Anda di halaman 1dari 2

1. Bagaimana kepemimpinan yang dapat dikatakan baik?

Kepemimpinan yang dikatakan baik adalah mampu memberikan perubahan berupa peluang dan
penataan serta menyesuaikan diri dan mampu mendorong, membujuk, dan mempengaruhi
orang lain untuk berusaha ke arah pencapaian sesuatu.

Kepemimpinan adalah kemampuan interaksi-interaksi perilaku dengan rekan-rekan sekerja,


bawahan, ketua, para pelanggan dan pihak-pihak lain. Kepemimpinan memerlukan tiga faktor
yaitu :

a. Kepemimpinan mesti melibatkan orang lain atau pihak lain seperti bawahan atau pengikut
b. Para pemimpin mempunyai otoritas untuk memberi arahan dari kegiatan-kegiatan pegawai
c. Pemimpin bisa mempengaruhi tentang apa yang perlu dilakukan melalui arahan yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerjanya

Pakar-pakar peneliti di Pusat Penelitian Universitas Michigan, Amerika Serikat menjelaskan


konsep untuk para pemimpin yaitu pemimpin yang berorientasikan kerja mementingkan kerja
yang dilakukan sedangkan pemimpin yang berorientasikan pekerja lebih mengutamakan
persiapan kerja dan terjalinnya hubungan pribadi di kalangan pekerja. Karena pemimpin
memiliki gaya dan kelakuan dalam kepemimpinannya seperti :

1. Pemimpin yang otokratik merupakan seorang yang dogmatik dan positif, memerlukan
stafnya untuk menurut perintah yang diarahkannya
2. Pemimpin yang demokratik menggalakkan pelibatan dan penyertaan staf mereka tentang
tindakan dan pembuatan keputusannya
3. Pemimpin yang bercorak laissez-faire yang melibatkan pemimpin yang sedikit sekali
menggunakan kuasanya dan memberikan staf penuh kebebasan untuk mengendalikan kerja
mereka

R. Tannenbaum dan W. H. Schmidt menetapkan bahwa elemen penting gaya kepemimpinan


adalah kekuasaan yang menentukan kepribadian pengurus dan sifat pekerja yang
dipertanggungjawabkan kepada pengurus.

Sehingga kepemimpinan yang baik adalah harus :

1. Mengetahui dan melatih diri Anda di mana pemimpin adalah orang yang berpengaruh,
pntar, agresif, berinisiatif, yakin dan mampu menyelia
2. Mengetahui dan memahami gaya diri sendiri untuk menetapkan suatu keadaan fleksibel
supaya dapat dipadankan kepada situasi bersangkutan
3. Mempercayai hal-hal terbaik tentang orang lain bahwa manusia adalah pandai,
kreatif,sanggup bekerja, bertanggung jawab dan ingin menyelesaikan masalah
4. Memenuhi kebutuhan staf
5. Sesuaikan dengan ciri-ciri kerja seperti pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang
maka pemimpin biasana menetapkan suatu peraturan yang terancang dan rapi untuk di
jadikan pedoman pekerjaan
6. Bertindak sebagai pemimpin sebagaimana yang diharapkan dan diinginkan staf agar
mendapat sanjungan yang setimpal

2. Bagaimana mengembangkan SDM agar siap dengan perkembangan TI?


Penentu keberhasilan pelaksanaan dan pengembangan kearsipan yang telah di otomasi adalah
diperlukannya SDM sebagai pengembang, pengelola, maupun pengguna, baik melalui
pendidikan formal, non formal, maupun pengembangan standar kompetensi yang dibutuhkan
dalam pengembangan dan implementasi otomasi kearsipan. Perlu upaya peningkatan kapasitas
SDM dan penataan dalam pendayagunaannya melalui perencanaan yang matang dan
komperhensif sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengembangkan SDM tersebut perlu dilakukan
beberapa upaya seperti

1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan arsip serta


pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaannya
2. Pengembangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sistem pengelolaan
arsip berbasis teknologi informasi dan komunikasi
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi aparat
pelaksana yang menangani kegiatan bidang kearsipan
4. Perubahan pola pikir, sikap, serta budaya kerja pejabat dan staf yang mendukung
implementasi sistem pengelolaan berbasis TI

Selain itu, perlu dilakukan manajemen SDM untuk membantu mengembangkan SDM untuk
menolong suatu organisasi dalam menemukan tujuan strategis dengan menarik perhatian dan
menjaga pegawai dan mengatur mereka secara efektif. SDM adalah faktor sentral dalam suatu
organisasi apapun bentuk serta tujuannya demi mencapai visi dan kepentingannya.

Untuk itulah dalam pelaksanaan otomasi kearsipan, diperlukan peraturan yang dapat dijadikan
dasar hukum bagi segala tindakan yang dilaksanakan terhadap arsip dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi seperti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan.

Sumber diskusi

1. BMP ASIP4432 OTOMASI DALAM KEARSIPAN MODUL 5


2. PENDAPAT PRIBADI

Anda mungkin juga menyukai