Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN

RISIKO
”Ilustrasi Manajemen Risiko Pada
perusahaan Keuangan Perbankan”
ANGGOTA KELOMPOK 3
I Wayan Gede Yustiardika Diputra
1807521157

Nyoman Yana Samyoga


1807521186

Ni Luh Renia Sasti Devi


1807521237

Ni Wayan Yarsini
1807521245
Materi yang dibahas:
Aplikasi Manajemen Risiko Pada
Perusahaan Keuangan Perbankan;
Kasus MayBank Indonesia.

Analisis Kasus Maybank Indonesia


Aplikasi
Manajemen Risiko
Pada Perusahaan
Keuangan
Perbankan; Kasus
MayBank Indonesia
PT. BANK MAYBANK INDONESIA Tbk.
Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terbe
sar di Indonesia yang memiliki jaringan regional maupun in
ternasional dari Grup Maybank. Maybank menyediakan ser
angkaian produk dan jasa yang komprehensif bagi nasabah,
individu maupun korporasi. PT Bank Maybank Indonesia T
bk merupakan salah satu bank swasta terkemuka di Indones
ia yang merupakan bagian dari Grup Malaya Banking Berh
ad (Maybank), dan merupakan salah satu Grup penyedia ke
uangan terbesar di ASEAN.
Ringkasan Kasus MayBank Indonesia

Kasus ini diawali dengan nasabah Maybank, bernama Winda Lunardi dan ibunya, Floleta yang m
elaporkan kehilangan saldo tabungan sebesar Rp 22 miliar. Kemudian ayah Winda, Herman Lunardi me
laporkan kejadian tersebut ke Bareskrim Polri. Dimana dalam proses penyelidikan diketahui bahwa Kep
ala Maybank Cabang Cipulit menjadi tersangka pembobolan saldo dengan melakukan modus iming-imi
ng sejumlah keuntungan melalui skema tabungan berjangka. Dimana korban sempat diiming-imingi k
euntungan hingga 10 persen dan pelaku menawarkan kepada korban untuk membuka rekening berjangk
a yang sebenarnya fiktif dimana rekening tersebut di bank Maybank Indonesia sendiri tidak ada. Penarik
an uang dari saldo korban dilakukan untuk diputar kembali melalui instrument investasi tertentu (Rika
CNN Indonesia, 2020). Menurut Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa dalam hal ini
memberikan respons terkait kasus pembobolan dana nasabah, dimana menurut Pubaya, dalam kasus ters
ebut ada standar operasional prosedur (SOP) yang salah dan termasuk kasus fraud dalam perbankan (Si
dik CNBC Indonesia, 2020). `
Analisis Kasus

