Anda di halaman 1dari 60

PENDIDIKAN KESEHATAN INTITUSI

BAB ; I
ORGANISANS/ INTITUSI
PENDAHULUAN
1. Dasar PKM Intitusi
a) Hubungan perilaku manusia dengan intitusi / organisasi terus berkembang
dan meningkat sesuai dengan perkembangan tehnologi
b) Menurut Darwin manusia berkembang dalam kelompok dan setiap
kelompok akan berkembang sosio budayanya
c) Ada hubungan antara perilaku manusia dengan kelompok/ organisasi
d) Kelompok atau organisasi merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia
e) Kelompok merupakan inti dari organisasi/ intitusi
f) Kelompok terbentuk dari keterdekatan antar manusia
g) Organisasi terbentuk dari kelompok profesi, jabatan, pekerjaan, kegiatan
lain
h) Perilaku manusia mempengaruhi kelompok,sehingga dalam satu kelompok
perilakunya merupakan gabungan perilaku individu
2. Definisi Intitusi
Perilaku intitusi adalah suatu studi beberapa aspek determinan perilaku
manusia dalam organisasi
 Manusia sendiri mempunyai perilaku pribadi
 Determinan merupakan alasan manusia berperilaku tergantung
pada kebutuhan, sifat, kondisi dirinya, gaya
 Organisasi adalah suatu kelompok yang mempunyai : tujuan,
proses kerja kelompok, out put, falsafah,
3. Jenis / macam Intitusi atau Organisasi secara umum
a) Intititusi Resmi adalah : (Kelompok Industri non-formal )
 Tujuannya jelas terarah
 Mempunyai prosedur kerja/ proses kerja tetap
 Ada pimpinan/ manajer khusus
 Tata cara perekrutan anggauta ada prinsip khusus ( ketat )
 Kegiatan terstuktur dan terukur jelas

1
 Setiap kelompok pempinan mempunyai otoritas/ kewenangan
ketat
b) Intitusi tak Resmi adalah- ( Industri formal )
 Tujuan tersamar hanya terikat tujuan sesuai moral
 Prosedur kerja tidak tetap tergantung situasi
 Pimpinan sebagai tokoh atau leaders ( Kader) kadang2 kelompok
 Aturan anggauta terbuka aktif ( keluar masuk bebas tak ada sanksi
)
 Otoritas kewenangan pimpinan berdasar charisma ( keteladanan )
4. Teori organisasi
a) Teori organisasi : Studi tentang bagaimana banyak organisasi
menjalankan fungsinya dalam mempengaruhi/ dipengaruhi dari lingkup intern dan
masyarakat, secara luas kekayaan sumber alam, ekonomi, sosial, budaya akan
mempengaruhi sifat organisasi
b) Alasan organisasi didirikan : untuk
 Memanfaat kan tehnologi tinggi untuk penghematan biaya
 Meningkatkan spesialisasi dan devisi diantara tugas yang komplek, -.> banyak
orang yang bekerja lebih efien apabila bekerja dalam kelompok dibanding kerja
sendiri
 Mengatur lingkungan ekternal-> Tugas mengatur untuk sesuatu yang komplek
dalam pekerjaan adalah tugas diluar kemampuan individu
 Menghemat biaya operasional
 Meningkat Power dan kontrol
c) Struktur organisasi
Adalah sistim formal tentang hubungan tugas dan wewenang yang mengendalikan
setiap individu untuk bekerja sama megelola segala sumberdaya dalam mencapai
tujuan organisasi. Prinsip tujuan struktur organisasi adalah sebagai alat kontrol
untuk koordinasi, dan meningkatkan motivasi kerja
Strukutur organisai yang tepat adalah struktur yang mampu merespon banyak
masalah koordinasi dan motivasi
d) Budaya organisasi
Adalah seperangkat nilai yang mengendalikan aturan interaksi antara satu individu
dengan individu lain baik didalam maupun diluar organisasi
Budaya organisasi dibentuk oleh karyawan sendiri, peralatan, manejen, jenis struktur
dan sarana-prasarana. Budaya organisai akan membentuk etika dan mampu
membentuk dan mengendalikan organisasi( cara merespon dan menafsirak
permasalahan )

2
e) Desain organisasi
Adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek struktural dan kultural
yang dilakukan oleh manajer sehingga organisasi mampu mengendalika kegiatan
untuk mencapai tujuan.Pemilihan desain organisasi selalu disesuaikan oleh faktor
ekternal dan tekanan ekternal. Desain organisasi dan budaya organisasi merupakan
tugas pokok penting manejer untuk ber saing dengan organisasi lain, pentingnya
desain Organisasi:
 Mendapatkan manfaat kompetitif, desain organisasi suatu organisasi kita tidak
dapat meniru organisasi lain walaupun organisasinya sama, karena setiap
organisasi selalu berbeda tehnologi, budaya, negara, sosial dll
 Untuk mampu berbagai kemungkinan-> hal ini terjadi kalau terjadi perubahan
internal maupun ekternal
 Mengatur Perbedaan -> Berbagai perbedaan karyawan sepertin , ras, gender, etnis
mampu merubah budaya organisasi sehingga kualitas keputusan organisasi
dapat berubah sehingga diperlukan desain baru
 Meningkatkan Efisiensi
 Meningkatkan inovasi
 Mengontrol Inovasi
 Mengontrol Lingkungan
 Meningkatkan koordinasi dan motivasi
 Mengembangkan dan menetrapkan strategik
5. Pengelolaan organisasi
Suatu organisai secara umum dikelola 2 kelompok yaitu dari dalam dan dari luar
PEMEGANG SAHAM KONTRIBUSI KE BENTUK KONTRIBUSI
ORGANISASI
Intern, Pemegang Uang, modal. Deviden,gaji, bonus,
saham, manajer dan Ketrampilan dan status kestabilan kerja,
tenaga kerja keahlian promosi
FAKTOR EKTEREN
Konsumen Pendapatan jasa Kualitas, harga Jasa
Pemasok Input berkualitas tinggi Pengolahan input,
mudah
Pemerintah Peraturan Pemerintah Kompetisi bebas
Koperasi Bebas, organisasi Saham kumpulan
kolektif
Komunitas Infra struktur, loyalitas, Pendapatan, pajak,
dan reputasi pekerjaan
Masyarakat umum Konsumen Kebanggaan

3
BAB II
ORGANISASI FORMAL

A. SIFAT-SIFAT KHUSUS ORGANISASI FORMAL ( Industri besar )


1. Struktur Penegasan yang jelas
Struktur organisasi formal dengan jelas menegaskan dan menetapkan para manejer
dan karyawan, sehingga mereka mempunyai perbedaan peran secara rinci. Gambaran
struktur oranisasi biasanya digambarkan dalam bentuk bagan organisasi, dengan
posisi tugas dan tanggung jawab jelas
2. Kepermanenan organisasi.
Organisasi formal Public relatif permanen, kebanyakan dibuat untuk tujuan dengan
waktu tertentu, walaupun kadang – kadang ada yang mengalami kebangkrutan
3. Cederung untuk memperluas diri
Asumsi organisasi formal selalu ingin berkembang mengikuti tuntutan lingkungan, dan
tumbuh menjadi komplek dengan peningkatan funsi spesialisasi
Sehubungan dengan tingkat kekomplekan organisasi maka diperlukan analisis tugas
pengawasan yang komplek pula
B. KEBUTUHAN ORGANISASI FORMAL
1. Pembatasan tugas/ fungsi
Ketika organisasi semakin komplek ada kebutuhan untuk membagi tugas kedalam
tugas kekhususan dengan orang berbeda, dengan kata lain organisasi formal
diperlukan untuk pendayagunaan tugas-tugas yang beraneka ragam
2. Perbedaan dalam kemampuan
Organisasi komplek sering terdiri unit2 kerja yang berbeda, maka dituntut untuk dapat
dikelola oleh tenaga ahli dalam bidangnya.Organisasi akan mengambil dan
menematkan orang dengan perbedaan dalam kemampuan menjalankan tugas
3. Peningkatan kemampuan
Didalam organisasi terus berkembang sesuai permintaan lingkungan untuk memenuhi
hal tersebut organisasi perlu meningkakan kemampuan karyawanna untuk mencapai
sasaran dalam jangka panjang, atau apa bila diperlukan organisasi dalam melakukan
derfisifikasi waktu, atau pemindahan tempat sesuai kondisi

4
C. HUBUNGAN ORGANISASI
1. Komunikasi keorganisasian
Komunikasi dalam organisi antar unit sangat diperlukan dalam jalannya manejemen
perusahaan, komunikasi dapat dilaksanakan secara
 Komunkasi vertikal sebagai bentuk intruksi jalur struktur organisasi
 Komunikasi horizontal antar satu tingkatan organisasi
 Komunikasi up down intruksi atasa bawahan
 Komukasi bottom up dari bawahan ke atasan ( saran )
 Komunikasi fungsional dilakukan sehubungan tugas dalam funsgsi
2. Otoritas
Otoritas adalah hak setiap karyawan yang diserahi tanggung jawab dan wewenang, ini
sebagai kekuatan kelembagaan terhadap bawahan/ anggautanya. Bertuk otoritas
diwujudkan dalam hak memberi perintah, bimbingan, pengawasan dan penilaian
3. Sentralisasi dan desentralisasi
Organisasi yang besar dan komplek dimana pimpinan top sudah tidak mungkin lagi
melakukan otoritas penuh maka diperlukan pelimpahan tanggung jawab dan wenang
yang disebut desentralisasi, sedangkan apabila yang diserahkan hanya sebatas tugas
tanpa disertai tugas tanggung jawab/ wewenang disebut Sentralisasi
4. Rentan Menajemen
Suatu bentuk kehati-hatian dalam pemberian wewenang, rentan kendali ini dilakukan
manajer agar mereka mampu melakukan pengawasan/ monitoring untuk organisasi
besar
5. Garis komando dan kewenangan staf
Garis komando adalah kewenangan hak untuk memerintah, mengawasi pelaksanaan
tugas
Kewenangan staf merupakan hak untuk menasehati, memberi saran dalam tugas
tertentu
6. Kekuasaan
Merupakan konsep yang lebih besar dari kewenanan, ( untuk dapat melakukan sesuatu
) kekuasaan adalah prerogratif pimpinan untuk dapat melakukan apapun yang
dikehendaki
7. Pertanggung jawaban
Sementara kekuasaan orang dapat melakukan sesuatunya, sedangkan pertanggung
jawaban merupakan perasaan individu yang mempunyai kewajiban sangat pribadi
dalam menjalankan kekuasaannya
8. Mempertanggung jawabkan

5
Tidak sama dengan pertanggung jawaban -> dimana lebih ditekankan pada sifat
ekternal terhadap kekuasaanya yang telah dilakukan

BAB III

BUDAYA ORGANISASI
A. BUDAYA ORGANISASI
Budaya adalah “ nilai “, yaitu norma-norma yang mengarah pada keyakinan”
budaya ini dibentuk oleh karyawan dan diajarkan kepada anggauta baru baik secara
tertulis maupun tak tertulis, budaya terbentuk karena adanya perpaduan perilaku
organisasi dan perilaku karyawan. Sehingga apabila menejemen mau menerapkan
perilaku baru dalam organisasi ( alat , metoda baru ) makan sering akan timbul konflik
Budaya kalau dilihat akan berada pada dua sisi mata uang diluar : apa yang

mereka lakukan ( memakai simbul,upacara, bicara ) sedangkan dari dalam :


proses nilai, asumsi, keyakinan dan pemikiran
B. TUJUAN DAN PEMBENTUKAN BUDAYA
1. Tujuan : Memberikan indentitas bagi para anggauta dan membangkitkan
kometmen terhadap keyakinan dan nilai pada diri anggauta
2. Fungsi :
 Menghubungkan para anggauta sehingga dia tau tata cara ber interaksi
 Menolong anggauta baru dalam menyesesuaikan dengan lingkungan
 Integrasi internal suatu usaha untuk mengembangkan indentitas kolektif
dalam melaksanakan kerja sehari hari
 Adaptasi ekternal menunjukkan bagaimana organisasi mencapai tujuan
dan kesepakatan dengan pihak luar
 Budaya memainkan peran kunci dalam mengubah organisasi biasa
menjadi luar biasa
 Mengarahkan para anggauta sesuai dengan peraturan dan kebijakan
tertulis
C. MENGARTIKAN BUDAYA
Mengartikan budaya dalam suatu organisasi adalah sangat sulit karena setiap hal
yang terlihat secara kasat mata tetapi mempunyai arti berbeda satu dengan yang
lain
1. Cerita – cerita : yaitu narasi kejadian yang sebenarnya secara teratur dibahas
diantara para karyawan dan diceriterakan kepada karyawan baru untk

6
mengimformasikan perilaku organisasi. Ceritera ini kadang2 di bumbui sesuatu
legenda/ fiksi
2. Simbul- simbul : Suatu alat lain untuk mengartikan budaya organisasi ( bendera,
mars, pataka, slogan-slogan, main straim, benda aji lain ) simbul ini apabila
ditampilkan akan mempunyai kekuatan tertentu bagi anggautanya
3. Tatacara dan upacara : yaitu beberapa kegiatan terencana yang mencakup
peristiwa penting yang sering ditujukkan dalam mendapatkan keuntungan.
Suatu tipologi pelaksanaan tatacara/upacara dan arti sosialnya
TIPE PELAKSANAAN KEGIATAN ARTI SOSIAL
Pendahuluan Perkenalan dan Memfasilitasi transisi
traininning dasar personal menjadi aturan
dan status yang baru
Pemahaman Pemberian Meningkatkan
penghargaan tahunan penghargaan sosial/
status karyawan
Laporan tahunan Aktifitas Pembaharuan struktur
pengembangan sosial dan perbaikan
organisasi fungsi organisasi
Integrasi Rekreasi dalam Mendorong/membangkit-
liburan / hari besar kan perasaan anggauta
organisasi dalam komitmen
organisasi mereka
Sumber : Horison M.Trice dan Janice M.Buyer
4. Bahasa: Tehinik untuk membentuk budaya adalah bahasa baik lisan, tulisan,
gerak mimik tubuh, metafora yang mampu untuk membangkitkan semangat yang
biasa dikemas dalam slogan / motto.
D. DESAIN ORGANISASI DAN BUDAYA
1. Budaya perusahaan seharusnya mampu memperkuat desain strategi yang
diperlukan organisasi agar lebih efektif dalam lingkungannya ( Mis: perusahaan
akan berbasis internet maka budayanya harus menyesesuaikan )
2. Jenis budaya yang sering terjadi dalam merispon kebutuhan lingkungan dan
desain organisasi : Satu sisi perluasan lingkungan menghendaki perubahan/
fleksibelitas dan stabilitas, satu sisi berfokus pada kekuatan budaya internal
sebagai suatu strategi
3. Kemampuan adaptasi budaya :Terjadi pada perusahaan dengan fleksibel dalam
strategi terhadap lingkungan dalam merenpon kebutuhan konsumen ( Wiraswata)
4. Budaya Misi :Suatu organisai yang konsern terhadap perubahan dari luar tetapi
tanpa diikuti perubahan budaya intern secara cepat Hal ini dikarenakan dalam
budaya misi ditekankan pada visi yang jelas, untuk mencapai visi diperlukan unit

7
kerja dengan tanggung jawab kinerja yang telah mereka susun ( suatu bentuk
lingkungan stabil )
5. Budaya Klan : Budaya klan mempunyai fokus pada keterlibatan dan partisipasi
para ekternal.Budaya ini terpusat pada kebutuhab karyawan dalam peningkatan
kinerja (Nilai penting : Memperhatikan/ memastikan para karyawan dengan budaya
baru akan memenuhi harapannya )
6. Budaya birokrasi : Berfokus pada faktor internal dalam lingkungan yang stabil,
organisasi ini mempunyai budaya yang mendukung pendekatan metodis, tradisi,
koorporasi, jasa pahlawan, kebijakan, dengan praktek mapan dianggap sebagai
kunci sukses dan akan dipertahankan terus ( konsisten) walaupun lingkungan telah
berubah
E. KEKUATAN BUDAYA DALAM ORGANISASI
 Budaya organisasi yang kuat berdampak pada kinerja perusahaan
 Nilai budaya ditentukan oleh persetujuan antara pimpinan dan anggauta
 Penggunaan simbul2 organisasi adalah bentuk komitmen terhadap nilai dan
strategi
 Budaya dalam suatu organisasi tidak selalu seragam, tetapi dapat terbagi dalam
unit2 kerja terutama pada perushaan besar/ unit terpencar secara fisik
F. BUDAYA DAN PEMBELAJARAN ORGANISASI
Salah satu pembelajaran organisasi melalui pendekan budaya adalah karena terlalu
teguh memegang budaya masa lalu yang membawa kesuksesan. Karena dengan
budaya lalu suatu perusahaan mencapai sukses adalah tabu untuk berubah/
dilembagakan -> bangkrut. Budaya pembelajaran organisasi suatu usaha untuk
mendukung keterbukaan, kesamaan, berkelanjutan dalam suatu keputusan diantara
faktor budaya internal yang kuat
G. NILAI ETIKA DALAM ORGANISASI
Nilai etika dianggap paling baik dalam mendukung budaya organisasi, adanya
penyalah gunaan wewenang, pemalsuan produk, ingkar janji, pembohongan proses
merupakan hal yang sering terjadi pada organisai dalam rangka mengejar
keuntungan. Saat sekarang juga mulai muncul etika korporasi untuk membentuk
keamanan / kepercayaan konsumen
Etika :sebagai bentuk kode prinsif dan nilai moral yang mengatur perilaku individu/
kelompok dalam organisasi terhadap apa yang dianggap baik dan benar
Saat sekarang banyak organisasi melanggar etika, tetapi tak melanggar hukum, etika
bagi mereka dianggap sebagai “jorgan” yang penting tidak melanggar hukum.
Sebenarnya ada hubungan walau tak langsung antara hukum dab etika. Menurut
Society for human Resources Management dan Ethics Resources Center

8
menyebutkan 50% bawahan berbohong satu sama lain atau pada supervisor, dan
terlibat dalam pemalsuan prosedur, merokok dalam ruang, minum alkohol pada jam
kerja walau mereka tidak pernah melanggar hukum.
Perubahan standar etika dan hukum pada Orgaisasi dipengaruhi oleh para stake
holder ekternal. Pihak perusahaan biasanya sangat responsif terhadap para stake
holder dalam menentukan apa yang “ benar “sehingga direspon sebagai kebenaran
walau melanggar etika
Ilustrasi Budaya adaptif dan budaya non adaptif dalam Perusahaan
NILAI/ PERILAKU BUDAYA ADAPTIF BUD. NON ADAPTIF
Manajer Manajer memperhatikan
memperhatikan diri sendiri, kelompok,
Nilai-nilai inti konsumen, pemegang mereka.Menghargai
saham, karyawan, menejemen teratur,
menghargai ide orang, meng hindari resiko,
selalu melakukan bersifat status quo
perubahan berarti
Manajer Manajer cenderung
memperhatikan semua tertutup
Perilaku Umum elemen karyawan/ terisolasi,politis,birokrat.
konsumen dan akan Strategi lama terbaik,bila
berubah jika berubah perlu waktu
diperlukan, walau lama
harus dengan resiko
Kekuatan – kekuatan yang membentuk etika manajerial
ETIKA PROBADI STUKTUR ORGANISASI

KEPERCAYAAN /NILAI
Apakah RITUAL, UPACARA,BA
tingkah laku
dan etika HASA,SIMBUL, SLOGAN
yang ada
PERKEMBANGAN MORAL masyarakat KEPAHLAWANAN’JASA
sosial ikut
bertanggung
jawab ????
SISTEM ORGANISASI PEMEGANG SAHAM

STRUKTUR KEKUASAAN PERINTAH, REGULASI


ATURAN DAN ETIKA DAN KASTOMER KEINGINAN
KHUSUS
PEMBERIAN REWARD

9
H. IKLIM ORGANISASI UNTUK INTITUSI KERJA
Pendekatan SDM
1. Mc Gregor : teoari XY
X orang malas, senang dipimpin, tak tanggung jawab
Y tak senang diawasi, tanggung jawab, selalu selesai tugas
2. Chris Argyris: teori kebelum dewasaan menuju kedewasaan, berorientasi lama
kerja dan proses pembelajaran/ latihan
3. Likert : Menejem sistem/ gaya manajemen
 Gaya otoritas
 Semi otoritas / Paternalistik
 Gaya partisipatif Gaya Delegating  Gaya situasional( ki Hajar
Dewantor : Semu ratu,Esem mantri, Dupak bujang )

BAB IV

KONFLIK, POLITIK DALAM

ORGANISASI
A. KONFLIK ANTAR KELOMPOK
Terjadinya komflik dalam perusahaan karena
 Indentitas kelompok dari masing2 unit kerja
 Adanya unit kerja atau perbedaan tempat, struktur organisasi
 Adanya pegawai yang mengalami frustasi
Mulai timbul konflik disaat kelompok mulai meningkatkan kinerja/ posisi sehingga
terjadi persaingan. Komflik dalam organisasi dapat terjadi secara horizontal ( tingkat
antar departemen ) atau vertikal atau diagonal
Sumber-sumber konflik antar kelompok dipicu oleh
 Tujuan yang berseberangan antar departemen/ unit kerja
 Perbedaan dalam pemikiran, emosi diantara pimpinan
 Ketergantungan satu dengan yang lainnya yang berupa ketergantungan
terpusat ( hanya beberapa saat),ketergantungan berlanjut, ketergantungan
berbalasan ( saling tukar bahan/ informasi
 Sumber daya terbatas sehingga mereka berebut untuk mendpatkannya

10
B. PANDANGAN KONFLIK
Ketidak sepakatan dan konflik dalam orgnisasi itu wajar dan harus dijadikan
kekuatan dalam mengambil keputusan
Ada beberapa pandangan tentang konflik
1. Pandangan tradisional : Semua konflik itu buruk maka harus dicegah ->
meraka memandang konflik sebagai tindak kekerasan, dektuktif, dan ketidak
rasionalan
2. Pandangan aliran Hubungan manusia : Konflik adalah hal yang wajar karena
manusia mempunyai akal pikiran sehingga dalam menghadapi tugas pasti ada
perbedaan dalam persepsi, motivasi, interaksi. Komflik pasti ada dan harus
diatasi jangan sampai menjadi konflik negatif
3. Pandangan interaksionis : Menganggap organisasi tanpa konflik adalah
organisasi yang statis, tidak maju, apatis sehingga untuk menggerakkan
organisasi perlu ditimbulkan konflik pada kondisi “ harmonis “ tidak ada
perbedaan pendapat yang tidak dapat diselesaikan’
Manfaat konflik bagi organisasi/ perusahaan ( Stepen P.Robbin )
1. Konflik merupakan alat untuk menimbulkan perubahan yang radikal
2. Konflik memperudah kepaduan ( cohesivenees )
3. Konflik memperbaiki keefektifan kelompok dan organisasi
4. Konflik meninimbulkan tingkat ketegangan sedikit lebih tinggi dan lebih
kontruktif
Pandangan tentang kekhawatiran tentang konflik dan perlu ditekan serendah
mungkin
a. Konflik yang berkepanjangan dapat menghancurkan
b. Pimpinan yang efektif adalah membentuk kerja team, bukan
membuat konflik
c. Kompetisi antar karyawab/ unit adalah baik, tetapi konflik selalu
didahului perbedaan( diarahkan untuk melawan )
d. Pimpinan yang menerima/ merangsang konflik tidak tahan lama
 Konflik fungsional
Suatu konflik akibat pertentangan antar bidang/ unit atau dalam unit sendiri
karena ada perbedaan dalam menentuan strategi, kinerja, prosedur kerja untuk
mendapatkan solusi pemecaan terbaik/ lebih efektif.
 Konflik disfungsional
Suatu konflik dengan pertentangan antar kelompok yang dextruktif, menghalangi
tujuan, berkeinginan untuk tak ada kompromi ( konflik ini sering terjadi di
Perguruan tinggi antara Yayasan dengan pimnpinan Universitas )

11
C. KEKUASAAN DAN ORGANISASI
Kekuasaan dalam organisasi merupakan kekuatan yang tak tersentuh ( kasat mata )
Kekuasan tidak terlihat tetapi dapat dirasakan efeknya  suatu potensi untuk
mempengaruhi orang lain
Didalam organisasi terdapat dua kekuasaan :
 Kekuasaan individu : suatu kekuasaan yang melekat pada diri seseorang
karena keahliannya, perilakunya, dan keprofesionalisme
 Kekuasaan organisasi : kekuasaan yang melekat pada seseorang karena
jabatannya, sebagai karakter jabatan struktural
Kekuasaan dibanding kekuatan
Kekuasaan : adalah kekuatan formal dalam struktural organisasi
Kekuatan : adalah kemampuan utuk mencapai suatu hasil ( sifatnya perintah )
Ada tiga hal yang menandai kekuasaan:
 Kekuasaan karena posisi dalam organisasi
 Kekuasaan yang melekat secara individu ( leaders )
 Kekuasaan vertikal yang merupakan kekuatan top organisasi untuk melakukan
perintah dari atas sampai bawah, ada 4 sumber kekuatan vertikal
o Posisi formal dalam organisasi-> sebagai hak luar biasa dalam posisi
puncak
o Sumber-sumber daya -> sebagai bentuk reward utk bawahan
melaksanakan peritah dari atasan ( gaji, bonus, hadiah )
o Kendali keputusan dan informasi -> Keputusan puncak yang
dilaksanakan sampai bawahan harus didukung iformasi yang jelas dan terukur
o Jaringan terpusat->Keputusan dibuat berdasar bottom up sehingga
semua terlibat
D. PROSES POLITIK DALAM ORGANISASI
1. Politik
Politik merupakan suatu kekuatan yang sering tak terlihat tetapi besar pengaruhnya.
menganggap bahwa politik adalah tindakan yang akan menciderai/ menyakiti
organisasi. Tetapi dalam kenyataan politik selalu bermain dalam domain puncak
organisasi dalam mengambil keputusan
Politik -> adalah suatu penggunaan kekuatan untuk mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan ( penggunaan pengaruh )
 Bentuk politik dalam pengambilan keputusan dapat berwujud :
Perwujudan perilaku pemuasan kepentingan pribadi. sehingga akan diwarnai

12
dengan ketidak jujuran, dan tipu muslihat dalam pengambilan keputusan ->
konflik negatif
 Merupakan proses alamiah dalam aktivitas pengambilan keputusan : dianggap
sebagai proses tawar menawar dalam mengambil keputusan untuk membangun
koalisi dalam keputusan-> keputusan musyawarah.
2. Politik dalam kolaborasi
a) Kapan politik digunakan :
 Pergantian struktural organisasi-> reorganisasi struktural sering
memunculkan tarik ulur kekuatan kelompok karena dalam struktural akan ada
tanggung jawab dan tugas
 Suksesi manajemen-> setiap perubahan manajemen akan berdampak
significan terhadap organisi, perubahan pimpinan top akan menimbulkan
ketidak pastian dalam kepercayaan, kerja sama dan komunikasi, promosi
 Alokasi sumber daya ;-> sumber daya merupakan hal yang krusial
karena menyangkut kegiatan operasional departen/ unit kerja
b) Berbagai taktik kekuatan penggunaan politik
TEHNIK MENAIKAN TAKTIK POLITIK UTK TAKTIK UNTUK
KEKUATAN DASAR MENGGUNAKAN MENINGKATKAN
KEKUATAN KOLABORASI
Memasuki area yang Mendirikan koalisi Menciptakan
tak menentu keragaman integrasi
Meningkatkan M emperluas jaringan Menggunakan
ketergantungan konfrontasi dan
negoisasi
Menyediakan sumber Mengontrol dasar Jadual konsultasi intern
daya/ dana pemikiran dan group
keputusan
Memastikan Meningkatkan Perputaran anggauta
kemungkinan strategi legitimasi dan keahlian
Membuat pilihan Menciptakan tujuan ke
ekplisit bukan implisit depan

3. Aneka taktik politik dalam penggunaan kekuatan


a) Bangun koalisi: Membangun koalisi berarti meningkatkan komunikasi dengan
para pimpinan struktural untuk mendapatka solusi keputusan penting dalam
organisasi-> bentuknya : pertemuan empat mata, pertemuan formal dalam
kelompok kerja, pertemuan informal, pembentukan team
b) Perluas jaringan / network :
 Membangun kontak dengan departemen / pimpinan lain

13
 Menjaring kelompok tak setuju menjadi kelompok setuju
c) Dorong legitimasi dan kemahiran-> dilakukan melalui jasa konsultan dalam
kegiatan tugas ( biasanya utuk tugas sejalan tetapi lain departemen )
d) Buat permohonan langsung ->hal ini dilakukan apabila menemui pimpinan
formal yang merasa paling dominan dalam organisasi sehingga mereka
merasa paling kuasa ( sebenarnya mereka merasa khawatir kehilangan
legitimasi ) -> tehnik ini disebut” ingin menang tanpa mengalahkan “

BAB V
KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
A. PENDAHULUAN
1. Filosofi
 Bekerja adalah kegiatan manusia untuk bertahan hidup
 Agar dapat bekerja dengan baik dibutuhkan kesehatan
 Kesehatan Kerja diperlukan agar bekerja tidak berbahaya pada dirinya
2. Hubungan inter aktif
Ada hubungan saling mempengaruhi antara Kapasitas Kerja, Beban Kerja dan
Lingkungan kerja dengan Kesehatan

SOSIAL MEKANIK FISIK


EKONOMI

KULTUR MANU
KIMIA SIA
MENTAL
PSIKOLOGI
BIOLOGI

FISIOLOGI

14
KehatankerjaIlmu kesehatan masyarakat di tempat kerja yang mempelajari
masalah kesehatan yang mungkin timbul karena masalah pekerjaan

LINGKUNGAN
KERJA BEBAN
, KERJA
BISING,DEBU,PANA WAKTU KERJA,
S KAPASITAS KERJA
CAHAYA GETARAN

KESEHATAN
KERJA
GIZI,
PENCEGAHAN
PENYAKIT,PENGOB
ATA

3. Ruang lingkup ( menurut WHO/ ILO )


Suatu usaha yang meliputi:
 Memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan
 Mencegah
timbulnya gangguan kesehatan pada pekerja dan masyarakat
 Memberikan
perlindungan kerja
 Penempatan
pekerja pada posisi kerja yang sesuai kondisi kesehatannya
 Melindungi
konsumen dari produksi yang tak sesuai standar kesehatan
4. Motto
PENYAKIT DAN KECELAKAAN DAPAT DICEGAH

MENCEGAH PENYAKIT AKAN MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS


5. Tujuan
 Pemeliharaan/
peningkatan kesehatan pekerja
 Mencegah,
memberantas penyakit dan kecelakaan kerja
 Meningkatkan
efisiensi

15
 Perlindungan
masyarakat dari pencemaran industri
6. Ruang lingkup intitusi kerja
 Intitusi sektor pekerja informal ( Industri Rumah Tangga, Industri yang
menggunakan alat sederhana, pekerja diri sendiri/keluarga)  DEPKES
 Intitusi industri formal  ( Pabrikan, Perusahaan, Kantor
Pelayanan,Pertambangan, Pariwisata, Usaha Jasa )DEPNAKER-TRAN
Isyu-isyu kondisi kesehatan kerja di Indonesia
 Sistem pembinaan
 Departemen Kesehatan  industri non formal
 Dep. Tenaga Kerja  industri formal
 Kondisi pekerja tenaga murah ???
 Produktifitas rendah
 Gaji murah
 Pendidikan rendah
 Kondisi kesehatan gizi kurang ( 60% wanita anemia )
 Cenderung malas, banyak menuntut
 Perlindungan / asuransi kesehatan/ kecelakaan kerja belum merata + UU
tenaga kerja ,Jamsostek ( rancu )
 Kondisi perusahaan
 Memperlakukan pekerja sebagai buruh, belum sebagai aset perusahaan
 Jaminan dalam pencegahan kecelakaan sangat rendah ( biaya
perawatan dan sefty alat )
 Banyak perusahaan yang kurang peduli atas pencemaran
 Kondisi Higiene Perusahaan sangat rendah ( bising, debu, getaran,
cahaya, zat kimia, radio aktif, ergonomi dll )
 Upaya pencegahan kecelakaan/ penyakit rendah
 Kurang peka terhadap yang berhubungan dengan upaya pelayanan
kesehatan ( berifat kuratif belum preventif/promotif )
 Yankes masih berorientasi pada kuratif
 Peralatan yang tersedia tidak memenuhi syarat ergonomik
 Isyu global dalam penyelenggaraan Yankes Perusahaan
 Banyak penyakit infeksi mulai muncul dalam dunia kerja yang tahun2
lalu sudah hilang  TBC, penyakit kulit
 Timbulnya penyakit virus ( flu burung, flu babi. Hiv dll )
 Penyakit kulit dan pencemaran industri

B. HORISON BARU GLOBALISASI INDUSTRI

16
1. TEHNIK MERAMAL BIDANG KSEHATAN
Meramal dalam bidang kesehatan bukan hal baru, mempredikasi masalah kesehatan
sebagai perencanaan strategik merupakan keharusan
Ramalan bidang lain seperti konsumsi energi, produk makanan intant/ tehnik nuklir,
cuaca/ iklim, kepadatan penduduk, kondisi perkembangan industri semua akan
mempengaruhi kecenderungan konsumsi pelayanan kesehatan dan penyebaran
penyakit , Ramalan 5 tahunan/ 25 tahunan sangat diperlukan dalam penentuan
investasi industri, Belanda telah membuat ramalan prediksi kondisi kesehatan
selama 50 th dengan gambaran skenario status kesehatan, penyebaran penyakit,
ranah kesehatan lingkungan dalam industri
Ada 3 tehnik dipakai dalam analisa prediksi bidang kesehatan
 Top down skenario yang akan datang digambarkan lalu diperkirakanapa
implikasinya dalam bidang kesehatan ( kebutuhan akan perumahan, Samijaga,
jalan, tranfortasi, pertumbuhan penduduk )
 Bottom up  dasarnya ekplorasi dari trend yang ada sekarang, biasanya
berasal dari kecenderungan beberapa variabel yang ada sekarang baru diambil
kesimpulan masa datang. Misalnya produksi CO2, kenaikan suhu udara/
kenaikan air laut, pertumbuhan penduduk,urbanisasi digambarkan dalam
dalam draf ramalan
 Scanning  sebuah tehnik dengan mempelajari berbagai kepustakaan
kemudian dibuat dasar perencanaan/ prediksi.
2. TRANFORMASI KESEHATAN ABAD 20 DI INDONESIA
Masalah kesehatan di Indonesia saat sekarang dalam fase double burden yaitu
beban ganda yaitu banyaknya penyakit karena sanitasi/ makanan yang jelek
disamping itu kita menghadapi penyakit karena pencemaran/ tehnologi modern
 ERA PRA INDUSTRIALISASI
Masalah kesehatan pada pra industri ditandai dengan penyakit yang berhubungan
dengan rendahnya kondisi sanitasi dasar , jumlah penduduk/kepadatan masih
rendah sehingga beban lingkungan relatip baik, sehingga pencemaran pabrik
belum terasa ( terbiogradabel ). Tuntutan akan lingkungan sehat belum
merupakan tekanan pada dunia industri, sehingga penyakit yang muncul adalah
thypus, kholera, desentri, malaria, TBC dan program pemberantasan sangat
mengandalkan imunisasi dan perbaikan sanitasi dasar. Pada zaman ini ditandai
dengan Angka kelahiran tinggi, AKB /balita tinggi , Mobiditas juga tinggi di
Indonesia terjadi pada Orde Lama
 ERA INDUSTRIALISASI
Secara impirik jaman ini dibagi menjadi 2 fase (industrialisasi awal dan lanjut

17
 Pada industrialisasi awal negara akan mengalami kondisi paling buruk
karena masih mengalami penyakit dengan kondisi sitasi dasar yang buruk dan
sekaligus mengalami berbagai penyakit akibat polusi ( Indonesia Orde Baru )
Dari aspek kependudukan ditandai urbanisasi besar-besaran, sehingga pola
penyakit dari pertanian menjadi penyakit akibat Industri
Industri yang muncul biasanya industri padat karya ( merupakan limpahan
industri maju untuk mencari tenaga murah ), mesin yang digunakan akan
menghasilkam gas emisi tinggi. Timbul tranfortasi semrawut sehinga banyak
penyakit karena kecelakaan,industri/ jalan raya
Akibat baik juga terlihat adanya perbaikan sanitasi dasar membaik sehingga
terjadi penurunan angka kesakitan karena diare, desentri, malaria, typhus dll
 Pada industri lanjut mulai muncul penyakit degeneratif  Jantung,kanker,
infertilitas, kecelakaan lalulintas dll, dan AKI/AKB semakin menurun
 ERA PASCA INDUSTRI
Suatu kondisi ekonomi masyarakat baik dimana pendapatan perkapita $ 5000
Pertahun akan terlihat kondisi lingkungan membaik, pencemaran akan menurun
( Singapura,Taiwan, Cina ). Industri terjadi perubahan dari padat karya menjadi
padat tehno logi sehingga penyakit yang muncul obesitas, ashma broncheale,
kanker, dan tuntutan lingkungan lebih baik meningkat ( Indonesia pada ahkir Orde
Baru )
 FASE TEHNOLOGI RUANG ANGKASA
Ada satu fase ketika dunia bersiap meninggalkan abad ke 20 dan mulai abad 21,
dunia mulai menerapkan tehnologi ruang angkasa. Perjalanan yang bertujuan
kolonisasi akan melahirkan tehnologi baru dibidang kesehatan dan akan
mempengaruhi resiko kesehatan. Penggunaan komputer, radio eletrik , telpon
seluler akan mempunyai efek radiasi dan berdampak pada kesehatan, kondisi
tersebut makin sukar untuk dikendalikan
 KRISIS MULTI DIMENSI DAN AWAL GLOBALISASI DI INDONESIA
Ketika negara maju G8 sudah memasuki fase ekonomi global Indonesia dilanda
krisis multi demensi yang ditandai adanya penurunan standar berbagai sektor
kehidupan dan berdampak luas pada status kesehatan ( para meter derajat
kesehatan ). Ketika sosial ekonomi Indonesia th 1997 terpuruk, Industrialisasi
runtuh, pendapatan perkapita menukik akibatnya saat sekarang Indonesia akan
memasuki era awal Industrialisasi
Tanda ini dapat terlihat, Angka kelahiran meningkat, KLB penyakit menular
muncul, malaria meningkat, eradikasi polio gagal karena biaya operasional tak
mencukupi, kondisi semacam ini diperparah dengan sistem Desentralisasi yang
tak kunjung selesai dan difahami secara benar. Indonesia pada saat sekarang

18
masuk dalam “double bourden / triple bourden “ yaitu adanya faktor campuran
dalam Yankes dan kondisi industri
 VARIABILITAS ANTAR WILAYAH-ANTAR SOSIAL EKONOMI
Dampak desentralisasi yang tadinya diharapkan akan memacu daerah untuk dapat
mengembangkan potensi wilayah, malahan menjadikan disparitas yang lebih lebar
dan berdampak dalam kesehatan. Pengamatan penulis dibeberapa daerah tumbuh
Industri dengan pesat sedang didaerah lain industri menurun, dan berdampak
pada sistem Yankes dan pencemaran lingkungan dan juga penyebaran/ jenis
penyakit

 GLOBALISASI DAN KESEHATAN


Pengertian globalisasi kini terkenal dimana-mana dahulu dikenal dibidang
ekonomi,perdagangan/ industri tetapi sekarang ( Voyi 2006) telah bergeser yang
diikuti dengan gerakan manusia,good exchange, knowledge sharing, redistribusi
tenaga kerja.-->” tehnologi menjadi kata kunci”
Faktor tehnologi ini akan menyebabkan perubahan masalah kesehatan yang
massive dan cepat dan akan mempengaruhi kemampuan penguasaan,
penyediaan tehnologi dibidang kesehatan. Globalisasi gerakan manusia akan
makin sulit virus/bakteri penyebab penyakit untuk dilokalisir, globalisasi manusia
berarti globalisasi penyakit, Globalisasi perdagangan akan berdampak pada
obat2-an/ peralatan canggih, tenaga kesehatan dan akan merangsang demand
Yankes yang tak rasional hal ini akan menjadi beban dunia Industri untuk mampu
menyediakan pelayanan kesehatan secara konprehensif.
1. PROGRAM KESEHATAN KERJA
a. Pembatasan/ Difinisi
 Higiene Perusahaan Adalah higiene beserta prakteknya dalam
lingkungan kerja perusahaan agar pekerja dan masyarakat terhindar dari
bahaya akibat kerja
 Kesehatan Kerja Ilmu Kesehatan masyarakat/ Kedokteran yang
memberikan pelayanan Kesehatan ditempat kerja ( promotif, preventif, kuratif
dan Rehabilitatif ) agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya ( fisik, mental dan sosial sehingga seseorang mampu mampu
berproduksi )
 Istilah kemunculan lain tetapi artinya sama :Higiene Industri,
Kesehatan Industri,Kesehatan Buruh, Sanitasi Industri , Hyperkes dll
b. Kondisi Kesehatan Pekerja yang mempengaruhi produktifitas

19
1) Penyakit Umum: Penyakit umum seperti, influensa,( 30-40%) penyakit
endemik( TBC 3,5% - 8%) penyakit parasit/perut ( 15%-20%) penyakit infeksi
yang penyebabnya bukan karena industri
2) Penyakit akibat kerja: Pneumoconiosis, silicosis, dermatosis, keracunan
bahan kimia, gangguan mentall akibat kerja
3) Keadaan gizi pada buruh sebagian besar pekerja kekurangan gizi, rata
pekerja wanita dipabrik 40-60% menderita anemia defisiensi Fe ( besi )
4) Lingkungan kerja Kondisi kebersihan, debu, panas , kelembaban, suara
bising, pencemaran limbah sering diatas ambang batas
5) Peserasian / ergonomi  antara mesin dan pekerja yang di desain masih
mengacu kondisi pekerja negara barat , sehingga dari segi ergonomi orang
Indonesia tidak sesuai
6) Ditijau dari segi psychologi ekonomi  sampai sekarang tenaga kerja
Indonesia masih mengalami goncangan krisis ekonomi yang tak kunjung
selesai ( tenaga anak2, wanita dengan standar rendah )
7) Kesejah teraan karyawan dilihat dari UMR masih dibawah standar
minimum kebutuhan hidup layak, ditambah perlindungan terhadap kesehatan
dan kecelakaan kerja belum dilaksanakan dengan sempurna
8) Pelayanan Kesehatan Masih dari memenuhi harapan, pendekatannya
masih terlalu kuratif ditambah dokter sifatnya masih part time
9) Implementasi pelaksanaan Undang-Undang tentang ketenagakerjaan,
perlidungan kecelakaan kerja masih jauh dari harapan, bahkan
implementasinya sering mengalami hambatan
c. Hubungan Kesehatan Masyarakat dengan Higiene/Kesehatan
kerja
Higiene/ Kesehatan kerja sebenarnya adalah Usaha Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan diPerusahaan/ Industri/Tempat kerja
Perbedaan antara Higiene/Kesehatan Kerja dengan Kesehatan masyarakat
HIGIENE PERUSAHAAN DAN UPAYA KESEHATAN
KESEHATAN KERJA MASYARAKAT
Upaya Kesehatan Masyarakat di Upaya Kesehatan Masyarakat di
Perusahaan masyarakat secara Umum
Sasaran Karyawan Resiko tinggi Masyarakat Resiko Tinggi dan
dan mau di ajak program Kesmas Golongan Kurang Mampu
Pelaksanaan Screning pemeriksaan Tak dilakukan Screining periodik,
kesehatan secara periodik hanya apabila ada KLB
Masalah adalah lingkungan kerja Sanitasi Lingkungan secara Umum
Bertujuan peningkatan produktivitas Kesehatan, kesejahteraan
masyarakat
Pembiayaan ditanggung Dibiayaai Pemerintah/ Masyarakat

20
Perusahaan
Perkembangannya dimulai sesudah Perkembangannya dimulai pada
revolosi Idustri pertengahan abad 19 ( periode PHC )
Peraturan/ Perundang-undangan Peraturan/ Perundang-Undangan
dalam lingkup Dep Tenaga Kerja masuk lingkup Dep.Kesehatan

d. Program Kesehtan kerja meliputi :


1. Promotif :
 Pendidikan Kesehatan / Penyuluhan Kesehatan/ KIE/ PROMKES
 Perilaku hidup bersih dan sehat ( 10 parameter )
 Kecukupan gizi dengan menu seimbang ( 13 pesan gizi seimbang )
 Kebersihan, keindahan, kenyamanan tempat kerja
 Penggunaan Pakaian Pelindung Diri saat bekerja
 Konseling
2. Preventif
 Pemerisaan kesehatan awal bekerja ( screning )
 Imunisasi
 Kesehatan lingkungan kerja
 Perlindungan diri terhadap kecelakaan
 Pencegahan Penyakit
 Penvegahan kecelakaan
 Ergonomi
Tingkat dan upaya Pencegahan gangguan kesehatan pada tenaga kerja
Sebelum proses Gangguan Gangguan Dini Sakit Cacat

Peningkatan Perlindungan Diagnosa dan Pemba Rehabilitasi


Kesehatan Khusus Pengobatata tasan
Dini Kecacatan

21
Pendidikan *Pengendalia  Me Pengobatan  Latihan/
&penyuluhan n bahaya ncari kasus cepat, tepat, pen
2.Perbaikan gizi kerja Pada kelompok/ mencegah Didikan peng
3.Perkembangan *Higene kerja individu komplikasi Gunaan alat
kejiwaan *Sanitasi  Pe agar  Anjuran
4.Perumahan Lingk Kerja njaringan kecacatan Intitusi me
sehat *Perlindungan  Pe dapat Ngerjakan te
5.Rekreasi diri (APD) meriksaan dicegah Naga cacat
6.Lingkungan *Imunisasi selektif pada  Bekerja
kerja sehat *Makanan *Mengobati,me Pemberian penuh
7.K.B,Nasehat khusus n fasilitas  Penemp
perkawinan *Perlindungan Cegah penyakit kecacatan atan selektif
8.Perhatian fakt Bhn *Mencegah dan  Terapi
keturunan Carsinogen penularan mencegah kerja di R.S
9.Pemeriksaan *Hindari bhn *Mencegah kematian  Tempat
awal kerja Alergi komplikasi kerja khusus
*Ergomi *Mencegah dan
alat/mesin kecacatan dilindungi
*Memperpedek
kecacatan

3. Kuratif
o Screning sebagai dasar rekam kesehatan
o Penyediaan pelayanan dasar/
o Rujukan bila perlu khusus penyakit menular
o Pelayanan pencegahan penyakit menular
o P3K
4. Rehabilitatif
o Penyediaan alat bantu kerja
o Rehabilitasi /sosialisasi kerja bagi penderita cacat
o Penyediaan lahan kerja sesuai kecacatan
o Pendidikan pra peralihan kerja

C. PENYAKIT PEKERJA

22
1 Penyakit Umum
 Penyakit infeksi
 Gangguan gizi
 Penyakit kronik endemik
 Penyakit pencernakan
 Penyakit parasit
 Penyakit kulit
 Gangguan saluran nafas atas
 Faktor kelelahan
2 Pen yakit akibat Kerja
a. Golongan fisik
1) Suara/ Bising  Bunyi didengar sebagai rangsangan pada
telinga lewat getaran masuk dalam peralatan telinga dan diterima otak sebagai
bentuk bunyi, apa bila bunyi telah melebihi kapasitas syaraf telinga dinyataan
sebagai kebisingan.
 Bunyi ditentukan:
a) Frekwensi dinyatakan dalam detik ( Hz) dan
b) Kwalitas se bagai gelombang dinyatakan dalam desibel ( dB)
 Pengukuran
:Pengukuran kebisingan di dalam perusahaan untuk mengetahui sampai dimana
bunyi tersebut mulai mengganggu lingkungan dan pekerja
o Kebisingan kontinyu dg spektrum frequensi luas  Mesin, kipas
angin,dapur pijar
o Kebisingan kontinyu dengan frequensi sempit Gergaji mesim, katup gas
dll
o Kebisingan terputus-putus Lalulintas, kapal terbang, kereta api
o Kebisingan impulsif  Meriam, ledakan , pukulan tukul
o Kebisingan impulsif ber ulang Mesin tempa proyek
 Nilai Ambang Batas :
di Indonesia 80- 85 dB tetapi di tempat kerja ditoleransi sampai 90 dB
 Efek pada kesehatan :
Terjadi kerusakan indera pendengaran sampai tuli progresif,
a) Tuli sementara bila berhenti kerja sembuh,
b) Tuli menetap walau habis bekerja tuli tetap ada
c) Tuli permanen dimana tuli yang mengganggu percakapan
 Efek pada daya kerja :
a) Gangguan dalam komu nikasi,

23
b) Efek pekerjaan yaitu mengganggu perhatian
c) Reaksi masyarakat
 Pengendalian :
a) Mengurangi sumber kebisingan dengan peredam sumber,
b). Penempatan penghalang jalan tranmisi bunyi.
c).Proteksi pada lubang telinga hal ini diperlukan apabila kebisingan lebih 100dB
2) Radiasi Sinar Rontgen, Radioaktif
Radiasi elektro magnetis dan Radioaktif
 Gelombang mikro  Terdapat pada alat elektronik, pemancar radio,Efek
kesehatan masih dalam perdebatan dan dianggap sesuai dengan listrik
 Radiasi laser  Banyak alat kedokteran menggunakan sinar laser efek
utama pada mata,terjadi iritasi retina sehingga timbul kebutaan, Kelainan kulit
terjadi dermatitis sampai terbakar: Pencegahan dengan Kaca mata’
 Sinar Inframerah  Terjadi pada benda-benda pijar pada pusat peleburan
baja, kaca, besi Sinar ini merusak lensa mata sehingga terjadi
kattarak( pencegahan dengan kacamata cobalt biru )
 Sinar Ultra violet  Dihasilkan pada proses pengelasan suhu tinggi, lampu
pijar, dan sinar matahari pagi dan mengakibatkan konjungtivitis fotoelektrika
 Sinar Ron’gent, Sinar gama Menyebabkan kelainan kulit, jaringan
hemopoitik(anemia, lekemia ), jaringan “sex”, hal ini tergantung dosis/ lamanya
kontak, pencegahan mengurangi kontak, pemakaian pakaian pelindung
3) Suhu yang tinggi/ Cuaca kerja
Suhu tubuh dipertahankan selalu menetap yang dipengaruhi oleh keseimbangan
antara panas hasil metebolisme tubuh dengan lingkungan sekitarnya, disamping
itu dipengaruhi sistem tubuh melalui konduksi, konveksi, radiasi dan penguapan
 Cuaca kerjaAdalah kombinasi dari :
a) Suhu udara,
b). Kelembaban udara,
c).Kecepatan gerakan,
d) Suhu radiasi ( kecepatan angin ) Tekanan panas naik
Cuaca normal di Indonesia 29 – 30 derajat Celsius dengan kelembaban 85-95%
 Pengaruh pada kesehatan :
 Suhu tinggi - menyebabkan Heat crampt,( pada suhu tinggi
karena kehilangan Natrium)—Kelanjutan akan disertai kejang pingsan, muntah
( heat stres) Heat exhaustion,( terjadi cuaca panas keringan banyak,suhu
tubuh normal, tekanan darah turun ) heat stroke(jarang pada industri biasanya
pada industri peleburan baja atau pada jama.ah haji), miliria.( biang keringat
karena keringat berlebihan)

24
 Suhu rendahdapat menimbukan penyakit “ Chilblains”(tubuh
yang terkena membengkak, merah, panas, sakit dengan gatal, terjadi pada
pekerja didaerah dingin temperatur dibawah 0 C“ Trench food” (Kerusakan
anggauta badan terutama kaki terjadi pada pekerja daerah dingin karena faktor
iskemik organ )” Frostbite” (akibat suhu sangat rendah dibawah 0 C-.>
menyebabkan gangren dan cacat menetap )
4) Tekanan Udara tinggi dan rendah
Penyakit oleh rendahnya dan turunnya udara penting pada kedokteran
penerbangan, ruang ankasa dan bagi mereka yang bekerja di permukaan laut
dan puncak gunung
Gejala :Berdasar atas besarnya tekanan udara, dan bebasnya Nitrogen dalam
tubuh, Hukum Henry : ada keseimbangan Nitrogen dalam tubuh dan alam, gas
nitrogen dalam tubuh dapat menutup artei perifer, dan bebasnya Nitrogen
jaringan “ peny Caisson “
5) Penerangan lampu kurang 
Kelainan penginginderaan, kecelakaan
Permasalahan penerangan meliputi kemampuan manusia untuk melihat
sesuatu, si
Fat-sifat obyek dan yang berpengaruh ukuran obyek, derajat kontras,
lumenensi, lapangan penglihatan , pemantulan cahaya dan lamanya melihat’
Pencegahan :
a) Perbaikan kontras,
b)Meninggikan penerangan,
c) Pemindahan tenaga kerja dengan visus setinggi2 nya
6) Getaran mekanik 
Goncangan organ tubuh menyebabkan sakit yang luar biasa. Terjadi pada alat
yang bergetar terus menerus ( pertambangan. Pengecoran logam, pabrik baja
dengan geridra, mesin tempa, mesing/ mobil getar proyek)
Gejala :
a) Kelainan pada peredaran darah dan persyarafan.--> mirip fenomena Raynud ,
pucat, biru penyubatan pemb.darah tepi
b).Kerusakan pada persendian dan tulang-tulang  otot melemah, terutama otot
kecil, kelainan persendian, osteocndrosis pada pergelangan tangan dan siku
Pencegahan: dibatasi waktu kontak dan istirahat
7) Bau – bauan
Kondisi ini ditinjau dari segi pencemaran udara, tetapi dari segi penciuman dan
hygiene secara umum’ bau yang tak disukai akan mengganggu produktifitas
kerja

25
b. Golongan chemis
1) Debu
Pneumoconioses, ( silicosis olehSiO2 bebas ) ( asbestosis oleh debu asbes ),
Berryliosis oleh debu Be, Siderosis oleh Fe2O3, Stannosis oleh biji timah putih,
Byssinosis oleh debu kapas
Debu ini masuk paru2 ,5-10 mikron ditahan oleh bronchus, 3 – 5 mikron ditahan
di broncheoli, sedangkan 1 – 3 mikron masuk alveoli
a) Terapi dan pencegahan
Terapi khusus Pneumoconiosis tidak ada, biasanya hanya simtomatik,
pencegahan : menmindahkan pekerja pada tempat yang tidak mengandung debu
dan disesuaikan ( umur, jenis kelamin, beratnya penyakit)
b) Jenis Pneumoconiosis 
 Silicosis : Terjadi karena Silica bebas pada perusahaan ( Batu
bangunan, batu granit, keramik, tambang timah putih,tambang besi, batubara,
pabrik baja/besi)
 .Anthrocosis : Karena arang batu dengan inkubasi 2-4 th gejala klinik
dengan empisema paru dan biasanya diikuti penyakit TBC paru.
 Asbestosis: Penyebab debu asbes dengan Magnesium silikat
terjadi pada perusahaan asbes, tektil dari bahan asbes.
 Byssinosis : Bahan utamanya kapas terutama pada pabrik tektil
dengan masa inkubasi 5th.
 Berryliosis : Bahan yang mengandung berrylium logam, oksida,
dan sulfat dengan gejala bronchitis, batuk kering yang tak sembuh
2) Uap 
Sering menyebabkan “ metal fume fever” . dermatitis, keracunan
3) Gas  Keracunan yang sering terjadi karena gas Asam sulfida, asam
cyanida, karbonmono oksida dan derifatnya
4) Larutan  dermatitis
5) Awan / kabut Berbentuk semburan air/uap tergantung zat yang
dikandungnya dan akan menyebabkan keracunan
c. Golongan infeksi
Misalnya bibit penyakit, anthrax, brucelliasis, pada pekerja peternakan atau
penyamak kulit, pekerja pemotongan hewan
d. Golongan fisiologis
Disebabkan kesalahan kontruksi mesin, sikap, posisi badan kurang baik, salah
melakukan pekerjaan, kelelahan fisik dan kelainan fisik
e. Golongan mental psikologik

26
Disebabkan adanya gangguan konflik menajeman yang ditanggapi secara negatif,
atau penempatan posisi pekerjaan yang terlalu lama, monotom dll
3 Pencegahan terhadap gangguan kesehatan dan daya kerja
Gangguan terhadap kesehatan dan daya kerja akibat berbagai faktor dalam
pekerjaan dapat dihindari melalui :
 Subtitusi bahan  mengganti bahan produksi dari yang berbahaya
kebahan yang kurang berbahaya
 Ventilasi Umum Mengalirkan udara pada ruang kerja / produksi
sebanyak mungkin agar pencemaran udara dapat diperkecil
 Pemasangan Ventilasi keluar setepat ( lokal exhausters)
 Isolasi  Mengisolasi ruang/ alat khusus yang menimbulkan gangguan
 Pemakaian Pekaian pelindung  Pemakaina APD harus disesuaikan
dengan pekerjaannya, bahan/ faktor penyebab gangguan ( masker, sarng
tangan, tutup kepala, sepatu, topi dll )
 Pedidikan/ penjelasan sebelum kerja terhadap aturan-aturan yang ada
 Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja  Untuk elihat keserasian kondisi
kesehatan denga kapasitas kerja yang akan di jalani
 Pemeriksaan berkala dalam ke sehatan Untuk melihat aspek pekerjaan
pengaruhnya terhadap kesehatan ( sebagai bahan evaluasi )
 Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja secara kontinyu

D. KEBERSIHAN DALAM PERUSAHAAN


1. Manfaat kebersihan dalam Perusahaan
Kebersihan penting bagi Perusahaan karena
 Sebagai bentuk estetika
 Mencegah terjadinya kecelakaan
 Mencegah terjadinya penularan penyakit akibat kerja
 Menggambarkan effisiensi dalam mengelola bahan2 produksi
 Membantu program Kebersihan Kota/ Umum
2. Segi-segi kebersihan Perusahaan
a. Air minum  Setiap Perusahaan harus menyediakan air bersih dari intalasi
air minum, untuk air minum setiap galon tempat air minum untuk 100 pekerja,
wadahnya tertutup rapat, tak boleh pakai gelas sama
b. Kakus Tersedia kakus standar, terpisah antara laki dan perempuan,
dengan perbandingan : 1 kakus 1-24 orang, 2 kakus untuk 25-50 orang, 3 kakus
50-100 orang, kakus untuk wanita harus tertutup rapat dan kondisi bersih.

