Modul 7. (Analisis Biaya, Penerimaan Dan Pendapatan Usahatani)
Modul 7. (Analisis Biaya, Penerimaan Dan Pendapatan Usahatani)
Pendapatan Usahatani
Silvana Maulidah, SP. MP.
Laboratorium of Productions and Operations Management of Agribusiness
Faculty of Agriculture, University of Brawijaya
Email: silvana.maulidah@yahoo.com
A. Pendahuluan
MODUL
B. Biaya Usahatani
7
1. Biaya Tetap
2. Biaya Variabel
3. Biaya Total
4. Faktor Produksi dalam Usahatani
5. Contoh Biaya Variabel, Tetap, dan Total dalam
Usahatani Jamur Tiram
A. PENDAHULUAN
1. Definisi
Biaya dapat dikatakan sebagai pengorbanan yang
dikeluarkan oleh pihak produsen untuk menghasilkan produk.
(SPEED)
Terdapat beberapa biaya dalam aktivitas produksi, namun pada
intinya biaya produksi terdiri atas dua bagian utama, yakni biaya
tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
Menurut Supriyono (2000), Biaya adalah harga perolehan
yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai
sebagai pengurang penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002), Biaya adalah kas atau
nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa
yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di
masa mendatang bagi organisasi.
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
Menurut Mulyadi (2001), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Masiyah Kholmi, Biaya adalah pengorbanan sumberdaya atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan datang
bagi perusahaan.
Menurut Halim dan Supomo (2005), biaya adalah kas atau nilai setara kas yang
dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada
saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Menurut Hansen dan Mowen (2005), biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas
yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi.
Menurut Atkinson et al (2007), biaya adalah nilai moneter dari barang dan jasa
yang dikeluarkan untuk mendapatkan keuntungan baik di masa sekarang
maupun di masa mendatang. Biaya dapat juga digunakan untuk membuat suatu
produk, sehingga dapat dijual dan menghasilkan keuntungan kas.
Menurut Carter (2009), biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran,
pengorbanan yang dikeluarkan untuk menjamin memperoleh manfaat.
Menurut Riduwan (2007), biaya dapat diartikan pula sebagai harga pokok atau
bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh
pendapatan.
Dari definisi atau pengertian biaya tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa biaya dapat didefinisikan atau diartikan dalam dua kategori, yaitu secara
sempit dan luas. Dalam arti sempit, definisi atau pengertian biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva, sedangkan dalam arti
luas, definisi atau pengertian biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau secara potensial
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Biaya produksi merupakan seluruh pengeluaran perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan
barang-barang produksi perusahaan tersebut. Besarnya biaya produksi jelas
berhubungan dengan banyak sedikitnya jumlah produk yang dihasilkan. Dengan
menambah jumlah barang yang dihasilkan, maka biaya produksi akan ikut
bertambah. Bertambahnya jumlah produk menyebabkan biaya per satuan menjadi
semakin rendah karena beban biaya tetap dibagi atas banyaknya jumlah produk,
Page 2 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
sehingga hasilnya menjadi lebih kecil. Selama cara berproduksi masih sederhana,
dengan modal tetap yang sedikit pun akan membuat biaya produksi rendah.
Penerimaan adalah semua hasil yang diterima oleh pengusaha atas usaha
yang dilakukan. Penerimaan diperoleh dari jumlah unit produk dikalikan dengan
harga produk tersebut dipasarkan (Mahekam, 1991). Penerimaan usahatani tidak
mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani. Demikian pula halnya
dengan pengeluaran tunai untuk usahatani tidak mencakup bunga pinjaman dan
jumlah pinjaman pokok (Soekartawi, 1986).
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan total
biaya yang digunakan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan terus berkembang dengan baik karena pada
prinsipnya, tujuan perusahaan secara umum adalah mencari laba maksimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani, antara lain: luas lahan,
tingkat produksi, pilihan dan kombinasi cabang usaha, intensitas pengusaha
pertanaman, dan efisiensi tenaga kerja (Hernanto, 1991).
