Anda di halaman 1dari 34

Pengembangan

&
Budaya Organisasi

Lindamora & Arif R.H,


November 2017
Pokok Bahasan

• Pengertian dan rancangan organisasi


• Jenis-jenis organisasi
• Pengembangan organisasi
• Budaya organisasi
Pengertian Organisasi
• Menurut Tossi, Rizzo dan Carroll
(1994) dalam munandar (2001):

Organisasi terdiri dari kelompok orang-orang,


atau dapat dikatakan juga terdiri dari kelompok-
kelompok tenaga kerja (dalam hal organisasi
perusahaan) yang bekerja untuk mencapai
tujuan organisasinya.
3 Dimensi dari Organisasi:

Kemajemukan Formalisasi
(Complexity) (Formalization)

Pemusatan
(Centralization)
3 Dimensi dari Organisasi:

Dalam organisasi terdapat


Kemajemukan beragam kegiatan, fungsi,
(Complexity) pekerjaan, dan jumlah level /
tingkatan dalam organisasi

-- -
-
_. ..,_
-- -

-
3 Dimensi dari Organisasi:

Dalam organisasi akan ada


Formalisasi kebijakan, prosedur, dan aturan
(Formalization) yang membatasi pilihan dari para
anggotanya.
3 Dimensi dari Organisasi:

Berkaitan dengan adanya


Pemusatan penyebaran dari daya (power) dan
(Centralization)
wewenang (authority)

Pada centralized organization, kekuasaan dan wewenang


ada pada kedudukan tinggi dalam perusahaan

Pada decentralized organization, hak dan tanggung jawab


mengambil keputusan didelegasikan ke tingkat-tingkat yang
lebih rendah dari organisasi.
3 Rancangan (Design)
Organisasi:

Organisasi dengan
Organisasi birokrasi
struktur sederhana

Organisasi dengan
struktur matriks
3 Rancangan (Design)
Organisasi:
Ditandai dengan :
Organisasi dengan • departemenalization yang sedikit,
struktur sederhana • span of control yang lebar,
• kewenangan di pegang terpusat
pada satu orang, dan
• formalisasi sedikit.

• Rancangan ini biasanya dapat ditemukan pada organisasi


usaha yang kecil, dimana pimpinannya juga menjadi pemilik.
• Misalnya pedagang-pedagang batik, usaha menjahit
pakaian.
3 Rancangan (Design)
Organisasi:
Ditandai dengan :
• Adanya tugas-tugas rutin dan tugas-
Organisasi birokrasi tugas yang dikelompokkan ke dalam
bagian-bagian fungsional.
• Kewenangannya terpusat,
• Span of control sempit,
• Proses pengambilan keputusan
mengikuti rantai komando.
• Kekuatan utama dari organisasi
berstruktur birokrasi terletak dalam
kemampuannya untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang distandardisasi
dengan cara yang sangat efisien
3 Rancangan (Design)
Organisasi:
Ditandai dengan :
• Dalam organisasi birokrasi dapat
Organisasi birokrasi bekerja tenaga-tenaga yang tidak perlu
highly talented, karena pelaksanaan
tugas sudah mengikuti peraturan-
peraturan yang telah diformalisasi dan
distandardisasi.
• Tidak ada kebutuhan akan tenaga-
tanaga pengambilan keputusan yang
berpengalaman dan inovatif di bawah
tingkat eksekutif senior.
3 Rancangan (Design)
Organisasi:
Ditandai dengan :
• Pada struktur matriks, tidak mengikuti
Organisasi dengan
struktur matriks konsep unity-of command (one man,
one boss
• Matriks mengkombinasi dua bentuk
departementalisasi, yaitu fungsional
dan produk.

Kekuatan dari matriks terletak pada kemampuannya untuk


melancarkan koordinasi jika organisasi memiliki kegiatan-kegiatan
majemuk yang banyak dan yang saling tergantung.

Kekuatan dari matriks terletak pada kemampuannya untuk


melancarkan koordinasi jika organisasi memiliki kegiatan-kegiatan
majemuk yang banyak dan yang saling tergantung.
3 Rancangan (Design)
Organisasi:
Ditandai dengan :
• Pada struktur matriks, tidak mengikuti
Organisasi dengan
struktur matriks konsep unity-of command (one man,
one boss
• Matriks mengkombinasi dua bentuk
departementalisasi, yaitu fungsional
dan produk.
• Kekuatan departementalisasi fungsional
ialah mengelompokkan tenaga-tenaga
ahli dari bidang tertentu dalam satu
bagian, yang sekaligus dapat berfungsi
untuk menghasilkan produk yang
berbeda-beda
Organisasi Mekanistik (OM)

Organisasi Organik (OO)

Organisasi Campuran
Dominasi Teknologi (OCDT)

Organisasi Campuran
Dominasi Pasar (OCDP)

4 Jenis Organisasi
Organisasi Mekanistik (OM)

Ciri –cirinya :
▪ Kerja yang berulang –ulang
▪ Pembagian kerja yang ketat
▪ Tingkat keterampilan rendah
▪ Pekerjaan terumuskan dengan jelas dan baik
▪ Saluran distribusi yang berpatok
▪ Sumber suplay yang jelas dan mantap.
▪ Sumber informasi yang lengkap dan baik
Organisasi Organik (OO)

Ciri – Cirinya:
• Kerja tidak rutin
• Batasan pekerjaan tidak ketat
• Bragam sistim untuk distribusi
• Memerlukan orang dengan keterampilan tinggi
• Keterampilan klinikal diperlukan untuk menilai
perubahan-perubahan
• Penggunaan minimal dari data sejarah
• Pengambilan keputusan decenralized
• Sruktur dan sistim kerja yang lentur
• Konflik antar profesional
Organisasi Campuran
Dominasi Teknologi (OCDT)

Ciri – cirinya:
• Teknologi yang intensif dan tepat guna
• Staf yang terampil
• Kendali dan fungsi teknikal disentralisasi
Organisasi Campuran
Dominasi Pasar (OCDP)

Ciri-cirinya:
• Teknologi dengan jaringan panjang
• Saluran Distribusi dipengaruhi oleh
perubahan
• Lebih menjadi promoters dari pada sales
• Kedali yang di desentalisasi dalam fungsi
pemasaran.
Pengembangan Organisasi
Suatu proses sadar dan terencana untuk mengembangkan
kemampuan suatu organisasi, sehingga mencapai dan
mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi yang
diukur berdasarkan efisiensi, efektivitas dan kesehatan.

' · r '• •

-
Teknik Balikan Survei
(Survey Feedback)
Teknik-teknik
Intervensi dalam
Konsultasi Proses
Pengembangan
Organisasi
Pembentukan Tim
➢ Feedback survey pada umumnya
merupakan
upaya yang dilakukan bersama antara
organisasi dengan konsultan Perilaku Organisasi
(PO) dalam mengembangkan kuesioner,
menggunakan kuesioner tersebut untuk
mengumpulkan data tentang organisasi,
menganalisis data dan menginterpretasikan

Teknik Balikan Survei


(Survey Feedback)
➢ Teknik konsultasi proses direncanakan
untuk
memberi klien (biasanya manajer) pengertian
akan apa yang terjadi disekitarnya dan antara
dia dan orang lain.
➢ ini memusatkan perhatian pada
Teknik
komunikasi,peran dan fungsi anggota dalam
kelompok, norma kelompok, kepemimpinan
dan otoritas dan kooperasi serta kompetisi
antar kelompok

Teknik Konsultasi Proses


(Process Consultation)
➢ proses diagnosis dan peningkatan
Suatu
efektifitas suatu kelompok kerja dengan
perhatian khusus terhadap prosedur kerja dan
hubungan antar pribadi didalamnya.

Teknik Pembentukan Tim


(Team Building)
Pengertian

Kumpulan dari nilai, norma, ungkapan dan perilaku


yang ikut menentukan bagaimana orang-orang
dalam organisasi saling berhubungan dan sebesar
apa mereka gunakan tenaga mereka dalam
pekerjaan dan organisasi

Budaya Organisasi
Pengaruh umum dari
luar yang luas

Faktor yang Pengaruh dari nilai-nilai


yang ada di masyarakat
mempengaruhi
budaya
organisasi Faktor-faktor spesifik
dari organisasi

Nilai-nilai dasar dari


koalisi dominan
Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya
organisasi sebagai berikut :

a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas


b. Budaya membawa suatu rasa identitas
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen
d. Budaya merupakan perekat sosial
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna
Ciri-ciri Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya
organisasi

1. Inovasi dan pengambilan Resiko


2. Perhatian terhadap detail.
3. Orientasi hasil
4. Orientasi orang.
5. Orientasi tim.
6. Keagresifan
7. Kemantapan.
Charismatic vs Selfsufficient
Cultures

Paranoid vs Trusting Cultures

Avoidant vs Achievement
Cultures

Politicized vs Focused Cultures

Bureaucratic vs Creative
Jenis Budaya
Cultures
Organisasi
Charismatic vs
Selfsufficient Cultures

Dalam budaya organisasi yang karismatik ada penekanan berlebihan pada


invidualisme, terutama pada tingkat puncak. Para eksekutif memiliki kebutuhan
tinggi untuk dapat dilihat dan diakui oleh pihak di luar perusahaan. Para manager
mengeksploitasi orang lain, kekuasaan terpusat pada puncak. Eksekutif puncak
memiliki kendali ketat dan pada saat sama tetap menjadi pusat perhatian.

Para bawahan yang tertarik bekerja pada organisasi macam ini memiliki kebutuhan
tinggi akan ketergantungan, ingin diarahkan dan mengabaikan kelemahan dari
pimpinan mereka. Para bawahan memiliki kepercayaan tinggi bahwa mereka yang
memimpin organisasi tidak dapat berbuat salah.

Perusahaan dengan budaya ‘self sufficient’ menekankan


kebebasan ketidaktergantungan, prakarsa individual dan prestasi. Para anggota
percaya bahwa keberhasilan perusahaan berhubungan dengan bagaimana berhasilnya
individu-individu dalam perusahaan.
Paranoid vs Trusting
Cultures

Dalam budaya paranoid berkaitan dengan kepribadian yang mudah mencurigai.


Manajer yang mudah curiga merasa di persecuted oleh orang lain dan tidak percaya
kepada mereka. Berperilaku siaga dan rahasia. Percaya bahwa bawahan itu malas, tidak
mampu dan diam-diam ingin menjatuhkannya. Top manajer dari perusahaan paranoid
tidak proaktif. Ketakutan dan kecurigaan mengurangi kesiagaan mereka untuk cepat
merespon terhadap peluang-peluang strategik.

Bawahan tidak mudah berbagi informasi dengan yang lain karena takut nantinya akan
rugi sendiri. Anggota organisasi cenderung bertindak pasif berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan organisasi yang penting. Hasilnya akan terjadi kemandegan
organisasi.

Pada budaya trusting, ketakutan yang tidak realistik ini tidak ada. Ada rasa percaya, adil
dan keterbukaan terhadap orang lain. Para manajer percaya diri, dan percaya bahwa
orang lain dalam perusahaan memiliki kemampuan dan motivasi untuk berhasil.
Avoidant vs
Achievement Cultures

Ciri dari organisasi dengan budaya menghindari ialah bahwa koalisi dominan
berusaha untuk menghindari perubahan. Mereka pasif dan tidak bertujuan.
Perubahan ditentang, karena dapat mengancam nilai-nilai organisasi dan struktur
kekuasaan sekarang.

Pada budaya capaian (achievement culture), para anggota kelompok eksekutif


puncak menghargai analisis logikal dan proses-proses rasional. Para manejer
mengenali pentingnya kebutuhan untuk berubah dan merasa pasti (percaya) bahwa
perubahan-perubahan dapat dibuat.
Politicized vs Focused
Cultures

Dalam budaya organisasi yang dipolitikkan tidak ada arah yang jelas. Pimpinan puncak
tidak tegas. Tidak adanya kepemimpinan yang tegas membuat para manajer pada
tingkatan yang lebih rendah berusaha untuk mempengaruhi arah dari perusahaan.
Sering terdapat individu-individu atau koalisi-koalisi yang bersaing untuk
mendapatkan kekuasaan karena tidak adanya kepemimpinan.

Dalam budaya yang difokuskan para anggota memiliki perspektif yang sama tentang
arah dari organisasi Ini mengalir dari arah yang jelas yang ditetapkan oleh para
eksekutif puncak dan ada keikatan anggota dan antusiasme terhadap objektif
tersebut.
Bureaucratic vs Creative
Cultures

Budaya birokratik adalah hasil dari kepribadian kompulsif orang-orang yang


kompulsif memiliki kebutuhan yang kuat untuk mengendalikan lingkungan mereka
berperilaku sangat erat-teliti dan fokus pada detail-detail yang sangat spesifik tapi
sering tidak berarti. Pada budaya birokratik perhatiannya lebih terarah pada bagaimana
tampaknya daripada bagaimana kerjanya. Para manajer lebih memperhatikan aturan-
aturan untuk bekerja sama dan bukan pada tujuan dari aturan-aturan tersebut. Ada
sistem kendali yang digunakan untuk memantau perilaku daripada anggotanya.

Pada budaya kreatif para anggotanya lebih berdisiplin diri mereka dapat bekerja sama
dalam satu tim tanpa mengandalkan banyak pada aturan-aturan dan prosedur mereka
mengetahui tentang pekerjaan anggota lain dan tentang tugas-tugas yang saling
tergantung. Koordinasi antaranggota merupakan proses yang agak intuitif yang
berkembang dari pengalaman bekerja sama dan dari keberhasilan. Para anggota sadar
bahwa kooperasi adalah dasar dari keberhasilan.
Terima kasih
' · r '• •

Anda mungkin juga menyukai