27
c. Tempat cuci dan ruang ganti pakaian  Setiap tempat kerja harus
menyediakan tempat cuci 1 tempat cuci untuk 25 pekerja, dan untuk setiap
tabahan 15 orang satu tempat cuci dileng kapi sabun, handuk.
Kamar mandi disediakan satu KM untuk 15 pekerja, setiap KM dilengkapi WC.
Ruang ganti pakai an khusus untuk perusahaan yang menimbulkan debu, panas
Tinggi, asap, embun yang mungkin mengganggu kesehatan dan dipisah laki dan
perempuan
d. Ruang makan dan kantin  Khusus disediakan apabila pekerja ada waktu
istirahat untuk makan ( kantin ) , tidak diperbolehkan karyawan makan di ruang
kerja. Kantin harus mengikuti peraturan persyaratan aturan kesehatan tempat
umum, dan sewaktu-waktu harus diperiksa bag.Sanitasi Dinkes
e. Hal-hal lain  Semua tempat kerja, gang, gudang, tempat istirahat, mesin,
alat-alat lain harus dirawat bebas dari debu, lebihan/limbah bahan, Segala sampah
harus dibersihkan dan tidak ada sampah menginap
Untuk tempat ibadah harus disediakan ruang khusus laki wanita dipisah, dengan
air bersih cukup, disediakan tikar, alas untuk ibadah.
f. Pedoman kebersihan di :
 Diusahakan tidak ada tempat penularan penyakit
 Meludah , merokok disembarang tempat tidak
diperbolehkan
 Mencegah tempat2 bersarangnya serangga
 Menyediakan pembuangan air limbah kering/ basah sesuai ketentuan
yang berlaku

BAB VI

PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA


A. URGENSI PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
1. PENDAHULUAN
Tujuan Penyuluhan Kesehatan : adanya perubahan perilaku dan cara berpikir
masyarakat di bidang kesehatan, didalam RPJPN 2005 – 2025 telah menempatkan
promosi kesehatan sebagai pilar utama program kerja Depkes untuk dapat

28
meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Apabila dilihat secara sepintas
Pendidikan Kesehatan merupakan hal yang sederhana/ mudah, namum sebenarnya
masalah prilaku itu sangat komplek karena menyangkut individu, kelompok, intitusi
dan masyarakat.
Pada abad ke 18 Bernadino Ramazzini membuktikan secara ilmiah bahwa penyakit
pada para perkerja disbebkan karena pekerjaannya
Goettch (1996) : meneyebutkan penyakit tesebut akibat pekerja terpapar bahan-bahan
berbahaya yang dipergunakan oleh suatu industri, hal ini juga didukung dengan
penelitian-penelitian lain. Sehingga muncul upaya perlindungan karyawan yang
dikemas dalam ilmu kesehatan dan keselamatan kerja yang dikenal dengan K3
(Occupational Health and Safety ),
Maka kemudian disusun aturan dan alat pelindung diri, prosedur kerja, untuk
pencegahan kecelakaan kerja . Tetap kemudian diteliti ternyata masih cukup tinggi
kasus penyakit akibat kerja hal ini disebabkan oleh perilaku pekerja, kondisi semacan
ini kemudian memunculkan perlunya promosi kesehatan ditempat kerja.
Perkembangan selanjutnya disadari bahwa produktivitas pekerja tidak saja di
tentukan oleh desain pekerja tetapi juga “faktor perilaku sehat baik didalam
lingkungan kerja maupun diluar kerja”
Perhatian atas perkembangan ini akan memunculkan ilmu baru yaitu : “ PROMOSI
KESEHATAN DI TEMPAT KERJA “ ( PKDTK )  HEALT PROMOTION IN
WORKPLACE
Li &Cox ( 1986 ) membedakan fungsi antara K3 dengan PKDTK, dimana K3 berisi
pendidikan keselamatan kerja dan pengendalian bahaya kerja, Sedangkankan PKDTK
akan mengkombinasikan antara pendidikan kesehatan , keselamatan kerja dan
bahaya kerja dalam satu paket yang tak terpisahkan
Winnet dkk ( 1986 ) : mengatakan tujuan K3 adalah mengurangi resiko pekerja dari
bahaya biologi, fisik, dan lingkungan dari pekerjaan mereka, sedangkan PKDTK 
bertujuan meningkatkan kualitas dan keselamatan pekerja dengan mendorong untuk
menjalankan upaya perilaku hidup bersih dan sehat
2. PENGERTIAN
1. Pekerja :SK Menakertran No KEP /68/IV/2004. Pasal 1) yang dimaksud
dengan pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan tertentu.
2. Ruang lingkup pekerja menyangkut : semua orang ytang terlibat dalam
suatu intitusi kerja mulai dari pimpinan puncak samapi pekerja operasional lapangan
Perlindungan kerja didesain berdasar jenis pekerjaan, cara kerja/ prosedur, resiko
akibat pekerjaan meningkatkan status kesehatan dan semua akan tergantung
pada perilaku pekerja ??

29
Untuk perlindungan pekerja dari paparan bahan/ proses industri maka digalakkan
upaya K3 dan PKDTK ( ada yang menyebutkan PKDTK adalah bagian dari K3 )
3. Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja :
 Word Health Organization : berbagai kebijakan dan aktivitas
ditempat kerja yang dirancang untuk membantu pekerja (employee) dan
perusahaan ( employer ) disemua level untuk memperbaiki dan meningkatkan
kesehatan mereka dengan melibatkan partisipasi pekerja, manajemen dan
stakeholder
 Depkes :  Upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan
ditempat kerja, selain untuk memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk
mengenali masalah dan tingkat kesehatannya serta mampu mengatasi,
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatananya sendiri juga memelihara
dan meningkatkan temapt kerja yang sehat
 Li & Coox (1986) :- suatu kesempatan pembelajaran terencana
yang ditunjukkan kepada masyarakat di tempat kerja dan dirancang untuk
memfalitasi pengambilan keputusan dan memelihara kesehatan yang optimal.

B. KECELAKAAN KERJA
1. Pengertian
a. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki yang dapat
menimbulkan kerugian harta benda atau korban manusia termasuk penyakit
akibat kerja
Kecelakaan kerja termasuk : peledakan, penyakit akibat kerja, kebakaran
b. Faktor kecelakaan adalah semua unsur yang berperan dalam terjadinya
kecelakaan
c. Sumber kecelakaan adalah semua unsur atau benda, keadaan yang
berhubungan langsung sebagai penyebab timbul kecelakaan
d. Corak kecelakaan adalah cara kontak dari si korban dengan sumber
kecelakaan atau proses gerakan si korban sehingga mendapat cidera atau sakit
e. Kelompok kecelakaan :
o kecelakaan akibat kerja diperusahaan,
o kecelakaan lalu lintas,
o kecelakaan dirumah

2. Kerugian akibat kecelakaan


 Kerusakan
 Kekacauan organisasi
 Keluhan dan kesedihan

30
 Kelainan, kesakitan dan kecacatan
 Kematian
3. Penyebab kecelakaan
a) Teori terjadinya kecelakaan
 Teori kebetulan murni kecelakaan kehendak Tuhan
 Teori kecenderungan kecelakaan tenaga kerja cenderung tertimpa kecelakaan
 Teori tiga faktor utama (peralatan, lingkungan dan pekerja )
 Teori dua faktor  * Kondisi berbahaya, * Tindakan atau perbuatan berbahaya
 Teori faktor manusia  langsung maupun tidak langsung karena kesalahan
manusia
b) Dua faktor peyebab kecelakaan
(1) Tindakan dan perbuatan berbahaya
 Menjalankan mesin tanpa wewenang
 Menjalankan mesin dengan kecepatan tidak semestinya
 Membuat alat-alat K3 tidak berfungsi
 Tidak menggunakan alat pelindung diri
 Menempatkan alat/ barang pada tempat dan posisi tak layak
 Mengangkat barang dengan cara salah
 Mengambil posisi pada tempat yang berbahaya
 Membetulkan peralatan yang masih operasional
 Lalai memberikan peringatan dan mengamankan tempat kerja
 Bersenda gurau tidak pada tempatnya
 Menggunakan peralatan yang rusak
 Memaksa tetap kerja walau keadaan sakit
 Minum obat- minuman keras, mabuh/ ngantuk
 Bekerja dengan terpaksa dan tidak ikhlas
(2) Kondisi atau kedaan berbahaya
 Peralatan dan bahan yang rusak tetap dijalankan/ dipakai
 Penempatan alat/ barang yang salah
 Pelindung/ pengaman peralatan tidak memadai
 Sistem peringatan yang tidak jelas dan tidak berfungsi
 Penyimpanan bahan2 mudah terbakar / meledak tanpa peringatan/
perhatian
 Kebersihan lingkungan jelek
 Lingkungan udara tercemar bahan gas, uap, debu berbahaya
 Kebisingan yang tinggi

31
 Pancaran panas yang tinggi
 Pancaran radio aktif
 Penerangan kurang
 Ventilasi udara tidak sesuai standar
 Kemungkinan dapat tertimpa bencana alam
 Pekerja tidak terlatih atau kurang pengalaman
4. Pencegahan kecelakaan
(1) Peraturan perundang-undangan
(2) Standarisasi
(3) Pengawasan
(4) Penelitian bersifat tehnik
(5) Riset medik
(6) Penelitian Psikologik DISIPLIN
(7) Penelitian laporan/ statistik
(8) Pendidikan/ penyuluhan
(9) Pelatihan2 rutine
(10) Penggairan ( reward/ punishmen )
(11) Asuransi
5. UPAYA PENANGGULANGAN KECELAKAAN
- Berikan pengertian ( sumber bahaya, cara kerja yang aman )
- Berikan contoh kerja yang aman
- Berikan teladan yang baik
- Yakinkan K3 penting untuk dilaksanakan
- Pelaksanaan kerja ( sesuai prosedur, sesuai aturan )
- Tanggung jawab K3 adalah tanggung jawab bersama
- Keinsyafat selalu bekerja untuk safety
- Pengamatan/ suverpisi
- Kebiasaan ( bekerja dengan aman, bekerja tidak membahayakan)
TAKDIR ???
TAKDIR THASNAAH DIBUAT
TAKDIR HAQIQI HAK MANUSIA KARENA DAPAT DIRUBAH
TAKDIR MALIKI --> HAK TUHAN

A. Karakteristik program PKDTK


1. Perilaku
a. Pengertian: Suatu respon individu terhadap stimulasi baik dari dalam /
luar terhadap kondisi dalam perusahaan

32
b. Jenis perilaku :
 Perilaku ideal ( ideal behaviour )  suatu perilaku individu/ masyarakat
yang mampu mengurangi masalah yang ada.Contoh :Membuang sampah di
tempat sampah, menggunakan bahan industri yang cermat, bekerja sesuai
protab
 Perilaku yang sekarang ( current behavior ) perilaku yang dijalankan
sekarang. Buang sampah sembarang tempat, bekerja cari mudahnya, kurang
teliti
 Perilaku yang diharapkan ( expected behavior ) : buang sampah
ditempat, sebelum bekerja amati prosedur kerja, bekerja tidak bermain
c. Perubahan perilaku
Beberapa rangsangan yang merubah perilaku
 Rangsangan fisik Rangsangan yang bersumber keadaan seseorang pada
suatu saat, rasa takut terhadap ancaman, pengalaman buruk masa lalu
 Rangsangan rasionalMelihat bukti nyata, atau pengetahuan sebagai
alasan
 Rangsangan emosional  adanya rasa takut , rasa cinta, harapan-harapan
 Keterampilan Kemampuan seseorang untuk mengadopsi perilaku baru
karena perubahan alat yang baru
 Jaringan keluarga kelompok pengaruhnya terhadap watak/ gaya
 Struktur sosial Rangsangan bersumber pada dampak faktor sosial,
ekonomi, hukum, tehnologi terhadap kehidupannya
 Cost( biaya ) ekonomi, sosial
 Perilaku yang bersaing perilaku yang harus dilaksanakan dalam waktu
bersamaan.
d. Proses perubahan perilaku ada 5 karakteristik proses :
 Pengetahuan yang dimiliki
 Menyetujui
 Niat
 Praktek
 Adpocacy
2. MANFAAT
a. Bagi pekerja
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat baik di tempat kerja
maupun diluar kerja. Meningkatkan motivasi kerja karena merasa kesehatannya
Diperhatikan oleh Perusahaan, sehingga akan mengurangi angka mangkir kerja
b. Bagi perusahaan

33
Karyawan yang sehat akan meningkatkan produktivitas, efektifitas biaya
pengobatan , serta adanya kepuasan karyawan sehingga turn-over karyawan
rendah. Akibatnya perusahaan akan lebih mantap dalam pengelolaan produk/ dan
jasa.