2. Tujuan
Dengan mempelajari materi dalam modul ini, diharapkan mendapatkan
pemahaman tentang:
Menjelaskan pengertian biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani
Menghitung struktur biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani
Mengintepretasi struktur biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani
B. BIAYA USAHATANI
Biaya Investasi
Merupakan biaya awal yang dikeluarkan oleh petani sebelum menjalankan proses
usahataninya. Menurut Ibrahim (2003), untuk menentukan jumlah biaya
investasi secara keseluruhan disesuaikan dengan aspek teknis produksi, antara
lain :
a. Lahan
Luas lahan yang diperlukan disesuaikan dengan luasan yang ditetapkan
dalam aspek teknis, dan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan
lahan disesuaikan dengan harga yang berlaku.
b. Gedung
Gedung difungsikan untuk bangunan pabrik, kantor, gudang, dan lain
Page 3 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
sebagainya.
c. Mesin
Mesin yang digunakan juga disesuaikan dengan aspek produksi, apakah
menggunakan mesin dengan teknologi tinggi atau tidak.
d. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang dapat menunjang produksi.
Harga peralatan disesuaikan dengan jenis dan jumlah peralatan yang
diperlukan dan dihitung dalam harga berlaku, misalnya cangkul, gunting
pangkas, sprayer pestisida, dan lain-lain.
e. Biaya Lain
Biaya lain meliputi biaya studi kelayakan, biaya impor/ekspor, dan biaya lain
yang berhubungan dengan pembangunan proyek
Biaya produksi
Merupakan keseluruhan biaya yang dilakukan selama proses produksi tanaman.
Biaya produksi terdiri dari :
1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya relatif tetap, dan secara tetap
dikeluarkan meskipun jumlah produksi banyak atau sedikit. Sehingga besarnya
biaya tetap tidak terpengaruh oleh besar kecilnya produksi yang dijalankan.
Keterangan:
TFC = total biaya tetap (Rp)
Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap
Pxi = harga input (Rp)
n = jumlah atau banyaknya input
Page 4 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
Kurva biaya tetap atau biaya yang tidak berubah walaupun volume produksi atau
penjualan berubah dapat dilihat pada Gambar 1.
P/ Rp
TFC
2. Biaya Variabel
Untuk tujuan perencanaan dan pengawasan, biaya variabel dibedakan menjadi :
Engineered variabel cost
Engineered variabel cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu
dengan ukuran kegiatan tertentu atau biaya yang antara masukan dan
keluarannya mempunyai hubungan yang erat dan nyata. Contohnya: biaya
bahan baku.
Discretionary cost
Discretionary variabel cost adalah biaya-biaya yang jumlah totalnya sebanding
dengan perubahan volume kegiatan sebagai akibat kebijakan manajemen.
Misalnya adalah pengeluaran untuk pembelian bahan baku. Semakin banyak
barang yang dihasilkan, maka semakin besar pula pengeluaran untuk pembelian
bahan baku. Namun demikian laju peningkatan biaya tersebut berbeda-beda (tidak
konstan ) . Laju peningkatan mula-mula dari titik asal adalah menurun hingga titik
A. Pada titik A ini tidak terjadi peningkatan sama sekali. Kemudian sesudah titik A
laju kenaikannya terus menerus naik.
Kesimpulannya ialah Jika jumlah produksinya sedikit, maka nilai biaya yang
diperlukan rendah. Sehingga dalam hal ini, antara biaya variabel dan jumlah
produksi merupakan suatu hubungan yang sifatnya searah. Dalam usahatani, yang
termasuk biaya variabel adalah pengeluaran untuk pembelian pupuk, bibit, benih,
pestisida, biaya persiapan dan persewaan lahan, serta biaya pengolahan lahan.
Biaya variabel total dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Page 5 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
VC = variable cost/ biaya variabel (Rp)
TVC = total variable cost/ jumlah dari biaya variabel (Rp)
Kurva biaya variabel atau biaya yang berubah-ubah sesuai dengan kapasitas
produksi dapat dilihat pada gambar 2.
TVC
P / Rp
N = batas kapasitas
normal
Gambar 2. Kurva Total Variable Cost
3. Biaya Total
Biaya total (total cost) dapat diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya
variabel, dapat dirumuskan sebagai berikut :
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total Cost (Biaya total (Rp))
TFC = Total Fixed Cost (Biaya tetap total (Rp))
TVC = Total Variable Cost (Biaya variabel total (Rp))
Q = Quantitas Produk
Kurva biaya total atau Total cost untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.
P / Rp
TC
VC
FC
Page 6 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi dapat tercapai. Bila
petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninya dikatakan bahwa alokasi
faktor produksi efisien secara alokatif. Cara ini dapat ditempuh dengan membeli
faktor produksipada harga murah dan menjual hasil pada harga relatif tinggi. Bila
petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga sarana produksi dapat
ditekan tetapi harga jual tinggi, maka petani tersebut melakukan efisiensi teknis
dan efisiensi harga atau melakukan efisiensi ekonomi.
Berdasarkan pengertian ini, maka produktivitas usahatani semakin tinggi bila
petani atau produsen mengalokasikan faktor produksi berdasarkan prinsip efisiensi
teknis dan efisiensi harga. Faktor produksi dalam usahatani memiliki kemampuan
terbatas untuk berproduksi secara berkelanjutan, tetapi dapat ditingkatkan nilai
produktivitasnya melalui pengelolaan yang tepat, misalnya faktor produksi lahan.
Berikut uraian dari masing-masing faktor produksi dalam usahatani.
4.1. Tanah
A. Sumber pemilikan tanah dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara
lain:
a. Beli
Tanah yang dibeli merupakan tanah milik, yang memiliki
ketentuanketentuan sebagai berikut:
Dibuktikan dengan bukti kepemilikan yaitu sertifikat yang dikeluarkan
oleh negara melalui Kantor Pertanhan Nasional.
Jual beli tanah milik harus memenuhi ketentuan yang berlaku secara
administratif dan proseduriil
Jual beli dapat dilakukan melalui pembuat akta tanah yang ditetapkan
pemerintah, yaitu notaris atau camat sebagai PPAT (Pejabat Pembuat
Akta Tanah)
Setelah akta jual beli ini diperoleh, baru diajukan ke kantor agraria
kabupaten untuk disertifikatkan.
b. Sewa
c. Sakap
d. Pemberian oleh negara
Tanah pemberian oleh negara dapat diperoleh melalui :
Pelaksanaan UUPA (Undang-undang Pokok Agraria)
Transmigrasi
PIR (Program Perkebunan Inti Rakyat)
TIR (Program Tambak Inti Rakyat)
Page 7 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
e. Warisan: tanah yang karena hukum agama dibagikan kepada ahli warisnya.
f. Wakaf: tanah yang diberikan atas seseorang atau badan kepada pihak lain
(misalnya untuk kegiatan sosial).
g. Membuka lahan sendiri
Tanah ini terjadi pada tanah dengan hak ulayat pada perladangan
berpindah, penggarapan lahan. Hak ulayat adalah hak yang diberikan para
ahli hukum pada lembaga hukum dan hubungan hukum kongkret antara
masyarakat hukum adat dengan tanah dalam wilayahnya. Hak ulayat pada
mulanya diciptakan oleh nenek moyang, eksistensinya masih diakui bagi
mayarakat hukum adat di wilayah tersebut, selama kepala adat dan para
tetua masih mengemban tugas megatur penguasaan dan penggunaan tanah
ulayat tersebut.
