BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum
merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan,
sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas.
Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk
menyiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang
mantap dalam memasuki era globalisasi dan informasi sekarang ini.
Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang
manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Pengelolaan kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan atau sekolah perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu pimpinan
yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
B. RUMUSAN MASALAH
5. Bagaimana Pelaksanaan Kurikulum
C. TUJUAN MASALAH
BAB II
Administrasi kurikulum dalam lembaga pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara continue
terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya
program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Karena pada dasarnya pengelolaan atau manajemen
pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada Praktek Belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas
bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang di laksanakan didalam sekolah atau lembaga
pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM.
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan
berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan
tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai.
Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording
system) dan pelaporan (reporting system).
Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur
proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan
tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala
Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya
untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut
sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Pendidikan mulai tingkat
kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan,
serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data
pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian
(evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif
tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu
dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu
sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil
dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai
yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam
melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar
dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di
tingkat sekolah.
Maka dari itu, semua pemaparan di atas menjadi motivasi untuk saya dalam menekuni kuliah di jurusan
Administrasi Pendidikan, guna meraih cita-cita saya yaitu ingin meningkatkan sistem pendidikan di negara kita
kearah yang lebih baik lagi dan tentunya guna mencapai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia.
b) Organisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah, Masalah kepegawaian, Masalah perlengkapan dan
perbekalan, Keuangan dan pembukuan,
c) Korespondensi / surat–menyurat
d) Laporan–laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan), Masalah pemangkatan, pemindahan, penempatan, dan
pemberhentian pegawai
Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolahyang bersangkutan.
Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus di ikuti begitu saja tanpa perubahan.
Alat-alat perlengkapan
Kondisi masyarakat sekitar sekolah
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan
berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan
tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai.
Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording
system) dan pelaporan (reporting system).
Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur
proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan
tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala
Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya
untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut
sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat
kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan,
serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data
pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian
(evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif
tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu
dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu
sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil
dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai
yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam
melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar
dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di
tingkat sekolah.
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan administrasi kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber
belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari administrasi kurikulum di
antaranya sebagai berikut:
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik
maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan
dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada
kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu
dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan
pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di
samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembalajaran yang efektifdan efisien
karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bagian-bagian penting
dan penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini disebut komponen yang
saling berkaitan , berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan.
Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaiti:
1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin
kita bentuk dengan kurikulum tersebut.
3. Metode dan cara-cara mengajar yang di pakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk
membawa mereka kea rah yang dikahendaki oleh kurikulum.
4. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses
pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.
d. Penyusunan program kegiatan mgbs (majelis guru bidang studi) dan pelaksanaannya dalam rangka peningkatan
kemampuan tugas profesionalnya.
Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar-mengajar ini yaitu meliputi :
b) Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu (catur wulan, semesteran, tahunan).
b) Perencanaan untuk pengarahan dan pelayanan siswa dalam menyelesaikan suatu program.
G. Pelaksanaan Kurikulum
Sebagai salah satu batasan pengertian yang di maksud dengan pelaksanaan kurikulum adalah
pelaksanaan mengajar mengajar di kelas merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Dalam
pelaksanaan mengajar di kelas, guru menyempatkan perhatian hanya pada interaksi proses belajar mengajar.
Namun demikian, fisik, ruangan dan aktivitas kelas tidak luput dari perhatiannya, justru sudah di mulai semenjak
memasuki ruangan belajar. Oleh karena itu, selama guru berada dalam kelas terbagi menjadi tiga tahap yaitu,
tahap persiapan, pelaksanaan pelajaran, dan tahap penutupan.
1. Persiapan
Yang dimaksud dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum memulai
mengajar, yang di kerjakan antara lain.
b) Memperhatikan kondisi di sekeliling kelas apakah ada kondisi yang mengganggu prose belajar-mengajar,
misalnya jendela belum di buka, papan tulis yang belum di bersihkan, terdapat gambar miring, kapur tulis
berantakan dan lain sebagainya.
c) Melakukan absensi
d) Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan sudah tidak ada lagi barang-barang atau buku lain
yang di pegang siswa.
2. Pelaksanaan Pelajaran
Yang di maksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar sesungguhnya yang
dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan.
Pelaksanaan pelajaran terbagi menjadi tiga tahapan kegiatan yaitu :
1) Pendahuluan yaitu mulai mengajar dengan mengarahkan perhatian untuk masuk ke pokok bahasan, misalnya
dengan memberikan apersepsi atau mengajukan pertanyaan yang harus dijawab siswa atau menyuruh siswa
untuk bercerita tentang bahan yang akan di terangkan dan lain sebagainya.
2) Pelajaran inti adalah interaksi belajar mengajar yang terjadi di mana selama guru dan siswa membahas pokok
bahasan yang menjadi acara pada jam itu.
3) Evaluasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai pembahasan pelajaran inti. Penutupan ini
dapat dilakukan dengan: membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan, memberikan evaluasi formatif,
memberikan tugas rumah dan sebagainya.
3. Penutupan
Yang di maksud dengan penutupan adalah kegiatan yang terjadi di kelas setelah guru selesai
melaksanakan tugas mengajarkan materi yang manjadi tanggung jawabnya untuk pertemuan itu.Penutupan
pelajaran dilakukan dengan menghapus papan tulis, pesan dan kesan, ucapan “selamat pulang” dan lain
sebagainya. Kegiatan manajemen kurikulum yang dilaksanakan oleh guru pada waktu pelaksanaan pelajaran
ada dua, yaitu mengisi buku kelas atau buku kemajuan kelas dan mencatat kesulitan siswa yang disebut buku
bimbingan belajar.
Buku kemajuan siswa atau sering juga disebut buku kelas adalah buku yang digunakan untuk
mencatat kemajuan pelaksanaan pelajaran. Buku ini bisa diletakkan dimeja guru dan diisi oleh guru atau siapa
yang di tunjuk tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pelajaran.
2. Pengisian Buku Bimbingan Belajar
Buku bimbingan belajar ini diisi oleh guru pada waktu sedang mengajar, yang di catat adalah hal-hal
mengenai kesulitan perseorangan atau kelompok maupun klasikal serta pemecahan yang telah dicobakan.
Catatan ini penting sekali untuk memperbaiki cara mengajar untuk masa yang akan datang apalagi untuk kasus
yang serupa.
Sebagus apupun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki keberhasilannya sangat tergantung
pada guru. Kurikulum yang sederhanapun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat dan dedikasi yang
tinggi hasilnya akan lebih baik dari desain kurikulum yang hebat tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi
gurunya rendah. Sukmadinata (2007:219) menegaskan beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam
pelaksanaan kurikulum antara lain, yaitu :
b) Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik.
Di samping itu, menurut Asnawir (2004:224) seorang guru juga harus memiliki sepuluh kompetensi
dalam mengajar, yaitu :
Menguasai bahan
Mengelola kelas
o Bagian yang berisi pengetahuan informasi data aktivitas-aktivitas dan pengalaman-pengalaman yang merupakan
bahan bagi penyusunan kurikulum yang isinyamata pelajaran yang kemudian dimasukkan kedalam silabus.
o Bagian yang berisi metode atau cara menyampaikan mata pelajaran tersebut.
o Bagian yang berisi metode atau cara melakukan penilaian dan pengukuran dan hasil mata pelajaran tertentu.
H. Landasan Perencanaan Kurikukum Dalam Lembaga Pendidikan
Perencanaan kurikulum pendidikan harus mengasimilasi dan mengorganisasi informasi dan data
secara intensif yang berhubungan dengan pengembangan program lembaga atau sekolah. Informasi dan data
yang menjadi area utama adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan Sosial
Perubahan sistem pendidikan di Indonesia sangatlah dinamis. Pendidikan kita menggunakan sistem
terbuka sehingga harus selalu menyesuaikan dengan perubahan dan dinamika social yang terjadi di masyarakat,
baik itu sistem politik, ekonomi, social, dan kebudayaan. Proses pendidikan merupakan sebuah perjalanan
sejarah di dalam suatu Negara yang selalu menerapkan mekanisme adaptasi untuk perubahan ke arah yang
lebih baik. Kekuatan yang lain pada satuan pendidikan dan perencanaan kurikulum adalah perubahan nilai
struktur dari masyarakat itu sendiri.
2. Perlakuan Pengetahuan
Perencana dan pengembangan kurikulum, umumnya bereaksi terhadap keberadaan data dan informasi
yang berhubungan dengan pembelajaran. Di sekolah tradisional biasanya struktur informasi lebih dari informasi
itu sendiri. Pertimbangan lainnya untuk perencana kurikulum yang berhubungan dengan perlakuan pengetahuan
adalah di mana individu belajar aktif untuk mengumpulkan dan mengolah informasi, mencari fakta dan data,
berusaha belajar tentang sikap, emosi, perasaan terhadap pembelajaran, proses informasi, memanipulasi,
menyimpan, dan mengambil kembali informasi tersebut untuk di kembangkan dan digunakan dalam kegiatan
merancang kurikulum yang di sesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Landasan ketiga dalam perencanaan kurikulum adalah informasi yang berhubungan dengan
perkembangan manusia. Data-data ini penting seperti kegiatan sekolah yang selalu menyediakan untuk
pengembangan program sekolah baru, lebih awal anak belajar pendidikan khusus, pendidikan alternative, dan
pendidikan akselerasi. Umumnya penting untuk dipahami tentang pola-pola dari pertumbuhan dan
perkembangan karena para guru di tuntut untuk merencanakan kurikulum atau program pembelajaran yang
berkenaan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Kontribusi untuk memahami perkembangan manusia
telah menyeluruh di dunia ini sebagai informasi tentang perkembangan manusia yang diakumulasikan ke
sekolah. Pemikiran ini timbul sebagai usaha untuk mengorganisasi informasi dan data. Interpretasi tentang
pengetahuan perkembangan dasar manusia untuk membedakan dalam teori pembelajaran yang di kemukakan
oleh perencana kurikulum.
Tugas dan peran kepala sekolah yang berkenaan dengan administrasi kurikulum di antaranya sebagai
berikut:
3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal.
4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.
8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pendirian dukungan ide, sumber belajar,
dan pembinaan sekolah/madrasah.
9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta penempatan dan pengembangan
kapasitas peserta didik.
10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan
nasional.
11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan
efisien.
13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan
peserta didik di sekolah/madrasah.
14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan.
16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
Secara operasional kegiatan Administrasi/manajemen kurikulum itu dapat meluiputi 4 kegiatan pokok,
yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, peserta didik, dan seluruh civitas akademika atau warga
sekolah/lembaga pendidikan.
a) Pembagian tugas guru yang dijabarkan dari struktur program pengajarannya dann ketentuan tentang beban
mengajar bwaajib bagi guru. Sebagai guru yang berstatu PNS umumnya wajib bertugas:
Jumlah 37,5 jam
Berdasarkan beban tugas maksimum seorang guru yang 24 jam pelajaran per minggu itu dapatlah
digunakan untuk menghitung kebutuhan jumlah guru untuk m,asing-masingbidang studi/mata pelajaran dan
jumlah seluruh guru yang dibutuhkan, misalnya :
Berdasarkan struktur program [engajaran SMP dimana pendidikan agama 2 jam pelajaran per minggu
di kelas I, II, III, maka dengn enam kelas paralelnya dibutuhkan guru agama 2 x 6 x 3 = 1 stengah (dibulatkan)
menjadi perlu dua orang guru agama.
Jadwal pelajran kurikuler disusun secara edukatif oleh guru/tim guru dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan akademik
Jadwal pelajaran kokurikuler disusun secara strategic sesuai situasi dan kondisi individual/kelompok peserta
didik/siswa sehingga seperti tugas-tugas PR benar-benar dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan, serta
mencerna materi pelajaran secara efektif dan efisien.
Jadwal pelajaran ekstra kulikuler disusun di luar jam pelajaran kurikuler dan program kokulikuler, biasanya
bersifat pengembangan ekspresi, hobi, bakat, minat, serta prestasi seperti seni tari, seni music, cinta alam,
palang merah remaja, dokter kecil, koperasi, pramuka, serta penunjangPMB lainnya.
Jadwal pelajaran tatap muka dalam kelas yang dibatasi empat dinding atau kelas yang berupa lapangan
olahraga, pasar, lalu lintas, dan sebagainya.
Bagaimana cara mengajarkannya, yaitu gaya yang ditampilkan oleh guru untuk menyampaikan konten
pembelajaran kepada peserta didik. Seorang guru harus mengadministrasikan gaya yang diperlihatkan sehingga
pesan atau konten pembelajaran dapat ditransfer dengan sempurna
Bagaimana menilai bahwa tujuannya telah tercapai, sebuah aktivitas penilaian yang dilakukan oleh guru untuk
melihat secara umum tingkat pemahama peserta didik tentang materi yang telah disampaikan.
Evaluasi adalah sarana untuk menentukan pencapaian tujuan pendidikan dan proses pengembangan
ilmu sesuai dengan yang diharapkan. Tampaklah bahwa ada hubungan timbal balik antara evaluasi, tujuan
pendidikan dan PBM yang satu sama lain merupakaan mata rantai dalam sebuah aktivitas yang tiada
terputuskan dan dipisahkan antara yang satu sengan yang lainnya. Kegiatan evaluasi hasil belajar merupakan
kegiatan pengukuran terhadap tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan mengajar. Dengan demikian maksud
pelaksanaan evaluasi hasil belajar dengan menggunkan bahan dan cara tertentu agar memperoleh hasil yang
seobjektif mungkin.
Dalam evaluasi kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu :
Evaluasi formatif
Kegiatan-kegiatan peserta didik demi suksesnya PBM tertera dalam jadwal kegiatan belajar yang telah
disusun oleh pihak sekolah yang berkolaborasi dengan seluruh wargaa sekolah secara pedagogis beserta
jadwal tes/ulaangan/ujian, olahraga, kegiatan ekstrakulikuler dan jadwal kegiatan belajar yang diatur sendiri oleh
siswa dalam strategi mensukseskan hasil studinya. Seorang pelajar/mahasiswa yang studi aktif dan kreatif
biasanya menyusun jadwal untuk waktu-waktu belajar, rekreasi/rileks, tugas, sosial, membaca Koran dan
sebagainya.
Dalam pelaksanaan kegiatan PBM, seluruh kegiatan-kegiatan dirancang sedemikian rupa agar lebih
kelihatan menyenangkandan harus disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikis peserta didik. Sebagai sebuah
contoh adalah untuk mata pelajaran oahraga, maka sangat naïf apabila dilaksanakan pada siang hari, sebaiknya
pelajaran ini diberikan pada paagi hari dengan berbagai mcam pertimbangan tingkat kekuatan ntubuh siswa
yang berbeda-beda. Seluruh rangkaian kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakn dilihat manfaat daan
mudoratnya masing-masing.
Kegiatan ini merupakan pedoman sinkronasi segala kegiatan sekolah, yng kulikuler, ekstra kulikuler,
akademik/nonakademik, hari-hari kerja, libur, karya wisata, hari-hari besar nasional/agama, dan sebagainya.
Kegiatan ini dalah sebuh kegiatan yang akan melibatkan pihak-pihak terkait sehingga terjalin sebuah bentuk
kerja sama yng harmonis antara peserta didik dengan para guru, para guru dengan personalia lainnya dan
pesert didik dengan personalia lainnya.
Disamping ketiga kegiatan pokok tersebut diatas, nampaknya masih perlu diketengahkan kegiatan-
kegiatan penunjang pembelajaran untuk dibahas, yaitu bimbingan penyuluhan (BP), unit kesehatan sekolah
(UKS), ruangan/lapangan olahraga, dan perpustakaan. Dalam upaya meningkatkan suksesnya PBM, maka
beberapa kendala PBM perlu diatasi, yaitu faktor kesehatan fisik, dan faktor kelengkapan bahan bacaan dan lain
sebagaainya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Istilah kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa Latin yaitu curricular yang berarti jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Serta dalam bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang
berarti berlari. Sehingga urikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari
garis start sampai dengan garis sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak
yang ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya.
Dengan demikian dalam pengertian sempit kurikulum diartikan dengan sejumlah mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh peserta didik dalam jangka waktu tertentu. Dan dalam pengertian luas kurikulum diartikan dengan
semua pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik, selama mereka mengikuti pendidikan dan
pembelajaran di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu.
Secara terminologi menurut Soedijarto, kurikulum berarti segala pengalaman dan kegiatan belajar yang
direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan. Dan menurut SK Menteri P dan K No. : 008 c/u/1975, lampiran I
kurikulum diartikan sebagai sejumlah pengalaman belajar yang diberikan (di bawah tanggung jawab sekolah)
dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai pedoman untuk
menyususn target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan adanya kurikulum maka akan
memudahkan setiap pengajar dalam porses belajar mengajar, maka dengan itu perlu untuk diketahui
apa arti dari kurikulum itu. Yang dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk
menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang
sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru disekolah.
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum maka perlu untuk diketahui
bagaimana perkembangan kurikulum. Karena seperti halnya tekhnologi dalam suatu zaman, selalu
terjadi perkembangan, begitu juga halnya dengan perkembangan kurikulum. Untuk itu maka penulis
mencoba untuk membahas tentang perkembangan kurikulum.
B. Rumusan Permasalahan
4. Bagaimana yang dimaksud dengan artikulasi dan hambatan dalam pengembangan kurikulum?
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar
yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintregasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan,
dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang
ilmu, pendidik, penjabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini
disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana siswa, mencapai tujuan yang
dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dianutnya. Prinsip itu pada
dasarnya merupakan kaidah yang menjiwai kurikulum tersebut. [1]
1. Prinsip Umum
a. Prinsip relevansi
Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuain atau keserasian pendidikan dengan
tuntutan kehidupan masyarakat. Artinya pendidikan dipandang relevan jika hasil perolehan
pendidikan itu bersifat fungsional. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu
relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksunya tujuan, isi,
dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan,
dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam
masyarakat.
Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuain atau konsistensi anatara
komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian.
b. Prinsip fleksibilitas
Fleksibilitas ini artinya lentur/tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak. Dalam kurikulum
pengertian itu dimaksudkan kebebasan dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan
mengembangkan program pendidikan bagi para guru.
c. Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu berkesinambungan. Perkembangan dan proses belajar akan berlangsung
secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman-
pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan anatar satu
tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga
antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
d. Prinsip praktis
Yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dana biayanya juga murah. Prinsip ini
juga disebut prinsip efisien. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-
keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak
praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-
keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus
ideal tetapi juga praktis.
e. Prinsip Efektifitas
Dalam sajian bidang pendidikan prinsip efektifitas ini dikaitkan dengan efektifitas guru mengajar dan
efektifitas para murid belajar. Implikasi prinsip ini dalam pengembanagan kurikulum ialah
mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang mubazir
dan terbuang percuma.
2. Prinsip Khusus
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-
komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup
tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan
khusus).
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para
perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal
Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus
dan sederhana.
Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan siitematis
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperlihatkan hal-hal sebagai
berikut:
Apakah metode/tekhnik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajar bahan pelajaran?
Apakah metode/tekhnik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani
perbedaan individual siswa?
Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan
psikomotor?
Apakah metode/tekhnik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau kedua-
duanya?
Apakah metode/tekhnik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga
mendorong pengunnan sumber yang ada dirumah dan di masayarakat?
Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by doing”
di samping “learning by seeing and knowing”.
d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh pengunaan media dan alat-alat bantu
pengajaran ynag tepat.
Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Biala laat tersebut
tidak ada apa penggantinya?
Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan: bagaimana pembuatannya, siapa yang
membuat, pembiyaannya, waktu pembuatan?
Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket
belajar, dan lain-lain?
Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Uraiakan ke dalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengna bahan
peljaran. Tulikan butir-butir test.
Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest?
Dalam pengelohan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
B. Pengembangan Kurikulum
Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu:
administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru,
dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. [2]
Para administrator pendidikan ini terdiri dari: direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan
kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamatan serta kepala sekolah.
Peranan para administrator si tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) dalam pengembangan
kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar seta program inti
kurikulum.
2. Peranan para ahli
Pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan kehidupan dalam
masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh perkembangan konsep-konsep dalam ilmu. Oleh karena
itu, pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli
kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin ilmu.
Partisipasi para ahli pendidikan dan ahli kurikulum terutama sangat dibutuhkan dalm pengembangan
kurikulum pada tingkat pusat. Apabila pengembanagan kurikulum sudah banyak dilakukan pada
tingkat daerah atau local, maka pertisipasi mereka pada tingkat daerah, lokal bahkan sekolah juga
sangat diperlukan, sebab apa yang telah digarikan pada tingkat pusat belum tentu dapat dengan
mudah dipahami oleh para pengembangan dan pelaksana kurikulum di daerah.
3. Peranan guru
Guru memegang peranan yang cukup penting baik di dalam perencanaan maupun pelaksanaan
kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembag kurikulum bagi kelasnya.
Peranan guru bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar murid-murid dalam kelas, tetapi juga
menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang lebih luas.
Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum peranan mereka dapat
berkenaan dengan dua hal: pertama dalam penyusunan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan
kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut seta, hanya
terbatas kepada beberapa orang tua saja yang cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang
memadai.
1. Perguruan tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari
pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).
2. Masyarakat
Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sanagt dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat
dimana sekolah tersebut berada. Isis kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat
memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat kota atau
desa, petani, pedagang atau pegawai, dan sebagainya.
3. Sistem nilai
Masalah utama yang dihadapi para pengembangan kurikulum menghadapi nilai adalah, bahwa dalam
masyarakat nilai itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai
Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat
Artikulasi dalam pendidikan berarti “kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman
belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara menyeluruh,
membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi
pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum. [3]
Untuk menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerja sama dari berbagai pihak: para
administrator, kepala sekolah, TK sampai rektor universitas, guru-guru dari setiap jenjang pendidikan,
orang tua murid dan tokoh-tokoh masyarakat.
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak
pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberap
hal. Pertama kurang waktu. Kedua kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun
dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.
Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan
dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap
sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari
sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketetapan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan,
serta input fakta dan pemikiran dari masyarakat.
Pemilihan suatu model pengembangan kurikulunm bukan saja didasarkan atas kelebihan dan
kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu
disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang di anut serta model
konsep pendidikan mana yang digunakan.
Model pengembangan kutikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak dikenal. Diberi
nama model administrative atau line staff karena inisisatif dan gagasan pengembangan datang dari
para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi.
Dalam pelaksanaan kurikulum tersebut, selama tahun-tahun permulaan diperlukan pula adanya
kegiatan monitoeing, pengamatan dan pengawasan serta bimbingan dalam pelaksanaannya. Setelah
berjalan beberapa saat perlu juga dilakukan suatu evaluasi, untuk menilai baik valitidas komponen-
komponennya, prosedur pelaksanaan maupun keberhasilannya.
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Insiatif dan upaya pengembangan
kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Dalam model
pengembangan kuruikulum yang bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan
guru suatu sekolah mengadakan uapaya pengembangan kurikulum.
3. Beaucamph’s system
Model pengembangan ini dikemukan oleh Beaucamp seorang ahli kurikulum. Beaucamph
mengemukakan lima hal dalam pengembangan kurikulum
a. Menetapkan arena atau lingkup wilyah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut, apakah suaru
sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi atau seluruh Negara. Penetapan area ini ditentukan oleh
wewewang yang dimiliki oleh pengambil kebijaksanaan dalam pengembangan kurikulum serta oleh
tujuan pengembangan kurikulum.
b. Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum.
Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum yaitu:
Para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum dan para ahli bidang
ilmu dari luar
Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih
c. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langka ini berkenaan dengan posedur yang
harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan
pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum.
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, datang dari bawah. Model ini diprakarsai oleh
sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan
perbaikan kurikulum. Model ini umumnya berskala kecil, hanya mencakup suatu atau beberapa
sekolah, suatu komponen kurikulum atau mencakup keseluruhan komponen kurikulum. Karena
sifatnya ingin mengubah atau mengganti kurikulum yang ada, pengembangan kurikulum sering
mendapat tantangan dari pihak-pihak tertentu.
Menurut Rogers manusia berada dalam proses perubahan (becoming developing, changing),
sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang sendiri, tetapi karena ada
hambatan-hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau
mempercepat perubahan tersebut. Pendidikan juga tidak lain merupakan upaya guru untuk
memperlancar dan mempercepat perubahan tersebut. guru serta pendidik lainnya bukan pemberi
informasi apalagi penentu perkembangan anak, mereka hanayalah pendorong dan pemelancar
perkembangan anak.
Ada empat langkah pengembangan kurikulum model Rogers
c. Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran
Model perkembangan ini didasarakan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan
perubahan social. Hal itu mencakup suatu proses yang melibatkan kepribaddaian orang tua, siswa
guru, struktur sistem sekolah, pola hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan masyarakat.
Perkembanngan bidang teknologi dan ilmu oengetahuan serta nilai-nilai efesien efektifitas dalam
bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model-model kurikulum. Tumbuh kecenderungan baru
yang didasarkan atas hal itu, di antaranya:
b. The system analysis model berasal dari gerakan efesien bisnis. Langkah pertama dari model ini
adalah menentukan spesifikasi perangkat hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Langkah kedua
adalah menyusun instrument untuk menilai ketercapaian hasil-hasil belajar tersebut. Langkah ketiga,
mengindentifikasi tahap-tahap ketercapaian hasil serta perkiraan biaya yang diperlukan. Langkah
keempat, membandingkan biaya dan keuntungan dari beberapa program pendidikan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar
yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintregasi filsafat, nila-nilai, pengetahuan,
dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang
ilmu, pendidik, penjabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya.
