupakan system setempat (onsite)
dengan tangki septik tunggal. Berdasarkan Data Profil Kesehatan Kota Ambon, pada tahun 2011
terdapat 74,54% keluarga memiliki jamban, dan terdapat 65,23% keluarga yang memiliki jamban yang
sehat dengan tangki septic yang benar. Pada kawasan permukiman perkotaan yang padat, jika tangki
septic telah penuh, biasanya disedot oleh mobil tinja dan dibuang ke instalasi pengolahan lumpur tinja
(IPLT) yang terdapat di Wara – Air Kuning (Negeri Batu Merah). Pada kawasan permukiman yang tidak
padat atau perdesaan, masyarakat seringkali menyuras sendiri tangki septiknya, dan membuang/
menimbun pada lobang tanah yang digali di sekitar pekarangan rumahnya.

Selain sistem setempat (onsite) pada beberapa kawasan telah menggunakan system terpusat (offsite).
Sistem terpusat memang belum meluas di Kota Ambon, namun terus didorong untuk ditingkatkan,
khususnya pada perumahan-perumahan baru. Sistem terpusat di Kota Ambon terdapat di perumahan
pengungsi Dusun Kayu Tiga (Negeri Soya), dan Dusun Kate-Kate (Desa Poka), yang dibangun dengan
APBN tahun 2010. Pada tahun 2012 melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) melalui
Dana Hibah dan DAK, telah terbangun 12 unit MCK, yaitu 3 unit di Desa Batu Merah (2 unit di
RT.009/17, dan 1 unit di RT.001/12) dan masing-masing 1 unit di Kelurahan Rijali (RT.001/02), Desa
Passo (RT.019/04), Kelurahan Ahusen (RT.001/05), Desa Laha, Desa Nania, Kelurahan Uritetu, Desa
Latuhalat, Kelurahan Wainitu, dan Kelurahan Batu Gajah.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 27
Tabel 3.3. : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kota Ambon
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kota Ambon Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
1 Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota √
2 Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target √
3 Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target √
PENGADAAN SARANA
1 Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik √ √ √
2 Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) √ √ √
3 Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (Truk Tinja) √
4 Membangun jaringan atau saluran pengaliran air limbah dari sumber ke IPAL (Pipa Kolektor) √
5 Membangun sarana IPLT dan atau IPAL √

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


PENGELOLAAN
1 Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja √
2 Mengelola IPLT dan atau IPAL √
3 Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja √
4 Memberikan ijin usaha pengelolaan air limbah domestik dan atau penyedotan air limbah

domestik
5 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik dan saluran drainase

lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN PEMBINAAN
1 Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan,

dll)
2 Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik √
3 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik √
MONITORING DAN EVALUASI
1 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik

skala kab/kota
2 Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air

limbah domestik
3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik dan atau

menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik
4 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik √
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012

III - 28
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.4. : Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kota Ambon


Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Tidak Efektif Belum Efektif Tidak Efektif Ket.
Ada (Sebutkan)
Ada Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
AIR LIMBAH DOMESTIK
1 T arget capaian air limbah domestik di

Kota Ambon
2 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kota dalam penyediaan layanan √
pengelolaan air limbah domestik
3 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kota dalam memberdayakan √
masyarakat dan badan usaha dalam
pengelolaan air limbah domestik
4 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat
atau pengembang untuk menyediakan

sarana pengelolaan air limbah
domestik di hunian rumah
5 Kewajiban dan sanksi bagi industri
rumah tangga untuk menyediakan

sarana pengelolaan air limbah
domestik di tempat usaha
6 Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk
menyediakan sarana pengelolaan air √
limbah domestik di tempat usaha
7 Kewajiban penyedotan air limbah
domestik untuk masyarakat, industri

rumah tangga dan kantor pemilik septi
tank
8 Retribusi penyedotan air limbah Peraturan Daerah Kota Ambon
domestik Nomor 6 T ahun 2009 tentang

Retribusi Sampah, T inja dan
Pemakaman
9 T ata cara perijinan untuk kegiatan
pembuangan air limbah domestik bagi

kegiatan permukiman, usaha rumah
tangga dan perkantoran
Sumber: Dinas T ata Kota, Kota Ambon, 2012

Mengantisipasi penuhnya sistem pembuangan lumpur tinja rumah tangga melalui tanki septic,
Pemerintah Kota Ambon memiliki satu unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Air Kuning
Negeri Batu Merah, yang telah direhabilitasi dengan APBN 2012, setelah mengalami kerusakan sejak
tahun 2010. Sarana IPLT berada pada lahan seluas 3.000 m2 atau 3 ha, yang terdiri dari 1 unit rumah
dinas, 2 unit pos jaga; 1 unit garasi mobil ukuran 10 x 15 m2, dan 1 unit WC. Prasarana Jaringan IPLT
yang tersedia adalah kolam pasir berukuran 20 x 25 m2 (ditutupi pakai seng), bak tempat pembuangan
berukuran 4 x 5 m2, sepuluh unit kolam peresapan, bak penampung air, tower penampungan air, dan
pagar keliling. Kapasitas dan daya tampung IPLT ini adalah 200 m3. Namun demikian sampai akhir
tahun 2012, IPLT ini belum berfungsi optimal dalam pengolahan lumpur tinja. Hal ini disebabkan karena
belum adanya penyerahan dari Pemerintah Provinsi Ke Pemerintah Kota.

Untuk operasional penyedotan lumpur tinja, Pemerintah Kota Ambon mempunyai 1 unit mobil tinja
dengan kapasitas 3 m3. Keberadaan 1 unit mobil penyedotan tinja ini sangat dirasakan terbatas,
mengingat permintaan penyedotan tinja setiap hari cukup besar, rata-rata 12 m3 per hari.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 29
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

PETA 3.1. PETA LOKASI INFRASTRUKTUR UTAMA PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIC

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 30


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

PETA 3.2. PETA LOKASI INFRASTRUKTUR UTAMA PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIC

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 31


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Gambaran cakupan layanan dan lokasi insfrastruktur pengelolaan air limbah domestik sistem terpusat di
Kota Ambon, dapat dilihat pada Peta 3.1, dan Peta 3.2. Sedangkan diagram sistem sanitasi
pengelolaan air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 3.5, dan sistem pengelolaan air limbah di Kota
Ambon dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.5. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Ambon
Kode/
User Penampungan Pengolahan Pembuangan/
Input Pengaliran Nama
Interface Awal Akhir Daur Ulang
Aliran
Kamar
Air kotor Saluran Aliran
Mandi/
(grey - terbuka / Sungai / Laut Sungai / Laut Limbah
Tempat
water) Drainase (AL) 1
Cuci/ Dapur
Mobil
Penyedotan IPLT IPLT AL 2
Tinja
Menguras
Menguras
tangki septik
tangki septik
Tangki Septik dan
Lumpur dan menimbun
Tunggal - menimbun AL 3
tinja dalam kolam
Kakus/ WC dalam kolam
(black galian di
galian di
water) halaman
halaman
Sungai/ Sungai/ Sungai/
AL 4
Pantai/ Laut Pantai/ Laut Pantai/ Laut
Tangki Septik Saluran Saluran
Saluran umum AL 5
Komunal Pengolahan Pengolahan
Sumber: Dinas Tata Kota – Kota Ambon, 2012

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Ambon (Tabel 3.5), menunjukan
bahwa sistem pengelolaan air kotor (grey water) dimulai dari kamar mandi, tempat cuci atau dapur. Air
kotor ini tidak memiliki penampungan khusus, tapi dialirkan langsung ke saluran terbuka atau saluran
drainase yang langsung menuju sungai/ laut (Aliran Limbah/ AL 1). Sedangkan sistem pengelolaan
lumpur tinja (black water) dimulai dari kakus (WC) yang ditampung dalam tanki septik. Jika tank septik
telah penuh, lumpur tinja disedot dengan mobil pengedotan tinja dan dibawa ke Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) Air Kuning, Desa/ Negeri Batu Merah (AL 2). Untuk kawasan yang tidak terlayani
mobil operasional tinja, misalnya karena berada di permukiman lereng bukit atau, kawasan perdesaan,
masyarakat menguras sendiri tangki septiknya dan menimbunnya dalam kolam galian di halaman
sebagai pupuk organik (AL 3). Bagi beberapa penduduk di bantaran sungai dan pantai, lumpur tinja dari
kakus juga ditampung dalam septik tank, namun ketika air sungai penuh (ketika musim hujan) dan air
pasang di pesisir, tangki septik sering dibuka dan lumpur tinja dialirkan melalui sungai/ pantai/ laut (AL
4).

Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kota Ambon (Tabel 3.6) menunjukan bahwa jumlah dan
pengguna (Kepala Keluarga/ KK tersambung) WC Sentor di Kota Ambon adalah 51.167 unit atau
74,54% dari total rumah tangga yang ada sebesar 68.642 KK. Dari jumlah tersebut, tangki septik
tunggal yang baik/ sehat berjumlah 44.772 unit (87,5%). Sedangkan tangki septik komunal berjumlah 4

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 32


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

unit, yang melayani 373 KK. Pada sisi lain pembuangan/daur ulang limbah lumpur tinja dilakukan di
IPLT Air Kuning, Desa/ Negeri Batu Merah yang pada tahun 2012 direhabilitasi dengan dana APBN.
Jika pembuangan/daur ulang limbah lumpur tinja melalui sungai, maka 5 sungai utama di Pusat Kota
Ambon menjadi sasaran, yaitu Wai Ruhu, Wai Batu Merah, Wai Tomu, Wai Batu Gajah, Wai Batu
Gantung.
Tabel 3.6. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Ambon
Teknologi
Kelompok Jenis Data (Perkiraan) Nilai
yang Sumber Data
Fungsi Sekunder Data
Digunakan
Jumlah 51.167 Unit Dinas Kesehatan
User Interface WC Sentor KK
51.167 KK Dinas Kesehatan
Tersambung
Tangki Septik
Jumlah 44.772 Unit Dinas kesehatan
Penampungan Tunggal
Awal Jumlah 4 tangki Dinas Tata kota
Tangki Septik
Komunal KK
373 KK Dinas Tata kota
Tersambung
Air Kuning, Desa/ Dinas Kebersihan dan
IPLT Nama
Negeri Batu Merah Pertamanan
Pembuangan/ Wai Ruhu, Wai Batu
Daur Ulang Merah, Wai Tomu, Dinas Kebersihan dan
Sungai Nama
Wai Batu Gajah, Wai Pertamanan
Batu Gantung

3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK)
Kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban keluarga sendiri di Kota Ambon mencapai 74,54%.
Kepemilikan jamban keluarga/ pribadi merupakan perilaku yang positif untuk menjalankan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga, dan dapat secara mandiri memeliharanya (Tabel 3.7).
Di beberapa tempat, khususnya di permukiman padat, atau tempat-tempat kumuh, melalui program
masyarakat secara swakelola, khususnya melalui PNPM Mandiri.

Saat ini di Kota Ambon terdapat 19 MCK yang tersebar di 5 kecamatan di Kota Ambon, yang
seluruhnya dikelola secara swadaya oleh masyarakat (Community Based Organization). Sarana MCK
tersebut melayani 615 Kepala Keluarga, yang dibangun antara tahun 2010-2012. Keberadan MCK-MCK
ini umumnya berada di permukiman padat penduduk, seperti di Kelurahan Waihaong, Kelurahan
Nusaniwe, Negeri Latuhalat, Kelurahan Pandan Kasturi, Kelurahan Honipopu, Kelurahan Batu Meja,
Kelurahan Batu Gajah, Kelurahan Rijali, Kelurahan Ahusen, Desa Nania, Negeri Laha, Desa Wayamen,
Desa Hunuth, Negeri Hative Besar dan Negeri Hutumuri (Tabel 3.8). Kehadiran sarana tersebut
mendorong terpenuhinya sarana sanitasi yang sehat dan baik, agar terbentuknya PHBS yang optimal,
mulai dari keluarga.

Dari 19 MCK yang ada, 6 diantara menggunakan sumber air PDAM, dan sisanya menggunakan sumur
bor. Namun demikian keberadaan air pada MCK, tidak selalu tersedia, hanya kadang-kadang. Pada
MCK, toilet/ WC maupun kamar mandi perempuan dan laku-laki terpisah (kecuali di RT 002/ RW 05
Kelurahan Nusaniwe), dengan tempat pembuangan air kotor melalui tangki septik. Pada MCK sudah
tersedia fasilitas cuci tangan dengan persediaan sabun.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 33
3.7. Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga dan MCK oleh Masyarakat
Jumlah Jumlah MCK Tahun Jumlah Sanimas Tahun
No. Kecamatan Pddk Jamban Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola MCK Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Sanimas
RT RW
Miskin Keluarga RT RW CBO Lainnya Dibangun RT RW CBO *) Lainnya Dibangun
1 Nusaniwe 286 79 7,793 15,587 - - 3 - 2011-2012 - - 3 - 2011-2012
2 Sirimau 350 92 7,948 18,704 - - 6 - 2010-2012 - - 6 - 2010-2012
3 T.A. Baguala 184 49 3,600 9,711 - - 1 - 2012 - - 1 - 2012
4 Teluk Ambon 195 57 4,228 5,533 - - 1 - 2011 - - 1 - 2011
5 Leitimur Selatan 53 19 1,247 1,632 - - - - - - - - - -
Kota Ambon 1,068 296 24,816 51,167 - - 11 - - - 11 -
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012 *) CBO = Community Based Organization

Tabel 3.8. Kondisi Sarana MCK di Kota Ambon


Jumlah Pemakai MCK Jumlah Jml. Kmr Fas. Cuci Persediaan Ada Biaya Tempat Buangan
Lokasi MCK Kapan Tangki
MCK PDAM SPT/ Sumur Bor SGL Toilet/WC Mandi Tangan Sabun Pemakaian Air Kotor

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


No. Kecamatan Septik
Kepala Tangki
RT RW S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T Cubluk dikosongkan
Keluarga Septik
1 Kec. Nusaniwe
1. Kel. Waihaong (DAK-2011) 004 03 48 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
2. Kel. Nusaniwe (DAK-2011) 001 07 57 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
3. Negeri Latuhalat (DAK-2012) 003 004 29 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
4. Kel. Nusaniwe (Hibah, 2012) 002 005 21 KK √ 1 - 1 - √ √ √ √ Belum
2 Kec. Sirimau
1. Kel. Pandan Kasturi (DAK-2010) 001 01 48 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
2. Kel. Hopipopu (DAK-2010) 002 02 30 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
3. Kel. Batu Meja (DAK-2010) 002 01 21 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
4. Kel. Batu Gajah (DAK-2010) 001 03 17 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
5. Desa Galala (DAK-2012) 002 01 19 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
6. Kel. Rijali (Hibah, 2012) 001 02 54 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
7. Kel. Ahusen (Hibah, 2012) 001 05 17 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
8. Kel. Honipopu (Hibah, 2012) 008 04 20 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
9. Kel. Pandan Kasturi (Hibah, 2012) 002 08 34 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
3 Kec. Teluk Ambon Baguala
1. Desa Nania (DAK-2012) '011 03 38 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
4 Kec. Teluk Ambon
1. Negeri Laha (DAK-2011) 001 02 94 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
2. Desa Wayame (DAK-2012) 003 02 17 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
3. Desa Hunuth (DAK-2012) 002 02 20 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
4. Negeri Hative Besar (Hibah-2012) 004 05 12 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
5 Kec. Leitimur Selatan
1. Negeri Hutumuri (Hibah, 2012) 002 01 19 KK √ 1 1 1 1 √ √ √ √ Belum
Kota Ambon 615 KK 19 18 19 18

III - 34
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Sumber: Dinas T ata Kota, Kota Ambon, 2012


Keterangan : S = Selalu tersedia air
L = Laki - laki T = T idak ada persediaan air Y = Ya SPT = Sumur pompa tangan
P = Perempuan K = Kadang - kadang T = T idak SGL = Sumur Gali
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.9 : Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat


Kondisi Saat ini Aspek PJMK
Nama Program/ Proyek/ Tahun
No Sub Sektor Pelaksanaan/PJ Tidak
Layanan Mulai Fungsi Rusak PM JDR MBR
Fungsi
1 Air Limbah Pembangunan/ Rehabilitasi Dinas PU Kota
Domestik MCK (kerjasama dengan Ambon 2012 √ √ √ √
PKK Kota Ambon)
Pembangunan MCK ++ Dinas Tata Kota 2010-2012 √ √ √ √
Rehab Kolam Oksidasi IPLT Dinas Tata Kota 2012 √ √ √ √
Rehab Sumur Kontrol IPLT Dinas Tata Kota 2012 √ √ √ √
Pembangunan Septictank Dinas PU Provinsi,
2010 √ √ √ √
Komunal ESP-USAID
Daur Ulang Limbah Dinas Kebersihan &
2010-2012 √ √ √ √
Pertamanan
Koordinasi Kelompok Kerja Bappekot
AMPL Kota Ambon, untuk
2012 √ √ √ √
Penyusunan Buku Putih
Sanitasi dan SSK
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012
Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah
JDR = Jender PMJK = Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan

Selain itu di Kota Ambon telah dilakukan juga program-program layanan air limbah berbasis masyarakat
(Tabel 3.9) yaitu:
a. Pembangunan/ Rehabilitasi MCK oleh Dinas PU Kota Ambon bekerja sama dengan Tim Penggerak
PKK Kota Ambon di Air Manis, Desa Laha. Sarana yang terbangun adalah 1 unit MCK yang
mempunyai 1 tempat cuci, dan 1 kamar mandi yang dilengkapi toilet.
b. Pembangunan MCK Plus oleh Dinas Tata Kota, dengan sarana dan fasilitas didalamnya berupa air
bersih dan pengolahan limbah. Pembangunan MCK Plus tersebut telah dilakukan sejak tahun 2010,
yaitu:
1) Tahun 2010 sebanyak 4 unit yaitu di RT/RW 001/01 Kel. Pandan Kasturi (Kapaha), RT/RW
002/02 Kel. Honipopu (Pasar Lama), RT/RW 002/01 Kel. Batu Meja (Skip), dan RT/RW 001/03
Kel. Batu Gajah, yang seluruhnya melayani 116 KK. Kondisi MCK tersebut saat ini adalah
masih berfungsi secara baik dan pemeliharaan sarana dilakukan secara swadaya oeh
masyarakat.
2) Tahun 2011 sebanyak 3 unit di RT 004/03 Kel. Waihaong (Belakang Kantor Lurah), RT 001/07
Kel. Nusaniwe (Air Salobar), dan RT/RW 003/02 Negeri Laha (Laha Pantai) melayani 199 KK.
Kondisi MCK tersebut saat ini adalah masih berfungsi secara baik dan pemeliharaan sarana
dilakukan secara swadaya oeh masyarakat.
3) Tahun 2012 sebanyak 12 unit, yaitu 5 unit dari bersumber dari DAK, dan 7 unit bersumber
dari dana Hibah. Lima unit merupakan kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyakat, yaitu
di Desa Nania, Desa Galala, Negeri Latuhalat, dan Desa Hunuth. Sedangkan yang bersumber
dari dana Hibah merupakan kegiatan penyediaan prasarana dan sarana persampahan, yang
berlokasi di Negeri Hative Besar, Kelurahan Rijali, Kelurahan Nusaniwe, Kelurahan Ahusen,
Kelurahan Honipopu, Negeri Hutumuri, dan Kelurahan Pandan Kasturi. Secara keseluruhan
MCK=MCK tersebut melayani 260 KK. Kondisi MCK tersebut saat ini adalah masih berfungsi
secara baik dan pemeliharaan sarana dilakukan secara swadaya oeh masyarakat.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 35


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

c. Rehabilitasi Kolam Oksidasi oleh Dinas Tata Kota, di IPLT (Kebun Cengkeh), yang berfungsi untuk
tempat penampungan lumpur tinja sementara. Kondisi kolam oksidasi saat ini adalah baik.
d. Rehabilitasi Sumur Kontrol oleh Dinas Tata Kota, di IPLT (Kebun Cengkeh), yang berfungsi untuk
mengetahui kualitas air permukaan di IPLT. Kondisi sumur kontrol masih berfungsi dengan baik.
e. Pembangunan 2 unit septik tank komunal oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku dengan
APBN tahun 2010, yang difasilitasi oleh ESP-USAID. Septik tank tersebut berada di perumahan
pengungsi Kayu Tiga, Negeri Soya, dan Kate-Kate, Desa Poka. Saat ini septik tank tersebut masih
beroperasi, yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat.
f. Daur ulang limbah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon berupa pengelolaan
limbah padat (sampah rumah tangga) di 5 Kecamatan.
g. Koordinasi Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kota Ambon,
yang dikoordinasi oleh BAPPEKOT Ambon, dalam membuat Buku Putih Sanitasi, dan Strategi
Sanitasi Kota (SSK) Kota Ambon. Selain itu, Pokja AMPL mendapat pendampingan oleh mitra yaitu
IUWASH- USAID dalam penyusunan Masterplan Air Limbah Domestik dan pembangunan sarana
limbah domestik di Kota Ambon.

3.2.4. Pemetaan Media


Penggunaan berbagai sarana informasi dan komunikasi untuk menunjang pengelolaan air limbah
domestik yang baik terus dilakukan Pemerintah Kota Ambon. Sarana yang digunakan dapat berupa
sosialisasi tatap muka secara langsung dengan masyarakat maupun media elektronik di Kota Ambon.
Kegiatan komunikasi yang dilakukan di Kota Ambon (Tabel 3.10) bertujuan meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), melalui sosialisasi dan
penyuluhan. Sedangkan media komunikasi yang digunakan adalah Radio Republik Indonesia (RRI)
Stasiun Ambon, melalui Dialog Interaktif tentang PHBS dan pencegahan penyakit menular (Tabel 3.11).

Tabel 3.10 : Kegiatan Komunikasi yang ada di Kota Ambon


Dinas Tujuan Khalayak
No Kegiatan Tahun Pesan Kunci Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran

1 Sosialisasi PHBS 2012 Dinas Informasi dan PKK PKK sebagai Pelibatan
Kesehatan arahan motor Perempuan
Kota Ambon pentingnya penggerak penting sebagai
PHBS PHBS di penggerak
Masyarakat dalam keluarga
2 Penyuluhan Masyarakat Pola 2012 Dinas Informasi dan Masyarakat Masyarakat Pembentukan
Hidup Sehat Kesehatan arahan wajib hidup perilaku
Kota Ambon pentingnya sehat merupakan
PHBS proses yang
berulang-ulang
3 Pengembangan Media Promosi 2012 Dinas Informasi dan Masyarakat Kesadaran Pembentukan
Hidup Sehat dan Informasi sadar Kesehatan arahan masyarakat perilaku
hidup sehat Kota Ambon pentingnya akan pola merupakan
PHBS hidup sehat proses yang
berulang-ulang
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 36


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.11 : Media Komunikasi Air Limbah yang ada di Kota Ambon
Pendapat
No Nama Media Jenis Acara Isu yang diangkat Pesan Kunci
Media
1 RRI Stasiun Dialog Interaktif PHBS Kesadaran Baik
Ambon masyarakat akan
pola hidup sehat
Pencegahan Pencegahan Baik
Penyakit menular di penyakit menular
Masyarakat akibat Diare
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012

Pada sisi lain, kerjasama terkait sanitasi yang dilakukan Pemerintah Kota Ambon selama ini (Tabel
3.12) adalah:
a. Sosialisasi dan Penyuluhan PHBS, bekerja sama dengan Pertamina, Tim Penggerak PKK Kota
Ambon, para tokoh agama/ pemuda, Mercy Corps, LSM, dan lembaga-lembaga lainnya dalam
bentuk penyampaian materi/ narasumber.
b. Penyusunan Buku Putih Sanitasi, Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Ambon, dan Masterplan Air
Limbah Domestik Kota Ambon, bekerja sama dengan IUWASH-USAID dalam rangka penguatan
kapasitas Pokja AMPL dalam penyusunan dokumen-dokumen dimaksud.
c. Pembangunan MCK, Kolam Oksidasi dan Sumur Kontrol, bekerja sama dengan AUS-AID untuk
hibah pembangunan fisik sarana dimaksud.
Didasari bahwa kemitraan dalam mengelola air limbah domestik merupakan salah satu faktor penunjang
yang dapat terus ditingkatkan. Beberapa mitra potensial yang berperan untuk pengelolaan air limbah
domestik antara lain PT. Pertamina Cabang Ambon, PT. PLN (Wilayah Maluku), dan Mercy Corps
(Tabel 3.13). Jenis kegiatan yang dilaksanakan antara lain pembangunan infrasturktur sanitasi, promosi
higiene, dan sosialisasi PHBS.

Tabel 3.12 : Kerja Sama Terkait Sanitasi


Jenis Kegiatan
No Nama Kegiatan Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama
Sanitasi
1 Sosialisasi/ Penyuluhan Sosialisasi PHBS Pertamina, TP-PKK, Penyampaian
PHBS oleh Swasta dan Gereja, Mesjid, Mercy Materi /
masyarakat Corps, LSM Peduli, dan Narasumber
Lembaga Lainnya
2 Penyusunan Buku Putih Fasilitasi penyusunan IUWASH-USAID Penguatan
Sanitasi dan Strategi Sanitasi Buku Putih dan SSK Kapasitas
Kota (SSK) Kota Ambon Kota Ambon
3 Penyusunan Masterplan Air Fasilitasi penyusunan IUWASH-USAID Penguatan
Limbah Domestik Kota Masterplan Air Limbah Kapasitas
Ambon Kota Ambon
4 Pembangunan MCK, Kolam Pembangunan fisik AUS - AID Hibah
Oksidasi dan Sumur Kontrol MCK, Kolam Oksidasi Pembangunan
dan Sumur Kontrol Fisik
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 37


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.13 : Daftar Mitra Potensial

No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerja Sama

1 PT. PERTAMINA Cabang Ambon Pembangunan Infrastruktur Peningkatan Kapasitas


Sanitasi dan Promosi Higiene Masyarakat/ In Kind
2 PT. PLN (Wilayah Maluku) Pembangunan Infrastruktur Peningkatan Kapasitas
Sanitasi dan Promosi Higiene Masyarakat/ In Kind
3 PT. TELKOMSEL Pembangunan Infrastruktur Peningkatan Kapasitas
Sanitasi dan Promosi Higiene Masyarakat/ In Kind
4 Pihak Perbankan seperti Bank Pembangunan Infrastruktur Peningkatan Kapasitas
Mandiri, Bank Maluku, Bank Sanitasi dan Promosi Higiene Masyarakat/ In Kind
Indoensia, Bank Nasional
Indonesia, Bank Rakyat Indonesia,
dan lain-lain
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012

3.2.5. Partisipasi Dunia Usaha


Pengelolaan limbah di Kota Ambon selama ini masih menjadi urusan Pemerintah Kota. Hal ini tentunya
sangat mempengaruhi efektivitas pengelolaan dan penanganannya, mengingat luasnya jangkauan
pelayanan dan jumlah penduduk kota Ambon yang meningkat setiap tahun.
Lembaga Swadaya Masyarakat seperti Mercy Corps telah berperan untuk pengelolaan ini, namun
masih sebatas kepada penyadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Peran swasta dalam bentuk orang per orang atau kelompok, dalam penyedotan tinja di Kota Ambon
masih dalam tatanan pembersihan/ pengosongan tangki septik, dan belum terdata dengan baik (Tabel
3.14). Pembuangan lumpur tinja hasil pengosongan tangki septik itu umumnya ditampung dalam lubang
galian di sekitar tangki septik tadi dan ditimbun kembali dengan tanah. Hal ini memerlukan perhatian
serius ke depan, mengingat dampak terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan perlu
diperhatikan, sehingga perlu memperhatikan optimalisasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Kota Ambon.

Tabel 3.14 : Penyedia Layanan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten/Kota
No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan
1 Perorangan (Tidak ada data) (Tidak ada data) Pembersihan dan
pengosongan tangki septik
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

3.2.6. Pendanaan dan Pembiayaan


Pengelolaan air limbah domestik di Kota Ambon dilakukan oleh beberapa SKPD, seperti Dinas Tata
Kota dan Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan yang lebih diutamakan untuk pembangunan fisik
sarana, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk operasional dan pemeliharaan sarana. Dana
yang digunakan berasal dari APBD Kota Ambon, maupun dari APBN. Dana dari APBD Kota Ambon
digunakan untuk operasional penyedotan, seperti bahan bakar mobil operasional tinja, pemeliharaan
kendaraan, upah buruh, dan lain-lain, selain juga untuk pembangunan sarana dan prasarana. Dana
APBN baik melalui DAK dan Dana Hibah digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana
pengelolaan air limbah .

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 38


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.15 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Air Limbah Domestik
Pertumbuhan
No Sub Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 Rata - rata
Rata-rata (%)

A. PENDAPATAN

1 Retribusi Penyedotan Tinja 40,389,000 41,675,000 79,575,000 99,325,000 90,975,000 70,387,800 27,63
B. BELANJA
1 Operasional BBM mobil tinja 20,945,000 21,328,000 21,328,000 21,954,000 22,500,000 21,611,000 1,81
2 Pembangunan sarana dan - - - - 8,967,242,000 1,793,448,400
prasarana pengelolaan air
limbah domestik
Sumber:Sumber:
Dinas Kebersihan
Dinas Kebersihan
dan Pertamanan
dan Pertamanan
Kota Ambon
Kota Ambon
dan BAPPEKOT
dan BAPPEKOT
Ambon,Ambon,
2012 2012

Pendapatan subsektor pengolahan air limbah domestik Kota Ambon selama 5 tahun belakangan (Tabel
3.15), menunjukan peningkatan dengan rata-rata per tahun adalah Rp.70.387.800,- atau dengan
pertumbuhan 27,63% per tahun. Retribusi ini didapat dari layanan penyedotan tinja. Potensi retribusi ini
sebenarnya masih cukup besar karena umumnya tangki septik yang dipunyai masyarakat adalah tangki
septik tunggal, namun karena hanya tersedia 1 unit mobil layanan, sehingga pelayanan terbatas hanya
ketika ada permintaan. Selain itu di Kota Ambon belum mempunyai peraturan daerah yang mengatur
pengelolaan limbah, sehingga turut mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat untuk menguras dan
mengosongkan tangki septik secara teratur.

Adapun besaran tarif reribusi pelayanan penyedotan tinja, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Ambon
Nomor 6 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Tinja, Pemakaman dan Sampah, sesuai volume
untuk kategori rumah tangga adalah
a. Volume 0 – 3 m3 adalah sebesar Rp.300.000,-
b. Volume 3,1 – 6 m3 adalah sebesar Rp.600.000,-
c. Volume 6,1 – 9 m3 adalah sebesar Rp.900.000,-
d. Volume 9 m3ke atas adalah sebesar Rp.1.200.000,-

Pada sisi lain, belanja subsektor pengolahan air limbah domestik Kota Ambon selama 5 tahun
belakangan (Tabel 3.15), menunjukan juga peningkatan. Untuk belanja operasional, khususnya untuk
BBM mobil penyedotan tinja, rata-rata per tahun adalah Rp.21.611.000,- atau dengan pertumbuhan
1,81% per tahun. Sedangkan belanja pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah
domestik mulai secara intens mulai dilakukan pada tahun 2010, melalui pembangunan MCK ++, dan
rehablitasi sarana IPLT Kota Ambon yang rusak sejak tahun 1999.

