Anda di halaman 1dari 40

5.

3 Penanganan kerusakan yang berhubungan dengan elemen

Bagian ini menguraikan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan rehabilitasi elemen
yang berhubungan dengan kerusakan yang tidak terkait dengan jenis bahan seperti
diuraikan dalam Pedoman Pemeriksaan Umum Jembatan.

Elemen-elemen yang memerlukan pemeliharaan dan penanganan kerusakan adalah


sebagai berikut:
(a) daerah aliran sungai, pengamanan gerusan, timbunan, pengendapan;
(b) bangunan bawah;
(c) landasan dan balok penahan gempa;
(d) elemen bangunan atas;
(e) lantai kendaraan dan trotoar;
(f) sambungan siar muai; dan
(g) rambu-rambu dan kelengkapannya.

5.3.1 Penanganan daerah aliran sungai, bangunan pengamanan gerusan, dan daerah
timbunan

Bagian ini akan menguraikan mengenai jenis penanganan yang direkomendasikan sesuai
dengan cara penanganan jenis kerusakan tertentu yang berhubungan dengan daerah aliran
sungai, bangunan pengamanan gerusan, dan daerah timbunan jalan serta sungai.

5.3.2 Penanganan dan pengamanan daerah aliran

Gerusan pada dasar dan tebing sungai merupakan suatu masalah yang serius karena dapat
menyebabkan keruntuhan jembatan.

Gerusan pada dasar sungai pada umumnya akan terjadi apabila kecepatan aliran sungai
bertambah besar (banjir) hingga aliran sungai dapat mengakibatkan hanyutnya material yang
berada pada dasar sungai. Gerusan pada dasar sungai sering kali terjadi di sekitar pilar atau
kepala jembatan. Gerusan pada dasar sungai harus dikenali dan ditangani sejak awal.

Metode pengamanan yang terbaik adalah memasang penahan gerusan yang sesuai.
Penahan dapat terbuat dari batu yang besar, baja atau semacam pagar kayu (antara tiang-
tiang kayu diisi batu) atau dengan membuat pengaman dasar sungai.

Bahan yang dipakai sebagai pengamanan dasar sungai harus merupakan bahan padat dan
cukup berat sehingga tidak dapat bergeser pada waktu banjir.

Pengarah aliran sungai digunakan untuk mempertahankan aliran sungai dengan cara
melindungi tebing.

Bangunan pengaman sungai digunakan juga sebagai pengarah aliran sungai. Cara yang
paling umum dilakukan untuk mengarahkan aliran sungai yaitu:
a) penahan yang melintang sungai (krib) yang berfungsi untuk membelokkan arus aliran
sungai; dan
b) pagar pengarah memanjang (tiang pancang)

5.3.2.1 Kerusakan 501 – Pengendapan pada aliran sungai

Pengendapan atau pendangkalan sungai atau sebagian alur sungai dapat mengakibatkan:
a) alur sungai menjadi sempit, dapat mengakibatkan terjadinya afflux yang berlebihan yang
menyebabkan kecepatan air meningkat;
43 dari 111
b) aliran air normal dan arus sungai dapat berubah dalam bentuk yang dapat
membahayakan tebing sungai, tanah timbunan, atau struktur jembatan.

Cara penanganan pengendapan pada daerah aliran sungai adalah sebagai berikut :
a. Keruklah endapan lumpur yang terjadi guna mengembalikan sungai tersebut pada
bentuk yang seharusnya.
b. Periksalah daerah terjadinya penurunan dasar sungai di daerah bagian hulu dari
jembatan. Hal ini akan menjadi perhatian penyelidikan khusus dan mungkin
melibatkan instansi lain, mengikis ke arah tebing (terjadi erosi tebing).
c. Jika aliran sungai bergerak menyamping ke arah tebing, gunakan krib, bronjong,
dinding penahan tanah, turap atau cara-cara pengamanan lainnya guna
mengamankan daerah yang penting, misalnya daerah tanah timbunan atau pilar.
d. Buatlah parit yang rendah dan lebar serta diperkeras tempat sungai dapat
menghilangkan endapan yang terjadi dengan arus aliran sungai yang ada. Hal ini
dapat dipakai untuk sungai-sungai yang kecil. Lihat Gambar 26 untuk detailnya.

Jembatan Kecil

Parit Pembersih Yang Diperkeras

Gambar 26 - Parit pembersih yang diperkeras

5.3.2.2 Kerusakan 502 - Penumpukan sampah dan hambatan pada daerah aliran
sungai

Kerusakan ini mencakup masalah-masalah sebagai berikut:


a) penumpukan sampah yang terjadi akan menambah gaya horizontal pada struktur;
b) penumpukan sampah pada alur sungai mengakibatkan terhalangnya arus aliran sungai
atau mengubah arah aliran sungai; dan
c) bagian-bagian bekas pembongkaran jembatan lama yang masih berada pada daerah
alur sungai mengakibatkan terhalangnya aliran sungai, tertahannya arus aliran sungai
dan membelokkan aliran ke arah tebing sungai atau fondasi jembatan.

Gambar 27 - Tumpukan sampah di sekitar jembatan

Penanganan penumpukan sampah dan hambatan daerah aliran sungai dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
44 dari 111
a. sampah dan semua penghalang yang menyebabkan masalah harus dibuang dari
saluran air.
b. pembersihan sampah umumnya dilaksanakan pada pemeliharaan rutin. Harus
diperhatikan ketika memindahkan batang pohon yang besar dari jembatan agar tidak
menimbulkan kerusakan.
c. Pembongkaran struktur jembatan lama di luar cakupan pemeliharaan rutin memerlukan
alat khusus atau crane untuk membersihkan reruntuhannya. Jika menggunakan bahan
peledak harus hati-hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan.

5.3.2.3 Kerusakan 503 – Gerusan aliran sungai

Gerusan dapat dikendalikan dengan menggunakan berbagai metode penanganan.


Pemilihan metode penanganan tertentu tergantung pada kondisi dan situasi yang ada.

Beberapa cara penanganan pengamanan gerusan diuraikan pada Tabel 12 berikut ini.

Tabel 12 - Cara penanganan pengamanan gerusan

Tipe Kecocokan penggunaan

Air sungai yang dalam dan/atau tanah lunak. Gunakan


Turap
sebagai pengamanan fondasi atau bangunan bawah.

Bronjong Air sungai yang dangkal dan fondasi yang kokoh.

Air sungai yang dangkal dan fondasi yang kokoh tempat


Dinding beton
aliran air dapat dipindahkan selama pelaksanaan.

Sebagai penghalang/pengarah aliran air sungai pada


Krib daerah yang akan diperbaiki alirannya dengan cara
mengarahkan aliran sungai.

Penurunan yang dangkal melintang penuh selebar sungai.


Pengamanan Dapat dibuat dari beton, bronjong, pemagaran ganda
dasar sungai dengan pengisian batu di antaranya, turap baja dan cara
lainnya.

Pembuatan Aliran sungai yang dangkal tempat aliran sungai dapat


perkerasan alur dipindahkan selama pelaksanaan. Biasanya hanya
pembersih digunakan pada jembatan dengan bentang kecil.

Jika terjadi lubang akibat gerusan dan gunanya untuk


Tetrahedron
mencegah erosi.

Rip-rap/
tumpukan batu Di sekeliling pilar untuk melindungi fondasi.
kosong

Gambar 28 sampai dengan Gambar 32 memperlihatkan beberapa metode penanganan yang


berbeda.

45 dari 111
Gambar 28 - Penanganan gerusan pada dasar sungai

Perkerasan Perkerasan
Beton Batu

Turap

Dasar Sungai Yang Tergerus

Gambar 29 - Turap

Pilar

ELEVASI SAMPING TAMPAK ATAS

Gambar 30 – Bronjong

46 dari 111
Gambar 31 - Rip-rap atau tumpukan batu kosong

Gambar 32 - Pembuatan perkerasan dasar sungai dengan lantai beton atau batu
kosong

Gambar 33 - Tetrahedra untuk menghentikan gerusan arah hilir sungai

47 dari 111
Pd T-XXX-XXX

Gambar 34 - Pengamanan dasar sungai - dinding beton dan dinding bronjong

Gambar 35 - Pengamanan tebing sungai - turap baja

48 dari 111
Pd T-XXX-XXX

URAIAN:
Pagar yang tegak dan rendah dibangun dalam
alir sungai sepanjang tebing sungai dan tegak
lurus aliran sungai. Pagar ini merupakan jajaran
tiang dan penahan horizontal tetapi ada bentuk
lain juga yang efektif. Bisanya struktur ini
mempunyai luas bidang kurang dari 50% untuk
menahan aliran sungai.

Bangunan ini dapat memperlambat aliran yang


menyebabkan menyumbatnya sedimen dan
membentuk tebing sungai baru dalam alur
sungai. (a) Penahan yang dapat tembus

URAIAN:
Bagian yang tembus air biasanya merupakan
tiang – tiang pancang dan kayu yang dipasang
pada dasar sungai, yang dibangun menonjol dari
tebing sungai dan tegak lurus aliran sungai.

