Anda di halaman 1dari 73

COVER PENGUMPULAN TUGAS

NAMA MAHASISWA : Renny Febrianti

NIM : S18127026

RUANG :

TANGGAL PRAKTIK :11-16 Mei 2020

PEMBIMBING : Ns. Hidayah, M. Kep

BERKAS YANG DIKUMPULKAN:

1. Asuhan keperawatan

2. Laporan Pendahuluan

3. SAP

4. Daftar Konsul

5. Dokumentasi dalam bentuk video

PENERIMA :
PENGKAJIAN PRENATAL

Nama: Ny.S Agama:Islam Tanggal

Alamat: Jl.syukur yasin GG.Sukses kec.belitang kab.sekadau Telepon

Pekerjaan: Ibu Rumah tangga Alamat Kantor Telepon


Kantor
Nama Suami: Tn.H Alamat Kantor: Pt inti KSP Telepon
Kantor

Pekerjaan Suami: Swasta Dirujuk Oleh

Umur Ibu:23th Gravida Para Term Prematur:0 Aborsi: 0 Hidup: 1

HPHT: 20-10-2019 Tanggal Harapan Partus: 27-07-2020 Quickening

12 13 mei 15 mei
Tgl mei
47 kg 47 kg 47 kg
BB
90 90 90
TD
70 60
70
Tidak Tidak ada Tidak ada
Edema ada edema edema
edema
Tinggi 3 jari 3 jari di 3 jari di
FU diatas atas atas pusar
pusar pusar (24 (24 cm
(24 cm)
cm)
Posisi Sebel Sebelah Bagian
Janin ah kanan terendah
kiri perut ibu atau
oerut teraba bawah
ibu punggun teraba
terab g, bagian bokong
a kepala belum
ekstr belum masuk pap
emita terlalu
s masuk
kebawah

BJJ
Urine
31
Gestasi mingg
u
Aktif Aktif, Aktif,
Pergeraka pergerak klien
n
an bayi merasakan
selama pergerakan
24 jam bayi pada
sebanyak usia
10 kali. kehamilan
17-20
minggu

Nama
Golongan Darah: A Rhesus HBSAg: -
HIV: -
PMS: -
Metode Keluarga Berencana yang Digunakan: Pil.
Klien mengatakan sekitar 2 bulan sebelum melakukan test kehamilan, klien mengatakan tidak
ada keluhan dalam menggunakan KB. KB adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat
dan sejahtera dengan membatasi kelahiran, perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasab
yang bisa dilakukan dengan penggunaan KB.
Klien mengatakan setelah melahirkan nanti tetap menggunakan kontrasepsi yang sama.

RIWAYAT KEKAMILAN SEKARANG

Mual : Muntah: Gejala kehamilan


Klien mengatakakan Klien mengatakan Lainnya:
mual sejak hamil muntah sejak hamil Klien mengatakan tidak ada
muda pada usia 6 muda pada usia 6
minggu atau bulan minggu atau bulan
kedua kehamilan. kedua kehamilan.
Klien mengatakan P: Klien mengatakan
sensitif terhadap muntah jika lagi
aroma yang berbau makan, jika tidak
amis. makan muntahnya
P:Klien mengatakan berkurang.
mual jika mencium Q:
aroma yang berbau R:
amis. Klien S:
mengatakan mual T: Klien muntah dipagi
berkurang apabila hari 3-5kali
tidak mencium
aroma yang berbau
amis.
Q: Klien mengatakan
mual seperti mau
muntah.
R:
S:
T: Klien mual pagi
hari 3-5kali

Perdarahan: Kram: Nyeri: Edema:


Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan
tidak ada pendarahan tidak kram. P: Klien mengatakan tidak ada edema
nyeri.
Q: Klien mengatakan
nyeri seperti tertusuk.
R: klien mengatakan
nyeri di bagian perut dan
pinggul.
S: Skala nyeri 4
T: Sewaktu-waktu

Tanggal test Kehamilan: 26-11-2019

RIWAYAT KEHAMILAN LALU


Umur Kondisi
No. Tanggal Feeding L/P BB Kehamil Lahir Saat Lama Jenis Ket
lahir an ini Persalinan Persalinan
(minggu)
28-12- L 3,4 kg 39 Sela Seha 3 hari Normal
1. 2015 minggu mat t

2.

3.

4.

5.

6.

7.

RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


Menstruasi
Siklus: Frekuensi: Lamanya: Jumlah darah Nyeri
28 1x.............. / bln 5 3x Klien mengatakan
minggu .............. hari ..................... ganti .................................. nyeri.....................................
....... .... . .
Penyakit yang biasa Demam Rheumatik: klien Penyakit Jantung: Penyakit Paru:
timbul pada masa kanak- mengatakan tidak ada Klien mengatakan tidak ada Klien mengatakan tidak ada
kanak:Klien mengatakan riwayat riwayat penyakit riwayat penyakit
tidak ada. demam .............................. jantung................................ paru.....................................
........ ....... ..
....................................... ....................................... .......................................
....................................... ....................................... .......................................
Kejang: Penyakit Menular Seksual: Alergi: Transfusi darah: Klien
Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak ada mengatakan tidak pernah
pernah pernah mengalami alergi................................... transfusi
kejang .............................. PMS......................... .... darah. .................................
........ ....................................... ....................................... .....
...................................... ....................................... ....................................... .......................................
...................................... .......................................
Kecelakaan: Pembedahan: Penyakit Saluran Perkemihan:
Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak pernah ..................
pernah pernah .................................................................................
kecelakaan ....................... ....................................... .................................................................................
.............. ....................................... .................................................................................
..................................... .......................................
.....................................
Alkohol: Rokok: Obat: Obat dengan resep: -
Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak -...................................... .......................................
pernah mengkonsumsi pernah ....................................... .......................................
alkhol................................
.....
merokok .........................
..................................... .............
.......................................

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ayah Ibu
Klien mengatakan Klien mengatakan
Sehat................................................................................ Sehat................................................................................
................................................................................. .................................................................................
Saudara Kandung: Keluarga Orang tua
Klien mengatakan saudara kandung tidak ada riwayat Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan, orang
sakit................................................................................ tua sehat..........................................................................
................................................................................. ..................................................................................

PEMERIKSAAN FISIK
Penampilan Umum: Tinggi Badan Tekanan Darah Mata: Fundus :
Klien sangat baik 140 cm. ....90........./.....70..... Inspeksi: Scelera Tinggi fundus 3
enak diajak .... berwarna putih, jari di atas pusar
berbicara,cara konjungtiva (24cm)....................
berpakaian nya tampak kantung .........
sopan. Kondisi klien mata, berwarna .............................
sehat. merah muda, mata
Klien juga tampak bersih,
mengatakan tidak pupil isokor, mata
ada penyakit tamoak simetris.
keturunan di dalam Palpasi: Tidak ada
keluarganya. nyeri tekan
............................
.............................

Telinga: Mulut: Gigi: Tenggorokan: Thyroid:


Inspeksi: Bersih, Inspeksi: Bersih, Inspeksi:Bersih Inspeksi:Tidak ada Inspeksi:Tidak ada
tidak ada Bentuk simetris, Palpasi: Tidak ada pembengkakan pembengkakan
pembengkakan. keadaan bibir ngilu....................... Palpasi: Tidak ada Palpasi: tidak ada
Palpasi: Tidak ada lembab, tidak ada ... nyeri nyeri tekan
nyeri tekan sariawan ............................. tekan....................... ............................
................................ Palpasi: Tidak ada ...... ............................
................................ nyeri tekan .............................
.................................
.................................
Dada: Payudara: Papilla Mammae: Jantung Paru-paru:
Inspeksi: Kiri kanan Bentuk simetris, Inspeksi: Inspeksi: Tidak Inspeksi: Bentuk
simetris, tidak ada kebersihan baik, Berwarna ada dada simtris, tidak
edema puting kecoklatan dan pembengkakan ada lesi
Palpasi: Tidak ada menonjol ................... tampak menonjol Palpasi: Denyutan Palpasi: Tidak ada
nyeri tekan ............. keluar. aorta teraba nyeri tekan
Auskultasi:Tidak ................................. Palpasi: Belum Auskultasi: Perkusi: Terdengar
ada suara tambahan terdapat Jantung 1/s1 hipersonor
Perkusi: Resonan colostrum. (Lub), jantung Auskultasi: Tidak
(+)/sonor kiri dan ............................. II/s2 (Dub) bunyi ada suara
kanan ......................... ............................. tambahan (-) tambahan ...............
...... Perkusi : redup .............
................................ ............................. .............................
.............................
Abdomen: Ektremitas Atas : Genitalia Externa
Inspeksi: Bentuk Inspeksi: Jumlah Inspeksi: tidak ada luka, tidak ada kemerahan, tidak ada
perut simetris, tidak tangan lengkap, varises.
ada bekas operasi kuku bersih,tidak Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: Suara terdapat luka.
peristaltik usus Palpasi: Tidak ada
terdengar pada nyeri tekan.
semua kuadran. Perkusi: Refleks
Perkusi: Suara redup baik kanan dan kiri.
pada kuadran kiri Ektremitas bawah:
atas dan kiri bawah, Inspeksi: Jumlah jari
suara timpani pada lengkap, tidak ada
kuadran atas dan edema, tidak ada
kanan bawah. kelainan.
Palpasi : TFU: 24 Palpasi: Tidak ada
cm .............................. nyeri tekan.
. Perkusi; Refleks
................................
baik pada lutut
kanan dan kiri.
Perineum Vagina
Inspeksi: Menonjol, tidak ada bekas luka Inspeksi: Tidak ada luka, tidak ada kemerahan
Palpasi: Tidak ada nyeri Palpasi: Tidak ada nyeri
............................................................................... .................................................................................
....................................................................................................................................................................
Seviks Anus
Inspeksi: Tidak ada luka Inspeksi: Tidak ada luka, tidak ada kemerahan
Palpasi: tidak ada Palpasi: Tidak ada nyeri
nyeri ........................................................................... ..................................................................................
..... ...................................................................................
..................................................................................
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pandangan terhadap Kehamilan:
Klien mengatakan pandangan nya hamil saat ini berharap anaknya cewe tapi kalau cowok dia juga tetap
bersyukur apa yang telah allah berikan kepada nya.
Klien mengatakan kehamilan itu adanya pembuahan, dimana salah satu sel sperma berhasil sampai di sel
telur.
Pandangan Budaya terhadap Kehamilan:
Klien mengatakan tidak ada budaya yang dianut saat kehamilan.
Aspek Spiritual dalam Menghadapi Kehamilan
Klien mengatakan sering berdoa agar di berikan kelancaran, keselamatan dalam melahirkan dan bayi tetap
sehat dikandungan, tidak ada nilai-nilai budata yang dinut saat kehamilan.

Pontianak, ..............................., 20....

..........................................................

ANALISA DATA

No Tanda dan Gejala Etiologi Masalah Tgl


keperawa Ditemukan
tan

1. Ds: Klien mengatakan Nyeri di Agen injuri Nyeri Akut 12,13,14 mei
bagian perut dengan pinggul. biologis 2020
P: Klien mengatakan nyeri. ↓
Q: Klien mengatakan nyeri seperti Perubahan
tertusuk. fisiologis
R: klien mengatakan nyeri di kehamilan
bagian perut dan pinggul.
S: Skala nyeri 4
T: Sewaktu-waktu.
Do: Klien tampak meringgis
TFU: 24cm
DJJ: 140 x/menit
TD: 90/70

2. Ds: Klien mengatakan susah tidur Nyeri Gangguan 12,13,14 mei


karena bayinya bergerak. ↓ pola tidur 2020
Klien mengatakan sering Terbangun
terbangun dimalam hari. tengah malam
Klien mengatakan tidur jam 11 ↓
sering terbangun jam 2. Lama untuk
Klien mengatakan sukit untuk tidur lagi
mengatur posisi tidurnya ↓
Do: Klien tampak lemah. Gangguan
Tampak kantung mata. pola tidur

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DX KEP. TUJUAN dan KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL (SLKI) (SIKI)

Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji faktor


Nyeri Akut keperawatan 3x24 jam nyeri penyebab
berhubunga dapat teratasi dengan nyeri.
n dengan kriteria hasil:
agen injuri Nyeri Akut 2. Monitor ttv.
biologis. 1. Mampu mengontrol
nyeri.
2. Melaporkan nyeri 3. Ajarkan
berkurang. teknik
3. Mengatakan rasa relaksasi
nyaman setelah nafas dalam.
nyeri berkurang.

Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan


pola tidur keperawatan 3x24 jam Pola pentingnya
berhubunga tidur normal dengan kriteria tidur yang
n dengan hasil: adekuat.
nyeri Gangguan pola tidur 2. Berikan
1. Pola tidur dalam edukasi
batas normal. aktifitas/istir
2. Perasaan setelah ahat.
tidur menjadi lebih 3. Ciptakan
segar. lingkungan
yang
nyaman.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


TANGGAL & NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
WAKTU KEP. (DAR) (SOAP)

12-14 Nyeri D: S:Klien


Mei 2020 akut Ds:Klien mengatakan
mengatakan
10.00 masih nyeri. masih nyeri
P: Klien mengatakan P: Klien
nyeri. mengatakan
Q: Klien mengatakan nyeri.
nyeri seperti tertusuk.Q: Klien
R: klien mengatakan mengatakan
nyeri di bagian perut dan
nyeri seperti
pinggul. tertusuk.
S: Skala nyeri 4 R: klien
T: Sewaktu-waktu. mengatakan
Do: Klien tampak lemah nyeri di
bagian perut
A: dan pinggul.
(10.00-10.15) S: Skala nyeri
1. Mengkaji faktor 4
penyebab nyeri. T: Sewaktu-
waktu
(10.15-10.30)
O:Klien
2. Memonitor ttv. tampak
(10.30-10.45) lemah.

3. Mengjararkan A:Masalah
teknik relaksasi belum teratasi
nafas dalam
P: Lanjutkan
R: DS: Intervensi
1. Klien
mengatakan
masih nyeri.
2. Klien mengikuti
arahan.
3. Klien mengikuti
dengan baik
ketika melakukan
teknik relaksasi
nafas dalam.
DO:Klien tampak
meringgis.

12-14 Ganggua D: Ds: Klien S:


Mei 2020 n mengatakan susah tidur Klien
10.00 pola karena bayinya bergerak. mengatakan
tidur Klien mengatakan sering susah tidur
terbangun dimalam hari. karena
Do: Klien tampak lemah bayinya
bergerak.
A: Klien
(10.00-10.15) mengatakan
1. Menjelaskan sering
pentingnya tidur terbangun
yang adekuat. dimalam hari
(10.15-10.30)
2. Memberikan O:
edukasi Klien tampak
aktifitas/istirahat lemah
(10.30-10.45)
3. Menciptakan A:
lingkungan yang Masalah
nyaman. belum teratasi
R: P:
Ds: Lanjutkan
1. Klien intervensi.
mengatakan
masih sulit tidur.
2. Klien
mengatakan
masih sering
terbangun
dimalam hari.
3. Klien
mengatakan
lingkungan di
sekitar nyaman.
Do: Klien tampak lemah
SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN
A. JUDUL: Ibu hamil
B. KONSEP DASAR
1. Definisi kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai
3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009: 89).
Kehamilan sebagai suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma dan ovum
sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari
atau 40 minggu dihitung dari hadi pertama haid terakhir (HPHT) (Wiknjosastro, 2009).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi International kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, Sarwono 2014:213)
Dari berbagai pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kehamilan merupakan
proses yang terdiri dari ovulasi, konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi hasil konsepsi,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga lahirnya janin.
Kehamilan berlangsung sampai lahirnya janin pada usia kurang lebih 9 bulan lebih 7 hari
atau 40 minggu.
2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proseskehamilan (gestasi) berlangsung selama
40 minggu atau 280 hari di hitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan
sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal
bersatunya sel sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya (Sulistyawati,
2010:4).
Fertilisasi pada manusia ini diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus).
Fertilisasi merupakan peleburan anatara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses
fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi atau uterus yang berhasil
menemukan ovum akan merusak korona radiata dan zona pelusida yang mengelilingi
membran sel ovum, lalu spermatozoa akan melepaskan enzim. Enzim dari banyak
spermatozoa akan merusak korona radiata dan zona pelusida sehingga spermatozoa
berhasil menembus membran sel ovum, konfigurasi membran ovum langsung berubah
sehingga spermatozoa lain tidak. Spermatozoa menuju masa apa saja uang berbentuk
telur yang ditemuinya, dan hanya sedikit yang mencapai ovum sebenarnya. Spermatozoa
dapat msuk. Hanya kepala spermatozoon yang masuk ke dalam ovum, bagian ekor akan
ditinggalkan. DNA dalam nukleus spermatozoon akan dilepaskan dari kepala, memicu
pembelahan miosis akhir pada kromosom wanita. Bersatunya inti spermatozoon dan inti
sel telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan
melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari. 1Tahap-tahap ini meltiperiode
implamantasi (7 hari pertama), periode embrionik (7minggu berikutnya), dan periode
fetus (7 bulan berikutnya). Selama 2-4 hari pertama setelah fertilisasi, zigot berkembang
dari satu sel menjadi kelompok 16 sel (morula). Morula kemudian tumbuh dan
berdiferesiasi menjadi 100 sel. Selama periode ini zigot berjalan di sepanjang tuba
falopi,setelah itu masuk ke uterus dan tertanam dalam endomentrium uterus.
Perkembangan Janin di Dalam Uterus (Sulistyawati, 2010:89).
a. Trimester pertama (minggu 0-12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal
sampai periode terbentuknya janin (Kusmiyati, 2009:67).
1) Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuhan telur oleh sperma yang terjadi pada
minggu ke-2 di hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah di buahi sperma
bergerak dari tuba falopi dan menempel di dinding uterus (endrometrium).
2) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat, organ organ
utama dan struktur anatomi mulai tebentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai
terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastosit menjadi embrio berukuran 1,3cm dengan kepala yang besar.
3) Periode fetus (minggu 9-12). Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh
dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
b. Trimester Ke-dua (minggu ke 12-24) Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan
perkembangan janin. Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan
ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan
kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit serta rambut berkembang dan
mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21. Indra pengliatan dan pendengaran janin
mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus)
mulai tampak sosok manusia dengan panjang 30cm (Kusmiyati, 2009:68).
c. Trimester Ketiga (minggu 24-40) Pada trimester ini semua oragan tumbuh dengan
sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi menendang atau
menonjok serta dia sudah mempunyai periode tidur dan bangun. Massa tidurnya jauh
lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi
sempurna. Pada bulan ke sembilan,janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap
untuk dilahirkan. Berat bayi lahir anatara 3kg sampai 3,5kg dengan panajang 50cm
(Kusmiyati, 2009:67).
a. Periode Germinal Ovum yang kini berkembang menjadi blastosit, mencapau uterus
sekitar hari ke-5 setelah fertilisasi. Di uterus, blastosit terletak dekat dengan
endometrium selama satu sampai dua hari untuk memungkinkan trofoblas menyekresi
enzim proteolik yang memecah permukaan endrometrium. Dengan cara mencerna
dan mencairkan sel-sel endometrium uterus. Blastosit tertanam ke dalam
endometrium sehingga blastosit dapat dihidopi dan melanjutkan perkembangan nya.
Penonjolan kecil seperti jari berkembangan di sekitar keseluruhan blastosit dan
trofoblas, membantu proses implantasi dan melekatkan blastosit dengan kuat ke
dalam endometirum. Tonjolan tersebut disebut vili korionik primitif. Bebebrapa vili
korionik ini akan berkembang menjadi plasenta matur dan sisanya akan atrofi dan
menjadi membran korionik yang memmbatasi janin dengan uterus. Implementasi
plasenta sempurna normalnya pada hari ke-11, setelah fertilisasi. Begitu tertanam,
endometrium disebut desidua. Desidua menjadi beberapa kali lebih tebal
dibandingkan dengan endometrium tidak hamil akibat peningkatan kadar hormon
kehamilan dan desidua menghidupi ovum yang telah dibuhai selama kehamilan
b. Periode Embrionik Begitu blastosit tertanam dalam disidua, maka ini disebut sebagai
embrioni. Tahapan embrio dimulai dari perkembangan masa sel sejak implementasi
sampai minggu ke-8 kehamilan. Embrio berkembang dengan sangat cepat. Tahap
pertama perkembangan embrio adalah pembentukan dua buah rongga tertutup yang
saling berdekatan satu sama lain yaitu rongga amnion dan yolk sac. Bagian embrio
yang terbentuk di antara kedua rongga ini disebut lempeng embrionik. Ada tiga
lapisan sel yang berkembang pada lempeng embrionik.
1) Lapisan yang terdekat dengan rongga amnion,disebut ektoderm, akan berkembang
mmenjadi kulit dan sistem syaraf pusat embrio. 18
2) Lapisan tengah disebut mesoderm akan berkembang menjadi tulang otot,jantung dan
pembuluh darah serta beberapa organ dalam seperti ginjal dan organ reproduksi.
3) Lapisan dalam yang terdekat dengan yolk sac adalah endoderm. Endoderm akan
berkembang menjadi organorgan pencernaan,kelenjar dan membran mukosa.

3. Anatomi dan Fisiologi organ terkait


a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 100 gram, pembesaran ini
dikarenakan hipertropi otot-otot Rahim
b. Vagina
1) Elastisitas vagina bertambah
2) Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam PH : 3,5-6
3) Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
berwarna kebiru-biruan
c. Ovarium (indung telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapat corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan prigesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal papilla normal, dan liniea
alba.
e. Dinding perut
Pembesaran Rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput
elestis dibawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar salam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting susu
biasanya membesar dan berwarna lebih tua.areola mammae melebar dan lebih tua
warnanya.
g. System respirasi
Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah
diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama
kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h. System urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI.
4. Etiologi
suatu kehamilan akan terjdi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu %a.
a. Ovum
oum adalah suatu sel dengan diameter ±0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus
yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom
radiata.
b. Spermatozoa
berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor
yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
d. nidasi
nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalamendometrium.
e. Plasentasi
plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran za tantara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan:
1. Triwulan I antara 0-12 minggu
2. Triwulan II antara 12-28 minggu
3. Triwulan III antara 28-40 minggu.

5. Manifestasi Klinis
a. Tanda presumtif kehamilan.
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de graff
dan ovulasi diovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid
terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah.
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf
dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan
lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia(tidak nafsu makan), tapi setelah itu
nafsu makan muncul lagi
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga
panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormon
estrogen
9) Epulis
Hipertropi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi (terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas)
Pipi:cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi yang berlebihan pada kulit perut: striae livide
Striae albican
Linie alba makin menghitam
Payudara :hipepigmentasi areola mamae
Variases penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh
darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b. Tanda kemungkinan(probility sign)
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
2) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
3) Tanda goodel
Pelunakan serviks
4) Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
poriso dan serviks
5) Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada
daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi Braxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatkan actomycin didalam otot
uterus. kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan 8 minggu.
7) Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hcg yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah
biru (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.
c. Tanda pasti(positive sign)
1) Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada uisa kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (misalnya doppler)
3) Bagian bagian janin
Bagian besar janin(kepala dan bokong) serta bagian kecil janin(lengan dan kaki)
dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimestes akhir)
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
6. Patofisilogi dan pathway
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki
maka bisa Jadi perempuan tersebut akan hamil(terjadinya kehamilan). Kehamilan terjadi
ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel telur
yang telah matang. seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan
setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah
sel sperma. setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin
istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk
mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.
pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim)men#adi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. sperma bergerak dari vagina sampai
ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam ,aktu 5 menit. sel yang melapisi tuba
falopi mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah
dibuahi). jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain
terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. pada proses pembuahan,
hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur.
bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. sel telur yang
telahdibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur
hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.
Trimester 2
7. Pemeriksaan penunjang dan hasilnya
Tes Prenatal untuk Ibu Hamil di Trimester Pertama
Tes skrining prenatal biasanya dilakukan di trimester pertama dan timester kedua,
namun ada juga yang dilakukan di trimester ketiga sebelum melahirkan, terlebih jika
ditemukan masalah dalam diri ibu hamil. Untuk trimester pertama, semakin cepat
dilakukan skrining maka akan semakin baik.

