BAB ; I
ORGANISANS/ INTITUSI
PENDAHULUAN
1. Dasar PKM Intitusi
a) Hubungan perilaku manusia dengan intitusi / organisasi terus berkembang
dan meningkat sesuai dengan perkembangan tehnologi
b) Menurut Darwin manusia berkembang dalam kelompok dan setiap
kelompok akan berkembang sosio budayanya
c) Ada hubungan antara perilaku manusia dengan kelompok/ organisasi
d) Kelompok atau organisasi merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia
e) Kelompok merupakan inti dari organisasi/ intitusi
f) Kelompok terbentuk dari keterdekatan antar manusia
g) Organisasi terbentuk dari kelompok profesi, jabatan, pekerjaan, kegiatan
lain
h) Perilaku manusia mempengaruhi kelompok,sehingga dalam satu kelompok
perilakunya merupakan gabungan perilaku individu
2. Definisi Intitusi
Perilaku intitusi adalah suatu studi beberapa aspek determinan perilaku
manusia dalam organisasi
Manusia sendiri mempunyai perilaku pribadi
Determinan merupakan alasan manusia berperilaku tergantung
pada kebutuhan, sifat, kondisi dirinya, gaya
Organisasi adalah suatu kelompok yang mempunyai : tujuan,
proses kerja kelompok, out put, falsafah,
3. Jenis / macam Intitusi atau Organisasi secara umum
a) Intititusi Resmi adalah : (Kelompok Industri non-formal )
Tujuannya jelas terarah
Mempunyai prosedur kerja/ proses kerja tetap
Ada pimpinan/ manajer khusus
Tata cara perekrutan anggauta ada prinsip khusus ( ketat )
Kegiatan terstuktur dan terukur jelas
1
Setiap kelompok pempinan mempunyai otoritas/ kewenangan
ketat
b) Intitusi tak Resmi adalah- ( Industri formal )
Tujuan tersamar hanya terikat tujuan sesuai moral
Prosedur kerja tidak tetap tergantung situasi
Pimpinan sebagai tokoh atau leaders ( Kader) kadang2 kelompok
Aturan anggauta terbuka aktif ( keluar masuk bebas tak ada sanksi
)
Otoritas kewenangan pimpinan berdasar charisma ( keteladanan )
4. Teori organisasi
a) Teori organisasi : Studi tentang bagaimana banyak organisasi
menjalankan fungsinya dalam mempengaruhi/ dipengaruhi dari lingkup intern dan
masyarakat, secara luas kekayaan sumber alam, ekonomi, sosial, budaya akan
mempengaruhi sifat organisasi
b) Alasan organisasi didirikan : untuk
Memanfaat kan tehnologi tinggi untuk penghematan biaya
Meningkatkan spesialisasi dan devisi diantara tugas yang komplek, -.> banyak
orang yang bekerja lebih efien apabila bekerja dalam kelompok dibanding kerja
sendiri
Mengatur lingkungan ekternal-> Tugas mengatur untuk sesuatu yang komplek
dalam pekerjaan adalah tugas diluar kemampuan individu
Menghemat biaya operasional
Meningkat Power dan kontrol
c) Struktur organisasi
Adalah sistim formal tentang hubungan tugas dan wewenang yang mengendalikan
setiap individu untuk bekerja sama megelola segala sumberdaya dalam mencapai
tujuan organisasi. Prinsip tujuan struktur organisasi adalah sebagai alat kontrol
untuk koordinasi, dan meningkatkan motivasi kerja
Strukutur organisai yang tepat adalah struktur yang mampu merespon banyak
masalah koordinasi dan motivasi
d) Budaya organisasi
Adalah seperangkat nilai yang mengendalikan aturan interaksi antara satu individu
dengan individu lain baik didalam maupun diluar organisasi
Budaya organisasi dibentuk oleh karyawan sendiri, peralatan, manejen, jenis struktur
dan sarana-prasarana. Budaya organisai akan membentuk etika dan mampu
membentuk dan mengendalikan organisasi( cara merespon dan menafsirak
permasalahan )
2
e) Desain organisasi
Adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek struktural dan kultural
yang dilakukan oleh manajer sehingga organisasi mampu mengendalika kegiatan
untuk mencapai tujuan.Pemilihan desain organisasi selalu disesuaikan oleh faktor
ekternal dan tekanan ekternal. Desain organisasi dan budaya organisasi merupakan
tugas pokok penting manejer untuk ber saing dengan organisasi lain, pentingnya
desain Organisasi:
Mendapatkan manfaat kompetitif, desain organisasi suatu organisasi kita tidak
dapat meniru organisasi lain walaupun organisasinya sama, karena setiap
organisasi selalu berbeda tehnologi, budaya, negara, sosial dll
Untuk mampu berbagai kemungkinan-> hal ini terjadi kalau terjadi perubahan
internal maupun ekternal
Mengatur Perbedaan -> Berbagai perbedaan karyawan sepertin , ras, gender, etnis
mampu merubah budaya organisasi sehingga kualitas keputusan organisasi
dapat berubah sehingga diperlukan desain baru
Meningkatkan Efisiensi
Meningkatkan inovasi
Mengontrol Inovasi
Mengontrol Lingkungan
Meningkatkan koordinasi dan motivasi
Mengembangkan dan menetrapkan strategik
5. Pengelolaan organisasi
Suatu organisai secara umum dikelola 2 kelompok yaitu dari dalam dan dari luar
PEMEGANG SAHAM KONTRIBUSI KE BENTUK KONTRIBUSI
ORGANISASI
Intern, Pemegang Uang, modal. Deviden,gaji, bonus,
saham, manajer dan Ketrampilan dan status kestabilan kerja,
tenaga kerja keahlian promosi
FAKTOR EKTEREN
Konsumen Pendapatan jasa Kualitas, harga Jasa
Pemasok Input berkualitas tinggi Pengolahan input,
mudah
Pemerintah Peraturan Pemerintah Kompetisi bebas
Koperasi Bebas, organisasi Saham kumpulan
kolektif
Komunitas Infra struktur, loyalitas, Pendapatan, pajak,
dan reputasi pekerjaan
Masyarakat umum Konsumen Kebanggaan
3
BAB II
ORGANISASI FORMAL
4
C. HUBUNGAN ORGANISASI
1. Komunikasi keorganisasian
Komunikasi dalam organisi antar unit sangat diperlukan dalam jalannya manejemen
perusahaan, komunikasi dapat dilaksanakan secara
Komunkasi vertikal sebagai bentuk intruksi jalur struktur organisasi
Komunikasi horizontal antar satu tingkatan organisasi
Komunikasi up down intruksi atasa bawahan
Komukasi bottom up dari bawahan ke atasan ( saran )
Komunikasi fungsional dilakukan sehubungan tugas dalam funsgsi
2. Otoritas
Otoritas adalah hak setiap karyawan yang diserahi tanggung jawab dan wewenang, ini
sebagai kekuatan kelembagaan terhadap bawahan/ anggautanya. Bertuk otoritas
diwujudkan dalam hak memberi perintah, bimbingan, pengawasan dan penilaian
3. Sentralisasi dan desentralisasi
Organisasi yang besar dan komplek dimana pimpinan top sudah tidak mungkin lagi
melakukan otoritas penuh maka diperlukan pelimpahan tanggung jawab dan wenang
yang disebut desentralisasi, sedangkan apabila yang diserahkan hanya sebatas tugas
tanpa disertai tugas tanggung jawab/ wewenang disebut Sentralisasi
4. Rentan Menajemen
Suatu bentuk kehati-hatian dalam pemberian wewenang, rentan kendali ini dilakukan
manajer agar mereka mampu melakukan pengawasan/ monitoring untuk organisasi
besar
5. Garis komando dan kewenangan staf
Garis komando adalah kewenangan hak untuk memerintah, mengawasi pelaksanaan
tugas
Kewenangan staf merupakan hak untuk menasehati, memberi saran dalam tugas
tertentu
6. Kekuasaan
Merupakan konsep yang lebih besar dari kewenanan, ( untuk dapat melakukan sesuatu
) kekuasaan adalah prerogratif pimpinan untuk dapat melakukan apapun yang
dikehendaki
7. Pertanggung jawaban
Sementara kekuasaan orang dapat melakukan sesuatunya, sedangkan pertanggung
jawaban merupakan perasaan individu yang mempunyai kewajiban sangat pribadi
dalam menjalankan kekuasaannya
8. Mempertanggung jawabkan
5
Tidak sama dengan pertanggung jawaban -> dimana lebih ditekankan pada sifat
ekternal terhadap kekuasaanya yang telah dilakukan
BAB III
BUDAYA ORGANISASI
A. BUDAYA ORGANISASI
Budaya adalah “ nilai “, yaitu norma-norma yang mengarah pada keyakinan”
budaya ini dibentuk oleh karyawan dan diajarkan kepada anggauta baru baik secara
tertulis maupun tak tertulis, budaya terbentuk karena adanya perpaduan perilaku
organisasi dan perilaku karyawan. Sehingga apabila menejemen mau menerapkan
perilaku baru dalam organisasi ( alat , metoda baru ) makan sering akan timbul konflik
Budaya kalau dilihat akan berada pada dua sisi mata uang diluar : apa yang
6
mengimformasikan perilaku organisasi. Ceritera ini kadang2 di bumbui sesuatu
legenda/ fiksi
2. Simbul- simbul : Suatu alat lain untuk mengartikan budaya organisasi ( bendera,
mars, pataka, slogan-slogan, main straim, benda aji lain ) simbul ini apabila
ditampilkan akan mempunyai kekuatan tertentu bagi anggautanya
3. Tatacara dan upacara : yaitu beberapa kegiatan terencana yang mencakup
peristiwa penting yang sering ditujukkan dalam mendapatkan keuntungan.
Suatu tipologi pelaksanaan tatacara/upacara dan arti sosialnya
TIPE PELAKSANAAN KEGIATAN ARTI SOSIAL
Pendahuluan Perkenalan dan Memfasilitasi transisi
traininning dasar personal menjadi aturan
dan status yang baru
Pemahaman Pemberian Meningkatkan
penghargaan tahunan penghargaan sosial/
status karyawan
Laporan tahunan Aktifitas Pembaharuan struktur
pengembangan sosial dan perbaikan
organisasi fungsi organisasi
Integrasi Rekreasi dalam Mendorong/membangkit-
liburan / hari besar kan perasaan anggauta
organisasi dalam komitmen
organisasi mereka
Sumber : Horison M.Trice dan Janice M.Buyer
4. Bahasa: Tehinik untuk membentuk budaya adalah bahasa baik lisan, tulisan,
gerak mimik tubuh, metafora yang mampu untuk membangkitkan semangat yang
biasa dikemas dalam slogan / motto.
D. DESAIN ORGANISASI DAN BUDAYA
1. Budaya perusahaan seharusnya mampu memperkuat desain strategi yang
diperlukan organisasi agar lebih efektif dalam lingkungannya ( Mis: perusahaan
akan berbasis internet maka budayanya harus menyesesuaikan )
2. Jenis budaya yang sering terjadi dalam merispon kebutuhan lingkungan dan
desain organisasi : Satu sisi perluasan lingkungan menghendaki perubahan/
fleksibelitas dan stabilitas, satu sisi berfokus pada kekuatan budaya internal
sebagai suatu strategi
3. Kemampuan adaptasi budaya :Terjadi pada perusahaan dengan fleksibel dalam
strategi terhadap lingkungan dalam merenpon kebutuhan konsumen ( Wiraswata)
4. Budaya Misi :Suatu organisai yang konsern terhadap perubahan dari luar tetapi
tanpa diikuti perubahan budaya intern secara cepat Hal ini dikarenakan dalam
budaya misi ditekankan pada visi yang jelas, untuk mencapai visi diperlukan unit
7
kerja dengan tanggung jawab kinerja yang telah mereka susun ( suatu bentuk
lingkungan stabil )
5. Budaya Klan : Budaya klan mempunyai fokus pada keterlibatan dan partisipasi
para ekternal.Budaya ini terpusat pada kebutuhab karyawan dalam peningkatan
kinerja (Nilai penting : Memperhatikan/ memastikan para karyawan dengan budaya
baru akan memenuhi harapannya )
6. Budaya birokrasi : Berfokus pada faktor internal dalam lingkungan yang stabil,
organisasi ini mempunyai budaya yang mendukung pendekatan metodis, tradisi,
koorporasi, jasa pahlawan, kebijakan, dengan praktek mapan dianggap sebagai
kunci sukses dan akan dipertahankan terus ( konsisten) walaupun lingkungan telah
berubah
E. KEKUATAN BUDAYA DALAM ORGANISASI
Budaya organisasi yang kuat berdampak pada kinerja perusahaan
Nilai budaya ditentukan oleh persetujuan antara pimpinan dan anggauta
Penggunaan simbul2 organisasi adalah bentuk komitmen terhadap nilai dan
strategi
Budaya dalam suatu organisasi tidak selalu seragam, tetapi dapat terbagi dalam
unit2 kerja terutama pada perushaan besar/ unit terpencar secara fisik
F. BUDAYA DAN PEMBELAJARAN ORGANISASI
Salah satu pembelajaran organisasi melalui pendekan budaya adalah karena terlalu
teguh memegang budaya masa lalu yang membawa kesuksesan. Karena dengan
budaya lalu suatu perusahaan mencapai sukses adalah tabu untuk berubah/
dilembagakan -> bangkrut. Budaya pembelajaran organisasi suatu usaha untuk
mendukung keterbukaan, kesamaan, berkelanjutan dalam suatu keputusan diantara
faktor budaya internal yang kuat
G. NILAI ETIKA DALAM ORGANISASI
Nilai etika dianggap paling baik dalam mendukung budaya organisasi, adanya
penyalah gunaan wewenang, pemalsuan produk, ingkar janji, pembohongan proses
merupakan hal yang sering terjadi pada organisai dalam rangka mengejar
keuntungan. Saat sekarang juga mulai muncul etika korporasi untuk membentuk
keamanan / kepercayaan konsumen
Etika :sebagai bentuk kode prinsif dan nilai moral yang mengatur perilaku individu/
kelompok dalam organisasi terhadap apa yang dianggap baik dan benar
Saat sekarang banyak organisasi melanggar etika, tetapi tak melanggar hukum, etika
bagi mereka dianggap sebagai “jorgan” yang penting tidak melanggar hukum.
Sebenarnya ada hubungan walau tak langsung antara hukum dab etika. Menurut
Society for human Resources Management dan Ethics Resources Center
8
menyebutkan 50% bawahan berbohong satu sama lain atau pada supervisor, dan
terlibat dalam pemalsuan prosedur, merokok dalam ruang, minum alkohol pada jam
kerja walau mereka tidak pernah melanggar hukum.
Perubahan standar etika dan hukum pada Orgaisasi dipengaruhi oleh para stake
holder ekternal. Pihak perusahaan biasanya sangat responsif terhadap para stake
holder dalam menentukan apa yang “ benar “sehingga direspon sebagai kebenaran
walau melanggar etika
Ilustrasi Budaya adaptif dan budaya non adaptif dalam Perusahaan
NILAI/ PERILAKU BUDAYA ADAPTIF BUD. NON ADAPTIF
Manajer Manajer memperhatikan
memperhatikan diri sendiri, kelompok,
Nilai-nilai inti konsumen, pemegang mereka.Menghargai
saham, karyawan, menejemen teratur,
menghargai ide orang, meng hindari resiko,
selalu melakukan bersifat status quo
perubahan berarti
Manajer Manajer cenderung
memperhatikan semua tertutup
Perilaku Umum elemen karyawan/ terisolasi,politis,birokrat.
konsumen dan akan Strategi lama terbaik,bila
berubah jika berubah perlu waktu
diperlukan, walau lama
harus dengan resiko
Kekuatan – kekuatan yang membentuk etika manajerial
ETIKA PROBADI STUKTUR ORGANISASI
KEPERCAYAAN /NILAI
Apakah RITUAL, UPACARA,BA
tingkah laku
dan etika HASA,SIMBUL, SLOGAN
yang ada
PERKEMBANGAN MORAL masyarakat KEPAHLAWANAN’JASA
sosial ikut
bertanggung
jawab ????
SISTEM ORGANISASI PEMEGANG SAHAM
9
H. IKLIM ORGANISASI UNTUK INTITUSI KERJA
Pendekatan SDM
1. Mc Gregor : teoari XY
X orang malas, senang dipimpin, tak tanggung jawab
Y tak senang diawasi, tanggung jawab, selalu selesai tugas
2. Chris Argyris: teori kebelum dewasaan menuju kedewasaan, berorientasi lama
kerja dan proses pembelajaran/ latihan
3. Likert : Menejem sistem/ gaya manajemen
Gaya otoritas
Semi otoritas / Paternalistik
Gaya partisipatif Gaya Delegating Gaya situasional( ki Hajar
Dewantor : Semu ratu,Esem mantri, Dupak bujang )
BAB IV
ORGANISASI
A. KONFLIK ANTAR KELOMPOK
Terjadinya komflik dalam perusahaan karena
Indentitas kelompok dari masing2 unit kerja
Adanya unit kerja atau perbedaan tempat, struktur organisasi
Adanya pegawai yang mengalami frustasi
Mulai timbul konflik disaat kelompok mulai meningkatkan kinerja/ posisi sehingga
terjadi persaingan. Komflik dalam organisasi dapat terjadi secara horizontal ( tingkat
antar departemen ) atau vertikal atau diagonal
Sumber-sumber konflik antar kelompok dipicu oleh
Tujuan yang berseberangan antar departemen/ unit kerja
Perbedaan dalam pemikiran, emosi diantara pimpinan
Ketergantungan satu dengan yang lainnya yang berupa ketergantungan
terpusat ( hanya beberapa saat),ketergantungan berlanjut, ketergantungan
berbalasan ( saling tukar bahan/ informasi
Sumber daya terbatas sehingga mereka berebut untuk mendpatkannya
10
B. PANDANGAN KONFLIK
Ketidak sepakatan dan konflik dalam orgnisasi itu wajar dan harus dijadikan
kekuatan dalam mengambil keputusan
Ada beberapa pandangan tentang konflik
1. Pandangan tradisional : Semua konflik itu buruk maka harus dicegah ->
meraka memandang konflik sebagai tindak kekerasan, dektuktif, dan ketidak
rasionalan
2. Pandangan aliran Hubungan manusia : Konflik adalah hal yang wajar karena
manusia mempunyai akal pikiran sehingga dalam menghadapi tugas pasti ada
perbedaan dalam persepsi, motivasi, interaksi. Komflik pasti ada dan harus
diatasi jangan sampai menjadi konflik negatif
3. Pandangan interaksionis : Menganggap organisasi tanpa konflik adalah
organisasi yang statis, tidak maju, apatis sehingga untuk menggerakkan
organisasi perlu ditimbulkan konflik pada kondisi “ harmonis “ tidak ada
perbedaan pendapat yang tidak dapat diselesaikan’
Manfaat konflik bagi organisasi/ perusahaan ( Stepen P.Robbin )
1. Konflik merupakan alat untuk menimbulkan perubahan yang radikal
2. Konflik memperudah kepaduan ( cohesivenees )
3. Konflik memperbaiki keefektifan kelompok dan organisasi
4. Konflik meninimbulkan tingkat ketegangan sedikit lebih tinggi dan lebih
kontruktif
Pandangan tentang kekhawatiran tentang konflik dan perlu ditekan serendah
mungkin
a. Konflik yang berkepanjangan dapat menghancurkan
b. Pimpinan yang efektif adalah membentuk kerja team, bukan
membuat konflik
c. Kompetisi antar karyawab/ unit adalah baik, tetapi konflik selalu
didahului perbedaan( diarahkan untuk melawan )
d. Pimpinan yang menerima/ merangsang konflik tidak tahan lama
Konflik fungsional
Suatu konflik akibat pertentangan antar bidang/ unit atau dalam unit sendiri
karena ada perbedaan dalam menentuan strategi, kinerja, prosedur kerja untuk
mendapatkan solusi pemecaan terbaik/ lebih efektif.
