Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Pengembangan Materi Pembelajaran Al-Qur’an Hadist di Madrasah

Oleh Kelompok 4:

Indah Rizqiyatul Wasi’ah : T20181464

Irdina Nur Haziqoh : T20181476

Dimniatun Nabilah Riska : T20181491

Naili Faza Fariha : T20181495

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEAGAMAAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

April, 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang terlah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami , sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pembelajaran Qurdist di Madrasah
yang berjudul “Pengembangan Materi Pembelajaran Al-Qur’an Hadist di
Madrasah”
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Najibul Khair, M.Ag
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Materi Pembelajaran Al-
Qur’an Hadist di Madrasah di Kelas PAI A10 Angkatan 2018. Yang telah
memberikan pengetahuan, bimbingan dan arahan, sehingga kami dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Demikian makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan pada
setiap pembaca baik di kalangan pelajar dan khalayak umum. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami menantikan
saran dan kritik yang membangun, dari segenap pihak yang telah membaca,
sehingga makalah ini selanjutnya dapat bermanfaat dikalangan umum.

Jember, 1 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber Belajar dan Bahan Ajar


B. Pengembangan Bahan Ajar Qurdist
C. Implementasi Materi Pembelajaran Qurdist
D. Contoh Materi Pembelajaran Qurdist

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan paham keagamaan


konservatif di kalangan mahasiswa dan pelajar SMA. Tak bisa dipungkiri,
pendidikan agama yang diperoleh peserta didik dan mahasiswa ikut memberikan
andil. Ada kekurangan dari pendidikan agama yang diselenggarakan di sekolah
dan kampus sehingga tak mampu mencegah peserta didik dan mahasiswanya dari
paham radikalisme.

Pendidikan agama yang benar seharusnya bisa mencegah hal tersebut.


Kekurangan dalam pendidikan agama yang diselenggarakan di sekolah dan
madrasah bisa karena faktor lembaga, guru, materi, proses pembelajaran, serta
yang lain. Contohnya, guru tidak mampu menyampaikan nilai-nilai dari agama
dengan baik kepada peserta didik, pembelajaran yang justru membuat peserta
didik menjadi konservatif dan eksklusif.

Pendidikan nasional sebenarnya bertujuan mewujudkan manusia Indonesia


yang beriman dan bertaqwa. Orang yang beriman dan bertaqwa ini seyogyanya
tidak terpapar paham radikalisme karena tidak ada ajaran agama yang mengajak
untuk radikal. Pencapaian tujuan tersebut perlu disokong oleh pola pelaksanaan
pembelajaran di lembaga pendidikan yang mampu menciptakan peserta
didiksiswa yang moderat, inklusif, toleran, serta tidak terpapar radikalisme.
Salah satu model pembelajaran yang bisa menjadi alternatif untuk
mewujudkan hal tersebut adalah model pembelajaran yang integratif dan inklusif.
Model pembelajaran integratif atau terpadu yaitu model pembelajaran yang
mencoba memadukan beberapa pokok bahasan dengan pokok bahasan lain dalam
satu mata pelajaran. Selain itu bisa juga antar mata pelajaran, karena memang
pada hakekatnya tidak ada dikotomi antar disiplin ilmu.

Pembelajaran juga harus diselenggarakan dengan pendekatan yang inklusif


(terbuka) sehingga mampu melahirkan manusia-manusia yang bisa menjadi sosok
yang bijaksana, toleransi, saling menghargai sesama, tidak merasa benar sendiri
baik kepada sesama umat Islam, maupun sesama umat beragama yang lain.

B. Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian Sumber Belajar dan Bahan Ajar


B. Pengembangan Bahan Ajar Qurdist
C. Implementasi Materi Pembelajaran Qurdist
D. Contoh Materi Pembelajaran Qurdist

C. Tujuan

A. Untuk mengetahui pengertian sumber belajar dan bahan ajar


B. Untuk mengetahui pengembangan bahan ajar qurdist
C. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran qurdist
D. Untuk mengetahui contoh materi pembelajaran qurdist
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber Belaja dan Bahan Ajar

Sebelum membahas tentang bahan ajar, kita perlu mengetahui dahulu


tentang sumber belajar1. Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/ atau bahan
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Menurut Association for
Educational Communications and Technology (AECT, 1977), sumber belajar
adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara
terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar
dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.
Dengan demikian maka sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau
lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat
digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan
tingkah laku.2

Dari pengertian tersebut maka sumber belajar dapat dikategorikan sebagai


berikut :

1) Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat
melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu
dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar,
misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat
pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya.
2) Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan
tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan
sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan
lainnya.
3) Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta
didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat

1
Purwaka, Sigit. "Pengembangan Bahan Ajar Al-Qur’an Hadis Madrasah Ibtidaiyah (Materi Huruf
Hijaiyah Kelas I Semester I)." MIDA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam 1.2 (2018): 91-102.
2
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Panduan Pengembangan bahan Ajar, (Jakarta:
Dirjen. Manajeman Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, 2008), hlm. 5
dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi,
polisi, dan ahli-ahli lainnya.
4) Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman
elektronik, web, dan lain-lain yang dapat digunakan untuk belajar.
5) Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh
peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya
buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain
sebagainya.
6) Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan,
peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan
peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru
apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan
seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka
tempat atau lingkungan alam sekitar benda, orang, dan atau buku hanya sekedar
tempat, benda, orang atau buku yang tidak ada artinya apa-apa. 3
Sumber belajar juga dapat berarti segala sesuatu, baik yang sengaja
dirancang maupun yang telah tersedia yang dapat dimanfaatkan baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta
didik belajar
Di dalam sumber belajar terdapat beberapa komponen utama yang
mendukung sumber belajar tersebut yaitu :
a. Pesan yang merupakan pelajaran/informasi yang diteruskan oleh
komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, data, dan lain-lain
b. Komponen Orang /manusia sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji
pesan,
c. Komponen Alat sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan
yang tersimpan di dalam bahan,
d. Komponen Teknik prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk
menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk
menyampaikan pesan
3
Hafid, Abd. "Sumber dan Media Pembelajaran." Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman 6.2
(2016): 69-78.
Dari uraian tentang pengertian sumber belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Kumpulan sumber
belajar yang relevan dengan materi yang akan diajarkan lalu dikumpulkan. Hasil
pengumpulan materi dari berbagai sumber belajar itu yang disebut bahan ajar.
Bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat
maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok yang utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.4 Secara sederhana, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis.
Pengembangan bahan ajar menjadi sangat penting karena para guru
umumnya hanya bergantung pada buku paket buatan penerbit saja tanpa
memperhatikan sumber ajar lainnya. Untuk membuat siswa antusias terhadap
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, maka guru harus kreatif dalam
mengembangkan bahan ajar. Guru harus kreatif karena ia tidak hanya bertindak
sebagai pemberi informasi saja, namun juga sebagai fasilitator dan mitra belajar
bagi peserta didik. Guru harus memberikan layanan dan kemudahan belajar
(facilitate learning) kepada seluruh peserta didik agar mereka dapat belajar dalam
suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani
mengungkapkan pendapat secara terbuka5.

B. Pengembangan Bahan Ajar Qurdist

Dalam mencapai keberhasilan kegiatan belajar mengajar atau kegiatan


pembelajaran bertumpu pada bayak hal. Diantaranya adalah peran dan
profesionalisme pendidik, kelengkapan kurikulum, kesempurnaan materi
pembelajaran, ketersediaan sarana dan prasarana, serta antusiasme peserta didik.
Salah satu instrumen penting yang ada salam kegiatan belajar mengajar adalah

