OLEH:
NAMA : NIRFAWATI
NPM : 020.02.1173
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk
bergerak dengan bebas, mudah mempunyai tujuan memenuhi
kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian,
teratur.(Barbara Kozier, 1995).
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalannya penyembuhan pasien. Secara psikologis
mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada pasien bahwa dia
mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus
diterangkan kepada pasien atau kepada keluarga pasien dan
keluarga akan dapat mengetahui manfaat mobilisasi, sehingga
akan berpartisipasidalam pelaksanaan mobilisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja struktur musculoskeletal yang mempengaruhi
mobilisasi?
2. Bagaimana mekanisme tubuh dalam fisiologi pergerakan?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi?
4. Apa saja gangguan pada imobilsasi?
5. Apa saja peran perawat dalam kasus mobilisasi yang dapat
diberikan terhadap masalah yang datang dari pasien
maupun masalah dari perawat itu sendiri?
6. Bagaimana diagnosis keperawatan pada kasus mobilisasi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tujuan Mobilisasi
Menurut Mubarak dkk, (2015:308) tujuan mobilisasi
adalah memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan
aktivitas hidup seharihari dan aktivitas rekreasi),
mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma),
mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan
gerakan tangan nonverbal.
Menurut Brunner & Suddarth 2002 dalam buku Mubarak
dkk, (2015:308). Tujuan mobilisasi ROM adalah sebagai
berikut.
a. Mempertahankan fungsi tubuh dan mencegah kemunduran
serta mengembalikan rentan gerak aktivitas tertentu
sehingga penderita dapat kembali normal atau setidak-
tidaknya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
b. Memperlancar peredaran darah
c. Membantu pernapasan menjadi lebih kuat
d. Mempertahankan tonus otot, memelihara, dan
meningkatkan pergerakan dari persendian
e. Memperlancar eliminasi alvi dan urine
f. Melatih atau ambulasi.
3. Jenis Mobilisasi
Menurut Hidayat dan Uiyah (2012:109).
a. Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh merupakan kemampuan seseorang untuk
bergerak secara penuh, bebas tanpa pembatasan jelas
yang dapat mempertahankan untuk berinteraksi sosial
dan menjalankan peran sehari-harinya.
b. Mobilisasi sebagian
Mobilisasi sebagian merupakan kemampuan seseorang
untuk bergerak dengan batasan jelas, tidak mampu
bergerak secara bebas, hal tersebut dapat dipengaruhi
oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area
tubuh seseorang. Mobilisasi sebagian ini ada dua
jenis, yaitu :
1) Mobilisasi sebagian temporer
Mobilisasi sebagian temporer merupakan kemampuan
individu untuk bergerak dengan batasan bersifat
sementara, hal tersebut dapat disebabkan adanya
trauma reversible pada sistem muskuloskeletal.
2) Mobilisasi sebagian permanen
Mobilisasi sebagian permanen merupakan kemampuan
individu untuk bergerak dengan batasan bersifat
menetap, hal tersebut disebabkan karena rusaknya
sistem saraf yang reversible sebagai contoh
terjadinya paraplegia karena injuri tulang
belakang, pada poliomyelitis karena terganggunya
system saraf motorik dan sensorik.
B. Fisiologi system
Apabila dilakukan dengan baik dan benar, mekanik atau gerak
tubuh sangat bermanfaat bagi seseorang. Menurut ( Sutanto&
Fitriana, 2017:40) manfaat tersebut antara lain :
a. Gerak tubuh yang dilakukan secara teratur dapat membuat
tubuh menjadi segar.
b. Gerak tubuh yang teratur dapat memperbaiki tonus otot
dan sikap tubuh, mengontrol berat badan, mengurangi
stress, serta dapat meningkatkan relaksasi. Gerak tubuh
akan merangsang peredaran darah ke otot dan organ tubuh
yang lain sehingga dapat meningkatkan kelenturan tubuh.
c. Gerak tubuh pada anak dapat merangsang pertumbuhan
badan. Dalam kaitannya dengan aktivitas keperawatan,
Menurut ( Sutanto & Fitriana, 2017:40) prinsip mengenai
mekanik atau gerakan tubuh diantaranya sebagai berikut :
1. Menggunakan gerakan tubuh secara tepat dan benar
dapat meningkatkan fungsi muskuloskeletal, serta
mencegah terjadinya penyakit dan kecelakaan. Dengan
demikian akan meningkatkan kesehatan tubuh.
