PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :
Keadaan Spesifik :
1
Abdomen : datar, hepar dan lien tidak teraba
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.2 Peraturan:
1. Menonaktifkan ponsel atau mengkondisikan ponsel dalam keadaan
diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen.
3. Izin saat akan keluar ruangan.
2.3 Skenario D
“ Derita Emak-Emak ”
Cek Nona,56 tahun, ibu rumah tangga, datang ke tempat praktek dokter
keluarga dengan keluhan utama bengkak pada lutut kanan disertai nyeri sejak 2
minggu yang lalu. Saat ini nyeri tetap dirasakan walaupun dalam keadaan
istirahat. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan yang
lebih terasa ketika beraktivitas dan lutut terasa kaku selama kurang dari setengah
jam terutama sewaktu bangun tidur pada pagi hari dan menetap sepanjang hari.
Riwayat keluarga menderita penyakit yang sama ada, yaitu ibunya. Cek Nona
sebelumnya Sering berobat ke dokter karena keluhan yang sama. Ia juga
mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung bila nyeri terasa. Cek Nona
3
sering mengkonsumsi makanan seperti jeroan. Cek Nona menyangkal riwayat
trauma sebelumnya.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :
Keadaan Spesifik :
4
2. Lutut Kanan Tulang sesamoid terbesar yang ada di tubuh dan
terletak di dextra ( kanan ), menduduki femoral
trochlea. Bentuknya yang oval asimetris dengan
puncaknya mengarah ke distal. Serta berperan
sebagai stabilisator dan penggerak.
3. Nyeri Sakit pada salah satu bagian tubuh.
4. Kaku Keras tak dapat dilentukkan.
5. Obat-obatan Suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian
badan manusia.
6. Jeroan Bagian-bagian dalamtubuh (hewan) yang sudah
dijagal atau biasanya disebut bagian kecuali otot
dan tulang. Jeroan sendiri terdiri dari berbagai
bagian, yaitu hati, jantung, ginjal, lidah, usus, dan
otak.
7. Trauma Kerusakan atau luka yang disebabkan oleh
tindakan-tindakan fisik dengan terputusnya
kontinuitas normal suatu struktur.
8 VAS ( Visual Alat ukur yang digunakan untuk memeriksa
Analogic Scale ) intensitas level nyeri.
9. Denyut Nadi Suatu gelombang yang teraba pada arteri bila
darah
dipompa keluar jantung.
10. Tekanan darah Tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung
terhadap dinding arteri.
11. Konjungtiva Membran mukosa tipis dan transparan yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata
(konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior
sclera (konjungtiva bulbaris).
5
12. Sklera Jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk
padamata, merupakan bagian terluar yang
melindungi bola mata.
13. ROM ( Range Of Istilah baku untuk menyatakan batas/besarnya
Motion ) gerakan sendi baik normal.
14. Krepitiasi Sensasi suara gemeratak yang sering ditemukan
pada tulang sendi rawan.
15. Tes Ballotement Tes yang dilakukan untuk melihat apakah ada
cairan di dalam lutut.
16. Tes Fluktuasi Tes yang dilakukan untuk melihat apakah cairan
lebih dari normal dalam sendi lutut.
6
Keadaan Spesifik :
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks : jantung dan paru dalam batas normal
Abdomen : datar, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas atas : tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas bawah ( regio genu dekstra ): ditemukan bengkak,
warna kulit sama dengan sekitar, teraba lebih panas dibandingkan
jaringan sekitar, krepitasi (+), nyeri gerak (+), ROM sendi lutut
terbatas, tes ballottement (+) dan tes fluktuasi (+) pada lutut.
Regio genue sinistra : tidak ditemukan kelainan.
Pemeriksaan Laboratorium : Hb 13,0 mg/dl, Leukosit
10.000/mm3, LED 15 mm/jam, trombosit 300.000/mm3
7
Capsula tidak terdapat pada permukaan depan sendi. Pergerakan :
Fleksi, ekstensi, rotasi medial, dan rotasi lateral.