Dokter biasanya menyarankan ibu untuk melakukan tes darah rutin dan
melakukan kontrol dokter per satu bulan, kecuali ibu memiliki riwayat kesehatan yang
rentan terhadap keguguran maupun memiliki masalah kehamilan seperti flek. Selain itu,
tekanan darah ibu juga wajib selalu dipantau tiap kontrol dokter untuk mengantisipasi
risiko pre-eklampsia bagi ibu hamil dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

1. USG

Pemeriksaan ultra sonografi (USG) di awal masa kehamilan biasanya dilakukan


untuk menentukan umur kehamilan itu sendiri. Selain itu, USG juga berfungsi melihat
kondisi fisik calon bayi secara keseluruhan, yakni kondisi tulang, detak jantung, maupun
kelengkapan organ lainnya.

Jika tidak ada masalah dalam kehamilan ibu, biasanya dokter cukup melakukan
USG lewat perut (USG abdominal) karena dari situ pun sudah bisa terlihat jelas kantong
janin maupun janin dan detak jantungnya.

Dokter biasanya akan memulai pemeriksaan dengan USG 2 dimensi (2D). Meski
merupakan pemeriksaan USG yang paling dasar, USG 2D ini sudah bisa mendeteksi
kemungkinan cacat fisik yang diderita oleh janin. Jika dokter tidak menemukan indikasi
cacat fisik tersebut, maka ibu tidak wajib melakukan pemeriksaan lanjutan yang sifatnya
lebih detil.
Lain halnya jika ibu hamil memiliki keluhan dalam perjalanan kehamilannya,
maka dokter bisa memilih untuk melakukan USG melalui vagina alias USG transvaginal.
USG transvaginal biasanya dilakukan ketika ibu hamil mengalami kandungan yang
berisiko, misalnya kehamilan yang dibarengi dengan tumor, kista, endometriosis, nyeri
panggul yang tidak normal, perdarahan vagina, maupun posisi plasenta yang menutupi
jalur lahir alias plasenta previa.

Selain itu, ketika usia kandungan ibu sudah mencapai 11 hingga 14 minggu, ibu
hamil bisa meminta untuk dilakukan USG nuchal translucensy (NT) untuk mengetahui
ada atau tidaknya risiko bayi lahir dengan kelainan bawaan down syndrome. Lewat USG
NT, dokter akan melihat akumulasi cairan di belakang leher janin. Semakin banyak
cairannya, maka potensi bayi lahir dengan kondisi down syndrome juga semakin besar.

Down syndrome sendiri merupakan kelainan genetis yang bisa memengaruhi


kondisi fisik maupun intelektual dalam diri anak. Kelainan bawaan lahir ini terjadi dalam
satu di antara 380 kelahiran dan bisa menimpa ibu hamil di usia berapapun dengan ibu
hamil berusia di atas 35 tahun memiliki risiko lebih besar.

2. Pengambilan sampel darah

Banyak skrining terhadap ibu hamil yang bisa dijalankan dengan pengambilan tes
darah ini, oleh karenanya konsultasikan dengan dokter mengenai skrining yang ingin ibu
jalani. Biasanya, pengambilan sampel darah dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan
rutin kehamilan, yakni mengetahui golongan darah ibu, kadar gula dalam darah untuk
mengetahui apakah ibu mengidap diabetes, kadar zat besi untuk menentukan apakah
ibu anemia, maupun jenis resus (Rh) terutama jika suami dan istri memiliki Rh yang
berbeda.

Selain itu, pengambilan sampel darah ibu hamil juga diperlukan untuk
mengetahui apakah ibu mengidap penyakit menular seperti HIV. Tidak lupa juga untuk
ibu melakukan skrining untuk mengetahui ada atau tidaknya virus TORCH
(Toksoplasma, Other agents seperti sivilis, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes) di
dalam tubuh ibu hamil. Biaya untuk tes TORCH lengkap biasanya berkisar antara Rp1,2
juta hingga Rp2 jutaan.

Ibu hamil yang terinfeksi virus ini kemungkinan melahirkan bayi dengan kelainan
bawaan. Semakin dini virus ini diketahui berada di tubuh ibu hamil, maka semakin besar
harapan untuk meminimalisir risikonya, meski kans untuk sembuh benar atau virus tidak
menyerang janin cukup kecil.

3. Tes urin

Pengambilan sampel urin bisa dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan di


ginjal yang ditandai dengan positifnya bakteri di dalam sampel urin tersebut. Namun,
adanya bakteri dalam urin tidak mutlak berarti ginjal ibu rusak karena selama hamil, urin
ibu akan menjadi kurang asam dan lebih banyak mengandung glukosa sehingga
meningkatkan potensi pertumbuhan bakteri.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk selalu menjaga kebersihan organ
intim selama masa kehamilan dan usahakan untuk selalu kering dan tidak lembab. Bila
ibu hamil mengeluhkan adanya keputihan atau rasa sakit pada vagina, langsung
konsultasikan kepada dokter agar dilakukan pemeriksaan menyeluruh demi mencegah
terjadinya infeksi saluran kencing (ISK).

4. Pap smear

Pemeriksaan pap smear diperlukan jika ibu hamil belum pernah atau sudah lama
tidak melakukan pemeriksaan ini. Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel lendir
atau cairan dari vagina untuk dicek apakah ibu hamil mengidap kanker serviks atau
penyakit menular yang ditularkan lewat hubungan seks
seperti gonore ataupun chlamydia. Infeksi bakteri tersebut bisa mengakibatkan ibu hamil
melahirkan bayi prematur sehingga harus segera diobati untuk meminimalisir
dampaknya.

 
5. Chorionic villi sampling (CVS)

Jika 4 pemeriksaan di atas tidak bersifat invasif alias relatif tidak mengganggu
keberadaan janin di dalam perut ibu hamil, chorionic villi sampling (CVS) berbeda.
Prosedur skrining CVS berisiko menyebabkan ibu hamil mengalami keguguran sebesar
1%, namun memiliki tingkat akurasi hasil skrining mencapai 99%. Atas pertimbangan
risiko tersebut, dokter biasanya baru menganjurkan skrining CVS jika ibu hamil
memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Ibu hamil terindikasi lewat USG 2D mengandung janin yang berisiko mengalami
kelainan bawaan
 Ibu pernah melahirkan anak dengan kelainan bawaan
 Ibu hamil berusia 35 tahun ke atas
 Ibu atau ayah memiliki kelainan bawaan lahir atau memiliki riwayat keturunan dengan
kelainan bawaan lahir.

Skrining CVS dilakukan ketika ibu hamil memasuki usia kehamilan 10 hingga 12
minggu dengan cara mengambil sampel plasenta ibu. Dokter bisa memasukkan kateter
seukuran benang melalui serviks ibu hamil atau menusukkan jarum melalui perut untuk
mengambil sampel plasenta. Skrining ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
risiko kelainan bawaan pada bayi yang diakibatkan oleh genetik, seperti down syndrome, sel
bulan sabit (menyebabkan anemia serta komplikasi lain seperti mudah lelah, keterlambatan
pertumbuhan, dan sebagainya), cystic fibrosis (penyumbatan saluran pencernaan dan
pernapasan), hemofilia (kekurangan faktor pembekuan darah), maupun distrofi otot
(kelemahan progresif dan degradasi otot).

Tes Prenatal untuk Ibu Hamil di Trimester Kedua


Skrining di trimester kedua ini biasanya bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya kelainan genetik serta mengecek kelengkapan fisik janin. Skrining di trimester dua
sudah bisa dilakukan saat usia kehamilan memasuki 15 atau 16 minggu.

 
1. Tes darah

Di trimester kedua, ibu bisa meminta untuk melakukan tes darah untuk
mengetahui ada atau tidaknya potensi kelainan bawaan pada bayi, seperti down syndrome
dan kelainan pada tabung saraf (neural tube) seperti spina bifida (pembentukan saraf
tulang belakang yang tidak sempurna) dan anencephaly (sebagian otak dan tulang
tengkorak kepala bayi tidak terbentuk). Dokter mungkin akan menyatankan ibu hamil
untuk melakukan skrining MSAFP (maternal serum alpha-fetoprotein) di usia kandungan
15 hingga 18 minggu.

Ketika darah ibu diambil untuk dijadikan sampel skrining MSAFP, darah yang
sama juga bisa dijadikan sebagai sampel untuk mendeteksi hormon estriol dan hCG
sehingga disebut juga sebagai skrining multiple marker. Tes ini memperbesar akurasi
dalam menentukan ada atau tidaknya kemungkinan kelainan bawaan down
syndrome maupun neural tube defects.

Sebanyak 5% ibu hamil yang menjalani skrining ini biasanya divonis positif
mengidap bayi dengan kelainan bawaan. Namun, hanya 10% dari jumlah tersebut yang
benar-benar melahirkan bayi dengan kelainan bawaan sesuai hasil skrining MSAFP
maupun multiple marker tersebut.

Neural tube defects sendiri bisa dicegah dengan ibu hamil rajin mengonsumsi 0,5
mg asal folat per hari. Konsumsi asam folat ini dilakukan satu bulan sebelum hamil
maupun selama trimester pertama kehamilan karena neural tube defects biasanya terjadi
di pekan keempat usia kehamilan.

2. USG

Ketika ibu hamil sudah memasuki trimester kedua, ibu juga bisa melanjutkan
rutinitas pemeriksaan USG 2D untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL). Ketika usia
kehamilan makin besar, ibu juga bisa mengecek kelengkapan fisik bayi lainnya, seperti
tangan, kaki, maupun jumlah jarinya.
Selain USG 2D, ibu hamil juga bisa meminta dokter untuk melakukan USG 3
dimensi (3D), 4 dimensi (4D), bahkan 5 dimensi (5D). Semakin tinggi dimensi USG,
semakin detil organ tubuh janin yang bisa diamati. Pada USG 3D, misalnya, ibu hamil
juga bisa memastikan apakah janin mengidap kelainan bawaan seperti bibir
sumbing ketika kehamilan memasuki usia 18 hingga 23 minggu.

Sedangkan pada USG 4D, ibu hamil bisa memantau gerakan janin secara real
time. Nah, untuk USG 5D yang merupakan teknologi ultra sonografi terkini dari para
pendahulunya, gambar yang ditampilkan lebih tajam lagi, bahkan seolah-olah ibu sedang
masuk ke rahim dan berinteraksi langsung dengan jabang bayi.

Namun, dokter biasanya tidak merekomendasikan ibu hamil melakukan USG di


atas 2D jika tidak ada indikasi cacat pada bayi. Terlebih, USG 3D dan 4D membutuhkan
biaya yang lebih mahal dibanding USG 2D dan belum semua klinik atau rumah sakit
menyediakan USG di atas 2D, selain karena keterbatasan alat, dokter yang memeriksa ibu
hamil untuk melakukan skrining USG 3D, 4D, atau 5D seharusnya memiliki sertifikasi
khusus.

3. Tes glukosa

Skrining untuk menentukan kadar gula dalam darah ini biasanya dilakukan jelang
berakhirnya trimester kedua, yakni di usia kehamilan (UK) 24 minggu hingga 28 minggu.
Tes glukosa yang positif akan menunjukkan bahwa ibu hamil mengidap diabetes
gestasional, yakni tingginya kadar gula dalam darah yang dipengaruhi oleh kehamilan.

Ibu hamil yang mengidap diabetes gestasional berisiko mengalami proses


kelahiran yang sulit karena bayi yang besar dan berat, namun dengan kadar gula rendah,
sehingga tidak jarang dokter menyarankan ibu hamil dengan diabetes gestasional untuk
melahirkan dengan operasi caesar. Setelah melahirkan, ibu pun kembali disarankan untuk
melakukan tes diabetes karena penderita diabetes gestasional berpotensi menderita
diabetes melitus dalam kurun 10 tahun setelah melahirkan.
Prosedur skrining diabetes gestasional ialah ibu hamil diminta untuk
mengonsumsi zat dengan kandungan gula yang tinggi, misalnya meminum soda. Satu
jam kemudian, ibu hamil diambil darahnya untuk dites. Sebanyak 20% ibu biasanya
memang dinyatakan positif diabetes gestasional, tapi ibu biasanya diminta untuk
melakukan tes lanjutan untuk memastikan diagnosa tersebut.

4. Amniocentesis

Sama seperti CVS, skrining amniocentesis bersifat invasif alias berpotensi kecil


menyebabkan ibu keguguran sehingga hanya disarankan untuk menegaskan diagnosa dari
tes skrining MSAFP atau multiple marker. Amniocentesis biasanya dilakukan di usia
kehamilan 15 hingga 18 minggu atau lebih dini jika terdapat faktor risiko dalam diri ibu
hamil, yakni:

 Ibu pernah melahirkan anak dengan kelainan bawaan


 Ibu hamil berusia 35 tahun ke atas
 Ibu atau ayah memiliki kelainan bawaan lahir atau memiliki riwayat keturunan dengan
kelainan bawaan lahir.

Prosedur skrining amniocentesis ialah dokter menyuntikkan jarum lewat perut ibu


hamil untuk mengambil sampel air ketuban dalam rahim ibu hamil. Kegiatan mengganggu
kantong kehamilan inilah yang membuat ibu hamil berisiko mengalami keguguran dalam tes
skrining amniocentesis, tapi persentase keguguran itu bervariasi, tergantung usia kehamilan
ibu dan keahlian dokter dalam melakukan skrining tersebut. Jika tes dilakukan di usia 15
minggu atau lebih, persentase keguguran dalam tes skrining ini rata-rata ialah 0,2% hingga
0,5%, sedangkan persentase itu bertambah menjadi rata-rata 2,2% ketika ibu memilih untuk
melakukan skrining di usia kehamilan 11 hingga 14 minggu.

Skrining amniocentesis juga bisa dilakukan untuk menentukan apakah paru-paru


janin sudah matang. Tes ini penting dilakukan jika ibu hamil memiliki rencana untuk
melahirkan secara caesar  atau normal (dengan induksi) dalam rentang usia kehamilan 32
hingga 39 minggu karena banyak hal, misalnya alasan kesehatan.
"Jika calon ibu dan ayah tidak ingin mengambil tindakan apapun hasil tesnya, maka
sebaiknya tidak usah menjalankan skrining prenatal yang bersifat diagnostik,
seperti amniocentesis atau CVS," kata Dr. Michael Mennuti, kepala dokter kandungan di
Sekolah Kedokteran University of Pennsylvania, Amerika Serikat.

Tes Prenatal untuk Ibu Hamil di Trimester Ketiga


1. Grup B Streptococcus (GBS)

Mirip dengan pemeriksaan pap smear, skrining GBS juga dilakukan dengan cara
mengambil sampel lendir dari vagina ibu hamil saat usia kehamilan memasuki 35 hingga
37 minggu untuk menemukan ada atau tidaknya bakteri Grup B Streptococcus (GBS).
GBS merupakan bakteri yang biasanya berkembang di vagina ibu dan tidak berbahaya
bagi ibu, tapi bisa menyebabkan penyakit serius pada bayi baru lahir karena belum
memiliki sistem imun yang baik, seperti sepsis hingga lahir dalam keadaan meninggal
dunia (stillbirth). Jika ibu hamil didiagnosa positif GBS, dokter biasanya akan
meresepkan antibiotik agar efek dari GBS terhadap bayi baru lahir tidak terlalu parah.

Setelah menjalani serangkaian tes di atas, ibu hamil harus langsung


mendiskusikan hasilnya dengan dokter ya. Jangan mengambil kesimpulan sendiri karena
hasil positif belum tentu menandakan bahwa ibu hamil memiliki masalah ataupun
dipastikan melahirkan bayi dengan kelainan bawaan.

K/U : Baik/ tidak, cemas/ tidak, untuk mengetahui keadaan umumpasien secara
keseluruhan Kesadaran : composmentis/ apatis/ letargis/ somnolen TD : tekanan darah
pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg dengan diastMaksimal 140 mmHg dan
sistole maksimal 90 mmHg. (patricia,2005).Pada ibu hamil tekanan darah menurun
hingga pertengahan kehamilan. Tekanan Sistolik menurun hingga 8 – 10 mmHg
sedangkan dia tolik mengalami penurunan 12TB : < dari145 cm. (resiko meragukan,
berhubungan dengan kesempitan panggul )(manuaba, 1998)Lila : > 23,5 cm. jika
<23,5merupakan imdikator status gizi kurang.
8. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Fokus (Pemeriksaan fisik, laboratorium, penunjang)
a. inspeksi.
 rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
 Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklamsi, terdapat cloasma gravidarum
sebagai tanda kehamilan, muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi
ibu,kesakitan atau meringis.
 Mata : konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan yaitu pendarahan, selera icterus perlu dicurigai ibu
mengidap hepatitis
 Hidung : simetris , adakah secret, ada kelainan lain.
 Mulut dan gigi : bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi,
sariawan tanda ibu kekurangan vitamin c. caries gigi menandakan ibu kekurangan
iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan
bendungan vena jugularis/tidak.
 Dada : bagaimana kebersihannya, terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae
tanda kehamilan, putting susu datar atau tenggelam membutuhkan perawatan
payudara untuk persiapkan menyusui. Adakah striae gravidarum
 Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condyloma/tidak keputihan/tidak.
 Ekstremitas : adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga preeklamsia dan diabetes melitus, varises tidak, kaki
sama Panjang/tidak mempengaruhi jalannya persiapan
b. Palpasi
Tujuan :
 Untuk mengetahui umur kehamilan
 Untuk mengetahui bagian-bagian janin untuk mengetahui letak janin
 Janin tunggal atau tidak
 Sampai dimana bagian terdepan janin masuk kedalam rongga panggul
 Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
c. Auskultasi
Tujuan : menentukan hamil atau tidak. Anak hidup atau mati. Membantu menentukan
habitus, kedudukan punggung anak, presentasi anak tunggal/kembar yaitu terdengar
pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
 Dada : adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau tbc yang
dapat memperberat kehamilan.
 Abdomen : DJJ (+) normal 120-160×/menit, teratur dan reuler.
d. Perkusi

Reflek patella : reflek patella negative menandakan ibu vit B1


b. Diagnosa Keperawatan utama
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic sekunder akibat kehamilan
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder aakibat kehamilan.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder akibat
penekanan pembesaran uterus pada diafragma dan peningkatan volume darah
5. Resiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan membrane mukosa
oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar estrogen dan
progesterone.
C. Intervensi
1. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan keinginan untuk makan
akibat mual dan muntah kriteria hasil :
 meningkatkan masuk oral
 Menjelaskan factor-factor penyebab bila diketahui
Intervensi
 Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat
 Timbang BBsetiap hari
 Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
 Beri dorongan individu makan makanan yang kering
2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic sekunder akibat kehamilan kriteria
hasil :
 Menggambarkan program defekasi terapeutik
 Melaporkan eliminasi yang baik

Intervensi
 Jelaskan risiko konstipasi pada kehamilan
 Jelaskan factor pemberat untuk terjadinya hemoroid
 Pertimbangan kebutuhan untuk laksatif
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan kriteria hasil :
 Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
 Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis
 Menggambarkan mekanisme koping yang efektif

Intervensi
 Gali ketakutan dan kekhawatiran selama hamil
 Bantu pasangannya mengenali harapan yang tidak realistis
 Terima ansietasnya an kenormalan dari proses tersebut
 Diskusikan kekhawatiran ini dengan klien dan pasangannya
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder penekanan
pembesaran uterus pada diafragma dan peningkatan volume darah kriteria hasil
 Mengidentifikasi factor-factor yang menurunkan intoleransi aktivitas menurunkan
penurunan gajala-gejala intoleransi aktivitas

Intervensi
 Jelaskan penyebab keletihan dan dispnea pada pertengahan kehamilan dan masa akhir
kehamilan
 Perubahan pada pusat gravitasi
 Peningkatan berat badan
 Tekanan pembesaran uterus pada diafrragma
 Ajarkan metode penghematan energy
5. Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan membrane mukosa oral
berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar estrogen dan progesterone
kriteria hasil :
 Memperlihatkan integritas rongga mulut
 Bebas dan rasa tidak nyaman saat makan dan minum
Intervensi
 Diskusikan pentingnya hygiene oral setiap hari dan pemeriksaan gigi secara periodic
 Ingatkan untuk memberi tahu dokter gigi tentang kehamilan
 Jelaskan bahwa hipertropi dan nyeri teka gizi adalah normal pada kehamilan.
Pengkajian Keperawatan pada Ibu Hamil Trimester II
A. Pengkajian Umum
Data Subyektif
-          Identitas (Nama, alamat, umur, pekerjaan, agama, suku/bangsa)
-          Keluhan utama
Riwayat penyakit saat ini berhubungan dengan keluhan atau masalah utama:
1.    Tanggal dan waktu awitan
2.    Bentuk awitan
3.    Faktor pencetus atau latar belakang, yang berhubungan dengan awitan
4.    Perjalanan penyakit sejak awitan, termasuk durasi dan kekambuhan
5.    Lokasi spesifik
6.    Jenis nyeri atau ketidaknyamanan dan keparahan atau intensitas
7.    Gejala lain yg berkaitan
8.    Hubungan dengan fungsi dan aktivitas tubuh
9.    Gambaran kualitas (warna, konsistensi) dan kuantitas (jumlah,isi) jika ada
perdarahan,rabas.
10.    Faktor yang mempengaruhi masalah, baik yang memperparah atau yang meredakan.
11.    Bantuan medis sebelumnya (dan dari siapa) unntuk ,asalah ini diagnosis dan perawatan
12.    Keefektifan suatu terapi atau obat yang digunakan (dimulai atas inisisatif diri sendiri
atau dipogramkan dokter)
-          Status perkawinan
-          Riwayat obstetri dan ginekologi:
1.      Riwayat Obstetri:
·         Gravida / para (sistem penghitungan 4-5)
·         Tipe golongan darah Rh dan ABO
·         Pada setiap kehamilan
a.       Tanggal kehamilan berakhir
b.      Minggu gestasi
c.       Tempat beraslin misal rumah sakit (nama), pusat kelahiran anak (nama), Rumah.
d.      Lama bersalin
e.       Jenis persalinan(spontan,seksio sesarea, forsep, ekstrasi vakum)
f.       RhoGAM yang diterima
g.      Masalah obstetrik, medis dan sosial
1.      selama kehamilan ( misal, preeklampsia, ISK, kekerasan dalam rumah   tangga)
2.      selama persalinan dan melahirkan (misal : malpresentasi, malposisi, eklampsia, induksi
pitosin, stiulasi pitosin, laserasi pareneal utama, laserasi serviks)
3.      Selama masa pasca-perdarahan (misal : ISK, perdarahan, infeksi uterin, kekerasan
dalam rumah tangga).
                        h. Berat lahir bayi
                        i. jenis kelain bayi
                        j. kelainan kongenital / komplikasi neonatus
(misal: ikterik,masalah pernafasan )
                        k. status bayi saat lahir ( hidup / meninggal)
                        l. status bayi saat ini
(hidup dan dalam keadaan sehat, masalah , penyebab kematian )
            2.  Riwayat Ginekologi
·         Infertilitas
·         Terpajan dietilstilbestrol (DES)
·         Infeksi vagina (misal monilia, vaginosis bakteri)
·         Penyakit menular seksual (PMS) misal : klamedia, sivilis, gonorea, herpes, trikomonas,
kondiloma akumita.
·         Servisitis kronis
·         Endometritis
·         Penyakit radang panggul
·         Kista (Barthkolin, ovarium )
·         Endometriosis
·         Mioma
·         Ralaksasi pelviks (sistokel,litokil)
·         Polip
·         Massa pada payudara
·         Pap smire yg abnormal
·         Biopsi (sevikal, endometrium, payudara)
·         Kanker ginekologi
·         Pembedahan gikenologi
·         Perkosaan
•         Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan rencana KB setelah
melahirkan.
•         Riwayat kesehatan
a.       Penyakit waktu kecil dan imunisasi (measles, mumps, chickenpox)
b.       Tes laboratorium akhir akhir ini terhadap penyakit infeksi (misal : hepatitis, tb, HIV),
tanggal dan hasilnya.
c.       Penyakit berat misal: pneumonia, hepatitis, demam rematik, difteri dan polio
d.      Masuk rumah sakit : tanggal dan penyebab masuk
e.       Pembedahan : tanggal dan penyebab
f.       Kecelakaan : fraktur, luka, dan lain lain.
g.      Transfursi darah : tanggal, penyebab dan reaksi.
h.      Alergi, misal : makanan,lingkungan,debu, bulu hewan dan  asma
i.        Alergi obat
j.        Penggunaan alkohol
k.      Kebiasaan : merokok, alkohol, kafein(kopi, teh, soda, coklat) ; keselamatan (sabuk
pengaman, helm)
l.        Pola tidur.
m.    Diet
n.      Aktivitas
o.      Resiko dalam pekerjaan : posisi (berdiri, duduk), tarikan (mata, otot), ventilasi,
paparan  racun kimiawi
p.      Resiko dari lingkungan ; udara, air dan lain lain
q.      Tes skrining genetik, misal sel sabit dan lain lain hasilnya
r.        Penyakit spesifik : diabetes, jantung, TB, asma, hepatitis / liver, ISK, tromboplebitis,
penyakit endokrin, gastrointestinal, cancer, hipertensi, aids, penyakit jiwa, epilepsi, anemia.
s.       Pengobatan yang didapat.
  Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Ibu Hamil Trimester II
1.      Gangguan Citra Tubuh, Resiko tinggi terhadap …
1.    Respon non verbal terhadap presepsi perubahan terhadap tubuh (mis. Penampilan
struktur dan fungsi)
2. Verbalisasi persepsi yang  mencermiknan perubahan  pandangan tentang tubuh
individu dalam penampilan
3.  Perilaku menghindari bentuk tubuh
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan …
1. Keluhan –keluhan sesak nafas
2.  Dispnea
3.   Perubahan kedalaman nafas
3.   Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kebutuhan alamiah dari kehamilan
1. Meminta informasi
2. Pernyataan  masalah atau konsep yang salah
4.  Cidera, resiko tinggi terhadap, janin ……..
1. Pekerjaan yang terlalu berat untuk ibu hamil
2. Klien tidak memahami resiko janin
3.  Jatuh
5.      Curah jantung, resiko tinggi terhadap dekompensasi ……..
1. Adanya edema patologis
2.  Tanda-tanda HAK
3.  Memiliki masalah kardiovaskuler
6.      Kelebihan volume cairan, resiko tinggi terhadap ……..
1. Hypertensi
2. Albuminuria
3. Retensi cairan berlebih
4. Edema wajah
7.      Ketidaknyamanan
1.Tegang punggung
2. Kram kaki
3.  Nyeri ulu hati
8.      Koping indivual, tidak efektif, resiko tinggi terhadap
1. Tidak mempunyai ketrampilan koping
2. Tidak bisa memcahkan masalah sendiri
3.  Ekspresi tidak bebas
9.      Perubahan pola seksualitas
1.  Melaporkan kesulitan, pembatasan atau perubahan dalam perilaku/aktivitas sosial.
Diagnosa Keperawatan:

Diagnosa Intervensi Rasional

Gangguan Citra Tubuh, 1.        Tinjau ulang/ kaji 1.        Pada trimester kedua,


Resiko tinggi berhubungan sikap terhadap kehamilan perubahan bentuk tubuh telah
dengan… perubahan bentuk tubuh, dan tampak. Respons negatif
sebagainya. dapat terjadi pada
2.        Diskusikan perubahan klien/pasangan yang memiliki
aspek fisiologis, dan respon konsep diri yang rapuh,
klien terhadap perubahan. didasarkan pada penampilan
Berikan informasi tentang fisik.
kenormalan perubahan. 2.        Indivudu bereaksi
3.        Diskusikan metoda secara berbeda terhadap
perawatan kulit  dan berias perubahan yang terjadi.
(untuk meminimalkan/ Informasi dapat membantu
menyembunyikan area kulit klien memahami/menerima
yang menjadi gelap), apa yang terjadi.
menggunakan kaus kaki 3.        Belajar dan ikut untuk
penyokong , pemeliharaan melihat dan merasa baik
postur, dan program latihan mungkin membantu untuk
sedang mempertahankan perasaan (+)
tentang diri

Diagnosa Intervensi Rasional


Ketidakefektifan pola nafas 1.        Kaji status pernapasan 1.        Menentukan luas atau
berhubungan dengan …… (mis, sesak napas pada beratnya masalah yang
pengerahan tenaga, kelelahan) terjadi pada kira-kira 60 %
2.        Kaji riwayat dan pantau klien pra natal meskipun
masalah medis yang terjadi/ kapasitas vital
ada sebelumnya meningkat  fungsi
3.        Berikan informasi pernafasan diubah pada saat
tentang rasional untuk kemampuan diafragma untuk
kesulitan pernapasan  dan turun pada inspirasi
program aktivitas/ latihan berkurang pada pembesaran
yang realistis. Anjurkan sering uterus.
istirahat dan latihan ringan 2.         Masalah lain dapat
seperti berjalan terus mengubah pola
4.        Tinjau ulang tindakan pernafasan dan menurunkan
yang dapat dilakukan klien oksigenasi jaringan ibu dan
untuk mengurangi masalah, janin.
misal makan sedikit tetapi 3.         Menurunkan
lebih sering dan menggunakan kemungkinan gejala-gejala
posisi semi fowler untuk yang disebabkan oleh
duduk/ tidur bila gejala berat kelebihan
4.         Postur yang baik dan
makan sedikit membantu
memaksimalkan penurunan
difragmatik
Diagnosa Intervensi Rasional

Kurang pengetahuan 1.              Berikan informasi 1.         Fero sulfat dan


(kebutuhan belajar), tentang kebutuhan terhadap fero asam  folat dapat
mengenai kebutuhan sulfat dan asam folat membantu
alamiah dari kehamilan 2.             Identifikasi  kemungkina mempertahankan kadar Hb
n resiko kesehatan individu. Tinjau normal
ulang tanda bahaya dan tindakan 2.        Membantu
yang tepat mengingatkan klien untuk
3.             Diskusikan kebutuhan terjadinya resiko potensial
terhadap pemeriksaan  laboratorium dan memerlukan
khusus, skrining, dan pemantauan pemantauan yang lebih
ketat sesuai indikasi ketat
3.        Skrening untuk
DMG pada gestasi minggu
ke 24-26  resiko tinggi
dapat mendeteksi
terjadinya hyperglikemia

Diagnosa Intervensi Rasional


Cidera, resiko tinggi 1.         Kaji pertumbuhan uterus dan 1.         Merupakan
terhadap, janin tinggi fundus pada setiap kunjungan skrening untuk gestasi
2.        Tinjau ulang status kesehatan multifel
ibu; mis : malnutrisi, penyalahgunaan/ 2.        Faktor ini
penggunaan zat dapat  memiliki dampak
3.        Perhatikan quickening (perseps besar pada jaringan dan
i ibu terhadap janin ) dan denyut organ
jantung janin (DJJ) 3.        Gerakan janin yang
4.        Bantu dengan dapat dirasakan pertama
prosedur  ultrasonografi dan jelaskan terjadi pada gestasi
tujuannya minggu ke 16-20
4.        Mendeteksi adanya
janin di awla minggu ke 5-
6 gestasi

Diagnosa Intervensi Rasional


Kelebihan volume cairan, 1.        Pantau berat badan 1.         Mendeteksi
resiko tinggi terhadap secara teratur penambahan berat badan
2.    Tes urin terhadap albumin berlebihan secara patologis
3.    Beriakn informasi tentang dapat menyebabkan kadar
diet  ( mis : peningkatan eksterogen merangsang
protein, tidak menambahkan kelenjar adrenal
garam meja, menghindari 2.        Deteksi masalah
makanan dan minuman tinggi vaskuler dengan spasnme
natrium) glomerular dari ginjal yang
4.    Tinjau ulang kadar  HT menurunkan resobsi albumen
3.        Nutrisi adekuat
khusunya untuk
meningkatkan protein dan
menurunkan kemungkinan
HAK
4.        Pada umumnya kadar
HT kadar lebih 41%
menunjukan perpindahan
cairan intravaskuler
mengakibatkan edema
jaringan

Diagnosa Intervensi Rasional


Ketidaknyamanan 1.         Kaji status pernafasan 1.         Kondisi ini adalah
(mis, sesak napas pada sering mengakibatkan
pengerahan tenaga, kelelahan) ketidaknyamanan secara
2.        Kaji ulang adanya fisik pada trimester  2
perubahan BAB dan 2.        Penurunan motilitas
Hemoroid gastrointestinal  efek
3.        Diskusikan masukan suplemen zat besi dan
diet, latihan, dan penggunaan peningkatan tekanan akibat
palunak feses seperti perbesaran uterus
diperlihatkan pada MK : 3.        Membantu dalam
trimester 1, DK : Konstipasi, pencegahan konstipasi
resiko tinggi terhadap 4.        Tekanan pada saraf
4.        Kaji ulang adanya kram pelfis potensial
kaki, ajarkan klien untuk menyebabkan kram kaki
meluruskan kaki dan
dorsofleksi telapak kaki

Diagnosa Intervensi Rasional


Koping indivual, tidak efektif, 1.        Identifikasi rasa 1.         Rasa takut dan
resiko tinggi terhadap takut/angan-angan angan-angan yang umum
klien/pasangan yang mungkin dari wanita atau pria dapat
dimiliki timbul pada saat dini
2.        Evaluasi derajat 2.        Kllien
disfungsi klien yang dialami, yang  mengalami kesulitan
untuk mengubah apa yang dalam tugas-tugas yang
sedang terjadi dan yang sudah berlebihan berkanaan dengan
diperkirakan kehamilan
3.        Kuatkan pasangan 3.        Dapat menyulitkan
bahwa rasa takut dan fantasi bagi individu yang melihat
tersebut adalah normal kenormalan dari pengalaman
4.        Rujuk untuk konseling ini
dan penyuluhan sesuai 4.        Mungkin
kebutuhan butuh  tambahan bantuan
untuk mengatasi
masalah  pokok

