Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


ASIDIMETRI

Haris Nurman Aulia, M.T

Disusun Oleh:

Ratu Renatabhitalya P.P

NIM : 201450006

Kelompok : I (satu)
Kelas : Logistik 1B
Asisten Lab : Muhammad Kemal Ghifari
Della Antoneta Kanony
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER


DAYA MINERAL

POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS


PEM AKAMIGAS

Cepu, Februari 2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................1


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................2
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Asidimetri ................................................................................................. 3
2.2 Titrasi........................................................................................................ 3
2.3 Bikarbonat ................................................................................................ 5
2.4 Standarisasi Larutan ................................................................................. 5
BAB III METODOLOGI ......................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................... 7
3.3 Cara Kerja................................................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 10
4.1 Hasil Praktikum ...................................................................................... 10
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 11
4.3 Hubungan Asidimetri dengan Logistik .................................................. 12
4.4 Tugas dan Pertanyaan ............................................................................. 12
4.4.1Tugas ...................................................................................................... 12
4.4.2 Pertanyaan ............................................................................................. 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 15
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
5.2 Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kegiatan laboratorium, untuk menentukan kadar zat biasanya digunakan
metode titrasi, dimana metode titrasi bermacam-macam, sebagai contoh bila
melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asidimetri atau
alkalimetri, dan titrasi yang melibatkan reaksi redoks disebut titrasi redoksmetri,
dan masih banyak titrasi-titrasi lainnya seperti titrasi pengendapan dan lain-lain.
Titrasi asidimetri dan alkallimetri banyak digunakan untuk menentukan
konsentrasi asam atau basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam dan basa dengan
menggunakan indikator yang sesuai, indikator yang biasanya digunakan adalah
indikator PP atau fenolftalein. Titik akhit titrasi ditandai dengan timbulnya
perubahan warna indikator yang ditambahkan. Indikator yang dipilih adalah
indikator yang cepat berubah pada invers pH sekitar titik ekuivalen. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai titrasi aside-alkalimetri maka dilakukanlah
percobaan ini.

1.2 Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat membuat larutan HCl 0,1 N.
2. Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan HCl 0,1 N.
3. Mahasiswa dapat menganalisa kadar NaHCO3 dan Na2CO3

1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakannya praktikum “Asidimetri”
adalah dapat mengetahui bagaimana cara untuk membuat larutan HCl
menstandarisasikannya. Selain itu dalam percobaan kali ini juga dapat mengetahui
kadar NaHCO3 dan Na2CO3 dengan menggunakan indicator yang sesuai.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asidimetri
Asidimetri merupakan suatu metode pengukuran kadar kebasaan suuatu zat
dengan menggunakan larutan asam sebagai standarnya. Standar asam yang sering
digunakan dalam metode asidimetri ini adalah asam klorida (HCL) dan asam sulfat
(H2SO4). Kedua asam tersebut umumnya ada dalam keadaan pekat. Asam klorida
pekat biasanya memiliki konsentrasi 10,5 – 12 N, sedangkan asam sulfat pekat
mempunyai nilai konsentrasi 36 N. Asam klorida biasanya lebih sering digunakan
sebagai standar dibandingkan dengan asam sulfat karena mudah larut dalama air.
Kelemahan pada saat menggunakan asam sulfat ini adalah asam sulfat dapat
membentuk garam sukar larut seperti barium sulfat.

Reaksi asidimetri termasuk reaksi titrimetri.Titik akhir titrasi ditetapkan


dengan perubahan warna indikator yaitu indikator warna organik .Indikator organik
yang sering digunakan adalah methyl orange untuk titrasi antara asam kuat dengan
basa lemah, phenolpthaline untuk titrasi basa kuat dengan asam kuat atau asam
lemah.
Dalam perhitungan selanjutnya, digunakan persamaan antara volume dan
konsentrasi masing-masing zat yang dititrasi dengan penetrasinya dan berlaku
rumus sebagai berikut:
V1 x N1 = V2 x N2
V1: Volume zat penetrasi/standar (mL).
N1: Normalitas zat penetrasi/standar (gr ekivalen/L).
V2: Volume zat yang dititrasi (mL).
N2: Normalitas zat yang diititrasi (mL).

2.2 Titrasi
Titrasi adalah salah satu teknik analisis yang memungkinkan penentuan
secara kuantitatif substansi spesifik (analit) yang terlarut di dalam sebuah sampel.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

3
Teknik ini menggunakan reaksi kimia lengkap antara analit dan reagen (titran)
dengan konsentrasi yang diketahui yang ditambahkan ke sampel sebagai dasarnya:
Analit + Reagen (Titran) = Produk Reaksi

Salah satu contoh tipikalnya adalah titrasi asam asetat (CH3COOH) di dalam cuka
dengan sodium hidroksida.
CH3COOH + NaOH → CH3COO- + Na+ + H2O
Titran ditambahkan sampai reaksi lengkap. Agar cocok untuk penentuan,
ujung reaksi titrasi harus mudah diamati. Ini berarti reaksi harus dimonitor
(ditandai) dengan teknik yang sesuai, misalnya, dengan potensiometri (pengukuran
potensial dengan sebuah sensor) atau indikator warna. Dengan mengukur volume
titran yang dikeluarkan, perhitungan kandungan analit pada stokiometri reaksi
kimia dapat dilakukan. Reaksi yang terlibat dalam titrasi harus cepat, lengkap, tidak
ambigu, dan teramati.
Titrasi asam basa adalah sebuah teknik kuantitatif yang digunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu solusi asam atau basa tidak diketahui dengan
menambahkan titran basa atau asam diketahui pada volume terukur yang
menetralkan analit.Dalam titrasi HA asam dengan basa kuat (misalnya NaOH), dua
ekuilibria kimia berikut terjadi:

Reaksi asam-basa terjadi sangat cepat, dan ekuilibrium kimia dicapai dalam
waktu yang juga sangat cepat. Reaksi asam-basa dalam solusi akua oleh karena itu

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

4
ideal untuk titrasi. Jika solusi yang digunakan tidak terlalu encer, bentuk kurva
titrasi hanya akan ditentukan oleh konstanta keasaman K a.

2.3 Bikarbonat
Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam
penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok
garam dan telah digunakan sejak lama.Senyawa ini disebut juga baking powder
(powder kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain.
Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk.Natrium
bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena
bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang menyebabkan
roti "mengembang".
Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak
lambung). Karena bersifat alkaloid (basa), senyawa ini juga digunakan sebagai obat
penetral asam bagi penderita asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular
acidosis (RTA). Selain itu, natrium bikarbonat juga dapat dimanfaatkan untuk
menurunkan kadar asam urat. NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses
Solvay, yang memerlukan reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida
dalam air. NaHCO3 diproduksi sebanyak 100.000 ton/tahun (2001).
Karakteristik Baking Powder (Natrium Bikarbonat)
1. Memiliki titik lebur yang tinggi.
2. Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat.
3. Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik.
4. Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral. Sifat ini
tergantung dari jenis asam/basa kuat pembentuknya

2.4 Standarisasi Larutan


Standarisasi larutan adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi
suatu larutan menggunakan larutan lain yang sudah diketahui konsentrasinya secara
pasti. Larutan yang sudah diketahui konsentrasinya pada suatu proses titrasi.
Larutan standar dibedakan atas larutan standar primer dan larutan standar sekunder.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

5
Standar primer dibuat dengan menimbang sejumlah zat murni dan melarutkan
dengan aquades secara teliti dan konsentrasinya diketahui. Syarat dari standar
primer adalah memiliki kemurnian tnggi, stabil terhadap udara, bukan kelompok
hidrat, cukup mudah larut, dan berat molekul yang dimiliki cukup besar. Sedangkan
larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya ditentukan melalui
standarisasi menggunakan larutan standar primer.
Standarisasi memiliki arti suatu usaha untuk menentukan konsentrasi calon
larutan standar yang tepat sehingga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi
larutan contoh. Standarisasi dapat dilakukan dengan cara titrasi dengan larutan
standar primer.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Kamis, 18 Februari 2021
Tempat : Laboratorium Lindung Lingkungan

3.2Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Pipet ukur, kapasitas 1 atau 2 mL
2. Pipet volumetrik, kapasitas 10 mL
3. Labu takar, kapasitas 100 mL
4. Labu takar, kapasitas 200 atau 250 mL
5. Gelas beaker, kapasitas 100 mL
6. Buret, kapasitas 50 mL
7. Erlenmeyer, kapasitas 100 mL
8. Timbangan analitik
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. HCl pekat
2. Na2CO3 anhydrous
3. Larutan indikator Phenol Phthalein (PP)
4. Larutan indikator Methyl Orange (MO)

3.3 Cara Kerja


a. Membuat Larutan HCl 0,1 N
1. Masukkan sekitar 50 mL akuades ke dalam labu takar 200 atau 250 mL,
kemudian bawa ke dalam almari asam.
2. Dengan menggunakan pipet ukur, ambil sejumlah volume HCl pekat
sesuai dengan hasil perhitungan (Vx). Masukkan ke dalam labu takar,
kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas. Tutup labu dan
kocok biar campur.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

7
3. Sebelum digunakan larutan tersebut harus di standarisasi terlebih
dahulu.
b. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N.
1. Ke dalam gelas beaker timbang kira – kira 0,53 – 0,54 gram Na2CO3
yang sudah dipanaskan dalam oven dengan temperatur 260 – 270 oC
selama 60 – 90 menit dan sudah didinginkan dalam desikator. Catat
berat penimbangan sampai 4 angka dibelakang koma.
2. Larutkan dengan sedikit akuades, kemudian masukkan ke dalam labu
takar 100 mL, bilaslah gelas beaker dengan sedikit akuades dan
bilasannya juga dimasukkan ke dalam labu takar. Lakukan pembilasan
ini sedikitnya 2 kali. Kemudian tambahkan akuades ke dalam labu takar
sampai tanda batas. Tutup dan kocok biar campur.
3. Ambil 10 mL larutan ini dengan pipet volumetrik, masukkan ke dalam
erlenmeyer dan tambahkan indikator MO.
4. Titrasi larutan tersebut dengan larutan HCl yang hendak distandarisasi
dari buret sampai tepat terbentuk warna jingga.
5. Catat volume HCl yang digunakan, dan ulangi pekerjaan titrasi ini 2 kali
lagi. Rata – ratakan volume HCl yang digunakan, misal V mL.
6. Hitung normalitas HCl dengan ketelitian sampai 4 angka di belakang
koma.
c. Analisa Larutan Campuran NaHCO3 dan Na2CO3.
1. Pipet 10 mL larutan campuran dengan pipet volumetrik, masukkan ke
dalam erlenmeyer dan tambahkan 3 – 4 tetes indikator PP.
2. Titrasi dengan larutan HCl yang sudah distandarisasi sampai warna
merah larutan tepat hilang.
3. Catat pemakaian larutan HCl yang digunakan, misal A mL.
4. Ke dalam larutan yang baru saja dititrasi tambahkan 3 – 4 tetes indikator
MO dan kocok.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

8
5. Titrasi lagi dengan larutan HCl sampai tepat terjadi perubahan warna
larutan dari kuning menjadi jingga.
6. Catat pemakaian larutan HCl yang digunakan misalkan B mL.

7. Ulangi langkah 1 s/d 6 di atas 2 kali lagi, kemudian masing – masing


rata – ratakan perolehan harga A dan B.
8. Hitung kandungan NaHCO3 dan Na2CO3 dalam 10 mL larutan
campuran.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
a. Membuat larutan HCL0.1 N
Diketahui :
V : 20 ml
K : 1,999
L : 37%
3,65 × 𝑣
𝑉ₓ =
10 × 𝐾 × 𝐿
3,65 × 250 𝑚𝑙
𝑉ₓ =
10 × 1,999 × 37
= 2,056 = 2 𝑚𝑙 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝐶𝑙
b. Standarisasi Larutan HCL 0.1 N
Volume
No Volume Titrasi HCl
Na2CO3 0,1 N
1 10 ml 9,1
2 10 ml 9,2
3 10 ml 9,3
Rata-rata 9,2

c. Analisis Kadar Larutan Campuran


Titrasi HCl 0.1 N
No Larutan Campuran Indikator Indikator
NaHCO3 dan Na2CO3 PP MO
1 10 ml 4,6 ml 19,5 ml
2 10 ml 4,6 ml 19,5 ml
3 10 ml 4,5 ml 19,4 ml
Rata- rata 4,5666 ml 19,4666 ml

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

10
𝑁𝑎₂𝐶𝑂₃ = 2 × 𝐴 × 𝑁𝐻𝐶𝑙
𝑁𝑎₂𝐶𝑂₃ = (2 × 4,5666) × 0,109 × 53
𝑁𝑎₂𝐶𝑂₃ = 52,7624 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂₃ = (19,4666 − 4,5666) × 0,109 × 84
𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂₃ = 136,4244𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
52,7624
%𝑁𝑎₂𝐶𝑂₃ = × 100
136,4244 + 52,7624
%𝑁𝑎₂𝐶𝑂₃ = 27,8898
136,4244
%𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂₃ = × 100
52,7624 + 136,4244
%𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂₃ = 72,11095
4.2 Pembahasan
Praktikum Asidimetri yang kami lakukan telah menghasilkan larutan HCl
dengan konsentrasi 0,01 N. Selain itu, dari praktikum ini kami juga menggunakan
larutan NaHCO3 dan Na2CO3 dengan perbandingan 1:2. Dari larutan yang telah
kami buat seharusnya nantinya akan menghasilkan range standarisasi pada kisaran
0,08-0,1 namun, karena beberapa kesalaha yang kami lakukan hasil range
standarisasi yang kami dapatkan tidak sesuai dengan ketentuan. Kesalahan yang
kami lakukan yaitu pada saat melakukan pengenceran larutan HCl yang masih
terlalu pekat sehingga menghasilkan normalitas yang terlalu besar. Oleh karena itu
kami melakukan pengulangan pengenceran pada larutan HCl hingga menghasilkan
normalitas yang sesuai dengan ketentuan yang diminta. Selain pada pengenceran,
kami juga melakukan kesalahan pada saat melakukan metode titrasi yaitu
kurangnya ketepatan pada saat melakukan titrasi dan pada saat penetesan indikator
sehingga menghasilkan warna yang berbeda pada setiap sampelnya.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

11
4.3 Hubungan Asidimetri dengan Logistik
Dengan dilaksanaknnya praktikum “Asidimetri” mahasiswa dapat
mengetahui hubungan antara asidimetri dengan logistik khususnya dalam industry
migas. Dengan adanya asidimetri dapat mengetahui bilangin asam kuat pada produk
diesel yang nantinya dapat menyebabkan korosi ketika terjadi pembakaran. Selain
itu, dapat membedakan antara dikromat dan monokromat.

4.4 Tugas dan Pertanyaan


4.4.1 Tugas
1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi saat standarisasi HCL dan analisis
campuran
a. NaHCO₃ + HCl → NaCl + H₂O + CO₂
b. Na₂CO₃ + HCl → NaCl + NaHCO₃
2. Terangkan dari mana asalnya rumus perhitungan pada analisis campuran
Rumus perhitungan pada analisis campuran sesungguhnya merupakan
penjabaran rumus titrasi. Diketahui rumus titrasi adalah N₁ x V₁ = N₂ x V₂.
Analisa kandungan Na₂CO₃ dan NaHCO₃ dalam rumus tersebut dinyatakan
dalam milligram (mg) sehingga perlu dilakukan modifikasi dengan persamaan
rumus lainnya. Berikut adalah asal muasal rumus tersebut:
N = normalitas
gr zat terlarut 1000 mg
N = BE zat terlarut x Vol.larutan
gr zat terlarut 1000 mg
NxV = BE zat terlarut x Vol.larutan x Volume larutan (mL)
zat terlarut (g)
NxV = BE zat terlarut

Rumus mencari kandungan Na₂CO₃ dalam milligram (mg) :


N( Na₂CO₃) x V(Na₂CO₃) = N(HCl) x V(HCl)
Na₂CO₃ (mg) = N(HCl) x V(HCl)
BE Na₂CO₃
Na₂CO₃ (mg) = N(HCl) x V(HCl) x BE Na₂CO₃
Na₂CO₃ (mg) = N(HCl) x V(HCl) x Mr Na₂CO₃

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

12
Eq. Na₂CO
Diketahui Na₂CO₃ + HCl → 2NaCl + H₂O + CO₂
Dilihat dari ekivalennya, senyawa Na₂CO₃ memiliki ion 2Na+ sedangkan
senyawa HCl memiliki ion H+. Oleh karena mol (ekivalen) secara teoritis
berbanding lurus dengan volume, maka akan dibutuhkan 2 kali volume HCl
supaya dapat bertitrasi dengan Na₂CO₃. Apabila kita misalkan Volume HCl
adalah A, maka lanjutan rumus menjadi :
Na₂CO₃ (mg) = N(HCl) x 2A x Mr Na₂CO₃
Eq. Na₂CO₃

