Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun
Diajukan Oleh :
NI WAYAN YARSINI
NIM: 1807521245
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini, coffee shop tidak hanya menjadi tempat minum kopi tetapi juga
2019). Hal ini menjadi wadah tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga untuk
semua kalangan. Akasa Kintamani Coffee merupakan coffee shop yang berada di
daerah Kintamani, Kabupaten Bangli. Alamat tepatnya ada di Jl. Raya Penelokan
no. 777. Tempat ini sangat mudah ditemukan lantaran berada tepat di pinggir jalan
raya. Selain itu parkirannya juga cukup luas sehinggan para pelanggan juga kerap
memadati Akasa untuk menikmati kopi favorit sambil menanti panorama matahari
terbit dan nuansa indah fajar. Dengan harga yang cukup terjangkau kita sudah bisa
daya minum kopi sudah ada sejak lama dan bukan sesuatu yang mengemuka di
Indonesia belakangan ini. Kopi dipandang tidak hanya menghilangkan penat tetapi
juga sudah menjadi budaya turun-temurun (Cahya, 2018). Hal tersebut juga men-
jadi bagian dari keseharian yang menarik banyak pengusaha untuk membuka usaha
kedai kopi sendiri, karena memiliki prospek yang bagus dan rata-rata margin keun-
tungan kedai kopi bisa mencapai 35–40 persen dari total penjualan (Gumiwang,
2018), ). Terlihat pula bahwa pasar ritel kopi di Indonesia telah meningkat menjadi
268.000 ton per tahun dan diprediksi mengalami tingkat pertumbuhan sebesar
dan kemunculannya menjadi ancaman di industri kopi menurut Ron Prasetyo, kon-
sultan bisnis kedai kopi (Mutiah, 2018). Misalnya, salah satu pemilik Coffee Shop
lokal di Kintamani Bangli, Coffee Shop Akasa Kintamani Coffee, yang tetap ber-
tahan ditengah pandemi covid-19 dan juga banyaknya coffee shop-coffee shop baru
dengan desain yang lebih baru dan unik. Dari data yang peneliti dapatkan yaitu dari
wawancara dan ulasan di google yaitu bisa disimpulkan bahwa Sebagian besar kon-
sumen akasa Kintamani coffee loyal dan mereka juga puas dengan pelayanan disana
serta mereka juga merekomendasikan coffee shop ini kepada teman/kerabat mereka
karena merasa tempat yang bershih di daerah pariwisata, segi menu yang menarik
dan enak, tempatnya yang instagrammable dan banyaknya spot poto berdasarkan
951 ulasan di google dan 10 responden yang menyatakan hal tersebut, dan mereka
juga akan melakukan pembelian kembali dan hal tersebut merupakan hal positif
dapat dinilai jika konsumen coffee shop akasa Kintamani sangat loyal. Namun tidak
menutup kemungkinan ada juga yang kurang puas dengan pelayanan disana yaitu
mereka menyebutkan jika pelayanan kurang serta menyebutkan coffee shop yang
petitif antar toko, dibutuhkan pelanggan setia karena mereka cenderung melakukan
karena itu mereka dianggap sebagai aset yang baik untuk keberlangsungan toko (Jin
layanan, penerapan kepuasan pelanggan telah menjadi hal yang sangat penting dan
esensial bagi perusahaan bisnis (Cheshin et al., 2018). Kepuasan pelanggan di-
artikan sebagai penilaian positif dari pelanggan yang diperoleh dari produk dan
layanan yang diberikan (Carranza et al., 2018). Saulina dan Syah (2018)
mengartikan kepuasan sebagai perasaan senang atau tidak puas yang ditimbulkan
dari perbandingan produk yang diterima pelanggan dan harapannya. Hal tersebut
dapat diukur dari gap antara ekspektasi pelanggan dengan kinerja yang mereka
terima dan juga dapat ditentukan oleh produk dan layanan yang berhasil mening-
katkan kepuasan pelanggan dan menghindari ketidakpuasan pelanggan. Hal ini juga
sebagai elemen penting dalam bisnis jasa yang dapat memberikan dampak positif
dan apa yang mereka terima terkait dengan layanan dari suatu organisasi (Setiawan
dan Sayuti, 2017). Ini juga diartikan sebagai perasaan pelanggan ketika mereka
Mengukur kualitas layanan tidaklah mudah karena tidak hanya hasil layanan yang
dibutuhkan tetapi juga proses layanan pengiriman (Nguyen et al., 2018). Organisasi
harus menyadari bahwa kualitas pelayanan yang baik dapat menjadi faktor keber-
melalui pembelian berulang mereka (Jin et al., 2016). Saulina dan Syah (2018)
toko untuk membeli kembali secara konsisten dalam situasi apa pun. Definisi ini
juga diakui oleh Githiri (2018) yang menyatakan loyalitas pelanggan berkaitan
kepada orang lain. Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa itu adalah ketika pelanggan
datang untuk membeli produk atau layanan dari perusahaan (restoran) yang dibeli
kembali, merekomendasikan kepada orang lain dan menolak layanan pesaing. Sen-
sitivitas harga dari pelanggan setia juga rendah (Moretta Tartaglione et al., 2019).