Ada beberapa ligamentum yang terdapat pada sendi lutut antara lain :
1. Ligamentum crusiatum anterior
2. Ligamentum crusiatum posterior.
3. Ligamentum collateral lateralle
4. Ligamentum collateral mediale tibia (epicondylus medialis
tibia)
5. Ligamentum popliteum abligus
6. Ligamentum transversum genu
B. Fisiologi
Fungsi dari sendi ini adalah untuk melakukan gerakan flexi, extensi
dan sedikit rotasi pada tugkai bawah. Untuk melakukan fungsi gerak
ini diperlukan antara lain:
1. Otot-otot penggerak sendi
2. Kapsul sendi yang berfungsi untuk melindungi bagian tulang
yang bersendi supaya jangan lepas bila bergerak
3. Adanya permukaan tulang yang dengan bentuk tertentu yang
mengatur luasnya gerakan.
4. Adanya cairan dalam rongga sendi yang berfungsi untuk
mengurangi gesekanantara tulang pada permukaan sendi.
5. Ligamentum-ligamentum yang ada di sekitar sendi lutut yang
merupakan penghubung kedua buah tulang (femur dan tibia)
yang bersendi sehingga sendi menjadi kuat untuk melakukan
gerakan.
Sumber : (Sherwood, 2011)
b. Apa makna cek nona datang ke praktek dokter dengan keluhan
utama bengkak pada lutut kanan disertai nyeri sejak 2 minggu
yang lalu ?
Makna cek nona datang ke praktek dokter dengan keluhan
utama bengkak pada lutut kanan disertai nyeri sejak 2 minggu yang
8
lalu yaitu bengkak dan nyeri merupakan manifestasi klinis dari OA
yang dimana nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri yang lebih disbanding gerakan yang lain.
Nyeri pada OA juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati,
misalnya pada OA servikal dan lumbal. OA lumbal yang menimbulkan
stenosis spinal mungkn menimbulkan keluhan nyeri di betis, yang
biasa disebut dengan Claudio intermitten dan pembengkakan sendi
pada OA dapat timbul karena efusi pada sendi biasnya tak banyak
(<100 cc). penyebab lain ialah karena adanya osteofit, yang dapat
mengubah permukaan sendi.
Sumber : ( IPDL Jilid 2 hal 1198 edisi V )
9
Kerusakan pada kartilago -> kerusakan pada jaringan kartilago ->
sekresi arachidonat -> biosintesis prostaglandin -> respon inflamasi
pada synovial -> produksi makrofag synovial -> vasodilatasi dan
migrasinya leukosit ke jaringan synovial -> bengkak -> peningkatan
rangsangan nyeri -> nyeri
Klasifikasi Nyeri
10
2. Nyeri somatik, adalah nyeri yang timbul pada organ non viseral, misal
nyeri pasca bedah, nyeri tulang.
3. Nyeri viseral, adalah nyeri yang berasal dari organ viseral, biasanya
akibat distensi organ yang berongga, misalnya usus, kandung empedu,
pankreas. Nyeri ini biasanya diikuti sensasi otonom, seperti mual dan
muntah.
4. Nyeri neuroptik, adalah nyeri yang timbul akibat iritasi atau trauma
pada syaraf. Biasanya pasien akan merasakan nyeri seperti rasa
terbakar.
5. Nyeri psikogenik, adalah nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri
smatik dan nyeri neuropatik, dan memenuhi kriteria untuk depresi atau
kelainan psikosomatik.
Sumber : (Setiyohadi. B. Dkk, 2014)
11
1. Usia
Osteoarthritis biasanya terjadi pada usia lanjut, berat dijumpai
penderita osteoartritis yang berusia di bawah 40 tahun. Usia rata-
rata laki-laki yang mendapat osteoartritis sendi lutut yaitu pada
usia 59 tahun dengan puncaknya pada waktu 55 - 64 tahun, sedang
wanita 65,3 tahun dengan puncaknya pada waktu 65-74 tahun.
2. Jenis kelamin
Wanita berrisiko terkena OA dua kali lipat dibanding pria.
Walaupun prevalensi OA sebelum usia 45 tahun kurang lebih sama
pada pria dan wanita, tetapi di atas 50 tahun prevalensi OA lebih
banyak pada wanita, terutama pada sendi lutut. Wanita memiliki
lebih banyak sendi yang terlibat dan lebih menunjukkan gejala
klinis seperti kekakuan di pagi hari, bengkak pada sendi, dan nyeri
di malam hari.