1.Secara umum, risiko dapat dibagi menjadi dua, yaitu


risiko sistematis dan risiko non-sistematis. Risiko
sistematis adalah suatu jenis risiko yang bersifat
eksternal atau tidak bisa dikendalikan oleh suatu
perusahaan. Contoh risiko sistematis: risiko suku bunga,
risiko kurs, inflasi dan gejolak politik. Sedangkan risiko
non-sistematis adalah suatu jenis risiko yang bersifat
internal atau dapat dikendalikan oleh suatu perusahaan.
Contoh risiko non-sistematis: penurunan penjualan dan
korupsi manajemen. Berdasarkan kasus Maybank,
terdapat risiko non-sistematis karena risiko tersebut
berasal dari dalam perusahaan yang dalam hal ini
adalah karyawan internal Maybank yang melakukan
fraud.
Pembahasan kasus
3. Identifikasi sumber risik
2. Berdaarkan tipe nya, risiko dapa
t dibagi menjadi dua, yaitu: risiko
o, sumber risiko dapat ber
murni dan risiko spekulatif. Risiko asal dari lingkungan fisik, l
murni adalah risiko dimana kemun ingkungan sosial, lingkung
gkinan kerugian ada tetapi kemung an politik, lingkungan legal
kinan keuntungan tidak ada. Conto
h risiko murni: kecelakaan dan keb , lingkungan operasional d
akaran. Sedangkan risiko spekulati an lingkungan ekonomi. D
f adalah risiko dimana kita mengha alam kasus Maybank, sum
rapkan terjadinya kerugian dan jug
a keuntungan. Contoh risiko speku
ber risikonya adalah lingku
latif: usaha bisnis. Apabila dilihat d ngan operasional dimana
ari tipe risikonya, kasus Maybank t berasal dari karyawan inte
ermasuk pada risiko spekulatif yan rnal Maybank dan lemahn
g merupakan risiko yang muncul d
ari kegiatan bisnis yang dijalankan. ya pengendalian internal b
ank.
Risiko Operasi
Risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan oleh keti
dakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem, ataupun adanya kejadian-kejadian
eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Kasus raibny
a uang simpanan milik atlet e-Sport Winda D Lunardi atau Win
da Earl dan ibunya, Floletta Lizzy Wiguna dimulai saat korban
datang ke Maybank Indonesia di Cipulir, Jakarta Selatan. Wind
a ditawari tersangka yang juga kepala cabang Maybank untuk
membuka simpanan berupa rekening berjangka. Korban tergiur
lantaran bunga simpanan yang ditawarkan tersangka terbilang
tinggi dibandingkan produk simpanan bank pada umumnya (se
besar 7%).
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko bank yang mungkin terjadi akibat menurunnya ti
ngkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder) yang bersumber da
ri persepsi negatif terhadap bank. Dengan adanya kasus raibnya uang nasab
ah di bank tersebut sudah pasti akan membuat citra yang buruk tentang May
bank di masyarakat, dimana Maybank dianggap sebagai bank yang tidak bis
a memberikan perlindungan terhadap konsumennya. Hal ini juga disampaika
n oleh Honorary Founding Chairman Indonesia Marketing Association (IMA),
Hermawan Kartajaya, yang menyinggung, masalah raibnya dana nasabah ya
ng cukup besar senilai Rp 22 miliar akan berpengaruh terhadap tergerusnya
kepercayaan masyarakat terhadap institusi keuangan tersebut. Dalam mena
ngani kasus tersebut, haruslah dilihat dari sisi bank dan juga nasabahnya. Di
mana bank, dalam kasus Maybank harus mengganti dana nasabah yang hila
ng, sehingga nasabah sebagai konsumen terlindungi.
Risiko Hukum atau Legal
Risiko legal merupakan risiko yang muncul karena tindakan atau tuntutan huku
m. Dengan adanya kasus pembobolan dana nasabah tentunya nasabah terseb
ut akan berupaya untuk memperoleh dananya kembali dan apabila nasabah ak
an mengajukan gugatan hukum akibat hal tersebut maka akan dapat memberik
an dampak negatif pada bank tersebut. Upaya untuk mencegah terjadinya risik
o gugatan hukum, yaitu: bank sebaiknya menetapkan sistem pengendalian inte
rnal yang efektif, dimana satuan kerja atau fungsi yang membawahi bidang huk
um harus melakukan kaji ulang secara berkala terhadap kontrak dan perjanjian
antara bank dengan pihak lain. Dengan sistem pengendalian internal yang efek
tif dapat membantu meningkatkan kepatuhan bank terhadap ketentuan dan per
aturan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian bank, maupun penyimpang
an termasuk fraud.
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko kegagalan bank patuh terhadap hukum, perat
uran, dan perundangan yang berlaku. Dimana dalam kasus tersebut oleh kar
ena salah satu pihak bank melakukan fraud dengan modus membuka rekeni
ng berjangka yang fiktif. Hal itu dapat terjadi apabila sistem pengendalian inte
rnal dalam bank tersebut belum efektif. Hal ini karena seberapa baikpun laya
nan atau produk dari suatu perusahaan apabila manajemen dalam perusaha
an tersebut tidak baik maka sistem pengendalian internal juga akan tidak efe
ktif. Upaya untuk mencegah risiko tersebut muncul kembali, yaitu: bank harus
memiliki satuan kerja kepatuhan yang independen yang memiliki tugas dan w
ewenang yang diatur dalam ketentuan yang berlaku mengenai pelaksanaan f
ungsi kepatuhan bank umum. Bank juga sebaiknya memiliki sistem pengend
alian internal untuk risiko kepatuhan untuk memastikan tingkat responsif ban
k terhadap standar yang berlaku umum.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai