Stigma Pada Odha
Stigma Pada Odha
Bagaimana pendapat kelompok tentang stigma pada ODHA dan bagaimana menurunkannya ?
Stigma pada ODHA adalah sebuah penilaian negatif yang diberikan oleh masyarakat
karena dianggap bahwa penyakit HIV-AIDS yang diderita sebagai akibat perilaku yang
merugikan diri sendiri dan berbeda dengan penyakit akibat virus lain. Ditambah lagi kondisi ini
diperparah karena hampir sebagian besar kasus penularan HIV pada ODHA disebabkan karena
aktivitas seksual yang berganti-ganti pasangan.
Wan Yanhai (2009) menyatakan bahwa orang-orang dengan infeksi HIV (HIV positif)
menerima perlakuan yang tidak adil (diskriminasi) dan stigma karena penyakit yang dideritanya.
Stigma pada ODHA melekat kuat karena masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai moral,
agama dan budaya atau adat istiadat bangsa timur (Indonesia) di mana masyarakatnya belum/
tidak membenarkan adanya hubungan di luar nikah dan seks dengan berganti-ganti pasangan,
sehingga jika virus ini menginfeksi seseorang maka dianggap sebagai sebuah balasan akbibat
perilakunya yang merugikan diri sendiri. Hal ini terjadi karena masyarakat menganggap ODHA
sebagai sosok yang menakutkan. Maka dari itu mencibir, menjauhi serta menyingkirkan ODHA
adalah sebuah hal biasa karena menjadi sumber penularan bagi anggota kelompok masyarakat
lainnya. Justifikasi seperti inilah yang keliru atau salah karena bisa saja masyarakat tidak
mengerti bahwa penuluaran virus HIV itu tidak hanya melalui hubungan seksual akibat "
membeli sex" tetapi ada banyak korban ODHA yang tertular akibat penyebab lain seperti jarum
suntik, transfusi darah ataupun pada bayi-bayi yang tidak berdosa karena ibunya adalah ODHA.
Stigma dari lingkungan sosial dapat menghambat proses pencegahan dan pengobatan.
Penderita akan cemas terhadap diskriminasi dan sehingga tidak mau melakukan tes. ODHA
dapat juga menerima perlakuan yang tidak semestinya, sehingga menolak untuk membuka status
mereka terhadap pasangan atau mengubah perilaku mereka untuk menghindari reaksi negatif.
Mereka jadi tidak mencari pengobatan dan dukungan, juga tidak berpartisipasi untuk mengurangi
penyebaran. Reaksi ini dapat menghambat usaha untuk mengintervensi HIV & AIDS.
Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA biasanya berupa sikap sinis, perasaan ketakutan
yang berlebihan dan persepsi negatif tentang ODHA dapat mempengaruhi dan menurunkan
kualitas hidup ODHA. Stigma dan diskriminasi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan
persepsi. Stigma dan diskriminasi dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan menjadi sala satu kendala kualitas pemberian pelayanan kesehatan kepada ODHA
yang pada akhirnya dapat menurunkan derajat kesehatan ODHA.
Berdasarkan data dari Badan Narkotika dan HIV-AIDS Sulawsi Delatan terdapat 5
langkah untuk mengeliminasi stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap ODHA, yang harus
dilakukan oleh para penggiat HIV-AIDS antara lain :
Semakin banyak masyarakat yang sadar dan peduli akan HIV dan AIDS maka AIDS
akan bisa dihentikan melalui penghapusan stigma dan menghentikan diskriminasi dengan
memulainya dari diri kita sendiri.