Kelompok 4 :
FAKULTAS HUKUM
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulilah puju syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepads kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini berisikan pembahasan mengenai wacana hukum islam di era modern
yaitu hukum islam pada masa sekarang. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk
mengetahuilebih mendalam lagi apa itu hukum islam di era modern.
Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga allah senantiasa
meridhoi segala usaha kita.
Hormat kami
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wacana perkembangan hukum islam saat ini menjadi tema yang hangat
diperbincangkan. Upaya menggeser pemaknaan hukum dari normatifitas menuju
kolektifitas menjadi inti dasar untuk tetap menjadi dasar hukum islam sebagai
pelopor kepatuhan hukum manusia, dan umst idlam khususnya. Lebih jauh lagi,
keinginan untuk menjadikan hukum islam bergerak dari ruang mahdhah keruang
ghairu mahdhah menjadi visi para pakar hukum islam dalam setiap wacana yang
berkembang
Hukum islam di era modern yaitu hukum yang bersumber dan menjadi bagian
agama islam yang identik dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini.
sebagaimana dibahas pembicaraan hukum pada periode-periode sebelumnya bahwa
ijtihad bergerak pada langkah pertumbuhan hingga mencapai puncak ketinggiannya.
Menurut para pakar hukum islam di Indonesia sekarang pembaharuan hukum islam
yang terjadi saat ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain untuk mengisi
kekosongan hukum karena norma-norma yang terdapat dalam kitab-kitab fiqih tidak
mengaturnya, sedangkan kebutuhan masyarakat hukum terhadap masalah yang baru
yang terjadi itu sangat mendesak untuk diterapkan. Adapun pengaruh globalisasi
ekonomi dan iptek sehingga perlu ada aturan hukum yang mengaturnya terutama
masalah-masalah yang belum ada aturan hukumnya 1 .
1
Dilansir dari buku filasafat hukum islam Muhammad syukri albani nasution, S.H.I.,M.A
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian hukum islam di era modern
Hukum islam di era modern ialah hukum islam yang berlaku sekarang dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti teknologi serta pertumbuhan ilmiah yang
sangat maju seperti sekarang ini.
Sistem hukum Indonesia, sebagai akibat dari perkembangan sejarah yang
bersifat majemuk. Disebut demikian karena sampai sekarang di Negara republik
Indonesia berlaku beberapa sistem hukum yang mempunyai corak dan hukuman
sediri. Sistem hukum itu adalah sistem hukum adat, sistem hukum islam dan sistem
hukum barat 2.
2.2 Sejarah hukum islam hingga di era modern
Sejak permulaan abad ke 4 hijriah atau abad ke 10 hingga 11 masehi, ilmu
hukum islam mulai berhenti berkembang. Ini terjadi di akhir (penghujung)
pemerintahan atau dinasti abbasiyyah. Pada masa ini, para ahli hukum hanya
membatasi diri mempelajari pikiran-pikiran para ahli sebelumnya yang telah
dituangkan dalam buku berbagai mazhab. Hal yang dipermasalahkan tidak lagi soal-
soal dasar atau soal-soal pokok, tetapi soal-soal kecil yang biasa disebut dengan
istilah futu’u (ranting).
Sejak saat itu, mulailah gejala-gejala untuk mengikuti saja pendapat para ahli
sebelumnya ( ittiba’ Taqlid ). Para ahli hukum pada masa ini, tidak lagi menggali
hukum fiqih islam dari sumber yang asli, tetapi hanya sekedar mengikuti pendapat-
pendapat yang telah ada dalam mazhabnya masing-masing.
Hukum islam dimasa sekarang sebagaimana dibahas pembicaraan hukum pada
periode-periode sebelumnya bahwa ijtihad bergerak pada langkah pertumbuhan
hingga mencapai puncak ketinggiannya. Pada periode kedua dan ketiga para sahabat
dan tabiin sibuk mencurahkan kemampuannya dalam menjelaskan cara-cara istinbat
dari kitabullah dan sunah serta melukiskan langkah kerja yang akan diikuti oleh para
ahli fiqih sesudah mereka.
Kemudian dating priode ke.4, pertumbuhan ilmiah sangat maju, banyak
bermunculan para mujtadih, banyak bermunculan hukum-hukum dan penyusunan
2
Dilansir dari buku hukum islam DR. MARDANI
ushul.dan kaidah-kaidahnya. Disamping itu, para ulama dan fuqaha pada masa ini
banyak mengikuti (muqalid) terhadap orang-orang sebelumnya yang mampu
berijtihad dalam menngeluarkan hukum-hukum. Hal ini karena ijtihad keras, tidak
bisa dilakukan oleh ulama khusus yang banyak memiliki pengetahuan yang
sempurna perangkatnya.
Periode ke.5, meskipun kelesuan merasuki jiwa para ulama dan banyak
menyebarkan taqlid hingga mengungkum orang umum dan khusus, namun diantara
mereka ada Yng memiliki kemampuan yang tinggi dalam mentakhrij, dan ijtihad
dalam mazhab dalam berbagai masalah.
Pada masa ini, muncul ulama cerdas Khalil al-maliki, al-subki, al-ramli, ibnu
al-rif’ah, al-kamal ibnu al-hamam, al-suyuthi dan lainya, yang ,memiliki kekuatan
fiqih (pemahaman) dan memiliki kemampuan untuk melakukan istinbat. Hanya
saja, mereka tidak memanfaatkan kemampuan ini, sebagaimana yang dilakukan
para ulama sebelumya dalam berijtihad dan men-takhrij.
Para ulama ini, lebih mengarahkan pada penyususnan, perubahan, dan pada
peringkasan serta pengumpulan berbagai masalah cabang dalam ungkapan-
ungkapan yang sempit. Sehingga memerlukan waktu yang lama untuk
memahaminya dan untuk mengetahui maksudnya. Membutuhkan penyusunan
kitab-kitab lain yang menjelaskan (mensyarah) kesamarannya,membuka ikatannya
dan mengungkap tujuan sang pengarang menyusunnya
Jiwa meringkas juga merasuki para pensyarah. Maka terjamahlah kebutuhan
untuk men-taq’li-nya (memberi catatan kaki). Mereka mengetahui kitab-kitab ini
dengan memahami melalui ungkapan-ungkapan dan susunan bahasanya. Mereka di
sibuk kan dengan permainan kata-kata,sehingga lupa pada inti ilmunya. Inilah yang
membuat otak terkuras,merusak ilmu yang telah dimiliki,mematikan kewibawaan
dan kemampuan,serta mengandung resiko pemahaman yang salah ketika semua di
hafal tanpa pemahaman yang benar
Setelah mengalami kelesuhan dan kemunduran beberapa abad lamanya,
pemikiran islam bangkit kembali. Ini terjadi pada bagian ke 2 abad ke 19.
Kebangkitan kembali pemikiran islam timbul sebagai reaksi terhadap sikap taklid
tersebut diatas yang telah membawa kemunduran islam
Muncul gerakan-gerakan baru,diantaranya gerakan pra ahli hukum yang
menyaran kembali kepada al-quran dan sunah. Gerakan ini,dalam kepustakaan
disebut gerakan (salafiah) yang ingin kembali kapada kemurnian ajaran islam
dizaman salaf (permulaan),generasi awal dahulu. Sebagai reaksi terhadap sikap
taklid di atas, sesungguhnya pada priode kemunduran itu sendiri telah muncul
beberapa ahli yang ingin tetap melakukan ijtihad, untuk menampung dan mengatasi
persoalan-persoalan dan perkembangan masyarakat
Pada abad ke 14, muncul mujtahid besar yang menghembuskan udara baru dan
segar dalam dunia pemikiran agama dan hukum. Mereka adalah ibnu Taimiah
(1263-1328) dan ibnu Qayyim al-jauziyah (1292-1356). Pola pemikiran mereka
dilanjutkan pada abad ke-17 oleh Muhammad bin abdul wahab (1703-1787)
mempunyai pengaruh pada gerakan padre di minangkabau Indonesia.
Usaha ini dilanjutkan kemudian oleh jamluddin al-afgani (1839-1897) terutama
di lapangan politik.ialah memasyhurkan QS. Ar-Ra’d/13:11 yang mengatakan
bahwa Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu bangsa kalau bangsa itu sendiri
tidak (terlebih dahulu).
BAB III
PENUTUP
5
Dikutip dari jurnal peran ulama dalam legistimasi modern hukum islam oleh Abdul Ghofur dan
Sulistiyono
3.1 Kesimpulan
Wacana hukum islam di era modern ialah suatu upaya mengembangkan
hukum islam di era sekarang serta menjadikan hukum islam sebagai pelopor
kepatuhan hukum manusia, dan khususnya umat islam. Wacana hukum islam di era
modern juga merupakam suatu pembangunan secara sederhana yang mengandung
pengertian dan upaya melakukan perbaikan dari kondisi yang buruk kearah kondisi
yang lebih baik.
Sejarah hukum islam di era modern ini juga berkaitan dengan realitas,
masyarakat bisa menentang konsepsi hukum, misalnya modernitas yang terjadi di
tengah masyarakat, yang memengaruhi pandangan hukum islam. Dengan perkataan
lain tentang modernitas telah membawa dampak terhadap aspek kehidupan manusia
terhadap konsepsi hukum itu sendiri lebih khususnya di hukum islam. Hukm islam
di masa sekarang di bahas dalam pembicaraan hukum pada periode-periode
sebelumnya bahwa ijtihad bergerak pada langkah pertumbuhan hingga mencapai
puncak ketinggiannya.
Adapun beberapa tokoh perkembangan hukum islam pada era modern
seperti Jamaludin Al-Afghani, Ibnu Taimiyyah, Mohammad Abduh, Muhammad
Rasjid Ridha.
Adapun beberapa masalah yang ada di era sekarang ini adapun seperti
masalah pidana hukum islam yang masih ditakutkan oleh sebagian kalangan non
muslim apabila hukum pidana islam diterapkan di Indonesia karena hukum pidana
islam masih dianggap kejam dan mengerikan terutama jika melihat bagaimana
sanksi hukum potong untuk pencuri dan hukum rajam bagi orang yang berzina.
Hukum pidana islam belum bisa diterapkan di Indonesia karena adanya
anggapan atau pemikiran bahwa Negara Indonesia bukan Negara islam. Jika hukum
islam diterapkan di Indonesia maka itu akan merubah konstitusi Negara Indonesia,
kemudian juga mengubah sistem hukum nasional yang kemudian menjadi hukum
islam.
Salah satu contoh kasus adalah penerapan syariat islam di aceh, banyak hal
yang menjadi perdebatan di dalamnya, baik dari segi system maupun dari aspek
perangkat hukumnya6.
DAFTAR PUSTAKA
6
Dilansir dari M Sirajuddin - Jurnal Sosio-Religia, 2009 -aifis-digilib.com wacana penerapan hukum islam
dalam tinjauan politik hukum nasional
1. Dr. M. Syukri Albani Nasition, S.H.I., M.A. 2014. Filsafat Hukum Islam.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
2. DR. Mardani. 2013. Hukum Islam. Jakarta : Kencana.
3. Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M. Hum. 2006. Aneka Maslah
Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: Kencana.
4. Prof. H. Mohammade Daud Ali, S.H. 2011. Hukum Islam Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
5. Dr. Fauzi, S.Ag, M.A. 2018. Sejarah Hukum Islam. Jakarta: Prenada Media
6. M Sirajuddin - Jurnal Sosio-Religia, 2009 -aifis-digilib.com wacana
penerapan hukum islam dalam tinjauan politik hukum nasional.
7. Habib Sbulton Asnawi. 2012. Jurnah hak asasi manusia islam dan barat studi
kritik hukum pidana islam dan hukuman mati. Yogyakarta: Supremasi
hukum