Keshavarz dkk. (2016) berpendapat bahwa dasar kesuksesan sebuah restoran adalah
dengan memiliki pelanggan setia melalui kepuasan. Mereka menyatakan bahwa itu
bisa diukur dengan kemauan pelanggan untuk mengatakan hal-hal positif dan
bersama, menggurui bisnis dan terus datang kembali ke toko bahkan ketika harga
madewi Dhisasmito and Suresh Kumar (2018) mereka ini mengungkapkan, seperti
san pelanggan pada industri kedai kopi di Jakarta yang sejalan dengan penelitian
sebelumnya (Albari dan Kartikasari, 2019; Furoida dan Maftukhah, 2018; Palit et
al., 2016). Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa kualitas layanan merupa-
kan pendorong utama kepuasan pelanggan bertentangan dengan temuan lain yang
menyatakan kualitas layanan hanya salah satu faktor yang berkontribusi terhadap
kepuasan (Alfin dan Nurdin, 2017; Budiastari, 2016; Githiri, 2018; Hanaysha,
bah dalam konteks perbankan syariah di Malaysia (Saleh et al., 2017). Hasil
penelitian saat ini sangat mendukung hubungan ini. Temuan ini sejalan dengan
mendukung semua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Melalui hasil
loyalitas nasabah pada bank syariah, hal ini sejalan dengan studi Kashif et al.
(2015); Kashif dkk. (2016) dan Alnaser et al. (2018). Hasil ini juga sejalan dengan
studi yang dilakukan di pengaturan layanan lainnya (Amin et al., 2013; Kitapci et
al., 2013; Saleh et al., 2017). Meskipun nasabah perbankan syariah puas dengan
kualitas layanan secara keseluruhan yang diberikan oleh bank syariah, tidak ada
jaminan bahwa nasabahnya tidak akan beralih ke bank lain. Oleh karena itu, bank
syariah perlu terus meningkatkan hubungan antara bank dan nasabah dengan
Dalam penelitian lainnya yaitu pada penelitian Razali Haron and Noradilah
nasabah pada bank syariah dapat dikaitkan dengan persepsi nasabah terhadap
produk dan layanan (Nomran et al., 2018). Penelitian ini juga memberikan bukti
survei bahwa kepuasan berpengaruh positif terhadap kepercayaan dan kepercayaan
pada akhirnya berpengaruh positif terhadap loyalitas pada bank. Tanda positif dari
estimasi menunjukkan bahwa semakin besar tingkat kepuasan pelanggan maka se-
makin tinggi tingkat kepercayaan pelanggan dan semakin besar tingkat kepercayaan
maka akan semakin tinggi pula tingkat loyalitas pelanggan. Semua elemen dari
proposisi penelitian dengan demikian didukung dengan kuat. Studi ini juga
keputusan nasabah untuk membangun hubungan jangka panjang dengan bank sya-
riah, yang pada gilirannya dapat menghasilkan nasabah yang puas memiliki ke-
percayaan yang lebih besar pada bank, dan ini akan meningkatkan hubungan jangka
panjang lebih jauh. Hasil penelitian ini berkontribusi pada literatur dan praktik
inginkan nasabah. Studi ini menemukan bahwa keenam dimensi model PAKSERV
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai “Pengaruh kualitas pelayanan dan kepua-
san terhadap loyalitas pelanggan yang dimediasi oleh peran kepercayaan” terkait
Berdasarkan rumusan masalah diatasa maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai
berikut.
1. Manfaat Teoretis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lainnya yang
2. Manfaat Praktis
fee.
BAB II
HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
(Jin et al., 2016). Saulina dan Syah (2018) mendefinisikan loyalitas pelanggan
sebagai komitmen pelanggan untuk kembali ke toko untuk membeli kembali secara
konsisten dalam situasi apa pun. Definisi ini juga diakui oleh Githiri (2018) yang
merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain. Lebih lan jut, dia
menyatakan bahwa hal tersebut adalah ketika pelanggan datang untuk membeli
kepada orang lain dan menolak layanan pesaing. Sensitivitas harga dari pelanggan
(Bhat et al., 2018), meskipun hal tersebut merupakan tantangan bagi perusahaan
jasa untuk menciptakan dan melestarikan pelanggan setia (Mainardes et al., 2020).
pelanggan, diikuti oleh kebiasaan membeli yang berulang (Fida et al., 2020).
