Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PROFESI KEJURUAN

“SUPERVISI PENDIDIKAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. NURHAYATI SALAM (1928041024)


2. HASNIAH (1928042020)
3. VANY ENDANG SARI (1928042026)

KELAS 03

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKSSAR

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah profesi kejuruan dengan judul yaitu supervisi pendidikan.

Tentu kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Makassar, 29 Maret 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
BAB I
PENDAHULUAN 4
A. Latar belakang 4
B. Rumusan masalah 4
C. Tujuan 5
BAB II
PEMBAHASAN 6
A. PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN 6
B. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI 7
C. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN 8
D. FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN 10
E. TIPE SUPERVISI PENDIDIKAN 11
F. JENIS-JENIS SUPERVISI 11
G. OBJEK SUPERVISI PENDIDIKAN 12
H. LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI 14
BAB III
PENUTUP 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk


memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuang
dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang
kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor
adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar
kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan pelayanan
supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar mendalam
dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang
dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan,
menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan
penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak,
melainkan memerlukan kepekaan batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan dengan
usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan
masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan
mutu pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala
sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar
dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian supervisi pendidikan
2. Apa saja prinsip-prisip supervisi pendidikan
3. Apa tujuan supervisi pendidikan
4. Apa fungsi supervisi pendidikan
5. Apa tipe supervisi pendidikan
6. Apa saja jenis-jenis supervisi pendidikan
7. Apa objek supervisi pendidikan
8. Apa saja langkah-langkah supervisi pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian supervisi pendidikan
2. Untuk mengetahui prinsip-prisip supervisi pendidikan
3. Untuk mengetahui tujuan supervisi pendidikan
4. Untuk mengetahui fungsi supervisi pendidikan
5. Untuk mengetahui tipe supervisi pendidikan
6. Untuk mengetahui jenis-jenis supervisi pendidikan
7. Untuk mengetahui objek supervisi pendidikan
8. Untuk mengetahui langkah-langkah supervisi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Sejatinya, istilah pendidikan sudah tidak asing lagi diperkenalkan dalam dunia
pendidikan. Kemudian istilah supervisi adalah sebuah kegiatan yang mengacu kepada
sebuah perbaikan dalam sebuah institusi. Banyak para pegawai yang berkecimpung
dalam sebuah institusi merasa ketakutan ketika mendengar bahwa institusi yang
bersangkutan akan dikunjungi oleh supervisor. Anggapan masyarakat institusi supervisor
adalah yang diperintahkan oleh atasannya untuk membentak dan memarahi para
pegawai-pegawai yang sedang aktif di institusi.
Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang berarti
pengawasan/ kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut
supervisor. Supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru dalam bidanga
instruksional, belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk mencapai tujuan sekolah. [1]
Ada beberapa ahli yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya tentang makna
supervisi, diantaranya sebagai berikut :
a. Kimball Wiles merumuskan bahwa supervisi adalah sebagai bantuan dalam
pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
b. Harold P. Adams dan Frank G.Dickey merumuskan supervisi sebagai pelayanan/
layanan khusus dibidang pengajaran dan perbaikannya mengenai proses
belajar-mengajar termasuk segala faktor dalam situasi itu.
c. Thomas H.Briggs dan Josep Justman merumuskan supervisi sebagai usaha yang
sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan mengarahkan pertumbahan diri
guru yang berkembang, secara lebih efektif dalam membantu tercapainya tujuan
pendidikaan dengan murid-murid di bawah tanggung jawabnya.
Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk melihat
kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu bagian kerja
yang tidak masksimal dalam menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan pendapat di atas
dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan
yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
B. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI

Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang pada


prinsip-prinsip yang kokoh demi kesuksesan tugasnya atau memiliki pedoman bagi
pelaksnaan tugasnya, yaitu:
1. Prinsip Fundamental/ dasar (Foundamental/ basic principle)[2]
Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasar/ berlandaskan
sesuatu yang kokoh/ kuat serta dapat dipulangkan kepadanya. Bagi bangsa indonesia
Pancasila adalah falsafah dan dasar negara kita, sehingga  bagi supervisor, Pancasila
adalah prinsip fundamental. Setiap supervisor pendidikan Indonesia harus bersikap
konsisten dan konsekuen dalam pengamalan  sila-sila Pancasila secara murni dan
konsekuen.
2. Prinsip Praktik
Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor pendidikan
Indonesia, maka dalam pelaksanakan sehari-hari mereka berpedoman pada prinsip
positif dan prinsip negatif.
a. Prinsip positif merupakan pedoman yang harus dilakukan seorang supervisor agar
berhasil dalam pembinaannya.
● Supervisi harus konstruktif dan kreatif
● Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan pengajarn ke arah yang
lebih baik dengan mengembangkan aktivitas, daya kreasi dan inisitaif
orang-orang yang disupervisinya.
● Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan
berdasarkan hubungan pribadi/ konco.
● Supervisi hendaklah progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal.
● Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat dan kesanggupan
untuk mencapai kemajuan.
● Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta hubungan
baik yang dinamik.
● Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada (Das Sein)
menuju sesuatu yang dicita-citakan (Das Sollen).
● Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi
kemajuan.
b. Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh seorang
supervisorr dalam pelaksanakan supervisi.
● Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada
orang-orang yang disupervisi. Berikan argumentasi/ alasan yang rasional
tentang tindakan-tindakan serta instruksi-instruksinya. Jangan menonjolkan
jabatan/ kekuasaannya agar tidak menghambat kreativitas bawahannya.
● Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi, keluarga,
persahabat-an dan sebagainya.
● Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap perkembangan
dan hasrat untuk maju bagi bawwahannya dengan dalih apapun. Supervisi
tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, mendesak dan memperkuda
bawahan.
● Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat berkembang
dan ingin maju dari bawahannya dengan segala dalih apapun.
● Supervisi tidak boleh mengeksploitasi  bawahan dan bersifat otoriter.
● Supervisi tidak boleh menuntut prestasi diluar kemampuan bawahannya/
cita-cita muluk-muluk yang hampa.
● Supervisi tidak boleh egois. Tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan
saran dari bawahannya.

C. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah kepada
tujuan yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan
manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses pelaksanaanya.
Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu mencari dan
menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih efektif. Tujuan supervisi pendidikan
adalah:
● Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
● Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswannya supaya dapat membantu siswanya itu
lebih baik lagi.
● Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam
rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan antara
staf yang kooperatif untuk bersana-sama meningkatkan kemampuan masing-masing.
● Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta
mengembang-kan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab
yang sesuai dengan kemampuannya.
● Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.
● Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri
dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.
● Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan
tindakan-tindakan perbaikannya.
● Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar baik
tuntutan itu datangnya ddari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat).

Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:
● Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu
usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi
sekarang kepada situasi berikutnya. Sebagai contoh, guru yang berkeinginan
membentuk anak didikanya menjadi manusia yang cerdas maka arah dari usahanya
ialah menciptakan situasi belajar yang dapat mengembangkan kecerdasan.
● Tujuan sebagai ttitik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah hal-hal
yang terletak pada jangkuan masa datang. Misalnya, jika seorang pendidik bertujuan
agar anak didiknya menjadi manusia yang berakhlak mulia, tentu menekannya di
sini adalah deskripsi tentang pribadi akhlakul karimah yang diinginkannya tersebut.
● Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujun pendidikan
yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
● Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang
dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia
dibanding yang lainnya semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.

Tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang


lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi
adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil
tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan
melaksanakan proses belajar mengajar.

D. FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN


Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah. Usaha-usaha sekolah meliputi:
a. Usaha tiap guru
Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran menurut
pandanga-nnya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu tersebut
perlu di koordinasi. Itulah fungsi supervisi.
b. Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap
kegiatan sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada
koordinasi yang baik.
c. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan setiap guru ingin bertumbuh dalam
jabatan-nya. Oleh karena itu, guru selalu belajar terus menerus, mengikuti
seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka berusaha meningkatkan diri agar lebih
baik. untuk itu, perlu ada koordinasi yang merupakan tugas dari supervisi.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan merupakan suatu
keterampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang terus-menerus.
Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan memperlengkapi guru-guru agar
mereka memiliki keteram-pilan dalam kepemimpinan disekolah.
3. Memperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru untuk
mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman baru ini mereka
dapat belajar untuk memperkaya pengetahuan mereka.
4. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi harus bisa
memberi-kan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan instruksi atasan, tetapi
mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang diberikan harus
bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan
suatu fungsi utama dari supervisi  pendidikan.
6. Menganalisis situuasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi adalah untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan memberi pengalaman baru
dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.
7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi
befungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat
mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan  mengajar guru-guru.

E. TIPE SUPERVISI PENDIDIKAN


1. Otokratis: supervisor penentu segalanya.
2. Demokratis: mementingkan musyawarah mufakat dan bekerjasama atau gotong
royong secara kekeluargaan.
3. Pseudo/ Quasai demokratis (demokratis semu). Dalam praktiknya sering terdapat
seorang supervisor yang berbuat seolah-olah demokratis, seperti mengadakan rapat
untuk memusyawarahkan sesuatu permasalahan tetapi dalam rapat tersebut
supervisor berusaha memaksakan rencanannya/ keinginannya untuk dituruti
bawahannya dengan cara/ muslihat yang halus dan licin.
4. Manipulasi diplomatis: mengarahkan orang yang disupervisi untuk melaksanakan
apa yang dikehendaki supervisor dengan cara muslihat.
5. Laissez-faire: memberikan kebebasan dan keleluasan kepada orang yang disupervisi
untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.

F. JENIS-JENIS SUPERVISI
1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran.
Yang dimaksud dengan supervisi umum disini adalah supervisi yang dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan
dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiiatan pengelolaan
bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi
terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau
kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi
kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan
kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personal
maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang
lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan.
2. Supervisi klinis
Dikatakan supervisi  klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan
kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar
mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara
memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran
dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan
analisis intelektual yang intesif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan
tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional. Adapun ciri-ciri supervisi klinis
menurut La sulo adalah sebagai berikut : Bimbingan supervisor kepada guru/ calon
guru bersifat bantuan, bukan perintah atau intruksi. Jenis ketrampilan yang akan di
supervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi dan disepakati
melalui pengkajian bersama antar guru dan supervisior.
Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai ketrampilan mengajar
secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada beberapa ketrampilan tertentu saja.
Instrumen supervisi dikembangkan disepakati bersama antara supervisor dan guru
berdasarkan kontrak. Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif. Meskipun
supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh
instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/ calon guru
diminta terlebih dahulu menganalisis penampilannya.
Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau
mengarahkan. Supervisi berlangsung dalam suasana terbuka dan supervisi
berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi balikan.
Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan
perbaikan ketrampilan mengajar.

G. OBJEK SUPERVISI PENDIDIKAN


Menurut Piet  A. Sahertian: Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:
1. Pembinaan kurikulum
2. Perbaikan proses pembelajaran
3. Pengembangan Staff
4. Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru[9]

Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan
personil dan pembinaan non personil.
1. Pembinaan Personil
a. Kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari
supervisi pendidik-an tersebut. Dan sebgai pemegang tertinggi dalam suatu
sekolah juga perlu disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya
supervisi pendidikan bahwa kepala sekolah itu juga perlu tumbuh dan
berkembang dalam jabatannya, maka kepala sekolah harus berusaha
mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas profesionalitasnya serta
menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan tugasnya sebagai
kepala sekolah. Tidak jauh berbeda dengan supervisi kepada guru, kepala
sekolah disupervisi oleh seorang pengawas. Sistem dan pelaksanaannya hampir
sama dengan supervisi guru. Namun ada perbedaan jika guru pada pelaksanaan
pembelajaran kalau kepala sekolah pada bagaimana ia mampu melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang telah
ditetapkan seperti pengelolaan dan manajement sekolah.
b. Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan
pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh
supervisor yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru.[11] Karena guru
juga manusia yang setiap saat mengalami perkembagan dan perlu adanya
pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu
meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai
seorang pendidik. Karena guru harus mampu mengembangkan dan
meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar siswa yang lebih baik lagi.
Yakni dengan cara pembinaan tersebut. Pembinaan yang dilakukan oleh
supervisor kepada guru bisa berupa pembinaan secara individu maupun secara
kelompok. Terkadang guru juga memiliki permasalahan yang sama dan juga
berbeda dengan guru satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan guru harus
disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Diluar itu
guru juga dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara benar
dan baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun point-point yang
menjadi supervisi guru antara lain adalah: Kinerja Guru, KBM Guru,
Karakteristik Guru, Administrasi Guru dll.
c. Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan
atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama
seperti guru, namun dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang
kinerja staff, penataan administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau
skill serta loyalitas terhadap pimpinan atau kepala sekolah.
d. Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang
saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan
kegitan belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan
supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah.
Siswa disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan
afektif oleh guru sebagai supervisornya.
1. Pembinaan Non Personil
Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan
Prasarana yaitu semua komponen yang secara langsung maupun tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan itu sendiri. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok
besar yaitu:
● Bangunan dan perabotan sekolah
● Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan
laboratorium.
● Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual
yang menggunakan alat penampil.

H. LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI
Supervisi dilakukan secara cermat sehingga hubungan antara supervisor dengan klien
bersifat sejajar dan terbuka. Untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Maka dilalui
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pertemuan pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Menciptakan suasana kekeluargaan antara guru dengan supervisor (establish
rapport) agar komunikasi selama kegiatan dapat berjalan dengan efektif.
b. Membuat kesepakatan (contract) antara guru dengan supervisor tentang aspek
proses belajar mengajar yang akan dikembangkan dan ditingkatkan (misalnya
keterampilan bertanya, cara memotivasi siswa). Secara singkat, pertemuan
pendahuluan ini akan disepakati mengenai:
● Sasaran atau keterampilan mengajar yang akan diamati secara cermat oleh
supervisor
● Strategi observasi yang akan dilaksanakan,
● Panduan atau instrumen observasi yang akan digunakan.
● Kriteria atau tolak ukur yang akan digunakan dalam pengisian observasi.
2. Perencanaan oleh guru dan supervisor
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Persiapan mengajar tertulis yang sudah dibuat terlebih dahulu untuk dibicarakan
kekurangan-kekurangan yang mungkin masih perlu dibenahi, serta
membicarakan bagian dari persiapan tertulis tersebut yang akan mendapat
perhatian khusus.
b. Persiapan media atau alat-alat pelajaran yang akan digunakan sekaligus strategi
penggunaannya.
c. Cara-cara mencatat atau perekaman data yang akan digunakan oleh supervisor
serta arah pengambilan data. Hal ini perlu dibicarakan agar guru tidak merasa
terganggu pada waktu sedang beraksi.
3. Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi
Pada waktu ini guru melaksanakan mengajar sedangkan supervisor melakukan
pengamatan secara cermat dengan menggunakan observasi. Dalam melakukan
observasi, kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Pengamatan dilakukan secara terus menerus selama guru mengajar, tetapi hanya
menekankan dan mencatat bagian yang menjadi sasaran saja, sedangkan bagian
yang lain dicatat kesan umumnya saja.
b. Pengamatan intensif dilakukan setiap selang beberapa menit dan dalam jangka
waktu tertentu. Beberapa alternative yang biasa dilakukan adalah:
● Periode 5 menit, yaitu mengamati 5 menit, berhenti 5 menit, mengamati
lagi 5 menit, berhenti lagi 5 menit, dan seterusnya.
● Periode 10-5, yaitu mengamati 10 menit, berhenti 5 menit, mengamati lagi
10 menit, dan seterusnya.
● Mengamati terus menerus tetapi pencatatan dilakukan setiap 2 menit atau 4
menit.
4. Mengadakan analisis data
Hal-hal yang perlu didiskusikan antara lain:
a. Kesenjangan antara apa yang telah direncanakan dengan pelaksanaannya.
b. Hasil rekaman baik yang dituliskan dalam instrumen observasi maupun dalam
kaset (apabila rekaman dilakukan dengan foto atau film tentu saja belum biasa
diikutkan untuk didiskusikan saat ini)
c. Cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian umpan balik. Apabila
disepakati bahwa umpan balik disampaikan secara tertulis agar
terdokumentasikan dengan baik maka setelah selesai diskusi analisis data
rekaman, supervisor menuliskan kesimpulan akhir untuk umpan balik kepada
guru.
5. Diskusi memberikan umpan balik
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan umpan balik yang dilakukan oleh
supervisor kepada guru yang sedang berlatih mengajar meningkatkan
keterampilannya. Pemberian umpan balik harus dilakukan dengan segera dan
objektif mengenai sasaran yang telah dibicarakan dalam pertemuan pendahuluan.
Sehubungan dengan pemberian umpan balik, terdapat rambu-rambu sebagai berikut:
a. Sesudah latihan selesai, (calon) guru diminta untuk mengungkapkan persepsi/
kesannya mengenai kegiatan mengajar yang ia lakukan.
b. Supervisor bersama-sama dengan guru menganalisis kegiatan tersebut langkah
demi langkah dilengkapi dengan data hasil pengamatan supervisor. Hal penting
dalam langkah ini adalah melatih guru agar dapat melakukan penilaian terhadap
diri sendiri.
c. Dalam mengidentifikasikan hal-hal yang sudah baik dan kekurangn dalam
latihan, supervisor tidak boleh menunjuk dengan tegas dan keras secara
langsung tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menggali dan
mengorek kelemahan sendiri sehingga akhirnya guru menyadari kelemahannya.
d. Hal yang perlu diingat bahwa dalam langkah ini supervisor harus sekali-kali
memberikan pujian, ulasan positif , penguatan, penghargaan terhadap guru agar
ada perasaan puas dan bangga, sehingga tumbuh kemauan keras untuk
memperbaiki diri.
e. Pada akhir diskusi, supervisor bersma-sam guru menarik kesimpulan dari
latihan yang baru saja dilakukan yaitu hal-hal yang sudah berhasil dan yang
masih harus diperbaiki pada lain kesempatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk melihat
kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap salah satu bagian
kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan pendapat
di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa supervisi merupakan suatu layanan
dan bantuan yang diberikan oleh supervisor kepda guru dalam upaya memperbaiki
pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
2. Tujuan supervisi pendidikan adalah Membantu guru agar dapat lebih mengerti/
menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan itu.Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki
pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan
bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan
kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar
mengajar.
3. Seorang supervisor dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat bantu itu
dipergunakan dengan maksud untuk memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan
perkembangan penguasaan pengetahuan oleh guru/ orang yang disupervisi sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan
khususnya.
4. Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak mudah dalam sistem
manajemen personalia diIndonesia, seperti untuk melakukan mutasi, demosi, apalagi
pemecatan petugas sekolah yang tidak becus. Begitu pula halnya dengan perubahan
kurikulum yang sangat bersifat sentralisasi yang kurang memperlihatkan perbedaan
masing-masing sekolah. Namun demikian apapun halangannya  kegiatan supervisi
harus tetap dilaksanakan, walaupun hanya sampai pada batas yang sangat bersahaja.

B. Saran
Supervisi haruslah ada pada setiap sekolah dan diberlakukan secara benar dan
baik serta tegas agar sekolah dapat berkembang dengan baik dan tujuan sekolah dapat
tercapai dengan baik pula.
DAFTAR PUSTAKA

Syafaruddin, dkk, Administras Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2017, h.74-75


Ibid, h.77-78
Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1982, h.39-46
Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menajadi Supervisor Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011,h. 21-  23
Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara,
1988, h.134            
Ibid, 25
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002, h. 89-91
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1994, h. 113-115
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,
2000, h. 27
Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, Jakarta: CV Damai Jaya, 1985, h. 29-31
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press,
2009, h. 116
Arikunto, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2009, h 22-23
Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar, Jakarta: Bumi Aksara,
1988, h. 1
Ibid, h.5

Anda mungkin juga menyukai