Anda di halaman 1dari 13

Step 1

1. Stain : deposit (zat pewarna makanan) berpigmen pd permukaan gigi


2. Penyakit epilepsy : manifestasi gangguan fungsi otakdg berbagai
etiologi namun gejala tunggal yg khas yaitu kejang2
3. Pembesaran gingival : pembesaran terhadap gingiva baik secara
hipertrofi maupun hiperplasi yg merupakan gambaran umum dr
penyakit gingival

Step 2

- Pembesaran gingiva karena pemakaian obat jangka panjang dan OH


yg buruk

Step 3

Gingiva

1. Bagian2
a. Free marginal gingival
b. Free gingival groove
c. Attached gingival
d. Interdental papilla/gingival
e. Sulcus gingivalis

gingiva dapat dibedakan dalam 3 tipe sebagai berikut:

 Marginal gingiva / Gingiva tepi / Gingiva bebas: terletak pada daerah koronal dari bagian
gingiva yang lain, tidak melekat pada gigi dam dapat membentuk sulkus gingiva (yaitu
ruang dangkal antara tepi gingiva dan gigi). Pada keadaan normal, gingiva tepi
mempunyai kontur seperti mata pisau, dengan konsistensi kenyal, dan berwarna merah
muda / pink.
 Gingiva cekat / Attached gingiva: terletak pada daerah apikal dari gingiva tepi dan
cekungan gingiva bebas. Gingiva cekat berwarna merah muda dan mempunyai gambaran
stipling (seperti kulit jeruk).
 Gingiva interdental: yang berlokasi diantara gigi pada daerah mesio-distal dari gigi-gigi.
2. Ciri2 (Li)
a. Warna : merah muda
b. Ukuran : jk ad pertambahan ukuran berarti terjadi penyakit
gingiva
c. Kontur
d. Konsistensi : kenyal, resilien, melekat erat pd tulang dBawahnya
e. Tekstur permukaan : terlihat stlippling, jk stlippling hilang terjadi
periodontitis
f. Kecenderungan perdarahan pd palpasi/probing dg tekanan
lembut.
g. Warna
h. Gingiva sehat umumnya memiliki warna yang disebut "coral pink." Warna lain
seperti merah, putih dan biru dapat menandai adanya peradangan (gingivitis) atau
kelainan lain. Walaupun menurut text book warna gingiva disebut "coral pink",
pigmentasi rasial normal membuat gingiva berwarna lebih gelap. Karena warna
gingiva dipengaruhi pigmentasi rasial, kesepahaman dalam warna lebih penting
daripada warna yang ada sebetulnya.
i. [sunting] Kontur
j. Gingiva sehat memiliki permukaan halus dan bergelombang di depan tiap gigi.
Gingiva sehat menempati daerah interdental dengan tepat dan pas, berbeda
dengan papilla gingiva yang membengkak yang terdapat pada gingivitis, atau
embrasure yang kosong pada penyakit periodontal. Gusi yang sehat melekat erat
pada tiap gigi, bentuknya meruncing seperti ujung pisau pada tepi marginal
gingiva bebas. Dilain pihak, gusi yang meradang memiliki tepi yang
menggembung atau bulat.
k. [sunting] Tekstur
l. Gingiva sehat bertekstur padat, tahan terhadap adanya pergerakan. Tekstur ini
sering dideskripsikan sama seperti kulit jeruk. Gingiva yang tidak sehat
teksturnya membengkak dan seperti busa.
m. [sunting] Reaksi terhadap gangguan
n. Gusi sehat umumnya tidak berekasi terhadap gangguan normal seperti penyikatan
atau periodontal probing. Sebaliknya gusi yang tidak sehat akan menunjukkan
adanya perdarahan ketika probing / Bleeding On Probing (BOP) dapat disertai
timbulnya cairan nanah.

3. Lapisan Gingiva
Stratum Korneum
Stratum granulosum
Stratum spinosum
Stratum Basalis

Pembesaran Gingiva (Gingiva Enlargement)

1. Definisi
- pembesaran terhadap gingiva baik secara hipertrofi maupun hiperplasi
yg merupakan gambaran umum dr penyakit gingival
- Hiperplasi gingiva merupakan ciri adanya penyakit
- gingiva, disebut juga dengan inflammatory enlargement
- terjadi karena adanya plak gigi,
- suatu keadaan di mana terjadi penambahan ukuran dari gusi. Dalam keadaan ini, jaringan
gusi menggelembung secara berlebihan di antara gigi dan atau pada daerah leher gigi.
Penambahan ukuran ini dapat terjadi secara hipertrofi, hiperplasia ataupun kombinasi
antara keduanya.
- Enlargement ginggiva adalah bertambahnya ukuran ginggiva dan
merupakan gambaran umum penyakit ginggiva
- Penyebab :
- Karena proses inflamasi
- Kondisi : kehamilan, pubertas, def vitamin C
- Sistemik : leukemia, granulomatous disease
- Neoplastik : benign tumor, malignant tumor
-

Etiologi dan Patofisiologi


dikaitkan dengan penyakit periodontal. Defisiensi vitamin C memperhebat respon gingival terhadap plak
dan memperparah oedema, pembesaran dan pendarahan yang terjadi akibat inflamsi yang disebabkan
plak.
Ada beberapa hipotesa mengenai mekanisme berperannya vitamin C pada penyakit periodontal:
1. Level vitamin C yang rendah akan mempengaruhi metabolism kolagen dalam periodonsium, sehingga
mempengaruhi kemampuan regenerasi dan perbaikan jaringan, namun belum ada hasil penelitian yang
mendukung hipotesa ini.
2. Defisiensi vitamin C menghambat pembentukan tulang yang akan menjurus ke kehilangan tulang.
3. Defisiensi vitamin c meningkatkan permeabilitas epitel krevikular terhadap dekstran tertritiasi;
vitamin C dalam level yang tinggi dibutuhkan untuk memelihara fungsi penghalang dari epitel terhadap
produk bakteri.
4. Peningkatan level vitamin C meningkatkan aksi kemotaksis dan aksi migrasi lekosit, tanpa
mempengaruhi aksi fagositosisnya; tampaknya diperlukan megadosis vitamin c untuk memperbaiki
aktivitas bakterisidal lekosit.
5. Level vitamin C yang optimal diperlukan untuk memelihara integritas mikrovaskulatur periodonsium,
demikian juga respon vascular terhadap iritasi bacterial.
6. Penurunan level vitamin C yang drastic bias mengganggu keseimbangan ekologis bakteri dalam plak
sehingga meningkatkan patogenitasnya.
Defisiensi Protein
1. Terhambatnya aktivitas pembentukan tulang yang normal
2. Semakin parahnya efek destruktif dari iritan local dan trauma oklusal terhadap jaringan periodonsium.
Namun untuk dimulainya gingivitis dan keparahannya adalah tergantung pada iritan lokal.

PERANAN PENYAKIT KELAINAN ENDOKRIN SEBAGAI FAKTOR ETIOLOGI SISTEMIK


Manifestasi jaringan periodontal dari penyakit sistemik bervarisi tergantung penyakit spesifik, respon
individual dan faktor lokal yang ada. Faktor sistemik terlibat dalam penyakit periodontal dengan saling
berhubungan dengan faktor lokal. Faktor sistemik saja tidak bisa menyebabkan respon keradangan pada
penyakit periodontal,tetapi harus ada faktor lokal yang mendukung.
Pada pasien kencing manis, bila faktor lokal pada riongga mulutnya buruk, akan bisa menyebabkan
gangguan yang lebih lanjut lagi, oleh karena seorang dengan kencing manis mempunyai kelainan pada
sistemiknya.
Ada beberapa hipotesa mengenai keterlibatan diabetes melitus sebagai faktor etiologi penyakit gingiva
dan periodontal, antara lain:
1. Terjadinya penebalan membran basal
Pada penderita DM membran basal kapiler gingiva mengalami penebalan sehingga lumen kapiler
menyempit. Menyempitnya lumen kapiler akibat penebalan tersebut menyebabkan terganggunya difusi
oksigen, pembuangan limbah metabolisme, migrasi lekosit polimorfonukleus, dan difusi faktor- faktor
serum termasuk antibodi
2. Perubahan biokimia
Level cAMP, yang efeknya mengurangi inflamasi, pada penderita DM menurun, hal mana diduga sebagai
salah satu sebab lebih parahnya inflamasi gingiva pada penderita DM.
3. Perubahan mikrobiologis
Peningkatan level glukosa dalam cairan sulkular dapat mempengaruhi lingkungan subgingiva, yang dapat
menginduksi perubahan kualitatif pada bakteri yang pada akhirnya mempengaruhi perubahan
periodontal.
4. Perubahan imunologis
Meningkatnya kerentanan penderita diabetes melitus terhadap inflamasi diduga disebabkan oleh
terjadinya defisiensi fungsi lekosit polimorfonukleus (LPN) berupa terganggunya khemotaksis,
kelemahan daya fagositosis, atau terganggunya kemampuannya untuk melekat ke bakteri
5. Perubahan berkaitan dengan kolagen
Peningkatan level glukosa bisa pula menyebabkan berkurangnya produksi kolagen. Di samping itu,
terjadi pula peningkatan aktivitas kolagenase pada gingiva.

Inflamed, papulonodular hyperplasia of the gingiva in a diabetic patient


a. Kehamilan
Kehamilan secara sendirian tidak dapat menyebabkan gingivitis. Gingivitis pada kehamilan adalah
disebabkan oleh plak bakteri, sebagaimana pada orang yang tidak hamil. Kehamilan akan memperparah
respon gingival tehadap plak dan memodifikasi gambaran klinis yang menyertainya. Tanpa adanya iritan
lokal tidak terlihat perubahan secara klinis pada gingival wanita yang sedang mengalami kehamilan. Ada
beberapa mekanisme bagaimana kehamilan berperan sebagai faktor etiologi penyakit gingival dan
periodontal, yaitu:
1. Peningkatan level estradiol dan progesteron yang menyebabkan peningkatan bakteri Prevotella
intermedia.
2. Tertekannya respon limfosit-T maternal selama kehamilan mempengaruhi respon periodonsium
terhadap plak.
3. Peningkatan level estradiol dan progesterone juga menyebabkan dilatasi dan simpang siurnya
mikrovaskulator gingival, stasis sirkulasi, dan peningkatan kerentanan terhadap iritasi mekanis.
Perubahan tersebut memudahkan masuknya cairan ke perivaskular.
b. Kontrasepsi Hormonal
Perubahan yang diakibatkan oleh kehamilan yang dikemukakan di atas bias pula terjadi pada wanita
yang menggunakan kontrasepsi hormonal (bentuk pil, implant, atau suntikan) untuk jangka waktu lebih
dari satu setengah tahun.

15. Peranan kelainan/penyakit darah berikut sebagai factor etiologi sistemik :


A. Leukimia
Leukemia adalah neoplasma maligna pada precursor sel darah putih. Berdasarkan evolusinya, leukemia
dibedakan atas bentuk:
(1) akut, yang bersifat fatal;
(2) subakut;
(3) kronis.
Pada leukemia akut sel-sel leukemia menginfiltrasi gingival, dan jarang sekali bisa infiltrasi ke tulang
alveolar. Keadaan ini bisa menyebab terjadinya pembesaran gingival (leukemic gingival enlargement).
Infiltrasi yang banyak dari sel-sel leukemik yang tidak matang disamping sel-sel inflamasi yang biasa
menyebabkan respon gingival terhadap iritasi adalah berbeda dibandingkan dengan yang bukan
penderita leukemia.

B. Anemia
Anemia adalah defisiensi dalam defisiensi dalam kuantitas maupun kualitas darah yang dimanifestasikan
dengan berkurangnya jumlah eritrosit dan hemoglobin.
Ada empat tipe anemia berdasarkan morfologi selulernya dan kandungan hemoglobinnya, yaitu:
(1) anemia makrositik hiperkromik (pernicious anemia);
(2) anemia mikrositik hipokromik (iron deficiency anemia);
(3) sickle cell anemia; dan
(4) anemia normositik-normokromik (hemolytic anemia/aplastic anemia).
Diantara keempat tipe anemia tersebut, tampaknya anemia aplastik yang turut berperan dalam etiologi
penyakit gingival dan periodontal. Pada tipe anemia ini kerentanan gingival terhadap inflamasi
meningkat karena terjadinya neutropenia.
16. Peranan faktor-faktor sebagai faktor etiologi sistemik :
A. Penyakit yang melemahkan
Penyakit yang melemahkan (debilitating diseases) seperti sifilis, nefritis kronis, dan tuberkulosa bisa
menjadi factor pendorong bagi terjadinya penyakit gingival dan periodontal, dengan jalan melemahkan
pertahanan periodonsium terhadap iritan local, dan menimbulkan kecenderungan terjadinya gingivitis
dan kehilangan tulang alveolar.

a. Jenis obat
Beberapa jenis obat dengan efek kerja yang berbeda dapat menginduksi hyperplasia gingival non-
inflamasi dengan gambaran klinis yang tidak dapat dibedakan. Obat-obatan yang dimaksud adalah :
• Fenitoin atau dilantin, suatu antikonvulsan yang digunakan dalam perawatan epilepsi
• Siklosporin, suatu imunosupresif yang biasa digunakan untuk mencegah reaksi tubuh dalam
pencangkokan anggota tubuh.
• Nifedipin, diltiazem, dan verapamil, yaitu penghambat kalsium (calcium blocker) yang digunakan
dalam perawatan hipertensi.

b. Mekanisme berperannya
Mekanisme penginduksian hyperplasia gingival oleh obat-obatan tersebut diatas atau oleh metabolitnya
belumlah jelas betul, namun terlepas darimana yang paling berperan ada beberapa hipotesa yang
dikemukakan :
• Pengaruh obat atau metabolit secara tidak langsung
Obat atau metabolit menstimulasi diproduksinya IL-2 oleh sel-T, atau diproduksinya metabolit
testosterone oleh fibroblast gingiva, yang pada akhirnya akan menstimulasi proliferasi dan atau sintesa
kolagen oleh fibroblast gingiva
• Pengaruh obat atau metabolit secara langsung
Obat/metabolit secara langsung menstimulasi proliferasi fibroblast gingival, sintesa protein, dan
produksi kolagen
• Penghambatan aktivitas kolagenase
Obat/metabolit dapat menghambat aktivitas kolagenase hingga penghancuran matriks akan terhambat
• Penghambatan degradasi kolagenase
Obat/metabolit menstimulasi terbentuknya kolagenase fibroblastic inaktif, dengan akibat degradasi
kolagen akan terhambat
• Faktor estetis
Akhir-akhir ini dihipotesakan adanya faktor genetis yang menentukan kecenderungan bisa terjadi
hyperplasia yang diinduksikan obat-obatan pada seseorang.