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Didalam prinsip
khusus terdapat beberapa macam pengembangannya yaitu; (a) prinsip relevansi, (b) prinsip
fleksibilitas, (c) prinsip kontinuitas, (d) prinsip praktis, (e) prinsip efektifitas. Adapun prinsip khusus
yaitu; (a) prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, (b) prinsip berkenaan dengan isi pendidikan,
(c) prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, (d) prinsip berkenaan dengan
pemilihan media dan alat pengajaran, (e) prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Pengembangan kurikulum dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut
berpartisipasi, yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu
pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu; (a) perguruan tinggi, (b)
masyarakat, (c) sistem nilai. Artikulasi dalam pendidikan berarti “kestupaduan dan koordinasi segala
pengalaman belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara
menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode
serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru
kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberap hal. Pertama
kurang waktu. Kedua kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala
sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.
Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan
dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap
sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari
sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketetapan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan,
serta input fakta dan pemikiran dari masyarakat.
Model-model perkembangan kurikulum yaitu; (a) the administrative model, (b) tim grass roots
model, (c) beaucamph’s system, (d) The demonstration model, (e) taba’s inverted model, (f) roger’s
interpersonal relation model, (g) the systematic action-research model, (h) emerging technical
models.
B. Saran
Setelah mempelajari tentang perkembangan kurikulum maka kami harapakan bagi setiap
pembaca untuk dapat memahaminya dan dapat mempelajarinya lebih detail dari berbagai literature
lainnya.
[1] Hafni Ladjid, pengembangan kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 9
[3] Ibid,. hal. 160
http://www.jejakpendidikan.com/2016/02/makalah-pengembangan-kurikulum.html?m=1
PEMBAHASAN
Dalam usaha menjamin keberlangsungan pendidikan, kurikulum merupakan suatu alat untuk
tercapainya tujuan pengajaran dan pendidikan. Oleh sebab itulah hubungan antra
pengajaran/pendidikan dengan kurikulum tidak dapat dipisahkan. S. Nasution dalam bukunya asas-
asas kurikulum mengemukakan bahwa pengertian kurikulum pada zaman dahulu terutama dalam
bidang olahraga yaitu suatu jarak untuk perlombaan yang harus ditempuh oleh pelari. Juga diartikan
sebagai kereta pacu pada zaman itu. Disamping penggunaan dalam olahraga juga dipakai dalam
bidang pendidikan yang berarti sejumlah mata pelajaran yang dicapai untuk mencapai suatu tingkat
atau ijazah (Zulfanur Z. Firdaus danRosmid rosa,1997:1.2).
Menurut Y. Gallen saylor dan William N. Alexander dalamcurriculum planing for better
teaching and learning, krikulum (modern) segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar,
apakah dalam ruangan kelas, dihalaman sekolah, atau diluar sekolah. Disini kurikuum bukan hanya
sejumlah mate pelajaran saja, tapi meliputi segala pengalaman anak di bawah bimbingan
sekolah/guru agar mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Disamping berupa kumpulan
matapelajarn dengan silabusnya, juga termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti osis,
olahraga, kesenian, kepramukaan, dan sebagainya (Zulfanur Z. Firdaus danRosmid rosa,1997:1.2)
B. Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat
sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan
antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan
tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah, namun antara kedua
tingkat dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-
sama bertanggung jawab melaksananakan proses administrasi kurikulum (0emar Hamalik,
2010:173).
2. Komponen-komponen yang harus terdapat dalam proses belajar mengajar untuk di gerakkan supaya
anak didik/siswamencapai tujuan pengajaran adalah:
Komponen bahan pengajaran berfungsi memberikan isi terhadap tujuan pengajaran, metode
dan alat bantupengajaran berfungsi sebagai alat untuk mengantarkan bahan pengajaran menuju
tujuan pengajaran, dan penilaian berfungsi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran.
Proses belajar mengajar merupakan tugas dan tanggung jawab guru, karena itu guru adalah
pelaksana kurikulum. Guru yang mempengaruhi dan merubah pribadi anak melalui nilai-nilai yang
terkandung dalam kurikulum. Kelangsungan proses belajar mengajar secara terencana terpola dan
terprogram berdasarkan rambu-rambu yang ada dalam garis-garis besar program pengajaran(GBPP)
merupakan cirri dan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Disinilah posisi dan proses
belajar mengajar sebagai salah satu strategi dalam melaksanakan kurikulum. Guru sebagai
pelaksana, Pembina dan sekaligus pengembang kurikulum di tuntut memiliki kemampuan untuk:
Menguasai GBPP
Merencanakan pengajaran
3. Bimbingan menyeluruh
Bimbingan pada hakikatnya adaah proses bantuan siswa kepada para siswa dengan
memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang di hadapi dalam rangka
pengembangan pribadinya yang optimal sehingga mereka dapat memahami dirinya, mengarahkan
sikap dan tindakannya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Dengan demikian hakikat bimbingan adalah membantu siswa dan mengarahkannya
kepada pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan utama dari program bimbingan di sekolah adalah
mengembangkan kemampuan siswa dan kesanggupan dalam menghadapi masalah yang di
hadapinya. Oleh sebab itu fungsi bimbingan meliputi fungsi menyalurkan, seperti membantu siswa
untu memilih jurusan sekolah,lapangan kerja, minat, bakat, dan cirri-ciri kepribadian lainnya, dan
fungsi mengadaptasikan, yakni membatu petugas di sekolah khususnya guru untuk menyesuaikan
program dan kegiatan pengajaran sesuai dengan minat dan kemampuan serta kebutuhan para siswa
untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya
secara optimal.
c. Pembedaan informasi dan orientasi seperti orientasi kehidupan di sekolahnya, orientasi kehidupan
perguruan tinggi atau sekolah diatasnya, informasi mengenai jenis pekerjaan, informasi cara belajar,
informasi lingkungan sekitar yang diperlukan siswa.
d. Penempatan dan penyaluran seperti memilihan jurusan, penempatan dalam kelas, pembentukan
kelompok belajar, pengambilan program belajar, pemilihan kegiatanm ekstrakurikuler, penyaluran
minat dan lain-lain.
f. Bantuan dalam kesulitan belajar dengan tujuan agar siswa memperoleh hasil belajar yang optimal
sesuai dengan p[otensi yang dimilikinya.
g. Pertemuan dengan staff sekolah dan memberikan latihan, khususnya mengenai para guru mengenai
bimbingan penyuluhan.
h. Mertintis kerja sama dengan masyarakat khususnya orang tua siswa dengan tujuan agar orang tua
siswa dan masyarakat pada umumya membantu usaha-usaha sekolah sehububngan dengan
pendidikan putra putrinya.
4. Administrasi supervise
Pelaksanaan kurikulum menuntut adanya upaya bersama yang terencana, berpola dan
terprogram agar tujuan pendidikan dapat di capai secara optimal. Upaya tersebut berkenaan dengan
administrasi, yakni usaha mendayagunakan semua sumber baik material maupun personal secara
efektif dan efisien. Wujud operasional kegiatan administrasi di sekolah mencakup bidang
pengajaran, bidang kesiswaan,bidang ketenagaan, bidang keuangan, bidang peraltan pengajaran,
bidang perlengkapan sekolah dan bidang hubungan sekolah dan masyarakat.
Sisi lain yang erat kaitannya dengan administrasi pendidikan adalah supervisi. Supervise
adalah bantuan yang di berikan kepada semua staf sekolah, khususnya guru untuk mengembangkan
proses belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien. Kesan dari kata supervise atau pengawas
umumnya mencari kesalahan kesalahan dari staf, padahal pengawasan di lakukan untuk perbaikan
dan penyempurnaan. Unsure-unsur dari strategi pelaksanaan kurikulum seperti proses belajar
mengajar, bimbingan penyuluhan, administrasi, evaluasi merupakan sasaran utama kegiatan
supervise. Teknik yang dapat di gunakan dalam supervise antara lain wawancara, diskusi, observasi,
rapat kerja, latihan/training, korespondensi, kunjungan kelas dan lain-lain.
5. Sarana kulikuler
Sarana kurikuler yang termasuk penting dalam menunjang pelaksanaan kurikulum adalah sbb:
Sarana material; menyangkut kebutuhan alat-alat fasilitas seperti ruangan kelas, ruang
laboratorium, ruang rapat, ruang bimbingan, dan lain-lain beserta perlengkapannya.
Penilaian hasil belajar di lakukan oleh guru dalam dua tahap. Tahap pertama penilaian yang di
lakukan pada akhir program belajar mengajar yang sering di sebut penilaian formatif. Tujuan
penilaian lebih di utamakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bukan untuk menentukan
angka kemajuan belajar siswa. Hasil belajar yang di capai siswa setelah program belajar mengajar
selesai di gunakan guru untuk memperbaiki tindakan mengajarnya. Apabila hasilnya masih kurang,
guru berkewajiban mengulang kembali bahan pelajaran tersebut sebelum dilanjutkan mengajarkan
bahan yang lainya.
Penilaian tahap kedua adalah penilain yang di lakukan pada akhir program unit program,
misalnya akhir catur wulan atau akhir semester. Penilaian ini di namakan penilsian sumatif dengan
tujuan menentukan angka kemajuan belajar para siswa.
Standar yang di gunakan dalam menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pengajaran,
atau hasil belajar yang di capainya, bisa menggunakan dua cara, yakni standar mutlak dan standar
relatif. Standar mutlak adalah menetapkan keberhasilan belajar siswa melalui upaya
membandingkan hasil yang di capainya dengan criteria yang telah di tentukan. Sedangkan standar
relatif artinya keberhasilan siswa di bandingkan dengan norma kelompoknya.
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum
dilingkungan sekolah yang dipimpinnya. Dia berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni
menyusun rencana tahunan, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan
membuat notula rapat, membuat statistik dan menyusun laporan.
Tanggung jawab kepala sekolah adalah memimpin sekolah melaksanakan dan membina serta
mengembangakn kurikulum. Kepemimpinan adalah suatu proes mempengaruhi orang-orang lain
atau kelompok agar mereka berbuat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berbagai cara
dilakukan seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya seperti: persuasive,
mempengaruhi atau dengan cara lain. Cara-cara ini sering digunakan oleh seorang pemimpin dalam
usahanya memotifasi bahwanya agar mereka bertindak ke arah tujuan yang diharapkan itu. Cara-
cara inipun sering digunakan kepala sekolah didalam melaksanakan kepemimpinan nya dalam
rangka melaksanakan kurikulum disekolah.
Perilaku seorang administrator penting sekali dalam hubungan dengan perencanaan program,
pengorganisasian staf, pergerakan semua pihak yang perlu dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan
supervise, penilaian terhadap personal sekolah.
3. Penyusunan Rencana Tahunan
Bagian perpustakaan dimana sumber bacaan disediakan dan dioperasikan sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
Usaha kesehatan sekolah (UKS), yang dibian oleh dokter, perawat, tenaga psikiater.
Bagian bimbingan dan penyuluhan (BP) yang dibina oleh tenaga konselor ahli.
Koordinasi bertujuan agar terdapat kesatuan sikap, pikiran dan tindakan para personal dan
staf pada sub organisasi dalam organisasi sekolah untuk melaksanakan kurikulumnya.
Rapat guru adalah media yang paling tepat untuk memusyawarahkan penyelenggaraan, hasil
hasil dan berbagai masalah kurikuler disekolah. Rapat dapat diselenggarakan pada awal tahun
akademik, pertengahan tahun/semester, akhir tahun akademik, atau dilaksanakan secara incidental
menurut kebutuhan yang ada disekolah bersangkutan. Penyelenggaraan rapat mungkin oleh Kepala
sekolah atau kepala sub organisasi, atau ketua bidang studi tergantung pada permasalahan yang
dihadapi.
Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis
kegiatan administrasi yaitu:
Dalam pelaksanaannya di sekolah, kurikulum berbasis kompetensi dalam hal ini Sekolah Dasar,
ternyata tidak semulus harapan semula. Ada beberapa kendala dan kesenjangan yang perlu
mendapat pemecahan. Kesenjangan-kesenjangan tersebut adalah
a. Tenaga Kependidikan
Guru memegang peranan penting bagi keberhasilan pelaksanaan KBK. Rasio jumlah guru dan
jumlah kelas harus seimbang. Kenyataannya banyak sekolah (SD) yang kekurangan guru. Di
Kecamatan Bakung bahkan ada sekolah yang hanya memiliki 3 orang guru kelas, 1 orang guru agama
Islam, dan Kepala Sekolah. Kondisi tersebut menuntut semua guru harus merangkap mengajar dua
kelas sekaligus. Guru agama juga harus mengajar mata pelajaran umum. Keadaan ini bukanlah
kondisi yang ideal untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal karena beban kerja guru
melebihi kemampuannya.
Kualitas guru juga menjadi kendala. KBK menuntut guru mampu mengembangkan kurikulum
secara kreatif. Guru harus selalu mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya, menguasai
berbagai metode mengajar, menyusun persiapan mengajar, menyiapkan alat dan lingkungan belajar,
serta segala prasyarat lainnya. Selama ini guru terbiasa dengan kurikulum yang relatif sudah “siap
pakai”, tanpa harus menyusun silabus, mnyiapkan bahan dan mencari bahan sendiri dsb. Kurikulum
2004 yang hanya mencantumkan kompetensi dasar, hasil belajar yang dikehendaki, indikator, dan
materi pokok, menuntut guru mengembangkan sendiri kurikulum tersebut sesuai situasi dan kondisi
sekolah masing-masing. Hal ini menuntut keahlian dan membutuhkan waktu yang cukup banyak.
Guru yang kelebihan beban mengajar dan tugas-tugas lainnya, tentu sangat sulit untuk dapat
memenuhi tuntutan tersebut. Akibatnya guru tetap kembali seperti kebiasaan semula, yaitu
mengajar sesuai urut-urutan pada buku pelajaran/buku penunjang.
Perubahan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2003 merupakan hal baru bagi guru. Untuk itu
guru perlu mendapat sosialisasi terlebih dulu mengenai kurikulum baru tersebut. Pemerintah harus
mensosialisasikannya melalui penataran dan pelatihan, setidaknya beberapa orang guru/pengawas
di setiap kecamatan, dan selanjutnya pengawas/guru yang telah mendapatkan penataran dan
pelatihan tersebut menyebarluaskan pada guru-guru lain di kecamatan ybs. melalui penataran
serupa. Hal ini belum diterapkan pada beberapa kecamatan, termasuk kecamatan Bakung. Akibatnya
guru-guru SD di Kecamatan Bakung sama sekali buta terhadap kurikulum 2004 ini.
Pembelajaran yang berhasil harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Banyak
SD yang gedungnya tidak memenuhi syarat, seperti retak-retak, genting yang bocor, penerangan
yang kurang, terlalu sempit, dan setumpuk permasalahan lainnya.
Alat peraga dan media pembelajaran harus tersedia agar siswa dapat menangkap materi
pelajaran dengan baik. Untuk itu guru harus pandai dan mau menyediakan alat peraga serta media
pembelajaran yang sesuai. Hal ini sulit dipenuhi karena guru tidak sempat lagi menyiapkan media
karena dibebani dengan tugas-tugas membuat persiapan pembelajaran yang rumit dan
membutuhkan banyak waktu, menganalisis soal ulangan formatif yang sebenarnya tidak perlu harus
selalu dianalisis, menyelenggarakan program perbaikan dan pengayaan, mengoreksi pekerjaan
siswa, mengolah nilai, dan tugas-tugas lainnya. Akibatnya perhatian guru pada pembelajaran sangat
kurang.
Sarana lain yang sangat penting adalah tersedianya buku kurikulum 2004 sebagai kurikulum
KBK. Buku kurikulum tersebut ternyata sampai sekarang belum tersedia di sekolah-sekolah dasar.
Terpaksa sekolah-sekolah yang akan melaksanakannya harus meminjam dulu untuk difoto copy dari
sekolah lain yang sudah terlebih dulu memfoto copy. Demikian secara berantai, sehingga mutu buku
kurikulumpun makin lama makin kurang jelas. Seharusnya pemerintah harus bertanggung jawab
untuk memperbanyak kurikulum dan disampaikan ke sekolah-sekolah kalau menginginkan sekolah
dapat mengimplementasikannya. Tidak tersedianya buku kurikulum tersebut sangat mengganggu
kelancaran penerapan kurikulum 2004.
c. Pembiayaan
Kegiatan pembelajaran yang efektif harus didukung dana yang cukup. Sulit bagi guru
mengembangkan atau membuat media pembelajaran tanpa dukungan dana. Buku sumber juga
harus tersedia, dan hal ini membutuhkan dana untuk membelinya. Selama ini dukungan dana dari
pemerintah sangat terbatas, karena itu partisipasi masyarakat, khususnya orang tua murid, sangat
diperlukan. Berita tentang akan turunnya dana dari pemerintah pusat berupa BOS (Bantuan
Operasional Sekolah) yang cukup besar tentu merupakan kabar yang cukup menggembirakan,
namun sampai makalah ini ditulis dana tersebut masih belum juga cair. Dana dari orang tua murid
yang selama ini mendukung pembiayaan di sekolah dirasakan masih sangat kurang dan sulit untuk
dinaikkan mengingat kesadaran dan kemampuan ekonomis masyarakat yang rendah.
e. Evaluasi
f. Pemecahan masalah
Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi telah menjadi keputusan pemerintah, karena itu
sekolah-sekolah harus melaksanakannya. Berbagai kendala harus diatasi edapat mungkin. Sekolah
sebagai pemegang hak otonom harus berani mengambil resiko dan lebih aktif untuk menutup segala
kekurangan. Guru harus berusaha mengubah kebiasaan lamanya sedapat mungkin dengan lebih
kreatif dalam mengajar, misalnya dengan penggunaan metode dan pendekatan yang bervariasi,
memanfaatkan semua sumber belajar, dan sebagainya. Guru harus rajin mencari informasi dengan
banyak membaca buku, menyaksikan berita, bahkan memanfaatkan internet. Semua ini harus
ditempuh guru karena bagaimanapun guru tetap harus tunduk dan patuh pada kebijakan
pemerintah maupun Dinas Pendidikan.
2. Hambatan Dalam Pelaksanaan Kuriulum Tingkat Satuan Pendidikan
Hambatan pelaksanaan KTSP dirasakan oleh guru, dalam wawancara pendahuluan didapatkan
bahwa guru mengalami hambatan terutama dalam alokasi waktu saat evaluasi pembelajaran dan
penerapan metode yang dianggap tidak efektif. Mengetahui hambatan pelaksanaan pembelajaran
yang meliputi, media pembelajaran, sumber belajar, metode pembelajaran dan pengelolaan kelas.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan suatu alat untuk tercapainya tujuan pengajaran dan pendidikan.
Kurikulum merupakan dasar pelaksanaan pendidikan. Kurikulum merupakan kunci penentu
keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, guru harus mengkaji, mengetahui,
memahami, dan melaksanakan kurikulum yang sedang berlaku. Dengan demikian, guru akan
melakkukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan arah
pembelajaranya akan jelas.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat
sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan
antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan
tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah, namun antara kedua
tingkat dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-
sama bertanggung jawab melaksananakan proses administrasi kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Zulfahnur Z. dan Rosa, Rosmid. (1987) Telaah Kurikulum bahasa Indonesia SMA. Jakarta: Karuna
Jakarta
http://lib.unnes.ac.id/15484/
Misdan, undang. (1989)Telaah Buku Teks dan Kurikulum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Soetopo, Hendyat dan Soemanto, Wasty.( 1993) Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:PT
Bumi Aksara
Sudjana, Nana (1996). Pembinaan dan pengembangan kurikulum di sekolah. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
http://lsmnur.blogspot.com/2016/05/bagaimana-melaksanakan-kurikulum.html?m=1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi merupakan sesuatu yang sangat penting di dunia yang semakin kompleks dan
majemuk seperti saat ini. Melalui fungsi-fungsinya, administrasi membantu masyarakat di dunia
untuk mencapai tujuan dengan cara efektif dan efisien. Fungsi-fungsi administrasi mulai
dari planning, organizing, directing, actuating, dan controlling merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Sehingga keterkaitan antarfungsi tersebut memudahkan seorang
pemimpin atau leader untuk menyusun dan mencapai tujuannya secara maksimal.
Dalam dunia pendidikan pun tidak dapat dilepaskan dengan administrasi. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangatlah tergantung dari komponen-komponen pendukung
dari proses pendidikan di sekolah tersebut, seperti siswa atau peserta didik, pendidik atau guru,
kurikulum, serta sarana prasarana. Semua komponen tersebut haruslah saling mendukung guna
mencapai keberhasilan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah.
Salah satu komponen yang sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan adalah siswa
atau peserta didik. Sebagai komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan, dalam proses
input dari siswa itu haruslah direncanakan sebaik mungkin, guna mendapatkan input yang
berkualitas. Sehingga administrasi kesiswaan merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan
dalam rangka mencapai penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan efektif. Dalam makalah kali
ini, akan dibahas berbagai hal yang berkaitan administrasi kesiswaan seperti halnya pengertian,
proses, tujuan, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari administrasi kesiswaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum membahas lebih mendalam mengenai administrasi kesiswaan, akan lebih baik
ketika mengetahui apa yang dimaksud dengan administrasi dan juga siswa atau peserta didik.
Menurut Drs. Ngalim Purwanto, administrasi adalah suatu proses dari semua kegiatan
bersama dengan memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia baik secara material, personal,
maupun spiritual dalam usaha mencapai suatu tujuan bersama secara efektif dan efisien.[2]
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan pada Bab I, Pasal
1, ayat 4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Administrasi siswa adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja serta pembinaan secara continue terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan
yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien,
demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Gunawan, 1996:80).
1. Pupil Inventory
adalah gambaran data siswa yang ada dalam lembaga sekolah untuk mengetahui keadaan-keadaan
siswa yang akan masuk sekolah dan juga untuk mengetahui pertumbuhan jumlah penduduk
terutama pada usia anak sekolah. Data ini untuk menyusun perencanaan sarana prasarana, tenaga
guru, termasuk juga perencanaan keuangan untuk anggaran biaya sekolah tersebut. Dan data pupil
Inventory dapat digunakan menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang. (semua data
harus ada pada administrator pendidikan/sekolah).
2. Pupil Accounting
adalah data mengenai keterangan perilaku siswa di sekolah, terutama masalah absensi. Seperti,
mengapa siswa terlambat masuk sekolah, atau mengapa siswa tidak masuk sekolah, masalah ini guru
harus mengetahui penyebab-penyebabnya sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah-
masalah tersebut.
adalah pelayanan dan usaha-usaha sekolah untuk mengembangkan prestasi siswa, pelayanan
tersebut berupa bimbingan konseling yaitu dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada
siswa, sehingga para siswa sadar tentang potensi bakat mintanya, kemampuannya dan mampu
memecahkan masalah-masalahnya sendiri (tanpa paksaan), termasuk juga dengan kesadaranya
sendiri dapat mengaplikasikan pelajaran yang telah diajarkan dalam kehidupanya sehari-hari.[3]
1. Melakukan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat murid meninggalkan
sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu, serta menunjang proses
pembelajaran sehingga lancar, teratur, dan memberikan kontribusi pada tujuan pendidikan.
3. Dapat memetakan asal siswa baik itu daerah asal ataupun sekolah asal siswa, serta setelah lulus kita
juga dapat memetakan penyebaran lulusan siswa tersebut.
4. Dapat membuat suatu lingkungan pembelajaran yang nyaman, karena adanya tata tertib yang
tetrulis untuk siswa.
Dalam penerimaan siswa baru ini perlu direncanakan dengan baik, agar penerimaan siswa
baru dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal ini, juga harus memperhatikan
hari-hari libur sekolah atau hari Ahad, agar tidak terjadi tabrakan dengan regristrasi siswa yang lama.
Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru (PSB)
atau panitia penerimaan murid baru (PMB). Dalam kegiatan ini Kepala Sekolah membentuk panitia
atau menunjuk beberapa orang Guru untuk bertanggung jawab pada tugas tersebut. Setelah para
siswa diterima lalu dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik, mental dan
emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.[4]
Pada tahap penerimaan, tentu saja setiap orang atau individu memiliki kesempatan yang
sama untuk mengikuti sebuah pembelajaran di sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena hal
tersebut, lembaga pendidikan harus mempersiapkan segala hal untuk menjaring calon-calon peserta
didiknya. Ketika berbicara mengenai penerimaan Peserta didik, haruslah memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.[5]
Kebijakan penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai jumlah peserta didik
yang dapat diterima di lembaga pendidikan tersebut sesuai dengan kondisional lembaga pendidikan
tersebut, seperti daya tampung, kriteria yang dapat diterima, sarana prasarana, tenaga kependidikan
yang ada, jumlah peserta didik yang tinggal kelas, dsb. Selain itu kebijakan penerimaan peserta didik
baru juga memuat mengenai sistem penerimaan, waktu penerimaan, serta personalia-personalia
yang akan terlibat dalam proses penerimaan.
Berbicara mengenai sistem penerimaan, ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru,
yaitu sistem promosi dan sistem seleksi.
Sistem promosi merupakan sistem penerimaan yang tidak menerapkan seleksi dalam
penerimaan peserta didik baru. Sehingga setiap siswa yang telah mendaftar, akan secara langsung
diterima oleh lembaga pendidikan tersebut sebagai peserta didik baru.
Sistem seleksi adalah sistem penerimaan peserta didik baru yang menerapkan seleksi atau
penyaringan terhadap peserta didik yang telah mendaftar. Ada tiga macam sistem seleksi, yaitu
melalui seleksi DANEM, seleksi Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK), dan seleksi berdasar hasil
ujian masuk.
Seleksi melalui DANEM, berarti ketika calon peserta didik masuk dalam ranking yang ditentukan
oleh sekolah, maka peserta didik tersebut dinyatakan lolos seleksi. Pada sistem ini, sekolah telah
terlebih dahulu menentukan daya tampung dari peserta didik yang akan diterima.
Seleksi PMDK, berarti seleksi melalui penelusuran prestasi yang telah diperoleh oleh calon
peserta didik bisa melihat dari nilai rapor atau melalui piagam penghargaan yang telah dia peroleh.
Seleksi ini memberi kesempatan pada peserta didik yang unggul di sekolah sebelumnya untuk dapat
meneruskan ke jenjang berikutnya sesuai dengan bakat dan minat yang ada pada dirinya.
Sistem seleksi tes masuk, berarti calon peserta didik yang akan mendaftar untuk masuk ke
sekolah atau lembaga pendidikan tersebut, harus melalui seleksi dengan ujian atau tes masuk. Ketika
calon peserta didik mampu menyelesaikan tes dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
maka calon peserta didik tersebut akan diterima. Sebaliknya, ketika calon peserta didik tersebut
tidak dapat menyelesaikan, maka ia dinyatakan gagal.
Sistem ini lazimnya melalui beberapa tahap, yakni seleksi administrasi (persyaratan-persyaratan)
dan selsksi akademik (kemampuan akademik)
Kriteria adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk diterima
sebagai peserta didik. Kriteria penerimaan peserta didik ada tiga macam, kriteria acuan patokan
(standard criterian referenced), kriteria acuan norma (Norm criterian referenced), dan kriteria
berdasar daya tampung sekolah.
Kriteria acuan patokan merupakan penerimaan berdasarkan syarat atau kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya. Sedangkan kriteria acuan norma adalah penerimaan berdasarkan
keseluruhan prestasi yang diperoleh, dijumlah, dan direrata. Kriteria berdasar daya tampung
sekolah adalah penerimaan berdasar daya tampung yang telah ditentukan sehingga memenuhi
kriteria ketika didalam cakupan daya tampung yang telah ditentukan.
Konsekuensi dari adanya kriteria ini adalah ketika ada calon peserta didik yang tidak memenuhi
kriteria yang telah ditentukan, maka calon peserta didik akan dinyatakan gagal atau tidak diterima.
Berikut ini adalah prosedur penerimaan peserta didik di lembaga pendidikan atau sekolah yakni
pembentukan kepanitiaan penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru,
pembuatan, pemasangan, atau pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi,
penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman dan registrasi peserta didik yang diterima.
Sebagai bentuk pengorganisasian dan pembagian tugas, perlu adanya pembentukan
kepanitiaan sehingga pelaksanaan penerimaan peserta didik baru mampu berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Mengenai format dari kepanitiaan, seperti kepanitiaan lain ada unsur ketua, sekretasis,
bendahara, serta seksi-seksi seperti seksi pendaftaran, seksi publikasi, seksi kesekretariatan, seksi
pengawasan, dll, dengan tanggung jawab tugas masing-masing.
Setelah terbentuk kepanitiaan, prosedur berikutnya adalah rapat kepanitiaan tersebut
mengenai ketentuan-ketentuan penerimaan peserta didik baru yang hasilnya akan dipublikasikan
sebagai langkah promosi atau pengenalan terhadap sekolah atau lembaga pendidikan tersebut.
Hasil rapat tersebut dituliskan atau didokumentasikan dalam sebuah buku notulen rapat, agar
tercatat apa yang telah dibahas dalam rapat tersebut, sehingga dapat dilihat secara jelas mengenai
hasil keputusan rapat tersebut.
Setelah hasil rapat mengenai ketentuan penerimaan peserta didik baru telah mencapai suatu
kesepakatan, maka langkah selanjutnya adalah membuat suatu promosi atau pemberitahuan
mengenai penerimaan peserta didik baru kepada masyarakat. Isi dari promosi atau peberitahuan
tersebut bisa berupa
Bisa dijelaskan mengenai visi, misi, fasilitas sarana prasarana, prestasi, dll. Dengan diberikan
mengenai gambaran sekolah, calon peserta didik mampu mengetahui kualitas dari sekolah tersebut.
Misalnya syarat masuk sekolah dasar: Sudah berumur 7 tahun. Apabila semua anak yang
berumur 7 tahun sudah tertampung, maka prioritas penerimaan adalah anak yang berusia 8, 9, 10,
11, 12, dan 6.
3. Cara mendaftar
Dijelaskan mengenai prosedur pendaftaran dengan cara online atau langsung ke sekolah
harus dijelaskan secara jelas. Sehingga memudahkan calon peserta didik dalam menyiapkan
berbagai hal yang berkaitan dengan pendaftaran.
Memuat mengenai waktu dan tempat terkait dengan pendaftaran, proses seleksi,
pengumuman beserta registrasi.
5. Uang pendaftaran
Memuat keterangan tentang biaya pendaftarab dan kepada siapa harus membayar (bank atau
langsung ke sekolah).
Pada saat pendaftaran, yang harus dipersiapkan adalah berupa loket pendaftaran, loket
informasi, dan formulir pendaftaran beserta petunjuk pengisian agar membantu calon peserta didik
dalam mengisi formulir. Contoh Formulir lihat lampiran 2.
Formulir pendaftaran ini dimaksudkan untuk mengetahui identitas calon dan untuk pengisian
buku induk sekolah.
Seleksi calon peserta didik ini sangat bergantung pada sistem seleksi yang dianut oleh sekolah
atau lembaga pendidikan. Ketika menggunakan seleksi tes, maka sekolah perlu menyiapkan sarana
prasarana untuk mendukung dan melayani calon peserta didik untuk mengikuti serangkaian tes yang
telah direncanakan. Perlu adanya petunjuk yang jelas baik untuk peserta atau pengawas tes,
sehingga tes dapat berjalan tertib, jujur, dan lancar.
f. Penentuan peserta didik yang diterima
Penentuan diterima atau tidaknya sangat bergantung pada sistem seleksi juga. Ketika
menggunakan sistem DANEM, maka siswa yang berada pada ranking yang telah ditentukan, maka
dinyatakan lolos.
Begitu pula ketika dengan sistem tes, ketika hasil tes sesuai dengan kriteria dinyatakan
diterima.
Setelah melalui proses seleksi dan telah ditentukan diteima atau tidak, maka prosedur
selanjutnya adalah malakukan pengumuman.
Pengumuman dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka. Tertutup berarti bersifat privasi
dan pribadi, jadi yang mengetahui hanya siswa yang bersangkutan, sedangkan terbuka berarti
pengumuman bersifat umum, dan setiap peserta dapat melihat hasil yang didapat peserta lain.
Setelah diumumkan dinyatakan diterima proses selanjutnya adalah registrasi atau daftar
ulang untuk mengisi buku induk sekolah.
Setelah melalui proses seleksi penerimaan, peserta didik yang dinyatakan lolos haruslah
dicatat sebagai siswa baru di sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. Catatan-catatan yang
dimaksud adalah
Buku yang digunakan untuk mencatat data semua anak yang pernah atau sedang mengikuti
pembelajaran di sekolah tersebut.[6] Buku induk biasanya dicatat dalam buku besar. Data yang ada
dalam buku induk ini harus lengkap meliputi nomor urut, nomor induk, data dan identitas siswa yang
diambil dari formulir pendaftaran. Lihat lampiran 3.
Buku induk merupakan kumpulan data siswa sepanjang masa di sekolah itu. Dalam buku induk
ini juga berisi data prestasi siswa dari tahun ke tahun. Catatan dalam buku induk ini harus jelas,
bersih dan rapi.
2. Buku klapper
Buku klaper ini membantu buku induk yang memuat data siswa yang penting-penting.
Pengisiannya dapat diambil dari buku induk, tetapi tidak selengkap buku induk. Kegunaan utama
buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data siswa, apalagi jika belum diketahui nomer
induknya.
Buku ini untuk mancatat siswa yang meminta bimbingan dan yang telah mengikutibimbingan
dan penyuluhan.
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan pada siswa dengan memperhatikan
kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan
yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap
sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Prinsip bimbingan:
a. Prinsip umum.
Prinsip ini terbentuk dari sikap dan tingkah laku yang terlihat dari berbagai aspek kepribadian yang
unik dan kompleks dari siswa tersebut.
b. Prinsip khusus berhubungan dengan individu (program bimbingan berpusat pada murid) dan yang
berhubungan dengan individu yang dibimbing (petugas hendaknya menggunakan informasi yang
tersedia mengenai individu yang dibimbingnya).
a. Tujuan umum, yaitu mengembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuan di sekolah.
b. Tujuan khusus, yaitu mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan dan bakat murid secara
tepat.
1. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah.
2. Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu guru dalam menyampaikan
pelajaran yang disesuaikan dengan bakat, minat dan kepribadiannya.
3. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang lebih baik.
Bimbingan ini dilakukan untuk melayani siswa yang menghadapi kesulitan dan membantunya
dalam membuat rencana/mengambil keputusan sendiri dengan menyertakan guru dan personel
sekolah lainnya dalam membantu siswa.
a. Buku daftar nilai, merupakan buku yang digunakan guru untuk mencatat nilai mentah yang didapat
dari ulangan harian atau ulangan umum sertanilai lainnya.
b. Buku legger, buku yang memuat semua nilai untuk semua mata pelajaran dalam periode tertentu.
Buku legger diisi oleh seorang wali kelas yang mendapat nilai dari guru-guru lain yang mengajar di
kelas yang diampunya.
6. Buku raport
Buku yang memuat laporan hasil belajar siswa yang bersangkutan dalam mengikuti
pembelajaran di sekolah tersebut.
7. Buku Mutasi
Buku yang digunakan untuk mencatat adanya murud-murid yang pindah.
Sebagian besar siswa dikelompokan berdasarkan sistem kelas. Di sekolah dasar ada 6
pengelompokkan kelas, sedangkan pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan tingkat atas baik
sekolah umum/kejuruan ada 3 pengelompokkan kelas dan diberikan pelajaran dengan sistem
klasikal.
Jenis-jenis pengelompokan peserta didik menurut Mitchun (1960), ada du jenis
pengelompokan, yaitu
1. Ability group, pengelompokan ini dilakukan di setting sekolah, yakni pengelompokan berdasarkan
tingkat kepandaian dari peserta didik.
2. Sub-grouping with in the class, pengelompokan yang dilakukan di setting kelas, di mana di dalam
kelas dibentuk kelompok-kelompok kecil berdasarkan karakteristik ondividu, seperti pengelompokan
berdasarkan minat, pengelompokan berdasar kebutuhan khusus, pengelompokan beregu, dsb.[7]
Setelah mengikuti proses seleksi dan diterima dan melakukan pendaftaran ulang untuk
dicatat sebagai peserta didik, maka peserta didik baru memasuki masa orientasi.
Yang dimaksud dengan orientasi adalah pengenalan. Pengenalan ini meliputi lingkungan fisik
dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik adalah sarana prasarana seperti laboratorium,
lapangan olah raga, koperasi sekolah, dan fasilitas-fasilitas sekolah lainnya. Sedangkan lingkungan
sosial yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru dan staf serta teman sekelas dan sebaya, serta
kakak kelasnya.
b. Menyiapkan secara fisik, mental, dan emosional peserta didik agar siap menghadapi lingkungan baru
mereka.
2. Fungsi orientasi peserta didik baru
a. Bagi peserta didik adalah wahana untuk mengenalkan dirinya kepada lingkungan barunya, seperti
kepada teman sekelas, dan sebagai wahana untuk mengetahui lingkungan barunya.
b. Bagi personalia sekolah dan tenaga kependidikan, sebagai titik tolak dalam memberikan pelayanan
yang mereka butuhkan. Hal –hal yang dapat dilakukan adalahn mengenalkan tata tertib siswa, guru,
perpustakaan, laboratorium, dsb. kepada peserta didik baru,
c. Bagi kakak kelas peserta didik, sebagai sarana mengetahui atau menelusuri secara mendalam
mengenai peserta didik baru, berkaitan dengan estafet kepemimpinan dalam organisasi.
Menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal : 1 Mei 1974, No.
14/U/1974, tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengataur kehidupan sekolah
sehari-hari dan mengandung sangsi terhadap pelanggarannya.[10]. Tata tertib siswa ini merupakan
bagian dari tata tertib sekolah. Tata tertib siswa ini memuat mengenai aturan-aturan yang
menyatakan boleh-tidak boleh, benar-tidak benar, layak-tidak layak, untuk ditaati oelh peserta didik
dan mengandung hukuman sebagai konsekuensi bagi siswa yang melanggar aturan-aturan yang
telah ditentukan. Contoh tata tertib lihat lampiran 4.
Tujuannya agar terdapat suatu standar tingkah laku, menjunjung tinggi citra peserta didik,
serta dapat mewujudkan suatu kedisplinan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
Evaluasi hasil belajar peserta didik perlu dilakukan agar diketahui perkembangan mereka dari
waktu ke waktu. Alasan lain perlu dilakukan evaluasi adalah tingkat pemahaman dan penguasaan
peserta didik mengenai pelajaran, letak kesulitan, kemampuan guru dalam mengajar dapat diketahui
setelah adanya evaluasi, selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengelompokan
peserta didik.
Fungsi dari evaluasi peserta didik adalah untuk mendapatkan data, informasi kemajuan
belajar dan kemunduruan, sebagi bahan untuk menentukan sikap terhadap kelanjutan peserta didik.
Teknik-teknik evaluasii dapat dengan menggunakan tes ataupun nontes, seperti observasi,
wawancara, angket, dsb.
Setelah adanya evaluasi dan telah menghasilkan data, maka harus ada tindak lanjut dari
evaluasi tersebut, tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah melakukan pengayaan, remedial,
mengulang pelajaran,mengadakan promosi,.kenaikan, atau penurunan, serta harus adanya
pelaporan.
Maksud pembinaan perserta didik adalah mengusahakan agar merka dapat tumbuh dan
berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila.
a. meningkatkan peran serta dan inisiatifnya untuk menjaga dan embina sekolah sebagai
wiyatamandala, sehingga terhingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan
kebuyaan nasional;
b. menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar lingkungan sekolah;
e. menumbuhan sikap berbangsa dan bernegara meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat
serta nilai-nilai 1945;
f. meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta rekreasi, dalam wadah Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS).
Kenakalan Anak (Juvenile Delinquency) sebagai perbuatan anti sosial atau perbuatan
penyelewengan/pelanggaran terhadap norma masyarakat yang dilakukan oleh/anak/remaja tak
pernah luput dari perhatian kita.
1. Penyebab-penyebabnya, seperti:
2. Gejala-gejala yang memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepada masalah kenakalan anak harus
dapat dideteksi secepat mungkin dan secermat mungkin.
3. Untuk menentukan langkah yang tepat dalam penangkalan dan penanggulangan kenakalan anak,
beberpa faktor dan kondisi penyebab perku kita ketahui.
BAB III
KESIMPULAN
1. Administrasi siswa adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja
serta pembinaan secara continue terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang
bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, demi
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Gunawan, 1996:80).
a. Melakukan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat murid meninggalkan
sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu, serta menunjang proses
pembelajaran sehingga lancar, teratur, dan memberikan kontribusi pada tujuan pendidikan.
d. Dapat membuat suatu lingkungan pembelajaran yang nyaman, karena adanya tata tertib yang
tetrulis untuk siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Subroto, Suryo, 1984, “Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah”, Jakarta: Bina Aksara.
PENDAHULUAN
1. latar belakang
Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup dengan kualitas yang baik, sangat dibutuhkan
setiap organisasi dimanapun dalam menyelenggarakan kegiatannya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Tanpa adanya sarana dan prasarana, mustahil tujuan akan dapat dicapai. Demikian
halnya kantor, tempat berlangsungnya kegiatan yang berkaitan dengan ketatausahaan atau
administrasi yang sangat memerlukan sarana dan prasarana kantor.
Agar semua kegiatan yang berhubungan dengan perbekalan kantor baik yang bersifat
administrasi maupun teknis operasional dapat dijalankan dengan baik dan efisien, maka pelaksanaan
atau pengelolaan sarana dan prasarana kantor harus dilakukan dengan baik.
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang sacara
langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan itu sendiri.
Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah akan administrasi sarana dan
prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan memahaminya
dengan sungguh sungguh, maka dari itu kami menyusun makalah ini
2. Perumusan masalah
Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui penjelasan tentang apa sarana dan prasarana.
3) Untuk mengetahui penjelasan tentang apa saja proses administrasi sarana dan prasarana.
4) Untuk mengetahui penjelasan tentang apa peran guru dalam administrasi sarana dan prasarana.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah meningkatkan pengetahuan kelompok dan
pembaca tentang administrasi sarana dan prasarana agar dapat memahami konsep
administrasi sarana dan prasarana dan dapat menerapkan konsep dan teori administrasi sarana dan
prasarana pada dunia pendidikan yang akan dimasuki mahasiswa kependidikan.
PEMBAHASAN
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses( usaha, pembangunan, proyek).
Sedangkan secara etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai
tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah,lapangan olahraga,
uang,dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya;
ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dsb.
Dengan demikian dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana
pendidikan adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Dilihat dari habis tidaknya dipakai, sarana pendidikan ada dua yaitu: sarana pendidikan yang
habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa
habis dalam waktu yang relatif singkat. Seperi : Kapur, bahan kimia dan sebagainya.
b. Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan
secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Seperti : Kursi, meja, papan tulis dan
sebagainya.
Terbagi dua yaitu : sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak.
a. Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah
sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah, dsb.
b. Sarana pendidikan tidak bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat
sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : alat pelajaran, alat peraga, dan media
pengajaran.
Adapun Prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
1) Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang
teori, ruang perpustakaan, ruang praktek keterampilan, dan ruang laboratorium.
2) Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi
secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor,
kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan
tempat parkir kendaraan.
a. Perencanaan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu proses analisis dan
penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga muncullah istilah
kebutuhan yang diperlukan (primer) dan kebutuhan yang menunjang. Dalam proses perencanaan ini
harus dilakukan dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana dan prasarana
yang dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya dan kendalanya (manfaat yang didapatkan), beserta harganya.
Berkaitan dengan ini Jones (1969) menjelaskan bahwa perencanaan pengadaan
perlengkapan pendidikan di sekolah harus diawali dengan analisis jenis pengalaman pendidikan yang
diprogaramkan di sekolah. Menurut Sukarna (1987) adalah sebagai berikut:
a) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja
dan mengiventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.
b) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu
semester atau satu tahun ajaran.
c) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumya.
d) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. Dalam hal ini,
jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua kebutuhan yang diperlukan, maka
perlu diadakan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan
melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan. Semua perlengkapan yang urgen didaftar dan
didahulukan pengadaannya.
e) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran yang
tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas.
b. Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiatan penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang
pelaksanaan tugas. Karena fungsi dan kegiatan setiap organisasi berbeda, maka pengadaan sarana
dan prasarana kantor juga tidak selalu sama antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain.
Dalam mengadakan sarana dan prasarana tersebut harus dilakukan perencanaan terlebih dahulu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan sarana dan prasarana kantor, antara
lain :
Tentukan jenis, kuantitas, dan kualitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Sesuaikan antara kebutuhan sarana dan prasarana dengan biaya yang tersedia.
Dalam pengadaan sarana dan prasarana kantor, maka ada seksi perbekalan yang memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut :
a) Penelitian kebutuhan perlengkapan kerja, baik mengenai jumlah maupun mutu. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam penelitian dan penentuan kebutuhan perlengkapan kerja adalah faktor
fungsional, faktor ongkos, faktor prestise, faktor standarisasi dan normalisasi.
b) Standarisasi dan perincian benda. Langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk mengusahakan
standarisasi ialah :
Klasifikasi alat-alat, menggolong-golongkan alat-alat yang berfungsi sejenis atau menghasilkan barang-
barang tertentu yang sama.
Standarisasi alat-alat dengan pertimbangan untuk penggunaan dalam jangka waktu lama dan
pertimbangan efisiensi kerja.
c) Pembelian benda perbekalan. Beberapa pertimbangan pokok dalam pembelian alat-alat atau
barang-barang ialah:
Sedapat mungkin mengurangi pembiayaan baru dengan mencari benda-benda yang dibutuhkan dari
benda-benda yang merupakan kelebihan.
Menimbulkan kompetensi diantara produsen dengan membuat spesifikasi atas benda-benda yang
akan dibeli , dan mengadakan penelitian yang seksama diantara produsen dengan baik.
Mempertimbangkan semua biaya bagi barang-barang perbekalan tersebut sampai siap digunakan.
d) Pengiriman barang. Dalam pengadaan barang perbekalan dibutuhkan aktivitas pengiriman yang
dapat dilakukan melalui jalan darat, laut maupun udara.
c. Inventaris
Pengadaan semua sarana dan prasarana kantor memerlukan biaya tinggi, termasuk semua
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaannya. Untuk itu diperlukan kegiatan inventarisasi.
Inventarisasi sarana dan prasarana kantor adalah semua kegiatan dan usaha untuk memperoleh
data yang diperlukan mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki. Secara singkat inventarisasi
dapat diartikan sebagai pencatatan terhadap sarana dan prasarana. Inventarisasi yang dilakukan di
setiap organisasi bisa saja berbeda, namun pada dasarnya semua dilakukan dengan tujuan yang
sama. Tujuan inventarisasi sarana dan prasarana antara lain :
d. Penyaluran
Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan barang dan tanggung jawab dari
instansi / pemegang yang satu kepada instansi / pemegang yang lain. Kegiatan penyaluran barang
meliputi tiga bagian yaitu :
1. Penyusunan Alokasi
2. Pengiriman Barang
Pengiriman barang dari pusat-pusat penyalur barang perlu memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut : cara pengiriman, pengemasan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkarang.
3. Penyerahan Barang
Dalam penyerahan barang hendaklah tidak dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan
barang, surat pengantar, faktur, tanda terima peyerahan barang, biaya pengiriman dan sebagainya.
Pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain:
Pemeliharaan sehari-hari
Pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan setiap hari, biasanya dilakukan oleh petugas
atau karyawan yang menggunakan barang dan bertanggung jawab atas barang tersebut, misalnya
pemeliharaan ruang kerja, mesin tik, komputer, dan mobil. Pemeliharaan barang-barang tersebut
harus dilakukan setiap hari agar kebersihannya tetap terjaga dan menghindari kerusakan yang lebih
besar.
Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala dilakukan menurut jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, dua
minggu sekali, sebulan sekali atau dua bulan sekali. Pemeliharaan berkala dapat dilakukan untuk
berbagai jenis sarana dan prasarana dan biasanya dilakukan oleh petugas yang khusus menangani
pemeliharaan barang.
Pemeliharaan barang bergerak dapat dilakukan setiap hari maupun secara berkala. Contoh:
kendaraan bermotor, mesin kantor, dan alat elektronik.
Pemeliharaan barang tidak bergerak juga dapat dilakukan setiap hari atau secara berkala untuk
mengetahui sampai sejauh mana kualitas barang tersebut masih dapat digunakan. Contoh:
membersihkan debu-debu yang menempel pada alat,sebaiknya dilakukan setiap hari agar alat dapat
selalu terjaga kebersihannya, juga untuk mencegah kerusakan. Instalasi listrik dan air dapat
dilakukan secara berkala.
f. Penghapusan
Penghapusan merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/
menghilangkan barang-barang milik Negara dari daftar inventaris negara berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a) Pengeluaran yang semakin besar untuk biaya perawatan dan perbaikan / pemeliharaan terhadap
barang yang semakin buruk kondisinya.
b) Pemborosan biaya untuk pengamanan barang-barang kelebihan atau barang lain yang karena
beberapa sebab, tidak dapat dipergunakan lagi.
g. Pengawasan
Seluruh kegiatan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan tidak bisa berjalan sendiri tanpa
dikendalikan dan diawasi, artinya setiap kegitan masing-masing akan dimonitoring setiap saat oleh
pimpinan organisasi serta diperhatikan kerja samanya satu sama lain.
Pengawasan bukan merupakan suau pengaturan yang kaku dan akan membatasi ruang gerak
masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi merupakan koordinasi serta akselerasi bagi seluruh fungsi
pengelolaan administrasi, sehingga pemborosan waktu, tenaga dan biaya dapat dihindarkan.
Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tertuang di dalam
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45 ayat (1) yaitu ”setiap satuan pendidikan formal dan
nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan
kejiwaan peserta didik.” (Mohammad Syaifuddin, 2007 : 2.36).
2. Terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu pengajaran yang digunakan guru.
1. Kesimpulan
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau
tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses( usaha, pembangunan, proyek).
Dengan demikian dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana
pendidikan adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Adapun peran guru dalam administrasi sarana prasarana sekolah:terlibat dalam perencanan
pengadaan alat bantu pengajaran, terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu
pengajaran yang digunakan guru., pengawasan dalam penggunaan alat praktek oleh siswa
2. Saran
Dengan membaca makalah ini dan mengetahui apa itu sarana dan prasarana, administrasi
sarana dan prasarana, proses administrasi sarana dan prasarana, dan peran guru dalam administrasi
sarana dan prasarana diharapkan mahasiswa (calon guru/tenaga pendidik) dapat memahami dan
mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan.
http://medinalorenza.blogspot.com/2015/04/administrasi-sarana-dan-prasarana.html?m=1
makalah singkat Administrasi Personal
ADMINISTRASI PERSONAL
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di dalam berlangsungnya kegiatan sekolah maka unsur manusia merupakan unsur penting,
Karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia
yang menjalankannya. Administrasi personal sekolah adalah segenap proses penataan personel
disekolah.
Administrasi personal atau biasa juga disebut sebagai administrasi kepegawaian adalah
suatu seni untuk memilih pegawai-pegawai baru dalam mempekerjakan pegawai-pegawai yang telah
ada ( pegawai-pegawai lama ) sedemikian rupa, sehinga diperoleh atau dicapai hasil atau faedah dan
pelayanan yang sebesar-besarnya, baik mengenai kualitas maupun mengenai kuantitas dan tenaga
kerja itu.Makalah administrasi personal (kepegawaian) ini merupakan bagian dari mata kuliah
administrasi pendidikan.Dengan demikian anda perlu memahaminya secara utuh dalam konteks
administrasi pendidikan.
Sebagai calon guru, anda lebih menekuni masalah-masalah yang berhubungan dengan proses
belajar mengajar sehingga perhatian terhadap administrasi kepegawaian sekolah hampir atau
bahkan lepas dari perhatian anda. Tentu saja sebaiknya hal ini tidak boleh terjadi. Mungkin sewaktu-
waktu anda akan diminta bantuan atau ditugaskan oleh kepala sekolah untuk melaksanakan
ketatausahaan kepegawaian ataupun turut berpartisipasi dan memikirkan pembinaan iklim dan
lingkungan kerja yang memungkinkan terjaminnya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Dengan demikian, pengetahuan tentang administrasi kepegawaian dapat memperkaya wawasan dan
berguna untuk mengembangkan kemampuan propesional.Terutama jika tiba saatnya kelak anda
harus mengelola dan memimpin sekolah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka hal yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
mengenai:
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat kita ketahui tujuan dari administrasi personal
adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
Administrasi personal atau biasa juga disebut sebagai administrasi kepegawaian adalah
suatu seni untuk memilih pegawai-pegawai baru dalam mempekerjakan pegawai-pegawai yang telah
ada ( pegawai-pegawai lama ) sedemikian rupa, sehinga diperoleh atau dicapai hasil atau faedah dan
pelayanan yang sebesar-besarnya, baik mengenai kualitas maupun mengenai kuantitas dan tenaga
kerja itu[1].Adapun pengertian administrasi kepegawaian dalam arti luas dan sempit adalah sebagai
berikut :
1.Administrasi kepegawaian dalam arti luas, yakni yang menyangkut kebijaksana (policy) penerimaan
(seleksi), penempatan, pembinaan dalam menciptakan perangkat kepegawaian yang stabil,
berprestasi, berkelangsungan dan setia pada organisasi kerja.
2. Administrasi kepegawaian dalam arti sempit, yakni kegiatan yang menyangkut tata usaha
kepegawaian dalam memenuhi haknya antara lain mengenai memproses surat-menyurat
pengangkatannya, pemindahannya, kenaikan pangkatnya, pemberhentiannya dan lain-lain.(Nawawi
Handari:1981)
Setiap personal sekolah mempunyai tugas yang sudah digariskan dan ditetapkan oleh
sekolah.Tugas ini merupakan bagian dari pekerjaan dan kedudukan.Tugas tiap personal disusun
berdasarkan pekerjaan dan kedudukannya.Oleh karena itu, tiap personal memiliki tugas yang
berbeda.Dengan demikian tugas personal sekolah yang dikemukakan di sini.Meliputi tugas kepala
sekolah, tugas guru, dan tugas tata usaha sekolah. Rincian tugas-tugas iu adalah sebagai berikut:
Peranan kepala sekolah adalah sangat penting dalam menentukan operasional kerja
harian,mingguan,bulanan,semesteran,dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika
pendidikan di sekolah. Pemecahan problematika msalah ini sebagai komitmen dalam meningkatkan
mutu pendidikan melalui supervisi pengajaran,konsultasi,dan perbaikan-perbaikan penting guna
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kepala sekolah berusaha menghubungkan tujuan sekolah dengan sekolah dan
memaksimalkan kreatifitas, setiap kepala sekolah membawa pengaruh besar terhadap pengajaran
untuk kebaikan atau keburukan.[2] (Syaiful Sagala:2009:170-171)
Kedudukan kepala sekolah iu dinyatakan sebagai kepala dan pemimpin. Sebagai kepala ia
tergolong sebagai administrator yang tugasnya melaksanakan kebijaksanaan peraturan dan
ketentuan yang telah digariskan dan ditetapkan oleh instansi atau lembaga yang lebih tinggi. Dengan
kata lain, kepala sekolah itu adalah administrator yang mengemban tugas atasan. Di lain pihak
kepala sekolah diangkat dan dipilih dari kalangan guru, berpendidikan guru dan berpengalaman
dalam bidang keguruan. Atas dasar ini, sebenarnya kepala sekolah itu berkedudukan sebagai
pemimpin guru. Maka syarat seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut :
a. Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
b. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama di sekolah yang sejenis dengan sekolah yang
dipimpinnya.
c. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat kepribadian yang diperlukan
bagi kepentingan pendidikan.
d. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama mengenai bidang-idang pengetahuan
pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang dipimpinnya.
e. Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan pengembangan sekolahnya
Dalam mengatur kepegawaian kepala sekolah bertanggung jawab dalam hal-hal berikut:
Agar kegiatan kepala sekolah dapat mencapai sasaran secara optimal diperlukan adanya
jadwal kerja kepala sekolah yang meliputi kegiatan-kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan,
caturwulanan dan tahunan. Daftar kegiatan yang dilakukan seorang kepala sekolah setiap hari antara
lain:
a).Memeriksa daftar hadir guru, tenaga tekhnis kependidikan dan tenaga tata usaha.
c).Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang menunjang proses belajar-
mengajar.
f).Mengatasi berbagai kasus (masalah) yang terjadi di sekolah pada hari itu.
g).Memeriksa segala sesuatu menjelang sekolah itu usai.
2.Tugas guru
Sejak sekolah atau lembaga pendidikan formal ada, ketiga bidang tadi telah ada atau telah
dilaksanakan. Terutama bimbingan siswa, pelakunya adalah guru, guru sebagai
pendidik,pengajar,administrator dan juga pembimbing siswa.(Engkoswara:2010:262-263)
1.Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang program pengajaran
melakukan kegiaan :
2.Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah sebagai wali kelas melakukan
kegiatan :
3.Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah dibidang bimbingan dan
penyuluhan melakukan kegiatan :
a). penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan karir dan agama meliputi:
waktu kegiatan, metode, peralatan dan biaya teknik, serta petugas bimbingan
b).koordinasi dengan wali kelas penanggung jawab bidang pembinaan murid dan wali murid
c).penyusunan dan pelaksanaan program bekerja sama dengan instansi lain yang relevan
Pegawai tata usaha sekolah tergolong tenaga administrasi yang diangkat secara formal.
Kedudukannya dalam administrasi ada di bawah kepala sekolah. Pekerjaannya menjalankan
kegiatan administrasi tertentu yang telah di tetapkan oleh struktur dan fungsi sekolah secara formal,
di bawah pengaturan kepala sekolah. Tugasnya adalah mengatur dan melaksanakan kegiatan
administrasi yang berhubungan dengan ketatalaksanaan kantor sekolah.
Kegiatan administrasi kantor sekolah dilaksanakan oleh tata usaha sekolah dan
pelaksanaanya mencakup, antara lain hal-hal sebagai berkut :
1.Pengolahan Surat
Dalam pengurusan surat digunakan buku agenda kembar atau kartu kendali yang terdiri
atas:
2.Pengolahan Arsip
Arsip-arsip sebagai pusat ingatan, sumber informasi dan sumber penelitian bagi sekolah
harus dikelola dengan baik, dengan cara sebagai berikut :
a. Sistem penataan atau penyimpangan arsip yang dapat dipergunakan sebagai dasar penataan atau
penyimpangan dapat berupa sistem abjad, sistem tanggal atau sistem wilayah.
b. Arsip-arsip yang penting dan permanen (tetap), harus dirawat dan dijaga agar terjamin
keamanannya, antara lain arsip-arsip yang menyangkut akte tanah, akte pendirian gedung, akte
status sekolah dan lain-lain.
a. Pengadaan Guru
Jabatan personal sekolah yang selalu rawan adalah guru. Pada suatu saat sekolah mengalami
kekurangan guru, tetapi dilain waktu mengalami kekurangan guru. Sering terjadi kekurangan guru
dalam mata pelajaran tertentu, sedangklan untuk suatu mata pelajaran lain kelebihan guru. Untuk
mengatasi dan memperkirakan keperluan guru pada suatu sekolah dapat digunakan cara-cara
tertentu, seperti melakukan perhitungan. Beberapa cara menghitung kebutuhan guru dikemukakan
di bawah ini :
Untuk sekolah calon personaliti telah diatur secara baku oleh instansi yang berwenang.
Sekolah tinggal menerima pegawai yang telah dipilih dan diseleksi oleh instansi tersebut.Namun
demikian, sampai batas-batas tertentu sekolah dapat saja mengusulkan calon untuk diseleksi oleh
instansi tersebut.
Cara untuk mengenal dan menarik calon pegawai dapat macam-macam, tergantung pada
keadaan dan keperluan sekolah, cara yang umum, baik untuk sekolah atau perusahaan, secara garis
besarnya dikemukakan dibawah ini.
1. Pemberitahuan melalui personal sekolah. Lowongan kerja atau keperluan guru dalam beberapa
bidang studi disampaikan kepada guru sekolah yang bersangkutan.
2. Pengumuman tertulis yang dimaksud dengan pengumuman tertulis ini adalah pemberitahuan tertulis
yang dipasang di sekolah untuk dibaca oleh umum.
3. Pengembangan Personal Sekolah
a.Pengertian dan Tujuan
Sebelum mengetahui bagaimana cara pengembangan personal sekolah ada baiknya kita
mengetahui tujuan dari mengembangkan personal sekolah itu sendiri. Pengembangan mempunyai
macam-macam arti dalam hal ini pengembangan diartikan sebagai peningkatan kemampuan,
keterampilan, cipta, karsa dan karya pada personal dalam menjalankan tugas dan memecahkan
masalahnya secara mandiri.
Ada dua alasan mengapa pengembangan personal penting bagi sekolah, atau lebih luas lagi,
bagi suatu organisasi. Pertama, sekolah akan lebih berdaya guna dan tepat guna bila personalnya
mempunyai kemampuan, keterampilan, sikap dan nilai yang tinggi. Kedua, bila sekolah atau
organisasi mmenuhi keperluan , kebutuhan dan harapan individual atau personal sehubungan
dengan tugasnya.
Sekolah dapat membantu personal sekolah dalam pengembangan personal melalui tiga
cara :
Iklim atau suasana kerja adalah persepsi personal terhadap apa yang terjadi dalam tempat
kerja. Persepsi ini meliputi pengetahuan, pemahaman, sikap, nilai dan penghargaan personal
terhadap keadaan atau situasi kerja.
Cara-cara pembinaan iklim dan lingkungan kerja secara garis besarnya dapat dikemukakan
sebagai berikut :
c.Penilaian personal
1. Penilan diagnostik, suatu penilaian yang berusaha mejalaskan dan menganalisis perilaku yang
berkaitan dengan kerja.
2. Penilaian kategori ialah penilaian yang tujuannya terutama menempatkan orang-orang dalam suatu
tingkatan atau kategori tertentu.
( Katamiharja)
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Administrasi personal atau biasa juga disebut
sebagai administrasi kepegawaian adalah suatu seni untuk memilih pegawai-pegawai baru dalam
mempekerjakan pegawai-pegawai yang telah ada ( pegawai-pegawai lama ) sedemikian rupa,
sehinga diperoleh atau dicapai hasil atau faedah dan pelayanan yang sebesar-besarnya, baik
mengenai kualitas maupun mengenai kuantitas dan tenaga kerja itu.
Pengadaan personal sekolah menyangkut soal menghitung kebutuhan personal, pencarian
dan penarikan calon pegawai serta seleksi calon personal. Pengembangan personal merupakan
kegiatan penting dalam admnistrasi personal demi terciptanya efektivitas dan efisiensi organisasi
penting karena setiap organisasi, termasuk sekolah, yang berkembang akan senantiasa mengalami
perubahan berbagai aspeknya.
Peningkatan pengembangan personal dapat dilakukan dengan cara formal maupun informal.
Cara formal berupa tugas belajar, kursus, penataran, dan lokakarya. Sedangkan cara informal berupa
bantuan dan dorongan agar personal berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikp dan
nilainya.
Terdapapat dua jenis penilaian personal, yaitu penilaian diagnostic dan penilaian
kategori.Penilaian diagnostik bertujuan memperoleh gambaran dan kejelasan dalam rangka
memperbaiki kerja dan hasilnya.Penilaian kategori bertujuan untuk mewujudkan personal dalam
tingkatan hierarklis, kelas, tingkat, dan kategori tertentu.
makalah administrasi keuangan sekolah menengah (belum selesai)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah berada ditengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan sebagai pisau bermata dua.
Mata yang pertama adalah menjaga kelestarian nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar
pewarisan nilai-nilai masyarakat berlangsung dengan baik. Mata kedua adalah sebagai lembaga yang
dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan kehidupan serta
pembangunan. Kedua fungsi ini seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan
dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu fungsi yang controversial ini, diperlukan saling
pemahaman antara sekolah dan masyrakat.
Nilai-nilai yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan tetap dijaga kelestariannya, sedang
yang tidak sesuai harus diubah. Pelaksanaan fungsi sekolah ini, terlebih sekolah menengah yang
berada di tengah-tengah masyrakat terpencil, menjadi tumpuan harapan masyrakat untuk kemajuan
mereka. Untuk dapat menjalankan fungsi ini hubungan sekolah masyarakat harus selalu baik.
Dengan demikian, terdapat kerjasama serta situasi saling membantu antara sekolah dan masyrakat.
Disamping itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, pemerintah, dan
masyarakat. Realisasi tanggung jawab itu tidak dapat dilaksanakan apabila hubungan sekolah dan
masyrakat tidak terjalin sebaik-baiknya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, jadi penulis mampu menentukan rumusan masalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, jadi penulis dapat menentukan tujuan penulisan sebagai beirikut :
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas) adalah suatu proses komunikasi antara
sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta
kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan
dan pengembangan sekolah. Kindred, balgin dan Gallagher(1976) mendefinisikan husemas ini
sebagai usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang
efisien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat.
1. Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dengan masyrakat. Masyarakat memerlukan sekolah
untuk menjamin bahwa anak-anak sebagai generasi penerus akan dapat hidup lebih baik, demikian
pula sekolah.
2. Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam pengembangan
sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah kepedulian masyarakat tentang hal-hal yang
terjadi disekolah, serta tindakan membangun dalam perbaikan sekolah.
3. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik, melalui komunikasi dua arah
yang efisien.
B. Ruang Lingkup Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Ada banyak hal yang dapat diungkapkan tentang ruang lingkup hubungan sekolah dengan
masyarakat, antara lain yaitu sebagai beikut :
Konsep hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sangat luas dan kompleks serta
beranekaragam. Berikut ini ada bermacam-macam konsepsi hubungan sekolah dengan masyarakat
untuk dapat dipertimbangkan mana yang lebih efektif dikembangkan si sekolah mendatang.
a. Konsep “menunggu” sekolah hanya menunggu dan mengharapkan perhatian dan bantuan dari
masyarakat.
b. Konsep preventif kegiatan-kegiatan sekolah hanyalah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
oleh masyarakat.
c. Konsep tanda bahaya kegiatan-kegiatan hubungan sekolah masyarakat terjadi bila ada bahaya
misalnya kebakaran, bangunan runtuh dan sebagainya. Sehingga sekolah memerlukan
bantuan/kontak dengan masyarakat.
e. Konsep prestise kegiatan-kegiatan sekolah sebagai alat untuk meninjolkan kariernya. Biasanya hal ini
cenderung untuk mencari popularitas sekolah.
f. Konsep partnership hubungan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan proses timbal balik.
Dimana kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan masyarakat juga menjadi kebutuhan dan
keinginan sekolah. Terutama dalam kegiatan kurikuler.
a. Integrity; Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat
harus terpadu. Artinya informasi yang disampaikan antar keduanya harus informasi yang terpadu
baik mengenai masalah akademik maupun non akademik. Hal ini sangat penting untuk
meningkatkan penilaian dan kepercayan antar keduanya.
b. Continuity; Prinsip ini menjelaskan bahwa hubungan ini harus dilakukan secara terus menerus, hal ini
dilakukan agar masyarakat mengetahui perkembangan sekolah.
c. Simplicity; Prinsip menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dan masayarakat ini dapat
menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat sesuai dengan kondisi dan
karakteristik masyarakat.
d. Coverage; Kegiatan pemberian informasi secara menyeluruh dan mencakup semua asfek, faktor atau
subtansi yang perlu disampaikan dan perlu diketahui masyarakat.
Hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun dengan tujuan popularitas sekolah di mata
masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika mampu menciptakan program-program sekolah
yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dan cita-cita bersama dan dari program tersebut
mampu melahirkan sosok–sosok individu yang mapan secara intelektual dan spiritual. Dengan
popularitas ini sekolah eksis dan semakin maju.
b. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan
pembinaan dan pengembangan sekolah.
c. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar warga sekolah
sendiri.
Sedangkan menurut Mulyasa, tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (1)
memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat
untuk menjalin hubungan dengan sekolah.[4]
Tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangkan kegiatan hubungan sekolah
dengan masyarakat adalah:
a. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan sekolah.
b. Peningkatan pemahaman sekolah tentang kedudukan serta aspirasi masyrakat tersebut terhadap
sekolah.
c. Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik, serta
meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan orang tua siswa dalam kegiatan pendidikan di
sekolah.
d. Peningkatan kesadaran masyrakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam memajukan
pendidikan di sekolah dalam era pembangunan.
e. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan oleh sekolah.
f. Pertanggung jawaban sekolah atas harapan yang disebabkan masyrakat kepada sekolah.
g. Dukungan serta bantuan masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk
meneruskan dan meningkatkan program sekolah.[5]
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat
umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo pada sekolah
tersebut. Hal ini akan membantu sekolah mensukseskan program-programnya. Sehingga mampu
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat
diantarnya sebagai berikut :
d. Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam tehnik
komunikasi (majalah, surat kabar dan mendatangkan sumber).
Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarakat, didalamnya terdapat reaksi dan interaksi
antar warganya. Warga sekolah tersebut adalah guru, murid, tenaga administrasi sekolah serta
petugas sekolah lainnya misalnya dokter sekolah, pelayan atau penjaga sekolah, warung sekolah dan
lain-lain, sebagai salah satu lembaga masyarakat maka untuk dapat menjalankan tugasnya maka
sekolah perlu memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat. Kurikulum yang sudah using dan
tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat harus diperbaiki dan disesuaikan dengan kemajuan dan
perkembangan masyarakat (sudah barang tentu masyarakat yang maju, bukan masyarakat
tebelakang).
2. Metode yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal kehidupan riil di
masyarakat.
3. Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya dengan
demikian maka akan terdapat hubungan fungsional antara sekolah dengan masyarakat.
4. Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan kedua belah
pihak akan terpenuhi.
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit guru yang memangku jabatan masyarakat
misalanya, Koperasi Unit Desa (KUD), Karang Taruna dan lain sebagainya. Pengaruh sekolah
terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada kuantitas dan kualitas keluaan atau produk
sekolah tersebut dan berapa jauh masyarakat dapat menikmati keluara/produk sekolah.
Makin luas sebaran produk sekolah ditengah-tengah masyarakat dan makin meningkat
kualitasnya maka produk sekolah tersebut telah membawa pengaruh positif terhadap
perkembangan masyarakat. Pengaruh tersebut ialah sebagai berikut :
3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan
masyarakat.
4. Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi social
yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.[7]
Didalam Tap MPR No. IV/MPR/1978 ditegaskan bahwa Pendidikan Berdasarkan atas Pancasila
dan bertujuan meningkatkan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan,
meningkatkan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memerkuat kepribadian serta mempertebal
semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Maka berdasarkan itulah bahwa pengaruh sekolah dengan masyarakat dapat berfungsi dan
berperan untuk sebagai berikut:
2. Meningkatkan kecerdasan.
6. Pembangunan nilai baru yang dianggap serasi oleh masyarakat dalam menghadapi tantangan
perkembangan ilmu, teknologi dan modernisasi.
PENUTUP
A. Simpulan
Dari Pembahasan diatas, maka penulis dapat menentukan simpulan bahwa Hubungan sekolah
dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima
di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan
mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan
bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan
program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
B. Saran
Setelah membaca hasil karya ilmiah ini, penulis menyarankan bahwa agar dapat mencari referensi
yang lain. Karena kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyajikan teknik pengajaran
pendidikan islam ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi , H. Abu & Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2001.
Faisal, Sanafiah. Pendidikan Luar Sekolah didalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan
Nasional. Surabaya: CV. Usaha Nasional. 1981.
[2] Ibid, h. 73-74
[5] Ibid, h. 54
[6] H. Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h.34-35
Twitter
Facebook
Google
Tumblr
Pinterest
ukhen
Artikel Terkait
Makalah, Makalah Teknik Pengembangan Paragraf Mata Kuliah Bahasa Indonesia Makalah
Teknik Pengembangan ParagrafKATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, dan &nbs
NEXT
Makalah, Makalah Perkembangan Silabus Di Sekolah
PREVIOUS
Makalah, Makalah " Niat Dalam Belajar " Mata Kuliah Adabul Muallim Wamutaallim
Emoticon
Popular
Makalah, Contoh Makalah Penghimpunan dan Penyaluran Zakat di Indonesia Mata
Kuliah Manajemen Zakat
Daftar Harga dan Spesifikasi Huawei G8 - 32GB RAM 3GB Terbaru
Makalah, Makalah Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Mata Kuliah Administrasi
Pendidikan
Makalah, Makalah " Niat Dalam Belajar " Mata Kuliah Adabul Muallim Wamutaallim
Makalah, Makalah Perkembangan Silabus Di Sekolah
Arsip Blog
► 2019 (8)
► 2018 (5)
▼ 2016 (40)
o ► June (6)
o ► May (12)
o ▼ January (22)
Cara Mengatur Search Engines Default Google di Goo...
Artikel. Laporan Hasil Pembuatan Makalah Supervisi...
Makalah, Makalah Pemikiran Pendidikan Islam Menuru...
Mengatur Format Teks #2 di Microsoft Office Word
Artikel. Perayaan Tahun Baru Bagi Ummat Islam Di D...
Makalah, Makalah Bisnis Percetakan Rumahan (Home P...
Makalah, Makalah Teknik Pengembangan Paragraf Mata...
Daftar Harga dan Spesifikasi Lenovo A6010 - 16 GB ...
Makalah, Makalah Sumber Doktrin Islam (Sunah/Hadis...
Makalah, Makalah Modal Kerja Mata Kuliah Manajemen...
Makalah, Makalah Perkembangan Silabus Di Sekolah
Makalah, Makalah Hubungan Sekolah Dengan Masyaraka...
Makalah, Makalah " Niat Dalam Belajar " Mata Kulia...
Makalah, Makalah Pandangan Hukum Islam Tentang Bom...
Resume, Resume Musyarakah (Syirkah Abdan) Mata Kul...
Resume, Syirkah Wujuh
Harga dan Spesifikasi ASUS Zenfone GO 8GB/2GB RAM ...
Makalah, Makalah Organisasi Guru, Mata Kuliah Sepe...
Harga dan Spesifikasi HP Xiaomi Mi 4 - 16 GB, Harg...
Makalah, Peluang dan Tantangan Pembelajaran PAI di...
Resume, Musyarakah (Syirkah Abdan)
Makalah, Makalah Tujuan dan Fungsi Pengambilan Kep...
► 2015 (23)
makalah administrasi layanan khusus
MAKALAH Administrasi Kurikulum
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek
kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem
pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan
institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam
mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Adanya beberapa program pembaruan dalam
bidang pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa
Indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap dalam memasuki era
globalisasi dan informasi sekarang ini.
Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang
manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Pengelolaan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan
lembaga dan pembantu pimpinan yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan
visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
Administrasi kurikulum dalam lembaga pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
continue terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya
program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Karena pada dasarnya pengelolaan atau
manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada Praktek Belajar mengajar (PBM).
Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang di laksanakan didalam
sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM.
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan
tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada
kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan
efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal
pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting system).
Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam
mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada
lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan
tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang
siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas
pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk
tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Pendidikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi
memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk
menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data
pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan,
penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat
relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari
waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan
sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang
diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi
sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang
dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas
administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar
diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.
Maka dari itu, semua pemaparan di atas menjadi motivasi untuk saya dalam menekuni kuliah
di jurusan Administrasi Pendidikan, guna meraih cita-cita saya yaitu ingin meningkatkan sistem
pendidikan di negara kita kearah yang lebih baik lagi dan tentunya guna mencapai tujuan Pendidikan
Nasional Indonesia.
unsur–unsur pokok dalam administrasi seperti telah di kemukakan terdahulu, jelas bahwa bidang–
bidang yang tercakup di dalam proses kegiatan lembaga administrasi pendidikan itu luas.
c) Korespondensi / surat–menyurat
• Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus di ikuti begitu saja tanpa perubahan.
g) Pendidikan dan perencanaan bangunan sekolah, meliputi:
• Alat-alat perlengkapan
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan
tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada
kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan
efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal
pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting system).
Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam
mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada
lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan
tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang
siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas
pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk
tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi
memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk
menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data
pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan,
penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat
relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari
waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan
sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang
diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi
sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang
dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas
administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar
diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.
D. Fungsi Administrasi Kurikulum Dalam Pendidikan
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal,
kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler,
tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang di kelola secara integritas dalam mencapai
tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik
maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan
kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan
motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu
dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi
dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan
pembalajaran yang efektifdan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam
kegiatan pengelolaan kurikulum.
Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bagian-
bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini
disebut komponen yang saling berkaitan , berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan.
1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang
bagaimana yang ingin kita bentuk dengan kurikulum tersebut.
3. Metode dan cara-cara mengajar yang di pakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi
murid untuk membawa mereka kea rah yang dikahendaki oleh kurikulum.
4. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan
hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.
d. Penyusunan program kegiatan mgbs (majelis guru bidang studi) dan pelaksanaannya dalam
rangka peningkatan kemampuan tugas profesionalnya.
Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar-mengajar ini yaitu meliputi :
b) Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu (catur wulan, semesteran,
tahunan).
b) Perencanaan untuk pengarahan dan pelayanan siswa dalam menyelesaikan suatu program.
G. Pelaksanaan Kurikulum
Sebagai salah satu batasan pengertian yang di maksud dengan pelaksanaan kurikulum adalah
pelaksanaan mengajar mengajar di kelas merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Dalam
pelaksanaan mengajar di kelas, guru menyempatkan perhatian hanya pada interaksi proses belajar
mengajar. Namun demikian, fisik, ruangan dan aktivitas kelas tidak luput dari perhatiannya, justru
sudah di mulai semenjak memasuki ruangan belajar. Oleh karena itu, selama guru berada dalam
kelas terbagi menjadi tiga tahap yaitu, tahap persiapan, pelaksanaan pelajaran, dan tahap
penutupan.
1. Persiapan
Yang dimaksud dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum memulai
mengajar, yang di kerjakan antara lain.
b) Memperhatikan kondisi di sekeliling kelas apakah ada kondisi yang mengganggu prose belajar-
mengajar, misalnya jendela belum di buka, papan tulis yang belum di bersihkan, terdapat gambar
miring, kapur tulis berantakan dan lain sebagainya.
c) Melakukan absensi
d) Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan sudah tidak ada lagi barang-barang
atau buku lain yang di pegang siswa.
2. Pelaksanaan Pelajaran
Yang di maksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar sesungguhnya yang
dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang
diajarkan. Pelaksanaan pelajaran terbagi menjadi tiga tahapan kegiatan yaitu :
1) Pendahuluan yaitu mulai mengajar dengan mengarahkan perhatian untuk masuk ke pokok
bahasan, misalnya dengan memberikan apersepsi atau mengajukan pertanyaan yang harus dijawab
siswa atau menyuruh siswa untuk bercerita tentang bahan yang akan di terangkan dan lain
sebagainya.
2) Pelajaran inti adalah interaksi belajar mengajar yang terjadi di mana selama guru dan siswa
membahas pokok bahasan yang menjadi acara pada jam itu.
3) Evaluasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai pembahasan pelajaran inti.
Penutupan ini dapat dilakukan dengan: membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan, memberikan
evaluasi formatif, memberikan tugas rumah dan sebagainya.
3. Penutupan
Yang di maksud dengan penutupan adalah kegiatan yang terjadi di kelas setelah guru selesai
melaksanakan tugas mengajarkan materi yang manjadi tanggung jawabnya untuk pertemuan
itu.Penutupan pelajaran dilakukan dengan menghapus papan tulis, pesan dan kesan, ucapan
“selamat pulang” dan lain sebagainya. Kegiatan manajemen kurikulum yang dilaksanakan oleh guru
pada waktu pelaksanaan pelajaran ada dua, yaitu mengisi buku kelas atau buku kemajuan kelas dan
mencatat kesulitan siswa yang disebut buku bimbingan belajar.
Buku kemajuan siswa atau sering juga disebut buku kelas adalah buku yang digunakan untuk
mencatat kemajuan pelaksanaan pelajaran. Buku ini bisa diletakkan dimeja guru dan diisi oleh guru
atau siapa yang di tunjuk tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pelajaran.
Buku bimbingan belajar ini diisi oleh guru pada waktu sedang mengajar, yang di catat adalah hal-hal
mengenai kesulitan perseorangan atau kelompok maupun klasikal serta pemecahan yang telah
dicobakan. Catatan ini penting sekali untuk memperbaiki cara mengajar untuk masa yang akan
datang apalagi untuk kasus yang serupa.
Sebagus apupun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki keberhasilannya sangat tergantung
pada guru. Kurikulum yang sederhanapun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat dan
dedikasi yang tinggi hasilnya akan lebih baik dari desain kurikulum yang hebat tetapi kemampuan,
semangat dan dedikasi gurunya rendah. Sukmadinata (2007:219) menegaskan beberapa hal yang
harus dimiliki oleh setiap guru dalam pelaksanaan kurikulum antara lain, yaitu :
Di samping itu, menurut Asnawir (2004:224) seorang guru juga harus memiliki sepuluh
kompetensi dalam mengajar, yaitu :
• Menguasai bahan
• Mengelola kelas
o Bagian yang berisi metode atau cara menyampaikan mata pelajaran tersebut.
o Bagian yang berisi metode atau cara melakukan penilaian dan pengukuran dan hasil mata
pelajaran tertentu.
1. Kekuatan Sosial
Perubahan sistem pendidikan di Indonesia sangatlah dinamis. Pendidikan kita menggunakan sistem
terbuka sehingga harus selalu menyesuaikan dengan perubahan dan dinamika social yang terjadi di
masyarakat, baik itu sistem politik, ekonomi, social, dan kebudayaan. Proses pendidikan merupakan
sebuah perjalanan sejarah di dalam suatu Negara yang selalu menerapkan mekanisme adaptasi
untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Kekuatan yang lain pada satuan pendidikan dan
perencanaan kurikulum adalah perubahan nilai struktur dari masyarakat itu sendiri.
2. Perlakuan Pengetahuan
Perencana dan pengembangan kurikulum, umumnya bereaksi terhadap keberadaan data dan
informasi yang berhubungan dengan pembelajaran. Di sekolah tradisional biasanya struktur
informasi lebih dari informasi itu sendiri. Pertimbangan lainnya untuk perencana kurikulum yang
berhubungan dengan perlakuan pengetahuan adalah di mana individu belajar aktif untuk
mengumpulkan dan mengolah informasi, mencari fakta dan data, berusaha belajar tentang sikap,
emosi, perasaan terhadap pembelajaran, proses informasi, memanipulasi, menyimpan, dan
mengambil kembali informasi tersebut untuk di kembangkan dan digunakan dalam kegiatan
merancang kurikulum yang di sesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Landasan ketiga dalam perencanaan kurikulum adalah informasi yang berhubungan dengan
perkembangan manusia. Data-data ini penting seperti kegiatan sekolah yang selalu menyediakan
untuk pengembangan program sekolah baru, lebih awal anak belajar pendidikan khusus, pendidikan
alternative, dan pendidikan akselerasi. Umumnya penting untuk dipahami tentang pola-pola dari
pertumbuhan dan perkembangan karena para guru di tuntut untuk merencanakan kurikulum atau
program pembelajaran yang berkenaan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Kontribusi
untuk memahami perkembangan manusia telah menyeluruh di dunia ini sebagai informasi tentang
perkembangan manusia yang diakumulasikan ke sekolah. Pemikiran ini timbul sebagai usaha untuk
mengorganisasi informasi dan data. Interpretasi tentang pengetahuan perkembangan dasar manusia
untuk membedakan dalam teori pembelajaran yang di kemukakan oleh perencana kurikulum.
Tugas dan peran kepala sekolah yang berkenaan dengan administrasi kurikulum di antaranya sebagai
berikut:
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
peserta didik.
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pendirian dukungan ide,
sumber belajar, dan pembinaan sekolah/madrasah.
9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik.
10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional.
11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efisien.
13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
15) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi kepentingan pembelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah.
a) Pembagian tugas guru yang dijabarkan dari struktur program pengajarannya dann ketentuan
tentang beban mengajar bwaajib bagi guru. Sebagai guru yang berstatu PNS umumnya wajib
bertugas:
Berdasarkan beban tugas maksimum seorang guru yang 24 jam pelajaran per minggu itu dapatlah
digunakan untuk menghitung kebutuhan jumlah guru untuk m,asing-masingbidang studi/mata
pelajaran dan jumlah seluruh guru yang dibutuhkan, misalnya :
Berdasarkan struktur program [engajaran SMP dimana pendidikan agama 2 jam pelajaran per
minggu di kelas I, II, III, maka dengn enam kelas paralelnya dibutuhkan guru agama 2 x 6 x 3 = 1
stengah (dibulatkan) menjadi perlu dua orang guru agama.
• Jadwal pelajran kurikuler disusun secara edukatif oleh guru/tim guru dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan akademik
• Jadwal pelajaran kokurikuler disusun secara strategic sesuai situasi dan kondisi
individual/kelompok peserta didik/siswa sehingga seperti tugas-tugas PR benar-benar dapat
meningkatkan pemahaman, keterampilan, serta mencerna materi pelajaran secara efektif dan
efisien.
• Jadwal pelajaran ekstra kulikuler disusun di luar jam pelajaran kurikuler dan program
kokulikuler, biasanya bersifat pengembangan ekspresi, hobi, bakat, minat, serta prestasi seperti seni
tari, seni music, cinta alam, palang merah remaja, dokter kecil, koperasi, pramuka, serta
penunjangPMB lainnya.
• Bagaimana cara mengajarkannya, yaitu gaya yang ditampilkan oleh guru untuk menyampaikan
konten pembelajaran kepada peserta didik. Seorang guru harus mengadministrasikan gaya yang
diperlihatkan sehingga pesan atau konten pembelajaran dapat ditransfer dengan sempurna
• Bagaimana menilai bahwa tujuannya telah tercapai, sebuah aktivitas penilaian yang dilakukan
oleh guru untuk melihat secara umum tingkat pemahama peserta didik tentang materi yang telah
disampaikan.
Evaluasi adalah sarana untuk menentukan pencapaian tujuan pendidikan dan proses pengembangan
ilmu sesuai dengan yang diharapkan. Tampaklah bahwa ada hubungan timbal balik antara evaluasi,
tujuan pendidikan dan PBM yang satu sama lain merupakaan mata rantai dalam sebuah aktivitas
yang tiada terputuskan dan dipisahkan antara yang satu sengan yang lainnya. Kegiatan evaluasi hasil
belajar merupakan kegiatan pengukuran terhadap tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan
mengajar. Dengan demikian maksud pelaksanaan evaluasi hasil belajar dengan menggunkan bahan
dan cara tertentu agar memperoleh hasil yang seobjektif mungkin.
Dalam evaluasi kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu :
• Evaluasi formatif
• Evaluasi sumatif
Kegiatan-kegiatan peserta didik demi suksesnya PBM tertera dalam jadwal kegiatan belajar
yang telah disusun oleh pihak sekolah yang berkolaborasi dengan seluruh wargaa sekolah secara
pedagogis beserta jadwal tes/ulaangan/ujian, olahraga, kegiatan ekstrakulikuler dan jadwal kegiatan
belajar yang diatur sendiri oleh siswa dalam strategi mensukseskan hasil studinya. Seorang
pelajar/mahasiswa yang studi aktif dan kreatif biasanya menyusun jadwal untuk waktu-waktu
belajar, rekreasi/rileks, tugas, sosial, membaca Koran dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan kegiatan PBM, seluruh kegiatan-kegiatan dirancang sedemikian rupa agar
lebih kelihatan menyenangkandan harus disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikis peserta didik.
Sebagai sebuah contoh adalah untuk mata pelajaran oahraga, maka sangat naïf apabila dilaksanakan
pada siang hari, sebaiknya pelajaran ini diberikan pada paagi hari dengan berbagai mcam
pertimbangan tingkat kekuatan ntubuh siswa yang berbeda-beda. Seluruh rangkaian kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakn dilihat manfaat daan mudoratnya masing-masing.
Kegiatan ini merupakan pedoman sinkronasi segala kegiatan sekolah, yng kulikuler, ekstra kulikuler,
akademik/nonakademik, hari-hari kerja, libur, karya wisata, hari-hari besar nasional/agama, dan
sebagainya. Kegiatan ini dalah sebuh kegiatan yang akan melibatkan pihak-pihak terkait sehingga
terjalin sebuah bentuk kerja sama yng harmonis antara peserta didik dengan para guru, para guru
dengan personalia lainnya dan pesert didik dengan personalia lainnya.
4. Kegiatan-Kegiatan Penunjang Pembelajaran
Disamping ketiga kegiatan pokok tersebut diatas, nampaknya masih perlu diketengahkan kegiatan-
kegiatan penunjang pembelajaran untuk dibahas, yaitu bimbingan penyuluhan (BP), unit kesehatan
sekolah (UKS), ruangan/lapangan olahraga, dan perpustakaan. Dalam upaya meningkatkan
suksesnya PBM, maka beberapa kendala PBM perlu diatasi, yaitu faktor kesehatan fisik, dan faktor
kelengkapan bahan bacaan dan lain sebagaainya.
Bab III
PENUTUP
KESIMPULAN
Istilah kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa Latin yaitu curricular yang berarti jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Serta dalam bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari
kata courier yang berarti berlari. Sehingga urikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari dari garis start sampai dengan garis sampai dengan garis finish untuk memperoleh
medali atau penghargaan. Jarak yang ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah
dan semua orang yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian dalam pengertian sempit kurikulum
diartikan dengan sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam jangka
waktu tertentu. Dan dalam pengertian luas kurikulum diartikan dengan semua pengalaman belajar
yang diberikan kepada peserta didik, selama mereka mengikuti pendidikan dan pembelajaran di
sekolah atau lembaga pendidikan tertentu.
Secara terminologi menurut Soedijarto, kurikulum berarti segala pengalaman dan kegiatan
belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para siswa/mahasiswa untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan. Dan menurut SK Menteri P
dan K No. : 008 c/u/1975, lampiran I kurikulum diartikan sebagai sejumlah pengalaman belajar yang
diberikan (di bawah tanggung jawab sekolah) dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan
tertentu.
Dan pelaksanaan administrasi kurikulum diantaranya, yaitu persiapan yang berupa tahap kegiatan
yang dilakukan oleh guru sebelum memulai mengajar, lalu pelaksanaan yang berupa tahap kegiatan
mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa
mengenai pokok bahasan yang diajarkan, lalu penutupan yang terjadi di kelas setelah guru selesai
melaksanakan tugas mengajarkan materi yang manjadi tanggung jawabnya untuk pertemuan
itu.Penutupan pelajaran dilakukan dengan menghapus papan tulis, pesan dan kesan, ucapan
“selamat pulang” dan lain sebagainya.
http://dewivalentini.blogspot.com/2017/07/makalah-administrasi-kurikulum.html?m=1
admin 19.25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai pedoman untuk
menyususn target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan adanya kurikulum maka akan
memudahkan setiap pengajar dalam porses belajar mengajar, maka dengan itu perlu untuk
diketahui apa arti dari kurikulum itu. Yang dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk
menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang
sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru disekolah.
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum maka perlu untuk diketahui
bagaimana perkembangan kurikulum. Karena seperti halnya tekhnologi dalam suatu zaman, selalu
terjadi perkembangan, begitu juga halnya dengan perkembangan kurikulum. Untuk itu maka penulis
mencoba untuk membahas tentang perkembangan kurikulum.
B. Rumusan Permasalahan
4. Bagaimana yang dimaksud dengan artikulasi dan hambatan dalam pengembangan kurikulum?
BAB II
PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Prinsip Umum
a. Prinsip relevansi
Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuain atau keserasian pendidikan dengan
tuntutan kehidupan masyarakat. Artinya pendidikan dipandang relevan jika hasil perolehan
pendidikan itu bersifat fungsional. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu
relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksunya tujuan, isi,
dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan,
dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam
masyarakat.
Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuain atau konsistensi anatara
komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian.
b. Prinsip fleksibilitas
Fleksibilitas ini artinya lentur/tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak. Dalam kurikulum
pengertian itu dimaksudkan kebebasan dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan
mengembangkan program pendidikan bagi para guru.
c. Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu berkesinambungan. Perkembangan dan proses belajar akan berlangsung
secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman-
pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan anatar satu
tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga
antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
d. Prinsip praktis
Yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dana biayanya juga murah. Prinsip ini
juga disebut prinsip efisien. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut
keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum
tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum
bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.
e. Prinsip Efektifitas
Dalam sajian bidang pendidikan prinsip efektifitas ini dikaitkan dengan efektifitas guru mengajar dan
efektifitas para murid belajar. Implikasi prinsip ini dalam pengembanagan kurikulum ialah
mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang mubazir
dan terbuang percuma.
2. Prinsip Khusus
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-
komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup
tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan
khusus).
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para
perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal
• Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang
khusus dan sederhana.
• Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan siitematis
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperlihatkan hal-hal sebagai
berikut:
• Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif,
dan psikomotor?
• Apakah metode/tekhnik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau
kedua-duanya?
• Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by
doing” di samping “learning by seeing and knowing”.
Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh pengunaan media dan alat-alat bantu
pengajaran ynag tepat.
• Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Biala laat
tersebut tidak ada apa penggantinya?
• Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan: bagaimana pembuatannya,
siapa yang membuat, pembiyaannya, waktu pembuatan?
• Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket
belajar, dan lain-lain?
Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Uraiakan ke dalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan
dengna bahan peljaran. Tulikan butir-butir test.
Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest?
• Dalam pengelohan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
B. Pengembangan Kurikulum
Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu:
administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru,
dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat.[2]
Para administrator pendidikan ini terdiri dari: direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan
kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamatan serta kepala sekolah.
Peranan para administrator si tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) dalam pengembangan
kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar seta program inti
kurikulum.
Pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan kehidupan dalam
masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh perkembangan konsep-konsep dalam ilmu. Oleh karena
itu, pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli
kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin ilmu.
Partisipasi para ahli pendidikan dan ahli kurikulum terutama sangat dibutuhkan dalm pengembangan
kurikulum pada tingkat pusat. Apabila pengembanagan kurikulum sudah banyak dilakukan pada
tingkat daerah atau local, maka pertisipasi mereka pada tingkat daerah, lokal bahkan sekolah juga
sangat diperlukan, sebab apa yang telah digarikan pada tingkat pusat belum tentu dapat dengan
mudah dipahami oleh para pengembangan dan pelaksana kurikulum di daerah.
3. Peranan guru
Guru memegang peranan yang cukup penting baik di dalam perencanaan maupun pelaksanaan
kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembag kurikulum bagi kelasnya.
Peranan guru bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar murid-murid dalam kelas, tetapi
juga menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang lebih luas.
Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum peranan mereka dapat
berkenaan dengan dua hal: pertama dalam penyusunan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan
kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut seta, hanya
terbatas kepada beberapa orang tua saja yang cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang
memadai.
1. Perguruan tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi. Pertama, dari pengembangan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari
pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).
2. Masyarakat
Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sanagt dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat
dimana sekolah tersebut berada. Isis kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat
memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat kota atau
desa, petani, pedagang atau pegawai, dan sebagainya.
3. Sistem nilai
Masalah utama yang dihadapi para pengembangan kurikulum menghadapi nilai adalah, bahwa
dalam masyarakat nilai itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai
• Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat
Untuk menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerja sama dari berbagai pihak: para
administrator, kepala sekolah, TK sampai rektor universitas, guru-guru dari setiap jenjang
pendidikan, orang tua murid dan tokoh-tokoh masyarakat.
Pemilihan suatu model pengembangan kurikulunm bukan saja didasarkan atas kelebihan dan
kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu
disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang di anut serta model
konsep pendidikan mana yang digunakan.
Model pengembangan kutikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak dikenal. Diberi
nama model administrative atau line staff karena inisisatif dan gagasan pengembangan datang dari
para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi.
Dalam pelaksanaan kurikulum tersebut, selama tahun-tahun permulaan diperlukan pula adanya
kegiatan monitoeing, pengamatan dan pengawasan serta bimbingan dalam pelaksanaannya. Setelah
berjalan beberapa saat perlu juga dilakukan suatu evaluasi, untuk menilai baik valitidas komponen-
komponennya, prosedur pelaksanaan maupun keberhasilannya.
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Insiatif dan upaya pengembangan
kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Dalam model
pengembangan kuruikulum yang bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau
keseluruhan guru suatu sekolah mengadakan uapaya pengembangan kurikulum.
3. Beaucamph’s system
Model pengembangan ini dikemukan oleh Beaucamp seorang ahli kurikulum. Beaucamph
mengemukakan lima hal dalam pengembangan kurikulum
a. Menetapkan arena atau lingkup wilyah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut, apakah
suaru sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi atau seluruh Negara. Penetapan area ini ditentukan
oleh wewewang yang dimiliki oleh pengambil kebijaksanaan dalam pengembangan kurikulum serta
oleh tujuan pengembangan kurikulum.
b. Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan
kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
yaitu:
• Para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum dan para ahli
bidang ilmu dari luar
• Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih
c. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langka ini berkenaan dengan posedur
yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi
dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain
kurikulum.
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, datang dari bawah. Model ini diprakarsai
oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli yang bermaksud
mengadakan perbaikan kurikulum. Model ini umumnya berskala kecil, hanya mencakup suatu atau
beberapa sekolah, suatu komponen kurikulum atau mencakup keseluruhan komponen kurikulum.
Karena sifatnya ingin mengubah atau mengganti kurikulum yang ada, pengembangan kurikulum
sering mendapat tantangan dari pihak-pihak tertentu.
Menurut Rogers manusia berada dalam proses perubahan (becoming developing, changing),
sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang sendiri, tetapi karena ada
hambatan-hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau
mempercepat perubahan tersebut. Pendidikan juga tidak lain merupakan upaya guru untuk
memperlancar dan mempercepat perubahan tersebut. guru serta pendidik lainnya bukan pemberi
informasi apalagi penentu perkembangan anak, mereka hanayalah pendorong dan pemelancar
perkembangan anak.
c. Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran
Model perkembangan ini didasarakan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan
perubahan social. Hal itu mencakup suatu proses yang melibatkan kepribaddaian orang tua, siswa
guru, struktur sistem sekolah, pola hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan masyarakat.
Perkembanngan bidang teknologi dan ilmu oengetahuan serta nilai-nilai efesien efektifitas dalam
bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model-model kurikulum. Tumbuh kecenderungan baru
yang didasarkan atas hal itu, di antaranya:
b. The system analysis model berasal dari gerakan efesien bisnis. Langkah pertama dari model ini
adalah menentukan spesifikasi perangkat hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Langkah kedua
adalah menyusun instrument untuk menilai ketercapaian hasil-hasil belajar tersebut. Langkah ketiga,
mengindentifikasi tahap-tahap ketercapaian hasil serta perkiraan biaya yang diperlukan. Langkah
keempat, membandingkan biaya dan keuntungan dari beberapa program pendidikan.
c. The computer-based model, suatu model pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan
komputer. Pengembangannya dimulai dengan mengindentifikasi seluruh rumusan unit-unit
kurikulum, tiap unit kurikulum telah memilki rumusan tentang hasil-hasil yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Didalam prinsip
khusus terdapat beberapa macam pengembangannya yaitu; (a) prinsip relevansi, (b) prinsip
fleksibilitas, (c) prinsip kontinuitas, (d) prinsip praktis, (e) prinsip efektifitas. Adapun prinsip khusus
yaitu; (a) prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, (b) prinsip berkenaan dengan isi pendidikan,
(c) prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, (d) prinsip berkenaan dengan
pemilihan media dan alat pengajaran, (e) prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Pengembangan kurikulum dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut
berpartisipasi, yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu
pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu; (a) perguruan tinggi, (b)
masyarakat, (c) sistem nilai. Artikulasi dalam pendidikan berarti “kestupaduan dan koordinasi segala
pengalaman belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara
menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode
serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru.
Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberap hal.
Pertama kurang waktu. Kedua kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun
dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.
Model-model perkembangan kurikulum yaitu; (a) the administrative model, (b) tim grass
roots model, (c) beaucamph’s system, (d) The demonstration model, (e) taba’s inverted model, (f)
roger’s interpersonal relation model, (g) the systematic action-research model, (h) emerging
technical models.
B. Saran
Setelah mempelajari tentang perkembangan kurikulum maka kami harapakan bagi setiap
pembaca untuk dapat memahaminya dan dapat mempelajarinya lebih detail dari berbagai literature
lainnya.
[1] Hafni Ladjid, pengembangan kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 9
[2] Prof. Dr. Nana Syaodil Sukmadinata, pengembangan kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdaarya, 1997), hal. 155
http://www.jejakpendidikan.com/2016/02/makalah-pengembangan-kurikulum.html?m=1
PEMBAHASAN
Dalam usaha menjamin keberlangsungan pendidikan, kurikulum merupakan suatu alat untuk
tercapainya tujuan pengajaran dan pendidikan. Oleh sebab itulah hubungan antra
pengajaran/pendidikan dengan kurikulum tidak dapat dipisahkan. S. Nasution dalam bukunya asas-
asas kurikulum mengemukakan bahwa pengertian kurikulum pada zaman dahulu terutama dalam
bidang olahraga yaitu suatu jarak untuk perlombaan yang harus ditempuh oleh pelari. Juga diartikan
sebagai kereta pacu pada zaman itu. Disamping penggunaan dalam olahraga juga dipakai dalam
bidang pendidikan yang berarti sejumlah mata pelajaran yang dicapai untuk mencapai suatu tingkat
atau ijazah (Zulfanur Z. Firdaus danRosmid rosa,1997:1.2).
Menurut Retnaningsih Burham (1989:4.8) kurikulum merupakan kegiatan program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu di sekolah maupun di luar sekolah.
Menurut Y. Gallen saylor dan William N. Alexander dalamcurriculum planing for better teaching and
learning, krikulum (modern) segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam
ruangan kelas, dihalaman sekolah, atau diluar sekolah. Disini kurikuum bukan hanya sejumlah mate
pelajaran saja, tapi meliputi segala pengalaman anak di bawah bimbingan sekolah/guru agar
mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Disamping berupa kumpulan matapelajarn dengan
silabusnya, juga termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti osis, olahraga, kesenian,
kepramukaan, dan sebagainya (Zulfanur Z. Firdaus danRosmid rosa,1997:1.2)
B. Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah
dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan antara
tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan tingkat
dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah, namun antara kedua tingkat
dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-sama
bertanggung jawab melaksananakan proses administrasi kurikulum (0emar Hamalik, 2010:173).
2. Komponen-komponen yang harus terdapat dalam proses belajar mengajar untuk di gerakkan
supaya anak didik/siswamencapai tujuan pengajaran adalah:
Komponen bahan pengajaran berfungsi memberikan isi terhadap tujuan pengajaran, metode dan
alat bantupengajaran berfungsi sebagai alat untuk mengantarkan bahan pengajaran menuju tujuan
pengajaran, dan penilaian berfungsi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran.
Proses belajar mengajar merupakan tugas dan tanggung jawab guru, karena itu guru adalah
pelaksana kurikulum. Guru yang mempengaruhi dan merubah pribadi anak melalui nilai-nilai yang
terkandung dalam kurikulum. Kelangsungan proses belajar mengajar secara terencana terpola dan
terprogram berdasarkan rambu-rambu yang ada dalam garis-garis besar program pengajaran(GBPP)
merupakan cirri dan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Disinilah posisi dan proses
belajar mengajar sebagai salah satu strategi dalam melaksanakan kurikulum. Guru sebagai
pelaksana, Pembina dan sekaligus pengembang kurikulum di tuntut memiliki kemampuan untuk:
• Menguasai GBPP
• Merencanakan pengajaran
3. Bimbingan menyeluruh
Bimbingan pada hakikatnya adaah proses bantuan siswa kepada para siswa dengan memperhatikan
kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang di hadapi dalam rangka pengembangan
pribadinya yang optimal sehingga mereka dapat memahami dirinya, mengarahkan sikap dan
tindakannya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Dengan demikian hakikat bimbingan adalah membantu siswa dan mengarahkannya kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan utama dari program bimbingan di sekolah adalah
mengembangkan kemampuan siswa dan kesanggupan dalam menghadapi masalah yang di
hadapinya. Oleh sebab itu fungsi bimbingan meliputi fungsi menyalurkan, seperti membantu siswa
untu memilih jurusan sekolah,lapangan kerja, minat, bakat, dan cirri-ciri kepribadian lainnya, dan
fungsi mengadaptasikan, yakni membatu petugas di sekolah khususnya guru untuk menyesuaikan
program dan kegiatan pengajaran sesuai dengan minat dan kemampuan serta kebutuhan para siswa
untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya
secara optimal.
Berdasarkan hakikat,tujuan, dan fungsi bimbingan di atas maka kegiatan operasional bimbingan dan
penyuluhan disekolah mencakup antara lain:
b. Pengumpulan tentang data dan informasi siswa seperti data identitas pribadi, keluarga,
lingkungan social, data psikis siswa (apek intelektual, aspek emosional, aspek kemauan, kepribadian,
prstasi belajar yang dicapainya dan lain-lain).
d. Penempatan dan penyaluran seperti memilihan jurusan, penempatan dalam kelas, pembentukan
kelompok belajar, pengambilan program belajar, pemilihan kegiatanm ekstrakurikuler, penyaluran
minat dan lain-lain.
f. Bantuan dalam kesulitan belajar dengan tujuan agar siswa memperoleh hasil belajar yang
optimal sesuai dengan p[otensi yang dimilikinya.
g. Pertemuan dengan staff sekolah dan memberikan latihan, khususnya mengenai para guru
mengenai bimbingan penyuluhan.
h. Mertintis kerja sama dengan masyarakat khususnya orang tua siswa dengan tujuan agar orang
tua siswa dan masyarakat pada umumya membantu usaha-usaha sekolah sehububngan dengan
pendidikan putra putrinya.
4. Administrasi supervise
Pelaksanaan kurikulum menuntut adanya upaya bersama yang terencana, berpola dan terprogram
agar tujuan pendidikan dapat di capai secara optimal. Upaya tersebut berkenaan dengan
administrasi, yakni usaha mendayagunakan semua sumber baik material maupun personal secara
efektif dan efisien. Wujud operasional kegiatan administrasi di sekolah mencakup bidang
pengajaran, bidang kesiswaan,bidang ketenagaan, bidang keuangan, bidang peraltan pengajaran,
bidang perlengkapan sekolah dan bidang hubungan sekolah dan masyarakat.
Sisi lain yang erat kaitannya dengan administrasi pendidikan adalah supervisi. Supervise adalah
bantuan yang di berikan kepada semua staf sekolah, khususnya guru untuk mengembangkan proses
belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien. Kesan dari kata supervise atau pengawas umumnya
mencari kesalahan kesalahan dari staf, padahal pengawasan di lakukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan. Unsure-unsur dari strategi pelaksanaan kurikulum seperti proses belajar mengajar,
bimbingan penyuluhan, administrasi, evaluasi merupakan sasaran utama kegiatan supervise. Teknik
yang dapat di gunakan dalam supervise antara lain wawancara, diskusi, observasi, rapat kerja,
latihan/training, korespondensi, kunjungan kelas dan lain-lain.
5. Sarana kulikuler
Sarana kurikuler yang termasuk penting dalam menunjang pelaksanaan kurikulum adalah sbb:
• Sarana personil; aratinya tercukupinya jumlah staf sekolah terutama tenaga guru, tenaga
administrasi dan tenaga non guru
• Sarana material; menyangkut kebutuhan alat-alat fasilitas seperti ruangan kelas, ruang
laboratorium, ruang rapat, ruang bimbingan, dan lain-lain beserta perlengkapannya.
Penilaian hasil belajar di lakukan oleh guru dalam dua tahap. Tahap pertama penilaian yang di
lakukan pada akhir program belajar mengajar yang sering di sebut penilaian formatif. Tujuan
penilaian lebih di utamakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bukan untuk menentukan
angka kemajuan belajar siswa. Hasil belajar yang di capai siswa setelah program belajar mengajar
selesai di gunakan guru untuk memperbaiki tindakan mengajarnya. Apabila hasilnya masih kurang,
guru berkewajiban mengulang kembali bahan pelajaran tersebut sebelum dilanjutkan mengajarkan
bahan yang lainya.
Penilaian tahap kedua adalah penilain yang di lakukan pada akhir program unit program, misalnya
akhir catur wulan atau akhir semester. Penilaian ini di namakan penilsian sumatif dengan tujuan
menentukan angka kemajuan belajar para siswa.
Standar yang di gunakan dalam menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pengajaran, atau
hasil belajar yang di capainya, bisa menggunakan dua cara, yakni standar mutlak dan standar relatif.
Standar mutlak adalah menetapkan keberhasilan belajar siswa melalui upaya membandingkan hasil
yang di capainya dengan criteria yang telah di tentukan. Sedangkan standar relatif artinya
keberhasilan siswa di bandingkan dengan norma kelompoknya.
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum
dilingkungan sekolah yang dipimpinnya. Dia berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni
menyusun rencana tahunan, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan
membuat notula rapat, membuat statistik dan menyusun laporan.
Tanggung jawab kepala sekolah adalah memimpin sekolah melaksanakan dan membina serta
mengembangakn kurikulum. Kepemimpinan adalah suatu proes mempengaruhi orang-orang lain
atau kelompok agar mereka berbuat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berbagai cara
dilakukan seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya seperti: persuasive,
mempengaruhi atau dengan cara lain. Cara-cara ini sering digunakan oleh seorang pemimpin dalam
usahanya memotifasi bahwanya agar mereka bertindak ke arah tujuan yang diharapkan itu. Cara-
cara inipun sering digunakan kepala sekolah didalam melaksanakan kepemimpinan nya dalam
rangka melaksanakan kurikulum disekolah.
Perilaku seorang administrator penting sekali dalam hubungan dengan perencanaan program,
pengorganisasian staf, pergerakan semua pihak yang perlu dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan
supervise, penilaian terhadap personal sekolah.
• Bagian perpustakaan dimana sumber bacaan disediakan dan dioperasikan sesuai dengan
tuntutan kurikulum.
• Usaha kesehatan sekolah (UKS), yang dibian oleh dokter, perawat, tenaga psikiater.
• Bagian bimbingan dan penyuluhan (BP) yang dibina oleh tenaga konselor ahli.
Koordinasi bertujuan agar terdapat kesatuan sikap, pikiran dan tindakan para personal dan staf pada
sub organisasi dalam organisasi sekolah untuk melaksanakan kurikulumnya.
Rapat guru adalah media yang paling tepat untuk memusyawarahkan penyelenggaraan, hasil hasil
dan berbagai masalah kurikuler disekolah. Rapat dapat diselenggarakan pada awal tahun akademik,
pertengahan tahun/semester, akhir tahun akademik, atau dilaksanakan secara incidental menurut
kebutuhan yang ada disekolah bersangkutan. Penyelenggaraan rapat mungkin oleh Kepala sekolah
atau kepala sub organisasi, atau ketua bidang studi tergantung pada permasalahan yang dihadapi.
7. Sistem Komunikasi dan Pembinaan Kurikulum
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik dengan semua
pihak yang terlibat dalam proses administrasi,baik dalam organisasi maupun luar organisasi. Melalui
komunikasi akan terjadi hubungan yang interaktif dari semua pihak yang pada akhirnya
mengembangkan proses kerjasama yang baik daam upaya mencapai tujuan-tujuan administrasi
kurikulum. Dengan demikian pengertian komunikasi dapat dirumuskan sebagai serangkaian kegiatan
dalam proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang/ pihak lain dalam rangka proses
kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi
yaitu:
Dalam pelaksanaannya di sekolah, kurikulum berbasis kompetensi dalam hal ini Sekolah Dasar,
ternyata tidak semulus harapan semula. Ada beberapa kendala dan kesenjangan yang perlu
mendapat pemecahan. Kesenjangan-kesenjangan tersebut adalah
a. Tenaga Kependidikan
Guru memegang peranan penting bagi keberhasilan pelaksanaan KBK. Rasio jumlah guru dan jumlah
kelas harus seimbang. Kenyataannya banyak sekolah (SD) yang kekurangan guru. Di Kecamatan
Bakung bahkan ada sekolah yang hanya memiliki 3 orang guru kelas, 1 orang guru agama Islam, dan
Kepala Sekolah. Kondisi tersebut menuntut semua guru harus merangkap mengajar dua kelas
sekaligus. Guru agama juga harus mengajar mata pelajaran umum. Keadaan ini bukanlah kondisi
yang ideal untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal karena beban kerja guru melebihi
kemampuannya.
Kualitas guru juga menjadi kendala. KBK menuntut guru mampu mengembangkan kurikulum secara
kreatif. Guru harus selalu mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya, menguasai berbagai
metode mengajar, menyusun persiapan mengajar, menyiapkan alat dan lingkungan belajar, serta
segala prasyarat lainnya. Selama ini guru terbiasa dengan kurikulum yang relatif sudah “siap pakai”,
tanpa harus menyusun silabus, mnyiapkan bahan dan mencari bahan sendiri dsb. Kurikulum 2004
yang hanya mencantumkan kompetensi dasar, hasil belajar yang dikehendaki, indikator, dan materi
pokok, menuntut guru mengembangkan sendiri kurikulum tersebut sesuai situasi dan kondisi
sekolah masing-masing. Hal ini menuntut keahlian dan membutuhkan waktu yang cukup banyak.
Guru yang kelebihan beban mengajar dan tugas-tugas lainnya, tentu sangat sulit untuk dapat
memenuhi tuntutan tersebut. Akibatnya guru tetap kembali seperti kebiasaan semula, yaitu
mengajar sesuai urut-urutan pada buku pelajaran/buku penunjang.
Perubahan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2003 merupakan hal baru bagi guru. Untuk itu guru
perlu mendapat sosialisasi terlebih dulu mengenai kurikulum baru tersebut. Pemerintah harus
mensosialisasikannya melalui penataran dan pelatihan, setidaknya beberapa orang guru/pengawas
di setiap kecamatan, dan selanjutnya pengawas/guru yang telah mendapatkan penataran dan
pelatihan tersebut menyebarluaskan pada guru-guru lain di kecamatan ybs. melalui penataran
serupa. Hal ini belum diterapkan pada beberapa kecamatan, termasuk kecamatan Bakung. Akibatnya
guru-guru SD di Kecamatan Bakung sama sekali buta terhadap kurikulum 2004 ini.
Tenaga administrasi/TU juga sangat diperlukan di sekolah. Kenyataannya hampir semua sekolah (SD)
tidak memiliki tenaga TU tersebut. Segala urusan ketatausahaan menjadi tugas kepala sekolah dan
guru. Bahkan juga banyak sekolah yang tidak mempunyai penjaga sekolah. Hal ini jelas makin
menambah beban pekerjaan guru yang sudah padat.
Pembelajaran yang berhasil harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Banyak SD
yang gedungnya tidak memenuhi syarat, seperti retak-retak, genting yang bocor, penerangan yang
kurang, terlalu sempit, dan setumpuk permasalahan lainnya.
Alat peraga dan media pembelajaran harus tersedia agar siswa dapat menangkap materi pelajaran
dengan baik. Untuk itu guru harus pandai dan mau menyediakan alat peraga serta media
pembelajaran yang sesuai. Hal ini sulit dipenuhi karena guru tidak sempat lagi menyiapkan media
karena dibebani dengan tugas-tugas membuat persiapan pembelajaran yang rumit dan
membutuhkan banyak waktu, menganalisis soal ulangan formatif yang sebenarnya tidak perlu harus
selalu dianalisis, menyelenggarakan program perbaikan dan pengayaan, mengoreksi pekerjaan
siswa, mengolah nilai, dan tugas-tugas lainnya. Akibatnya perhatian guru pada pembelajaran sangat
kurang.
Sarana lain yang sangat penting adalah tersedianya buku kurikulum 2004 sebagai kurikulum KBK.
Buku kurikulum tersebut ternyata sampai sekarang belum tersedia di sekolah-sekolah dasar.
Terpaksa sekolah-sekolah yang akan melaksanakannya harus meminjam dulu untuk difoto copy dari
sekolah lain yang sudah terlebih dulu memfoto copy. Demikian secara berantai, sehingga mutu buku
kurikulumpun makin lama makin kurang jelas. Seharusnya pemerintah harus bertanggung jawab
untuk memperbanyak kurikulum dan disampaikan ke sekolah-sekolah kalau menginginkan sekolah
dapat mengimplementasikannya. Tidak tersedianya buku kurikulum tersebut sangat mengganggu
kelancaran penerapan kurikulum 2004.
c. Pembiayaan
Kegiatan pembelajaran yang efektif harus didukung dana yang cukup. Sulit bagi guru
mengembangkan atau membuat media pembelajaran tanpa dukungan dana. Buku sumber juga
harus tersedia, dan hal ini membutuhkan dana untuk membelinya. Selama ini dukungan dana dari
pemerintah sangat terbatas, karena itu partisipasi masyarakat, khususnya orang tua murid, sangat
diperlukan. Berita tentang akan turunnya dana dari pemerintah pusat berupa BOS (Bantuan
Operasional Sekolah) yang cukup besar tentu merupakan kabar yang cukup menggembirakan,
namun sampai makalah ini ditulis dana tersebut masih belum juga cair. Dana dari orang tua murid
yang selama ini mendukung pembiayaan di sekolah dirasakan masih sangat kurang dan sulit untuk
dinaikkan mengingat kesadaran dan kemampuan ekonomis masyarakat yang rendah.
d. Masyarakat dan Lingkungan Sekolah
Suksesnya pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi perlu mendapat dukungan dari masyarakat,
termasuk orang tua murid. Peranan masyarakat dapat berupa dukungan dana, menjadi nara sumber,
dan menciptakan suasana belajar di luar sekolah dan jam sekolah. Masyarakat dan orang tua harus
mendorong para siswa aktif belajar di rumah maupin dalam belajar kelompok. Dalam hal ini
kebiasaan orang tua menyetel televisi pada jam-jam belajar harus dihentikan supaya anak dapat
berkonsentrasi dalam belajar maupun mengerjakan PR.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen pokok dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Dalam implementasi
kurikulum di sekolah, sistem evaluasi sangat berperan penting. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan otonomi yang sangat luas pada sekolah dan guru untuk
mengembangkannya. Pemerintah pusat hanya mencantumkan standar kompetensi, hasil belajar,
indikator, dan materi pokok saja. Guru harus mengembangkan sendiri sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolahnya. Konsekuensinya adalah sulit adanya keseragaman secara nasional, bahkan di
tingkat kecamatan sekalipun. Karena itu pemberlakuan ujian nasional maupun ujian bersama
seluruh kabupaten tidak dapat diterapkan lagi. Pemaksaan pemerintah serta Dinas Pendidikan
Kabupaten untuk menyelenggarakan ulangan atau ujian bersama dengan alasan strandardisasi mutu
memaksa guru mengajar secara tradisional, yaitu mengejar materi yang tercantum di dalam buku
pelajaran yang diterbitkan oleh penerbit yang terkenal. Hal ini berarti maksud pemberlakuan KBK
tidak dapat tercapai. Guru terpaksa mengikuti saja kebijakan Depdiknas maupun Dinas Pendidikan
Kabupaten serta mengikuti pola lama dalam mengajar, yaitu menghabiskan materi dan target
kurikulum, bukan kompetensi siswa.
f. Pemecahan masalah
Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi telah menjadi keputusan pemerintah, karena itu
sekolah-sekolah harus melaksanakannya. Berbagai kendala harus diatasi edapat mungkin. Sekolah
sebagai pemegang hak otonom harus berani mengambil resiko dan lebih aktif untuk menutup segala
kekurangan. Guru harus berusaha mengubah kebiasaan lamanya sedapat mungkin dengan lebih
kreatif dalam mengajar, misalnya dengan penggunaan metode dan pendekatan yang bervariasi,
memanfaatkan semua sumber belajar, dan sebagainya. Guru harus rajin mencari informasi dengan
banyak membaca buku, menyaksikan berita, bahkan memanfaatkan internet. Semua ini harus
ditempuh guru karena bagaimanapun guru tetap harus tunduk dan patuh pada kebijakan
pemerintah maupun Dinas Pendidikan.
Hambatan pelaksanaan KTSP dirasakan oleh guru, dalam wawancara pendahuluan didapatkan
bahwa guru mengalami hambatan terutama dalam alokasi waktu saat evaluasi pembelajaran dan
penerapan metode yang dianggap tidak efektif. Mengetahui hambatan pelaksanaan pembelajaran
yang meliputi, media pembelajaran, sumber belajar, metode pembelajaran dan pengelolaan kelas.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan suatu alat untuk tercapainya tujuan pengajaran dan pendidikan. Kurikulum
merupakan dasar pelaksanaan pendidikan. Kurikulum merupakan kunci penentu keberhasilan proses
belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, guru harus mengkaji, mengetahui, memahami, dan
melaksanakan kurikulum yang sedang berlaku. Dengan demikian, guru akan melakkukan kegiatan
belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan arah pembelajaranya akan jelas.
Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum mengemban
peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Ada tiga peranan kurikulum yang sangat
penting yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, peranan kreatif. Kurikulum
hendaknya bersifat luwes dan dinamis. Luwes dimaksudkan bahwa kurikulaum tidak baleh kaku, tapi
dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah
dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan antara
tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan perbedaan tingkat
dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah, namun antara kedua tingkat
dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-sama
bertanggung jawab melaksananakan proses administrasi kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Zulfahnur Z. dan Rosa, Rosmid. (1987) Telaah Kurikulum bahasa Indonesia SMA. Jakarta:
Karuna Jakarta
http://lib.unnes.ac.id/15484/
Misdan, undang. (1989)Telaah Buku Teks dan Kurikulum. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Soetopo, Hendyat dan Soemanto, Wasty.( 1993) Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum.
Jakarta:PT Bumi Aksara
Sudjana, Nana (1996). Pembinaan dan pengembangan kurikulum di sekolah. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
http://lsmnur.blogspot.com/2016/05/bagaimana-melaksanakan-kurikulum.html?m=1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi merupakan sesuatu yang sangat penting di dunia yang semakin kompleks dan majemuk
seperti saat ini. Melalui fungsi-fungsinya, administrasi membantu masyarakat di dunia untuk
mencapai tujuan dengan cara efektif dan efisien. Fungsi-fungsi administrasi mulai dari planning,
organizing, directing, actuating, dan controlling merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Sehingga keterkaitan antarfungsi tersebut memudahkan seorang pemimpin atau
leader untuk menyusun dan mencapai tujuannya secara maksimal.
Dalam dunia pendidikan pun tidak dapat dilepaskan dengan administrasi. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangatlah tergantung dari komponen-komponen pendukung
dari proses pendidikan di sekolah tersebut, seperti siswa atau peserta didik, pendidik atau guru,
kurikulum, serta sarana prasarana. Semua komponen tersebut haruslah saling mendukung guna
mencapai keberhasilan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah.
Salah satu komponen yang sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan adalah siswa atau
peserta didik. Sebagai komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan, dalam proses input
dari siswa itu haruslah direncanakan sebaik mungkin, guna mendapatkan input yang berkualitas.
Sehingga administrasi kesiswaan merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan dalam rangka
mencapai penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan efektif. Dalam makalah kali ini, akan dibahas
berbagai hal yang berkaitan administrasi kesiswaan seperti halnya pengertian, proses, tujuan, dan
lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum membahas lebih mendalam mengenai administrasi kesiswaan, akan lebih baik ketika
mengetahui apa yang dimaksud dengan administrasi dan juga siswa atau peserta didik.
Secara etimologis, perkataan adminitrasi berasal dari bahasa latin ad dan minitrare yang berarti
melayani (to service), sedangkan dari bahasa Inggris adalah administrastion atau to admininter yang
berarti untuk mengatur, dan mengarahkan. Sehingga Administrasi dapat dimaknai sebagai kegiatan
untuk melayani, membantu, mengatur, dan mengarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.[1]
Menurut Drs. Ngalim Purwanto, administrasi adalah suatu proses dari semua kegiatan bersama
dengan memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia baik secara material, personal, maupun
spiritual dalam usaha mencapai suatu tujuan bersama secara efektif dan efisien.[2]
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan pada Bab I, Pasal 1, ayat 4.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, peserta didik/siswa adalah orang atau individu yang mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dalam
menerima pelajaran yang diberikan pendidik.
Setelah mengetahui pengertian administrasi secara benar dan luas serta mengetahui pengertian
siswa dalam sistem pendidikan, maka dapat diketahui bahwa administrasi kesiswaan adalah
merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan siswa, yaitu
mulai dari masuknya siswa sampai dengan keluarnya siswa tersebut dari suatu sekolah atau lembaga
(Hendyat S dan Wasty S,1982:98).
Administrasi siswa adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja
serta pembinaan secara continue terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang
bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, demi
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Gunawan, 1996:80).
1. Pupil Inventory
adalah gambaran data siswa yang ada dalam lembaga sekolah untuk mengetahui keadaan-keadaan
siswa yang akan masuk sekolah dan juga untuk mengetahui pertumbuhan jumlah penduduk
terutama pada usia anak sekolah. Data ini untuk menyusun perencanaan sarana prasarana, tenaga
guru, termasuk juga perencanaan keuangan untuk anggaran biaya sekolah tersebut. Dan data pupil
Inventory dapat digunakan menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang. (semua data
harus ada pada administrator pendidikan/sekolah).
2. Pupil Accounting
adalah data mengenai keterangan perilaku siswa di sekolah, terutama masalah absensi. Seperti,
mengapa siswa terlambat masuk sekolah, atau mengapa siswa tidak masuk sekolah, masalah ini guru
harus mengetahui penyebab-penyebabnya sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah-
masalah tersebut.
adalah pelayanan dan usaha-usaha sekolah untuk mengembangkan prestasi siswa, pelayanan
tersebut berupa bimbingan konseling yaitu dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada
siswa, sehingga para siswa sadar tentang potensi bakat mintanya, kemampuannya dan mampu
memecahkan masalah-masalahnya sendiri (tanpa paksaan), termasuk juga dengan kesadaranya
sendiri dapat mengaplikasikan pelajaran yang telah diajarkan dalam kehidupanya sehari-hari.[3]
2. Tujuan dan Manfaat dari Administrasi Kesiswaan
1. Melakukan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat murid
meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu, serta menunjang
proses pembelajaran sehingga lancar, teratur, dan memberikan kontribusi pada tujuan pendidikan.
3. Dapat memetakan asal siswa baik itu daerah asal ataupun sekolah asal siswa, serta setelah lulus
kita juga dapat memetakan penyebaran lulusan siswa tersebut.
4. Dapat membuat suatu lingkungan pembelajaran yang nyaman, karena adanya tata tertib yang
tetrulis untuk siswa.
Administrasi kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan pencatatan siswa atau peserta didik mulai dari
siswa mulai masuk sekolah hingga siswa meninggalkan sekolah karena lulus atau alasan lainnya.
Kepala sekolah atau lembaga pendidikan sebagai leader hendaknya mampu untuk mempersiapkan
atau merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kesiswaan. Kegiatan-kegiatan yang
dimaksud adalah
Dalam penerimaan siswa baru ini perlu direncanakan dengan baik, agar penerimaan siswa
baru dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal ini, juga harus memperhatikan
hari-hari libur sekolah atau hari Ahad, agar tidak terjadi tabrakan dengan regristrasi siswa yang lama.
Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru (PSB)
atau panitia penerimaan murid baru (PMB). Dalam kegiatan ini Kepala Sekolah membentuk panitia
atau menunjuk beberapa orang Guru untuk bertanggung jawab pada tugas tersebut. Setelah para
siswa diterima lalu dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik, mental dan
emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.[4]
Pada tahap penerimaan, tentu saja setiap orang atau individu memiliki kesempatan yang
sama untuk mengikuti sebuah pembelajaran di sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena hal
tersebut, lembaga pendidikan harus mempersiapkan segala hal untuk menjaring calon-calon peserta
didiknya. Ketika berbicara mengenai penerimaan Peserta didik, haruslah memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.[5]
Kebijakan penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai jumlah peserta didik
yang dapat diterima di lembaga pendidikan tersebut sesuai dengan kondisional lembaga pendidikan
tersebut, seperti daya tampung, kriteria yang dapat diterima, sarana prasarana, tenaga kependidikan
yang ada, jumlah peserta didik yang tinggal kelas, dsb. Selain itu kebijakan penerimaan peserta didik
baru juga memuat mengenai sistem penerimaan, waktu penerimaan, serta personalia-personalia
yang akan terlibat dalam proses penerimaan.
Sistem promosi merupakan sistem penerimaan yang tidak menerapkan seleksi dalam
penerimaan peserta didik baru. Sehingga setiap siswa yang telah mendaftar, akan secara langsung
diterima oleh lembaga pendidikan tersebut sebagai peserta didik baru.
Sistem seleksi adalah sistem penerimaan peserta didik baru yang menerapkan seleksi atau
penyaringan terhadap peserta didik yang telah mendaftar. Ada tiga macam sistem seleksi, yaitu
melalui seleksi DANEM, seleksi Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK), dan seleksi berdasar hasil
ujian masuk.
Seleksi melalui DANEM, berarti ketika calon peserta didik masuk dalam ranking yang ditentukan
oleh sekolah, maka peserta didik tersebut dinyatakan lolos seleksi. Pada sistem ini, sekolah telah
terlebih dahulu menentukan daya tampung dari peserta didik yang akan diterima.
Seleksi PMDK, berarti seleksi melalui penelusuran prestasi yang telah diperoleh oleh calon
peserta didik bisa melihat dari nilai rapor atau melalui piagam penghargaan yang telah dia peroleh.
Seleksi ini memberi kesempatan pada peserta didik yang unggul di sekolah sebelumnya untuk dapat
meneruskan ke jenjang berikutnya sesuai dengan bakat dan minat yang ada pada dirinya.
Sistem seleksi tes masuk, berarti calon peserta didik yang akan mendaftar untuk masuk ke
sekolah atau lembaga pendidikan tersebut, harus melalui seleksi dengan ujian atau tes masuk. Ketika
calon peserta didik mampu menyelesaikan tes dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
maka calon peserta didik tersebut akan diterima. Sebaliknya, ketika calon peserta didik tersebut
tidak dapat menyelesaikan, maka ia dinyatakan gagal.
Sistem ini lazimnya melalui beberapa tahap, yakni seleksi administrasi (persyaratan-persyaratan)
dan selsksi akademik (kemampuan akademik)
Kriteria adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk diterima
sebagai peserta didik. Kriteria penerimaan peserta didik ada tiga macam, kriteria acuan patokan
(standard criterian referenced), kriteria acuan norma (Norm criterian referenced), dan kriteria
berdasar daya tampung sekolah.
Kriteria acuan patokan merupakan penerimaan berdasarkan syarat atau kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya. Sedangkan kriteria acuan norma adalah penerimaan berdasarkan
keseluruhan prestasi yang diperoleh, dijumlah, dan direrata. Kriteria berdasar daya tampung sekolah
adalah penerimaan berdasar daya tampung yang telah ditentukan sehingga memenuhi kriteria
ketika didalam cakupan daya tampung yang telah ditentukan.
Konsekuensi dari adanya kriteria ini adalah ketika ada calon peserta didik yang tidak memenuhi
kriteria yang telah ditentukan, maka calon peserta didik akan dinyatakan gagal atau tidak diterima.
Penerimaan peserta didik merupakan aktivitas penting dalam administrasi kesiswaan, karena
kualitas input dari peserta didik sangat tergantung dari proses penerimaan peserta didik ini.
Berikut ini adalah prosedur penerimaan peserta didik di lembaga pendidikan atau sekolah yakni
pembentukan kepanitiaan penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru,
pembuatan, pemasangan, atau pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi,
penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman dan registrasi peserta didik yang diterima.
Mengenai format dari kepanitiaan, seperti kepanitiaan lain ada unsur ketua, sekretasis,
bendahara, serta seksi-seksi seperti seksi pendaftaran, seksi publikasi, seksi kesekretariatan, seksi
pengawasan, dll, dengan tanggung jawab tugas masing-masing.
Hasil rapat tersebut dituliskan atau didokumentasikan dalam sebuah buku notulen rapat, agar
tercatat apa yang telah dibahas dalam rapat tersebut, sehingga dapat dilihat secara jelas mengenai
hasil keputusan rapat tersebut.
Setelah hasil rapat mengenai ketentuan penerimaan peserta didik baru telah mencapai suatu
kesepakatan, maka langkah selanjutnya adalah membuat suatu promosi atau pemberitahuan
mengenai penerimaan peserta didik baru kepada masyarakat. Isi dari promosi atau peberitahuan
tersebut bisa berupa
Bisa dijelaskan mengenai visi, misi, fasilitas sarana prasarana, prestasi, dll. Dengan diberikan
mengenai gambaran sekolah, calon peserta didik mampu mengetahui kualitas dari sekolah tersebut.
Dalam pengumuman, berisi syarat atau ketentuan yang harus dipersiapkan oleh calon
pendaftar bisa berupa dokumen, foto, atau ketentuan lainnya. Contoh pengumuman lihat lampiran 1
Syarat penerimaan siswa baru ini diatur oleh Kan-Wil Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dengan pedoman pada ketentuan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Misalnya syarat masuk sekolah dasar: Sudah berumur 7 tahun. Apabila semua anak yang
berumur 7 tahun sudah tertampung, maka prioritas penerimaan adalah anak yang berusia 8, 9, 10,
11, 12, dan 6.
3. Cara mendaftar
Dijelaskan mengenai prosedur pendaftaran dengan cara online atau langsung ke sekolah
harus dijelaskan secara jelas. Sehingga memudahkan calon peserta didik dalam menyiapkan
berbagai hal yang berkaitan dengan pendaftaran.
Memuat mengenai waktu dan tempat terkait dengan pendaftaran, proses seleksi, pengumuman
beserta registrasi.
5. Uang pendaftaran
Memuat keterangan tentang biaya pendaftarab dan kepada siapa harus membayar (bank atau
langsung ke sekolah).
Pada saat pendaftaran, yang harus dipersiapkan adalah berupa loket pendaftaran, loket
informasi, dan formulir pendaftaran beserta petunjuk pengisian agar membantu calon peserta didik
dalam mengisi formulir. Contoh Formulir lihat lampiran 2.
Formulir pendaftaran ini dimaksudkan untuk mengetahui identitas calon dan untuk pengisian
buku induk sekolah.
Seleksi calon peserta didik ini sangat bergantung pada sistem seleksi yang dianut oleh sekolah
atau lembaga pendidikan. Ketika menggunakan seleksi tes, maka sekolah perlu menyiapkan sarana
prasarana untuk mendukung dan melayani calon peserta didik untuk mengikuti serangkaian tes yang
telah direncanakan. Perlu adanya petunjuk yang jelas baik untuk peserta atau pengawas tes,
sehingga tes dapat berjalan tertib, jujur, dan lancar.
Penentuan diterima atau tidaknya sangat bergantung pada sistem seleksi juga. Ketika
menggunakan sistem DANEM, maka siswa yang berada pada ranking yang telah ditentukan, maka
dinyatakan lolos.
Begitu pula ketika dengan sistem tes, ketika hasil tes sesuai dengan kriteria dinyatakan
diterima.
Setelah melalui proses seleksi dan telah ditentukan diteima atau tidak, maka prosedur
selanjutnya adalah malakukan pengumuman.
Pengumuman dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka. Tertutup berarti bersifat privasi
dan pribadi, jadi yang mengetahui hanya siswa yang bersangkutan, sedangkan terbuka berarti
pengumuman bersifat umum, dan setiap peserta dapat melihat hasil yang didapat peserta lain.
Setelah diumumkan dinyatakan diterima proses selanjutnya adalah registrasi atau daftar
ulang untuk mengisi buku induk sekolah.
Buku yang digunakan untuk mencatat data semua anak yang pernah atau sedang mengikuti
pembelajaran di sekolah tersebut.[6] Buku induk biasanya dicatat dalam buku besar. Data yang ada
dalam buku induk ini harus lengkap meliputi nomor urut, nomor induk, data dan identitas siswa yang
diambil dari formulir pendaftaran. Lihat lampiran 3.
Buku induk merupakan kumpulan data siswa sepanjang masa di sekolah itu. Dalam buku induk
ini juga berisi data prestasi siswa dari tahun ke tahun. Catatan dalam buku induk ini harus jelas,
bersih dan rapi.
2. Buku klapper
Buku klaper ini membantu buku induk yang memuat data siswa yang penting-penting.
Pengisiannya dapat diambil dari buku induk, tetapi tidak selengkap buku induk. Kegunaan utama
buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data siswa, apalagi jika belum diketahui nomer
induknya.
Buku yang setiap hari diisi guna mencatat siswa yang hadir atau tidak hadir, untuk selanjutnya
dihitung persentase kehadiran tiap akhir bulan.
Buku ini untuk mancatat siswa yang meminta bimbingan dan yang telah mengikutibimbingan
dan penyuluhan.
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan pada siswa dengan memperhatikan
kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan
yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap
sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Prinsip bimbingan:
a. Prinsip umum.
Prinsip ini terbentuk dari sikap dan tingkah laku yang terlihat dari berbagai aspek kepribadian yang
unik dan kompleks dari siswa tersebut.
b. Prinsip khusus berhubungan dengan individu (program bimbingan berpusat pada murid) dan
yang berhubungan dengan individu yang dibimbing (petugas hendaknya menggunakan informasi
yang tersedia mengenai individu yang dibimbingnya).
a. Tujuan umum, yaitu mengembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuan di
sekolah.
b. Tujuan khusus, yaitu mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan dan bakat murid
secara tepat.
2. Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu guru dalam menyampaikan
pelajaran yang disesuaikan dengan bakat, minat dan kepribadiannya.
3. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang lebih
baik.
Bimbingan ini dilakukan untuk melayani siswa yang menghadapi kesulitan dan membantunya dalam
membuat rencana/mengambil keputusan sendiri dengan menyertakan guru dan personel sekolah
lainnya dalam membantu siswa.
a. Buku daftar nilai, merupakan buku yang digunakan guru untuk mencatat nilai mentah yang
didapat dari ulangan harian atau ulangan umum sertanilai lainnya.
b. Buku legger, buku yang memuat semua nilai untuk semua mata pelajaran dalam periode
tertentu. Buku legger diisi oleh seorang wali kelas yang mendapat nilai dari guru-guru lain yang
mengajar di kelas yang diampunya.
6. Buku raport
Buku yang memuat laporan hasil belajar siswa yang bersangkutan dalam mengikuti
pembelajaran di sekolah tersebut.
7. Buku Mutasi
Sebagian besar siswa dikelompokan berdasarkan sistem kelas. Di sekolah dasar ada 6
pengelompokkan kelas, sedangkan pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan tingkat atas baik
sekolah umum/kejuruan ada 3 pengelompokkan kelas dan diberikan pelajaran dengan sistem
klasikal.
2. Sub-grouping with in the class, pengelompokan yang dilakukan di setting kelas, di mana di
dalam kelas dibentuk kelompok-kelompok kecil berdasarkan karakteristik ondividu, seperti
pengelompokan berdasarkan minat, pengelompokan berdasar kebutuhan khusus, pengelompokan
beregu, dsb.[7]
Setelah mengikuti proses seleksi dan diterima dan melakukan pendaftaran ulang untuk
dicatat sebagai peserta didik, maka peserta didik baru memasuki masa orientasi.
Yang dimaksud dengan orientasi adalah pengenalan. Pengenalan ini meliputi lingkungan fisik
dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik adalah sarana prasarana seperti laboratorium,
lapangan olah raga, koperasi sekolah, dan fasilitas-fasilitas sekolah lainnya. Sedangkan lingkungan
sosial yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru dan staf serta teman sekelas dan sebaya, serta
kakak kelasnya.
b. Menyiapkan secara fisik, mental, dan emosional peserta didik agar siap menghadapi lingkungan
baru mereka.
a. Bagi peserta didik adalah wahana untuk mengenalkan dirinya kepada lingkungan barunya,
seperti kepada teman sekelas, dan sebagai wahana untuk mengetahui lingkungan barunya.
b. Bagi personalia sekolah dan tenaga kependidikan, sebagai titik tolak dalam memberikan
pelayanan yang mereka butuhkan. Hal –hal yang dapat dilakukan adalahn mengenalkan tata tertib
siswa, guru, perpustakaan, laboratorium, dsb. kepada peserta didik baru,
c. Bagi kakak kelas peserta didik, sebagai sarana mengetahui atau menelusuri secara mendalam
mengenai peserta didik baru, berkaitan dengan estafet kepemimpinan dalam organisasi.
Menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal : 1 Mei 1974, No. 14/U/1974,
tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengataur kehidupan sekolah sehari-hari dan
mengandung sangsi terhadap pelanggarannya.[10]. Tata tertib siswa ini merupakan bagian dari tata
tertib sekolah. Tata tertib siswa ini memuat mengenai aturan-aturan yang menyatakan boleh-tidak
boleh, benar-tidak benar, layak-tidak layak, untuk ditaati oelh peserta didik dan mengandung
hukuman sebagai konsekuensi bagi siswa yang melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan.
Contoh tata tertib lihat lampiran 4.
Tujuannya agar terdapat suatu standar tingkah laku, menjunjung tinggi citra peserta didik,
serta dapat mewujudkan suatu kedisplinan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
Evaluasi hasil belajar peserta didik perlu dilakukan agar diketahui perkembangan mereka dari
waktu ke waktu. Alasan lain perlu dilakukan evaluasi adalah tingkat pemahaman dan penguasaan
peserta didik mengenai pelajaran, letak kesulitan, kemampuan guru dalam mengajar dapat diketahui
setelah adanya evaluasi, selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengelompokan
peserta didik.
Fungsi dari evaluasi peserta didik adalah untuk mendapatkan data, informasi kemajuan
belajar dan kemunduruan, sebagi bahan untuk menentukan sikap terhadap kelanjutan peserta didik.
Teknik-teknik evaluasii dapat dengan menggunakan tes ataupun nontes, seperti observasi,
wawancara, angket, dsb.
Setelah adanya evaluasi dan telah menghasilkan data, maka harus ada tindak lanjut dari
evaluasi tersebut, tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah melakukan pengayaan, remedial,
mengulang pelajaran,mengadakan promosi,.kenaikan, atau penurunan, serta harus adanya
pelaporan.
4. Hal-hal Penting dalam Administrasi Kesiswaan
Dalam kegatan Administrasi Peserta Didik ada beberapa hal yang sangat penting, yaitu pembinaan
Peserta Didik, Mangkal Kenakalan Anak/Remaja (Juvenile Delinquency), dan Penanggulangan
Penyalagunaan Narkotika, ganja, morfin, alkohol, dan sebagainya.
Maksud pembinaan perserta didik adalah mengusahakan agar merka dapat tumbuh dan
berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila.
a. meningkatkan peran serta dan inisiatifnya untuk menjaga dan embina sekolah sebagai
wiyatamandala, sehingga terhingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan
kebuyaan nasional;
b. menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar lingkungan
sekolah;
f. meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta rekreasi, dalam wadah Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS).
Kenakalan Anak (Juvenile Delinquency) sebagai perbuatan anti sosial atau perbuatan
penyelewengan/pelanggaran terhadap norma masyarakat yang dilakukan oleh/anak/remaja tak
pernah luput dari perhatian kita.
Hal tersebut harus ditangakal dan ditanggulangi dengan kebijakan-kebijakan pendidikan khususnya
serta kebijkan-kebijkan lain pada umumnya secara menyeluruh dan terpadu. Untuk menangkal dan
menaggulangi kenakalan anak tersebut perlu diketahui secara dini dan saksama tentang:
1. Penyebab-penyebabnya, seperti:
3. Lingkungan masyarakat yang tak menentu bagi prospek kehidupan masa mendatang, penuh
spekulasi, korupsi, dan sebagainya
2. Gejala-gejala yang memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepada masalah kenakalan anak
harus dapat dideteksi secepat mungkin dan secermat mungkin.
3. Untuk menentukan langkah yang tepat dalam penangkalan dan penanggulangan kenakalan
anak, beberpa faktor dan kondisi penyebab perku kita ketahui.
BAB III
KESIMPULAN
1. Administrasi siswa adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja serta pembinaan secara continue terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan
yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien,
demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Gunawan, 1996:80).
a. Melakukan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat murid
meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu, serta menunjang
proses pembelajaran sehingga lancar, teratur, dan memberikan kontribusi pada tujuan pendidikan.
c. Dapat memetakan asal siswa baik itu daerah asal ataupun sekolah asal siswa, serta setelah
lulus kita juga dapat memetakan penyebaran lulusan siswa tersebut.
d. Dapat membuat suatu lingkungan pembelajaran yang nyaman, karena adanya tata tertib yang
tetrulis untuk siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Subroto, Suryo, 1984, “Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah”, Jakarta: Bina Aksara.
Imron,Ali , 2012, “Managemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”, Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, 1990, “Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan”,
Jakarta:Rajawali.
PENDAHULUAN
1. latar belakang
Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup dengan kualitas yang baik, sangat dibutuhkan setiap
organisasi dimanapun dalam menyelenggarakan kegiatannya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Tanpa adanya sarana dan prasarana, mustahil tujuan akan dapat dicapai. Demikian
halnya kantor, tempat berlangsungnya kegiatan yang berkaitan dengan ketatausahaan atau
administrasi yang sangat memerlukan sarana dan prasarana kantor.
Agar semua kegiatan yang berhubungan dengan perbekalan kantor baik yang bersifat administrasi
maupun teknis operasional dapat dijalankan dengan baik dan efisien, maka pelaksanaan atau
pengelolaan sarana dan prasarana kantor harus dilakukan dengan baik.
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang sacara langsung
maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan itu sendiri.
Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah akan administrasi sarana dan prasarana
pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan
sungguh sungguh, maka dari itu kami menyusun makalah ini
2. Perumusan masalah
Untuk membahas tentang Administrasi Sarana dan Prasarana terdapat rumusan masalah sebagai
berikut :
Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
3) Untuk mengetahui penjelasan tentang apa saja proses administrasi sarana dan prasarana.
4) Untuk mengetahui penjelasan tentang apa peran guru dalam administrasi sarana dan
prasarana.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah meningkatkan pengetahuan kelompok dan pembaca
tentang administrasi sarana dan prasarana agar dapat memahami konsep administrasi sarana dan
prasarana dan dapat menerapkan konsep dan teori administrasi sarana dan prasarana pada dunia
pendidikan yang akan dimasuki mahasiswa kependidikan.
PEMBAHASAN
Sedangkan secara etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah,lapangan olahraga, uang,dsb.
Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya; ruang, buku,
perpustakaan, laboratorium dsb.
Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, maka yang dimaksud dengan: “Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”.
Dengan demikian dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana
pendidikan adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Dilihat dari habis tidaknya dipakai, sarana pendidikan ada dua yaitu: sarana pendidikan yang habis
dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan
bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Seperi : Kapur, bahan kimia dan sebagainya.
b. Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan
secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Seperti : Kursi, meja, papan tulis dan
sebagainya.
Terbagi dua yaitu : sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak.
a. Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah
sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah, dsb.
b. Sarana pendidikan tidak bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif
sangat sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran.
Adapun Prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
1) Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti
ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktek keterampilan, dan ruang laboratorium.
2) Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi
secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor,
kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan
tempat parkir kendaraan.
2. Proses administrasi sarana dan prasarana
Menurut Sutjipto (1993) aktivitas administrasi dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan
meliputi; perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyaluran, pemanfaatan dan pemeliharaan,
penghapusan, dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan. Dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu proses analisis dan penetapan
kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga muncullah istilah kebutuhan yang
diperlukan (primer) dan kebutuhan yang menunjang. Dalam proses perencanaan ini harus dilakukan
dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
jumlahnya, jenisnya dan kendalanya (manfaat yang didapatkan), beserta harganya.
Berkaitan dengan ini Jones (1969) menjelaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan
pendidikan di sekolah harus diawali dengan analisis jenis pengalaman pendidikan yang
diprogaramkan di sekolah. Menurut Sukarna (1987) adalah sebagai berikut:
a) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit
kerja dan mengiventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.
b) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk
satu semester atau satu tahun ajaran.
c) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia
sebelumya.
d) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. Dalam hal
ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua kebutuhan yang diperlukan,
maka perlu diadakan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan
dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan. Semua perlengkapan yang urgen
didaftar dan didahulukan pengadaannya.
e) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran
yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi dengan melihat skala prioritas.
b. Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiatan penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan
tugas. Karena fungsi dan kegiatan setiap organisasi berbeda, maka pengadaan sarana dan prasarana
kantor juga tidak selalu sama antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Dalam
mengadakan sarana dan prasarana tersebut harus dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan sarana dan prasarana kantor, antara lain :
Tentukan jenis, kuantitas, dan kualitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Sesuaikan antara kebutuhan sarana dan prasarana dengan biaya yang tersedia.
Dalam pengadaan sarana dan prasarana kantor, maka ada seksi perbekalan yang memiliki fungsi-
fungsi sebagai berikut :
a) Penelitian kebutuhan perlengkapan kerja, baik mengenai jumlah maupun mutu. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam penelitian dan penentuan kebutuhan perlengkapan kerja adalah
faktor fungsional, faktor ongkos, faktor prestise, faktor standarisasi dan normalisasi.
b) Standarisasi dan perincian benda. Langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk mengusahakan
standarisasi ialah :
Standarisasi alat-alat dengan pertimbangan untuk penggunaan dalam jangka waktu lama dan
pertimbangan efisiensi kerja.
c) Pembelian benda perbekalan. Beberapa pertimbangan pokok dalam pembelian alat-alat atau
barang-barang ialah:
Sedapat mungkin mengurangi pembiayaan baru dengan mencari benda-benda yang dibutuhkan
dari benda-benda yang merupakan kelebihan.
Menimbulkan kompetensi diantara produsen dengan membuat spesifikasi atas benda-benda yang
akan dibeli , dan mengadakan penelitian yang seksama diantara produsen dengan baik.
Mempertimbangkan semua biaya bagi barang-barang perbekalan tersebut sampai siap digunakan.
d) Pengiriman barang. Dalam pengadaan barang perbekalan dibutuhkan aktivitas pengiriman yang
dapat dilakukan melalui jalan darat, laut maupun udara.
c. Inventaris
Pengadaan semua sarana dan prasarana kantor memerlukan biaya tinggi, termasuk semua kegiatan
yang berkaitan dengan pengelolaannya. Untuk itu diperlukan kegiatan inventarisasi. Inventarisasi
sarana dan prasarana kantor adalah semua kegiatan dan usaha untuk memperoleh data yang
diperlukan mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki. Secara singkat inventarisasi dapat diartikan
sebagai pencatatan terhadap sarana dan prasarana. Inventarisasi yang dilakukan di setiap organisasi
bisa saja berbeda, namun pada dasarnya semua dilakukan dengan tujuan yang sama. Tujuan
inventarisasi sarana dan prasarana antara lain :
d. Penyaluran
Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan barang dan tanggung jawab dari
instansi / pemegang yang satu kepada instansi / pemegang yang lain. Kegiatan penyaluran barang
meliputi tiga bagian yaitu :
1. Penyusunan Alokasi
2. Pengiriman Barang
Pengiriman barang dari pusat-pusat penyalur barang perlu memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut : cara pengiriman, pengemasan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkarang.
3. Penyerahan Barang
Dalam penyerahan barang hendaklah tidak dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan
barang, surat pengantar, faktur, tanda terima peyerahan barang, biaya pengiriman dan sebagainya.
Pemeliharaan adalah kegiatan terus-menerus untuk mengusahakan agar barang/bahan kantor tetap
dalam keadaan baik atau siap untuk dipakai.
Pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
Pemeliharaan sehari-hari
Pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan setiap hari, biasanya dilakukan oleh petugas atau
karyawan yang menggunakan barang dan bertanggung jawab atas barang tersebut, misalnya
pemeliharaan ruang kerja, mesin tik, komputer, dan mobil. Pemeliharaan barang-barang tersebut
harus dilakukan setiap hari agar kebersihannya tetap terjaga dan menghindari kerusakan yang lebih
besar.
Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala dilakukan menurut jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, dua
minggu sekali, sebulan sekali atau dua bulan sekali. Pemeliharaan berkala dapat dilakukan untuk
berbagai jenis sarana dan prasarana dan biasanya dilakukan oleh petugas yang khusus menangani
pemeliharaan barang.
Pemeliharaan barang bergerak dapat dilakukan setiap hari maupun secara berkala. Contoh:
kendaraan bermotor, mesin kantor, dan alat elektronik.
Pemeliharaan barang tidak bergerak juga dapat dilakukan setiap hari atau secara berkala untuk
mengetahui sampai sejauh mana kualitas barang tersebut masih dapat digunakan. Contoh:
membersihkan debu-debu yang menempel pada alat,sebaiknya dilakukan setiap hari agar alat dapat
selalu terjaga kebersihannya, juga untuk mencegah kerusakan. Instalasi listrik dan air dapat
dilakukan secara berkala.
f. Penghapusan
Apabila biaya rehabilitasi barang terlalu besar sedangkandaya pakainya terlalu singkat maka barang
tersebut lebih baik tidak dipakai lagi dan dikeluarkandari daftar inventaris.Sebagai salah satu fungsi
dari pengelolaan perlengkapan, penghapusan mempunyai arti:
Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian yang jauh lebih besar yang disebabkan
oleh:
a) Pengeluaran yang semakin besar untuk biaya perawatan dan perbaikan / pemeliharaan
terhadap barang yang semakin buruk kondisinya.
b) Pemborosan biaya untuk pengamanan barang-barang kelebihan atau barang lain yang karena
beberapa sebab, tidak dapat dipergunakan lagi.
Meringankan beban kerja inventarisasi karena banyaknya barang-barang yang tinggal menyusut.
g. Pengawasan
Seluruh kegiatan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan tidak bisa berjalan sendiri tanpa
dikendalikan dan diawasi, artinya setiap kegitan masing-masing akan dimonitoring setiap saat oleh
pimpinan organisasi serta diperhatikan kerja samanya satu sama lain.
Pengawasan bukan merupakan suau pengaturan yang kaku dan akan membatasi ruang gerak
masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi merupakan koordinasi serta akselerasi bagi seluruh fungsi
pengelolaan administrasi, sehingga pemborosan waktu, tenaga dan biaya dapat dihindarkan.
Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tertuang di dalam
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45 ayat (1) yaitu ”setiap satuan pendidikan formal dan
nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan
kejiwaan peserta didik.” (Mohammad Syaifuddin, 2007 : 2.36).
2. Terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu pengajaran yang digunakan guru.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses( usaha, pembangunan, proyek).
Dengan demikian dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana
pendidikan adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Aktivitas administrasi dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan meliputi; perencanaan,
pengadaan, inventarisasi, penyaluran, pemanfaatan dan pemeliharaan, penghapusan, dan
pengawasan sarana dan prasarana pendidikan.
Adapun peran guru dalam administrasi sarana prasarana sekolah:terlibat dalam perencanan
pengadaan alat bantu pengajaran, terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu
pengajaran yang digunakan guru., pengawasan dalam penggunaan alat praktek oleh siswa
2. Saran
Dengan membaca makalah ini dan mengetahui apa itu sarana dan prasarana, administrasi sarana
dan prasarana, proses administrasi sarana dan prasarana, dan peran guru dalam administrasi sarana
dan prasarana diharapkan mahasiswa (calon guru/tenaga pendidik) dapat memahami dan
mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan.
http://medinalorenza.blogspot.com/2015/04/administrasi-sarana-dan-prasarana.html?m=1
ADMINISTRASI PERSONAL
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di dalam berlangsungnya kegiatan sekolah maka unsur manusia merupakan unsur penting,
Karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia
yang menjalankannya. Administrasi personal sekolah adalah segenap proses penataan personel
disekolah.
Administrasi personal atau biasa juga disebut sebagai administrasi kepegawaian adalah suatu seni
untuk memilih pegawai-pegawai baru dalam mempekerjakan pegawai-pegawai yang telah ada
( pegawai-pegawai lama ) sedemikian rupa, sehinga diperoleh atau dicapai hasil atau faedah dan
pelayanan yang sebesar-besarnya, baik mengenai kualitas maupun mengenai kuantitas dan tenaga
kerja itu.Makalah administrasi personal (kepegawaian) ini merupakan bagian dari mata kuliah
administrasi pendidikan.Dengan demikian anda perlu memahaminya secara utuh dalam konteks
administrasi pendidikan.
Sebagai calon guru, anda lebih menekuni masalah-masalah yang berhubungan dengan proses
belajar mengajar sehingga perhatian terhadap administrasi kepegawaian sekolah hampir atau
bahkan lepas dari perhatian anda. Tentu saja sebaiknya hal ini tidak boleh terjadi. Mungkin sewaktu-
waktu anda akan diminta bantuan atau ditugaskan oleh kepala sekolah untuk melaksanakan
ketatausahaan kepegawaian ataupun turut berpartisipasi dan memikirkan pembinaan iklim dan
lingkungan kerja yang memungkinkan terjaminnya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Dengan demikian, pengetahuan tentang administrasi kepegawaian dapat memperkaya wawasan dan
berguna untuk mengembangkan kemampuan propesional.Terutama jika tiba saatnya kelak anda
harus mengelola dan memimpin sekolah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka hal yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
mengenai:
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat kita ketahui tujuan dari administrasi personal
adalah:
PEMBAHASAN
Administrasi personal atau biasa juga disebut sebagai administrasi kepegawaian adalah
suatu seni untuk memilih pegawai-pegawai baru dalam mempekerjakan pegawai-pegawai yang telah
ada ( pegawai-pegawai lama ) sedemikian rupa, sehinga diperoleh atau dicapai hasil atau faedah dan
pelayanan yang sebesar-besarnya, baik mengenai kualitas maupun mengenai kuantitas dan tenaga
kerja itu[1].Adapun pengertian administrasi kepegawaian dalam arti luas dan sempit adalah sebagai
berikut :
1.Administrasi kepegawaian dalam arti luas, yakni yang menyangkut kebijaksana (policy) penerimaan
(seleksi), penempatan, pembinaan dalam menciptakan perangkat kepegawaian yang stabil,
berprestasi, berkelangsungan dan setia pada organisasi kerja.
2. Administrasi kepegawaian dalam arti sempit, yakni kegiatan yang menyangkut tata usaha
kepegawaian dalam memenuhi haknya antara lain mengenai memproses surat-menyurat
pengangkatannya, pemindahannya, kenaikan pangkatnya, pemberhentiannya dan lain-lain.(Nawawi
Handari:1981)
Setiap personal sekolah mempunyai tugas yang sudah digariskan dan ditetapkan oleh sekolah.Tugas
ini merupakan bagian dari pekerjaan dan kedudukan.Tugas tiap personal disusun berdasarkan
pekerjaan dan kedudukannya.Oleh karena itu, tiap personal memiliki tugas yang berbeda.Dengan
demikian tugas personal sekolah yang dikemukakan di sini.Meliputi tugas kepala sekolah, tugas guru,
dan tugas tata usaha sekolah. Rincian tugas-tugas iu adalah sebagai berikut:
Peranan kepala sekolah adalah sangat penting dalam menentukan operasional kerja
harian,mingguan,bulanan,semesteran,dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika
pendidikan di sekolah. Pemecahan problematika msalah ini sebagai komitmen dalam meningkatkan
mutu pendidikan melalui supervisi pengajaran,konsultasi,dan perbaikan-perbaikan penting guna
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kedudukan kepala sekolah iu dinyatakan sebagai kepala dan pemimpin. Sebagai kepala ia tergolong
sebagai administrator yang tugasnya melaksanakan kebijaksanaan peraturan dan ketentuan yang
telah digariskan dan ditetapkan oleh instansi atau lembaga yang lebih tinggi. Dengan kata lain,
kepala sekolah itu adalah administrator yang mengemban tugas atasan. Di lain pihak kepala sekolah
diangkat dan dipilih dari kalangan guru, berpendidikan guru dan berpengalaman dalam bidang
keguruan. Atas dasar ini, sebenarnya kepala sekolah itu berkedudukan sebagai pemimpin guru.
Maka syarat seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut :
a. Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
b. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama di sekolah yang sejenis dengan sekolah
yang dipimpinnya.
c. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat kepribadian yang
diperlukan bagi kepentingan pendidikan.
e. Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan pengembangan sekolahnya
Dalam mengatur kepegawaian kepala sekolah bertanggung jawab dalam hal-hal berikut:
Agar kegiatan kepala sekolah dapat mencapai sasaran secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja
kepala sekolah yang meliputi kegiatan-kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan, caturwulanan dan
tahunan. Daftar kegiatan yang dilakukan seorang kepala sekolah setiap hari antara lain:
a).Memeriksa daftar hadir guru, tenaga tekhnis kependidikan dan tenaga tata usaha.
c).Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang menunjang proses belajar-
mengajar.
f).Mengatasi berbagai kasus (masalah) yang terjadi di sekolah pada hari itu.
2.Tugas guru
Keseluruhan proses pendidikan menyangkut tiga bidang yaitu bidang pengajaran,administrasi, dan
bimbingan siswa. Pengajaran sering dipandang sebagai bidang utama, karena secara langsung
berfungsi membina perkembangan siswa, baik segi intelektual,fisik, social maupun emosional.
Administrasi dan bimbingan sebagai penunjang bagi optimalisasi perkembangan siswa.
Sejak sekolah atau lembaga pendidikan formal ada, ketiga bidang tadi telah ada atau telah
dilaksanakan. Terutama bimbingan siswa, pelakunya adalah guru, guru sebagai
pendidik,pengajar,administrator dan juga pembimbing siswa.(Engkoswara:2010:262-263)
Guru mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pengajaran di sekolah berdasarkan
kurikulum yang berlaku. Untuk memberikan gambaran mengenai ruang lingkup tugas guru yang
membantu kepala sekolah di bawah ini dikemukakan beberapa contoh kegiatan :
1.Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah di bidang program pengajaran
melakukan kegiaan :
2.Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah sebagai wali kelas melakukan
kegiatan :
3.Guru yang mendapat tugas tambahan membantu kepala sekolah dibidang bimbingan dan
penyuluhan melakukan kegiatan :
a). penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan karir dan agama meliputi:
waktu kegiatan, metode, peralatan dan biaya teknik, serta petugas bimbingan
b).koordinasi dengan wali kelas penanggung jawab bidang pembinaan murid dan wali murid
c).penyusunan dan pelaksanaan program bekerja sama dengan instansi lain yang relevan
Kegiatan administrasi kantor sekolah dilaksanakan oleh tata usaha sekolah dan pelaksanaanya
mencakup, antara lain hal-hal sebagai berkut :
1.Pengolahan Surat
Dalam pengurusan surat digunakan buku agenda kembar atau kartu kendali yang terdiri atas:
2.Pengolahan Arsip
Arsip-arsip sebagai pusat ingatan, sumber informasi dan sumber penelitian bagi sekolah harus
dikelola dengan baik, dengan cara sebagai berikut :
a. Sistem penataan atau penyimpangan arsip yang dapat dipergunakan sebagai dasar penataan
atau penyimpangan dapat berupa sistem abjad, sistem tanggal atau sistem wilayah.
b. Arsip-arsip yang penting dan permanen (tetap), harus dirawat dan dijaga agar terjamin
keamanannya, antara lain arsip-arsip yang menyangkut akte tanah, akte pendirian gedung, akte
status sekolah dan lain-lain.
a. Pengadaan Guru
Jabatan personal sekolah yang selalu rawan adalah guru. Pada suatu saat sekolah mengalami
kekurangan guru, tetapi dilain waktu mengalami kekurangan guru. Sering terjadi kekurangan guru
dalam mata pelajaran tertentu, sedangklan untuk suatu mata pelajaran lain kelebihan guru. Untuk
mengatasi dan memperkirakan keperluan guru pada suatu sekolah dapat digunakan cara-cara
tertentu, seperti melakukan perhitungan. Beberapa cara menghitung kebutuhan guru dikemukakan
di bawah ini :
Untuk sekolah calon personaliti telah diatur secara baku oleh instansi yang berwenang. Sekolah
tinggal menerima pegawai yang telah dipilih dan diseleksi oleh instansi tersebut.Namun demikian,
sampai batas-batas tertentu sekolah dapat saja mengusulkan calon untuk diseleksi oleh instansi
tersebut.
Cara untuk mengenal dan menarik calon pegawai dapat macam-macam, tergantung pada keadaan
dan keperluan sekolah, cara yang umum, baik untuk sekolah atau perusahaan, secara garis besarnya
dikemukakan dibawah ini.
1. Pemberitahuan melalui personal sekolah. Lowongan kerja atau keperluan guru dalam beberapa
bidang studi disampaikan kepada guru sekolah yang bersangkutan.
2. Pengumuman tertulis yang dimaksud dengan pengumuman tertulis ini adalah pemberitahuan
tertulis yang dipasang di sekolah untuk dibaca oleh umum.
Sebelum mengetahui bagaimana cara pengembangan personal sekolah ada baiknya kita mengetahui
tujuan dari mengembangkan personal sekolah itu sendiri. Pengembangan mempunyai macam-
macam arti dalam hal ini pengembangan diartikan sebagai peningkatan kemampuan, keterampilan,
cipta, karsa dan karya pada personal dalam menjalankan tugas dan memecahkan masalahnya secara
mandiri.
Ada dua alasan mengapa pengembangan personal penting bagi sekolah, atau lebih luas lagi, bagi
suatu organisasi. Pertama, sekolah akan lebih berdaya guna dan tepat guna bila personalnya
mempunyai kemampuan, keterampilan, sikap dan nilai yang tinggi. Kedua, bila sekolah atau
organisasi mmenuhi keperluan , kebutuhan dan harapan individual atau personal sehubungan
dengan tugasnya.
Sekolah dapat membantu personal sekolah dalam pengembangan personal melalui tiga cara :
Iklim atau suasana kerja adalah persepsi personal terhadap apa yang terjadi dalam tempat kerja.
Persepsi ini meliputi pengetahuan, pemahaman, sikap, nilai dan penghargaan personal terhadap
keadaan atau situasi kerja.
Cara-cara pembinaan iklim dan lingkungan kerja secara garis besarnya dapat dikemukakan sebagai
berikut :
c.Penilaian personal
Penilaian personal adalah salah satu kegiatan penting administrasi personal.Penilaian personal
berurusan dengan penampilan, pekerjaan dan hasil pekerjaan personal. Secara garis besarnya
penilaian personal terdiri dari dua macam yaitu :
1. Penilan diagnostik, suatu penilaian yang berusaha mejalaskan dan menganalisis perilaku yang
berkaitan dengan kerja.
2. Penilaian kategori ialah penilaian yang tujuannya terutama menempatkan orang-orang dalam
suatu tingkatan atau kategori tertentu.
( Katamiharja)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Administrasi personal atau biasa juga disebut sebagai
administrasi kepegawaian adalah suatu seni untuk memilih pegawai-pegawai baru dalam
mempekerjakan pegawai-pegawai yang telah ada ( pegawai-pegawai lama ) sedemikian rupa,
sehinga diperoleh atau dicapai hasil atau faedah dan pelayanan yang sebesar-besarnya, baik
mengenai kualitas maupun mengenai kuantitas dan tenaga kerja itu.
Peningkatan pengembangan personal dapat dilakukan dengan cara formal maupun informal.
Cara formal berupa tugas belajar, kursus, penataran, dan lokakarya. Sedangkan cara informal berupa
bantuan dan dorongan agar personal berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikp dan
nilainya.
Terdapapat dua jenis penilaian personal, yaitu penilaian diagnostic dan penilaian
kategori.Penilaian diagnostik bertujuan memperoleh gambaran dan kejelasan dalam rangka
memperbaiki kerja dan hasilnya.Penilaian kategori bertujuan untuk mewujudkan personal dalam
tingkatan hierarklis, kelas, tingkat, dan kategori tertentu.
makalah administrasi keuangan sekolah menengah (belum selesai)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah berada ditengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan sebagai pisau bermata dua. Mata
yang pertama adalah menjaga kelestarian nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar
pewarisan nilai-nilai masyarakat berlangsung dengan baik. Mata kedua adalah sebagai lembaga yang
dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan kehidupan serta
pembangunan. Kedua fungsi ini seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan
dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu fungsi yang controversial ini, diperlukan saling
pemahaman antara sekolah dan masyrakat.
Nilai-nilai yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan tetap dijaga kelestariannya, sedang yang
tidak sesuai harus diubah. Pelaksanaan fungsi sekolah ini, terlebih sekolah menengah yang berada di
tengah-tengah masyrakat terpencil, menjadi tumpuan harapan masyrakat untuk kemajuan mereka.
Untuk dapat menjalankan fungsi ini hubungan sekolah masyarakat harus selalu baik. Dengan
demikian, terdapat kerjasama serta situasi saling membantu antara sekolah dan masyrakat.
Disamping itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, pemerintah, dan
masyarakat. Realisasi tanggung jawab itu tidak dapat dilaksanakan apabila hubungan sekolah dan
masyrakat tidak terjalin sebaik-baiknya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, jadi penulis mampu menentukan rumusan masalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, jadi penulis dapat menentukan tujuan penulisan sebagai beirikut :
BAB II
PEMBAHASAN
Secara sederhana “hubungan” atau “communication” dapat diartikan sebagai “process by wich a
person transmits a message to another” yang berarti proses penyampaian berita dari seseorang
kepada orang lain.[1] Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang
diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan
aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah
dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan
tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah
tersebut bisa tetap eksis.
Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas) adalah suatu proses komunikasi antara sekolah
dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan
pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan
pengembangan sekolah. Kindred, balgin dan Gallagher(1976) mendefinisikan husemas ini sebagai
usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta
saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat.
1. Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dengan masyrakat. Masyarakat memerlukan
sekolah untuk menjamin bahwa anak-anak sebagai generasi penerus akan dapat hidup lebih baik,
demikian pula sekolah.
2. Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam
pengembangan sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah kepedulian masyarakat tentang
hal-hal yang terjadi disekolah, serta tindakan membangun dalam perbaikan sekolah.
3. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik, melalui komunikasi dua
arah yang efisien.
Ada banyak hal yang dapat diungkapkan tentang ruang lingkup hubungan sekolah dengan
masyarakat, antara lain yaitu sebagai beikut :
Menurut Amateambun dalam bukunya Guru dalam Administrasi sekolah pembangunan “konsepsi
hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Konsep “menunggu” sekolah hanya menunggu dan mengharapkan perhatian dan bantuan dari
masyarakat.
b. Konsep preventif kegiatan-kegiatan sekolah hanyalah untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan oleh masyarakat.
c. Konsep tanda bahaya kegiatan-kegiatan hubungan sekolah masyarakat terjadi bila ada bahaya
misalnya kebakaran, bangunan runtuh dan sebagainya. Sehingga sekolah memerlukan
bantuan/kontak dengan masyarakat.
e. Konsep prestise kegiatan-kegiatan sekolah sebagai alat untuk meninjolkan kariernya. Biasanya
hal ini cenderung untuk mencari popularitas sekolah.
f. Konsep partnership hubungan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan proses timbal
balik. Dimana kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan masyarakat juga menjadi kebutuhan
dan keinginan sekolah. Terutama dalam kegiatan kurikuler.
g. Konsep social leadership sekolah sebagai lembagan pendidikan utama masyarakat, harus dan
diharapkan dapat membina kepemimpinan dengan pihak yang erat hubungannya problema-
problema sosial.[2]
a. Integrity; Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dan
masyarakat harus terpadu. Artinya informasi yang disampaikan antar keduanya harus informasi yang
terpadu baik mengenai masalah akademik maupun non akademik. Hal ini sangat penting untuk
meningkatkan penilaian dan kepercayan antar keduanya.
b. Continuity; Prinsip ini menjelaskan bahwa hubungan ini harus dilakukan secara terus menerus,
hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui perkembangan sekolah.
c. Simplicity; Prinsip menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dan masayarakat ini
dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat sesuai dengan
kondisi dan karakteristik masyarakat.
d. Coverage; Kegiatan pemberian informasi secara menyeluruh dan mencakup semua asfek,
faktor atau subtansi yang perlu disampaikan dan perlu diketahui masyarakat.
Hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun dengan tujuan popularitas sekolah di mata
masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika mampu menciptakan program-program sekolah
yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dan cita-cita bersama dan dari program tersebut
mampu melahirkan sosok–sosok individu yang mapan secara intelektual dan spiritual. Dengan
popularitas ini sekolah eksis dan semakin maju.
c. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar warga sekolah
sendiri.
Sedangkan menurut Mulyasa, tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (1)
memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat
untuk menjalin hubungan dengan sekolah.[4]
Tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangkan kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat adalah:
a. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan
sekolah.
c. Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik,
serta meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan orang tua siswa dalam kegiatan pendidikan di
sekolah.
d. Peningkatan kesadaran masyrakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam memajukan
pendidikan di sekolah dalam era pembangunan.
e. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan oleh
sekolah.
f. Pertanggung jawaban sekolah atas harapan yang disebabkan masyrakat kepada sekolah.
Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarakat, didalamnya terdapat reaksi dan interaksi antar
warganya. Warga sekolah tersebut adalah guru, murid, tenaga administrasi sekolah serta petugas
sekolah lainnya misalnya dokter sekolah, pelayan atau penjaga sekolah, warung sekolah dan lain-
lain, sebagai salah satu lembaga masyarakat maka untuk dapat menjalankan tugasnya maka sekolah
perlu memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat. Kurikulum yang sudah using
dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat harus diperbaiki dan disesuaikan dengan kemajuan
dan perkembangan masyarakat (sudah barang tentu masyarakat yang maju, bukan masyarakat
tebelakang).
2. Metode yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal kehidupan riil
di masyarakat.
3. Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya dengan
demikian maka akan terdapat hubungan fungsional antara sekolah dengan masyarakat.
4. Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan kedua
belah pihak akan terpenuhi.
Dalam mengemban fungsi lembaga pengembangan masyarakat, guru mempunyai peranan yang
cukup penting selain sebagai pengajar di sekolah, ia juga sebagai pemimpin masyarakat baik luar
sekolah maupun masyaraka sekolah.
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit guru yang memangku jabatan masyarakat misalanya,
Koperasi Unit Desa (KUD), Karang Taruna dan lain sebagainya. Pengaruh sekolah terhadap
masyarakat pada dasarnya tergantung kepada kuantitas dan kualitas keluaan atau produk sekolah
tersebut dan berapa jauh masyarakat dapat menikmati keluara/produk sekolah.
Makin luas sebaran produk sekolah ditengah-tengah masyarakat dan makin meningkat kualitasnya
maka produk sekolah tersebut telah membawa pengaruh positif terhadap perkembangan
masyarakat. Pengaruh tersebut ialah sebagai berikut :
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa
3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan
masyarakat.
4. Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi
social yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.[7]
Didalam Tap MPR No. IV/MPR/1978 ditegaskan bahwa Pendidikan Berdasarkan atas Pancasila dan
bertujuan meningkatkan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan,
meningkatkan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memerkuat kepribadian serta mempertebal
semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Maka berdasarkan itulah bahwa pengaruh sekolah dengan masyarakat dapat berfungsi dan berperan
untuk sebagai berikut:
2. Meningkatkan kecerdasan.
6. Pembangunan nilai baru yang dianggap serasi oleh masyarakat dalam menghadapi tantangan
perkembangan ilmu, teknologi dan modernisasi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari Pembahasan diatas, maka penulis dapat menentukan simpulan bahwa Hubungan sekolah
dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima
di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan
mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan
bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan
program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
B. Saran
Setelah membaca hasil karya ilmiah ini, penulis menyarankan bahwa agar dapat mencari referensi
yang lain. Karena kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyajikan teknik pengajaran
pendidikan islam ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi , H. Abu & Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2001.
Faisal, Sanafiah. Pendidikan Luar Sekolah didalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Nasional.
Surabaya: CV. Usaha Nasional. 1981.
S, Sagala. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multima. 2008.
[1] Drs. H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), h. 69
[3] Sagala, S, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Nimas Multima, 2008), h. 27
[4] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h.50
[5] Ibid, h. 54
[6] H. Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h.34-35
[7] Sanafiah faisal, Pendidikan Luar Sekolah didalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Nasional,
(Surabaya: CV. Usaha Nasional, 1981), h 54
[8] H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h.101
• Tumblr
ukhen
Artikel Terkait
Makalah, Contoh Makalah Eksistensi Lembaga Pendidikan Pesantren di Era Kemajuan IPTEKMakalah
Eksistensi Lembaga Pendidikan Pesantren di Era Kemajuan IPTEKKATA PENGANTARPuji syukur
senantiasa kita panjatka
Makalah, Urgensi Pendidikan Islam di Lingkungan Keluarga Dalam Pembinaan Akhlak Mulia Anak
Mata Kuliah Kapita SelektaKATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dengan
Makalah, Makalah Teknik Pengembangan Paragraf Mata Kuliah Bahasa IndonesiaMakalah Teknik
Pengembangan ParagrafKATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, dan &nbs
NEXT
PREVIOUS
Makalah, Makalah " Niat Dalam Belajar " Mata Kuliah Adabul Muallim Wamutaallim
Emoticon
Popular
Makalah, Contoh Makalah Penghimpunan dan Penyaluran Zakat di Indonesia Mata Kuliah
Manajemen Zakat
•
Daftar Harga dan Spesifikasi Huawei G8 - 32GB RAM 3GB Terbaru
Makalah, Makalah Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Mata Kuliah Administrasi Pendidikan
Makalah, Makalah " Niat Dalam Belajar " Mata Kuliah Adabul Muallim Wamutaallim
Arsip Blog
• ► 2019 (8)
• ► 2018 (5)
• ▼ 2016 (40)
o ► June (6)
o ► May (12)
o ▼ January (22)
• ► 2015 (23)