725 2057 1 PB
725 2057 1 PB
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB
Dramaga, PO Box 220 16002 Bogor, Jawa Barat, Indonesia
e-mail: harsikusumaningrum@apps.ipb.ac.id
Abstrak
Susu infant formula adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai pengganti ASI untuk bayi sampai
berusia 6 (enam) bulan. Mutu dan keamanan pangan merupakan salah satu parameter penting dalam
memproduksi pangan, termasuk susu infant formula. Peran laboratorium menjadi sangat penting untuk mengukur
dan memastikan terjaminnya mutu dan keamanan pangan melalui ISO 17025. Hasil pengukuran yang
dicantumkan pada label kemasan pangan dapat mendukung perlindungan bayi. Dalam hal ini label menjadi
sarana komunikasi produsen kepada konsumen. Penelitian ini dilakukan di laboratorium pada suatu industri susu
infant formula yang belum terakreditasi ISO 17025. Tujuan penelitian adalah menganalisis pemenuhan regulasi
mutu, keamanan dan kemasan pada industri serta memberikan rekomendasi pada laboratorium tersebut sesuai
persyaratan teknis ISO 17025. Standar regulasi yang dianalisis yaitu regulasi Indonesia, regulasi internasional
menurut Codex, Malaysia dan Filipina. Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan persyaratan parameter susu
infant formula terkait mutu, keamanan dan kemasan sudah melebihi 50%. Penilaian pemenuhan persyaratan
terkait mutu, kemanan mikrobiologi dan kimia serta kemasan secara berurutan adalah 100% (33/33), 50% (3/6),
71.42% (5/7) dan 91.67% (11/12). Data kuantitatif hasil penilaian menunjukkan bahwa laboratorium pengujian
susu infant formula sudah mengimplementasikan 93% pemenuhan persyaratan teknis ISO 17025. Pemenuhan
persyaratan teknis terhadap masing-masing sub klausul keterlusuran metrologis, pemilihan, verifikasi dan validasi
metode, pengambilan sampel dan penanganan barang yang diuji sudah mencapai 100 %, namun untuk
subklausul peralatan hanya mencapai 78%. Rekomendasi dalam pemenuhan kesenjangan persyaratan ISO
17025 mencakup kalibrasi peralatan, penulisan logbook, jadwal pengecekan antara, rekaman peralatan serta
perencanaan dan pelaksanaan validasi/verifikasi.
Kata kunci: analisis kesenjangan, infant formula, ISO 17025, laboratorium pengujian, persyaratan teknis
Abstract
Infant formula is a milk product that specifically formulated as a substitute for breast milk for babies up to 6
months old. The laboratory has a very important role to measure and ensure the quality and safety of food
through implementation of ISO 17025. The labelling becomes a means of communication between producers and
consumers. This research was conducted in a laboratory of infant formula industry that has not been accredited
by ISO 17025. The research objectives are to analyze the fulfillment of quality, safety and labeling regulations in
the industry and provide recommendations according to technical requirements ISO 17025. Regulatory standards
analyzed are Indonesian regulations, international standars according to Codex, as well as Malaysia and the
Philippines regulations. Assessment of requirements related to quality, microbiological and chemical safety and
labeling is 100% (33/33), 50% (3/6), 71.42% (5/7) and 91.67% (11/12), respectively. Quantitative data from
assessment results indicate that the testing laboratory has implemented 93% of technical requirements ISO
17025. Fulfillment of technical requirements for subclause of equipment was 78%, while for metrological flexibility,
selection, verification and method validation, sampling and handling of items tested were 100%.
Recommendations for meeting ISO 17025 requirements gaps are equipment calibration, logbook writing,
intermediate checking schedules, equipment recording, and validation/verification planning and implementation.
Keyword: gap analysis, infant formula, ISO 17025, testing laboratory, technical requirements
219
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 3, November 2018: Hal 171 - 179
220
Kajian Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian di Industri Susu Terhadap Produk Infant Formula Sesuai ISO 17025:2017
(Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe)
harus diambil. Rekomendasi membentuk suatu mulai dari perancangan sampai dengan
landasan untuk melakukan evaluasi berkala dan pemeliharaannya. Dukungan manajemen puncak
tindak lanjut untuk perusahaan sejenis lainnya. adalah faktor kunci yang mempengauhi
kesuksesan implementasi suatu projek.Kedua,
2. TINJAUAN PUSTAKA desain organisasi sistem mutu yang baik dengan
tersedianya manajemen puncak, manajer mutu,
2.1 Standar Regulasi Susu Infant Formula manajer teknis dan manajer administrasi.
Menurut Ulfiati (2016), sistem manajemen mutu
Syarat mutu bahan utama susu infant formula
dalam suatu organisasi adalah jaminan tentang
yang berlaku di Indonesia terbagi atas enam
kemampuannya menyediakan secara konsisten
kandungan yaitu protein, total lemak, karbohidrat,
produk atau jasa yang memenuhi persyaratan.
vitamin, mineral dan komponen lain. Masing-
Ketiga, dokumentasi sistem mutu meliputi
masing kandungan terbagi menjadi beberapa
panduan mutu, prosedur instruksi kerja dan
jenis kandungan yang memiliki batas minimum,
formulir yang perlu melibatkan bagian atau
maksimum dan acuan batas atas (ABA). ABA
personel yang terkait dengan proses pekerjaan.
digunakan untuk zat gizi yang tidak mempunyai
informasi cukup tentang kajian risiko berbasis Seluruh personel dalam organisasi
ilmiah. Kandungan zat gizi infant formula sistem mutu laboratorium perlu memahami
biasanya tidak melebihi ABA kecuali jika tidak secara menyeluruh mengenai regulasi produk
dapat dihindari sehubungan dengan keragaman dan persyaratan ISO 17025 (Dina dan Wastra
kandungan formula atau karena alasan teknologi. 2013). Penetapan perbaikan ataupun perubahan
sistem laboratorium didasarkan pada tahap gap
Persyaratan mikroba yang diatur dalam
analisis untuk memeriksa kesenjangan antara
BPOM (2016) ditentukan untuk mengetahui
kondisi yang ada dengan persyaratan ISO 17025.
kondisi produk akhir dan sistem higienis dan
Menurut Grochau dkk (2010), aspek yang perlu
sanitasi pada proses produksi. Indikator yang
dicek untuk melakukan studi kesenjangan
digunakan untuk mengetahui hal tersebut adalah
meliputi (1) status peralatan dan kalibrasi yang
mikroba patogen dan mikroba indikator proses
tepat; (2) pengetahuan dan keterampilan staf; (3)
higienis (Hervert dkk 2016). Persyaratan batas
penggunaan metode analisis yang jelas dan
cemaran mikroba pada susu infant formula yang
divalidasi; dan (4) kecukupan peralatan.
berlaku di Indonesia sebanyak empat jenis yaitu
ALT, Enterobacteriaceae, Enterobacter sakazakii
(Oonaka dkk 2010), Salmonella (Angulo dkk 3. METODE PENELITIAN
2008). Persyaratan batas cemaran kimia pada
susu infant formula yang berlaku di Indonesia 3.1 Identifikasi regulasi terkait susu infant
yang diatur dalam BPOM (2017) sebanyak lima formula
jenis yaitu Arsen, Timbal, Merkuri, Kadmium dan
Identifikasi regulasi terkait susu infant
Timah.
formula mencakup regulasi yang berlaku secara
Label kemasan merupakan salah satu nasional di Indonesia, internasional menurut
komunikasi sederhana yang dapat memberikan Codex dan negara tujuan ekspor Indonesia yaitu
manfaat untuk mengendalikan makanan dan Malaysia dan Filipina. Metode yang digunakan
membuat konsumen bertanggung jawab terhadap adalah studi literatur. Regulasi dikelompokkan
makanan yang dipilih (Viola dkk 2016). Produsen berdasarkan mutu, keamanan pangan dan label
dan/atau distributor susu infant formula kemasan. Hasil pengelompokkan ini akan
mencantumkan label pada setiap kemasan susu. menjadi acuan untuk menganalisis kondisi
Persyaratan label yang diatur dalam Menkes laboratorium pengujian dan memberikan
(2013), memuat nama produk, daftar bahan yang rekomendasi perbaikan dengan mengacu
digunakan, berat bersih atau isi bersih, informasi regulasi yang berlaku.
nilai gizi, tanggal kadaluwarsa dan petunjuk 3.2 Analisis kesenjangan pemenuhan
penyimpanan, keterangan tentang peruntukan, persyaratan teknis ISO 17025
cara penggunaan, nama dan alamat pihak yang Tahapan ini mempelajari dokumen terkait
memproduksi atau memasukkan ke Indonesia implementasi ISO 17025 yang meliputi panduan
dan keterangan lain yang perlu diketahui. mutu, prosedur, instruksi kerja, catatan mutu dan
dokumen pendukung lainnya. Penelitian
2.2 Strategi Implementasi ISO 17025 dilakukan di laboratorium pengujian PT XYZ,
Menurut Firdaus (2015), ada 3 hal yang perlu kabupaten Karawang, Jawa Barat selama 4
diperhatikan dalam penerapan sistem (empat) bulan dari bulan Februari 2018 sampai
manajemen mutu laboratorium. Pertama, dengan bulan Juni 2018.
komitmen dari manajemen puncak yang menjadi Kondisi dan kemampuan laboratorium ini
kunci sukses seluruh program implementasi yang akan digunakan untuk menganalisis kesenjangan
tercermin dalam dukungannya terhadap persyaratan parameter uji sesuai standar ISO
penyelenggaraan penjaminan mutu laboratorium 17025 berdasarkan observasi lapang. Analisis
221
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 3, November 2018: Hal 171 - 179
kesenjangan dilakukan untuk pemenuhan perwakilan tujuan ekspor susu infant formula
persyaratan analisis yang menyangkut parameter produksi Indonesia. Regulasi Filipina
mutu (analisis karbohidrat dan Vitamin B3), menggunakan batas rekomendasi dikarenakan
keamanan (analisis angka lempeng total dan total negara Filipina belum membuat standar khusus
arsen). Persyaratan parameter uji pada butir terkait mutu. Tabel 2 menunjukkan semua
klausul ISO 17025 yang akan dikaji meliputi spesifikasi produk parameter terkait mutu sudah
peralatan, kemampuan telusur, verifikasi dan memenuhi syarat mandatori regulasi. Spesifikasi
validasi metode, pengambilan sampel dan parameter susu terkait mutu sudah memenuhi
penanganan pengujian yang dijelaskan secara syarat mandatori regulasi sebesar 100% (33/33).
terperinci pada lampiran. Nilai spesifikasi produk untuk parameter
Persyaratan parameter uji mencakup karbohidrat masih sesuai standar sebesar 11
pemenuhan karakteristik mutu dan kemananan g/100 kkal karena berada dibatas minimum dan
susu infant formula berdasarkan metode maksimum. Regulasi Indonesia dan Internasional
konvensional dan metode instrumen sesuai mensyaratkan batas karbohidrat pada susu infant
dengan standar nasional maupun internasional. formula tidak boleh kurang dari 9 dan tidak boleh
Penilaian kesesuaian kriteria analisis lebih dari 14 g/100 kkal produk siap konsumsi.
kesenjangan terhadap pemenuhan persyaratan Spesifikasi produk ini sesuai dengan kisaran nilai
regulasi dapat menggunakan skala 0,1,2,3 seperti kadar karbohidrat susu infant formula dipasar
tercantum pada Tabel 1. Indonesia yaitu 10 – 11.2 g/100 kkal produk siap
konsumsi (Anggraini 2009). Sebesar 73% susu
Tabel 1 Skala Kriteria Analisis Kesenjangan. infant formula diIndonesia memiliki sebaran nilai
Deskripsi Kesesuaian Skala karbohidrat kurang dari nilai tengah batasan
Persyaratan kriteria >80% 3 standar yaitu 11.3-12.5 g/100 kkal. Karbohidrat
terpenuhi dan dilakukan berfungsi sebagai sumber energi yang penting
secara konsisten bagi bayi. Nilai minimum yang dipersyaratkan
Persyaratan kriteria 70-80% 2 adalah jumlah yang diperlukan untuk memenuhi
terpenuhi namun tidak 56% kebutuhan energi bayi.
dilakukan secara konsisten Nilai spesifikasi produk untuk parameter
Persyaratan kriteria 50-70% 1
vitamin B3 (niasin) masih sesuai standar sebesar
terpenuhi dalam batas
memadai pada saat audit 820 µg/100 kkal karena berada diatas nilai
namun tidak memberikan minimum. Berdasarkan regulasi Indonesia,
pengaruh langsung terhadap Internasional, Malaysia dan Filipina
keamanan pangan mensyaratkan batas niasin pada susu infant
Tidak ada persyaratan <50% 0 formula tidak boleh kurang dari 223 µg/100 kkal
kriteria yang terpenuhi saat produk siap konsumsi. Spesifikasi produk ini
audit sesuai dengan kisaran nilai kadar niasin susu
Oktari (2015) infant formula dipasar Indonesia yaitu 728 - 970
µg/100 kkal produk siap konsumsi (Anggraini
Menurut Zamrudi et al (2014), metode 2009). Sebesar 19% susu infant formula
kuantifikasi kesesuaian persyaratan dihitung diIndonesia memiliki sebaran nilai niasin lebih
berdasarkan jumlah nilai pemenuhan subkalusul dari nilai tengah batasan standar yaitu 243 - 485
dibagi nilai penuh subklausul, dikali 100 µg/100 kkal. Fungsi utama niasin adalah sebagai
koenzim NAD dan NAD+.
% Pemenuhan Persyaratan =
4.2 Regulasi terkait keamanan susu infant
formula
Keterangan : Regulasi terkait keamanan mikrobiologi susu
Angka 3 pada pembagi merupakan konstanta Infant Formula dapat dilihat pada Tabel 3.
apabila seluruh persyaratan subklausul sudah Regulasi Indonesia, Internasional, Filipina dan
diimplementasi (Zamrudi et al 2014). spesifikasi produk sudah menetapkan batas
maksimum mikro (M dan atau m) dan rencana
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sampling yang meliputi jumlah contoh (n) dan
jumlah contoh yang diterima (c). Malaysia hanya
menetapkan satu batas maksimum dengan unit
4.1 Regulasi Terkait Mutu Susu Infant
analisis dan tidak menetapkan rencana sampling.
Formula
Pemilihan rencana sampling dapat dilakukan
Perbandingan keempat regulasi yaitu regulasi dengan mempertimbangkan kasus berdasarkan
Indonesia, Internasional, Malaysia dan Filipina keketatan rencana sampling. Menurut Martoyo
terkait mutu susu Infant Formula dapat dilihat Hariyadi dan Rahayu (2014), semakin tinggi
pada Tabel 2. Pemilihan regulasi Negara keyakinan yang diinginkan dan patogen yang
Malaysia dan Filipina dipilih sebagai negara ditetapkan semakin berbahaya, maka semakin
222
Kajian Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian di Industri Susu Terhadap Produk Infant Formula Sesuai ISO 17025:2017
(Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe)
banyak jumlah n dan unit analisis tetapi nilai c mikroba pada spesifikasi produk yang belum
semakin kecil Spesifikasi parameter susu terkait memenuhi syarat mandatori adalah parameter
keamanan mikrobiologi sudah memenuhi syarat Salmonella, Coliform dan E. coli.
mandatori regulasi sebesar 50% (3/6). Jenis
Nilai spesifikasi produk untuk jenis adalah 5, 2, 5x102 dan 5x103. Nilai ALT
mikroba ALT (angka lempeng total) masih merupakan indikator kondisi sanitasi proses
sesuai standar parameter n, c, m dan M. dan lingkungan. Regulasi Internasional tidak
Berdasarkan regulasi Indonesia, Internasional, menstandarkan nilai ALT melainkan nilai bakteri
Malaysia dan Filipina mensyaratkan nilai aerob mesofilik sebagai indikator cara produksi
parameter n, c, m, M secara berturut-turut infant formula yang baik.
223
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 3, November 2018: Hal 171 - 179
4.3 Regulasi terkait kemasan susu infant memenuhi syarat mandatori regulasi sebesar
formula 92.31% (11/12). Menurut regulasi Malaysia,
Regulasi terkait kemasan susu Infant Formula pernyataan mengenai produk alergen pada
dapat dilihat pada Tabel 5. Spesifikasi kemasan merupakan parameter mandatori yang
parameter susu terkait kemasan sudah tidak ditampilkan pada kemasan produk.
224
Kajian Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian di Industri Susu Terhadap Produk Infant Formula Sesuai ISO
17025:2017
(Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe)
225
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 3, November 2018: Hal 171 - 179
Program kalibrasi peralatan telah terlaksana status peralatan, hal-hal yang tidak diinginkan
pada laboratorium dengan mempertimbangkan khususnya mengenai penggunaan peralatan
kapasitas dan resolusi peralatan, rentang kerja serta mutu data dapat dihindari.
penggunaan, waktu kalibrasi. Program kalibrasi
harus ditetapkan pada peralatan yang 2. Kesenjangan terhadap persyaratan
mempunyai pengaruh signifikan pada hasil kemampuan telusur
pengujian. Peralatan yang telah dikalibrasi diberi Hasil penilaian terhadap pemenuhan
identitas dan dilaporkan setiap minggu untuk persyaratan kemampuan telusur di laboratorium
memudahkan identifikasi status kalibrasi, tanggal susu infant formula mencapai nilai 100% dengan
kalibrasi dan pihak yang melakukan kalibrasi. skala 3. Acuan kalibrasi yang digunakan
Pengecekan antara pada peralatan dilaboratorium sudah mengacu pada standar
sudah terpenuhi dalam batas memadai namun nasional atau internasional. Acuan kalibrasi
tidak memberikan pengaruh langsung terhadap menjadi penting karena suatu hasil pengukuran
keamanan pangan karena belum ada program dengan tingkat akurasi yang tinggi dapat dijamin
pengecekan yang dilakukan secara berkala. kebenarannya jika peralatan ukur yang telah
Semua peralatan yang mempengaruhi mutu data digunakan telah dikalibrasi dan memiliki
hasil pengujian diperlukan pengecekan antara keterlusuran samapai ke sistem satuan
untuk memelihara keyakinan pada status internasional.
kalibrasi. Evaluasi hasil pengecekan antara Metode evaluasi ketidakpastian
dinyatakan dalam keadaan baik jika hasil berada pengukuran dilakukan sesuai dengan metode
dalam batas keberterimaan yang ditetapkan atau yang telah disepakati dan dikalibrasi dengan
hasil perbandingan dengan peralatan yang telah standar acuan. Bukti kompetensi teknis telah
dikalibrasi dinyatakan tidak beda nyata. disediakan oleh laboratorium saat melakukan
Rekaman peralatan sudah terpenuhi satu atau lebih langkah dalam rantai
namun tidak dilakukan secara konsisten. Setiap keterlusuran. Satuan internasional yang
peralatan yang memiliki signifikansi pada hasil digunakan untuk hasil analisa karbohidrat adalah
pengujian harus dapat diidentifikasi secara unik. %b/b. Satuan internasional yang digunakan
Adapun inventarisasi peralatan yang tersedia di untuk hasil analisa vitamin B3 adalah mg/100g.
laboratorium tersedia dalam bentuk formulir dan Satuan internasional yang digunakan untuk hasil
database dalam komputer. Dengan mengetahui analisa angka lempeng total adalah cfu/g. Satuan
226
Kajian Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian di Industri Susu Terhadap Produk Infant Formula Sesuai ISO 17025:2017
(Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe)
internasional yang digunakan untuk hasil analisa penyimpanan selama sampel di laboratorium dan
arsen adalah ppm (mg/kg). Peralatan ukur yang penyampaian laporan hasil pengujian. Didalam
dikendalikan harus dapat menjamin kebenaran menunjang hal tersebut, laboratorium
hasil ketika digunakan dan tidak melebihi batas mempunyai prosedur pengelolaan dan
keberterimaan yang ditetapkan. pemeliharaan sampel yang akan diuji sehingga
dapat melindungi keutuhannya. Prosedur yang
3. Kesenjangan terhadap persyaratan dimiliki oleh laboratorium meliputi proses
pemilihan, verifikasi dan validasi metode penerimaan, identifikasi, penanganan,
Hasil penilaian terhadap pemenuhan persyaratan perlindungan, penyimpanan, waktu penyimpanan
pemilihan, verifikasi dan validasi metode di dan pemusnahan sisa sampel.
laboratorium susu infant formula mencapai nilai Kriteria pemeriksaan sampel oleh petugas
92% dengan skala 3. Validasi metode untuk penerima sampel meliputi identitas sampel, form
analisa parameter karbohidrat matriks susu permintaan analisa, kondisi sampel, wadah atau
dilaksanakan pada Januari-Maret 2018. Validasi kemasan sampel, ukuran sampel dan jumlah
metode untuk analisa parameter vitamin B3 sampel pengujian. Identitas sampel telah
matriks susu dilaksanakan pada Januari 2016 ditentukan oleh pelanggan secara sistem,
Validasi metode untuk analisa parameter angka sehingga petugas laboratorium hanya melakukan
lempeng total matriks susu dilaksanakan pada pengecekan identitas dengan form permintaan
Juni 2016 Validasi metode untuk analisa analisa yang dilampirkan oleh pelanggan.
parameter arsen matriks susu dilaksanakan pada Rangkaian pengamanan sampel pengujian
bulan Januari 2016 Idealnya laboratorium harus menggunakan program perangkat lunak
melakukan revalidasi secara berkala meskipun sehingga setiap proses pengamanan sampel
hanya meliputi aspek tertentu saja. Hal ini dapat dilakukan secara komputerisasi dari awal
dimaksudkan agar laboratorium memiliki data penerimaan sampel hingga pelaporan hasil
validasi yang merupakan bukti objektif yang analisa.
berlaku dilaboratorium dan sesuai dengan
kebutuhannya. Rekomendasi Pemenuhan Persyaratan ISO
17025
4. Kesenjangan terhadap persyaratan Hasil analisis kesenjangan menunjukan
pengambilan sampel laboratorium susu infant formula sudah
Hasil penilaian terhadap pemenuhan persyaratan memenuhi 93% dari semua persyaratan teknis
pengambilan sampel di laboratorium susu infant ISO 17025. Salah satu cara untuk menentukan
formula mencapai nilai 100% dengan skala 3. langkah dan urutan dalam pemenuhan
Laboratorium merupakan suatu organisasi yang persyaratan adalah dilakukan diskusi antar
berbeda dengan pelanggan. Sampel yang personel laboratorium (focus group discussion)
diterima oleh laboratorium dalam keadaan dalam menanggulangi kesenjangan persyaratan
tertutup dan tidak diketahui nama sampel ISO 17025 (Zamrudi dkk 2014). Aspek yang
sehingga tidak bisa merubah atau mengganti isi harus diperhatikan dalam pemenuhan
sampel. Pemberian kode sampel ditempel pada persyaratan teknis adalah metode validasi,
setiap sampel sebagai identitas bagi pelanggan manajemen peralatan, kontrol kualitas dan
dan laboratorium. Analisis kesenjangan keterlusuran (Zapata Liaurado dan Rauret 2007).
pengambilan sampel tidak dapat dilakukan di Berdasarkan penelitian Cebekhulu dan Mugova
laboratorium karena dari mulai perencanaan, (2017), rekomendasi persyaratan teknis pada
persiapan, prosedur hingga jaminan mutu dan laboratorium yaitu menjaga kondisi fasilitas dan
pengendalian mutu pengambilan sampel peralatan laboratorium dengan baik. Adapun
dilakukan oleh pelanggan tanpa diketahui oleh rekomendasi diberikan dengan
personel laboratorium. mempertimbangkan hasil penilaian dan analisis
kesenjangan yang ditemukan di laboratorium
5. Kesenjangan terhadap persyaratan terhadap persyaratan ISO 17025 adalah sebagai
berikut :
penanganan barang yang diuji
1. Kalibrasi peralatan
Hasil penilaian terhadap pemenuhan
Kalibrasi peralatan secara berkala perlu
penanganan barang yang diuji di laboratorium
dilakukan sesuai jadwal yang telah direncanakan.
susu infant formula mencapai nilai 100% dengan
Untuk menjamin ini, petugas kontrol kalibrasi
skala 3. Hasil ini menandakan Laboratorium
peralatan tidak dipegang oleh penyelia, tetapi
bertanggung jawab penuh untuk memastikan
ditugaskan pada satu personel khusus agar lebih
adanya perlindungan atas kerahasiaan informasi
fokus terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
dan hak kepemilikan pelanggan termasuk
227
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 2, Juli 2018: Hal 219 - 230
228
Kajian Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian di Industri Susu Terhadap Produk Infant Formula Sesuai ISO 17025:2017
(Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe)
229
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 2, Juli 2018: Hal 219 - 230
230