Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ALAT PERAGA SESATAN HEKSAGON”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Multimedia Pembelajaran
Dosen : Sendi Ramdhani, S. pd., M. pd

Disusun oleh :
KELOMPOK 4
Dede Devi 8420219002
Muhammad Faisal Adz Dzikri 8420219012
Trisnawati Riana Indari 8420219026
Zubair Ahmad 8420219032

UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021

1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Sumpah Pemuda”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari apa yang dikatakan
sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Walaupun
demikian, penulis berharap bahwa makalah ini dapat diterima dan memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan.
Tidak berlebihan apabila pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dan tak lupa penulis menyampaikan banyak terimakasih serta seiring do’a atas segala amal baik
dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya.

Cianjur, 10 Januari 2021

Penulis

2
DAFATAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………........... 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...........3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………...........3
BAB II PERMASALAHAN………………………………………………………………........ ..4
A. Rumusan Masalah………………………………………………………………................4
B. Tujuan………………………………………………………………………………........ .4
C. Penyelesaian Masalah………………………………………………………………......... 4
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………………….... .6
A. Pengertian ………………………….………...………………………………………...... 6
B. PentingnyaAlat Peraga ………………….……………………………………………..... 6
C. Fungsi Alat Peraga……………………………………………………………………......7
D. Fungsi dan Kegunaan Sesatan Heksagon ………….………………………………..........8
E. Pembuatan Media….………………………………………………………………….......9
F. Hasil Percobaan………………………………………………………………………......10
G. Penjelasan Dan Kaitan Media Dengan Teori Probabilitas…………………………….. 13
BABIV KESIMPULAN…………………………………………………………………….......18
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………….. .........19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...... 20

3
BAB I PENDAHULUAN
Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam
terjadinya pembelajaran. Berdasar fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana.
Namun dalam keseharian kita tidak terlalu membedakan antara alat peraga dan sarana.
Sehingga semua benda yang digunakan sebagai alat dalam pembelajaran matematika kita
sebut alat peraga matematika. Demikian pula pada makalah ini, media matematika kita sebut
alat peraga matematika.
Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang
mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari
Peluang merupakan kemungkinan timbulnya suatu kejadian. Untuk membantu siswa
dalam memahami konsep dasar peluang, maka dalam makalah ini, akan memberikan contoh
sebuah media/alat peraga untuk melakukan percobaan mengenai materi peluang dengan
media”sesatan hexagon”.

BAB II
PERMASALAHAN

A. Rumusan Masalah
Identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa itu sesatan Heksagon
2. Untuk Apa sesatan heksagon ini?
3. Bagaimana Cara Kerja Sesatan Heksagon?
4. Bagaimana implikasi atau kaitan Sesatan heksagon dengan teori probabilitas?

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui bagaimana bentuk sesatan heksagon
2. Ingin mengetahui Bagaimana cara kerja sesatan heksagon
3. Ingin mengetahui teori teori matematika yang berkaitan dengan sesatan heksagon
4. Ingin mengetahui mengapa bentuk sesatan heksagon sangat unik dan harus heksagon

C. Penyelesaian Masalah
1.Apa itu sesatan Heksagon
Sesatan Heksagon adalah alat peraga yang digunakan untuk menghitung probabilitas bola yang
masuk kedalam celah celah tetentu.secara acak dari celah atas sampai celah paling bawah
2.Untuk Apa Sesatan heksagon ini

4
Digunakan sebagai alat peraga yang berguna untuk memperkenalkan anak pada teori probabilitas
3 Bagaimana Cara kerja sesatan heksagon
Sesatan heksagon bekerja dengan cara memasukkan kelereng ataupun bola ukuran sangat kecil
kedalam celah sesatan yang paling atas.Bola akan jatuh dari atas kebawah melalui celah celah yang
ada pada alat peraga Tersebut
4.Bagaimana Kaitan sesatan heksagon Dengan teori Probabilitas

Sesatan Heksagon Menggunakan rumus Probabilitas untuk menghitung probabilitas bola masuk
ke dalam celah heksagon.Cara menghitungnya yaitu Variabel X diatas diganti dengan banyak
lintasan yang mungkin terjadi pada baris Tertentu Sementara N diganti dengan total banyak semua
lintasan yang ada pada baris tersebut