B. Status Tanah
Status Tanah adalah hubungan tanah usahatani dengan pengolahannya dengan
adanya status, maka akan memberikan kontribusi bagi pengelolanya. Terdapat
beberapa macam status tanah, antara lain:
a. Tanah Hak Milik
Tanah milik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Bebas diolah oleh petani
Bebas untuk merencanakan dan menentukan cabang usaha di atas
tanah tersebut
Bebas menggunakan teknik dan cara budidaya yang paling dikuasai
dan disenangi oleh petani
Bebas diperjualbelikan
Dapat menumbuhkan menurut tanggungjawab atas tanah tersebut
Dapat dijaminkan sebagai agunan
b. Tanah Sewa
Tanah Sewa adalah tanah yang disewa oleh petani kepada pihak lain,
karena itu petani mempunyai kewenangan seperti tanah milik di luar jangka
waktu sewa yang disepakati, tetapi penyewa tidak boleh menjual dan
menjadikan sebagai agunan.
c. Tanah Sakap
Tanah sakap adalah tanah orang lain yang atas persetujuan pemiliknya,
digarap atau dikelola oleh pihak lain. Pengelolaan usahataninya, seperti
penentuan cabang usaha dan pilihan teknologi harus dikonsultasikan
dengan pemiliknya.
Page 8 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
d. Tanah Gadai
Tanah gadai adalah pengalihan penguasaan hak garap tanah dari pemilik
tanah kepada pemilik uang. Ada 2 motif yang melandasi terjadinya hal ini,
yaitu motif ekonomi (rumah tangga, kecil atau sedang) dan motif sosial
(misal, kalau menyewakan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan yang
besar seperti pernikahan atau khitan anaknya). Dalam hal ini, status petani
masih tetap sebagai petani pemilik.
e. Tanah Pinjaman
C. Tanah Sebagai Ukuran Usahatani
Total tanah usahatani: jumlah luas tanah yang digunakan untuk usahatani (ha).
Misalnya: petani A memiliki tanah di 3 tempat untuk usahataninya. Setiap tanah
di suatu tempat disebut persil. Persil 1 = 3 ha, Persil 2 = 0,5 ha, Persil 3 = 0,8
ha, sehingga totalnya adalah 4,34 ha. Total luas pertanian adalah jumlah luas
per tanaman pada tanah usahatani yang diusahakan dalam waktu satu tahun.
D. Landreform
Landreform dilakukan sebagai langkah dari pemerintah yang bertujuan untuk
mengadakan perombakan dalam pemilikan tanah pertanian sedemikian rupa,
sehingga kepada tiap tanah usaha diberi luas yang cukup, bentuk dan bangunan
yang paling layak serta hubungan langsung dengan jalan umum.
Landreform bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Mengadakan pembagian yang adil atas semua sumber penghidupan rakyat
tani yang berupa tanah
b. Menghindari spekulasi tanah dan pemerasan
c. Memperkuat dan memperluas hak milik atas tanah bagi setiap WNI
d. Mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikan dan
penguasaan tanah secara besar-besaran dengan tak terbatas
e. Mempertinggi produk nasional dan mendoronh terselenggaranya pertanian
Page 9 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani
pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut.
Petani memiliki banyak fungsi dan kedudukan atas perannya, antara lain
a. Petani sebagai pribadi
b. Petani sebagai kepala keluarga
c. Petani sebagai guru (tempat bertanya bagi petani lain)
d. Petani sebagai pengelola usahatani
e. Petani sebagai warga sosial, kelompok
f. Petani sebagai warga Negara
Page 10 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
wanita tidak bisa menyalurkan tenaganya dan lain-lain.
Contoh kebutuhan tenaga kerja beberapa komoditi pertanian adalah sebagai berikut:
Ubi Jalar : 178 HK
Lombok : 204 HK
Kentang : 317 HK
Bawang merah : 178 HK
Kubis : 525 HK
Kegiatan usahatani yang memerlukan tenaga kerja meliputi :
• Persiapan tanaman
• Pengadaan saprodi
• Penanaman dan persemaian
• Pemeliharaan
Penyiangan
Pemangkasan
Pemupukan
Pengaturan air
Panen dan pengangkutan hasil
• Penjualan
Page 11 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
4.3. Modal
Terdapat beberapa contoh modal dalam usahatani, misalnya: tanah, bangunan,
alat-alat pertanian, tanaman, ternak, saprodi, piutang dari bank dan uang tunai.
Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri, pinjaman (kredit dari
bank, dari tetangga atau famili), warisan, dari usaha lain dan kontrak sewa. Modal
dari kontrak sewa diatur menurut jangka waktu tertentu, sampai peminjam dapat
mengembalikan, sehingga angsuran (biasanya tanah, rumah dll) menjadi dan
dikuasai pemilik modal.
Produktivitas modal: dengan uang yang dikeluarkan untuk membeli sesuatu
barang, haruslah diperoleh barang yang mempunyai produktivitas yang paling
tinggi dengan tujuan untuk menguji produktivitas berbagai modal. Dalam pengujian
tersebu terdapat beberapa ketentuan, antara lain:
Ukuran: lebar, panjang, tinggi, isi dan bobot
Kapasitas: daya muat, daya tarik dan daya hasil
Convenience: mudah dalam penggunaan
Daya tahan dalam pemakaian
Tenaga yang diperlukan dalam penggunaan
Bahan yang diperlukan dalam penggunaan
Kegunaan dalam rangka perusahaan
Harga pembelian
Contoh kasus:
Pola pertanian di Jawa, pada umumnya memperlihatkan masa garap tanah yang
amat singkat, tidak lebih dari 45 hari dalam semusim. Traktor hanya digunakan
untuk membajak dan menyisir tanah. Selam 45 hari digunakan unuk
mempersiapkan lahan seluas 9 ha. Traktor bias digunakan 6.000 jam/tahun. Harga
traktor roda dua 3 juta rupiah. Penyusutan per tahun adalah 30 % (Rp 900.000).
Selain ada biaya penyusutan juga ada biaya bahan bakar, pelumas, reparasi, upah
pengemudi dan lain-lain. Biaya penyusutan per jam adalah Rp 900.000/6000 jam =
Rp 150/jam.
Di samping untuk membajak, kegunaan traktor yang lain bila traktor dilengkapi
dengan PTO (Power Take Off) bisa digunakan:
Untuk menggerakkan sebuah dynamo sekuat 7,5 daya kuda dapat
membangkitkan tenaga listrik sampai 5 KVA, sehingga traktor dapat dipakai
untuk penerangan rumah tangga bila malam dan bengkel di siang hari
Untuk pompa air, kipas angin, mesin gergaj dll. Bila traktor dilengkapi dengan
Page 12 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
alat pengangkutan hasil produksi, maka biaya pengangkutan dapat ditekan.
Istilah-istilah produktifitas lainnya:
Produktivitas ternak adalah kemampuan ternak untuk berproduksi yang nyata
amat dipengaruhi oleh makanan, minuman, kandang, kesehatan, ketenangan
jiwa sapi dll.
Produktivitas huller adalah kemampuan huller untuk menggiling gabah/ padi
menjadi beras putih dalam jam giling.
Produktivitas tanah adalah berapa hasil yang dapt diharapkan dari tanaman
yang tanamannya di sebuah bidang tanah tertentu. Tingkat kesuburan tanah
berbeda-beda, misal 34 kg/1 ha atau Rp 2 000/ha.
Produktivitas tenaga kerja adalah berapa hasil yang dihasilkan dengan
menggunakan tenaga kerja, misal Rp/HOK, Rp/JK, kg/HK. Contoh: penyadapan
karet: 600 pohon/hari.
