PENDAHULUAN
Blok Sistem Urogenitalia adalah blok ke-14 pada semester 5 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario D Alviani,
perempuan, berusia 60 tahun datang kek poliklinik dengan keluhan nyeri
pinggang kanan sejak 2 minggi yang lalu terus-menerus. Alvian juga merasa
demam, menggigil, mual, muntah, dan badan terasa lemas. BAK terasa nyeri dan
sering buang air kecil dimalam hari. Alvian juga sulit menahan buang air kecil
dan BAB biasa.
6 bulan yang lalu Alviani pernah mengalami nyeri saat buang air kecil
tanpa disertai nyeri pinggang. Keluhan ini berkurang setelah Alviani minum obat
dari dokter tapi tidak teratur.
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba, nyeri ketok di costo vertebral kanan (+)
Ekstremitas : normal
Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb 12,2 g/dl ; leukosit 15000/mm3
Kimia darah: total protein 4g/dl, albumin serum 3,5 g/dl , kolesterol 150 mg/dl , ureum
24 dan kreatinin 1,2.
Urinalysis
Makroskopik: keruh
Mikroskopik: leukosit penuh (lebih dari 100/LBP) , granuler silinder (+), protein +1
( RBC 10-15 /LBP).
3
2.3 Seven Jump Step
I. Klarifikasi Istilah
4
10. Costo vertebral : sudut yang dibentuk oleh os costa dan os vertebrae
1. Anamnesis
Keluhan Utama : nyeri pinggang kanan sejak 2 minggu yang lalu terus
menerus
RPP : 6 bulan yang lalu nyeri buang air kecil (+), nyeri pinggang (-)
2. Pemeriksaan Fisik
5
RR : 25x/menit
TD : 100/90 mmHg
Suhu : 39C
Pemeriksaan Khusus
Kepala : konjungtiva normal
Mulut : tenggorokan normal
Thorax : jantung normal, paru-paru normal
Abdomen : hepar dan lien tidak teraba, nyeri ketok di costo vertebrae
kanan (+)
Ekstremitas : normal
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin : Hb 12,2 g/dL
Leukosit 15000/mm
Kimia darah : Total protein : 4 g/dL
Kolesterol 150 mg/dL
Ureum 24
Kreatinin 1,2
Urinalysis
Makroskopik : Keruh
Mikroskopik : Leukosit penuh (lebih dari 100/LPB)
Granuler silinder (+)
Protein (+1)
RBC 10-15/LPB
6
III. Analisis Masalah
7
Anatomi ginjal:
- sepasang organ berbentuk seperti kacang (bean shaped) terletal
retroperitoneal di regio lumbal superior
- ginjal kanan terdesak hati sehingga terletak lebih rendah dari ginjal kiri
- 3 lapis jaringan penunjang yang melapisi bangun luar tiap ginjal : kapsul
ginjal (fibrosa;transparan), kapsul adiposa (massa lemak) & fascia renal
(jaringan penunjang fibrosa tebal)
Tepi medial ginjal yang cekung → hilus (tempat keluar masuknya arteri,
vena, & nervus renalis); pelvis renis → pelebaran ureter yang berbentuk
corong
- potongan frontal ginjal : 1. korteks, 2. medulla, 3. pelvis
- ginjal menerima darah 25% dari total curah jantung/menit (±1200 ml)
8
- sirkulasi ginjal:
serat saraf aferen dari pelvis renal & ureter menghantar rangsang nyeri
dari ginjal
Fungsi ginjal:
Fungsi spesifik ginjal bertujuan mempertahankan cairan ekstrasel
(CES) yang konstan.
2. mengatur jumlah & kadar berbagai ion dalam CES, seperti ion Na +,
Cl-, K+, HCO3 -, Ca2+, Mg2+, SO42-, PO43-, dan H+ → mengatur osmolalitas
cairan tubuh
9
o renin : enzim proteolitik yang berperan dalam pengaturan volume
CES & tekanan darah
10
2. Apa penyebab nyeri pinggang?
Jawab :
Berikut adalah beberapa penyebab tersering dari nyeri pinggang atau low
back pain (LBP).