4
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2014), hlm. 138.
5
Sigit Purwaka, Pengembangan Bahan Ajar Al-Quran Hadits Madrasah Ibtidaiyah ( Jayapura :
STAIN AL- Falah ) Hlm. 94
materi pembelajaran atau bahan ajar, boleh dikatan bahan ajar ini menempatkan
urutan pertama dalam dartar intrumen pembelajaran. Tanpa guru, boleh jadi siswa
dapat belajar dengan cara membaca bahan ajar. Akan tetapi, jika tidak tersedia
bahan ajaran yang cukup, walaupun guru sudah siap, sulit dipastikan kegiatan
belajar mengajar akan terlaksana dengan sukses. Dengan demikian, materi
pembelajaran atau bahan ajar perlu mendapat perhatian yang cukup serius.
Dengan demikian juga dengan materi pembelajaran Al- Qur’an Hadist.

Menurut fauzan(2014). Dalam kaitannya dengan pembelajaran integratif


antara agama dan sains, langkah- langkah model pembelajaran integrasi iptek dan
iptaq secara umum sama dengan langkah langkah pembelajarn biasa. Ada
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Namun, semua langkah- langkah
ini harus dijiwai dengan nilai- nilai imtaq. Dari mulai kegiatan awal sampai
kegiatan akhir, kondisi pembelajaran sudah bernuansakan imtaq. Dimulai dengan
berdo’a, pemberian motivasi tentang pentingnya belajar belajar atau menuntut
ilmu, masuk ke materi pelajaran yang di kaitkan dengan apa yang di perintahkan
Allah SWT.6

Mengacu pada teori untuk mengembangkan bahan ajar maka yang harus di
tempuh adalah:7

a. Menyiapkan KI/SK dan KD untuk melakukan analisis kebutuhan


bahan ajar
b. Menuliskan indikator pencapaiannya
c. Menuliskan materi pembelajarannya
d. Menentukan sumber belajarnya
e. Menentukan jenis bahan ajar yang akan dibuat
f. Menyusun peta bahan ajar

C. Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an Hadist

6
Syaefudin Acmad, Pengembagan Pembelajaran materi Qur’an Hadist Integratif- Inklusif di
Madrasah Aliyah Vol. 24, No. 2, Juli-Desember 2019
7
Direktorat Pembinaan SMA, Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar SMA, (Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional, 2010) hal 31
Dalam pengimplementasian materi pembelajaran pastinya dibutuhkan
metode. Metode sendiri adalah cara atau jalan yang harus ditempuh atau dilalaui
untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengajar adalah jalan yang harus dilalui
untuk mengajar anak-anak supaya dapat mencapai tujuan belajar mengajar.
Pengajaran al-Qur’an Hadits adalah kegiatan menyampaikan materi ilmu al-
qur’an hadits didalam proses pendidikan. Jadi metode mengajar al-Qur’an Hadits
adalah memberikan tuntunan tentang jalan yang harus ditempuh didalam kegiatan
menyampaikan materi ilmu al-Qur’an Hadits kepada anak didik. Dengan
demikian, metode pembelajaran Qur’an Hadits adalah cara yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran Qur’an Hadits
dari seorang pendidik kepada peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan yang
diharapkan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam metodologi pengajaran al-Qur’an Hadits


khususnya adalah tercapainya efisiensi didalam proses belajar mengajar al-Qur’an
Hadits. Efisiensi disini dimaksudkan suatu prinsip didalam pendidikan dan
pengajaran dimana diharapkan hanya terdapat pengorbanan yang sedikit mungkin,
tetapi dapat mencapai hasil yang dimaksud meliputi faktor tenaga, waktu, alat dan
biayanya.

Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan metode mengajar al-Qur’an Hadits adalah :

1. Mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya


2. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum
pelakasanaan pendidikan.
3. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan serta perubahan anak didik
4. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu didalam anak didik
5. Memperhatikan kepahaman dan hubungan-hubungan, integrasi
pengalaman dan kelanjutannya, pembaharuan dan kebebasan berfikir
6. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang
menggemberikan bagi anak didik
7. Menegakkan “Aswah Hasanah”
Metode pembelajaran menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari
komponen-komponen yang ada dalam kegiatan belajar mengajar. Metode
merupakan suatu alat untuk memotivasi dan sebagai alat untuk mencapai tujuan
dalam pengajaran. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan
sebagai alat motivasi serta dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
prestasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar disekolah, sehingga dapat
dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran. Adapun
beberapa metode yang dimaksud dalam pembelajaran alQur’an Hadits anatara
lain adalah sebagai berikut.

a. Metode Drill (latihan)


Metode latihan (drill) atau metode training merupakan cara pembelajaran
yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.8 Metode
latihan berlangsung dengan cara berulang-ulang suatu hal sehingga
terbentuk kemampuan yang diharapkan. Metode latihan pada umumunya
digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa
yang dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat atau
inisiatif peserta didik untuk berfikir, maka hendaknya latihan disiapkan
untuk mengembangkan kemampuan motorikyang sebelumnya dilakukan
diagnosis agar kegiatan itu bermanfaat baghi perkembangan motoric
peserta didik.

b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah berarti peretunjukan atau peragaan. Dalam
pmbelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan Sesuatu proses,
berkenaan dengan materi pembelajaran.9 Hal ini dapat dilakukan baik
pendidik ataupun orang luar yang diundang ke kelas/. Proses ang di
demonstrasikan diambil dari obyek yang sebenarnya. Dengan metode
demonstrasi, peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan
mengamati segakla benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat
mengambil kesimpulan yang diharapkan. Dalam demonstrasi diharapkan
8
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk memecahkan Problematika Belajar
Mengajar, Cet. VII, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 217
9
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal.1
setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang didemonstrasikan itu dapat
dilihat dengan mudah peserta didik dan melalui prosedur yang benar dan
dapat pula dimengerti materi yang diajarkan.
c. Metode ceramah
Metode ceramah diartikan sebagai proses penyampaian informasi dengan
jalan mengeksplanasi atau menuturkan sekelompok materi itu diterima
oleh sekelompok subjek. Metode ceramah ini termasuk klasik namun
penggunaannya popular. Banyak pendidikan memanfaatkan metode
ceramah dalam pembelajaran. Oleh karena pelaksanaannya sangat
sederhana, tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit. Komuniksi
antar pendidika dengan peserta didik pada umumnya searah. Oleh Karen
aitu, pendidik dapat mengawasi secara cermat.
d. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang pendekatannya menempuh dua
cara, yaitu memberikan stimulus (Tanya jawab) dan mengadakan
pengarahan aktivitas belajar. Metode Tanya jawab merupakan [enyajian
materi dengan jalan Tanya jawab antara pendidik dan peserta didik
(komunikasi dua arah). Melalui Tanya jawab peserta didik didorong untuk
mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Dalam
mencari dan menemukan itu dia berfikir dan menghubung-hubungkan
bagian pengetahuan yang ada pada dirinya dengan isi pertanyaan itu.

Dari beberapa metode pembelajaran diatas setiap metode pembelajaran


pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan. Tidak ada satu metode pembelajaran
dianggap tepat untuk segala situasi. Sebab, suatu metode pembelajaran dapat
dipandang tepat untuk suatu situasi, namun tidak tepat untuk situasi lain. Dapat
pula Suatu metode pembelajaran dilaksanakan secara berdiri sendiri. Ini
tergantung pada pertimbangan didasarkan situasi pembelajaran yang relevan.