 Penyebab
1. Medication causes Obat penyebab
1. Phenytoin ( Dilantin ) occurs in 40-50% pts Fenitoin ( Dilantin ) terjadi pada 40-
50% poin
2. Calcium Channel Blocker s (occurs rarely) Pemblokir Saluran Kalsium s (jarang
terjadi)
1. Nifedipine ( Procardia ) Nifedipin ( Procardia )
2. Diltiazem ( Cardizem ) Diltiazem ( Cardizem )
3. Cyclosporine Siklosporin
2. Other causes Lain menyebabkan
1. Puberty Masa pubertas
2. Pregnancy Kehamilan
3. Leukemia Leukemia
4. Blood dyscrasias Darah diskrasia

 Signs Tanda

1. Gingiva heaped up and partially cover teeth Gingiva menimbun dan menutupi sebagian
gigi

2. Beberapa penyebab hiperplasia gingiva diketahui, dan yang paling dikenal adalah drug-induced
pembesaran gingiva. Furthermore, causes of congenital gingival enlargement include hereditary
and metabolic disorders, such the fetal valproate syndrome. 1 Selain itu, penyebab pembesaran
gingiva dan metabolik kongenital termasuk kelainan turun-temurun, seperti sindrom valproate
janin.
- OH buruk
- Obat:
- Beberapa studi telah menunjukkan bahwa interaksi fenitoin, siklosporin, dan nifedipin dengan
epitel keratinosit, fibroblas, dan kolagen dapat mengarah pada pertumbuhan berlebih dari
jaringan gingiva pada individu yang rentan. Phenytoin has been shown to induce gingival
overgrowth by its interaction with a subpopulation of sensitive fibroblasts. Fenitoin telah
ditunjukkan untuk merangsang pertumbuhan berlebih gingiva oleh interaksinya dengan
subpopulasi fibroblas sensitif. Cyclosporine has been suggested to affect the metabolic function
of fibroblast (eg, collagen synthesis, breakdown), whereas nifedipine, which potentiates the
effect of cyclosporine, reduces protein synthesis of fibroblasts. Siklosporin telah disarankan
untuk mempengaruhi fungsi metabolisme fibroblas (misalnya, kolagen sintesis, kerusakan),
sedangkan nifedipin, yang potentiates efek siklosporin, mengurangi sintesis protein fibroblast. A
review of existing literature shows that a cofactor clearly is needed to induce gingival
overgrowth. 5 , 7 , 8 , 9 , 10 , 11 , 12 In fact, several lines of evidence point to a modulation of
inflammatory processes. Sebuah kajian literatur yang ada menunjukkan bahwa kofaktor yang
jelas diperlukan untuk mendorong pertumbuhan berlebih gingiva. 5 , 7 , 8 , 9 , 10 , 11 , 12 Pada
kenyataannya, beberapa baris titik bukti ke modulasi proses peradangan.
- Hormonal
- Sistemik:’

terkait dengan faktor-faktor sistemik

Many systemic diseases can develop oral manifestations that may include gingival enlargement,
some that are related to conditions and others that are related to disease: [ 10 ] Banyak penyakit
sistemik dapat mengembangkan manifestasi oral yang mungkin mencakup pembesaran gingiva,
beberapa yang berkaitan dengan kondisi dan lain-lain yang terkait dengan penyakit: [10]

 Conditioned enlargement AC pembesaran


o pregnancy kehamilan
o puberty masa remaja
o vitamin C deficiency vitamin C defisiensi
o nonspecific, such as a pyogenic granuloma spesifik, seperti granuloma piogenik
 Systemic disease causing enlargement Penyakit sistemik menyebabkan pembesaran
o leukemia leukemia
o granulolomatous diseases, such as Wegener's granulomatosis and sarcoidosis
granulolomatous penyakit, seperti yang granulomatosis Wegener dan sarcoidosis
o neoplasm bengkak
 benign neoplasms, such as fibromas , papillomas and giant cell
granulomas jinak neoplasma, seperti fibromas , papillomas dan granuloma
sel raksasa
 malignant neoplasms, such as a carcinoma or malignant melanoma ganas
neoplasma, seperti kanker atau melanoma ganas
o false gingival enlargements, such as when there is an underlying bony or dental
tissue lesion pembesaran gingiva palsu, seperti ketika ada yang mendasari tulang
atau jaringan gigi lesi

- Neoplastik

Patfis : LIPada proses radang kronis monosit melalui sirkulasi


darah akan migrasi ke tempat terjadinya keradangan,
menjadi makrofag.2,3 Aktifasi sistem imun spesifik akibat
keradangan akan mengaktifkan makrofag untuk
memproduksi sejumlah sitokin dan faktor pertumbuhan
yang berperan pada pembentukan fibrosis.

3. Gejala klinis dan tanda


Terjadi pembesaran gingival
Gusi bias tmpak merah atau pucat
Ukuran mahkota gigi tampak pendek
Mudah perdarahan
Inflammatory gingival enlargement lebih sering dijumpai. Lesi dimulai pada daerah dengan
kebersihan mulut yang buruk, di mana terdapat pengumpulan sisa-sisa makanan atau karena adanya
iritasi yang lain. Daerah yang pertama kali terkena adalah daerah gusi diantara gigi, di mana terjadi
pembekakan/penonjolan keluar di antara gigi, yang kemudian dapat menjadi tempat yang baik bagi
akumulasi sisa makanan dan infeksi.
Gusi menjadi licin, tumpul, mengkilat, bengkak dan mudah berdarah. Rasa sakit tidak
menonjol, hanya pembengkakan gusi yang berwarna merah keunguan serta mudah
berdarah, mengakibatkan penderita merasa terganggu. Inflammatory gingival enlargement
ini cenderung menyebar secara perlahan-lahan. Pembesaran gusi yang ditimbulkan dapat
mengakibatkan sulitnya pemeliharaan kebersihan mulut dengan baik, sehingga gusi rentan
terhadap infeksi oleh bakteri di dalam mulut.

Gambaran histopatologi yang ditemui pada pembesaran gingiva radang kronis menunjukkan
sifat eksudatif dan proliferatif pada peradangan kronis. Luka yang secara klinis berwarna merah
gelap atau merah kebiru-biruan, bersifat lunak dan rapuh dengan permukaan berkilauan yang
lembut, dan mudah berdarah yang memiliki sel radang yang melimpah dan mengalir dengan
penelanan pembuluh darah, dan berkaitan dengan perubahan degeneratif. Luka yang relatif
keras, leathery, dan berwarna merah muda memiliki komponen serat yang lebih besar, dengan
melimpahnya fibroblast dan serat kolagen.
4. Macam2 GE
True pocket : dasar pocket membuka kearah apikal
False pocket : marginal gingival naik kearah incisal/oklusalGE

HiperpLasi/kronis
Hipertropi/akut
Kombinasi
Ada dua tipe dasar respons jaringan terhadap
pembesaran gingiva yang mengalami keradangan yaitu
edematous dengan tanda gingiva halus, mengkilat, lunak
dan merah, serta fibrous dengan tanda gingiva lebih kenyal,
hilangnya stippling dan buram, biasanya lebih tebal,
pinggiran tampak membulat.1

Hipertrofi dapat dibedakan dengan hiperplasia sebagai berikut, Hipertrofi (Inflammatory Gingival
Enlargement) adalah penambahan ukuran pada sel-sel yang mengakibatkan penambahan ukuran pada
suatu organ, sedangkan hiperplasia (Fibrotic Gingival Enlargement) adalah penambahan jumlah
selnya. Hipertrofi dan hiperplasia gingiva dapat ditemukan lebih sering pada anak-anak, remaja dan
dewasa muda. Pada anak-anak keduanya dapat timbul pada saat tumbuhnya gigi susu atau gigi tetap.
Pembesaran gusi dapat dikelompokkan: 1) keradangan: kronik atau akut; 2) pengaruh obat-
obatan 3) berhubungan dengan penyakit sistemik terbagi dalam: a) kondisi sistemik seperti
kehamilan, pubertas, kekurangan vitamin C; b) penyakit sistemik seperti leukemia; 4)
pembesaran neoplastik: tumor jinak atau tumor ganas; 5) Pembesaran semu seperti
penyakit Paget’s, fibrous displasia, cherubism.

Inflammatory gingival enlargement dapat disebabkan oleh faktor lokal dan faktor sistemik.
Faktor lokal primer adalah plak, sedangkan faktor lokal sekunder adalah karang gigi, letak
gigi yang tidak beraturan , kebiasaan sikat gigi yang tidak bersih, anatomi gigi yang tidak
baik, cengkeram gigi palsu yang tidak baik, kawat untuk meratakan gigi, bernafas melalui
mulut. Faktor sistemiknya yaitu karena kondisi sistemik (kehamilan, pubertas, kekurangan
vitamin C dan karena penyakit sistemik (leukemia).

5. Distribusi
Local : 1 atau sekelompok gigi
General : dipengaruhi fktor sistemik, terjadi pd sluruh prmukaan
gingival
Margina : sisi margin gingival
Papillary : pd papilla interdental
Difus : margin gingival, attached gingival, papilla interdental
Discrete : sperti tumor yang terisolasi brbntuk sesil/pedunkulated

6. Efek GE
Malnutrisi
Luksasi gigi
Mempengaruhi estetik
Mempengaruhi erupsi gigi permanen??LI
7. Mengapa pemakaian obat jangka panjang bs mengakibatkan GE dan
ap macam obatnya?
Karena ada faktor sistemik

Obat anti-epilepsi : fenitoin, gelantinObat-induced pembesaran


Gingival enlargement may also be associated with the administration of three different classes of
drugs, all producing a similar response:. [ 8 ] Pembesaran gingiva mungkin berkaitan dengan
administrasi tiga kelas obat yang berbeda, semuanya menghasilkan respons yang sama:. [8]
 anticonvulsants (such as phenytoin , phenobarbital , lamotrigine , valproate , vigabatrin ,
ethosuximide , topiramate and primidone ) [ 9 ] anticonvulsants (seperti fenitoin ,
fenobarbital , lamotrigin , valproate , vigabatrin , ethosuximide , topiramate dan
primidone ) [9]
 calcium channel blockers , such as nifedipine and verapamil .the dihydropyridine
derivative isradipidine can replace nifedipine and does not induce gingival overgrowth.
[9]
blocker saluran kalsium , seperti nifedipin dan verapamil . yang isradipidine derivatif
dihydropyridine dapat menggantikan nifedipin dan tidak mendorong pertumbuhan
berlebih gingiva. [9]
 cyclosporine , an immunosuppresant . [ 9 ] siklosporin , sebuah immunosuppresant .

Mekanisme: mempengaruhi kolagen gingivalmembesar (LI)


8. Mengapa OH yg buruk bs menyebabkan GE?
PlakInvasi dari bakteriinfeksi dan inflamasiGE
9. Perbedaan GE, gingivitis dan periodontitis?
s
10. Pemeriksaan
melihat riwayat pasien (misalnya pada pasien yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang
mungkin dapat mengakibatkan pembesaran gingiva, juga pada kehamilan yang dapat
menginduksi pembesaran gingiva), selain itu juga dilihat letak pembesaran (misalnya pada gigi-
geligi bagian anterior), atau melalui penampakan klinisnya (misalnya pada pasien leukemia
dapat dilihat adanya generalized enlargement dnegan pembentukan hematoma gingiva). Plak
dapat dikatakan sebagai penyebab utama terjadinya pembesaran gingiva atau bisa menjadi
penyebab sekunder, jadi pada seluruh pasien, perawatan untuk mengontrol inflamasi gingiva
sangatlah penting. Jika terdapat lesi yang terlokalisasi, biopsy mungkin diperlukan untuk
menetapkan diagnosis yang tepat dan merawat pembesaran gingiva. Berdasarkan lokasi dan
distribusinya, pembesaran gingiva      dapat dibedakan menjadi : Localized : terbatas
pada gingiva satu gigi atau beberapa gigi saja. Generalized : melibatkan gingiva dalam rongga
mulut Marginal : hanya terbatas pada gingiva tepi saja. Papillary Diffuse Discrete : hanya
terbatas pada papila interdental saja : melibatkan gingiva tepi dan gingiva cekat serta papila. :
pembesaran seperti tumor yang terisolasi berbentuk sessile atau pedunculated Berdasarkan
kriteria di atas, dapat disimpulkan bahwa pada skenario pembesaran gingiva yang dialami
pasien merupakan jenis generalized papillary karena terjadi pada daerah antar gigi-geligi.
Derajat pembesaran gingiva : Tingkat 0 : tidak ada pembesaran Tingkat I : pembesaran terbatas
pada papila interdental saja Tingkat II : pembesaran melibatkan papila dan gingiva tepi Tingkat
III : pembesaran menutup ¾ atau lebih mahkota gigi Berdasarkan kriteria di atas, diketahui
bahwa pembesaran gingiva yang dialami pasien tergolong pembesaran gingiva tingkat I. Pada
pembesaran gingiva dapat terjadi perubahan-perubahan inflamasi secara akut maupun kronis.
Pada skenario, pembesaran gingiva terjadi secara kronis yang ditandai dengan adanya
pembesaran interdental papila dan gingiva tepi yang tidak sakit. Biasanya pasien mengalami
rasa sakit jika pembesaran gingiva dalam kondisi akut. Dalam skenario juga disebutkan
pemeriksaan radiografi yang menunjukkan tidak adanya kerusakan tulang alveolar sehingga
tidak ada periodontitis yang terjadi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami pembesaran gingiva tingkat I yang berjenis chronic generalized papillary akibat
inflamasi pada gingiva (gingivitis).

. Hiperplasia Ginggiva Akibat Obat-Obatan

Defenisi :

Suatu pelebaran atau peningkatan yang berlebihan gingiva akibat proliferasi sel yang
timbul akibat pengkonsumsian obat-obatan.

GEJALA-GEJALA:

Gingiva terlihat membengkak, memerah, menggembung.

Bisa saja terjadi pendarahan.

PENYEBAB HYPERPLASIA :

Pelebaran gusi ini diakibatkan pengkonsumsian obat-obatan.

Ada tiga golongan obat penyebab penyakit ini:

Golongan Anticonvulsant Phenytoin:

Obat-obatan yang biasa digunakan pada penderita epilepsi, pengendali saraf,


tekanan darah. Dapat menghasilkan bermacam-macam gangguan pada ginggiva
termasuk pipi dan bibir. Gangguan yang dihasilkan dapat berupa kebengkakan,
pucatnya warna gingiva dan lain-lain. Contoh golongan Anticonvulsant .P:

Dilantin ( Phenytoin), digunakan untuk perawatan terhadap epilepsi

Procardia ( Nifedipine), digunakan untuk perawatan tekanan darah tinggi, angina


( sakit dada/peti), sertajantung arrhythmias dan lain-lain.

Neoral ( Cyclosporine), Neoral digunakan sendiri atau di (dalam) kombinasi dengan


immunosuppressive obatlain untuk radang sendi atau setelah pengoperasian organ
ataupun pencangkokan.

Golongan Immunosuppressive:
Yaitu obat-obatan yang dapat diberikan pada saat orang selsesai operasi,
pencangkokan, atau adanya penolakan thd organ pasca operasi serta pengembalian
sistem imun seseorang terhadap operasi.

Golongan Calcium Channel Blockers, penghalang saluran kalsium yang


menyebabkan gingiva memerah, bengkak, mudah berdarah.

PENGOBATAN:

Pertama dengan pengujian periodontal, dilanjutkan dengan gingivectomy

Bisa juga dicegah dengan menjaga kebersihan oral, serta penghentian konsumsi
obat-obat sejenis.

Anda mungkin juga menyukai