Sumber : ( Arissa, Maria.I. 2012. )
2. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan yang
lebih terasa ketika beraktivitas dan lutut terasa kaku selama kurang dari
setengah jam terutama sewaktu bangun tidur pada pagi hari dan
menetap sepanjang hari.
a. Apa makna sejak 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh nyeri pada
lutut kanan ?
12
OA lutut merupakan salah satu penyebab morbiditas dan
ketidakmampuan pada seseorang terutama pada orang diusia tua.
Gejala yang paling banyak terjadi adalah nyeri dan kekakuan sendi.
Gejala tersebut bisa menyebabkan ketidakmampuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari yang mana bisa mempengaruhi kapabilitas kerja
dan kualitas hidup seseorang (Yildirim et. al, 2010). Hasil dari
penelitian Alves (2011) setelah pasien OA diukur derajat nyeri dengan
menggunakan WOMAC, nyeri sedang terjadi pada 45% pasien ketika
mereka berjalan pada bidang yang datar dan 40% nyeri pada malam
hari terjadi ketika duduk atau hendak tidur, selain itu 55% mengalami
nyeri yang ekstrim/buruk ketika menaiki atau menuruni tangga (Alves
dan Bassitt, 2011). Nyeri tersebut disebabkan karena degenerasi dari
proteoglikan, dan sendi rawan, pelepasan mediator inflamasi serta
pembentukan osteofit. Pada fase awal terjadi degenerasi rawan sendi
yang nantinya akan membentuk produk inflamasi. Pada fase inflamasi
mekanisme tubuh berupaya dengan mengeluarkan prostaglandin dan
interleukin sebagai reseptor nyeri. Bila terjadi inflamasi akan
menyebabkan sel kurang sensitif. Nyeri juga disebabkan karena
Iskemik dan nekrosis jaringan serta osteofit yang menekan periosteum
dan radiks syaraf. Pada tahap yang lebih lanjut akan terjadi disfungsi
pada sendi dan otot sehingga nyeri yang dirasakan semakin berat dan
intens (Sudoyo et. al, 2007). Nyeri akan menyebabkan keterbatasan
gerak, penurunan kekuatan dan keseimbangan otot, kesulitan dan
keterbatasan dalam beraktifitas. Kehilangan fungsi kapasitas kerja dan
berujung pada penurunan/gangguan kualitas hidup (Reis et. al, 2014).
Pengukuran kualitas hidup merupakan pengukuran yang relevan dan
penting dalam menilai kondisi fisik, sosial, emosional yang mana
sebagai akibat dari menderita osteoartritis (Miller et. al, 2013).
Sumber : ( TT Amanda, 2015 : Jurnal )
c. Apa makna lutut terasa kaku + setengah jam terutama sewaktu
bangun tidur ?
13
Maknanya adalah karena terjadinya peningkatan aktivitas
fibrinogenik dan penurunan fibrinolitik dan terbentuknya osteofit
Sumber : (IPDL jilid 3, HAL 3200)
14
Stadium artritis gout menahun
15
3. Riwayat keluarga menderita penyakit yang sama ada, yaitu ibunya.
16
a. Apa makna cek nona sering ke dokter karena keluhan yang
sama?
Maknanya adalah OA ( Osteoarthritis ) adalah penyakit yang
bersifat kronik yaitu kondisi (penyakit) yang berlangsung dalam waktu
lama dan secara terus menerus. Karena hal inilah yang menyebabkan
Cek Nona sering mnegalami keluhan yang sama.
17
Farmakokinetik: Asam mefenamat diabsorbsi pertama kali dari
lambung dan usus selanjutnya obat akan melalui hati diserap darah
dan dibawa oleh darah sampai ke tempat kerjanya. 90% asam
mefenamat terikat pada protein. Konsentrasi puncak asam mefenamat
dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam dengan waktu paruh
2jam. Sekitar 50% dosis asam mefenamat diekskresikan dalam urin
sebagai metabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi. dan 20% obat ini
ditemukan dalam feses sebagai metabolit 3-karboksil yang tidak
terkonjugasi.
Sumber : ( Buku Farmakologi dan Terapi Ed 6 FK UI Hal 234 )
5. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :
18
Kesadaran kompos mentis; frekuensi napas 20 x/menit; denyut nadi 80
x/menit; isi tegangan cukup; TD 130/90 mmHg; Suhu 36,8°C, BB = 65 kg
dan TB =148 cm, skala VAS = 5
Keadaan Spesifik :
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks : jantung dan paru dalam batas normal
Abdomen : datar, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas atas : tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas bawah ( regio genu dekstra ): ditemukan bengkak, warna
kulit sama dengan sekitar, teraba lebih panas dibandingkan jaringan
sekitar, krepitasi (+), nyeri gerak (+), ROM sendi lutut terbatas, tes
ballottement (+) dan tes fluktuasi (+) pada lutut.
Regio genue sinistra : tidak ditemukan kelainan.
19
BB Ideal = (148-100)-
10% (148-100) = 48 –
4,8 = 43,2 kg
dibulatkan menjadi
43 kg
VAS ( Visual 0 = Tidak Nyeri 5 5 = Nyeri
Analog Scale ) Sedang
2. Skala VAS
1. Tidak nyeri
2. Nyeri ringan
3. Nyeri sedang
4. Nyeri berat
5. Nyeri sangat berat
3. Langkah langkah
1. Menjelaskan kepada penderita tentang tujuan pengukuran
dilakukan
2. Menjelaskan kepada penderita bahwa sudut kanan berati
tidak nyeri, tengah berati nyeri sedang, dan sudut kiri berati
sangat nyeri
20
3. Menyuruh pasien memilih atau menggerakan arah panah
VAS pada skala nyeri, sesuai dengan intensitas nyeri ang
dirasakan saat diam atau tidak bergerak
4. Menekan area tubuh pasien yang dikeluhkan atau area
tubuh lain yang terkait lalu menyuruh pasien memilih atau
menggerakan arah panah VAS pada skala nyeri saat
digerakkan oleh pemeriksa
5. Mencatat lalu menginterpretasikan makna nyeri yang
dinyatakan oleh penderita dengan membandingkan alat
ukur yg tersedia di bagian belakang VAS
21
3 Abdomen : datar, hepar dan Normal
lien tidak teraba
4 Ekstremitas atas : tidak Normal
ditemukan kelainan
5 Ekstremitas bawah (regio Ekstremitas bawah (regio genu dextra) :
genu dextra) : ditemukan Bengkak (abnormal)
bengkak, warna kulit sama Warna kulit sama dengan sekitar
dengan sekitar, teraba lebih (normal)
panas dibanding jaringan Teraba lebih panas dibanding
sekitar, krepitasi (+), nyeri jaringan sekitar (abnormal)
gerak (+), ROM sendi lutut “pada reaksi inflamasi di fase
terbatas, tes ballottement kalor”
(+) dan tes fluktuasi (+) Krepitasi (+) (abnormal)
pada lutut. Nyeri gerak (+) (abnormal)
ROM sendi lutut terbatas
(abnormal)
Tes ballottement (+) (abnormal)
Tes fluktuasi (+) (abnormal).
Patofisiologi abnormal :
1. Bengkak
Pembengkakan bisa pada salah satu tulang sendi atau lebih. Hal ini
disebabkan karena reaksi radang yang menyebabkan pengumpulan cairan
dalam ruang sendi,biasanya teraba panas tanpa ada kemerahan.
Pembengkakan sendi pada OA dapat timbul karena efusi pada sendi yang
biasanya tak banyak (<100 cc). Sebab lain ialah karena adanya osteofit,
yang dapat mengubah permukaan sendi
2. Krepitasi
22
Krepitasi terjadi karena gesekan kedua permukaan tulang sendi
pada saat sendi digerakkan. Penyakit tertentu seperti osteoartritis, tulang
rawan pelindung mengalami penurunan fungsi yang menyebabkan tulang
menumbuk satu sama lain. Tumbuk-tumbukan tersebut menimbulkan
suara berderak atau mendedas yang disebut crepitus yang dapat pula
diikuti dengan rasa sakit. Gas dalam kapsul sendi lutut juga dapat
menghasilkan suara retak yang berasal dari gelembung yang meletup
akibat tekanan yang terdapat di dalam sendi yang dikarenakan aktivitas
fisik tertentu.
ROM Pasif
Indikasi :
23
a. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang
apabila dilakukan pergerakan aktif akan menghambat
proses penyembuhan.
b. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk
bergerak aktif pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan
koma, kelumpuhan atau bed rest total.
24
adanya kelemahan otot dan fleksibitas sendi. Kisaran normal
gerakan bervariasi per individu, namun besarnya sudut dari
ekstensi penuh terhadap fleksi sebesar 140o sudah dianggap normal.
Ketika lutut tidak dapat diekstensikan secara penuh, maka akan
tampak defisit ekstensi, atau kontraktur fleksi. Ketika lutut dapat
direntangkan diluar batas ekstensi penuh, maka akan tampak
keadaan hiperekstensi.
Selain daripada itu, perhatikan juga arah gerakan dan tentukan
kisaran berkenaan dengan posisi netral, yaitu nol terhadap sendi,
contohnya:
1. Suatu fleksi 140o, dan defisit ekstensi 20o, akan dicatat
sebagai: –fleksi/ekstensi 140/20/0
2. Suatu fleksi 140o, dan hiperekstensi 20o, akan dicatat
sebagai: –fleksi/ekstensi 140/0/20
3. Pada posisi duduk, pasien diminta untuk melakukan fleksi
pada lutut yang sakit, tanpa melibatkan pinggul. Periksa
rotasi lutut dan bandingkan dengan sisi kontralateral:
Eksorotasi dilakukan sekitar 40o
Endorotasi dilakukan sekitar 30o
B. Tes Ballotement
Tes ballotement atau menggoyangkan objek didalam cairan dapat
dilakukan seperti pada abdomen dan pada lutut, pada lutut atau regio
genus dilakukan dengan cara:
1. Ressesus Patellaris dikosongkan dengan menekannya
menggunakan satu tangan, lalu
2. Jari-jari tangan lain menekan patella kebawah, lalu lihat apakah
patella terangkat atau tidak.
Dalam keadaan normal patella tidak dapat ditekan ke bawah, tetapi
bila terdapat banyak cairan pada sendi lutut maka patella seperti
25
terangkat sehingga sedikit ada gerakan ke atas ke bawah dan itu
menunjukkan tes ballotement positif seperti yang terjadi pada kasus.
C. Tes fluktuasi
Caranya : ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan di
sebelah kiri dan kanan patella. Bila kemudian recessus supra patellaris
itu dikosongkan menggunakan tangan lainnya, maka ibu jari dan jari
telunjuk tadi seolah-olah terdorong oleh perpindahan cairan sendi lutut
Interpretasi Hasil
Interpretasi Normal Pada Kasus Hasil
Hb Pr : 12-16 % g/dl 13,0 mg/dl Normal
Lk : 13,5 – 18
g/dl
Leukosit 5.000- 10.000/mm3 Normal
10.000/mm3
LED Wintrobe : 15 mm/jqm Normal
Pr : 0-15mm/jam
Lk : 0-5 mm/jam
Westergreen
Pr : 0-20 mm/jam
Lk : 0-15 mm/jam
Trombosit 150.000- 300.000/mm3 Normal
400.000/mm3
26
a. Apa Interpretasi hasil dari pemeriksaan radiologi dan bagaimana
patofisiologi abnormalnya ?
Pada Sebagian besar kasus, radiografi pada sendi yang terkena
osteoarthritis sudah cukup memberikan gambaran diagnostic yang
lebih canggih.
Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA ialah :
1. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat
pada bagian yang menanggung beban ).
2. Peningkatan desnitas ( sclerosis ) tulang subkondral
3. Kista tulang
4. Osteofit pada pinggir sendi
5. Perubahan struktur anatomi sendi
Patofisiologi abnormal gambaran radiologi OA sebagai berikut:
1. Pembentukan osteofit: pertumbuhan tulang baru (semacam
taji) yang terbentuk di tepi sendi. OA disebabkan oleh
perubahan biomekanikal dan biokimia tulang rawan
yangterjadi oleh adanya penyebab multifaktorial antara lain
karena faktor umur, stressmekanis, atau penggunaan sendi
yang berlebihan, defek anatomik, obesitas,genetik, humoral
dan faktor kebudayaan, dimana akan terjadi
ketidakseimbanganantara degradasi dan sintesis tulang rawan.
Ketidakseimbangan ini menyebabkanpengeluaran enzim-enzim
degradasi dan pengeluaran kolagen yang akanmengakibatkan
kerusakan tulang rawan sendi dan sinovium (sinuvitis
sekunder)akibat terjadinya perubahan matriks dan struktur.
Selain itu juga akan terjadipembentukan osteofit sebagai suatu
proses perbaikan untuk membentuk kembalipersendian
sehingga dipandang sebagai kegagalan sendi yang progresif.
2. Penyempitan rongga sendi : hilangnya kartilago akan
menyebabkan penyempitan rongga sendi yang tidak sama.
27
3. Badan yang longgar : badan yang longgar terjadi akibat
terpisahnya kartilago dengan osteofit.
4. Kista subkondral dan sklerosis: peningkatan densitas tulang
disekitar sendi yang terkena dengan pembentukan kista
degeneratif
Bagian yang sering terkena OA
Lutut :
1. Sering terjadi hilangnya kompartemen femorotibial
pada rongga sendi.
2. Kompartemen bagian medial merupakan penyangga
tubuh yang utama, tekanannya lebih besar sehingga
hampir selalu menunjukkan penyempitan paling dini.
28
OA pada kasus adalah grade 4 karena pada pemeriksaan radiologi
ditemukan Regio genu dekstra tampak osteofit besar, celah sendi
menyempit, dan tampak sklerosis subkondral.
Pemeriksaan Diagnostik:
Radiodiagnostik:
29
Pemeriksaan fisik:
Keadaan spesifik :
30
metabolisme
Ankilosis tulang
Diagnosis Kaku pada pagi hari Celah antar tulang Adanya kristal urat
Atritis 3 sendi/lebih menyempit dalam tofi
Atritis pada Sklerosis Hiperurisemia
Riwayat inflamasi
31
persendian tangan subkondral artrtis
Atritis simetris Osteofit monoartikuler
Nodul reumatoid Bouchard Nodes Diikuti stadium
FR erum positif interkritik bebas
1. Osetoarthritis (OA)
Merupakan penyakit sendi degeneratif yang progresif dimana
rawan
kartilago yang melindungi ujung tulang mulai rusak, disertai
perubahan reaktif pada tepi sendi dan tulang subkhondral yang
menimbulkan rasa sakit dan hilangnya kemampuan gerak.
Insidensi dan prevalensi OA berbeda-beda antar negara. Penyakit
ini merupakan jenis arthritis yang paling sering terjadi yang
mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa.
Proses
Degenerasi dan penurunan progresif tulang rawan di dalam sendi,
kerusakan tulang di bawahnya, dan pembentukan tulang baru di
tepi tulang rawan.
Lokasi Umum
Lutut, panggul, tangan, tualng belakang leher, dan lumbal,
pergelangan tangan.
32
Awitan
Biasanya perlahan.
Pembekakan
Terdapat erosi ringan di sendi, kususnya lutut, juga pembesaran
tulang.
(+) Nyeri, kadang hangat.
(+) Kekakuan sering.
(+) Pembatasan gerakan.
33
3. Gout Artritits
Arthritis jenis ini lebih sering menyerang laki-laki.
Biasanya sebagai akibat dari kerusakan sistem kimia tubuh.
Kondisi ini paling sering menyerang sendi kecil, terutama ibu jari
kaki. Arthritis gout hampir selalu dapat dikendalikan oleh obat dan
pengelolaan diet.
Proses
Reaksi peradangan terhadap mikrovial mononatrum sitrat.
Lokasi Umum
Pangkal jempol kaki, telapak/punggung kaki, pergelangan kaki,
lutut, dan siku.
Awitan
Mendadak, sering pada malam hari.
Pembengkakan
Bengkak di dalam dan disekitar sendi yang terkena.
(+) Sangat nyeri.
(+) Kekakuan tidak jelas.
(+) Gerakan terbatas.
.
10. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus ?
34
12. Bagaimana tatalaksana pada kasus ?
Tujuan penatalaksanaan pada OA untuk mengurangi tanda dan gejala OA,
meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kebebasan dalam pergerakan
sendi, serta memperlambat progresi osteoartritis. Spektrum terapi yang
diberikan meliputi fisioterapi, pertolongan ortopedi, farmakoterapi,
pembedahan, rehabilitasi.