Karena biaya untuk menarik pelanggan baru relatif lebih tinggi daripada
membeli dan berulang kali dari itu dan menyarankan pelanggan lain untuk membeli
darinya (Levy dan Hino, 2016). Namun, perlu juga dicatat bahwa pelanggan setia
belum tentu merupakan pelanggan yang puas. Misalnya, pelanggan yang terus
membeli kembali dari perusahaan tertentu karena tidak adanya alternatif yang
pelanggan ini dapat beralih ke penyedia layanan lain ketika mereka tahu bahwa
alternatif yang nyaman telah tersedia. Ini mungkin terjadi jika pelanggan tidak puas
dengan layanan yang ada yang disediakan oleh penyedia layanan saat ini. Berbeda
jika pelanggan memiliki pandangan sikap positif terhadap penyedia layanan yang
ada, mereka dapat terus membeli kembali dari mereka. Seperti pada penelitian sebe-
lumnya yaitu untuk mengukur loyalitas nasabah pada bank, penting untuk
menghitung sikap dan perilaku nasabah. Ciri-ciri sikap sebagai kesukaan pelanggan
terhadap organisasi. Rasa suka ini berasal dari pengalaman kepuasan pelanggan
dengan produk atau layanan tertentu. Jika pengalaman pelanggan tentang kepuasan
positif, hal itu dapat meningkatkan kepercayaan dan komitmen mereka kepada
penyedia (Gustafsson et al., 2005), dan mereka akan lebih bersemangat untuk
diharapkan pelanggan layanan dan apa yang sebenarnya dia alami. Konsep ini dapat
dipahami sebagai penilaian pelanggan kolaboratif dari layanan tertentu dan sejauh
mana itu memenuhi harapan yang dirasakan pelanggan dan tingkat kepuasan
layanan (Al-jazzazi dan Sultan, 2017). Kualitas layanan telah mendapat perhatian
besar dalam riset pemasaran selama beberapa dekade terakhir. Kualitas layanan
mengacu pada kesan keseluruhan dari penilaian yang dibuat oleh pelanggan tentang
(Nambiar et al., 2018). Kualitas layanan sebagai "fungsi perbedaan antara layanan
yang diharapkan dan persepsi pelanggan tentang layanan aktual yang diberikan".
Harapan berhubungan dengan prediksi pelanggan tentang suatu layanan yang dapat
pelanggan tentang suatu produk atau layanan (Kant dan Jaiswal, 2017). Sejumlah
norma, nilai, dan latar belakang pelanggan; citra produk yang dikirimkan (Ahrholdt
et al., 2017). Memberikan layanan yang berkualitas merupakan prasyarat bagi se-
buah perusahaan jasa untuk dapat bersaing di pasar (Anouze dan Alamro, 2019).
(2015) menyelidiki peran konfirmasi dalam konteks kualitas layanan. Hossain dkk.
(2015) mengeksplorasi peran TQM dalam mengelola operasi perbankan ritel pada
penelitian sebelumnya.
Seperti Keshavarz et al. (2016) dan Nguyen et al. (2018) di industri restoran
dan Miswanto dan Angelia (2017) di toko suvenir. Oleh karena itu, penelitian ini
1) Berwujud (Tangible)
Karena pelanggan akan menilai kualitas dari layanan yang diberikan oleh
sebagai perasaan senang yang dapat dirasakan dari toko perlengkapan fisik
2) Keandalan (Reliabilitas)
al., 2018). Organisasi harus dapat melakukan layanan dengan benar sejak
penyedia produk atau layanan untuk melakukan sesuai dengan apa yang
3) Responsif (Responsiveness)
(Nguyen et al., 2018) dan memberi mereka layanan yang cepat (Al-
Ababneh et al., 2018). Memberi tahu pelanggan waktu layanan akan
4) Jaminan (Assurance)
5) Empati
kedai kopi pelanggan (Pakurar et al., 2019). Penting bagi personel untuk
diperoleh dari produk dan layanan yang diberikan (Carranza et al., 2018). Saulina
dan Syah (2018) mengartikan kepuasan sebagai perasaan senang atau tidak puas
respon pemenuhan pelanggan. Lebih lanjut menurut Mensah dan Mensah (2018)
kepuasan pelanggan dapat diartikan sebagai penilaian produk atau jasa dari
dapat diukur dari gap antara ekspektasi pelanggan dengan kinerja yang mereka
terima dan juga dapat ditentukan oleh produk dan layanan yang berhasil
(Hanaysha, 2016). Ini juga sebagai elemen penting dalam bisnis jasa yang dapat
memberikan dampak positif bagi bisnis (Lee et al., 2018). Kepuasan pelanggan
juga dipandang sebagai indikator kunci dan kondisi yang diperlukan untuk profita-
pelanggan, sebagai konsekuensi dari kepuasan, sebagai langkah lain untuk men-
capai tujuan ini. Dalam bisnis layanan, kepuasan pelanggan diperlukan untuk mem-
dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan pesaing. Kotler, et al. dalam
pelanggan yaitu:
1) Sistem keluhan dan saran, yaitu menyediakan akses yang mudah dan
nyaman bagi para pelangan guna menyampaikan saran, kritik, pendapat dan
keluhan mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran, pengisian
berapa orang yang berlaku sebagai pelanggan. Hasilnya yang berupa analisa
kepada perusahaan.
