Anda di halaman 1dari 8

Cara menghitung kebutuhan cairan Neonatus:

1. Lihat tabel
2. Masukan ke rumus: K × BB(kg) × Kebutuhan Cairan(tabel)
K = Konstanta
Tanpa fototerapi, K =1
Dengan fototerapi, K= 1,1

Bayi Cukup Bulan Bayi Kurang Bulan


Hari 1: Hari 1-3:
Dextrose10% 60-80ml/kg/hari, GIR 6-7 Kebutuhan cairan:
mg/kg/menit >1500gr : 60-80 mL/kg/hari
Belum perlu Kalium dan Natrium
1000-1500gr: 80-100 mL/kg/hari
<1000gr :
- Dengan radiant warmer: 100-200
mL/kg/hari
- Double walled humidified
incubators: 50-80 mL/kg/hari
Hari 2-7: Glukosa: D5% atau D7.5% untuk mencegah
Target urin output 1-2ml/kg/jam
Cairan: hiperglikemia
Dextrose 10% atau 12,5% 80- Natrium: Tidak dibutuhkan pada hari 1-3
120ml/kg/hari, bisa dinaikan hingga 120- kehidupan, biasanya dimulai hari 3-5.
160mL/kg/hari GIR 6-8mg/kg/menit, Pertahankan kadar serum Na 135-140
glukosa dipertahankan >60ml/dL mEq/L
Natrium: 2-4 mEq/kg/hari, kadar serum Kalium: 1-2 mEq/kg/hari, kadar serum
Natrium dipertahankan 135-140 mEq/L Kalium dipertahankan 4-5 mEq/L
Kalium: 1-2 mEq/kg/hari, kadar serum Hari 3-7
Kabutuhan cairan, glukosa dan elektrolit
Kalium dipertahankan 4-5 mEq/L
Kalsium: 1-2 mEq/kg/hari ditentukan oleh hasil pematauan.
AS 6% (6gr/100cc): 0.5-3gr/kg/hari
Gomella, T. L., (2013). Neonatology: Management, Procedures, On-Call Problems, Diseases, and Drugs
(7th ed.). New York, NY: McGraw-Hill

Sediaan: NaCl 3% : 1mEq = 2cc


KCl 7,46% : 1mEq = 1cc

Kebutuhan:
NaCl : 2-4 mEq/kg/hari ~ 4-8cc/kg/hari
Kalium : 1-3 mEq/kg/hari ~ 1cc/kg/hari
Calcium : 1-2 mEq/kg/hari ~ 3cc/kg/hari

Cara meracik cairan neonatus:


Contoh:
Bayi cukup bulan, BB: 3kg
Hari 1:
Kebutuhan cairan: 60cc x 3kg = 180cc/hari ~ 7cc/jam
Tdd: D10% = 171 cc
Ca Gluconas 10% = 9cc
Hari 2-7:
Kebutuhan cairan: 90cc x 3kg = 270cc/hari
Tdd: D10% = 221 cc
Ca Gluconas 10% = 9cc
NaCl 3% = 12cc
KCl 7,46% = 3cc

AS 6% = 0.5gr x 3kg = 1.5gr  1.5/6 x 100cc = 25cc/hari ~ 1cc/jam

Bila dikonversi kedalam biuret 100cc:


D10%: 246/270 x100 = 92cc
Ca Gluconas 10% 9/270 x 100 = 3cc
NaCl 3% 12/270 x 100 = 4cc
KCl 3/270 x100 = 1cc

Program S.T.A.B.L.E

S.T.A.B.L.E adalah sebuah program edukasi bagi tenaga kesehatan yang memberikan
panduan umum mengenai penilaian dan stabilisasi bayi sakit pada periode post-resusitasi /
pre-transport.
S.T.A.B.L.E merupakan sebuah mnemonik. Hal ini digunakan untuk mempermudah
tenaga kesehatan mengingat informasi dan langkah-langkah yang harus dilakukan.
S: Sugar and Safe Care
Adalah langkah untuk menstabilkan kadar gula darah neonatus. Pada
neonatus kadar glukosa darah harus dipertahankan pada kadar 50-110
mg/dl.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk stabilisasi gula darah neonatus adalah:

1. Tidak memberikan makanan perenteral.

Kebanyakan neonatus yang perlu ditransportasi terlalu sakit untuk mentoleransi


makanan peroral. Pada bayi sakit, sebaiknya menunda pemberian makanan peroral
karena bayi yang sakit sering kali mengalami distress pernafasan, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya aspirasi isi lambung ke paru. Selain itu ketika bayi
mengalami distress pernafasan mereka memiliki koordinasi menghisap, menelan
dan bernafas yang buruk.

