Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN AIR LIMBAH YANG BERWAWASAN

LINGKUNGAN SUATU STRATEGI DAN LANGKAH


PENANGANANNYA
Oleh : Budi Supriyatno*)

Abstrak
Masalah utama yang dihadapi permukiman adalah pencemaran lingkungan oleh
air limbah. Masalah tersebut dikarenakan tingkat pelayanan air limbah yang
sangat rendah. Air limbah rumah tangga merupakan sumber utama pencemar
lingkungan. Sedangkan pencemaran limbah industri diperkirakan memberi
kontribusi rata-rata 25-50%. Sampai saat sekarang tingkat pelayanan air limbah
tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk, sehingga masih banyak air
limbah yang dibuang ke sungai atau badan air dengan proses yang kurang
sempurna. Suatu strategi dan langkah dalam pengelolaan air limbah yang
efektif dan efisiensi.

Katakunci : Pengelolaan, air limbah, pencemaran, tingkat, pelayanan, minimasi,


peran masyarakat, sarana dan teknologi.

khususnya limbah industri dan rumah


Salah satu masalah utama yang tangga.
dihadapi oleh permukiman penduduk Pengertian air limbah adalah air yang
terutama di daerah perkotaan adalah telah digunakan manusia dalam berbagai
masalah pencemaran lingkungan yang aktivitasnya. Air limbah tersebut dapat
ditimbulkan oleh pembuangan air limbah berasal dari aktivitas rumah tangga,
yang tidak tertangani dengan baik.1 Dalam perkantoran, pertokoan, fasilitas umum,
pada itu upaya menumbuhkan kesadaran industri maupun dari tempat-tempat lain.
terhadap pembangunan yang berwawasan Atau, air limbah adalah air bekas yang tidak
lingkungan2 seyogyanya dilakukan secara terpakai yang dihasilkan dari berbagai
terus-menerus dan berkesinambungan. aktivitas manusia dalam memanfaatkan air
Karena pengelolaan lingkungan hidup bukan bersih.
semata-mata tanggung jawab pemerintah, Dengan demikian air bekas atau air
tetapi juga menjadi tanggung jawab semua limbah tersebut sebagai pencemaran
pihak, termasuk pihak swasta khususnya lingkungan harus ditangani. Pada saat ini
yang banyak menginvestasikan modalnya yang menimbulkan masalah tersebut adalah
dalam industri yang banyak memproduksi “tingkat pelayanan yang rendah”. Dan tidak
limbah B 3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). dapat memenuhi kebutuhan akibat laju
Disamping itu seluruh lapisan masyarakat pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1993,
juga harus dapat berperan serta mencegah hanya 52% keluarga yang mempunyai akses
dan menanggulangi proses dan akibat terhadap fasilitas sanitasi yang memadai,
pencemaran lingkungan tersebut. dimana 39 diantaranya di daerah perdesaan
Dalam hubungan pencemaran dan 78% di daerah perkotaan.3
lingkungan, peningkatan intensitas
penggunaan ruang kota yang tidak I.1. Pencemaran Limbah Rumah
mengindahkan lingkungan akan Tangga dan Industri
menimbulkan penurunan daya dukung fisik
kota. Air limbah rumah tangga merupakan
Hal ini disebabkan oleh timbulnya sumber utama pencemaran badan air di
berbagai bentuk pencemaran lingkungan daerah perkotaan.4

*)
Penulis adalah Pemerhati Lingkungan, Saat ini bekerja di Subdit Penyehatan Lingkungan,
Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. Juga
masih aktif menjadi Wartawan Freelance

Pengolahan Air Limbah Yang Berwawasan Lingkungan … (Budi Supriyanto) 17


Air limbah rumah tangga juga sangat besar pada lingkungan, karena daya
mencemari sumber air yang berasal dari air dukung lingkungan tidak akan mampu untuk
tanah dangkal.5 Hasil survey sumur dangkal menyerap pencemaran. Dengan
di Jakarta menunjukkan bahwa pencemaran meningkatnya pembuangan air limbah
air tanah oleh tinja yang lazimnya diukur domestik, sistem sanitasi setempat13 seperti
fecal-caliform telah terjadi dalam skala yang tanki septik dan cubluk yang sebelumnya
sangat luas, dimana 85% dari sampel cukup memadai,14 untuk masa depan tidak
menunjukkan adanya pencemaran tersebut.6 memadai lagi terutama daerah-daerah
Pencemaran air ini bukan hanya membawa dengan kepadatan tinggi. Selanjutnya
dampak negatif pada kesehatan lingkungan, dengan tidak lagi memadainya sistem
tetapi juga semakin banyaknya biaya yang setempat, pertimbangan regionalakan
diperlukan untuk mengdapatkan air bersih. diperlukan.15
Bahkan seringkali terjadi bahwa sumber air Air limbah yang tidak diolah terlebih
setempat sangat berbahaya untuk diolah dahulu dan dibuang secara terus menerus
karena pencemarannya, sehingga harus di- akan memberikan dampak negatif terhadap
datangkan dari sumber yang jauh. kesehatan lingkungan, baik pada di daerah
Berdasarkan hasil studi, memperkirakan penghasil limbah maupun diluarnya. Contoh
biaya pencemaran untuk komponen- yang sering terjadi adalah tercemarnya
komponen di atas di Jabotabek (Jakarta- daerah pantai karena bermuaranya sungai-
Bogor-Tangerang-Bekasi) mencapai Rp. sungai yang tercemar pada daerah tersebut.
18.7 Milyar pertahun pada tahun 1994, dan Selain limbah domestik juga
pada tahun 2005 akan meningkat dua kali meningkatnya jumlah industri akan meng-
lipat,7 Kecuali ada tindakan penanggulangan. akibatkan akan semakin memperberat
Sedangkan pencemaran oleh industri, masalah lingkungan.
diperkirakan kontribusi pencemaran organik Ada tiga pola yang perlu diperhatikan
limbah industri pada badan air secara rata- yaitu:
rata adalah 25-50%.8 Program upaya untuk a. Pertumbuhan Sektor Industri. Dengan
menurunkanpencemaran oleh buangan semakin mengandalkan sektor industri
limbah industri belum dapat mencapai tujuan untuk menopang pertumbuhan ekonomi
karena adanya kelemahan pada maka, nilai tambah dari “manufakturing”
kemampuan pemerintah untuk memantau diperkirakan akan berlipat 13 kali dan
buangan limbah industri, dan menerapkan limbah yang dihasilkan berlipat 10 kali.16
baku mutu air limbah. Selain juga adanya b. Distribusi spasial dari pertumbuh-an
kelemahan kemampuan indsutri untuk industri tersebut. Industri akan lebih
merancang dan mengoperasikan sistem banyak berlokasi di propinsi yang padat
pengolahan limbah. Keberadaan inddustri di Jawa.17
kecil9 dengan jumlah yang banyak dan c. Adanya pergeseran jenis industri dari
bercampur dengan perumahan juga menjadi sektor pengolahan bahan baku ke sektor
tambahan dalam hal pemantauan dan asembling. Walaupun hal ini akan
penerapan baku mutu limbah industri jenis mengurangi intensitas polutan
ini tidak mempunyai kemampuan teknis tradisional, tetapi polutan yang bersifat
maupun pendanaan untuk membangun bioakumulatif dan toksis sebaliknya akan
instalasi pengolahan air limbah.10 meningkat.

I.2. Tantangan Peningkatan II. STRATEGI PENGOLAHAN AIR


Pelayanan LIMBAH

Tantangan utama yang harus dijawab Bangsa Indonesia mempunyai


pada masa yang akan datang adalah komitmen untuk berpegang pada prinsip
bagaimana meningkatkan pelayan, Pada pembangunan yang berkesinambungan
tahun 2020 penduduk Indonesia sekitar 270 (Sustainable development).18 Antara
juta jiwa, diperkirakan penduduk Indonesia manusia dengan lingkungan serta dengan
60% tinggal diperkotaan atau sekitar 162 juta proses pem-bangunan ada keterkaitan
jiwa,11 yang harus dilayani pembuangan air integrasi dan berkaitan dengan tiga aspek
limbahnya. itulah yang dinamakan konsep pem-
Pertambahan penduduk ini tidak akan bangunan yang berkesinambungan.19 Pada
tersebar secara merata. Tetapi akan seminar tentang meningkatkan dan
terkonsentrasi di kota besar dan melestarian lingkungan di Surabaya tanggal
metropolitan.12 Terkonsentrasinya penduduk 6 Mei 1991 disebutkan adanya komitmen
di perkotaan akan memberikan tekanan yang para Menteri Kependudukan ASEAN di

18 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.1, No. 1, Januari 2000 : 17-26


Kuala lumpur telah merekomendasi konsep III. LANGKAH DAN TINDAKAN
“pembangunan berkesinambungan”.
Pernyataan para Menteri itu mengacu 3.1. Minimasi Air Limbah
pada beberapa langkah yang harus diambil Telah disebutkan di atas bahwa air
dan kondisi yang harus dipenuhi untuk limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri
mensukseskan penerapan konsep diperkirakan akan meningkat 10 kali, bila
pembangunan berkesinambungan.20 Pada proses ber-langsung seperti kaadaan
dasarnya, yang dikehendaki adalah sekarang ini. Jika tidak dapat dihentikan
kebijakan pembangunan yang atau dikurangi, biaya pengelolaan dan
mempertimbangkan ketentuan umum pembuangan air limbah agar buku mutu
tentang lingkungan,seperti cadangan sumber limbah dan baku mutu lingkungan dapat
daya alam. Semua ini diperlukan untuk dipenuhi akan sangat tinggi. Bila tidak
menggantikan konsep tradisionil yang sudah dilakukan pengolahan maka tingkat
tidak tepat lagi.21 pencemaran akan jauh meningkat dari
Dalam pada itu strategi untuk tingkat pencemaran sekarang yang sudah
pengelolaan air limbah pun harus mengikuti tinggi. Akan lebih efektif untuk berusaha
prinsip-prinsip yang berkesinambungan. “minimasi air limbah” dan menghemat biaya
Satu prinsip umum dari pembangunan yang untuk pengelolaan air limbah. Selain itu,
berkesinambungan adalah pencerminan minimasi air limbah tidak saja mengurangi air
kehendak terus-menerus meningkatkan limbah yang harus dikumpulkan, diolah dan
kesejahteraan rakyat dan kemakmuran dibuang tetapi juga mengurangi pemakaian
rakyat.22 Perlu juga dipertimbangkan secara bahan baku, energi dan air.
matang adalah faktor “biaya” dari usaha Suatu pendekatan yang penting dalam
pengelolaan air limbah. Dengan mencapai minimasi limbah adalah digunakan proses
tujuan di atas, diperlukan strategi produksi bersih dalam proses industri.24
pengelolaan limbah yang terintegrasi antara Produksi bersih telah terbukti cost effective
minimasi dengan cara seefisien mungkin, suatu hal yang sangat penting agar
peningkatan pelayanan, dan pembuangan pendekatan ini dapat menarik bagi sektor
limbah yang akrab lingkungan. Instrumen swasta.
pasar, mempunyai peran penting dalam Suatu survei 50 industri di Amerika
mencapai tujuan seefisien mungkin. menunjukkan bahwa mereka yang
Dalam pada itu strategi penglelolaan menggunakan produksi bersih dapat
air limbah seyogyanya merupakan strategi mengurangi produksi limbah 80% dengan
yang dimulai dimana limbah dihasilkan waktu pemulihan biaya investasi hanya satu
sampai tempat air limbah itu dibuang. bulan sampai tiga tahun, dimana sesudah itu
Strategi semacam ini dapat dibagi kedalam penghematan biaya yang diperoleh sudah
langkah dan tindakan secara sinerji sebagai merupakan keuntungan.25 Usaha-usaha
berikut : penerapan produksi bersih berkisar dari
1. Minimasi air limbah.23 Program ini usaha sederhana seperti penggantian bahan
berupaya mengurangi air limbah baik baku yang toksik ke bahan baku yang tidak
dari industri maupun yang dihasilkan dari mencemari. Suatu survai lain dari Amerika
rumah tangga. menemukan bahwa usaha kebersihan
2. Penigkatan pelayanan. Program ini lebih sederhana (good housekeeping) dapat
diarakan untuk meningkatkan pelayanan mengurangi produksi limbah secara berarti
air limbah rumah tangga, karena air dan bahwa perubahan proses produksi yang
limbah industri biasanya dikelola oleh sederhana yang seringkali tidak memerlukan
masing-masing industri. investasi juga secara berarti dapat
3. Pengelolaan dan pembuangan. Limbah mengurangi produksi limbah.
yang dihasilkan masih perlu diolah dan Indonesia telah mulai menyadari
dibuang dengan cara yang akrab pentingnya produksi bersih dan pada tahun
lingkungan. 1995 membuat suatu “komitmen nasional”
Supaya strategi ini berhasil, ketiga dalam penerapan strategi produksi bersih
langkah di atas harus diberlakukan secara dalam proses industri. Beberapa proyek
“terintegrasi” dan tidak dapat dipisahkan. Di percontohan telah dicoba dibawah
Indonesia, usaha pengelolaan air limbah koordinasi BAPEDAL (Badan Pengendalian
selama ini terkonsentrasi pada peningkatan Dampak Lingkungan) jumlah air limbah telah
pelayanan, pengelolaan dan pembuangan berkurang. Tetapi Potensi pengurangan
masih kurang memperhatikan minimasi, limbah sebagai akibat minimasi belum
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pada diketahui di Indonesia, namun studi di
langkah dan tindakan berikut ini. negara maju telah memberikan angka 50-

Pengolahan Air Limbah Yang Berwawasan Lingkungan … (Budi Supriyanto) 19


60% sebagai faktor minimasi yang dapat mendapatkan komitmen ini dibutuhkan
dicapai dalam waktu 10-15 tahun mendatang usaha pendekatan kepada kalangan usaha
(Sutter, 1992). dan perdagangan.
Dengan asumsi bahwa masih banyak Dalam hal industri baru, walaupun
pengematan yang dapat diperoleh dari dapat seringkali diasumsi bahwa industri
usaha kebersihan (good houskeeping) dan baru di negeri berkembang biasanya
perbaikan teknologi kotor, maka faktor mempunyai teknologi yang bersih, tetapi
minimasi sebesar 50% dalam periofe 20 dibutuhkan adanya suatu proses evaluasi
tahun tidak terlalu ambisius dan dapat teknologi yang akan masuk dan melarang
digunakan untuk memperkirakan potensi industri dengan teknologi kotor untuk dapat
limbah. masuk ke Indonesia.
Tabel 1 adalah beban pencemaran di Sebagaimana telah diuraikan di atas,
daerah perkotaan di Jawa dengan dan tanpa minimasi limbah secara ekonomis, masuk
minimasi limbah ini, menggambarkan akal dan menguntungkan. Minimasi limbah
bagaimana faktor minimasi sebesar 50% tidak bertentangan dengan tujuan
dapat mengurangi beban pencemaran dari keuntungan sektor industri dan usaha,
370.000 ton menjadi 185.000 ton pada tahun sebaiknya justru dapat meningkatkan
2020 di daerah perkotaan di Jawa (World keuntungan sekktor tersebut. Namun,
Bank 1994). Lihat 1. terdapat beberapa hal yang diperlukan
terlebih dahulu. Hal ini adanya instrumen
TABEL 1. Beban Pencemaran Di Daerah ekonomi, struktur administrasi dan
Perkotaan Di Jawa Dengan Dan Tanpa perpajakan dimana banyak pengambil
Minimasi Air Limbah keputusan diserahkan kepada pemerintah,
dan yang terakhir mungkin merupakan
TH BOD DALAM FAKTOR BOD YANG persyaratan utama adalah, adanya political
BUSINES MINIMASI MASIH &
(TON) LIMBAH
26
DIBUANG will dari pemerintah. Salah satu cara
memformalisir kemauan ini adalah
1995 75.000 0.00 70.000 pemerintah pusat menjadi minimasi limbah
1998 92.000 0.12 81.000 sebagai tujuan utama pengelolaan limbah.
2000 103.000 0.15 88.000 Tujuan ini kemudian dapat diterjemahkan ke
2003 130.000 0.30 91.000 dalam tindakan-tindakan seperti penentuan
2005 152.000 0.40 91.000 target minimasi limbah, pemberian dari pihak
2010 220.000 0.50 110.000
pemerintah dalam minimasi limbah seperti
2020 370.000 0.50 185.000
dalam pengadaan dan produksi barang oleh
pemerintah.
Sumber : World Bank, 1994.
Tindakan lain yang perlu diambil
Dalam rangka menyukseskan program pemerintah adalah merupakan instrumen
minimasi tersebut, maka kendala yang harus ekonomi seperti discharge fee untuk industri
di atasi dan peluang yang harus dan retribusi rumah tangga. Pertimbangan
dimanfaatkan adalah : juga diberikan untuk instrumen ekonomi lain
1. Kendalan yang ditemui bidang seperti Product charges, yaitu biaya yang
pengolahan dan pembuangan adalah dikenakan kepada produk yang
lemahnya kapasitas pemantauan dan menyebabkan dalam produksi menyebakan
peranan pemerintah. Apabila industri pencemaran.
masih mempunyai pilihan untuk tidak Dalam pemilihan instrumen ekonomi
mengambil tindakan pengolahan ini, faktor-faktor seperti ekonomi, kesesuaian
lingkungan seperti membangun instalasi dengan struktur administrasi dan perpajakan,
pengolahan limbah, maka investasi untuk kesederhana dalam penerapan, dan
minimasi limbah akan dianggap kemudian dalam pemantauan dan penataan
menghemat biaya. perlu dipelajari secara seksama.
2. Kendala ini adalah kebijakan dan Terakhir yang perlu diperhatikan
peraturan tetang air limbah masih adalah bawha usaha minimasi limbah tidak
cenderung di pusat dan pemerintah dapat dipisahkan dengan langkah dan
daerah sulit menterjemahkannya. tindakan lain dalam pengelolaan limbah dan
Disamping itu dibutuhkan suatu perlu diterapkan secara bersamaan.
komitmen tinggi dari pihak yang terlibat. Seringkali insentif untuk meminimasi limbah
Untuk usaha produksi bersih sederhana akan lebih kuat bila biaya pengelolaan dan
seperti good house keeping saja dibutuhkan pembaungan dipikul diterapkan sepenuhnya.
komitmen tertentu dari tingkat manajemen
atas sampai tingkat pelaksana. Untuk