5
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian
1.Pengertian Alat Peraga Secara Umum
Alat Peraga Briggs dalam Noehi Nasution (2004) berpendapat bahwa harus ada sesuatu
untuk mengkomunikasikan materi (Pesan Kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia
mendefinisikan alat peraga sebagai alat peraga sebagai ; “Wahana Fisik Yang Mengandung Materi
Pembelajaran”. Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang
mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga adalah suatu
benda asli dan benda tiruan yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang menjadi dasar
bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik. Model benda nyata yang digunakan
untuk mengurangi keabstrakan materi matematika dinamakan alat peraga pembelajaran
matematika. Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda yang
dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu
menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsipprinsip dalam matematika. 3.
Perbedaan Media dan Alat Peraga Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya
dan bukan pada substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi
sebagai alat bantu pembelajaran saja; dan sumber belajar disebut media bila merupakan bagian
integral dari seluruh proses atau kegiatan. Media memiliki tugas sebagai guru dan menjadi sumber
belajar bagi peserta didiknya. Dengan demikian media memiliki peran utama dalam keberhasilan
pendidikan sedangkan alat peraga hanya menjadi perantara dalam memudahkan penyampaian
informasi dari guru kepada peserta didiknya.
2. Pengertian Sesatan Heksagon
Adalah alat Peraga Matematika bercelah banyak dengan posisi sesatan dalam alat semakin
kebawah semakin banyak celah untuk bola yang digunakan untuk mempraktikan teori probabilitas
Jenjang SMP/SMA kepada murid
B. Pentingnya Alat Peraga
matematika mulai dipelajari dari sekolah dasar, untuk itu agar siswa dapat memahami
matematika dengan baik diperlukan pemahaman konsep dasar dalam matematika. Menurut teori
J. Piaget perkembangan intelektual seseorang hingga dewasa terbagi atas empat tahap yaitu
1). Tahap sensorik motorik (0 – 2 tahun)
2.) Tahap pra operasional (2 – 7 tahun)
3. )Tahap operasional konkrit (7 – 11 tahun)
4.) Tahap formal (lebih dari 11 tahun)
Selain Piaget ahli lain mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan belajar
seseorang adalah Bruner. Menurut Fajar (15, Psikologi dan Teori Belajar matematika, 2008)
Bruner membagi proses belajar siswa menjadi tiga tahap yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik.
1). Tahap Enaktif Pada tahap ini, siswa dituntut untuk mempelajari pengetahuan dengan
menggunakan benda konkrit atau menggunakan situasi nyata bagi para siswa.

6
2). Tahap Ikonik Setelah mempelajari pengetahuan dengan benda nyata atau benda konkrit, tahap
berikutnya adalah tahap ikonik yaitu siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam bentuk gambar
atau diagram sebagi perwujudan dari kegiatan yang menggunakan benda konkrit atau nyata.
3). Tahap simbolik Selain dua tahap diatas masih ada satu tahap lagi yaitu tahap simbolik dimana
siswa mewujudkan pengetahuannya dalam bentuk symbol-simbol abstrak. Dengan kata lain siswa
harus mengalami proses berabstraksi
4) Berdasarkan teori di atas, siswa SMP merupakan peralihan dari tahap operasional konkrit
menuju ke tahap formal. Oleh karena itu, agar siswa dapat menguasai konsepkonsep matematika
yang bersifat abstrak maka dalam membelajarkan matematika kepada siswa masih diperlukan azas
peragaan. Karenanya ketika proses pembelajaran matematika berlangsung sudah seharusnya
menggunakan model atau benda nyata (benda konkrit) yaitu alat peraga yang dapat digunakan
sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak.berkaitan dengan topik-topik tertentu yang
dapat membantu pemahaman siswa. Alat peraga adalah seperangkat benda kongkret yang
dirancang, dibuat atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau
mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam Matematika (Djoko Iswadji, 2003:1).
Menurut Estiningsih (1994), alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau
membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga merupakan bagian dari media
pembelajaran . Kata media sendiri berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran terjadi (Sadiman,2002:6).
C. Fungsi alat peraga
Alat peraga dipilih dan digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai
kompetensinya oleh siswa. Oleh karena itu perlu mengetahui fungsi alat peraga sebagai berikut,
menurut Sumardiyono setidaknya ada enam golongan alat peraga yaitu
1. Models (memodelkan suatu konsep) Alat peraga jenis model ini berfungsi untuk memvisualkan
atau mengkonkretkan (physical) konsep matematika
2. Bridge (menjembatani ke arah konsep) 6 Alat peraga ini bukan merupakan wujud konkrit dari
konsep matematika, tetapi merupakan sebuah cara yang dapat ditempuh untuk memperjelas
pengertian suatu konsep matematika. Fungsi ini menjadi sangat dominan bila mengingat bahwa
kebanyakan konsep-konsep matematika masih sangat abstrak bagi kebanyakan siswa.
3. Skills (mentrampilkan fakta, konsep, atau prinsip) Alat peraga ini secara jelas dimaksudkan agar
siswa lebih terampil dalam mengingat, memahami atau menggunakan konsep-konsep matematika.
Jenis alat peraga ini biasanya berbentuk permainan ringan dan memiliki penyelesaian yang rutin
(tetap).
4. Demonstration (mendemonstrasikan konsep, operasi, atau prinsip matematika) Alat peraga ini
memperagakan konsep matematika sehingga dapat dilihat secara jelas (terdemonstrasi) karena

7
suatu mekanisme teknis yang dapat dilihat (visible) atau dapat disentuh (touchable). Jadi, konsep
matematikanya hanya “diperlihatkan” apa adanya.
5. Aplication (mengaplikasikan konsep) Jenis alat peraga ini tidak secara langsung tampak
berkaitan dengan suatu konsep, tetapi ia dibentuk dari konsep matematika tersebut. Jelasnya, alat
peraga jenis ini tidak dimaksudkan untuk memperagakan suatu konsep tetapi sebagai contoh
penerapan atau aplikasi suatu konsep matematika tersebut.
6. Sources (sumber untuk pemecahan masalah) Alat peraga yang kita golongkan ke dalam jenis
ini adalah alat peraga yang menyajikan suatu masalah yang tidak bersifat rutin atau teknis tetapi
membutuhkan kemampuan problem-solving yang heuristik dan bersifat investigatif.. Hal ini
bermanfaat untuk melatih kompetensi yang dimiliki siswa dan melatih ketrampilan problem-
solving.
D. Fungsi dan Kegunaan Sesatan Heksagon
Fungsi dan Kegunaan : untuk mengetahui peluang kejadian suatu percobaan dengan menggunakan
media sesatan hexagon.
E. Bentuk Sesatan Heksagon
Gambar 1: alat peraga sesatan hexagon

8
Gambar 2: celah sesatan hexagon

A Celah baris ke-1

B1 B2 Celah baris ke-2

C1 C2 C3 Celah baris ke-3

D1 D2 D3 D4 Celah baris ke-4

E1 E2 E3 E4 E5 Celah baris ke-5


F. Pembuatan media
a. Bahan dan alat

No Bahan Alat
1 Styrofoam Pisau
2 Karton manila tebal Gunting
3 Lem Pena
4 dobletip Penggaris

Langkah- langkah pembuatan media

1. Mendisain gambar media (susunan dari beberapa segi enam yang berukuran sama)
2. Hasil disain ditempel pada Styrofoam, dan memotong Styrofoam sesuai dengan gambar yang
telah didisain tadi.

9
3. Tempelkan gambar hasil potongan tersebut pada Styrofoam teratur.sesuai dengan disain
sebelumnya.
4. Memberi nama media dengan karton manila tebal yang dilapisi dengan kertas biasa. Dan media
dapat digunakan.
G. Hasil Percobaan
Tabel 1: jenis dan jumlah lintasan yang mungkin dilewati bola
Baris Celah Banyak
Lintasan yang mungkin dilewati
ke Sasaran lintasan
1 A 1
2 B1 A B1 1
B2 A B2 1
3 C1 A B1 C1 1
C2 A B1 C2 , A B2 C2 2
C3 A B2 C3 1
4 D1 A B1 C1 D1 1
D2 A B1 C1 D2 , A B1 C2 D2 , A B2 C2 D2 3
D3 A B1 C2 D3 , A B2 C2 D3 , A B2 C3 D3 3
D4 A B2 C3 D4 1
5 E1 A B1 C1 D2 ,E 1
A B1 C2 D3 E A B2 C2 D3E , A B2 C3 D E3 A B2 C3 D
E2 E3 4
A B1 C2 D3 E A B2 C2 D3E , A B2 C3 D E3 A B2 C3 D
E3 E3 A B1 C2 D3 E A B2 C2 D3E
A B1 C2 D3 E A B2 C2 D3E , A B2 C3 D E3 6
E4 A B1 C2 D3 E
A B1 C2 D3 E 4
E5
1
Berdasarkan Tabel 1 di atas, lengkapilah Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah ini !

