Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN GOOGLE MEET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM

JARINGAN PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP NEGERI 42 PEKANBARU

Rahmi Yunita1), Amrizal, S.Si2), Dr. Azhar, S.Pd, M.T

1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau, email:


rahmi.yunita2138@student.unri.ac.id

Abstract

Virus Corona (Covid-19) merupakan penyakit yang dapat menular secara cepat ke seluruh dunia.
Seluruh aspek kehidupan mengalami hambatan bahkan kemunduran termasuk aspek pendidikan. Akibat
dari penyebaran virus yang cepat tersebut, pemerintah menutup akses pembelajaran secara langsung
dan mengganti metode tersebut dengan pembelajaran daring yaitu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari
rumah masing-masing. Pembelajaran daring membutuhkan pendukung seperti media dan alat
pembelajaran. Berbagai media digunakan guna menunjang proses belajar mengajar secara daring. Salah
satu media yang cukup efektif dalam menunjang pembelajaran dari rumah adalah aplikasi Google Meet.
Aplikasi Google Meet digunakan oleh berbagai sekolah termasuk SMP Negeri 42 Pekanbaru pada setiap
mata pelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran pembelajaran daring (online)
selama masa pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan media Google Meet sebagai penunjang proses
belajar mengajar khususnya mata pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 42 Pekanbaru. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka
didapatlah hasil analisa dan pembahasan berdasarkan tujuan penelitian. Penggunaan aplikasi Google
Meet dalam pembelajaran daring mata pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 42 Pekanbaru sudah
terlaksana dengan baik. Pembelajaran daring menggunakan aplikasi Google Meet dapat terus
dilaksanakan karena mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan mempermudah
peserta didik dalam mendapatkan pembelajaran dari rumah.

Keywords: Pembelajaran Jarak Jauh, Pembelajaran Daring, Google Meet, Covid-19

Pendahuluan

Dunia dihebohkan oleh sosok mini yang dapat mengguncang dan melumpuhkan berbagai aspek
dalam kehidupan. Sosok mini tersebut sering disapa Virus Corona. Coronavirus adalah virus RNA
dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya
adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat
menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43,
betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East
Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19
termasuk dalam genus betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk
dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory
Illness (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on
Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2 (Adityo Susilo, dkk, 2020). Penyakit corona
virus ini dapat berkembang dengan sangat cepat. Karena penularan virus corona yang sangat cepat inilah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona sebagai pandemi pada 11 Maret 2020
(Widiyani, 2020).
Berbagai aspek telah mengalami hambatan bahkan kemunduran akibat virus yang mewabah
seperti aspek kesehatan, perekonomian, dan tidak terkecuali aspek pendidikan. Penurunan setiap aspek
memiliki dampak dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam
sistem kehidupan. Oleh karena penyebaran virus yang meluas tersebut, pemerintah membatasi bahkan
menutup berbagai aspek untuk sementara waktu dan menggantinya dengan alternatif lain yang tentunya
diusahakan tidak mengurangi nilai-nilai yang telah ada sebelumnya. Pendidikan khususnya sekolah
menutup sementara pembelajaran secara langsung (offline) guna mencegah penyebaran Covid-19 yang
sedang mewabah. Penutupan secara langsung dilakukan dan digantikan dengan pembelajaran jarak jauh
(PJJ) yang dilakukan secara daring (online). Meskipun belum pernah dilakukan pembelajaran online,
pada tahun ini guru, wali murid, tenaga kependidikan, dan juga peserta didik harus bekerja ekstra dalam
menjalankan pembelajaran secara virtual.
Pembelajaran secara online tentunya membutuhkan teknologi yang mendukung dalam proses
pembelajaran. Para pendidik harus mampu mengkonversi pembelajaran yang biasanya dilakukan secara
tatap muka menjadi pembelajaran dari rumah masing-masing. Pembelajaran daring dapat terlaksana
karena ada beberapa faktor pendukung, faktor pendukung tersebut diantaranya adalah handphone,
pulsa, kuota dan jaringan internet yang stabil dan baik. Handphone menjadi faktor pendukung utama
dalam pembelajaran daring karena tanpa adanya handphone pembelajaran daring tidak akan terlaksana
(Hilna Putria, dkk, 2020). Adapun aplikasi yang mendukung proses pembelajaran secara daring adalah
Google Classroom, Google Meet, Google Form, Zoom Meeting, WhatsApp, Edmodo, Website,
YouTube, dan masih banyak lagi.
Salah satu aplikasi yang memudahkan proses pembelajaran secara daring berupa tatap muka
secara virtual adalah Google Meet. Google Meet merupakan layanan komunikasi yang dikembangkan
Google yang dapat menghubungkan satu orang dengan orang lainnya melalui video. Aplikasi Google
Meet dapat mempermudah proses pembelajaran secara daring karena dapat menjelaskan secara
langsung, melakukan presentasi, dan berdiskusi secara virtual. Adapun kelebihan Google Meet adalah
sebagai berikut:
1. Gratis (Kuota Multimedia dari pemerintah)
2. Penggunaan yang mudah dan sederhan
3. Kuota peserta bisa mencapai 100 peserta
4. Tidak ada limit waktu
5. Tampilan video HD
6. Dapat melakukan presentasi bahan ajar (PPT, Video, LKPD, dll)
7. Layanan enkripsi video sehingga data pengguna tidak disalahgunakan
8. Terdapat kolom chat untuk berdiskusi selain berbicara di forum

Penggunaan aplikasi Google Meet pada pembelajaran daring dilakukan seluruh mata pelajaran
termasuk IPA pada kelas VII SMP Negeri 42 Pekanbaru. IPA merupakan ilmu yang objeknya tertuju
pada benda-benda, makhluk hidup, gejala, dan proses alam. Penyampian materi IPA tentu tidak hanya
dengan cara memberikan materi berupa teks kepada peserta didik. Penjelasan yang diberikan akan lebih
tersampaikan jika menggunakan cara yang lebih baik seperti meeting menggunakan aplikasi Google
Meet.
Berdasarkan pendahuluan yang telah dijabarkan, Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah
mendapatkan gambaran pembelajaran daring (online) selama masa pandemi Covid-19 dengan
memanfaatkan media Google Meet sebagai penunjang proses belajar mengajar khususnya mata
pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 42 Pekanbaru.

Bahan dan Metode

1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 42 Pekanbaru, Jalan Datuk Tunggul, Kelurahan
Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil
TA 2020/2021 pada tanggal 12 Oktober 2020 hingga 5 Desember 2020.

2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan pada artikel ini adalah penelitian kualitatif. Metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan atau dari bentuk tindakan kebijakan (Moeleong, Lexy J, 2002). Metode kualitatif berarti
mengumpulkan data bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, maupun dokumen resmi lainnya (Napsawati, 2020).
Penulis memilih metode penelitian kualitatif karena sesuai denga napa yang akan diteliti. Data
yang diamati tidak berupa angka pasti melainkan deskripsi suatu kegiatan ataupun peristiwa. Adapun
kegiatan tersebut yaitu mendapatkan gambaran tentang pembelajaran daring (online) selama masa
pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan media Google Meet sebagai penunjang proses belajar
mengajar khususnya mata pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 42 Pekanbaru.
Pengumpulan data adalah tahapan yang penting dalam melakukan suatu penelitian. Teknik
pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan
sebaliknya (Iryana & Risky, 2019). Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis pada
penelitian ini adalah teknik sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada guru IPA dan juga
peserta didik kelas VII SMP Negeri 42 Pekanbaru.
Teknik pengumpulan data penelitian ini didukung oleh sumber tertulis dan lisan melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi (Arikunto, 2012). Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan melakukan pengamatan terhadap objek penelitian.
Observasi dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Penulis menggunakan
observasi secara langsung dengan tujuan memaksimalkan data mengenai penggunaan
google meet sebagai media pembelajaran daring pada mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam kelas VII SMP Negeri 42 Pekanbaru.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara
(interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara
(interviewer) dan sumber informasi atau orang yang di wawancarai (interviewee) melalui
komunikasi langsung (Yusuf, 2014). Metode wawancara penulis lakukan secara langsung
guna mendapatkan gambaran yaitu kepada guru mata pelajaran IPA dan peserta didik kelas
VII SMP Negeri 42 Pekanbaru
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menelusuri data historis. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau
kejadian dalam situasi sosial yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif (Yusuf,
2014). Dokumentasi dianggap hanya masalah teknis catat-mencatat atau rekam-merekam
pada setiap bidang kegiatan (Blasius Sudarsono, 2017). Melalui metode dokumentasi,
penulis dapat menelaah dokumen terkait penelitian yaitu RPP, silabus, indikator soal,
penilaian peserta didik, jadwal kegiatan belajar mengajar, dan dokumen lainnya yang
berhubungan dengan penelitian kali ini.

Teknik analisis data yang penulis gunakan pada penelitian ini menggunakan model analisis
Miles & Huberman (1994) yang terdiri dari tiga tahapan sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu teknik analisis data dimana data akan mengalami
penyederhanaan, penggolongan, dan membuang data yang tidak perlu sehingga
menghasilkan informasi yang akurat dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
b. Display Data
Display data merupakan cara penyajian suatu data, dapat dilakukan dalam bentuk
table, grafik, pictogram agar mudah dipahami dan dihubungkan. Pada umumnya penelitian
kualitatif penyajian data menggunakan teks naratif (Prasetyo, 2015).
c. Penarikan dan Verifikasi Kesimpulan
Langkah selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
merupakan kesimpulan sementara yang dapat berubah jika terdapat data baru pada
pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan yang telah didapatkan selanjutnya diverifikasi
selama penelitian dan ditinjau kembali untuk memperoleh kesimpulan akhir yang valid.
Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan penulis dengan cara mengobservasi kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran daring berlangsung. Subjek penelitian ini adalah guru IPA peserta didik kelas VII yang
terdiri dari tiga kelas yaitu VII.1, VII.2, dan VII.3. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan penulis
dimulai pada tanggal 12 Oktober 2020 hingga 5 Desember 2020. Pembelajaran dilakukan pada waktu
yang sama untuk tiga kelas yaitu selama 2 JP setiap minggu. Satu JP dialokasikan selama 30 menit pada
setiap mata pelajaran. Pihak sekolah menyediakan Wifi di kantor guru untuk kelancaran proses belajar
mengajar.
Persiapan yang diperlukan guru sebelum memulai pembelajaran adalah menyiapkan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar berupa PPT/modul/video pembelajaran, Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD), serta soal latihan dan soal evaluasi beserta indikatormya. Adapun tahapan
pembelajaran secara daring menggunakan aplikasi Google Meet adalah sebagai berikut:
1. Guru membuat link meeting dan membagikan link kepada peserta didik melalui grup
WhatsApp.
2. Guru menerima permintaan peserta didik untuk bergabung di meeting.
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik setiap kelas dengan cara: peserta didik menulis nama
dan kelas pada kolom chat sebagai tanda kehadiran.
4. Guru memulai proses belejar mengajar dan mempresentasikan bahan ajar kepada peserta
didik.
5. Sebelum menutup kelas, guru memberikan tugas berupa LKPD kepada peserta didik. Guru
menjelaskan mekanisame pengisian LKPD dengan cara mempresentasikan LKPD tersebut
dan menjelaskan mekanisme pengisiannya.
6. Guru menghentikan presentasi dan menutup kelas/meeting.

Kegiatan belajar mengajar IPA kelas VII di SMP Negeri 42 Pekanbaru menggunakan aplikasi
Google Meet berlangsung baik, walaupun ada kendala yang sering dialami peserta didik saat tidak dapat
mengikuti pembelajaran secara daring diantaranya kendala jaringan, kuota habis, dan tidak bisa
mengikuti meeting karena handphone peserta didik tersebut digunakan saudara lainnya untuk mengikuti
meeting juga. Beberapa kendala tersebut tentunya dapat dimaklumi oleh guru IPA dan memberikan
materi serta tugas kepada peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran pada saat jam pelajaran.
Keaktifan peserta didik sangat diapresiasi oleh guru karena mengingat kondisi yang cukup sulit untuk
berdiskusi secara mendalam, peserta didik tetap aktif bertanya, menjawab, dan memberikan
pendapatnya pada proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini tentu semakin menambah semangat
belajar dari peserta didik lainnya yang masih belum aktif di dalam kelas. Penilaian yang dilakukan guru
adalah penilaian tugas, LKPD, tugas latihan, ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian semester.
Secara keseluruhan nilai yang diperoleh peserta didik rata-rata sudah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minumum (KKM) yaitu 70.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, terdapat beberapa kendala dalam penggunaa
aplikasi Google Meet pada mata pelajaran IPA kelas VII yaitu:
1. Kesulitan peserta didik memahami materi pelajaran karena penjelasan yang terbatas dari segi
waktu dan pendalaman diskusi, khususnya materi hitungan yang membutuhkan latihan untuk
memahaminya.
2. Kuota peserta didik yang terbatas.
3. Alat komunikasi (hp/laptop) yang kurang mendukung.
4. Jaringan internet yang tidak stabil.
5. Tidak dapat memantau peserta didik apakah benar-benar mengikuti pembelajaran karena tidak
mengaktifkan kamera.

Setelah mengobservasi, penulis melakukan wawancara kepada peserta didik terkait pembelajaran
daring menggunakan aplikasi Google Meet. Pembelajaran yang telah dilakukan ternyata memiliki
kelebihan dan kekurangan bagi peserta didik. Adapun kelebihan penggunaan aplikasi Google Meet pada
mata pelajaran IPA kelas VII adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman peserta didik bertambah walaupun tidak secara keseluruhan dibanding
pembelajaran tanpa meeting.
2. Peserta didik dapat menyimak secara langsung ilmu yang disampaikan guru.

Adapun kekurangan penggunaan aplikasi Google Meet pada mata pelajaran IPA kelas VII adalah
sebagai berikut:
1. Kuota internet yang terbatas
2. Suara guru yang terputus-putus saat menjelaskan pelajaran
3. Peserta didik dengan sendirinya keluar dari meeting karena kendala jaringan
4. Tidak memahami secara mendalam materi yang telah diajarkan.

Kekurangan/kendala dalam penggunaan aplikasi Google Meet dalam proses belajar mengajar
membuat peserta didik memberikan saran kepada guru. Adapun saran yang diberikan peserta didik dan
wali murid untuk pembelajaran yang lebih efektif melalui wawancara adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya guru mengajar di tempat yang agak sepi agar peserta didik focus dengan
penyampaian guru tanpa mendengar suara gangguan lain
2. Sebaiknya guru ataupun peserta didik memastikan jaringan saat melakukan meeting benar-
benar bagus agar tampilan bahan ajar muncul dengan baik.
3. Sebaiknya guru memberikan lebih banyak contoh soal pada materi hitungan dan menjelaskan
lebih rinci.

Berdasarkan metode dokumentasi yang dilakukan penulis terhadap penilaian dokumen peserta
didik didapat bahwa nilai yang diperoleh peserta didik selama mengikuti pembelajaran daring
menggunakan aplikasi Google Meet rata-rata sudah mencapai KKM. Walaupun masih ada beberapa
peserta didik yang tidak dan terlambat mengumpulkan tugas, guru masih memaklumi hal tersebut dan
meminta peserta didik tetap mengumpulkan tugas tersebut. Namun, kendala dalam penilaian peserta
didik dalam pembelajaran daring adalah guru tidak dapat mengetahui dan memantau apakah peserta
didik benar-benar mengikuti pembelajaran dan menjawab semua tugas dan soal dengan pemahaman
sendiri.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi, maka didapatlah hasil analisa dan pembahasan berdasarkan tujuan penelitian.
Penggunaan aplikasi Google Meet dalam pembelajaran daring mata pelajaran IPA kelas VII SMP
Negeri 42 Pekanbaru sudah terlaksana dengan baik. Keunggulan aplikasi Google Meet adalah
penggunaannya yang cukup mudah dan sederhana sehingga tidak membebani peserta didik dan guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Kendala yang dialami peserta didik saat melakukan meeting yaitu
sulitnya jaringan yang stabil dan keterbatasan kuota internet. Sedangkan kendala yang dialami guru saat
melakukan meeting yaitu sulitnya menyampaikan materi secara mendalam dan memantau peserta didik
saat proses belajar mengajar berlangsung.

Saran
Pembelajaran daring menggunakan aplikasi Google Meet dapat terus dilaksanakan karena
mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan mempermudah peserta didik dalam
mendapatkan pembelajaran dari rumah. Pada saat melakaukan meeting, disarankan kepada peserta
meeting agar memiliki jaringan yang bagus dan stabil demi berjalannya pembelajaran daring yang
kondusif.
Daftar Pustaka

Adityo Susilo, dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Vol.7 No.1.

Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Renika Cipta. Jakarta.

Blasius Sudarsono. 2017. Memahami Dokumentasi. Acarya Pustaka. Vol.3 No.1.

Dara Sawitir. 2020. Penggunaan Google Meet Untuk Work From Home Di Era Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19). Jurnal Pengabdian Masyarakat. Vol.2 No.1.

Dianti Rahayu. 2020. Aplikasi Google Meet. https://galuh.id/aplikasi-google-meet/. Diakses pada 25


Desember 2020.

Iryana dan Risky Kasawati. 2019. Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif. Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Sorong. Papua Barat.

Hilna Putria, dkk. 2020. Analisis Proses Pembelajaran Dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi
COVID-19 pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. Vol.4 No.4.

Miles, M. B., & Huberman, M, 1994. Qualitative Data Analysis Second Edition. SAGE
Publications.

Praseyto. 2015. Penelitian Kualitatif Teknik Analisa Data.


https://prasfapet.wordpress.com/2015/05/04/penelitian-kualitatif-teknik-analisa-data-resume-
buku-prof-soegiyono-bab-vi/. Diakses pada 25 Desember 2020.

Widiyani R. 2020. Latar Belakang Virus Corona, Perkembangan Hingga Isu Terkini. Latar Belakang
Virus Corona, Perkembangan hingga Isu Terkini (detik.com). Diakses pada 25 Desember 2020.

Yusuf, A. M. (2014). Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan. Kencana. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai