Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KELOMPOK KASUS 4 TENTANG LEMBAGA

KEMASYARAKATAN

PENYAKIT KUKU DAN MULUT PADA DAGING IMPOR

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Hadita Hegar Athina 200110180298

Gian Aisar Permana 200110180022

Mia Fatimah Dewi 200110180069

Irham Razaq Perdanakusumah 200110180237

Firdaus Ilmi Ralis 200110180176

Feni Nur'aini Muttaqien 200110180113

Isma Nurul Inayah 200110180273

Kelas C

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat serta
karunia-Nya kepada kami untuk menyelesaikan laporan tugas kelompok kasus yang
dapat berjalan dengan baik. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan laporan ini.
Khususnya kepada M. Ali Mauludin, S.Pt., M.Si Selaku dosen pembimbing mata
kuliah sosiologi yang banyak memberikan semangat dan juga masukan dalam
pemberian teori sampai penyusunan laporan ini. Dalam penyusunan laporan ini kami
menyadari bahwa masih sangat jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sehingga dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki penyusunan laporan
selanjutnya. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
penulis sendiri, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Jatinangor, 23 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

II. PENDEKATAN KONSEP / TEORI.................................................................... 3

III. PEMBAHASAN.................................................................................................... 5

IV. KESIMPULAN................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14

LAMPIRAN ...............................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib dipenuhi.
Makanan merupakan sumber energi dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia demi
keberlangsungan hidupnya. Salah satu standar yang dipakai di masyarakat Indonesia
adalah empat sehat lima sempurna, yang di mana salah satunya adalah lauk atau
protein. Indonesia dengan jumlah penduduknya yang merupakan peringkat empat
negara dengan penduduk terbanyak pasti memerlukan banyak makanan atau bahan
pakan, dalam hal ini adalah asupan protein yang cukup bagi seluruh penduduknya.
Karena banyaknya permintaan dan sedikitnya suplai maka akan terjadi kenaikan atau
lonjakan harga. Oleh karena itu untuk mengendalikan harga daging di pasaran dan demi
memenuhi asupan protein yang dibutuhkan oleh penduduk Indonesia, pemerintah
melakukan kegiatan impor daging kerbau dari India. Menurut pemerintah hal ini
dilakukan untuk menambah variasi daging yang ada dengan harga yang bermacam.
Kegiatan impor ini dinilai tergesa-gesa pasalnya, kerbau dari Indiabelum termasuk
kategori bebas dari penyakit mulut dan kuku. Harga yang sangat rendah juga sangat
distortif terhadap harga yang ada pada peternak lokal. Kegiatan impor daging kerbau
ini juga dinilai hanya untuk menekan harga daging lebih jauh lagi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Kenapa pemerintah mengimpor daging kerbau dari India?

1.2.2. Kenapa PPSKI menganggap impor daging kerbau dari India merupakan hal yang

membahayakan?

1.2.3. Bagaimana pengaruh PMK di Indonesia?

1.2.4. Bagaimana regulasi mengenai impor daging di Indonesia?

1
1.2.5. Apa solusi untuk PMK ini?

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Mengetahui bagaimana sistem impor daging di Indonesia.

1.3.2. Mengetahui alasan PPSKI menganggap impor daging kerbau dari India

merupakan hal yang membahayakan.

1.3.3. Mengetahui pengaruh PMK di Indonesia.

1.3.4. mengetahui regulasi mengenai impor daging di Indonesia.

2
BAB II

PENDEKATAN KONSEP/TEORI

3.1. PENGERTIAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Menurut Leopold Von Wiese dan Howard Becker bahwa lembaga


kemasyarakatan adalah jaringan proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok
yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan
kepentingan individu dan kelompoknya. Sedangkan menurut Sumner bahwa lembaga
kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan,
bersifat kekal serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Pentingnya adalah supaya ada keteraturan dan integrase dalam masyarakat.

3.2. PENGERTIAN PEMERINTAH

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan


menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Menurut Syafie Inu
Kencana bahwa pemerintahan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana
cara melakukan pengurusan badan eksekutif, pengaturan badan legislatif,
kepemimpinan, dan koordinasi pemerintahan baik pusat maupun daerah, juga rakyat
dengan pemerintahannya dalam setiap peristiwa dan gejala pemerintahan.

3.3 PENGERTIAN IMPOR

Impor merupakan suatu proses pembelian barang atau jasa dari luar negeri
masuk ke dalam negeri. Lembaga yang membeli barang dari luar negeri disebut
importir. Di setiap negara apabila suatu impor memiliki skala besar mereka akan
menggunakan bea cukai untuk pengirim maupun penerima.

3.4 TUJUAN IMPOR

1. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi

3
2. Kebutuhan barang dapat diperoleh dengan terjangkau oleh masyarakat

3. Kebutuhan barang produksi dapat diperoleh dari luar negeri

3.5 MANFAAT IMPOR

1. Memperoleh bahan baku

Dalam kegiatan produksi barang, bahan sangat dibutuhkan. Maka bahan harus
tetap terjaga supaya produksi tetap berjalan lancar dan aman untuk ke depannya.

2. Memperoleh teknologi modern

Untuk memperoleh suatu produksi, teknologi juga berperan penting. Tetapi, di


Indonesia sendiri ketersediaan teknologi masih minim maka dari itu Indonesia
mengimpor teknologi modern untuk memperoleh hasil produksi yang semakin efisien.

3. Menambah pendapatan devisa

Selain ekspor, impor juga dapat menambah pendapatan devisa karena


dipengaruhi oleh faktor-faktor nilai jual barang dibandingkan kegiatan ekspor.

4
BAB III

PEMBAHASAN

Kronologis

Import merupakan kegiatan membeli atau mendatangkan atau memasukan


barang dari luar negeri ke dalam negeri.setiap Negara melakukan import agar
kebutuhan negaranya terpenuhi. Indonesia termasuk Negara yang melakukan import.
Salah satu yang diimport oleh Indonesia adalah barang-barang konsumsi seperti beras
dan daging. Barang import ini ditujukan agar masyarakat tercukupi dalam kebutuhan
beras dan dagingnya. Negara akan melakukan import jika di Negaranya tidak bisa
menghasilkan atau memiliki keterbatasan barang yang dibutuhkan tersebut. Selain itu,
import pun dapat meningkatkan kerjasama dengan Negara lain.

Tindakan mengimport barang ini merupakan kebijakan dari pemerintah. Pada


beberapa waktu lalu, Indonesia dihadapkan dengan lonjakan harga daging yang tinggi
sehingga dibuat kebijakan mengimport danging sapi dengan tujuan memenuhi
kebutuhan danging nasional hingga akhir tahun. Tahun 2016 pemerintah indonesia
membuat kebijakan untuk mengimport daging kerbau dari india karena tingginya harga
daging sapi, dengan harga sekitar 100 sampai 120 ribu rupiah per kilogram menurut
perusahaan umum logistic pada bulan September 2016, Indonesia mengimport daging
kerbau sekitar 720 ton.

Namun, pada kebijakan mengimport daging kerbau dari India ini terdapat
perselisihan dengan Perhimpunan Peternakan Sapi dan Kambing Indonesia (PPSKI).
Menurut PSKI, pemerintah Indonesia terlalu terburu-buru dalam melakukan import
daging kerbau dari India karna kerbau yang diimport ini belum pasti terbebas dari
penyait mulut dan kuku. Penyakit mulut san kuku ini harus benar-benar diperhatikan
karena dampaknya yang cukup besar. Penyakit ini dapat menular, baik secara langsung
ataupun tidak langsung.

5
- Secara langsung, dapat melalui kontak dengan penderita atau melalui hasil dari ternak
tersebut, seperti susu dan daging.

- Secara tidak langsung, dapt melalui makanan, minuman ataupun barang yang yang
sudah terkena virusnya.

PMK ini akan sangat berdampak buruk pada peternakan Indonesia. Jika PMK
ini mau ke Indonesia, makan akan sangat mudah menyebar karena kodisi kesehatan
hewan dan kondisi kesehatan masyarakatnya relative lemah. Dan jika sudah menyebar,
dalam penanganannya akan membutuhkan dana yang banyak dan waktu yang lama.

Pada tahun 1887 di Malang Indonesia terkena wabah PMK, hal ini terjadi
karena import sapi dari belanda yang sedang dilanda wabah PMK. Dari malang, PMK
menyebar ke seluruh Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. pada tahun 1983
juga Indonesia terserang PMK di Pulau Jawa, kemudian dilakukan vaksinasi pada
hewan tahun 1974-1985. beberapa Negara termasuk Indonesia telah mendapat status
bebas PMK selama kurang lebih 20 tahun. Namun, tidak menutup kemunginan akan
terkena lagi jika pemerintah melakukan impor daging dari negara yang belum bebas
PMK. Hal inilah yang sangat di khawatirkan oleh PPSKI. Dibukanya kebijakan import
daging kerbau dari india ini membuat PSKI menggugat ke mahkamah konstitusi. PSKI
meminta mahkamah konstitusi melakukan judicial review pada import daging kerbau
ini. Berarti, pihak PPSKI ini meminta import hanya boleh berdasarkan Negara bukan
zona yang dianut oleh pemerintah yang memiliki resiko adanya penyakit mulut dan
kuku.

Namun pemerintah tetap mengimport dengan alasan memenuhi kebutuhan


konsumen, dan PPSKI sangat menyesalkan kejadian ini. Seharusnya pemerintah
menunggu hasil keputusan dari mahkamah konstitusi. Keputusan ini sangat penting
terhadap import daging kerbau ini, karna pada tahun 2009 pun mahkamah konstitusi
memberi keputusan bahwa daging yang boleh diimport Indonesia adalah daging yang
terbebas dari penyakit mulut dan kuku. Namun, Kementriaan koordinator bidang
pertanian membantah anggapan dari PPSKI bahwa pemerintah tergesa-gesa dalam

6
mengambil keputusan mengimport daging kerbau di india. Menurutnya, pemerintah
sudah memikirkan dengan matang, sehingga dibuat peraturan pemerintah tentang
pemasukan daging ternak dan danging hewan. Pada peraturan pemerintah Republik
Indonesia nomor 4 tahun 2016, disebutkan pada:

- Pasal 2 ayat 1

“Dalam hal tertentu, dapat dilakukan pemasukan Ternak dan/atau Produk Hewan ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasal dari negara atau zona
dalam suatu negara yang telah memenuhi persyaratan dan tata cara pemasukan Ternak
dan/atau Produk Hewan.”

- Pasal 4 ayat 2

“Persyaratan pemasukan Ternak yang berasal dari zona dalam suatu negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yaitu Ternak yang berasal dari zona
bebas penyakit mulut dan kuku yang ditetapkan oleh badan kesehatan Hewan dunia
dan diakui oleh otoritas veteriner nasional.” Dan sebelum daging masuk pemerintah
pun mengaku mengecek terlebih dahulu, seperti pengecekan keamanan, kehalalan,
kesehatan dan lain sebagainya.

Lembaga

Terdapat beberapa lembaga yang terlibat pada kasus ini, yaitu:

1. Mahkamah Konstitusi
MKRI adalah mahkamah konstitusi republik indonesia, MKRI juga bisa disebut
lembaga tinggi di negara dalam sistem kenegaraannya di Indonesia merupakan
pemegang kekuasaan kehakiman bersama dengan MA. MK didirikan pada 16
agustus 2001, yang berlokasi di jakarta. Ketua MK adalah Anwan Usman dan
wakilnya Aswanto. MK memiliki web yaitu www.mahkamahkonstitusi.go.id
untuk segala info tentang mk.
2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebelumnya bernama Menteri
Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri ini adalah

7
kementerian didalam Pemerintah Indonesia yang membidangi koordinasi dan
sinkronisasi penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang
perekonomian. Kemenko Perekonomian dipimpin oleh Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) yang sejak tanggal 12
Agustus 2015 yang dijabat oleh Darmin Nasution.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, adalah salah satu lembaga
tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga
perwakilan rakyat. DPR sendiri terdiri atas anggota partai politik peserta
pemilihan umum dipilih melalui pemilihan umum. Ketua DPR adalah Bambang
Soesatyo ia berasal dari partai Golkar lalu wakilnya Utut Adianto yang berasal
dari PDIP.
4. Perhimpunan Peternakan Sapi dan Kerbau Indonesia adalah organisasi
kemasyarakatan yang berbentuk organisasi profesi, fungsional dan tidak terikat
kepada salah satu organisasi yang mempunyai peranan di bidang sosial atau pun
politik. Anggota PPSKI sendiri adalah warga negara Indonesia yang terdiri atas
peternak, Tokoh Masyarakat, serta instansi yang berminat dan bersedia
mengikuti AD/ART PPSKI
5. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik adalah sebuah lembaga pangan
Indonesia yang mengurus tata niaga beras. Bulog dibentuk pada tanggal 10
Mei 1967 berdasarkan Keputusan Presidium Kabinet Nomor 114/Kep/1967.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Bulog
menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang manajemen
logistik, pengadaan, pengelolaan persediaan, dan distribusi beras, serta
pengendalian harga beras;
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BULOG;
3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
manajemen logistik pengadaan, pengelolaan persediaan, dan distribusi
beras serta pengendalian harga beras;

8
4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan
rumah tangga
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41,
Bulog mempunyai kewenangan:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung
pembangunan secara makro;

Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang


undangan yang berlaku yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang manajemen


logistik, pengadaan, pengelolaan persediaan, dan distribusi beras, serta
pengendalian harga beras.

2. Perumusan norma dan pengadaan, pengelolaan dan distribusi beras

Penyakit Mulut dan Kuku

Penyakit mulut dan kuku (PMK) yaitu penyakit epizootika disebabkan oleh
virus Picornaviridae yang menyerang ternak besar, terutama sapi dan babi. Penyakit
ini memiliki tingkat menularkan yang sangat tinggi. Penyakit ini dapat juga di derita
oleh rusa,kambing ,domba,gajah,tikus ,dan hewan yang memiliki kuku genap.

Di Indonesia penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1887 di Malang,
Jawa Timur. Setelah penyakit ini ditemukan di Malang lalu penyakit ini menyebar ke
daerah lain seperti, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan. Pada tahun 1974 pemerintah
baru melaksanakan kampanye vaksinasi massal untuk melenyapkan penyakit mulut
dan kuku. Manfaat dari kampanye ini yaitu di tahun 1980-1982 sudah tidak ada kasus
penyakit mulut dan kaki kembali. Namun di tahun 1983 penyakit ini muncul kembali
di daerah Jawa Tengah dan menyebar kemana-mana. Lalu pemerintah kembali
menggunakan program vaksinasi guna melenyapkan penyakit ini. Pada tahun 1986

9
Indonesia sudah terbebas dari masalah penyakit mulut dan kaki. Keterbebasan
Indonesia dari wabah penyakit mulut dan kaki ini diakui oleh ASEAN mulai tahun
1987 dan diakui di Internasional oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office
International des Epizooties-OIE).

Penyebab penyakit PMK di Indonesia yaitu virus tipe O, strainnya O1.


Pencegahan penyebaran PMK ini oleh Departemen Pertanian melalui Ditjen Bina
Produksi Peternakan yaitu melarang impor hewan ,bahan asal dan hasil hewan beserta
produknya dari Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Terdapat beberapa gejala yang ditimbulkan dari penyakit PMK

1. pada hewan
 Menurunnya bobot badan ternak
 Pada sapi perah akan menurun produksi susu
 Hewan tidak mau berdiri dan picang
 Hewan terlihat kedinginan dan depresi
2. pada manusia
 nafsu makan menurun
 deman dan sakit kepala
 terdapat bercak merah pada telapak tangan, kaki dan sekitar mulut

Penularan pada penyakit ini dapat melalui beberapa cara, antara lain:

1. secara primer
Inhalasi: pertama terjadi karena hewan menghirup aerosol dari hewan yang
sudah terkena infeksi, kemudian virus mulai menyerang dan suhu tubuh hewan
akan naik, seelah itu suhnya akan menurun lagi dan terlapat lepuhan pada lidah
hewan tersebut.
2. Secara sekunder
- Dapat tertular karena memakan makanan yang sudah terinfeksi
- Hewan diberi vaksin yang sudah terinfeksi
- Hewan saling kontak dengan hewan yang sudah terinfeksi