pelanggannya.
kepuasan pelanggan. Cara melakukan survey ini bisa dengan melalui pos,
2.1.4 Kepercayaan
pada penyedia layanan dan melibatkan kerentanan dan ketidakpastian pada peran
penyedia. Kepercayaan mengacu pada keyakinan positif individu pada pihak lain
berdasarkan evaluasi mereka terhadap perilaku yang ditujukan dalam pertukaran
sosial yang akan secara etis dapat diterima seperti menghindari perilaku
oportunistik dan ketidak pastian (Chou & Hsu, 2016). Faktor kepercayaan dapat
dalam menentukan niat untuk membeli kembali (Trivedi & Yadav, 2018).
untuk melakukan pembelian Kembali (Bao et al.,2016; Safa & Von Solms, 2016;
bagai keyakinan bahwa seseorang akan bertindak dengan cara yang dapat dipred-
iksi, akan menepati janjinya, dan tidak akan berperilaku yang dapat berdampak
negatif pada yang lain. Kepercayaan adalah keadaan psikologis yang terdiri dari
niat untuk menerima kerentanan berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku
orang lain (Bozic, 2017). Aspek Kepercayaan yang efektif didasarkan pada ikatan
emosional antara pelanggan dan penyedia layanan, dan dihasilkan melalui hub-
ungan timbal balik antar pribadi, perasaan, perhatian dan kepedulian terhadap
penyedia layanan. Sonia & Devi (2018) menjelaskan kepercayaan adalah salah satu
penelitian dari Liu & Tang (2018), kepercayaan didefinisikan sebagai suatu keya-
kinan pelanggan bahwa sesuatu akan terjadi secara konsisten dengan ekspektasinya
dengan menggunakan empat indicator, (Baskara & Sukaatmadja, 2016; Sonia &
akukan oleh Razali Holan et al. (2019), Tahir Islam et al. (2021), Prameswari Pur-
nadewi Dhisasmito dan Suresh Kumar (2018) dan Neale J. Slack et al. (2019) maka
H6
Kepuasan H4
H2
H1 Loyalitas
Kualitas
Pelanggan
Layanan
H3 Ke-
percayaan H5
H7
Gambar 2.1 kerangka Konseptual
H1: A. Aburayya, et al. (2019), Neale J slack et al. (2019), Purwadi (2019,
Charles Makanyeza (2017), Zoya Wajid Satti (2020), Atul Kumar (2018),
dan Nur Aswani (2019).
H2: Prameswari Purnadewi Dhisasmito (2018), Neale J slack et al. (2019), Nur
Aswani (2019), Zoya Wajid Satti (2020), Atul Kumar (2018), dan Tigor
Sitorus Milawati Yustisia (2018).
H3: Houriyeh Dehghanpouri et al. (2020), Zona Artoni Wijaya, et al. (2020),
dan Made Hadi Nugraha, et al. (2020).
H4: Razali Haron, et al. (2020), Houriyeh Dehghanpouri (2019), Tigor Sitorus
milawati Yustisia (2018), Hakjun Song (2019), Zona Artoni Wijaya, et al.
(2020), dan Muhammad fakhrul Arifin, el al. (2020).
H5: Razali Haron, et al. (2020), Tahir Islam, et al. (2020), Guy Assaker et al.
(2020), Azam Haghkah, et al. (2020), Ha Nam Khanh Giao, et al. (2020),
Tigor Sitorus (2018), Nicholas Wilson, et al. (2020), dan Hakjun Song
(2019).
H6: Atul Kumar (2018), Yousef Keshavarz et al. (2018), Zoya Wajid Satti, et
al. (2020), Joko Sadoso Priyo (2019), dan I Gusti Ngurah Surama, et al.
(2020).
H7: Ahmad Aljumah, et al. (2020), Azam Haghkhan, et al. (2020), dan Ha Nam
Khanh Giao, et al. (2020).
