Makalah Pemb. Qurdist Kel. 4
Makalah Pemb. Qurdist Kel. 4
Oleh Kelompok 4:
April, 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang terlah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami , sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pembelajaran Qurdist di Madrasah
yang berjudul “Pengembangan Materi Pembelajaran Al-Qur’an Hadist di
Madrasah”
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Najibul Khair, M.Ag
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Materi Pembelajaran Al-
Qur’an Hadist di Madrasah di Kelas PAI A10 Angkatan 2018. Yang telah
memberikan pengetahuan, bimbingan dan arahan, sehingga kami dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Demikian makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan pada
setiap pembaca baik di kalangan pelajar dan khalayak umum. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami menantikan
saran dan kritik yang membangun, dari segenap pihak yang telah membaca,
sehingga makalah ini selanjutnya dapat bermanfaat dikalangan umum.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1) Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat
melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu
dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar,
misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat
pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya.
2) Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan
tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan
sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan
lainnya.
3) Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta
didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat
1
Purwaka, Sigit. "Pengembangan Bahan Ajar Al-Qur’an Hadis Madrasah Ibtidaiyah (Materi Huruf
Hijaiyah Kelas I Semester I)." MIDA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam 1.2 (2018): 91-102.
2
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Panduan Pengembangan bahan Ajar, (Jakarta:
Dirjen. Manajeman Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, 2008), hlm. 5
dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi,
polisi, dan ahli-ahli lainnya.
4) Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman
elektronik, web, dan lain-lain yang dapat digunakan untuk belajar.
5) Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh
peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya
buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain
sebagainya.
6) Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan,
peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan
peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru
apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan
seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka
tempat atau lingkungan alam sekitar benda, orang, dan atau buku hanya sekedar
tempat, benda, orang atau buku yang tidak ada artinya apa-apa. 3
Sumber belajar juga dapat berarti segala sesuatu, baik yang sengaja
dirancang maupun yang telah tersedia yang dapat dimanfaatkan baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta
didik belajar
Di dalam sumber belajar terdapat beberapa komponen utama yang
mendukung sumber belajar tersebut yaitu :
a. Pesan yang merupakan pelajaran/informasi yang diteruskan oleh
komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, data, dan lain-lain
b. Komponen Orang /manusia sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji
pesan,
c. Komponen Alat sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan
yang tersimpan di dalam bahan,
d. Komponen Teknik prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk
menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk
menyampaikan pesan
3
Hafid, Abd. "Sumber dan Media Pembelajaran." Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman 6.2
(2016): 69-78.
Dari uraian tentang pengertian sumber belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Kumpulan sumber
belajar yang relevan dengan materi yang akan diajarkan lalu dikumpulkan. Hasil
pengumpulan materi dari berbagai sumber belajar itu yang disebut bahan ajar.
Bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat
maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok yang utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.4 Secara sederhana, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis.
Pengembangan bahan ajar menjadi sangat penting karena para guru
umumnya hanya bergantung pada buku paket buatan penerbit saja tanpa
memperhatikan sumber ajar lainnya. Untuk membuat siswa antusias terhadap
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, maka guru harus kreatif dalam
mengembangkan bahan ajar. Guru harus kreatif karena ia tidak hanya bertindak
sebagai pemberi informasi saja, namun juga sebagai fasilitator dan mitra belajar
bagi peserta didik. Guru harus memberikan layanan dan kemudahan belajar
(facilitate learning) kepada seluruh peserta didik agar mereka dapat belajar dalam
suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani
mengungkapkan pendapat secara terbuka5.
4
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2014), hlm. 138.
5
Sigit Purwaka, Pengembangan Bahan Ajar Al-Quran Hadits Madrasah Ibtidaiyah ( Jayapura :
STAIN AL- Falah ) Hlm. 94
materi pembelajaran atau bahan ajar, boleh dikatan bahan ajar ini menempatkan
urutan pertama dalam dartar intrumen pembelajaran. Tanpa guru, boleh jadi siswa
dapat belajar dengan cara membaca bahan ajar. Akan tetapi, jika tidak tersedia
bahan ajaran yang cukup, walaupun guru sudah siap, sulit dipastikan kegiatan
belajar mengajar akan terlaksana dengan sukses. Dengan demikian, materi
pembelajaran atau bahan ajar perlu mendapat perhatian yang cukup serius.