Perbedaan dari penahan ini dari kereb adalah


lebih pendek (tidak panjang) dari lebih tinggi dari
penahan, dan fungsinya lebih diarahkan pada
pengaman tebing.

Krib bekerja sebagai penghalang aliran sungai


pada daerah yang akan direklamasi yang (b) Krib yang dapat tembus
mengarah pada pengendapan material.

URAIAN:

Struktur yang tidak tembus air dibangun dalam


dasar sungai, menonjol dari tebing sungai
umumnya tegak lurus terhadap aliran.

Strukturnya biasanya kaku (misalnya tiang


pancang dan dinding panel) atau fleksibel
(misalnya dinding batu, balok beton yang
lepasan, dan bronjong)
(c) Krib yang tidak dapat tembus
Krib menghalangi aliran pada daerah yang akan
diperbaiki, mengakibatkan pengendapan meterial
dan tumbuhnya tumbukan.

Gambar 36 - Krib dan penghalang

49 dari 111
Pd T-XXX-XXX

80 150
750
750
750
Gambar 37 - Pengamanan dasar sungai - pagar ganda dengan isian batu

5.3.2.4 Kerusakan 504 - Afflux yang berlebihan

Masalahnya muncul apabila tidak cukupnya bukaan pada daerah alur sungai di jembatan
(biasanya dipilih waktu diadakan penyelidikan dan perencanaan) atau adanya hambatan
pada alur sungai tersebut.

Hal ini menyebabkan air naik ke belakang di bagian hulu sungai jembatan yang
menyebabkan perbedaan ketinggian air yang jauh antara sisi hulu dan hilir sungai jembatan.
Perbedaan ini disebut afflux.

Apabila besarnya/tingginya afflux ini berlebihan, kecepatan aliran melewati jembatan


bertambah dan sering mengakibatkan gerusan.

5.3.2.4.1 Penanganan Afflux yang berlebihan

Jika ketinggian afflux disebabkan oleh adanya hambatan, masalah ini harus ditangani sesuai
dengan Kerusakan 502.

Jika afflux yang berlebihan disebabkan oleh tidak cukupnya daerah saluran air, satu-satunya
metode penanganan yang cukup memuaskan adalah menambah bentangan jembatan atau
memperbaiki karakter aliran sungai yang lewat di jembatan.

50 dari 111
Pd T-XXX-XXX

5.3.2.4.2 Penanganan dan perlindungan timbunan

Kerusakan pada timbunan umumnya sering terjadi pada jalan pendekat dan sekitar kepala
jembatan.

Secara lengkapnya kerusakan kepala jembatan yang dapat terjadi adalah berupa:
a) kerusakan kecil permukaan;
b) kerusakan akibat gerusan; dan
c) kerusakan timbunan.

Kerusakan kecil permukaan mungkin terlihat sebagai retak kecil pada perkerasan jalan,
penurunan perkerasan, dan tonjolan pada lereng. Kerusakan ini tidak meluas dan dapat
diperbaiki dengan pemeliharaan rutin.

Kerusakan timbunan seperti retak yang berarti penurunan yang dalam atau kegagalan
gelincir besar adalah bentuk kerusakan timbunan yang serius dan memerlukan pemeriksaan
khusus oleh ahli untuk ditentukan penanganan yang tepat.

Tanah timbunan yang rusak harus ditimbun kembali dengan menggunakan tanah pilihan,
dipadatkan dengan roller atau pelat penggetar yang sesuai dan pengaman timbunan dapat
dibangun. Cara penanganan timbunan dijelaskan pada Tabel 13.

Beberapa metode pengamanan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:


a) pemasangan talud batu kosong;
b) pemasangan talud beton;
c) pemasangan dinding bronjong; dan
d) penanaman tanaman yang rapat pada lereng.

Sistem pengamanan harus tertanam pada level yang lebih dalam daripada level gerusan
yang diperkirakan. Secara umum, ujung talud selebar 0,8 meter dan paling sedikit digali 1
meter dalamnya yang kemudian diisi dengan batu. Jika dilakukan pemasangan permukaan
talud beton, perlu dibuat lubang drainase dinding dengan jarak yang teratur.

Dinding bronjong harus dipasang sesuai dengan buku petunjuk pemasangan bronjong yang
dikeluarkan pabrik.

(a) (b)

Gambar 38 - (a) Gerusan di sekitar kepala jembatan dan (b) pemasangan bronjong

51 dari 111
Pd T-XXX-XXX

Tabel 13 - Cara pengamanan tebing

Pengamanan lereng secara langsung


Pengamanan fleksibel Pengamanan kaku
Jenis - pasangan batu kosong - turap baja
pengaman - kawat anyaman - tiang atau dinding
- bronjong - dinding penahan tanah
- tanaman - bronjong yang diperkuat
Uraian Pengaman yang bersifat struktur
Bahan yang digunakan mempunyai sifat yang yang berfungsi sebagai
fleksibel sebagai pengaman tebing, pelindung pengaman bagian ujung tebing
tebing, dan pencegah erosi. akibat longsornya tanah timbunan
atau gerusan yang terjadi.
Kajian Fleksibel berarti masih terjadi sedikit Kaku berarti bahwa setiap
pergerakan dengan toleransi tidak terjadi pergerakan mengarah pada suatu
longsoran penuh. kegagalan. Jadi, harus
direncanakan supaya kuat
Bronjong dapat dipakai untuk masalah menahan semua gaya.
pengikisan pada bagian atas tanah timbunan
yang tidak dilindungi. Talud bronjong berbeton
merupakan suatu penanganan
Pengaman yang fleksibel umumnya yang mahal. Biasanya hanya
merupakan suatu metode yang tidak digunakan bila panjang yang kecil
permanen dan biaya dapat menjadi efektif jika saja dipakai untuk melindungi
bahan-bahannya mudah didapat. aset-aset penting, misalnya pada
kepala jembatan.
Setiap tipe pengaman fleksibel harus
didesain dan ditempatkan dengan hati-hati. Tipe pengaman kaku
Gerusan pada bagian ujung atau bawah diperuntukan pada gerusan berat
merupakan hal yang umum pada ujung suatu struktur.

Penyebab - Pengikisan bagian ujung struktur Gerusan pada bagian ujung


kelongsoran - Tidak sesuainya ukuran pasangan batu struktur diikuti dengan
kosong kelongsoran.
- Pengikisan bronjong
- Tidak cukupnya material endapan di daerah
hilir
Kesimpulan Penggunaan yang luas apabila bahan tersedia Cocok untuk perlindungan kepala
jembatan. Penerapan yang
terbatas apabila terletak jauh dari
kepala jembatan.
Penggunaannya hanya untuk
tebing yang rendah.

52 dari 111
Pd T-XXX-XXX

5.3.2.5 Kerusakan 511 – Hilangnya bahan pengaman gerusan

Hilangnya bahan pengaman gerusan dapat disebabkan oleh :


a) gerusan dari bawah;
b) arus sungai dengan kecepatan tertentu yang mengikis tebing sungai.

5.3.2.5.1 Penanganan hilangnya bahan pengaman gerusan antara lain:

a) perbaiki setiap bagian yang rusak pada pengaman tebing;


b) periksa apakah ada gerusan dari bawah dan perkirakan perkembangan gerusan untuk
ditangani; dan
c) pertimbangkanlah sistem lain untuk mengendalikan permasalahannya.

5.3.2.6 Kerusakan 521 – Gerusan pada timbunan

Gerusan pada daerah timbunan dapat disebabkan oleh :


a) arus sungai dengan kecepatan tertentu yang mengikis tebing sungai;
b) air permukaan dari jalan yang menggerus tebing pada waktu bergerak menuju sungai
akibat tidak adanya parit pembuangan air yang baik; dan
c) adanya penghalang di sungai yang mengakibatkan aliran sungai berubah menuju
daerah tebing sungai.

Setiap keadaan memerlukan pemeriksaan khusus untuk menetapkan penanganan secara


menyeluruh yang paling baik untuk daerah tersebut.

Semua pekerjaan yang termasuk dalam kategori ini dilaksanakan dalam pekerjaan
rehabilitasi.

Untuk melindungi kepala jembatan dan daerah tanah timbunan hendaknya diikuti beberapa
prosedur umum berikut ini:
a) dasar sistem bangunan pengaman diletakkan pada dasar yang padat dan dikunci dalam
bahan yang kokoh pada kedalaman minimum 0,5 meter;
b) ujung sistem pengaman harus tertekuk ke belakang tebing sungai dan terkunci sehingga
gerusan dan erosi tidak akan terjadi pada bagian ujung pengaman;
c) ujung sistem pengaman harus lebih panjang minimum 5 meter di luar daerah pengaruh
gerusan yang terjadi; dan
d) sistem tersebut hendaknya dibangun sesuai dengan spesifikasi dari pabrik atau sesuai
dengan gambar perencanaan.