10
Tabel 2: banyak lintasan yang mungkin dilewati bola pada setiap celah

Celah Banyak Lintasan di Setiap Celah Total lintasan


Baris ke 1 1 1
Baris ke 2 1 1 2
Baris ke 3 1 2 1 4
Baris ke 4 1 3 3 1 8
Baris ke 5 1 4 6 4 1 16
Baris ke 6 1 5 10 10 5 1 32

Tabel 3: probabilitas bola masuk ke suatu celah

Total Banyak Probabilitas


Celah Sub Celah
Lintasan Lintasan Bola masuk
A 1 A 1 1/1
B 2 B1 1 ½
B2 1 ½
C 4 C1 1 ¼
C2 2 ½
C3 1 1/4
D 8 D1 1 1/8
D2 3 3/8
D3 3 3/8
D4 1 1/8
E 16 E1 1 1/16
E2 4 ¼
E3 6 3/8
E4 4 ¼
E5 1 1/16

H. Penjelasan Dan Kaitan Media Dengan Teori Probabilitas


Dari Tabel 3 dan semua percobaan yang telah dicoba dan telah dibuktikan dapat disimpulkan
bahwa:
Untuk menemukan probabilitas suatu bola yang dimasukkan ke dalam suatu sesatan heksagon
ialah banyaknya lintasan sesatan dibagi dengan total lintasan pada suatu baris hal ini sangatlah
mirip dengan rumus probailitas yang telah ada yaitu:

11
Hanya saja untuk kasusnya disini tertentu misalnya Baris A,B,C,D,dan E untuk baris A totalnya
1,Untuk baris B maka lintasan totalnya 2 Untuk Baris C Lintasan totalnya 4 Untuk Baris D
Lintasan totalnya adalah 8 Untuk Baris E Lintasan totalnya
Sementara itu untuk menghitung banyaknya lintasan maka ini seharusnya sama dengan
konsep segitiga pascal di setiap lubangya artinya tiap tiap angka pada segitiga pascal adalah
jumlah lintasan yang mungkin terjadi pada lubang tersebut

12
BAB IV KESIMPULAN
alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari
konsep yang dipelajari. Alat peraga adalah suatu benda asli dan benda tiruan yang digunakan
dalam proses belajar mengajar yang menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi
peserta didik.
Alat Peraga sangatlah penting untuk anak anak usia sd ataupun smp untuk mengenalkan konsep
konsep abstrak dengan cara yang mudah.Salah Satu alat peraga tersebut adalah Sesataan dengan
heksagon.Sesatan Heksagon adalah alat yang digunakaan dengan cara memasukkan kelereng ke
dalam suatu celah.Rumus untuk menghitung probabilitas bola masuk celah tertentu adalah
banyaknya lintasan sesatan dibagi dengan total lintasan pada suatu baris Banyaknya lintasan juga
membentuk pola segitiga pascal.
BAB V. PENUTUP
Pada dasarnya peserta didik belajar melalui yang konkrit. Untuk memahami konsep abstrak, anak
memerlukan benda-benda konkrit (riil) sebagai perantara. Selanjutnya konsep abstrak yang baru
dipahami akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila ia belajar melalui berbuat dan memahami
pengertian, bukan hanya melalui mengingat fakta. Oleh karena itu, fungsi utama dari alat peraga
adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar peserta didik mampu menangkap arti
sebenarnya konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi obyek/alat peraga maka
peserta didik mempunyai pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti dari
suatu konsep.
DAFTAR PUSTAKA
Afrida, Anas. 2014. Media dan AlatPeraga. online http://anasafrida.blogspot.co.id/2014/11/media-
dan-alatperaga-dalam_15.html.
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rohayati, Ade. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
https://dokumen.tips/documents/sesatan-hexagon.html
https://id.scribd.com/doc/150059276/Sesatan-Hexagon
http://planetmatematika.blogspot.com/2011/11/sesatan-hexagon.html

13

Anda mungkin juga menyukai