Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS

KETERAMPILAN IPS

Dosen Pengampu :

Kelompok 8

Firman Afandi ()

Raden Karyadi ()

Chairul Fahmi ()

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzar

Kabupaten Lombok Utara

Tahun Akademik 2020/2021


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud keterampilan IPS?


2. Apakah yang dimaksud keterampilan bertanya?
3. Apakah yang dimaksud keterampilan bertanya untuk mengumpulkan data?
4. Apakah yang dimaksud keterampilan menyusun dan menguji generalisasi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan IPS.


2. Untuk mengetahui apa yang di maksud keterampilan bertanya
3. Untuk mengetahui pengertian keterampilan mengumpulkan data
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud keterampilan mnyusun, menguji
gerneralisasi.
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Keterampilan Bertanya

Dalam berbagai kegiatan kehidupan sehari-hari orang biasa bertanya. Kegiatan Tanya
jawab ini terjadi di rumah, di pasar, perjalanan, di kantor, di sekolah, dan dimanapun
selalu terjadi kegiatan tanya jawab.
Begitu pun halnya seorang guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya yang
optimal karena diantara beberapa provesi sebagaimana dikemukakan di atas, gurulah
yang paling sering menggunakan pertanyaan dalam tugas mengajarnya setiap hari.
Meskipun tujuan berbagai pendidikan yang ada memiliki perbedaan mendasar, guru pada
umumnya selalu bertanya kepada muridnya. Bentuk pertanyaan bisa dilakukan kepada
siswa secara individu maupun secara kelompok atau ke seluruh kelas. Dari beberapa hasil
penelitian terbukti bahwa penggunaan pertanyaan memiliki pengaruh yang sangat berarti,
tidak hanya terhadap hasil belajar siswa tetapi juga terhadap situasi sosial di lingkungan
kelas maupun antara murid dengan murid.

     Guru yang menggunakan strategi bertanya yang baik terhadap siswa secara individual
ternyata membantu siswa memiliki harga diri, menciptakan rasa aman dan memahami
identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar,
juga meningkatka cara berfikir siswa, mempengaruhi secara positif, dalam pencapaian
hasil belajar siswa, menjamin rasa percaya dan kemampuan dirinya dalam belajar
(Cuningham, 1994).
Dengan memperhatikan kutipan di atas ternyata bahwa guru tidak hanya berlatih
bagaimana bertanya yang baik dan benar, tetapi juga hurus memahami bagaimana
pengarahan setiap bentuk dan jenis pertanyaan terhadap proses belajar siswa di dalam
kelas. Tujuan pengajuan pertanyaan kepada siswa dalam proses pembelajaran adalah
untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan kemampuan berfikir dan melatih
kebenaran siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru. Dalam proses pembelajaran, pertanyaan baik berupa kalimat Tanya
maupun suruhan menuntut siswa untuk mengemukakan pendapatnya maupun untuk
mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
Contoh kalimat Tanya” Siapakah proklamator Republik Indonesia?” Pertanyaan ini
adalah kalimat Tanya yang menuntut siswa untuk mwngingat kembali apa yang
dipelajarinya.
Contoh kalimat suruhan” Jelaskan pendapatmu tentang hutan di Kalimantan dan di
Sumatera pada tahun 2000, jika kebakaran hutan terus terjadi dan tidak bias dipadamkan
dengan sempurna?”
Cara mengajukan pertanyaan yang baik dan efektif dalam proses pembelajaran, agar
memperoleh hasil positif bagi kegiatan belajar siswa, bukanlah sesuatu hal yang mudah
bagi guru IPS. Oleh karena itu seorang guru dalam pembelajaran IPS harus berusaha agar
memahami dan menguasai keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan dasar
mengajar.
Berbicara tentang keterampilan bertanya terdiri dari keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut. (Bolla dan Pah, 1984). Keterampilan bertanya dasar
memiliki beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam menyajikan pertanyaan,
sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya
dasar, yang lebih mengutamakan upaya mengembangkan kemampian berfikir siswa agar
terbiasa melakukan inisiatif sendiri.

Terdapat beberapa pertanyaan yang baik, bila guru akan mengajukan pertanyaan kepada
siswa saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu:
1. Pertanyaan diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti
oleh siswa.
2. Pertanyaan diungkapkan secara singkat dan jelas.
3. Pertanyaan tidak terlalu luas cakupannya, bersifat spesifik atau khusus.
4. Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna yang ganda.
Selain bentuk pertanyaan yang harus memenuhi syarat, cara mengajukan pertanyaan pun
harus memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Pertanyaan hendaklah diajukan ke seluruh kelas, kemudian menunjuk seseorang
siswa untuk nenjawabnya. Hal ini untuk memberi waktu kepada semua anak untuk
befikir tentang jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru.
2. Tidak memancing jawaban serentak.
3. Adakan penyebaran dan pemindahan giliran bagi siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
4. Hindari pengulangan pertanyaan yang berkali-kali untuk melatih anak agar lebih
memusatkan perhatiannya pada guru pada saat guru mengajukan pertanyaan.

Beberapa alasan mengapa sseorang guru sangat penting memiliki keterampilan bertanya,
antara lain:
1. Kebiasaan guru terlalu sering menggunakan metode ceramah, kebiasaan siswa
dalam bertanya dapat melatih siswa untuk mengemukakan gagasan dan memperbaiki
salah persepsi tentang bertanya.
2. Kebiasaan guru menggunakan metode ceramah tidak menguntungkan bagi
tercapainya tujuan pembelajaran karena cenderung menempatkan guru sebagai sumber
informasi, sedangkan siswa hanya sebagai penerima informasi yang pasif.
3. Latar belakang kehidupan anak di lingkungan keluarga dan masyarakat kurang
melatih anak untuk mengeluarkan pendapat atau mengajukan pertanyaan.
4. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menuntut siswa lebih banyak terlibat secara
mental dalam proses pembelajaran, seperti bertanya dan berusah mengemukakan
jawaban-jawaban dari suatu masalah yang dihadapi siswa.
5. Adanya anggapan yang keliru tentang tujuan penggunaan pertanyaan yang hanya
dianggap suatu instrument untuk menilai hasil belajar siswa.

Pembelajaran pada diri guru diantaranya ialah, dari banyak memberi informasi menjadi
lebih banyak mengundang interaksi. Begitupun dari pihak siswa, dari lebih banyak
mendengarkan informasi dari guru menjadi lebih banyak berpartisipasi dalam bentuk menjawab
pertanyaan dan mengajukan pendapat.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai agar seorang guru dapat mengajukan pernyataan
dengan menggunakan keterampilannya bertanya dasar yang tepat, sehingga dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Tujuan yang ingin dicapai dengan mengajukan pertanyaan antara lain
ialah:
1)      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2)      Memusatkan perhatian siswa terhadap mutu pokok bahasan atau konsep.
3)      Mendiagnosa kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4)      Mengembangkan Cara Belajar Siswa Aktif CBSA).
5)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6)      Memperbaiki salah pengertian dan salah pemahan konsep oleh siswa.
7)      Mendorong siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi.
8)      Menguji dan mengukur hasil belajar siswa. (Bolla dan Pah; 1984).

Agar tujuan pengguna keterampilan bertanya dapat tercapai dengan baik, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 
1)      Guru harus dapat memperhatikan ketepatan dalam pemakaian bahasa, sehingga anak dapat
memahami suatu konsep secara logis jika pertanyaan ringkas dan jelas, serta frekuensi
pertanyaan tidak terlalu tinggi untuk jarak waktu yang tidak lama.
2)      Pertanyaan yang dikemukakan guru perlu diarahkan pada pelajaran atau informasi yang
dikaitkan selaras dengan materi pelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
3)      Pertanyaan harus disusun dengan kata-kata yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
yang ada dalam suatu kelas agar maksud pertanyaan dapat tercerna oleh fikiran mereka.
4)      Pilihan dan penggunaan kata-kata sebaiknya seefesien mungkin.
5)      Dalam menyusun pertanyaan dapat diberikan kata-kata kunci untuk mengarahkan jawaban
siswa.
Pertanyaan yang diajukan oleh guru sebaiknya dipusatkan kepada dua permasalahan
yaitu:
1)      Memfokuskan kepada ruang lingkup pertanyaan yang bersifat luas atau terbuka dan pertanyaan
yang menyempit. Contoh pertanyaan yang terbuka atau luas” Apa akibat kepadatan penduduk
bagi Negara Indonesia?” “Bagaimana cuaca berpengaruh bagi kehidupan manusia?” akan lain
dengan pertanyan “Apa akibat kepadatan penduduk terhadap kesempatan kerja di Indonesia?”
atau “Bagaimana pengaruh cuaca terhadap kehidupaan petani di Indonesia?” pertanyaan terakhir
lebih terfokus kepada suatu permasalahan yang khusus. Sehingga memungkinkan siswa untuk
bisa menjawabnya secara lebih terarah kepada jawaban yang dikehendaki.
2)      Memfokuskan terhadap jumlah tugas yang harus dilakukan siswa sebagai akibat pertanyaan
guru. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang meminta dilakukannya suatu tugas sehingga
lebih jelas apa yang harus dilakukan siswa secara khusus.
Contoh pertanyaan ialah :”Apa pengaruh kepadatan penduduk terhadap kesempatan kerja,
pendidikan dan kesejahteraan rakyat Indonesia?” dengan pertanyaan tersebut bermanfaat bagi
siswa berfikir untuk memikirkan beberapa fokus permasalahan sebagai jawaban pertanyaan yang
diajukan oleh guru.