2. Memberikan glukosa melalui jalur intravena.

Memberikan kebutuhan energi bagi bayi yang sakit melalui cairan intravena yang
mengandung glukosa merupakan komponen penting dalam stabilisasi bayi

3. Beberapa neonatus berisiko tinggi mengalami hipoglikemia

Bayi yang berisiko tinggi mengalami hipoglikemia diantaranya adalah:

o Bayi prematur (usia kehamilan<37 minggu)

o Bayi kecil untuk masa kehamilan, berat badan lahir rendah, dan IUGR

o Bayi besar untuk masa kehamilan

o Bayi dari ibu dengan diabetes mellitus

o Bayi yang sakit

o Bayi dari ibu yang mendapat obat hipoglikemik atau diinfus glukosa saat
persalinan.
T:Temperature
Hipotermia merupakan kondisi yang dapat dicegah dan sangat mempengaruhi morbiditas dan
mortalitas, khususnya pada bayi prematur. Maka, usaha untuk mempertahankan suhu normal
bayi dan pencegahan hipotermia selama stabilisasi sangatlah penting. Pertahankan suhu
antara 36.5-37.5oC.
A: Airway

Sebagian besar masalah neonatus yang ditransfer dari NICU adalah distres pernafasan. Pada
keadaan tertentu, gagal nafas dapat dicegah dengan memberikan dukungan respiratorik sesuai
dengan kebutuhan bayi, misalnya pemberian oksigen melalui nasal kanul, ventilasi tekanan
positif, intubasi endotrakeal, sampai bantuan ventilator.
Evaluasi kondisi bayi sesering mungkin dan catat hasil observasi. Pada beberapa keadaan
membutuhkan penilaian ulang tiap beberapa menit, sedangkan pada keadaan yang lebih
ringan dapat dinilai ulang tiap 1–3 jam.

B: Blood Pressure

Curah jantung yang mencukupi diperlukan untuk mempertahankan sirkulasi. Cara yang
terbaik untuk mempertahankan sirkulasi adalah dengan memberikan cairan dan elektrolit
yang adekuat. Pada bayi sakit berat harus dipantau tanda-tanda syok. Kegagalan dalam
mengenali dan menangani syok dapat berakibat gagal organ multipel dan kematian pada bayi,
oleh karena itu penanganan syok harus dilakukan secara agresif.

Tanda-tanda kegagalan sirkulasi pada neoatus:

1. Usaha nafas

Takipnea, retraksi, pernafasan cuping hidung, grunting, apnea, gasping.

2. Nadi

Pada keadaan syok denyut nadi dapat melemah atau tidak teraba.

3. Perfusi perifer

Perfusi yang buruk akibat vasokonstriksi dan menurunnya curah jantung


memanjangnya waktu pengisian kapiler (>3 detik), mottling dan kulit teraba
dingin.Tanda perfusi yang adekuat diantaranya adalah waktu pengisian kapiler yang
cepat, warna tidak sianosis atau pucat, denyut nadi yang kuat, output urin yang
adekuat dan kesadaran yang baik.

4. Warna

Kulit bayi tampak sianosis atau pucat. Oksigenasi dan saturasi harus dievaluasi secara
berkala. Pemeriksaan gas darah juga dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
asidosis respiratorik atau metabolik.

5. Frekuensi jantung

Frekuensi jantung normal adalah 120–160 kali/menit, namun dapat bervariasi sekitar
80– 200 kali/menit tergantung dari aktivitas bayi. Pada keadaan syok, denyut jantung
dapat berupa bradikardia (<100 kali/menit) yang disertai dengan adanya tanda perfusi
yang buruk, atau takikardia (>180 kali/menit).

6. Jantung

Evaluasi adanya murmur dan pembesaran jantung pada rontgen dada.

7. Tekanan darah Tekanan darah saat syok dapat normal atau hipotensi. Hipotensi
merupakan tanda terakhir dari dekompensasi jantung. Hal lain yang harus dievaluasi
adalah tekanan nadi. Nilai normal tekanan nadi pada bayi cukup bulan adalah 25–30
mmHg, sedangkan pada bayi kurang bulan nilai normalnya adalah 15–25 mmHg.
Tekanan nadi yang sempit menunjukkan vasokonstriksi, gagal jantung atau curah
jantung yang rendah. Sedangkan tekanan nadi yang lebar dapat terjadi pada duktus
arteriosus persisten atau malformasi 7 arterivena

L: Laboratory Studies

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan:

1. Sebelum transportasi

Pemeriksaan berikut (4-B) harus dilakukan sebelum dilakukan transportasi:


 Blood count (pemeriksaan darah rutin)

 Blood culture (kultur darah)

 Blood glucose (kadar glukosa darah)

 Blood gas (analisis gas darah)

2. Setelah transportasi

Pemeriksaan laboratorium setelah transportasi tergantung dari riwayat, faktor risiko,


dan gejala klinis dari bayi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan diantaranya
pemeriksaan C- reactive protein (CRP), elektrolit (natrium, kalium, kalsium), fungsi
ginjal (ureum, kreatinin), fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin, pT, aPTT, fibrinogen,
D-dimer).

E: Emotional Support

Keluarga dari bayi yang mengalami krisis biasanya akan mengalami rasa bersalah, marah,
tidak percaya, merasa gagal, tidak berdaya, takut dan depresi. Orang tua dari bayi akan
mengalami beberapa tahapan emosional dalam menghadapi keadaan bayinya

Lumbal Pungsi

Kontraindikasi:
• Terdapat tanda tekanan intrakranial yang meningkat (pupil yang tidak sama, tubuh
kaku atau paralisis salah satu ekstremitas, atau napas yang tidak teratur)
• Infeksi pada daerah kulit tempat jarum akan ditusukkan
Jika terdapat kontra-indikasi, informasi potensial yang bisa didapat dari LP harus benar-
benar dipertimbangkan, mengingat risiko yang bisa terjadi akibat prosedur tersebut. Jika
ragu, lebih baik mulai dengan tatalaksana terhadap meningitis bila dicurigai ke arah itu
dan tunda LP.
Persiapkan alat-alat:
1.Form Lab (tulis LCS: CAIRAN TUBUH jumlah sel leukosit, hitung jenis sel, PMN,
MN, None, Pandy, glukosa, protein, warna, kejernihan; MIKROBIOLOGI resistensi
aerob, Bulyon/Bac. T, preparat BTA [jenis sampel, prosedur, tidak ditemukan BTA],
preparat gram)
2.Tabung putih (untuk kultur, steril, 40 tetes LCS)
3.Tabung hijau (50 tetes LCS)
4.Handskoen steril
5.Kassa steril 2
6.Spuit 5 cc 2
7.Betadine
8.Alkohol
9.Plester
10. Gunting
11. Midazolam (0.15/mg KgBB, bolus lambat)
12. Spuit 3 cc
13. Aquabides (untuk pengenceran)

Memposisikan anak:
Terdapat dua posisi yang bisa dilakukan:
• Berbaring ke kiri (terutama pada bayi muda)

• Posisi duduk (terutama pada anak umur lebih tua).


LP dengan posisi berbaring ke kiri:
• Gunakan alas tidur yang keras. Baringkan anak ke sisi kiri hingga kolumna vertebralis
sejajar dengan permukaan dan sumbu transversal tubuh dalam posisi tegak.
• Seorang asisten harus memfleksi punggung anak, tarik lutut ke arah dada dan pegang
anak pada bagian atas punggung antara bahu dan pantat hingga punggung anak fleksi.
Pegang erat anak dalam posisi ini. Pastikan jalan udara tidak terganggu dan anak
dapat bernapas dengan normal. Hati-hati bila memegang bayi muda. Jangan
memegang leher bayi muda, atau memfleksi lehernya karena dapat mengakibatkan
terganggunya jalan napas.
• Cek petunjuk anatomi
• Tentukan ruang antara VL-3 dan VL-4 atau antara VL-4 dan VL-5. (VL-3 berada pada
pertemuan garis antar krista iliaka dan vertebra).

• Siapkan lokasi LP
• Lakukan teknik antiseptik.
Gosok dan bersihkan tangan dan
gunakan sarung tangan steril
• Bersihkan kulit daerah
tindakan dengan larutan
antiseptik
• Kain steril dapat digunakan
• Pada anak yang lebih besar yang
sadar, beri anestesi lokal (1% lidokain) infiltrasikan ke kulit sekitar tempat tindakan.
• Lakukan LP
 Gunakan jarum LP berkawat (stylet), ukuran 22G untuk bayi muda, 20G untuk
bayi yang lebih tua dan anak; jika tidak tersedia, dapat digunakan jarum
hipodermik.
 Masukkan jarum ke tengah daerah intervertebra dan arahkan jarum ke
umbilikus.
 Dorong jarum pelan-pelan. Jarum akan masuk dengan mudah hingga
mencapai ligamen di antara prosesus spinalis vertebralis.
 Berikan tekanan lebih kuat untuk menembus ligamen ini, sedikit tahanan akan
dirasakan saat duramater ditembus. Pada bayi muda, tahanan ini tidak selalu
dapat dirasakan, jadi dorong jarum perlahan dan sangat hati-hati.
 Tarik kawatnya (stylet), dan tetesan CSS akan keluar. Jika tidak ada CSS yang
keluar, kawat dapat dimasukkan kembali dan jarum didorong ke depan pelan-
pelan.
 Ambil contoh 0.5–1 ml CSS dan tuangkan ke wadah steril.
 Bila selesai, tarik jarum dan kawat dan tekan tempat tusukan beberapa detik.
Tutup bekas tusukan dengan kasa steril.
 Jika jarum ditusukkan terlalu dalam dapat merusak vena yang akan
menimbulkan luka traumatik dan CSS berdarah. Jarum harus segera ditarik
keluar dan prosedur diulang kembali pada daerah yang lain.

Pediatric Assessment Triangle

Anda mungkin juga menyukai