1. Terapi konservatif
Terapi konservatif yang bisa dilakukan meliputi edukasi kepada pasien,
pengaturan gaya hidup, apabila pasien termasuk obesitas harus mengurangi
berat badan, jika memungkinkan tetap berolah raga (pilihan olah raga yang
ringan seperti bersepeda, berenang).
2. Fisioterapi
Fisioterapi untuk pasien OA termasuk traksi, stretching, akupuntur,
transverse friction (tehnik pemijatan khusus untuk penderita OA), latihan
stimulasi otot, elektroterapi.
3. Pertolongan ortopedi
Pertolongan ortopedi kadang-kadang penting dilakukan seperti sepatu
yang bagian dalam dan luar didesain khusus pasien OA, ortosis juga
digunakan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi (Michael
et. al, 2010).
4. Farmakoterapi
Analgesik / anti-inflammatory agents.
COX-2 memiliki efek anti inflamasi spesifik. Keamanan dan kemanjuran
dari obat anti inflamasi harus selalu dievaluasi agar tidak menyebabkan
toksisitas.
Contoh: Ibuprofen : untuk efek antiinflamasi dibutuhkan dosis 1200-2400mg
sehari.
Naproksen : dosis untuk terapi penyakit sendi adalah 2x250-375mg sehari.
Bila perlu diberikan 2x500mg sehari.
Glucocorticoids
35
Injeksi glukokortikoid intra artikular dapat menghilangkan efusi sendi
akibat inflamasi.
Contoh: Injeksi triamsinolon asetonid 40mg/ml suspensi
hexacetonide 10 mg atau 40 mg.
1. Asam hialuronat
2. Kondroitin sulfat
3. Injeksi steroid seharusnya digunakan pada pasien dengan diabetes
yang telah hiperglikemia.
Setelah injeksi kortikosteroid dibandingkan dengan plasebo, asam
hialuronat, lavage (pencucian sendi), injeksi kortikosteroid dipercaya secara
signifikan dapat menurunkan nyeri sekitar 2-3 minggu setelah penyuntikan
(Nafrialdi dan Setawati, 2007).
5. Pembedahan
Artroskopi merupakan prosedur minimal operasi dan menyebabkan rata
infeksi yang rendah (dibawah 0,1%). Pasien dimasukkan ke dalam
kelompok 1 debridemen artroskopi, kelompok 2 lavage artroskopi,
kelompok 3 merupakan kelompok plasebo hanya dengan incisi kulit.
Setelah 24 bulan melakukan prosedur tersebut didapatkan hasil yang
signifikan pada kelompok 3 dari pada kelompok 1 dan 2.
Khondroplasti : menghilangkan fragmen kartilago. Prosedur ini digunakan
untuk mengurangi gejala osteofit pada kerusakan meniskus.
Autologous chondrocyte transplatation (ACT)
Autologous osteochondral transplantation (OCT)
(Michael et. al, 2010).
Sumber : ( TT Amanda, 2015 : jurnal )
36
14. Bagaimana prognosis pada kasus ?
3A
2.7 Kesimpulan
Cek Nona, 56 tahun , ibu rumah tangga mengeluh bengkak, nyeri, dan
kaku pada pagi hari karena menderita Osteoarthritis pada regio genu dextra.
37
2.8 Kerangka Konsep
Inflamasi Sendi
Osteoarthritis
38
DAFTAR PUSTAKA
39
12. Setiyohadi. B. Dkk. 2014. “Nyeri” dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi 6 Jilid 3 hal. 3117. Jakarta: Interna Publishing
13. Sherwood, Laura Iee. 2011. “ Fisiologi Manusia ”. Jakarta : EGC.
14. Silbernagl, et all. 2016. “ Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi ” Edisi 3
Hal 52-53. 347. Jakarta EGC.
15. Snell, R. S. 2012. “ Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem ”. Dialih
bahasakan oleh Sugarto L. Jakarta:EGC. Hal. 633
16. TT Amanda. 2015. “Osteoarthritis” by :
http://eprints.ums.ac.id/37962/3/BAB%202.pdf.
17. Wijaya, S. 2018. “Osteoartritis Lutut” vol. 45 no. 6. Jawa Timur: RS Tk.
IV Madiun
40