11
Peregangan tulang pinggang sering terjadi pada orang yang
berumur diatas 40 tahun. Terkadang keadaan ini bisa menyerang tanpa
batasan usia. Gejala yang timbul dari keadaan ini antara lain adanya rasa
tidak nyaman atau nyeri pada pinggang setelah pinggang mengalami
tekanan mekanis. Derajat nyeri sangat tergantung dari seberapa banyak
otot yang mengalami cidera.
b. Iritasi saraf
c. Radikulopathy lumbar
12
d. Kondisi tulang dan sendi
Kondisi tulang dan sendi yang bisa menyebabkan nyeri pinggang antara
lain gangguang kongenital (bawaan), gangguan akibat proses degeneratif
dan peradangan yang terjadi pada sendi.
e. Gangguan ginjal
f. Kehamilan
h. Tumor
Nyeri pinggang bisa pula disebabkan oleh karena tumor, baik tumor jinak
maupun ganas. Tumor dapat terjadi lokal pada tulang pinggang atau
terjadi di tempat lain tetapi mengalami metastase atau penyebaran ke
tulang pinggang.
13
3. Bagaimana patofisiologi dari nyeri pinggang yang terus menerus?
Jawab :
Flora usus
Menembus perlahan
mukosa normal
Inkompetensi edematous
katup vesiko ureter
Kapsul ginjal
Refluks urine ke meregang mengenai
ginjal saraf simpatis
afferent
Kerusakan
parenkim ginjal Nyeri pinggang
Pyelonefritis
akut
14
4. Bagaimana patofisiologi dari keluhan tambahan?
Jawab :
Flora usus
Munculnya tipe
uropatogenik
Iritasi dan
hipersensitivitas
Kolonisasi di
mukosa vesica
perineal dan uretra
urinaria
anterior
Sedikit vesica
urinaria terisi Menembus perlahan
urin akan mukosa normal
mudah
terangsang
utk miksi sistitis inflamasi
Inkompetensi
Urgensi dan Nokturia katup vesiko Pelepasan sitokin
ureter
Aktifasi jalur
Stimulasi nyeri Kerusakan parenkim arakidonat
oleh saraf simpatis ginjal
efferent
Pyelonefritis
PGE 2
disuria akut
Set point ↑ di
hipotalamus
Fokus infeksi
parenkim ginjal
demam
edematous
16
6. Bagaimana hubungan RPP, keluhan tambahan dan keluhan utama?
Jawab : Flora usus
Munculnya tipe
uropatogenik
Iritasi dan
hipersensitivitas
Kolonisasi di
mukosa vesica
perineal dan uretra
urinaria
anterior
Sedikit vesica
urinaria terisi Menembus perlahan
urin akan mukosa normal
mudah
terangsang utk
miksi sistitis inflamasi
Inkompetensi
Urgensi dan Nokturia katup vesiko Pelepasan sitokin
ureter
Aktifasi jalur
Stimulasi nyeri Kerusakan parenkim arakidonat
oleh saraf simpatis ginjal
efferent
Pyelonefritis
PGE 2
disuria akut
Set point ↑ di
hipotalamus
Fokus infeksi
parenkim ginjal
demam
edematous
Cotrimoxazole
18
dan 25-50% sulfamethoxazole diekskresi melalui urin dalam 24 jam
setelah pemberian.
Fluoroquinolone
19
Fluoroquinolone merupakan antibiotik bakterisidal yang bekerja dengan
menghambat enzim topoisomerase II dan topoisomerase IV. Enzim
topoisomerase II (= DNA gyrase) berfungsi untuk merelaksasikan DNA
bakteri yang mengalami positive supercoiling, sedangkan topoisomerase
IV berfungsi dalam pemisahan DNA baru.
20
juga tidak boleh diberikan dengan teofilin dan obat-obat yang
memperpanjang interval QTc. Obat ini tidak diindikasikan untuk anak di
bawah 18 tahun dan wanita hamil.
21
- Pembentukan enzim betalaktamase
Aminoglycoside
Obat ini sangat polar sehingga sukar diabsorpsi melalui saluran cerna.
Oleh karena itu pemberiannya kebanyakan secara parenteral. Pada
pemberian parenteral (IM), kadar puncak dicapai dalam waktu ½ sampai 2
jam dan diekskresikan melalui ginjal terutama dengan filtrasi glomerulus.