2.3 Hipotesis Penelitian
kita bisa memberikan layanan dengan kualitas terbaik sehingga mereka kembali
utama semua organisasi. Saat ini, pelanggan semakin sadar akan hak -haknya; oleh
karena itu organisasi membutuhkan kemajuan yang konstan dalam kualitas layanan
kemauan penyedia layanan dan konsistensi dalam preferensi, patronase, dan pre-
mium. Dengan kata lain, klien yang puas sering kali membeli dari organisasi yang
membangun loyalitas pelanggan terhadap suatu produk. Korelasi positif antara loy-
alitas pelanggan dan kepuasan dan loyalitas mereka selanjutnya didukung oleh
alitas pelanggan.
harus fokus pada ide-ide inovatif untuk menarik pelanggan baru dan mempertahan-
kan pelanggan saat ini. Inovasi membantu dalam meningkatkan produk dan layanan
yang ada (Ouedraogo dan Koffi, 2018) dan menciptakan kepuasan d i antara pelang-
gan. Ini juga membantu dalam pengenalan layanan dan produk baru untuk menarik
pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Inovasi layanan
dapat membawa pelanggan baru dan membantu dalam memuaskan pelanggan saat
ini. Inovasi layanan menjadi lebih penting daripada inovasi berbasis produk, karena
pesaing dapat dengan mudah meniru inovasi basis produk setelah beberapa waktu.
Inovasi dapat diwujudkan melalui kewirausahaan, khususnya yang memainkan
modal. Kualitas layanan adalah pendahulu penting dari kepuasan pelanggan . Di-
yang sangat baik (Kiani et al., 2019). Keberadaan suatu usaha sangat bergantung
dalam industri (Hutahayan, 2019). Jadi, memberikan layanan dengan kualitas prima
dapat mengarah pada kepuasan pelanggan yang lebih baik. Diyakini bahwa sebuah
kepuasan pelanggan.
Kepercayaan pada suatu layanan akan muncul jika pelanggan memiliki per-
sepsi keberlanjutan hasil yang positif di masa depan karena kualitas layanan yang
ketidakpastian saat konsumen merasa rentan karena mereka sadar bahwa mereka
kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepercayaan (Kim et al., 2008). Ber-
dasarkan temuan sebelumnya, sudah diharapkan dalam penelitian ini bahwa kuali-
percayaan.
panjang nasabah untuk bank tertentu dari waktu ke waktu (Ladhari et al., 2011).
kembali atau melindungi kembali produk pilihan secara konsisten di masa depan.
perilaku dan sikap pelanggan dan menunjukkan bahwa sikap dan perilaku dapat
dengan loyalitas pelanggan (Amin et al., 2013; Kashif et al., 2016; Ali dan Naeem,
2019). Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada service setting
pelanggan terhadap loyalitas juga dicatat di bank syariah dan konvensional oleh
Ladhari et al. (2011); Saleem dkk. (2016); Saleh dkk. (2017) dan Ali dan Naeem
(2019).
nifikan terhadap loyalitas. Oleh karena itu, penelitian ini lebih lanjut memvalidasi
bahwa kepuasan pelanggan merupakan prediktor penting dari loyalitas pada pelang-
gan coffee shop Akasa Kintamani Coffee, dan dihipotesiskan sebagai berikut:
itas pelanggan.
janji penyedia layanan dapat diandalkan dan penyedia akan memenuhi komit-
oleh Ratnawati dan Kholis (2019) berpengaruh positif terhadap loyalitas dan dapat
minat pelanggan baru. Oleh karena itu, kepuasan berpengaruh positif terhadap ke-
percayaan, dan kepercayaan pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap loy-
alitas (Boonlertvanich, 2019). Jika pelanggan puas dengan manfaat ekonomi yang
layanan dapat dipercaya (Sumaedi et al., 2015). Kepuasan akan mempengaruhi ke-
(Shainesh, 2012). Seperti dalam penelitian sebelumya yaitu untuk menjaga dan
meningkatkan loyalitas nasabah, bank harus dapat dipercaya dan berkomitmen ter-
hadap layanan yang diberikan (Ndubisi et al., 2007; Nomran et al., 2018; Ali dan
Naeem, 2019). Oleh karena itu, fitur utama dalam melanjutkan hubungan layanan
dengan bank adalah tindakan kepercayaan (Lewis dan Soureli, 2006; Ndubisi et al.,
gan yang puas dapat menjadi pelanggan setia ketika pelanggan memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi (Dimitriadis et al., 2011). Penelitian ini akan menguji hub-
itas pelanggan.
2.3.6 Peran kepuasan dalam memediasi pengaruh kualitas layanan dan loy-
alitas pelanggan
pelanggan. Pelanggan yang puas akan mengunjungi lagi dan menggunakan produk
dan layanan berulang kali dalam jangka waktu yang lama. Kepuasan yang terjadi
akan terus berlanjut mampu mewujudkan loyalitas pelanggan. Setia pelanggan akan
dipandang sebagai mediator antara kualitas layanan dan loyalitas pelanggan. Oleh
pelanggan.
loyalitas
kepuasan dan loyalitas produsen dalam suatu rantai pasok buah segar. Kepercayaan
dapat memengaruhi nilai-nilai sosial antara produsen dan pembeli dalam rantai
dan memperkuat keterlibatan jangka panjang. Osman dan Sentosa (2013) juga
secara positif ketika pelanggan yang puas memiliki kepercayaan pada perusahaan
sebagai mediator antara kepuasan dan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu,
pelanggan.
