Untuk meningkatkan sumber daya manusia sebuah perusahaan sudah selayaknya jika
perusahaan memperhatikan kualitas sumber dayanya dalam hal ini adalah kualias pegawainya,
sehingga dapat diperoleh kualitas pegawai yang berdaya saing tinggi.
Kompetensi dalam arti sebuah konsep yang mengandung arti untuk menggabungkan
SPKJ yaitu penggabungan antara Skill (Ketrampilan), Personal`s Atribut (Atribut Perseorangan),
Knowledge ( ilmu pengetahuan) dan tercermin dari Job Behaviour (Perilaku Kinerja) yang
terukur, dapat diamati sehingga dapat dievaluasi.
Model tradisional yang digambarkan oleh Miles (1975 : 35) mengasumsikan bahwa
dalam model tradisional, pekerjaan yang dilakukan tidak begitu disukai oleh sebagian besar
pegawai. Apa yang dikerjakan pegawai tidak lebih penting daripada apa yang diperoleh dari
pegawai itu sendiri yaitu gaji atau upah.Seperti yang dikemukakan oleh Miles bahwa “man is
drawn out of leisure and into work by the payment of money which he requires to meet his
needs, and the substitution of money for leisure will continue up to some point of marginal
satisfaction”. Dari pernyataan tersebut maka dalammodel tradisional para bawahan bekerja
hanya untuk mendapatkan upah dari pekerjaan tersebutuntuk memenuhi kepuasan mereka,
sehingga upah menjadi tujuan utama dari pada apa yang dikerjakannya. dikerjakan pegawai.
Perbandingan 1
Perbandingan 3
Perbandingan 1
• Pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk memfasilitasi
pencapaian sasaran karir (Tradisional)
Dalam manajemen karir sebuah organisasi yang masih menerapkan SDM
tradisional, pengembangan karir merupakan aktivitas formal dan berkelanjutan yang
merupakan suatu upaya organisasi untuk mengembangkan dan memperkaya sumberdaya
manusianya dengan menyelaraskan kebutuhan mereka dengan kebutuhan organisasi.
Hakikat program pengembangan karir dibangun berdasarkan pemberian dukungan ke
karyawan agar terus menerus mampu meningkatkan ketrampilan, kemampuan dan
pengetahuan mereka.
Perbandingan 1
Orientasi evaluasi
Dalam manajemen kinerja , untuk mencapai sebuah sasaran organisasi ,
perusahaan atau organisasi yang masih menerapkan SDM tradisional berorientasi
evaluasi. Evaluasi SDM merupakan, suatu proses menyediakan informasi yang dapat
dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai, desain,
implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu
pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.
Orientasi pengembangan
SDM berbasis kompetensi, dalam manajemen kinerjanya berorientasi
pengembangan. Dimana pengembangan ini dimaksudkan suatu upaya untuk
meningkatkan kemampuan yang dimiliki SDM berupa pengetahuan dan keterampilan
sehingga mampu melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang optimal.
Perbandingan 2
Kriteria Kinerja Terkait Pekerjaan
Dalam manajemen kinerja SDM tradisional kriteria kinerja hanya terkait
pekerjaan, maksudnya dalam pengevaluasian kinerja hanya terfokus pada pekerjaan yang
dikerjakan seorang individu.
Perbandingan 1
Evaluasi “jabatan” Berbasis pekerjaan
Dalam pemberian kompensasi ,SDM tradisional mengevaluasi berdasarkan
pekerjaan ,atau berdasarkan jabatan, semakin tinggi jabatan maka akan semakin tinggi
kompensasi yang diterima
Perbandingan 2
Imbalan berbasis senioritas
Dalam pemberian imbalan, SDM tradisional memberikannya berdasarkan
kesenioran. Semakin senior seseorang yang bekerja dalam sebuah perusahaan itu maka
pemberian kompensasi akan semakin tinggi.