22
- Inaktivasi obat oleh enzim kuman (fosforilase, adenilase, asetilase)
yang dapat ditansferkan melalui plasmid
Mekanisme :
Flora usus
23
Munculnya tipe
uropatogenik
Kolonisasi di
perineal dan uretra
anterior
Menembus perlahan
mukosa normal
sistitis inflamasi
Inkompetensi
katup vesiko Pelepasan sitokin
ureter
Aktifasi jalur
Kerusakan parenkim arakidonat
ginjal
BMR ↑
Pyelonefritis
PGE 2
akut
Perfusi jaringan ↑
Set point ↑ di
hipotalamus
Heart rate ↑
demam
24
Pemeriksaan Kasus Normal Interpretasi
Kepala Konjungtiva normal Tidak ada edema Normal
Mulut Tenggorokan normal Tidak ada kelainan Normal
Thorax Jantung dan paru-paru Tidak ada gangguan Normal
normal
Abdomen Hepar dan lien tidak Tidak ada kelainan Abnormal
teraba, nyeri ketok di
costo vertebrae kanan
(+)
Ekstremitas Ekstremitas normal Tidak ada kelainan Normal
Mekanisme :
Flora usus
Munculnya tipe
uropatogenik
Kolonisasi di
perineal dan uretra
anterior
25
Menembus perlahan
mukosa normal
sistitis
Inkompetensi
katup vesiko
ureter
Refluks urine
ke ginjal
Kerusakan parenkim
ginjal
Pyelonefritis
akut
Fokus infeksi
parenkim ginjal
edematous
kapsul ginjal
meregang mengenai
saraf simpatis
afferent
26
Untuk pemeriksaan ginjal abdomen prosedur tambahannya:
27
Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri: Pindah di sebelah kiri
penderita, Tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari
belakang
Meletakkan tangan kiri dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral
otot rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi
tekan tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap
ginjal di antar kedua tangan (normalnya jarang teraba)
28
Pemeriksaan Normal Kasus Interpretasi
Darah rutin
Normal
Hb 12-16g/dl 12,2g/dl
Munculnya tipe
uropatogenik
29
Edema mukosa
vesica urinaria
Aktifasi
Menembus perlahan Piuri
mukosa normal PMN
perdarahan
sistitis inflamasi
hematuri
Inkompetensi
katup vesiko
ureter
Refluks urine
ke ginjal
Kerusakan parenkim
ginjal
Pyelonefritis
akut
Fokus infeksi
parenkim ginjal
Gangguan pada
glomerulus
Permeabilitas ↑
Demam + + +/-
30
Nyeri saat berkemih + + +
Sering berkemih + + +
Hipertensi _ + -
31
- demam , menggigil, mual , muntah dan badan terasa lemas BAK terasa
nyeri.
- RPP : 6 bulan lalu pernah nyeri saat BAK tanpa nyeri pinggang
Pemeriksaan fisik :
- Takikardi
- Takipneu
- Pebris
Pemeriksaan laboratorium
- Leukositosis
- Urine keruh
32
a. tipe ”complicated” artinya telah terbukti mempunyai faktor
predisposisi atau merupakan infeksi sekunder dari
perjalanan penyakit ginjal
b. tipe ”uncomplicated” artinya tidak terbukti mempunyai
faktor predisposisi.
2. Mikroorganisme
2.1. Mikroorganisme aerobik
Infeksi saluran kemih dan ginjal terutama disebabkan
mikroorganisme saluran cerna yaitu aerobik Gram Negatif
bentuk batang (basil). Pielonefritis akut tipe uncomplicated
terutama disebabkan oleh golongan enterobakteria :
Escherichia coli (80%). Kemudian menyusul Klebsiella,
Proteus, dan Enterobakter. Pseudomonas, Stafilokok, dan
Streptokok golongan D, tidak jarang merupakan penyebab
pielonefritis dengan frekuensi antara 5-10%.
Mikroorganisme lainnya seperti Serratia marcescens dan
Candida albicans mungkin juga menyebabkan infeksi saluran
kemih dan ginjal melalui berbagai alat (instrumentasi),
termasuk infeksi nosokomial.
Infeksi saluran kemih dan ginjal pada diabetes melitus atau
pasien-pasien yang sedang mendapat pengobatan
kortikosteroid atau imunosupresif biasanya disebabkan oleh
mikroorganisme yang sangat jarang ditemukan di klinik.
33
streptokok anaerobik, dapat menyebabkan sindrom uretra pada
wanita. Dahulu sindrom ini dikenal sebagai sistitis abakterial.
Munculnya tipe
uropatogenik
34
Iritasi dan PMN dapat melewati
hipersensitivitas iritasi
Kolonisasi di leukositosis barner epitel dan
mukosa vesica perineal dan uretra ekstravasasi ke urine
urinaria anterior
Edema mukosa
vesica urinaria
Sedikit vesica Aktifasi
urinaria terisi Menembus perlahan Piuri
mukosa normal PMN
urin akan perdarahan
mudah
terangsang
utk miksi sistitis inflamasi
hematuri
Inkompetensi
Urgensi dan Nokturia katup vesiko Pelepasan sitokin
ureter
Aktifasi jalur
Stimulasi nyeri Kerusakan parenkim arakidonat
oleh saraf simpatis ginjal
efferent
BMR ↑
Pyelonefritis
PGE 2
disuria akut
Perfusi jaringan ↑
Set point ↑ di
hipotalamus
Fokus infeksi
parenkim ginjal
Heart rate ↑
Gangguan pada demam
glomerulus edematous
35
Pengobatan ini sifatnya simtomatik untuk menghilangkan atau
meredakan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah atau atas.
Misalnya analgetik, anti spasmodik, alkalinisasi uri dengan
bikarbonat.
Istirahat penting selama fase akut. Bila mual-mual atau muntah-
muntah perlu mendapat makanan parenteral.
Pasien dianjurkan minum banyak supaya jumlah diuresis mencapai
2 liter per hari selama fase akut. Keuntungan minum banyak :
a. pertumbuhan mikroorganisme terutama E.coli dapat dihambat
b. mengurangi risiko anuria selama pengobatan dengan
sulfonamid
c. mikroorganisme banyak diekskresikan selama miksi
Beberapa kerugian minum banyak:
a. pasien tidak istirahat karena sering kencing
b. mengurangi konsentrasi antibiotika dalam urin sehingga
mengurangi efek terapeutik
4. Pengobatan medikamentosa
Teoritis pemilihan macam antibiotika harus sesuai dengan hasil
bakteriogram. Dalam praktek sulit dilaksananakan karena hasil
biakan dan uji kepekaan memerlukan waktu lama (beberapa hari).
Pengobatan awal dapat segera diberikan dan sebaiknya sesuai
dengan hasil pengecatan dengan gram dari bahan urin.
a. Pengobatan awal
Bila hasil pengecatan Gram dijumpai bentuk batang Gram
Negatif, golongan sulfonamid dan ampisilin dapat segera diberikan
sebagai pengobatan awal, inisial. Sulfonamid masih cukup efektif
untuk Gram Negatif bentuk batang, biasanya E.coli yang
merupakan penyebab utama dari pielonefritis akut tipe sederhana
(uncomplicated).
36
Frekuensi penyembuhan cukup tinggi, mencapai 85%. Salah satu
golongan sulfonamid, misalnya sulfamezatin diberikan dengan
takaran 500 mg q.d.s per hari selama 7 hari sampai 10 hari.
Golongan antibiotika lain yang masih cukup efektif seperti
tetrasiklin, ampisilin (ampifen, vidopen, penbritin, pentreksil),
sefaleksin dan co-trimoxazole. Montgemerie (1976) menganjurkan
pemberian ampisilin 2 gram per hari intravena / intramuskuler,
selama 2 hari pertama, kemudian dilanjutkan peroral selama 10
hari, untuk pasien-pasien dengan pielonefritis akut berat yang
disertai tanda-tanda septikemia.
Untuk pasien-pasien pielonefritis akut yang dicurigai tipe
berkomplikasi sebaiknya diberikan antibiotika dengan spektrum
luas, seperti golongan ampisilin, sefaleksin atau co-trimoxazole.
Bila setelah 48 jam pengobatan tidak memperlihatkan respon
klinik, antibiotika harus diganti dan disesuaikan dengan hasil
bakteriogram.
5. Tindak lanjut
Selama follow up (tindak lanjut) pemeriksaan bakteriologisangat
penting karena penyembuhan klinik tidak berarti telah terdapat
juga penyembuhan sempurna. Bahan urin (UTK) harus dibiak pada
hari ke 3 atau ke 4 selama pengobatan dan satu minggu setelah
pengobatan berakhir. Bila tidak terjadi reinfeksi, biakan urin setiap
bulan selama 3 bulan pertama dan selanjutnya setiap 3 bulan
selama 9 bulan.
Bila pada hari ke 4 atau ke 5 selama pengobatan tidak
memperlihatkan penyembuhan klinik, biakan urine harus diulang
untuk menentukan pemilihan antibiotika yang tepat.