3.2.7. Isu strategis dan permasalahan mendesak


Isu-isu strategis dan permasalahan mendesak terkait dengan pengelolaan air limbah domestik di Kota
Ambon, adalah:
a. Terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah domestic yang baik dan sehat, terutama di
permukiman padat. Pada beberapa wilayah banyak dijumpai sarana pembuangan air limbah tidak
tertata atau dikelola dengan benar.
b. Kurangnya ketersediaan air bersih untuk MCK cenderung mendorong masyarakat berperilaku
kurang sehat.
c. Karena alasan ekonomi, masyarakat dari kalangan kurang mampu sering beralasan tidak memiliki
biaya untuk membuat jamban.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 39
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

d. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan hidup sehat.
Pemahaman masyarakat mengenai keterkaitan antar manusia dan lingkungan hidup belum
memadai. Pada sisi lain, berbagai kearifan tradisional yang berorientasi untuk menjaga
keseimbangan ekosistem mulai ditinggalkan karena faktor ekonomi, teknologi dan lain-lain.
e. Maraknya dugaan pembuangan limbah cair dari rumah penduduk, hotel dan restauran ke badan
sungai/ laut. Para pelaku memilih mengambil jalan pintas membuang limbah cair ke badan sungai/
laut disebabkan karena kurangnya pemahaman, kepedulian, dan kesadaran untuk mengelola
limbah dengan benar, lokasi yang jauh dari jangkauan mobil pelayanan, maupun alasan ekonomi
yang tidak sanggup membayar biaya retribusi penyedotan tinja.
f. Terbatasnya mobil layanan penyedotan lumpur tinja untuk melayani permintaan masyarakat, dan
belum optimalnya pengoperasian IPLT dalam pengolahan limbah di Kota Ambon.
g. Belum adanya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Air Limbah.
h. Terbatasnya lahan untuk pembangunan Small Scale Sewerage di Pusat Kota Ambon.
i. Kurangnya sosialisasi, edukasi, dan penyadaran kepada masyarakat secara berkesinambungan
tentang pengelolaan air limbah yang sehat.
j. Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan limbah domestic, limbah medis, maupun
limbah industry.
k. Tingkat kemiskinan dan pengangguran masih cukup tinggi, mempengaruhi kecenderungan
masyarakat untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pokok daripada mewujudkan tertib
pengelolaan air limbah.

3.3. Pengelolaan Persampahan


Pengelolaan sampah menjadi salah satu prioritas pembangunan di Kota Ambon melalui Ambon Bersih
dan Ambon Tertib, dalam mendukung terwujudnya Ambon Kota yang Bersih dan Hijau. Karena itu
Pemerintah Kota Ambon bersama-sama semua komponen masyarakat terus berupaya menjadikan kota
Ambon yang bersih, yang salah satunya melalui Gerakan JUMPA BERLIAN (JUMat PAgi BERsihkan
LIngkunAN), dengan melibatkan pula anak-anak sekolah, kelompok-kelompok masyarakat, LSM,
organisasi social-kemasyarakatan, Akademisi, Pegawai Negeri Sipil dan TNI-POLRI.

3.3.1. Kelembagaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berwenang dalam pengelolaan persampahan di Kota
Ambon adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Untuk menunjang SKPD ini, Dinas Tata Kota, dan
Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup juga melakukan tugas dan fungsi pendampingan.
Karena pengelolaan persampahan adalah aktivitas yang terpadu dan menyeluruh, sehingga dalam
koordinasi seringkali melibatkan pula Badan Perencanaan Pembangunan Kota (BAPPEKOT) dan Dinas
Kesehatan untuk melakukan sosialisasi dan penyadaran masyarakat.

Pengelolaan sampah pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan ditangani oleh Bidang Persampahan
pada Seksi Persampahan, Seksi Angkutan, Seksi Peralatan, dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) Toisapu, Negeri Hutumuri. Pada Dinas Tata Kota
ditangani oleh Bidang Penataan Ruang pada Seksi Pengaturan dan Pembinaan Tata Ruang. Pada
Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan ditangani oleh Seksi Pengendalian Dampak dan
Pencemaran Lingkungan. Pada BAPPEKOT ditangani oleh Bidang Fisik, Prasarana dan Tata Ruang;
pada Sub Bidang Fisik Prasarana Dasar Perkotaan; dan Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup. Pada Dinas Kesehatan ditangani oleh Bidang Promosi Kesehatan pada Seksi Upaya Kesehatan
Institusi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan pada Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 40


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Terkait dengan fungsi dan peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan persampahan, ternyata
para pemangku kepentingan telah berperan aktif bersama-sama dengan Pemerintah Kota Ambon
(Tabel 3.16). Memang peran Pemerintah Kota Ambon dalam pengelolaan sampah di Kota Ambon
masih dominan, mulai dari perencanan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan,
serta monitoring dan evaluasi. Peran swasta nampak pada pengadaan sarana, seperti menyediakan
sarana perwadahan sampah di sumber sampah, dan menyediakan sarana pengumpulan dari sumber
sampah ke TPS. Dibandingkan peran swasta, kesadaran masyarakat untuk berperan dalam
pengelolaan sampah sudah lebih baik. Sebagaimana swasta, masyarakat juga berperan dalam
pengadaan sarana, seperti menyediakan sarana perwadahan sampah di sumber sampah, menyediakan
sarana pengumpulan dari sumber sampah ke TPS. Pada sisi lain ada kelompok masyarakat yang telah
menyediakan sarana komposting dan mendaur ulang sampah sendiri di rumah, dan pada beberapa
sekolah telah melakukan komposting dan daur ulang terhadap sampah di lingkungan sekolah. Selain itu
masyarakat juga berperan dalam pengelolaan sampah, melalui mengumpulkan sampah dari sumber ke
TPS, dan mengelola sampah di TPS.

Di Kota Ambon telah terdapat beberapa pengaturan tentang pengelolaan sampah, antara lain Peraturan
Daerah Kota Ambon Nomor 24 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Ambon Tahun 2011-2031; Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 7 Tahun 1996 tentang Kebersihan,
Keindahan dan Ketertiban; Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan/ Kebersihan; dan Peraturan Walikota Ambon Nomor 66 Tahun 2009 tentang
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah. Peta peraturan pengelolaan sampah
di Kota Ambon dapat dilihat pada Tabel 3.17.

Berdasarkan RTRW Kota Ambon Tahun 2011-2031, rencana pengembangan sistem pengelolaan
sampah di Kota Ambon adalah:
a. pengembangan Fasilitas Pengelolaan Sampah (FPS/TPA) dan Stasiun Peralihan Antara (SPA) di
setiap kecamatan sesuai hasil studi kelayakan yang akan diadakan;
b. pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Toisapu
c. pengembangan pengelolaan sampah dengan konsep pemilahan, penggunaan kembali/daur ulang,
dengan penekanan pada program pengomposan, dan memanfaatkan sampah menjadi energi
(waste to energy);
d. pengembangan sistem pengumpulan sampah di pasar, pusat perdagangan, jasa dan industri,
pemukiman, dan jalur jalan protokol;
e. peningkatan kemampuan manajemen pengangkutan dan pemindahan sampah
Selain itu RTRW Kota Ambon juga mengatur kerjasama penataan ruang Kota Ambon, khususnya
penyediaan jaringan infrastruktur dan prasarana umum, diantaranya pengelolaan sampah.

Sejalan dengan itu, melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 7 Tahun 1996 tentang Kebersihan,
Keindahan dan Ketertiban, telah mengatur tentang tertib penanganan sampah di Kota Ambon. Pada sisi
lain melalui Peraturan Walikota Ambon Nomor 66 Tahun 2009 tentang Peningkatan Kesadaran
Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah, telah diatur beberapa hal substantif tentang tertib membuang
sampah, seperti jam pembuangan sampah, kewajiban menyediakan tempat sampah di kendaraan
umum, dan cara membuang sampah secara benar.
Sedangkan pengaturan tentang Retribusi Sampah diatur melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor
7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan. Besaran tarif retribusi sampah
di Kota Ambon, yaitu sampah rumah tangga (rumah tinggal, rumah kost/mes/wisma, asrama, dan
penginapan/hotel), sampah sejenis sampah rumah tangga (rumah sakit, kantor pemerintah/ swasta,
gudang, tempat makan, tempat minum, toko/ usaha komersil, bengkel), sampah spesifik (bahan
beracun dan berbahaya, dan puing bongkahan bangunan), dan sampah luar biasa dari tebangan
pohon.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 41
Tabel 3.16. : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan persampahan Kota Ambon
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kota Ambon Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
1 Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota √
2 Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target √
3 Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target √
PENGADAAN SARANA
1 Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah √ √ √
2 Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) √ √ √
3 Membangun Sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) √
4 Membangun Sarana Pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) √

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


5 Membangun Sarana TPA √
6 Menyediakan Sarana Komposting √ √
PENGELOLAAN
1 Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS √
2 Mengelola sampah di TPS √ √
3 Mengangkut sampah dari TPS keTPA √
4 Mengelola TPA √
5 Melakukan Pemilahan Sampah √
6 Melakukan penarikan retribusi sampah √
7 Memberikan Ijin Usaha pengelolaan sampah √
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
1 Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) √
2 Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah √
3 Meberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah √
MONITORING DAN EVALUASI
1 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan persampahan skala

kab/kota
2 Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan

persampahan
3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan dan atau

menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon

III - 42
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.17 : Peta Peraturan Persampahan Kota Ambon
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Tidak Efektif Belum Efektif Tidak Efektif Ket.
Ada (Sebutkan)
Ada Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
Persampahan
1 Target capaian persampahan di Kota Peraturan Walikota Ambon No. 66 Tahun

Ambon 2009 tentang Pengelolaan Sampah
2 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996
Kota Ambon dalam penyediaan layanan tentang Kebersihan, Keindahan dan

pengelolaan persampahan Ketertiban, dan Peraturan Walikota Ambon No.
66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah
3 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996
Kota Ambon dalam memberdayakan tentang Kebersihan, Keindahan dan

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon



masyarakat dan badan usaha dalam Ketertiban, dan Peraturan Walikota Ambon No.
pengelolaan persampahan 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah
4 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996
untuk mengurangi sampah, tentang Kebersihan, Keindahan dan

menyediakan tempat sampah di hunian Ketertiban, dan Peraturan Walikota Ambon No.
rumah, dan membuang ke TPS 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah
5 Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996
usaha di kawasan komersial/fasilitas tentang Kebersihan, Keindahan dan
sosial/fasilitas umum untuk mengurangi Ketertiban, dan Peraturan Walikota Ambon No. √
sampah, menyediakan tempat sampah, 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah

peta peraturan pengelolaan sampah di Kota Ambon pada Tabel 3.17.


dan membuang ke TPS
6 Pembagian kerja pengumpulan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996
sampah dari sumber ke TPS, dari TPS tentang Kebersihan, Keindahan dan
ke TPA, pengelolaan di TPA, dan Ketertiban, dan Peraturan Walikota Ambon No. √
pengaturan waktu pengangkutan 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah
sampah dari TPS ke TPA
7 Kerjasama Pemerintah Kota Ambon Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 24
dengan swasta atau Pihak lain dalam Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang √
pengelolaan sampah Wilayah Kota Ambon 2011-2031
8 Retribusi sampah atau kebersihan Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 7

Tahun 2009 tentang Retribusi Sampah

III - 43
Ketersediaan peraturan-peraturan ini menjadi dasar pengelolaan sampah di Kota Ambon, sebagaimana
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Sumber: Hasil Analisis, dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 3.17 di atas, terdapat beberapa hal yang belum berjalan secara efektif dalam
pengelolaan sampah di Kota Ambon, yaitu mengenai implementasi kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kota Ambon dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan dan dalam
memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan persampahan, kewajiban dan sanksi
bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan
membuang ke TPS, serta kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial/fasilitas
sosial/fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke
TPS. Selain itu retribusi sampah atau kebersihan, juga belum berjalan efektif, karena potensi wajib
retribusi belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Ambon,

3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan


Pelayanan sampah di Kota Ambon dimulai dari pengumpulan sampah di Tempat Penampungan
Sementara (TPS), pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan pengolahan
sampah di TPA atau IPST di Toisapu.
a. Pengumpulan Sampah
Membuang sampah pada tempatnya sesuai waktu adalah upaya untuk mewujudkan Ambon yang
bersih. Membuang sampah ke TPS adalah kewajiban kita, meskipun disadari masih banyak orang
yang belum membuang sampah secara benar, dan menggunakan sungai, selokan, pantai, halaman,
atau alor (jurang/ lembah) di sekitar tempat tinggal sebagai tempat membuang sampah.

Saat ini di Kota Ambon terdapat 146 TPS, yang tersebar di 4 Kecamatan, yaitu 59 unit di Kecamatan
Sirimau, 37 unit di Kecamatan Nusaniwe, 24 unit di Kecamatan Teluk Ambon baguala, dan 26 unit di
Kecamatan Teluk Ambon. Lokasi TPS tadi merupakan lokasi pelayanan sampah Kota Ambon, yaitu
dari Negeri Amahusu di Kelurahan Nusaniwe, sampai sekitar Bandara Pattimura di Negeri Laha.

Selain TPS, untuk menampung volume sampah yang meningkat, seiring dengan bertambahnya
penduduk dan gaya hidup moderen, terdapat pula 18 unit container sampah pada 18 titik
pembuangan sampah. Namun demikian terdapat pula 76 TPS Semu, yaitu titik-titik penampungan/
penumpukan sampah masyarakat yang bukan TPS. Titik-titk TPS semu ini umumnya terdapat di
perkotaan padat penduduk di Pusat Kota Ambon, seperti di Kelurahan Ahusen, Kelurahan Honipopu,
Kelurahan Uritetu, Kelurahan Rijali, Kelurahan Wainitu, Kelurahan Waihaong, dan Desa/ Negeri Batu
Merah.

Pada sisi lain, 8 Desa/ Negeri di Kecamatan Leitimur Selatan (Hutumuri, Rutong, Leahari, Hukurila,
Naku, Kilang, Ema, dan Hatalai), Negeri Soya di Kecamatan Sirimau, dan 4 Desa/ Negeri di
Kecamatan Nusaniwe (Urimesing, Nusaniwe, Seilale, dan Latuhalat) yang secara fisik wilayah
merupakan kawasan perdesaan yang tidak terlayani jalur pengumpulan dan pengakutan sampah.
Pada kawasan-kawasan yang tidak terlayani jalur pengumpulan sampah Pemerintah Kota tersebut,
berdasarkan Study EHRA, masyarakat mengelola sampah dengan cara membakar (68,27%),
membuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk (17,8%), membuang ke sungai/
kali/laut/danau (5,19%), dikumpulkan dan dibuang ke TPS (4,81%), dan membuang ke dalam lubang
tetapi tidak ditutup dengan tanah (2,50%).

b. Pengangkutan Sampah
Operasional pengangkutan sampah di Kota Ambon dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Ambon. Pengangkutan sampah dimulai dari TPS, container, dan TPS Prasarana
yang tersedia adalah 15 unit mobil dump truck, 8 unit mobil pick up, 9 unit mobil arm rool yang
masing-masing mengoperasikan 2 unit konteiner. Semua kendaraan pengangkut sampah tersebut
beroperasi setiap hari, dari pukul 05.00 sampai selesai. Sampah yang diangkut ke TPA adalah
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 44
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

sampah rumah tangga, perkantoran, sekolah, dan fasilitas umum (pertokoaan, pasar, dan terminal).
Sampah medis dari sarana kesehatan biasanya ditangani tersendiri oleh petugas medis..
Selain kendaraan-kendaraan tersebut, pengangkutan sampah juga dilakukan menggunakan 4 unit
motor tossa (sepeda motor roda 3 yang dilengkapi dengan bak penampung sampah). Khusus untuk
motor tossa, pengangkutan sampah rutin dilakukan sebagai berikut:
1) pengangkutan sampah rutin dari pukul 05.00 sampai 07.00 WIT.
2) pengangkutan spul/ ulang dilakukan lagi pada beberapa jalur yang telah ditentukan dan
pengangkutan sampah pada tong sampah sepanjang jalan pattimura dari pukul 10.00 sampai
12.00 WIT.
3) pengangkutan sampah dari hasil sapu jalan di sore hari pada pukul 15.00 sampai 16.00 WIT.
Sampah yang diangkut oleh motor tossa, dimasukkan pada kontener sampah yang telah ditentukan.