5.3.2.6.1 Penanganan akibat arus sungai dengan kecepatan tinggi

a) pasang dinding beton bertulang pada tebing sungai;


b) tempatkan batu besar (tidak kurang dari 20 kg) pada sepanjang tebing sungai yang
terkena gerusan;
c) buat pasangan batu kosong pada tebing sungai yang mengalami gerusan;
d) buat bronjong di atas daerah tebing yang terkena gerusan. Bronjong ini dapat juga
dipakai sebagai dinding penahan tanah pada tebing yang curam;
e) tanami dengan tanaman untuk mengikat tanah pada tebing sungai;
f) bangunan dinding penahan tanah dari beton bertulang;
g) bangunan turap yang biasanya terbuat dari turap baja;
h) bangunan pemecah energi; dan
i) bangunan krib untuk mengarahkan aliran sungai.

53 dari 111
Pd T-XXX-XXX

5.3.2.6.2 Penanganan akibat air permukaan dari badan jalan

Buatlah selokan samping atau parit berumput yang mengarahkan air dari badan jalan ke
sungai.

5.3.2.6.3 Penanganan akibat penghalang di sungai

Buanglah penghalang apabila penghalang tersebut merupakan bekas pilar jembatan lama,
pekerjaan tersebut memerlukan alat berat untuk membuangnya.

Gambar 39 sampai dengan Gambar 46 menggambarkan beberapa jenis penanganan untuk


pengaman dan perbaikan timbunan.

URAIAN:
Bangunan terbuat dari kawat anyaman yang sudah
digalvanis dan kemudian diisi batu atau batuan
sungai yang diletakkan di atas atau bersebelahan
dengan dasar sungai untuk mencegah gerusan
pada dasar sungai atau tebing.

Biasanya untuk mencegah gerusan dari bawah


terhadap pekerjaan pengaman tebing lain.

Pemasangan kawat bronjong bertujuan untuk


mengurangi gerusan yang akan terjadi dan
menyediakan pengaman.

Gambar 39 - Bronjong sebagai bangunan pengaman gerusan

Gambar 40 - Tampak atas pemakaian bronjong untuk


penanganan gerusan tanah timbunan

54 dari 111
Pd T-XXX-XXX

Gambar 41 - Potongan melintang penanganan dengan bronjong

Gambar 42 - Pengaman tebing dengan beton bertulang

Gambar 43 - Pasangan batu kosong sebagai pengamanan tebing

55 dari 111
Pd T-XXX-XXX

URAIAN:
- Batu pilihan dengan ukuran tertentu dipasang pada tebing sungai untuk:
 memberikan pengaman fisik pada tanah tebing terhadap erosi air sungai yang mengalir; dan
 memberikan tahanan pada tebing sungai terhadap kerusakan berat.
Mungkin diperlukan lapisan geotekstil antara pasangan batu kosong dan tanah tebing.

- Tanaman dapat pula berfungsi sebagai mekanisme stabilisasi utama atau pengarah pada jenis
pekerjaan stabilisasi lainnya. Hal ini sangat penting terutama untuk menstabilkan daerah
reklamasi.

- Pertumbuhan tanaman dapat dibiarkan berkembang alami di daerah yang cocok atau dapat juga
ditanam dan dipelihara untuk tujuan tertentu.

Gambar 45 - Pengamanan dengan turap

Gambar 46 - Pemecah energi

56 dari 111
Gambar 47 sampai dengan Gambar 50 memperlihatkan drainase permukaan yang
digunakan untuk perlindungan terhadap pengikisan pada timbunan.

Gambar 47 - Drainase beton atau pasangan batu

Gambar 48 - Saluran lingkaran baja bergelombang

Gambar 49 - Drainase beton pracetak

57 dari 111
Gambar 50 - Drainase tebing yang berumput

5.3.2.7 Kerusakan 522 - Retak atau penurunan dan penggembungan tanah timbunan

Kerusakan pada tanah timbunan mencakup tiga masalah utama yang pada dasarnya
memerlukan penanganan yang sama. Kerusakan utama tersebut adalah:
a) keretakan timbunan;
b) penurunan timbunan; dan
c) penggembungan timbunan.

5.3.2.7.1 Keretakan Timbunan

Keretakan timbunan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:


a) keretakan kecil pada lapisan perkerasan;
b) keretakan yang cukup besar akibat konsolidasi, pemadatan yang terjadi pada tanah
timbunan, kelongsoran tebing dan pergerakan tanah.

Gambar 51 - Keretakan dan penurunan tanah timbunan yang sangat parah

5.3.2.7.2 Penanganan pada retak ringan pada lapis permukaan

Menutup keretakan pada lapisan permukaan jalan dilakukan untuk mencegah terjadinya
rembesan air dan biasanya menggunakan aspal untuk menutup bagian ini.

58 dari 111
5.3.2.7.3 Penanganan pada retak yang cukup besar

Retak yang cukup besar menandakan adanya penurunan tanah yang dalam atau
pergerakan bidang gelincir merupakan masalah yang berbahaya. Hal tersebut memerlukan
pengetahuan seorang ahli untuk menentukan jenis penanganan yang terbaik. Ketika
terdapat gerakan yang mencurigakan, diperlukan pemeriksaan khusus.

5.3.2.7.4 Penurunan timbunan

Ada tiga jenis masalah penurunan timbunan ini, yaitu:


a) penurunan karena pemadatan jalan pendekat yang tidak sempurna di sekitar kepala
jembatan;
b) penurunan karena proses konsolidasi dan pemadatan tanah yang lebih dalam; dan
c) pergerakan tanah seperti adanya keruntuhan pada bidang gelincir.

5.3.2.7.5 Penanganan akibat penurunan pada bagian jalan pendekat

Penurunan pada jalan pendekat dapat mengakibatkan beban kejut yang cukup berarti pada
bangunan atas jika tidak segera ditangani. Pada pekerjaan pemeliharaan rutin harus
dilakukan perbaikan elevasi jalan pendekat agar kendaraan dapat masuk dengan nyaman ke
jembatan. Biasanya pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan campuran aspal panas.

5.3.2.7.6 Penanganan akibat penurunan yang cukup besar

Penurunan yang cukup besar disebabkan oleh konsolidasi tanah dalam kegagalan bidang
gelincir. Penurunan ini merupakan hal yang serius dan memerlukan pengetahuan ahli untuk
menentukan jenis penanganan yang terbaik. Apabila terjadi pergerakan seperti itu dicurigai,
pemeriksaan khusus harus segera diusulkan.

Pekerjaan perbaikan ini umumnya dilakukan oleh bagian rehabilitasi.

Penanganan akibat penurunan ini adalah sebagai berikut:


a) ratakan timbunan guna mengimbangi gaya gelincir;
b) tambahkan bentangan baru untuk menghindari kelongsoran;
c) pancangkan tiang pancang di sepanjang ujung daerah longsor atau tanah lunak untuk
menahan gerakan yang terjadi (agar efektif tiang-tiang tersebut harus dipancang sampai
di bawah batas bidang gelincir); dan
d) usahakan pemadatan dengan cara drainase vertikal atau drainase pasir (sand drain).

5.3.2.7.7 Penggembungan timbunan

Penggembungan pada timbunan biasanya hasil dari pergerakan tanah seperti kelongsoran
tebing dan kegagalan gelincir.

a) Kelongsoran timbunan dan penggembungan


Masalah ini dapat menyebabkan pengurangan lebar badan jalan jika tidak segera
ditangani. Timbunan dapat dibangun kembali dan distabilkan dengan penyebaran bibit
dan penanaman tumbuhan. Drainase permukaan jalan harus dibangun dan tersebar di
sekeliling daerah yang tidak stabil.

b) Penggembungan yang berarti


Penggembungan yang berarti dapat menunjukkan adanya gerakan pada bidang gelincir
atau pergerakan umum timbunan yang merupakan masalah yang serius. Hal ini
memerlukan pengetahuan seorang ahli untuk menentukan penanganan yang terbaik.
Bilamana gerakan yang demikian dicurigai, segera lakukan pemeriksaan khusus.

59 dari 111
Penanganan masalah penggembungan digambarkan sebagaimana pada masalah
penurunan

5.3.2.8 Kerusakan 531 – Penggembungan dinding panel tanah bertulang

Penggembungan dinding panel tanah bertulang merupakan kerusakan yang serius.

Penggembungan ini dapat disebabkan oleh masalah berikut yaitu:


a) sambungan pada lembaran pengikat baja rusak atau patah;
b) lembaran (strip) pengikat baja tertarik keluar dari tanah timbunan. Hal ini mungkin
disebabkan oleh timbunan yang dipakai berkualitas rendah dan kadar air yang ada
dalam tanah berfungsi sebagai pelumas sehingga tanah timbunan tidak dapat
dipadatkan sesuai persyaratan pada waktu pembangunan.

Penanganan pada penggembungan panel muka tanah bertulang:


a). diperlukan pemeriksaan khusus untuk menyelidiki penyebab yang terjadi;
b) tanah timbunan tersebut harus dibongkar terlebih dahulu sehingga daerah yang rusak
dapat diperbaiki.