5. Contoh Biaya Variabel, Tetap, dan Total dalam usahatani jamur tiram
a. Biaya total usahatani jamur tiram putih
Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap, biaya variabel. Dan
biaya lain-lain dari usahatani jamur tiram putih. Perhitungannya adalah sebagai
berikut :
Rata-rata Biaya Total Usahatani Jamur Tiram Putih per m 2
Pada Musim Tanam Januari-Juni 2010
No. Biaya Usahatani Jamur Jumlah Biaya
Tiram Putih (Rp)
1. Biaya Tetap 733.740,67
2. Biaya Variabel 9.312.243,95
3. Biaya Lain-Lain 250.000,00
Page 13 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
1. Sewa lahan
Sewa lahan merupakan nilai yang dikeluarkan untuk menyewa lahan selama
satu kali masa tanam. Sewa lahan pada penelitian ini dihitung per 6 bulan
karena satu kali musim tanam jamur tiram putih lamanya kurang lebih 6
bulan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden didapatkan
rata-rata biaya sewa lahan per musim tanam (6 bulan) sebesar
Rp174.272,73.
2. Penyusutan Alat
Penyusutan yang dihitung dalam usaha tani jamur tiram putih meliputi
penyusutan rumah jamur(kumbung), rak bamboo, sekop, dan drum yang
masing-masing sebesar Rp518.817,34; Rp14.063,55; Rp14.876,77:
Rp11.710,37. Dari perhitungan tersebut diperoleh total rata-rata penyusutan
alat per musim tanam sebesar Rp559.468,03.
b. Biaya variabel
Rata-rata biaya variabel usaha tani jamur tiram putih per m2 pada musim
tanam Januari-Juni 2010
No Uraian Biaya Jumlah Biaya
Variabel (Rp)
1 Bibit 1.196.969,70
2 Serbuk gergaji 991.568,18
3 Bekatul 1.062.730,30
4 Kapur 541.769,70
5 Cincin paralon 359.090,91
6 Plastic 478.787,88
7 Kapas 335.151,52
8 Kayu bakar 957.575,76
9 Tenaga kerja 3.388.600,00
Total 9.312.243,95
Page 14 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
2. Pendapatan
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan total
biaya yang digunakan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan terus berkembang dengan baik karena pada
prinsipnya, tujuan perusahaan secara umum adalah mencari laba maksimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani, antara lain: luas lahan,
tingkat produksi, pilihan dan kombinasi cabang usaha, intensitas pengusaha
Page 15 of 16
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
pertanaman, dan efisiensi tenaga kerja (Hernanto, 1991). Sedangkan menurut
Mulyadi (1992), pendapatan merupakan keuntungan yang diperoleh para
pengusaha sebagai pembayaran dari melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menghadapi resiko ketidakpastian dimasa yang akan datang.
b. Melakukan inovasi/pembaharuan di dalam kegiatan ekonomi.
c. Mewujudkan kekuasaan monopoli di dalam pasar.
π = TR – TC
Keterangan:
π = Pendapatan (Rp); TR = Total Revenue (Penerimaan total (Rp))
TC = Total Cost (Biaya total (Rp))
REFERENSI
Hadisapoetra, S. 1978. Biaya dan Pendidikan dalam usahatani. Departemen
Ekonomi Pertanian. FP. UGM. Yogyakarta.
Mulyadi, 1992. Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian
Biaya. FE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press
Jakarta). Jakarta.
Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya, Buku 1, edisi dua. Yogyakarta: BPFE
PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
1. Berikan contoh faktor produksi usahatani yang termasuk didalam
struktur biaya variabel, Jelaskan beserta cara menghitungnya!
2. Berikan contoh faktor produksi usahatani yang termasuk didalam
struktur biaya tetap, Jelaskan beserta cara menghitungnya!
3. Carilah hasil penelitian usahatani yang menganalisis biaya dan
pendapatan usahatani lalu review kembali hasilnya!
Page 16 of 16