Anda di halaman 1dari 4

IV.

DATA dan PERHITUNGAN


Ekstrak Maserasi Ekstrak Sokhlet Ekstrak Perkolasi

Organoleptis Warna : Hijau Warna : Hijau pekat Warna :Hijau pekat


Bau : Khas Bau : Khas Bau : Khas
Rasa : Khas Rasa : Khas Rasa : Khas

Jumlah Pelarut 1000 ml 325 ml 475 ml

Kecepatan sirkulasi 4-5 sirkulasi/jam

Bobot serbuk (g) 98,73 gram 50,061 gram 51,321 gram

Bobot ekstrak (g) 9,9439 gram 7, 4423 gram 7,0551 gram

Rendemen 10,071 % 14,866 % 13,747 %


Perhitungan :

Jumlah pelarut :
1. Maserasi --> sesuai prosedur
2. Sokhlet
= 400 - 75 = 325 ml
3. Perkolasi
= 300 + 200 – 25 = 375 ml

Bobot serbuk
1. Maserasi
Kertas timbang kosong = 3,561 g
Kertas timbang berisi serbuk = 102,291 g
Jadi untuk bobot serbuk dari metode masaerasi = 102,291 gram – 3,561 gram = 98,73 gram

2. Sokhlet
Kertas timbang kosong = 5,231 g
Kertas timbang berisi serbuk = 55,292 g
Jadi untuk bobot serbuk dari metode Sokhlet = 55,292 gram – 5,231 gram = 50,061 gram

3. Perkolasi
Kertas timbang kosong = 8,111 g
Kertas timbang berisi serbuk = 59,432 g
Jadi untuk bobot serbuk dari metode Perkolasi = 59,432 gram - 8,111 gram = 51,321 gram
Bobot ekstrak
1. Maserasi
Wadah kosong berlabel = 135,2188 g
Wadah berisi ekstrak = 145,1627 g
Jadi untuk bobot serbuk dari metode masaerasi = 145,1627 gram – 135,2188 gram = 9,9439 gram

2. Sokhlet
Wadah kosong berlabel = 137,2311 g
Wadah berisi ekstrak = 144,6734 g
Jadi untuk bobot serbuk dari metode Sokhlet = 144,6734 gram - 137,2311 gram = 7, 4423 gram

3. Perkolasi
Wadah kosong berlabel = 135,2112 g
Wadah berisi ekstrak = 142,2663 g
Jadi untuk bobot serbuk dari metode Perkolasi = 142,2663 g - 135,2112 gram = 7,0551 gram

Rendemen
1. Maserasi
= Bobot ekstrak/bobot serbuk x 100 %
= 9,9439 gram/98,73 gram x 100%
= 10,071 %

2. Sokhlet
= Bobot ekstrak/bobot serbuk x 100 %
= 7, 4423 gram/50,061 gram x 100 %
=14,866 %

3. Perkolasi
= Bobot ekstrak/bobot serbuk x 100 %
= 7,0551 gram/51,321 gram x100 %
= 13,747 %

V. PEMBAHASAN
Dalam suatu tanaman yang akan diambil atau dipisahkan komponen kimianya dari
tanaman tersebut adalah dengan cara ekstraksi yang merupakan cara pemisahan (isolasi) zat
aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai dengan metode tertentu. Pada
praktikum ini yang bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan ekstrak dengan berbagai
metode ektraksi padatcair, bahan yang digunakan adalah simplisia herba ciplukan. Pada
praktikum ini kami menggunakan pelarut yang berupa etanol yang menggunakan metode
maserasi, sokhletasi, dan perkolasi. Kami menggunakan pelarut etanol karena kemampuan
malarutkannya besar, mudah diperoleh dan harganya murah.
1
Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik pada
temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam
karena dengan peendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran
sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder
yang ada di dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa
akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut
dalam untuk proses maserasi akan memberikan efektivitas yang tinggi dengan
memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut tersebut, oleh karena itu dalam
praktikum kali ini kami menggunakan palarut berupa etanol karena kemampuan melarutnya
yang besar dan harga terjangkau. Etanol dapat menyebabkan enzim-enzim tidak berkerja
termasuk peragian dan menghalangi pertumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri. Sehingga
disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet.
Metode ekstraksi sokletasi merupakan metode yang efektif mengekstrak minyak.
Menurut Nazarudin (1992), metode ekstraksi sokletasi adalah sejenis ekstraksi dengan
pelarut cair organik yang dilakukan secara berulang-ulang pada suhu tertentu dengan jumlah
pelarut tertentu. Sedangkan metode perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan,
difusi, osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran (friksi).
Pada metode maserasi ini didapatkan hasil dalam pengamatan yaitu warna hijau, bau khas
dan rasa yang khas. Jumlah pelarut yang digunakan dalam metode ini adalah 1000 ml atau 1
liter sedangkan serbuk simplisia yang digunakan 98,73 gram. Bobot ekstrak yang didapatkan
adalah 9,9439 gram dan rendemen yang dihasilkan adalah 10,071 %. Sedangkan pada
metode sokhlet didapatkan hasil yaitu warna hijau pekat, bau khas, dan rasa khas. Jumlah
pelarut yang digunakan didalam metode sokhlet ini adalah 325 ml sedangkan serbuk
simplisia yang digunakan yaitu 50,061 gram, bobot ekstraknya 7,4423 gram dan rendemen
yang dihasilkan 14,866 %. Untuk metode perkolasi didapatkan hasil dalam pengamatan
seperti warna hijau khas, bau khas, dan rasa khas. Jumlah pelarut yang digunakan dalam
metode perkolasi adalah
475 ml sedangkan serbuk simplisia yang digunakan 51,321 gram, bobot ekstraknya 7,0051
gram dan rendemen yang dihasilkan 13,747 %. Keuntungan menggunakan metode maserasi
adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana, keuntungan menggunakan
metode sokhletasi adalah cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan lebih pekat,
sedangkan keuntungan perkolasi adalah adanya pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya rendah.

VI. KESIMPULAN
Pada praktikum ini diperoleh % rendemen pada metode maserasi 10,071 %, pada metode
sokhletasi 14,866 %, dan pada metode perkolasi didapatkan rendemennya sebesar 13,747 %.

VII. DAFTAR PUSTAKA

2
1) Abdul, Rohman., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
2) Adrian, Peyne., 2000, Analisa Ektsraktif Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat, Pusat
Penelitian, Universitas Negeri Andalas.
3) Dalimartha.,2004, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Trobus Agriwidya : Bogor.

Anda mungkin juga menyukai