Kep. Maternitas Renny
Kep. Maternitas Renny
NIM : S18127026
RUANG :
1. Asuhan keperawatan
2. Laporan Pendahuluan
3. SAP
4. Daftar Konsul
PENERIMA :
PENGKAJIAN PRENATAL
12 13 mei 15 mei
Tgl mei
47 kg 47 kg 47 kg
BB
90 90 90
TD
70 60
70
Tidak Tidak ada Tidak ada
Edema ada edema edema
edema
Tinggi 3 jari 3 jari di 3 jari di
FU diatas atas atas pusar
pusar pusar (24 (24 cm
(24 cm)
cm)
Posisi Sebel Sebelah Bagian
Janin ah kanan terendah
kiri perut ibu atau
oerut teraba bawah
ibu punggun teraba
terab g, bagian bokong
a kepala belum
ekstr belum masuk pap
emita terlalu
s masuk
kebawah
BJJ
Urine
31
Gestasi mingg
u
Aktif Aktif, Aktif,
Pergeraka pergerak klien
n
an bayi merasakan
selama pergerakan
24 jam bayi pada
sebanyak usia
10 kali. kehamilan
17-20
minggu
Nama
Golongan Darah: A Rhesus HBSAg: -
HIV: -
PMS: -
Metode Keluarga Berencana yang Digunakan: Pil.
Klien mengatakan sekitar 2 bulan sebelum melakukan test kehamilan, klien mengatakan tidak
ada keluhan dalam menggunakan KB. KB adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat
dan sejahtera dengan membatasi kelahiran, perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasab
yang bisa dilakukan dengan penggunaan KB.
Klien mengatakan setelah melahirkan nanti tetap menggunakan kontrasepsi yang sama.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PEMERIKSAAN FISIK
Penampilan Umum: Tinggi Badan Tekanan Darah Mata: Fundus :
Klien sangat baik 140 cm. ....90........./.....70..... Inspeksi: Scelera Tinggi fundus 3
enak diajak .... berwarna putih, jari di atas pusar
berbicara,cara konjungtiva (24cm)....................
berpakaian nya tampak kantung .........
sopan. Kondisi klien mata, berwarna .............................
sehat. merah muda, mata
Klien juga tampak bersih,
mengatakan tidak pupil isokor, mata
ada penyakit tamoak simetris.
keturunan di dalam Palpasi: Tidak ada
keluarganya. nyeri tekan
............................
.............................
..........................................................
ANALISA DATA
1. Ds: Klien mengatakan Nyeri di Agen injuri Nyeri Akut 12,13,14 mei
bagian perut dengan pinggul. biologis 2020
P: Klien mengatakan nyeri. ↓
Q: Klien mengatakan nyeri seperti Perubahan
tertusuk. fisiologis
R: klien mengatakan nyeri di kehamilan
bagian perut dan pinggul.
S: Skala nyeri 4
T: Sewaktu-waktu.
Do: Klien tampak meringgis
TFU: 24cm
DJJ: 140 x/menit
TD: 90/70
3. Mengjararkan A:Masalah
teknik relaksasi belum teratasi
nafas dalam
P: Lanjutkan
R: DS: Intervensi
1. Klien
mengatakan
masih nyeri.
2. Klien mengikuti
arahan.
3. Klien mengikuti
dengan baik
ketika melakukan
teknik relaksasi
nafas dalam.
DO:Klien tampak
meringgis.
5. Manifestasi Klinis
a. Tanda presumtif kehamilan.
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de graff
dan ovulasi diovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid
terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah.
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf
dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan
lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia(tidak nafsu makan), tapi setelah itu
nafsu makan muncul lagi
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga
panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormon
estrogen
9) Epulis
Hipertropi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi (terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas)
Pipi:cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi yang berlebihan pada kulit perut: striae livide
Striae albican
Linie alba makin menghitam
Payudara :hipepigmentasi areola mamae
Variases penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh
darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b. Tanda kemungkinan(probility sign)
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
2) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
3) Tanda goodel
Pelunakan serviks
4) Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
poriso dan serviks
5) Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada
daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi Braxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatkan actomycin didalam otot
uterus. kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan 8 minggu.
7) Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hcg yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah
biru (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.
c. Tanda pasti(positive sign)
1) Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada uisa kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (misalnya doppler)
3) Bagian bagian janin
Bagian besar janin(kepala dan bokong) serta bagian kecil janin(lengan dan kaki)
dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimestes akhir)
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
6. Patofisilogi dan pathway
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki
maka bisa Jadi perempuan tersebut akan hamil(terjadinya kehamilan). Kehamilan terjadi
ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel telur
yang telah matang. seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan
setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah
sel sperma. setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin
istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk
mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.
pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim)men#adi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. sperma bergerak dari vagina sampai
ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam ,aktu 5 menit. sel yang melapisi tuba
falopi mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah
dibuahi). jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain
terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. pada proses pembuahan,
hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur.
bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. sel telur yang
telahdibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur
hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.
Trimester 2
7. Pemeriksaan penunjang dan hasilnya
Tes Prenatal untuk Ibu Hamil di Trimester Pertama
Tes skrining prenatal biasanya dilakukan di trimester pertama dan timester kedua,
namun ada juga yang dilakukan di trimester ketiga sebelum melahirkan, terlebih jika
ditemukan masalah dalam diri ibu hamil. Untuk trimester pertama, semakin cepat
dilakukan skrining maka akan semakin baik.