37
20. Bagaimana prognosis dan komplikasi pada penyakit ini?
Jawab :
Prognosis
Dubia at bonam jika segera dilakuakan penanganan yang tepat dan akurat.
Komplikasi
- Pieronefrosis
ISK dapat dicegah dengan banyak minum dan tidak menahan kemih, sebagai
upaya untuk membersihkan saluran kemih dari kuman. Bagi penderita ISK,
kedua hal tersebut lebih ditekankan lagi karena ISK dapat menimbulkan
lingkaran setan. Penderita ISK dengan disuria cenderung untuk menahan kemih,
padahal menahan kemih itu sendiri dapat memperberat ISK.
38
Untuk mengurangi risiko ISK pada kateterisasi, perlu kateterisasi yang tepat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kateterisasi antara lain jenis kateter,
teknik dan lama kateterisasi.
Minum cukup air hal ini adalah untuk mengencerkan konsentrasi baktri
didalam kandung kemih. Seperti kita tahu kebutuhan cairan tubuh kita
sekitar 2 lt perhari.
Jangan menahan kencing. Menahan kencing hanya akan membuat
bakteri berkembang.
Pakailah celana dalam dari bahan koton untuk menjaga area tersebut
kering.
Hindari memakai celana yang terlalu ketat yang akan membuat panas
dan basah/berkeringat, membuat area tersebut mudah untuk ditumbuhi
bakteri.
Hindari mandi berendam. Mandi dengan shower atau siraman lebih baik
daripada berendam.
39
Kompetensi 4 :
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat
memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga
tuntas.
40
nyeri pinggang (-)
Diberi obat
(tidak teratur minumnya)
Ke poliklinik
V. Hipotesis
41
Alvina 60 tahun mengalami nyeri pinggang sebelah kanan dan nyeri BAK
disebabkan oleh ISK bagian atas (pielonefritis)
Pokok What I Know What I Don’t Know What I Have to How I Will
Bahasan (Learning Issue) Prove Learn
Pyelonephr Alviani, 1. Anatomi sist. urinaria Alviani, ♀, 60th, Text Book,
itis Acute perempuan, 2. Histologi sist. urinaria dengan keluhan Pakar Lain
berusia 60 tahun 3. Fisiologi sist.urinaria nyeri pinggang (internet)
datang kek 4. Nyeri pinggang kanan disebabkan
poliklinik dengan 5. Pielonefritis akut oleh Pielonefritis
keluhan nyeri 6. Level of akut.
pinggang kanan Competencies
sejak 2 minggu 7. Pandangan Islam
yang lalu terus-
menerus.
SINTESIS
42
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran
kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran.
Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin
tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan
berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis Infeksi Saluran Kemih yang
paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai
sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih
(disuria, Jawa: anyang-anyangen). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK
yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis.
Pembagian ISK
Berdasar anatomi
Berdasar Klinis
Pemeriksaan Mikrobilogis
43
Manifestasi klinis
Pemeriksaan Diagnostik
Kultur dan pewarnaan gram urine ( dari urine porsi tengah atau spesimen
lansung dari katater)
Pada perempuan hamil dan pasien yang menjalani pembedahan urologi
lakukan skrining terhadap bakteriuria asimtomatik
Kultur darah : pertimbangkan pada ISK dengan komplikasi
Deteksi DNA atau kultur terhadap C. Trachomatis, N.gonorrhoeae pada
pasien yang kegiatan seksualnya aktif atau pada piuria steril
Spesimen urine porsi pertama dan porsi tengah, pemijatan prostat, dan
spesimen urine
44
CT scan abdomen untuk menyingkirkan abses pada pasien pielonefritis yang
demamnya tidak turun setelah 72 jam
Tindakan diagnostik urologi (USG ginjal, CT abdomen, sistografi berkemih)
jiks ISK berulang pada laki-laki
Penatalaksanaan ISK
Faktor risiko
45
6. Memiliki riwayat penyakit batu di daerah saluran kencing.
Solusi
1. Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing.
2. Membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH balanced
(seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.
3. Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh
langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet
duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan dulu pinggiran atau
dudukan toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu
dan cairan pembersih dudukan toilet.
4. Jangan cebok di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember.
Pakailah shower atau keran.
5. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak
lembab.
ISK dapat dicegah dengan banyak minum dan tidak menahan kemih, sebagai upaya untuk
membersihkan saluran kemih dari kuman. Bagi penderita ISK, kedua hal tersebut lebih
ditekankan lagi karena ISK dapat menimbulkan lingkaran setan. Penderita ISK dengan
disuria cenderung untuk menahan kemih, padahal menahan kemih itu sendiri dapat
memperberat ISK.
Untuk mengurangi risiko ISK pada kateterisasi, perlu kateterisasi yang tepat. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam kateterisasi antara lain jenis kateter, teknik dan lama
kateterisasi.
Minum cukup air hal ini adalah untuk mengencerkan konsentrasi baktri didalam
kandung kemih. Seperti kita tahu kebutuhan cairan tubuh kita sekitar 2 lt perhari.
Jangan menahan kencing. Menahan kencing hanya akan membuat bakteri
berkembang.
46
Pakailah celana dalam dari bahan koton untuk menjaga area tersebut kering.
Hindari memakai celana yang terlalu ketat yang akan membuat panas dan
basah/berkeringat, membuat area tersebut mudah untuk ditumbuhi bakteri.
Untuk wanita cara membersihkan kemaluan adalah mulai dari depan ke arah
belakang, ini untuk mengurangi masuknya bakteri dari daerah anus ke area
saluran kencing.
Seksualitas minumlah segelas air sebelum melakukan hubungan seks dan buang
air kecil sebelum dan sesudah hubungan seksual.
Hindari mandi berendam. Mandi dengan shower atau siraman lebih baik daripada
berendam.
DEFINISI
PNA adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh radang jaringan
interstitial sekunder mengenai tubulus, dan akhirnya dapat juga mengenai kapiler
glomerulus; disertai manifestasi klinis dan bakteriuria tanpa ditemukan kelainan-
kelainan radiologik.
Pielonefritis sering sebagai akibat dari refluks uretero vesikal, dimana katup
uretrovresikal yang tidak kompeten menyebabkan urin mengalir baik(refluks) ke
dalam ureter. Obstruksi traktus urinarius yang meningkatkan kerentanan ginjal
terhadap infeksi), tumor kandung kemih, striktur, hyperplasia prostatik benigna,
dan batu urinarius merupakan penyebab yang lain.
ETIOLOGI
47
Etiologi pyelonefritis akut:
1.Faktor predisposisi
Pielonefrtis dibagi 2 tipe :
a. tipe ”complicated” artinya telah terbukti mempunyai faktor
predisposisi atau merupakan infeksi sekunder dari perjalanan penyakit
ginjal
b. tipe ”uncomplicated” artinya tidak terbukti mempunyai
faktor predisposisi.
2. Mikroorganisme
2.1. Mikroorganisme aerobik
Infeksi saluran kemih dan ginjal terutama disebabkan
mikroorganisme saluran cerna yaitu aerobik Gram Negatif bentuk batang
(basil). Pielonefritis akut tipe uncomplicated terutama disebabkan oleh
golongan enterobakteria : Escherichia coli (80%). Kemudian menyusul
Klebsiella, Proteus, dan Enterobakter. Pseudomonas, Stafilokok, dan
Streptokok golongan D, tidak jarang merupakan penyebab pielonefritis
dengan frekuensi antara 5-10%.
Mikroorganisme lainnya seperti Serratia marcescens dan Candida
albicans mungkin juga menyebabkan infeksi saluran kemih dan ginjal
melalui berbagai alat (instrumentasi), termasuk infeksi nosokomial.
Infeksi saluran kemih dan ginjal pada diabetes melitus atau pasien-pasien
yang sedang mendapat pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif
biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat jarang ditemukan
di klinik.
48
bahwa laktobasilli, streptokok anaerobik, dapat menyebabkan sindrom
uretra pada wanita. Dahulu sindrom ini dikenal sebagai sistitis abakterial.
EPIDEMIOLOGI
Pada umumnya wanita lebih sering mengalami ISK daripada pria, hal ini karena
uretra wanita lebih pendek daripada pria. Pada masa neonatus ISK lebih banyak
pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi
perempuan (0,7%). Pada masa sekolah, ISK pada perempuan 3% sedangkan anak
laki-laki 1,1%. Pada usia remaja anak perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8%.
Bakteriuria asimtomatik pada wanita usia 18-40 tahun adalah 5-6 % dan angka itu
meningkat menjadi 20% pada wanita usia lanjut.
GEJALA
Pasien pielonefritis akut mengalami demam dan menggigil, nyeri tekan pada
kostovertebrel(CVA), Leokositosis, dan adanya bakteri dan sel darah putih dalam
urinselain itu gejala saluran urinarius bawah seperti disuria dan sering
berkemihumumnya terjadi. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut
antibodi bakteri dalam urin.
Ginjal pasien pielonefritis biasanya membesar disertai infiltrasiinterstisial sel-
sel inflamasi. Abses dapat di jumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kartiko
medularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi.
Ketika pielonefritis menjadi kronis, ginjal membentuk jaringan parut,
berkontraksi dan tidak berfungsi.
PATOGENESIS
Patogenesis pielonefritis pada manusia masih belum jelas, banyak factor
turut memegang peranan. Pada percobaan binatang mikroorganisme mencapai
ginjal melalui penyebaran hematogen maupun naik (ascending) melalui saluran
kemih (ureter).
Pengalaman klinik menunjukkan bahwa pielonefritis lebih sering ditemukan pada
pasien-pasien dengan obstruksi saluran kemih. Observasi klinik ini masih belum
49
dapat membuktikan bahwa infeksi ginjal dapat terjadi dengan cara ascending
karena ditemukan juga tanda-tanda bakteriemia, ini menunjukkan penyebaran
hematogen.
Pemasangan kateter daur sudah diketahui dapat menyebabkan sistitis disertai
bakteriuria, tetapi masih diragukan dapat menyebabkan infeksi ginjal
(pielonefritis). Data-data klinik lain misalnya pielonefritis sebagai gejala sisa dari
bakteriemi pasca operasi striktur uretra tidak pernah ditemukan di klinik. Pada
percobaan binatang, memang bakteriemia sering dijumpai setelah trauma kateter.
Dalam kepustakaan sedikit dilaporkan insiden bakteriemi pasca kateterisasi
walaupun catheterization fever sudah dikenal dalam bidang urologi.
Gangguan katup vesiko-ureter mungkin menyebabkan refluk urin kedalam pelvis
ginjal. Refluk ini dapat dibuktikan secara radiologik dengan pemeriksaan MCU
(Micturating Cysto-Uretherogram) pada orang dewasa walaupun kelainan ini
lebih sering dijumpai pada anak-anak. Peranan bakteriuria telah lama diketahui
dan merupakan salah satu factor yang penting dalam genesis pielonefritis pada
wanita.
Akhir-akhir ini telah diselidiki peranan “urinary inhibitor”, “local bladder
defance” dan komplek imun, untuk menerangkan mekanisme pielonefritis
terutama bentuk yang kronik.
HISTOPATOLOGI GINJAL
Makroskopik (gross) ginjal membesar, tersebar abses kecil-kecil pada permukaan
ginjal. Pada permukaan irisan ginjal ternyata batas antara korteks dan medulla
ginjal telah hilang. Vaskularisasi bertambah terutama pada mukosa pielum.
Pemeriksaan dibawah mikroskop cahaya : tanda-tanda radang lokal atau difus
disertai infiltrasi sel leukosit PMN, sembab jaringan interstisial, perdarahan kecil-
kecil (microhaemorrhage), tidak jarang ditemukan sel-sel pus dalam tubulus
ginjal, glomerulus masih normal kecuali bila terdapat infeksi berat.
GAMBARAN KLINIK
50
Pielonefritis akut ditemukan pada setiap umur, laki-laki atau wanita walaupun
lebih sering ditemukan pada wanita dan anak-anak. Pada laki-laki usia
lanjut,pielonefritis akut biasanya disertai hipertrofi prostat.
Dalam riwayat penyakit harus dicari faktor-faktor yang berhubungan dengan
pielonefritis.
1. Faktor predisposisi
a. Kehamilan terutama dengan riwayat keracunan (toksemi gravidarum)
b. Diabetes melitus
c. Hipertensi
d. Anemi
e. Umur lebih dari 60 tahun
f. Hematuri
g. Instrumentasi
h. Riwayat penyakit ginjal
51
pinggang dan ginjal sulit diraba karena spasme otot-otot. First percussion di
daerah sudut kostovertebral selalu dijumpai pada setiap pasien.
Distensi abdomen sangat nyata dan rebound tenderness mungkin juga ditemukan,
hal ini menunjukkan adanya proses dalam perut, intra peritoneal. Bising usus
mungkin melemah karena illeus paralitik terutama pada pasien-pasien dengan
septikemi.
KOMPLIKASI
1. Pielonefritis kronik
Bila diagnosis terlambat atau pengobatan tidak adekuat, infeksi akut ini
menjadi kronik terutama bila terdapat refluks vesiko ureter.
Pielonefritis kronis ini dapat menyebabkan :
a. insufisiensi ginjal
b. sklerosis sekunder mengenai pembuluh darah arterial sehingga
menyebabkan iskemi ginjal dan hipertensi
c. pembentukan batu dan selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan
jaringan/parenkim ginjal lebih parah lagi.
DIAGNOSIS BANDING
52
1. Pankretisitis akut
2. Appendisitis akut dan kholesistitis
3. Pneumonia lobaris atau pleuritis diafragmatika
4. Divertikulitis akut dari kolon desenden dapat menimbulkan sakit di daerah
pinggang
5. Herpes zoster
Rasa sakit pada penyakit herpes zoster sebelum timbul lesi makula sering
dikacaukan dengan sakit pada pielonefritis akut
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Leukositosis dapat mencapai 40.000 per mm3, neoutrofillia, laju endapan darah
tinggi. Urin keruh, proteinuria 1-3 gram per hari, penuh dengan pus dan kuman,
kadang-kadang ditemukan eritrosit. Biakan urin selalu ditemukan bakteriuria
patogen bermakna dengan CFU per ml > 105
Faal ginjal (LFG) masih normal, berat jenis urin dan uji fungsi tubulus lainnya
terganggu terutama bila disertai septikemia.
2. Foto polos perut mungkin sudah dapat memperlihatkan beberapa kelainan
seperti obliterasi bayangan ginjal karena sembab jaringan, perinephritic fat, dan
perkapuran. Ekskresi urogram selama fase akut umumnya memperlihatkan
sedikit penurunan fase ginjal walaupun pielum dan kalises dari ginjal yang sakit
mungkin mengecil karena sekresi volume urin sedikit dibandingkan dengan
ginjal yang sehat.
Pemeriksaan ekskresi urogram sangat penting untk mengetahui adanya
obstruksi. Bila terjadi infeksi berat, biasanya ginjal membesar dengan
nefrogram terlambat (delayed nephrogram) dan tidak ditemukan bayangan
sistem pelvio-kalises.
Gambaran urogram (pielogram) akan normal kembali setelah mendapat
pengobatan yang adekuat.
3. Pemeriksaan USG
53
Pada umumnya USG ginjal normal. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui
faktor-faktor predisposisi infeksi seperti ginjal polikistik dan nefrolitiasis.
4. Radionuclide imaging
Bayangan ginjal dengan gallium-67 dapat dipakai untuk menentukan lokalisasi
infeksi. Hasil positif mencapai 86% walaupun dapat juga ditemukan hasil
semupositif atau negatif (falsely positive/negative)
2. Pengobatan
2.1 Pengobatan umum
- pengobatan umum ini sifatnya simtomatik untuk meredakan gejala
infeksi saluran kemih bagian atas atau bawah. Misalnya analgetik,
antispasmodik, alkalinisasi urin dengan bikarbonat.
- Istirahat penting selama fase akut. Bila mual muntah perlu mendapat
makanan parenteral.
- Pasien dianjurkan minum banyak supaya jumlah diuresisnya mencapai
2 liter per hari selama fase akut. Keuntungan minum bayak :
pertumbuhan MO dapat dihambat, mengurangi resiko anuria selama
54
pengobatan dengan sulfonamid, MO banyak diekskresikan selama
miksi. Kerugian minum banyak : pasien tidak istirahat karena sering
kencing, mengurangi konsentrasi antibiotik dalam urin sehingga
mengurangi efek terapetik.
PROGNOSIS
Prognosis baik (penyembuhan 100%) bila memperlihatkan penyembuhan klinik
maupun bakteriologi terhadap antibiotika.
55
Bila faktor-faktor predisposisi tidak diketahui atau berat dan sulit dikoreksi, kira-
kira 40% dari pasien menjadi kronik.
56
DAFTAR PUSTAKA
Sukandar, Enday. 2006. Nefrologi Klinik Edisi III. Bandung : Bagian Ilmu Penyakit
Dalam FKUNPAD.
Guyton, Arthur C. & Kohn E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
11. Jakarta: EGC.
Kumar, Vinay, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
Purnomo, B Basuki. 2003. Dasar-Dasar Urologi Edisi II. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Sudoyo, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. Jakarta : Pusat Penerbitan
FKUI.
57