20 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.1, No. 1, Januari 2000 : 17-26


Langkah dan tindakan yang haurs pencemaran organisik oleh limbah manusia
ditempuh seyogyanya antara lain sebagai di sungai diperkirakan 50-70%. Suatu survai
berikut : terhadap dangkal di Jakarta menunjukkan
1. Melakukan penentuan minimasi limbah bahwa air tanah telah tercemar dalam skala
menjadi salah satu tujuan utama besar oleh tinja. Delapan puluh empat
pengelolaan limbah. persen (84%) dari sampel menunjukkan
2. Penyusunan dan penetapan target untuk adanya penceemaran oleh fecal caliform,
minimasi limbah pada sektor industri, suatu indikator yang lazim digunakan untuk
komersil, jasa dan rumah tangga. mengukur pencemaran tinja (Iwaco, 1993).
3. Melaksanakan kampanye nasional untuk Disatu pihak, sistem setempat28 makin
menerapkan kesadaran Pemerintah, tidak memadai untuk daerah-daerah
Industriawan (Pengusaha), dan perkotaan dengan kepadatan tinggi. Dilain
masyarakat akan konsep produksi bersih pihak, sistem terpusat29 seperti sistem sewer
dan manfaat ekonomis maupun masih sangat mahal. Tingkat pemulihan
lingkungan yang dapat diperoleh. biaya yang ada masih jauh dari cukup untuk
4. Mamformalisir tujuan pengelolaan limbah membiayai seluruh kebutuhan. Di Jakarta,
dengan menetapkan pencegahan dan misalnya, tarif sewer hampir tidak dapat
minimasi sebagai tujuan utama program- menutupi kebutuhan operasi dan
program pengelolaan limbah. Tujuan ini pemeliharaan yang sekitar 1-2% dari total
kemudian dituangkan kedalam target- biaya investasi. Tingkat investasi oleh
target yang merupakan hasil analisis dan pemerintah sejauh ini masih rendah.
penelitian untuk memastikan bahwa Kekurangan investasi untuk sewer di
target tersebut layak secara ekonomis daerah dengan kepadatan tinggi (300 orang
dan teknis. per hektar) dimana sistem sanitasi
5. Meninjau kembali dan membuat berdampak buruk pada lingkungan, di 10
remomendasi atas peraturan dan daerah metropolitan terbesar diperkirakan
kebijakan yang tidak atau mendukung Rp. 3 trilyun. Bila tingkat investasi
pelaksanaan produksi bersih. pemerintah untuk sistem sewer bertahan
6. Merekomoemdasi komitmen peme-rintah terus seperti sekarang ini, maka akan
pada produksi bersih dalam pengadaan dibutuhkan lebih dari 90 tahun untuk
dan produksi barang yang dilakukan oleh mengejar ketinggalan tahun 1990.30
Industri, pemerintah dan Badan usaha Namun demikian, strategi jangka
Milik Negara. pendek tetap perlu mengarah pada
pembangunan sistem terpusat dengan
III.1. Meningkatkan Pelayanan perbaikan sistem yang ada sebagai strategi
jangkan pendek dan menengah. Perbaikan
Rendahnya tingkat pelayanan yang yang dapat dilakukan segera adalah
ada sekarang mengakibatkan tingkat pengumpulan dan pengolahan lumpur tinja
pencemaran air melampaui baku yang dari tanki septik. Bersama dengan hal
dipersyaratkan. Bila tingkat palayanan ini tersebut adalah keharusan membangun
tidak ditingkatkan, maka pencemaran akan sistem perpipaan untuk dilakukan
meningkat dengan pesat. Dampak sesederhana mungkin dan bertahap agar
pencemaran ini akan samgat terasa pada pemulihan biaya dapat dimaksimalkan.
daerah perkotaan, khususnya oleh penduduk Contohnya adalah tanki septik komunal,
miskin perkotaan. Secara umum tingkat instalasi pengolahan paket untuk satu
pelayanan sanitasi “belum meningkat” sejak kelurahan dan sistem sewer yang lebih
tahun 1980 dan hampir tidak dapat mengejar murah seperti small bore (pipa kecil), shallow
ketinggalan yang diakibatkan oleh sewer (pipa dangkal), dan interceptor.
pertumbuhan penduduk tahun 1993, hanya Untuk bagian-bagian tertentu,
52% keluarga yang mempunyai akses terutama bagian yang padat, dari beberapa
terhadap fasilitas sanitasi yang memadai, kota, tetap akan dibutuhkan jaringan
40% diantaranya berada di daerah perpipaan dengan instalasi pengolahan. hal
perdesaan dan 60% di daerah perkotaan. ini secara keuangan akan merupakan hal
Namun dari mereka yang mempunyai akses yang ideal, tetapi untuk kebanyakan rumah
terhadap fasilitas sistem sewer,27 atau tangga retribusi ini akan terlalu mahal. Masih
sistem perpipaan itupun terbatas 9 kota. akan dibutuhkan investasi besar dari
Sisanya mengandalkan sanitasi setempat pemerintah untuk melindungi kesehatan
yang sering tidak dioperasikan secara benar masyarakat dan sumber daya air. Pada
yang kemudian menyebabkan pencemaran waktu yang bersamaan metode pembiayaan
air permukaan dan air tanah kontribusi alternatif sudah harus mulai dipelajari.

Pengolahan Air Limbah Yang Berwawasan Lingkungan … (Budi Supriyanto) 21


Contoh dari perwujudan konsep ini adalah a. Penentuan prioritas yang lebih sesuai
rumah tangga membayar untuk jaringan dengan kebutuhan masyarakat.
tertier dan sekunder (tingkat rumah tangga) b. Penentuan lokasi dan fasilitas yang baik.
sedangkan pemerintah daerah yang c. Penyesuaian investasi dengan
mempunyai kepentingan untuk kemampuan membayar.
terlindunginya suatu daerah aliran sungai d. Tingkat pemeliharaan yang lebih baik
dapat membiayai perpipaan utama dan karena adanaya rasa memiliki.
penggolahan. e. Sedangkan keuntungan dari peran serta
Pemerintah telah mulai menyadari masyarakat swasta adalah :
bahwa permasalahan air limbah sudah f. Akses terhadap pembiayaan.
bukan lagi permasalahan individu tetapi g. Tersedianya kemampuan manajemen
sudah menjadi permasalahan umum. Untuk modern.33
mempercepat upaya peningkatan pelayanan h. Peningkatan efisiensi dan kualitas.
air limbah. Pemerintah melalui Departemen
Pekerjaan Umum menyiapkan strategi IV.2. Sarana dan Teknologi
pengolahan limbah manusia untuk Repelita
VI31 dengan target sebagai berikut: Dalam mencapai sistem yang baik,
1. Untuk Kota Metropolitan dan Kota Besar. baik sistem terpusat maupun setempat
a. Lima puluh persen (50%) dari sudah tidak memadai, maka teknologi yang
penduduk dilayani dengan sistem dipilih akan tergantung kepada daya dukung
sanitasi setempat. lingkungan yang meliputi kepadatan
b. Dua puluh lima persen (25%) dari penduduk, kondisi air tanah dan tanah, dan
penduduk dilayani dengan sistem ketersediaan air bersih perpipaan. Langkah
sanitasi terpusat, dimana 10% perbaikan pertama yang dapat dilakukan
dilayani dengan sistem sewer dan adalah memperbaiki pengumpulan dan
15 dilayani dengan sistem pipa pengolahan lumpur lainnya dari tanki septik.
interceptor. Dalam memanajemen sanitasi
2. Untuk Kota Sedang terpusat, maka alternatif sistem sewer yang
Tujuh puluh lima persen (75%) dari murah biaya seperti Shallow sewer, small
penduduk dilayani dengan sistem bore maupun interceptor perlu
sanitasi setempat, dengan penyediaan dipertimbangkan.
truk tinja dan instalasi pengolahan Langkah yang diperlukan adalah
lumpur tinja (IPLT). sebagai berikut:
3. Untuk Kota Kecil a. Melakukan penelitian untuk alternatif
Enam puluh persen (60%) dari penduduk sistem sanitasi setempat yang lebih
dilayani dengan sistem sanitasi setempat ramah lingkungan.
dengan penyediaan lumpur tinja. b. Memastikan adanya operasi dan
4. Untuk Daerah Perdesaan pemeliharaan sistem sewer maupun
Tujuh ribu desa (7000) akan menerima sistem sanitasi setempat agar
fasilitas sanitasi setempat. Target mekanisme sistem berfungsi dengan
pelayanan adalah 60%. efisiensi.
c. Menganlisis mekanisme pengembangan
IV. PERAN MASYARAKAT DAN modul sanitasi yang dikembangkan oleh
KELAMBAGAAN. masyarakat dan swasta yang nantinya
dapat diintegrasiskan kepada sistem
IV.1. Peranserta Masyarakat yang dibangun oleh pemerintah.