Selain pengangkutan sampah dari TPS, Dinas Kebersihan dan Pertamanan juga melakukan
pembersihan sampah sepanjang jalan dengan mengoperasikan 200 orang petugas pembersihan/
penyapu jalan, yaitu 157 orang pada pagi hari dari Air Salobar sampai dengan Passo; dan 43 pada
sore hari pada jalan-jalan utama di Pusat Kota Ambon.

c. Pengolahan Sampah
Sampah yang terangkut dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)/ Instalasi Pengolahan
Sampah Terpadu (IPST) di Toisapu. Sistem pengolahan sampah yang utama di IPST Toisapu
adalah system control landfill. Namun demikian telah dilakukan daur ulang sampah, khususnya
sampah plastik, dan kompos rata-rata 20 m3/bulan.

Gambaran cakupan layanan dan lokasi insfrastruktur pengelolaan sampah di Kota Ambon, dapat dilihat
pada Peta 3.3, dan Peta 3.4.

Tabel 3.18. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Kota Ambon


Kode/
User Penampung- Pengolahan Pembuangan/
Input Pengaliran Nama
Interface an Awal Akhir Daur Ulang
Aliran
Angkut sendiri TPA / IPST TPA / IPST AL-1
ke TPS
Gerobak sampah TPA / IPST TPA / IPST AL-2
Kantong
lingkungan ke
Sampah rumah Masyarakat, plastik, tong/
TPS
tangga, kantor, kantor, keranjang
Pemulung Penampungan Penampungan AL-3
sekolah sekolah sampah
sampah di rumah Daur Ulang Daur Ulang
pribadi
dan TPS
Komposting Komposting Komposting AL-4
sendiri sendiri sendiri
Mobil Sampah TPA / IPST TPA / IPST AL-5
Sampah Badan Usaha Petugas
Tempat Usaha/ Industri Kecil Tong sampah Kebersihan
Industri dan Mobil Sendiri TPA / IPST TPA / IPST AL-6
Menengah Pemulung Penampungan Penampungan AL-7
sampah Daur Ulang Daur Ulang
Sumber: Hasil Analisa dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 45


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Penanganan sampah di Kota Ambon dimulai dari sumber sampah, yaitu sampah rumah tangga, kantor,
sekolah, dan tempat usaha/ industri (Tabel 3.18). Sampah dari rumah tangga, kantor dan sekolah
diangkut sendiri atau dengan gerobak sampah ke TPS dan selanjutnya di dengan mobil operasional
sampah dibawa ke TPA/ IPST Toisapu (AL-1 dan AL-2). Sampah rumah tangga, kantor, dan sekolah,
juga dikelola oleh pemulung untuk dijual kepada pengusaha penampung daur ulang (AL-3) dan
komposting (AL-4).. Sampah daur ulang umumnya adalah plastik, gardus, kertas, dan logam, yang oleh
pengusaha daur ulang, diekspor ke luar Kota Ambon untuk diolah dikembali.
Cara pengolahan sampah dari tempat usaha/ industi adalah dengan dibawa oleh mobil operasional
sampah ke TPA/ IPST (AL-5), dibawa dengan kendaraan sendiri ke TPA/ IPST (AL-6), maupun melalui
pemulung sampah (AL-7).

Sistem pengelolaan sampah di Kota Ambon (Tabel 3.19) menunjukan bahwa pengolahan sampah
utama di Kota Ambon dilakukan di IPST Toisapu, melalui sistem sanitary landfill (control landfill) dengan
rata-rata sampah yang masuk adalah 595 m3/hari. Selain itu melalui usaha penampungan daur ulang
sampah khususnya untuk kertas/ gardus/ logam/ plastic telah dikumpulkan rata-rata 20 m3/bulan, yang
selanjutnya dieksport ke pabrik pengolahan di luar Kota Ambon. Sedangkan produksi kompos alami di
rumah/ sekolah biasanya digunakan untuk kepentingan sendiri.

Tabel 3.19. Sistem Pengelolaan Sampah di Kota Ambon


Teknologi yang Jenis Data
Kelompok Fungsi (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data
Digunakan Sekunder
UPTD - IPST Sanitary landfill
Produksi Sampah Rata-rata 595 m3/hari
Toisapu (control landfill)
Komposting Produksi Sampah Rata-rata 6 m3 bulan
Pencacah plastik Produksi Sampah Rata-rata 20 m3 bulan
Pengumpulan dan Dinas Kebersihan
pengepakan kertas/ dan Pertamanan
Usaha Kota Ambon
gardus/ logam/
Penampungan
plastic untuk dikirim Produksi Sampah Rata-rata 20 m3 bulan
Daur Ulang
ke pabrik
Sampah
pengolahan di luar
Kota Ambon
Komposting Komposting alami
Produksi Sampah Rata-rata 2 m3 bulan
Sendiri di rumah/ sekolah
Sumber: Hasil Analisa dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

3.3.3. Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK)
Sampah saat ini telah menjadi telah menjadi salah satu komoditi penting di perkotaan. Di Kota Ambon,
banyak orang mendapatkan manfaat ekonomi melalui sampah. Pada IPST Toisapu, terdapat sekitar
200 pemulung terdiri dari 89 laki-laki, dan 111 perempuan yang bekerja mengumpulkan sampah yang
dapat didaur ulang, seperti plastik dan logam untuk dijual kembali kepada Perusahaan Penampungan
Daur Ulang Sampah. Rata-rata para pemulung ini mendapatkan penghasilan sebesar Rp.500.000,- per
bulan dari usaha mengumpulkan sampah. Dengan demikian memulung sampah telah menjadi sumber
pendapatan yang menjanjikan, sekaligus peningkatan ekonomi keluarga.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 46


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.20 : Pengelolaan Persampahan di tingkat Kelurahan/Kecamatan


Dikelola oleh
Dikelola oleh Masyarakat Sektor Formal di Dikelola
Pihak
Jenis Kegiatan Tingkat Kelurahan/ Ket.
RT RW Swasta
Kecamatan
L P L P L P L P
Pengumpulan sampah dari rumah Ada Ada Ada Ada - - - -
Pemilahan sampah di TPS - - - - - - - -
Pengangkutan sampah ke TPS Ada Ada Ada Ada - - - -
Pengangkutan sampah ke TPA - - - - - - - -
Pemilahan sampah di TPA - - - - - - - -
Para Penyapu jalan - - - - - - - -
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

Tabel 3.21 : Pengelolaan Persampahan Tingkat Kota Ambon


Dikelola oleh Dikelola Dikelola oleh Dikelola
Pemerintah oleh sektor formal di Pihak
Jenis Kegiatan Ket.
Kota Masyarakat Tingkat Kota Swasta
L P L P L P L P
Pengumpulan sampah dari rumah - - - - - - - -
Pemilahan sampah di TPS - - - - - - - -
Pengangkutan sampah ke TPS 33 - 5 5 - -
Pengangkutan sampah ke TPA 33 - - - - - - -
Pemilahan sampah di TPA 70 100 - - - - 10 10
Para Penyapu jalan 33 167 - - 10 10 - -
JUMLAH 169 267 - - 15 15 10 10
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

Pengelolaan sampah di tingkat Kelurahan/ Kecamatan (Tabel 3.20) di Kota Ambon dilakukan oleh
masyarakat, namun masih sebatas pengumpulan sampah dari rumah, dan pengangkutan sampah
sampah di TPS. Kegiatan ini umumnya dikoordinasikan oleh Ketua RT, Ketua RW, atau kelompok
masyarakat seperti organisasi pemuda.
Pada pengelolaan sampah di tingkat Kota Ambon (Tabel 3.21), peran utama pengelolaan sampah
masih di Pemerintah Kota, yaitu pengangkutan ke TPS, pengangkutan ke TPA, pemilahan di TPA, dan
para penyapu jalan. Pengelolaan sampah di Kota Ambon menampung cukup banyak tenaga kerja
kontrak, yaitu 436 orang, terdiri dari 169 laki-laki (39%), dan 267 perempuan (61%). Tenaga kerja
perempuan berada pada pemilahan sampah di TPA (59%), dan para penyapu jalan (84%). Selain itu
terdapat pula pengelolaan oleh sektor informal, yaitu Asosiasi Pedagang Pasar untuk pembersihan
pasar Mardika, serta Pemerintah Negeri Batu Merah untuk pembersihan pasar Batu Merah. Sedangkan
pengelolaan oleh pihak Swasta dilakukan untuk pemilihan sampah plastik di IPST Toisapu.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 47


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

PETA 3.3. PETA CAKUPAN LAYANAN PERSAMPAHAN

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 48


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

PETA 3.4. PETA LOKASI INFRASTRUKTUR UTAMA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 49


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Pada sisi lain, program layanan persampahan yang berbasis masyarakat (Tabel 3.22) adalah:
a. Pengawasan dan penyediaan prasarana dan sarana persampahan oleh Dinas Tata Kota berupa Bak
TPS maupun sarana-sarana lainnya yang tersebar di Kota Ambon. Kegiatan ini dimulai tahun2010
dan masih berfungsi sampai saat ini, namun ada juga yang mengalami kerusakan.
b. Pemeliharaan instalasi pengolahan persampahan oeh Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk
menunjang operasoional dan pemeliharaan IPST Toisapu. Kegiatan ini dilakukan sejak tahun 2006,
dan masih berfungsi sampai sekarang
c. Pengadaan kendaraan motor tosa dan gerobak sampah sejak tahun 2010, dan masih berfungsi
sampai saat ini. Motor tersebut digunakan untuk pengangkutan sampah skala lingkungan yang tidak
terjangkau mobil sampah, ataupun pada jalan-jalan tertentu untuk mengangkat sampah hasil
penyapuan jalan
d. Pembangunan unit pengelola sampah dengan prinsip 3R sejak tahun 2012. Saat ini, ada yang
beroperasi, namun ada pula yang beroperasi belum optimal, karena belum dimanfaatkan secara
maksimal.
e. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah pada tahun 2102, dan
saat ini dalam tahap penyampaian ke DPRD Kota Ambon.
f. Bantuan 2 unit motor Tosa dari Asosiasi Perdagangan (ARDIN) Kota Ambon, pada tahun 2012 dan
berfungsi baik sampai saat ini.
g. Bantuan paket tempat sampah dari Mercy Corps pada tahun 2012, yang disebarkan pada lokasi-
lokasi ppenampungan pengungsi pasca bencana alam banjir dan longsor tahun 2012 di Kota
Ambon. Tempat-tempat sampah tersebut masih berfungsi sampai saat ini, namun beberapa sudah
tidak berfiungsi lagi, karena lokasi pengungsi sudah ditinggalkan, dan keberadaan sarana tersebut
tidak ada lagi.

Tabel 3.22 : Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat


Kondisi Saat ini Aspek PJMK
Nama Program/ Proyek/ Tahun
No Sub Sektor Pelaksanaan/ PJ Tidak
Layanan Mulai Fungsi Rusak PM JDR MBR
Fungsi
1 Persampahan Pengawasan, Penyediaan Dinas Tata Kota 2010 √ √ √ √ √
Prasarana dan sarana
persampahan, berupa TPS,
dan sarana lainnya
Pemeliharaan Instalasi Dinas Kebersihan 2006 √ √ √ √
pengolahan persampahan dan pertamanan
Pengadaan kendaraan motor Dinas Kebersihan 2010 √ √ √ √
tossa dan gerobak sampah dan pertamanan
Pembangunan Unit Pengelola Kantor PDL 2010 √ √ √ √ √
sampah dengan prinsip 3R
Penyusunan Rancangan Dinas Kebersihan 2012 √ √ √ √
Peraturan Daerah tentang dan pertamanan
Pengelolaan Sampah
Bantuan Motor Tosa ARDIN 2012 √ √ √ √
Bantuan Tempat Sampah Mercy Corps 2012 √ √ √ √ √
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Kota Ambon, 2012
Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah
JDR = Jender PMJK = Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 50


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.23. Kegiatan Komunikasi Persampahan di Kota Ambon


Dinas Tujuan Khalayak
No Kegiatan Tahun Pesan Kunci Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran
Sosialisasi
Menumbuhkan
Peraturan
Dinas Buanglah kesadaran
Walikota Ambon
2010 - Kebersihan Informasi sampah pada masyarakat
1 No. 66 Tahun Masyarakat
2012 Dan dan arahan tempatnya dan menjaga
2009 tentang
Pertamanan waktunya kebersihan
Pengelolaan
lingkungan
Sampah
Mari jadikan
ruang kota Menumbuhkan
Ambon yang kesadaran
Sosialisasi Masyarakat, aman, nyaman, masyarakat
RTRW Kota 2011- Informasi Kewang, produktif, peduli ruang
2 BAPPEKOT
Ambon 2011- 2012 dan Diskusi Anak terkendali, dan Kota Ambon
2031 Sekolah berkelanjutan yang
(termasuk tertib berkualitas
membuang (tertib sampah)
sampah)
Menumbuhkan
Dinas
Sosialisasi Cara Berkurangnya kesadaran
Kebersihan Informasi
3 Pengomposan 2012 Masyarakat volume sampah masyarakat
Dan dan arahan
Sampah ke TPA mendaur ulang
Pertamanan
sampah
Menumbuhkan
Gerakan JUMPA Bersih Bersihkan kesadaran
Semua Pemerintah
BERLIAN (Jumat Lingkungan sampah di masyarakat
4 2012 SKPD di Kota dan
Pagi Bersihkan di Hari lingkungan menjaga
Kota Ambon Masyarakat
Lingkungan) Jumat Pagi masing-masing kebersihan
lingkungan
Menumbuhkan
Kebersihan
Bersihkan kesadaran
Desa/ Kelurahan Semua lingkungan Pemerintah
sampah di masyarakat
5 Binaan untuk 2012 SKPD di di Desa/ Kota dan
lingkungan menjaga
Kebersihan Kota Ambon Kelurahan Masyarakat
masing-masing kebersihan
terpelihara
lingkungan
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

3.3.4. Pemetaan Media


Komunikasi dan informasi pengelolaan sampah menjadi salah satu aspek penting di Kota Ambon. Hal
ini seiring dengan prioritas pembangunan Kota Ambon yaitu Ambon Bersih, maupun Ambon yang
Partisipatif dan Komunikatif. Beberapa kegiatan komunikasi persampahan di Kota Ambon (Tabel 3.23)
yang telah dilakukan adalah:
a. Sosialisasi Peraturan Walikota Ambon Nomor 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah kepada
masyarakat tatap muka, stiker di kendaraan, dan papan pengumuman. Pesan kunci yang
disampaikan adalah membuang sampah pada tempatnya pada waktu yang tepat.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 51


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

b. Sosialisasi RTRW Kota Ambon 2011-2031 kepada masyarakat, Kewang (semacam polisi lingkungan
sebagai kearifan local di Kota Ambon), dan pelajar SMU/SMK. Pesan yang disampaikan adalah mari
jadikan ruang kota Ambon yang aman, nyaman, produktif, terkendali, dan berkelanjutan (termasuk
tertib membuang sampah)
c. Sosialisasi Cara Pengomposan Sampah, untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam
mendaur ulang sampah menjadi lebih berdaya guna, sekaligus mengurangi volume sampah ke TPA.
d. Gerakan JUMPA BERLIAN (JUmat PAgi BERsihkan LIngkungAN), yang dicanangkan pada 20 April
2012, sebagai upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan,
dengan bersihkan sampah di lingkungan masing-masing, baik di daratan maupun di pantai. Gerakan
ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Kota Ambon, termasuk pelajar dan mahasiswa.
e. Pendampingan Desa/ Kelurahan Binaan oleh setiap SKPD untuk menjaga keberhasihan lokasi
masing-masing, dengan melibatkan semua komponen masyarakat setempat. Terkait dengan ini
telah dikeluarkan Keputusan Walikota Ambon Nomor 344 Tahun 2012, tanggal 28 Maret 2012,
tentang Penetapan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk Pendampingan dan Pembinaan kepada
Desa/Negeri dan Kelurahan dalam Program Kebersihan dan Tertib Sampah dalam Wilayah Kota
Ambon, sehingga menjadi dasar untuk semua SKPD bekerja bersama-sama masyarakat di 50
desa/negeri dan kelurahan untuk mewujudkan Ambon yang bersih.