10
- Dapat menular pada manusia jika mengkonsumsi produk ternak yang
terinfeksi
- Dapat menular jika virus PMK ini melintas pada barang atau bahan lain

Penyakit ini akan menjadi suatu masalah besar jika sudah terjangkit dalam suatu
daerah. Satu orang atau hewan yang terinfeksi penyakit ini dapat menyebarkan wabah
dalam lingkungan yang luas. Penyakit ini akan sangat cepat meluas jika hewan dan
manusia di dalam suatu daerah tersebut pada keadaan kesehatan yang relatif lemah.

Penyakit ini akan sangat merugikan peternak dan berdampak buruk pada
peternakan dalam wilayah yang luas. Jika sudah terlanjur terinfeksi maka penyakit ini
harus dibasmi, dan untuk membasmi penyakit ini memerlukan dana yang banyak dan
waktu yang cukup lama.

Pengendalian PMK:

1. Memisahkan hewan yang sudah terinfeksi penyakit mulut kaki (isolasi), agar
tidak menyebar lagi dan lebih mudah dalam penyembuhan
2. Menjaga kebersihan kandang, muali dari lingkungan sekitarnya hingga
peralatannya
3. Memberi vaksin agar ternak memiliki kekebalan tubuh yang baik
4. Jika sapi yang telah terinfeksi sudah mati, maka bangkai nya dimusnahkan

Pengobatan PMK:

1. Memotong dan memusnahkan bagian tubuh hewan yang terinfeksi


2. Memberikan obat obatan agar segera pulih, seperti:
- Chloramphenicol atau Cuprisulfat, untuk terapi kaki yang terkena infeksi
- obat analgesil, misalnya parasetamol, sebagai antiseptic pada bagian yang
terkena infeksi
- larutan Cuprisulfat 5% setiap hari selama 1 minggu

11
Peraturan Pemerintah Mengenai Impor

Mengacu pada peraturan menteri pertanian Republik Indonesia nomor


34/Permentan/PK.210/7/2016 tentang pemasukan karkas, daging, jeroan, dan/atau
olahannya ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Pasal 6 huruf c menjelaskan
pemasukan karkas, daging, dan jeroan dan/atau olahannya harus memenuhi persyaratan
negara asal dan unit usaha. Pasal 9 lebih memperinci pasal 6 huruf c ini yaitu ternak
harus bebas dari:

a. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Rift Valley Fever (RVF),


Contagious Bovine Pleuropneumonia, dan Bovine Spongiform
Encephalopathy (BSE) untuk pemasukan daging ruminansia besar;

b. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Rift Valley Fever (RVF), Sheep and
Goat Pox, Peste des Petits Ruminants (PPR), dan Scrapie untuk pemasukan
karkas, daging, dan jeroan ruminansia kecil;

c. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Rift Valley Fever (RVF), Classical
Swine Fever (CSF)/Hog Cholera dan African Swine Fever (ASF) untuk
pemasukan karkas dan daging babi; dan

d. Penyakit Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dan paling kurang


dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari terakhir dalam radius 50 (lima
puluh) kilometer sebelum pelaksanaan pengeluaran dari Negara Asal telah
dinyatakan tidak dalam keadaan wabah penyakit Newcastle Disease
(ND), Duck Viral Hepatitis (DVH), dan Duck Viral Enteritis (DVE) untuk
pemasukan karkas unggas.

Pada pasal 13 ayat 1 menjelaskan persyaratan unit usaha dimaksud dalam


pasal 6 huruf c di mana dijelaskan pada huruf b yaitu tidak menerima hewan dan/atau
mengolah produk hewan yang berasal dari negara tertular penyakit hewan menular
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

12
BAB IV

KESIMPULAN

Import merupakan kegiatan membeli atau mendatangkan atau memasukan


barang dari luar negri ke dalam negri. Indonesia termasuk Negara yang melakukan
import. Salah satu yang di import Indonesia adalah barang-barang konsumsi seperti
beras dan daging. Pada beberapa waktu lalu, Indonesia dihadapkan dengan lonjakan
harga daging yang tinggi sehingga dibuat kebijakan mengimport daging sapi dengan
tujuan memenuhi kebutuhan daging nasional hingga akhir tahun. Namun, pada
kebijakan mengimpor daging kerbau dari India ini terdapat perselisihan dengan
perhimpunan peternak sapid dan kambing indinesia (PSKI). Menurut PSKI, pemerinah
Indonesia terlalu terburu-buru dalam melakukan import daging dari India karena
kerbau yang di import ini belum pasti terbebas dari penyakit mulut dan kuku. PMK ini
sangat berdampak buruk pada peternak Indonesia. Jika PMK ini masuk ke Indonesia,
maka akan sangat mudah menyebar karena kondisi kesehatan hewan dan kondisi
kesehatan masyarakatnya relative lemah. Beberapa negra termasuk Indonesia telah
mendapat status PMK elama kurang lebih 20 tahun. Namun, tidak menutup
kemungkinan terkena lagi jika pmerintah melakukan impor daging dari Negara yang
belum bebas PMK. Hal inilah yang sangat dikhawatirkan oleh PPSKI.

Sehingga solusi dari masalah ini adalah pemerintah meningkatkan penyeleksian


daging kerbau yang di impor dan meningkatkan ternak yang ada di Indonesia

13
Daftar Pustaka

Admin. 2016. Penyakit Mulut dan Kuku Pada Ternak Ruminansia. Diambil dari
https://www.peternakankita.com/penyakit-kuku-dan-mulut-pada-ternak-
ruminansia/. Diakses pada 22 april 2019

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.


file:///C:/Users/User/AppData/Local/Packages/Microsoft.MicrosoftEdge_8wek
yb3dbbwe/TempState/Downloads/peraturan%20pemerintah%20nomor%204%
20tahun%202016%20tentang%20pemasukan%20ternak%20dan%20atau%20pr
oduk%20hewan%20dalam%20hal%20tertentu%20yang%20berasal%20dar%20
(1).pdf

DetikNews. 2008. Kebijakan Import Daging. Diambil dari


https://news.detik.com/opini/d-935748/kebijakan-impor-daging-sapi-dan-
ketahanan-pangan. Diakses pada 22 april 2019

Rusna, Lily. Import Daging Kerbau. Diambil dari


https://ekbis.sindonews.com/read/1141080/34/impor-daging-kerbau-dari-india-
pemerintah-dinilai-tergesa-gesa-1474445792. Diakses pada 22 april 2019

Rusna, Lily. Pemerintah Bantah Gegabah Import Daging Kerbau dari India. Diambil
dari https://ekbis.sindonews.com/read/1141093/34/pemerintah-bantah-gegabah-
impor-daging-kerbau-dari-india-1474448014 . Diakses pada 22 april 2019

Lily Rusna Fajriah (21 September 2016), Impor Daging Kerbau dari India, Pemerintah
Dinilai Tergesa-gesa, diakses 22 April 2019,
ekbis.sindonews/read/1141080/34/impor-daging-kerbau-dari-india-pemerintah-
dinilai-tergesa-gesa-1474445792

Endarwati, Oktiani (22 September 2016), Impor Daging Kerbau Dinilai Tergesa-gesa,
diakses 22 April 2019, koran-sindo.com/page/news/2016-09-
22/2/1/Impor_Daging_Kerbau_Dinilai_Tergesa_gesa

14
Impor Daging Kerbau Dinilai Tergesa-gesa

JAKARTA – Kebijakan pemerintah membuka keran impor daging kerbau dari India
dengan harapan bisa membuat harga daging di pasar lebih murah dinilai terlalu tergesa-
gesa.

Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh
Boediyana mengatakan, saat ini kebijakan pemerintah terkesan lebih menitikberatkan
pada kepentingan konsumen akhir tanpa melihat peternak sapi lokal. Hal ini mengacu
pada keinginan pemerintah agar harga daging sapi bisa di kisaran Rp80.000 per
kilogram (kg) agar lebih terjangkau oleh masyarakat.