Dokter biasanya menyarankan ibu untuk melakukan tes darah rutin dan
melakukan kontrol dokter per satu bulan, kecuali ibu memiliki riwayat kesehatan yang
rentan terhadap keguguran maupun memiliki masalah kehamilan seperti flek. Selain itu,
tekanan darah ibu juga wajib selalu dipantau tiap kontrol dokter untuk mengantisipasi
risiko pre-eklampsia bagi ibu hamil dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
1. USG
Jika tidak ada masalah dalam kehamilan ibu, biasanya dokter cukup melakukan
USG lewat perut (USG abdominal) karena dari situ pun sudah bisa terlihat jelas kantong
janin maupun janin dan detak jantungnya.
Dokter biasanya akan memulai pemeriksaan dengan USG 2 dimensi (2D). Meski
merupakan pemeriksaan USG yang paling dasar, USG 2D ini sudah bisa mendeteksi
kemungkinan cacat fisik yang diderita oleh janin. Jika dokter tidak menemukan indikasi
cacat fisik tersebut, maka ibu tidak wajib melakukan pemeriksaan lanjutan yang sifatnya
lebih detil.
Lain halnya jika ibu hamil memiliki keluhan dalam perjalanan kehamilannya,
maka dokter bisa memilih untuk melakukan USG melalui vagina alias USG transvaginal.
USG transvaginal biasanya dilakukan ketika ibu hamil mengalami kandungan yang
berisiko, misalnya kehamilan yang dibarengi dengan tumor, kista, endometriosis, nyeri
panggul yang tidak normal, perdarahan vagina, maupun posisi plasenta yang menutupi
jalur lahir alias plasenta previa.
Selain itu, ketika usia kandungan ibu sudah mencapai 11 hingga 14 minggu, ibu
hamil bisa meminta untuk dilakukan USG nuchal translucensy (NT) untuk mengetahui
ada atau tidaknya risiko bayi lahir dengan kelainan bawaan down syndrome. Lewat USG
NT, dokter akan melihat akumulasi cairan di belakang leher janin. Semakin banyak
cairannya, maka potensi bayi lahir dengan kondisi down syndrome juga semakin besar.
Banyak skrining terhadap ibu hamil yang bisa dijalankan dengan pengambilan tes
darah ini, oleh karenanya konsultasikan dengan dokter mengenai skrining yang ingin ibu
jalani. Biasanya, pengambilan sampel darah dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan
rutin kehamilan, yakni mengetahui golongan darah ibu, kadar gula dalam darah untuk
mengetahui apakah ibu mengidap diabetes, kadar zat besi untuk menentukan apakah
ibu anemia, maupun jenis resus (Rh) terutama jika suami dan istri memiliki Rh yang
berbeda.
Selain itu, pengambilan sampel darah ibu hamil juga diperlukan untuk
mengetahui apakah ibu mengidap penyakit menular seperti HIV. Tidak lupa juga untuk
ibu melakukan skrining untuk mengetahui ada atau tidaknya virus TORCH
(Toksoplasma, Other agents seperti sivilis, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes) di
dalam tubuh ibu hamil. Biaya untuk tes TORCH lengkap biasanya berkisar antara Rp1,2
juta hingga Rp2 jutaan.
Ibu hamil yang terinfeksi virus ini kemungkinan melahirkan bayi dengan kelainan
bawaan. Semakin dini virus ini diketahui berada di tubuh ibu hamil, maka semakin besar
harapan untuk meminimalisir risikonya, meski kans untuk sembuh benar atau virus tidak
menyerang janin cukup kecil.
3. Tes urin
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk selalu menjaga kebersihan organ
intim selama masa kehamilan dan usahakan untuk selalu kering dan tidak lembab. Bila
ibu hamil mengeluhkan adanya keputihan atau rasa sakit pada vagina, langsung
konsultasikan kepada dokter agar dilakukan pemeriksaan menyeluruh demi mencegah
terjadinya infeksi saluran kencing (ISK).
4. Pap smear
Pemeriksaan pap smear diperlukan jika ibu hamil belum pernah atau sudah lama
tidak melakukan pemeriksaan ini. Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel lendir
atau cairan dari vagina untuk dicek apakah ibu hamil mengidap kanker serviks atau
penyakit menular yang ditularkan lewat hubungan seks
seperti gonore ataupun chlamydia. Infeksi bakteri tersebut bisa mengakibatkan ibu hamil
melahirkan bayi prematur sehingga harus segera diobati untuk meminimalisir
dampaknya.
5. Chorionic villi sampling (CVS)
Jika 4 pemeriksaan di atas tidak bersifat invasif alias relatif tidak mengganggu
keberadaan janin di dalam perut ibu hamil, chorionic villi sampling (CVS) berbeda.
Prosedur skrining CVS berisiko menyebabkan ibu hamil mengalami keguguran sebesar
1%, namun memiliki tingkat akurasi hasil skrining mencapai 99%. Atas pertimbangan
risiko tersebut, dokter biasanya baru menganjurkan skrining CVS jika ibu hamil
memenuhi kriteria sebagai berikut:
Ibu hamil terindikasi lewat USG 2D mengandung janin yang berisiko mengalami
kelainan bawaan
Ibu pernah melahirkan anak dengan kelainan bawaan
Ibu hamil berusia 35 tahun ke atas
Ibu atau ayah memiliki kelainan bawaan lahir atau memiliki riwayat keturunan dengan
kelainan bawaan lahir.