Selain itu kegiatan-kegiatan komunikasi persampahan yang dilakukan, digunakan pula media-media
Komunikasi (Tabel 3.24), seperti kerja bakti massal melalui Gerakan JUMPA BERLIAN, Pameran
Lingkungan Hidup, pencanangan dan penyebarluasan Peta Ambon Hijau (Ambon Green Map), dan
talkshow di TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara.

Tabel 3.24. Media Komunikasi Persampahan di Kota Ambon

No Nama Media Jenis Acara Isu yang diangkat Pesan Kunci Pendapat Media

1 Gerakan JUMPA Kerja Bakti Ambon Bersih Lingkungan yang Sangat positif,
BERLIAN Massal bersih sebagai melibatkan semua
perilaku dan pemangku
kebutuhan kepentingan di Kota
Ambon
2 Pameran Lingkungan Pameran Ambon Hijau dan Tertib membuang Sangat positif,
Hidup Bersih sampah generasi muda
dilibatkan sebagai
duta kebersihan
3 Ambon Green Map Pencangan dan Ambon Hijau dan Jadikan Ambon Sangat positif,
Penyebar- Bersih kota yang hijau Forum Kalesang/
luasan Peta dan bersih Peduli Ambon Hijau
Ambon Hijau dilibatkan sebagai
duta kebersihan
4 TVRI Stasiun Maluku Talk show Ambon Bersih dan Lingkungan yang Sangat positif,
dan Maluku Utara Tertib Membuang bersih sebagai masyarakat secara
Sampah perilaku dan interaktif
kebutuhan menyampaikan
keluhan dan saran
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 52


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Pada sisi lain selama ini telah dilakukan pula kerjasama dengan para mitra dalam rangka pengelolaan
sampah di Kota Ambon (Tabel 3.25), sekaligus terdapat pula mitra-mitra yang potensial bekerjasama
dalam pengelolaan sampah di Kota Ambon (Tabel 3.26). Mitra-mitra yang potensial ini dapat terus
digandeng dalam pengelolaan sampah di Kota Ambon.

Tabel 3.25. Kerjasama Terkait Sanitasi di Bidang Persampahan

No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama

1 Pembangunan infrastruktur Pembangunan TPA/ UNDP MoU untuk hibah dana


pengolahan akhir sampah IPST pembangunan infrastuktur
sampah
2 Pembuatan dan penyediaan Bantuan langsung Mercy Corps, BKM Dukungan Sarana
BAK TPS lingkungan PNPM Mandiri, Prasarana Persampahan
masyarakat AUS-AID
3 Pembuatan dan penyediaan Bantuan Langsung Mercy Corps Dukungan Sarana
Gerobak Sampah Prasarana Persampahan
4 Pengolahan sampah menjadi Pengolahan / Daur Ulang Group MARIS MOU terkait tekhnologi
Gas Metan/ Energi Sampah (BELANDA) pengolahan sampah
5 Penyusunan Master Plan Dokumen Sistem USAID/IUWASH MOU untuk penguatan
Sistem Sanitasi Kota Sanitasi Kota kapasitas Pemerintah
(SSK/Buku Putih) Kota
5 Pesisir dan Teluk Ambon Penyadaran masyarakat Sinode GPM Pilot Project Pesisir dan
Bersih mengelola sampah yang Teluk Ambon yang Bersih
benar di Kelurahan Lateri
6 Teluk Ambon Bersih Penyadaran masyarakat LIPI Ambon Pengelolaan Sampah di
mengelola sampah yang Teluk Ambon
benar
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

Tabel 3.26. Daftar Mitra Potensial di Bidang Persampahan

No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerja Sama

1 Mercy Corps Dukungan sarana prasarana persampahan Bantuan Langsung


bagi masyarakat
2 USAID / IUWASH Penyusunan Master Plan Sanitasi / SSK Penguatan kapasitas
Pemerintah Kota
3 UNICEF Dukungan sarana prasarana persampahan Bantuan Langsung
bagi masyarakat
4 TELKOMSEL Kampanye Ambon Bersih Kampanye Publik
5 PT. TELKOM Kampanye Ambon Bersih Kampanye Publik
6 PT. PLN Kampanye Ambon Bersih Kampanye Publik
7 Bank Maluku, BI, Kampanye Ambon Bersih dan dukunfan Kampane Publik
Bank Mandiri, dan sarana prasarana persampahan
perbankan lainnya
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 53


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

3.3.5. Partisipasi Dunia Usaha


Sampah dewasa ini telah menjadi salah satu komoditi ekonomi, khususnya yang dapat didaur ulang,
seperti kertas/ gardus, logam, dan plastik. Beberapa pengusaha daur ulang telah beroperasi di Kota
Ambon, yang beberapa telah didata sebagaimana Tabel 3.27.

Tabel 3.27. Penyedia Layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kota Ambon
Tahun Mulai
No Nama Provider Jenis Kegiatan
Operasi
1 Besi Tua Mardika 2006 Pengumpulan logam bekas (besi tua)
2 Besi Tua Trikora 2009 Pengumpulan logam bekas (besi tua)
3 Pengumpul Daur Ulang 2009 Pengumpulan logam bekas (besi tua), plastic, dan
Lorong Sulawesi (1) kertas/ gardus
4 Pengumpul Daur Ulang 2009 Pengumpulan kertas/ gardus
Lorong Sulawesi (2)
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan


Pengelolaan persampahan di Kota Ambon dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertaman Kota
Ambon, namun beberapa SKPD, seperti Dinas Tata Kota dan Kantor Pengendalian Dampak
Lingkungan juga melakukan pembangunan fisik sarana menggunakan Dana Hibah maupun DAK.

Tabel 3.28 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Persampahan
Pertumbuhan
No Sub Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 Rata - rata
Rata-rata (%)
A. PENDAPATAN
1 Retribusi Sampah 35,700,000 37,319,000 74,250,000 180,579,000 174,400,000 100,449,600 60,82
B. BELANJA
1 Operasional BBM mobil sampah 3,766,519,000 4,378,961,950 4,364,637,567 7,392,061,300 5,481,028,870 5,076,641,737 14,86
2 Upah buruh sampah 1,718,035,000 2,155,645,000 2,798,573,000 2,843,635,000 4,129,915,000 2,729,160,600 25,54
3 Pembangunan sarana dan 4,882,213,000 5,961,524,467 6,832,370,775 8,777,432,187 3,288,386,000 5,948,385,286 0,66
prasarana pengelolaan sampah
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon dan BAPPEKOT Ambon, 2012

Pendapatan subsektor pengolahan persampahan di Kota Ambon selama 5 tahun belakangan (Tabel 3.
28), menunjukan peningkatan yang baik, dengan rata-rata per tahun adalah Rp.100.449.600,- atau
dengan pertumbuhan 60,82% per tahun, yang didapat dari retribusi sampah.
Pada sisi lain, belanja subsektor persampahan cukup besar, dengan rata-rata per tahun adalah
Rp.5.076.641.737 ,- atau dengan pertumbuhan 14,86% per tahun untuk operasional BBM mobil
sampah; Rp.2.729.160.600,- atau dengan pertumbuhan 25,54% per tahun untuk upah buruh sampah;
dan Rp.5.948.385.286,- atau dengan pertumbuhan 0,66% per tahun untuk pembangunan sarana dan
prasarana pengelolaan sampah.
Dilihat dari struktur pendapatan dan belanja sub sektor persampahan tersebut, ternyata pendapat
melalui retribusi belum mampu membiayai seluruh belanja sub sektor ini. Hal ini merupakan tantangan
bagi Pemerintah Kota Ambon, untuk terus meningkatkan efektivitas pemungutan retribusi, sesuai
potensi yang ada.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 54


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

3.3.7. Isu strategis dan permasalahan mendesak


Isu-isu strategis dan permasalahan mendesak terkait dengan pengelolaan persampahan di Kota
Ambon, adalah:
a. Kurangnya sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat secara berkesinambungan tentang tertib
sampah, termasuk kurangnya edukasi dan informasi kepada masyarakat tentang daur ulang
sampah, tidak membakar sampah sembarangan, .
b. Adanya anggapan bahwa sampah adalah urusan Pemerintah Kota Ambon, sehingga
masyarakat sering tidak untuk tertib membuang sampah, seperti waktu dan tempat membuang
sampah yang benar, sehingga sampah banyak ditemukan di sungai, pantai, dan Teluk Ambon, serta
masih terdapat banyak titik semu penimbunan sampah di berbagai tempat
c. Volume sampah harian yang cukup banyak, diperhadapkan dengan keterbatasan mobil pengangkut
sampah, bahkan kondisi beberapa kendaraan operasional sampah yang sudah tidak layak
kMarena termakan usia, dengan rata-rata sudah berumur lebih dari 5 tahun, sehingga sampai
siang hari masih ada sampah yang tertimbun, bahkan pada beberapa lokasi TPS masih terdapat
sampah yang tidak dapat terangkut di setiap hari.
d. Masyarakat belum membuang sampah pada tempatnya, sehinga pada jam-jam sibuk yaitu pukul
11.00-16.00 WIT, jalan-jalan utama terlihat kotor oleh sampah. Hal ini mengakibatkan
dibutuhkannya tenaga penyapu jalan, yang dirasakan sangat terbatas, terutama untuk jalur-jalur di
luar kota seperti jalur jalan dari Jembatan Air besar Passo sampai Kate-kate, dan dari Poka sampai
Laha.
e. Terbatasnya kapasitas sumberdaya untuk kegiatan monitoring dan evaluasi untuk setiap kegiatan
pengelolaan persampahan.
f. Pengelolaan sampah secara terpadu dan berkelanjutan masih perlu ditingkatkan, mulai dari
sumber sampai tempat pengolahan akhir sampah, termasuk wilayah pelayanan yang belum
menjangkau seluruh desa/kelurahan.
g. Proses pengolahan sampah di IPST belum memenuhi ketentuan perundangan-undangan
karena masih semi sanitary landfill
h. Belum maksimalnya penegakan hukum dan peraturan dalam pengelolaan persampahan di Kota
Ambon.
i. Banyak prosuden yang hanya menjual produknya, tampa menghiraukan sampah yang
dihasilkan dari produk tersebut, seperti air/ makanan dalam kemasan.
j. Tingkat kemiskinan dan pengangguran masih cukup tinggi, mempengaruhi kecenderungan
masyarakat untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pokok daripada mewujudkan
tertib sampah.

3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan


Pengelolaan drainase yang baik tetap menjadi perhatian Pemerintah Kota Ambon. Kondisi topografi
Kota Ambon di pulau kecil yang berbukit-bukit, dengan daerah pesisir yang terbatas, menyebabkan
penanganan drainase harus diperhatikan dengan baik, untuk meminimalkan ancaman banjir, longsor,
dan genangan.
3.4.1. Kelembagaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berwenang dalam pengelolaan drainase di Kota Ambon
adalah Dinas Pekerjaan Umum pada aspek pembangunan fisik drainase, serta Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Ambon pada aspek pemeliharaan drainase.
Pengelolaan drainase pada Dinas Pekerjaan Umum ditangani oleh Bidang Pengembangan
Sumberdaya Air dan Permukiman, khususnya pada Seksi Pengembangan Air Bersih, Sungai, dan
Drainase. Pengelolaan drainase pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan ditangani oleh Bidang
Pertamanan, Pemakaman, dan Saluran, khususnya pada Seksi Saluran dan Tinja.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 55
Tabel 3.29 : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase lingkungan
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Pemerintah Kota Ambon Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
1 Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kota √ (Dinas PU)
2 Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target √ (Dinas PU)
3 Menyusun Anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target √ (Dinas PU)
PENGADAAN SARANA
1 Menyediakan / Membangun sarana drainase lingkungan √ (Dinas PU) √
PENGELOLAAN
1 Membersihkan saluran drainase lingkungan √ (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) √
2 Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak √ (Dinas PU) √

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


3 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase √ (Dinas Tata Kota)
lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
1 Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk √ (Dinas PU)
penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun
2 Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase √ (Dinas PU)
sekunder dan primer
3 Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal drainase lingkungan √ (Dinas Kebersihan dan Pertamanan)
4 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan √ (Dinas PU)
MONITORING DAN EVALUASI
1 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase √ (Dinas PU, Dinas Kebersihan dan
lingkungan skala kota Pertamanan)
2 Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana √ (Dinas PU, Dinas Kebersihan dan
pengelolaan drainase lingkungan Pertamanan)
3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan √ (Dinas PU, Dinas Kebersihan dan
dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan drainase lingkungan Pertamanan)
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012

III - 56
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.30 : Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten/Kota
Ketersediaan Pelaksanaan
Peraturan Tidak Efektif Belum Efektif Tidak Efektif Ket.
Ada (Sebutkan)
Ada Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
persampahan
1 Target capaian pelayanan pengelolaan Pola Sitem Drainase Kota Ambon dan Master
drainase lingkungan di Kota Ambon. Plan Drainase Kota Ambon (Dinas PU
Provinsi, 2010) √
2 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Pola Sitem Drainase Kota Ambon dan Master
Kota dalam menyediakan drainase Plan Drainase Kota Ambon (Dinas PU
lingkungan Provinsi, 2010) √

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon


3 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Pola Sitem Drainase Kota Ambon dan Master
Kota dalam memberdayakan Plan Drainase Kota Ambon (Dinas PU
masyarakat dalam pengelolaan Provinsi, 2010)
drainase lingkungan √
4 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 24
dan atau pengembang untuk Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
menyediakan sarana drainase Wilayah Kota Ambon 2011-2031; Pola Sitem
lingkungan dan menghubungkannya Drainase Kota Ambon dan Master Plan
dengan sistem drainase sekunder Drainase Kota Ambon (Dinas PU Provinsi,
2010) √
5 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996
untuk memelihara sarana drainase tentang Kebersihan, Keindahan dan
lingkungan sebagai saluran pematusan Ketertiban; Pola Sitem Drainase Kota Ambon
air hujan. dan Master Plan Drainase Kota Ambon
(Dinas PU Provinsi, 2010) √
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012

III - 57
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Terkait dengan fungsi dan peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan drainase, ternyata para
pemangku kepentingan belum seutuhnya berperan aktif bersama-sama dengan Pemerintah Kota
Ambon (Tabel 3.29). Memang peran Pemerintah Kota Ambon dalam pengelolaan drainase di Kota
Ambon masih dominan, mulai dari perencanan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan
pembinaan, serta monitoring dan evaluasi. Peran swasta tidak nampak, sedangkan peran masyarakat
tampak dari pengadaan sarana dan pengelolaan sarana seperti membersihkan dan memperbaiki
saluran darainase yang rusak, meskipun dalam skala yang tidak luas, lebih kepada lingkungan rumah
dan tempat tinggal setempat.

Di Kota Ambon telah pengaturan tentang pengelolaan drainase secara umum adalah Peraturan Daerah
Kota Ambon Nomor 24 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon Tahun
2011-2031. Secara teknis peraturan yang mengatur target capaian, ataupun kewajiban dan sanksi
dalam pengelolaan drainase mengacu kepada Pola Sitem Drainase Kota Ambon dan Master Plan
Drainase Kota Ambon (oleh Dinas PU Provinsi, 2010), namun sampai saat ini tidak efektif dilaksanakan
(Tabel 3.30).
Berdasarkan RTRW Kota Ambon Tahun 2011-2031, beberapa arahan dalam pengelolan drainase
adalah:
a. mengembangkan sistem jaringan drainase untuk mengendalikan genangan air dan banjir.
b. Rencana sistem jaringan drainase meliputi jaringan drainase primer, dan jaringan drainase
sekunder.
c. Rencana pengembangan jaringan drainase primer meliputi:
1) penertiban pemanfaatan lahan pada kawasan hulu dan resapan air DAS.
2) penerapan teknologi konservasi air seperti sumur resapan dan biopori pada kawasan
pemukiman dengan kepadatan tinggi dan kawasan pemukiman baru, baik di daerah
perbukitan, maupun daerah pesisir.
3) penertiban bangunan di bantaran sungai, maupun di dalam aliran sungai.
4) pengerukan sampah dan sedimen di sungai-sungai: Wai Batu Gantong, Wai Batu Gajah, Wai
Tomu, Wai Batu Merah, dan Wai Ruhu.
d. Rencana pengembangan jaringan drainase sekunder diarahkan untuk perbaikan drainase kota
yang sudah ada, dan melengkapinya dengan kolam penangkap sampah dan sedimen.
e. normalisasi sistem drainase dan/atau daerah muara sungai.