”Padahal, kalau mau berdasarkan mekanisme pasar, daging sapi itu di pasar sekitar
Rp100.000. Ini kan disparitasnya jauh,” ungkap Teguh dalam acara Roundtable
Discussion dengan tema ”Segmentasi Pasar Daging Sapi untuk Kebutuhan
Masyarakat” di Hotel A One, Jakarta, kemarin.

Pada acara yang digelar KORAN SINDO itu, Teguh menegaskan, pemerintah terlalu
terburu-buru membuka pintu masuk daging kerbau dari India karena di negara tersebut
belum terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK). ”Kelihatannya pemerintah
bersikukuh dengan keputusan itu.

Meskipun kami sudah menyampaikan ke pemerintah mohon bersabar karena pasar


yang memberikan akses masuknya daging dari negara yang belum bebas penyakit kuku
masih dalam proses di MK (Mahkamah Konstitusi),” ucapnya. Ketua Harian Asosiasi
Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan, keputusan pemerintah untuk
mengimpor daging kerbau dari India hanya menguntungkan Perusahaan Umum Badan
Urusan Logistik (Bulog).

15
Bulog ditunjuk pemerintah untuk mendistribusikan daging kerbau hingga akhir tahun
mencapai 70.000 ton. ”Harga beli di India hanya Rp46.000 per kg dengan biaya
operasional dan sebagainya, Bulog punya modal dasar Rp53.000. Kalau sekarang
dijual kurang lebih ada 43 pasar.

Teman-teman di pasar diminta untuk harga tebus kisaran di atas Rp59.000 sampai
Rp60.000 dan tidak boleh dijual lebih dari Rp65.000 per kg. Artinya, Bulog
mendapatkan keuntungan paling besar,” ungkapnya. Asnawi melanjutkan, Bulog
sebagai pihak yang ditunjuk pemerintah harus mampu membangun pasar tersendiri di
berbagai daerah-daerah, khususnya Jabodetabek.

”Ini sebagai pilihan untuk konsumen. Kalau konsumen mau membeli daging kerbau,
adanya di Bulog Mart. Terus kalau konsumen mau beli daging sapi beku, adanya di
supermarket,” ungkapnya. Menurutnya, pasar tradisional yang sudah terkenal dengan
daging segar tidak masuk tatanan pasar. Harga daging kerbau yang murah tidak
sebanding dengan daging sapi yang memang lebih mahal di pasaran.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia
(Aspidi) Thomas Sembiring mengatakan, saat ini jenis daging impor bervariasi karena
memiliki segmen pasar yang berbeda-beda. Aspidi yang mayoritas mengimpor daging
sapi dari Australia menilai, keberadaan daging kerbau dari India hanya ingin
memaksakan harga lebih rendah.

Padahal, kata dia, sudah jelas bahwa di pasar ada daging sapi dari Australia yang
harganya mahal karena memang kualitasnya bagus. Menurut Thomas, Aspidi memilih
daging dari Australia karena sudah sesuai standar yang ditetapkan, mulai dari
kehalalannya hingga kesehatannya.

Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan Kementerian Koordinator bidang


Perekonomian Jafi Alzagladi mengatakan, pemerintah sudah memperhitungkan

16
dengan cermat dalam memutuskan impor daging kerbau dari India. ”Pemerintah sudah
pikirkan sehingga telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pemasukan
Daging Ternak dan Daging Hewan berdasarkan pertimbangan zona base.

Artinya, sebelum ternak daging yang diimpor, itu harus dianalisis risiko dengan melihat
aspek aman, sehat, mutu, dan halal. Aspek-aspek itu diperhitungan,” sebutnya. Jafi
melanjutkan, pemerintah berupaya agar pendistribusian daging kerbau bisa memenuhi
kepentingan industri serta substitusi daging sapi bagi masyarakat. ”Supaya industri kita
bisa bersaing dan ada untuk substitusi juga,” tandasnya.

oktiani endarwati

17
Impor Daging Kerbau dari India, Pemerintah Dinilai
Tergesa-gesa
Lily Rusna Fajriah
Rabu, 21 September 2016 - 15:27 WIB4.742

JAKARTA - Pemerintah dinilai oleh Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau


Indonesia (PPSKI) terlalu tergesa-gesa dalam memutuskan mengimpor daging kerbau
dari India. Pasalnya, kerbau dari India belum masuk kategori bebas dari penyakit mulut
dan kuku.