BAB III
METODE PENELITIAN
siatif, karena penelitian ini membahas tentang pengaruh kualitas layanan terhadap
shop, pengaruh kepuasan terhadap loyalitas konsumen di coffee shop, pengaruh ke-
percayaan terhadap loyalitas konsumen di coffee shop serta meneliti variabel medi-
asi yaitu peran kepercayaan yang memperkuat pengaruh kualitas layanan terhadap
pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas konsumen di coffee shop Akasa Kin-
matan Kintamani ditentukan sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu
obyek wisata yang sudah banyak dikenal oleh sebagian masyarakat dunia dengan
kawasan dataran tinggi dan merupakan kawasan pariwisata serta banyaknya tempat
kuliner seperti restaurant dan coffee shop yang sedang terkenal belakangan ini
dibandingkan dengan coffee shop yang ada di luar wilayah Kecamatan / Kabupaten
di Bali.
3.3 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah peran kualitas layanan terhadap loyalitas kon-
sumen yang dimediasi oleh peran kepuasan dan kepercayaan terhadap konsumen
operasional variabel.
berikut.
(Bhat et al., 2018), meskipun hal tersebut merupakan tantangan bagi perusahaan
jasa untuk menciptakan dan melestarikan pelanggan setia (Mainardes et al., 2020).
pelanggan, diikuti oleh kebiasaan membeli yang berulang (Fida et al., 2020). Ka-
rena biaya untuk menarik pelanggan baru relatif lebih tinggi daripada menghemat
pelanggan yang sudah ada, maka mempertahankan pelanggan setia sangat penting
ini didasarkan pada pemikiran Zeithaml, et al., (Laksana, 2009: 99), yang terdiri
dari:
Konsumen akan cenderung memiliki niat beli jika mereka sudah menge-
Konsumen bisa datang karena dipengaruhi oleh harga suatu produk atau
layanan.
Jika konsumen merasa kurang puas akan pelayanan maka mereka bisa
yang dibuat oleh pelanggan tentang layanan yang diberikan oleh perus-
ilmiah dan penting dalam literatur akademik (Nambiar et al., 2018). Kuali-
tas layanan dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara apa yang diharap-
kan pelanggan layanan dan apa yang sebenarnya dia alami. Konsep ini dapat
sejauh mana itu memenuhi harapan yang dirasakan pelanggan dan tingkat
restoran dan Miswanto dan Angelia (2017) di toko suvenir. Oleh karena itu,
penyesuaian agar sesuai dengan industri kedai kopi dimensi yang diadopsi
adalah:
6) Berwujud (Tangible)
Karena pelanggan akan menilai kualitas dari layanan yang diberikan oleh
perusahaan, maka tangible yang menjadi citra fisik dari coffee shop ini yaitu
sebagai perasaan senang yang dapat dirasakan dari perlengkapan fisik dan
7) Keandalan (Reliabilitas)
Perusahaan harus bisa melakukan layanan dengan baik sejak awal coffee
Perusahaan mampu memberikan pelayanan yang cepat dan tepat pada kon-
9) Jaminan (Assurance)
semua karyawan juga harus bersikap sopan kepada pelanggan agar tetap ter-
10) Empati
Empati dari personel toko dapat memberikan perasaan spesial dan unik un-
tuk kualitas layanan dalam industri coffee shop hal ini untuk memahami
dari kepuasan, sebagai langkah lain untuk mencapai tujuan ini. Dalam bisnis
dia social dari Akasa Kintamani Coffee. Dengan menyedian platform yang
mereka disana.
melakukan survey ini bisa dengan melalui telepon, email, website, Q and A
produk. Selanjutnya penelitian dari Liu & Tang (2018), kepercayaan dide-
percaya.
pat indikator, (Baskara & Sukaatmadja, 2016; Sonia & Devi, 2018) yaitu:
1) Kejujuran
2) Tindakan Oportunistik
3) Penepatan Janji
4) Terpercaya
Tabel 3.1 Tabel Indikator Variabel Penelitian
Sumber : Zeithaml, et al., (Laksana, 2009: 99), Keshavarz et al. (2016), Nguyen et
al. (2018), Miswanto, Angelia (2017), Keshavarz et al. (2016), Nguyen et al. (2018),
Miswanto dan Angelia (2017) dan Baskara & sukaatmadja, 2016; Sonia & Devi,
2018)
1) Data Kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat,
2) Data Kuantitatif, adalah data dalam bentuk angka yang dapat dinyatakan
1) Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
badan atau individu secara langsungn dari objeknya. Data primer dalam
penelitian
2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, su-
dah dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah seperti data penjulan serta data jumlah kunjungan wisatawan se-
3.6.1 Populasi
Kintamani Bangli.