Suatu tema pada Repelita VI yang akan IV.3. Pengembangan Sumber Daya
terus bertambah panting dan perlu Manusia
diteruskan pada Repelita berikutnya adalah
pergeseran peran Pemerintah Pusat sebagai Pengembangan sumber daya manu-
penyedia (provider) menjadi pemampu sia dapat ditingkatkan dengan cara
(enabler). Pemerintah Daerah akan menjadi meningkatkan pendidikan, pelatihan dan
pelaksana utama penyadia infrastruktur social marketing34 dengan tujuan untuk:
dengan peranserta masyarakat32 dan 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan
swasta. Peranserta masyarakat dan perlunya pengolahan limbah dan kaitannya
memperbaiki pelayanan limbah dengan cara dengan pencemaran air dan kesehatan.
antara lain :

22 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.1, No. 1, Januari 2000 : 17-26


2. Mengubah prilaku pembuangan sampah, dapat diintegrasikan ke dalam sistem
khususnya pada daerah dimana terdapat perpipaan utama yang dibangun oleh
sumber air. Pemerintah.
3. Meningkatkan kesediaan membayar c. Mengembangkan peraturan yang
masyarakat untuk layanan pengum-pulan mengharuskan peng-ambilan lumpur
dan pembuangan limbah. secara periodik dan pengolahan dan
pem-buangan lumpur tinja yang akrab
IV.4. Kelembagaan dan Instrumen lingkungan. Dalam per-aturan ini
Hukum dapat dimungkinkan keterlibatan
swasta untuk menyediakan pelayanan
Dalam bidang kelembagaan dan ini. Dalam hal ini, akan terdapat
instrumen hukum yang perlu dibenahi adalah kebutuhan untuk mengatur dan
: mendaftarkan pemberi pelayanan.
1. Meningkatkan kemampuan Peme-rintah
Daerah untuk menyediakan sarana dan V. LANGKAH PENGOLAHAN LIMBAH
prasaranan pengelola-an air limbah. BERWAWASAN LINGKUNGAN.
Seperti telah disebutkan, dengan
peraturan desentralisasi.36 Pemerintah V.1. Limbah Rumah Tangga
daerah bertanggung jawab atas
penyedia-an sarana dan prasarana Berdasarkan pengamatan lapang-an
perekotaan termasuk sarana dan bahwa pembuangan dan pengo-lahan
prasarana limbah maupun yang lain limbah manusia dengan sistem yang ada
Kegiatan-kegiatan berikut seyogyanya sekarang terutama mengandalkan sistem
diprioritaskan untuk memperkuat setempat, yang ada pada daerah dengan
kemampuan Pemerintah Daerah : muka air tanah rendah, dengan kepadatan
a. Rasionalisasi mekanisme pem-biayaan penduduk rendah sampai sedang, dan
untuk meningkatkan efektifitas kondisi tanah yang sesuai, dinilai masih
pendapatan pemerintah Daerah. cukup. Namun, tank septik yang dirancang
b. Perbaikan dan penyempurnaan PJP dan dioperasikan dengan baikpun hanya
(Program Jangka Panjang). mampu menurunkan BOD sampai 60%.
c. Penyederhanaan proses penataan Kebanyakan sistem sanitasi setempat yang
prioritas dan penganggaran tahunan. ada kurang layak dan membuang limbah
d. Perbaikan dan penyempurnaan sistem tanpa pengolahan yang cukup. Tanki septik
administrasi pendapatan daerah. tidak dikosonbgkan secara rutin dan jasa
e. Perbaikan sistem mekanisme pelayanan pengambilan lumpur sering
pemantauan kemajuan fisik dan membuang lumpurnya di kanal sungai.
keuangan. Untuk sembilan persen (9%) dari limbah
2. Melebagakan peranserta swasta dalam yang diolah dengan sistem terpusat, tingkat
penyediaan pelayanan limbah dengan: pengolahan pada banyak instalasi
a. Mengembangkan kerangka pengolahan tidak memadai. Misalnya,
peraturan yang jelas dan kepastian Jakarta juga tidak memiliki saluran
hukum. pembuangan (sewerge sysem) dalam tanah
b. Mempromosikan keterbukaan yang memadai, tank septiknya hanya
(tranparancy) dalam transaksi. mampu menampung 25 persen populasi,
c. Menguatkan lembaga pemerintah dan kebanyakan orang menggunakan sungai
sebagai mitra wiraswasta dari sektor untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus
swasta. (MCK), serta pembuangan sampah yang
3. Mengembangkan peraturan, pedoman jumlahnya sekitar 30%. Proses pengolahan
dan standar untuk pengelolaan sanitasi. limbah menghasilkan lumpur dan
4. Menganalisa dan menentukan bantuk pembuangan. Mandapatkan lahan36 untuk
lembaga yang tepat menumbuhkan instalsi pengolahan juga semakin sulit
peranserta masyarakat dan swasta terutama di kota-kota besar.
dalam penyediaan sarana dan
prasarana, dengan cara: V.2. Limbah Industri
a. Menyediakan informasi tentang
standar teknis dan pembuangan Dalam hal pengolahan limbah industri,
perpipaan utama oleh pemerintah. pada saat ini tidak terdapat data yang cukup
b. Menganalisa kemungkinan untuk memperkirakan persentasi limbah
pembangunan sistem modul oleh industri yang diolah. Namun, diperkirakan
masyarakat dan wasta yang kemudian 25-50% dari beban organik di sungai berasal

Pengolahan Air Limbah Yang Berwawasan Lingkungan … (Budi Supriyanto) 23


dari industri besar. Dari sekitar 400 industri sektor manfaktur, dari pemrosesan bahan
di wilayah DKI Jakarta yang menghasilkan baku menjadi asembli yang mengakibatkan
B3, 220 unit memproduksi limbah bentuk peningkatan pen-cemaran akibat logam-
padat dan cair. Bila tidak ditanggulangi akan logam bio-akumulatif.
menimbulkan dampak negatif terhadap Langkah dan tindakan yang harus
linglkungan dan kesehatan mansuia. dilakukan dalam pengelolaan air limbah yang
Pada tahun 1989, PROKASIH berwawasan lingkungan seyogyanya
(Program Kali Bersih) dilahirkan untuk diarahkan sebagai berikut :
mengembangkan kebijakan tentang 1. Semua limbah harus sudah diolah
pembuangan limbah industri. Perusahaan sampai ketingkat yang memenuhi baku
diharuskan melakukan pengolahan dengan mutu limbah, baku mutu lingkungan, baik
ancaman pencabutan izin usaha bila air, tanah dan udara.
pengolahan tersebut tidak dilakukan. Usaha 2. Menyusun baku muta limbah untuk jenis
pertama difokuskan kepada pencemaran industri dan kegiatan yang belum
industri sebesar 50% dalam 2 tahun. mempunyai baku mutu.
Target penurunan beban pencemaran 3. Mengembangkan dan melaksa-nakan
belum tercapai karena masih terdapatnya izin jenis pembuangan (disharge permit)
kelemahan dalam kemampuan pemerintah yang berda-sarkan atas baku mutu
untuk memaksa industri manaati peraturan, limbah dengan menyertakan sistem
selain juga adanya kelemahan dan penalti dan insentif37 untuk men-dorong
kurangnya kemampuan industri itu sendiri minimasi air limbah.
dalam merancang dan mengoperasikan 4. Memasukkan tujuan perlindungan
instalasi pengolahan limbah. Adanya industri kualitas lingkungan setempat dan
rumah tangga menimbulkan permasalahan prinsip-prinsip daya dukung
sendiri dalam penataan dan pemantauan lingkungan38dalam pengembangan izin
dari pengolahan dan pembuangan limbah. pembuangan.
PROKASIH juga tidak berhasil dalam 5. Melengkapi usaha penataan
memperbaiki kualitas air secara berarti pengendalian pencemaran yang
karena pencemar utama yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah yang
adalah sektor domestik atau rumah tangga mengandalkan kekuatan dari budaya
bukan merupakan dari kelompok yang malu. Penggunaan budaya malu ini
dijadikan target. Hal ini dilakukan bukan dapat dilakukan melalui media dan
merupakan dari kelompok yang dijadikan environmental compliance rating.
target. Hal ini dilakukan bukannya tanpa 6. Terus menigkatkan cakupan
alasan. Mananggulangi pencemar dari PROKASIH, berdasarkan jumlah sungai
rumah tangga waktu itu merupakan dan fdan jenis pencemaran. Sungai yang
masih merupakan pekerjaan yang sangat melewati fdaerah perkotaan dan industri
berat dan menargetkan pencemar dari perlu diprioritaskan.
industri dianggap sebagai hal dapat 7. Memberikan bantuan teknis dan
dilakukan untuk tahap pertama. manajemen39 kepada kegiatan
Namun PROKASIH juga dapat pengendalian produksi dan pengolahan
dikatakan berhasil karena telah limbah.
menunjukkan adanya pengendalian 8. Mendorong manufaktur untuk
pencemaran. memproduksi peralatan pengen-dalian
Pada masa yang akan datang, dengan pencemaran berteknolgi tinggi lecensi
diandalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari manufaktur utama.
pada sektor industri, maka beban
pencemaran akibat limbah industri juga akan VI. KESIMPULAN
semakin meningkat. Bila praktek pengolahan
limbah tidak banyak berubah, maka Sebagai akhir dari tulisan ini akan
diperkirakan polutan tradisionil (BOD dan disimpulkan sebagai berikut:
padatan tersuspensi) yang dibuang ke 1. Permasalah utama yang dihadapi oleh
lingkungan di Jawa akan meningkat enam permukiman penduduk terutama di
kali di daerah perkotaan dan sepuluh kali di daerah perkotaan adalah masalah
daerah perdesaan pada tahun 2020. Di luar pencemaran lingkungan yang
Jawa, peningkatan ini diperkirakan masing- ditimbulkan oleh pembuangan air limbah
masing sepuluh kali dan duabelas kali yang tidak tertangani dengan baik.
didaerah perkotaan dan perdesaan. Selain Upaya menumbuhkan kesadaran ter-
itu juga akan terdapat perubahan karakter hadap pembangunan yang berwawasan
pencemaran dengan adanya pergeseran di lingkungan seyogyanya dilakukan secara

24 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.1, No. 1, Januari 2000 : 17-26