Dengan demikian juga dengan materi pembelajaran Al- Qur’an Hadist.
Mengacu pada teori untuk mengembangkan bahan ajar maka yang harus di
tempuh adalah:7
6
Syaefudin Acmad, Pengembagan Pembelajaran materi Qur’an Hadist Integratif- Inklusif di
Madrasah Aliyah Vol. 24, No. 2, Juli-Desember 2019
7
Direktorat Pembinaan SMA, Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Ajar SMA, (Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional, 2010) hal 31
Dalam pengimplementasian materi pembelajaran pastinya dibutuhkan
metode. Metode sendiri adalah cara atau jalan yang harus ditempuh atau dilalaui
untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengajar adalah jalan yang harus dilalui
untuk mengajar anak-anak supaya dapat mencapai tujuan belajar mengajar.
Pengajaran al-Qur’an Hadits adalah kegiatan menyampaikan materi ilmu al-
qur’an hadits didalam proses pendidikan. Jadi metode mengajar al-Qur’an Hadits
adalah memberikan tuntunan tentang jalan yang harus ditempuh didalam kegiatan
menyampaikan materi ilmu al-Qur’an Hadits kepada anak didik. Dengan
demikian, metode pembelajaran Qur’an Hadits adalah cara yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran Qur’an Hadits
dari seorang pendidik kepada peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan yang
diharapkan.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah berarti peretunjukan atau peragaan. Dalam
pmbelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan Sesuatu proses,
berkenaan dengan materi pembelajaran.9 Hal ini dapat dilakukan baik
pendidik ataupun orang luar yang diundang ke kelas/. Proses ang di
demonstrasikan diambil dari obyek yang sebenarnya. Dengan metode
demonstrasi, peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan
mengamati segakla benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat
mengambil kesimpulan yang diharapkan. Dalam demonstrasi diharapkan
8
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk memecahkan Problematika Belajar
Mengajar, Cet. VII, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 217
9
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal.1
setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang didemonstrasikan itu dapat
dilihat dengan mudah peserta didik dan melalui prosedur yang benar dan
dapat pula dimengerti materi yang diajarkan.
c. Metode ceramah
Metode ceramah diartikan sebagai proses penyampaian informasi dengan
jalan mengeksplanasi atau menuturkan sekelompok materi itu diterima
oleh sekelompok subjek. Metode ceramah ini termasuk klasik namun
penggunaannya popular. Banyak pendidikan memanfaatkan metode
ceramah dalam pembelajaran. Oleh karena pelaksanaannya sangat
sederhana, tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit. Komuniksi
antar pendidika dengan peserta didik pada umumnya searah. Oleh Karen
aitu, pendidik dapat mengawasi secara cermat.
d. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang pendekatannya menempuh dua
cara, yaitu memberikan stimulus (Tanya jawab) dan mengadakan
pengarahan aktivitas belajar. Metode Tanya jawab merupakan [enyajian
materi dengan jalan Tanya jawab antara pendidik dan peserta didik
(komunikasi dua arah). Melalui Tanya jawab peserta didik didorong untuk
mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Dalam
mencari dan menemukan itu dia berfikir dan menghubung-hubungkan
bagian pengetahuan yang ada pada dirinya dengan isi pertanyaan itu.
BAB III
10
Buku Paket Kelas 7 Kurikulum 2013
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat
maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok yang utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.
Salah satu instrumen penting yang ada salam kegiatan belajar mengajar
adalah materi pembelajaran atau bahan ajar, boleh dikatan bahan ajar ini
menempatkan urutan pertama dalam dartar intrumen pembelajaran. Tanpa guru,
boleh jadi siswa dapat belajar dengan cara membaca bahan ajar. Akan tetapi, jika
tidak tersedia bahan ajaran yang cukup, walaupun guru sudah siap, sulit
dipastikan kegiatan belajar mengajar akan terlaksana dengan sukses. Dengan
demikian, materi pembelajaran atau bahan ajar perlu mendapat perhatian yang
cukup serius. Dengan demikian juga dengan materi pembelajaran Al- Qur’an
Hadist.
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal.1
Syaefudin Acmad, Pengembagan Pembelajaran materi Qur’an Hadist Integratif-
Inklusif di Madrasah Aliyah Vol. 24, No. 2, Juli-Desember 2019
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk memecahkan
Problematika Belajar Mengajar, Cet. VII, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal.
217