Dalam penelitian ini, metode penentuan sampel yang digunakan yaitu non–
probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/ kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi un-
tuk dipilih menjadi sampel (Rahyuda et al., 2016). Teknik non probability
kut :
4) Responden yang sudah pernah berkunjung dan membeli produk atau ma-
Menurut Sugiyono (2013:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karak-
teristik yang dimiliki oleh populasi dalam penelitian. Roscoe dalam Sugiyono
tara lain: ukuran sampel berkisar antara 30-500, untuk sampel yang dipecah men-
responden.
sistematis, dan cermat, sehingga data yang dikumpulkan harus relevan dengan
pengumpulan data dari beberapa media seperti buku, jurnal, artikel, dan
lain-lain.
Skala Likert. Skala ini mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atas
sebuah fenomena yang terjadi (Sugiyono, 2014:132). Jawaban dari setiap per-
tanyaan mempunyai skor dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju dan
Sangat Setuju SS 5
Setuju ST 4
Cukup Setuju CS 3
Tidak Setuju TS 2
pada sampel dari populasi yang diambil. Jumlah sampel yang digunakan
faktor dengan skor total. Nilai korelasi antar skor item dengan total item
kemudian dibandingkan dengan r kritis. Jika korelasi item > r kritis (0,30)
kali dan tetap ada kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Penelitian ini
dengan mengujicobakannya beberapa kali pada responden, dalam hal ini in-
2013:172).
3.9 Teknik Analisis: Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Statistik Infer-
ensial.
ran yang telah ditetapkan melalui formula interval range sebagai berikut.
Kategori:
3,40-4,19 = Baik
2158.
Ahrholdt, D.C., Gudergan, S.P. and Ringle, C.M. (2017), “Enhancing service loy-
alty: the roles of delight, satisfaction, and service quality”, Journal of Travel
(2018), “The impact of internal service quality on job satisfaction in the ho-
doi: 10.1080/22243534.2018.1501182.
Ali, S. F., & Naeem, M. (2019). Does service quality increase the level of banks
doi:10.1108/jmd-05-2018-0149
Anouze, A.L.M. and Alamro, A.S. (2019), “Factors affecting intention to use e -
1, pp. 86-112.
Arifin, M. F., Hartoyo, & Yusuf. E. Z. (2020). The Importance of Service Quality
Case Study of Hunky Dory Barbershop. Binus Business Review, 11(2), 79-
89. https://doi.org/10.21512/bbr.v11i2.6268.
Artoni Wijaya, Zona, Dkk. 2020. The Fifth Padang International Conference On
Asnawi, N., Sukoco, B.M. and Fanani, M.A. (2019), "The role of service quality
within Indonesian customers satisfaction and loyalty and its impact on Is-
Assaker, Guy. Dkk. (2020): Examining an integrated model of green image, per-
10.1080/19368623.2020.1751371.
Bao, H., Li, B., Shen, J., & Hou, F. (2016). Repurchase Intention in The Chinese
5(11), 7214–7244.
Bhat, S.A., Darzi, M.A. and Parrey, S.H. (2018), “Antecedents of customer loyalty
Cahya, K.D. (2018),“Minum kopi, representasi gaya hidup ‘hangout’, available at:
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/18/173747320/minum-kopi-
representasigaya-hidup-hangout. (diakses sabtu, 27 Maret 2021).
Cheema, S., Ahsan, N., Amjad, S. and Bukhari, Z.Y. (2019), "Antecedences of Cus-
Christina, Helga. (2019). Akasa Kintamani Coffee, Ngopi Ditemani Cantiknya Kin-
tamani”, available at: https://travelingyuk.com/festival-danau-sentani-bu-
lan-juni-2021/288536/. (diakses sabtu, 27 Maret 2021).
0272-9.
privacy and quality of service on the success of E-CRM: the mediating role
Fida, B.A., Ahmed, U., Al-Balushi, Y. and Singh, D. (2020), “Impact of service
351-370.
Gustafsson, A., Johnson, M.D. and Roos, I. (2005), “The effects of customer satis-
Hanaysha, J. (2016), “Testing the effects of food quality, price fairness, and physi-
10.18488/journal.1006/2016.6.2/1006.2.31.40.
Haron, R., Abdul Subar, N. and Ibrahim, K. (2020), "Service quality of Islamic
banks: satisfaction, loyalty and the mediating role of trust", Islamic Eco-
merce/.
Hossain, M.A. and Dwivedi, Y.K. (2015), “Determining the consequents of bank’s
Total Quality Management and Business Excellence, Vol. 26 Nos 5/6, pp.