B. Perencanaan Promosi kesehatan di tempat kerja


1. ANALISIS MASALAH KESEHATAN DAN PERILAKU
a. Analisisa Masalah kesehatan
 Mengenal masalah kesehatan tentukan masalah
kesehatan yang akan dipecahkan, kalau lebih dari satu pilih prioritas
 Mengenal penyebab masalah  Suatu penyebab masalah
fisik riil bukan perilaku
 Mengenal sifat masalahberatnya masalah, luasnya
masalah,trend waktu
 Mengenal epidemiologi masalah  kecenderungan dalam
studi epedemiologi
b. Analisis Perilaku
 Indentifikasi perilaku ideal tentukan sasarannya, perilaku harus spesifik
yang berhubungan dengan masalah kesehatan
 Penelitian sederhana terhadap Doers dan Non-Doers  Doers ( orang yang
melaksanakan perilaku/ adopter ), Non-doers ( orang yang melaksanakan )
 Memilih target behaviorSuatu kegiatan yang paling sulit diputuskan, tetapi
harus dibuat, termasuk pesan yang dibuat ( program penyuluhan yang baik
harus fokus pada target behavior yang terbatas jumlahnya )
Pemilihan target behavior merupakan proses eliminasi ( menghilangkan
perilaku yang tak jelas ) dan proses negoisasi)
c. Skala Analisa Perilaku ( The behavior Analysis Skale )
Merupakan alat ( tool ) untuk membantu memilih prioritas target behavior ada 6
kreteria :
 Mempunyai potensi memberikan dampak terhadap masalah yang ditangani
 Harus dipilih yang paling mudah untuk dilaksanakan
 Perilaku yang menyerupai perilaku ideal
 Cocok dengan norma yang berlaku
 Biayanya harus rendah ( cost ekonomi, sosial )
 Kompleksitas perilaku ( apakah dapat dipecah-pecah dalam pelaksanaan )
PENTING : Perilaku akan mudah diadopsi apabila :

a) Cocok dengan apa yang sudah dilakukan sekarang. b)Perilakunya

sederhana tidak ruwet. c) Perilaku biaya cost rendah baik dalam segi

ekonomi, maupun sosial, d) Memberi dampak positif, cepat dirasakan 34


manfaatnya baik wanita/ laki-laki/ masyarakat
d. Cara mempergunakan Behavior analysis scale untuk memmilih
target :.
 Sajikan dan bahas tentang persepsi, pengetahuan dan perilaku sasaran
 Tinjau perilaku ideal dan tambahkan apabila ada perilaku yang perlu
 Penggunaan Behavior analysis  Evaluasi setiap perilaku ideal mengenai
potensinya untuk memberi dampak, dan fiasibility
 Rundingkan perilaku-perilaku yang tidak feasibel
 Menentkan prioritas target behavior melalui * mulai pada perilaku yng telah
dilakukan dengan benar * Susun urutan dari paling mudah * Dampak terhadap
masalah * Keadaan politik

2. KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN
Perundangan/ Aturan :
 Pasal 23 Undang2 No 23 Th 1992 tentang kesehatan : Kesehatan kerja
diselenggarakan untuk mewujudkan produktifitas kerja yang optimal meliputi
pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit, akibat kerja dan syarat
kesehatan kerja. Bagi setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan
kerja yang selanjutnya ditetapkan dengan peraturan pemerintah
 Permen Kes No Pers 03/Men/ 1982/ tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja
pasal 1.B : yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan kerja adalah usaha
kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja
 SK Menakertrans No : KEP /68/ IV/ 2004 Pasal 2 dan 4 : telah
mewjibkan bagi perusahaan menyelenggarakan program pencegahan dan
penanggulangan AIDS melalui upaya sendiri- sendiri atau bersama-sama
antara pemerintah, perusahaan dan serikat kerja,

3. SASARAN
Yang dimaksud sasaran adalah individu/ kelompok yang dituju oleh program PKM
Agar lebih efektif sasaran dibagi dalam” segmen”
Ada beberapa segmen masyarakat berdasar target utama dari program

35
PRIMER
SEKUINDER
TERSIER

a. Sasaran Primer Adalah manejemen mulai menejemen puncak hingga


bawah dan Individu/ kelompok buruh yang terkena masalah diharap mampu
berperilaku yang diharapkan memperoleh manfaat paling besar ( Sering sasaran
primer masih dibagi berdasar specifik demografi, sosial, geografi masyarakat ).
Manajemen merupakan pihak yangpaling berperan dalam memutuskan apakah
intitusi mereka mau atau tidak dalam menyelenggarakan PKDTK, selain itun
mereka mereka pula yang akan menentukan apakah program PKDTK akan
berjalan mulus dilapangan nantinya. Sedangkan Golongan yang paling rentan
terkena dampak akibat kerja adalah kelompok operasional dimana justru
pendidikan dan status sosialnya paling rendah
b. Sasaran Sekunder  Adalah keluarga pekerja dan masyarakat disekitar
pabrik ( terutama penjaja makanan, keluarga masyarakat )
c. Sasaran Tersier  Adalah para pengambil keputusan, penyandang dana ,
pihak-pihak yang berpengaruh ( Pemerintah Puasat/ Daerah )

4. TUJUAN
a. Kreteria penyusunan tujuan :Suatu pernyataan atau gambaran tentang
sesuatu keadaan dimasa datang yang akan dicapai melalui pelaksanaan program
yang telah ditentukan. Ada dua tujuan :
 Tujuan yang menyangkut kesehatan, tingkat kesehatan yang ingin dicapai
 Tujuan dari program penyuluhannya yaitu perilaku yang diharapkan agar
tingkat kesehatan yang ingin dicapai oleh program dapat tercapai
b. Cara menyusun Tujuan dalam program PKDTK:
1) Tujuan Umum : Terciptanya perilaku hidup sehat diikalangan
masyarakat/ intitusi serta mau/mampu berperan serta dalam pembangunan
kesehatan
2) Tujuan khusus: Memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang hal-hal
yang dikemukakan dalam tujuan umum
Tujuan khusus harus :
 Realistis bisa dicapai bukan angan-angan
 Jelas dan dapat diukur ( siapa , apa yang diukur , seberapa
banyak, kapan dan dimana pengukuran dilakukan )

36
c. Tujuan Program PKDTK
1) Li & Cox  harus mampu memberi informasi dan memodifikasi
perilaku pekerja yang konduktif bagi kesehatan
2) Depkes RI  tujuan harus mampu :
 Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tempat
kerja
 Mengurangi angka kemangkiran karyawan
 Membantu menurunkan angka penyakit akibatpekerjaan dan
lingkungan kerja
 Membantu tumbuhnya kebiasaan kerja dan gaya hidup yang
sehat
 Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, kondusif dan aman
 Memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja dan
masyarakat

5. STRATEGI UMUM
Strategi adalah cara yang tepat yang dipilih untuk mencapai tujuan
Program PHBS untuk semua masyarakat perlu ada dukungan fisik, sosial,ekonomi,
politik, fisik untuk mencapai hal tersbut ditempuk strategi :
1) Advocacy  Suatu pendekatan pada pimpinan, pengambil keputusan ( Mentri,
Gubernur, Asisten Mentri, penyandang dana Dinas Kesehatan, Manajer)
 Hal yang diharapkan :
Kebijakan yang mendukung
Peraturan- peraturan yang mendukung beserta sangsinya
Adanya dukungan dana, fasilitas, sumber sarana lain
 Hal yang perlu dilakukan
Tentukan tentang apa yang perlu didukung
Siapa yang tepat untuk mendukungnya
Kalau mungkin apa informasi, siapa yang menyampaikan
Bagaimana, dimana , kapan informasi disampaikan
2) Sosial support ( dukungan lingkungan)
Lingkungan  adalah lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik
Bentuk dukungan sosial dapat berupa :
 PHBS dianggap sebagai norma intutusi perusahaan
 Adanya anjuran dan contoh positip pimpinan puncak/ menengah
 Tumbuh opini kelompok pekerja tentang PHBS menjadi “ pamali “ bila tak
dilakukan

37
 Kesiapan pelayanan baik dari intitusi Pemerintah dan Swasta
 Tersedianya sumber dana, dan sarana
Sasaran pendekatan sosial suport
 Lembaga – lembaga profesioanal masyarakat
 Para Komisaris Perusahaan
 Pimpinan Top Perusahaan
 Kelompok media massa
 Kelompok Persartuan pekerja , profesional
 Kegiatan yang dilakukan
Pertemuan individu/ kelompok
Pengembangan kemitraan dengan LSM jaringan kerja
Mengadakan pelatihan, pembinaan dan pertemuan kelompok
Yang dipersiapkan
Tentukan bentuk perilaku dan bentuk dukungan
Tentukan jenis media/ informasi yang tepat
Tentukan orangnya yang tepat
Cari media yang paling tepat
3) Empowerment ( Pemberdayaan )
Adalah suatu untuk memberi kemampuan sesuatu pada individu/ kelompok 
empowerment diberikan pada sasaran primer
 Yang ingin dicapai :
Meningkatkan PHBS dikalangan pekerja
Meningkatkan peran serta inttitusi dalam upaya kesehatan
 Pendekatan pokok-
Penelitian, pengembangan, penyebarluasan Penelitan dan kajian
masalah perilaku kesehatan
Pemecahan masalah ( problem-solving approach )  diarahkan pada
pemberdayaan kelompok ( dalam departemen, unit kerja ) semua
sasaran dilibatkan dalam pemecahan masalah
 Kegiatan yang dilakukan
Menentukan kelompok kerja mana yang akan dikembangkan
Mengajak kelompok diatas untuk ikut dalam pengkajian masalah
Menyamakan persepsi tentang masalah yang ditemukan
Membantu kelompok untuk dapat mengatasi masalah
Petugas bertindak sebagai fasilitatot dalam pemecahan masalah
 Interaksi sosial ( sosial interaction )
Petugas dalam hal ini tak perlu interaksi langsung, cukup kelompok
sendiri yang akan melakukan, tetapi petugas harus memonitor

38
Interaksi yang direncanakan karena perubahan perilaku cukup sulit
atau kurang kepedulian dari pimpinn

6. STRATEGI PROMOSI BERDASAR TATANAN


a. Strategi promosi berdasar kondisi/ jenis intitusi kerja

TEHNO
LOGI (+)

AREA ARE
IV AI

S.D.M(-) S.D.M(+)

AREA AREA
III II
TEHNO
LOGI

(-)
AREA I  Kondisi intitusi padat modal, padat profesi, maka promosi kesehatan
dilaksanakan melalui pendekatan pemecahan masalah, dimana provider
sebagai fasilitator, semua tehnik dan sarana diserahkan kepada intitusi
AREA II  Kondisi intitusi dimana karyawan terdiri dari banyak tenaga profesional,
tetapi permodalan kecil maks strategi promosi kesehatan dilakukan
secara partisipasif, karyawan diikutsertakan dalam pemecahan masalah,
provider diharapkan banyak membantu dalam sarana/prasarana saja
AREA III  Suatu intitusi modal kecil dan karyawan kurang profesional ( informal
intitusi ) maka peran provider sangat dominan, mulai dari menemukan
masalah dan aktif dalam memecahkan masalah sampai bantuan
sarana/prasaranan. Konsep pelatihan dengan sistem demontrasi/
kalakarya sangat diperlukan
AREA IV  Kondisi intitusi padat modal tetapi sumber daya manusia rendah,
terutama pada perusahaan keluarga, sistem promosi kesehatan harus
mengikut sertakan karyawan sejak awal mulai dari need assisment,
penentuan masalah,dan pemecahan masalah. Kontribusi provider dalam
hal ini sifatnya “ nguwong-ake “, kita sebagai konsultan teehnis ,
sedangkan sarana/prasarana dibebankan intitus

39
b. Pentahapan Program promosi per-orangan
Pentahapan program dilakukan apabila ada beberapa pesan yang harus
disampaikan dalam merubah perilaku tergantung kelompok kerja/ unit kerja
 Pemberian informasi  Agar pekerja tahu, dan berminat atas anjuran
yang diinformasikan segingga mereka akan tertarik untuk dapat mencoba
 Penjajakan Resiko Kesehatan  mengindentifikasi permasalahan
kesehatan pada pekerja baik dimasa lalu, saat sekarang dan yang akan datang.
Upaya mengindentifikasi masalah dilakukan lewat pendekatan pemeriksaan
kesehatan rutine sehingga diketahui kondisi kesehatan masa lalu, sekarang,
dan kemungkinan masa depan yang dihubungkan dengan pekerjaannya
 Pemberian penyelesaikan masalah Yaitu apabila pekerja terkena suatu
penyakit kalau sifatnya umum diberikan agar melaksanakan pola hidup bersih
dan sehat, tetapi apabila berhubungan dengan pekerjaannya makan perlu
perlindungan kerja sampai pemindahan tempat kerja
 Membuat Sistem dan Lingkungan yang mendukung  yaitu mencipkan
perubahann perilaku lewat menanganan lingkungan, artinya ada peraturan
khusus atau dalam bentuk protap kerja / lingkungan intitusi dengan sanksi
tegas ( misal : kantin, area rokok, pemakaian alat pelindung diri, pengamanan
peralatan untuk mencegah kecelakaan

7. KEGIATAN
a. Tema kegiatan
 Tema umum : Yaitu tema yang tidak ada hubungan langsung dengan
kondisi dengan kondisi kerja/ bahaya kerja
LIFE STYLE HEALTH HEALTH LAIN - LAIN
SCRENING PREVENTION
Merokok Tekanan darah, Promosi bahaya Adanya rest area
kadar kolesterol rokok untuk perokok
Makan makanan Kadar kolesterol, Promosi makanan Penyediaan
yang tak sehat trigliserid, EKG gizi seimbang warung sehat
Anemia/ tidak Kadar hemoglobin Perlunya makan Pemberian tablet
makan pagi hari darah pagi, gizi seimbang zat besi/ ektra
makan
Penyakit menular Pemeriksaan rutin Pendidikan PHBS Pemberian
Imunisasi

b. Waktu dan durasi promosi kesehatan dapat dilakukan kapan saja


dan dimana saja sesuai dengan ke butuhan intitusi baik pada jam kerja maupunn
diluar jam kerja , yang penting harus menggunakan media yang cocok sesuai

40
dengan tatanan tempat kerja. Durasi PKDTK dapat diselenggarakan secara
terus menerus lewat spot atau pesan khusu
c. Lokasi kegiatan
 Didalam tempat kerja dapat : digunakan spot, poster atau
pengawasan dalam prosedur serta pemakaian APD
 Diluar tempat kerja : dapat dilakukan rekreasi, out bond, olah kraya,
penyuluhan pada warung makan, pamasok bahan dll

8. PEMBUATAN PESAN POKOK


Pesan pokok merupakan benang merah untuk memadu, mengembangkan pesan-
pesan berdasarkan sasaran.
a. Mengembangkan pesan  unsur-unsurnya :
 Perilaku yang diharapkan ada Keuntungannya
 Alasannya mengapa menguntungkan, alasan harus
 Rasional
 Emosional-.> pengalaman orang yang disegani
 Nada pesan ( Tone )
Yang dimaksud nada adalah sifat pesan : lucu, gembira, serius, ilmiah ,modern,
kasih sayang, gaya desa/ kota ( tergantung sasaran )
 Sumber informasi
Yaitu orang yang terpercaya untuk membuat pesan, atau sumber pesan
b. Bentuk khusus pesan
 Slogan suatu ungkapan yang singkat gampang difahami
 Logo  Cetakan yang melukiskan citra atau positioning program
c. Kegiatan yang dilakukan
 Tetapkan perilaku yang diharapkan
 Sebutkan keuntungan dan alasan mengapa menguntungkan
 Tetapkan nada pesan
 Tetapkan siapa tokok idiola

9. METODA DAN SALURAN KOMUNIKASI


Komunikasi merupakan kegiatan penting dalam penyuluhan  lewat pesan
a. Tipe-tipe saluran komunikasi
 Interpersonal wawan muka, kunjungan ke organisai, konseling,
diskusi
 Melalui media cetak, tele media
 Media massa
 Media tradisional