Konflik disfungsional
Suatu konflik dengan pertentangan antar kelompok yang dextruktif, menghalangi
tujuan, berkeinginan untuk tak ada kompromi ( konflik ini sering terjadi di
Perguruan tinggi antara Yayasan dengan pimnpinan Universitas )
11
C. KEKUASAAN DAN ORGANISASI
Kekuasaan dalam organisasi merupakan kekuatan yang tak tersentuh ( kasat mata )
Kekuasan tidak terlihat tetapi dapat dirasakan efeknya suatu potensi untuk
mempengaruhi orang lain
Didalam organisasi terdapat dua kekuasaan :
Kekuasaan individu : suatu kekuasaan yang melekat pada diri seseorang
karena keahliannya, perilakunya, dan keprofesionalisme
Kekuasaan organisasi : kekuasaan yang melekat pada seseorang karena
jabatannya, sebagai karakter jabatan struktural
Kekuasaan dibanding kekuatan
Kekuasaan : adalah kekuatan formal dalam struktural organisasi
Kekuatan : adalah kemampuan utuk mencapai suatu hasil ( sifatnya perintah )
Ada tiga hal yang menandai kekuasaan:
Kekuasaan karena posisi dalam organisasi
Kekuasaan yang melekat secara individu ( leaders )
Kekuasaan vertikal yang merupakan kekuatan top organisasi untuk melakukan
perintah dari atas sampai bawah, ada 4 sumber kekuatan vertikal
o Posisi formal dalam organisasi-> sebagai hak luar biasa dalam posisi
puncak
o Sumber-sumber daya -> sebagai bentuk reward utk bawahan
melaksanakan peritah dari atasan ( gaji, bonus, hadiah )
o Kendali keputusan dan informasi -> Keputusan puncak yang
dilaksanakan sampai bawahan harus didukung iformasi yang jelas dan terukur
o Jaringan terpusat->Keputusan dibuat berdasar bottom up sehingga
semua terlibat
D. PROSES POLITIK DALAM ORGANISASI
1. Politik
Politik merupakan suatu kekuatan yang sering tak terlihat tetapi besar pengaruhnya.
menganggap bahwa politik adalah tindakan yang akan menciderai/ menyakiti
organisasi. Tetapi dalam kenyataan politik selalu bermain dalam domain puncak
organisasi dalam mengambil keputusan
Politik -> adalah suatu penggunaan kekuatan untuk mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan ( penggunaan pengaruh )
Bentuk politik dalam pengambilan keputusan dapat berwujud :
Perwujudan perilaku pemuasan kepentingan pribadi. sehingga akan diwarnai
12
dengan ketidak jujuran, dan tipu muslihat dalam pengambilan keputusan ->
konflik negatif
Merupakan proses alamiah dalam aktivitas pengambilan keputusan : dianggap
sebagai proses tawar menawar dalam mengambil keputusan untuk membangun
koalisi dalam keputusan-> keputusan musyawarah.
2. Politik dalam kolaborasi
a) Kapan politik digunakan :
Pergantian struktural organisasi-> reorganisasi struktural sering
memunculkan tarik ulur kekuatan kelompok karena dalam struktural akan ada
tanggung jawab dan tugas
Suksesi manajemen-> setiap perubahan manajemen akan berdampak
significan terhadap organisi, perubahan pimpinan top akan menimbulkan
ketidak pastian dalam kepercayaan, kerja sama dan komunikasi, promosi
Alokasi sumber daya ;-> sumber daya merupakan hal yang krusial
karena menyangkut kegiatan operasional departen/ unit kerja
b) Berbagai taktik kekuatan penggunaan politik
TEHNIK MENAIKAN TAKTIK POLITIK UTK TAKTIK UNTUK
KEKUATAN DASAR MENGGUNAKAN MENINGKATKAN
KEKUATAN KOLABORASI
Memasuki area yang Mendirikan koalisi Menciptakan
tak menentu keragaman integrasi
Meningkatkan M emperluas jaringan Menggunakan
ketergantungan konfrontasi dan
negoisasi
Menyediakan sumber Mengontrol dasar Jadual konsultasi intern
daya/ dana pemikiran dan group
keputusan
Memastikan Meningkatkan Perputaran anggauta
kemungkinan strategi legitimasi dan keahlian
Membuat pilihan Menciptakan tujuan ke
ekplisit bukan implisit depan
13
Menjaring kelompok tak setuju menjadi kelompok setuju
c) Dorong legitimasi dan kemahiran-> dilakukan melalui jasa konsultan dalam
kegiatan tugas ( biasanya utuk tugas sejalan tetapi lain departemen )
d) Buat permohonan langsung ->hal ini dilakukan apabila menemui pimpinan
formal yang merasa paling dominan dalam organisasi sehingga mereka
merasa paling kuasa ( sebenarnya mereka merasa khawatir kehilangan
legitimasi ) -> tehnik ini disebut” ingin menang tanpa mengalahkan “
BAB V
KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
A. PENDAHULUAN
1. Filosofi
Bekerja adalah kegiatan manusia untuk bertahan hidup
Agar dapat bekerja dengan baik dibutuhkan kesehatan
Kesehatan Kerja diperlukan agar bekerja tidak berbahaya pada dirinya
2. Hubungan inter aktif
Ada hubungan saling mempengaruhi antara Kapasitas Kerja, Beban Kerja dan
Lingkungan kerja dengan Kesehatan
KULTUR MANU
KIMIA SIA
MENTAL
PSIKOLOGI
BIOLOGI
FISIOLOGI
14
KehatankerjaIlmu kesehatan masyarakat di tempat kerja yang mempelajari
masalah kesehatan yang mungkin timbul karena masalah pekerjaan
LINGKUNGAN
KERJA BEBAN
, KERJA
BISING,DEBU,PANA WAKTU KERJA,
S KAPASITAS KERJA
CAHAYA GETARAN
KESEHATAN
KERJA
GIZI,
PENCEGAHAN
PENYAKIT,PENGOB
ATA
15
Perlindungan
masyarakat dari pencemaran industri
6. Ruang lingkup intitusi kerja
Intitusi sektor pekerja informal ( Industri Rumah Tangga, Industri yang
menggunakan alat sederhana, pekerja diri sendiri/keluarga) DEPKES
Intitusi industri formal ( Pabrikan, Perusahaan, Kantor
Pelayanan,Pertambangan, Pariwisata, Usaha Jasa )DEPNAKER-TRAN
Isyu-isyu kondisi kesehatan kerja di Indonesia
Sistem pembinaan
Departemen Kesehatan industri non formal
Dep. Tenaga Kerja industri formal
Kondisi pekerja tenaga murah ???
Produktifitas rendah
Gaji murah
Pendidikan rendah
Kondisi kesehatan gizi kurang ( 60% wanita anemia )
Cenderung malas, banyak menuntut
Perlindungan / asuransi kesehatan/ kecelakaan kerja belum merata + UU
tenaga kerja ,Jamsostek ( rancu )
Kondisi perusahaan
Memperlakukan pekerja sebagai buruh, belum sebagai aset perusahaan
Jaminan dalam pencegahan kecelakaan sangat rendah ( biaya
perawatan dan sefty alat )
Banyak perusahaan yang kurang peduli atas pencemaran
Kondisi Higiene Perusahaan sangat rendah ( bising, debu, getaran,
cahaya, zat kimia, radio aktif, ergonomi dll )
Upaya pencegahan kecelakaan/ penyakit rendah
Kurang peka terhadap yang berhubungan dengan upaya pelayanan
kesehatan ( berifat kuratif belum preventif/promotif )
Yankes masih berorientasi pada kuratif
Peralatan yang tersedia tidak memenuhi syarat ergonomik
Isyu global dalam penyelenggaraan Yankes Perusahaan
Banyak penyakit infeksi mulai muncul dalam dunia kerja yang tahun2
lalu sudah hilang TBC, penyakit kulit
Timbulnya penyakit virus ( flu burung, flu babi. Hiv dll )
Penyakit kulit dan pencemaran industri
16
1. TEHNIK MERAMAL BIDANG KSEHATAN
Meramal dalam bidang kesehatan bukan hal baru, mempredikasi masalah kesehatan
sebagai perencanaan strategik merupakan keharusan
Ramalan bidang lain seperti konsumsi energi, produk makanan intant/ tehnik nuklir,
cuaca/ iklim, kepadatan penduduk, kondisi perkembangan industri semua akan
mempengaruhi kecenderungan konsumsi pelayanan kesehatan dan penyebaran
penyakit , Ramalan 5 tahunan/ 25 tahunan sangat diperlukan dalam penentuan
investasi industri, Belanda telah membuat ramalan prediksi kondisi kesehatan
selama 50 th dengan gambaran skenario status kesehatan, penyebaran penyakit,
ranah kesehatan lingkungan dalam industri
Ada 3 tehnik dipakai dalam analisa prediksi bidang kesehatan
Top down skenario yang akan datang digambarkan lalu diperkirakanapa
implikasinya dalam bidang kesehatan ( kebutuhan akan perumahan, Samijaga,
jalan, tranfortasi, pertumbuhan penduduk )
Bottom up dasarnya ekplorasi dari trend yang ada sekarang, biasanya
berasal dari kecenderungan beberapa variabel yang ada sekarang baru diambil
kesimpulan masa datang. Misalnya produksi CO2, kenaikan suhu udara/
kenaikan air laut, pertumbuhan penduduk,urbanisasi digambarkan dalam
dalam draf ramalan
Scanning sebuah tehnik dengan mempelajari berbagai kepustakaan
kemudian dibuat dasar perencanaan/ prediksi.