2. Mekanik tubuh yang baik dapat memberikan penampilan
serta fungsi tubuh yang baik.
3. Mekanik tubuh yang baik dapat dicapai melalui
pengetahuan sebagai pedoman dalam bertindak.
4. Mekanik tubuh berkaitan dengan berbagai usaha
pencegahan cedera atau cacat pada system
muskuloskeletal.
b. Sistem integumen
Penurunan turgor kulit.Kulit dapat mengalami atrofi
sebagai akibat dari tidak di mobilisasi
berkepanjangan.Kerusakan kulit. Sirkulasi darah
normal bergantung pada aktivitas otot. Jika tidak di
mobilisasi maka akan mengganggu sirkulasi dan
mengurangi suplai nutrisi ke area tertentu.
Akibatnya, kulit mengalami kerusakan dan dapat
terbentuk dekubitus. (Kozier,2010).
BAB III
TINJAUAN KASUS
5. Genogram
Keterangan
: Laki-laki/ perempuan meninggal
: Laki-laki/ perempuan hidup
: garis pernikahan
: garis keturunan
: tinggal serumah
: pasien
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat
klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan: keluarga klien
mengatakan tidak mengetahui cara merawat suaminya yang
sakit, bahkan cemas ketika melihat suaminya sakit.
2. Pola nutrisi/metabolic
Program diit :tinggi kalori rendah protein
Intake makanan:
- Sebelum sakit: Keluarga mengatakan klien makan 2-3
kali sehari
- Saat sakit: Keluarga mengatakan klien hanya makan
apabila ada yang suapin dan makannya sedikit-sedikit
tapi sering
Intake cairan:
- Sebelum sakit: keluarga mengatakan klien biasa minum
7-8 gelas sehari
- Saat sakit: Keluarga mengatakan klien diberi minum
sedikit-sedikit.
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar: 1 kali sehari, klien memakai
pampers
b. Buang air kePreceptorl: klien menggunakan
pampers dan keluarga mengatakan pampersnya di ganti 3
kali sehari
4. Pola aktifitas dan latihan:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3:
dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung
totalOksigenasi: tidak ada
6. Pola persepsual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):
- Penglihatan : klien tidak mengalami penyakit mata dan
tidak memakai alat bantu penglihatan, mata klien
normal
- Pendengaran : klien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran
- Pengecap : Keluarga mengatakan klien tidak ada
gangguan pada pengecapannya
- Sensasi : normal
2. Pola Nafas
a. Frekwensi Nafas : 16 x/menit
Reguler Cheyne Stokes Kussmaul
Ireguler Biot Apnea
Hiper Ventilasi Hipo Ventilasi lain-lain
3. Gerakan Pernafasan
Intercostal Supra Clavicula Tracheal Tag
lain-lain
Substernal Suprasternal Flail Chest
Palpasi :
Tractil Fremitis / Fremitus Vokal
Normal: terasa pada saat dilakukan pemeriksaan pada
punggung bagian belakang
Meningkat Lokasi : -
Menurun Lokasi : -
Lain-lain
Bising Jantung :
Mitral
Aorta
Trikuspidal
Pulmunal
Defect Septal
Gerakan Perikard
1. Nadi
Frekuensi 82x/menit
Reguler Kuat
Irreguler Lemah
2. Irama :
Normal : Reguler Irreguler
Abnormal :-
3. Tekanan Darah 130/90 mmHg
4. Bunyi Jantung : Normal
Tambahan Ada Tidak Ada, jenis :-
5. Letak Jantung
Ictus cordis teraba pada : dada kiri
6. Pembesaran Jantung : ya tidak
7. Nyeri Dada : ya tidak
8. Clubbing Finger : ya tidak
Persarafan
Tingkat Kesadaran :
Compos Mentis Apatis Somnolen
Sopor Koma
1. GCS :
Eye :4 Verbal :3 Motorik :6
Total GCS :13
2. Refleks
Normal Parese Hemi Parese
Babinsky Paraplegi Tetraplegi
3. Koordinasi Gerak : ya tidak
4. Kejang : ya tidak
5. Lain-lain : -
Penginderaan
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk
Normal Enoftalmus
Eksoptalmus Lain-lain
b. Visus : tidak terkaji
c. Pupil :
Isokor Unisokor
Miosis Midriasis
d. Reflek Cahaya Positif Negatif
e. Gerak Bola Mata :Normal Menyempit
f. Medan Penglihatan : Normal Menyempit
g. Buta Warna : tidak ya, jenis :-
h. Tekanan Intra Okuler : Meningkat Tidak ter kaji
2. Hidung (PenPreceptoruman)
a. Bentuk : Normal Denasi
b. Gangguan PenPreceptoruman : Ya Tidak
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel :normal anomaly keterangan :-
b. Membran tympani
Terang Keruh Kemerahan
Utuh Perforasi
c. Otorrhoea : Ya, Jenis Tidak
d. Gangguan pendengaran : ya tidak
e. Tinitus : ya tidak
4. Perasa: Normal Tremor Parese
Lain-lain, sebutkan : tidak ada
5. Peraba Normal Kelainan, sebutkan :-
Perkemihan
1. Masalah kandung kemih
Tidak ada masalah Menetes Incontinensia
Oliguria Nyeri Retensi
Poliuria Panas Hematuria
Disuria Sering Nokturia
Pasang Kateter Sistostomi Nokturia
2. Produksi urine 3 kali ganti pampers ml/hari Frekuensitidak
tahu x/hari
Warna kuning. Bau urine normal Lain-lain : -
Pencernaan
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Selaput Lendir Mulut Lembab Merah Stomatis
b. Lidah Hiperemik Kotor lain-lain
c. Rongga Mulut Tidak berbau Berbau
Gigi bersih Gigi kotor
Tenggorokan :
Sakit menelan / nyeri tekan
Suilt menelan lain-lain: tidak ada kelainan saat
menelan.
d. Abdomen
Kenyal Tegang Kembung
Nyeri tekan, lokasi :-
Bejolan, lokasi :-
e. Pembesaran Hepar : ya tidak
f. Pembesaran Lien : ya tidak
g. Asites : ya tidak
h. Lain-lain : -
2. Integumen
Warna kulit : Akral :
Ikterik Hangat
Siasonik Panas
Pucat Dingin Kering
Kemerahan Dingin Basah
Pigmentasi
Turgor : Elastik Tidak elastik
Tulang Belakang : Normal
Reproduksi
Laki-laki :
Kelamin Bentuk : normal tidak normal,
Kebersihan Alat Kelamin: bersih kotor
Endokrin
1. Faktor Alergi ya tidak
Manifestasi :-
Cara mengatasi :-
2. Pernah mendapat Imunisasi
BCG Polio DPT Hepatitis Keterangan:-
3. Kelainan endokrin : -
4. Program terapi:
No Nama Obat Jenis Dosis
1 Citicolin tablet 500 mg
2 Paracetamol tablet 500 gr
3 Piracetam tablet 1200 gr
4 Amlodipin tablet 10 gr
5 Micobalamin tablet 500 mg
ANALISA DATA
No Data (sign/symton) Etiologi Masalah Paraf
1 DS: penurunan kekuatan Gangguan
- Keluarga mengatakan klien otot mobilitas
masih lemas fisik
Hipertermi
3 DS: Infeksi atau cidera Gangguan
- Keluarga mengatakan klien jaringan pola tidur
hanya tidur 4-5 jam
- Keluarga mengatakan klien Inflamasi
sering terbangun dimalam
hari Merangsang
DO: hipotalamus
- Klien tampak lemas meningkatkan untuk
dimalam hari
- TTV: Menggigil,
N : 82x/menit basal
RR : 18x/menit
S : 38.5OC Hipertermi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan otot
2. Hipertemi berhubungan dengan proses infeksi
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh
PERENCANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN
(NOC & NIC)
No Tujuan(NOC) Intervensi(NIC) Rasional Paraf
Dx
1 Energy convartion Bantu klien untuk Aktivitas yang terlalu berat dan
Activity tolerance mengidentifikasi aktivitas tidak sesuai dengan kondisi
yang mampu dilakukan klien dapat memperburuk
Self care: ADLs
KH: Bantu untuk memilih toleransi terhadap latihan
aktivitas konsisten yang Mengetahui setiap perkembangan
Berpartisipasi dalam aktivitas
sesuai dengan kemampuan yang muncul segera setelah
fisik tanpa disertai peningkatan
fisik, psikologi dan terapi aktivitas
tekanan darah, nadi dan RR
social Untuk melatih otot pasien agar
Mampu melakukan aktivitas sehari-
Ajarkan pasien dan tidak tegang/kaku dan system
hari (ADLs) secara mandiri
keluarga latihan rom aktif peraliran darah lancar dan
Tanda-tanda vital normal
dan pasif merasa lebih baik jika
Energy psikomotor
Kolaborasi dalam pemberian digerakkan.