Na₂CO₃ (mg) = N(HCl) x 2A x 106


2
Na₂CO₃ (mg) = N(HCl) x 2A x 53
a. Rumus mencari kandungan Na₂CO₃ dalam milligram (mg) :
Perhitungan yang sama dilakukan juga jika ingin mencari kandungan
NaHCO₃ dalam larutan. Dari informasi jawaban soal no. 1 diketahui :
– NaHCO₃ + HCl → NaCl + H₂O + CO₂
Dilihat dari ekivalennya, senyawa NaHCO₃ memiliki ion Na+ dan senyawa
HCl memiliki ion H+. Oleh karena mol (ekivalen) secara teoritis berbanding
lurus dengan volume, maka akan dibutuhkan 1 kali volume HCl supaya dapat
bertitrasi dengan NaHCO₃. Oleh karena praktikum ini adalah titrasi berlanjut,
selanjutnya buat permisalan Volume HCl yang dititrasi dengan larutan
campuran NaHCO₃ dan Na₂CO₃ adalah B, maka asal muasal rumus mencari
kandungan Na₂CO₃menjadi :
N( NaHCO₃) x V(NaHCO₃) = N(HCl) x V(HCl)
NaHCO₃ (mg) = N(HCl) x V(HCl)
BE NaHCO₃
NaHCO₃ (mg) = N(HCl) x V(HCl) x BE NaHCO₃
NaHCO₃ (mg) = N(HCl) x V(HCl) x Mr NaHCO₃
Eq. NaHCO₃

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

13
NaHCO₃ (mg) = N(HCl) x (B-A) x Mr NaHCO₃
Eq. NaHCO₃
NaHCO₃ (mg) = N(HCl) x (B-A) x 168
2
NaHCO₃ (mg) = N(HCl) x (B-A) x 84

4.4.2 Pertanyaan
1. Apakah hasil percobaan sesuai dengan teori Asidimetri? Jelaskan!
Hasil percobaan yang telah kami lakukan sesuai dengan teori asidimetri
yang telah dipelajari. Asidimetri merupakan analisa titrimetri yang
menggunakan asam kuat sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah
basa atau dapat senyawa yag bersifat basa. Hasil dari percobaan
praktikum ini menjadikan larutan yang dititrasi mengalami perubahan
warna.Selain itu, suatu larutan mencapai titik ekuivalen pada saat
bergantinya warna.
2. Kesalahan kesalahan apakah yan mungkin anda perbuat selama
melakukan percobaan ini? Bagaimanakah cara mengeliminasi
kesalahan tersebut ?
Kesalahan yang dilakukan pada saat melakukan praktikm asidimetri
yaitu kelebihan dalam meninmbang Na2CO3.Adapun kesalahan yang
dilakukan yaitu kelebihan dalam meneteskan titran pada larutan yang
dititrasi.Oleh karna itu, warna yang dihasilkan dari suatu larutan
berwarna lebih pekat.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini kami dapat mengetahui metode atau
bagaimana cara titrasi asidimetri yang baik dan benar. Metode asidimetri ini dapat
menentukan kandungan asam dan basa suatu larutan. Selain itu, pada praktikum ini
kami dapat menghitug normalitas suatu larutan. Dapat mengetahui perubahan
warna dari pencampuran titran dan larutan yang dititrasi. Pada praktikum kali ini
juga kami dapat mengetahui bagaimana cara pengenceran yang dapat dilakukan
untuk suatu larutan yang semulanya memiliki konsentrasi yang pekat. Dengan
dilakukannya praktikun ini juga dapat mengetahui manfaat dari penggunaan
indikator yang digunakan. Selain itu, dengan dilakukannya praktikum ini kami juga
dapat mengetahui pentingnya pengenceran pada suatu larutan.

5.2 Saran
1. Meningkatkan ketelitian dan berhati-hati pada saat melakukan praktikum.
2. Kerja sama yang baik dalam tim.
3. Mencatat hasil sesuai dengan data yang didapatkan.
4. Lebih teliti pada saat memberikan indikator.
5. Memperhatikan lebih baik peralatan apa saja yang digunakan dalam
praktikum.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

15
DAFTAR PUSTAKA

Puspita, A. 2019. Titrasi Larutan. Jurnalikim, 20-22.

rahman, B. 2017. Karbonat Bikarbonat. Kimia jurnal, 13-17.

Ramadhan, M. 2017. Standarisasi Larutan. Lingkungan Kimia, 23-25.

Tutik, R. 2017. Titrasi Asidimetri. Jurdik Kimia , 12-23.

Ulfah, M. 2019. Asam Basa Larutan. ubharajaya , 05-13.

Maya,L. 2018. Standarisasi Larutan. Jurnalkim, 12-15.

Rasya,N. 2018. Analisis Asidimetri Larutan. EduChemis, 08-14.

Herdiawan,H. 2017. Karbon Bikarbonat. EduChemis, 04-09.

Dewi,R. 2019. Titrasi Larutan. Jurdik Kimia, 23-25

Sari,S. 2019. Asam Basa Larutan. Lingkungan Kimia, 12-17

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

16

Anda mungkin juga menyukai