Jika siswa gagal menjawab atau jawabannya kurang sempurna atas pertanyaan yang
diajukan guru, maka guru perlu melakukan antara lain hal-hal sebagai berikut:
1)      Menyusun kembali redaksi pertanyaan dengan makna yang sama. Kegagalan siswa dalam
menjawab pertanyaan umumnya karena kegagalan dalam memahami kata-kata atau konsep
dalam pertanyaan. Guru dapat menghindari kata-kata dalam pertanyaan yang sulit dimengerti
siswa.
2)      Mengajuka pertanyaan yang sederhana dan relevan dengan pertanyaan sebelumnya, misalnya
dengan menunjuk dan menggunakan pengalaman siswa atau pengetahuan yang ada untuk
membantu siswa menafsirkan pertanyaan.
3)      Mereview informasi yang diberikan sebelumnya ada kalanya dapat membantu siswa dalam
menjawab pertanyaan. Kegagalan dalam menjawab pertanyaan sebagai tanda bahwa reaksi
pembelajaran memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Ada beberapa kebiasaan yang perlu dihindari dalam mengajukan pertanyaan antara lain:
1)      Mengulangi pertanyaan sendiri.
2)      Mengulangi jawaban siswa.
3)      Menjawab pertanyaan sendiri.
4)      Pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
5)      Pertanyaan ganda.
6)      Menunjuk salah seorang siswa sebelum pertanyaan diajukan.

Komponen-komponen bertanya lanjut adalah sebagai berikut:


1)      Pengubahan tingkat konitif dalam menjawab pertanyaan.
2)      Pengaturan urutan pertanyaan.
3)      Penggunaan pertanyaan melacak.
4)      Peningkatan terjadinya interaksi

Disamping keeterampilan bertanya yang digunakan guru dalam proses pembelajaran IPS,
ada pula keterampilan bertanya yang digunakan untuk mengumpulkan data, antara lain:
1)      Wawancara (Interview)
Adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara
kepada responden. Jawaban-jawaban dari responden dicatat dan direkam dengan alat perekam
(recorder).
2)      Penyebaran Angket
Angket merupakan alat atau teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan
daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
B. Keterampilan bertanya untuk mengumpulkan data
Keterampilan bertanya sangat diperlukan dalam mengumpulkan data antara lain
melakukan wawancara dan menyusun angket. Berikut ini adalah pemahaman dari teknik
pengumpulan data dengan wawancara dan angket.
a.             Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara
langsung oleh pewawancara (pengumpul data kepada responden/orang yang
diwawancarai). Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian dari wawncara.
Keuntungan Wawancara
1)             Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa atau terbiasa
membaca dan menulis.
2)             Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera
menjelaskannya.
3)             Wawancara dapat mengecek kebenaran responden dengan mengajukan
pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak gerik responden.

Kerugian Wawancara
1)             Wawancara memerlukan biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan uang
harian pengumpul data.
2)             Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.
3)             Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu respoden.
4)             Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan penerimaan dan
kerja sama yang baik dari responden yaitu sebagai berikut:
Penampilan fisik.,Sikap dan tingkah laku pewawancara, Pewawancara harus
memperkenalkan identitas dan memperkenalkan diri, Persiapan.
b.             Mengumpulkan Data Menggunakan Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar
pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
Kelebihan teknik angket adalah sebagai berikut:
1)             Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirim
melalui pos.
2)             Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.
3)             Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan
oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.
Kekurangan teknik angket adalah sebagai berikut:
1)             Jika angket dikirim melalui pos, maka persentase yang dikembalikan relatif
rendah.
2)             Angket tidak dapat digunakan untuk orang yang tidak terbiasa membaca dan
menulis.
3)             Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada
kesempatan untuk mendapat penjelasan.
c.             Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
kepada subjek penelitian.
Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer dan dokumen sekunder. Dokumen
primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu
peristiwa. Sedangkan dokumen sekunder adalah jika suatu peristiwa dilaporkan kepada
orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang yang menerima informasi tersebut.
C. Keterampilan menyusun dan menguji generalisasi
1.      Keterampilan Menyusun Generalisasi
Generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk yang lengkap yang
merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan bagi
IPS. 
Fakih Salawi (1998) mengemukakan pula beberapa ketentuan tentang generalisasi yaitu:
a)      Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna,
b)      Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep,
c)      Generalisasi mengemukakan sejumlah besar informasi,
d)      Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian,
e)      Generalisasi yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang harus
diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula.

Untuk menyusun suatu generalisasi diperlukan logika berfikir yang bersifat universal dan
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu guru IPS maupun anak didiknya
harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis.  Hal itu menuntut keterampilan, baik
keterampilan fisik biologis maupun keterampilan mental psikologis.
Bagi seorang guru untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini:
1)      Diperlukan sikap kehati-hatian yang tinggi dalam menyusun dan menetapkan sebuah
generalisasi.
2)      Generalisasi yang disusun hendaklah didukung oleh data-data yang akurat dan
representatif(mewakili seluruh populasi yang digeneralisasikan).
3)      Penyusun atau pembuat generalisasi adalah orang-orang yang bersifat objektif dan
meninggalkan sifat-sifat yang subjektif.
4)      Jangan terlalu tergesa-gesa dalam membuat generalisasi agar tidak keliru dalam
mengambil suatu keputusan dan merugikan pihak lain.
5)      Bila mungkin, pengumpulan data, penganalisan data perlu ditinjau kembali agar tidak
terjadi kekeliruan dalam mengambil suatu kesimpulan.

2.      Keterampilan Menguji Generalisasi


Setiap generalisasi yang telah disusun dan dikembangkan masih perlu diuji kebenaran
dan keabsahannya. Sebelum kita menguji suatu generalisasi maka perlu dipahami dulu
beberapa karakteristik berikut ini:
1)        Generalisasi harus merupakan kalimat yang lengkap.
2)        Generalisasi merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku sebagai
suatu prinsip atau ketentuan pada konteks IPS.
3)        Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep yang membentuknya.
4)        Konsep yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di
lapangan.
5)        Kalimat yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal.

Dalam menyusun, Mengembangkan dan menguji kebenaran generalisasi harus dilatih


melalui kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina konsep.  Ketekunan
melatih diri, ketekunan memberikan latihan mengembangkan generalisasi kepada anak
didik merupakan dasar yang akan membina kemampuan mengembangkan generalisasi.
Generalisasi mengandung logika yang bersifat universal yang tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu.oleh karena itu untuk mampu mengembangkan generalisasi baik bagi guru IPS
maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu semua
menuntut keterampilan baik keterampilan fisik-biologis maupun keterampilan mental
psikologis.

Langkah terakhir dalam menetapkan generalisasi ialah menguji kebenaran generalisasi


itu, agar terhindar dari penyusunan generalisasi yang keliru atau salah. Secara umum
dapat disimpulkan bahwa ada 3(tiga) langkah utama yang harus ditempuh dalam menguji
generalisasi yaitu:
1)        Memiliki konsep-konsep yang membentuk generalisasi itu.
2)        Membuktikan konsep-konsep itu apakah didukung oleh fakta-fakta.
3)        Memeriksa fakta-fakta pendukung konsep apakah ada bukti nyata dilapangan.
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai