Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN PERSYARATAN TEKNIS LABORATORIUM PENGUJIAN DI INDUSTRI

SUSU TERHADAP PRODUK INFANT FORMULA SESUAI ISO 17025:2017


Review on Technical Requirements of Testing Laboratory in The Dairy Industry for
Infant Formula According to ISO 17025: 2017

Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB
Dramaga, PO Box 220 16002 Bogor, Jawa Barat, Indonesia
e-mail: harsikusumaningrum@apps.ipb.ac.id

Diterima: 20 Oktober 2018, Direvisi: 28 November 2018, Disetujui: 30 November 2018

Abstrak

Susu infant formula adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai pengganti ASI untuk bayi sampai
berusia 6 (enam) bulan. Mutu dan keamanan pangan merupakan salah satu parameter penting dalam
memproduksi pangan, termasuk susu infant formula. Peran laboratorium menjadi sangat penting untuk mengukur
dan memastikan terjaminnya mutu dan keamanan pangan melalui ISO 17025. Hasil pengukuran yang
dicantumkan pada label kemasan pangan dapat mendukung perlindungan bayi. Dalam hal ini label menjadi
sarana komunikasi produsen kepada konsumen. Penelitian ini dilakukan di laboratorium pada suatu industri susu
infant formula yang belum terakreditasi ISO 17025. Tujuan penelitian adalah menganalisis pemenuhan regulasi
mutu, keamanan dan kemasan pada industri serta memberikan rekomendasi pada laboratorium tersebut sesuai
persyaratan teknis ISO 17025. Standar regulasi yang dianalisis yaitu regulasi Indonesia, regulasi internasional
menurut Codex, Malaysia dan Filipina. Hasil penelitian menunjukkan pemenuhan persyaratan parameter susu
infant formula terkait mutu, keamanan dan kemasan sudah melebihi 50%. Penilaian pemenuhan persyaratan
terkait mutu, kemanan mikrobiologi dan kimia serta kemasan secara berurutan adalah 100% (33/33), 50% (3/6),
71.42% (5/7) dan 91.67% (11/12). Data kuantitatif hasil penilaian menunjukkan bahwa laboratorium pengujian
susu infant formula sudah mengimplementasikan 93% pemenuhan persyaratan teknis ISO 17025. Pemenuhan
persyaratan teknis terhadap masing-masing sub klausul keterlusuran metrologis, pemilihan, verifikasi dan validasi
metode, pengambilan sampel dan penanganan barang yang diuji sudah mencapai 100 %, namun untuk
subklausul peralatan hanya mencapai 78%. Rekomendasi dalam pemenuhan kesenjangan persyaratan ISO
17025 mencakup kalibrasi peralatan, penulisan logbook, jadwal pengecekan antara, rekaman peralatan serta
perencanaan dan pelaksanaan validasi/verifikasi.
Kata kunci: analisis kesenjangan, infant formula, ISO 17025, laboratorium pengujian, persyaratan teknis

Abstract

Infant formula is a milk product that specifically formulated as a substitute for breast milk for babies up to 6
months old. The laboratory has a very important role to measure and ensure the quality and safety of food
through implementation of ISO 17025. The labelling becomes a means of communication between producers and
consumers. This research was conducted in a laboratory of infant formula industry that has not been accredited
by ISO 17025. The research objectives are to analyze the fulfillment of quality, safety and labeling regulations in
the industry and provide recommendations according to technical requirements ISO 17025. Regulatory standards
analyzed are Indonesian regulations, international standars according to Codex, as well as Malaysia and the
Philippines regulations. Assessment of requirements related to quality, microbiological and chemical safety and
labeling is 100% (33/33), 50% (3/6), 71.42% (5/7) and 91.67% (11/12), respectively. Quantitative data from
assessment results indicate that the testing laboratory has implemented 93% of technical requirements ISO
17025. Fulfillment of technical requirements for subclause of equipment was 78%, while for metrological flexibility,
selection, verification and method validation, sampling and handling of items tested were 100%.
Recommendations for meeting ISO 17025 requirements gaps are equipment calibration, logbook writing,
intermediate checking schedules, equipment recording, and validation/verification planning and implementation.
Keyword: gap analysis, infant formula, ISO 17025, testing laboratory, technical requirements

219
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 3, November 2018: Hal 171 - 179

1. PENDAHULUAN dikeluarkan KAN sudah diakui oleh negara-


negara kawasan Asia Pasifik karena sudah
Susu infant formula adalah produk susu yang mempunyai perjanjian saling pengakuan (Mutual
secara khusus diformulasikan sebagai pengganti Recognition Agreement).
ASI untuk bayi sampai berusia 6 (enam) bulan Proses mendapat akreditasi ISO 17025
(BPOM 2009). Mutu dan keamanan pangan menurut Khodabocus dan Balgobin (2011)
merupakan salah satu parameter penting dalam dimulai dari pemahaman menyeluruh dari standar
memproduksi pangan, termasuk susu infant ISO 17025, kemudian melakukan gap analysis
formula (Misgiyarta dan Bintang 2011). Menurut untuk menentukan tahap kepatuhan laboratorium
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan dengan persyaratan. Hasil gap analysis
PBB yang menangani anak (UNICEF), hanya merupakan dasar untuk rencana mutu dan stategi
61% ibu yang menyusui bayinya selama empat implementasi (Zapata et al. 2007). Persyaratan
bulan dan 35% yang menyusui hingga enam teknis merupakan salah satu persyaratan utama
bulan, sehingga susu merupakan asupan utama yang harus terpenuhi dalam pemenuhan standar
bagi bayi setelah menyusui (Tampubolon et al. ISO 17025.
2015). Mutu dan keamanan kandungan zat gizi Pemenuhan persyaratan teknis akan
infant formula harus terbukti secara ilmiah dapat menjadi tolak ukur untuk melakukan penilaian
mendukung pertumbuhan dan perkembangan dari pihak independen untuk proses akreditasi.
bayi. Label kemasan pangan yang sesuai standar Berbagai faktor dapat menentukan kebenaran
juga dapat mendukung dalam melindungi bayi dan kehandalan pengujian yang dilakukan oleh
sebagai sarana komunikasi produsen kepada laboratorium. Faktor tersebut meliputi faktor
konsumen mengenai pilihan berdasarkan manusia, kondisi akomodasi dan lingkungan,
informasi. metode pengujian dan validasi metode, peralatan,
Peran laboratorium sebagai suatu keterlusuran pengukuran, pengambilan contoh,
instrumen yang mengendalikan dan mengukur serta penanganan barang yang diuji (SNI 2008).
kualitas mutu dan keamanan produk yang Faktor yang harus diperhatikan dalam
berdasarkan regulasi atau standar yang berlaku. pemenuhan persyaratan teknis adalah metode
Berdasarkan penelitian Anggraini (2009), validasi, manajemen peralatan, kontrol kualitas
persebaran data (standar deviasi) karakteristik dan ketelusuran (Zapata et al. 2007). Subklausul
mutu susu infant formula di pasar Indonesia yang yang terkait dengan persyaratan teknis tersebut
paling tinggi adalah karbohidrat dan vitamin B3. dalam ISO (2017) adalah peralatan, ketelusuran
Persebaran data (standar deviasi) karakteristik metrologi, pemilihan, verifikasi dan validasi
keamanan susu infant formula di pasar Indonesia metode uji, pengambilan sampel, penanganan
yang paling tinggi adalah angka lempeng total benda uji.
dan arsen. PT. XYZ sebagai lokasi studi kasus
Salah satu cara yang paling baik untuk merupakan industri susu infant formula yang telah
menjamin mutu dan keamanan pangan, mendistribusikan produknya ke pasar nasional
keakuratan data hasil uji serta meningkatkan maupun internasional. PT XYZ ingin menerapkan
percaya diri para praktisi laboratorium melalui persyaratan dasar khususnya persyaratan
program akreditasi. Akreditasi laboratorium parameter teknis sesuai ISO 17025 pada produk
melibatkan penilaian eksternal untuk mengukur yang akan dikaji dalam penelitian ini. Pemenuhan
kinerja dan kualitas hasil analisis laboratorium persyaratan ini dapat menjamin komitmen semua
sesuai dengan standar (Rose dan Johnson personel dengan kebutuhan pelanggan yang
2017). Didalam mencapai keseragaman hasil diakui dan memenuhi regulasi nasional maupun
analisis antar laboratorium dibutuhkan suatu internasional.
standar yang bersifat internasional yang Tujuan utama penelitian ini adalah
mencakup sistem mutu dan teknis yang baik, mengidentifikasi regulasi terkait susu infant
salah satunya adalah standar ISO/IEC formula dalam hal mutu, keamanan dan label
17025:2017 General Requirements for the kemasan untuk mengetahui standar peraturan
Competence of Testing and Calibration yang berlaku dan perkembangan teknologi
Laborataries. terutama dalam metode uji dan persyaratan mutu
Indonesia telah mengadopsi ISO 17025 secara nasional dan internasional. Selain itu
melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN). untuk menganalisis kesenjangan kondisi dan
BSN merupakan lembaga yang ditunjuk oleh kemampuan laboratorium pengujian terhadap
pemerintah untuk menyusun, mengadopsi, pemenuhan persyaratan teknis parameter mutu
merevisi dan mengesahkan Standar Nasional (karbohidrat dan Vitamin B3), keamanan (angka
Indonesia (SNI). Lembaga yang ditunjuk lempeng total dan arsen) berdasarkan ISO
pemerintah untuk melakukan akreditasi terhadap 17025. Kemudian menyusun rekomendasi terkait
laboratorium dan badan sertifikasi adalah Komite hasil analisis kesenjangan untuk menjelaskan
Akreditasi Nasional (KAN). Akreditasi yang dan memberikan prioritas dalam tindakan yang

220
Kajian Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian di Industri Susu Terhadap Produk Infant Formula Sesuai ISO 17025:2017
(Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe)

harus diambil. Rekomendasi membentuk suatu mulai dari perancangan sampai dengan
landasan untuk melakukan evaluasi berkala dan pemeliharaannya. Dukungan manajemen puncak
tindak lanjut untuk perusahaan sejenis lainnya. adalah faktor kunci yang mempengauhi
kesuksesan implementasi suatu projek.Kedua,
2. TINJAUAN PUSTAKA desain organisasi sistem mutu yang baik dengan
tersedianya manajemen puncak, manajer mutu,
2.1 Standar Regulasi Susu Infant Formula manajer teknis dan manajer administrasi.
Menurut Ulfiati (2016), sistem manajemen mutu
Syarat mutu bahan utama susu infant formula
dalam suatu organisasi adalah jaminan tentang
yang berlaku di Indonesia terbagi atas enam
kemampuannya menyediakan secara konsisten
kandungan yaitu protein, total lemak, karbohidrat,
produk atau jasa yang memenuhi persyaratan.
vitamin, mineral dan komponen lain. Masing-
Ketiga, dokumentasi sistem mutu meliputi
masing kandungan terbagi menjadi beberapa
panduan mutu, prosedur instruksi kerja dan
jenis kandungan yang memiliki batas minimum,
formulir yang perlu melibatkan bagian atau
maksimum dan acuan batas atas (ABA). ABA
personel yang terkait dengan proses pekerjaan.
digunakan untuk zat gizi yang tidak mempunyai
informasi cukup tentang kajian risiko berbasis Seluruh personel dalam organisasi
ilmiah. Kandungan zat gizi infant formula sistem mutu laboratorium perlu memahami
biasanya tidak melebihi ABA kecuali jika tidak secara menyeluruh mengenai regulasi produk
dapat dihindari sehubungan dengan keragaman dan persyaratan ISO 17025 (Dina dan Wastra
kandungan formula atau karena alasan teknologi. 2013). Penetapan perbaikan ataupun perubahan
sistem laboratorium didasarkan pada tahap gap
Persyaratan mikroba yang diatur dalam
analisis untuk memeriksa kesenjangan antara
BPOM (2016) ditentukan untuk mengetahui
kondisi yang ada dengan persyaratan ISO 17025.
kondisi produk akhir dan sistem higienis dan
Menurut Grochau dkk (2010), aspek yang perlu
sanitasi pada proses produksi. Indikator yang
dicek untuk melakukan studi kesenjangan
digunakan untuk mengetahui hal tersebut adalah
meliputi (1) status peralatan dan kalibrasi yang
mikroba patogen dan mikroba indikator proses
tepat; (2) pengetahuan dan keterampilan staf; (3)
higienis (Hervert dkk 2016). Persyaratan batas
penggunaan metode analisis yang jelas dan
cemaran mikroba pada susu infant formula yang
divalidasi; dan (4) kecukupan peralatan.
berlaku di Indonesia sebanyak empat jenis yaitu
ALT, Enterobacteriaceae, Enterobacter sakazakii
(Oonaka dkk 2010), Salmonella (Angulo dkk 3. METODE PENELITIAN
2008). Persyaratan batas cemaran kimia pada
susu infant formula yang berlaku di Indonesia 3.1 Identifikasi regulasi terkait susu infant
yang diatur dalam BPOM (2017) sebanyak lima formula
jenis yaitu Arsen, Timbal, Merkuri, Kadmium dan
Identifikasi regulasi terkait susu infant
Timah.
formula mencakup regulasi yang berlaku secara
Label kemasan merupakan salah satu nasional di Indonesia, internasional menurut
komunikasi sederhana yang dapat memberikan Codex dan negara tujuan ekspor Indonesia yaitu
manfaat untuk mengendalikan makanan dan Malaysia dan Filipina. Metode yang digunakan
membuat konsumen bertanggung jawab terhadap adalah studi literatur. Regulasi dikelompokkan
makanan yang dipilih (Viola dkk 2016). Produsen berdasarkan mutu, keamanan pangan dan label
dan/atau distributor susu infant formula kemasan. Hasil pengelompokkan ini akan
mencantumkan label pada setiap kemasan susu. menjadi acuan untuk menganalisis kondisi
Persyaratan label yang diatur dalam Menkes laboratorium pengujian dan memberikan
(2013), memuat nama produk, daftar bahan yang rekomendasi perbaikan dengan mengacu
digunakan, berat bersih atau isi bersih, informasi regulasi yang berlaku.
nilai gizi, tanggal kadaluwarsa dan petunjuk 3.2 Analisis kesenjangan pemenuhan
penyimpanan, keterangan tentang peruntukan, persyaratan teknis ISO 17025
cara penggunaan, nama dan alamat pihak yang Tahapan ini mempelajari dokumen terkait
memproduksi atau memasukkan ke Indonesia implementasi ISO 17025 yang meliputi panduan
dan keterangan lain yang perlu diketahui. mutu, prosedur, instruksi kerja, catatan mutu dan
dokumen pendukung lainnya. Penelitian
2.2 Strategi Implementasi ISO 17025 dilakukan di laboratorium pengujian PT XYZ,
Menurut Firdaus (2015), ada 3 hal yang perlu kabupaten Karawang, Jawa Barat selama 4
diperhatikan dalam penerapan sistem (empat) bulan dari bulan Februari 2018 sampai
manajemen mutu laboratorium. Pertama, dengan bulan Juni 2018.
komitmen dari manajemen puncak yang menjadi Kondisi dan kemampuan laboratorium ini
kunci sukses seluruh program implementasi yang akan digunakan untuk menganalisis kesenjangan
tercermin dalam dukungannya terhadap persyaratan parameter uji sesuai standar ISO
penyelenggaraan penjaminan mutu laboratorium 17025 berdasarkan observasi lapang. Analisis

221
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 3, November 2018: Hal 171 - 179

kesenjangan dilakukan untuk pemenuhan perwakilan tujuan ekspor susu infant formula
persyaratan analisis yang menyangkut parameter produksi Indonesia. Regulasi Filipina
mutu (analisis karbohidrat dan Vitamin B3), menggunakan batas rekomendasi dikarenakan
keamanan (analisis angka lempeng total dan total negara Filipina belum membuat standar khusus
arsen). Persyaratan parameter uji pada butir terkait mutu. Tabel 2 menunjukkan semua
klausul ISO 17025 yang akan dikaji meliputi spesifikasi produk parameter terkait mutu sudah
peralatan, kemampuan telusur, verifikasi dan memenuhi syarat mandatori regulasi. Spesifikasi
validasi metode, pengambilan sampel dan parameter susu terkait mutu sudah memenuhi
penanganan pengujian yang dijelaskan secara syarat mandatori regulasi sebesar 100% (33/33).
terperinci pada lampiran. Nilai spesifikasi produk untuk parameter
Persyaratan parameter uji mencakup karbohidrat masih sesuai standar sebesar 11
pemenuhan karakteristik mutu dan kemananan g/100 kkal karena berada dibatas minimum dan
susu infant formula berdasarkan metode maksimum. Regulasi Indonesia dan Internasional
konvensional dan metode instrumen sesuai mensyaratkan batas karbohidrat pada susu infant
dengan standar nasional maupun internasional. formula tidak boleh kurang dari 9 dan tidak boleh
Penilaian kesesuaian kriteria analisis lebih dari 14 g/100 kkal produk siap konsumsi.
kesenjangan terhadap pemenuhan persyaratan Spesifikasi produk ini sesuai dengan kisaran nilai
regulasi dapat menggunakan skala 0,1,2,3 seperti kadar karbohidrat susu infant formula dipasar
tercantum pada Tabel 1. Indonesia yaitu 10 – 11.2 g/100 kkal produk siap
konsumsi (Anggraini 2009). Sebesar 73% susu
Tabel 1 Skala Kriteria Analisis Kesenjangan. infant formula diIndonesia memiliki sebaran nilai
Deskripsi Kesesuaian Skala karbohidrat kurang dari nilai tengah batasan
Persyaratan kriteria >80% 3 standar yaitu 11.3-12.5 g/100 kkal. Karbohidrat
terpenuhi dan dilakukan berfungsi sebagai sumber energi yang penting
secara konsisten bagi bayi. Nilai minimum yang dipersyaratkan
Persyaratan kriteria 70-80% 2 adalah jumlah yang diperlukan untuk memenuhi
terpenuhi namun tidak 56% kebutuhan energi bayi.
dilakukan secara konsisten Nilai spesifikasi produk untuk parameter
Persyaratan kriteria 50-70% 1
vitamin B3 (niasin) masih sesuai standar sebesar
terpenuhi dalam batas
memadai pada saat audit 820 µg/100 kkal karena berada diatas nilai
namun tidak memberikan minimum. Berdasarkan regulasi Indonesia,
pengaruh langsung terhadap Internasional, Malaysia dan Filipina
keamanan pangan mensyaratkan batas niasin pada susu infant
Tidak ada persyaratan <50% 0 formula tidak boleh kurang dari 223 µg/100 kkal
kriteria yang terpenuhi saat produk siap konsumsi. Spesifikasi produk ini
audit sesuai dengan kisaran nilai kadar niasin susu
Oktari (2015) infant formula dipasar Indonesia yaitu 728 - 970
µg/100 kkal produk siap konsumsi (Anggraini
Menurut Zamrudi et al (2014), metode 2009). Sebesar 19% susu infant formula
kuantifikasi kesesuaian persyaratan dihitung diIndonesia memiliki sebaran nilai niasin lebih
berdasarkan jumlah nilai pemenuhan subkalusul dari nilai tengah batasan standar yaitu 243 - 485
dibagi nilai penuh subklausul, dikali 100 µg/100 kkal. Fungsi utama niasin adalah sebagai
koenzim NAD dan NAD+.
% Pemenuhan Persyaratan =
4.2 Regulasi terkait keamanan susu infant
formula
Keterangan : Regulasi terkait keamanan mikrobiologi susu
Angka 3 pada pembagi merupakan konstanta Infant Formula dapat dilihat pada Tabel 3.
apabila seluruh persyaratan subklausul sudah Regulasi Indonesia, Internasional, Filipina dan
diimplementasi (Zamrudi et al 2014). spesifikasi produk sudah menetapkan batas
maksimum mikro (M dan atau m) dan rencana
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sampling yang meliputi jumlah contoh (n) dan
jumlah contoh yang diterima (c). Malaysia hanya
menetapkan satu batas maksimum dengan unit
4.1 Regulasi Terkait Mutu Susu Infant
analisis dan tidak menetapkan rencana sampling.
Formula
Pemilihan rencana sampling dapat dilakukan
Perbandingan keempat regulasi yaitu regulasi dengan mempertimbangkan kasus berdasarkan
Indonesia, Internasional, Malaysia dan Filipina keketatan rencana sampling. Menurut Martoyo
terkait mutu susu Infant Formula dapat dilihat Hariyadi dan Rahayu (2014), semakin tinggi
pada Tabel 2. Pemilihan regulasi Negara keyakinan yang diinginkan dan patogen yang
Malaysia dan Filipina dipilih sebagai negara ditetapkan semakin berbahaya, maka semakin

222
Kajian Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian di Industri Susu Terhadap Produk Infant Formula Sesuai ISO 17025:2017
(Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe)

banyak jumlah n dan unit analisis tetapi nilai c mikroba pada spesifikasi produk yang belum
semakin kecil Spesifikasi parameter susu terkait memenuhi syarat mandatori adalah parameter
keamanan mikrobiologi sudah memenuhi syarat Salmonella, Coliform dan E. coli.
mandatori regulasi sebesar 50% (3/6). Jenis

Tabel 2 Perbandingan regulasi terkait mutu susu infant formula.


Regulasi Regulasi Regulasi Regulasi
Indonesiaa Internasionalb Malaysiac Filipinad Spesifikasi
Parameter Satuan
Rekomen- Produk
min mak min mak min mak
dasi
Protein g/100 kkal 1.8 3.0 1.8 3 1.8 4.5 1.3 2
Lipida
- Total lemak g/100 kkal 4.4 6.0 4.4 6 3.3 6 - 5
- Asam linoleat mg/100 kkal 300 - 300 - 300 NS - 580
- Asam α-
mg/100 kkal 50 NS 50 NS - - - 78
linolenat
Karbohidrat g/100 kkal 9.0 14.0 9.0 14 - - - 11
Vitamin
µg RE/100
-Vitamin A 60 180 60 180 75 150 55.8 87.3
kkal
-Vitamin D µg/100 kkal 1 2.5 1 2.5 1 2 0.8 1.7
mg α-
-Vitamin E 0.5 - 0.5 - 0.7 NS 0.4 1.4
TE/100 kkal
-Vitamin K µg/100 kkal 4 - 4 - 4 NS 0.9 5.8
-Tiamin µg/100 kkal 60 - 60 - 40 NS 29.8 80
-Riboflavin µg/100 kkal 80 - 80 - 60 NS 44.6 140
-Niasin µg/100 kkal 300 - 300 - 250 NS 223.2 820
-Piridoksin µg/100 kkal 35 - 35 - 35 NS 14.9 60
-Vitamin B12 µg/100 kkal 0.1 - 0.1 - 0.15 NS 0.04 0.29
-Asam
µg/100 kkal 400 - 400 - 300 NS - 780
pantotenat
-Asam folat µg/100 kkal 10 - 10 - 4 NS 9.7 19
-Vitamin C mg/100 kkal 10 - 10 - 8 NS 4.5 16
-Biotin µg/100 kkal 1.5 - 1.5 - 1.5 - - 1.9
Mineral
-Besi mg/100 kkal 0.45 - 0.45 - 0.15 NS 0.06 1.2
-Kalsium mg/100 kkal 50 - 50 - 50 NS 29.8 74
-Fosfor mg/100 kkal 25 - 25 - 25 NS 13.4 41
-Magnesium mg/100 kkal 5 - 5 - - - 3.9 8.7
-Natrium mg/100 kkal 20 60 20 60 20 60 - 30
-Klorida mg/100 kkal 50 160 50 160 - - - 64
-Kalium mg/100 kkal 60 180 60 180 80 200 - 105
-Mangan µg/100 kkal 1 - 1 - - - 0.4 9.7
-Iodium µg/100 kkal 10 - 10 - - - 13 13
-Selenium µg/100 kkal 1 - 1 - - - 0.9 1.4
-Tembaga µg/100 kkal 35 - 35 - - - - 62
-Seng mg/100 kkal 0.5 - 0.5 - 0.5 1.5 0.2 0.64
Komponen
lain
-Kolin mg/100 kkal 7 - 7 - 7 NS - 16
-Myo-Inositol mg/100 kkal 4 - 4 - - - - 9.7
-L-Karnitin mg/100 kkal 1.2 NS 1.2 NS - - - 1.9
aBPOM (2009) bCodex (2007) cMOH (1985) dFNRI-DOST (2006).

Nilai spesifikasi produk untuk jenis adalah 5, 2, 5x102 dan 5x103. Nilai ALT
mikroba ALT (angka lempeng total) masih merupakan indikator kondisi sanitasi proses
sesuai standar parameter n, c, m dan M. dan lingkungan. Regulasi Internasional tidak
Berdasarkan regulasi Indonesia, Internasional, menstandarkan nilai ALT melainkan nilai bakteri
Malaysia dan Filipina mensyaratkan nilai aerob mesofilik sebagai indikator cara produksi
parameter n, c, m, M secara berturut-turut infant formula yang baik.

223
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 3, November 2018: Hal 171 - 179

Tabel 3 perbandingan regulasi terkait keamanan mikrobiologi susu infant formula.


Regulasi Regulasi Regulasi Regulasi Spesifikasi
Satuan Parameter
Jenis Mikroba Indonesiaa Internasionalb Malaysiac Filipinad Produk
Batas Maksimum
ALT koloni n 5 5 104 5 5
/g c 2 2 2 2
m 5x102 5x102 5x102 5x102
M 5x103 5x103 5x103 5x103
Enterobacteri /10g n 10 - - 10 10
ceae c 2 2 2
m 0 0 0
M NA NA NA
E.sakazakii / /10g n 30 30 - 30 30
Cronobacter c 0 0 0 0
spp m Negatif Negatif 0 Negatif
M NA - - NA
Salmonella /25g n 30 60 - 60 30
C 0 0 0 0
m Negatif Negatif 0 Negatif
M NA - - NA
Coliform koloni n - - 10 5 Negatif
/g c 2
m 3
M 11
E. coli MPN/ n - - - 10 -
g c 1
m 1.8
M 10
aBPOM (2016) bCodex (2008) cMOH (1985) dDOH-FDA (2013).

Perbandingan regulasi terkait pada komoditi susu, sedangkan pada regulasi


keamanan kimia pada susu Infant Formula Malaysia komoditi tercantum secara khusus
dapat dilihat pada Tabel 4. Spesifikasi dengan nilai standar lebih kecil.
parameter susu terkait keamanan kimia sudah Nilai spesifikasi produk untuk jenis
memenuhi syarat mandatori regulasi sebesar kimia Arsen masih sesuai standar regulasi.
71.42% (5/7). Jenis kimia pada spesifikasi Regulasi Indonesia dan Malaysia mensyaratkan
produk yang belum memenuhi syarat mandatori batas arsen pada susu infant formula tidak
adalah parameter Aflatoksin M1 dan melamin. boleh lebih dari 0.02 mg/kg produk siap
Nilai spesifikasi produk untuk parameter konsumsi. Menurut Anggraini (2009), berbagai
aflatoksin M1 sudah sesuai regulasi studi menunjukkan bahwa jumlah arsen dalam
Internasional sebesar 0.5 µg/kg namun belum asupan sangat kecil dapat memberikan efek
memenuhi regulasi Malaysia sebesar 0.025 menguntungkan bagi kesehatan. Hal ini yang
µg/kg. Hal ini dikarenakan komoditi infant menyebabkan regulasi Internasional tidak
formula pada regulasi Internasional mengacu mensyaratkan jenis cemaran kimia arsen.

Tabel 4 Perbandingan regulasi terkait keamanan kimia susu infant formula.


Regulasi Regulasi Regulasi Spesifikasi
Jenis Kimia Satuan
Indonesiaa Internasionalb Malaysiac produk
Arsen (As) mg/kg 0.02 - 0.1 0.02
Timbal (Pb) mg/kg 0.01 0.01 0.02 0.01
Merkuri (Hg) mg/kg 0.01 - 0.05 0.01
Kadmium (Cd) mg/kg 0.01 - 1 0.008
Timah (Sn) mg/kg 10 - 50 10
Aflatoxin M1 µg/kg - 0.5 0.025 0.5
Melamin mg/kg - 1 - -
aBPOM (2017) bCodex (2009) cMOH (1985)

4.3 Regulasi terkait kemasan susu infant memenuhi syarat mandatori regulasi sebesar
formula 92.31% (11/12). Menurut regulasi Malaysia,
Regulasi terkait kemasan susu Infant Formula pernyataan mengenai produk alergen pada
dapat dilihat pada Tabel 5. Spesifikasi kemasan merupakan parameter mandatori yang
parameter susu terkait kemasan sudah tidak ditampilkan pada kemasan produk.

224
Kajian Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian di Industri Susu Terhadap Produk Infant Formula Sesuai ISO
17025:2017
(Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe)

Tabel 5 Perbandingan regulasi terkait kemasan susu infant formula.


Regulasi
Regulasi Regulasi Regulasi Spesifikasi
Parameter Indonesi
CODEXb Malaysiac Filipinad Kemasan
aa
Nama produk √ √ √ √ √
Nama merek - - - √ √
Daftar bahan yang digunakan √ √ √ √ √
Berat bersih atau isi bersih √ √ √ √ √
Informasi nilai gizi √ - √ √ √
Tanggal kadaluwarsa √ √ √ √ √
Petunjuk penyimpanan √ √ √ √ √
Keterangan tentang peruntukan √ - - - √
Cara penggunaan √ √ - √ √
Nama dan alamat pihak yang
memproduksi atau memasukkan √ √ √ √ √
ke Negara bersangkutan
Allergen - - √ √ -
Identifikasi lot - √ - √ √
Sumber : aMenkes (2013) bCodex (2008) cMOH (1985) dDOH-FDA (2014).

4.4 Kondisi Aktual Laboratorium Susu Infant 1. Kesenjangan terhadap persyaratan


Formula dalam Pemenuhan Persyaratan peralatan
ISO 17025 dan Rekomendasi Pemenuhan Hasil penilaian terhadap pemenuhan
Persyaratan atas Kesenjangan yang persyaratan peralatan di laboratorium susu
Ditemukan infant formula mencapai nilai 78% dengan skala
Tabel 6 menunjukkan data kuantitaif 3. Persyaratan kriteria commissioning peralatan
pemenuhan seluruh komponen persyaratan ISO sudah terpenuhi namun tidak dilakukan secara
17025 di laboratorium susu infant formula. Data konsisten. Adapun kriteria yang tidak terpenuhi
tersebut menunjukkan bahwa laboratorium pada peralatan laboratorium yaitu laporan
pengujian susu infant formula sudah kalibrasi yang tidak dijalankan secara konsisten
mengimplementasikan 93% pemenuhan yaitu pada alat oven, HPLC dan waterbath.
persyaratan teknis ISO 17025. Pemenuhan Laporan kalibrasi oven tidak tersedia (alat
persyaratan teknis terhadap masing-masing sub baru). Laporan kalibrasi HPLC terakhir jatuh
klausul keterlusuran metrologis, pemilihan, pada tanggal 8 Februari 2017. Laporan kalibrasi
verifikasi dan validasi metode, pengambilan waterbath terakhir jatuh pada tahun 2016.
sampel dan penanganan barang yang diuji Peralatan laboratorium yang kinerjanya tidak
sudah mencapai 100 %, namun untuk memenuhi persyaratan teknis selain dapat
subklausul peralatan hanya mencapai 78%. mempengaruhi mutu data hasil pengujian juga
Hasil penilaian terhadap pemenuhan akan menimbulkan biaya kegagalan.
persyaratan ISO 17025 menunjukkan bahwa Peralatan yang belum memenuhi syarat
laboratorium sudah menerapkan 93%. kalibrasi juga mempengaruhi kriteria
Laboratorium kini sedang mempersiapkan untuk penanganan peralatan. Hal ini juga ditemukan
mendapat akreditasi ISO 17025 versi 2017 dan dalam penelitian yang dikaji oleh Cebekhulu
mampu melaksanakan pengujian sesuai dan Mugova (2017) yaitu tidak ditemukan
persyaratan teknis. Menurut Hadi (2018), kajian rekaman peralatan laboratorium. Program
penerbitan edisi ketiga ISO 17025 : 2017 pemeliharaan peralatan laboratorium telah
dimulai pada Februari 2015 sebagai hasil dari terlaksana di laboratorium meliputi jadwal
proposal bersama ILAC dan South African pemeliharaan, dilaksanakan oleh personel yang
Bureau of Standards (SABS) yang merupakan berkompeten serta tersedia rekaman
anggota ISO dan tuan rumah Komite Nasional pemeliharaan pencegahan, kerusakan,
untuk Internasional Electrotechnical Commision perbaikan dan modifikasi. Untuk menjaga
(IEC). kinerja instrumentasi yang sensitif, laboratorium
Hasil analisis terhadap pemenuhan sudah mengendalikan kondisi akomodasi dan
persyaratan ISO 17025 : 2017 terkhusus untuk lingkungan khususnya suhu dan kelembapan,
parameter mutu (karbohidrat dan vitamin B3) suhu ruangan dipelihara pada suhu 20oC ± 5oC
dan keamanan (angka lempeng total dan arsen) dan kelembapan udara relative berkisar 55%
di Laboratorium susu infant formula terdapat RH ± 10% RH.
beberapa kesenjangan.

225
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 3, November 2018: Hal 171 - 179

Tabel 6 Pemenuhan persyaratan iso 17025 di laboratorium susu infant formula.


Persyaratan
% Pemenuhan % Pemenuhan
(tambah Jumlah Nilai Nilai
terhadap nilai terhadap total
kolom untuk Parameter parameter Penuh Aktual
penuh (y/3x x nilai penuh (y/z
rincian (x) (3x) (y)
100%) x 100%)
karakteristik)
Peralatan - Commisioning 6 18 14 78% 26%
- Penanganan
- Pemeliharaan
- Program kalibrasi
- Pengecekan antara
- Rekaman
Kemampuan - Acuan kalibrasi 5 15 15 100% 28%
telusur - Ketidakpastian
pengukuran
- Pemeliharaan
rekaman
- Kompetensi analis
- Acuan sistem
satuan internasional
- Kesesuaian metode 4 12 12 100% 22%
Pemilihan, - Validasi/ verifikasi
metode - Pemeliharaan
verifikasi dan metode
validasi - Kompetensi personil
Pengambilan Responsibility 1 3 3 100% 6%
Sampel laboratorium
Penanganan - Prosedur 2 6 6 100% 11%
barang yang pengelolaan.
diuji - Penerimaan barang
Jumlah 18 54 (z) 93%

Program kalibrasi peralatan telah terlaksana status peralatan, hal-hal yang tidak diinginkan
pada laboratorium dengan mempertimbangkan khususnya mengenai penggunaan peralatan
kapasitas dan resolusi peralatan, rentang kerja serta mutu data dapat dihindari.
penggunaan, waktu kalibrasi. Program kalibrasi
harus ditetapkan pada peralatan yang 2. Kesenjangan terhadap persyaratan
mempunyai pengaruh signifikan pada hasil kemampuan telusur
pengujian. Peralatan yang telah dikalibrasi diberi Hasil penilaian terhadap pemenuhan
identitas dan dilaporkan setiap minggu untuk persyaratan kemampuan telusur di laboratorium
memudahkan identifikasi status kalibrasi, tanggal susu infant formula mencapai nilai 100% dengan
kalibrasi dan pihak yang melakukan kalibrasi. skala 3. Acuan kalibrasi yang digunakan
Pengecekan antara pada peralatan dilaboratorium sudah mengacu pada standar
sudah terpenuhi dalam batas memadai namun nasional atau internasional. Acuan kalibrasi
tidak memberikan pengaruh langsung terhadap menjadi penting karena suatu hasil pengukuran
keamanan pangan karena belum ada program dengan tingkat akurasi yang tinggi dapat dijamin
pengecekan yang dilakukan secara berkala. kebenarannya jika peralatan ukur yang telah
Semua peralatan yang mempengaruhi mutu data digunakan telah dikalibrasi dan memiliki
hasil pengujian diperlukan pengecekan antara keterlusuran samapai ke sistem satuan
untuk memelihara keyakinan pada status internasional.
kalibrasi. Evaluasi hasil pengecekan antara Metode evaluasi ketidakpastian
dinyatakan dalam keadaan baik jika hasil berada pengukuran dilakukan sesuai dengan metode
dalam batas keberterimaan yang ditetapkan atau yang telah disepakati dan dikalibrasi dengan
hasil perbandingan dengan peralatan yang telah standar acuan. Bukti kompetensi teknis telah
dikalibrasi dinyatakan tidak beda nyata. disediakan oleh laboratorium saat melakukan
Rekaman peralatan sudah terpenuhi satu atau lebih langkah dalam rantai
namun tidak dilakukan secara konsisten. Setiap keterlusuran. Satuan internasional yang
peralatan yang memiliki signifikansi pada hasil digunakan untuk hasil analisa karbohidrat adalah
pengujian harus dapat diidentifikasi secara unik. %b/b. Satuan internasional yang digunakan
Adapun inventarisasi peralatan yang tersedia di untuk hasil analisa vitamin B3 adalah mg/100g.
laboratorium tersedia dalam bentuk formulir dan Satuan internasional yang digunakan untuk hasil
database dalam komputer. Dengan mengetahui analisa angka lempeng total adalah cfu/g. Satuan

226
Kajian Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian di Industri Susu Terhadap Produk Infant Formula Sesuai ISO 17025:2017
(Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe)

internasional yang digunakan untuk hasil analisa penyimpanan selama sampel di laboratorium dan
arsen adalah ppm (mg/kg). Peralatan ukur yang penyampaian laporan hasil pengujian. Didalam
dikendalikan harus dapat menjamin kebenaran menunjang hal tersebut, laboratorium
hasil ketika digunakan dan tidak melebihi batas mempunyai prosedur pengelolaan dan
keberterimaan yang ditetapkan. pemeliharaan sampel yang akan diuji sehingga
dapat melindungi keutuhannya. Prosedur yang
3. Kesenjangan terhadap persyaratan dimiliki oleh laboratorium meliputi proses
pemilihan, verifikasi dan validasi metode penerimaan, identifikasi, penanganan,
Hasil penilaian terhadap pemenuhan persyaratan perlindungan, penyimpanan, waktu penyimpanan
pemilihan, verifikasi dan validasi metode di dan pemusnahan sisa sampel.
laboratorium susu infant formula mencapai nilai Kriteria pemeriksaan sampel oleh petugas
92% dengan skala 3. Validasi metode untuk penerima sampel meliputi identitas sampel, form
analisa parameter karbohidrat matriks susu permintaan analisa, kondisi sampel, wadah atau
dilaksanakan pada Januari-Maret 2018. Validasi kemasan sampel, ukuran sampel dan jumlah
metode untuk analisa parameter vitamin B3 sampel pengujian. Identitas sampel telah
matriks susu dilaksanakan pada Januari 2016 ditentukan oleh pelanggan secara sistem,
Validasi metode untuk analisa parameter angka sehingga petugas laboratorium hanya melakukan
lempeng total matriks susu dilaksanakan pada pengecekan identitas dengan form permintaan
Juni 2016 Validasi metode untuk analisa analisa yang dilampirkan oleh pelanggan.
parameter arsen matriks susu dilaksanakan pada Rangkaian pengamanan sampel pengujian
bulan Januari 2016 Idealnya laboratorium harus menggunakan program perangkat lunak
melakukan revalidasi secara berkala meskipun sehingga setiap proses pengamanan sampel
hanya meliputi aspek tertentu saja. Hal ini dapat dilakukan secara komputerisasi dari awal
dimaksudkan agar laboratorium memiliki data penerimaan sampel hingga pelaporan hasil
validasi yang merupakan bukti objektif yang analisa.
berlaku dilaboratorium dan sesuai dengan
kebutuhannya. Rekomendasi Pemenuhan Persyaratan ISO
17025
4. Kesenjangan terhadap persyaratan Hasil analisis kesenjangan menunjukan
pengambilan sampel laboratorium susu infant formula sudah
Hasil penilaian terhadap pemenuhan persyaratan memenuhi 93% dari semua persyaratan teknis
pengambilan sampel di laboratorium susu infant ISO 17025. Salah satu cara untuk menentukan
formula mencapai nilai 100% dengan skala 3. langkah dan urutan dalam pemenuhan
Laboratorium merupakan suatu organisasi yang persyaratan adalah dilakukan diskusi antar
berbeda dengan pelanggan. Sampel yang personel laboratorium (focus group discussion)
diterima oleh laboratorium dalam keadaan dalam menanggulangi kesenjangan persyaratan
tertutup dan tidak diketahui nama sampel ISO 17025 (Zamrudi dkk 2014). Aspek yang
sehingga tidak bisa merubah atau mengganti isi harus diperhatikan dalam pemenuhan
sampel. Pemberian kode sampel ditempel pada persyaratan teknis adalah metode validasi,
setiap sampel sebagai identitas bagi pelanggan manajemen peralatan, kontrol kualitas dan
dan laboratorium. Analisis kesenjangan keterlusuran (Zapata Liaurado dan Rauret 2007).
pengambilan sampel tidak dapat dilakukan di Berdasarkan penelitian Cebekhulu dan Mugova
laboratorium karena dari mulai perencanaan, (2017), rekomendasi persyaratan teknis pada
persiapan, prosedur hingga jaminan mutu dan laboratorium yaitu menjaga kondisi fasilitas dan
pengendalian mutu pengambilan sampel peralatan laboratorium dengan baik. Adapun
dilakukan oleh pelanggan tanpa diketahui oleh rekomendasi diberikan dengan
personel laboratorium. mempertimbangkan hasil penilaian dan analisis
kesenjangan yang ditemukan di laboratorium
5. Kesenjangan terhadap persyaratan terhadap persyaratan ISO 17025 adalah sebagai
berikut :
penanganan barang yang diuji
1. Kalibrasi peralatan
Hasil penilaian terhadap pemenuhan
Kalibrasi peralatan secara berkala perlu
penanganan barang yang diuji di laboratorium
dilakukan sesuai jadwal yang telah direncanakan.
susu infant formula mencapai nilai 100% dengan
Untuk menjamin ini, petugas kontrol kalibrasi
skala 3. Hasil ini menandakan Laboratorium
peralatan tidak dipegang oleh penyelia, tetapi
bertanggung jawab penuh untuk memastikan
ditugaskan pada satu personel khusus agar lebih
adanya perlindungan atas kerahasiaan informasi
fokus terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
dan hak kepemilikan pelanggan termasuk

227
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 2, Juli 2018: Hal 219 - 230

2. Penulisan logbook 5. KESIMPULAN


Logbook persyaratan penggunaan peralatan
harus disediakan untuk mencapai kinerja alat Regulasi susu infant formula belum diterapkan
yang baik dan benar. Personel yang secara efektif pada laboratorium pengujian susu
mengoperasikan alat harus mengikuti instruksi infant formula. Regulasi terkait keamanan
kerja dan mengisi logbook persyaratan mikrobiologi, kimia dan kemasan produk
penggunaan peralatan. Apabila ada peralatan merupakan regulasi yang belum terpenuhi.
yang tidak memenuhi persyaratan teknis, Prinsip-prinsip penetapan regulasi dalam
personil harus mencatat kondisi tersebut pada perumusan dan pengenmbangan standar perlu
logbook serta memberi label pada alat. Alat tidak diterapkan lebih efektif.
digunakan selama masa perbaikan. Laboratorium masih memiliki
3. Jadwal pengecekan antara kesenjangan dalam pemenuhan persyaratan
Jadwal pengecekan antara sesuai dengan parameter uji ISO 17025. Data kuantitatif hasil
rekomendasi manufaktur pembuat peralatan. penilaian menunjukkan bahwa laboratorium
Kondisi pengecekan antara dilakukan pada pengujian susu infant formula sudah
peralatan dalam kondisi akan digunakan untuk mengimplementasikan 93% pemenuhan
melaksanakan pengujian, mengalami persyaratan teknis ISO 17025. Laboratrium
pembebanan berlebih, memberikan hasil yang mampu melakukan uji sesuai dengan regulasi
mencurigakan, mengalami cacat atau teknis yang berlaku dari segi metode, peralatan
penyimpangan dan berada diluar batas yang dan kompetensi personel.
ditentukan. Apabila hasil pengecekan antara Rekomendasi dalam pemenuhan
dinyatakan tidak memenuhi batas keberterimaan, kesenjangan persyaratan teknis ISO 17025 dapat
maka pengecekan dapat diulang atau instrumen menjadi acuan bagi laboratorium sejenis lainnya.
yang bersangkutan diperbaiki atau dikalibrasi. Rekomendasi mencakup kalibrasi peralatan,
4. Rekaman peralatan penulisan logbook, jadwal pengecekan antara,
rekaman peralatan dan perencanaan dan
Rekaman selama pemakaian alat mencakup pelaksanaan validasi/verifikasi.
identitas peralatan dan peranti lunak yang
terpasang, nama manufaktur, identifikasi, tipe
UCAPAN TERIMAKASIH
dan nomor seri, bukti verifikasi, lokasi, rencana
pemeliharaan dan rincian penyimpangan alat.
Setiap peralatan memiliki signifikansi pada hasil Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
pegujian sehingga rekaman harus memudahkan salah satu laboratorium susu infant formula
untuk mengidentifikasi secara detail. sebagai tempat penelitian. Ucapan terima kasih
juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang
5. Perencanaan dan pelaksanaan
mendukung penelitian ini.
validasi/verifikasi
Perencanaan dan pelaksanaan validasi/verifikasi DAFTAR PUSTAKA
metode dilakukan secara berkala. Rentang dan
akurasi nilai yang diperoleh dari metode
pengujian yang divalidasi harus relevan dengan Anggraini I. (2009). Kajian Kesesuaian Mutu
kebutuhan pelanggan dan konsisten dengan Produk-Produk Formula Bayi di Pasar
persyaratan yang ditentukan. Persyaratan yang Indonesia dengan Standar Nasional
ditentukan menurut Khodabocus dan Balgolbin Indonesia dan Standar Codex Alimentarius
(2011) meliputi ketidakpastian pengukuran hasil, [Thesis]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
batas deteksi, batas kuantifikasi, batas linieritas, Angulo FJ, Cahill SM, Wachsmuth IK, Costarrica
selektivitas metode, sensitivitas instrument batas ML, Embarek PKB. (2008). Powdered
repeatability dan ketahanan terhadap pengaruh Infant Formula as a Source of Salmonella
eksternal. Infection in Infants. Clinical Infectious
Menurut Zapata Liaurado dan Rauret Diseases. 46 (2) : 268–273.
(2007), sistem audit harus dilakukan secara Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2009).
berkala untuk mengevaluasi hasil rekomendasi Peraturan Kepala BPOM RI Nomor
berlangsung secara berkelanjutan. Survei HK.00.05.1.52.3920 tentang Pengawasan
kepuasan pelanggan adalah salah satu cara Formula Bayi untuk Keperluan Medis
untuk mengevaluasi keseluruhan kinerja dan Khusus. Jakarta : Badan POM RI.
mengidentifikasi peluang untuk perbaikan Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2016).
laboratorium. Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 16
Tahun 2016 tentang Kriteria Mikrobiologi

228
Kajian Persyaratan Teknis Laboratorium Pengujian di Industri Susu Terhadap Produk Infant Formula Sesuai ISO 17025:2017
(Dwining Putri Elfriede, Harsi D. Kusumaningrum, Hanifah Nuryani Lioe)

Dalam Pangan Olahan. Jakarta : Badan (2006). Recommended Energy and


POM RI. Nutrient Intakes. Philippines : FNRI-DOST.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2017). Grochau IH, Ferreira CA, Ferreira JZ, Caten CS.
Peraturan Kepala BPOM RI Nomor Nomor (2010). Implementation of A Quality
23 Tahun 2017 tentang Batas Maksimum Management System In University Test
Cemaran Logam Berat Dalam Pangan Laboratories: A Brief Review And New
Olahan. Jakarta : Badan POM RI. Proposals. Accreditation and Quality
Cebekhulu BMB & Mugova C. (2017). Quality Assurance. 15 : 681-689. doi :
Control in a University Laboratory: 10.1007/s0079-010-0713-6
Evaluating the Gap between ISO/IEC- Hadi A. (2018). Persyaratan Umum Kompetensi
17025 Requirements and the Thin Section Laboratorium Pengujian dan Laboratorium
Laboratory’s Processes. Proceedings of Kalibrasi ISO/IEC 17025:2017. Jakarta :
the International Symposium on Industrial Gramedia.
Engineering and Operations Management Hervert CJ, Alles AS, Martin NH, Boor KJ,
(IEOM) Bristol. Wits University (UK). hlm Wiedmann M. (2016). Evaluation of
614-625. Different Methods To Detect Microbial
Codex Alimentarius Internasional Food Hygiene Indicators Relevant In The Dairy
Standards. (2007). CODEX STAN 72- Industry. Journal Dairy Science. 99 (9) :
1981. Standard For Infant Formula And 7033-7042. doi : 10.3168/jds.2016-11074.
Formulas For Special Medical Purposes International Standard Organization. (2017).
Intended For Infants. Rome : CAC. General Requirements for The
Codex Alimentarius Internasional Food Competence of Testing and Calibration
Standards. (2008). CAC/RCP 66-2008. Laboratories
Code Of Hygienic Practice For Powdered Jamilah. (2015). Peran Laboratorium
Formula For Infants And Young Children. Terakreditasi Dalam Pengembangan Mutu
Rome : CAC. dan Keamanan Pangan.
Codex Alimentarius Internasional Food http://bbihp.kemenperin.go.id. [diunduh 6
Standards. (2009). CXS 193-1995. Januari 2018.
General Standard For Contaminants And Khodabocus F & Balgobin K. (2011).
Toxins In Food And Feed. Rome : CAC. Implementation and Practical Benefits of
Dina, Wastra AR. (2013). Efektifitas Penerapan ISO 17025 in a Testing Laboratory.
Sistem Manajemen Mutu SNI ISO/IEC University of Mauritius Research Journal.
17025 : 2008 Di Laboratorium Benih. 17 : 27-60
Jurnal Agribisnis. 7 (2) : 157-172. Martoyo PM, Hariyadi RD, Rahayu WP. (2014).
Department of Health Food and Drug Kajian Standar Cemaran Mikroba dalam
Administration Philipines. 2013. Revised Pangan di Indonesia. Jurnal Standarisasi.
Guidelines forThe Assessment of 16 (2) : 113-124
Microbiologycal Quality of Processed Mayasari I. (2009). Pengaruh penerapan ISO
Food. Philipines : DOH-FDA. 17025:2005 pada pengelolaan
Department of Health Food and Drug laboratorium pengujian konstruksi dinas
Administration Philipines. (2014). Revised pekerjaan umum provinsi DKI Jakarta
Rules and Regulations Governing The tehadap kepuasan pelanggan [Thesis].
Labelling of Prepacked Food Products Universitas Indonesia, Jakarta.
Futher Amending Cenrtain Provisions of Menteri Kesehatan. (2013). Peraturan Menteri
Administrative Order No. 88-B s.1984 or Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39
the “Rules and Regulations Governing the tentang Susu Formula Bayi dan Produk
Labelling of Prepacked Food Products Bayi Lainnya
Distributed in the Philippines,” and For
Other Purposes. Philipines : DOH-FDA. Misgiyarta & Bintang M. (2011). Kontaminan
Enterobacter sakazakii Pada Susu
Firdaus H. (2015). Sistem Manajemen Mutu Formula Bayi dan Pengendaliannya.
Laboratorium ISO 17025 : Solusi Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian.
Peningkatan Kinerja Laboratorium 7 (1) : 1-7
Pengujian dan Kalibrasi di Pemerintah
Daerah. http://www.smtp.lipi.go.id/. 3 Minister of Health. (1985). Food Regulations.
Desember 2017. Malaysia : MOH.
Food and Nutrition Research Institute, Oktari RT. (2015). Evaluasi PRP Untuk
Department of Science and Technology. Perbaikan Implementasi Sistem

229
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 2, Juli 2018: Hal 219 - 230

Manajemen Keamanan Pangan FSSC Stajdohar O. (2008). Education And Training Of


22000:2013 Di PT Dairy Indonesia Laboratory Staff As A Part Of Laboratory
[Thesis]. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Competence. Accreditation and Quality
Oonaka K, Furuhata K, Hara M, Fukuyana M. Assurance. 13 (4-5): 267-270.
(2010). Powder Infant Formula Milk Tampubolon BD, Ayuningtyas U, Setyoko AT.
Contaminated with Enterobacter sakazakii. (2015). Kesiapan Pemberlakuan Wajib SNI
Japanese Journal of Infectious Diseases. Susu Bubuk dan SNI Susu Kental Manis di
63 : 103-107 Indonesia. Jurnal Standarisasi.17 (2) : 157-
Pebrianti Y. (2016). Kajian Penyusunan 166
Dokumen Sistem (Panduan, Prosedur dan Ulfiati R. (2016). Implementasi Sistem
Formulir) Guna Mendukung Manajemen Manajemen Mutu untuk Menjamin
Mutu Perpustakaan. Jurnal Pari. 2 : 78-89 Konsistensi Kualitas Produk. Jurnal
Ratseou E & Ramphal. (2014). The Impact of Standarisasi. 18 (3) : 195-204
Laboratory Quality Assurance Standards Viola SCV, Bianchi F, Croce E dan Ceretti E.
on Laboratory Operational Performance. (2016). Are Food Labels Effective As A
African Journal of Hospitally, Tourism and Means Of Health Prevention ?. Journal of
Leisure. 3(2) : 1-13 Public Health Research. 5 (768) : 140-142
Rose GA & Johnson TV. (2017). Laboratory Zamrudi J, Kusumaningrum HD, Nuraida L.
Accreditation : Why This Quality Matter (2014). Analisis Pemenuhan Persyaratan
Matters. Journal of The American Society Food Safety System Certification 22000 di
of Echocardiography. 30 (9) : 923-925 Industri Kemasan Pangan. Jurnal Mutu
[SNI] Standar Nasional Indonesia. (2008). Pangan. 1(2) : 46-53
Persyaratan Umum Kompetensi Zapata DG, Liaurado M, Rauret G. (2007).
Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Experience of Implementing ISO 17025 For
Kalibrasi The Accreditation of A University Testing
Laboratory. Accreditation and Quality
Assurance. 15 : 681-689

230

Anda mungkin juga menyukai