Dalam beberapa keadaan, jika kerusakan hanya terbatas pada daerah yang kecil saja dan
harus tetap membuka jalan untuk lalu lintas, mungkin dengan cara mengebor dan dengan
melintang jalan mengamankan panel dinding tanah bertulang sehingga tidak bergerak lebih
jauh. Beberapa penanganan yang mungkin diperlihatkan pada Gambar 52 dan Gambar 54.

Gambar 52 - Penanganan dengan menggunakan batang tarik melintang

60 dari 111
Gambar 53 - Pemasangan panel tanah bertulang

Gambar 54 - Penanganan dengan pengangkuran

5.3.2.9 Kerusakan 532 - Tanah bertulang yang retak, gompal atau pecah

Panel dinging tanah bertulang yang retak, gompal atau pecah biasanya disebabkan oleh
salah satu masalah berikut ini yaitu:
a) kerusakan pada awal pembangunan;
b) sedikit pergerakan pada fondasi; dan
c) tumbukan atau vandalisme.

5.3.2.9.1 Penanganan tanah bertulang yang retak, gompal atau pecah

Jika terjadi gerakan pada fondasinya, diperlukan pemeriksaan khusus untuk menyelidiki
dengan tepat penyebab dan jenis penanganannya yang terbaik. Bagian panel dinding yang
turun/amblas diikat dan ini merupakan penanganan yang terbaik jika hal tersebut hanya
terbatas bada luas daerah yang kecil saja. Lakukan pengeluaran air yang terjebak dari
daerah yang lembab. Gambar 56 menunjukkan contoh konstruksi penunjang.

61 dari 111
Jika terdapat beberapa panel yang rusak mungkin diperlukan untuk mengganti panel
tersebut, ikatkan kawat tulangan pada kaitan atau sangkutan dan buatlah dinding panel baru.
Permukaan yang baru harus dipasang di belakang dinding panel yang masih baik (lihat
Gambar 56).

Gambar 55 - Penunjangan dinding tanah bertulang

Gambar 56 - Penggantian dinding panel tanah bertulang

62 dari 111
5.3.2.9.2 Penanganan angkur pada jembatan gantung dan jembatan kabel

Bagian ini menguraikan penanganan blok angkur pada jembatan gantung atau kabel.

5.3.2.10 Kerusakan 541 - Angkur yang tidak stabil

Angkur biasanya merupakan bagian yang penting pada jembatan gantung, dan angkur
merupakan bagian yang berfungsi untuk menjaga kestabilan struktur jembatan.

5.3.2.10.1 Penanganan akibat angkur yang tidak stabil

a) masalah yang demikian memerlukan pemeriksaan dan desain khusus untuk


penanganannya. Pekerjaan penanganan dan desain harus dilakukan sesegera mungkin;
b) tindakan sementara dapat dilakukan untuk menahan angkur yang tidak stabil ini dengan
mengikatnya kembali pada suatu tiang pancang sementara yang agak jauh dari sungai
dan sejajar dengan kabel angkur (lihat Gambar 57);
c) angkur yang sudah ada seharusnya tidak diputuskan meskipun sudah dipasang angkur
sementara;
d) angkur sementara dapat diikatkan dengan angkur lama ataupun pada kabel. Jika
dikaitkan pada kabel, perlu diperhatikan bahwa adanya jaminan pemindahan beban
yang efektif dan tidak menimbulkan kerusakan terhadap kabel.

Angkur yang
tidak stabil
Angkur sementara

Gambar 57 - Pemasangan angkur sementara

5.3.2.11 Kerusakan 551 - Pergerakan kepala jembatan atau pilar

Diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan penyebab akibat pergerakan yang terjadi
pada kepala jembatan dan pilar.

5.3.2.11.1 Penanganan akibat pergerakan kepala jembatan atau pilar

Beberapa cara penanganan adalah sebagai berikut:


a) kurangi tekanan tanah, jika perlu tanah di belakang kepala jembatan dibuang;
b) tahan gerakan melintang dengan kabel pengikat jika mungkin. Angkur harus kuat dan
kabel ditegangkan; dan
c) buat fondasi tambahan untuk mendukung beban.

63 dari 111
5.3.2.11.2 Penanganan landasan dan penahan gempa

Bagian ini menjelaskan mengenai penanganan kerusakan yang berhubungan dengan


landasan dan penahan gempa.

Landasan dan bagiannya harus dibersihkan secara teratur terhadap kotoran dan tumbuhan
yang tumbuh di sekitarnya.

Landasan baja harus dijaga terhadap karat dan dicat, seperti diuraikan pada Kerusakan 301,
dan beri pelumasan, seperti pada Kerusakan 601.

Mortar landasan yang hancur, retak, atau tidak rata harus diperbarui dengan adukan khusus
dengan terlebih dahulu membuang adukan yang rusak, cara pembersihan permukaan dan
mengeringkannya harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat
adukan khusus tersebut.

5.3.2.12 Kerusakan 561 – Batang penahan gempa yang longgar atau hilang

Sebagian besar jembatan baja dan beton yang baru di Indonesia mempunyai elemen
penahan gempa. Kadang-kadang sebagian atau semua penahan gempanya tidak dipasang
pada awal pembangunannya.

Jika tidak ada penahan gempa, periksalah gambar aslinya untuk menentukan perlu penahan
gempa atau tidak. Jika penahan gempa diperlukan, periksa bagian yang hilang dan harus
dipasang sesuai dengan desain semula.

Blok landasan penahan gempa yang hilang atau tidak ada dapat disebabkan pelaksanaan
yang kurang baik. Kerusakan ini dapat disebabkan hilangnya baut angkur penahan atau
hilangnya karet penahan pada bagian antara balok penahan gempa dan bangunan atas.

5.3.2.12.1 Penanganan akibat batang penahan gempa yang longgar atau hilang

a) gantilah baut penahan yang hilang atau kencangkan apabila longgar;


b) pasanglah karet penahan gempa yang baru apabila karet penahan gempa tersebut
rusak atau hilang.

Jika karet penahan gempa tersebut masih ada pada tempatnya tetapi terdapat suatu celah
yang tidak sesuai dengan persyaratan antara landasan karet tersebut, maka celah tersebut
harus diperbaiki hingga jarak tertentu, seperti yang disyaratkan pada panduan pemasangan
bangunan atas. (lihat Gambar 58).

Gambar 58 - Penanganan balok penahan gempa

64 dari 111
5.3.2.13 Kerusakan 601 – Hilangnya pergerakan landasan

Hilangnya pergerakan landasan jembatan dapat disebabkan oleh:


a) korosi dan lekatan satu sama lain dari permukaan baja;
b) terhalangnya pergerakan karena baut penahan terlalu panjang;
c) baut pada landasan pelat gelincir terlalu kencang; dan
d) tidak cukupnya tempat untuk bergerak antara dinding kepala jembatan dengan lantai
bangunan atas akibat pelaksanaan yang kurang baik atau akibat pergerakan tanah.

Gambar 59 - Landasan yang berkarat dan tidak dapat bergerak

5.3.2.13.1 Penanganan akibat karat

Permukaan yang berkarat harus selalu dibersihkan dan diberi pelumas - lihat penanganan
untuk kerusakan 607.

5.3.2.13.2 Penanganan akibat terganjalnya atau tertahannya landasan

Material yang mengganjal harus dihilangkan untuk menjamin agar landasan dapat berfungsi
dengan baik. Jika baut pengikat terlalu panjang, baut tersebut harus dipotong agar terdapat
kelonggaran sekitar 20 mm antara permukaan.

5.3.2.13.3 Penanganan akibat baut pengikat yang terlalu kencang

Jika baut pengikat bawah terlalu kencang, baut tersebut harus dilonggarkan agar landasan
dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya. Jika landasan tersebut terbuat dari baja maka
berilah pelumas.

5.3.2.13.4 Penanganan akibat tidak cukupnya tempat/ruang bebas yang tidak memadai

Jika masalahnya disebabkan oleh pelaksanaan yang kurang baik, maka dinding antara
harus dipahat sekitar 10 mm untuk memberikan kelonggaran bergerak. Jika selimut beton
baja tulangan terlalu tipis, diperlukan perlindungan terhadap beton terhadap bahaya karat
pada baja tulangan.

Jika masalahnya disebabkan oleh bergeraknya bangunan bawah, diperlukan pemeriksaan


khusus untuk menentukan jenis penanganan secara menyeluruh terhadap jembatan
tersebut.

65 dari 111
5.3.2.14 Kerusakan 602 - Posisi dudukan landasan yang tidak tepat

Posisi dudukan landasan yang tidak tepat biasanya diakibatkan karena pelaksanaan awal
yang kurang baik.

5.3.2.14.1 Penanganan posisi dudukan landasan yang tidak tepat

Bilamana kerusakan disebabkan oleh pelaksanaan yang kurang baik, dapat dipilih cara-cara
berikut ini sebagai penanganannya:
a) angkatlah bangunan atas;.
b) lakukan perbaikan posisi landasan pada tempat yang seharusnya;
c) tempatkan landasan pada posisinya; dan
d) turunkan bangunan atas sampai posisi semula.

Bila kerusakan disebabkan oleh gerakan bangunan bawah, bentuk kerusakan harus dirujuk
oleh pemeriksaan khusus untuk menetapkan penanganan jembatan secara menyeluruh
yang terbaik.

5.3.2.15 Kerusakan 603 - Landasan mortar yang retak atau gompal

Penanganan mortar yang rusak akan mengikuti prinsip-prinsip berikut:


a) beton gompal - Kerusakan 201; dan
b) beton retak - Kerusakan 202.

Bilamana nilai kerusakan yang ditentukan oleh pemeriksaan jembatan adalah 4 atau 5,
landasan mortar harus diganti. Disarankan untuk mengikuti prosedur berikut ini:
a) gelagar didongkrak;
b) landasan mortar lama dipahat sampai kedalaman sekitar 20 mm di bawah bagian atas
posisi balok kepala;
c) bagian yang disiapkan dilapisi dengan bahan perekat yang telah disetujui;
d) kemudian, pasang mortar yang baru yang mempunyai kekuatan tekan sekitar 35 MPa
dalam waktu 7 hari. Permukaan bagian atasnya harus benar-benar rata;
e) mortar baru harus di curing paling sedikit selama 7 hari;
f) pasang landasan pada posisinya; dan
g) gelagar diturunkan dengan hati-hati pada posisinya.

5.3.2.16 Kerusakan 604 - Pergerakan yang berlebihan dari landasan


Landasan baja dapat mengalami kerusakan berupa pergerakan yang berlebihan akibat
penempatan posisi landasan yang tidak tepat.

5.3.2.16.1 Landasan baja

Masalah dapat disebabkan oleh:


a) pelaksanaan awal yang kurang baik;
b) getaran pada struktur membuat landasan bergerak keluar dari posisinya; dan
c) bergeraknya bangunan bawah.

5.3.2.16.2 Penanganan pada landasan baja

Jika masalahnya disebabkan oleh pelaksanaan awal yang kurang baik atau getaran pada
bangunan atas, angkatlah bangunan atas dan kembalikan landasan pada posisi semula dan
pasang baut pengikat, sehingga landasan tidak dapat lepas lagi dari tempatnya.

66 dari 111
Jika gerakan bangunan bawah menyebabkan landasan bergerak secara berlebihan,
diperlukan pemeriksaan khusus. Jika keruntuhan tidak dapat lagi dihindarkan, harus
dipasang penunjang sementara.

Gambar 60 - Pergerakan yang berlebihan yang mengakibatkan kerusakan landasan

5.3.2.17 Kerusakan 605 – Deformasi yang berlebihan, aus karena umur, pecah, sobek
atau retak, bagian yang rusak atau hilang

Kerusakan pada landasan karet dapat terjadi dengan adanya deformasi yang berlebihan
akibat mutu landasan yang kurang baik, penempatan yang kurang tepat, aus karena umur
atau beban yang berlebih. Pergerakan yang berlebih juga akan menyebabkan deformasi
yang berlebihan pada landasan karet.

5.3.2.17.1 Landasan karet

Masalahnya nyata dengan melihat adanya suatu deformasi yang berlebihan pada landasan
(lihat Gambar 61).

Kerusakan dapat disebabkan oleh teknik pelaksanaan yang kurang baik selama
pemasangan elemen bangunan atas atau pergerakan bangunan bawah.

(a) (b)
Gambar 61 - (a) Deformasi landasan karet, (b) penggembungan landasan karet

67 dari 111
5.3.2.17.2 Penanganan pada landasan karet yang mengalami deformasi

Penanganan landasan karet yang mengalami deformasi dalam batas tidak lebih dari ½ tebal
landasan karet dapat dilakukan dengan mengangkat bangunan atas, untuk melepaskan
gaya atau tekanan bangunan atas sehingga landasan karet akan kembali pada bentuk
semula. Apabila landasan karet dapat kembali pada bentuk semula, maka bangunan atas
dapat diturunkan pada posisinya. Apabila landasan karet tidak kembali pada bentuk semula,
maka lepaskan landasan karet tersebut dan ganti dengan landasan karet yang baru.

Jika masalahnya disebabkan oleh pergerakan bangunan bawah, diperlukan pemeriksaan


khusus untuk menetapkan jenis penanganan secara menyeluruh yang terbaik untuk
jembatan tersebut.

5.3.2.17.3 Penanganan kerusakan landasan yang aus karena umur, landasan yang
pecah, sobek atau retak

Kerusakan pada landasan dapat diakibatkan oleh:


a) kualitas bahan yang kurang baik;
b) perubahan akibat umur;
c) tekanan yang berlebihan baik tegak lurus maupun melintang;
d) penanganan yang kurang baik; dan
e) tumbukan.

Landasan karet yang mengalami kerusakan aus karena umur, pecah, sobek, atau retak
harus ditangani dengan cara penggantian landasan dengan mutu, dimensi dan kapasitas
sesuai dengan beban yang harus dipikul.

Jika nilai kerusakan lebih besar dari 3, penggantian dilaksanakan sesuai dengan uraian pada
Kerusakan 605.

5.3.2.17.4 Penggantian landasan/perletakan

Penggantian dilakukan dengan cara mengangkat bangunan atas dan mengganti landasan
yang rusak dengan yang baru. Tidak menutup kemungkinan dilakukan pengangkatan
sebagian gelagar lainnya di samping gelagar tempat terdapat landasan yang rusak untuk
mendistribusikan beban pada beberapa titik dan dongkrak serta menghindarkan kerusakan
terhadap bagian lainnya dari struktur.

Dongkrak datar khusus (flat jack) seperti pada Gambar 62, biasanya dipakai untuk jenis
pekerjaan semacam ini. Dongkrak tersebut cocok untuk ruang yang sempit antara gelagar
dan balok kepala pada kepala jembatan.

68 dari 111
URAIAN:
Dongkrak datar (flat jack) dapat ditempatkan
pada ruang kerja yang sempit untuk
pengangkatan sementara perubahan alinyemen
dan penyesuaian.

Dimensinya yang kompak, kemampuan tonase


yang tinggi, siklus pengembalian yang cepat serta
mudah dipindah-pindah dan sangat berguna
sekali untuk pekerjaan pemeliharaan jembatan.

Kemampuan dongkrak pada umumnya berkisar


antara 5 sampai dengan 150 ton dengan
kapasitas efisien 80% terhadap kapasitas total
dongkrak, dan ruang yang diperlukan untuk
memasukkan dongkrak tersebut bervariasi antara
40 mm hingga 115 mm.

Gambar 62 - Dongkrak datar (flat jack)

5.3.2.18 Kerusakan 606 – Bagian landasan yang longgar

Jika baut longgar, baut tersebut harus dikencangkan kembali sesuai dengan spesifikasi
aslinya. Jika tidak dapat dikencangkan lagi, baut tersebut harus diganti.

Jika landasan rol, rocker pada jembatan Bailey atau axle pin longgar atau salah tempat
maka bagian tersebut harus dikembalikan pada tempatnya semula dan diikat dengan
pengikat untuk menjamin perpindahan tidak muncul kembali.

5.3.2.19 Kerusakan 607 - Landasan logam yang kering

Kerusakan ini berpengaruh pada landasan sendi, rol, landasan rocker, dan landasan pelat
gelincir. Kerusakan ini mencakup:
a) terikatnya pada bagian-bagian yang dirancang untuk bergerak;
b) kerusakan permukaan logam yang kering; dan
c) korosi.

Gambar 63 - Landasan logam yang kering

69 dari 111
5.3.2.19.1 Penanganan akibat permukaan bergerak meliputi

a) bersihkan semua permukaan yang terekspos;


b) beri pelumas semua permukaan yang bergerak dengan gemuk tebal; dan
c) catatlah semua permukaan landasan yang tidak bergerak, merujuk pada Kerusakan 301
untuk penanganannya.

5.3.2.19.2 Landasan sendi

Kebanyakan landasan bergerak dilumasi dengan cara melalui nipel pelumasan. Landasan
yang demikian perlu diberi gemuk paling sedikit sekali setahun. Gemuk harus dipompa ke
dalam hingga gemuk tersebut keluar dari ujung lain landasan.

Jika nipel gemuk tersumbat atau rusak, harus diganti.

5.3.2.20 Kerusakan 701 - Pergerakan sambungan memanjang lantai yang berlebihan

Pergerakan yang berlebih pada sambungan lantai arah memanjang dapat terjadi pada pelat
lantai beton dan di antara bagian dari bagian-bagian pracetak. Sambungan lantai arah
memanjang umumnya menjadi rusak karena pergerakan yang tidak sama. Umumnya tipe
sambungan arah memanjang ini ditemukan pada jembatan yang mengalami pelebaran.