Level kelemahan
terapi obat Agar pemberian obat tepat/sesuai
Mampu berpindah: dengan atau tanpa
Batasi jumlah pengunjung pada klien
bantuan alat
Anjurkan klien dan
Status kardio pulmunari adekuat
keluarga untuk membatasi
Sirkulasi status baik aktivitas yang cukup berat
Status respirasi : pertukaran gas
dan ventilasi adekuat
2 Thermoregulatin Monitor suhu sesering Untuk mengetahui perubahan suhu
Kriteria Hasil: mungkin Untuk mengetahui perubahan warna
Suhu tubuh dalam rentang normal Monitor warna kulit kulit
Tidak ada perubahan warna kulit Berikan kompres hangat Agar suhu tubuh turun
Nadi dan RR dalam rentang normal pada klien Dengan pemberian obat
Kolaborasi dalam pemberian antipiretik suhu tubuh kembali
obat anti piretik normal
3 NOC: Jelaskan pentingnya tidur Agar mengetahui keuntungan dan
Anxiety reduction yang adekuat kerugiannya
Comfort level Ciptakan lingkungan yang Membantu pasien relaksasi,
Rest : excent and pattern Diskusikan dengan pasien Agar dapat mengetahui cara tidur
dan keluarga tentang yang disenangi pasien
Sleep : excen and pattern
teknik tidur pasien Agar pasien mendapatkan tidur
Kriteria Hasil:
Instruksikan untuk monitor yang berkualitas dan sesuai
Jumlah jam tidur dalam batas
tidur pasien Memberikan tidur yang adekuat
normal
Pola tidur, kualitas tidur dalam
batas normal
Perasaan segar sesudah tidur atau
istirahat
Mampu mengidentifikasikan hal-hal
yang meningkatkan tidur.
IMPLEMENTASI
No Dx Hari/tgl/jam Implementasi Evaluasi paraf
1 Selasa 20 Membantu klien untuk mengidentifikasi S: keluarga mengatakan klien Nirfawati
April 2021 aktivitas yang mampu dilakukan masih lemas
(15:00 wita) Mengajarkan pasien dan keluarga latihan O:
EVALUASI
No Dx Hari/tgl/jam Evaluasi Paraf
1 Selasa 20 S : Nirfawati
April 2021 - Keluarga mengatakan klien masih lemas
(15:00 wita) - Keluarga mengatakan klien bisa melakukan posisi miring kiri
dan kanan dengan bantuan
O :
- Klien melakukan ROM masih dengan bantuan
- Klien mampu melakukan posisi miring kiri dan kanan dengan
bantuan
- Kesadaran compos metis
- TTV: TD:130/90 mmHg
N : 86x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,2OC
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Kolaborasi dalam pemberian terapi
3 Selasa 20 S: Keluarga mengatakan pasien sudah mulai tidur dengan baik, Nirfawati
April 2021 tapimasih bangun sebentar saja.
(15:30 O:
wita)
- Klien tampak lemah
- TTV: TD :120/90 mmHg
N : 83x/menit
RR : 20x/menit
S : 36’5O’C
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Kolaborasi pemberian obat tidur