41
b. Kreteria memilih saluran komunikasi
 Pergunakan data penelitian tentang : harga, saluran yang disenangi,
citra dari saluran yang akan dipakai,perhatikan kondisi sasaran dalam berperilaku
saat sekarang
 Perhatikan kemampuan saluran membawa pesan: apakah saluran
tersebut sumber informasi/motivasi, apakah cocok utk pesan,bahasa perlu
perhatian, jangkauan dan frequensi
 Pertimbangkan masalah kesulitan, biaya, kesiapan
mengkomonikasikan
 Analisa jangkauan dann frequensi
 Buat daftar: perincian tetang logistik
c. Bauran Saluran Komunikasi
untuk mencapai sasaran secara efektif diperlukan berbagai metoda dan media
secara bersamaan, berurutan dengan saluran yang berbeda-beda

10. MENETAPKAN KEGIATAN OPERASIONAL


a. Apa kegiatan operasional ?
Sesudah menetapkan masalah, target sasaran, tujuan, strategi, pesan, media
dalam perencanaan  baru penetapan kegiatan yang akan dilakukan ( kegiatan
operasional
b. Isian kegiatan operasional adalah
 Jenis kegiatan
 Tempat
 Waktu
 Yang bertanggung jawab
 Jadual kegiatan

11. PELAKSANA
 Dilaksanakan sendiri : harus membentuk team tenaga promosi
kesehatan dapat dibawah Dewan Direksi atau HRD/ departemen trainning , team
harus sudah mendapatkan latihan khusus tentang metoda penyuluhan,. Team
harus permanen karena mereka disamping memberikan penyuluhan kesehatan
juga melakukan penelitian, dan kajian epidemiologi dan biasanya dijadikan satu
dengan devisi K3.
 Dilaksanakan oleh pihak luar (LSM): pelaksanaan diserahkan kepada
pihak ke III / LSM, tetapi yang perlu diingat sebaiknya pihak ke III di fokuskan
kepada upaya memfasilitasi pelaksanaan PKDTK . Pihak ke III akan merancang

42
program, melaksanakan pelatihan SDM , menyediakan sarana media penyuluhan
sampai kepada evaluasi program

12. MENETAPKAN PEMANTAUAN DAN PENILAIAN


a. Pemantauan: meliputi
 Pesan atau bahan penyuluhan ->Bahan media massa, bahan penyuluhan
 Input penyuluhan Jumlah tenaga yang menyuluh,jumlah penyuluhan,apakah
media out door sudah dibagi, siaranTV/Radio berapa kali, jumlah media cetak,
radio spot dll
 Hasil penyuluhan Pengamatan tentang Pengetahuan ( test/ wawancara ),
sikap ( pendapat, perhatian, niat), Perilaku ( pengamatan langsung )
b. Indikator atau aspek yang dipantau
 Kuantitas/ prekuensi penyaran, waktu,kejelasan
 Target sasaran yang terjangkau
 Biaya yang dikeluarkan
c. Cara memantau
 Memantau laporan.
 Observasi, wawancara
 Fokus Group Discustion
 Surat pendengar
d. Waktu pemantauan
 Selama perjalanan program
 Saat penyuluhan dilaksanakan
 Bulanan, atau tahunan
e. Penilaian
1) Penilaian Program PKM 
 Input,
 proses,
 ekperimental proses ( pre test & post test )
2) Penilaian dampak terhadap pekerja  melalui survey, dan jarang dilakukan
dengan penelitian ekperimental
 Efektifitas media
 Jangkauan media
 Inpact performent perilaku
 dampak terhadap peningkatan produksi

43
BAB VIII

PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH/ PESANTREN

PENDAHULUAN
Pendidikan : di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME ,
kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, berkepribadian mulia, cinta tanah
air dan mampu bersaing dalam IPTEK untuk menghadapi saingan global
Pembangunan Kesehatan: adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
untuk kesejahteraan umum, Salah satu modal dasar pembangunan adalah sumber
daya manusia yang sehat, jasmani,mental, dan sosial untuk dapat berproduksi
maksimal
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan untu mencapai kemampuan hidup
sehat harus dimulai saat konsepsi, bayi, anak, remaja sampai tua
Sejarah pendidikan kesehatan di sekolah : dirintis sejak 1956 kerja sama antara Depkes
dan Depdikbud serta Departemen Dalam Negeri  dalam bentuk Proyek UKS
Perkotaan di Jakarta dan pedesaan di Bekasi, Th 1973 kemudian dibentuk Panitia
Bersama UKS atara Depdikbud dan Depkes, th 1980 ditingkatkan menjadi Kepmen
bersama. Pada th 1982 dihasilkan Piagam Kerja sama antara Dirjen Pembina Kesmas
Depkes dan Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag tentang Pembinaan Kesehatan
Anak pada Perguruan Agama Islam. Baru pada tg: 3 September 1984 ditetapkan SKB
4 Menteri( Mentri Pendidikan Kebudayaan, Mentri Kesehatan, Mentri Agama dan
Mentri Dalam Negeri ):
*Tentang Pokok Kebijakan Pembinaan dan Pengebangan Usaha Kesehatan Sekolah (
No: 048a/U/1984, No: 319/Menkes/SKB/VI/ 1984.Nomor : 74/ Th /1984/, No: 60/Th 1984
*Tentang Tim Pembina UKS ( No.0408b/U/1984. No: 319a/ Menkes/SKB/VI/1984, No:
74a/ Th/ 1984 dan No: 61 th 1984
Dari penelitian Depdikbud, Depkes, Depag disimpulkan :

44
 Kegiatan Kesehatan Sekolah ditinjau dari segi sarana/ prasarana, pengetahuan, sikap, anak
didik dibidang kesehatan termasuk kesehatan gigi, kebersihan pribadi, warung sekolah, belum
memperlihatkan prinsip hidup bersih dan sehat
 Masih banyak kekurangan dalam hal sarana-prasarana, tenaga guru sebagai sarana penujang
untuk mewujudkan proses belajar mengajar dalam Pendidikan Kesehatan
 Terdapat kecenderungan semakin meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan obat/
narkotika, minuman keras, merokok dan sebagainya di dalam maupun luar sekolah
 Sarana Upaya Kesehatan ditijau dari cakupan sekolah, peserta didik dalam program wajib
belajar 9 th antara mutu, tenaga, sarana-prasarana belum seimbang.

PENGERTIAN, TUJUAN, SASARAN, DAN RUANG LINGKUP

1. Pengertian :

 Kesehatan dalam UU No 23 tentang Kesehatan : adalah kondisi

badan sehat secara jasmani, rohani, sosial yang memungkinkan seseorang

mampu berproduksi

 Usaha Kesehatan Sekolah : adalah suatu usaha pelayanan

keasehatan di intitusi sekolah umum/ agama sebagai usaha peningkatan

kesehatan masyarakat sekolah dengan usaha :, Mencegah penyakit,

Meningkatkan hidup sehat, Membina kebersihan pribadi, Pengobatan secara dini,

Memperpanjang Umur harapan hidup, serta membina peran serta Masyarakat

dalam rangka memelihara lingkungan sekolah sehat

2. Tujuan

 Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajad kesehaan peserta didik serta

menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan

perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia

Indonesis seutuhnya

 Tujuan khusus

Memupuk kebiasaan hidup bersih dan sehat, mempertinggi derajad kesehatan

peserta didik yang mencakup:

45
 Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan hidup

bersih dan sehat, serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan

kesehatan di sekolah dan perguruan agama, rumah tangga, lingkungan

masyarakat

 Upaya kondisi sehat yang mencakup fisik, mental dan sosial

 Memiliki daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk dalam

penyalah gunaan obat/narkotika, bahan berbahaya, alkohol, rokok , seksual dll

 Tujuan Pembinaan dan Pengembangan UKS

Tercapainya pembinaan yang terpadu dan intensif agar penyelenggaraan

pembinaan UKS dapat berhasil guna dan berdaya guna sehingga tujuan UKS

dapat tercapai secara maksimal

3. Sasaran

 Sasaran UKS

Adalah peserta didik dari Pendidikan Dasar sampai Pendidikan Menengah Atas

termasuk seluruh pendidikam perguruan Agama

 Sasaran Pembinaan UKS

 Peserta didik

 Pembina UKS * Pembina tehnis ( guru dan petugas kesehatan ) * Pembina non-

tehnis ( pengelola pendidikan, karyawan sekolah )

 Saran – prasarana pendidikan dan pelayanan esehatan

 Linkungan ( sekolah, keluarga, masyarakat )

4. Ruang lingkup

 Ruang lingkup UKS TRIAS UKS

1) Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan

 Pengetahuan dasar tentang hidup bersih dan sehat

 Sikap tanggap tentang masala kesehatan

 Latihan atau demontrasi kebiasaan hidup bersih dan sehat

2) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

46
 Pelayanan kebersihan

 Pemeriksaan berkala murid

 Pengobatan ringan dan PPPK

 Pengawasan warung sekolah

 Pencatatan, pelaporan keadaan peyakit

 Pelayanan Pencegahan Penyakit

3) Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah sehat

 Sanitasi lingkungan

 Taman sekolah

 Tempat/ sarana bermain

 Tanaman Obat / gizi sekolah

 Upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk

 Ruang lingkup Pembinaan UKS

 Menyusun perencanaan

 Penyusunan program

 Pelaksanaan program

 Pengendalian program

 Penelitian dan penilaian

 Pengembangan tehnologi ( organisasi, ketenagaan, sarana, pembiayaan )

TUGAS POKOK DAN FUNGSI MASING-MASING DEPARTEMEN

1. Departemen Pendidikan Nasional

Mengembangkan program UKS melalui jalur Kuriluler termasuk :

o Merumuskan kebijakan tehnis pengembangan kurikulum dan sarana

pendidikan

o Mengembangkan metodologi pendidikan kesehatan

o Mengembangkan model pendidikan kesehatan

o Melaksanakan supervisi, pengawasan, evaluasi dan monitoring ( SPEM)

47
o Penelitian dan pengembangan

2. Departemen Kesehatan

Mengembangkan dan membina program UKS melalui jalur ektra kulikuler

o Merumuskan kebijakan tehnis pembinaan kesehatan sekolah

o Mengembangkan sistem pembinaan kesehatan di sekolah

o Melaksanakan pembinaan kesehatan di sekolah

o Melaksanakan SPEM

3. Departemen Agama

Mengembangkan dan melaksnakan UKS pada perguruan agama, pesantren

termasuk didalamnya

o Merumuskan kebijakan tehnis pembinaan dan pengembangan UKS di

perguruan agama/ pesantren

o Melaksanakan kebijakan tehnis pembinaan dan pengembangan UKS di

perguruan agama/ pesantren

o Mengamankan kebijakan tehnis pembinaan dan pengembangan UKS di

perguruan Agama/ pesantren

o Melaksanakan SPEM

4. Departemen Dalam Negeri

o Ditingkat Pusat melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan UKS secara

Koordinasi

o Ditingkat daerah Provinsi melaksanakan koordinasi denganSPEM bersama

Dinas Kesehatan, Kanwil Depag dan Dinas Pendidikan

o Ditingkat Kabupaten Bupati, Walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan

pembinaan dan pengembangan UKS

KEBIJAKSANAAN PELAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

1. Kebijaksanaan Pelaksanaan

48
Yang dimaksud adalah memberikan landasan dan pedoman pembinaan dan

pengembangan untuk dilaksanakan secara terpadu, merata, menyeluruh, berhasil

guna,dan berdaya guna.

Kebijaksanaan pelaksanaan adalah

o Pembinaan dan pengembangan UKS diselenggarakan dalam Lintas sektor

o Upaya pendidikan Kesehatan selalu dilaksanakan melalui kegiatan intra

kulikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler

o Upaya pelayanan Kesehatan diutamakan pada upaya peningkatan dan

pencegahan penyakit dilaksanakan secara serasi, terpadu dibawah

koordinasi dan bimbingan tehnis Puskesmas

o Upaya peningkatan mutu lingkungan hidup sekolah yang sehat diarahkan

untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan pelayanan kesehatan

o Upaya penelitian dilaksanakan sebagai salah satu landsan dalam

meningkatkan pembinaan UKS

o Penyelenggaraan Pembinaan dan pengembangan UKS dilakukan dengan

peran serta aktif masyarakat

2. Langkah-langkah

o Meningkatkan percapaian kuantitas/ cakupan UKS untuk semua tingkat dan

jenis pendidikan

o Menetapkan pola pembinaan dan pengembangan UKS baik pola dasar

maupun pengembangannya

o Penyelenggaraan upaya promotif dan preventif ditujukan untuk

menanggulangi penyakit kejiwaan, pengaruh rokok/ narkotika/ miras,

kenakalan remaja , kriminalitas / psikosa peserta didik

o Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan da upaya pelayanan

kesehatan serta kesehatan lingkungan sehat dilakukan melalui keterpaduan

antara program yang berdaya ungkit besar terhadap penurunan angka

kesakitan/ absensi sekolah, maupun meningkatkan keterpaduan antar

49
pelayanan kesehatan profesional dalam sistem pelayanan paripurna antara

guru,orang tua murid

o Menyiapkan pengadaan tenaga pembina UKS ,sarana-prasarana, serta

pemeliharaannya baik pada tingkat pusat maupun daerah

o Melaksanakan penelitian dan pengembangan UKS secara terpadu, teratur,

dan terencana.

o Membangkitkan minat masyarakat untuk ikut serta dalam mendukung

maupun penyelenggaraan UKS

PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

A Program Pembinaan Peserta Didik

Untuk meningkatkan kemampuan hidup bersih dan sehat serta derajat

kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan prisif hidup bersih

sehat sedini mungkin melalui program pendidikan kesehatan, program

pelayanan ksehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat ( TRIAS UKS )

1. Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan adalah:

o Meningkatkan pengetahuan murid tentang ilmu kesehatan/ cara hidup

seha

o Menanamkan dan membina nilai. Sikap mental yang positif pada

prinsip hidup sehat

o Menanamkan dan membina kebiasaan hidup bersih sehat dalam

sehari-hari

o Meningkatkan ketrampilan murid dalam melaksanakan pemeliharaan,

pertolongan dan perawatan kesehatan

50
Untuk mencapai tujuan tersebut dapat diberikan lewat intre kulikuler, ko-

kulikuler, dan ektra kulikuler berupa :

o pelajaran dan latihan

o bimbingan kesehatan

o penyuluhan kesehatan

o kunjungan kelas

o bimbingan khusus

a) Kegiatan Intra kulikuler - pendidikan pada jam pelajaran

a) Pendidika tingkat Dasar

o Sekolah Taman Kanak-kanak  diberikan melalui penanaman

kebiasaan dan membangkitkan minat hidup sehat ( dengan materri

kesehatan diri, kesehatan lingkungan sekolah )

o Sekolah Dasar dan Ibtidaiyah - diberikan melalui penanaman

kebiasaan serta bimbingan dengan materi pendidikan :(1) Kesehatan

pribadi ( 2) Gizi, (3) Pengetahuan tentang UKS, (4). Pendidikan keselamatan,

(5).Kesehatan lingkungan. (6) .Peningkatan ksehatan (7). Keseimbangan

antara kegiatan dan istirahat, (8). Pengetahuan penyakit menular dan (9)

PPPK

b) Sekolah Menengah Pertama/ Tsanawiyah-  diberikan lewat pemahaman dan

penafsiran konsep-konsep dan komunikasi dengan materi: (1). Kesehatan

pribadi.(2). Makanan dan minuman sehat.(3). Keseimbangan antara kegiatan

dan istirahat.(4). Kesehatan lingkungan, (5). Pengetahuan tentang UKS.(6)

Pengetahuan Penyakit menular,(7).Penyakit tidak menular.(8).Kesehatan

mental ,(9).Imunisasi.(10) Pendidikan dan keselamatan .(11),P3K dan P3P

c) Sekolah Menengah Atas / .Madrasah Aliyah  diberikan melalui pemahaman

dan penafsiran konsep, perencanaan , penelitian, serta komunikasi dengan

materi: 1). Kesehatan pribadi.(2). Makanan dan minuman sehat.(3).