Diagnosa Intervensi Rasional


Perubahan pola seksualitas 1.         Tinjau ulang 1.         Rasa takut
perubahan posisi yang mencederai janin pada saat
mungkin dilakukan dalam koitus adalah hal ynag umum
aktivitas seksual 2.        Disini tampak
2.        Waspadai indikasi frekuensi penyimpangna
kemungkinan kesulitan menjadi lebih tinggi
seksual atau perilaku yang misalnya perkosaan pada
tidak sesuai saat pasangan sedang hamil
3.        Tinjau ulang apa yang 3.        Menyakinkan dan
dirasakan dan didiskusikan memperhatikan bahwa hal
kemungkinan pilihan tersebut normal dan dapat
dalam  peningkatan membantu menghilangkan
kontak  fisik melalui asites
berpelukan dan bercumbu 4.        Kepuasan seksual
daripada melakukan koitus yang optimal lahir prenatal
secara aktual. terjadi pada trimester kedua
4.        Diskusikan dampak 5.        Mungkin butuh
kehamilan terhadap dampak bantuan untuk mengatasi
koitus seksual yang normal masalah dasar selama
5.        Rujuk pada perawat kehamilan
klinis spesialis/konseling
sesuai indikasi

Askep Trimester III


Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
(1) Muka
Edema muka menunjukkan adanya penyakit jantung,
penyakit ginjal, preeklamsi berat, kekurangan gizi, bentuk
anemia. Kloasma gravidarum serta hiperpigmentasi kulit,
dahi, dan pipi diakibatkan peningkatan melanocyte
stimulating hormone dari hipofisis anterior.
(2) Mata
Edema kelopak mata kemungkinan menderita
hipoalbunemia, tanda preeklamsi berat dan anemia.
Konjungtiva pucat atau cukup merah sebagai gambaran
tentang anemianya (Kadar Hb) secara kasar (Manuaba,
2010 :162-215).
(3) Mulut & gigi
Periksa adanya karies, tonsillitis atau faringitis. Hal tersebut
merupakan sumber infeksi.
(4) Leher
Ibu hamil dengan pembesaran kelenjar tiroid berhubungan
dengan gangguan fungsi kelenjar tersebut (Prawirohardjo,
2009: 289).
(5) Payudara
Hiperpigmentasi areola payudara akibat pengaruh
malanocyte stimulating hormone dari hipofisis anterior.
Puting susu menonjol, kelenjar Montgomery tampak.
(6) Perut
Ada tidaknya bekas luka operasi atau operasi lainnya yang
dapat menjadi lokus minoris resistensi. makin membesar
sesuai usia kehamilan, hiperpigmentasi kulit seperti linea
alba dan striae gravidarum akibat pengaruh malanocyte
stimulating hormone. Terdapat bekas luka insisi atau tidak.
(7) Genetalia
Pengeluaran fluor karena infeksi dengan diagnosis banding
trikhomonas vaginalis atau kandida albikans serta infeksi
vaginosis bakterialis. Adanya kondiloma akuminata terjadi
karena infeksi virus, jika ukurannya besar sebaiknya
persalinan melalui SC.
(8) Ekstremitas
Adanya varises sering terjadi karena kehamilan berulang
dan bersifat herediter. Edema tungkai sebagai tanda
kemungkinan terjadinya preeklamsi, bendungan akibat
kepala sudah masuk PAP dan tekanan pada vena cava
inferior.
b) Palpasi
(1) Leher
Bendungan vena diakibatkan akibat penyakit jantung.
Perhatikan keadaan keadaan lain seperti kelenjar tiroid dan
pembengkakan kelenjar limfa.
(2) Payudara
Payudara teraba atau tidak benjolan abnormal, setelah bulan
pertama suatu cairan berwarna kekuningan (kolostrum)
diproduksi oleh kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan air susu belum
dapat diproduksi karena prolaktin ditekan oleh PIH
(Saifuddin, 2009:179). Pada kehamilan trimester akhir,
lobules dan alveolus telah terbentuk dan dipenuhi hasil
sekresinya (Manuaba, 2010:163).
(3) Perut
(a) Leopold I untuk menentukan tinggi pundus uteri dan
menentukan bagian apa yang terletak di fundus uteri
apakah kepala atau bokong pada letak membujur atau
teraba kosong jika letaknya melintang (Manuaba,
2010:169
Tabel 2.3 Aturan Spiegelberg
Umur kehamilan Ukuran Sentimeter
22-28 minggu 24-25 cm di atas simfisis
28 minggu 26,7 cm diatas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
32 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
34 minggu 31 cm di atas simfisis
36 minggu 32 cm di atas simfisis
38 minggu 33 cm di atas simfisis
40 minggu 37,7 cm di atas simfisis

Tinggi fundus uteri Umur kehamilan


Setinggi simfisis pubis 12 minggu
Pertengahan antara simfisis pubis
dan umbilicus
16 minggu
1 – 2 jari dibawah umbilikus 20 minggu
1 – 2 jari diatas umbilikus 24 minggu
1/3 bagian antara umbilikus dan
prosesus xifoideus (3 jari di atas
umbilikus)
28 - 30 minggu

Tinggi fundus uteri Umur kehamilan


2/3 bagian antara umbilikus dan
prosesus xifoideus (3 – 4 jari di
bawah px)
32 minggu
1 jari di bawah Px 36 - 38 minggu
2 – 3 jari di bawah Px 40 minggu
Taksiran berat janin menurut Johnson Tausak, yaitu:
(TFU dalam cm) – n x 155=.....gram, bila kepala diatas atau
pada spina ishiadica maka n=12, bila kepala dibawah spina
ishiadica maka n=11(Pantikawati, 2010: 123).
(b) Leopold II (palpasi lateral) tangan pemeriksa diturunkan ke
samping. Untuk menentukan bagian mana janin yang
berada di bagian samping. Jika agak keras artinya punggung
janin. Dapat juga kepala atau bokong jika letaknya
melintang .
(c) Leopold III (Maneuver pelvis) pemeriksaan menghadap
kaki pasien . Untuk menentukan bagian janin yang ada
dibawah (presentasi)
(d) Leopold IV (Manuver Pawlik) maneuver ini tidak selalu
perlu . pada kepala yang sudah masuk PAP sulit dilakukan.
Untuk menentukan apakah bagian terendah janin tersebut
bagian terendah janin tersebut, kepala dan bokong dan
seberapa jauh masuknya kedalam rongga pelvis (Manuaba,
2010:169).
(4) Ekstremitas
Adanya oedema pada ekstremitas atas atau bawah dapat
dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi, diabetes
Mellitus, jantung, kekurangan albumin darah. Edema ini akan
cekung ke dalam jika di tekan (Fraser, 2011: 355).
c) Auskultasi (Bobak, 2005:170)
DJJ +/-
Janin sehat jumlah detak jantungnya sekitar 120-140 x/menit.
(1) Di atas 160 x/menit menunjukkan takikardia, permulaan
asfiksia
(2) Tidak teratur tetapi jumlah sama, menunjukkan gangguan
keseimbangan asam basa atau kurang O2
(3) Kurang dari 100 x/menit menunjukkan asfiksia berat.
d) Perkusi (Manuaba, 2010:161)
Tungkai : Reflek patella (+)
Reflek patella (-) : Berkaitan dengan kekurangan vitamin B1,
penyakit saraf, intokskasi magnesium sulfat
(2) Pemeriksaan penunjang
(a) Glukosa dalam urin, untuk memastikan adanya DM.
kemungkinan glukosuria yang terjadi setelah makan,
disebabkan intoleransi insulin, tetapi keadaan ini cepat menjadi
normal
(b) Protein urin, peningkatan protein urin terdapat pada penderita
preeklamsi, penyakit jantung, nefritis, dan sistitis. Hasil >3
g/24 jam dianggap sebagai indikasi pre-eklamsia ringan
sampai sedang, dan 5 g / 24 jam dianggap sebagai pre
eklamsia berat (Fraser, 2011:355).
(c) Pemeriksaan darah, pada pemeriksaan darah rutin dapat
menggambarkan keadaan gizi. Pada pemeriksaan TORCH,
untuk mengetahui adanya kumpulan penyakit yang dapat
memberikan gejala yang sama, misal kelainan congenital,
retardasi mental, dan abortus berulang. Pada pemeriksaan HI,
dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadi infeksi
vertical (ibu-janin) dan bahaya infeksi horizontal (ibu
penolong). Pada pemeriksaan Hepatitis B, dilakukan untuk
mengetahui adanya infeksi vertikal. Pada pemeriksaan VDRL
digunakan untuk mengetahui adanya infeksi sifilis yang dapat
menimbulkan kelainan (Manuaba, 2007 :161-162).
(d) Pemeriksaan USG
Kegunaannya :
(1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
(2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
(3) Mengetahui posisi plasenta
(4) Mengetahui adanya IUFD
2.4.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH
Dx : G…P….Ab…Uk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala, punggung
kanan/ punggung kiri, dengan keadaan ibu dan janin baik
Ds :Ibu mengatakan hamil ke…… dan UK……..bulan.
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir……..
Do : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
TTV : Nadi : 60-80x/menit.
TD : 110/70 – 130/90 mmHg.
Suhu : 36,5oC – 37,5oC.
RR : 16-24x/menit
TB : >145cm
BB : Kenaikan BB normal sesuai IMT.
LILA : > 23,5cm
Masalah (ketidaknyamanan ibu hamil trimester 3) :
Masalah :
(a) Peningkatan Frekuensi berkemih
Subyektif : Ibu mengatakan sering buang air kecil dan keinginan
untuk kembali buang air kecil kembali terasa.
Obyektif : kandung kemih teraba penuh.
(b) Sakit Punggung Atas dan Bawah
Subyektif : Ibu mengatakan punggung atas dan bawah terasa nyeri.
Obyektif : Ibu mengatakan punggung atas dan bawah terasa nyeri.
(c) Hiperventilasi dan sesak nafas
Subyektif : Ibu mengatakan merasa sesak terutama pada saat tidur.
Obyektif : Respiration Rate (Pernafasan) meningkat, nafas ibu
tampak cepat, pendek dan dalam.
(d) Edema Dependen
Subyektif : Ibu mengatakan kakinya bengkak.
Obyektif : Tampak oedem pada ekstremitas bawah +/+.
(e) Nyeri ulu hati
Subyektif : Ibu mengatakan pada ulu hati terasa nyeri.
Obyektif : Ibu terasa nyeri saat dilakukan palpasi abdomen.
(f) Kram Tungkai
Subyektif : Ibu mengatakan kram pada kaki bagian bawah.
Obyektif : Perkusi reflex patella +/+ dan Nyeri tekan pada bekas
kram
(g) Konstipasi
Subyektif : Ibu mengatakan sulit BAB.
Obyektif : Pada palpasi teraba skibala.
(h) Kesemutan dan baal pada jari
Subyektif : Ibu mengatakan pada jari-jari terasa kesemutan.
Obyektif : Wajah ibu menyeringai saat terasa kesemutan pada jari-
jari.
(i) Insomnia
Subyektif : Ibu mengatakan susah tidur.
Obyektif : Terdapat lingkaran hitam dibawah mata, wajah ibu terlihat
tidak segar.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1. Pre eklampsi Ringan
a. Tekanan darah ≥ 140/90 setelah hamil 20 minggu
b. Proteinuria ≥ 300 mg/24 jm atau ≥ +1
2. Pre eklampsi Berat
a. Tekanan darah 160/110 mgHg
b. Proteinuria 2,0 gr/24 jam ≥ +
c. Sakit kepala
d. Gangguan Penglihatan
e. Sakit pada epigastrum menetap
3. Ketuban pecah dini
KPD terjadi sekitar usia kehamilan 37 minggu. Penyebabnya antara lain
kehamilan kembar, hidramnion, kelainan letak janin sehingga ketuban
bagian terendah langsung menerima tekanan intrauteri yang dominan.
4. Perdarahan antepartum
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan berumur diatas 22 minggu.
Perdarahan pada Trimester III :
a. Persalinan Prematur
b. Plasenta Previa
c. Solusio Plasenta
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Pada langkah ini, bidan melakukan kebutuhan tindakan segera berdasarkan
keluhan yang dirasakan ibu hamil trimester 3, dan melihat pada riwayat
kesehatan ibu yang kemungkinan terdapat penyakit menurun, menular
maupun riwayat keturunan kembar. Dengan melihat kondisi tersebut, maka
bidan dapat melakukan tindakan secara mandiri, konsultasi maupun
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
INTERVENSI
Dx : G…P….Ab… Uk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala, punggung
kanan/ punggung kiri, dengan keadaan ibu dan janin baik
Tujuan :
1) Ibu mengetahui dan mengerti keadaan kehamilannya
2) Keadaan ibu dan janin sehat, kehamilan normal dan bisa aterm
3) Tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin dalam proses kehamilan dan
persalinan
KH :
1) Kehamilan normal sampai persalinan
2) TTV Ibu dalam batas normal
3) Tidak terjadi komplikasi
4) Keadaan Ibu dan janin bai

Intervensi :
1) Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada ibu.
R :Informasi yang dikumpulkan selama kunjungan antenatal
memungkinkan bidan dan ibu hamil untuk menentukan pola
perawatan antenatal yang tepat. Memberikan informasi tentang
gerakan janin dapat memberikan ketenangan pada ibu (Fraser,
2011:266)
2) Berikan informasi kepada ibu tentang perubahan fisiologis dan
ketidaknyamanan umum yang terjadi pada masa kehamilan trimester III.
R :Ibu yang memiliki pengetahuan tentang dasar fisik rasa tidak nyaman
akibat kehamilan cenderung tidak terlalu khawatir dengan kondisi
kesehatannya (Bobak, 2005: 160)
3) Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan nutrisi selama hamil trimester
III.
R :Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat
baik, akan tetapi tidak boleh berlebihan, ibu hendaknya menguranngi
karbohidrat dan meningkatkan protein, sayur-sayuran dan buah
buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu makanan terlalu
manis seperti gula dan terlalu asin seperti garam, ikan asin, telur asin,
tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan
kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya
keracunan saat kehamilan (Romauli, 2011:76 ).
4) Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan istirahat selama hamil
trimester III.
R :Pada kehamilan trimester III perut ibu semakin membesar
menyebabkan ibu mudah lelah, ketidaknyamanan juga bertambah
(Hamilton, 2011: 63). Istirahat sangat membantu karena kongesti
darah pada pelvic dan tungkai berkurang, kerja jantung berkurang dan
stress mental juga dapat berkurang (Hamilton, 2011: 84). Wanita
hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat yang teratur
khusunya seiring kemajuan kehamilannya. Posisi miring kiri
dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi
fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena kava asendan
(hipotensi supine) (Bobak, 2005: 180).
5) Diskusikan dengan ibu tentang pentingnya latihan fisik ringan bagi ibu
hamil.
R :Beberapa manfaat dari latihan fisik dapat mengatasi ketidaknyamanan
kehamilan dan persalinan, meningkatkan tonus otot, kekuatan otot,
dan ketahanan otot selain itu juga dapat mempersiapkan wanita untuk
menghadapi stress fisik selama persalinan dan perawatan bayi setelah
melahirkan (Medforth, 2012: 65). Aktivitas fisik meningkatkan rasa
sejahtera ibu hamil. Aktivitas fisik meningkatkan sirkulasi, membantu
relaksasi dan istirahat, dan mengatasi kebosanan yang juga dialami
oleh wanita yang tidak hamil (Bobak, 2005: 179). Oleh sebab itu
dianjurkan untuk wanita hamil melakukan senam ibu hamil.
6) Diskusikan dengan ibu tentang rencana persalinan.
R : Rencana persalinan akan efektif jika dibuat dalam bentuk tertulis
bersama bidan yang berbagi informasi sehingga ibu dapat membuat
rencana sesuai dengan praktik dan layanan yang tersedia
(Fraser,2011:248). Beberapa hal yang mungkin didiskusikan dalam
perencanaan persalinan diantaranya tempat kelahiran, pendamping
kelahiran, posisi untuk persalinan, pereda nyeri, makan dan minum
saat persalinan, kala III persalinan, kebutuhan untuk penjahitan
perineum. Pemberian IMD, pemberian vit K, diskusikan setiap budaya
atau agama yang mungkin ingin dipantau ibu (Medforth, 2012:125).
7) Jelaskan kepada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan.
R : Mengetahui macam-macam tanda bahaya ibu dapat segera mencari
pertolongan pada waktu yang tepat jika terjadi, dan komplikasi dapat
segera teratasi (Bobak, 2005: 160).
8) Diskusikan tanda dan gejala persalinan dan kapan harus menghubungi
bidan.
R : Konseling pada kehamilan tahap akhir menekankan pada persalinan
dan proses melahirkan (Bobak, 2005: 191).
9) Diskusikan mengenai perencanaan persalinan P4K
R : Memberikan kesempatan ibu dan keluarga untuk berperan aktif
dalam merencanakan persalinannya sesuai dengan kondisi
kehamilannya (Bobak, 2005: 191).
10) Diskusikan dengan ibu dalam menentukan jadwal kunjungan
selanjutnya.
R :Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya bagi wanita yang
mengalami perkembangan normal selama kehamilan biasanya
dijadwalkan sebagai berikut, antara minggu 28-36 setiap 2 minggu ,
antara 36 hingga persalinan dilakukan setiap minggu (Manuaba, 2010:
531).
Masalah :
Peningkatan Frekuensi berkemih
Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan adanya peningkatan
frekuensi berkemih.
Kriteria Hasil: Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi.
Intervensi
a) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan
trimester ketiga.
R/Membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih
dan nokturia. Pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas
kandung kemih, mengakibatkan sering berkemih. Perubahan posisi
mempengaruhi fungsi ginjal sehingga posisi terlentang dan tegak,
menurunkan aliran darah ginjal sampai 50%, dan posisi berbaring miring
kiri meningkatkan LFG dan aliran darah ginjal.
b) Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur. Perhatikan
keluhan-keluhan nokturia.
R/Meningkatkan perfusi ginjal; memobilisasi bagian yang mengalami
edema dependen. Edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema
fisiologis.
c) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu
yang lama.
R/Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan
menurunkan aliran vena.
d) Berikan informasi mengenai perlunya masukan cairan 6 sampai 8
gelas/hari, penurunan masukan 2-3 jam sebelum beristirahat, dan
penggunaan garam, makanan dan produk mengandung natrium dalam
jumlah sedang.
R/Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat, yang
mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik.
e) Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretik dan
penghilangan natrium dari diet.
R/Kehilangan/pembatasan natrium dapat sangat menekan regulator renin
angiotensin-aldosteron dari kadar cairan, mengakibatkan
dehidrasi/hipovolemia berat.
2) Sakit Punggung Atas dan Bawah
Tujuan :Ibu mampu beradaptasi dengan rasa nyeri
Kriteria Hasil :Nyeri pinggang ibu berkurang, ibu tidak kesakitan lagi.
Intervensi :
a) Kompres hangat jangan terlalu panas pada punggung. Seperti gunakan
bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk dibawah siraman air hangat.
R/ Membantu meredakan sakit akibat ketegangan otot (Simkin,
2008:115).
b) Ajarkan ibu dengan latihan fisik.
R/ Posisi jongkok membantu meredakan sakit punggung. Berjongkoklah,
turunkan bokong ke bawah ke arah lantai. Tahan berat badan merata pada
kedua tumit dan jari kaki untuk mendapatkan kestabilan dan
kelengkungan yang lebih besar dari bagian bawah punggung. Atau
berjongkok dengan berpegangan pasangan atau benda lain
(Simkin,2008:115).
c) Jelaskan pada ibu untuk menghindari pemakaian sandal/sepatu dengan
hak yang tinggi.
R/ Lordosis progesif menggeser pusat gravitasi ibu ke belakang tungkai.
Perubahan postur maternal ini dapat menyebabkan nyeri punggung
bagian bawah di akhir kehamilan (Fraser,2011:201). Sepatu bertumit
tinggi yang tidak stabil dapat meningkatkan masalah lordosis
(Varney,2007:555).
d) Jelaskan pada ibu tentang body mekanik. Tekuk kaki ketimbang
membungkuk ketika mengangkat apapun, saat bangkit dari setengah
jongkok lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit di depan
R/Untuk menghindari ketegangan otot sehingga rasa nyeri berkurang
(Varney,2007:542).
3) Hiperventilasi dan sesak nafas
Tujuan :Ibu mampu beradaptasi dengan adanya sesak napas
KH :
1) Respiration Rate : Normal (16 - 24 x/menit)
2) Aktivitas ibu sehari-hari tidak terganggu
3) Sesak napas berkurang
Intervensi
a) Menjelaskan dasar fisiologis penyebab terjadinya sesak nafas.
R/ Diafragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama
kehamilan. Tekanan pada diafragma, menimbukkan perasaan atau
kesadaran tentang kesulitan bernapas atau sesak napas (Varney,
2007: 543).
b) Ajarkan wanita cara meredakan sesak nafas dengan pertahankan
postur tubuh setengah duduk.
R/ Menyediakan ruangan yang lebih untuk isi abdomen sehingga
mengurangi tekanan pada diafragma dan memfasilitasi fungsi paru
(Varney, 2007:543).
4) Edema Dependen
Tujuan :Ibu mengerti penyebab dan cara mengatasi oedema.
Kriteria Hasil :Ibu tidak gelisah, bengkak pada kaki berkurang atau
mengempis
Intervensi
a) Anjurkan ibu untuk istirahat dengan kaki lebih tinggi dari badan
R/ Dorsofleksi kaki sering sering ketika duduk membantu
mengontraksikan otot kaki dan merangsang kontraksi (Reeder,
2011:488).
b) Anjurkan ibu untuk tidak memakai penopang perut. (penyokong atau
korset abdomen maternal)
R/ Penggunaan penopang perut dapat mengurangi tekanan pada
akstrimitas bawah (melonggarkan tekanan pada vena-vena panggul)
sehingga aliran darah balik menjadi lancar (Varney,2007:540).
5) Nyeri ulu hati
Tujuan : Ibu mengerti cara untuk mengurangi nyeri ulu hati.
Kriteria Hasil: Ibu tidak mengeluh adanya nyeri ulu hati dan nyeri ulu
hati berkurang
Intervensi :
a) Makan dalam porsi kecil tetapi sering.
R/ Mengindari lambung menjadi penuh.
b) Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi
lambung
R/ Postur tubuh membungkuk hanya menambah masalah karena posisi
ini menambah tekanan pada lambung.
c) Hindari makanan berlemak
R/ Lemak mengurangi motilitas usus dan sekresi asam lambung yang
dibutuhkan untuk pencernaan.
d) Hindari minum bersamaan dengan makan
R/ Cairan cenderung menghambat asam lambung.
e) Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan.
R/ Mencegah adanya gangguan pencernaan (Varney, 2007: 538).
6) Kram Tungkai
Tujuan :Ibu mengerti dan paham tentang penyebab kram pada
kehamilan fisiologis, ibu dapat beradaptasi dan mengatasi
kram yang terjadi.
Kriteria Hasil :Ibu tidak mengeluh adanya kram pada kaki dan nyeri
kram berkurang
Intervensi
a) Ajarkan ibu cara meredakan kram tungkai kaki
R/ Untuk mencegah kram kaki, wanita hamil dapat menaikkan kaki,
mempertahankan ekstremitas tetap dan menghindari mendorong jari
kaki (Reeder, 2011:488)
b) Lakukan masase dan kompres hangat pada otot yang kram,
dorsofleksi kaki sampai spasme hilang.
R/ Terapi untuk menguranagi rasa kram pada kaki (Bobak,2005 :188).
c) Jelaskan pada ibu untuk mengonsumsi makanan yang
mengandung kalsium dan pospor.
R/ Memenuhi kebutuhan kalsium dan fosfor untuk tulang
(Varney, 2007:540).
7) Konstipasi sehubungan dengan pengaruh dari hormon kehamilan yang
meningkat.
Tujuan :Ibu dapat mengerti penyebab obstipasi yang
dialami.
Kriteria Hasil : Ibu dapat mengatasi obstipasi, kebutuhan nutrisi
ibu tercukupi
Intervensi
a) Anjurkan ibu untuk memperbanyak minum air putih (8 gelas/hari)
R/ Air merupakan sebuah pelarut penting yang yang dibutuhkan untuk
pencernaan, transportasi nutrien ke sel dan pembuangan sampah tubuh
(Reeder, 2011:517).
b) Anjurkan ibu melakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari,
pertahankan postur yang baik, mekanisme tubuh yang baik, latihan
kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur.
R/ Kegiatan-kegiatan tersebut memfasilitasi sirkulasi vena sehingga
mencegah kongesti pada usus besar (Varney,2007:539).
8) Kesemutan dan baal pada jari
Tujuan :Ibu mengerti penyebab kesemutan dan baal pada
jari.
Kriteria Hasil : Kesemutan dan baal pada jari berkurang.
Intervensi
a. Jelaskan penyebab yang mungkin dan mendorong agar ibu
mempertahankan postur tubuh yang baik.
R/ Membesar dan bertambah berat pada uterus menyebabkan ibu
hamil mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang
dan kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat
bagian depannya dan lengkung punggungnya. Postur ini diduga
menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar lengan yang
akan mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari-jari.
b. Anjurkan ibu untuk berbaring.
R/ Membatu melancarkan peredaran darah pada kaki sehingga
kesemutan dan baal pada jari berkurang (Varney, 2006:543).
9) Insomnia
Tujuan :Ibu memahami hal-hal yang dapat menyebabkan
susah tidur.
Kriteria Hasil :Ibu dapat mengatasi susah tidur dan dapat tidur
lebih nyeyak.
Intervensi
a) Yakinkan kembali bahwa insomnia adalah kejadian yang umum
selama tahap akhir kehamilan.
R/ Memvalidasi apakah keluhannya normal.
b) Ajarkan teknik relaksasi seperti effleurage yakni menopang bagian
bagian tubuh dengan bantal.
R/ Meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi suatu situasi
dan memberikan rasa nyaman.
c) Meminum susu hangat atau mandi air hangat sebelum istirahat.
R/ Memberikan rasa nyaman pada tubuh sehingga ibu lebih rileks dan
dapat tidur lebih nyenyak.
d) Mandi dengan berendam (hidroterapi jet) sebelum tidur.
R/ Memberikan terapi agar tubuh ibu lebih rileks.
e) Menghindari minuman berkafein/ makan pada amalam hari.
R/ Kafein/makan pada malam hari menyebabkan ibu susah tidur.
IMPLEMENTASI
Pada langkah ini, melakukan aplikasi atau tindakan asuhan langsung kepada
klien dan keluarga secara efesien dan aman. Pada langkah ke-6 ini, rencana
asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5
dilaksanakan secara efesien dan aman (Hani, 2011: 103).
EVALUASI
Tanggal ….. jam…..
S :Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dan akan melaksanakan anjuran yang diberikan
O :Ibu mengangguk tanda mengerti
A :G…P….Ab…Uk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala,
punggung kanan/ punggung kiri, dengan keadaan ibu dan janin
baik
P : 1. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1
minggu lagi
2. Memberitahu ibu untuk segera mempersiapkan
perlengkapan persalinan, pendamping, transportasi dan
pendonor selama persalinan.

9. Daftar Pustaka
Carpenito,L.J.2001. Diagnosa keperawata. Edisi 8.Jakarta :EGC
Bobak,M.Irene.2004. perawatan maternitas dan gynekologi.Bandung :VIA PKP
Manuaba, Ida Bagus GDE.2010. ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga untuk
Pendidikan bidan. Jakarta :EGC
Marjati,dkk.2010. asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis. Jakarta :salemba medika
Potter, patricia A, Anne Griffin perry.2005.buku ajar fundamental keperawatan dan praktik.
Jakarta :EGC
Prawiroharjo,sarwono.2007. ilmu kebidanan Jakarta :PT Bina Pustaka
Sulistyawati,Ari.2009.asuhan kebidanan pada masa kehamilan Jakarta :salemba medikasi
Ummi hani,dkk.2006..asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis Jakarta :salemba
medikasi
Varney,helen.2007. buku ajar asuhan kebidanan volume Jakarta :EGC

Preceptorship Akademik Mahasiswa

(……………..) (…………….)

SISTEMATIKA SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


POKOK BAHASAN :Nutrisi Ibu Hamil

WAKTU :Minggu, 17 Mei 2020

SASARAN :Ibu Hamil

TEMPAT :Desa Belitang 2

1. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilaksanakan penyuluhan di harapkan audience dapat menyebutkan dan mengetahui
mengenai nutrisi ibu hamil trimester 1,2,3.
2. Tujuan Instruksional Khusus :
a. Menyebutkan buah-buahan yang dianjurkan untuk ibu hamil.
b. Menyebutkan buah-buahan yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
c. Menyebutkan makanan yang baik bagi ibu hamil.
d. Menyebutkan makanan pantangan bagi ibu hamil.

3. Kegiatan Belajar Mengajar :

NO Tahap Waktu Kegiatan Media


1. Pembukaan
a. Mengucapkan 2 menit Penyuluhan
salam.
b. Memperkenalkan
diri.
c. Menjelaskan
maksud dan
tujuan.
2. Pelaksanaan
a. Menjelaskan
materi buah-
buahan yang
dianjurkan untuk
ibu hamil.
b. Menjelaskan
buah-buahan yang
tidak dianjurkan
untuk ibu hamil. 5 menit Leaflet
c. Menjelaskan
materi mengenai
makanan bagi ibu
hamil.
d. Menjelaskan
materi mengenai
makanan
pantangan bagi
ibu hamil.
e. Memberikan
kesempatan pada
audience untuk
bertanya.
3. Penutup
a. Memberikan
pertanyaan pada
audience untuk
mengevaluasi.
b. Memberikan
Leaflet.
c. Salam penutup
4. Metode : Ceramah dan Tanya jawab.
5. Media :Leaflet
6. Materi (outline materi) :
A. Nutrisi ibu hamil
Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan berlangsung sangat membantu ibu hamil
dan janin dalam menjalani hari-hari kehamilannya. Tentunya ibu hamil dan janin
akan tetap sehat. Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi akan meningkat seperti
kebutuhan akan kalsium, zat besi serta asam folat. Ibu hamil haruslah diberi dorongan
agar mengkonsumsi makanan yang baik dan bergizi.
B. Makanan sehat untuk ibu hamil.
Telur
Seorang ahli gizi bernama Elizabeth Ward berkata bahwa telur adalah hal yang
menakjubkan, dimana anda mendapatkan banyak manfaat dalam satu telur dan itu
hanya sekitar 90 kalori. Telur juga kaya akan kolin, yang secara keseluruhan
mendorong pertumbuhan bayi dan kesehatan otak, sambil membantu mencegah cacat
tabung saraf. Beberapa bahkan mengandung lemak omega-3, penting bagi otak dan
pengenmbangan penglihatan.
C. Ikan salmon
Tidak hanya karena salmon dipenuhi dengan protein kualitas tinggi, tapi salmon juga
merupakan sumber omega-3 lemak. Kandungan gizi pada salmon ini bagus untuk ibu
hamil, selain juga ikan ini memiliki jumlah mercury yang lebih rendah.
D. Kacang
Manfaat kacang bagi wanita hamil sudah tidak di ragukan. Dari semua jenis kacang
buncis mengandung yang terbaik untuk serat dan protein yang paling banyak dari
semua jenis sayuran. Pada kehamilan, saluran pencernaan melambat, menempatkan
pada resiko untuk sembelit. Serat dapat membantu mencegah dan meringankan
sembelit.

E. Ubi jalar
Manfaat ubi jalar bagi wanita hamil, ubi jalar mempunyai warna oranye yang terdiri
dari karotenoid, pigmen tanaman yang dikonversi menjadi vitamin A dalam tubuh
kita. Ubi juga merupakan sumber vitamin C, folat, dan serat. Dan seperti kacng, ubi
serbaguna.
F. Sayuran
Manfaat sayuran untuk wanita hamil sudah tidak diragukan, terutama sayuran yang
berwarna hijau tua. Contohnya bayam, atau sayuran berdaun hijau lain yang serat
dengan vitamin dan nutrisi, termasuk vitamin A,C, dan K, serta folat yang sangat
penting.
G. Daginng tanpa lemak
Daging adalah sumber protein berkualitas tinggi, carilah daging tanpa lemak atau
lemak yang dipisahkan. Ketika membeli daging merah, sangat susah untk
mendapatkan daging yang bebas lemak.
H. Protein
Selama masa kehamilan, ibu hamil juga membutuhkan asupan protein 25mg per hari,
lebih banyak dari kebutuhan normalnya. Protein ini sangat diperlukan untuk
pembangunan sel-sel baru pada janin dan juga untuk pembentukan semua bahan
pengatur seperti hormone ibu dan janin. Protein hewani bisa diperoleh dari daging
sapi, ungags, ikan , susu, telur. Dan protein nabatinya bisa anda peroleh dari tahu,
tempe, mentega, kacang, dan lainnya.
I. Buah-buaha yang dianjurkan untik ibu hamil.
Buah mangga, buah papaya, semua jenis papaya, buah tomat, buah pisang, buah
semangka.
J. Buah-buahan yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
Buah nanas
Karena nanas yang dikonsumsi akan berinteraksi dengan lambung akan
mengakibatkan menjadi soda+asam yang tinggi maka perut terasa kembung akibat
soda asam lambung bereaksi, akhirnya yang terjadi kita diare muntah-muntah dan
perut menjadi kram.
7. Evaluasi
Pertanyaan yang ingin diajukan berikut kunci jawaban
a. Sebutkan nutrisi yang baik bagi ibu hamil?
b. Sebutkan buah-buahan yang dianjurkan untuk ibu hamil?
c. Sebutkan buah-buahan yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil?

8. Buku Sumber/Referensi :
http://bidanku.com/gizi-dan-nutrisi-ibu-hamil
http://www.bunda.co.id/spa/content/10-makanan-sehat-untuk-wanita-hamil.php
http://www.deherba.com/nutrisi-yang-harus-dipenuhi-oleh-ibu-hamil.html
http://family.fimela.com/seputar-kehamilan/hamil-sehat/makanan-ibu-hamil-wajib-
dikonsumsi-saat-trimester-pertama
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK
MAHASISWA/NIM : RENNY FEBRIANTI
PEMBIMBING :

Hari /Tgl :Sabtu, Media : Dokumentasi : Masukan pembimbing


16 mei 2020 Media √
WA
Email √
Lain-lain
MBINGAN 1
HARI /TGL : Media : Dokumentasi : Masukan pembimbing
SENIN, 18 Media √
MEI 2020 WA
Email √
Lain-
lain

Anda mungkin juga menyukai