Skrining CVS dilakukan ketika ibu hamil memasuki usia kehamilan 10 hingga 12
minggu dengan cara mengambil sampel plasenta ibu. Dokter bisa memasukkan kateter
seukuran benang melalui serviks ibu hamil atau menusukkan jarum melalui perut untuk
mengambil sampel plasenta. Skrining ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
risiko kelainan bawaan pada bayi yang diakibatkan oleh genetik, seperti down syndrome, sel
bulan sabit (menyebabkan anemia serta komplikasi lain seperti mudah lelah, keterlambatan
pertumbuhan, dan sebagainya), cystic fibrosis (penyumbatan saluran pencernaan dan
pernapasan), hemofilia (kekurangan faktor pembekuan darah), maupun distrofi otot
(kelemahan progresif dan degradasi otot).
1. Tes darah
Di trimester kedua, ibu bisa meminta untuk melakukan tes darah untuk
mengetahui ada atau tidaknya potensi kelainan bawaan pada bayi, seperti down syndrome
dan kelainan pada tabung saraf (neural tube) seperti spina bifida (pembentukan saraf
tulang belakang yang tidak sempurna) dan anencephaly (sebagian otak dan tulang
tengkorak kepala bayi tidak terbentuk). Dokter mungkin akan menyatankan ibu hamil
untuk melakukan skrining MSAFP (maternal serum alpha-fetoprotein) di usia kandungan
15 hingga 18 minggu.
Ketika darah ibu diambil untuk dijadikan sampel skrining MSAFP, darah yang
sama juga bisa dijadikan sebagai sampel untuk mendeteksi hormon estriol dan hCG
sehingga disebut juga sebagai skrining multiple marker. Tes ini memperbesar akurasi
dalam menentukan ada atau tidaknya kemungkinan kelainan bawaan down
syndrome maupun neural tube defects.
Sebanyak 5% ibu hamil yang menjalani skrining ini biasanya divonis positif
mengidap bayi dengan kelainan bawaan. Namun, hanya 10% dari jumlah tersebut yang
benar-benar melahirkan bayi dengan kelainan bawaan sesuai hasil skrining MSAFP
maupun multiple marker tersebut.
Neural tube defects sendiri bisa dicegah dengan ibu hamil rajin mengonsumsi 0,5
mg asal folat per hari. Konsumsi asam folat ini dilakukan satu bulan sebelum hamil
maupun selama trimester pertama kehamilan karena neural tube defects biasanya terjadi
di pekan keempat usia kehamilan.
2. USG
Ketika ibu hamil sudah memasuki trimester kedua, ibu juga bisa melanjutkan
rutinitas pemeriksaan USG 2D untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL). Ketika usia
kehamilan makin besar, ibu juga bisa mengecek kelengkapan fisik bayi lainnya, seperti
tangan, kaki, maupun jumlah jarinya.
Selain USG 2D, ibu hamil juga bisa meminta dokter untuk melakukan USG 3
dimensi (3D), 4 dimensi (4D), bahkan 5 dimensi (5D). Semakin tinggi dimensi USG,
semakin detil organ tubuh janin yang bisa diamati. Pada USG 3D, misalnya, ibu hamil
juga bisa memastikan apakah janin mengidap kelainan bawaan seperti bibir
sumbing ketika kehamilan memasuki usia 18 hingga 23 minggu.
Sedangkan pada USG 4D, ibu hamil bisa memantau gerakan janin secara real
time. Nah, untuk USG 5D yang merupakan teknologi ultra sonografi terkini dari para
pendahulunya, gambar yang ditampilkan lebih tajam lagi, bahkan seolah-olah ibu sedang
masuk ke rahim dan berinteraksi langsung dengan jabang bayi.
3. Tes glukosa
Skrining untuk menentukan kadar gula dalam darah ini biasanya dilakukan jelang
berakhirnya trimester kedua, yakni di usia kehamilan (UK) 24 minggu hingga 28 minggu.
Tes glukosa yang positif akan menunjukkan bahwa ibu hamil mengidap diabetes
gestasional, yakni tingginya kadar gula dalam darah yang dipengaruhi oleh kehamilan.
4. Amniocentesis
Mirip dengan pemeriksaan pap smear, skrining GBS juga dilakukan dengan cara
mengambil sampel lendir dari vagina ibu hamil saat usia kehamilan memasuki 35 hingga
37 minggu untuk menemukan ada atau tidaknya bakteri Grup B Streptococcus (GBS).
GBS merupakan bakteri yang biasanya berkembang di vagina ibu dan tidak berbahaya
bagi ibu, tapi bisa menyebabkan penyakit serius pada bayi baru lahir karena belum
memiliki sistem imun yang baik, seperti sepsis hingga lahir dalam keadaan meninggal
dunia (stillbirth). Jika ibu hamil didiagnosa positif GBS, dokter biasanya akan
meresepkan antibiotik agar efek dari GBS terhadap bayi baru lahir tidak terlalu parah.
K/U : Baik/ tidak, cemas/ tidak, untuk mengetahui keadaan umumpasien secara
keseluruhan Kesadaran : composmentis/ apatis/ letargis/ somnolen TD : tekanan darah
pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg dengan diastMaksimal 140 mmHg dan
sistole maksimal 90 mmHg. (patricia,2005).Pada ibu hamil tekanan darah menurun
hingga pertengahan kehamilan. Tekanan Sistolik menurun hingga 8 – 10 mmHg
sedangkan dia tolik mengalami penurunan 12TB : < dari145 cm. (resiko meragukan,
berhubungan dengan kesempitan panggul )(manuaba, 1998)Lila : > 23,5 cm. jika
<23,5merupakan imdikator status gizi kurang.
8. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Fokus (Pemeriksaan fisik, laboratorium, penunjang)
a. inspeksi.
rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklamsi, terdapat cloasma gravidarum
sebagai tanda kehamilan, muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi
ibu,kesakitan atau meringis.
Mata : konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan yaitu pendarahan, selera icterus perlu dicurigai ibu
mengidap hepatitis
Hidung : simetris , adakah secret, ada kelainan lain.
Mulut dan gigi : bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi,
sariawan tanda ibu kekurangan vitamin c. caries gigi menandakan ibu kekurangan
iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan
bendungan vena jugularis/tidak.
Dada : bagaimana kebersihannya, terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae
tanda kehamilan, putting susu datar atau tenggelam membutuhkan perawatan
payudara untuk persiapkan menyusui. Adakah striae gravidarum
Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condyloma/tidak keputihan/tidak.
Ekstremitas : adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga preeklamsia dan diabetes melitus, varises tidak, kaki
sama Panjang/tidak mempengaruhi jalannya persiapan
b. Palpasi
Tujuan :
Untuk mengetahui umur kehamilan
Untuk mengetahui bagian-bagian janin untuk mengetahui letak janin
Janin tunggal atau tidak
Sampai dimana bagian terdepan janin masuk kedalam rongga panggul
Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
c. Auskultasi
Tujuan : menentukan hamil atau tidak. Anak hidup atau mati. Membantu menentukan
habitus, kedudukan punggung anak, presentasi anak tunggal/kembar yaitu terdengar
pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
Dada : adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau tbc yang
dapat memperberat kehamilan.
Abdomen : DJJ (+) normal 120-160×/menit, teratur dan reuler.
d. Perkusi
Intervensi
Jelaskan risiko konstipasi pada kehamilan
Jelaskan factor pemberat untuk terjadinya hemoroid
Pertimbangan kebutuhan untuk laksatif
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan kriteria hasil :
Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis
Menggambarkan mekanisme koping yang efektif
Intervensi
Gali ketakutan dan kekhawatiran selama hamil
Bantu pasangannya mengenali harapan yang tidak realistis
Terima ansietasnya an kenormalan dari proses tersebut
Diskusikan kekhawatiran ini dengan klien dan pasangannya
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder penekanan
pembesaran uterus pada diafragma dan peningkatan volume darah kriteria hasil
Mengidentifikasi factor-factor yang menurunkan intoleransi aktivitas menurunkan
penurunan gajala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi
Jelaskan penyebab keletihan dan dispnea pada pertengahan kehamilan dan masa akhir
kehamilan
Perubahan pada pusat gravitasi
Peningkatan berat badan
Tekanan pembesaran uterus pada diafrragma
Ajarkan metode penghematan energy
5. Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan membrane mukosa oral
berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar estrogen dan progesterone
kriteria hasil :
Memperlihatkan integritas rongga mulut
Bebas dan rasa tidak nyaman saat makan dan minum
Intervensi
Diskusikan pentingnya hygiene oral setiap hari dan pemeriksaan gigi secara periodic
Ingatkan untuk memberi tahu dokter gigi tentang kehamilan
Jelaskan bahwa hipertropi dan nyeri teka gizi adalah normal pada kehamilan.
Pengkajian Keperawatan pada Ibu Hamil Trimester II
A. Pengkajian Umum
Data Subyektif
- Identitas (Nama, alamat, umur, pekerjaan, agama, suku/bangsa)
- Keluhan utama
Riwayat penyakit saat ini berhubungan dengan keluhan atau masalah utama:
1. Tanggal dan waktu awitan
2. Bentuk awitan
3. Faktor pencetus atau latar belakang, yang berhubungan dengan awitan
4. Perjalanan penyakit sejak awitan, termasuk durasi dan kekambuhan
5. Lokasi spesifik
6. Jenis nyeri atau ketidaknyamanan dan keparahan atau intensitas
7. Gejala lain yg berkaitan
8. Hubungan dengan fungsi dan aktivitas tubuh
9. Gambaran kualitas (warna, konsistensi) dan kuantitas (jumlah,isi) jika ada
perdarahan,rabas.
10. Faktor yang mempengaruhi masalah, baik yang memperparah atau yang meredakan.
11. Bantuan medis sebelumnya (dan dari siapa) unntuk ,asalah ini diagnosis dan perawatan
12. Keefektifan suatu terapi atau obat yang digunakan (dimulai atas inisisatif diri sendiri
atau dipogramkan dokter)
- Status perkawinan
- Riwayat obstetri dan ginekologi:
1. Riwayat Obstetri:
· Gravida / para (sistem penghitungan 4-5)
· Tipe golongan darah Rh dan ABO
· Pada setiap kehamilan
a. Tanggal kehamilan berakhir
b. Minggu gestasi
c. Tempat beraslin misal rumah sakit (nama), pusat kelahiran anak (nama), Rumah.
d. Lama bersalin
e. Jenis persalinan(spontan,seksio sesarea, forsep, ekstrasi vakum)
f. RhoGAM yang diterima
g. Masalah obstetrik, medis dan sosial
1. selama kehamilan ( misal, preeklampsia, ISK, kekerasan dalam rumah tangga)
2. selama persalinan dan melahirkan (misal : malpresentasi, malposisi, eklampsia, induksi
pitosin, stiulasi pitosin, laserasi pareneal utama, laserasi serviks)
3. Selama masa pasca-perdarahan (misal : ISK, perdarahan, infeksi uterin, kekerasan
dalam rumah tangga).
h. Berat lahir bayi
i. jenis kelain bayi
j. kelainan kongenital / komplikasi neonatus
(misal: ikterik,masalah pernafasan )
k. status bayi saat lahir ( hidup / meninggal)
l. status bayi saat ini
(hidup dan dalam keadaan sehat, masalah , penyebab kematian )
2. Riwayat Ginekologi
· Infertilitas
· Terpajan dietilstilbestrol (DES)
· Infeksi vagina (misal monilia, vaginosis bakteri)
· Penyakit menular seksual (PMS) misal : klamedia, sivilis, gonorea, herpes, trikomonas,
kondiloma akumita.
· Servisitis kronis
· Endometritis
· Penyakit radang panggul
· Kista (Barthkolin, ovarium )
· Endometriosis
· Mioma
· Ralaksasi pelviks (sistokel,litokil)
· Polip
· Massa pada payudara
· Pap smire yg abnormal
· Biopsi (sevikal, endometrium, payudara)
· Kanker ginekologi
· Pembedahan gikenologi
· Perkosaan
• Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan rencana KB setelah
melahirkan.
• Riwayat kesehatan
a. Penyakit waktu kecil dan imunisasi (measles, mumps, chickenpox)
b. Tes laboratorium akhir akhir ini terhadap penyakit infeksi (misal : hepatitis, tb, HIV),
tanggal dan hasilnya.
c. Penyakit berat misal: pneumonia, hepatitis, demam rematik, difteri dan polio
d. Masuk rumah sakit : tanggal dan penyebab masuk
e. Pembedahan : tanggal dan penyebab
f. Kecelakaan : fraktur, luka, dan lain lain.
g. Transfursi darah : tanggal, penyebab dan reaksi.
h. Alergi, misal : makanan,lingkungan,debu, bulu hewan dan asma
i. Alergi obat
j. Penggunaan alkohol
k. Kebiasaan : merokok, alkohol, kafein(kopi, teh, soda, coklat) ; keselamatan (sabuk
pengaman, helm)
l. Pola tidur.
m. Diet
n. Aktivitas
o. Resiko dalam pekerjaan : posisi (berdiri, duduk), tarikan (mata, otot), ventilasi,
paparan racun kimiawi
p. Resiko dari lingkungan ; udara, air dan lain lain
q. Tes skrining genetik, misal sel sabit dan lain lain hasilnya
r. Penyakit spesifik : diabetes, jantung, TB, asma, hepatitis / liver, ISK, tromboplebitis,
penyakit endokrin, gastrointestinal, cancer, hipertensi, aids, penyakit jiwa, epilepsi, anemia.
s. Pengobatan yang didapat.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Ibu Hamil Trimester II
1. Gangguan Citra Tubuh, Resiko tinggi terhadap …
1. Respon non verbal terhadap presepsi perubahan terhadap tubuh (mis. Penampilan
struktur dan fungsi)
2. Verbalisasi persepsi yang mencermiknan perubahan pandangan tentang tubuh
individu dalam penampilan
3. Perilaku menghindari bentuk tubuh
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan …
1. Keluhan –keluhan sesak nafas
2. Dispnea
3. Perubahan kedalaman nafas
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kebutuhan alamiah dari kehamilan
1. Meminta informasi
2. Pernyataan masalah atau konsep yang salah
4. Cidera, resiko tinggi terhadap, janin ……..
1. Pekerjaan yang terlalu berat untuk ibu hamil
2. Klien tidak memahami resiko janin
3. Jatuh
5. Curah jantung, resiko tinggi terhadap dekompensasi ……..
1. Adanya edema patologis
2. Tanda-tanda HAK
3. Memiliki masalah kardiovaskuler
6. Kelebihan volume cairan, resiko tinggi terhadap ……..
1. Hypertensi
2. Albuminuria
3. Retensi cairan berlebih
4. Edema wajah
7. Ketidaknyamanan
1.Tegang punggung
2. Kram kaki
3. Nyeri ulu hati
8. Koping indivual, tidak efektif, resiko tinggi terhadap
1. Tidak mempunyai ketrampilan koping
2. Tidak bisa memcahkan masalah sendiri
3. Ekspresi tidak bebas
9. Perubahan pola seksualitas
1. Melaporkan kesulitan, pembatasan atau perubahan dalam perilaku/aktivitas sosial.
Diagnosa Keperawatan:
Intervensi :
1) Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada ibu.
R :Informasi yang dikumpulkan selama kunjungan antenatal
memungkinkan bidan dan ibu hamil untuk menentukan pola
perawatan antenatal yang tepat. Memberikan informasi tentang
gerakan janin dapat memberikan ketenangan pada ibu (Fraser,
2011:266)
2) Berikan informasi kepada ibu tentang perubahan fisiologis dan
ketidaknyamanan umum yang terjadi pada masa kehamilan trimester III.
R :Ibu yang memiliki pengetahuan tentang dasar fisik rasa tidak nyaman
akibat kehamilan cenderung tidak terlalu khawatir dengan kondisi
kesehatannya (Bobak, 2005: 160)
3) Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan nutrisi selama hamil trimester
III.
R :Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat
baik, akan tetapi tidak boleh berlebihan, ibu hendaknya menguranngi
karbohidrat dan meningkatkan protein, sayur-sayuran dan buah
buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu makanan terlalu
manis seperti gula dan terlalu asin seperti garam, ikan asin, telur asin,
tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan
kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya
keracunan saat kehamilan (Romauli, 2011:76 ).
4) Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan istirahat selama hamil
trimester III.
R :Pada kehamilan trimester III perut ibu semakin membesar
menyebabkan ibu mudah lelah, ketidaknyamanan juga bertambah
(Hamilton, 2011: 63). Istirahat sangat membantu karena kongesti
darah pada pelvic dan tungkai berkurang, kerja jantung berkurang dan
stress mental juga dapat berkurang (Hamilton, 2011: 84). Wanita
hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat yang teratur
khusunya seiring kemajuan kehamilannya. Posisi miring kiri
dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi
fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena kava asendan
(hipotensi supine) (Bobak, 2005: 180).
5) Diskusikan dengan ibu tentang pentingnya latihan fisik ringan bagi ibu
hamil.
R :Beberapa manfaat dari latihan fisik dapat mengatasi ketidaknyamanan
kehamilan dan persalinan, meningkatkan tonus otot, kekuatan otot,
dan ketahanan otot selain itu juga dapat mempersiapkan wanita untuk
menghadapi stress fisik selama persalinan dan perawatan bayi setelah
melahirkan (Medforth, 2012: 65). Aktivitas fisik meningkatkan rasa
sejahtera ibu hamil. Aktivitas fisik meningkatkan sirkulasi, membantu
relaksasi dan istirahat, dan mengatasi kebosanan yang juga dialami
oleh wanita yang tidak hamil (Bobak, 2005: 179). Oleh sebab itu
dianjurkan untuk wanita hamil melakukan senam ibu hamil.
6) Diskusikan dengan ibu tentang rencana persalinan.
R : Rencana persalinan akan efektif jika dibuat dalam bentuk tertulis
bersama bidan yang berbagi informasi sehingga ibu dapat membuat
rencana sesuai dengan praktik dan layanan yang tersedia
(Fraser,2011:248). Beberapa hal yang mungkin didiskusikan dalam
perencanaan persalinan diantaranya tempat kelahiran, pendamping
kelahiran, posisi untuk persalinan, pereda nyeri, makan dan minum
saat persalinan, kala III persalinan, kebutuhan untuk penjahitan
perineum. Pemberian IMD, pemberian vit K, diskusikan setiap budaya
atau agama yang mungkin ingin dipantau ibu (Medforth, 2012:125).
7) Jelaskan kepada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan.
R : Mengetahui macam-macam tanda bahaya ibu dapat segera mencari
pertolongan pada waktu yang tepat jika terjadi, dan komplikasi dapat
segera teratasi (Bobak, 2005: 160).
8) Diskusikan tanda dan gejala persalinan dan kapan harus menghubungi
bidan.
R : Konseling pada kehamilan tahap akhir menekankan pada persalinan
dan proses melahirkan (Bobak, 2005: 191).
9) Diskusikan mengenai perencanaan persalinan P4K
R : Memberikan kesempatan ibu dan keluarga untuk berperan aktif
dalam merencanakan persalinannya sesuai dengan kondisi
kehamilannya (Bobak, 2005: 191).
10) Diskusikan dengan ibu dalam menentukan jadwal kunjungan
selanjutnya.
R :Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya bagi wanita yang
mengalami perkembangan normal selama kehamilan biasanya
dijadwalkan sebagai berikut, antara minggu 28-36 setiap 2 minggu ,
antara 36 hingga persalinan dilakukan setiap minggu (Manuaba, 2010:
531).
Masalah :
Peningkatan Frekuensi berkemih
Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan adanya peningkatan
frekuensi berkemih.
Kriteria Hasil: Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi.
Intervensi
a) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan
trimester ketiga.
R/Membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih
dan nokturia. Pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas
kandung kemih, mengakibatkan sering berkemih. Perubahan posisi
mempengaruhi fungsi ginjal sehingga posisi terlentang dan tegak,
menurunkan aliran darah ginjal sampai 50%, dan posisi berbaring miring
kiri meningkatkan LFG dan aliran darah ginjal.
b) Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur. Perhatikan
keluhan-keluhan nokturia.
R/Meningkatkan perfusi ginjal; memobilisasi bagian yang mengalami
edema dependen. Edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema
fisiologis.
c) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu
yang lama.
R/Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan
menurunkan aliran vena.
d) Berikan informasi mengenai perlunya masukan cairan 6 sampai 8
gelas/hari, penurunan masukan 2-3 jam sebelum beristirahat, dan
penggunaan garam, makanan dan produk mengandung natrium dalam
jumlah sedang.
R/Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat, yang
mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik.
e) Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretik dan
penghilangan natrium dari diet.
R/Kehilangan/pembatasan natrium dapat sangat menekan regulator renin
angiotensin-aldosteron dari kadar cairan, mengakibatkan
dehidrasi/hipovolemia berat.
2) Sakit Punggung Atas dan Bawah
Tujuan :Ibu mampu beradaptasi dengan rasa nyeri
Kriteria Hasil :Nyeri pinggang ibu berkurang, ibu tidak kesakitan lagi.
Intervensi :
a) Kompres hangat jangan terlalu panas pada punggung. Seperti gunakan
bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk dibawah siraman air hangat.
R/ Membantu meredakan sakit akibat ketegangan otot (Simkin,
2008:115).
b) Ajarkan ibu dengan latihan fisik.
R/ Posisi jongkok membantu meredakan sakit punggung. Berjongkoklah,
turunkan bokong ke bawah ke arah lantai. Tahan berat badan merata pada
kedua tumit dan jari kaki untuk mendapatkan kestabilan dan
kelengkungan yang lebih besar dari bagian bawah punggung. Atau
berjongkok dengan berpegangan pasangan atau benda lain
(Simkin,2008:115).
c) Jelaskan pada ibu untuk menghindari pemakaian sandal/sepatu dengan
hak yang tinggi.
R/ Lordosis progesif menggeser pusat gravitasi ibu ke belakang tungkai.
Perubahan postur maternal ini dapat menyebabkan nyeri punggung
bagian bawah di akhir kehamilan (Fraser,2011:201). Sepatu bertumit
tinggi yang tidak stabil dapat meningkatkan masalah lordosis
(Varney,2007:555).
d) Jelaskan pada ibu tentang body mekanik. Tekuk kaki ketimbang
membungkuk ketika mengangkat apapun, saat bangkit dari setengah
jongkok lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit di depan
R/Untuk menghindari ketegangan otot sehingga rasa nyeri berkurang
(Varney,2007:542).
3) Hiperventilasi dan sesak nafas
Tujuan :Ibu mampu beradaptasi dengan adanya sesak napas
KH :
1) Respiration Rate : Normal (16 - 24 x/menit)
2) Aktivitas ibu sehari-hari tidak terganggu
3) Sesak napas berkurang
Intervensi
a) Menjelaskan dasar fisiologis penyebab terjadinya sesak nafas.
R/ Diafragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama
kehamilan. Tekanan pada diafragma, menimbukkan perasaan atau
kesadaran tentang kesulitan bernapas atau sesak napas (Varney,
2007: 543).
b) Ajarkan wanita cara meredakan sesak nafas dengan pertahankan
postur tubuh setengah duduk.
R/ Menyediakan ruangan yang lebih untuk isi abdomen sehingga
mengurangi tekanan pada diafragma dan memfasilitasi fungsi paru
(Varney, 2007:543).
4) Edema Dependen
Tujuan :Ibu mengerti penyebab dan cara mengatasi oedema.
Kriteria Hasil :Ibu tidak gelisah, bengkak pada kaki berkurang atau
mengempis
Intervensi
a) Anjurkan ibu untuk istirahat dengan kaki lebih tinggi dari badan
R/ Dorsofleksi kaki sering sering ketika duduk membantu
mengontraksikan otot kaki dan merangsang kontraksi (Reeder,
2011:488).
b) Anjurkan ibu untuk tidak memakai penopang perut. (penyokong atau
korset abdomen maternal)
R/ Penggunaan penopang perut dapat mengurangi tekanan pada
akstrimitas bawah (melonggarkan tekanan pada vena-vena panggul)
sehingga aliran darah balik menjadi lancar (Varney,2007:540).
5) Nyeri ulu hati
Tujuan : Ibu mengerti cara untuk mengurangi nyeri ulu hati.
Kriteria Hasil: Ibu tidak mengeluh adanya nyeri ulu hati dan nyeri ulu
hati berkurang
Intervensi :
a) Makan dalam porsi kecil tetapi sering.
R/ Mengindari lambung menjadi penuh.
b) Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi
lambung
R/ Postur tubuh membungkuk hanya menambah masalah karena posisi
ini menambah tekanan pada lambung.
c) Hindari makanan berlemak
R/ Lemak mengurangi motilitas usus dan sekresi asam lambung yang
dibutuhkan untuk pencernaan.
d) Hindari minum bersamaan dengan makan
R/ Cairan cenderung menghambat asam lambung.
e) Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan.
R/ Mencegah adanya gangguan pencernaan (Varney, 2007: 538).
6) Kram Tungkai
Tujuan :Ibu mengerti dan paham tentang penyebab kram pada
kehamilan fisiologis, ibu dapat beradaptasi dan mengatasi
kram yang terjadi.
Kriteria Hasil :Ibu tidak mengeluh adanya kram pada kaki dan nyeri
kram berkurang
Intervensi
a) Ajarkan ibu cara meredakan kram tungkai kaki
R/ Untuk mencegah kram kaki, wanita hamil dapat menaikkan kaki,
mempertahankan ekstremitas tetap dan menghindari mendorong jari
kaki (Reeder, 2011:488)
b) Lakukan masase dan kompres hangat pada otot yang kram,
dorsofleksi kaki sampai spasme hilang.
R/ Terapi untuk menguranagi rasa kram pada kaki (Bobak,2005 :188).
c) Jelaskan pada ibu untuk mengonsumsi makanan yang
mengandung kalsium dan pospor.
R/ Memenuhi kebutuhan kalsium dan fosfor untuk tulang
(Varney, 2007:540).
7) Konstipasi sehubungan dengan pengaruh dari hormon kehamilan yang
meningkat.
Tujuan :Ibu dapat mengerti penyebab obstipasi yang
dialami.
Kriteria Hasil : Ibu dapat mengatasi obstipasi, kebutuhan nutrisi
ibu tercukupi
Intervensi
a) Anjurkan ibu untuk memperbanyak minum air putih (8 gelas/hari)
R/ Air merupakan sebuah pelarut penting yang yang dibutuhkan untuk
pencernaan, transportasi nutrien ke sel dan pembuangan sampah tubuh
(Reeder, 2011:517).
b) Anjurkan ibu melakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari,
pertahankan postur yang baik, mekanisme tubuh yang baik, latihan
kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur.
R/ Kegiatan-kegiatan tersebut memfasilitasi sirkulasi vena sehingga
mencegah kongesti pada usus besar (Varney,2007:539).
8) Kesemutan dan baal pada jari
Tujuan :Ibu mengerti penyebab kesemutan dan baal pada
jari.
Kriteria Hasil : Kesemutan dan baal pada jari berkurang.
Intervensi
a. Jelaskan penyebab yang mungkin dan mendorong agar ibu
mempertahankan postur tubuh yang baik.
R/ Membesar dan bertambah berat pada uterus menyebabkan ibu
hamil mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang
dan kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat
bagian depannya dan lengkung punggungnya. Postur ini diduga
menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar lengan yang
akan mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari-jari.
b. Anjurkan ibu untuk berbaring.
R/ Membatu melancarkan peredaran darah pada kaki sehingga
kesemutan dan baal pada jari berkurang (Varney, 2006:543).
9) Insomnia
Tujuan :Ibu memahami hal-hal yang dapat menyebabkan
susah tidur.
Kriteria Hasil :Ibu dapat mengatasi susah tidur dan dapat tidur
lebih nyeyak.
Intervensi
a) Yakinkan kembali bahwa insomnia adalah kejadian yang umum
selama tahap akhir kehamilan.
R/ Memvalidasi apakah keluhannya normal.
b) Ajarkan teknik relaksasi seperti effleurage yakni menopang bagian
bagian tubuh dengan bantal.
R/ Meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi suatu situasi
dan memberikan rasa nyaman.
c) Meminum susu hangat atau mandi air hangat sebelum istirahat.
R/ Memberikan rasa nyaman pada tubuh sehingga ibu lebih rileks dan
dapat tidur lebih nyenyak.
d) Mandi dengan berendam (hidroterapi jet) sebelum tidur.
R/ Memberikan terapi agar tubuh ibu lebih rileks.
e) Menghindari minuman berkafein/ makan pada amalam hari.
R/ Kafein/makan pada malam hari menyebabkan ibu susah tidur.
IMPLEMENTASI
Pada langkah ini, melakukan aplikasi atau tindakan asuhan langsung kepada
klien dan keluarga secara efesien dan aman. Pada langkah ke-6 ini, rencana
asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5
dilaksanakan secara efesien dan aman (Hani, 2011: 103).
EVALUASI
Tanggal ….. jam…..
S :Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dan akan melaksanakan anjuran yang diberikan
O :Ibu mengangguk tanda mengerti
A :G…P….Ab…Uk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala,
punggung kanan/ punggung kiri, dengan keadaan ibu dan janin
baik
P : 1. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1
minggu lagi
2. Memberitahu ibu untuk segera mempersiapkan
perlengkapan persalinan, pendamping, transportasi dan
pendonor selama persalinan.
9. Daftar Pustaka
Carpenito,L.J.2001. Diagnosa keperawata. Edisi 8.Jakarta :EGC
Bobak,M.Irene.2004. perawatan maternitas dan gynekologi.Bandung :VIA PKP
Manuaba, Ida Bagus GDE.2010. ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga untuk
Pendidikan bidan. Jakarta :EGC
Marjati,dkk.2010. asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis. Jakarta :salemba medika
Potter, patricia A, Anne Griffin perry.2005.buku ajar fundamental keperawatan dan praktik.
Jakarta :EGC
Prawiroharjo,sarwono.2007. ilmu kebidanan Jakarta :PT Bina Pustaka
Sulistyawati,Ari.2009.asuhan kebidanan pada masa kehamilan Jakarta :salemba medikasi
Ummi hani,dkk.2006..asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis Jakarta :salemba
medikasi
Varney,helen.2007. buku ajar asuhan kebidanan volume Jakarta :EGC
(……………..) (…………….)
E. Ubi jalar
Manfaat ubi jalar bagi wanita hamil, ubi jalar mempunyai warna oranye yang terdiri
dari karotenoid, pigmen tanaman yang dikonversi menjadi vitamin A dalam tubuh
kita. Ubi juga merupakan sumber vitamin C, folat, dan serat. Dan seperti kacng, ubi
serbaguna.
F. Sayuran
Manfaat sayuran untuk wanita hamil sudah tidak diragukan, terutama sayuran yang
berwarna hijau tua. Contohnya bayam, atau sayuran berdaun hijau lain yang serat
dengan vitamin dan nutrisi, termasuk vitamin A,C, dan K, serta folat yang sangat
penting.
G. Daginng tanpa lemak
Daging adalah sumber protein berkualitas tinggi, carilah daging tanpa lemak atau
lemak yang dipisahkan. Ketika membeli daging merah, sangat susah untk
mendapatkan daging yang bebas lemak.
H. Protein
Selama masa kehamilan, ibu hamil juga membutuhkan asupan protein 25mg per hari,
lebih banyak dari kebutuhan normalnya. Protein ini sangat diperlukan untuk
pembangunan sel-sel baru pada janin dan juga untuk pembentukan semua bahan
pengatur seperti hormone ibu dan janin. Protein hewani bisa diperoleh dari daging
sapi, ungags, ikan , susu, telur. Dan protein nabatinya bisa anda peroleh dari tahu,
tempe, mentega, kacang, dan lainnya.
I. Buah-buaha yang dianjurkan untik ibu hamil.
Buah mangga, buah papaya, semua jenis papaya, buah tomat, buah pisang, buah
semangka.
J. Buah-buahan yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
Buah nanas
Karena nanas yang dikonsumsi akan berinteraksi dengan lambung akan
mengakibatkan menjadi soda+asam yang tinggi maka perut terasa kembung akibat
soda asam lambung bereaksi, akhirnya yang terjadi kita diare muntah-muntah dan
perut menjadi kram.
7. Evaluasi
Pertanyaan yang ingin diajukan berikut kunci jawaban
a. Sebutkan nutrisi yang baik bagi ibu hamil?
b. Sebutkan buah-buahan yang dianjurkan untuk ibu hamil?
c. Sebutkan buah-buahan yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil?
8. Buku Sumber/Referensi :
http://bidanku.com/gizi-dan-nutrisi-ibu-hamil
http://www.bunda.co.id/spa/content/10-makanan-sehat-untuk-wanita-hamil.php
http://www.deherba.com/nutrisi-yang-harus-dipenuhi-oleh-ibu-hamil.html
http://family.fimela.com/seputar-kehamilan/hamil-sehat/makanan-ibu-hamil-wajib-
dikonsumsi-saat-trimester-pertama
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK
MAHASISWA/NIM : RENNY FEBRIANTI
PEMBIMBING :