5.3.2.20.1 Penanganan akibat pergerakan sambungan memanjang lantai yang


berlebihan

Penanganan kerusakan sangat tergantung pada desain sambungan memanjang lantai,


penanganan yang mungkin meliputi:
a) penyambungan dan penguncian dua bidang antarmuka bersamaan;
b) pemasangan sambungan yang fleksibel pada kedua mukanya;
c) pelapisan lantai kembali dengan pelat beton untuk menyalurkan beban tersebut
(topping); dan
d) pemasangan balok penopang di bawah gelagar atau pelat lantai untuk mengurangi
lendutan yang terjadi.
Penanganan tersebut di atas dilakukan di bawah pekerjaan rehabilitasi.

5.3.2.21 Kerusakan 702 - Lendutan lantai jembatan yang berlebihan

Lendutan yang berlebihan dapat terjadi secara vertikal ataupun horizontal serta umumnya
terjadi pada struktur jembatan rangka, gelagar, pelat, dan lantai.

Jembatan yang mempunyai alinyemen lengkung horizontal lebih mudah mengalami lendutan
horizontal.

5.3.2.21.1 Penanganan pada rangka dan gelagar


Penyokongan rangka atau gelagar beton memerlukan pengecekan desain untuk menjamin
bahwa perubahan tegangan desain aman.

Penyokongan elemen kayu biasanya aman karena kayu pada umumnya akan menyebarkan
tegangan dengan baik.

5.3.2.21.2 Penanganan pada pelat dan lantai beton


Kebanyakan lendutan yang terjadi pada pelat atau lantai beton timbul dari kondisi khusus
dan memerlukan penelitian secara khusus.

70 dari 111
5.3.2.21.3 Penanganan akibat lendutan horizontal
Beberapa jembatan rangka dan jembatan kayu mengalami lendutan horizontal yang
berlebihan. Hal ini disebabkan oleh:
a) kurang baiknya alinyemen elemen selama pembangunan awal;
b) longgarnya hubungan yang mengakibatkan jembatan berayun;
c) memburuknya material atau lapuk yang mengakibatkan struktur tidak sekaku seperti
semula; dan
d) kurangnya diafragma atau rangka melintang antara gelagar di jembatan kayu.

Untuk menahan lendutan lebih lanjut, jembatan tersebut dapat ditahan, sebagaimana terlihat
pada Gambar 64, Kabel penahan dapat dikaitkan pada titik kurang lebih sepertiga bentangan
dan dibuat sekencang mungkin. Kabel penahan tersebut perlu diangkur dengan rapi dengan
mengikatkan pada benda yang stabil misalnya pohon besar atau angkur yang ditanamkan
pada suatu blok yang besar dan stabil atau blok angkur kayu yang ditanam cukup dalam dan
besar untuk menghindarkan gerakan dalam tanah.

Untuk mengurangi sebagian dari lendutan yang terjadi dapat dengan cara
memperkencangkan kabel penahan dan menambah ikatan angin horizontal bawah untuk
memperkuat jembatan rangka atau gelagar.

DETAIL BALOK ANGKUR

Kabel penahan

Balok Angkur Kayu




 

CATATAN:
Gunakan kabel yang cukup kuat dan
dapat ditegangkan untuk mengurangi
ayunan

Gambar 64 – Pengikat dan tambahan pengaku untuk menahan lendutan horizontal

5.3.2.22 Kerusakan 711 - Pipa cucuran dan drainase yang tersumbat

Kerusakan ini mencakup tersumbatnya yaitu:


a) lubang drainase dinding pada dinding kepala jembatan, dinding penahan tanah, dinding
pilar berongga dan dinding pelengkung;
b) pipa cucuran; dan
c) drainase permukaan lantai.

71 dari 111
5.3.2.22.1 Penanganan pada drainase dinding

Lubang rembesan dinding harus diperiksa setiap tahun dan dibersihkan jika perlu. Kegiatan
ini harus dilakukan sebagai bagian dari pelaksanaan pemeliharaan rutin.

Jika tidak ada lubang rembesan dinding dan plesteran dinding lembab serta noda rembesan
terjadi pada dinding, mungkin diperlukan lubang rembesan dinding. Hal ini dapat dikerjakan
sebagai bagian dari kegiatan pemeliharaan kecil secara berkala.

Bila dibuat lubang rembesan dinding dengan mengebor dinding untuk mengurangi tekanan,
perlu diperhatikan agar menutup setiap tulangan beton yang terbuka untuk menghindarkan
dari karat. Hal ini dapat dikerjakan dengan pelapisan baja tulangan dengan epoksi pengisi
retak.

5.3.2.22.2 Penanganan pada pipa cucuran

Pipa cucuran harus dijaga supaya tetap bersih oleh pemeliharaan rutin. Pipa cucuran
tersebut hendaknya diperiksa paling sedikit sekali dalam empat bulan untuk menjamin
berfungsi dengan efisien.

Pada banyak jembatan Rangka Baja Calender Hamilton (RBU), 50% dari pipa cucuran
ditempatkan langsung diatas ikatan angin bawah. Ujung pipa cucuran ini harus dipindahkan
agar tidak terjadi penumpukan kotoran dan berkaratnya ikatan angin bawah. Pekerjaan ini
harus dicakup dalam program rehabilitasi jembatan.

5.3.2.22.3 Penanganan pada drainase lantai

Pekerjaan pemeliharaan rutin bertanggung jawab untuk menjaga agar semua sampah dan
bahan lainnya tidak menyumbat pipa cucuran pada permukaan lantai. Jika lapisan aspal
menghalangi air (genangan) mengalir ke dalam pipa cucuran, hal tersebut harus dibersihkan
agar air dapat mengalir dan permukaan lantai menjadi kering.

5.3.2.23 Kerusakan 712 - Hilangnya bahan pipa cucuran dan drainase lantai

Hilangnya elemen atau bagian dari lubang drainase atau pipa cucuran akan mempunyai
akibat yang jelek pada jembatan.
Bilamana material pipa cucuran sudah lapuk, aus, dan tidak berfungsi dengan baik, maka hal
ini harus diperbaiki. Dalam beberapa kasus, ujung lubang pipa cucuran berkarat dan tidak
dapat mengalirkan air di bawah elemen-elemen lantai jembatan. Dalam kasus ini pipa
cucuran harus diperpanjang paling sedikit 100 mm di bawah gelagar atau batang rangka
utama bawah. Pemeliharaan ini dilaksanakan oleh bagian pemeliharaan kecil berkala.

5.3.2.24 Pemeliharaan lapisan permukaan lantai dan trotoar jembatan

Pada bagian atas jembatan (beton atau kayu) diberi lapisan aspal untuk melindungi beton
atau kayu. Jika lapisan permukaan aspal sifatnya berpori sehingga air dapat rembes melalui
lapisan permukaan tersebut. Jika kemiringan lapisan permukaan ini cukup, air yang berada
pada permukaan aspal tersebut dapat mengalir dengan baik di atas permukaan.

Pekerjaan pemeliharaan berikut ini harus dilakukan jika ditemukan air merembes atau terjadi
genangan di permukaan, yaitu sebagai berikut:
a) kemiringan melintang aspal dan drainase lantai harus dibentuk;
b) lapisan aspal yang sudah usang harus diganti secara teratur pada waktu tertentu;
c) lubang, daerah yang rusak harus dibongkar dan ditambal;
d) permukaan yang melendut harus diperbaiki; dan

72 dari 111
e) retak-retak harus di isi dengan aspal.

Pekerjaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan panduan pelaksanaan
pemeliharaan jalan yang tepat.

5.3.2.25 Kerusakan 721 - Lapisan permukaan yang licin

Bila lapisan permukaan lantai telah menjadi aus atau permukaan menjadi licin, maka akan
terjadi kemungkinan selip pada waktu musim hujan. Hal ini berbahaya terutama bila
jembatan berupa tikungan.

5.3.2.25.1 Penanganan permukaan yang licin

Penanganan untuk permukaan yang licin harus diperbaiki oleh pekerjaan pemeliharaan rutin.

Metode penanganan termasuk cara-cara berikut:


a) kasarkan permukaan dengan membuat alur. Untuk lapis permukaan beton dapat
dikasarkan dengan alat seperti gergaji beton, tetapi harus yakin terlebih dahulu apakah
selimut beton bagian atas tersebut mencukupi untuk diadakan lagi pengkasaran dengan
cara tadi sebab kalau tidak hal tersebut dapat menimbulkan masalah lain yaitu timbulnya
karat pada besi tulangan yang terlihat akibat pengkasaran tadi;
b) pekerjaan pengkasaran permukaan tadi dilakukan dengan membuat garis-garis dengan
jarak 80 mm dengan kedalaman 5 mm. Garis pengkasaran tadi dibuat melintang dengan
arah lalu lintas;
c) pelapisan ulang lantai dengan lapisan yang lebih mempunyai daya geser yang baik. Hal
ini dapat dicapai dengan :
i) seal dengan satu ukuran kerikil halus yang disemprotkan - lalu lintas yanng
terganggu tidak lama. Pemilihan agregat sangat penting apabila dipilih cara demikian,
agregat tersebut harus mempunyai nilai PSV (Polished Stone Value) yang rendah;
ii) penggunaan permukaan epoksi antiselip - memerlukan alat yang khusus. Biasanya
pabrik pembuat epoksi tersebut akan melengkapi spesifikasi untuk pekerjaan ini; dan
iii) mengganti lapisan aspal yang sudah ada - mengakibatkan gangguan pada lalu lintas.
Lebih ekonomis jika sedang ada pekerjaan pelapisan ulang jalan dan jembatan
termasuk dalamnya. Jika hal ini merupakan suatu masalah, lapisan aspal yang lama
harus dibuang terlebih dulu. Perhatikan pada sambungan siar muai.