2. TRANFORMASI KESEHATAN ABAD 20 DI INDONESIA
Masalah kesehatan di Indonesia saat sekarang dalam fase double burden yaitu
beban ganda yaitu banyaknya penyakit karena sanitasi/ makanan yang jelek
disamping itu kita menghadapi penyakit karena pencemaran/ tehnologi modern
ERA PRA INDUSTRIALISASI
Masalah kesehatan pada pra industri ditandai dengan penyakit yang berhubungan
dengan rendahnya kondisi sanitasi dasar , jumlah penduduk/kepadatan masih
rendah sehingga beban lingkungan relatip baik, sehingga pencemaran pabrik
belum terasa ( terbiogradabel ). Tuntutan akan lingkungan sehat belum
merupakan tekanan pada dunia industri, sehingga penyakit yang muncul adalah
thypus, kholera, desentri, malaria, TBC dan program pemberantasan sangat
mengandalkan imunisasi dan perbaikan sanitasi dasar. Pada zaman ini ditandai
dengan Angka kelahiran tinggi, AKB /balita tinggi , Mobiditas juga tinggi di
Indonesia terjadi pada Orde Lama
ERA INDUSTRIALISASI
Secara impirik jaman ini dibagi menjadi 2 fase (industrialisasi awal dan lanjut
17
Pada industrialisasi awal negara akan mengalami kondisi paling buruk
karena masih mengalami penyakit dengan kondisi sitasi dasar yang buruk dan
sekaligus mengalami berbagai penyakit akibat polusi ( Indonesia Orde Baru )
Dari aspek kependudukan ditandai urbanisasi besar-besaran, sehingga pola
penyakit dari pertanian menjadi penyakit akibat Industri
Industri yang muncul biasanya industri padat karya ( merupakan limpahan
industri maju untuk mencari tenaga murah ), mesin yang digunakan akan
menghasilkam gas emisi tinggi. Timbul tranfortasi semrawut sehinga banyak
penyakit karena kecelakaan,industri/ jalan raya
Akibat baik juga terlihat adanya perbaikan sanitasi dasar membaik sehingga
terjadi penurunan angka kesakitan karena diare, desentri, malaria, typhus dll
Pada industri lanjut mulai muncul penyakit degeneratif Jantung,kanker,
infertilitas, kecelakaan lalulintas dll, dan AKI/AKB semakin menurun
ERA PASCA INDUSTRI
Suatu kondisi ekonomi masyarakat baik dimana pendapatan perkapita $ 5000
Pertahun akan terlihat kondisi lingkungan membaik, pencemaran akan menurun
( Singapura,Taiwan, Cina ). Industri terjadi perubahan dari padat karya menjadi
padat tehno logi sehingga penyakit yang muncul obesitas, ashma broncheale,
kanker, dan tuntutan lingkungan lebih baik meningkat ( Indonesia pada ahkir Orde
Baru )
FASE TEHNOLOGI RUANG ANGKASA
Ada satu fase ketika dunia bersiap meninggalkan abad ke 20 dan mulai abad 21,
dunia mulai menerapkan tehnologi ruang angkasa. Perjalanan yang bertujuan
kolonisasi akan melahirkan tehnologi baru dibidang kesehatan dan akan
mempengaruhi resiko kesehatan. Penggunaan komputer, radio eletrik , telpon
seluler akan mempunyai efek radiasi dan berdampak pada kesehatan, kondisi
tersebut makin sukar untuk dikendalikan
KRISIS MULTI DIMENSI DAN AWAL GLOBALISASI DI INDONESIA
Ketika negara maju G8 sudah memasuki fase ekonomi global Indonesia dilanda
krisis multi demensi yang ditandai adanya penurunan standar berbagai sektor
kehidupan dan berdampak luas pada status kesehatan ( para meter derajat
kesehatan ). Ketika sosial ekonomi Indonesia th 1997 terpuruk, Industrialisasi
runtuh, pendapatan perkapita menukik akibatnya saat sekarang Indonesia akan
memasuki era awal Industrialisasi
Tanda ini dapat terlihat, Angka kelahiran meningkat, KLB penyakit menular
muncul, malaria meningkat, eradikasi polio gagal karena biaya operasional tak
mencukupi, kondisi semacam ini diperparah dengan sistem Desentralisasi yang
tak kunjung selesai dan difahami secara benar. Indonesia pada saat sekarang
18
masuk dalam “double bourden / triple bourden “ yaitu adanya faktor campuran
dalam Yankes dan kondisi industri
VARIABILITAS ANTAR WILAYAH-ANTAR SOSIAL EKONOMI
Dampak desentralisasi yang tadinya diharapkan akan memacu daerah untuk dapat
mengembangkan potensi wilayah, malahan menjadikan disparitas yang lebih lebar
dan berdampak dalam kesehatan. Pengamatan penulis dibeberapa daerah tumbuh
Industri dengan pesat sedang didaerah lain industri menurun, dan berdampak
pada sistem Yankes dan pencemaran lingkungan dan juga penyebaran/ jenis
penyakit
19
1) Penyakit Umum: Penyakit umum seperti, influensa,( 30-40%) penyakit
endemik( TBC 3,5% - 8%) penyakit parasit/perut ( 15%-20%) penyakit infeksi
yang penyebabnya bukan karena industri
2) Penyakit akibat kerja: Pneumoconiosis, silicosis, dermatosis, keracunan
bahan kimia, gangguan mentall akibat kerja
3) Keadaan gizi pada buruh sebagian besar pekerja kekurangan gizi, rata
pekerja wanita dipabrik 40-60% menderita anemia defisiensi Fe ( besi )
4) Lingkungan kerja Kondisi kebersihan, debu, panas , kelembaban, suara
bising, pencemaran limbah sering diatas ambang batas
5) Peserasian / ergonomi antara mesin dan pekerja yang di desain masih
mengacu kondisi pekerja negara barat , sehingga dari segi ergonomi orang
Indonesia tidak sesuai
6) Ditijau dari segi psychologi ekonomi sampai sekarang tenaga kerja
Indonesia masih mengalami goncangan krisis ekonomi yang tak kunjung
selesai ( tenaga anak2, wanita dengan standar rendah )
7) Kesejah teraan karyawan dilihat dari UMR masih dibawah standar
minimum kebutuhan hidup layak, ditambah perlindungan terhadap kesehatan
dan kecelakaan kerja belum dilaksanakan dengan sempurna
8) Pelayanan Kesehatan Masih dari memenuhi harapan, pendekatannya
masih terlalu kuratif ditambah dokter sifatnya masih part time
9) Implementasi pelaksanaan Undang-Undang tentang ketenagakerjaan,
perlidungan kecelakaan kerja masih jauh dari harapan, bahkan
implementasinya sering mengalami hambatan
c. Hubungan Kesehatan Masyarakat dengan Higiene/Kesehatan
kerja
Higiene/ Kesehatan kerja sebenarnya adalah Usaha Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan diPerusahaan/ Industri/Tempat kerja
Perbedaan antara Higiene/Kesehatan Kerja dengan Kesehatan masyarakat
HIGIENE PERUSAHAAN DAN UPAYA KESEHATAN
KESEHATAN KERJA MASYARAKAT
Upaya Kesehatan Masyarakat di Upaya Kesehatan Masyarakat di
Perusahaan masyarakat secara Umum
Sasaran Karyawan Resiko tinggi Masyarakat Resiko Tinggi dan
dan mau di ajak program Kesmas Golongan Kurang Mampu
Pelaksanaan Screning pemeriksaan Tak dilakukan Screining periodik,
kesehatan secara periodik hanya apabila ada KLB
Masalah adalah lingkungan kerja Sanitasi Lingkungan secara Umum
Bertujuan peningkatan produktivitas Kesehatan, kesejahteraan
masyarakat
Pembiayaan ditanggung Dibiayaai Pemerintah/ Masyarakat
20
Perusahaan
Perkembangannya dimulai sesudah Perkembangannya dimulai pada
revolosi Idustri pertengahan abad 19 ( periode PHC )
Peraturan/ Perundang-undangan Peraturan/ Perundang-Undangan
dalam lingkup Dep Tenaga Kerja masuk lingkup Dep.Kesehatan
21
Pendidikan *Pengendalia Me Pengobatan Latihan/
&penyuluhan n bahaya ncari kasus cepat, tepat, pen
2.Perbaikan gizi kerja Pada kelompok/ mencegah Didikan peng
3.Perkembangan *Higene kerja individu komplikasi Gunaan alat
kejiwaan *Sanitasi Pe agar Anjuran
4.Perumahan Lingk Kerja njaringan kecacatan Intitusi me
sehat *Perlindungan Pe dapat Ngerjakan te
5.Rekreasi diri (APD) meriksaan dicegah Naga cacat
6.Lingkungan *Imunisasi selektif pada Bekerja
kerja sehat *Makanan *Mengobati,me Pemberian penuh
7.K.B,Nasehat khusus n fasilitas Penemp
perkawinan *Perlindungan Cegah penyakit kecacatan atan selektif
8.Perhatian fakt Bhn *Mencegah dan Terapi
keturunan Carsinogen penularan mencegah kerja di R.S
9.Pemeriksaan *Hindari bhn *Mencegah kematian Tempat
awal kerja Alergi komplikasi kerja khusus
*Ergomi *Mencegah dan
alat/mesin kecacatan dilindungi
*Memperpedek
kecacatan
3. Kuratif
o Screning sebagai dasar rekam kesehatan
o Penyediaan pelayanan dasar/
o Rujukan bila perlu khusus penyakit menular
o Pelayanan pencegahan penyakit menular
o P3K
4. Rehabilitatif
o Penyediaan alat bantu kerja
o Rehabilitasi /sosialisasi kerja bagi penderita cacat
o Penyediaan lahan kerja sesuai kecacatan
o Pendidikan pra peralihan kerja
C. PENYAKIT PEKERJA
22
1 Penyakit Umum
Penyakit infeksi
Gangguan gizi
Penyakit kronik endemik
Penyakit pencernakan
Penyakit parasit
Penyakit kulit
Gangguan saluran nafas atas
Faktor kelelahan
2 Pen yakit akibat Kerja
a. Golongan fisik
1) Suara/ Bising Bunyi didengar sebagai rangsangan pada
telinga lewat getaran masuk dalam peralatan telinga dan diterima otak sebagai
bentuk bunyi, apa bila bunyi telah melebihi kapasitas syaraf telinga dinyataan
sebagai kebisingan.
Bunyi ditentukan:
a) Frekwensi dinyatakan dalam detik ( Hz) dan
b) Kwalitas se bagai gelombang dinyatakan dalam desibel ( dB)
Pengukuran
:Pengukuran kebisingan di dalam perusahaan untuk mengetahui sampai dimana
bunyi tersebut mulai mengganggu lingkungan dan pekerja
o Kebisingan kontinyu dg spektrum frequensi luas Mesin, kipas
angin,dapur pijar
o Kebisingan kontinyu dengan frequensi sempit Gergaji mesim, katup gas
dll
o Kebisingan terputus-putus Lalulintas, kapal terbang, kereta api
o Kebisingan impulsif Meriam, ledakan , pukulan tukul
o Kebisingan impulsif ber ulang Mesin tempa proyek
Nilai Ambang Batas :
di Indonesia 80- 85 dB tetapi di tempat kerja ditoleransi sampai 90 dB
Efek pada kesehatan :
Terjadi kerusakan indera pendengaran sampai tuli progresif,
a) Tuli sementara bila berhenti kerja sembuh,
b) Tuli menetap walau habis bekerja tuli tetap ada
c) Tuli permanen dimana tuli yang mengganggu percakapan
Efek pada daya kerja :
a) Gangguan dalam komu nikasi,
23
b) Efek pekerjaan yaitu mengganggu perhatian
c) Reaksi masyarakat
Pengendalian :
a) Mengurangi sumber kebisingan dengan peredam sumber,
b). Penempatan penghalang jalan tranmisi bunyi.
c).Proteksi pada lubang telinga hal ini diperlukan apabila kebisingan lebih 100dB
2) Radiasi Sinar Rontgen, Radioaktif
Radiasi elektro magnetis dan Radioaktif
Gelombang mikro Terdapat pada alat elektronik, pemancar radio,Efek
kesehatan masih dalam perdebatan dan dianggap sesuai dengan listrik
Radiasi laser Banyak alat kedokteran menggunakan sinar laser efek
utama pada mata,terjadi iritasi retina sehingga timbul kebutaan, Kelainan kulit
terjadi dermatitis sampai terbakar: Pencegahan dengan Kaca mata’
Sinar Inframerah Terjadi pada benda-benda pijar pada pusat peleburan
baja, kaca, besi Sinar ini merusak lensa mata sehingga terjadi
kattarak( pencegahan dengan kacamata cobalt biru )
Sinar Ultra violet Dihasilkan pada proses pengelasan suhu tinggi, lampu
pijar, dan sinar matahari pagi dan mengakibatkan konjungtivitis fotoelektrika
Sinar Ron’gent, Sinar gama Menyebabkan kelainan kulit, jaringan
hemopoitik(anemia, lekemia ), jaringan “sex”, hal ini tergantung dosis/ lamanya
kontak, pencegahan mengurangi kontak, pemakaian pakaian pelindung
3) Suhu yang tinggi/ Cuaca kerja
Suhu tubuh dipertahankan selalu menetap yang dipengaruhi oleh keseimbangan
antara panas hasil metebolisme tubuh dengan lingkungan sekitarnya, disamping
itu dipengaruhi sistem tubuh melalui konduksi, konveksi, radiasi dan penguapan
Cuaca kerjaAdalah kombinasi dari :
a) Suhu udara,
b). Kelembaban udara,
c).Kecepatan gerakan,
d) Suhu radiasi ( kecepatan angin ) Tekanan panas naik
Cuaca normal di Indonesia 29 – 30 derajat Celsius dengan kelembaban 85-95%
Pengaruh pada kesehatan :
Suhu tinggi - menyebabkan Heat crampt,( pada suhu tinggi
karena kehilangan Natrium)—Kelanjutan akan disertai kejang pingsan, muntah
( heat stres) Heat exhaustion,( terjadi cuaca panas keringan banyak,suhu
tubuh normal, tekanan darah turun ) heat stroke(jarang pada industri biasanya
pada industri peleburan baja atau pada jama.ah haji), miliria.( biang keringat
karena keringat berlebihan)
24
Suhu rendahdapat menimbukan penyakit “ Chilblains”(tubuh
yang terkena membengkak, merah, panas, sakit dengan gatal, terjadi pada
pekerja didaerah dingin temperatur dibawah 0 C“ Trench food” (Kerusakan
anggauta badan terutama kaki terjadi pada pekerja daerah dingin karena faktor
iskemik organ )” Frostbite” (akibat suhu sangat rendah dibawah 0 C-.>
menyebabkan gangren dan cacat menetap )
4) Tekanan Udara tinggi dan rendah
Penyakit oleh rendahnya dan turunnya udara penting pada kedokteran
penerbangan, ruang ankasa dan bagi mereka yang bekerja di permukaan laut
dan puncak gunung
Gejala :Berdasar atas besarnya tekanan udara, dan bebasnya Nitrogen dalam
tubuh, Hukum Henry : ada keseimbangan Nitrogen dalam tubuh dan alam, gas
nitrogen dalam tubuh dapat menutup artei perifer, dan bebasnya Nitrogen
jaringan “ peny Caisson “
5) Penerangan lampu kurang
Kelainan penginginderaan, kecelakaan
Permasalahan penerangan meliputi kemampuan manusia untuk melihat
sesuatu, si
Fat-sifat obyek dan yang berpengaruh ukuran obyek, derajat kontras,
lumenensi, lapangan penglihatan , pemantulan cahaya dan lamanya melihat’
Pencegahan :
a) Perbaikan kontras,
b)Meninggikan penerangan,
c) Pemindahan tenaga kerja dengan visus setinggi2 nya
6) Getaran mekanik
Goncangan organ tubuh menyebabkan sakit yang luar biasa. Terjadi pada alat
yang bergetar terus menerus ( pertambangan. Pengecoran logam, pabrik baja
dengan geridra, mesin tempa, mesing/ mobil getar proyek)
Gejala :
a) Kelainan pada peredaran darah dan persyarafan.--> mirip fenomena Raynud ,
pucat, biru penyubatan pemb.darah tepi
b).Kerusakan pada persendian dan tulang-tulang otot melemah, terutama otot
kecil, kelainan persendian, osteocndrosis pada pergelangan tangan dan siku
Pencegahan: dibatasi waktu kontak dan istirahat
7) Bau – bauan
Kondisi ini ditinjau dari segi pencemaran udara, tetapi dari segi penciuman dan
hygiene secara umum’ bau yang tak disukai akan mengganggu produktifitas
kerja
25
b. Golongan chemis
1) Debu
Pneumoconioses, ( silicosis olehSiO2 bebas ) ( asbestosis oleh debu asbes ),
Berryliosis oleh debu Be, Siderosis oleh Fe2O3, Stannosis oleh biji timah putih,
Byssinosis oleh debu kapas
Debu ini masuk paru2 ,5-10 mikron ditahan oleh bronchus, 3 – 5 mikron ditahan
di broncheoli, sedangkan 1 – 3 mikron masuk alveoli
a) Terapi dan pencegahan
Terapi khusus Pneumoconiosis tidak ada, biasanya hanya simtomatik,
pencegahan : menmindahkan pekerja pada tempat yang tidak mengandung debu
dan disesuaikan ( umur, jenis kelamin, beratnya penyakit)
b) Jenis Pneumoconiosis
Silicosis : Terjadi karena Silica bebas pada perusahaan ( Batu
bangunan, batu granit, keramik, tambang timah putih,tambang besi, batubara,
pabrik baja/besi)
.Anthrocosis : Karena arang batu dengan inkubasi 2-4 th gejala klinik
dengan empisema paru dan biasanya diikuti penyakit TBC paru.
Asbestosis: Penyebab debu asbes dengan Magnesium silikat
terjadi pada perusahaan asbes, tektil dari bahan asbes.
Byssinosis : Bahan utamanya kapas terutama pada pabrik tektil
dengan masa inkubasi 5th.
Berryliosis : Bahan yang mengandung berrylium logam, oksida,
dan sulfat dengan gejala bronchitis, batuk kering yang tak sembuh
2) Uap
Sering menyebabkan “ metal fume fever” . dermatitis, keracunan
3) Gas Keracunan yang sering terjadi karena gas Asam sulfida, asam
cyanida, karbonmono oksida dan derifatnya
4) Larutan dermatitis
5) Awan / kabut Berbentuk semburan air/uap tergantung zat yang
dikandungnya dan akan menyebabkan keracunan
c. Golongan infeksi
Misalnya bibit penyakit, anthrax, brucelliasis, pada pekerja peternakan atau
penyamak kulit, pekerja pemotongan hewan
d. Golongan fisiologis
Disebabkan kesalahan kontruksi mesin, sikap, posisi badan kurang baik, salah
melakukan pekerjaan, kelelahan fisik dan kelainan fisik
e. Golongan mental psikologik
26
Disebabkan adanya gangguan konflik menajeman yang ditanggapi secara negatif,
atau penempatan posisi pekerjaan yang terlalu lama, monotom dll
3 Pencegahan terhadap gangguan kesehatan dan daya kerja
Gangguan terhadap kesehatan dan daya kerja akibat berbagai faktor dalam
pekerjaan dapat dihindari melalui :
Subtitusi bahan mengganti bahan produksi dari yang berbahaya
kebahan yang kurang berbahaya
Ventilasi Umum Mengalirkan udara pada ruang kerja / produksi
sebanyak mungkin agar pencemaran udara dapat diperkecil
Pemasangan Ventilasi keluar setepat ( lokal exhausters)
Isolasi Mengisolasi ruang/ alat khusus yang menimbulkan gangguan
Pemakaian Pekaian pelindung Pemakaina APD harus disesuaikan
dengan pekerjaannya, bahan/ faktor penyebab gangguan ( masker, sarng
tangan, tutup kepala, sepatu, topi dll )
Pedidikan/ penjelasan sebelum kerja terhadap aturan-aturan yang ada
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja Untuk elihat keserasian kondisi
kesehatan denga kapasitas kerja yang akan di jalani
Pemeriksaan berkala dalam ke sehatan Untuk melihat aspek pekerjaan
pengaruhnya terhadap kesehatan ( sebagai bahan evaluasi )
Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja secara kontinyu
27
c. Tempat cuci dan ruang ganti pakaian Setiap tempat kerja harus
menyediakan tempat cuci 1 tempat cuci untuk 25 pekerja, dan untuk setiap
tabahan 15 orang satu tempat cuci dileng kapi sabun, handuk.
Kamar mandi disediakan satu KM untuk 15 pekerja, setiap KM dilengkapi WC.
Ruang ganti pakai an khusus untuk perusahaan yang menimbulkan debu, panas
Tinggi, asap, embun yang mungkin mengganggu kesehatan dan dipisah laki dan
perempuan
d. Ruang makan dan kantin Khusus disediakan apabila pekerja ada waktu
istirahat untuk makan ( kantin ) , tidak diperbolehkan karyawan makan di ruang
kerja. Kantin harus mengikuti peraturan persyaratan aturan kesehatan tempat
umum, dan sewaktu-waktu harus diperiksa bag.Sanitasi Dinkes
e. Hal-hal lain Semua tempat kerja, gang, gudang, tempat istirahat, mesin,
alat-alat lain harus dirawat bebas dari debu, lebihan/limbah bahan, Segala sampah
harus dibersihkan dan tidak ada sampah menginap
Untuk tempat ibadah harus disediakan ruang khusus laki wanita dipisah, dengan
air bersih cukup, disediakan tikar, alas untuk ibadah.
f. Pedoman kebersihan di :
Diusahakan tidak ada tempat penularan penyakit
Meludah , merokok disembarang tempat tidak
diperbolehkan
Mencegah tempat2 bersarangnya serangga
Menyediakan pembuangan air limbah kering/ basah sesuai ketentuan
yang berlaku
BAB VI
28
meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Apabila dilihat secara sepintas
Pendidikan Kesehatan merupakan hal yang sederhana/ mudah, namum sebenarnya
masalah prilaku itu sangat komplek karena menyangkut individu, kelompok, intitusi
dan masyarakat.
Pada abad ke 18 Bernadino Ramazzini membuktikan secara ilmiah bahwa penyakit
pada para perkerja disbebkan karena pekerjaannya
Goettch (1996) : meneyebutkan penyakit tesebut akibat pekerja terpapar bahan-bahan
berbahaya yang dipergunakan oleh suatu industri, hal ini juga didukung dengan
penelitian-penelitian lain. Sehingga muncul upaya perlindungan karyawan yang
dikemas dalam ilmu kesehatan dan keselamatan kerja yang dikenal dengan K3
(Occupational Health and Safety ),
Maka kemudian disusun aturan dan alat pelindung diri, prosedur kerja, untuk
pencegahan kecelakaan kerja . Tetap kemudian diteliti ternyata masih cukup tinggi
kasus penyakit akibat kerja hal ini disebabkan oleh perilaku pekerja, kondisi semacan
ini kemudian memunculkan perlunya promosi kesehatan ditempat kerja.
Perkembangan selanjutnya disadari bahwa produktivitas pekerja tidak saja di
tentukan oleh desain pekerja tetapi juga “faktor perilaku sehat baik didalam
lingkungan kerja maupun diluar kerja”
Perhatian atas perkembangan ini akan memunculkan ilmu baru yaitu : “ PROMOSI
KESEHATAN DI TEMPAT KERJA “ ( PKDTK ) HEALT PROMOTION IN
WORKPLACE
Li &Cox ( 1986 ) membedakan fungsi antara K3 dengan PKDTK, dimana K3 berisi
pendidikan keselamatan kerja dan pengendalian bahaya kerja, Sedangkankan PKDTK
akan mengkombinasikan antara pendidikan kesehatan , keselamatan kerja dan
bahaya kerja dalam satu paket yang tak terpisahkan
Winnet dkk ( 1986 ) : mengatakan tujuan K3 adalah mengurangi resiko pekerja dari
bahaya biologi, fisik, dan lingkungan dari pekerjaan mereka, sedangkan PKDTK
bertujuan meningkatkan kualitas dan keselamatan pekerja dengan mendorong untuk
menjalankan upaya perilaku hidup bersih dan sehat
2. PENGERTIAN
1. Pekerja :SK Menakertran No KEP /68/IV/2004. Pasal 1) yang dimaksud
dengan pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan tertentu.
2. Ruang lingkup pekerja menyangkut : semua orang ytang terlibat dalam
suatu intitusi kerja mulai dari pimpinan puncak samapi pekerja operasional lapangan
Perlindungan kerja didesain berdasar jenis pekerjaan, cara kerja/ prosedur, resiko
akibat pekerjaan meningkatkan status kesehatan dan semua akan tergantung
pada perilaku pekerja ??
29
Untuk perlindungan pekerja dari paparan bahan/ proses industri maka digalakkan
upaya K3 dan PKDTK ( ada yang menyebutkan PKDTK adalah bagian dari K3 )
3. Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja :
Word Health Organization : berbagai kebijakan dan aktivitas
ditempat kerja yang dirancang untuk membantu pekerja (employee) dan
perusahaan ( employer ) disemua level untuk memperbaiki dan meningkatkan
kesehatan mereka dengan melibatkan partisipasi pekerja, manajemen dan
stakeholder
Depkes : Upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan
ditempat kerja, selain untuk memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk
mengenali masalah dan tingkat kesehatannya serta mampu mengatasi,
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatananya sendiri juga memelihara
dan meningkatkan temapt kerja yang sehat
Li & Coox (1986) :- suatu kesempatan pembelajaran terencana
yang ditunjukkan kepada masyarakat di tempat kerja dan dirancang untuk
memfalitasi pengambilan keputusan dan memelihara kesehatan yang optimal.
B. KECELAKAAN KERJA
1. Pengertian
a. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki yang dapat
menimbulkan kerugian harta benda atau korban manusia termasuk penyakit
akibat kerja
Kecelakaan kerja termasuk : peledakan, penyakit akibat kerja, kebakaran
b. Faktor kecelakaan adalah semua unsur yang berperan dalam terjadinya
kecelakaan
c. Sumber kecelakaan adalah semua unsur atau benda, keadaan yang
berhubungan langsung sebagai penyebab timbul kecelakaan
d. Corak kecelakaan adalah cara kontak dari si korban dengan sumber
kecelakaan atau proses gerakan si korban sehingga mendapat cidera atau sakit
e. Kelompok kecelakaan :
o kecelakaan akibat kerja diperusahaan,
o kecelakaan lalu lintas,
o kecelakaan dirumah
30
Kelainan, kesakitan dan kecacatan
Kematian
3. Penyebab kecelakaan
a) Teori terjadinya kecelakaan
Teori kebetulan murni kecelakaan kehendak Tuhan
Teori kecenderungan kecelakaan tenaga kerja cenderung tertimpa kecelakaan
Teori tiga faktor utama (peralatan, lingkungan dan pekerja )
Teori dua faktor * Kondisi berbahaya, * Tindakan atau perbuatan berbahaya
Teori faktor manusia langsung maupun tidak langsung karena kesalahan
manusia
b) Dua faktor peyebab kecelakaan
(1) Tindakan dan perbuatan berbahaya
Menjalankan mesin tanpa wewenang
Menjalankan mesin dengan kecepatan tidak semestinya
Membuat alat-alat K3 tidak berfungsi
Tidak menggunakan alat pelindung diri
Menempatkan alat/ barang pada tempat dan posisi tak layak
Mengangkat barang dengan cara salah
Mengambil posisi pada tempat yang berbahaya
Membetulkan peralatan yang masih operasional
Lalai memberikan peringatan dan mengamankan tempat kerja
Bersenda gurau tidak pada tempatnya
Menggunakan peralatan yang rusak
Memaksa tetap kerja walau keadaan sakit
Minum obat- minuman keras, mabuh/ ngantuk
Bekerja dengan terpaksa dan tidak ikhlas
(2) Kondisi atau kedaan berbahaya
Peralatan dan bahan yang rusak tetap dijalankan/ dipakai
Penempatan alat/ barang yang salah
Pelindung/ pengaman peralatan tidak memadai
Sistem peringatan yang tidak jelas dan tidak berfungsi
Penyimpanan bahan2 mudah terbakar / meledak tanpa peringatan/
perhatian
Kebersihan lingkungan jelek
Lingkungan udara tercemar bahan gas, uap, debu berbahaya
Kebisingan yang tinggi
31
Pancaran panas yang tinggi
Pancaran radio aktif
Penerangan kurang
Ventilasi udara tidak sesuai standar
Kemungkinan dapat tertimpa bencana alam
Pekerja tidak terlatih atau kurang pengalaman
4. Pencegahan kecelakaan
(1) Peraturan perundang-undangan
(2) Standarisasi
(3) Pengawasan
(4) Penelitian bersifat tehnik
(5) Riset medik
(6) Penelitian Psikologik DISIPLIN
(7) Penelitian laporan/ statistik
(8) Pendidikan/ penyuluhan
(9) Pelatihan2 rutine
(10) Penggairan ( reward/ punishmen )
(11) Asuransi
5. UPAYA PENANGGULANGAN KECELAKAAN
- Berikan pengertian ( sumber bahaya, cara kerja yang aman )
- Berikan contoh kerja yang aman
- Berikan teladan yang baik
- Yakinkan K3 penting untuk dilaksanakan
- Pelaksanaan kerja ( sesuai prosedur, sesuai aturan )
- Tanggung jawab K3 adalah tanggung jawab bersama
- Keinsyafat selalu bekerja untuk safety
- Pengamatan/ suverpisi
- Kebiasaan ( bekerja dengan aman, bekerja tidak membahayakan)
TAKDIR ???
TAKDIR THASNAAH DIBUAT
TAKDIR HAQIQI HAK MANUSIA KARENA DAPAT DIRUBAH
TAKDIR MALIKI --> HAK TUHAN
32
b. Jenis perilaku :
Perilaku ideal ( ideal behaviour ) suatu perilaku individu/ masyarakat
yang mampu mengurangi masalah yang ada.Contoh :Membuang sampah di
tempat sampah, menggunakan bahan industri yang cermat, bekerja sesuai
protab
Perilaku yang sekarang ( current behavior ) perilaku yang dijalankan
sekarang. Buang sampah sembarang tempat, bekerja cari mudahnya, kurang
teliti
Perilaku yang diharapkan ( expected behavior ) : buang sampah
ditempat, sebelum bekerja amati prosedur kerja, bekerja tidak bermain
c. Perubahan perilaku
Beberapa rangsangan yang merubah perilaku
Rangsangan fisik Rangsangan yang bersumber keadaan seseorang pada
suatu saat, rasa takut terhadap ancaman, pengalaman buruk masa lalu
Rangsangan rasionalMelihat bukti nyata, atau pengetahuan sebagai
alasan
Rangsangan emosional adanya rasa takut , rasa cinta, harapan-harapan
Keterampilan Kemampuan seseorang untuk mengadopsi perilaku baru
karena perubahan alat yang baru
Jaringan keluarga kelompok pengaruhnya terhadap watak/ gaya
Struktur sosial Rangsangan bersumber pada dampak faktor sosial,
ekonomi, hukum, tehnologi terhadap kehidupannya
Cost( biaya ) ekonomi, sosial
Perilaku yang bersaing perilaku yang harus dilaksanakan dalam waktu
bersamaan.
d. Proses perubahan perilaku ada 5 karakteristik proses :
Pengetahuan yang dimiliki
Menyetujui
Niat
Praktek
Adpocacy
2. MANFAAT
a. Bagi pekerja
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat baik di tempat kerja
maupun diluar kerja. Meningkatkan motivasi kerja karena merasa kesehatannya
Diperhatikan oleh Perusahaan, sehingga akan mengurangi angka mangkir kerja
b. Bagi perusahaan
33
Karyawan yang sehat akan meningkatkan produktivitas, efektifitas biaya
pengobatan , serta adanya kepuasan karyawan sehingga turn-over karyawan
rendah. Akibatnya perusahaan akan lebih mantap dalam pengelolaan produk/ dan
jasa.
sederhana tidak ruwet. c) Perilaku biaya cost rendah baik dalam segi
2. KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN
Perundangan/ Aturan :
Pasal 23 Undang2 No 23 Th 1992 tentang kesehatan : Kesehatan kerja
diselenggarakan untuk mewujudkan produktifitas kerja yang optimal meliputi
pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit, akibat kerja dan syarat
kesehatan kerja. Bagi setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan
kerja yang selanjutnya ditetapkan dengan peraturan pemerintah
Permen Kes No Pers 03/Men/ 1982/ tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja
pasal 1.B : yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan kerja adalah usaha
kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja
SK Menakertrans No : KEP /68/ IV/ 2004 Pasal 2 dan 4 : telah
mewjibkan bagi perusahaan menyelenggarakan program pencegahan dan
penanggulangan AIDS melalui upaya sendiri- sendiri atau bersama-sama
antara pemerintah, perusahaan dan serikat kerja,
3. SASARAN
Yang dimaksud sasaran adalah individu/ kelompok yang dituju oleh program PKM
Agar lebih efektif sasaran dibagi dalam” segmen”
Ada beberapa segmen masyarakat berdasar target utama dari program
35
PRIMER
SEKUINDER
TERSIER
4. TUJUAN
a. Kreteria penyusunan tujuan :Suatu pernyataan atau gambaran tentang
sesuatu keadaan dimasa datang yang akan dicapai melalui pelaksanaan program
yang telah ditentukan. Ada dua tujuan :
Tujuan yang menyangkut kesehatan, tingkat kesehatan yang ingin dicapai
Tujuan dari program penyuluhannya yaitu perilaku yang diharapkan agar
tingkat kesehatan yang ingin dicapai oleh program dapat tercapai
b. Cara menyusun Tujuan dalam program PKDTK:
1) Tujuan Umum : Terciptanya perilaku hidup sehat diikalangan
masyarakat/ intitusi serta mau/mampu berperan serta dalam pembangunan
kesehatan
2) Tujuan khusus: Memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang hal-hal
yang dikemukakan dalam tujuan umum
Tujuan khusus harus :
Realistis bisa dicapai bukan angan-angan
Jelas dan dapat diukur ( siapa , apa yang diukur , seberapa
banyak, kapan dan dimana pengukuran dilakukan )
36
c. Tujuan Program PKDTK
1) Li & Cox harus mampu memberi informasi dan memodifikasi
perilaku pekerja yang konduktif bagi kesehatan
2) Depkes RI tujuan harus mampu :
Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tempat
kerja
Mengurangi angka kemangkiran karyawan
Membantu menurunkan angka penyakit akibatpekerjaan dan
lingkungan kerja
Membantu tumbuhnya kebiasaan kerja dan gaya hidup yang
sehat
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, kondusif dan aman
Memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja dan
masyarakat
5. STRATEGI UMUM
Strategi adalah cara yang tepat yang dipilih untuk mencapai tujuan
Program PHBS untuk semua masyarakat perlu ada dukungan fisik, sosial,ekonomi,
politik, fisik untuk mencapai hal tersbut ditempuk strategi :
1) Advocacy Suatu pendekatan pada pimpinan, pengambil keputusan ( Mentri,
Gubernur, Asisten Mentri, penyandang dana Dinas Kesehatan, Manajer)
Hal yang diharapkan :
Kebijakan yang mendukung
Peraturan- peraturan yang mendukung beserta sangsinya
Adanya dukungan dana, fasilitas, sumber sarana lain
Hal yang perlu dilakukan
Tentukan tentang apa yang perlu didukung
Siapa yang tepat untuk mendukungnya
Kalau mungkin apa informasi, siapa yang menyampaikan
Bagaimana, dimana , kapan informasi disampaikan
2) Sosial support ( dukungan lingkungan)
Lingkungan adalah lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik
Bentuk dukungan sosial dapat berupa :
PHBS dianggap sebagai norma intutusi perusahaan
Adanya anjuran dan contoh positip pimpinan puncak/ menengah
Tumbuh opini kelompok pekerja tentang PHBS menjadi “ pamali “ bila tak
dilakukan
37
Kesiapan pelayanan baik dari intitusi Pemerintah dan Swasta
Tersedianya sumber dana, dan sarana
Sasaran pendekatan sosial suport
Lembaga – lembaga profesioanal masyarakat
Para Komisaris Perusahaan
Pimpinan Top Perusahaan
Kelompok media massa
Kelompok Persartuan pekerja , profesional
Kegiatan yang dilakukan
Pertemuan individu/ kelompok
Pengembangan kemitraan dengan LSM jaringan kerja
Mengadakan pelatihan, pembinaan dan pertemuan kelompok
Yang dipersiapkan
Tentukan bentuk perilaku dan bentuk dukungan
Tentukan jenis media/ informasi yang tepat
Tentukan orangnya yang tepat
Cari media yang paling tepat
3) Empowerment ( Pemberdayaan )
Adalah suatu untuk memberi kemampuan sesuatu pada individu/ kelompok
empowerment diberikan pada sasaran primer
Yang ingin dicapai :
Meningkatkan PHBS dikalangan pekerja
Meningkatkan peran serta inttitusi dalam upaya kesehatan
Pendekatan pokok-
Penelitian, pengembangan, penyebarluasan Penelitan dan kajian
masalah perilaku kesehatan
Pemecahan masalah ( problem-solving approach ) diarahkan pada
pemberdayaan kelompok ( dalam departemen, unit kerja ) semua
sasaran dilibatkan dalam pemecahan masalah
Kegiatan yang dilakukan
Menentukan kelompok kerja mana yang akan dikembangkan
Mengajak kelompok diatas untuk ikut dalam pengkajian masalah
Menyamakan persepsi tentang masalah yang ditemukan
Membantu kelompok untuk dapat mengatasi masalah
Petugas bertindak sebagai fasilitatot dalam pemecahan masalah
Interaksi sosial ( sosial interaction )
Petugas dalam hal ini tak perlu interaksi langsung, cukup kelompok
sendiri yang akan melakukan, tetapi petugas harus memonitor
38
Interaksi yang direncanakan karena perubahan perilaku cukup sulit
atau kurang kepedulian dari pimpinn
TEHNO
LOGI (+)
AREA ARE
IV AI
S.D.M(-) S.D.M(+)
AREA AREA
III II
TEHNO
LOGI
(-)
AREA I Kondisi intitusi padat modal, padat profesi, maka promosi kesehatan
dilaksanakan melalui pendekatan pemecahan masalah, dimana provider
sebagai fasilitator, semua tehnik dan sarana diserahkan kepada intitusi
AREA II Kondisi intitusi dimana karyawan terdiri dari banyak tenaga profesional,
tetapi permodalan kecil maks strategi promosi kesehatan dilakukan
secara partisipasif, karyawan diikutsertakan dalam pemecahan masalah,
provider diharapkan banyak membantu dalam sarana/prasarana saja
AREA III Suatu intitusi modal kecil dan karyawan kurang profesional ( informal
intitusi ) maka peran provider sangat dominan, mulai dari menemukan
masalah dan aktif dalam memecahkan masalah sampai bantuan
sarana/prasaranan. Konsep pelatihan dengan sistem demontrasi/
kalakarya sangat diperlukan
AREA IV Kondisi intitusi padat modal tetapi sumber daya manusia rendah,
terutama pada perusahaan keluarga, sistem promosi kesehatan harus
mengikut sertakan karyawan sejak awal mulai dari need assisment,
penentuan masalah,dan pemecahan masalah. Kontribusi provider dalam
hal ini sifatnya “ nguwong-ake “, kita sebagai konsultan teehnis ,
sedangkan sarana/prasarana dibebankan intitus
39
b. Pentahapan Program promosi per-orangan
Pentahapan program dilakukan apabila ada beberapa pesan yang harus
disampaikan dalam merubah perilaku tergantung kelompok kerja/ unit kerja
Pemberian informasi Agar pekerja tahu, dan berminat atas anjuran
yang diinformasikan segingga mereka akan tertarik untuk dapat mencoba
Penjajakan Resiko Kesehatan mengindentifikasi permasalahan
kesehatan pada pekerja baik dimasa lalu, saat sekarang dan yang akan datang.
Upaya mengindentifikasi masalah dilakukan lewat pendekatan pemeriksaan
kesehatan rutine sehingga diketahui kondisi kesehatan masa lalu, sekarang,
dan kemungkinan masa depan yang dihubungkan dengan pekerjaannya
Pemberian penyelesaikan masalah Yaitu apabila pekerja terkena suatu
penyakit kalau sifatnya umum diberikan agar melaksanakan pola hidup bersih
dan sehat, tetapi apabila berhubungan dengan pekerjaannya makan perlu
perlindungan kerja sampai pemindahan tempat kerja
Membuat Sistem dan Lingkungan yang mendukung yaitu mencipkan
perubahann perilaku lewat menanganan lingkungan, artinya ada peraturan
khusus atau dalam bentuk protap kerja / lingkungan intitusi dengan sanksi
tegas ( misal : kantin, area rokok, pemakaian alat pelindung diri, pengamanan
peralatan untuk mencegah kecelakaan
7. KEGIATAN
a. Tema kegiatan
Tema umum : Yaitu tema yang tidak ada hubungan langsung dengan
kondisi dengan kondisi kerja/ bahaya kerja
LIFE STYLE HEALTH HEALTH LAIN - LAIN
SCRENING PREVENTION
Merokok Tekanan darah, Promosi bahaya Adanya rest area
kadar kolesterol rokok untuk perokok
Makan makanan Kadar kolesterol, Promosi makanan Penyediaan
yang tak sehat trigliserid, EKG gizi seimbang warung sehat
Anemia/ tidak Kadar hemoglobin Perlunya makan Pemberian tablet
makan pagi hari darah pagi, gizi seimbang zat besi/ ektra
makan
Penyakit menular Pemeriksaan rutin Pendidikan PHBS Pemberian
Imunisasi
40
dengan tatanan tempat kerja. Durasi PKDTK dapat diselenggarakan secara
terus menerus lewat spot atau pesan khusu
c. Lokasi kegiatan
Didalam tempat kerja dapat : digunakan spot, poster atau
pengawasan dalam prosedur serta pemakaian APD
Diluar tempat kerja : dapat dilakukan rekreasi, out bond, olah kraya,
penyuluhan pada warung makan, pamasok bahan dll
41
b. Kreteria memilih saluran komunikasi
Pergunakan data penelitian tentang : harga, saluran yang disenangi,
citra dari saluran yang akan dipakai,perhatikan kondisi sasaran dalam berperilaku
saat sekarang
Perhatikan kemampuan saluran membawa pesan: apakah saluran
tersebut sumber informasi/motivasi, apakah cocok utk pesan,bahasa perlu
perhatian, jangkauan dan frequensi
Pertimbangkan masalah kesulitan, biaya, kesiapan
mengkomonikasikan
Analisa jangkauan dann frequensi
Buat daftar: perincian tetang logistik
c. Bauran Saluran Komunikasi
untuk mencapai sasaran secara efektif diperlukan berbagai metoda dan media
secara bersamaan, berurutan dengan saluran yang berbeda-beda
11. PELAKSANA
Dilaksanakan sendiri : harus membentuk team tenaga promosi
kesehatan dapat dibawah Dewan Direksi atau HRD/ departemen trainning , team
harus sudah mendapatkan latihan khusus tentang metoda penyuluhan,. Team
harus permanen karena mereka disamping memberikan penyuluhan kesehatan
juga melakukan penelitian, dan kajian epidemiologi dan biasanya dijadikan satu
dengan devisi K3.
Dilaksanakan oleh pihak luar (LSM): pelaksanaan diserahkan kepada
pihak ke III / LSM, tetapi yang perlu diingat sebaiknya pihak ke III di fokuskan
kepada upaya memfasilitasi pelaksanaan PKDTK . Pihak ke III akan merancang
42
program, melaksanakan pelatihan SDM , menyediakan sarana media penyuluhan
sampai kepada evaluasi program
43
BAB VIII
PENDAHULUAN
Pendidikan : di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME ,
kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, berkepribadian mulia, cinta tanah
air dan mampu bersaing dalam IPTEK untuk menghadapi saingan global
Pembangunan Kesehatan: adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
untuk kesejahteraan umum, Salah satu modal dasar pembangunan adalah sumber
daya manusia yang sehat, jasmani,mental, dan sosial untuk dapat berproduksi
maksimal
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan untu mencapai kemampuan hidup
sehat harus dimulai saat konsepsi, bayi, anak, remaja sampai tua
Sejarah pendidikan kesehatan di sekolah : dirintis sejak 1956 kerja sama antara Depkes
dan Depdikbud serta Departemen Dalam Negeri dalam bentuk Proyek UKS
Perkotaan di Jakarta dan pedesaan di Bekasi, Th 1973 kemudian dibentuk Panitia
Bersama UKS atara Depdikbud dan Depkes, th 1980 ditingkatkan menjadi Kepmen
bersama. Pada th 1982 dihasilkan Piagam Kerja sama antara Dirjen Pembina Kesmas
Depkes dan Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag tentang Pembinaan Kesehatan
Anak pada Perguruan Agama Islam. Baru pada tg: 3 September 1984 ditetapkan SKB
4 Menteri( Mentri Pendidikan Kebudayaan, Mentri Kesehatan, Mentri Agama dan
Mentri Dalam Negeri ):
*Tentang Pokok Kebijakan Pembinaan dan Pengebangan Usaha Kesehatan Sekolah (
No: 048a/U/1984, No: 319/Menkes/SKB/VI/ 1984.Nomor : 74/ Th /1984/, No: 60/Th 1984
*Tentang Tim Pembina UKS ( No.0408b/U/1984. No: 319a/ Menkes/SKB/VI/1984, No:
74a/ Th/ 1984 dan No: 61 th 1984
Dari penelitian Depdikbud, Depkes, Depag disimpulkan :
44
Kegiatan Kesehatan Sekolah ditinjau dari segi sarana/ prasarana, pengetahuan, sikap, anak
didik dibidang kesehatan termasuk kesehatan gigi, kebersihan pribadi, warung sekolah, belum
memperlihatkan prinsip hidup bersih dan sehat
Masih banyak kekurangan dalam hal sarana-prasarana, tenaga guru sebagai sarana penujang
untuk mewujudkan proses belajar mengajar dalam Pendidikan Kesehatan
Terdapat kecenderungan semakin meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan obat/
narkotika, minuman keras, merokok dan sebagainya di dalam maupun luar sekolah
Sarana Upaya Kesehatan ditijau dari cakupan sekolah, peserta didik dalam program wajib
belajar 9 th antara mutu, tenaga, sarana-prasarana belum seimbang.
1. Pengertian :
mampu berproduksi
2. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajad kesehaan peserta didik serta
Indonesis seutuhnya
Tujuan khusus
45
Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan hidup
masyarakat
Memiliki daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk dalam
pembinaan UKS dapat berhasil guna dan berdaya guna sehingga tujuan UKS
3. Sasaran
Sasaran UKS
Adalah peserta didik dari Pendidikan Dasar sampai Pendidikan Menengah Atas
Peserta didik
Pembina UKS * Pembina tehnis ( guru dan petugas kesehatan ) * Pembina non-
4. Ruang lingkup
46
Pelayanan kebersihan
Sanitasi lingkungan
Taman sekolah
Menyusun perencanaan
Penyusunan program
Pelaksanaan program
Pengendalian program
pendidikan
47
o Penelitian dan pengembangan
2. Departemen Kesehatan
o Melaksanakan SPEM
3. Departemen Agama
termasuk didalamnya
o Melaksanakan SPEM
Koordinasi
1. Kebijaksanaan Pelaksanaan
48
Yang dimaksud adalah memberikan landasan dan pedoman pembinaan dan
2. Langkah-langkah
jenis pendidikan
maupun pengembangannya
49
pelayanan kesehatan profesional dalam sistem pelayanan paripurna antara
dan terencana.
1. Pendidikan Kesehatan
seha
sehari-hari
50
Untuk mencapai tujuan tersebut dapat diberikan lewat intre kulikuler, ko-
o bimbingan kesehatan
o penyuluhan kesehatan
o kunjungan kelas
o bimbingan khusus
antara kegiatan dan istirahat, (8). Pengetahuan penyakit menular dan (9)
PPPK
51
Pengetahuan tentang UKS.(6) Pengetahuan Penyakit menular,(7).Penyakit
keselamatan
Pengobatan tradisional
murid.Maka dari itu materi utama yang diberikan adalah Keselamatan Kerja
SMU
kemampuan anak, kemampuan guru serta situasi dan kondisi sekolah, dan
fasilitasnya
o Pelaksanaan Pendidikan
(1) .Tujuan
52
* Para santri memiliki pengetahuan, pengertian, tentang kesehatan dan
sikap
dalam sehari-hari
pada masyarakat
di pesntren tersebut
(3) Bagi pesantren salaf perlu diadakan kelas khusus/ kelompok khusus
o Materi pendidikan
(2) Pencegahan penyakit yang meliputi penyakit menular, dan tidak menular
a) Kegiatan ko-kurikuler
Kegiatan di luar jam pelajaran sekolah yang bertujuan agar peserta didik
lebih memperdalam dan lebih menghayati apa yang dipelajari dalam intra
kegiatan ini harus mendapat bibingan dan pengawasan dari guru dan dinilai
b) Kegiatan Ektrakurikuler
53
Suatu kegiatan diluar jam pelajaran biasa ( termasuk hari libur) atau diluar
kesehatan
o Kegiatan peserta didik, OSIS dan guru wisata karya, kerja bakti
(1) Bimbingan hidup sehat dalam rangka pemberi bantuan membina konsep
keadaan diri baik secara fisik, mental serta sisfat-sifat kepribadian dan
54
o Memberikan informsi dan pengertian tentang pentingnya hidup
depan
(6) Pelaksana
55
o Intervensi untuk membentuk perilaku hidup bersih dan sehat
o Kegiatan promotif
o Kegiatan Preventif
pertubuhan anak
56
secara terpadu ( Puskesmas, Guru, Orang tua) usaha tersebut
o Pencegahan penyakit
o Pelaksanaan kegiatan
o Memberikan bimbingan
tehnis medik
o Memberikan penyuluhan
kesehatan
rujukan
Pembina UKS
halaman
57
2) Lingkungan Mental Sosial
1) Tujuan
2) Program kegiatan
pembinaan berupa
Kesehatan)
58
o Penataran bagi guru yang menangani UKS / Guru BP/ Guru Olah Raga
Literatur
(1) Bagus Mantra : Strategi Penyuluhan Kesehatan : Depkes RI , Jakarta 1997
(2) Bagus Mantra : Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit, Pusat
PKM Depkes 1990
(3) Diky Wisnu, Siti Nurhasanah : Teori Organisasi,Struktur dan Design, IMM,
Malang 2005
(4) Depkes RI :Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS , Depkes RI
Jakarta 1986
(5) Erna Tresnaningsih Dkk :Occupational Health Services : Direktorat PSM
Depkes Ri Jakarta th 1990
(6) Ircham Machfoedz, Eko suryani : Promosi Kesehatan . Fitramaya
Yogyakarta th 2000
(7) Miftah Thoha : Perilaku Organisasi konsep dan aplikasinya , RGP, Jakarta
th 1995
(8) Robert Bacal : Performen Management, Gramedia Pustakan,Jakarta 2001
(9) Sumakmur,:Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja, PT Saksam ,Jakarta
th 2002
(10) Umar Fahmi Achmadi :Horison baru Kesehatan Masyarakat di Indonesia :
Rineka Cipta Jakarta th 2008
(11) Wiku Adisasmito:Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, PT RGP
Jakarta 2007
59
60