Keseimbangan antara kegiatan dan istirahat.(4). Kesehatan lingkungan, (5).

51
Pengetahuan tentang UKS.(6) Pengetahuan Penyakit menular,(7).Penyakit

tidak menular.(8).Kesehatan mental ,(9).Imunisasi.(10) Pendidikan dan

keselamatan

d) Sekolah Pendidikan Keguruan - diberikan .(1),P3K dan P3P (2) Pengobatan

tradisional melalui pemahaman, penafsiran konsep, perencanaan, penelitian,

dan komunikasi dengan materi : 1). Kesehatan pribadi.(2). Makanan dan

minuman sehat.(3). Keseimbangan antara kegiatan dan istirahat.(4).

Kesehatan lingkungan, (5). Pengetahuan tentang UKS.(6) Pengetahuan

Penyakit menular,(7).Penyakit tidak menular.(8).Kesehatan mental ,

(9).Imunisasi.(10) Pendidikan dan keselamatan .(11),P3K dan P3P (11)

Pengobatan tradisional

e) Sekolah Kejuruan - Pemerintah dalam menggerakkan tenaga siap kerja

diarahkan kepada pendidikan Menengah Kejuruan dengan cara memberikan

ketrampilan purna melalui penguasaan operasional peralatan, mesin sesuia

dengan kemajuan IPTEKS modern. Akibatnya para peserta didik akan

menghadapi resiko bahaya kecelakaan, dampak buruk akibat mesin, radiasi,

zat-zat berbahaya, pencemaran udara yang makin meningkat. Bentuk

kecelakaan dan dampak buruk terhadap kesehatan tergantung pada tingkat

kesadaran akan keselamatan kerja dari jajaran sekolah, pendidik dan

murid.Maka dari itu materi utama yang diberikan adalah Keselamatan Kerja

dan keamanan kerja, disamping materi seperti pada pendidikan kesehatan di

SMU

f) Sekolah Luar Biasa  Dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dengan

materi maupun metoda pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan,

kemampuan anak, kemampuan guru serta situasi dan kondisi sekolah, dan

fasilitasnya

g) Pondok Pesantren ( Ukestren )

o Pelaksanaan Pendidikan

(1) .Tujuan

52
* Para santri memiliki pengetahuan, pengertian, tentang kesehatan dan

sikap

Positif terhadap kehidupan sehat sehingga mampu melaksanakan

dalam sehari-hari

* Para santri / lulusan pesantren mampu menularkan, mengajarkan

penget tahuan , dan ketrampilannya dalam membina kesehatan

pada masyarakat

(2) Bagi pondok pesantren yang mengadakan pendidikan formal

dilaksanakan melalui kurikulum madrasah umum yang ada

di pesntren tersebut

(3) Bagi pesantren salaf perlu diadakan kelas khusus/ kelompok khusus

pendidikan kesehatan dan kegiatan-kegiatan yang bersifat ektra

kulikuler’Untuk itu perlu ada penataran khusus untuk tenaga pembina

kesehatan pesantren dan dipesantren ada tenaga pengelola

o Materi pendidikan

(1) Peningkatan kesehatan bagi pribadi diantaranya : makanan, air minum,

sarana/prasarana pondok, tempat tidur/kamar, kesehatan lingkungan

(2) Pencegahan penyakit yang meliputi penyakit menular, dan tidak menular

imunisasi, keselamatn diri/lingkungan dll

(3) Pemeliharaan kesehatan meliputi , pemeriksaan kesehatan, P3K, P3P

dan pesediaan obat ringan ( POS Obat)

b) Kegiatan ko-kurikuler/ Ektra kulikuler

a) Kegiatan ko-kurikuler

Kegiatan di luar jam pelajaran sekolah yang bertujuan agar peserta didik

lebih memperdalam dan lebih menghayati apa yang dipelajari dalam intra

kurikuler, dengan kegiatan, studi buku, penelitian kasus, membuat karangan,

kegiatan ini harus mendapat bibingan dan pengawasan dari guru dan dinilai

b) Kegiatan Ektrakurikuler

53
Suatu kegiatan diluar jam pelajaran biasa ( termasuk hari libur) atau diluar

sekolah dengan tujua memperluas pengetahuan dan ketrampilan siswa serta

melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya, Bentuknya

o Melakukan kegiatan sesuai dengan isi buku pelajaran ( cuci tangan)

o Penyuluhan kesehatan dan latihan ketrampilan dalam rangka pelayanan

kesehatan

o Kegiatan peserta didik, OSIS dan guru  wisata karya, kerja bakti

lingkungan, dokter kecil, kader jentik sekolah, P.M.R. lomba kesehatan

o Bimbingan hidup bersih sehat yang termasuk didalamnya :

(1) Bimbingan hidup sehat dalam rangka pemberi bantuan membina konsep

diri perilaku bersih dan sehat dan mampu melaksanakan untuk

perkembangan diri yang optimal pemahaman tentang pembawaan dan

keadaan diri baik secara fisik, mental serta sisfat-sifat kepribadian dan

hubungannya dengan lingkungan dan nilai-nilai di masyarakat

(2) Tujuan program bimbingan hidup sehat :

Membina konsep sehat diantara kalangan peserta didik

o Membantu peserta didik mengatasi persoalan dalam menuju

perkembangan yang harmonis

o Memberikan informasi kepada guru dan petugas kesehatan dalam

rangka membina prinsip hidup sehat

o Menghimbau/ mengajak orang tua untuk dapat menerapkan

prinsip hidup sehat di dalam keluarga

(3) Sasaran dan lingkungan bimbingan

Sasaran dan linkup bimbingan meliputi , Peserta didik, Guru, Petugas

Kesehatan, Orang tua murid

(4) Program Bimbingan :

54
o Memberikan informsi dan pengertian tentang pentingnya hidup

bersih dan sehat dan pengaruhnya terhadap perkembangan masa

depan

o Mengajak mengumpilkan informasi tentang diri sendiri secara

sistematis terencana termasuk kelainan kesehatan

o Mengajak mengenal berbagai kemungkinan hambatan dalam

merealisir dirinya dan cara mengatasi

o Mengajak untuk merencanakan masa depan secara terencana dan

terarah dalam mengatasi masalah kesehatan/ menjadikan tetap sehat

(5) Pelaksanaan Kegiatan

o Bimbingan Kelompok  awal dan akhir tahun dan sesuai kebutuhan

o Bimbingan individu dilakukan sepanjang ajaran/ kebutuhan/ kasus

(6) Pelaksana

Bimbingan hidup bersih sehat merupakan tanggung jawab konselor/

psikolog sekolah dan guru olah raga, petugas keshatan

c) Pendekatan dan metoda

Pendekatan- Disesuaikan dengan tingkat kemampuan individu, situasi/

kondisi setempat, dan mengacu tujuan pendidikan ( individu, kelompok)

Metoda  Belajar kelompok, kerja kelompok, diskusi, belajar

perorangan,pemberian tugas simulasi dll

2. Program Pelayanan Kesehatan

1) Lingkup Pelayanan Kesehatan

o Intervensi terhadap individu pencarian penyakit, pemeriksaan

rutine, pengobatan, imunisasi dan tidakan lanjut

o Intervensi untuk lingkungan sekolah  sanitasi, saluran limbah, air

minum/ air bersih, lingkungan yang tak mendukung

55
o Intervensi untuk membentuk perilaku hidup bersih dan sehat

2) Kegiatan yang dijalankan

o Kegiatan promotif

a) Tujuan Meningkatkan ketrampilan dan kemampuan untuk

mampu menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat

b) Bentuk kegiatan Peran serta aktif Latihan kurikuler,

Pembentukan peran aktif dokter kecil, PMR,

c) Pembinaan keteladanan  warung sekolah, lingkungan bebas

jentik,keteladan kebersihan / keindahan ruang kelas, kebersihan diri

d) Kegiatan penyuluhan  merupakan kegiatan ektra kurikuler

o Kegiatan Preventif

a) Tujuan  Meningkatkan daya tahan serta mencegah

terjadinya penyakit dan kelainan/ kecacatan

b) Bentuk kegaiatan  Pemeriksaan kesehatan

berkala,Penjaringan saat masuk sekolah, Observasi perembangan/

pertubuhan anak

c) Imunisasi anak sekolah ( BIAS) kelas I dan kelas VI

d) Usaha pemberantasan Penayakit menular, sumber

infeksi dan pengawasan sanitasi lingkungan sekolah

o Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan

a) Tujuan Menyembuhkan penyakit dan

mencegah komplikasi/ kecacatan

b) Bentuk kegiatan Diagnosa dini,

Pengobatan ringan, Pertolongan pertama kecelakaan, rujukan medik

3) Pelayan UKS oleh Puskesmas

a) Tujuan Menunjang pencapaian

PHBS dan Status kesehatan anak didik di sekolah, yang dilaksanakan

56
secara terpadu ( Puskesmas, Guru, Orang tua)  usaha tersebut

merupakan kegiatan pokok Puskesmas

b) Tugas pokok Puskesmas 

o Pencegahan penyakit

o Pelaksanaan kegiatan

bersama guru, murid, orang tua

o Memberikan bimbingan

tehnis medik

o Memberikan penyuluhan

kesehatan

o Melakukan penjaringan dan

rujukan

o Informasi, feed back

kesehatan anak didik kepada Sekolah

o Laporan teratur ke Team

Pembina UKS

B.PROGRAM PEMBINAAN LINGKUNGAN

1. Program Pembinaan Lingkungan Sekolah

1) Lingkungan Fisik Sekolah

o Penyediaan air bersih dan pemeliharaan penampngan air

o Pengadaan dan pemeliharaan tempat sampah/ air limbah

o Pemeliharaan kakus, urinoir, kamar mandi

o Pemeliharaan ruang kelas, perpustakaan, olah raga/ aula,

halaman

o Pengadaan warung sekolah, pagar sekolah, kantin sekolah

57
2) Lingkungan Mental Sosial

Usaha pembinaan mental dan sosial dilakukan melalui pemantapan sekolah

dengan program Konsep Ketahanan Sekolah ditambah dengan kegiatan

o Bakti sosial terhadap lingkungan

o Perkemahan, jelajah alam, wiyata karya

o Kesenian  teater, musik, olah raga

o Kepramukaan, PMR, Dokter Kecil, lomba, Karnaval

2. Program Pembinaan Lingkungan Keluarga

1) Tujuan 

o Meningkatkan pengetahuan orang tua sehubungan dengan PHBS

o Meningkatkan partisipasi orang tua dalam menunjang program UKS

o Meningkatkan kemampuan orang tua dalam membina lingkungan rumah

2) Program kegiatan

o Kunjungan rumah- penyuluhan langsung

o Ceramah kesehatan disekolah atau di linkungan orang tua ( RT,Kelurahan)

3) Program Pembinaan Masyarakat Sekitar

o Pendekatan Kemsyarakatan dilakukan oleh Pimpinan Sekolah/ Pondok

Pesantren dengan Kepala Desa, RT/RW dan tokok masyarakat

o Pendidikan ceramah umum dengan melibatkan masyarakat

o Penyuluhan masal dengan audio visua

o Penyelenggaraan proyek bersama mis: air bersih dll

C PROGRAM PEMBINAAN KETENAGAAN

Ketenagaan didalam kegiatan PKM di Intitusi Pendidikan meliputi: Guru/ Ustad,

Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, Petugas Kesehatan/ Puskesmas, progran

pembinaan berupa

o Peningkatan kuantitas dengan Pendikan formal ( Sekolah guru, sekolah

Kesehatan)

58
o Penataran bagi guru yang menangani UKS / Guru BP/ Guru Olah Raga

o Penataran tenaga bantu Penjaga sekolah, petugas kantin dll

o Peningkatan Mutu Dilakukan penataran/ penyegaran dalam rapat kerja dan

kegiatan penataran lain ( disisipkan ), seminar, lokakarya

D.PROGRAM PEMBINAAN SARANA

o Pengadaan/ pemeliharaan Ruang UKS

o Pengadaan Warung Sekolah

o Pengadaan lapangan bermain/ Olah Raga

o Pengadaan Kebun Sekolah/ Kebun Gizi/ Kebun Obat

o Pengadaan Buku Kesehatan anak

o Pengadaan media/ alat peraga kesehatan

o Kotak Obat/ PPPK

o Pengadaan alat fisik diagnostik/ pengukuran pertumbuhan anak

o Sarana prasarana pendidikan kesehatan

Literatur
(1) Bagus Mantra : Strategi Penyuluhan Kesehatan : Depkes RI , Jakarta 1997
(2) Bagus Mantra : Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit, Pusat
PKM Depkes 1990
(3) Diky Wisnu, Siti Nurhasanah : Teori Organisasi,Struktur dan Design, IMM,
Malang 2005
(4) Depkes RI :Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS , Depkes RI
Jakarta 1986
(5) Erna Tresnaningsih Dkk :Occupational Health Services : Direktorat PSM
Depkes Ri Jakarta th 1990
(6) Ircham Machfoedz, Eko suryani : Promosi Kesehatan . Fitramaya
Yogyakarta th 2000
(7) Miftah Thoha : Perilaku Organisasi konsep dan aplikasinya , RGP, Jakarta
th 1995
(8) Robert Bacal : Performen Management, Gramedia Pustakan,Jakarta 2001
(9) Sumakmur,:Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja, PT Saksam ,Jakarta
th 2002
(10) Umar Fahmi Achmadi :Horison baru Kesehatan Masyarakat di Indonesia :
Rineka Cipta Jakarta th 2008
(11) Wiku Adisasmito:Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, PT RGP
Jakarta 2007

59
60

Anda mungkin juga menyukai