terus-menerus dan berkesinambung-an 11. Lihat, Budi Supriyatno, Tata Ruang
pengelolaan lingkungan hidup bukan dalam Pembangunan Nasional (Suatu
semata-mata tanggung jawab Strategi dan Pemikiran) Board of
pemerintah, tetapi juga menjadi Science Development Strategies,
tanggung jawab semua pihak, baik pihak Indonesia, 1996, hal.7.
swasta maupun masyarakat. 12. Ibid, Budi Supriyatno, hal. 61.
2. Diperlukan suatu komitmen tinggi dari 13. Lihat, Ouchi Hiroshi, Illustrated
pihak yang terlibat. Untuk usaha Sewerage System, Sankaido, Tokyo,
produksi bersih sederhana seperti good 1991, P.6.
house mulai dari tingkat manajemen atas 14. Sistem individual tahun 1998 ini masih
sampai tingkat pelaksana, untuk dianggap memadai meskipun banyak
mendapatkan komitmen ini dibutuhkan yang masih kurang layak, misalnya di
usaha pen-dekatan kepada kalangan perkampungan kumuh di Jabotabek.
usahawan dan perdagangan. 15. Op. Cit, Budi Supriyatno.
3. Minimasi limbah, peningkatan 16. Lihat Laporan Bank Dunia, 1994.
pelayanan, dan pengelolaan dan 17. Pertumbuhan Industri, baik Industri
pembuangan merupakan langkah dan kecil, sedang maupun besar saat ini
tindakan yang paling strategis untuk mendominasi di Pulau Jawa, hal ini perlu
mewujudkan lingkungan bersih dan dipertimbangkan membangun industri di
masyarakat sehat. Ada pameo yang luar Jawa, khususnya di Indonesia
mengatakan bahwa lingkugan yang Timur.
bersih merupakan syarat utama bagi 18. Lihat Andrew Blowers,The Time for
kesehatan. change, planning for a sustainable
4. Diperlukan political will dari pemerintah environment, A report, by the Town and
untuk menindak-lanjuti dari langkah dan Country Planning Association, 1993, p.1
tindakan yang telah disebutkan Dengan 19. Pendapat Fuad Hasan ketika mewakili
demikian akan tercipta pengelolaan air Menteri KLH, Emil Salim dalam
limbah yang berwawasan lingkungan. memberikan pengarahan pada seminar
peran Universitas dalam meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA dan melestarikan lingkungan di
Surabaya, Senin 6 Mei 1991. Seminar
1. Lihat Materi Training Sektor Air Limbah, yang diadakan yang diadakan oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya, ASIHL (The Association of Shouthes
Departemen Pekerjaan Umum, 1992, Asian institution of Learning), Seminar
hal.1 berlangsung tanggal 6-8 Mei 1991.
2. World Commission on Environment and 20. Ibid, Seminar.
Development (1987) Our Common 21. Harian Kompas, tanggal 7 Mei 1997,
Future, Oxford University Press, p.49. hal.7.
3. Lihat Laporan United National 22. Ketetapan MPR Nomor : II/MPR/1998,
Develoment Program (UNDP), 1995. p. Tentang Garis-Garis Besar Haluan
43 Negara.
4. Ibid, UNDP, p.44. 23. Kalau dahulu usaha pelestarian
5. Lihat Alan Wild, Soil and the lingkungan terfokus pada pengelolaan
Environment: An introduction, limbah dibuang perusahaan atau dikenal
Cambridge University Press, 1993,p 2 dengan end-of-pipe treatment yaitu
6. Lihat hasil survey, Board of Science bagaimana mengolah limbah yang
Development Strategies, 1995. dihasilkan sehingga tidak mencemari
7. Lihat Laporan Jakarta Urban lingkungan. Sekarang pengolahan harus
Development Project II (JUDP II), 1994. sudah mulai beralih pada bagaimana
8. Ibid, JUDP. minimasi limbah dihasilkan.
9. Industri kecil (home industri) yang 24. Lihat Majalah Hijau dan Emas, Inovasi
dikelola oleh rakyat di permukiman yang Australia dalam teknologi dan
padat penduduknya tidak terjangkau Pengelolaan lingkungan, Edisi 4 Oktober
oleh pelayanan limbah sehingga 1996, hal. 27.
memberi dampak pencemaran. 25. Laporan Bank Dunia, 1993.
10. Berdasarkan pengamatan lapangan 26. Menunjukkan potensi faktor minimasi
bahwa pembuangan limbah industri kecil pada tingkat nasional.
ini dibuang ke saluran air (drainase) dan 27. Op.Cit, Ouchi Hiroschi, Sankaido,
ke sungai tanpa dilakukan pengolahan Tokyo, 1991, p.1.
terlebih dahulu.

Pengolahan Air Limbah Yang Berwawasan Lingkungan … (Budi Supriyanto) 25


28. Sistem Setempat adalah dimana air
limbah dibuang dan terkadang diolah
secara lokal atau seteempat, contohnya
adalah tank septik atau cubluk.
29. Sistem Terpusat adalah sistem dimana
air limbah dikumpulkan dengan pipa dan
dialirkan secara gravitasi untuk diolah ke
lokasi lain.
30. Op.Cit, Bank Dunia, 1993.
31. Lihat Buku Repelita VI.
32. Lihat David C. Mc Clelland, The
Achieving Society, Litton Edicational
Publishing, Inc, 1961, p.28.
33. David J. Hickson, Exploring Manage-
ment Across World, Published by the
Penguin Group, 1987, p.21.
34. Budi Supriyatno, Kajian Pembinaan
Pegawai Departemen Pekerjaan Umum,
Thesis Program Pasca Sarjana, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi, Institue
Pengebangan Wiraswasta Indonesia,
Jakarta, 1998.
35. Lihat , John A, Pearce II and Richard B.
Robinson, Jr, Strategic Management,
Richard D. Irwin, Inc, London, 1996.
36. Lihat, Hardoy and Satterwaite dalam
Vanderschueren, F.E. Wegelin, and K.
Wakwete. A frmwork for action at
municipal level (Washington D.C.
:Published for Urban Managemen
Program (UMP) by World Bank, 1996.
37. Lihat, Al Gore, Earth in the Balance :
Ecology and the Human Siprit Mifflin
Company, USA, 1992.p.20.
38. Op.Cit, Andrew Blowers, p.6.
39. Lihat, Hardoy and Satterwaite dalam
Vanderchueren, F.E. Wagelin, and K.
Wakwete. A Framwork for Action at
muniipal level (Washington D.C:
Published for the Urabn Management
Programme (UMP) by World Bank, 1996.

RIWAYAT PENULIS
Budi Supriyatno, lahir di
Sragen, 6 Oktober
1959. Menyelesaikan
S1 tahun 1988 dari
Universitas Krisnadwi-
payana, Fakultas Ilmu
Administrasi. Lulus S2
tahun 1998 jurusan
Human Resources di
STIE. Saat ini bekerja di Direktorat Bina
Teknik, Subdit Penyehatan Lingkungan
Permukiman (PLP), Ditjen Cipta Karya.
Mengikuti berbagai training tentang masalah
perkotaan di luar negeri.

26 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.1, No. 1, Januari 2000 : 17-26

Anda mungkin juga menyukai