5.3.2.26 Kerusakan 722 - Lapisan permukaan yang berlubang, kasar dan akibat retak
Kerusakan ini mencakup lantai jembatan dan jalan pendekat dalam jarak 15 meter untuk
setiap arah jembatan.

5.3.2.26.1 Penanganan akibat permukaan yang kasar

Perbaikan permukaan yang kasar termasuk dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Adanya
kekasaran pada permukaan aspal, kerikil, atau lantai beton harus diratakan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara:
a) meratakan dengan perata jalan atau grader;
b) memahat bagian yang menonjol dengan pahat bertekanan atau dengan tangan;
c) untuk permukaan beton digerinda dengan mesin gerinda;
d) melapis ulang dengan aspal; dan
e) mengganti lapisan yang kasar.

Jlka melakukan pelapisan ulang dengan aspal, harus diperhatikan ketebalan lapisan
perkerasan aspal di atas lantai tidak boleh lebih dari 50 mm.

73 dari 111
5.3.2.26.2 Penanganan akibat permukaan yang retak

Masalah keretakan pada lapisan permukaan biasanya diperbaiki dalam pemeliharaan rutin.

Jika keretakan yang terjadi pada bagian sambungan siar muai, material yang retak harus
dibuang, kemudian joint tersebut diperbaiki (lihat pemeliharaan sambungan siar muai), dan
lapisan permukaan dikembalikan pada kondisi semula.

Jika keretakan berhubungan dengan kerusakan sambungan lantai, maka harus dilakukan:

a) lapisi dengan bahan beraspal jika keretakan yang terjadi kecil;


b) tangani seperti penanganan lubang pada permukaan jika keretakan yang terjadi lebar
atau besar; dan
c) tangani seperti pada lapisan perkerasan yang bergelombang seperti Kerusakan 723 jika
yang terjadi adalah retak buaya atau retak yang tidak beraturan.

5.3.2.27 Kerusakan 723 - Lapisan permukaan yang bergelombang dan berlubang

Permukaan yang bergelombang sering kali berhubungan dengan jembatan yang mempunyai
tanah timbunan di atas struktur beton atau pasangan batu kali (misalnya jembatan lengkung)
atau terdapat lapisan aspal yang berlebihan di atas lantai beton.

5.3.2.27.1 Penanganan akibat timbunan yang bergelombang

Galilah material yang lunak, keringkan daerah yang bersangkutan jika memungkinkan, dan
isi kembali serta padatkan dengan bahan timbunan pilihan dan selanjutnya dilapisi kembali
dengan aspal.

5.3.2.27.2 Penanganan akibat aspal yang bergelombang karena terlalu tebal

Buang semua aspal yang terlalu tebal dan bergelombang atau aspal yang bermutu jelek.
Gantilah dengan aspal yang sesuai dengan spesifikasi Bina Marga dan sesuaikan
elevasinya dengan elevasi yang ditentukan pada rencana jembatan semula.

5.3.2.27.3 Penanganan permukaan yang berlubang

Masalah permukaan yang berlubang biasanya diperbaiki dalam pekerjaan pemeliharaan


rutin.

Setiap lubang pada permukaan lantai aspal atau kerikil harus dibersihkan, sisinya dilapisi
dengan lapisan perekat aspal (teak coat), dan kemudian diisi dengan bahan yang sesuai lalu
dipadatkan.

Jika lubang tersebut terdapat pada permukaan lantai beton, diperlukan pemeriksaan khusus
apabila baja tulangannya terlihat. Pemeriksaan khusus tersebut akan menentukan apakah
pelat lantai tersebut secara struktur rusak. Jika lubang tersebut tidak mengakibatkan
terlihatnya besi tulangan, kerusakan ini dapat diperbaiki dengan cara penanganan kerusakan
gompal beton, lihat Kerusakan 201.

5.3.2.28 Kerusakan 724 - Ketebalan aspal yang berlebihan

Apabila pelapisan kembali sudah melebihi dari tebal rencana aspal, lapisan aspal tersebut
harus dibuang untuk mengembalikan ketebalan aspal sesuai dengan ketebalan rencana
yang biasanya 50 mm.

74 dari 111
5.3.2.28.1 Penanganan akibat ketebalan aspal yang berlebih

Buang pelapisan ulang yang berlebihan secara manual atau menggunakan mesin coldmiling.
Jika mesin digunakan, perhatian khusus diperlukan di sekitar sambungan lantai agar tidak
timbul kerusakan. Normalnya lapisan aspal lama dibuang dan diganti dengan lapisan baru
dengan ketebalan maksimum 50 mm.

Penurunan akhir level permukaan sepanjang lantai jembatan harus sama dengan penurunan
yang terjadi pada jalan pendekat, sebab hal ini akan menghindarkan beban kejut pada
jembatan.

5.3.2.29 Kerusakan 731 - Trotoar yang licin


Penanganan permukaan trotoar yang licin dikerjakan oleh bagian pemeliharaan rutin.

5.3.2.29.1 Penanganan trotoar yang licin


Penanganan permukaan trotoar yang licin dikerjakan oleh bagian pemeliharaan rutin.
Penanganan dapat dilakukan sebagai berikut:
a) permukaan disikat dengan sikat kawat. Untuk permukaan beton, hal ini bisa dilakukan
dengan sikat kawat yang berputar secara mekanis untuk menghilangkan bagian yang
licin; dan
b) melapisi permukaan dengan bahan antislip. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan
membuat lapisan antislip dari bahan epoksi dan memerlukan peralatan yang khusus.
Biasanya pabrik pembuat epoksi akan memberikan spesifikasi untuk penanganan
tersebut.

5.3.2.30 Kerusakan 732 - Trotoar yang berlubang dan bergelombang

5.3.2.30.1 Penanganan akibat permukaan yang berlubang

Seperti Kerusakan 723 (lihat 5.3.2.27.3).

5.3.2.30.2 Penanganan akibat lapisan permukaan yang kasar

Seperti Kerusakan 722 (lihat 5.3.2.26.1).

5.3.2.31 Kerusakan 733 – Bagian trotoar yang hilang

Ketika bagian trotoar hilang harus dilakukan penggantian sesegera mungkin.

5.3.2.32 Kerusakan 801 – Sambungan siar muai yang tidak sama tinggi
Sambungan siar muai yang tidak sama tinggi terjadi akibat kurang baiknya bahan
sambungan dan akibat beban.

75 dari 111
Gambar 65 - Sambungan siar muai yang tidak sama tinggi

5.3.2.32.1 Penanganan akibat sambungan siar muai yang tidak sama tinggi

Tabel 14 - Penanganan sambungan siar muai yang tidak sama tinggi

Nilai kondisi Penanganan yang direkomendasikan


Pemeliharaan kecil untuk meratakan tempat
tersebut dengan aspal atau dengan chipping
Nilai kondisi < 3
manual pada saat Pemeliharaan Rutin.

Bersihkan bagian yang rusak atau tidak rata dan


diganti dengan bahan yang baru. Gunakan metode
perekatan yang baik untuk menempatkan bahan
Nilai kondisi = 3 yang baru pada bidang lama. Pekerjaan ini
biasanya dilaksanakan dalam pemeliharaan
periodik dan kecil.

Jika tidak ada kerusakan lain dengan


sambungannya, maka lakukan perbaikan
sebagaimana dijelaskan di atas dalam pekerjaan
pemeliharaan periodik dan kecil.

Jika berhubungan dengan kerusakan lain dari


Nilai kondisi > 3 sambungan lantai, maka perbaiki kerusakan
lainnya itu sesuai dengan penanganan yang tepat.
Ganti lapis permukaan sepanjang sambungan
sebagaimana dijelaskan di atas.
Pekerjaan ini merupakan bagian dari Pekerjaan
Rehabilitasi dan Pemeliharaan Besar.

5.3.2.33 Kerusakan 802 - Sambungan siar muai yang kehilangan kemampuan untuk
bergerak
Sambungan siar muai tidak dapat bergerak dapat terjadi karena berbagai sebab yaitu:
a) pelapisan ulang yang berlebihan yang mengakibatkan tersumbatnya sambungan;
b) batu atau barang lain yang secara tidak disengaja jatuh dan masuk kedalam
sambungan; dan
c) pergerakan bangunan bawah yang mengakibatkan memendeknya jembatan.

76 dari 111
Gambar 66 - Pelapisan ulang yang berlebihan

Gambar 67 - Batu di dalam sambungan

Gambar 68 - Bergeraknya bangunan bawah

5.3.2.33.1 Penanganan akibat pelapisan ulang yang terlalu tebal

Penanganan pelapisan ulang yang terlalu tebal dengan cara sebagai berikut :
a) potong lapisan aspal menurut garis lurus yang rapi selebar 250 mm dari tiap-tiap sisi
sambungan;
b) buang lapisan aspal yang terletak di antara kedua muka yang terekspos tersebut;
c) kasarkan dan bersihkan dengan baik bidang permukaan lantai jembatan;

77 dari 111
d) bentuklah cetakan untuk pemasangan rubber seal baru, seperti tergambar dalam
Gambar 69;
e) laburkan perekat epoksi yang sudah disetujui pada permukaan lantai jembatan yang
terbuka tersebut;
f) cor beton yang baru dengan menggunakan beton bertulang yang berserat dan
berkekuatan tinggi atau mortar epoksi;
g) rawatlah beton baru tersebut sesuai dengan spesifikasi;
h) jika sambungan yang tertutup diperlukan yaitu:
 laburkan perekat epoksi pada bidang samping dari sambungan yang baru terbentuk;
dan
 pasangkan seal karet/ neoprene.

Rubber seal

Gambar 69 - Pemeliharaan sambungan lantai

Keberhasilan dari penanganan ini tergantung pada:


a) lekatan yang baik antara pelat lantai jambatan yang lama dengan beton yang baru;
b) perawatan yang baik dari beton yang baru; dan
c) pemasangan rubber seal yang baik
d) jauhkan lalu Iintas dari sambungan tersebut sampai beton yang baru mencapai
kekuatan penuh.

5.3.2.33.2 Penanganan akibat bahan yang menyumbat dalam sambungan

Bahan apa saja yang secara tidak sengaja menyumbat masuk ke dalam sambungan harus
dikeluarkan pada saat pemeliharaan rutin.

5.3.2.33.3 Penanganan akibat bergeraknya bangunan bawah

Jika macetnya sambungan jembatan diakibatkan oleh bergeraknya bangunan bawah, maka
hal tersebut memerlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan cara penanganan secara
menyeluruh jembatan tersebut.

5.3.2.34 Kerusakan 803 – Bagian yang longgar atau lepasnya ikatan

5.3.2.34.1 Penanganan bagian yang longgar atau lepasnya ikatan

78 dari 111
Tabel 15 - Penanganan bagian yang longgar atau lepasnya ikatan
Nilai kondisi Penanganan yang direkomendasikan
Bagian yang lepas dapat dilaksanakan pada
pemeliharaan kecil dan pemeliharaan rutin.
Nilai kondisi < 3 Pemeliharaan ini termasuk pengencangan baut
atau penggantian bahan pengikatnya jika
memungkinkan.
Bagian yang terlepas akan menonjol dari bagian
yang terbongkar, atau hilangnya bagian
Nilai kondisi 3 - 5
sambungan. Lihat Kerusakan 805 untuk
penanganannya.

5.3.2.35 Kerusakan 805 – Bagian siar muai yang rusak atau longgar

Penanganan akibat bagian sambungan siar muai yang rusak atau longgar meliputi:
a) bersihkan dan kasarkan permukaan beton sepanjang daerah yang rusak;
b) terapkan perekat epoksi pada permukaan beton yang sudah dibersihkan;
c) pasang kembali baja siku dengan mortar epoksi sesuai dengan spesifikasi pabrik; dan
d) rawat mortar epoksi baru.

Pada Gambar 70 dan Gambar 71 diperlihatkan penanganan tipikal.

Gambar 70 - Pemeliharaan sambungan siar muai lantai - Metode 1

Gambar 71 - Pemeliharaan sambungan siar muai lantai - Metode 2

Jika angkur dalam lantai beton atau pada dinding belakang kepala jembatan terlepas, maka
diperlukan pemeliharaan dengan melakukan pembongkaran bagian belakang beton atau
memasang pengikat atau angkur baru.

Keberhasilan penanganan ini tergantung pada:


a) lekatan yang baik antara lantai jembatan lama dengan epoksi mortar yang baru;
b) perawatan yang tepat dari bahan epoksi baru; dan

79 dari 111
c) jauhkan lalu Iintas dari sambungan tersebut sampai beton yang baru mencapai
kekuatan penuh.

5.3.2.36 Kerusakan 806 – Retak aspal pada siar muai akibat pergerakan sambungan

5.3.2.36.1 Penanganan Retak aspal pada siar muai akibat pergerakan sambungan

Tabel 16 - Penanganan retak aspal pada siar muai akibat pergerakan sambungan

Kondisi Penanganan
Bersihkan retakan tersebut dengan teliti dan angkat
Jika lebar retak setiap bahan yang terlepas. Seal retakan dengan
kurang dari 5 mm bahan aspal yang mengandung karet.

Potonglah daerah aspal yang rusak dengan lurus dan


buang setiap aspal yang lepas atau butirannya di
antara kedua potongan.

Kasarkan dan bersihkan seluruh permukaan yang


terbuka pada bagian atas pelat baja atau lantai
jembatan.

Jika lebar retak lebih Lapisi dengan perekat epoksi yang telah disetujui
besar 5 mm pemakaiannya ke atas lantai jembatan yang
tetapi tidak lebih terekspos, pelat gelincir dan sisi dari aspal yang
besar 35 mm dipotong.

Isilah alur tadi dengan cairan aspal lentur yang


panasnya stabil. Jika bahannya terlalu kenyal maka
dapat distabilkan dengan memanaskannya dan
menambahkan serbuk gergaji.

Biarkan sampai mengeras sebelum lalu lintas dibuka.

Pertimbangkan penanganan-penanganan berikut ini:


a) memperhatikan penanganan yang sudah
disebutkan di atas;
Jika lebar retak lebih b) menggunakan lembar neoprene;dan
dari 35 mm c) mengganti susunan pelat gelincir dengan rubber
seal beton baru dan lembar karet fleksibel atau
dengan pengisi aspal yang mengandung karet .
Lihat Kerusakan 801.

Gambar 72 - Aspal retak sebelum pemeliharaan

80 dari 111
Gambar 73 - Pemeliharaan lapisan aspal yang retak di atas sambungan lantai

5.3.2.37 Kerusakan 901 – Kerusakan atau hilangnya batas-batas ukuran

Penanganan dilakukan ketika pembatas-pembatas lebar atau tinggi jembatan rusak,


bengkok atau hilang atau tidak terpasang.

5.3.2.37.1 Penanganan akibat pembatas – pembatas yang rusak atau hilang

a) jika hilang, gantilah perekat atau bagian tersebut dengan pembatas yang sesuai
dimensinya untuk batasan maksimum kendaraan yang boleh lewat pada jembatan
tersebut;
b) jika rusak atau bengkok, luruskan, perbaiki, atau ganti pembatas; dan
c) jika tidak terpasang, pasanglah pembatas sehingga kendaraan tidak dapat melewati
pembatas tersebut, kecuali diberikan izin khusus.

5.3.2.38 Kerusakan 911- Rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan yang tidak terlihat
Kejelasan rambu dan marka jalan dapat rusak karena :
a) umur;
b) cuaca;
c) aus karena kikisan ban (pada marka jalan); dan
d) tindakan pengrusakan.

Dalam pemeliharaan rutin dilakukan pembersihan rambu-rambu, pemeliharaan kerusakan


kecil, dan mempertahankan permukaan jalan tetap bersih sehingga garis lalu lintas dapat
dilihat.

Rambu-rambu lalu lintas harus diganti secara berkala jika rusak berat.

5.3.2.39 Kerusakan 912 - Hilangnya rambu lalu lintas dan marka jalan

Setiap rambu atau marka jalan yang hilang harus diganti jika masih diperlukan. Penggantian
tersebut biasanya dilakukan pada saat Pemeliharaan Rutin.

5.3.2.40 Kerusakan 921 - Kerusakan akibat umur pada penerangan, tiang, dan
saluran utilitas
Penanganan kerusakan akibat umur pada penerangan, tiang, dan saluran untilitas yaitu
dengan cara mengganti bagian yang rusak dan sudah tua.

5.3.2.41 Kerusakan 922 - Elemen yang hilang pada penerangan, tiang, dan saluran
utilitas
Penanganan pada elemen yang hilang pada penerangan, tiang, dan saluran utilitas yaitu
dengan mengganti elemen atau bagian yang hilang tersebut.
81 dari 111
5.3.2.42 Kerusakan 931 – Utilitas tidak berfungsi

Pemeliharaan hanya dibutuhkan jika utilitas tersebut merugikan jembatan

Laporkan kerusakan yang terjadi pada instansi yang berwenang untuk memperbaiki
ketidakberfungsian atau memindahkan utilitas tersebut. Setiap permintaan instansi lain harus
tertulis.

82 dari 111

Anda mungkin juga menyukai