D. Contoh Materi Pembelajaran Qurdist


Adapun contoh materi pembelajaran Al-Qur’an Hadist Kelas 7 Semester
Ganjil, berikut ini:

BAB 1 AL QUR’AN DAN HADIS SEBAGAI PEDOMAN HIDUPKU


A. Kompetensi inti (ki)
B. Kompetensi dasar (kd)
C. Indikator
D. Tugas pembelajaran
E. Materi pokok
F. Proses pembelajaran
G. Penilaian
H. Pengayaan
I. Remedial
J. Interaksi guru dengan orang tua
BAB 2 KUSANDARKAN AKTIVITASKU HANYA KEPADA ALLAH
SWT.
A. Kompetensi inti (ki)
B. Kompetensi dasar (kd)
C. Indikator
D. Tugas pembelajaran
E. Materi pokok
F. Proses pembelajaran
G. Penilaian
H. Pengayaan
I. Remedial
J. Interaksi guru dengan orang tua

BAB 3 KUPERTEGUH IMANKU DENGAN IBADAH


A. Kompetensi inti (ki)
B. Kompetensi dasar (kd)
C. Indikator
D. Tugas pembelajaran
E. Materi pokok
F. Proses pembelajaran
G. Penilaian
H. Pengayaan10

BAB III

10
Buku Paket Kelas 7 Kurikulum 2013
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sumber belajar diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar,


benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana
bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.

Bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat
maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok yang utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.

Salah satu instrumen penting yang ada salam kegiatan belajar mengajar
adalah materi pembelajaran atau bahan ajar, boleh dikatan bahan ajar ini
menempatkan urutan pertama dalam dartar intrumen pembelajaran. Tanpa guru,
boleh jadi siswa dapat belajar dengan cara membaca bahan ajar. Akan tetapi, jika
tidak tersedia bahan ajaran yang cukup, walaupun guru sudah siap, sulit
dipastikan kegiatan belajar mengajar akan terlaksana dengan sukses. Dengan
demikian, materi pembelajaran atau bahan ajar perlu mendapat perhatian yang
cukup serius. Dengan demikian juga dengan materi pembelajaran Al- Qur’an
Hadist.

Dalam pengimplementasian materi pembelajaran pastinya dibutuhkan


metode. Metode sendiri adalah cara atau jalan yang harus ditempuh atau dilalaui
untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengajar adalah jalan yang harus dilalui
untuk mengajar anak-anak supaya dapat mencapai tujuan belajar mengajar.

Tujuan yang ingin dicapai dalam metodologi pengajaran al-Qur’an Hadits


khususnya adalah tercapainya efisiensi didalam proses belajar mengajar al-Qur’an
Hadits. Efisiensi disini dimaksudkan suatu prinsip didalam pendidikan dan
pengajaran dimana diharapkan hanya terdapat pengorbanan yang sedikit mungkin,
tetapi dapat mencapai hasil yang dimaksud meliputi faktor tenaga, waktu, alat dan
biayanya.
B. Saran

Penyusun tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat


banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan


Praktik, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2014), hlm. 138.

Buku Paket Kelas 7 Semester 1 Kurikulum 2013


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Panduan Pengembangan bahan
Ajar, (Jakarta: Dirjen. Manajeman Pendidikan Dasar dan Menengah
Depdiknas, 2008), hlm. 5
Direktorat Pembinaan SMA, Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar SMA,
(Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010) hal 31.
Hafid, Abd. "Sumber dan Media Pembelajaran." Sulesana: Jurnal Wawasan
Keislaman 6.2 (2016): 69-78.

Purwaka, Sigit. "Pengembangan Bahan Ajar Al-Qur’an Hadis Madrasah


Ibtidaiyah (Materi Huruf Hijaiyah Kelas I Semester I)." MIDA: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam 1.2 (2018): 91-102.
Sigit Purwaka, Pengembangan Bahan Ajar Al-Quran Hadits Madrasah Ibtidaiyah
( Jayapura : STAIN AL- Falah ) Hlm. 94

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal.1
Syaefudin Acmad, Pengembagan Pembelajaran materi Qur’an Hadist Integratif-
Inklusif di Madrasah Aliyah Vol. 24, No. 2, Juli-Desember 2019
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk memecahkan
Problematika Belajar Mengajar, Cet. VII, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal.
217

Anda mungkin juga menyukai