3.4.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan


Kota Ambon memiliki sistem drainase yang belum optimal. Hal ini disebabkan karena saluran darianse
tidak saja berfungsi sebagai saluran penampungan air hujan, namun berfungsi pula sebagai saluran
pembuangan air kotor dan pembuangan sanpah dari masyarakat (Tabel 3.31). Dalam saluran drainase
juga masih terdapat penumpukan sampah atau sedimentasi yang tinggi terutama pada saat musim
hujan. Kebiasaan sebagian warga masyarakat yang menjadikan saluran drainase sebagai tempat
pembuangan sampah, mengakibatkan sering terjadi penyumbatan pada saluran drainase. Kondisi ini
mengakibatkan saluran drainase tidak dapat menampung dan rnengalirkan air dengan baik, sehingga
dapat terjadi luapan air yang menggenangi daerah sekitarnya.

Pembangunan drainase di Kota Ambon umumnya mengutamakan kawasan-kawasan permukiman


dengan kepadatan penduduk yang tinggi, kawasan perdagangan, atau pada jalan-jalan utama sebagai
bagian daerah milik jalan untuk mengalirkan air dari jalan ketika hujan. Sebagian besar saluran yang
ada di Kota Ambon adalah saluran terbuka dengan ienis konstruksi pasangan batu dan beton cor. Pada
beberapa kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi, sebagian saluran drainase telah tertutup di
bawah bangunan, sehingga menyulitkan ketika pemeliharaannya.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 58


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Peta 3.5. Peta Jaringan Drainase Kota Ambon

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 59


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Sebagian besar permukiman di kawasan perkotaan telah memiliki jaringan drainase dengan konstruksi
pasangan batu yang permanen, namun di luar Pusat Kota masih terdapat pula jaringan drainase
sederhana yang bersifat konvensional (saluran tanah). Pada sisi lain sebagian besar pemukiman
perdesaan memiliki jaringan drainase berupa saluran tanah. Saluran drainase primer umumnya
mengikuti sungai-sungai/ alur-alur drainase alam yang mengalir ke pesisir yang lebih rendah.

Di Pusat Kota Ambon, khususnya dari Taman Makmur di Kelurahan Nusaniwe, sampai Negeri Hative
Kecil yang merupakan permukiman perkotaan yang padat penduduk, terdapat 5 sungai utama sebagai
drainase primer, yaitu Wai Batu Gantung, Wai Batu Gajah, Wai Tomu, Wai Batu Merah, dan Wai Ruhu.
Selain itu terdapat pula beberapa saluran riol seperti Wai Titar, dan Wai Alat. Masyarakat sering
menggunakan saluran-saluran primer ini sebagai tempat membuang sampah, dan berpengaruh kepada
penumpukan sampah di Teluk Ambon yang adalah muara dari sungai-sungai tersebut.

Dimensi ukuran saluran darainase yang ada, khususnya drainase sekunder dan tersier adalah
bervariasi mengikuti kondisi setempat. Pada ruas jalan yang memiliki lebar sampai 3 meter, lebar
saluran drainase yang terdapat pada bagian kiri dan kanan jalan adalah sekitar 40 – 50 cm dan
kedalaman 20-30 cm. Pada ruas jalan yang sempit dan kawasan permukiman tertentu, dimensi saluran
drainase lebih kecil lagi bahkan ada yang tidak memiliki saluran drainase sama sekali. Gambaran
selengkapnya tentang jaringan drainase di Kota Ambon dapat dilihat pada Peta 3.5.

Mengingat topografi Kota Ambon yang berbukit-bukit dengan pesisir dan Teluk Ambon sebagai muara
dari saluran drainase primer, maka jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang dibarengi dengan
pasang surut air laut Teluk Ambon ataupun sedimentasi dan sampah dalam saluran, mengakibatkan
dapat terjadi genangan pada tempat-tempat tertentu. Lama genangan umumnya kurang dari 3 jam.
Lokasi genangan di Kecamatan Sirimau adalah Jl. A.Y. Patty, Jl. Said Perintah pada kawasan
pangkalan taksi, Kawasan Pohon Pule sampai Jl. Baru, kawasan Skip Dalam, kawasan Mardika
Bawah, kawasan Batu Merah, dan kawasan Galala (depan Perikani). Di Kecamatan Teluk Ambon
Baguala, genangan selalu terjadi pada saat musim hujan di sekitar SPN Passo, dan kawasan Passo
sampai Negeri Lama. Di Kecamatan Teluk Ambon, genangan selalu terjadi pada saat musim hujan di
sekitar Kate-Kate (Desa Poka). Di Kecamatan Nusaniwe dan Leitimur Selatan, genangan pada saat
musim hujan tidak terjadi secara meluas, lebih bersifat local yang tidak mengganggu aktifitas
masyarakat.

Secara umum diagram sistem sanitasi pengelolaan drainase lingkungan di Kota Ambon (Tabel 3.31),
sebagaimana penjelasan sebelumnya di atas, menunjukan bahwa air hujan dan air kotor masih
tergabung dalam saluran drainase Kota Ambon (AL-1, dan AL-2), yang nanti dialirkan ke sungai dan
laut. Pada sisi lain, ada pula masyarakat yang telah menggunakan kembali air hujan untuk kebutuhan
sehari-hari (AL-3), khususnya pada kawasan-kawasan yang belum dilayani sistem perpipaan air bersih/
air minum PDAM. Sementara itu air hujan ada juga yang sudah dikonservasi melalui sumur resapan
(AL-4), meskipun ada dibiarkan mengalir di alam (AL-5) sebagai resapan alami, atau menjadi air
permukaan yang nantinya menuju sungai dan laut.

Sistem pengelolaan drainase di Kota Ambon (Tabel 3.32) menunjukan bahwa pengelola air hujan di
Kota Ambon masih secara alami, melalui penampungan oleh masyarakat, atau melalui sumur resapan
untuk konservasi air tanah. Air hujan yang secara alami digunakan masyarakat di Kota Ambon memang
belum diuji komposisi unsur kimianya, namun masyarakat telah menggunakannya untuk kebutuhan
sehari-hari seperti mencuci atau keperluan lain, karena secara kasat mata jernih dan tidak berbau.
Penggunaan air hujan untuk penampungan masyarakat dan sumur resapan telah membantu
mengurangi volume aliran air permukaan, sehinga tidak membebankan pada kapasitas saluran
drainase.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 60
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.31. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan Kota Ambon
Kode/
User Penampun Pengolahan Pembuangan/
Input Pengaliran Nama
Interface gan Awal Akhir Daur Ulang
Aliran
Air kotor Kamar - Saluran Sungai / Laut Sungai / Laut
(grey Mandi/ terbuka / Aliran
water) Tempat Drainase Drainase
Cuci/ Dapur (AL) 1
Talang Air/ - Saluran Sungai / Laut Sungai / Laut Aliran
Langsung terbuka / Drainase
ke tanah Drainase (AL) 2
Talang Air Bak Bak Digunakan lagi Digunakan lagi Aliran
Hujan Penampung Penampun untuk untuk Drainase
g kebutuhan kebutuhan (AL) 3
sehari-hari sehari-hari
Air hujan
Talang Air - Sumur Sumur Sumur Aliran
Hujan Resapan Resapan Resapan Drainase
(AL) 4
Langsung - Langsung Menjadi air Sebagian Aliran
ke tanah ke alam/ permukaan/ masuk ke Drainase
tanah meresap Sungai/ Laut (AL) 5
dalam tanah

Tabel 3.32. Sistem Pengelolaan Drainase di Kota Ambon


Teknologi yang Jenis Data
Kelompok Fungsi (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data
Digunakan Sekunder
Penampungan Air Bak Penampungan Jumlah KK Pengguna 95 Responden dari Surrvey EHRA
Hujan Masyarakat Air Hujan Air Hujan 2000 responden Kota Ambon, 2012
EHRA (4,75%)
Sumur resapan air Sumur resapan Jumlah sumur 20 Unit Tahun 2009 Kantor PDL dan
hujan sederhana resapan yang ada oleh ESP: 10 Di Air Dinas Pertanian
Keluar Kusu-Kusu dan Kehutanan
Sereh, dan 10 di
Jemaat Kezia, Gunung
Nona

3.4.3. Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK)
Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kota Ambon secara keseluruhan
masih kurang. Hal ini terlihat dari perilaku masyarakat yang masih membuang sampah dalam saluran
drainase, dan menganggap urusan pembersihan saluran drainase adalah tugas Pemerintah Kota
Ambon. Namun demikan pada kawasan-kawasan permukiman tertentu, sudah ada keterlibatan laki-laki
dan perempuan dalam pemelihraan/ pembersihan saluran drainase lingkungan sekitar tempat tinggal,
baik secara mandiri maupun dalam kelompok masyarakat ketika kerja bakti membersihan lingkungan.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 61


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.33 : Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan/Kelurahan


Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan di
Jumlah Pengelola Oleh
Saat ini Drainase atas saluran
Kecamatan/ Kelurahan /
No. Tidak Masyarakat
Desa Rutin Pemerin- Desa/ Swas- Tidak
RT RW Lancar Mampet Rutin (RT/RW) Ada
tah Kota Kelurahan ta Ada
L P L P L P
A. KEC. NUSANIWE 285 78
1 LATUHALAT 32 14 √ √ √ √ √ √ √
2 SEILALE 7 3 √ √ √ √ √ √ √ √
3 NUSANIWE 16 4 √ √ √ √ √ √ √
4 AMAHUSU 22 8 √ √ √ √ √ √ √
5 URIMESING 31 5 √ √ √ √ √ √ √
6 KEL. NUSANIWE 22 7 √ √ √ √ √ √ √ √
7 KEL. KUDAMATI 43 7 √ √ √ √ √ √ √ √
8 KEL. BENTENG 35 8 √ √ √ √ √ √ √ √
9 KEL. WAINITU 27 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 KEL. MANGGA DUA 10 4 √ √ √ √ √ √ √ √
11 KEL. URIMESSING 14 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 KEL. WAIHAONG 14 4 √ √ √ √ √ √ √ √
13 KEL. SILALE 12 4 √ √ √ √ √ √ √ √
B. KEC. SIRIMAU 345 91
1 GALALA 6 2 √ √ √ √ √ √ √ √
2 HATIVE KECIL 27 5 √ √ √ √ √ √ √ √
3 BATU MERAH 23 8 √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 SOYA 18 9 √ √ √ √ √ √ √
5 KEL. RIJALI 18 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 KEL. PANDAN KASTURI 90 22 √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 KEL. BATU MEJA 31 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 KEL. BATU GAJAH 22 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 KEL. AMANTELU 20 6 √ √ √ √ √ √ √ √
10 KEL. URITETU 16 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 KEL. HONIPOPU 22 4 √ √ √ √ √ √ √ √
12 KEL. KARPAN 21 6 √ √ √ √ √ √ √ √
13 KEL. AHUSEN 16 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √
14 KEL. WAIHOKA 15 4 √ √ √ √ √ √ √ √
C. KEC. T.A. BAGUALA 184 49
1 HALONG 45 13 √ √ √ √ √ √ √ √
2 LATTA 6 2 √ √ √ √ √ √ √ √
3 LATERI 26 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 PASSO 63 13 √ √ √ √ √ √ √ √
5 NECERI LAMA 8 4 √ √ √ √ √ √ √ √
6 NANIIA 12 3 √ √ √ √ √ √ √ √
7 WAIHERU 24 9 √ √ √ √ √ √ √ √ √
D. KEC. TELUK AMBON 195 58
1 HUNUT 11 3 √ √ √ √ √ √ √ √
2 POKA 26 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 TIHU 15 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 RUMAH TIGA 55 16 √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 WAYAME 21 10 √ √ √ √ √ √ √ √
6 HATIVE BESAR 25 6 √ √ √ √ √ √ √
7 TAWIRI 24 8 √ √ √ √ √ √ √
8 LAHA 18 6 √ √ √ √ √ √ √
E. KEC. LEITIMUR SELATAN 52 19
1 NAKU 4 2 √ √ √ √ √ √ √
2 RUTONG 5 2 √ √ √ √ √ √ √
3 HUTUMURI 19 5 √ √ √ √ √ √ √
4 HATALAI 6 2 √ √ √ √ √ √ √
5 LEAHARI 3 1 √ √ √ √ √ √ √
6 KILANG 6 3 √ √ √ √ √ √ √
7 EMA 6 3 √ √ √ √ √ √ √
8 HUKURILA 3 1 √ √ √ √ √ √ √
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 62


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Kondisi drainase lingkungan di Kota Ambon (Tabel 3.33) menunjukan bahwa kondisi drainase di Kota
Ambon ada yang lancar, seperti desa/negeri di Kecamatan Leitimur Selatan. Namun demikian
ditemukan pula kondisi drainase yang mampet, seperti di Kelurahan Waihaong, Kelurahan Silale, Desa
Galala, Negeri Hative Kecil, dan Negeri Passo. Selain itu ditemukan pula dalam satu
desa/negeri/kelurahan terdapat saluran yang lancar, dibarengi saluran yang mampet, seperti beberapa
desa/negeri/kelurahan di Kecamatan Sirimau, Nusaniwe, Teluk Ambon Baguala, dan Teluk Ambon.
Pembersihan drainase dilakukan secara rutin, yang biasanya oleh Pemerintah Kota Ambon melalui
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, selain dilakukan oleh Desa/Negeri/ Kelurahan dan
masyarakat. Namun demikian pembersihan drainase dilakukan pula secara tidak rutin, dan biasa
dikelola oleh Desa/Negeri/ Kelurahan dan masyarakat secara bergotong royong. Selain itu pada
kawasan perkotaan, sering dijumpai ada bangunan di atas saluran.

Pada sisi lain, terdapat pula program/ kegiatan layanan drainase yang berbasis masyarakat (Tabel
3.34). Program/ kegiatan tersebut ada yang dibiayai oleh APBD Kota Ambon, maupun PNPM Mandiri
yang dikerjakan secara swakelola oleh masyarakat. Beberapa program/ kegiatan yang dilaksanakan
antara lain pembangunan saluran drainase di berbagai tempat di Kota Ambon. Pada lingkungan
permukiman, perempuan dan laki-laki telah terlibat dalam pemeliharaan saluran darainase setempat
melalui pembersihan saluran.
Perlu ditambahkan bahwa kegiatan peningkatan drainase Kota Ambon berupa pembuatan saluran by
pass dari Waititar dengan dana APBN oleh Dinas Pekerjaaan Umum Provinsi Maluku, saat ini belum
berfungsi, karena penyelesaiannya terhambat oleh masalah penggunaan lahan permukiman yang tidak
diijinkan masyarakat setempat.

Tabel 3.34 : Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat


Kondisi Saat ini Aspek PJMK
Nama Program/ Proyek/ Tahun
No Sub Sektor Pelaksanaan/PJ Tidak
Layanan Mulai Fungsi Rusak PM JDR MBR
Fungsi
1 Drainase - Pembangunan Saluran Dinas PU Kota 2007 √ √ √ √
Drainase Primer Ambon
- Pembangunan Saluran Dinas PU Kota 2007 √ √ √ √
Drainase Permukiman/
Tersier Ambon
- Pembangunan Saluran Dinas PU Kota 2007 √ √ √ √
Drainase Sekunder Ambon
- Pemeliharaan Saluran Dinas Kebersihan 2007 √ √ √ √
Drainase dan Pertamanan
- Peningkatan Dinas PU Provinsi 2012 √
Drainase Kota Ambon Maluku
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Kota Ambon, 2012
Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah
JDR = Jender PMJK = Pemberdayaan Masyarakat, Jender, Kemiskinan

3.4.4. Pemetaan Media


Komunikasi dan informasi dalam pengelolaan drainase adalah aspek penting. Pengelolaan drainase
sangat terkait dengan sub sektor sanitasi yang lain, maka kegiatan komunikasi dan informasi
pengelolaan drainase sering bersamaan dengan sub sektor sanitasi lain, khususnya sub sektor
persampahan, mengingat perilaku membuang sampah pada saluran drainase atau ketika hujan lebat,
menyebabkan saluran drainase sering tertimbun sampah yang dapat memicu genangan dan banjir,
serta pencemaran Teluk Ambon oleh sampah.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 63
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.35. Kegiatan Komunikasi Drainase di Kota Ambon


Dinas Tujuan Khalayak
No Kegiatan Tahun Pesan Kunci Pembelajaran
Pelaksana Kegiatan Sasaran
Sosialisasi
Buanglah Menumbuhkan
Peraturan
Dinas sampah pada kesadaran
Walikota Ambon
2010 - Kebersihan Informasi tempatnya masyarakat
1 No. 66 Tahun Masyarakat
2012 Dan dan arahan (tidak pada menjaga
2009 tentang
Pertamanan saluran kebersihan
Pengelolaan
drainase) lingkungan
Sampah
Mari jadikan
ruang kota Menumbuhkan
Ambon yang kesadaran
Sosialisasi Masyarakat, aman, nyaman, masyarakat
RTRW Kota 2011- Informasi Kewang, produktif, peduli ruang
2 BAPPEKOT
Ambon 2011- 2012 dan Diskusi Anak terkendali, dan Kota Ambon
2031 Sekolah berkelanjutan yang
(termasuk tertib berkualitas
membuang (tertib sampah)
sampah)
Bersihkan Menumbuhkan
Gerakan JUMPA Bersih sampah di kesadaran
Semua Pemerintah
BERLIAN (Jumat Lingkungan lingkungan masyarakat
3 2012 SKPD di Kota dan
Pagi Bersihkan di Hari masing-masing menjaga
Kota Ambon Masyarakat
Lingkungan) Jumat Pagi termasuk kebersihan
saluran lingkungan
Bersihkan Menumbuhkan
Kebersihan
sampah di kesadaran
Desa/ Kelurahan Semua lingkungan Pemerintah
lingkungan masyarakat
4 Binaan untuk 2012 SKPD di di Desa/ Kota dan
masing-masing menjaga
Kebersihan Kota Ambon Kelurahan Masyarakat
termasuk kebersihan
terpelihara
saluran lingkungan
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012

Hal ini seiring dengan prioritas pembangunan Kota Ambon yaitu Ambon Bersih, maupun Ambon yang
Partisipatif dan Komunikatif. Beberapa kegiatan komunikasi dan informasi pengelolaan drainase yang
telah dilakukan di Kota Ambon (Tabel 3.35) adalah:
a. Sosialisasi Peraturan Walikota Ambon Nomor 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah kepada
masyarakat tatap muka, stiker di kendaraan, dan papan pengumuman. Pesan kunci yang
disampaikan adalah membuang sampah pada tempatnya (tidak pada saluran drainase)
b. Sosialisasi RTRW Kota Ambon 2011-2031 kepada masyarakat, Kewang (semacam polisi lingkungan
sebagai kearifan local di Kota Ambon), dan pelajar SMU/SMK. Pesan yang disampaikan adalah mari
jadikan ruang kota Ambon yang aman, nyaman, produktif, terkendali, dan berkelanjutan (termasuk
tertib membuang sampah pada tempat yang benar, tidak pada saluran drainase).
c. Gerakan JUMPA BERLIAN (JUMat PAgi BERsihkan LIngkungAN), yang dicanangkan pada 20 April
2012, sebagai upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan,
dengan bersihkan sampah di lingkungan masing-masing, baik di daratan maupun di pantai. Gerakan
ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Kota Ambon, termasuk pelajar dan mahasiswa.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 64


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

d. Desa/ Kelurahan Binaan setiap SKPD untuk menjaga keberhasihan lokasi masing-masing, dengan
melibatkan semua komponen masyarakat setempat. Terkait dengan ini telah dikeluarkan Keputusan
Walikota Ambon Nomor 344 Tahun 2012 Tanggal 28 Maret 2012 Tentang Penetapan Satuan Kerja
Perangkat Daerah untuk Pendampingan dan Pembinaan kepada Desa/Negeri dan Kelurahan dalam
Program Kebersihan dan Tertib Sampah dalam Wilayah Kota Ambon, sehingga menjadi dasar
untuk semua SKPD bekerja bersama-sama masyarakat di 50 desa/ kelurahan mewujudkan Ambon
yang bersih.
Selain itu kegiatan-kegiatan komunikasi drainase yang dilakukan, digunakan pula media-media
Komunikasi (Tabel 3.36), seperti kerja bakti massal melalui Gerakan JUMPA BERLIAN, Pameran
Lingkungan Hidup, dan talkshow di TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara.

Tabel 3.36. Media Komunikasi Drainase Lingkungan di Kota Ambon

No Nama Media Jenis Acara Isu yang diangkat Pesan Kunci Pendapat Media

1 Gerakan JUMPA Kerja Bakti Ambon Bersih Lingkungan yang Sangat positif,
BERLIAN Massal bersih sebagai melibatkan semua
perilaku dan pemangku
kebutuhan kepentingan di Kota
Ambon
2 Pameran Lingkungan Pameran Ambon Hijau dan Tertib membuang Sangat positif,
Hidup Bersih sampah generasi muda
dilibatkan sebagai
duta kebersihan
3 TVRI Stasiun Maluku Talk show Ambon Bersih dan Lingkungan yang Sangat positif,
dan Maluku Utara Tertib Membuang bersih sebagai masyarakat secara
Sampah perilaku dan interaktif
kebutuhan menyampaikan
keluhan dan saran
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012

Tabel 3.37. Kerjasama Terkait Sanitasi Pengelolaan Drainase Kota Ambon

No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama

1 Penyusunan Master Plan Dokumen Sistem USAID/IUWASH MOU untuk penguatan


Sistem Sanitasi Kota Sanitasi Kota kapasitas Pemerintah
(SSK/Buku Putih) Kota
2 Gerakan Bersih Pesisir dan Seminar, Aksi Bersih Sinode GPM Pilot Project Pesisir dan
Teluk Ambon Teluk dan Pesisir, Teluk Ambon yang Bersih
Penanaman Bakau di Kelurahan Lateri
3 Rancang Bangun Teluk Seminar, Perumusan LIPI Ambon Pengelolaan Sampah di
Ambon Yang Bersih Rencana Aksi Teluk Ambon
4 Penyusunan Renstra AMPL Dokumen Renstra AMPL Pokja AMPL & ESP- Penyiapan Dokumen
Kota Ambon Kota Ambon USAID Renstra AMPL Kota
Ambon
5 Penyusunan Pola Drainase Pola Sistem Drainase Pokja AMPL & ESP- Penyiapan Dokumen Pola
Kota Ambon Kota Ambon USAID Sistem Drainase Kota
Ambon
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 65
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Pada sisi lain selama ini telah dilakukan pula kerjasama dengan para mitra dalam rangka pengelolaan
drainase di Kota Ambon (Tabel 3.37), sekaligus terdapat pula mitra-mitra yang potensial bekerjasama
dalam pengelolaan drainase di Kota Ambon (Tabel 3.38). Mitra-mitra yang potensial ini dapat terus
digandeng dalam pengelolaan drainase di Kota Ambon.

Tabel 3.38. Daftar Mitra Potensial untuk Pengelolaan Drainase Kota Ambon

No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerja Sama

1 Mercy Corps Dukungan sarana prasarana persampahan Bantuan Langsung


bagi masyarakat
2 USAID / IUWASH Penyusunan Master Plan Sanitasi / SSK Penguatan kapasitas
Pemerintah Kota
3 UNICEF Dukungan sarana prasarana persampahan Bantuan Langsung
bagi masyarakat
4 TELKOMSEL Kampanye Ambon Bersih Kampanye Publik
5 PT. TELKOM Kampanye Ambon Bersih Kampanye Publik
6 PT. PLN Kampanye Ambon Bersih Kampanye Publik
7 Bank Maluku, BI, Kampanye Ambon Bersih dan dukunfan Kampane Publik
Bank Mandiri, dan sarana prasarana persampahan
perbankan lainnya
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012

3.4.5. Partisipasi Dunia Usaha


Pengelolaan drainase di Kota Ambon selama ini masih menjadi urusan Pemerintah Kota. Hal ini
tentunya sangat mempengaruhi efektivitas pengelolaan dan penanganannya, mengingat luasnya
jangkauan pelayanan dan jumlah penduduk kota Ambon yang meningkat setiap tahun. Peran dunia
usaha dalam pengelolalan drainase di Kota Ambon belum ada sampai saat ini (Tabel 3.39). Ke depan
perlu terus didorong peran dunia usaha, untuk berinvestasi dalam pengelolaan drainase di Kota Ambon.

Tabel 3.39. Penyedia Layanan pengelolaan drainase yang ada di Kota Ambon
No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan
1 Tidak ada - -
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012

3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan


Operasional pengelolaan drainase di Kota Ambon dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum pada aspek
pembangunan fisik drainase, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon pada aspek
pemeliharaan drainase.

Dana yang digunakan untuk pengelolaan drainase Kota Ambon bersumber dari APBD Kota Ambon,
maupun APBN. Belanja operasional drainase di Kota Ambon selama 5 tahun belakangan (Tabel 3.40),
menunjukan bahwa jumlah belanja rata-rata per tahun adalah Rp.6.275.424.839,20 atau dengan
pertumbuhan 16,12% per tahun. Sementara itu, pendapatan pada sub sektor drainase pada Pemerintah
Kota Ambon tidak ada, karena tidak ada retribusi yang dipungut.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 66


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.40 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari subsektor pengelolaan drainase lingkungan
Pertum-
No Sub Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 Rata - rata buhan Rata-
Rata (%)
A. PENDAPATAN
1 Retribusi Drainase - - - - - - -
B. BELANJA
1 Perencanaan dan 9,246,220,000 10,278,930,152 2,647,674,754 135,220,600 9,069,078,690 6,275,424,839.20 16.12
Pembangunan Sarana
Prasarana
2 Pemeliharaan Sarana 545,000,000 670,000,000 680,000,000 735,000,000 845,000,000 695,000,000.00 11.87
Prasarana
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon dan BAPPEKOT Ambon, 2012

3.4.7. Isu strategis dan permasalahan mendesak


Isu-isu strategis dan permasalahan mendesak terkait dengan pengelolaan drainase di Kota Ambon,
adalah:
a. Pola penanganan drainase Kota Ambon tidak dilakukan secara konprehensif, sehingga tidak dapat
menyelesaikan masalah dan belum terintegrasinya sistem drainase antar satu wilayah dengan
wilayah di sekitarnya.
b. Berkembangnya permukiman dan tempat-tempat usaha di kawasan-kawasan padat perkotaan, yang
tidak memperhatikan ketersediaan drainase setempat.
c. Pendangkalan dan penyempitan jaringan drainase primer akibat erosi dan sedimentasi pada alur
sungai yang relatif landai, yang berdampak kepada daya tampung saluran.
d. Hancurnya daerah hulu dan kawasan resapan air akibat perambahan hutan dan seiring
meningkatnya intensitas curah hujan, berpotensi terjadinya banjir dan genangan pada beberapa
kawasan yang dialiri oleh saluran drainase primer, akibat peningkatan debit limpasan air permukaan.
e. Saluran drainase tergabung dengan saluran air kotor. Hal ini berdampak pada tergenangnya air
kotor dalam saluran jika terdapat penumpukan sampah, yang dapat menjadikan kawasan tersebut
endemic malaria.
f. Belum terintegrasinya infrastruktur perumahan di dalam kawasan permukiman, terutama untuk jalan
lingkungan, drainase dan air limbah, sehingga sering terjadinya banjir dan permasalahan lingkungan
lainnya.
g. Terbatasnya biaya operasional untuk pemeliharaan jaringan drainase jalan raya dan permukiman,
sehingga seringkali menimbulkan genangan pada musim hujan
h. Sungai digunakan sebagai limpasan buangan rumah limbah rumah tangga dan ada juga tinja,
sementara di sisi lain, sungai juga digunakan sebagai tempat mandi dan cuci.
i. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk memelihara jaringan drainase yang berada disekitarnya,
serta kebiasaan masyarakat membuang sampah ke saluran drainase menyebabkan tersumbatnya
saluran drainase.
j. Kapasitas saluran drainase yang ada tidak memadai untuk menampung seluruh volume aliran.
k. Kapasitas beberapa aparatur dan tenaga petugas lapangan masih terbatas, termasuk untuk
monitoring dan evaluasi.
l. Belum adanya peraturan daerah/ peraturan kepala daerah mengenai pengelolaan drainase Kota
Ambon
m. Pengelolaan drainase umumnya masih dianggap sebagai mengalirkan air hujan secara optimal
untuk menghindari banjir dan genangan, dan belum menjadi kebutuhan untuk pengelolaan drainase
yang berkelanjutan, seperti daur ulang air hujan, atau menahan air lebih lama di daratan.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 67


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

n. Tingkat kemiskinan dan pengangguran masih cukup tinggi, mempengaruhi kecenderungan


masyarakat untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pokok daripada mewujudkan drainse
yang baik.

3.5. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi


Pengelolaan komponen terkait sanitasi terdiri dari pengelolaan Air Bersih, pengelolaan Air Limbah
Industri Rumah Tangga, dan pengelolaan limbah medis.

3.5.1. Pengelolaan Air Bersih.


Pengelolaan air bersih di Kota Ambon dilakukan oleh PDAM Ambon, perusahaan swasta PT. Dream
Sukses Airindo (DSA), dan Pemerintah Kota Ambon melalui Program Air Bersih Perdesaan - Dinas
Perkerjaan Umum Kota Ambon. Pengelolaan oleh PDAM menjangkau kawasan-kawasan perkotaan di
4 Kecamatan, yaitu Sirimau, Nusaniwe, Teluk Ambon Baguala, dan Teluk Ambon. Pengelolaan oleh PT.
DSA melayani kecamatan Sirimau, yaitu pada hanya 4 kelurahan/ negeri yaitu Batu Merah, Amantelu,
Waihoka, dan Karang Panjang. Pengelolaan air bersih melalui Program Air Bersih Perdesaan - Dinas
Pekerjaan Umum Kota Ambon melayani kawasan-kawasan perdesaan yang tidak terjangkau oleh
PDAM, dan PT. DSA pada desa-desa di 5 kecamatan di Kota Ambon. Cakupan layanan air bersih di
Kota Ambon dapat dilihat pada Peta 3.6.

Pengeloaan air minum oleh PDAM Ambon (Tabel 3.41.A), menunjukan bahwa kapasitas produksi air
adalah 248,5 lt/detik, dan kapasitas terpasang adalah 288,5 lt/detik. Ini menunjukan bahwa PDAM
mempunyai kebutuhan air yang lebih tinggi dari yang tersedia, karena kapasitas terpasang lebih tinggi
40 lt/detik dari kapasitas produksi. Saat ini PDAM mempunyai 9.120 pelanggan, yang terdistribusi pada
4 kecamatan, dimana tingkat pelayanan mencapai 16,25% penduduk. Dari jumlah pelanggan yang ada,
terdapat 8.564 pelanggan rumah tangga (94%). Permasalahan yang dihadapi juga bahwa saat ini
tingkat kehilangan air cukup tinggi, mencapai 68,05%.

Tabel 3.41.A. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih PDAM di Kota Ambon Tahun 2011
No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Ket.

1 Pengelola PDAM Kota Ambon


2 Tingkat Pelayanan % 16.25
3 Kapasitas Produksi Lt/Detik 248.5
4 Kapasitas Terpasang Lt/Detik 288.5
5 Jumlah Sambungan Rumah Tangga Unit 8564
6 Jumlah Kran Air Unit 180
7 Kehilangan Air (UFW) % 68.05
8 Retribusi / Tarif (Rumah Tangga) M3
9 Jumlah Pelanggan per Kecamatan 9120
- Kecamatan Sirimau Pelanggan 1441
- Kecamatan Nusaniwe Pelanggan 4882
- Kecamatan T.A. Baguala Pelanggan 2261
- Kecamatan Leitimur Selatan Pelanggan 0
- Kecamatan Teluk Ambon Pelanggan 536
Sumber: Kota Ambon Dalam Angka, 2011.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 68
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 69


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Pengeloaan air minum oleh PT. DSA (Tabel 3.41.B), menunjukan bahwa kapasitas produksi air adalah
2.152.284 m3, dan kapasitas terpasang adalah 1.686.623 m3. Ini menunjukan bahwa kapasaitas
produksi air PT. DSA cukup untuk melayani kapasitas terpasang pelanggan. Saat ini DSA mempunyai
6.673 pelanggan, yang berada hanya pada 4 kelurahan/ negeri di kecamatan Sirimau, dimana tingkat
pelayanan mencapai 11,89% penduduk. Dari jumlah pelanggan yang ada, terdapat 6.517 pelanggan
rumah tangga (97,6%). Permasalahan yang dihadapi juga bahwa saat ini tingkat kehilangan air cukup
tinggi, mencapai 45,7%.

Tabel 3.41.B. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih PT. DSA Tahun 2011

No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Ket.

1 Pengelola PT. DSA


2 Tingkat Pelayanan % 11.89
3 Kapasitas Produksi M3 2152284
4 Kapasitas Terpasang M3 1686623
5 Jumlah Sambungan Rumah Tangga Unit 6517
6 Jumlah Kran Air Unit 0
7 Kehilangan Air (UFW) % 45.7
8 Retribusi / Tarif (Rumah Tangga) M3 No Data
9 Jumlah Pelanggan per Kecamatan
- Kecamatan Sirimau Pelanggan 6673
Sumber: Kota Ambon Dalam Angka, 2011.

Tabel 3.41.C. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan SPAM Desa Tahun 2011

No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Ket.

1 Pengelola Lembaga Desa/ Dinas


Kelurahan (Air bersih PU Kota
Perdesaan)
2 Tingkat Pelayanan % 7.87
3 Kapasitas Produksi Lt/Detik 7 Ltr/det
4 Kapasitas Terpasang Lt/Detik 5 Ltr/det
5 Jumlah Sambungan Rumah Tangga Unit 0
6 Jumlah Kran Air Unit 442
7 Kehilangan Air (UFW) % 5
8 Retribusi / Tarif (Rumah Tangga) M3 0
9 Jumlah Pelanggan per Kecamatan 4420
- Kecamatan Sirimau Pelanggan 1190
- Kecamatan Nusaniwe Pelanggan 1150
- Kecamatan T.A. Baguala Pelanggan 750
- Kecamatan Leitimur Selatan Pelanggan 350
- Kecamatan Teluk Ambon Pelanggan 980
Sumber: Kota Ambon Dalam Angka, 2011.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 70
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Pengeloaan air minum oleh Lembaga Desa/ Kelurahan melalui Program Air Bersih Perdesaan Dinas
Pekerjaan Umum Kota Ambon (Tabel 3.41.C), menunjukan bahwa kapasitas produksi air adalah 7
lt/detik, dan kapasitas terpasang adalah 5 lt/detik. Ini menunjukan bahwa kapasaitas produksi Program
Air Bersih Perdesaan telah cukup untuk melayani kapasitas terpasang pelanggan. Saat ini Program Air
Bersih Perdasaan mempunyai 4.420 pelanggan, yang berada pada semua kecamatan di Kota Ambon,
dimana tingkat pelayanan mencapai 7,87% penduduk. Program Air Bersih Perdesaan ini tidak
menggunakan Sambungan Rumah Tangga. Sistem yang digunakan adalah hidran umum, yang
berjumlah 442 unit.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan air bersih di Kota Ambon adalah:
a. Sebagai akibat dari konflik kemanusiaan tahun 1999 sampai akhir tahun 2004, beberapa bagian
sistem mengalami kerusakan antara lain jaringan perpipaan, sambungan rumah dan meter
pelanggan, rumah-rumah pompa, serta bangunan kantor induk PDAM.
b. Pada PDAM, tingkat kehilangan air cukup tinggi pada jaringan transmisi dan distribusi akibat umur
jaringan perpipaan yang sudah tua dan pengrusakan pipa oleh masyarakat selama konflik social di
Kota Ambon.
c. Penurunan debit sumber mata air secara drastis pada musim kemarau, rata-rata 40 % dari debit
normal, serta terbatasnya sumber mata air potensial yang bisa dimanfaatkan, sehingga alternatif
penambahan debit air melalui sumur dalam.
d. Ketergantungan pada pemanfaatan energi listrik untuk penggerak mesin-mesin pompa air. Pada
beberapa sumber air, belum memiliki sumber energi cadangan berupa genset lsitrik, sehingga ketika
listrik PLN padam, distribusi air terhenti.
e. Perkembangan pemukiman baru bergerak ke arah perbukitan berlereng curam yang di luar Master
Plan Air Minum, sehingga sukar terlayani jaringan perpipaan. Permukiman tersebut juga merambah
ke kawasan penyangga dan resapan air, sehingga mempengaruhi konstinuitas debet air.
f. Pada PDAM, komposisi pelanggan adalah lebih dari 90% merupakan rumah tangga, sehingga
menyulitkan penerapan subsidi silang pada pemakaian air.
g. Pada PDAM, tingkat efisiensi pembayaran tagihan rekening air masih rendah, berpengaruh kepada
terbatasnya produktivitas operasional usaha, dan manajemen perusahaan menjadi tidak sehat.
h. Kurangnya sosialisasi, edukasi, dan penyadaran kepada masyarakat secara berkesinambungan
fungsi dan pengelolaan air minum yang baik.
i. Kapasitas beberapa aparatur dan tenaga petugas lapangan masih terbatas, termasuk untuk
monitoring dan evaluasi.
j. Belum adanya peraturan daerah/ peraturan kepala daerah mengenai pengelolaan air minum secara
berkelanjutan di Kota Ambon.
k. Tingkat kemiskinan dan pengangguran masih cukup tinggi, mempengaruhi kecenderungan
masyarakat untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pokok daripada mewujudkan air
bersih yang berkualitas.

3.5.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga.


Industri rumah tangga di Kota Ambon telah berkembang, seperti industri tahu, roti, pengolahan ikan,
dan pengolahan tepung sagu. Industri-industi ini telah memberikan kontribusi bagi munculnya limbah.
Pengelolaan industri rumah tangga di Kota Ambon (Tabel 3.42) menunjukan bahwa limbah cair
umumnya dibuang ke saluran umum (reol), dengan kapasitas rata-rata 0,25 m3/hari. Hal ini merupakan
ancaman besar bagi lingkungan hidup, karena reol/ saluran umum tersebut akan mengalir dan
mencemari sungai dan teluk Ambon. Sedangkan limbah padat dibuang ke TPS ataupun daur ulang.
Pada industri roti, limbah padat dibuang ke TPS. Pada insdustri tahu dan pengolahan ikan, limbah
padat didaur ulang sebagai makanan ternak. Pada industri pengolahan hasil sagu, limbah padat selain
digunakan untuk komposting, juga merupakan media tumbuh untuk ulat sagu suatu makanan khas lokal
dengan protein tinggi.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 71
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

Tabel 3.42. Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kota Ambon


Jenis Industri Jumlah Kapasitas
No Lokasi Jenis Pengolahan
Rumah Tangga Industri RT (m3/hari)
1 Industri Roti Kota Ambon 9 - Limbah Cair : Reol 0.25
- Limbah Padat : TPS
2 Industri Tahu Kota Ambon 7 - Limbah Cair : Reol 0.25
- Limbah Padat : Daur Ulang
3 IRT Hasil Pengolahan Kota Ambon 2 - Limbah Cair : Reol 0.25
Ikan - Limbah Padat : Daur Ulang
4 IRT Hasil Pengolahan Kota Ambon 2 - Limbah Cair : Reol 0.25
Tepung Sagu - Limbah Padat : Daur Ulang

Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan air limbah industri rumah tangga adalah:
a. Sampai saat ini belum ada regulasi untuk mengatur pengolahan air limbah rumah tangga di Kota
Ambon.
b. Air limbah industri rumah tangga di Kota Ambon belum tertangani dengan baik karena industri-
industi tersebut tidak mempunyai sarana pengolahan air limbah, sehingga banyak terjadi
pencemaran pada badan-badan sungai yang menjadi muara buangan air limbah rumah tangga
tersebut dan berdampak pada pencemaran air tanah.

Menghadapi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Ambon melalui Kantor Pengendalian Dampak
Lingkungan Kota Ambon senantiasa melakukan pemantauan, pengawasan, dan investigasi lapangan
terhadap industri rumah tangga penghasil limbah, sehingga dilakukan upaya-upaya perbaikan oleh
industri tersebut. Selain itu, dilakukan pula upaya pengendalian melalui Izin Lingkungan seperti Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL), serta Surat Penyataan
Pengelolaan Lingkungan (SPPL) bagi industri rumah tangga tersebut.

3.5.3. Pengelolaan Limbah Medis.


Di Kota Ambon saat ini terdapat 10 rumah sakit umum, 22 Puskesmas, 35 Puskesmas Pembantu, 5
balai pengobatan, beberapa laboratorium kesehatan, serta beberapa apotik dengan praktek dokter dan
laboratorium. Sarana-sarana ini menghasilkan sampah medis yang sangat membutuhkan perhatian
serius untuk pengelolaan yang benar.

Limbah medis rumah sakit terbagi pula atas limbah infeksius dan limbah non infeksius. Limbah infeksius
berasal dari pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik seperti : laboratorium, instalasi farmasi,
instalasi gizi, rehabilitasi medik, radiologi, instalasi pencuci hama, instalasi pemeliharaan sarana,
instalasi pemulasaraan jenazah, dan pelayanan terpadu. Limbah non medis bersumber dari pelayanan
administrasi dan dapur.

Pengelolaan limbah medis pada rumah sakit – rumah sakit di Kota Ambon (Tabel 3.43) meliputi limbah
cair dan limbah padat. Pengelolaan limbah medis cair menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Medis di masing-masing rumah sakit. Pengelolaan limbah medis padat menggunakan
insenerator. Pengelolaan limbah medis melalui IPAL dan Insenerator di rumah sakit merupakan bantuan
United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 2006.

Berdasarkan data terakhir, maka pengolahan limbah cair pada RSUD dr. Haulussy adalah 50%
menggunakan IPAL, dan sisanya masuk ke tangki septik. Pada rumah sakit-rumah sakit lainnya, sistem

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 72


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

pengolahan limbah medis melalui IPAL, belum didapat data yang akurat bahwa apakah masih
berfungsi optimal sejak dibangun tahun 2006. Sedangkan pengolahan limbah padat medis di rumah
sakit menggunakan insenerator bantuan UNDP tahun 2006, namun belum didapat data yang akurat
bahwa apakah masih berfungsi optimal sampai sekarang. Untuk RSUD dr Haulussy, incenerator tidak
berfungsi optimal, sehingga dilakukan Perjanjian Kesepakatan (MoU) dengan RSUD Tulehu di
Kabupaten Maluku Tengah untuk pengolahan limbahnya.

Tabel 3.43 : Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan di Kota Ambon


Nama Fasilitas Jenis Prediksi Sistem
No Lokasi
Kesehatan Limbah Medis Kapasitas Pengelolaan
1 RSUD dr. Haulussy Kudamati - Cair : IPAL (m3/hari) 211.25 50% IPAL
(Kel. Benteng) - Padat : Insenerator (kg/hari) 45.5 Mou RSU Tulehu
2 RSU. Alfatah Kel. Honipopu - Cair : IPAL (m3/hari) 52 IPAL *)
- Padat : Insenerator (kg/hari) 11.2 Insenerator **)
3 RSU. Sumber Kel. Honipopu - Cair : IPAL (m3/hari) 48.75 IPAL *)
Hidup - Padat : Insenerator (kg/hari) 10.5 Insenerator **)
4 RS. Bhakti Rahayu Kel. Batu - Cair : IPAL (m3/hari) 32.5 IPAL *)
Gajah - Padat : Insenerator (kg/hari) 7 Insenerator **)
5 RS. Hative Kecil Neg. Passo - Cair : IPAL (m3/hari) 20.15 IPAL *)
- Padat : Insenerator (kg/hari) 4.34 Insenerator **)
6 RS. Angkatan Laut Neg. Halong - Cair : IPAL (m3/hari) 32.5 IPAL *)
- Padat : Insenerator (kg/hari) 7 Insenerator **)
7 RS. Tentara (RS. Kel. Waihaong - Cair : IPAL (m3/hari) 59.15 IPAL *)
J.A. Latumeten) - Padat : Insenerator (kg/hari) 12.74 Insenerator **)
8 RS. Angkatan Neg. Laha - Cair : IPAL (m3/hari) 16.25 IPAL *)
Udara - Padat : Insenerator (kg/hari) 3.5 Insenerator **)
9 RS. Bhayangkari Kel. Pandan - Cair : IPAL (m3/hari) 85.15 IPAL *)
Kasturi - Padat : Insenerator (kg/hari) 18.34 Insenerator **)
10 RS. Khusus Desa Negeri - Cair : IPAL (m3/hari) 53.3 IPAL *)
Daerah (RS Jiwa) Lama - Padat : Insenerator (kg/hari) 11.48 Insenerator **)
11 Puskesmas dan Tersebar di - Cair : IPAL (m3/hari) No Data
Pusk. Pembantu Kota Ambon - Padat : Insenerator (kg/hari) No Data
12 Laboratorium klinik, Tersebar di - Cair : IPAL (m3/hari) No Data
Praktek Dokter Kota Ambon - Padat : Insenerator (kg/hari) No Data
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Ambon
6Keterangan : IPAL *), belum didapat data yang akurat tentang fungsi sarana IPAL
Insenerator **), belum didapat data yang akurat tentang fungsi sarana Insenerator

Kapasitas limbah cair dan padat di rumah sakit (Tabel 3.43), diukur mengacu kepada jumlah pasien
yang ada yang tergambar dari jumlah tempat tidur, dan tingkat hunian di rumah sakit. Mengacu kepada
prediksi limbah cair per pasien yang adalah 0,704 (m3/ hari), dan limbah padat per pasien yang adalah
0,4125 kg/hari, maka RSUD dr. Haulussy sebagai rumah sakit daerah Provinsi Maluku, memiliki limbah
terbanyak, yaitu 211,25 m3/hari limbah cair, dan 45,5 kg/hari limbah padat. Sedangkan rumah sakit

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 73


Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012

dengan limbah terendah adalah RS Angkatan Udara, yaitu 16,25 m3/hari limbah cair, dan 3,5 kg/hari
limbah padat.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan limbah medis adalah:


a. Penanganan limbah medis pada sarana-sarana kesehatan, belum seluruhnya dikelelola secara
profesional, dan benar.
b. Sampai saat ini belum ada regulasi untuk mengatur pengolahan limbah medis di Kota Ambon.
c. Sarana-sarana medis lain selain rumah sakit, seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
laboratorium klinik, atau tempat praktek dokter belum memiliki pengolahan limbah medis, khususnya
limbah medis infeksius.
d. Belum terbentuk kesadaran yang baik bahwa limbah medis harus dikelola secara benar, karena
dapat berbahaya bagi kesehatan.
e. Saat ini limbah medis padat dibuang bercampur dengan limbah domestik.
f. Kapasitas beberapa aparatur dan tenaga petugas lapangan masih terbatas, termasuk untuk
monitoring dan evaluasi.

Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon III - 74

Anda mungkin juga menyukai