661-674.
Hossain, M.A., Dwivedi, Y.K. and Naseem, S. (2015), “Developing and validating
Jin, N.P., Line, N.D. and Merkebu, J. (2016), “The effects of image and price fair-
Kant, R. and Jaiswal, D. (2017), “The impact of perceived service quality dimen-
430.
Kartika, T., Firdaus, A. and Najib, M. (2019), "Contrasting the drivers of customer
loyalty; financing and depositor customer, single and dual customer, in In-
933-959.
Kataria, S. and Saini, V. (2019), "The mediating impact of customer satisfaction in
62-87.
nal of Business and Management Review, Vol. 6 No. 4, pp. 1-16, doi:
tool”.
Kheng, L. L., Mahamad, O., Ramayah, T., & Mosahab, R. (2010). The Impact of
sia. International.
Kitapci, O., Taylan Dortyol, I., Yaman, Z., & Gulmez, M. (2013). The paths from
Ladhari, R., Souiden, N., & Ladhari, I. (2011). Determinants of loyalty and recom-
doi:10.1057/fsm.2011.10
Lee, W.S., Moon, J. and Song, M. (2018), “Attributes of the coffee shop business
2, pp. 136-150.
Liu, Y., & Tang, X. (2018). The Effects of Online Trust-Building Mechanisms
2016-0242.
Mainardes, E.W., Rosa, C.A.D.M. and Nossa, S.N. (2020), “Omnichannel strategy
service quality and customer loyalty: Evidence from the banking sector in
540-556.
Mensah, I. and Mensah, R.D. (2018), “Effects of service quality and customer sat-
https://doaj.org/article/3e1230f294a14bc6b5e946cddf36e67d.
Mohsan, F., Nawaz, M., M., Khan, M., S., Shaukat, Z., and Aslam, N. (2011). ‘Im-
Musika, Y.A. (2019), “Alasan pelanggan berkunjung ke kedai kopi”, Otten Maga-
zine, available at: https://majalah.ottencoffee.co.id/alasan-pelanggan-
berkunjung-ke-kedai-kopi/. (diakses sabtu, 27 Maret 2021).
Nambiar, B.K., Ramanathan, H.N., Rana, S. and Prashar, S. (2018), “Perceived ser-
vice quality and customer satisfaction: a missing link in Indian banking sec-
Nguyen, Q., Nisar, T.M., Knox, D. and Prabhakar, G.P. (2018), “Understanding
Nugraha, Made Hadi, Dkk. 2020. The Role of Perceived Value in Mediating the
281.
Ouedraogo, A. and Koffi, V. (2018), “Managing creativity and innovation in the
Pakurar, M., Haddad, H., Nagy, J., Popp, J. and Olah, J. (2019), “The service quality
10.3390/su11041113.
Rai, K. A., Medha, S., (2013). „The Antecedents of Customer Loyalty: An empiri-
Rahyuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis Edisi Revisi 2017. Udayana
Saulina, A.R. and Syah, T.Y.R. (2018), “How Service quality influence of satisfac-
tion and trust towards consumer loyalty in starbucks coffee Indonesia”,
Iarjset, Vol. 5 No. 10, pp. 11-19, doi: 10.17148/ iarjset.2018.5102.
Setiawan, H. and Sayuti, A.J. (2017), “Effects of service quality, customer trust and
corporate image on customer satisfaction and loyalty: an assessment of
travel agencies customer in south sumatra Indonesia”, IOSR Journal of
Business and Management, Vol. 19 No. 5, pp. 31-40, doi: 10.9790/ 487x-
1905033140.
Singla, V. (2012), “Role of service quality and customer satisfaction in predicting
pp. 248-259.
Shahid Iqbal, M., Ul Hassan, M., & Habibah, U. (2018). Impact of self-service
Slack, N.J. and Singh, G. (2020), "The effect of service quality on customer satis-
faction and loyalty and the mediating role of customer satisfaction: Super-
Song, H., Wang, J., & Han, H. (2019). Effect of image, satisfaction, trust, love, and
doi:10.1016/j.ijhm.2018.12.011
Sonia, P., & Devi, C. (2018). Peran Customer Satisfaction Memediasi Pengaruh
yana ( Unud ), Bali , Indonesia Teknologi yang semakin maju dalam. 7(6),
2856–2886.
Surahman, I. G. N., Dkk. (2020). The Effect of Service Quality on Customer Loy-
https://doi.org/10.22225/jj.7.1.1626.46-52.
Trivedi, S. K., & Yadav, M. (2018). Predicting Online Repurchase Intentions With
https://doi.org/10.11 08/VJIKMS-10-2017-0066.
Tahir Islam, Dkk. 2021. The impact of corporate social responsibility on customer
Wahyoedi Soegeng, Dkk. (2021). The effect of religiosity and service quality on