Ketua PPSKI Teguh Boediono mengungkapkan, pihaknya telah meminta pemerintah


sedikit bersabar sebelum memutuskan untuk impor kerbau dari Negeri Bollywood
tersebut. Sebab, saat ini pemberian akses masuknya daging dari negara yang belum
bebas penyakit kuku dan mulut masih dalam proses judicial review di Mahkamah
Konstitusi (MK).

"Proses judicial review sudah pada tingkat sidang pemeriksaan. Kami hanya minta
pemerintah menunggu, karena ini menentukan sekali," katanya dalam Roundtable
Discussion Koran Sindo di Hotel A One, Jakarta, Rabu (21/9/2016).

Dia menambahkan apalagi, MK pada 2009 juga pernah memutuskan bahwa Indonesia
hanya boleh mengimpor daging dari negara yang telah bebas penyakit mulut dan kuku.
Namun, pemerintah bersikukuh mengimpor dengan dalih untuk kepentingan
konsumen.

Dalam judicial review yang diajukan ke MK, pihaknya meminta agar keputusan impor
daging dikembalikan dengan menggunakan konsep country base. Sebab, saat ini
pemerintah lebih menganut sistem zona base meskipun ada risiko penyakit mulut dan
kuku.

18
"Pemerintah sekarang mengimpor dari India itu zona base. Dan pemerintah confidence
bebas penyakit mulut dan kuku. Harga yang sangat rendah juga sangat distortif
terhadap harga yang sudah terbentuk pada peternak lokal," tandasnya.

19
Pemerintah Bantah Gegabah Impor Daging Kerbau
dari India
Lily Rusna Fajriah
Rabu, 21 September 2016 - 16:27 WIB

JAKARTA - Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian membantah


anggapan yang menyatakan bahwa keputusan mengimpor daging kerbau tergesa-
gesa. Pemerintah dipastikan telah memperhitungkan dengan matang mengenai
keputusan tersebut.

Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan Kemenko bidang Perekonomian Jafi


Alazagladi mengatakan, sebelum memutuskan untuk mengimpor daging kerbau dari
India, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pemasukan
Daging Ternak dan Daging Hewan.

"Pemerintah tidak gegabah (impor daging kerbau). Pemerintah sudah pikirkan


sehingga diterbitkan PP tentang pemasukan daging ternak dan daging hewan," katanya
dalam Roundtable Discussion Koran SINDO di Hotel A One, Jakarta, Rabu
(21/9/2016).

Menurutnya, pemerintah memutuskan untuk mengimpor daging kerbau adalah


berdasarkan pertimbangan zona base. Sebelum daging impor tersebut masuk, pihaknya
juga telah mengecek terlebih dahulu aspek keamanan dan kesehatannya.

"Sebelum ternak daging yang diimpor, itu harus dianalisis risiko dengan melihat aspek
aman, sehat, mutu, halal. Aspek itu diperhitungan," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah dinilai oleh Perhimpunan Peternak Sapi dan


Kerbau Indonesia (PPSKI) terlalu tergesa-gesa dalam memutuskan mengimpor daging

20
kerbau dari India. Pasalnya, kerbau dari India belum masuk kategori bebas dari
penyakit mulut dan kuku.

Ketua PPSKI Teguh Boediono mengungkapkan, pihaknya telah meminta pemerintah


sedikit bersabar sebelum memutuskan untuk impor kerbau dari Negeri Bollywood
tersebut. Sebab, saat ini pemberian akses masuknya daging dari negara yang belum
bebas penyakit kuku dan mulut masih dalam proses judicial review di Mahkamah
Konstitusi (MK).

"Proses judicial review sudah pada tingkat sidang pemeriksaan. Kami hanya minta
pemerintah menunggu, karena ini menentukan sekali," katanya dalam kesempatan
tersebut.

21

Anda mungkin juga menyukai